22
Universitas Kristen Petra
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Model Analisis
Untuk menguji hipotesis yang telah dipaparkan sebelumnya,model analisis yang akan digunakan adalah:
Gambar 3.1 Model analisis
Selain dinyatakan dalam bentuk skematis, model analisis juga dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan matematik sebagai berikut:
Variabel Independen Good Corporate Governance
(GCG)
Variabel Dependen Persistensi Laba (PL) Variabel Kontrol
Ukuran Perusahaan (Fsize) Volatilitas Arus Kas
(VOLAK) Volatilitas Penjualan
(VOLPEN) Siklus Operasi (SIOP) Proporsi Laba Negatif
(PRONEG)
23
Universitas Kristen Petra
Di mana:
PL = Persistensi Laba
= Konstanta
GCG = Good Corporate Governance Fsize = Ukuran Perusahaan
VOLAK = Volatilitas Arus Kas VOLPEN = Volatilitas Penjualan SIOP = Siklus Operasi
PRONEG = Proporsi Laba Negatif
β1 = Koefisien regresi dari variabel GCG
β2 = Koefisien regresi dari variabel Ukuran Perusahaan β3 = Koefisien regresi dari variabel Volatilitas Arus Kas β4 = Koefisien regresi dari variabel Volatilitas Penjualan β5 = Koefisien regresi dari variabel Siklus Operasi
β6 = Koefisien regresi dari variabel Proporsi Laba Negatif
ε = error
3.2 Definisi Operasional Variabel
Variabel-variabel operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Operasional Skala
GCG GCG merupakan sistem yang mengatur hubungan antara perusahaan dengan pemangku kepentingan. Variabel GCG diukur menggunakan Corporate Governance Perception Index (CGPI) yang merupakan hasil riset dari IICG dengan skor antara 55-100.
Rasio
Persistensi Laba
Persistensi laba diukur dengan menghitung koefisien slope regresi antara earning per share periode sekarang dengan earning per share periode sebelumnya (Francis et al., 2014).
Rasio
24
Universitas Kristen Petra
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah skala yang
mengklasifikasikan besar kecilnya suatu perusahaan (Aryani, 2011). Ukuran perusahaan diukur
menggunakan log dari totas aktiva. Berikut ini merupakan rumus untuk menghitung ukuran perusahaan:
FSIZE= log (total aktiva)
Rasio
Volatilitas Arus Kas
Volatilitas arus kas diukur dengan menghitung standar deviasi arus kas operasi terhadap total aktiva (Francis, 2004). Berikut merupakan rumus untuk menghitung volatilitas arus kas:
Rasio
Volatilitas Penjualan
Volatilitas penjualan diukur dengan standar deviasi penjualan terhadap jumlah aktiva (Francis et al, 2004).
Rumus untuk menghitung volatilitas penjualan adalah:
Rasio
Siklus Operasi
Siklus operasi diukur menggunakan log dari jumlah hari rata-rata hari penagihan piutang dan rata-rata
persediaan. Rumus untuk menghitung siklus operasi adalah:
Rasio
Proporsi Laba Negatif
Proporsi laba negatif diukur dengan proporsi kerugian perusahaan dengan menghitung frekuensi laba negatif terhadap waktu pengamatan. Rumus yang digunakan untuk menghitung proporsi laba negatif adalah:
Rasio
25
Universitas Kristen Petra
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif.
Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder. Data mengenai Index GCG didapat dari majalah SWA yang bekerja sama dengan IICG.
Total aktiva, arus kas operasi, data penjualan, rata-rata piutang, harga pokok penjualan, frekuensi laba negatif diperoleh dari laporan tahunan perusahaan yang terdapat di BEI maupun website perusahaan.
3.4 Instrumen dan Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode dokumentasi pada rentang waktu 2010-2014.
3.5 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan terbuka yang mendapat pemeringkatan GCG dari IICG yang bekerja sama dengan majalah SWA dan tercatat di BEI dari tahun 2010-2014 sebanyak 54 perusahaan.
3.6 Sampel dan Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling merupakan proses pemilihan sampel dari populasi yang sesuai dengan kriteria tertentu. Pengambilan sampel dibatasi sesuai kriteria berikut ini:
1. Perusahaan non-bank dan lembaga keuangan yang mempublikasikan laporan keuangan pada tahun 2010-2014, karena variabel siklus operasi membutuhkan data penjualan, HPP, dan persediaan yang tidak terdapat di laporan keuangan bank dan lembaga keuangan.
2. Perusahaan mempublikasikan laporan tahunan untuk periode 2010-2014.
26
Universitas Kristen Petra
3. Perusahaan menggunakan mata uang rupiah untuk pelaporan tahunan karena variabel ukuran perusahaan menggunakan data total aset dengan satuan yang sama.
3.7 Unit Analisis
Unit analisis dalam penelitian ini adalah tingkat organisasi yaitu perusahaan.
3.8 Teknik Analisis Data
Pengujian pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap persistensi laba dalam penelitian ini menggunakan software SPSS. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, ada beberapa tahapan analisis yang dilakukan yaitu:
1. Mengumpulkan dan mengukur nilai setiap variabel menurut data yang diambil dari laporan keuangan tahun pada perusahaan non-bank dan lembaga keuangan yang mendapatkan pemeringkatan IICG dari tahun 2006-2014 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Melakukan perhitungan statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah deskripsi data melalui penghitungan mean, median, standar deviasi, nilai minimum dan nilai maksimum yang digunakan untuk menggambarkan profil variabel penelitian.
3. Melakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari empat pengujian yaitu uji normalitas, uji autokorelasi, ujimultikolinearitas, dan uji heterokedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitias digunakan untuk menguji apakah error dari persamaan regresi yang digunakan berdistribusi normal. Data yang baik akan memiliki error yang terdistribusi normal. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikasi 5%, dimana mengandung arti bahwa error persamaan regresi terdistribusi normal bila nilai signifikansi melebihi 5%. Apabila taraf signifikasi tidak lebih dari 5% maka error persamaan regresi tidak terdistribusi dengan normal.
27
Universitas Kristen Petra
b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear terdapat korelasi antara error pada suatu periode pengamatan dengan periode sebelumnya. Pengujian ini mengharapkan tidak adanya korelasi antara error pada pengamatan antara satu periode dengan periode lainnya. Metode pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Durbin-Watson. Jika nilai Durbin Watson berada di antara nilai tabel DW, yaitu dU dan (4-dU), maka tidak terjadi autokorelasi.
c. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai apakah terdapat hubungan antar variabel independen. Untuk menguji adanya multikolinearitas, penelitian ini menggunakan VIF (variance inflation factor) dan tolerance. Apabila nilai VIF kurang dari 10% maka menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen. Pengujian ini mengharapkan variabel independen tidak saling berkorelasi.
d. Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas merupakan keadaan dimana error pada persamaan regresi suatu pengamatan dengan pengamatan yang lain tidak memiliki varian yang sama. Sedangkan pada prinsipnya, model regresi yang baik adalah apabila tidak terjadi heteroskedasitas dan mengharapkan error yang homogen atau memiliki varian yang sama. Untuk mendeteksi heterokedastisitas penelitian ini menggunakan uji Glejser dengan signifikansi 5%. Apabila nilai signifikasi lebih dari 5% maka dinyatakan terbebas dari asumsi heteroskedatisitas.
4. Melakukan uji kelayakan model regresi
Uji kelayakan model digunakan untuk mengetahui sejauh mana variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Penelitian ini menggunakan uji F dan R2 untuk menguji hal tersebut.
a. Uji F
Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen dan untuk melihat apakah model regresi layak digunakan untuk menguji hipotesis. Jika nilai signifikansi kurang dari 0.05 maka model regresi layak digunakan untuk menguji hipotesis.
28
Universitas Kristen Petra
b. Uji R-Square
Nilai R2 mencerminkan seberapa besar kontribusi variabel independen dalam mempengaruhi variabel dependen. Ketika nilai R2 semakin mendekati nol, maka semakin kecil pengaruh variabel independen terhadap variable dependen. Sebaliknya, jika nilai R2 semakin mendekati satu, maka semakin besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
5. Melakukan uji hipotesis (uji t)
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Bentuk uji hipotesis uji t adalah sebagai berikut:
1. H0 : β1 ; β2 ; β3 ; β4 ; β5 ; β6 = 0 (tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen).
2. H1 : β1 ; β2 ; β3 ; β4 ; β5 ; β6 ≠ 0 (terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen).
Jika nilai signifikansi lebih dari 0.05 maka H0 diterima (tidak ada pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen), sedangkan jika nilai signifikansi kurang dari 0.05 maka H0 ditolak (ada pengaruh antara varabel independen dengan variabel dependen).