Lampiran 2. Alur Mikroenkapsulasi, Metode Analisis ELISA Sandwich dan PCR
1. Alur Proses Mikroenkapsulasi Probiotik E. faecium IS 27526
Diaduk
2,5 gram sel bakteri E. faecium IS 27526 9 gram susu skim
98,5 gram Avicel (diberi sedikit demi sedikit)
100 gram pelet didispersi
Dikasih aquades hingga diperoleh pelet yang kalis terhadap air
Pelet diekstruksi ± 280 rpm dan sferonisasi ± 800
Pelet dioven pada suhu < 35 oC
Dilakukan penyalutan dengan Na-alginat melalui metode FBD suhu 350C, 2-3 atm
Dilakukan penyalutan dengan CaCl2 melalui metode FBD suhu 350C, 2-3 atm
Diperoleh pelet akhir yang telah di enkapsulasi sebanyak 57 gram dari 100 gram awal
10 gram pelet yang ada diambil dan diuji secara mikrobiologis
Total Plate Count (TPC) Kapang-khamir BAL
2. ELISA Sandwich
Metode Analisis sIgA fekal (Peters IR et al. 2004, modifikasi)
Metoda yang digunakan untuk menganalisis jumlah antibody sIgA fekal pada contoh adalah sandwich ELISA. Tahapan pertama yang dilakukan adalah optimasi range kurva standar sIgA manusia (0,0003125 µg/µl; 0,000625 µg/µl;
0,00125 µg/µl; 0,0025 µg/µl; 0,005 µg/µl; dan 001 µg/µl) dan analisis pengenceran sampel yang optimum dari beberapa tingkat pengenceran (1x, 2x, 3x dan 4x). Selanjutnya tahapan analisa konsentrasi sIgA contoh adalah 1) ekstraksi immunoglobulin sampel dan 2) ELISA
2.1. Ekstraksi Sampel
Sampel sebanyak 1 g (bb) diekstrak dengan 10 ml buffer (0,01 M phosphat-buffered saline; PBS pH 7,4 dan 0,5% tween Sigma-Aldrich dan 0,05%
sodium azida), kemudian dihomogenisasi dengan menggunakan kombinasi pengocokan manual dan homogenisasi mekanis menggunakan vorteks.
Kemudian suspensi disentrifus dengan kecepatan 1500 rpm selama 20 menit pada suhu 50
Sebanyak 1 ml supernatan dipindahkan ke tabung efendorf steril yang telah berisi 10 μl koktail inhibitor protease (Sigma-Aldrich). Selanjutnya diforteks dan disentrifus pada 10.000 rpm selama 10 menit. Supernatan yang diperoleh dipindahkan ke dalam tabung efendorf steril dan disimpan pada suhu -20
C.
0
2.2. Enzim-linkage immunosorbent assays (ELISA)
C sebelum dilakukan analisa.
Sebanyak 96 sumur mikroplat Maxisorp dilapisi dengan 100 μl anti-human IgA (1:4000) yang diencerkan dengan buffer karbonat, dan diinkubasi selama semalam pada suhu 40C. Kemudian dicuci sebanyak tiga kali dengan larutan pencuci PBS-Tween 20 0,05% dan dua kali dengan larutan akuabides. Setelah itu ke dalam setiap sumur ditambahkan 100 μl larutan blocking (PBS-skim 5%), diinkubasi selama 1 jam pada suhu 370C dan dicuci. Pengenceran sampel yang optimum adalah 1 kali. Sampel dan standar human-IgA ditambahkan ke dalam plat sebanyak 100 μl (masing-masing diulangi 2 kali), diinkubasi selama 1 jam pada suhu 370
Kemudian ditambahkan 100 μl anti-human IgA-peroxidase conjugate 1:4000 yang diencerkan dengan PBS, diinkubasi selama 1 jam pada suhu 37
C dan dicuci. Kisaran konsentrasi standar IgA manusia yang digunakan adalah 0,0003125 - 001 µg/µl.
0C dan dicuci. Selanjutnya ke dalam setiap sumur ditambahkan 100 μl larutan
substrat tetramethylbenzidine (TMB) dan diinkubasi selama 30 menit pada suhu 370
2.3. Larutan pereaksi dan antibodi untuk ELISA
C sehingga terbentuk warna biru dan kerapatan optik langsung diukur pada panjang gelombang 615 nm dengan menggunakan ELISA reader. Kurva standar IgA dibuat dari nilai rata-rata OD standar IgA pada setiap konsentrasi. Rata-rata OD yang diperoleh dari setiap sampel diplotkan terhadap kurva standar sehingga didapat nilal konsentrasi IgA sampel (µg/µl), kemudian dikonversi dengan faktor pengenceran dan diubah satuannya ke dalam µg/g bb feses.
a. Larutan stock PBS 10X (Phosphat Buffer Saline, pH 7,4)
Sebanyak 137,8 g disodium hydogen orthophosphate (Na2HPO4, BM 358,15) dan 15,9 sodium dihydrogen orthophosphate monohydrate (NaH2PO4.H2
b. Larutan PBS 1X
0, BM 137,90) dan 90 g sodium chloride (NaCl) ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam 500 ml aquabides dan ditepatkan volumenya hingga 1 liter.
Sebanyak 50 ml larutan stock PBS 10X ditambahkan aquabides sebanyak 450 ml dan disimpan pada suhu 40
c. Larutan pencuci PBS-Tween 20 0,05%
C.
Sebanyak 0,5 ml tween 20 dilarutkan dengan 1 liter PBS 1X.
d. Larutan buffer karbonat-bikarbonat
Satu kapsul karbonat-bikarbonat ( Sigma) dilarutkan dalam 100 ml aquabidest, kemudian dihomogenkan.
e. Larutan blocking PBS-skim 5%
Sebanyak 5 g susu skim dilarutkan dengan larutan PBS 1X hingga volume 100 ml.
f. Substrat TMB
Satu tablet 3,3’, 5,5’-tetramethyl-benzidine dilarutkan dalam 9 ml phosphate citrate-buffer dan 1 µl larutan hydrogen peroksidase 30 %.
Kemudian ditambahkan dimehyl sulfoksida kemurnian 99,9% sebanyak 1ml.
3. METODE Polymerase Chain Reaction (PCR)
3.1. Ekstraksi DNA E. coli, Bifidobacteria dan Enterococcus faecium dari feses.
Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan QIAmp Stool Mini Kit (Qiagen, Jerman), dengan langkah sebagai berikut :
Sampel feses sebanyak 0,5 gram dimasukkan ke dalam tabung 15 ml steril dan ditambahkan buffer ASL sebanyak 5 ml, kemudian divorteks selama 1 menit sampai sampel feses homogen. Lysate diambil sebanyak 2 ml dan dimasukkan ke dalam tabung eppendorf, kemudian dilakukan pemanasan dalam waterbath pada suhu 80 oC selama 5 menit. Selanjutnya larutan tersebut divorteks selama 15 detik dan disentrifugasi dengan kecepatan 14.000 rpm selama 1 menit. Supernatan diambil sebanyak 1,2 ml dan dimasukkan ke dalam tabung eppendorf, kemudian ditambahkan 1 tablet InhibitEX dan divorteks sampai tablet tersebut terlarut, selanjutnya diinkubasikan pada suhu kamar selama 1 menit dan disentrifugasi dengan kecepatan 14.000 rpm selama 3 menit. Semua supernatan diambil dan dimasukkan ke dalam tabung eppendorf , selanjutnya disentrifugasi kembali dengan kecepatan 14.000 rpm selama 3 menit. Proteinase K sebanyak 15 µl dimasukkan ke dalam tabung eppendorf yang baru, kemudian supernatan tersebut diatas diambil 200 µl dan dimasukkan ke dalam tabung eppendorf yang mengandung proteinase K. Setelah itu ditambahkan buffer AL sebanyak 200 µl dan divorteks selama 15 detik, diinkubasikan selama 10 menit pada suhu 70 oC (dalam waterbath). Selanjutnya lysate ditambah dengan 200 µl etanol 96 % dan divorteks untuk mencapur larutan tersebut. Larutan tersebut diambil 500 µl dan dimasukkan ke dalam QIAmp spin column yang dilengkapi dengan tabung koleksi, kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 14.000 rpm selama 1 menit dan tabung koleksi yang mengandung filtrat dibuang. QIAmp spin column tersebut diambil kembali dan dipasang lagi dengan tabung koleksi yang baru. Selanjutnya buffer AW1 sebanyak 500 µl dimasukkan ke dalam column tersebut dan disentrifugasi dengan kecepatan 14.000 rpm selama 1 menit dan tabung koleksi yang mengandung filtrat dibuang. QIAmp spin column tersebut diambil kembali dan dipasang lagi dengan tabung koleksi yang baru. Selanjutnya buffer AW2 sebanyak 500 µl dimasukkan ke dalam column tersebut dan disentrifugasi dengan kecepatan 14.000 rpm selama 3 menit dan tabung koleksi yang
mengandung filtrat dibuang. QIAmp spin column tersebut diambil kembali dan dipasang lagi dengan tabung eppendorf. Kemudian buffer AE sebanyak 200 µl dimasukkan ke dalam column tersebut, diinkubasikan selama 1 menit dan disentrifugasi dengan kecepatan 14.000 rpm selama 1 menit dan tabung eppendorf yang mengandung filtrat diambil, kemudian disimpan pada suhu - 20 o
3.1.1. Amplifikasi DNA E. coli menggunakan primers universal stress protein A (uspA)
C.
Prosedur amplifikasi PCR fragmen DNA dilakukan dengan menggunakan primers uspA, forward : 5’- CCG ATA CGC TGC CAA TCA GT -3’ dan reverse : 5’- ACG CAG ACC GTA AGG GCC AGA T -3 (Chen & Griffiths,1998, dimodifikasi). PCR dilakukan dengan total volume 50 µl larutan reaksi yang terdiri dari 30.65 µl nuclease free water (Applichem), 5 µl 10 X PCR buffer (Vivantis), 4 µl MgCl2 (Vivantis, 25 mM), 1 µl dNTP (Vivantis, 10 mM), 2 µl primers (Midland, 10 pmol/µl), 0,35 µl Taq Polymerase (Vivantis, 5 U/µl ) dan 5 µl DNA templat. Kontrol positif dan negatif harus diikutkan dalam setiap amplifikasi. PCR dilakukan menggunakan mesin ABI 9700 dengan siklus sebagai berikut, 1 siklus pada suhu 94 oC selama 5 menit, 35 siklus pada suhu 94 oC selama 1 menit, 60 oC selama 1 menit dan pada suhu 72 oC selama 1 menit, dan dilanjutkan dengan 1 siklus pada suhu 72 o
Produk PCR (amplikon) diambil 10 µl dan dicampur dengan 2 µl loading dye (Vivantis), selanjutnya diseparasi menggunakan 2 % agarose (Promega) yang telah ditambahkan ethidium bromide (Applichem) 0,5 µg/ml pada tegangan 120 V selama 50 menit dengan menggunakan marker 100 bp DNA ladder (Vivantis). Hasil elektroforesis selanjutnya dilihat dengan menggunakan Gel Documentation System (Vilber Lourmat).
C selama 5 menit.
3.1.2. Amplifikasi DNA Bifidobacteria primers g-Bifid
Prosedur amplifikasi PCR fragmen DNA dilakukan dengan menggunakan primers g-Bifid, forward : 5’- CTC CTG GAA ACG GGT GG-3’dan reverse : 5’- GGT GTT CTT CCC GAT ATC TAC A -3’ (Matsuki et al, 2002, dimodifikasi).
PCR dilakukan dengan total volume 50 µl larutan reaksi yang terdiri dari 30.65 µl nuclease free water (Applichem), 5 µl 10 X PCR buffer (Vivantis), 4 µl MgCl2 (Vivantis, 25 mM), 1 µl dNTP (Vivantis, 10 mM), 2 µl primers (Midland, 10 pmol/µl), 0,35 µl Taq Polymerase (Vivantis, 5 U/µl ) dan 5 µl DNA templat.
Kontrol positif dan negatif harus diikutkan dalam setiap amplifikasi. PCR
dilakukan menggunakan mesin ABI 9700 dengan siklus sebagai berikut, 1 siklus pada suhu 94 oC selama 5 menit, 35 siklus pada suhu 94 oC selama 1 menit, 55 oC selama 1 menit dan pada suhu 72 oC selama 1 menit, dan dilanjutkan dengan 1 siklus pada suhu 72 o
Produk PCR (amplikon) diambil 10 µl dan dicampur dengan 2 µl loading dye (Vivantis), selanjutnya diseparasi menggunakan 2 % agarose (Promega) yang telah ditambahkan ethidium bromide (Applichem) 0,5 µg/ml pada tegangan 120 V selama 50 menit dengan menggunakan marker 100 bp DNA ladder (Vivantis). Hasil elektroforesis selanjutnya dilihat dengan menggunakan Gel Documentation System (Vilber Lourmat).
C selama 5 menit.
3.1.3. Amplifikasi DNA Enterococcus faecium primers EM1
Prosedur amplifikasi PCR fragmen DNA dilakukan dengan menggunakan primers EM1, forward (EM1A): 5’- TTG AGG CAG ACC AGA TTG ACG-3’dan reverse (EM1B): 5’- TAT GAC AGC GAC TCC GAT TCC-3’ (Cheng et al, 1997, dimodifikasi). PCR dilakukan dengan total volume 50 µl larutan reaksi yang terdiri dari 34.25 µl nuclease free water (Applichem), 5 µl 10 X PCR buffer (Vivantis), 1.5 µl MgCl2 (Vivantis, 50 mM), 1 µl dNTP (Vivantis, 10 mM), 1.5 µl primers (Midland, 10 pmol/µl), 0,25 µl Taq Polymerase (Vivantis, 5 U/µl ) dan 5 µl DNA templat. Kontrol positif dan negatif harus diikutkan dalam setiap amplifikasi. PCR dilakukan menggunakan mesin ABI 9700 dengan siklus sebagai berikut, 1 siklus pada suhu 94 oC selama 2 menit, 35 siklus pada suhu 94 oC selama 1 menit, 55 oC selama 1 menit dan pada suhu 72 oC selama 1 menit, dan dilanjutkan dengan 1 siklus pada suhu 72 o
Produk PCR (amplikon) diambil 10 µl dan dicampur dengan 2 µl loading dye (Vivantis), selanjutnya diseparasi menggunakan 2 % agarose (Promega) yang telah ditambahkan ethidium bromide (Applichem) 0,5 µg/ml pada tegangan 120 V selama 50 menit dengan menggunakan marker 100 bp DNA ladder (Vivantis). Hasil elektroforesis selanjutnya dilihat dengan menggunakan Gel Documentation System (Vilber Lourmat).
C selama 7 menit.
3.2. Optimasi PCR
3.2.1. Polymerase Chain Reaction (PCR) E. coli Primers Universal Stress Protein A (uspA)
No Reagen 1 Konsentrasi Jumlah Reagen 2 Konsentrasi Jumlah 1 PCR Buffer
10X
1 x 5 ul PCR Buffer 10X
1 x 5 ul
2 MgCl2 (25 1.5 mM mM)
3 ul MgCl2 (25 2 Mm mM)
4 ul 3 dNTP mix (10
mM)
200 uM 1 ul dNTP mix (10 mM)
200 uM 1 ul
4 Primers Primers
uspA F 15 pmol 1.5 ul uspA F 20 pmol 2 ul
uspA R 15 pmol 1.5 ul uspA R 20 pmol 2 ul
5 Tag DNA Polymerase
1.25 U 0.25 ul Tag DNA Polymerase
1.75 U 0.35 ul 6 Nuclease Free
Water
- 32.75
ul
Nuclease Free Water
- 30.65
ul
7 Template - 5 ul Template - 5 ul
PCR Reaction (cycle) : 1 (94 oC, 5 menit), 35 (94 oC, 1 menit; 60 oC, 1 menit; 72 oC, 1 menit), 1 (72 oC, 5 menit dan 4 o
C)
Hasil Optimasi PCR Primers uspA
Kolom : 1 -2 Reagen 1 (E.coli dan ddwater) dan 3-4 Reagen 2 (E.coli dan ddwater)
3.2.2 Polymerase Chain Reaction (PCR) Bifidobacteria Primers g-Bifid
No Reagen 1 Konsentrasi Jumlah Reagen 2 Konsentrasi Jumlah 1 PCR Buffer
10X
1 x 5 ul PCR Buffer 10X
1 x 5 ul
2 MgCl2 (25 1.5 mM mM)
3 ul MgCl2 (25 2 mM mM)
4 ul 3 dNTP mix (10
mM)
200 uM 1 ul dNTP mix (10 mM)
200 uM 1 ul
4 Primers Primers
g-Bifid F 15 pmol 1.5 ul g-Bifid F 20 pmol 2 ul g-Bifid R 15 pmol 1.5 ul g-Bifid R 20 pmol 2 ul 5 Tag DNA
Polymerase
1.25 U 0.25 ul Tag DNA Polymerase
1.75 U 0.35 ul 6 Nuclease Free
Water
- 32.75
ul
Nuclease Free Water
- 30.65
ul
7 Template - 5 ul Template - 5 ul
PCR Reaction (cycle) : 1 (94 oC, 5 menit), 35 (94 oC, 1 menit; 55 oC, 1 menit; 72 oC, 1 menit), 1 (72 oC, 5 menit dan 4 oC)
Hasil Optimasi PCR Primers g-Bifid
Kolom : 1 -2 Reagen 1 (Bifido dan ddwater) dan 3-4 Reagen 2 (Bifido dan ddwater)
3.2.3. Polymerase Chain Reaction (PCR) E. faecium Primers EM1A-EM1B
No Reagen Konsentrasi Jumlah
1 PCR Buffer 10X 1 x 5 ul
2 MgCl2 (50 mM) 1.5 mM 1.5 ul
3 dNTP mix (10 mM) 200 uM 1 ul
4 Primers
EM1A 1.5 pmol 1.5 ul
EM1B 1.5 pmol 1.5 ul
5 Tag DNA Polymerase 1.25 U 0.25 ul
6 Nuclease Free Water - 34.25 ul
7 Template - 5 ul
PCR Reaction (cycle) : 1 (94 oC, 2 menit), 35 (94 oC, 1 menit; 55 oC, 1 menit; 72 oC, 1 menit), 1 (72 oC, 7 menit dan 4 oC)
Kolom : 1 (isolat E.faecium BCC 0729), 2 (isolat E.faecium ATCC 19434), 3 (kontrol negatif-nuclease free water)
Lampiran 3. Hasil Analisis Statistik
1. Kepatuhan Konsumsi Biskuit
Descriptives total biskuit
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval
for Mean Minimum Maximum
Lower Bound
Upper Bound
Lower Bound
Upper Bound
Lower Bound
Upper Bound
Lower Bound
Upper Bound
0 18 300.31 72.646 17.123 264.18 336.43 111 360
1 15 276.00 102.840 26.553 219.05 332.95 87 360
2 16 294.13 77.422 19.355 252.87 335.38 137 360
3 18 325.28 48.443 11.418 301.19 349.37 216 360
4 16 296.50 61.706 15.426 263.62 329.38 154 360
Total 83 299.40 73.714 8.091 283.31 315.50 87 360
Test of Homogeneity of Variances total biskuit
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
4.566 4 78 .002
ANOVA total biskuit
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 20861.798 4 5215.450 .958 .435
Within Groups 424700.43
1 78 5444.877
Total 445562.22
9 82
Bulan ke 1
ANOV A tkt patuh1
2390.192 4 597.548 1.337 .264
34863. 091 78 446.963
37253. 283 82
Between Groups W ithin Groups Total
Sum of
Squares df Mean S quare F Sig.
Bulan ke 2
Bulan ke 3
2. Status Gizi (BB, TB, Z skor BB/U) Berat Badan
Test of Homogeneity of Variances
deltaBBAkhir Levene
Statistic df1 df2 Sig.
.452 4 78 .771
ANOVA
deltaBBAkhir
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 2.467 4 .617 3.944 .006
Within Groups 12.198 78 .156
Total 14.665 82
ANOV A tkt patuh2
1719.392 4 429.848 .878 .481
38177. 599 78 489.456
39896. 990 82
Between Groups W ithin Groups Total
Sum of
Squares df Mean S quare F Sig.
ANOV A tkt patuh3
1216.291 4 304.073 .438 .781
54203. 389 78 694.915
55419. 681 82 Between Groups
W ithin Groups Total
Sum of
Squares df Mean S quare F Sig.
Tinggi Badan
Test of Homogeneity of Variances deltaTbAkhir
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
3.360 4 78 .014
ANOVA deltaTbAkhir
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 4.426 4 1.106 1.013 .406
Within Groups 85.164 78 1.092
Total 89.589 82
Multiple Comparisons Dependent Variable: deltaB BAk hir
-.2383 .1383 .089 -.514 .037
-.2750* .1359 .046 -.546 -.004
-.5083* .1318 .000 -.771 -.246
-.3563* .1359 .011 -.627 -.086
.2383 .1383 .089 -.037 .514
-.0367 .1421 .797 -.320 .246
-.2700 .1383 .054 -.545 .005
-.1179 .1421 .409 -.401 .165
.2750* .1359 .046 .004 .546
.0367 .1421 .797 -.246 .320
-.2333 .1359 .090 -.504 .037
-.0813 .1398 .563 -.360 .197
.5083* .1318 .000 .246 .771
.2700 .1383 .054 -.005 .545
.2333 .1359 .090 -.037 .504
.1521 .1359 .266 -.118 .423
.3563* .1359 .011 .086 .627
.1179 .1421 .409 -.165 .401
.0813 .1398 .563 -.197 .360
-.1521 .1359 .266 -.423 .118
(J) Perlakuan 1
2 3 4 0 2 3 4 0 1 3 4 0 1 2 4 0 1 2 3 (I) Perlakuan 0
1
2
3
4 LS D
Mean Difference
(I-J) St d. E rror Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidenc e Int erval
The mean difference is significant at the .05 level.
*.
Selisih (Delta) Z skor (BB/U. TB/U,BB/TB) menurut perlakuan
P0 Descriptive StatisticsN Range Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation Variance
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic
Std.
Error Statistic Statistic
DeltaBBu 18 .65 -.36 .29 -.0278 .04506 .19117 .037
DEltaTBu 18 1.0 -.4 .5 .052 .0607 .2574 .066
DeltaBBTB 18 1.37 -.82 .55 -.0856 .09628 .40850 .167
Valid N (listwise) 18
P1 Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation Variance
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic
Std.
Error Statistic Statistic
DeltaBBu 15 1.31 -.63 .68 .1193 .07752 .30025 .090
DEltaTBu 15 .8 -.5 .3 .070 .0523 .2027 .041
DeltaBBTB 15 2.21 -1.12 1.09 .1027 .13731 .53180 .283
Valid N (listwise) 15
Multiple Comparisons Dependent Variable: deltaTbAkhir
-.1767 .3653 .630 -.904 .551
-.5442 .3590 .134 -1.259 .171
-.6028 .3483 .087 -1.296 .091
-.2760 .3590 .444 -.991 .439
.1767 .3653 .630 -.551 .904
-.3675 .3755 .331 -1.115 .380
-.4261 .3653 .247 -1.153 .301
-.0994 .3755 .792 -.847 .648
.5442 .3590 .134 -.171 1.259
.3675 .3755 .331 -.380 1.115
-.0586 .3590 .871 -.773 .656
.2681 .3694 .470 -.467 1.004
.6028 .3483 .087 -.091 1.296
.4261 .3653 .247 -.301 1.153
.0586 .3590 .871 -.656 .773
.3267 .3590 .366 -.388 1.041
.2760 .3590 .444 -.439 .991
.0994 .3755 .792 -.648 .847
-.2681 .3694 .470 -1.004 .467
-.3267 .3590 .366 -1.041 .388
(J) Perlakuan 1
2 3 4 0 2 3 4 0 1 3 4 0 1 2 4 0 1 2 3 (I) Perlakuan 0
1
2
3
4 LSD
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval
P2
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic
DeltaBBu 16 1.36 -.73 .63 .0025 .08963 .35852 .129
DEltaTBu 16 1.2 -.5 .7 .163 .0800 .3199 .102
DeltaBBTB 16 2.03 -1.15 .88 -.1350 .15762 .63049 .398
Valid N (listwise) 16
P3
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic
DeltaBBu 18 1.11 -.08 1.03 .3089 .07320 .31056 .096
DEltaTBu 18 2.5 -1.1 1.4 .219 .1298 .5508 .303
DeltaBBTB 18 2.77 -1.10 1.67 .2628 .16453 .69804 .487
Valid N (listwise) 18
P4
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic
DeltaBBu 16 1.13 -.30 .83 .2156 .07815 .31260 .098
DEltaTBu 16 .6 -.2 .4 .141 .0493 .1974 .039
DeltaBBTB 16 1.57 -.39 1.18 .2094 .12512 .50047 .250
Valid N (listwise) 16
3. Imonoglobulin A Sekretori (sIgA)
Test of Homogeneity of Variances
DeltaIgA Levene
Statistic df1 df2 Sig.
.827 4 67 .513
ANOVA DeltaIgA
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 8.064 4 2.016 4.385 .003
Within Groups 30.804 67 .460
Total 38.868 71
4. Morbiditas (Diare dan Ispa)
Episode ISPA 4 bulan
Test of Homogeneity of Variances episode ispa dalam 4 bulan
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
1.115 4 78 .356
ANOVA episode ispa dalam 4 bulan
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 21.404 4 5.351 2.050 .095
Within Groups 203.560 78 2.610
Total 224.964 82
Multiple Comparisons Dependent Variable: DeltaIgA
-.23056533 ******** .363 -.73350594 .27237527 -.31619280 ******** .214 -.81913340 .18674781 -.91772689* ******** .000 -1. 41192003 -.42353374 -.69524658* ******** .007 -1. 19818719 -.19230598 .230565335 ******** .363 -.27237527 .73350594 -.08562746 ******** .739 -.59716597 .42591104 -.68716155* ******** .008 -1. 19010216 -.18422095 -.46468125 ******** .074 -.97621975 .04685725 .316192799 ******** .214 -.18674781 .81913340 .085627464 ******** .739 -.42591104 .59716597 -.60153409* ******** .020 -1. 10447469 -.09859348 -.37905379 ******** .144 -.89059229 .13248472 .917726887* ******** .000 .42353374 1.41192003 .687161552* ******** .008 .18422095 1.19010216 .601534088* ******** .020 .09859348 1.10447469 .222480302 ******** .380 -.28046030 .72542091 .695246585* ******** .007 .19230598 1.19818719 .464681250 ******** .074 -.04685725 .97621975 .379053786 ******** .144 -.13248472 .89059229 -.22248030 ******** .380 -.72542091 .28046030 (J) Perlakuan
1 2 3 4 0 2 3 4 0 1 3 4 0 1 2 4 0 1 2 3 (I) Perlakuan 0
1
2
3
4 LS D
Mean Difference
(I-J) St d. E rror Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidenc e Int erval
The mean difference is significant at the .05 level.
*.
Diare
Test of Homogeneity of Variances episode diare dalam 4 bulan
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
1.342 4 78 .262
ANOVA
episode diare dalam 4 bulan
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 67.237 4 16.809 6.692 .000
Within Groups 195.919 78 2.512
Total 263.157 82
Multiple Comparisons
Dependent Variable: episode ispa dalam 4 bulan LS D
1.311* .565 .023 .19 2.44
.194 .555 .727 -.91 1.30
.500 .538 .356 -.57 1.57
1.132* .555 .045 .03 2.24
-1. 311* .565 .023 -2. 44 -.19
-1. 117 .581 .058 -2. 27 .04
-.811 .565 .155 -1. 94 .31
-.179 .581 .758 -1. 34 .98
-.194 .555 .727 -1. 30 .91
1.117 .581 .058 -.04 2.27
.306 .555 .584 -.80 1.41
.938 .571 .105 -.20 2.07
-.500 .538 .356 -1. 57 .57
.811 .565 .155 -.31 1.94
-.306 .555 .584 -1. 41 .80
.632 .555 .258 -.47 1.74
-1. 132* .555 .045 -2. 24 -.03
.179 .581 .758 -.98 1.34
-.938 .571 .105 -2. 07 .20
-.632 .555 .258 -1. 74 .47
(J) Perlakuan 1
2 3 4 0 2 3 4 0 1 3 4 0 1 2 4 0 1 2 3 (I) Perlakuan 0
1
2
3
4
Mean Difference
(I-J) St d. E rror Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidenc e Int erval
The mean difference is significant at the .05 level.
*.
Multiple Comparisons Dependent Variable: episode diare dalam 4 bulan
LS D
2.400* .554 .000 1.30 3.50
2.021* .545 .000 .94 3.10
2.111* .528 .000 1.06 3.16
2.146* .545 .000 1.06 3.23
-2. 400* .554 .000 -3. 50 -1. 30
-.379 .570 .508 -1. 51 .75
-.289 .554 .604 -1. 39 .81
-.254 .570 .657 -1. 39 .88
-2. 021* .545 .000 -3. 10 -.94
.379 .570 .508 -.75 1.51
.090 .545 .869 -.99 1.17
.125 .560 .824 -.99 1.24
-2. 111* .528 .000 -3. 16 -1. 06
.289 .554 .604 -.81 1.39
-.090 .545 .869 -1. 17 .99
.035 .545 .949 -1. 05 1.12
-2. 146* .545 .000 -3. 23 -1. 06
.254 .570 .657 -.88 1.39
-.125 .560 .824 -1. 24 .99
-.035 .545 .949 -1. 12 1.05
(J) Perlakuan 1
2 3 4 0 2 3 4 0 1 3 4 0 1 2 4 0 1 2 3 (I) Perlakuan 0
1
2
3
4
Mean Difference
(I-J) St d. E rror Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidenc e Int erval
The mean difference is significant at the .05 level.
*.