L K j I P
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGADILAN NEGERI BAUBAU KELAS IB
TAHUN 2017
Jalan Betoambari No. 57 Kota Baubau – Sulawesi Tenggara 93725 Telp/Fax. (0402) 2821010 – 2821020 Website : www.pn-bau-bau.go.id / SIPP : www.sipp.pn-bau-bau.go.id Email : peen.baubau@gmail.com / master_pn_baubau@yahoo.com
ii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji dan syukur kepada Allah SWT, Kami telah menyelesaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB Tahun 2017.
Laporan ini adalah bagian dari implementasi transparansi dan akuntabilitas kinerja dalam kerangka (Goodgovernance) di lingkungan Mahkamah Agung Republik Indonesia sebagai lembaga yang mengemban tugas yudikatif berdasarkan mandat konstitusi. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) ini merupakan media pertanggungjawaban Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB dalam memenuhi harapan publik.
Sepanjang tahun 2017, Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB telah melalui dinamika yang mempengaruhi kinerja dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. Berbagai upaya perbaikan kinerja terlah dilakukan untuk menjawab setiap tantangan dan hambatan yang kami hadapi. Untuk itu dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) ini segenap capaian kinerja kami sajikan secara lebih rinci yang mencakup keberhasilan maupun hambatan selama periode Tahun 2017dalam upaya mencapai visi dan misi Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB yang tertuang dalam Rencana Strategis Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB Tahun 2015-2019.
Kami menyadari bahwa kredibilitas Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB sebagai Pengadilan Negeri yang telah meraih ISO 2001:2008 dan juga mendapat predikat A “Excellent” dati Tim Akreditasi Penjaminan Mutu Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI yang tidak hanya ditentukan dari pencapaian – pencapaian yang disajikan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) ini namun kami akan terus berbenah untuk dapat mencapai kualitas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) yang diharapkan.
Sebagai bentuk syukur atas pencapaian tersebut, segenap jajaran pimpinan dan pelaksana Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB terus berkomitmen agar senantiasa melakukan upaya untuk memperbaiki kinerja sekaligus memantapkan peran Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB di masa yang akan datang. Kami berharap Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB Tahun 2016 ini dapat memenuhi harapan segenap pemangku kepentingan dan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB.
Ditetapkan di : Baubau Pada Tanggal : 23 Januari 2018
Ketua Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB,
SUTAJI, SH. MH NIP. 19640502 199212 1001
[DAFTAR ISI] TA. 2017
iii
DAFTAR ISI
BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
B. Tugas Pokok dan Fungsi C. Sistematika Penyajian
BAB. II PERENCANAAN KINERJA A. Rencana Strategis 2015 s/d 2019 B. Program Utama dan Kegiatan Pokok
C. Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2019 Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB D. Perjanjian Kinerja Tahun 2018 Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB
(Dokumen Penetapan Kinerja)
BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
SASARAN 1 TRWUJUDNYA PROSES PERADILAN YANG PASTI, TRANSPARAN DAN AKUNTABEL
1.1 Persentase sisa perkara yang diselesaikan 1.2 Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu 1.3 Persentase penurunan sisa perkara
1.4 Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum
1.5 Persentase perkara pidana anak yang diselesaikan dengan diversi 1.6 Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan.
SASARAN 2 PENINGKATAN EFEKTIFITAS PENGELOLAAN PENYELESAIAN PERKARA 2.1 Persentase penyelesaian minutasi perkara sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan 2.2 Persentase salinan putusan yang diterima oleh Pengadilan pengaju tepat waktu
2.3 Persentase perkara yang diselesaikan melalui mediasi.
SASARAN 3 MENINGKATNYA AKSES PERADILAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DAN TERPINGGIRKAN
1.1 Persentase perkara prodeo yang diselesaikan
1.2 Persentase perkara permohonan (Voluntair) indentitas hukum
1.3 Persentase pencari keadilan yang mendapat Layanan Bantuan Hukum.
SASARAN 4 MENINGKATNYA KEPATUHAN TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN 4.1 Persentase putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi)
B. AKUNTABILITAS KEUANGAN
A. PAGU DAN REALISASI DIPA (01) BADAN URUSAN ADMINISTRASI 1. Belanja Pegawai
a. Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA‐KL) b. Pelaksanaan Anggaran
c. Sisa Anggaran Pelaksanaan 2. Belanja Barang
a. Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembag (RKA‐KL) b. Pelaksanaan Anggaran
iv c. Sisa Anggaran Pelaksanaan
3. Belanja Modal
a. Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA‐KL) b. Pelaksanaan Anggaran
c. Sisa Anggaran Pelaksanaan
B. PAGU DAN REALISASI DIPA (03) DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM a. Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA‐KL)
b. Pelaksanaan Anggaran c. Sisa Anggaran Pelaksanaan AKUNTABILITAS KINERJA LAINNYA
Peningkatan Sarana dan Prasarana untuk Mendukung Kinerja
LAMPIRAN - LAMPIRAN
1. Struktur Organisasi Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB.
2. Surat Keterangan Tim Penyusunan Laporan Akuntansi Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017, Dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2018 dan Rencana Kinerja Tahun 2019 pada Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB.
3. Surat Keterangan tentang Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 pada Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB.
4. Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2018 5. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2019 6. Review Indikator Kinerja Utana Tahun 2017
7. Review Dokumen Rencana Strategis Tahun 2015 – 2019
[BAB I. PENDAHULUAN] TA. 2017
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) 1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) adalah salah satu rangkaian kegiatan yang harus dilakukan setiap tahun dan merupakan salah satu bentuk manifestasi dari evaluasi semua rangkaian yang telah dilakukan selama satu tahun anggaran dan sebagai acuan penilaian atas pelaksanaan Reformasi Birokrasi Mahkamah Agung dan jajaran Peradilan dibawahnya, serta fungsinya sebagai lampiran Laporan Keuangan Pemerintah Pusat yang akan disampaikan kepada DPRI RI sebagai pertanggung jawaban atas pelaksanaan APBN. Kesemuanya harus terangkum dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP), selain sebagai bahan evaluasi dari rangkaian program yang telah dicanangkan pada awal tahun anggaran juga sebagai bahan pijakan dalam menyusun langkah-langkah pada tahun berikutnya.
Berdasarkan pasal 24 ayat (2) Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen dikatakan bahwa “Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang berada dibawahnya dalam lingkungan Peradilan Umum, Lingkungan Peradilan Agama, Lingkungan Peradilan Militer, Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara, dan oleh Mahkamah konstunsi”. Dengan amandemen Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut, khususnya Bab IX tentang Kekuasaan Kehakiman pasal 24 telah membawa perubahan penting terhadap penyesuaian tersebut, lahirlah Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 jo Undang-Undang Nomor 2004 tentang Mahkamah Agung.
Berdasarkan pasal 21 ayat (2) Undang – Undang Nomor 48 Tahun 2010 tentang Kekuasaan Kehakiman disebutkan Bahwa “Ketentuan mengenai organisasi, administrasi dan financial badan peradilan sebagaimana dimaksud ayat (1) untuk masing – masing lingkungan peradilan diatur dalam undang-undnag sesuai dengan kekhususan lingkungan peradilan masing-masing”. Dengan demikian berdasarkan pasal tersebut, lahirlah apa yang disebut dengan peradilan satu atap. Sebagai realisasi dari dasar tersebut lahirlah Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2010 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum
Sebagai lembaga Pemerintah, Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB merupakan Pengadilan Tingkat Pertama dibawah kekuasaan Mahkamah Agung dan hal ini juga merupakan tanggung jawab untuk melaksanakan tugas dan fungsi yang diamanatkan oleh Undang-Undang atau Rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi. Kewajiban tersebut dijabarkan dengan menyiapkan, menyusun dan menyampaikan Laporan Kinerja secara tertulis, periodik dan melembaga. Pelaporan Kinerja dimaksudkan untuk mengkonsumsikan capaian kinerja Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB dalam satu tahun anggaran yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan dan sasaran serta menjelaskan keberhasilan dan kegagalan tingkat kinerja yang dicapainya.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) 2
Undang-Undang Nomor. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas korupsi, Kolusi dan Nepotisme, Pasal 3 dinyatakan bahwa azas-azas umum Penyelenggaran Negara meliputi Azas Kepastian Hukum, Azas Keterbukaan, Azas Proporsionalitas, Azas Profesionalitas dan Azas Akuntabilitas.
Sedangkan untuk menciptakan Good Governance diperlukan prinsip-prinsip partisipasi, penegakan hukum, transparansi, kesetaraan, daya tanggap, wawasan kedepan, akuntabilitas, pengawasan, efisiensi dan efektifitas, serta profesionalisme. Kemudian prinsip akuntabilitas di tegaskan lagi dalam visi, misi dan program membangun Indonesia yang aman, adil dan sejahtera melalui program meningkatkan pengawasan untuk menjamin akuntabilitas, transparansi, dan perbaikan kinerja aparatur Negara/Pemerintah.
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan tiap tahun disusun dalam rangka penerapan Reformasi Birokrasi Mahkamah Agung pada Area Akuntabilitas dan Mewujudkan Manajemen Perencanaan Kinerja di Lingkungan Mahkamah Agung dengan mengacu pada Peraturan Presiden Nomor : 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Permenpan Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan tata Cara review atas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB merupakan lingkungan peradilan umum di Mahkamah Agung RI sebagai pelaksanaan kekuasaan kehakiman yang merdeka yang menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan, dengan tugas pokok menerima, memeriksa, memutuskan perkara pidana dan perkara perdata pada tingkat pertama yang diajukan serta tugas lain diberikan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB sebagai salah satu Badan Peradilan, merupakan Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB yang dipimpin oleh seorang Ketua dibantu oleh seorang wakil Ketua, yang kedua – duanya dinamakan Pimpinan Pengadilan, bertugas dan bertanggung jawab atas terselenggaranya peradilan dengan baik dan menjaga terpeliharanya citra dan wibawa Pengadilan.
Mengingat luas lingkup tugas dan beratnya beban pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pengadilan, maka dalam hal penyelenggaraan administrasi pengadilan oleh undang-undang dibedakan menurut jenisnya kedalam :
A. Administrasi Kepaniteraan.
B. Administrasi Sekretariatan.
Pimpinan Pengadilan menciptakan koordinasi antar pimpinan unit struktural dan pejabat teknis.
Tugas dan wewenang Ketua Pengadilan adalah sebagai berikut :
[BAB I. PENDAHULUAN] TA. 2017
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) 3
1. Ketua Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB
Menetapkan Rencana Kerja Tahunan.
Melaksanakan pembinaan kepegawaian.
Melaksanakan konsultasi ke Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung RI.
Menerima dan mendisposisi berkas perkara.
Menugaskan Hakim Pengawas bidang/wasmat.
Memimpin pelaksanaan eksekusi.
Menerima dan memeriksa perkara.
Memutus perkara.
Melaksanakan Aanmaning dan melaksanakan pemeriksaan keuangan perkara.
2. Wakil Ketua Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB
Menerima dan menetapkan berkas perkara.
Menetapkan hari sidang.
Memutus perkara.
Menandatangani penetapan dan perpanjangan penahanan.
Melaksanakan konsultasi ke Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung RI.
Melaksanakan koordinasi di bidang pengawasan.
3. Majelis Hakim.
Memeriksa dan mengadili berkas perkara yang diberikan, dan juga melakukan pemeriksaan tambahan untuk mendengar sendiri dari para pihak dan saksi.
Bertanggungjawab atas pembuatan dan kebenaran berita acara persidangan serta menandatanganinya.
Mengemukakan pendapat dalam musyawarah dan menandatangani putusan yang sudah diucapkan dalam persidangan.
Melaksanakan pembinaan dan mengawasi bidang hukum, perdata, pidana, bidang keuangan dan umum.
Dalam melaksanakan tugas tersebut diatas pimpinan Pengadilan didukung oleh seorang Panitera dan pimpinan unit struktural serta pejabat peradilan lainnya.
A. Administrasi Kepaniteraan.
1. Panitera.
Menerima, mendisposisi dan menandatangani surat-surat
Menandatangani Penetapan penunjukan Panitera pengganti
Menandatangani turunan putusan
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) 4
Mengelola keuangan perkara
Melaksanakan pembinaan pegawai bersama-sama dengan pimpinan
Menandatangani laporan bulanan 6 bulan dan tahunan
Melaksanakan konsultasi ke Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung RI
Menyusun dan membuat program rencana kerja tahunan
Menandatangani Surat Kuasa dari Penasehat Hukum dan Kuasa Insidentil
Menandatangani salinan perpanjangan Penahanan
Melegalisir Fotocopy bukti surat perkara
Melegalisir Fotocopy perkara banding dan kasasi
Melaksanakan Eksekusi
2. Panitera Muda Perdata
Menerima Pendaftaran Perkara
Menerima dan Melaksanakan Surat surat masuk
Menerima berkas perkara
Membuat Penetapan-penetapan Perkara
Membuat Berita acara sidang
Pengetikan Putusan
Memasukkan data perkara ke CTS (SIPP)
Minutasi Perkara
3. Panitera Muda Pidana
Menerima Pendaftaran Perkara
Menerima dan Melaksanakan Surat surat masuk
Menerima berkas perkara
Membuat Penetapan-penetapan Perkara
Membuat Berita acara sidang
Pengetikan Putusan
Memasukkan data perkara ke CTS (SIPP)
Minutasi Perkara
Membantu panitera dalam menyelenggarakan segala urusan yang berkaitan dengan perkara pidana, banding, kasasi dan peninjauan kembali, dan grasi serta tugas lain berdasarkan peraturan yang berlaku.
[BAB I. PENDAHULUAN] TA. 2017
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) 5
4. Panitera Muda Hukum
Menerima Pendaftaran Perkara
Menerima dan Melaksanakan Surat surat masuk
Menerima berkas perkara
Membuat Penetapan-penetapan Perkara
Membuat Berita acara sidang
Pengetikan Putusan
Memasukkan data perkara ke CTS (SIPP)
Minutasi Perkara
Membantu panitera melakukan urusan data perkara, statistik dan membuat laporan perkara.
5. Panitera Pengganti
Membuat Penetapan-penetapan perkara
Membuat berita acara sidang
Pengetikan putusan
Minutasi Perkara
Memasukkan data perkara ke CTS (SIPP)
6. Juru SIta/Jurusita Pengganti
Melaksanakan pemanggilan para pihak
Melaksanakan pemberitahuan kepada para pihak
Membuat berita acara aanmaning
Melaksanakan sita jaminan, sita eksekusi dan eksekusi
B. Administrasi Sekretariatan.
1. Sekretaris
Membuat dan menyusun rencana kerja
Melaksanakan tugas-tugas kesekretariatan
Melaksanakan pengawasan dan evaluasi bidang kesekretariatan
Menyusun Laporan-laporan
Melaksanakan koordinasi ke Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung RI
Mengelola Anggaran
Menerima, mendisposisi dan menandatangani surat-surat
Melaksanakan pembinaan pegawai bersama-sama dengan pimpinan
Menandatangani laporan bulanan, 4 bulan, 6 bulan dan tahunan
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) 6
Menyusun dan membuat program rencana kerja tahunan
2. Sub Bagian Kepegawaian, Organisasi dan Tata Laksana
Meneliti Surat-surat Masuk
Mengoreksi Konsep Surat
Menyiapkan Bahan Laporan
Menyiapkan Bahan-bahan RapaT.
Melakukan penyiapan bahan usul kenaikan pangkat dan Pensiun
Mengelola Aplikasi kepegawaian
Melakukan Penyiapan bahan usul kenaikan Gaji Berkala
3. Sub Bagian Umum dan Keuangan
Melakukan Pengujian Surat Perintah Pembayaran
Menandatangani Surat Perintah Membayar
Melakukan Rekonsiliasi ke KPPN
Membuat laporan-laporan
Meneliti surat-surat masuk
Mengelola Aplikasi Keuangan
Membuat rancangan program kerja urusan umum
Melaksanakan Rekonsiliasi BMN Semester dengan KPKNL
Melakukan segala urusan yang berkaitan dengan masalah ATK dan barang - barang inventaris
Membuat laporan urusan umum
Mengadakan pengawasan terhadap tugas bawahan
4. Sub Bagian Perencanaan, TI dan Pelaporan.
Menyusun Bahan RKAKL dan data Pendukung
Menyusun Rencana Umum Pengadaan
Menyusun Rencana Standar Biaya Masukan
Menyusun rencana strategis dan program kerja.
Monitoring alat dan jaringan teknologi informasi.
C. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Sistematika penulisan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) pada Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB adalah sebagai berikut :
[BAB I. PENDAHULUAN] TA. 2017
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) 7
BAB I Pendahuluan
Pada Bab ini disajikan penjelsanan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (Strategic Issued) yang sedang dihadapi organisasi.
BAB II Perencanaan Kinerja,
Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtiar perjanjian kinerja tahu yang bersangkutan.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
A. Capaian Kinerja Organisasi
Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setia pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capain kierja sebagai berikut :
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi 4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika ada);
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan ata peningkatan/penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan;
6. Analisis atas efisiensi penggunan seumber daya;
7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.
B. Realisasi Anggaran
Pada sub bagian ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan Dokumen Perjanjian Kinerja.
BAB IV Penutup
Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.
Lampiran :
1. Perjanjian Kinerja
Lain-lain yang dianggap perlu (penghargaan yang diterima oleh satker)
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) 8
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. RENCANA STRATEGIS 2015 s/d 2019
Dalam sistem Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP), perencanaan strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional dan global, dan tetap berada dalam tatanan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan pendekatan perencanaan strategis yang jelas dan sinergis, instansi Pemerintah lebih dapat menyelaraskan visi misinya dengan potensi, peluang dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan akuntabilitas kinerjanya.
Pada Prinsipnya setiap satuan kerja seharusnya mempunyai barometer untuk menilai sampai sejauh mana roda organisasi berjalan dengan baik atau tidak, apa hambatan dan tantangan serta tujuan yang belum dicapai. Para Pegawai/staf juga mempunyai peranan yang sama dalam memajukan dan menjalankan roda organisasi tersebut, sehingga kualitas kinerja pegawai dimaksud, adalah merupakan suatu yang mutlak demi maksimalnya pelayanan) (Client Service), baik internal maupun secara eksternal kepada para pencari keadilan.
Kualitas keterampilan (skill) pegawai/staf selaku pelaksana tugas dan karya tentunya harus dimulai dari diri sendiri yang bertekad untuk meningkatkan kualitas pribadi dalam menunjang tugas pokok dan fungsi masing-masing (SDM). Kami sadari sarana dan prasarana serta fasilitas tak kalah pentingnya guna mencapai tujuan tersebut yang sekarang ini masih terbatas.
Salah satu unsur pokok untuk terwujudnya sistem akuntabilitas pada pelaksanaan tugas pokok Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB adalah terus tersusun dan terprogram setiap rencana dalam satu bentuk Rencana Strategis (RENSTRA) dengan berbasis kinerja yang merupakan pedoman pelaksanaan Tupoksi, sehingga segala bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan dapat diatur secara terencana dan terukur, suatu perencanaan yang strategis diharapkan akan dapat meningkatkan kinerja sekaligus dapat meningkatkan pelayanan yang prima kepada masyarakat pencari keadilan.
Penyusunan rencana dan program pada hakekatnya adalah suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran/tujuan tertentu.
Adapun sasaran/tujuan mengandung pengertian bahwa perencanaan berkaitan erat dengan perumusan kebijaksanaan. Sehubungan dengan itu perencanaan pada garis besarnya terdiri atas beberapa tahapan yang harus dilalui dan dilaksanakan oleh setiap lembaga/unit/organisasi/instansi hingga di daerah sebagai berikut :
Tahapan persiapan rencana :
1. Tahap persiapan rencana yaitu mengidentifikasikan, menganalisa dan merumuskan masalah, merumuskan alternatif kebijakan dan menetapkan kebijakan.
2. Tahap penjabaran kebijaksanaan ke dalam sasaran dan anggaran yaitu mengkoordinasikan penjabaran kebijaksanaan ke dalam sasaran dan anggaran, memantapkan penjabaran sasaran
[BAB II. PERENCANAAN KINERJA] TA. 2017
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) 9
dan anggaran, menetapkan sasaran dan anggaran, menjabarkan satuan ke dalam rancangan satuan, menetapkan rancangan kegiatan, sasaran dan anggaran.
Adapun dasar penyusunan strategi tersebut dapat diimplementasikan melalui 4(Empat) strategi yaitu :
1. Mewujudkan Pengadilan yang mandiri dan independen, bebas dari campur tangan pihak lain dan transparan.
2. Mewujudkan peradilan yang efektif, efisien, bermartabat, berwibawa dan dihormati.
3. Mewujudkan kualitas pelayanan hukum secara prima kepada masyarakat pencari keadilan.
4. Mewujudkan profesional kinerja aparat Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB.
Rencana Strategis ini dengan program yang terkait, memberi inisiatif awal dengan berbagai tantangan dan masalah yang akan diatasi.
Tantangan utama meliputi :
1. Memelihara kepercayaan masyarakat Kota Baubau terhadap sistem peradilan khususnya yang berkaitan dengan tugas dan fungsi
a. Kepercayaan dan keyakinan dalam sistem peradilan di Indonesia pada umumnya telah terkikis disebabkan kelambanan dalam penyelesaian perkara, persepsi tentang korupsi, kolusi, dan nepotisme, dan akses terbatasnya pada pelayanan peradilan, solusi efektif untuk masalah tersebut adalah membuat pola dasar kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan bisa kembali pulih.
b. Rencana Strategis akan memberi prioritas pada sistem dan prosedur peradilan, perbaikan institusi serta sumber daya manusia atau operasional manajemen yang langsung mempengaruhi efesiensi pemberian pelayanan informasi publik pada peradilan, pada kejujuran dan ketidakberpihakan dari putusan.
c. Pengadilan, Transparansi dan integritas dari proses peradilan dan perlindungan kerahasiaan jika diperlukan.
d. Lebih jauh program ini akan menyatukan dan mengkoordinasikan berbagai unsur program melalui pendekatan holistik sehingga perwujudan dari visi dan misi dapat dicapai dengan target secara maksimal.
2. Rencana Strategis akan memerlukan sumber daya tetapi dapat dicapai dalam konteks keterbatasan kemampuan sumber daya yang tersedia.
Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB berusaha untuk memprioritaskan pembangunan sistem peradilan dalam anggaran yang tersedia, di samping itu Pengadilan Negeri Klas Baubau akan memobilisasi dan menggunakan secara efisien semua sumber daya internal dan eksternal dalam operasional rutin mencapai misi, tujuan dan target yang telah ditetapkan.
Dari Rencana Strategis di atas, kunci keberhasilan pembangunan yang dirumuskan melalui rencana strategis Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB kedepan dapat dirumuskan dalam 4(Empat) Aspek :
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) 10
1. Ketenagaan, mencakup :
a. Penambahan jumlah tenaga teknis dan tenaga administrasi;
b. Peningkatan kualitas melalui pendidikan dan pelatihan;
c. Penataan kembali sistem pembinaan karir pegawai menurut alur karir yang ada;
d. Penggunaan teknologi informasi dalam sistem pelaporan administrasi.
2. Sarana, mencakup :
a. Pengadaan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan nyata;
b. Pengembangan perpustakaan melalui koleksi buku, sarana dan prasarana;
c. Peningkatan jumlah anggaran melalui DIPA sesuai dengan rencana kebutuhan fisik Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB.
3. Ketatalaksanaan, mencakup :
a. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku secara optimal.
b. Melaksanakan program Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB yang telah disusun dengan tetap berdasarkan kepada ketentuan undang-undang, peraturan pemerintah, dan Sekretaris Mahkamah Agung (SEMA).
4. Hukum Materiil, mencakup:
a. Penelaahan dan inventarisasi materi hukum.
b. Memasyaraktakan hukum yang berlaku melalui sosialisasi dan dialog terhadap masyarakat umum khususnya para pencari keadilan.
1. Visi dan Misi Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB
Visi dan Misi
Visi adalah sebagai cara pandang jauh kedepan untuk mewujudkan tercapainya tugas pokok dan fungsi Mahkamah Agung RI dan Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB, Visi merupakan komitmen dan kesadaran bersama untuk mencapai tujuan bersama, sebagai instansi pemerintah yang bergerak dibidang penegakkan hukum, harus dapat berkarya secara konsisten dan tetap eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Adapun visi Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB sejalan dengan visi Mahkamah Agung Republik Indonesia yakni:
“TERWUJDNYA PENGADILAN NEGERI BAUBAU KELAS IB YANG AGUNG“
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah, sesuai visi yang ditetapkan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik,untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan tersebut diatas maka Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB mengembang misi sebagai berikut :
a. Mewujudkan pelaksanaan manajemen peradilan yang baik dan secara kesinambungan.
[BAB II. PERENCANAAN KINERJA] TA. 2017
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) 11
b. Meningkatkan kualitas, efisien, efektifitas kinerja, dan budaya kerja di lingkungan Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB.
c. Mewujudkan aparatur Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB yang professional, bersih, berwibawa, dan berakhlak karimah.
d. Meningkatkan kualitas pelayanan publik dibidang hukum dan keadilan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB.
2. Tujuan dan Sasaran Strategis
Tujuan Strategis
Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sampai dengan 5 (lima ) tahun. Adapun Tujuan yang akan dicapai kantor Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB adalah :
1. Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel 2. Peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara
3. Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan 4. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.
Sasaran Strategis
Sasaran adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai / dihasilkan instansi pemerintah dalam jangka waktu tahunan, semesteran, triwulan atau bulanan.
adapun sasaran strategis yang akan dicapai Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB adalah : 1. Peningkatan sisa perkara yang diselesaikan
2. Peningkatan perkara yang diselesaikan tepat waktu 3. Peningkatan penurunan sisa perkara
4. Peningkatan perkara yang tidak mengajukan upaya hukum
5. Peningkatan perkara pidana anak yang diselesaikan dengan diversi
6. Peningkatan index responden opencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan 7. Peningkatan penyelesaian minutasi perkara sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan 8. Peningkatan salinan putusan yang diterima oleh pengaju tepat waktu
9. Peningkatan perkara yang diselesailan dengan mediasi 10. Peningkatan perkara prodeo yang diselesaikan
11. Peningkatan penyelesaian perkara permohonan
12. Peningkatan perkara pencari keadilan golangan tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) 12
13. Peningkatan penyelesaian perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi)
3. Program Utama dan Kegiatan Pokok
Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan tahun 2016, Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB memiliki kebijakan program yaitu;
1. Kebijakan
1) Mengusulkan penambahan pegawai dan meningkatkan kemampuan serta mutu para pejabat/staf.
2) Mengikutkan para pelaksana/operator dan pejabat struktural serta fungsional untuk mengikuti pelatihan dan penjenjangan.
3) Melakukan koordinasi dengan Pengadilan Tinggi Kendari dan Mahkamah Agung RI serta masyarakat agar kinerja pimpinan dan staf peradilan berkualitas dan professional.
4) Menciptakan sistem administrasi dan informasi terpadu serta transparansi.
5) Meningkatkan sarana dan prasarana yang ada.
6) Menetapkan standarisasi biaya perkara.
7) Menyediakan informasi dan dokumentasi yang akurat untuk para pencari keadilan melalui media informasi elektronik.
2. Program
1) Penerapan kepemerintahan yang baik.
2) Peningkatan kinerja lembaga peradilan dan lembaga penegak hukum lainnya.
3) Penegakan Hukum dan Hak Azasi Manusia.
Penetapan sasaran tersebut diarahkan kepada pencapaian visi dan misi pada Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB. Dengan demikian keberhasilan pencapaian sasaran ini akan menghasilkan terwujudnya visi dan misi Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB yang sudah dirumuskan dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun 2015 – 2019.
Tabel 1.1 Matriks Rencana Strategis 2015 – 2019 Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB Tujuan Strategis 1. Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan
akuntabel
2. Peningkatan efetivitas pengelolaan penyelesaian perkara 3. Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan
terpinggirkan
4. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan
Sasaran Th. I
(2015) Th. II
(2016) Th.
(2017) Th.
(2018) Th.
(2019) Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel
Persentase sisa perkara yang
diselesaikan 100% 100% 100% 100% 100%
[BAB II. PERENCANAAN KINERJA] TA. 2017
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) 13
Persentase perkara yang
diselesaikan tepat waktu 100% 100% 95% 95% 95%
Persentase Penurunan sisa
perkara 100% 100% 90% 90% 90%
Persentase perkara yang tidak mengajukan Upaya Hukum :
Banding
Kasasi
PK
100% 100% 95% 95% 95%
Persentase Perkara Pidana Anak
yang diselesaikan dengan Diversi 100% 100% 90% 90% 90%
Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan
peradilan 100% 100% 95% 95% 95%
Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara Persentase Penyelesaian
Minutasi Perkara Sesuai dengan
jangka waktu yang ditentukan 100% 100% 100% 100% 100%
Persentase salinan putusan yang diterima oleh Pengadilan pengaju
tepat waktu 100% 100% 50% 50% 50%
Persentase perkara yang
diselesaikan melalui mediasi 50% 50% 25% 25% 25%
Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan Persentase Perkara Prodeo yang
diselesaikan 100% 100% 20% 20% 20%
Persentase perkara permohonan
(Voluntair) Identitas Hukum 100% 100% 100% 100% 100%
Persentase Pencari keadilan Golongan tertentu yang Mendapat
Layanan Bantuan Hukum 100% 100% 100% 100% 100%
Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan Persentase Putusan Perkara
Perdata yang ditindaklanjuti
(diekseskusi) 100% 100% 50% 50% 50%
B. PROGRAM UTAMA DAN KEGIATAN POKOK INDIKATOR KINERJA UTAMA
Indikator Kinerja Utama diperlukan sebagai tolak ukur atas keberhasilan sasaran strategis dalam mencapai tujuan, hubungan tujuan, sasaran, dan Indikator Kinerja Utama dengan digambarkan sebagai berikut;
Tabel 1.2 Indikator Kinerja Utama Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB
No. Kinerja Utama Indikator Kerja Utama Penjelasan Penanggung
Jawab
Sumber Data 1 Terwujudnya Proses
Peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan
Kriteria sisa perkara mengacu pada Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung Nomor
214/KMA/SK/XII/2014 tentang Jangka Waktu Penanganan Perkara di Mahkamah Agung
Surat Edaran Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2
Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) 14
Tahun 2014 Tentang Penyelesaian Perkara di Pengadilan Tingkat Pertama dan Tingkat Banding pada 4 (Empat) lingkungan Peradilan
Sisa perkara sebelumnya b. Persentase
perkara yang diselesaikan tepat waktu
Jumlah perkara yang diselesaikan dengan perkara yang harus diselesaikan
Jumlah perkara yang ada = jumlah perkata yang diterima tahun berjalan ditambah sisa perkara sebelumnya
Tepat waktu sesuai dengan Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung Nomor
214/KMA/SK/XII/2014 tentang Jangka Waktu Penanganan Perkara di Mahkamah Agung
Surat Edaran Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Penyelesaian Perkara di Pengadilan Tingkat Pertama dan Tingkat Banding pada 4 (Empat) lingkungan Peradilan
Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
c. Persentase Penurunan sisa perkara
Sisa Perkara adalah Perkara yang belum diputus pada tahun berjalan
Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan d. Persentase
perkara yang tidak mengajukan Upaya Hukum :
Banding
Kasasi
PK
Secara hukum semakin sedikit yang menagjukan upaya hokum, maka semakin puas atas putusan pengadilan
Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan e. Persentase
Perkara Pidana Anak yang diselesaikan dengan Diversi
Diversi : Anak pelaku kejahatan tidak dianggap sebagai pelaku kejahatan, melainkan sebagai korban
Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan f. Index responden
pencari keadilan
yang puas
terhadap layanan peradilan
Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Index Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Intansi Pemerintah
Panitera Laporan Semeste ran Dan Laporan Tahunan 2 Peningkatan
Efektivitas Pengelolaan
Penyelesaian Perkara
a. Persentase Penyelesaian Minutasi Perkara Sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan
Sesuai dengan Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung Nomor 214/KMA/SK/XII/2014 tentang Jangka Waktu Penanganan Perkara di Mahkamah Agung.
Minutasi adalah pengaslian kembali berkas perkara
Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan b. Persentase
salinan putusan yang diterima
Tepat waktu sesuai dengan Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung
Panitera Laporan Bulanan
[BAB II. PERENCANAAN KINERJA] TA. 2017
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) 15
oleh pengaju
tepat waktu Nomor 214/KMA/SK/XII/2014 tentang Jangka Waktu Penanganan Perkara di Mahkamah Agung
dan Laporan Tahunan c. Persentase
perkara yang diselesaikan melalui mediasi
Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan
Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan 3 Meningkatnya Akses
Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan
a. Persentase Perkara Prodeo yang diselesaikan
Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Layanan Hukum bagi Masyarakat Tidak Mampu di Pengadilan
Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan b. Persentase
perkara permohonan (Voluntair) Identitas Hukum
Identitas Hukum : Orang atau Anak yang status hukumnya tidak jelas
Ketua Pengadilan
Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan c. Persentase
Pencari keadilan Golongan tertentu yang Mendapat Layanan Bantuan Hukum
Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Layanan Hukum bagi Masyarakat Tidak Mampu di Pengadilan
Golongan tertentu yakni masyarakat miskin dan terpinggirkan
Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
4 Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan
Persentase Putusan Perkara Perdata yang ditindaklanjuti (diekseskusi)
BHT : Berkekuatan Hukum Tetap Panitera Laporan Bulanan dan Laporan Tahunan
C. RENCANA KINERJA TAHUN 2017 PENGADILAN NEGERI BAUBAU KELAS IB
Pada Tahun 2017, Pengadilan Negeri telah Memiliki Perjanjian Kinerja yang tergambar dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 1.3 Rencana Kinerja Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB Tahun 2017
No. Sasaran Strategis Indikator Kerja Utama Target
1 Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan 100%
b. Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu 95%
c. Persentase Penurunan sisa perkara 80%
d. Persentase perkara yang tidak mengajukan Upaya Hukum :
Banding
Kasasi
90%
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) 16
PK
e. Persentase Perkara Pidana Anak yang diselesaikan
dengan Diversi 30%
f. Index responden pencari keadilan yang puas
terhadap layanan peradilan 95%
2 Peningkatan Efektivitas
Pengelolaan Penyelesaian Perkara
a. Persentase Penyelesaian Minutasi Perkara Sesuai
dengan jangka waktu yang ditentukan 100%
b. Persentase salinan putusan yang diterima oleh
pengaju tepat waktu 50%
b. Persentase perkara yang diselesaikan melalui mediasi
25%
3
Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan
Terpinggirkan
a. Persentase Perkara Prodeo yang diselesaikan 20%
b. Persentase perkara permohonan (Voluntair) Identitas Hukum
100%
c. Persentase Pencari keadilan Golongan tertentu yang Mendapat Layanan Bantuan Hukum
100%
4 Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan
Persentase Putusan Perkara Perdata yang ditindaklanjuti
(diekseskusi) 50%
[BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA] TA. 2017
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) 17
BAB. III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Akuntabilitas Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan perencanaan strategis suatu organisasi. Pengukuran kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi dan misi organisasi. Pengukuran kinerja merupakan suatu metode untuk menilai kemajuan yang telah dicapai dibandingkan dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.
Pengukuran kinerja tidak dimaksudkan sebagai mekanisme untuk memberikan reward/punishment, melainkan sebagai alat komunikasi dan alat manajemen untuk memperbaiki kinerja organisasi.
Pengukuran tingkat capaian kinerja Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB tahun 2016, dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indicator kinerja yang telah ditetapkan dengan realisasinya, sehingga terlihat apakah sasaran yang telah ditetapkan tercapai atau tidak.
Realisasi
Tingkat capaian kinerja = x 100 % Rencana
Hasil pengukuran terhadap tingkat capaian kinerja Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB dapat diilustrasikan dalam tabel sebagai berikut ;
Tabel 1.4 Hasil Pengukuran Kinerja Tahun 2017 Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB
No. Sasaran Strategis Indikator Kerja Utama Target Realisasi Capaian
1
Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang
diselesaikan 100% 100% 100%
b. Persentase perkara yang diselesaikan
tepat waktu 95% 92.68% 102.98%
c. Persentase Penurunan sisa perkara 80% 48.53% 60.66%
d. Persentase perkara yang tidak mengajukan Upaya Hukum :
Banding
Kasasi
PK
90% 82.54% 91.71%
e. Persentase Perkara Pidana Anak yang
diselesaikan dengan Diversi 30% 5.88% 19.61%
f. Index responden pencari keadilan yang
puas terhadap layanan peradilan 95% 87.56% 92.16%
2
Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara
a. Persentase Penyelesaian Minutasi Perkara Sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan
100% 100% 100%
b. Persentase salinan putusan yang
diterima oleh pengaju tepat waktu 90% 81.16% 90.18%
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) 18 c. Persentase perkara yang diselesaikan
melalui mediasi
25% 3.23% 12.90%
3
Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan
a. Persentase Perkara Prodeo yang diselesaikan
20% 0.00% 0.00%
b. Persentase perkara permohonan (Voluntair) Identitas Hukum
100% 100% 100%
c. Persentase Pencari keadilan Golongan tertentu yang Mendapat Layanan Bantuan Hukum
100% 100% 100%
4
Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan
Persentase Putusan Perkara Perdata yang
ditindaklanjuti (diekseskusi) 50% 20% 40%
Dari hasil pengukuran kinerja tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam tahun 2017 secara umum Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi telah dapat mencapai keberhasilan yang ditunjukkan dari pencapaian sebagian besar target indikator kinerja sasaran strategis yang telah ditetapkan. Namun disisi lain, setelah terjadi pemisahan Panitera/Sekretaris berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 7 Tahun 2015 maka wilayah hukum Pengadilan Negeri Baubau hanya Kota Baubau sehingga terjadi penurunan jumlah perkara masuk baik pidana maupun perdata dan Pengadilan Negeri Baubau Kelas IB telah melakukan analisis dan evaluasi atas capaian kinerja tahun 2017 dan tahun 20188 untuk mendapatkan umpan balik guna melakukan perbaikan pada Renstra 2015 – 2019 secara berkesinambungan.
ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA
Analisis pencapaian kinerja pada dasarnya diarahkan untuk mengukur tingkat keberhasilan visi yang telah ditetapkan dan dijabarkan dalam misi. Selanjutnya untuk mewujudkan visi tersebut ditetapkan tujuan, sasaran, kebijakan, program, dan kegiatan. Oleh karena itu, maka analisis pencapaian kinerja selanjunya secara rinci dilaksanakan berdasarkan tingkat keberhasilan kegiatan- kegiatan yang telah ditetapkan.
SASARAN 1
TERWUJUDNYA PROSES PERADILAN YANG PASTI, TRANSPARAN DAN AKUNTABEL Tabel 1.5 Peningkatan Persentase Proses Peradilan Yang Pasti, Transparan dan Akuntabel
1 Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan 100% 100% 100%
b. Persentase perkara yang diselesaikan tepat
waktu 95% 92.68% 102.98%
c. Persentase Penurunan sisa perkara 80% 48.53% 60.66%
d. Persentase perkara yang tidak mengajukan Upaya Hukum :
Banding
Kasasi
PK
90% 82.45% 91.71%
e. Persentase Perkara Pidana Anak yang
diselesaikan dengan Diversi 30% 5.88% 19.61%
f. Index responden pencari keadilan yang puas
terhadap layanan peradilan 95% 85.69% 90.19%
[BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA] TA. 2017
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) 19
1.1 Persentase sisa perkara yang diselesaikan dalam Tahun 2017
Tabel 1.6 Persentase sisa perkara yang diselesaikan dalam Tahun 2017
No Jenis Sisa Tahun
2016 Putus
Tahun 2017 Pesentase (%) (4:3)*100
1 2 3 4 5
1 Perdata (Gugatan, Permohonan dan Sederhana) 23 23 100.00
2 Pidana (Biasa, Anak, Cepat dan Singkat) 45 45 100.00
Jumlah 68 68 100.00
Sisa perkara pada Tahun 2016 sebanyak 23 perkara Perdata dan 45 perkara Pidana yang dapat diselesaikan pada tahun 2017 sehingga persentase realisasi sisa perkara yang diselesaikan sebesar 100 %.
1.2 Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu
Tabel 1.7 Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu Tahun 2017
No Jenis Sisa Tahun
2016 Masuk
Tahun 2017 Putus
Tahun 2017 Pesentase (%) 5:(3+4)*100
1 2 3 4 5 6
1 Perdata (Gugatan, Permohonan dan
Sederhana) 23 118 129 91.49
2 Pidana (Biasa, Anak, Cepat dan
Singkat) 45 292 314 93.18
Jumlah 68 410 443 92.68
Pada Tahun 2017 Pengadilan Negeri Baubau menerima perkara masuk sebanyak 118 perkara Perdata dan 292 perkara Pidana sehingga jumlah keseluruhan perkara masuk sebanyak 410 Perkara dan perkara putus pada tahun 2017 sebanyak 443 Perkara (Perdata dan Pidana).
Dibandingkan pada tahun 2016 total keseluruhan perkara masuk sebanyak 583 Perkara dimana terjadi penurunan yang signifikan perkara masuk pada tahun 2017 dikarenakan adanya pemisahan Panitera/Sekretaris menjadi Panitera dan Sekretaris sehingga menyebabkan wilayah hukum Pengadilan Negeri Baubau terpisah dan tersisa 1 wilayah hukum yaitu Kota Baubau.
Persentase penyelesaian perkara yang diselesaikan tepat waktu sebesar 92.68 % dan Tingkat capaian kinerja sebesar 102.98 %.
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Sisa tahun 2016 Putus Tahun 2017
Pidana & Perdata
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) 20
1.3 Persentase penurunan sisa perkara Tahun 2017
Tabel 1.8 Persentase penurunan sisa perkara Tahun 2017
No Jenis Sisa Tahun
2016 Sisa Tahun
2017 Pesentase (%) (3-4):3*100
1 2 3 4 5
1 Perdata (Gugatan, Permohonan dan Sederhana) 23 12 47.83
2 Pidana (Biasa, Anak, Cepat dan Singkat) 45 23 48.89
Jumlah 68 35 48.53
Sisa perkara pada Tahun 2017 sebanyak 35 perkara (Perdata dan Pidana), dibandingkan pada Tahun 2016 terjadi penurunan yang signifikan sebesar 51.47 % dari jumlah sisa perkara pada tahun sebelumnya sehingga tingkat capaian kinerja penurunan sisa perkara sebesar 60.66 % dan juga terjadi penurunan dari target yang telah ditentukan pada Indikator Kinerja Utama sebesar 19.34 %.
1.4 Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Tahun 2017
Tabel 1.9 Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Tahun 2017
No Jenis Putus
Tahun 2017
Upaya Hukum Tahun 2017
Tidak Upaya Hukum Tahun 2017
Pesentase (%) (5:3)*100
1 2 3 4 5 6
1 Perdata (Gugatan) 41 41 0 0.00
2 Pidana (Biasa dan Anak) 314 21 293 93.31
Jumlah 355 62 293 82.54
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
Sisa Tahun 2016 Masuk Tahun 2017 Putus Tahun 2017 Sisa Tahun 2017
Perdata dan Pidana
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Sisa Tahun 2016 Sisa Tahun 2017
Perdata dan Pidana
[BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA] TA. 2017
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) 21
Pada Tahun 2017 Perkara Perdata yang putus sebanyak 41 perkara dan keseluruhan perkara yang putus mengajukan upaya hukum pada tahun tersebut sedang untuk Perkara Pidana yang putus sebanyak 314 perkara dan yang mengajukan upaya hukum sebanyak 21 perkara sehingga dari total keseluruhan jumlah perkara yang putus sebanyak 355 perkara. Perkara yang mengajukan upaya hukum sekitar 62 perkara dan tidak mengajukan upaya hukum sebanyak 293 perkara yang sebagian besar adalah Perkara Pidana dengan tingkat capaian kinerja sebesar 91.71 % sehingga terjadi kenaikan sebesar 1.71 % dari target yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu 90 %.
1.5 Persentase perkara anak yang diselesaikan melalui diversi Tahun 2017
Tabel 2.0 Persentase perkara anak yang diselesaikan melalui diversi Tahun 2017
No Jenis Sisa Tahun
2016
Masuk Tahun 2017
Berhasil Diversi Tahun 2017
Pesentase (%) 5:(3+4)*100
1 2 3 4 5 6
1 Pidana Anak 1 16 1 5.88
Jumlah 1 16 1 5.88
* Terjadi Kesalahan penginputan pada Review IKU Sem. 1 pada kolom Diversi Berhasil
Pada Tahun 2017 sisa perkara ditambah perkara anak yang masuk sebanyak 17 perkara pidana anak dan yang berhasil diselesaikan melalui Diversi hanya sebanyak 1 perkara pidana anak sehingga persentase realisasinya hanya sekitar 5.88 % dengan tingkat capaian kinerja sebesar 19.61
%. Terjadi penurunan persentase sebesar 10.39 % dari target yang ditentukan sebelumnya sebesar 30 %.
0 50 100 150 200 250 300 350 400
Putus Tahun 2017 Upaya Hukum Tahun 2017 Tidak Upaya Hukum Tahun 2017 Perdata dan Pidana
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Sisa Tahun 2017 Masuk Tahun 2017 Berhasil Diversi Tahun 2017 Perdata dan Pidana
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) 22
1.6 Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan
Tabel 2.1 Persentase indenx responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan Tahun 2017
No Periode
Nilai Interval Konversi Mutu Pelayanan Index
Kepuasan Masyarakat
(IKM) 1.00 - 33.33 33.34 - 66.66 66.67 - 100
C (Tidak Puas)
B (Cukup
Puas)
A (Puas)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Jan - Mar 2017 87.92 √ 87.92
2 Apr-Jun 2017 87.19 √ 87.19
3 Jul-Sep 2017 89.96 √ 89.96
4 Okt-Des 2017 77.67 √ 77.67
Total Hasil Index Kepuasan Masyarakat 85.67
Survey Kepuasaan Masyarakat dilakukan selama per 3 (tiga) bulan sekali atau 4 kali selama 1 (satu) Tahun, dimana setelah melakukan survey keseluruhan persentase ditambah lalu dikali 4 kali kegiatan sehingga dihasilkan Index Kepuasaan Masyarakat (IKM) sebesar 85.67 % dengan Tingkat Capaian Kinerja sebesar 90.19 %.
SASARAN 2
PENINGKATAN EFEKTIFIVITAS PENGELOLAAN PENYELESAIAN PERKARA
Tabel 2.2 Persentase Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara
2
Peningkatan Efektivitas Pengelolaan
Penyelesaian Perkara
a. Persentase Penyelesaian Minutasi Perkara Sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan
100% 100% 100%
b. Persentase salinan putusan yang
diterima oleh pengaju tepat waktu 90% 81.16% 90.18%
d. Persentase perkara yang
diselesaikan melalui mediasi 25% 3.23% 12.90%
2.1 Persentase penyelesaian minutasi perkara sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan Tabel. 2.3 Persentase penyelesaian minutasi perkara sesuai dengan jangka waktu yang
ditentukan Tahun 2017
No Jenis Putus
Tahun 2017 Minutasi
Tahun 2017 Pesentase (%) (4:3)*100
1 2 3 4 5
1 Perdata (Gugatan, Permohonan
dan Sederhana) 129 129 100
2 Pidana (Biasa, Anak, Cepat dan
Singkat) 186 186 100
Jumlah 315 315 100
Berdasarkan tabel diatas penyelesaian perkara yang telah diputus baik Perdata maupun Pidana dilakukan proses minutasi tepat waktu setelah jangka waktu yang telah ditentukan yaitu 7 hari