32 BAB III
OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN
III.1 Objek Penelitian
III.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Penjaringan
Setelah mengalami proses dan dengan berjalannya waktu perbaikan tata kelolaorganisasi maka sejak tanggal 23 Juni 2007. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Penjaringan terbentuk sesuai dengan Keputusan Direktur Jendral pajak Nomor : KEP-86/PJ/2007 Tanggal 11 Juni 2007 tentang Penerapan Organisasi, Tata Kerja, dan Saat Mulai Beroprasinya KPP Pratama dan Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan Di Lingkungan Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Di Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Selain Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Pusat.
KPP Pratama Penjaringan dipimpin oleh seorang kepala kantor yang mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, memberikan penyuluhan, dan konsultasi pajak di daerah yang menjadi wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan. Sesuai dengan kedudukan organisasi Kantor Pelayanan mempunyai tugas dan fungsi sebagai pelayanan teknis di bidang perpajakan, melaksanakan pemungutan pajak, pemeriksaan pajak, pengawasan dan konsultasi pajak serta ekstensifikasi perpajakan sebagai upaya memaksimalkan pendapatan
negara disektor pajak yang pemungutannya dibebankan kepada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Penjaringan.
III.1.2 Visi dan Misi KPP Pratama Jakarta Penjaringan
a. Visi KPP Pratama Jakarta Penjaringan
Visi KPP Pratama Jakarta Penjaringan adalah menjadi model pelayanan masyarakat yang menyelenggarakan sistem dan manajemen kelas dunia yang dipercaya dan dibanggakan masyarakat.
b. Misi KPP Pratama Jakarta Penjaringan
Misi KPP Pratama Jakarta Penjaringan dibagi atas:
1) Fiskal
Menghimpun penerimaan dalam negeri dari sektor pajak yang mampu menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah berdasarkan Undang- Undang Perpajakan dengan tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi.
2) Ekonomi
Mendukung kebijaksanaan pemerintah dalam mengatasi permasalahan ekonomi bangsa dengan kebijaksanaan perpajakan yang meminimalkan distorsi.
3) Politik
Mendukung proses demokratisasi bangsa.
4) Kelembagaan
Senantiasa memperbaharui diri, selaras dengan aspirasi masyarakat dan teknologi perpajakan dengan administrasi perpajakan mutakhir.
III.1.3 Keadaan monografi
Wilayah Kerja KPP Pratama Jakarta Penjaringan adalah Kecamatan Penjaringan Kota Madya Jakarta Utara, yang terdiri atas 2 ( dua ) Kelurahan yaitu :
1) Kelurahan penjaringan 2) Kelurahan penjagalan
III.1.4 Struktur Organisasi
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA PENJARINGAN
Kepala kantor
Kasubag umum
Kasi waskon I Kasi
Pemeriksaa Kasi
penagihan
Kasi waskon II
Kasi ekstensifik
Kasi PDI
Kasi Pelayana
AR Waskon I
AR Waskon II
Sumber : Profil KPP Pratama Jakarta Penjaringan
III.1.5 Tugas dan Fungsi Setiap Bagian
III.1.5.1 Sub Bagian Umum
Sub Bagian Umum bertugas mengkoodinasikan tugas pelayanan kesekretariatan dengan cara mengatur kegiatan tata usaha kepegawaian, keuangan serta rumah tangga dan perlengkapan untuk menunjang kelancaran tugas kantor.
III.1.5.2 Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)
Seksi Pengolahan Data dan Informasi bertugas melakukan pengumpulan, dan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen dokumen perpajakan, mengurus tata usaha penerimaan penerimaan perpajakan, pengalokasian PBB dan BPHTB, pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan e-SPT dan e-Filling, serta penyiapan laporan kerja.
III.1.5.3 Seksi Pelayanan
Seksi Pelayanan bertugas melakukan penetapan dan penertiban serta produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan SPT, serta penerimaan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan register wajib pajak, serta melakukan kerjasama perpajakan.
III.1.5.4 Seksi Penagihan
Seksi Penagihan bertugas melakukan penatausahaan piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, penghasilan aktif, usulan penghapusan piutang pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan
III.1.5.5 Seksi Pemeriksaan
Seksi Pemeriksaan bertugas melakukan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak, serta administrasi pemeriksaan.
III.1.5.6 Seksi Ekstensifikasi
Seksi Ekstensifikasi bertugas melakukan pengamatan potensi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, penilaian objek pajak dalam rangka ekstensifikasi pajak.
III.1.5.7 Seksi Pengawasan dan Konsultasi (Waskon)
Seksi Waskon dalam KPP Pratama Jakarta Penjaringan terbagi atas dua wilayah berdasarkan kelurahan yang terdapat di kecamatan Penjaringan, yaitu:
1) Waskon 1 yaitu Kelurahan Penjaringan 2) Waskon 2 yaitu Kelurahan Penjagalan
III.2 Metodologi Penelitian
III.2.1 Pengertian Metodologi Penelitian Secara Umum
Berdasarkan pendapat dari Sugiyono yang dituliskan dalam buku karangan nya
“Metodologi Penelitian Bisnis” (2009), secara umum metode penelitian merupakan suatu cara yang di tempuh oleh seorang peneliti untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitiannya guna mencapai suatu tujuan tertentu yang berupa tujuan penelitian.
Cara-cara oleh peneliti haruslah merupakan cara yang ilmiah, dalam arti harus Rasional,
maksudnya adalah penelitian tersebut dilakukan dengan cara yang masuk akal, dan dapat di jangkau oleh nalar dan logika orang lain. Empiris, maksudnya adalah cara-cara yang di tempuh oleh peneliti dalam melakukan penelitian haruslah berupa cara yang dapat diamati oleh orang lain, sehingga lebih jelas dan dapat diteliti lebih dalam oleh orang lain mengenai cara-cara pelaksanaan penelitian tersebut. Dan Sistematis, maksudnya adalah pelaksaan penelitian harus memalui tahap-tahap yang jelas dan dapat di terima secara logika.
III.2.2 Kategori Penelitian
Dalam rangka melaksanakan suatu penelitian diperlukan metode yang tepat dan sampai dengan masalah yang diteliti, karena metode penelitian merupakan bagian yang penting dan menentukan berhasil tidaknya suatu penelitian.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, artinya bahwa penelitian ini akan mengungkapkan kenyataan yang ada dan terjadi di lapangan, dan ditegaskan melalui pendiskripsian secara kuantitatif.
Pemilihan metode deskriptif ini didasarkan atas pertimbangan bahwa penelitian ini menitikberatkan pada penjelasan obyek penelitian yang dikaji secara mendalam dan apa adanya, sehingga diperoleh gambaran atau deskriptif secara sistematis dan komprehensif mengenai fakta-fakta, fenomena-fenomena, dan sifat-sifat dari obyek yang diteliti.
III.2.3 Populasi dan Sample III.2.3.1 Populasi
Populasi merupakan suatu kumpulan dari data-data yang lengkap dari elemen- elemen yang sejenis akan tetapi dapat dibedakan dalam karakteristiknya. Populasi merupakan objek atau subjek, yang berada pada suatu wilayah yang memenuhi syarat- syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian, maka populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh wajib pajak pada KPP Pratama Jakarta Penjaringan yang terdaftar hingga 1 januari 2012.
Jumlah Wajib Pajak KPP Penjaringan yang terdaftar hingga 1 Januari 2012 :
Wajib Pajak Badan 6.387
Wajib Pajak Orang Pribadi 42.091
Total Wajib Pajak 48.478
Sumber : diolah dari data primer III.2.3.2 Sample
Sample yaitu sebagian dari populasi yang diambil dan dipergunakan untuk
menentukan sifat dan ciri yang akan dikehendaki dari populasi. Pada penelitian ini, teknik yang akan peneliti gunakan adalah simple random sampling dimana populasi yang heterogen kita bagi menjadi populasi dengan elemen yang kecil lebih. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah seluruh wajib pajak KPP Penjaringan. Agar ukuran sampel yang diambil representatif maka dihitung dengan menggunakan Rumus Slovin dalam Umar (2008) dengan presisi 10%, rumusnya sebagai berikut:
N 1 + N (e)2 Dimana:
n =
n = jumlah sampel N = jumlah populasi
e = persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir.
Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel yang diperoleh adalah:
48.478
11 + 48.478 (0,1)2
III.2.4 Definisi Operasional Variabel
Perolehan data dilakukan dengan metode survey untuk mengkaji populasi yang besar maupun kecil dengan menyeleksi serta mengkaji sample yang dipilih dari populasi untuk menemukan indensi, distribusi dan interaksi relatif dari varibel-variabel penelitian.
Di samping itu menurut Fred (2007: 660) akan dapat dilakukan taksiran yang akurat mengenai karateristik-karateristik dari populasi yang ada sehingga dimungkinkan tercapainya deskripsi dari masing-masing variabel penelitian serta hubungan antar masing-masing variabel, yang dalam penelitian adalah akuntabilitas, transparansi serta efsien dan efektif sebagai variabel independen dan peningkatan pelayanan terhadap wajib pajak sebagai variabel dependen.
Setiap variabel dalam penelitian akan dibuat pernyataan yang jawabannya akan diukur dengan skala likert yang memunyai lima kategori yaitu :
n =
= 99,79 = 100 orang responden
a. Sangat Tidak Setuju b. Tidak Setuju c. Netral d. Setuju e. Sangat Setuju.
Menurut Ridwan (2007: 21), pengukuran variabel dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian yang merupakan alat untuk mengukur fenomena alam maupun social yang diamati. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan (kuesioner).
III.2.5 Metode Pengumpulan Data
Mengumpulkan data merupakan hal yang paling penting dalam suatu penelitian, oleh karena itu teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :
a. Studi Kepustakaan
Penulis menggunakan buku wajib dan buku pendukung dari topik yang dibahas, buku tentang peraturan – peraturan perpajakan, serta dokumen lain yang dapat mendukung kelengkapan data yang diperlukan dalam penelitian ini.
b. Studi Lapangan
Metode pengumpulan data lapangan digunakan untuk mengumpulkan data primer dengan mendatangi objek penelitian melalui kegiatan, yaitu :
1) Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Pada penelitian ini, kuesioner yang dibuat adalah kuesioner tertutup, dimana responden telah disiapkan alternatif jawaban. Bentuk jawaban alternatif
menggunakan pendekatan skala Likert, yang memungkinkan responden memberikan jawaban mereka alternatif jawaban yang ada.
2) Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Pada penelitian ini, wawancara dilakukan secara langsung dengan staff bagian umum KPP Pratama Jakarta Penjaringan dan para responden yang merupakan wajib pajak.
III.2.6 Metode Pengolahan Data
Dalam penelitian ini analisis data dilakukan berdasarkan daftar pertanyaan atau kuesioner, penyelidikan dilakukan dengan cara mencari jawaban responden terhadap pertanyaan yang diajukan dengan tahapan proses sebagai berikut :
a. Mencari data dengan cara memberikan pertanyaan yang memunyai nilai 1 (kurang) sampai 5 (sangat baik) dengan menggunakan skala likert nilai variabel ini untuk setiap responden diukur dengan merata-ratakan jumlah nilai dari pertanyaan tersebut.
b. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menguraikan dan mengembangkan permasalahan yang ada kasusnya yang dibahas dalam penelitian ini.
c. Analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah uji validitas dan reliabilitas kuesioner. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui akurasi kuesioner yang disebarkan.
d. Cara pengolahan data lainnya adalah mengumpulkan terlebih dahulu kuesioner yang disebarkan kepada responden. Dimana responden dalam penelitian ini adalah wajib
pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Penjaringan. Hal ini dimaksudkan agar data yang diperoleh reliable (nyata). Kemudian hasil dari kuesioner itu akan diuji menggunakan statistik metode regresi linier berganda melalui uji koefisien determinasi ( , uji-t, dan uji-f.
Adapun persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
Analisis Regresi Linier Berganda Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 +ei
Keterangan:
Y : Kualitas Pelayanan X1 : Akuntabilitas X2 : Transparansi X3 : Efisien dan Efektif a : Konstanta/intersept
b1,b2,b3 : Koefisien regresi/besarnya pengaruh
ei : Faktor error, yaitu variabel lain yang tidak masuk ke dalam model, tetapi ikut mempengaruhi kualitas pelayanan.
Hasil persamaan regresi berganda tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan beberapa uji yaitu:
1) Uji koefisien determinasi (
koefisien determinasi ( pada intinya digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel bebas dalam menerangkan variabel terikat.
2) Uji-F
Yaitu untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel tak bebas secara bersama-sama. Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model memunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.
Adapun prosedurnya sebagai berikut:
a) Menentukan H0 dan Ha (hipotesis nihil dan hipotesis alternatif) b) Menentukan level of significans (misal α = 5%.)
c) Kriteria uji-F, dengan melihat hasil print out komputer, jika hasil sig value < 5%
berarti signifikan.
3) Uji t
Uji Ketepatan Parameter Penduga (Estimate) Uji-t digunakan untuk menguji apakah pertanyaan hipotesis benar. Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variabel terikat.
Adapun prosedurnya sebagai berikut:
a) Menentukan H0 dan Ha (hipotesis nihil dan hipotesis alternatif)
b) Dengan melihat hasil print out computer melalui program SPSS for windows, diketahui nilai t-hitung dengan nilai signifikansi nilai t.
c) Jika signifikansi nilai t < 0,05 maka ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
d) Jika signifikan nilai t > 0,05 maka tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Artinya H0 diterima dan menolak Ha,
pada tingkat signifikansi α = 5%. Namun bila nilai t sig < 0,10 maka ada pengaruh yang signifikan pada signifikansi α = 1%.
III.2.7 Uji Validitas dan Reliabilitas Data
III.2.7.1 Validitas
Validitas merupakan suatu alat pengukur kuesioner dengan tujuan untuk mencari fakta kuesioner ini diberikan kepada sejumlah responden untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan yang terdapat pada kuesioner. Setelah itu diolah untuk mengetahui apakah pertanyaan yang diajukan dapat menghasilkan data yang valid atau tidak.
Uji validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor masing–masing butir pertanyaan dengan total skor, Ghozali (2009: 133), perhitungan korelasi dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS 17.0.
kriteria melalui SPSS Ghozali (2009 :133)
Valid : Sig (Probabilitas) < 0,05
Tidak Valid : Sig (Probabilitas) > 0,05
Menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total dengan menggunakan rumus teknik korelasi “Produk Moment” dengan rumus sebagai berikut :
( ∑ )( ∑ )
= ∑
2
2
y
x r xy
III.2.7.2 Reliabilitas
Analisis ini digunakan setelah hasil uji validitas kuesioner dinyatakan valid, untuk menunjukkan konsistensi hasil dari jawaban kuesioner apabila digunakan berulang kali.
Perhitungan analisis reliabilitas ini menggunakan Software SPSS dan dianalisis dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach.. Jika nilai Alpha Cronbach > 0,60 maka reliabel Ghozali (2009: 133). Perhitungan menggunakan prosedur reliabilitas pada paket program SPSS. Dengan rumus:
− Σ
= −
22
11
1
1
tb
k r k
σ σ
Dimana :
r11 = Reliabilitas instrumen k = Banyak butir pertanyaan σt2
= Varians total
∑σb2
= Jumlah varians butir
III.2.8 Paradigma Penelitian
Pada tabel 3.1 faktor good governance dibawah ini membahas mengenai paradigma penelitian yang terdiri dari paradigma dengan 3 (tiga) variabel independen, dimana ke 3 (tiga) variabel independen tersebut mempengaruhi 1 (satu) variabel dependen.
Tabel 3.1 Faktor Good Governance
Peningkatan pelayanan (Y) Akuntabilitas (X1)
Transparansi (X2)
Efisien dan efektif (X )
Sumber : Diolah dari data primer
III.2.9 Indentifikasi Variabel
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan statistik sehingga variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis variabel yakni variabel dependen dan variabel independen. Peningkatan pelayanan kepada wajib pajak sebagai variabel dependen, sedangkan akuntabilitas, transparansi serta efisien dan efektif yang menjadi prinsip-pinsip good governance sebagai variabel independen.
III.2.10 Defenisi Variabel
III.2.10.1 Pelayanan kepada wajib pajak (Y)
Pelayanan kepada wajib pajak yang terbaik dan memuaskan adalah tujuan yang harus dicapai oleh KPP Pratama Jakarta Penjaringan dalam menjalankan tugasnya sebagai bendahara Negara yang harus mengalokasikan dana APBN dan mengelola penerimaan Negara dalam rangka menuju budaya layanan prima. Indikator yang
digunakan dalam mengukur pelayanan kepada wajib pajak adalah cepat, tepat dan akurat, tidak diskriminatif dan akuntabel serta transparan.
III.2.10.2 Akuntabilitas (X1)
Akuntabilitas adalah bentuk pertanggungjawaban pegawai KPP Pratama Jakarta Penjaringan kepada publik atas setiap aktivitas yang dilakukan agar tidak terjadi penyalahgunaan jabatan serta pelaksanaan yang sesuai dengan hukum dan peraturan lain yang diisyaratkan dalam penggunaan sumber dana publik. Indikator yang menjadi tolak ukur penerapan akuntabilitas yaitu adanya kesesuaian antara pelaksanaan dengan standar prosedur pelaksanaan serta tingkat kesalahan atau kelalaian dalam melaksanakan tugas.
III.2.10.3 Transparansi (X2)
Transparansi adalah suatu bentuk keterbukaan yang diberikan oleh karyawan KPP Pratama Jakarta Penjaringan melalui kemudahan memeroleh informasi secara langsung dan objektif terutama yang berhubungan dengan kepentingan publik yang diukur melalui indikator berupa adanya informasi yang siap dan selalu tersedia, informasi yang mudah dijangkau dan bebas diperoleh serta informasi yang tepat waktu.
III.2.10.4 Efisien dan Efektif (X3)
Efisien dan efektif merupakan parameter penting dalam mengukur kinerja karyawan KPP Pratama Jakarta Penjaringan melalui pemanfaatan input yang terendah untuk mencapai output yang maksimal serta mencapai hasil program yang sesuai dengan target yang ditetapkan. Efisien dan efektif diiukur dengan menggunakan indikator berupa penyelenggaraan administrasi Negara yang berkualitas dan tepat sasaran, penggunaan
sumber daya yang optimal serta berkurangnya tumpang tindih penyelenggaraan fungsi organisasi atau unit kerja.