• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mereka melakukan hal tersebut. Terpaksa dalam hal ini. perceraian dapat terjadi karena alasan atau alasan-alasan:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mereka melakukan hal tersebut. Terpaksa dalam hal ini. perceraian dapat terjadi karena alasan atau alasan-alasan:"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perceraian ialah peristiwa yang sangat tidak diharapkan dalam perkawinan, sebab hendak memutus jalinan yang sangat kokoh serta suci antara kedua belah pihak. Walaupun demikian, perceraian diperbolehkan oleh syariat dengan ketentuan dicoba dengan kegiatan yang baik.

Perceraian berdasarkan pasal 114 KHI yaitu putusnya perkawinan yang disebabkan karena talak, atau berdasarkan gugatan perceraian1 namun lebih lanjut dalam pasal 116 KHI dijelaskan beberapa alasan atau alasan- alasan perceraian yang akan diajukan kepada pengadilan untuk di proses dan ditindak lanjuti. Dalam islam perceraian merupakan hal yang dibenarkan apabila suami dan istri dalam keadaan terpaksa yang mengharuskan mereka melakukan hal tersebut. Terpaksa dalam hal ini ialah seperti yang tertulis dalam pasal 116 Kompilasi Hukum Islam, perceraian dapat terjadi karena alasan atau alasan-alasan:

a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan.

b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar kemampuannya.

1Kompilasi Hukum Islam, (Permata press: 2003), 35.

(2)

2 c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima tahun atau

hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung.

d. Salah satu pihak

melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan pihak lain.

e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami atau isteri.

f. Antara suami dan isteri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga.

g. Suami melanggar taklik talak.

h. Peralihan agama atau murtad yang menyebabkan terjadinya ketidak rukunan dalam rumah tangga.2

Bila suatu perceraian terjalin bukan berarti tanggung jawab suami dengan istri itu sudah lenyap. Terdapat sebagian perihal yang terjalin akibat hukum terdapatnya perceraian itu, salah satunya ialah pemeliharaan anak atau yang disebut hadanah. Pemeliharaan anak atau hadanah adalah kegiatan mengasuh, memelihara, dan mendidik anak hingga dewasa atau mampu berdiri sendiri.3 Dalam pasal 41 Undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan juga dijelaskan akibat hukum putusnya perkawinan karena perceraian ialah:

2Kompilasi Hukum Islam, (Permata press: 2003), 36.

3Kompilasi Hukum Islam, (Permata press: 2003), 1.

(3)

3 a. Baik ibu atau bapak tetap berkewajiban memelihara dan mendidik anak-anaknya, semata-mata berdasarkan kepentingan anak, bilamana ada perselisihan mengenai penguasaan anak-anak, Pengadilan memberi keputusan.

b. Bapak yang bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan pendidikan yang diperlukan anak itu, bilaman bapak dalam kenyataannya tidak dapt memberi kewajiban tersebut pengadilan dapat menentukan bahwa ikut memikul biaya tersebut.

c. Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk memberikan biaya penghidupan dan/atau menentukan sesuatu kewajiban bagi bekas isteri. Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk memberikan biaya penghidupan dan/atau menentukan sesuatu kewajiban bagi bekas isteri.4

Setelah itu uraian tentang hak- hak anak setelah terjadi perceraian terus menjadi kokoh dengan terdapatnya pasal 26 Undang- Undang no 35 tahun 2014 tentang pergantian atas UU no 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak ialah Orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk:

a. Mengasuh, memelihara, mendidik dan melindungi anak

b. Menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya

c. Mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak

4Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

(4)

4 d. Memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti

pada anak.5

Dasar ditetapkannya suatu hukum ialah bukan karena hal lain melainkan untuk kemaslahatan. Hal ini dikemukakan oleh De jure jurnal syariah dan hukum oleh Moh. Toriquddin yang berjudul maqashid syariah perspektif Al-Syathibi tentang ta'lil al syariah atau illat disyariatkannya hukum.

Menurut Al-Syathibi ditetapkannya suatu hukum adalah untuk kemaslahatan hamba baik di dunia maupun di akhirat. Beliau melanjutkan penelitian hukum membuktikan bahwa ditetapkannya suatu hukum adalah untuk kemaslahatan hamba.Beliau menjelaskan bahwa Ta'lil atau adanya illat hukum ini berlaku pada semua hukum secara terperinci. Hal ini dibuktikan dengan adanya teks-teks yang mengandung arti disyariatkannya hukum karena ada illat-nya, baik secara global maupun parsial.

Dalam teorinya yang pertama yaitu Qashdu al-Syâri’ fi wadl’i al- syarî’ah bahwa tujuan Allah dalam menetapkan hukum adalah untuk kemaslahatan hamba di dunia dan di akhirat. Kemudian beliau menjelaskan lebih lanjut terkait beban-beban hukum sesungguhnya ialah untuk menjaga maqashid atau tujuan hukum dalam diri makhluk.

Dalam maqashid Qashdu al-Syâri’ fi wadl’i al-syarî’ahada tiga, yaitu dlaruriyat, hajiyat, dan tahsiniyat. Dijelaskan bahwa dlaruriyat harus ada

5Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

(5)

5 untuk menjaga kemaslahatan dunia dan akhirat hamba. Jika hal ini tidak ada maka yang terjadi adalah kerusakan di dunia dan di akhirat. Kadar kerusakan yang akan terjadi ialah sejauh mana dlaruriyat tersebut tidak ada. Dalam maqashid dlaruriyat ini terdapat 5 poin yaitu menjaga agama, jiwa, keturunan, harta dan menjaga akal. dalam menetapkan hukum adalah untuk kemaslahatan hamba di dunia dan di akhirat. Kemudian beliau menjelaskan lebih lanjut terkait beban-beban hukum sesungguhnya ialah untuk menjaga maqashid atau tujuan hukum dalam diri makhluk.6

Adanya berbagai dasar hukum untuk berbagai masalah akibat perceraian adalah supaya kita mengetahui apa yang seharusnya dan tidak kita lakukan ketika perceraian itu terjadi termasuk masalah hadanah.

Termasuk adanya berbagai dasar hukum tentang hadanah anak ini mengingatkan kita bagaimana berharganya anak terlebih bagaimana Islammemandang permasalahan ini. Dalam penelitian ini penulis aka mengkaji adanya peraturan-peraturan terkait hadhanah anak dalam kompilasi Hukum Islam dan Hukum Positif Indonesia perspektif maqāṣid asy-syarīʿahsehingga perlindungannya benar-benar diperhatikan dengan ketat agar oleh negara tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Dari latar belakang yang telah peneliti jelaskan diatas, menarik kiranya mengkaji secara mendalam perbandingan hukum Islam dan hukum positif Indonesia tentang hadanah anak pasca perceraian ditinjau dari 5 pokok kemaslahatanmaqāṣid asy-syarīʿah. Maka dari itu peneliti menggunakan

6Toriquddin, Moh. "Teori Maqâshid Syarî’ah Perspektif al-Syatibi." Journal de Jure 6.1 (2014).

(6)

6 judul studi komparatif kompilasi hukum Islam dan hukum positif Indonesia perspektif maqāṣid asy-syarīʿah tentang hadanah anak pasca perceraian untuk penelitian ini.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah penulis jelaskan diatas, maka fokus masalah dalam penelitian pada skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perbandingan hadanah anak pasca perceraian dalam kompilasi hukum Islam dan hukum positif Indonesia?

2. Bagaimana tinjauan maqāṣid asy-syarīʿah terhadap hadanah anak pasca perceraian dalam kompilasi hukum Islam dan hukum positif Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui perbandingan hadanah anak pasca perceraian dalam kompilasi hukum Islam dan hukum positif Indonesia

2. Mengetahui tinjauan maqāṣid asy-syarīʿah terhadap hadanah anak pasca perceraian dalam kompilasi hukum Islam dan hukum positif Indonesia

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

(7)

7 Secara keilmuan penelitian dapat menjadi bahan maupun sumber ilmu agar mengetahui bagaimana hadanah anak pasca perceraian dalam kompilasi Hukum Islam serta hukum positif Indonesia dan juga bagaimana tinjauan maqāṣid asy-syarīʿah terhadap perbandingan hadanah anak pasca perceraian dalam KHI dan hukum positif Indonesia sehingga dalam praktiknya agar masyarakat terkhusus peneliti tidak dengan mudah menyepelekan akibat hukum yang terjadi setelah perceraian yaitu hadanah

E. Penelitian Terdahulu

Dasar ataupun acuan yang berbentuk teori-teori ataupun temuan- temuan lewat hasil bermacam riset tadinya ialah perihal yang sangat dibutuhkan serta bisa dijadikan selaku informasi pendukung, ialah riset terdahulu yang relevan dengan kasus yang dibahas dalam riset ini.

Dengan adannya riset terdahulu hingga bisa digunakan buat menaikkan ataupun menyempurnakan teori yang sudah terdapat menimpa permasalahan yang jadi target kajian. Tidak hanya itu penulis bisa memandang perbandingan antara riset yang tadinya sudah dicoba dengan riset yang belum sempat dicoba serta bisa dicermati menimpa kekurangan serta kelebihan antara riset terdahulu dengan yang saat ini.

1. Pada penelitian terdahulu yang pertama ini ialah jurnal oleh Husnatul Mahmudah, Juhriati, Zuhrah Institut Agama Islam Muhammadiyah Bima Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Muhammadiyah Bima yang

(8)

8 berjudul Hadhanah anak pasca putusan perceraian (studi komparatif hukum islam dan hukum positif Indonesia)

Pada penelitian terdahulu yang pertama peneliti paparkan ialah fokus dengan perbandingan antara hukum Islam dan hukum positif Indonesia. Hasil penelitian yang dihasilkan oleh penelitian terdahulu yang pertama ini lebih fokus dengan perbandingannya. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ialah terfokus pada bagaimana Islam meninjau perbandingan antara kompilasi hukum Islam dan hukum positif Indonesia tentang hadanah anak pasca perceraian.

2. Kemudian penelitian terdahulu yang kedua ialah skripsi konsep hadhanah dalam kasus perceraian beda agama dan penyelesaiannya menurut hukum Islam dan hukum positif oleh Sry Wahyuni Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Alauddin Makassar 2017.

Pada penelitian terdahulu yang kedua secara konsep penelitian memang sama akan tetapi obyek yang akan diteliti berbeda dalam hal ini perceraiannya terjadi karena perbedaan agama. Sedangkan penelitian yang akan penulis lakukan lebih luas cakupannya.

3. Dan penelitian terdahulu yang terakhir ialah skripsi “Kedudukan hak asuh anak pasca terjadinya perceraian karena salah satu orang tuanya murtad menurut hukum positif dan hukum islam” (studi perbandingan pengadilan negeri dan pengadilan agama di makassar)

(9)

9 oleh Andi Tenri Sucia Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar 2017.

Pada penelitian terdahulu yang terakhir konsepnya sama seperti penelitian-penelitian terdahulu sebelumnya, melainkan yang menjadikan berbeda dengan yang akan peneliti lakukan adalah pada obyeknya.

Penelitian terdahulu ini menggunakan Pengadilan sebagai obyek penelitiannya. Sedangkan dalam penelitian yang akan penulis lakukan adalah jenis penelitian kepustaakaan.

F. Metode Penelitian

Untuk menghasilkan penelitian yang maksimal, maka diperlukan metode penelitian. Adapun metode penelitian yang penulis gunakan ialah sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian yang penulis gunakan ialah penelitian kualitatif dengan pendekatan penelitian hukum yuridis normatif,7 karena pada penelitian ini pengambilan sumber hukumnya dilakukan dengan sumber data sekunder yakni mengacu pada referensi kepustakaan seperti undang-undang.8

7Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, cet ke- 11, (Jakarta, kencana: 2009), 13.

8Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta, Kencana: 2009), 35.

(10)

10 2. Teknik Pengumpulan Data

Karena dalam penelitian ini sumber data yakni mengacu pada referensi kepustakaan seperti undanng-undang, maka cara mendapatkan data- data pada penelitian ini ialah dengan cara mengkaji dan menganalis Kompilasi Hukum Islam dan Hukum Positif Indonesia tentang hadhanah anak.9

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada 3 (tiga):

a. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer merupakan data berupa data kepustakaan yang didapatkan dari regulasi utama yang menjadi rujukan penulisan ini karena mengingat penulisan ini bersifat tinjauan yuridis normatif.

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder yaitu data yang diperoleh dari internet baik itu berupa artikel, opini dan tulisan ilmiah lainnya untuk menunjang data premier.

c. Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum tersier merupakan bahan pelengkap berupa kamus hukum yang tidak dimengerti.

9Mahmudah, Husnatul, Juhriati Juhriati, and Zuhrah Zuhrah. "Hadhanah Anak Pasca Putusan Perceraian (Studi Komparatif Hukum Islam dan Hukum Positif Indonesia)." SANGAJI: Jurnal Pemikiran Syariah dan Hukum 2.1 (2018): 57-88.

(11)

11 3. Teknik Analisis Data

Adapun Teknik analisis data dalam penulisan skripsi ini menggunakan tenik analisis data secara kualitatif.10 Yakni yang bersifat deduktif, dimana analisis ini menjelaskan masalah secara umum terlebih dahulu kemudian ditarik ke masalah yang lebih khusus.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan bertujuan agar secara jelas mendapatkan gambaran secara merata dari isi ulasan skripsi ini, hingga bisa dilihat pada sistematika ulasan skripsi yang terdiri dari empat bab. Sistematika penyusunan ini dimulai dengan bab awal, ialah pendahuluan. Dalam Bab ini berisi latar balik yang mengemukakan dini dari terdapatnya permasalahan, rumusan permasalahan yang berisi masalah- masalah yang diambil dari latar balik setelah itu diteliti bersumber pada tata cara riset.

Tidak hanya itu ada tujuan serta donasi yang menarangkan kalau riset tersebut bertujuan buat mendapatkan data dan menganalisis kasus yang terdapat dan donasi riset tersebut merupakan buat pertumbuhan ilmu pengetahuan semacam yang sudah dipaparkan diatas. Riset ini pula

10Salim HS & Erlies Septiana Nurbani, Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian Tesis dan Disertasi, (Jakarta, Raja Grafindo: 2013), 17

(12)

12 memakai riset terdahulu, serta yang terakhir yakni sistematika ulasan yang muat cerminan jelas tentang isi dari skripsi ini.

Setelah itu bab kedua ialah kajian teori, pada Bab ini menarangkan menimpa hadanah anak dalam hukum Islam serta hukum positif Indonesia dan perbandingannya serta gimana tinjauan maqāṣid asy- syarīʿah menimpa perihal tersebut.

Kemudian bab ketiga merupakan hasil riset, pada bab ini berisi jawaban terhadap rumusan permasalahan yang ada pada bab awal ialah menanggapi gimana perbandingan hadanah anak pasca perceraian dalam kompilasi hukum Islam serta hukum positif Indonesia dan gimana tinjauan maqāṣid asy- syarīʿah terhadap hadanah anak pasca perceraian dalam hukum Islam serta hukum positif Indonesia.

Yang keempat ialah pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari rumusan permasalahan yang dikaji dengan meninjau kembali hasil serta ulasan dari riset tersebut. Dan berikan anjuran kepada mahasiswa selaku bahan kajian.

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa kelemahan bahan organik adalah sifatnya yang slow release sedangkan pertumbuhan tanaman sayuran yang dibudidayakan secara hidroponik memiliki pertumbuhan sangat

Angkah sangat berterima kasih karena kalian telah mengajariku bagaimana menjalani dan menghadapi hidup ini, terima kasih atas kasih sayang yang tak pernah

2015, ” Pengaruh Free Cash Flow, Pertumbuhan Perusahaan, Profitabilitas, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Utang Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di

Hasil dari penelitian ini adalah menghasilkan system e-learning berbasis website untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, efektif dan waktu lebih efisien sehingga

strategi adaptasi yang dilakukan adalah dengan cara meninggikan pondasi rumah dari bahan bangunan seperti batu, semen dengan perkiraan ketinggian banjir rob

Banyak tidaknya kandungan pigmen lain selain klorofil tidak berpengaruh pada tanaman yang misalnya terdapat pada daun puring, karena klorofil tetap menjadi pigmen

Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan kepada beberapa pihak untuk menindaklanjuti sebagai berikut: 1) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model layanan

Meanwhile, four areas in the Purabaya Terminal such as: Parking of personal cars, taxi, and drop zone for city buses; Arrival area for inter-city buses; Departure area for