KERANGKA ACUAN
WASDAL PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN TAHUN 2021
A. Latar Belakang
Program KOTAKU merupakan salah satu upaya untuk mencapai target RPJMN 2020-2024 dengan target penanganan kumuh sebanyak 10.000 ha. Program KOTAKU menggunakan platform Kolaborasi, dengan memposisikan Pemerintah Daerah sebagai pelaku/penggerak utama kegiatan (Nakhoda).
Pada Tahun 2021 kegiatan penanganan kumuh dilaksanakan melalui kegiatan skala kawasan dan skala lingkungan. Untuk kegiatan skala lingkungan atau yang disebut sebagai kegiatan Infrastruktur Berbasis Masyarakat (IBM), telah dialokasikan Dana Bantuan Pemerintah untuk Masyarakat (BPM) sebesar Rp. 965.060.000.000,- untuk 2.100 Kelurahan/Desa yang meliputi kegiatan: (i) kegiatan Bantuan Pemerintah untuk Masyarakat (BPM) KOTAKU Reguler yang merupakan usulan lokasi aspirasi; (ii) kegiatan KOTAKU Padat Karya Tunai/Cash for Work (CFW); (iii) kegiatan BPM KOTAKU Peningkatan Penghidupan Berkelanjutan (Livelihood); dan (iv) kegiatan BPM KOTAKU Hibah Department of Foreign Affairs Trade (DFAT). Sehubungan dengan pandemik covid-19, kegiatan skala lingkungan ini menggunakan sistem padat karya.
Untuk memastikan pelaksanaan kegiatan penanganan kumuh melalui National Slum Upgrading Program (NSUP) Program Kotaku sesuai dengan ketentuan, maka dilakukan kegiatan Wasdal.
Wasdal yang dimaksud adalah salah satu kegiatan pengumpulan informasi yang dilakukan secara periodik untuk memastikan apakah suatu kegiatan sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana atau belum. Wasdal adalah proses yang dilakukan secara insidentil untuk mengetahui seluruh kegiatan mulai dari persiapan, perencanaan, pelaksanaan dan keberlanjutan. Hasil kegiatan Wasdal digunakan untuk memperbaiki kualitas pelaksanaan dan penyesuaian terhadap perencanaan berikutnya.
Gambaran yang dihasilkan dari Wasdal menjadi bahan masukan bagi pengelola, pelaksana dan pengambil keputusan untuk pertimbangan melakukan kegiatan tahap selanjutnya, hingga kegiatan yang direncanakan ini dapat dilaksanakan seluruhnya.
Selain itu juga akan menjadi masukan yang sangat berharga bagi para pengambil keputusan untuk memutuskan apakah kegiatan ini akan dapat dilaksanakan dengan model dan cara yang sama, atau memerlukan berbagai perubahan dan penyempurnaan.
B. Tujuan
Tujuan dari Wasdal adalah :
1. Memastikan kegiatan infrastruktur skala kawasan dan skala lingkungan pekerjaan NSUP KOTAKU, mengikuti standar teknis yang ditentukan oleh Kementerian PUPR.
2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan dan pemanfaatan NSUP KOTAKU.
3. Untuk memberikan solusi atas kendala-kendala dalam pelaksanaan NSUP KOTAKU.
C. Keluaran :
Adapun keluaran yang diharapkan adalah :
1. Pelaksanaan kegiatan infrastruktur skala kawasan dan skala lingkungan pekerjaan NSUP KOTAKU, sesuai dengan standar teknis yang ditentukan oleh Kementerian PUPR
2. Teridentifikasinya kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan dan pemanfaatan NSUP KOTAKU
3. Teridentifikasinya solusi atas kendala-kendala dalam pelaksanaan NSUP KOTAKU
D. Ruang lingkup kegiatan a. Lokasi
Kegiatan akan dilaksanakan di Seluruh Lokasi NSUP KOTAKU. adapun lokasi sasaranya sebagai berikut :
1. Aceh 18. Nusa Tenggara Barat
2. Sumatera Utara 19. Nusa Tenggara Timur 3. Sumatera Barat 20. Kalimantan Barat
4. Riau 21. Kalimantan Tengah
5. Jambi 22. Kalimantan Selatan
6. Sumatera Selatan 23. Kalimantan Timur
7. Bengkulu 24. Kalimantan Utara
8. Lampung 25. Sulawesi Utara
9. Kepulauan Bangka Belitung 26. Sulawei Tengah 10. Kepulauan Riau 27. Sulawesi Selatan 11. DKI Jakarta 28. Sulawesi Tenggara
12. Jawa Barat 29. Gorontalo
13. Jawa Tengah 30 Sulawesi Barat
14. DI Yogyakarta 31. Maluku
15. Jawa Timur 32. Maluku Utara
16. Banten 33. Papua Barat
17. Bali 34. Papua
b. Prinsip Kegiatan
Wasdal sebagai aktifitas dalam melakukan cross check terhadap pelaksanaan kegiatan NSUP KOTAKU di masyarakat, untuk mendapatkan informasi pembanding data yang ada dengan realitas di lapangan. Beberapa prinsip Monitoring dan Evaluasi:
1. Tepat Waktu, Monitoring dan Evaluasi harus dilaksanakan tepat waktu agar hasilnya bisa dimanfaatkan secara optimal memberi masukan bagi peningkatan atau perbaikan kualitas kegiatan.
2. Realistis dan sistematis, Wasdal dilaksanakan pada sejumlah kelurahan/desa yang memungkinkan dilaksanakan secara cepat dan dapat memberikan hasil yang dapat diandalkan untuk perbaikan kinerja pelaksanaan kegiatan. Penetapan sampel dilaksanakan secara sistematis dan dipilih secara acak.
3. Dapat dipercaya dan diandalkan, pelaksanaan dan hasil Wasdal akan digunakan sebagai referensi dalam penyusunan strategi lanjut harus bisa dijamin akurasi informasi yang didapat oleh pelaku Wasdal sebagai dasar bahwa informasi yang masuk dan hasil Wasdal bersifat obyektif.
c. Materi
Materi Wasdal adalah proses per tahapan dari pelaksanaan kegiatan NSUP KOTAKU E. Metode
Metode atau cara pelaksanaan Wasdal adalah sebagai berikut:
a. Wawancara dengan responden secara berkelompok/individu, metode ini dilaksanakan untuk mendapatkan informasi dari responden yang telah ditentukan guna mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
b. Penelitian Dokumen dilakukan untuk mengecek kelengkapan dan kebenaran isi masing- masing dokumen. Informasi diperoleh dengan memeriksa dokumen / kelengkapan administrasi di KSM/Panitia.
c. Observasi lapangan/kunjungan untuk melakukan pengamatan langsung, metode ini dilaksanakan untuk mendapatkan informasi factual tentang kualitas fisik lingkungan yang telah dibangun dan proses membangun transparansi akuntabilitas di masyarakat.
F. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Wasdal ini dilaksanakan secara kontinyu sampai dengan akhir tahun anggaran 2021 (selama 12 bulan) di semua lokasi sasaran (33 propinsi).
G. Pembiayaan
Biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan ini bersumber dari Dipa Satker Pelaksana Prasarana Permukiman Propinsi Tahun Anggaran 2021, dilaksanakan secara swakelola. Secara rinci alokasi dana kegiatan Wasdal terlampir. Lingkup pembiayaan kegiatan Wasdal sebagai berikut:
a. Belanja Bahan ATK
Biaya Belanja bahan ATK yang dimaksud adalah digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelaporan kegiatan wasdal antara lain untuk:
a. Penggandaan Dokumen, yaitu biaya untuk menggandakan dokumen-dokumen pendukung pelaporan dengan volume sesuai dengan kebutuhan pelaporan bulanan (10 eksemplar);
b. Penggandaan Laporan, merupakan biaya untuk menggandakan laporan bulanan sesuai kebutuhan (10 bulan);
c. Dokumentasi, adalah biaya yang dikeluarkan untuk dokumentasi kegiatan-kegiatan sesuai kebutuhan pelaporan. Bisa berupa foto-foto kegiatan dan pengarsipan dokumen lainnya;
d. Konsumsi Rapat Biasa, merupakan biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan konsumsi rapat-rapat terkait kebutuhan penyusunan laporan, dengan volume dan nilainya disesuaikn dengan kebutuhan;
b. Honor output kegiatan
Honor output kegiatan adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar insentif personil pelaksana kegiatan wasdal di lingkungan Satker Pelaksana Prasarana Permukiman Provinsi sebagai berikut:
a. Honor Pengarah, yaitu biaya untuk membayar insentif pengarah kegiatan wasdal yang dikeluarkan secara periodic bulanan untuk 1 orang personil pengarah dengan durasi (bulan) sesuai dengan kebutuhan wasdal;
b. Honor Penanggung Jawab, yaitu biaya untuk membayar insentif penanggungjawab kegiatan wasdal yang dikeluarkan secara periodic bulanan untuk 1 orang personil penanggungjawab dengan durasi (bulan) sesuai dengan kebutuhan wasdal;
c. Honor Anggota Tim, yaitu biaya untuk membayar insentif anggota Tim pelaksana kegiatan wasdal yang dikeluarkan secara periodik bulanan dengan volume (jml personil) dan durasi (bulan) sesuai dengan kebutuhan wasdal;
d. Honor Pejabat Pengadaan Barang/Jasa, yaitu biaya untuk membayar honor Pejabat Pengadaan Barang/Jasa yang sedang melaksanakan proses lelang kegiatan infrastruktur skala kawasan. Diikeluarkan satu kali dengan volume (jml personil) sesuai dengan kebutuhan;
c. Belanja Barang Non Operasional lainnya
Biaya Belanja Barang Non Operasional lainnya dikeluarkan untuk kebutuhan konsumsi rapat-rapat evaluasi hasil pelaksanaan wasdal untuk kegiatan infrastruktur skala lingkungan maupun kegiatan infrastruktur skala kawasan:
a. Rapat Evaluasi Skala Lingkungan, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membayar konsumsi rapat biasa dalam rangka evaluasi hasil wasdal kegiatan infrastruktur skala lingkungan yang dikeluarkan dengan volume (jml personil) dan durasi (bulan) sesuai dengan kebutuhan rapat;
b. Rapat Evaluasi Skala Kawasan, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membayar konsumsi rapat biasa dalam rangka evaluasi hasil wasdal kegiatan infrastruktur skala kawasan yang dikeluarkan dengan volume (jml personil) dan durasi (bulan) sesuai dengan kebutuhan rapat;
d. Belanja barang untuk persediaan barang konsumsi
Biaya Belanja Barang untuk persediaan barang konsumsi dikeluarkan untuk kebutuhan operasional dan administrasi rutin yang sifatnya habis pakai, antara lain untuk:
a. Alat Tulis Kantor, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan kebutuhan alat tulis kantor (ATK), yang mendukung operasional dan administrasi perkantoran dalam rangka kegiatan wasdal, yang dikeluarkan dengan volume (satuan) dan durasi (bulan) sesuai dengan kebutuhan;
b. Supplies Komputer, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan kebutuhan supplies computer, yang mendukung operasional dan administrasi perkantoran dalam rangka kegiatan wasdal, yang dikeluarkan dengan volume (satuan) dan durasi (bulan) sesuai dengan kebutuhan;
e. Belanja Jasa konsultan Individual KOTAKU
Biaya Belanja Jasa konsultan Individual KOTAKU dikeluarkan untuk kebutuhan membayar honor personil konsultan Individual KOTAKU yang membatu pelaksanaan kegiatan wasdal Satker Pelaksana Prasarana Permukiman Provinsi. yang dikeluarkan secara periodic bulanan dengan volume (jml personil) dan durasi (bulan) sesuai dengan kebutuhan.
Adapun kualifikasi Konsultan/Tenaga Individual (KI) di Satker Pelaksana Prasaran Permukiman Provinsi adalah sebagai berikut:
Posisi Kualifikasi
Konsultan/Tenaga Individual (KI)
Pendidikan Sarjana (S-1) segalan jurusan diutamakan Teknik Sipil/Teknik Arsitektur
Pengalaman Minimal 3-4 tahun, diutamakan pengalaman di PU/KL lainnya
Mampu mengoperasikan komputer, minimal sudah mengenal Microsoft Office (word, excel, power point) Lancar berbahasa Indonesia dan Inggris baik lisan maupun tulisan
f. Belanja sewa
Biaya Belanja sewa dikeluarkan untuk kebutuhan sewa kendaraan roda 4 (empat) untuk kebutuhan pelaksanaan kegiatan wasdal Satker Pelaksana Prasarana Permukiman Provinsi. yang dikeluarkan secara periodic bulanan dengan volume (jml satuan) dan durasi (bulan) sesuai dengan kebutuhan;
g. Belanja perjalanan Biasa
Biaya Belanja perjalanan Biasa yang dimaksud adalah digunakan untuk memenuhi kebutuhan perjalanan dinas dalam rangka kegiatan wasdal, antara lain:
a. Dalam Rangka Monitoring Kegiatan Skala Lingkungan (IBM), yaitu biaya untuk kebutuhan transportasi, uang harian/lumpsum dan biaya penginapan bagi personil yang melaksanakan kegiatan monitoring kegiatan skala lingkungan dengan volume (jumlah orang dan jumlah lokasi) dan durasi (frekuensi dan jumlah hari) sesuai dengan kebutuhan kegiatan monitoring skala lingkungan (IBM);
b. Dalam Rangka Monitoring Kegiatan Skala Kawasan, yaitu biaya untuk kebutuhan transportasi, uang harian/lumpsum dan biaya penginapan bagi personil yang melaksanakan kegiatan monitoring kegiatan skala kawasan dengan volume (jumlah orang dan jumlah lokasi) dan durasi (frekuensi dan jumlah hari) sesuai dengan kebutuhan kegiatan monitoring skala kawasan;
c. Dalam Rangka Koordinasi Ke Jakarta, adalah biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan transportasi, uang harian/lumpsum, biaya penginapan dan inland travel bagi personil yang melaksanakan kegiatan koordinasi ke pusat (Jakarta) dengan volume ( jumlah orang) dan durasi (frekuensi dan jumlah hari) sesuai dengan kebutuhan kegiatan koordinasi;
H. Pelaporan
Laporan kegiatan dibuat oleh pelaksana yang berisi antara lain temuan – temuan hasil Wasdal di lapangan.
Kepala PMU
NSUP, NUSP-2, NSUP-CERC
Aswin G. Sukahar, ST., M.BEnv.
NIP. 19750914 200112 1 002