• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peraturan Perundang-undangan yang menjadi dasar penyusunan Laporan Keterangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peraturan Perundang-undangan yang menjadi dasar penyusunan Laporan Keterangan"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu (BPMPT) Provinsi Jawa Barat dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 04 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 21 Tahun 2015 BPMPT Provinsi Jawa Barat adalah lembaga lainnya yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis bidang penanaman modal dan perijinan terpadu, menyelenggarakan koordinasi, pembinaan, pengendalian, fasilitasi dan pelaksanaan urusan pemerintahan Daerah Provinsi di bidang penanaman modal dan perijinan terpadu meliputi aspek pelayanan perijinan, sosialisasi dan promosi, penanaman modal dan pengendalian investasi. Tugas pokok, fungsi dan rincian tugas badan, BPMPT Provinsi Jawa Barat mempunyai fungsi :

1. penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis bidang penanaman modal dan perijinan terpadu;

2. penyelengaraan urusan pemerintahan Daerah Provinsi di bidang penanaman modal dan perijinan terpadu;

3. penyelenggaraan koordinasi, pembinaan dan fasilitasi pelaksanaan urusan pemerintahan Daerah Provinsi bidang penanaman modal dan perijinan terpadu; dan

4. penyelenggaraan pengendalian, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan urusan pemerintahan Daerah Provinsi di bidang penanaman modal dan perijinan terpadu;

Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pasal 69 ayat 1 dan pasal 71 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah, laporan keterangan pertanggungjawaban dan ringkasan laporan penyelenggaran pemerintahan daerah. Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tersebut maka disusun Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2015, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari penyusunan LKPJ Akhir Tahun Anggaran (ATA) 2015 Gubernur Jawa Barat.

1.2 Dasar Hukum

Peraturan Perundang-undangan yang menjadi dasar penyusunan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban akhir Tahun Anggaran 2015, adalah sebagai berikut :

1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat;

(2)

2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

4. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelengaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada Masyarakat;

7. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat;

8. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015;

9. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015;

10. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015.

1.3 Gambaran Umum SOPD

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu (BPMPT) Provinsi Jawa Barat yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 04 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain Provinsi Jawa Barat.

Struktur Perangkat Daerah BPMPT Provinsi Jawa Barat memiliki sumber daya aparatur yang

merupakan data potensi pegawai sampai akhir Desember 2015 berjumlah 126 orang pegawai yang

dipimpin langsung oleh seorang Kepala dan satu orang Sekretaris serta 4 (empat) orang Kepala Bidang

dan 1 (satu) pejabat Fungsional Perencana serta 4 (empat) buah gerai yang berlokasi di Bogor,

Purwakarta, Cirebon dan Garut. Masing-masing kepala Bidang membawahi 2 orang pejabat struktural

kecuali Bidang Pelayanan Perijinan yang tidak membawahi esselon IV di bawahnya. Sekretaris

membawahi 3 orang pejabat struktural, serta pejabat non struktural sebanyak 30 orang di Sekretariat,

54 orang di Bidang Pelayanan Perijinan, 9 orang di Sosialisasi dan Promosi, dan 11 orang di Bidang

Penanaman Modal serta 10 orang di Bidang Pengendalian. Berikut Bagan Struktur Organisasi BPMPT

(3)

Provinsi Jawa Barat berdasarkan Peraturan Daerah nomor 4 Tahun 2013, tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain Provinsi Jawa Barat ;

Atas dasar Peraturan Daerah termaksud, tugas pokok BPMPT Provinsi Jawa Barat adalah merumuskan kebijakan teknis bidang penanaman modal dan perijinan terpadu, menyelenggarakan koordinasi, pembinaan, pengendalian, fasilitasi dan pelaksanaan urusan pemerintahan provinsi di bidang penanaman modal dan perijinan terpadu meliputi aspek pelayanan perijinan, sosialisasi dan promosi, penanaman modal dan pengendalian investasi, dan mempunyai fungsi :

a) penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis bidang penanaman modal dan perijinan terpadu;

b) penyelengaraan urusan pemerintahan provinsi di bidang penanaman modal dan perijinan terpadu;

c) penyelenggaraan koordinasi, pembinaan dan fasilitasi pelaksanaan urusan Pemerintah Provinsi bidang penanaman modal dan perijinan terpadu; dan

d) penyelenggaraan pengendalian, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan urusan Pemerintah Provinsi di bidang penanaman modal dan perijinan terpadu

Kondisi sampai dengan akhir bulan Desember 2014 pejabat struktural sebanyak 15 orang, pejabat fungsional 1 orang dan pejabat non struktural sebanyak 115 orang.

Sepanjang 1 (satu) tahun terakhir, jumlah pegawai organik yang terdiri dari PNS dan CPNS di

lingkup BPMPT Provinsi Jawa Barat terus mengalami perubahan sejalan dengan pengangkatan pegawai

baru maupun pensiun. Hingga akhir tahun 2015, jumlah pegawai BPMPT Provinsi Jawa Barat mencapai

126 orang. Dengan kualifikasi kompetensi pada struktur pendidikan formal tingkat jenjang SLTP

sebanyak 6 orang, jenjang SLTA sebanyak 42 orang, jenjang D-III sebanyak 5 orang, jenjang D-IV

sebanyak 1 orang, jenjang Strata 1 sebesar 54 orang, jenjang Strata 2 sebanyak 28 orang, dan jenjang

Strata 3 sebanyak 2 orang.

(4)

Dari segi kepangkatan dan golongan, komposisinya meliputi golongan I sebanyak 4 orang, golongan II sebanyak 38 orang, golongan III sebesar 81 orang dan golongan IV sebanyak 17 orang.

Komposisi kelompok usia pegawai BKPPMD Provinsi Jawa Barat yaitu pada, kelompok usia 26 - 30 tahun sebanyak 8 orang, kelompok usia 31 - 35 tahun sebanyak 23 orang, kelompok usia 36 - 40 tahun sebanyak 17 orang, kelompok usia 41 - 45 tahun sebanyak 29 orang, kelompok usia 46 - 50 tahun sebanyak 14 orang, kelompok usia 51 - 55 tahun sebanyak 31 orang dan kelompok usia 56 – 60 sebanyak 16 orang.

Hasil rekapitulasi pegawai menunjukkan bahwa kalompok usia 51 - 55 tahun sebanyak 31 orang merupakan komposisi angka yang paling banyak yaitu jumlah pegawai yang akan masuk dalam tahap persiapan masa pensiun/purna bakti, hal ini harus sudah dilakukan persiapan dan pengusulan regenerasi formasi sesuai kebutuhan. Demikian pula pada kelompok usia 46 - 50 tahun berjumlah 14 orang pegawai dipandang perlu untuk segera dirumuskan formasinya sesuai jabatan dan fungsinya.

Berdasarkan peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 92 Tahun 2014, BPMPT Provinsi Jawa

Barat melaksanakan pelayanan perijinan sebanyak 21 bidang perijinan yang terdiri dari 261 jenis ijin

namun dari jumlah tersebut hanya sebanyak 169 jenis ijin saja yang aktif (ada yang mengajukan

permohonan ijin). Untuk melaksanakan pelayanan perijinan tersebut BPMPT Provinsi Jawa Barat

melaksanakan pelayanan permohonan ijin di Kantor BPMPT Provinsi Jawa Barat yang terletak di Jalan

Sumatera No. 50 Bandung serta pada 4 (empat) gerai yang berlokasi di Bogor, Purwakarta, Cirebon

dan Garut.

(5)

BAB II KEBIJAKAN UMUM BPMPT

2.1 Visi dan Misi BPMPT

Visi BPMPT Provinsi Jawa Barat merupakan komitmen yang diharapkan mampu memotivasi segenap anggota organisasi dalam melaksanakan kegiatan untuk mewujudkan gambaran kedepan yang akan dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun (2013 - 2018). Dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang mungkin akan timbul. Visi BPMPT Provinsi Jawa Barat tidak terlepas dari Visi 5 (lima) tahun Pemerintah Provinsi Jawa Barat (2003 - 2018), sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 25 Tahun 2013, tentang RPJMD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 yaitu “Jawa Barat Maju dan Sejahtera untuk Semua”.

Adapun Visi BPMPT Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 - 2018 adalah:

“Menjadi Lembaga Pelayanan Penanaman Modal dan Perijinan yang Andal dan Profesional”

Menjabarkan visi yang memuat arahan tentang tujuan Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat tersebut di atas, maka dirumuskan misi agar dapat diimplimentasikan dalam tujuan dan sasaran. Misi, tujuan dan sasaran tersebut adalah:

1) Meningkatkan Kompetensi dan Profesionalisme Aparatur dalam Pelayanan Penanaman Modal dan Perizinan ;

Tujuan yang ingin dicapai adalah : meningkatkan kemampuan aparatur yang profesional dan andal serta meningkatkan pengelolaan administrasi perkantoran dalam menunjang pelayanan prima.

Sasaran :

a. Terciptanya kualitas Sumber Daya Aparatur yang berkompeten dalam pelayanan penanaman modal dan perizinan terpadu;

b. Terwujudnya fasilitas administrasi perkantoran yang sesuai dengan standar pelayanan publik dalam menunjang pelayanan prima

2) Meningkatkan Pelayanan Penanaman Modal dan Perizinan yang cepat, tepat, akurat, transparan, normatif dan akuntabel untuk kepuasan masyarakat

Tujuan yang ingin dicapai adalah : menerapkan prosedur dan standar mutu pengelolaan pelayanan penanaman modal dan perizinan secara optimal dan berkualitas, mewujudkan pengelolaan sistem informasi pelayanan penanaman modal dan perizinan untuk kepentingan publik serta meningkatkan kinerja pelayanan penanaman modal dan perizinan yang lebih baik.

Sasaran :

(6)

a. Tersedianya standar pengelolaan pelayanan yang transparan, mudah dan cepat;

b. Tersedianya sistem informasi penanaman modal dan pelayanan perizinan yang efektif dan efisien yang dapat diakses oleh seluruh pemangku kepentingan;

c. Terwujudnya pelayanan penanaman modal dan perizinan yang profesional.

3) Meningkatkan Fasilitasi dan Koordinasi Pelayanan Penanaman dan Perizinan untuk mendorong peningkatan investasi di Jawa Barat

Tujuan yang ingin dicapai adalah : menciptakan lingkungan dan fasilitas pelayanan yang prima sehingga tercipta iklim penanaman modal yang berdaya saing dan kondusif.

Sasaran : terciptanya iklim penanaman modal yang kondusif dan berdaya saing.

4) Meningkatkan sarana pelayanan serta kualitas data investasi dan perizinan yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi sebagai bahan kebijakan

Tujuan yang ingin dicapai adalah : meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai dan bernuansa layanan publik serta menghasilkan data base penanaman modal dan perizinan yang akurat untuk mendorong pembangunan dan dapat meningkatkan kualitas pengawasan Sasaran :

a. Terwujudnya sarana dan prasarana pelayanan yang berkualitas dan bernuansa layanan publik;

b. Tersedianya sistem informasi penanaman modal dan perizinan yang terintegrasi dengan seluruh OPD teknis

5) Mengembangkan sinergitas pelayanan penanaman modal dan perizinan dengan pemangku kepentingan untuk mendorong peningkatan berusaha di Jawa Barat

Tujuan yang ingin dicapai adalah : meningkatnya kualitas pelayanan dalam penanaman modal dan perizinan untuk memberikan kesempatan berusaha kepada investor di Jawa Barat

Sasaran : terwujudnya sinergitas dan tersedianya data base penanaman modal dan perizinan kewenangan provinsi yang terpusat dan dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan, pembinaan, pengendalian dan pengambilan kebijakan oleh pemangku kepentingan di Jawa Barat sebagai upaya pengembangan potensi investasi.

Tujuan mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka

merealisasikan misi. Tujuan ditetapkan dengan mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan

yang dimiliki serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Dari tujuan yang telah ditetapkan maka

dirumuskan sasaran yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai

tujuan. Sasaran memberikan fokus pada penyusunan kegiatan sehingga bersifat spesifik, terinci, dapat

diukur dan dapat dicapai. Sasaran BPMPT Provinsi Jawa Barat menjadi dasar dalam penilaian dan

(7)

pemantauan kinerjanya sehingga merupakan alat pemicu supaya semua bagian organisasi sadar akan sesuatu yang harus dicapai.

2.2 Strategi dan Arah Kebijakan Daerah

Setelah merumuskan tujuan dan sasaran untuk menetapkan apa (what) hal yang akan dicapai dan kapan (when) hal tersebut akan dicapai, maka perlu ditentukan tentang bagaimana (how) untuk mencapai hal tersebut, atau yang disebut strategi. Strategi BPMPT Provinsi Jawa Barat terdiri dari : 1. Mengembangkan pelayanan penanaman modal dan perizinan dengan melibatkan partisipasi

masyarakat;

2. Membuat regulasi teknis pelaksanaan pelayanan penanaman modal dan perizinan terutama pengelolaan izin-izin strategis untuk mempercepat proses layanan dan akurasi pengendalian sektoral;

3. Memberikan layanan informasi potensi, prosedur pelaksanaan penanaman modal dan perizinan kepada publik melalui media cetak, elektronik maupun media lainnya;

4. Menjadikan lembaga BPMPT sebagai area kinerja bebas KKN dan gratifikasi;

5. Melaksanakan peningkatan kapasitas Sumber Daya Aparatur penanaman modal dan perizinan melalui diklat, seminar workshop, bimbingan teknis dan lokakarya yang didukung oleh OPD teknis terkait;

6. Menerapkan pola online system dalam upaya pendekatan pelayanan penanaman modal dan perizinan kepada masyarakat pemohon;

7. Melaksanakan peningkatan mutu pelayanan penanaman modal dan perizinan melalui penerapan sertifikasi ISO 9001 – 2008;

8. Melaksanakan sinergitas perizinan kewenangan Provinsi dengan OPD teknis terkait dan pemangku kepentingan;

9. Melaksanakan pemusatan database untuk meningkatkan pengendalian dan pembinaan pelaksanaan penanaman modal dan perizinan;

10. Pemenuhan sumber daya aparatur sesuai dengan standar kompetensi pegawai dalam pelayanan penanaman modal dan perizinan.

11. Mengoptimalkan sarana prasarana pendukung pelayanan penanaman modal dan perizinan;

12. Memperjelas Tupoksi dari Tim Task Force penyelesaian permasalahan penanaman modal sebagai pendukung pelayanan penanaman modal dan Tim Teknis Opd terkait sebagai pendukung perizinan terpadu.

Kebijakan pembangunan merupakan penjabaran tujuan dan sasaran Misi yang menjadi

pedoman dalam melaksanakan program dan kegiatan selama periode tahun 2013-2018 berdasarkan

urusan pemerintahan. Sejalan dengan tugas pokok, fungsi dan kewenangan, kebijakan BPMPT Provinsi

Jawa Barat, fokus kepada Misi 2 dan Misi 3 sebagaiman tertuang dalam RPJMD Provinsi Jawa Barat

Tahun 2013-2018.

(8)

Dalam pelaksanaan pembangunan di Jawa Barat pada tahun ketiga RPJMD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 yang merupakan pedoman bagi Organisasi Perangkat Daerah dalam mengimplentasikan program dan kegiatan, dan kebijakan pada tahun 2014, sesuai dengan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 35 Tahun 2014, tentang Rencana Kerja Pemerintah Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2015, yaitu :

1. Kebijakan Pembangunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 menekankan pada peningkatan kualitas sarana prasarana pendidikan serta pemerataan pelayanan pendidikan, peningkatan pelayanan kesehatan, peningkatan daya saing tenaga kerja dan industri serta peningkatan akses untuk pertumbuhan ekonomi daerah; peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur wilayah;

pengendalian keseimbangan daya dukung lingkungan dan peningkatan mitigasi bencana serta penyelenggaran tata kelola pemerintahan yang baik (good governance);

2. Kebijakan BPMPT Provinsi Jawa Barat diarahkan untuk (1) meningkatkan kinerja aparatur di bidang pelayanan penanaman modal dan perizinan yang andal dan profesional, (2) meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pelayanan penanaman modal dan perizinan yang memadai untuk mencapai SPM sesuai dengan alokasi anggaran, (3) mengoptimalkan fungsi pemusatan data base potensi peluang investasi dan perizinan kewenangan Provinsi Jawa Barat selain digunakan untuk pemangku kepentingan dan juga digunakan sebagai alat perencana, pelayanan, pengendalian dan pembinaan oleh OPD teknis terkait di Jawa Barat, (4) menerapkan prosedur yang jelas dan meningkatkan standar mutu dalam pengelolaan pelayanan penanaman modal dan perizinan guna menciptakan transparansi dan menghindari terjadinya KKN, (5) menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pelayanan penanaman modal dan perizinan melalui koordinasi dan sinergitas pelayanan dengan OPD teknis, (6) menciptakan peran aktif masyarakat dalam menumbuhkan kesadaran untuk mengoptimalkan fungsi pelayanan penanaman modal dan perizinan terpadu agar sesuai tuntutan dan kepentingan masyarakat, (7) meningkatkan pengolahan informasi penanaman modal dan perizinan untuk kepentingan publik.

2.3 Prioritas Daerah

Berdasarkan prioritas pembangunan sesuai RPJMD dan RKPD tahun 2015, Arah kebijakan

tersebut diatas telah ditetapkan dan dioperasionalkan dalam serangkaian program yang dilaksanakan

BPMPT Provinsi Jawa Barat, dalam hal ini ditetapkan 11 (sebelas) program yang telah dilaksanakan

secara bertahap. Suatu program yang telah ditetapkan mungkin saja akan dapat mencapai beberapa

sasaran, sebaliknya beberapa program harus dilakukan untuk mencapai suatu sasaran. Program yang

diselenggarakan pada BPMPT Provinsi Jawa Barat, meliputi (1) Program Perencanaan Pengendalian dan

Pengawasan Pembangunan Daerah, (2) Program Peningkatan Iklim Investasi, Promosi dan Kerjasama

Investasi, (3) Program Pengembangan Komunikasi, Informasi, Media Massa dan Pemanfaatan

Teknologi Informasi, (4) Program Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem Administrasi Daerah, (5)

Program Pengembangan Kompetensi Aparatur, (6) Program Peningkatan Kesejahteraan Sumber Daya

Aparatur, (7) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, (8) Program Peningkatan Sarana dan

(9)

Prasarana Aparatur, (9) Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur, (10) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan dan (11) Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah. Kaitannya dengan pelaksanaan program prioritas pembangunan Jawa Barat yaitu untuk mendukung mewujudkan dua buah misi Pembangunan Jawa Barat yaitu misi kedua dan misi ketiga, serta mewujudkan dua buah misi BPMPT Provinsi Jawa Barat.

Dari program tersebut diurai melalui sejumlah kegiatan. Kegiatan merupakan penjabaran dari program yang telah dibuat oleh organisasi, dengan kata lain program merupakan kumpulan dari berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan. Kegiatan memiliki dimensi waktu tidak lebih dari 1 (satu) tahun dan dari kegiatan yang disusun secara tahunan ini menjadi bahan untuk mengevaluasi dan memperbaiki program kerja operasional instansi yang berdimensi 5 (lima) tahunan.

Kegiatan Pokok Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari program kerja tersebut adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan dan Evaluasi Program/Kegiatan Penanaman Modal dan Perizinan;

2. Forum Interaksi Investor Jawa Barat;

3. Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal PMA/PMDN;

4. Penyusunan Kebijakan Penanaman Modal;

5. Pelaksanaan Kerjasama Investasi;

6. Penyusunan Profil Peluang Investasi di Jawa Barat;

7. Penyelenggaraan Promosi dan Kerjasama Investasi;

8. Sosialisasi Pelayanan Perizinan di Jawa Barat

9. Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Perizinan Secara Online

10. Penyelenggaraan Administrasi Permohonan Periiznan pada Objek Perizinan di Lapangan;

11. Forum Sinergitas Tim Teknis Perizinan;

12. Updating Persyaratan Perizinan;

13. Layanan Perizinan di Gerai dan Layanan Site Mobile Service;

14. Pengelolaan dan Publikasi Data base Perizinan;

15. Evaluasi Pelayanan Perizinan Terpadu;

16. Monitoring Pelayanan Perizinan Terpadu;

17. Peningkatan Kemampuan Aparatur pada BPMPT;

18. Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur;

19. Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran;

20. Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor;

21. Jasa Konsultansi Penyusunan DED pada BPMPT 22. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor;

23. Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan;

24. Pembinaan dan Pendataan Penanaman Modal di Daerah Provinsi Jawa Barat;

25. Penyusunan dan Penyajian Data dan Informasi Statistik Penanaman Modal.

(10)

BAB III PENYELENGGARAAN URUSAN DAN KINERJA UMUM BPMPT

3.1 Urusan Wajib yang Dilaksanakan A. Urusan Penanaman Modal

BPMPT Provinsi Jawa Barat pada Tahun Anggaran 2015 melaksanakan 11 (sebelas) program yang dibagi dalam 25 (dua puluh lima) kegiatan .

Dari program yang telah dilaksanakan tersebut, realisasi keuangan sebesar 94,02 % dan realisasi fisik sebesar 98,47 %. Adapun capaian kinerja masing-masing kegiatan sebagai berikut :

(a) Pelaksanaan Program

1. Kegiatan Forum Interaksi Investor, yang dilaksanakan Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat setara dengan 97,60 % Output kegiatan terlaksananya forum komunikasi pelaku usaha, terlaksananya matchmaking antar pelaku usaha. Outcome kegiatan adalah adanya solusi permasalahan yang dihadapi oleh pelaku usaha dan terjalinnya kerjasama antar pelaku usaha

2. Kegiatan Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal PMA/PMDN, yang dilaksanakan

oleh Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat

setara dengan 92,75 % Output kegiatan adalah terlaksananya pembinaan dan

pengendalian perusahaan PMA/PMDN di Jawa Barat, terlaksananya Task Force

penanganan permasalahan PMA/PMDN di Jawa Barat, terlaksananya penilaian

perusahaan dan pembina PMA/PMDN terbaik di Jawa Barat. Outcome kegiatan adalah

meningkatnya iklim investasi dan peningkatan daya saing Jawa Barat.

(11)

3. Kegiatan Penyusunan Kebijakan Penanaman Modal, yang dilaksanakan oleh Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat setara dengan 95,70 % Output kegiatan adalah tersusunnya dokumen rancangan penyusunan potensi peluang investasi, partisipasi Jawa Barat pada kegiatan MPU, terlaksananya forum koordinasi kebijakan penanaman modal, terlaksananya forum perencanaan pengembangan penanaman modal, tersusunnya kajian pemberian insentif dan kemudahan bidang penanaman modal. Outcome kegiatan meningkatnya kualitas pelayanan penanaman modal serta sinergitas kebijakan penanaman modal di Jawa Barat.

4. Kegiatan Pelaksanaan Kerjasama Investasi, yang dilaksanakan oleh Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat setara dengan 99,33 % Output kegiatan adalah terlaksananya kegiatan kerjasama investasi, tersusunya bahan promosi investasi kerjasama 2 Provinsi (Jabar dan Kaltim), Outcome kegiatan adalah terjalinnya kerjasama investasi dengan Provinsi lain.

5. Kegiatan Penyusunan Profil Peluang Investasi Jawa Barat, yang dilaksanakan oleh Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat setara dengan 95,10 % Output kegiatan adalah tersusunnya profil peluang investasi sektor pertanian dan peternakan. Outcome kegiatan adalah tersedianya bahan promosi investasi Jawa Barat.

6. Kegiatan Penyelenggaraan Promosi dan Kerjasama Investasi, yang dilaksanakan oleh

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat setara

dengan 90,13 %. Output kegiatan adalah terlaksananya partisipasi Jawa Barat pada

event Balikpapan Fair, Batam Expo, Pameran Pekan Inovasi Sumut, Pameran Inafact

Bali, Inafact Makassar, Pameran MITTEX di Malang, Kalimantan Expo, Gelar Potensi

Investasi Daerah, Pekan Raya Jakarta, Promosi Investasi Jawa Barat di Dubai (Asia

Barat), Asia Tenggara (Vietnam) serta Eropa, serta Fasilitasi dan Operasionalisasi Jawa

Barat Center di Batam. Outcome kegiatan adalah tersampaikannya informasi potensi

investasi Jawa Barat kepada calon investor di dalam maupun luar negeri, opinion

makers dan stakeholders lainnya; meningkatnya minat investasi di Jawa Barat.

(12)

7. Kegiatan Kegiatan Sosialisasi Pelayanan Perizinan Di Jawa Barat yang dilaksanakan oleh Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Provinsi Jawa Barat 99,41 % dari anggaran kegiatan. Output kegiatan adalah terlaksananya talkshow sosialisasi perijinan, terlaksananya iklan layanan masyarakat perijinan di Jawa Barat, terlaksananya pencetakan bahan sosialisasi perijinan. Outcome kegiatan adalah meningkatnya pemahaman publik tentang layanan perijinan di BPMPT Provinsi Jawa Barat

(b) Permasalahan dan Solusi dalam pelaksanaan progam Peningkatan Iklim, Promosi dan Kerjasama Investasi adalah jadwal kegiatan yang masih belum pasti terutama kegiatan promosi yang dilaksanakan BKPM RI sehingga menyulitkan dalam pengalokasian anggaran, solusi yang dilakukan dengan terus melakukan koordinasi dengan BKPM RI mengenai perubahan jadwal promosi.

B. Urusan Komunikasi dan Informatika

BPMPT Provinsi Jawa Barat pada Tahun Anggaran 2015 melaksanakan satu program kegiatan, yaitu program Pengembangan Komunikasi, Informasi, Media Masa dan Pemanfaatan Teknologi Informasi .

Dari program yang telah dilaksanakan tersebut, realisasi keuangan sebesar 97,84 %.

Adapun capaian kinerja masing-masing kegiatan sebagai berikut : (a) Pelaksanaan Program

1. Kegiatan Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Perijinan Secara Online, yang dilaksanakan oleh Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat, Capaian kinerja realisasi keuangan 97,48%. Output kegiatan adalah tersedianya aplikasi dan database perizinan secara online Outcome kegiatan adalah terintegrasinya database perizinan ke dalam aplikasi perizinan secara online (b) Permasalahan dan Solusi dalam pelaksanaan program Pengembangan Komunikasi,

Informasi, Media Masa dan Pemanfaatan Teknologi Informasi adalah ...

(13)

C. Urusan Otonomi Daerah

BPMPT Provinsi Jawa Barat pada Tahun Anggaran 2015 melaksanakan 7 program pembangunan yang dibagi dalam 13 Kegiatan yang meliputi Program Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem Administrasi, Program Pengembangan Kompetensi Aparatur, Program Peningkatan Kesejahteraan Sumber Daya Aparatur, Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur dan Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan.

Dari seluruh program yang telah dilaksanakan tersebut, realisasi keuangan sebesar 93,9 %.

Adapun capaian kinerja masing-masing program kegiatan sebagai berikut : 1. Program Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem Administrasi Daerah

(a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Permohonan Perizinan pada Objek Perizinan di Lapangan, yang dilaksanakan oleh Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat, Capaian realisasi keuangan sampai dengan akhir Desember dengan prosentase sebesar (93,35%) Output kegiatan adalah terlaksananya peninjauan lapangan untuk seluruh sektor perizinan. Outcome kegiatan adalah meningkatnya kualitas pengelolaan perizinan yang akuntabel pada BPMPT Provinsi Jawa Barat dengan capaian IKM sebesar 77,06.

(2) Kegiatan Forum Sinergitas Tim Teknis Perizinan, yang dilaksanakan oleh Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat, realisasi keuangan sebesar 96,86%. Output kegiatan adalah terlaksananya FGD Sinergitas Tim Teknis Perizinan. Outcome kegiatan adalah meningkatnya kualitas pengelolaan perizinan yang akuntabel pada BPMPT Provinsi Jawa Barat dengan capaian IKM sebesar 77,06.

(3) Kegiatan Updating Persyaratan Perizinan, yang dilaksanakan oleh Badan Penanaman

Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat, dengan Capaian kinerja

realisasi keuangan sampai dengan akhir Desember sebesar 91,16%. Output kegiatan

adalah terlaksananya updating dan legalisasi persyaratan perizinan. Outcome kegiatan

adalah meningkatnya kualitas pengelolaan perizinan yang akuntabel pada BPMPT

Provinsi Jawa Barat.

(14)

(4) Kegiatan Layanan Perizinan di Gerai dan Layanan Site Mobile Service (SMS), yang dilaksanakan oleh Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat, dengan Capaian kinerja realisasi keuangan sampai dengan akhir Desember sebesar 86,76%. Output kegiatan adalah terselenggaranya operasional pelayanan perizinan pada BPMPT yang profesional, akuntabel, normatif, transparan, andal dan santun. Outcome kegiatan adalah meningkatnya kualitas pengelolaan perizinan yang akuntabel pada BPMPT Provinsi Jawa Barat.

(5) Kegiatan Pengelolaan dan Publikasi database Perizinan, yang dilaksanakan oleh Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat, dengan Capaian kinerja realisasi keuangan sampai dengan akhir Desember sebesar 98,26%. Output kegiatan adalah tersedianya aplikasi dan handout perizinan. Outcome kegiatan adalah meningkatnya kualitas pengelolaan perizinan yang akuntabel pada BPMPT Provinsi Jawa Barat.

(6) Kegiatan Evaluasi Pelayanan Perizinan Terpadu, yang dilaksanakan oleh Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat, dengan Capaian kinerja realisasi keuangan sampai dengan akhir Desember sebesar 84,65%. Output kegiatan adalah terlaksananya survey Indeks Kepuasan Masyarakat. Outcome kegiatan adalah meningkatnya kualitas pengelolaan perizinan yang akuntabel pada BPMPT Provinsi Jawa Barat.

(7) Kegiatan Monitoring Pelayanan Perizinan Terpadu, yang dilaksanakan oleh Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat, dengan Capaian kinerja realisasi keuangan sampai dengan akhir Desember sebesar 98,37%. Output kegiatan adalah terlaksananya monitoring pelayanan perizinan terpadu. Outcome kegiatan adalah meningkatnya kualitas pengelolaan perizinan yang akuntabel pada BPMPT Provinsi Jawa Barat.

(b) Permasalahan dan solusi Program Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem Administrasi Daerah

Permasalahan pada program di atas, yaitu :

(15)

(1). Belum rampungnya perubahan terhadap Peraturan Gubernur Nomor 49 Tahun 2011 yang menjadi petunjuk pelaksanaan perizinan sehubungan penyesuaian dengan bentuk kelembagaan yang baru setelah penggabungan;

(2). Adanya peraturan perundangan yang tumpang tindih dari masing-masing perizinan;

(3). Belum optimalnya penerapan dari standar operasional prosedur tersebut untuk tiap- tiap proses penyelenggaraan perizinan;

(4). Adanya keterbatasan Sumber Daya Manusia baik kualitas maupun kuantitas dalam mendukung pelaksanaan program;

(5). Adanya keterbatasan Sarana dan Prasarana kerja yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan program termasuk aplikasi sistem informasi dan komunikasi yang dimiliki masih belum memadai dalam memperlancar pelayanan publik.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, solusi yang dilakukan adalah :

(1). Penerapan kedisiplinan bagi tiap-tiap pelaksana penyelenggaraan perizinan dalam melaksanakan proses perizinan agar sesuai dengan standar yang diterapkan;

(2). Komunikasi yang intensif dan optimal dengan OPD teknis dan penyelenggara Pelayanan Perizinan Terpadu (PPT) di Kabupaten/Kota demi tercapainya sinergitas dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan;

(3). Mengikutsertakan pegawai BPPT dalam kegiatan-kegiatan pelatihan/bimbingan teknis/kursus yang dapat meningkatkan kompetensi dalam mendukung peningkatan pencapaian kinerja organisasi;

(4). Secara terus menerus berupa memenuhi kebutuhan Sarana dan Prasarana kerja, termasuk didalamnya penyempurnaan aplikasi sistem informasi dan komunikasi yang sudah dimiliki.

2. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur (a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Peningkatan Kemampuan Aparatur pada BPMPT yang dilakukan oleh BPMPT Provinsi Jawa Barat, realisasi anggaran sampai dengan akhir Desember sebesar 96,24%. Output kegiatan adalah tersedianya uang saku seminar, lokakarya, sosialisasi, rapat kerja, rapat koordinasi, diseminasi, diklat, bimbingan teknis, tersedianya biaya pendaftaran kursus singkat/pelatihan, Outcome kegiatan adalah meningkatnya kemampuan, kompetensi dan kinerja aparatur BPMPT

(b) Permasalahan dan Solusi Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Permasalahan

pada program di atas, yaitu adanya keterbatasan sumber daya manusia yang memiliki

kompetensi dan memahami permasalahan penanaman modal serta untuk melaksanakan

proses pelayanan administrasi perizinan di lingkungan BPMPT sehingga untuk mengatasi

permasalahan tersebut, solusi yang dilakukan adalah dengan mengikutsertakan pegawai

BPMPT dalam penyelenggaraan bimbingan teknis tentang penanaman modal dan

pengelolaan administrasi perizinan bagi para pegawai terkait, sehingga diharapkan dapat

(16)

lebih memahami tentang penanaman modal dan dapat melaksanakan pelayanan administrasi perizinan pada semua bidang/sektor (24 bidang/sektor) yang dikelola oleh BPMPT.

3. Program Peningkatan Kesejahteraan Sumber Daya Aparatur (a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur yang dilaksanakan oleh Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat realisasi anggaran sampai dengan akhir Desember 94,34% Output kegiatan adalah terlaksananya kegiatan training for succes, terlaksananya belanja obat-obatan, terlaksananya general check up, tersedianya anggaran untuk sewa lapangan olahraga, terlaksananya pembelian seragam BPMPT dan seragam olahraga, Outcome kegiatan adalah terpenuhi kesejahteraan untuk mendukung kinerja pegawai.

(b) Permasalahan dari Program Peningkatan Kesejahteraan Sumber Daya Aparatur Permasalahan pada program di atas, yaitu ...

4. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran (a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran pada Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat dengan realisasi anggaran sampai dengan akhir Desember sebesar 94,95%. Output kegiatan adalah penyediaan administrasi perkantoran berupa ATK, telepon, listrik, internet, dokumentasi kegiatan kedinasan, cetakan formulir-formulir dan penggandaan/fotocopy, materai, spanduk, isi tabung gas, isi air kemasan dan galon, surat kabar, pengiriman surat dan majalah, sewa meja dan kursi, belanja makan minum rapat dan tamu serta belanja perjalanan dinas;.

Outcome kegiatan adalah terpenuhinya kebutuhan dasar operasional BPMPT dalam mendukung tugas pokok dan fungsinya

5. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur (a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantoran yang dilaksanakan oleh Badan

Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat dengan realisasi

anggaran sampai dengan akhir Desember sebesar 97,51%. Output kegiatan adalah

penyediaan sarana dan prasarana kantor yang memadai, antara lain: honor panitia

pengadaan barang dan jasa, kursi kerja staf, proyektor/in focus / alat teleconference,

CCTV, mesin penghancur kertas, rak arsip, filling cabinet, AC, papan nama, vacum

cleaner, komputer, note book tablet, printer, monitor display, modem internet, meja

staf, terlaksananya belanja perlengkapan kantor, peralatan kantor, pengadaan

komputer, pengadaan meubeulair, peralatan dapur, alat-alat komunikasi, pengadaan

penerangan jalan taman, pengadaan konstruksi, Outcome kegiatan adalah tersedianya

sarana dan prasarana untuk mendukung tugas pokok dan fungsi aparatur serta

(17)

pelayanan kepada masyarakat yang memadai, terpenuhinya kebutuhan sarana prasarana perkantoran untuk menunjang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi.

6. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur (a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor yang dilaksanakan oleh Badan Penanaman dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat dengan Realisasi anggaran sampai dengan akhir Desember 95,59%. Output kegiatan adalah terpeliharanya sarana dan prasarana kantor, tersedianya biaya jasa kebersihan, terrsedianya biaya jasa keamanan, tersedianya biaya bahan bakar, tersedianya biaya perawatan kendaraan bermotor dan perpanjangan STNK. Outcome kegiatan adalah meningkatnya daya dukung sarana dan parasarana untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

7. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan (a) Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, yang dilaksanakan oleh Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat dengan realisasi anggaran sampai dengan akhir Desember 100%. Output kegiatan adalah penyusunan dokumen perencanaan dan pelaporan, tersusunnya RKT 2015, DPA 2015, DPPA 2015, RKA 2016, LAKIP 2015, Perjanjian Kinerja 2015, bahan LKPJ dan LPPD 2015, Renja 2016. Outcome kegiatan adalah meningkatnya daya dukung administrasi perencanaan dan pelaporan untuk meningkatkan pelayanan serta menunjang dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi.

D. Urusan Perencanaan Pembangunan

Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan Kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalammnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dalam pelaksanaan pembangunan Tahun 2015, BPMPT Provinsi Jawa Barat berpedoman kepada RPJPD tahun 2005-2025, RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 dan RKPD Tahun 2015.

Dimana proses penyusunan seluruh dokumen perencanaan tersebut melibatkan seluruh pemangku kepentingan dan sesuai dengan mekanisme yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

Indikator kinerja tersebut dicapai melalui Program dan Kegiatan sebagai berikut : 1) Program Perencanaan, Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan Daerah

a. Pelaksanaan Program

(1) Perencanaan dan Evaluasi Program/Kegiatan Penanaman Modal dan Perizinan, yang dilakukan oleh BPMPT Provinsi Jawa Barat direalisasikan sebesar 97,60%. Output kegiatan adalah terlaksananya Forum Sinergitas Kelembagaan Penanaman Modal;

tersusunnya Renstra BPMPT Provinsi Jawa Barat; tersusunnya Profil BPMPT Provinsi

Jawa Barat, tersusunnya SOP BPMPT Provinsi Jawa Barat; terlaksananya keikutsertaan

(18)

BPMPT pada kegiatan Pra Musrenbang, Musrenbang dan Musrenbangnas; KP3MN di Surabaya, Sosialisasi Program Kegiatan BKPM di Padang; terlaksananya evaluasi dan monitoring program/kegiatan penanaman modal. Outcome kegiatan adalah terwujudnya sinergitas perencanaan promosi dan penanaman modal dengan Pemerintah Pusat dan kabupaten/kota

E. Urusan Statistik

Pencapaian Indikator Kinerja Daerah pada Misi Ketiga terhadap Penyelenggaraan Urusan Statistik adalah : Persentase pemenuhan kebutuhan data/informasi/statistik Daerah 100%.

Indikator tersebut dicapai melalui Program Pengembangan data/Informasi/ Statistik Daerah.

Indikator kinerja tersebut pada BPMPT Provinsi Jawa Barat dicapai melalui Program dan Kegiatan sebagai berikut :

1) Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah a. Pelaksanaan Program

(1) Kegiatan Pembinaan dan Pendataan Penanaman Modal di Daerah Provinsi Jawa Barat, yang dilaksanakan oleh Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat sampai dengan akhir Desember direalisasikan sebesar 94,08%.

Output kegiatan adalah terlaksananya identifikasi perkembangan perusahaan PMA/PMDN di Kabupaten/Kota di Jawa Barat, terlaksananya pengumpulan data minat dan realisasi investasi PMA/PMDN di Jawa Barat. Outcome kegiatan adalah tercapainya target realisasi investasi berdasarkan RPJMD Provinsi Jawa Barat.

(2) Kegiatan Penyusunan dan Penyajian Data dan Informasi Statistik Penanaman Modal, yang dilaksanakan oleh Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa Barat sampai dengan akhir Desember direalisasikan sebesar 96,60%.

Output kegiatan adalah tersusunnya kajian minat dan realisasi investasi PMA/PMDN di Jawa Barat, tersusunnya perkembangan minat dan realisasi investasi PMA/PMDN di Jawa Barat, terlaksananya konsolidasi pengumpulan dan pengolahan data perkembangan minat dan realisasi PMA/PMDN ke Provinsi lain. Outcome kegiatan adalah tersajikannya perkembangan realisasi investasi PMA/PMDN di Jawa Barat berdasarkan lokasi dan sektor.

3.2 Kinerja Umum BPMPT Provinsi Jawa Barat

Pada pelaksanaan kinerja Tahun 2014-2015 telah diperoleh berbagai gambaran umum kinerja pemerintahan daerah, yang merupakan implementasi dari kebijakan operasional rencana strategis.

II. Kondisi kinerja umum pada Misi Kedua Provinsi Jawa Barat yaitu : Membangun

Perekonomian yang Kokoh dan Berkeadilan, ditunjukkan dengan :

(19)

Kondisi penanaman modal di Jawa Barat pada tahun 2015 dapat digambarkan sebagai berikut :

A. Realisasi Investasi

Realisasi Investasi PMA dan PMDN Tahun 2015, adalah sebesar Rp. 121,516 Trilyun, terdapat peningkatan Rp. 12,622 Trilyun atau terjadi peningkatan investasi sebesar 11,59

% dibandingkan dengan kondisi Tahun 2014, seperti tabel dibawah ini :

Realisasi Investasi berdasarkan Jumlah Proyek, Investasi PMA/PMDN dan Penyerapan Tenaga Kerja Tahun 2015

NO JENIS INFORMASI

TAHUN LAJU

PERTUMBUHAN 2014 2015 (%)

1.

Jumlah Total Proyek (buah) 24.788 37.213 50,13

a. PMA (buah) 2.393 5.108 113,46

b. PMDN (buah) 22.395 32.105 43,36

2.

Jumlah Total Investasi PMA dan PMDN (Rp)

108,894 Trilyun

121,516

Trilyun 11,59

a. PMA (Rp) 70,986

Trilyun

71,73

Trilyun 1,05

b. PMDN (Rp) 37,908

Trilyun

49,78

Trilyun 31,32

3.

Penyerapan Tenaga Kerja

(Orang) 396.083 349.377 (11,79)

a. PMA (orang) 311.261 240.048 (22,88)

b. PMDN (orang) 84.822 109.329 28,89

Sumber : BPMPT Tahun 2014 (berdasarkan data LKPM dan Non LKPM s/d 31 Desember 2015)

Jumlah proyek (lapangan usaha) PMA/PMDN tahun 2015 adalah 37.213 buah, terjadi peningkatan sebesar 50,13 % atau sebesar 12.425 buah proyek dibandingkan dengan jumlah proyek pada Tahun 2014. Sedangkan, jumlah penyerapan tenaga kerja (Indonesia) pada tahun 2015 adalah 349.377 orang, terjadi penurunan sebesar 46.706 orang atau penurunan sebesar 11,79 % dibandingkan dengan kondisi Tahun 2014, yang tersebar diberbagai jenis lapangan usaha.

Data mengenai realisasi investasi PMA dan PMDN Tahun 2014 dan 2015 didasarkan kepada Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) dan Non LKPM yang telah disampaikan oleh perusahaan penanaman modal kepada BKPM dan BPMPT.

Pada tahun 2015 menunjukan sektor Perdagangan dan Reparasi merupakan lapangan usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Dari 349.377 orang tenaga kerja yang bekerja; 20,62 persen bekerja di sektor Perdagangan dan Reparasi; 17,41 persen bekerja di sektor Industri Logam, Mesin dan Elektronika; 13,06 persen di sektor Industri Kendaraan Bermotor dan Alat Transportasi Lainnya; 12,60 persen bekerja di sektor Industri Tekstil;

8,85 persen bekerja di sektor Industri barang dari kulit dan alas kaki 27,47 persen tersebar

(20)

di berbagai sektor seperti peternakan, kehutanan, angkutan, konstruksi dan lain-lain.

Sedangkan dari nilai investasi sektor Perdagangan dan Reparasi, Industri Kendaraan Bermotor dan Alat Transportasi Lain; Industri Logam, Mesin dan Elektronika; Industri Kimia dan Farmasi serta Konstruksi adalah paling banyak dipilih para investor. Sedangkan dari lokasi investasi, berdasarkan nilai investasi Kabupaten Bekasi merupakan yang terbesar, kemudian diikuti oleh Kabupaten Karawang, Kota Bandung, Kabupaten Bogor dan Kota Bekasi. Sedangkan berdasarkan jumlah proyek terbanyak ada di Kabupaten Bekasi, kemudian diikuti oleh Kota Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Bandung. Dari sisi penyerapan tenaga kerja Kabupaten Bekasi masih yang terbesar dalam penyerapan tenaga kerja, diikuti oleh Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Subang.

Pada tahun 2015, seluruh daerah di Jawa Barat sudah ada realisasi investasinya tidak seperti tahun sebelumnya masih ada Kabupaten/kota yang belum memiliki realisasi investasi. Hal ini tentu saja menjadi keberhasilan dalam meningkatkan investasi di Provinsi Jawa Barat.

B. Rencana Minat Investasi

Minat Investasi adalah persetujuan yang telah diterbitkan Pemerintah melalui BKPM, terhadap permohonan investor dalam rangka PMA/PMDN untuk melakukan kegiatan usaha pada lokasi yang telah direncanakan. Persetujuan tersebut berupa Persetujuan Prinsip Penanaman Modal, yang merupakan payung bagi perusahaan untuk memulai kegiatan usahanya dengan melengkapi perizinan lainnya sesuai keperluan. Setelah perusahaan memperoleh persetujuan, langkah selanjutnya adalah melakukan kelengkapan administrasi perizinan sesuai dengan tahapan yang direncanakan, melakukan kegiatan pembangunan fisik baik untuk tempat operasional perusahaan maupun penyediaan barang modal maupun bahan baku, berlaku pula sebagai legalitas prinsip untuk melakukan kegiatan produksi percobaan.

Berdasarkan persetujuan yang telah diterbitkan pemerintah untuk perusahaan yang akan

melakukan kegiatan usaha berlokasi di Jawa Barat, dalam 2 (dua) tahun terakhir (2014

sampai 2015) menunjukkan ada peningkatan dalam nilai minat investasi. Pertumbuhan

minat investasi ke Jawa Barat tahun 2015 atas tahun 2014 dengan dengan angka

perbandingan per Desember (YoY), menunjukkan pertumbuhan sebagai berikut :

(21)

Rencana/Minat Investasi Proyek PMA/PMDN

Berdasarkan Jumlah Proyek, Nilai Investasi dan Penyerapan Tenaga Kerja Perbandingan Tahun 2014 – 2015 (YoY, Desember)

NO JENIS INFORMASI

TAHUN LAJU

PERTUMBUHAN 2014 2015 (%)

1.

Jumlah Proyek (buah) 1.430 1.540 7,7

a. PMA (buah) 737 611 (17,1)

b. PMDN (buah) 693 929 34,1

2.

Rencana Investasi (Rp) 133,6 Trilyun

186,5

Trilyun 39,6

a. PMA (Rp) 78,4

Trilyun

135,3

Trilyun 72,6

b. PMDN (Rp) 55,2

Trilyun

51,2

Trilyun (7,2)

3.

Rencana Penyerapan

Tenaga Kerja (Orang) 200.459 161.561 (19,4)

a. PMA (orang) 103.969 83.479 (19,7)

b. PMDN (orang) 96.490 78.082 (19,1)

Sumber : BPMPT, berdasarkan data LKPM

Sebagaimana Tabel diatas rencana atau minat investasi yang telah disetujui pada tahun 2015 mencapai sebesar Rp. 186,5 Trilyun dan terjadi peningkatan sebesar 39,6 % dibandingkan dengan minat investasi Tahun 2014 sebesar Rp. 133,6 Trilyun, sedangkan berdasarkan jumlah proyek terjadi peningkatan sebesar 7,7 %, yaitu 1.430 buah proyek tahun 2014 menjadi 1.540 buah proyek tahun 2015. Selanjutnya dalam hal rencana penyerapan tenaga kerja, terjadi penurunan sebesar 19,4 % untuk total PMA/PMDN yaitu dari 200.459 orang tahun 2014 menjadi 161.561 orang tahun 2015.

Persetujuan investasi tahun 2015 ke Jawa Barat dilihat dari minatnya terhadap sektor/bidang usaha, maka terdapat 5 besar khususnya untuk Nilai Investasi diatas Rp. 1 Trilyun yaitu sebagai berikut :

 Listrik, Gas dan Air sebanyak 19 buah proyek dengan investasi Rp. 67,8 Trilyun (atau 36,37 % dari Total Investasi)

 Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran sebanyak 193 buah proyek dengan investasi Rp. 25,9 Trilyun (atau 13,87 % dari Total Investasi)

 Industri Kendaraan Bermotor dan Alat Transportasi Lain sebanyak 65 buah proyek dengan investasi Rp. 25,2 Trilyun (atau 13,50 % dari Total Investasi)

 Industri Kimia dan Farmasi sebanyak 102 buah proyek dengan investasi Rp. 11,5

Trilyun (atau 6,16 % dari Total Investasi)

(22)

 Industri, Logam, Mesin dan Elektronika sebanyak 169 buah proyek dengan investasi Rp. 8,04 Trilyun (atau 4,31 % dari Total Investasi)

Berdasarkan lokasi usaha, terdapat rencana investasi hanya pada 25 Kabupaten/Kota di Jawa Barat. Dengan demikian tidak semua Kabupaten/Kota diminati oleh investor.

Rencana investasi terbesar (baik jumlah proyek maupun nilai investasi) berada pada :

 Kabupaten Subang dengan 18 proyek dan rencana investasi Rp. 65,7 Trilyun (atau 34,89 % dari total investasi),

 Kabupaten Karawang dengan 256 proyek dan rencana investasi Rp. 38,98 Trilyun (atau 20,90 % dari total investasi),

 Kabupaten Bekasi dengan 371 proyek dan rencana investasi Rp. 31,3 Trilyun (atau 16,78 % dari total investasi),

 Kabupaten Bogor dengan 238 proyek dan rencana investasi Rp. 14,8 Trilyun (atau 7,92 % dari total investasi),

 Kabupaten Sukabumi dengan 175 proyek dan rencana investasi Rp. 7,4 Trilyun (atau 3,95 % dari total investasi)

Secara khusus, investasi untuk PMA dari berbagai negara, pada tahun 2015, ranking tertinggi adalah PMA asal Jepang dengan 101 buah proyek senilai Rp. 21,7 Trilyun, disusul R. R. Tiongkok dengan 38 buah proyek senilai 9,9 Trilyun, Hongkong dengan 8 buah proyek senilai Rp. 9,3 Trilyun, Korea Selatan dengan 48 buah proyek senilai Rp. 3,7 Trilyun, dan British Virgin Island dengan 10 buah proyek senilai Rp. 1,8 Trilyun, negara lainnya tercatat adalah Malaysia, Belanda, Inggris, Saudi Arabia, Philipina, Caymans Island, Taiwan, Thailand, Jerman, Swiss, Amerika Serikat, Yemen Arab Republic, Luxemburg, India Bahrain dan lain-lain merencanakan investasinya dengan sejumlah proyek tertentu antara 1 sampai 112 buah proyek.

Dalam mendorong lancarnya kegiatan investasi yaitu masuknya para investor untuk berinvestasi di Jawa Barat baik minat investasi dan ataupun yang merealisasikan proyek/bidang usahanya untuk tetap bertahan berinvestasi di Jawa Barat, Tim Task Force Jawa Barat telah melakukan penyelesaian atas tindak lanjut penanganan permasalahan penanaman modal terhadap perusahaan PMA/PMDN.

III. Kondisi kinerja umum pada Misi Meningkatnya Efektivitas Pemerintahan Daerah dan Kualitas Demokrasi ditunjukkan dengan :

1. meningkatnya kinerja dan disiplin aparatur yang semakin profesional dan akuntabel, 2. terwujudnya kelembagaan dan ketatalaksanaan dan berbasis teknologi informasi,

3. meningkatnya pelayanan publik yang dapat diakses dengan mudah dan cepat oleh seluruh lapisan masyarakat,

4. meningkatnya kinerja pemerintahan desa dan pembangunan perdesaan,

(23)

5. meningkatnya pembangunan dan pembinaan hukum di daerah,

6. meningkatnya peran pemerintah dan masyarakat dalam pemeliharaan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat,

7. meningkatnya kerja sama daerah dalam pembangunan, 8. meningkatnya peran dan fungsi partai politik,

9. menguatnya peran masyarakat madani dalam kehidupan politik,

10. tumbuhnya pembangunan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Kondisi tahun 2015 dapat digambarkan sebagai berikut :

a. Kinerja Pelayanan Publik, kinerja pelayanan publik BPMPT Provinsi Jawa Barat ditunjukkan dengan pelayanan perijinan terpadu yang dilaksanakan BPPT Provinsi Jawa Barat dan Bidang Pelayanan Perijinan BPMPT Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 92 Tahun 2014, dari jumlah 261 perijinan yang dilaksanakan, dan 261 yang terintegrasi, pada tahun 2015 permohonan yang diajukan oleh pemohon ijin berjumlah 21.653 buah sedangkan yang diterbitkan sebanyak 17.253 buah ijin. Dari target durasi waktu selama 10 (sepuluh) hari berhasil diselesaikan selama rata-rata 13 (tiga belas) hari.

b. Kondisi Kerjasama Daerah, kerjasama pembangunan baik antar dan dengan daerah lain, pihak swasta, Kementerian dan Lembaga Pemerintah, maupun Luar Negeri makin meningkat sejalan dengan kebutuhan daerah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kerjasama antar Provinsi yang berbatasan antara lain dengan Banten, DKI Jakarta, dan dengan Kalimantan Timur. Selain itu dengan Provinsi se-Jawa Bali yang tergabung dalam forum MPU Jawa-Bali, melalui kerjasama antar provinsi tersebut, selain kerjasama dalam memecahkan masalah di wilayah perbatasan, dan permasalahan bersama dengan provinsi lain, juga menyuarakan kepentingan daerah kepada Pusat c. Kondisi Pendayagunaan Aparatur, pendayagunaan sumber daya aparatur di

lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat selain dilaksanakan melalui berbagai program

dan kegiatan, seperti rekruitmen CPNS, pengembangan SDM Aparatur, Penempatan dalam

jabatan struktural/fungsional, peningkatan disiplin PNS, penerapan reward and

punishment , peningkatan kualitas pelayanan, pemberian penghargaan, serta

pemberhentian PNS. Peningkatan kualitas aparatur dilakukan juga melalui pendidikan

formal dan non formal, diklat struktural dan fungsional, bimtek, lokakarya, seminar serta

pelatihan yang mendukung kinerja dan prestasi kerja.

(24)

BAB IV PENYELENGGARAAN TUGAS DEKONSENTRASI

Dekonsentrasi merupakan pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada gubernur sebagai wakil pemerintah. Pendanaan dalam rangka dekonsentrasi dilaksanakan setelah adanya pelimpahan wewenang pemerintah melalui kementerian negara/lembaga kepada gubernur sebagai wakil pemerintah di daerah atas beban APBN sesuai dengan besaran wewenang yang dilimpahkan dan dipergunakan untuk kegiatan yang bersifat nonfisik. Dana dekonsentrasi bertujuan meningkatkan tingkat pencapaian efisiensi dan efektivitas dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan publik, dan pembangunan di daerah, serta menciptakan keselarasan dan sinergitas secara nasional antara program/kegiatan Dekonsentrasi yang didanai dari APBN melalui RKA-KL dengan program/kegiatan desentralisasi yang didanai dari APBD melalui RKA-SKPD.

BPMPT Provinsi Jawa Barat menerima tugas dekonsentrasi sebagai satuan kerja perangkat daerah yang melaksanakan kegiatan dalam urusan wajib bidang penanaman modal dari Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia (BKPM-RI).

Sebagai landasan dasar hukum pemberian tugas dekonstrasi, yaitu:

1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal;

4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;

5. Undang-undang Nomor 27 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015

6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

7. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 jo Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2011 tentang tata Cara Pelaksanaan Tugas Dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Di Wilayah Provinsi

Tujuan Pelaksanaan Kegiatan Dekonsentrasi Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Tahun Anggaran 2015

Dalam pelaksanaan tugas tersebut diatas, BPMPT Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2015

bertumpu pada pelaksanaan program kegiatan yang telah ditetapkan BKPM RI, yaitu:

(25)

a. Program

Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal b. Kegiatan

Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Wilayah IV c. Obyek Kegiatan/Penerima Manfaat

- Perusahaan Penanaman Modal (PMA/PMDN)

- Perangkat Daerah Kabupaten/Kota Bidang Penanaman Modal - Instansi terkait lainnya

d. Keluaran/Output:

Tersedianya data realisasi penanaman modal baik bagi kegiatan yang masih dalam kontruksi maupun yang telah berproduksi komersial

e. Outcome/Manfaat kegiatan

- Difasilitasinya penyelesaian masalah yang dihadapi penanaman modal secara berjenjang baik ditingkat Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pemerintah;

- Dimanfaatkannya data realisasi penanaman modal bagi pengambilan kebijakan secara nasional;

- Dipatuhinya peraturan perundang-undangan bagi investor dalam melakukan kegiatan usahanya da nada penyalahgunaan fasilitas penanaman modal bagi para investor.

Dari pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi yang dilakukan BPMPT Provinsi Jawa Barat, pelakasanaan tugas kegiatan meliputi pemantauan terhadap Perusahaan PMA/PMDN dan konsinyering terhadap sebagian perangkat daerah Kabupaten/Kota Bidang Penanaman Modal (PDKPM) Se Jawa Barat dan Perusahaan PMA/PMDN sebanyak 60 peserta.

Dari implementasi pelaksanaan tugas dekonsentrasi, pembiayaan berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2015, kegiatan BKPM-RI Unit Organisasi Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal.

Realisasi anggaran APBN pendapatan pada tahun anggaran 2015 BPMPT Provinsi Jawa Barat

adalah sebesar 100 % dari anggarannya, sedangkan realisasi anggaran belanja, juga sebesar equivalen

mencapai 100 % dari anggaran yang diterima.

(26)

BAB V PENGELOLAAN KEUANGAN

5.1 Kelompok Pembiayaan

Dalam bab-bab sebelumnya, penyelenggaraan program dan kegiatan yang diselenggarakan BPMPT mutlak diperlukan adanya pembiayaan. Dari seluruh program dan kegiatan tersebut dikelompokkan dalam 2 (dua) komponen dasar pembiayaan, yaitu:

5.1.1 Belanja Langsung

1. Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah dengan kegiatan : a) Perencanaan dan Evaluasi Program/Kegiatan Penanaman Modal dan Perizinan.

2. Program Peningkatan Iklim, Promosi dan Kerjasama Investasi dengan kegiatan:

a) Forum Interaksi Investor Jawa Barat

b) Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal PMA/PMDN;

c) Penyusunan Kebijakan Penanaman Modal;

d) Pelaksanaan Kerjasama Investasi;

e) Penyusunan Profil Peluang Investasi di Jawa Barat;

f) Penyelenggaraan Promosi dan Kerjasama Investasi;

g) Sosialisasi Pelayanan Perijinan di Jawa Barat.

3. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi, Media Massa dan Pemanfaatan Teknologi Informasi dengan kegiatan :

a) Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Perizinan secara Online

4. Program Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem Administrasi Daerah, dengan kegiatan antara lain :

a) Penyelenggaraan Administrasi Perizinan pada Objek Perizinan di Lapangan;

b) Forum Sinergitas Tim Teknis Perizinan;

c) Updating Persyaratan Perizinan;

d) Layanan Perizinan di Gerai dan Layanan Site Mobile Service (SMS) e) Pengelolaan dan Publikasi Database Perizinan;

f) Evaluasi Pelayanan Perizinan Terpadu;

g) Monitoring Pelayanan Perizinan Terpadu.

5. Program Pengembangan Kompetensi Aparatur, dengan kegiatan : a) Peningkatan Kemampuan Aparatur pada BPMPT;

6. Program Peningkatan Kesejahteraan Sumber Daya Aparatur, dengan kegiatan:

a) Peningkatan Kesejahteraan dan Kemampuan Aparatur.

7. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, dengan kegiatan:

(27)

a) Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran.

8. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur dengan kegiatan : a) Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor;

b) Jasa Konsultansi Penyusunan DED pada BPMPT.

9. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur, yaitu kegiatan:

a) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor.

10. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, dengan kegiatan:

a) Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 11. Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah, dengan kegiatan :

a) Pembinaan dan Pendataan Penanaman Modal di Daerah Provinsi Jawa Barat;

b) Penyusunan dan Penyajian Data dan Informasi/Statistik Penanaman Modal.

5.1.2 Belanja Tidak Langsung

Belanja Tidak Langsung digunakan untuk mendukung seluruh pelaksanaan program kerja, komponen belanja administrasi umum mengakomodir realisasi belanja yang bersifat rutin yaitu Belanja Pegawai.

5.2 Anggaran Belanja dan Akuntabilitas Keuangan

Anggaran Belanja BPMPT dalam Tahun Anggaran 2015 terdiri dari:

a. Belanja Langsung sebesar b. Belanja Tidak Langsung sebesar

Secara kumulatif selama Tahun Anggaran 2015, sampai dengan Bulan Desember Tahun 2015 realisasi nilai belanja ekuivalen dengan 90,49 % dari nilai belanja.

Akuntabilitas keuangan dilakukan berdasarkan penggunaan anggaran sebagaimana tercantum dalam Dokumen Perubahan Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPPA-SKPD) Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Tahun Anggaran 2015.

Dari implementasi tugas pokok dan fungsi Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu

dikaitkan dengan anggaran tersebut, realisasi anggaran Badan dapat dilihat sebagaimana tercantum

dalam tabel di bawah :

(28)

NO URAIAN

CAPAIAN TARGET

% 1 Belanja Tidak Langsung 85,36

1.1 Belanja Pegawai 85,36

2 Belanja Langsung 94,02

2.1 Belanja Pegawai 91,8

2.2 Belanja Barang dan Jasa 93,8

2.3 Belanja Modal 97,4

Secara lebih terinci implementasi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu dikaitkan dengan akuntabilitas keuangan adalah sebagai berikut :

1) Perencanaan dan Evaluasi Program/Kegiatan Penanaman Modal dan Periiznan

NO URAIAN

CAPAIAN TARGET

%

1 Belanja Pegawai 59,7

2 Belanja Barang dan Jasa 98,98

JUMLAH 97,6

2) Forum Interaksi Investor Jawa Barat

NO URAIAN

CAPAIAN TARGET

%

1 Belanja Pegawai 99,4

2 Belanja Barang dan Jasa 97,5

JUMLAH 97,7

3) Pengendalian Pelaksnaaan Penanaman Modal PMA/PMDN

NO URAIAN

CAPAIAN TARGET

%

1 Belanja Pegawai -

2 Belanja Barang dan Jasa 92,75

JUMLAH 92,75

(29)

4) Penyusunan Kebijakan Penanaman Modal

NO URAIAN

CAPAIAN TARGET

% 1 Belanja Pegawai 99,96 2 Belanja Barang dan Jasa 95,2

JUMLAH 95,7

5) Pelaksanaan Kerjasama Investasi

NO URAIAN

CAPAIAN TARGET

%

1 Belanja Pegawai 99,8

2 Belanja Barang dan Jasa 99,3

JUMLAH 99,3

6) Penyusunan Profil Peluang Investasi di Jawa Barat

NO URAIAN

CAPAIAN TARGET

% 1 Belanja Pegawai 99,96 2 Belanja Barang dan Jasa 94,7

JUMLAH 95,1

7) Penyelenggaraan Promosi dan Kerjasama Investasi

NO URAIAN

CAPAIAN TARGET

% 1 Belanja Pegawai 90,01 2 Belanja Barang dan Jasa 90,13

JUMLAH 90,13

(30)

8) Sosialisasi Pelayanan Perijinan di Jawa Barat

NO URAIAN

CAPAIAN TARGET

%

1 Belanja Pegawai 91,5

2 Belanja Barang dan Jasa 99,49

JUMLAH 99,41

9) Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Perizinan secara Online

NO URAIAN

CAPAIAN TARGET

%

1 Belanja Pegawai 100

2 Belanja Barang dan Jasa 97,42

JUMLAH 97,48

10) Penyelenggaraan Administrasi Perizinan pada Objek Perizinan di Lapangan

NO URAIAN

CAPAIAN TARGET

%

1 Belanja Pegawai -

2 Belanja Barang dan Jasa 93,35

JUMLAH 93,35

11) Forum Sinergitas Tim Teknis Perizinan

NO URAIAN

CAPAIAN TARGET

%

1 Belanja Pegawai -

2 Belanja Barang dan Jasa 96,86

JUMLAH 96,86

12) Updating Persyaratan Perizinan

NO URAIAN

CAPAIAN TARGET

%

1 Belanja Pegawai -

2 Belanja Barang dan Jasa 91,2

JUMLAH 91,2

(31)

13) Layanan Perizinan di Gerai dan Layanan Site Mobile Service (SMS)

NO URAIAN

CAPAIAN TARGET

%

1 Belanja Pegawai -

2 Belanja Barang dan Jasa 86,76

JUMLAH 86,76

14) Pengelolaan dan Publikasi Data Base Perizinan

NO URAIAN

CAPAIAN TARGET

%

1 Belanja Pegawai 100

2 Belanja Barang dan Jasa 98,22

JUMLAH 98,26

15) Evaluasi Pelayanan Perizinan Terpadu

NO URAIAN

CAPAIAN TARGET

%

1 Belanja Pegawai 100

2 Belanja Barang dan Jasa 84,49

JUMLAH 84,65

16) Monitoring Pelayanan Perijinan Terpadu

NO URAIAN

CAPAIAN TARGET

%

1 Belanja Pegawai -

2 Belanja Barang dan Jasa 98,37

JUMLAH 98,37

Referensi

Dokumen terkait

Parents who spend quality time together develop close relationships with their children; thus children are less likely to give in to peer pressure or gangs. Stay Involved in

Selain itu faktor promosi yang dilalukan oleh tujuan wisata lain baik dari dalam negeri maupun luar negeri dapat menjadikan semakin banyaknya destinasi wisata di

Produksi Daging Ayam Buras di Provinsi Kalimantan Timur

[r]

digunakan untuk mengidentifikasi variabel perubahan garis pantai diperoleh berdasarkan analisis citra satelit ALOS dengan tingkat resolosi 2,5 x 2,5 perekaman 10 Mei

A travel nursing company specializes in in-home care, so they will have all of the proper equipment needed to take care of you or your loved one.. If you are looking for a travel

Dari jaring-jaring kubus pada gambar di bawah, persegi yang diarsir merupakan alas kubus, maka bidang alas kubus tersebut adalah. persegi

Testicular rupture, like testicular torsion and other serious injuries to the testicles, causes extreme pain, swelling in the scrotum, nausea and vomiting. To fix the problem,