ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, LIKUIDITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR
MODAL PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN SUB SEKTOR MINYAK DAN GAS BUMI PERIODE 2007-2011
Fajra Ambun Suri¹, Dudi Pratomo², S.et³
¹Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika), Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Telkom
Abstrak
Struktur modal merupakan bentuk perimbangan finansial antara modal utang dan modal sendiri yang menjadi sumber pendanaan jangka panjang bagi perusahaan. Dalam menentukan struktur modal yang optimal, manajemen akan melakukan pertimbangan terhadap beberapa faktor.
Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah profitabilitas, struktur aktiva, pertumbuhan penjualan, likuiditas dan ukuran perusahaan. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui secara pasti
pengaruh faktor-faktor di atas terhadap keputusan bentuk struktur modal perusahaan minyak dan gas bumi yang dikenal sebagai perusahaan high capital atau perusahaan dengan tingkat kebutuhan dana yang tinggi.
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 PT Medco Energi Internasional Tbk.
PT Medco Energi Internasional Tbk didirikan dalam kerangka UU Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6/1968 yang telah diubah menjadi UU No. 12/1970, berdasarkan Akta Notaris No. 19 oleh Imas Fatimah, S.H. pada tanggal 9 Juni tahun 1980 sebagai perusahaan kontraktor pengeboran swasta Indonesia. PT Medco Energi Internasional Tbk, yang selanjutnya disebut perusahaan, telah berubah nama sebanyak tiga kali, dari PT Meta Epsi Pribumi Drilling Company pada saat pendiriannya (1980) menjadi PT Medco Energi Corporation sebelum Penawaran Perdana Saham ke Publik pada tahun 1994, dan terakhir berubah menjadi PT Medco Energi Internasional Tbk pada tahun 2000 sebagai tindak lanjut dari selesainya restrukturisasi utang pada akhir tahun 1999. Perusahaan memulai usahanya sebagai penyedia jasa pengeboran anjungan dan merupakan kontraktor pengeboran swasta Indonesia pertama. Logo perusahaan dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1 Logo PT Medco Energi Internasional Tbk.
Sumber: www.medcoenergi.com (diakses 15 April 2012)
Saat ini, perusahaan telah tumbuh menjadi kelompok usaha yang maju, dengan berkantor pusat di Indonesia, dan bergerak di sektor energi
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
2
terpadu dengan fokus pada Industri Eksplorasi dan Produksi Minyak dan Gas (E&P Migas), Ketenagalistrikan dan Industri Hilir.
Pada 12 Oktober 1994, perusahaan mencatatkan diri sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia dengan kode “MEDC”. Hingga saat ini, perusahaan telah mengembangkan wilayah operasinya dari Indonesia ke wilayah Oman, Yaman, Libya dan Amerika Serikat.
A. Visi, Misi dan Strategi PT Medco Energi Internasional Tbk.
Visi
Menjadi perusahaan energi pilihan bagi investor, pemegang saham, mitra kerja, karyawan serta masyarakat umum
Misi
Mengembangkan potensi sumber daya energi menjadi portofolio investasi yang menguntungkan, dilaksanakan dengan benar dan bertanggung-jawab
Strategi Usaha
1. Terus memperkuat portofolio dari aset produksi, termasuk melalui akuisisi
2. Meningkatkan indeks jangka waktu cadangan dengan melakukan kegiatan eksplorasi yang berkualitas tinggi
3. Menyelesaikan seluruh Proyek Utama sesuai rencana
4. Mempercepat pertumbuhan aset terkait lainnya melalui kemitraan
1.1.2 PT Energi Mega Persada Tbk.
PT Energi Mega Persada Tbk adalah sebuah perusahaan berbasis pertambangan di Indonesia yang lebih dikenal sebagai produsen, pengembang dan pengeksplor dalam sektor hulu minyak dan gas bumi. PT Energi Mega Persada Tbk, yang selanjutnya disebut perusahaan, didirikan berdasarkan
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
3
Akta Notaris No. 16 tanggal 16 Oktober 2001 dari H. Rakhmat Syamsul Rizal, S.H.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan perusahaan antara lain adalah menjalankan usaha dalam bidang perdagangan, jasa dan pertambangan, serta jasa manajemen di bidang pertambangan minyak dan gas bumi. Saat ini, perusahaan bergerak dalam bidang eksplorasi dan perdagangan minyak dan gas bumi.
Perusahaan memiliki beberapa anak perusahaan yang terlibat dalam eksplorasi minyak dan gas, dengan pusat aktivitas yang berada di Kepulauan Kangean, Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Riau, Jambi, Sumatera Utara, Kalimantan Timur dan Laut Timor Nusa Tenggara Timur. Logo perusahaan dapat dilihat pada Gambar 1.2.
Gambar 1.2 Logo PT Energi Mega Persada Tbk.
Sumber: www.energi-mp.com (diakses 15 April 2012)
Pada Februari 2004, perusahaan mengakuisisi PT Imbang Tata Alam (ITA) yang mengusai 26,03% working interest di KKS Malacca Strait.
Kondur dan ITA bersama-sama memiliki 60,49% working interest di KKS Malacca Strait. Sebulan kemudian, perusahaan juga mengakuisisi Kalila Energy Ltd. (KEL) dan Pan Asia Enterprise Ltd. (PAN), menjadi pemilik langsung 100% Lapindo Brantas Inc. (Lapindo). Lapindo memiliki 50%
working interest dan merupakan operator KKS Brantas. Pada Juni 2004, perusahaan secara resmi tercatat di Bursa Efek Jakarta dengan kode saham
“ENRG”.
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
4
A. Visi dan Strategi PT Energi Mega Persada Tbk.
Visi
Menjadi Perusahaan Eksplorasi dan Produksi Minyak dan Gas independen terkemuka di Asia. Menerapkan keunggulan dalam kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan, menjunjung tinggi tata kelola perusahaan yang baik, dan berkontribusi dalam pengembangan komunitas
Strategi perusahaan
1. Membentuk sumber daya manusia yang handal dan memiliki kinerja tinggi
2. Mendorong pertumbuhan Perseroan secara organik melalui kegiatan eksplorasi dan pengembangan dari portofolio yang sudah ada 3. Mempercepat pertumbuhan melalui akuisisi strategis dengan
mengakuisisi aset yang mempunyai harga kompetitif, berada di lokasi strategis serta memiliki prospek cadangan dan sumber daya yang baik
4. Meningkatkan keunggulan operasi untuk semua kegiatan utama Perseroan
5. Memproduksi sejumlah besar cadangan minyak dan gas 6. Meningkatkan produksi minyak dan gas yang telah dimiliki
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
5 1.2 Latar Belakang Penelitian
Indonesia dikenal sebagai Negara yang kaya akan sumber daya alamnya. Fakta tersebut ditunjukkan dengan keanekaragaman sumber daya alam yang dimiliki, mulai dari sumber daya alam hayati hingga non hayati.
Sehingga, tidak salah ketika Indonesia ditetapkan sebagai Negara dengan tingkat sumber daya alam hayati (biodiversitas) tertinggi kedua di dunia setelah Brazil. (Utomo, 2012).
Selain tingginya tingkat sumber daya alam hayati yang dimiliki, beberapa daerah di Indonesia juga dikenal sebagai penghasil berbagai macam bahan tambang, seperti batu bara, tembaga, timah, bauksit, gas alam, petroleum, nikel, emas dan perak. Berbagai macam bahan tambang tersebut dikategorikan sebagai sumber daya alam non hayati yang selanjutnya dibagi ke dalam dua jenis, yaitu sumber daya minyak dan gas bumi (migas) serta non migas.
Sepanjang perjalanan bangsa Indonesia, migas memiliki peran yang sangat penting dan strategis. Peran penting dalam hal ini karena migas menyangkut hajat hidup orang banyak dan strategis karena migas merupakan sumber energi bagi kegiatan ekonomi nasional, di samping sebagai sumber penghasil devisa Negara.
Salah satu peran nyata sektor migas dalam menyokong perekonomian Negara adalah sebagai komoditas ekspor. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor Indonesia pada Mei 2012 mengalami peningkatan sebesar 3,41% dibanding April 2012, yaitu dari US$16.173,2 juta menjadi US$16.724,8 juta. Peningkatan ekspor pada bulan Mei 2012 salah satunya disebabkan oleh meningkatnya ekspor migas yang naik sebesar 1,33% dari US$3.560,7 juta menjadi US$3.608,2 juta.
Sedangkan, jika dilihat pada struktur nilai ekspor keseluruhan selama Januari hingga Mei 2012, ekspor migas memberikan kontribusinya sebesar
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
6
21,07%. Untuk lebih jelasnya, struktur nilai ekspor dapat dilihat pada Gambar 1.3 berikut ini:
Gambar 1.3 Struktur Nilai Ekspor Indonesia
Sumber: www.bps.go.id (diakses 15 Juli 2012)
Berdasarkan Gambar 1.3 di atas, maka dapat dikatakan pula bahwa sektor migas merupakan sektor terbesar kedua penyumbang nilai ekspor setelah sektor industri yang menyumbang sebesar 59,01%. Oleh karena itu, besarnya peran sektor migas dalam menyokong perekonomian Indonesia memang tidak boleh dikesampingkan.
Catatan sejarah mengungkapkan bahwa pengelolaan minyak bumi di Indonesia termasuk yang tertua di dunia. Menurut Barletlett et al. (Kuncoro et al., 2009:11), usaha pengeboran minyak bumi di Indonesia pertama kali dilakukan di Cibodas oleh Reerink pada tahun 1871, atau 12 tahun setelah pengeboran minyak bumi pertama dunia di Pennsylvania.
Pada masa pra kemerdekaan, pencarian minyak bumi secara komersial dilakukan pertama kali pada tahun 1871 oleh pengusaha Belanda Jan Reerink. Namun, hingga tahun 1874, empat sumur minyak bumi yang digali tidak memberikan hasil secara komersial, sehingga berakhir pada
Struktur Nilai Ekspor Januari - Mei 2012
Industri 59,01%
Tambang 17,37%
Migas 21,07%
Pertanian 2,55%
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
7
penutupan usahanya. Pada tahun 1883, Aeilko Jans Zijlker, pimpinan perkebunan tembakau di Hindia Belanda wilayah Langkat (Sumatera Utara) secara tidak sengaja menemukan sumur minyak bumi. Namun, setelah dilakukan pengeboran ternyata sumur tersebut tidak menghasilkan minyak bumi seperti yang telah diperkirakan. Baru pada tahun 1885 (Kuncoro et al., 2009:12), Zijlker berhasil menemukan minyak pada saat membangun sumur kedua di Telaga Tunggal yang akhirnya dapat dikelola secara komersial.
Temuan inilah yang menjadi pangkal berdirinya Royal Dutch Petroleum Company yang memproduksi, mengolah dan memasarkan minyak bumi.
Sejak saat itu, pencarian minyak bumi diteruskan ke berbagai wilayah Nusantara. Dalam hal pencarian gas, biasanya bersamaan dengan kegiatan eksplorasi minyak bumi, baik ditemukan dalam bentuk associated gas maupun non-associated gas. (Hartono, 2009:67).
Pada zaman pendudukan Jepang, usaha yang dilakukan umumnya adalah merehabilitasi lapangan dan sumur yang rusak akibat bumi hangus atau pengeboman akibat perpindahan kekuasaan. Ketika terjadi kekosongan kekuasaaan sesaat setelah Jepang menyerah kepada Sekutu, barulah ladang- ladang minyak yang ada diambil alih oleh pihak Indonesia dan dinyatakan sebagai hak milik rakyat secara mutlak. Tidak lama setelah itu, muncul berbagai perusahaan minyak pribumi yang diorganisir oleh kelompok yang menamakan dirinya sebagai Laskar Minyak. Mereka adalah bekas karyawan perusahaan-perusahaan minyak bumi di masa Hindia Belanda atau pada masa pendudukan Jepang yang secara inherent memiliki keahlian dan menguasai proses produksi. Sejak diberikannya kekuasaan bagi Negara untuk menguasai tambang-tambang migas, mendorong terbentuknya perusahaan-perusahaan di bidang pengeksplorasian, pengeboran serta pengembangan migas baik yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta.
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
8
Hingga tahun 2012, terdapat enam perusahaan yang bergerak di sektor migas yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Daftar perusahaan migas yang telah terdaftar tersebut disajikan pada Tabel 1.1 berikut ini:
Tabel 1.1
Daftar Perusahaan Pertambangan Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi (terdaftar di Bursa Efek Indonesia hingga tahun 2012)
No. Nama Perusahaan
1. PT Benakat Petroleum Energy Tbk.
2. PT Elnusa Tbk.
3. PT Energi Mega Persada Tbk.
4. PT Medco Energi Internasional Tbk.
5. PT Radiant Utama Interinsco Tbk.
6. PT Ratu Prabu Energi Tbk.
Sumber: www.idx.co.id (diakses 15 April 2012)
Pada hakikatnya, semua perusahaan berdiri karena memiliki suatu tujuan. Secara umum, tujuan tersebut dapat dibedakan menjadi tujuan ekonomis dan tujuan sosial. Tujuan ekonomis sendiri berkenaan dengan upaya perusahaan untuk mempertahankan eksistensinya. Dalam hal ini, perusahaan berupaya menciptakan serta memaksimalkan laba, menciptakan pelanggan, dan menjalankan upaya-upaya pengembangan dengan memusatkan perhatian pada kebutuhan masyarakat dalam hal produk yang dihasilkan. (Fuad et al, 2006:22). Meskipun upaya memaksimalkan laba merupakan tujuan yang logis dan umum bagi setiap perusahaan, akan tetapi semua pakar keuangan korporasi sepakat bahwa tujuan perusahaan dalam perspektif manajemen keuangan bukanlah memaksimalkan laba, melainkan memaksimalkan kekayaan pemegang saham (stockholder’s wealth) atau memaksimalkan nilai perusahaan (value of the firm). (Mardiyanto 2009:5).
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
9
Semua tujuan pada dasarnya bisa tercapai apabila perusahaan dapat mengelola setiap aktivitas bisnisnya dengan baik. Selain dituntut untuk mampu melihat dan membaca situasi lingkungan, perusahaan juga diharapkan mampu melakukan pengelolaan terhadap fungsi-fungsi manajemen, baik di bidang pemasaran, produksi, sumber daya manusia dan keuangan dengan baik agar dapat unggul dalam persaingan yang dihadapinya. Jika tidak, perusahaan nantinya akan mengalami kesulitan dalam menghadapi tingkat persaingan usaha yang semakin tinggi, di mana pada akhirnya dapat mempersulit perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Dalam melakukan semua aktivitasnya, setiap perusahaan pasti membutuhkan dana. Terlebih lagi dengan perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan, khususnya minyak dan gas bumi yang merupakan perusahaan dengan tingkat kebutuhan dana yang tinggi, sehingga dikenal sebagai high capital corporation. Hal ini dikarenakan aktivitas operasionalnya yang tinggi dan cenderung lama untuk dapat menghasilkan minyak dan gas bumi.
Sehingga, dana yang dibutuhkan harus dapat tersedia kapan saja ketika perusahaan ingin menggunakannya, karena ketidaktersediaan dana dapat memicu terganggunya aktivitas atau kegiatan perusahaan. Oleh sebab itu, peran manajemen keuangan sangat penting bagi perusahaan dikarenakan ruang lingkupnya yang mencakup akan keputusan pendanaan.
Pengelolaan terhadap dana merupakan suatu hal yang penting untuk dilakukan perusahaan. Pengelolaan dana mencakup bagaimana manajemen memperoleh sumber dana yang efisien dan mengalokasikannya atau menginvestasikannya secara efektif.
Secara umum, kebutuhan akan dana dapat dipenuhi dari berbagai sumber, yaitu eksternal maupun internal perusahaan (financing activities).
Sumber dana eksternal merupakan sumber dana dari luar perusahaan seperti utang bank, utang pihak ketiga atau penerbitan surat berharga. Sedangkan,
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
10
sumber dana internal berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, seperti penambahan modal pemilik dan laba ditahan. (Herprasetyo, 2009:15).
Pada dasarnya, aktivitas pemenuhan dan penggunaan dana menyangkut keseimbangan finansial di dalam perusahaan, yakni keseimbangan antara pasiva (sisi kanan) dengan aktiva (sisi kiri) yang digambarkan dalam neraca (balance sheet). Dalam mengelola pemenuhan dana perusahaan, manajer harus mampu menentukan proporsi antara penggunaan utang atau modal sendiri. Proporsi tersebut dapat dikatakan sebagai struktur keuangan (financial structure). Akan tetapi, salah satu faktor yang membuat suatu perusahaan memiliki daya saing dalam jangka panjang adalah faktor kuatnya struktur modal yang dimiliki.
Dalam keseharian, pemahaman mengenai struktur keuangan (financial structure) dan struktur modal (capital structure) sering kali tertukar. Menurut Kamaludin (2011:305), struktur keuangan (financial structure) merupakan kombinasi seluruh sumber pembiayaan antara utang jangka pendek, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa atau kombinasi antara sumber pembiayaan jangka pendek dan jangka panjang.
Sedangkan, struktur modal (capital structure) adalah kombinasi atau bauran sumber pembiayaan jangka panjang. Hal serupa juga diungkapkan oleh Weston dan Copeland (Fahmi, 2012:179) dengan menyatakan bahwa “capital structure or the capitalization of the firm is the permanent financing represented by long term debt, preferred stock and shareholder’s equity”.
Sehingga, dapat ditarik kesimpulan bahwa struktur modal merupakan gambaran dari bentuk proporsi finansial perusahaan yaitu antara modal yang bersumber dari utang jangka panjang (long term debt) dan modal sendiri (shareholder’s equity) yang menjadi sumber pembiayaan jangka panjang bagi perusahaan.
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
11
Walaupun utang dan modal sendiri pada hakikatnya berbeda, tetapi mereka saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya sebagai sumber pendanaan. Sehingga, keputusan akan komposisi struktur modal dianggap penting, karena dapat berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hal ini dikarenakan keadaan struktur modal akan berakibat langsung pada posisi keuangan yang akhirnya dapat berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Seperti yang dinyatakan oleh Fahmi (2012:185) ketika penggunaan modal dari pinjaman akan meningkatkan risiko keuangan, berupa biaya bunga yang harus dibayar, walaupun perusahaan sedang mengalami kerugian. Sehingga, keputusan dalam menentukan komposisi sumber-sumber pendanaan yang digunakan untuk memperkuat struktur modal perusahaan tidak dapat dilihat sebagai keputusan yang sederhana, namun memiliki implikasi kuat terhadap apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Keputusan dalam menentukan komposisi struktur modal juga dapat mendatangkan dilema bagi manajer keuangan. Hal tersebut dapat terjadi karena manajer harus mampu menghimpun dana, baik yang berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan secara efisien, dalam artian keputusan pendanaan tersebut merupakan keputusan pendanaan yang mampu meminimalkan biaya modal yang nantinya harus ditanggung oleh perusahaan.
Menurut Sugiono (2008:150), biaya modal (cost of capital) adalah tingkat pengembalian yang harus dihasilkan oleh perusahaan atas investasi proyek untuk mempertahankan nilai pasar sahamnya. Sehingga, biaya modal yang timbul dari setiap keputusan pendanaan merupakan konsekuensi yang langsung timbul dari keputusan yang dilakukan oleh manajer.
Pada dasarnya, modal yang digunakan perusahaan selalu mempunyai biaya. Biaya tersebut dapat bersifat eksplisit (artinya nampak dan dibayar oleh perusahaan), tetapi bisa juga bersifat implisit (tidak nampak, bersifat opportunistic atau disyaratkan oleh pemodal), bagi dana yang berbentuk
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
12
utang, maka biaya dana mudah diidentifikasikan, yaitu biaya bunganya.
Sedangkan bagi dana berbentuk modal sendiri, biaya dananya tidak nampak.
Meskipun demikian, tidak berarti bahwa biaya dananya lebih murah dari dana dalam bentuk utang. Biaya dana (cost of capital) untuk dana dalam bentuk modal sendiri merupakan tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh pemilik dana tersebut sebelum mereka menyerahkan dananya ke perusahaan. Tingkat keuntungan ini belum tentu lebih kecil apabila dibandingkan dengan bunga pinjaman. (Husnan & Pudjiastuti, 2006).
Keputusan pendanaan yang tidak cermat pada akhirnya akan menimbulkan biaya tetap dalam bentuk biaya modal yang tinggi, yang selanjutnya dapat berakibat pada rendahnya profitabilitas perusahaan. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Kodrat (2009) yang menyatakan bahwa penggunaan utang baik jangka pendek maupun jangka panjang berpengaruh terhadap penurunan profitabilitas. Akan tetapi, bukan berarti perusahaan tidak boleh menggunakan utang sebagai sumber pendanaannya, hanya saja setiap keputusan dalam menentukan komposisi sumber dana harus dipikirkan secara matang terhadap implikasinya, karena pada intinya tujuan dari pembentukan struktur modal adalah untuk memadukan sumber-sumber pendanaan yang bersifat permanen. Oleh sebab itu, sangat penting melakukan keputusan dalam penentuan struktur modal secara cermat, dikarenakan adanya pilihan kebutuhan antara memaksimalkan return (meminimalkan biaya modal) dengan kemampuan perusahaan dalam menghadapi lingkungan bisnis yang kompetitif.
Sehingga, dapat dipahami bahwa penentuan dalam penggunaan utang dan modal sendiri merupakan salah satu keputusan keuangan yang penting bagi setiap perusahaan, di mana penentuan tersebut pada akhirnya akan mempengaruhi nilai perusahaan. Nilai perusahaan sendiri diperoleh dari hasil kualitas kinerja suatu perusahaan khususnya kinerja keuangan (financial
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
13
performance). Di sisi lain, penentuan struktur modal akan berakibat pada posisi keuangan perusahaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja keuangan. Oleh karena itu, struktur modal telah dijadikan bahasan yang sangat menarik dalam ranah manajemen keuangan selama kurun waktu lima dekade terakhir, di mana telah menghasilkan beberapa teori dan penemuan lain mengenainya.
Pada akhirnya, perusahaan dituntut untuk mampu menentukan tingkat struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal adalah tingkat bauran antara utang dan modal sendiri yang dapat memaksimumkan nilai perusahaan atau meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham.
Dalam upaya mengoptimalkannya, pihak manajemen biasanya mempertimbangkan beberapa faktor yang dijadikan landasan dalam menentukan komposisi pembiayaan jangka panjangnya. Faktor-faktor tersebut dapat membantu pihak manajemen dalam menentukan keputusan untuk lebih banyak menggunakan utang atau modal sendiri pada struktur modalnya.
Menurut Brigham dan Houston (2006:7), terdapat empat faktor utama yang mempengaruhi keputusan struktur modal, yaitu: (1) Risiko bisnis.
(2) Posisi perpajakan perusahaan. (3) Fleksibilitas keuangan, atau kemampuan untuk memperoleh modal dengan persyaratan yang wajar dalam kondisi yang buruk. (4) Konservatisme atau keagresifan manajemen.
Sedangkan, faktor-faktor yang umumnya dijadikan pertimbangan perusahaan menurut Kamaludin (2011:324) adalah: (1) Stabilitas penjualan.
(2) Struktur aktiva. (3) Leverage operasi. (4) Tingkat pertumbuhan. (5) Profitabilitas. (6) Pajak. (7) Pengendalian. (8) Sikap manajemen. (9) Sikap pemberi pinjaman dan lembaga penilai peringkat. (10) Kondisi pasar keuangan. (11) Fleksibilitas keuangan.
Banyaknya faktor yang dianggap berpengaruh terhadap keputusan struktur modal mendorong dilakukannya berbagai penelitian, guna mencari
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
14
faktor-faktor lain yang diasumsikan juga mampu mempengaruhi keputusan struktur modal suatu perusahaan. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad et al. (2011), Dawood et al. (2011), Icke dan Ivgen (2011), Mandaci (2009) serta Sheikh dan Wang (2010) yang mengarahkan penelitiannya untuk menguji pengaruh faktor likuiditas terhadap struktur modal pada perusahaan yang diteliti dikarenakan perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi akan cenderung menggunakan utang yang lebih banyak sebab memiliki kemampuan untuk membayar kewajibannya secara tepat waktu.
Selain itu, banyak penelitian yang juga diarahkan untuk mencari pengaruh faktor lain terhadap struktur modal, seperti ukuran perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh Ahmed et al. (2010), Al- Qudah (2011), Aurangzeb dan ul Haq (2012), Dawood et al. (2011), serta Ramlall (2009) yang menghasilkan bahwa ukuran perusahaan memang memiliki pengaruh terhadap struktur modal perusahaan dikarenakan perusahaan berukuran besar dianggap memiliki kemampuan dan fleksibilitas yang lebih untuk mengakses sumber dana, sehingga cenderung untuk meningkatkan utangnya.
Selain itu, penelitian juga dilakukan untuk mengetahui secara pasti bagaimana sebenarnya pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap keputusan dalam menentukan struktur modal bagi perusahaan. Hal ini dikarenakan, bahwa penentuan komposisi struktur modal merupakan suatu kebijakan perusahaan, sehingga faktor-faktor yang melandasi keputusan tersebut akan berbeda pada setiap perusahaan. Atau dengan kata lain, faktor yang dianggap berpengaruh pada keputusan struktur modal suatu perusahaan belum tentu berpengaruh juga terhadap pengambilan keputusan pada perusahaan lain.
Faktor-faktor yang dianggap memiliki pengaruh terhadap struktur modal memang telah diperdebatkan selama bertahun-tahun, dan masih
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
15
menjadi salah satu masalah utama yang belum terpecahkan dalam literatur manajemen keuangan perusahaan, hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya penelitian ilmiah yang dilakukan oleh para peneliti di seluruh dunia. Jika ditilik dari segi keilmuan mengenai struktur modal, banyak hal yang dapat dijadikan bahan penelitian. Akan tetapi, dari banyaknya bahasan lain dalam ranah struktur modal, faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal menjadi salah satu bahasan yang menarik bagi para peneliti hingga saat ini.
Berdasarkan pada fenomena-fenomena yang telah diungkapkan di atas, maka pengujian terhadap faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi keputusan struktur modal (determinant of capital structure) harus terus dilakukan, guna memperkuat teori atau asumsi yang telah ada, sehingga pada akhirnya dapat menghasilkan teori yang pasti. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk menganalis lebih lanjut hubungan faktor-faktor yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu: profitabilitas, struktur aktiva, pertumbuhan penjualan, likuiditas dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal perusahaan- perusahaan migas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dikarenakan tipikal perusahaan migas yang merupakan high risk, high capital dan high technology. Sehingga, penelitian untuk mencari tahu pengaruh faktor-faktor di atas terhadap keputusan struktur modal dianggap sesuai untuk diterapkan pada perusahaan sektor migas. Untuk pemilihan periode pengamatan, peneliti memutuskan untuk menggunakan periode lima tahunan, yaitu lima tahun ke belakang dimulai dari tahun 2007 hingga 2011. Sehingga, perusahaan yang dapat dijadikan objek penelitian adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian dan menerbitkan data laporan keuangan secara lengkap. Oleh karena itu, hanya terdapat dua perusahaan yang dapat dijadikan objek penelitian ini, yaitu PT Medco Energi Internasional Tbk dan PT Energi Mega Persada Tbk.
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
16
Berdasarkan hal-hal yang telah disebutkan di atas, maka penulis mengambil judul penelitian :
“Analisis Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aktiva, Pertumbuhan Penjualan, Likuiditas dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Pertambangan Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi periode 2007-2011” (Studi di PT Medco Energi Internasional Tbk. dan PT Energi Mega Persada Tbk.)
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan pokok masalah yang dapat diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan profitabilitas, struktur aktiva, pertumbuhan penjualan, likuiditas dan ukuran perusahaan pada PT Medco Energi Internasional Tbk. dan PT Energi Mega Persada Tbk.
periode 2007-2011?
2. Bagaimana perkembangan proporsi struktur modal perusahaan pada PT Medco Energi Internasional Tbk. dan PT Energi Mega Persada Tbk. periode 2007-2011?
3. Bagaimana pengaruh profitabilitas, struktur aktiva, pertumbuhan penjualan, likuiditas dan ukuran perusahaan secara simultan terhadap struktur modal pada PT Medco Energi Internasional Tbk. dan PT Energi Mega Persada Tbk. periode 2007-2011?
4. Bagaimana pengaruh profitabilitas, struktur aktiva, pertumbuhan penjualan, likuiditas dan ukuran perusahaan secara parsial terhadap struktur modal pada PT Medco Energi Internasional Tbk. dan PT Energi Mega Persada Tbk. periode 2007-2011?
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
17 1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Mengetahui perkembangan profitabilitas, struktur aktiva, pertumbuhan penjualan, likuiditas dan ukuran perusahaan pada PT Medco Energi Internasional Tbk. dan PT Energi Mega Persada Tbk.
periode 2007-2011.
2. Mengetahui perkembangan proporsi struktur modal perusahaan pada PT Medco Energi Internasional Tbk. dan PT Energi Mega Persada Tbk. periode 2007-2011.
3. Mengetahui bagaimana pengaruh profitabilitas, struktur aktiva, pertumbuhan penjualan, likuiditas dan ukuran perusahaan secara simultan terhadap struktur modal pada PT Medco Energi Internasional Tbk. dan PT Energi Mega Persada Tbk. periode 2007- 2011.
4. Mengetahui bagaimana pengaruh profitabilitas, struktur aktiva, pertumbuhan penjualan, likuiditas dan ukuran perusahaan secara parsial terhadap struktur modal pada PT Medco Energi Internasional Tbk. dan PT Energi Mega Persada Tbk. periode 2007-2011.
1.5 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi kegunaan baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut:
1. Bagi ilmu pengetahuan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan, khususnya pada kajian manajemen keuangan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan.
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
18 2. Bagi penelitian selanjutnya
Penelitian ini menyediakan informasi bagi penelitian selanjutnya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kajian di bidang yang sama.
3. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam membuat kebijakan dan keputusan bisnis.
4. Bagi calon investor dan pemegang saham
Bagi investor diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk melakukan keputusan investasi. Sedangkan, bagi pemegang saham dapat dijadikan bahan dalam menilai keputusan pendanaan yang dilakukan oleh pihak manajemen.
1.6 Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi penjelasan umum, ringkas, dan padat yang menggambarkan dengan tepat isi penelitian. Isi bab ini meliputi gambaran umum objek penelitian, latar belakang, rumusan masalah, tujuan, kegunaan penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Bab ini mengemukakan hasil kajian kepustakaan yang terkait dengan topik dan variabel penelitian untuk dijadikan dasar bagi penyusunan kerangka pemikiran dan perumusan hipotesis yang mencakup teori-teori dalam buku teks maupun temuan-temuan terbaru dalam jurnal serta penelitian ilmiah yang terpercaya sebagai pendukung dalam membantu pemecahan masalah.
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
19 BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini menegaskan pendekatan, metode dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat menjawab atau menjelaskan masalah penelitian.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan yang telah diolah dan diuraikan secara kronologis dan sistematis sesuai dengan perumusan masalah serta tujuan penelitian.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil temuan penelitian yang disajikan dalam bentuk kesimpulan dan juga berisi saran yang merupakan implikasi kesimpulan yang berhubungan dengan masalah dan alternatif pemecahan masalah.
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
114 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini penulis memberikan kesimpulan dan saran atas penelitian yang telah dilakukan yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Perkembangan Profitabilitas, Struktur Aktiva, Pertumbuhan Penjualan, Likuiditas dan Ukuran Perusahaan
Berdasarkan hasil perkembangan faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi struktur modal, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Profitabilitas
Hasil perhitungan terhadap profitabilitas menggunakan Basic Earning Power menunjukkan bahwa Medco memiliki rata-rata sebesar 6,91% dan Energi Mega Persada sebesar 1,44% selama periode 2007 hingga 2011. Hal ini menjelaskan bahwa Medco memiliki tingkat kemampuan dalam menghasilkan laba yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan Energi Mega.
b. Struktur Aktiva
Hasil perhitungan terhadap struktur aktiva menggunakan Tangibility of Assets menunjukkan bahwa Medco memiliki rata-rata sebesar 49,21% dan Energi Mega sebesar 56,86% selama periode 2007 hingga 2011. Hal ini menjelaskan bahwa Energi Mega memiliki proporsi aktiva tetap berwujud yang lebih besar dibandingkan dengan Medco.
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
115 c. Pertumbuhan Penjualan
Hasil perhitungan terhadap pertumbuhan penjualan menunjukkan bahwa Medco memiliki rata-rata sebesar 21,81% dan Energi Mega sebesar 11,01% selama periode 2007 hingga 2011. Hal ini menjelaskan bahwa Medco memiliki rata-rata tingkat pertumbuhan penjualan yang lebih tinggi dibandingkan Energi Mega.
d. Likuiditas
Hasil perhitungan terhadap likuiditas menggunakan Current Ratio menunjukkan bahwa Medco memiliki rata-rata sebesar 198,57% dan Energi Mega sebesar 128,69% pada periode 2007 hingga 2011. Hal ini menjelaskan bahwa Medco memiliki tingkat likuiditas yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan Energi Mega.
e. Ukuran Perusahaan
Hasil perhitungan terhadap ukuran perusahaan menggunakan Ln Total Aktiva menunjukkan bahwa Medco memiliki rata-rata ukuran sebesar 23,72 dan Energi Mega sebesar 23,13 pada periode 2007 hingga 2011. Hal ini menjelaskan bahwa Medco berukuran lebih besar dibandingkan dengan Energi Mega.
5.1.2 Perkembangan Struktur Modal
Hasil perhitungan terhadap struktur modal Medco selama periode 2007 hingga 2011 menunjukkan nilai sebesar 2,03 yang dapat diartikan bahwa proporsi penggunaan utang terhadap modal sendiri adalah sebesar 2,03 kali. Sedangkan, rata-rata nilai struktur modal Energi Mega selama periode 2007 hingga 2011 menunjukkan nilai sebesar 1,93 yang dapat diartikan bahwa proporsi penggunaan utang terhadap modal sendiri adalah sebesar 1,93 kali. Hal ini menyatakan bahwa kedua perusahaan cenderung menyukai penggunaan utang sebagai sumber pendanaannya dibandingkan modal sendiri.
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
116
1.1.3 Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aktiva, Pertumbuhan Penjualan, Likuiditas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal
Berdasarkan hasil pengolahaan data menggunakan software SPSS seperti yang telah dijelaskan pada bab 4, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. PT Medco Energi Internasional Tbk.
1. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah struktur modal tahun 2007 hingga 2011. Variabel independen yang digunakan adalah profitabilitas, struktur aktiva, pertumbuhan penjualan, likuiditas dan ukuran perusahaan tahun 2007 hingga 2011.
2. Hasil Uji F untuk mengetahui pengaruh secara simultan menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen yang artinya profitabilitas, struktur aktiva, pertumbuhan penjualan, likuiditas dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara simultan terhadap struktur modal.
3. Hasil Uji t untuk mengetahui pengaruh secara parsial menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Faktor yang berpengaruh secara parsial terhadap struktur modal tersebut adalah struktur aktiva. Sedangkan, keempat faktor lainnya dianggap tidak berpengaruh terhadap struktur modal yang berarti ada atau tidak adanya faktor-faktor tersebut tidak mampu mempengaruhi nilai struktur modal.
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
117 b. PT Energi Mega Persada Tbk.
1. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah struktur modal tahun 2007 hingga 2011. Variabel independen yang digunakan adalah profitabilitas, struktur aktiva, pertumbuhan penjualan, likuiditas dan ukuran perusahaan tahun 2007 hingga 2011.
2. Hasil Uji F untuk mengetahui pengaruh secara simultan menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen yang artinya profitabilitas, struktur aktiva, pertumbuhan penjualan, likuiditas dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara simultan terhadap struktur modal.
3. Hasil Uji t untuk mengetahui pengaruh secara parsial menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Sehingga, dinyatakan bahwa secara parsial masing-masing perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Hal ini berarti bahwa ada atau tidak adanya faktor-faktor tersebut tidak mampu mempengaruhi nilai struktur modal.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan di atas, maka beberapa saran yang dapat dikemukakan dalam skripsi ini bagi pihak-pihak yang berkepentingan adalah sebagai berikut:
a. Bagi Perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian ini, perusahaan disarankan untuk lebih berhati-hati dalam menentukan komposisi struktur modalnya, baik dengan penggunaan utang yang lebih banyak ataupun modal sendiri. Hal ini dikarenakan keputusan struktur modal merupakan keputusan yang dapat mempengaruhi kinerja serta nilai perusahaan. Atau dengan kata
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
118
lain, keputusan struktur modal harus dilandasi oleh faktor-faktor yang mampu membantu perusahaan untuk dapat menentukan bentuk struktur modal yang optimal berdasarkan kemampuan perusahaan dalam bertanggung-jawab terhadap penggunaan komposisi struktur modalnya.
Terlepas dari kenyataan bahwa struktur modal merupakan kebijakan masing-masing perusahaan, di mana perusahaan bebas dalam menentukan bentuk struktur modalnya tanpa didasari faktor yang pasti, akan lebih baik bagi perusahaan ketika struktur aktiva dan likuiditas yang mampu menjadi jaminan bagi perusahaan dijadikan landasan utama ketika ingin menggunakan utang, dan akan lebih baik pula jika perusahaan lebih menggunakan modal sendiri sebagai sumber pendanaannya ketika jumlah jaminan tersebut tidak mencukupi untuk menghindari terganggunya proses pembayaran utang.
Dengan adanya krisis global seperti pada tahun 2008, maka perusahaan harus mendasarkan keputusan struktur modalnya dengan mempertimbangkan faktor fleksibilitas keuangan. Faktor ini menyangkut kemampuan perusahaan untuk memperoleh modal dengan syarat-syarat yang dapat dipenuhi pada kondisi sulit seperti ketika terjadinya krisis.
Hal ini juga untuk menjaga stabilitas keuangan. Selain itu, faktor risiko bisnis juga patut untuk dipertimbangkan dikarenakan cenderung meningkat pada kondisi krisis. Hal ini agar perusahaan tidak salah dalam menentukan struktur modalnya yang dapat memicu kesulitan keuangan atau bahkan kebangkrutan.
b. Bagi Penelitian Selanjutnya
Dengan merujuk pada hasil pengolahan data, maka penulis menyadari bahwa tidak ada penilitian yang benar-benar sempurna. Oleh karena itu, saran-saran yang diberikan untuk penelitian berikutnya adalah:
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
119
1. Penelitian selanjutnya diharapkan tidak hanya terbatas pada penggunaan perusahaan minyak dan gas bumi sebagai objek penelitian. Selain itu, diharapkan juga untuk meneliti masalah ini pada masing-masing perusahaan dikarenakan bahwa struktur modal merupakan kebijakan dari masing-masing perusahaan
2. Bagi periode pengamatan hendaknya dapat menggunakan periode yang lebih panjang agar penarikan kesimpulan bisa lebih akurat dalam mewakili keadaan yang sebenarnya.
3. Selain itu, diharapkan untuk menggunakan faktor-faktor lain yang diasumsikan mampu mempengaruhi struktur modal, seperti pajak, risiko usaha dan fleksibilitas keuangan. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat teori yang sudah ada yang menyatakan bahwa faktor- faktor tersebut memang berpengaruh terhadap keputusan struktur modal perusahaan. Atau bahkan dapat menggunakan faktor-faktor lain di luar faktor yang sudah berasal dari sebuah teori agar dapat memperluas ranah pembahasan faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal, seperti usia perusahaan yang dapat diasumsikan bahwa semakin tua perusahaan, maka kemampuan dalam penggunaan utang akan cenderung meningkat atau faktor kepemilikan manajerial yang dapat diasumsikan bahwa pihak manajemen akan menggunakan komposisi struktur modal yang optimum dikarenakan adanya rasa kepimilikan terhadap perusahaan.
Oleh karena itu, kedua faktor tersebut layak untuk dicari pengaruhnya terhadap keputusan struktur modal yang diambil.
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
120
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Fawad., ul-Haq, Juniad., Nasir, Rao U., Ali, Mohsin., & Ullah, Wasim. (2011). Extension of Determinants of Capital Structure:
Evidence from Pakistani Non-Financial Firms. African Journal of Business Management. ISSN 1993-8233Volume 5 No. 28, 11375- 11385. Academic Journals.
Ahmed, Naveed., Ahmed, Zulfqar., & Ahmed, Ishfaq. (2010). Determinants of Capital Structure: A Case of Life Insurance Sector of Pakistan.
European Journal of Economics, Finance and Administrative Sciences.
ISSN 1450-2275 Issue 24, 7-12. EuroJournals, Inc.
Ahmed, J. H. Huson., & Hisham, Nazrul. (2009). Revisiting Capital Structure Theory: A Test of Pecking Order and Static Order Trade-off Model from Malaysian Capital Market. International Research Journal of Finance and Economics. ISSN 1450-2887 Issue 30, 58-65. EuroJournals Publishing, Inc.
Al-Qudah, Ali M. A. (2011). The Determinants of Capital Structure of Jodarnian Mining and Extraction Industries: Empirical Evidence.
European Journal of Economics, Finance and Administrative Sciences.
ISSN 1450-2275 Issue 29, 156-164. EuroJournals, Inc.
Aurangzeb., & ul Haq, Anwar. (2012). Determinants of Capital Structure: A case from Textile Industry of Pakistan. International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences. ISSN 2222-6990 Volume 2 No. 4, 408-421. HRMARS.
Alexandri, Moh B. (2008). Manajemen Keuangan Bisnis Teori dan Soal.
Bandung: Alfabeta.
Ambarwati, Sri D.A. (2010). Manajemen Keuangan Lanjut. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Badan Pusat Statistik. (2012). Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia Mei 2012. Jakarta: BPS.
Brigham, Eugene F., & Houston, Joel F. (2006). Dasar-dasar Manajemen Keuangan: Buku Dua (ed. 10). Jakarta: Salemba Empat.
Brigham, Eugene F., & Houston, Joel F. (2011). Dasar-dasar Manajemen Keuangan: Buku Dua (ed. 11). Jakarta: Salemba Empat.
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
121
Calmorin, Laurentina P., & Calmorin, Melchor A. (2007). Research Methods and Thesis Writing (ed. 2). Manila: RBSI.
Dawood, Mary H.A.K., Moustafa, El-Sayeda I., & El-Hennawi, Mohammed S. (2011). The Determinants of Capital Structure in Listed Egyptian Corporations. Middle Eastern Finance and Economics. ISSN 1450-2889 Issue 9, 83-99. EuroJournals Publishing, Inc.
Deari, Fitim., & Deari, Media. (2009). The Determinants of Capital Structure:
Evidence from Macedonian Listed and Unlisted Companies. Stiinte Economice. Tomul LVI, 91-102. Analele Stiintifice Ale Universitatii.
Doane, David P., & Seward, Lori E. (2007). Applied Statistics in Business and Economics. New York: Mc Graw Hill.
Ebadi, Mehdi., Thim, Kok C., & Choong, Voon Y. (2011). Impact of Firm Characteristics on Capital Structure of Iranian Listed Firms. European Journal of Economics, Finance and Administrative Sciences. ISSN 1450-2275 Issue 42, 160-171. EuroJournals Publishing, Inc.
Ellili, O. D. Nejla., & Farouk, Sherine. (2011). Examining The Capital Structure Determinants: Empirical Analysis of Companies Traded on Abu Dhabi Stock Exchange. International Research Journal of Finance and Economics. ISSN 1450-2887 Issue 67, 82-96. EuroJournals Publishing, Inc.
Eriotis, Nikolaos., Vasiliou, Dimitrios., & Neokosmidi, Ventoura Zoe. (2007).
How Firm Characteristics Affect Capital Structure: An Empirical Study.
Managerial Finance. Volume 33 No. 5, 321-331. Emerald Group Publishing Limited.
Fahmi, Irham. (2012). Analisis Laporan Keuangan (Cetakan Kedua).
Bandung: Alfabeta.
Fakhruddin, Hendy M. (2008). Istilah Pasar Modal A-Z. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Firnanti, Friska. (2011). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Volume 13 No. 2 Agustus 2011: 119-128. STIE Trisakti.
Fuad, M., H, Christine., Nurlela., Sugiarto., & Y.E.F., Paulus. (2006).
Pengantar Bisnis (Cetakan Kelima). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
122
Gitman, Lawrence J. (2009). Principles of Manajerial Finance. Boston:
Pearson Eduation, Inc.
Hapsari, Laksmi I. (2010). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2008: Studi Kasus Pada Sektor Automotive And Allied Product. Skripsi pada Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro:
tidak diterbitkan.
Harmono. (2009). Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard Pendekatan Teori, Kasus, dan Riset Bisnis. Jakarta: Bumi Aksara.
Hartono. (2009). Geografi 2: Jelajah Bumi dan Alam Semesta. Jakarta: Citra Praya.
Herprasetyo, Budi K. (2009). Berani Utang Pasti Untung (Cetakan Kedua).
Yogyakarta: Galangpress.
Husnan, Suad. (2000). Manajemen Keuangan Teori Dan Penerapan Keputusan Jangka Panjang (ed. 4) Yogyakarta: BPFE.
Husnan, Suad., & Pudjiastuti, Enny. (2006). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (ed. 5). Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Icke, Basak T., & Ivgen, Hunkar. (2011). How Firm Specific Factors Affect Capital Structure: An Emerging Market Practice – Istanbul Stock Exchange (ISE). Middle Eastern Finance and Economics. ISSN 1450- 2889 Issue 13, 90-102. EuroJournals Publishing, Inc.
Indahningrum, Rizka P., & Handayani, Ratih. (2009). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Dividen, Pertumbuhan Perusahaan, Free Cash Flow dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Volume 11 No. 3 Desember 2009: 189-207. STIE Trisakti.
Kamaludin. (2011). Manajemen Keuangan: Konsep Dasar dan Penerapannya. Bandung: Mandar Maju.
Kodrat, David S. (2009). Peranan Struktur Modal Terhadap Profitabilitas.
Eksekutif. ISSN 1829-7501 Volume 6 No. 1, 143-154. LIPI.
Kuncoro, M., Tandelilin, E., Ancok, D., Purbasari, D.P., Basuki, A.A.H., Purwoto, H., Sulistyaningrum, E., Fitrady, A., & Junarsin, J.E. (2009).
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
123
Transformasi Pertamina: Dilema Antara Orientasi Bisnis & Pelayanan Publik. Yogyakarta: Galangpress.
Mandaci, Pinar E. (2009). Testing Capital Structure Models for Turkish Non- Financial Firms: The Analysis of Firm-Specific Financial Factors and Agency Variables. Investment Management and Financial Innovations.
Volume 6 Issue 1, 231-241.
Mardiyanto, Handono. (2009). Inti Sari Manajemen Keuangan. Jakarta:
Grasindo.
Masyhuri & Zainuddin. (2008). Metodologi Penelitian. Bandung: Refika Aditama.
Narimawati. (2008). Teknik-Teknik Analisis Multivariat Untuk Riset Ekonomi.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
NG David, S. H. (2003). Financial Management Strategy. Selangor Darul Ehsan: Pelanduk Publications.
Nurrohim, Hasa. (2008). Pengaruh Profitabilitas, Fixed Asset Ratio, Kontrol Kepemilikan dan Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Kajian Bisnis dan Manajemen.
Volume 10 No. 1 Januari 2008: 11-18. Jurusan Manajemen UPN
“Veteran” Yogyakarta.
Prawironegoro, Darsono. (2010). Manajemen Keuangan. Jakarta: Nusantara Consulting
Pritaloka, Visca Y. (2011). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Serta Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Jasa Transportasi Yang Go Public di Bursa Efek Indonesia. Skripsi pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”: tidak diterbitkan.
Ramlall, Indranarain. (2009). Determinants of Capital Structure Among Non- Quoted Mauritian Firms Under Specificity of Leverage: Looking for a Modified Pecking Order Theory. International Research Journal of Finance and Economics. ISSN 1450-2887 Issue 31, 83-92. EuroJournals Publishing, Inc.
Riyanto, Bambang. (2008). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan (ed. 4).
Yogyakarta: BPFE.
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
124
Riduwan., & Sunarto. (2010). Pengantar Statistika untuk Penelitian:
Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. Bandung:
Alfabeta.
Ritonga, Siti H. (2009). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Daftar Efek Syariah Periode 2007. Skripsi pada Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga: tidak diterbitkan.
Santoso, Singgih. (2010). Statistik Parametrik. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Sarwono, Jonathan. (2010). Kunci Sukses dalam Menulis Ilmiah. Yogyakarta:
Andi Offset.
Sarwono, Jonathan. (2012). Metode Riset Skripsi Pendekatan Kuantitatif:
Menggunakan Prosedur SPSS. Jakarta: Elex Media Komputindo Sayilgan, Guven., Karabacak, Hakan., & Kucukkocaoglu, Guray. (2006). The
Firm-Specific Determinants of Corporate Capital Structure: Evidence from Turkish Panel Data. Investment Management and Financial Innovations. Volume 3 Issue 3, 125-139.
Sheikh, Nadeem A., & Wang, Zongjun. (2010). Financing Behavior of Textile Firms in Pakistan. International Journal of Innovation, Management and Technology. ISSN 2010-0248 Volume 1 No. 2, 130-135.
International Association of Computer Science and Information Technology.
Siagian, Dergibson., & Sugiarto. (2006). Metode Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Gramedia.
Sugiono, Arief. (2008). Manajemen Keuangan Untuk Praktisi Keuangan.
Jakarta: Grasindo.
Sunarwi. (2010). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Serta Dampaknya Struktur Modal Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Periode 2006-2008. Skripsi pada Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro: tidak diterbitkan.
Sunyoto, Danang. (2009). Analisis Regresi Dan Uji Hipotesis. Jakarta:
MedPress.
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)
125
Tamarindang, Charina E. N. (2011). Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aktiva, dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal Perusahaan pada Sektor Industri Makanan dan Minuman Periode 2007-2009. Skripsi pada Fakultas MBTI Institut Manajemen Telkom: tidak diterbitkan.
Umar, Husein. (2007). Metode Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.
Utomo, Yunanto W. (2012). Biodiversitas Indonesia, Bak Gula Dikerubuti Semut[Online].http://sains.kompas.com/read/2012/04/25/1821228/Biodi versitas.Indonesia.Bak.Gula.Dikerubuti.Semut. [17 Mei 2012].
Van Horne, J. C., & Wachowicz, J. M. (2005). Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan: Buku Kesatu (ed. 12). Jakarta: Salemba empat.
Van Horne, J. C., & Wachowicz, J. M. (2007). Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan: Buku Kedua (ed. 12). Jakarta: Salemba empat.
Wahab, Rabiah A. (2012). Determinants of Capital Structure of Malaysian Property Developers. Middle-East Journal of Scientific Research. ISSN 1990-9233 Issue 11 No. 8, 1013-1021. IDOSI Publications.
Wijaya, M. S. V., & Hadianto, Bram. (2008). Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran, Likuiditas, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Emiten Sektor Ritel di Bursa Efek Indonesia: Sebuah Pengujian Hipotesis Pecking Order. Jurnal Ilmiah Akuntansi. Volume 7 No. 1 Mei 2008: 71- 84. Universitas Kristen Maranatha Bandung.
Wirartha, I. M. (2006). Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta:
CV Andi Offset.
Widjaja, Indra., & Kasenda, Faris. (2008). Pengaruh Kepemilikan Institusional, Aktiva Berwujud, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Dalam Industri Barang Konsumsi di BEI. Jurnal Manajemen. Tahun XII No. 2 Juni 2008: 139- 150. Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanegara.
Zikmund, William G., Babin, Barry J., Carr, Jon C., & Griffin, Mitch. (2010).
Business Research Methods (ed. 9) Mason: Cengage Learning.
Zuriah, Nurul. (2009). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)