• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. mengenal adanya perikatan yang ditimbulkan karena undang-undang dan perikatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. mengenal adanya perikatan yang ditimbulkan karena undang-undang dan perikatan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hukum Perikatan adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur hak dan kewajiban subyek hukum dalam tindakan hukum kekayaan. Hukum perdata Eropa mengenal adanya perikatan yang ditimbulkan karena undang-undang dan perikatan yang ditimbulkan karena perjanjian. Perikatan yang ditimbulkan karena undang- undang lazim disebut perikatan dari undang-undang. Adanya hak dan kewajiban timbul diluar kehendak subyek hukumnya. Perikatan ini dapat disebabkan oleh tindakan tidak melawan hukum dan tindakan melawan hukum. Sedangkan perikatan yang ditimbulkan karena perjanjian lazim disebut “perjanjian”. Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.

1

Hak dan kewajiban yang timbul dikehendaki oleh subjek-subjek hukum.

Bahkan, terkadang hak dan kewajiban itu sering merupakan tujuan dalam menjalankan tindakannya. Pasal 1338 KUHPerdata menyatakan bahwa “Semua perjanjian yang dibuat secara sah yaitu berdasarkan syarat sahnya perjanjian, berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya”. Maksudnya, semua perjanjian mengikat mereka yang tersangkut bagi yang membuatnya, mempunyai hak yang oleh perjanjian itu diberikan kepadanya dan berkewajiban melakukan hal-hal yang

1 Kartini Mulyadi & Gunawan Widjaja, Perikatan yang Lahir dari Perjanjian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), Hal: 7.

(2)

2

ditentukan dalam perjanjian. Setiap orang dapat mengadakan perjanjian, asalkan memenuhi syarat yang ditetapkan dalam Pasal 1320 KUHPerdata.

Berdasarkan uraian di atas bahwa perikatan ada dua macam, yaitu perikatan yang lahir karena undang-undang dan perikatan yang lahir karena perjanjian.

Berdasarkan Pasal 1338 KUHPerdata setiap orang bebas mengadakan perjanjian. Salah satu contoh dari perjanjian ialah arisan. Arisan merupakan perjanjian yang lahir karena kesepakatan antara beberapa pihak dan tumbuh berkembang di tegah-tengah masyarakat karena adanya ketentuan Pasal 1338 KUHPerdata.

Berdasarkan Kamus Kecil Bahasa Indonesia, arisan adalah kegiatan mengumpulkan uang atau barang yang bernilai sama oleh beberapa orang kemudian diundi diantara mereka untuk menentukan siapa yang memperolehnya.

2

Undian dilaksanakan dalam sebuah pertemuan secara berkala sampai semua anggota memperolehnya. Penentuan pemenang biasanya dilakukan dengan cara pengundian, lelang dan ada juga kelompok arisan yang menentukan pemenang dengan perjanjian.

Dalam budaya arisan, pemenang memiliki kewajiban untuk menggelar pertemuan pada periode berikutnya arisan akan diadakan. Arisan beroperasi di luar ekonomi formal sebagai sistem lain untuk menyimpan uang, namun kegiatan ini juga dimaksudkan untuk kegiatan pertemuan yang memiliki unsur paksa karena anggota diharuskan membayar dan datang setiap kali undian akan dilaksanakan.

Berdasarkan uraian di atas, lahirlah sebuah kegiatan yang berkembang di tengah-tengah masyarakat. Kegiatan tersebut dikenal dengan nama arisan sepeda motor. Arisan sepeda motor adalah suatu bentuk dari kesepakatan antara beberapa

2 Pius A. Partanto & Trisno Yuwono, Kamus Kecil Bahasa Indonesia, (Surabaya: ARKOLA, 1994), Hal: 32.

(3)

3

pihak yaitu pihak pengelola arisan sepeda motor dan pihak peserta arisan sepeda motor yang di dalamnya terdapat perjanjian yang mengikat antara kedua belah pihak sehingga melahirkan hak dan kewajiban yang merupakan tanggung jawab dari masing-masing pihak.

Arisan sepeda motor melibatkan beberapa pihak didalamnya yaitu pengelola arisan sepeda motor, wakil pengelola arisan sepeda motor, sekretaris arisan sepeda motor, bendahara arisan sepeda motor, dan peserta arisan sepeda motor. Pengelola arisan sepeda motor merupakan pihak yang bertanggung jawab atas adanya arisan sepeda motor, pengelola arisan motor memberikan sepeda motor kepada setiap peserta arisan sepeda motor yang memenangkan arisan. Wakil pengelola, sekretaris arisan sepeda motor dan bendahara arisan sepeda motor adalah seseorang yang membantu pengelola arisan sepeda motor untuk menjalankan kegiatan arisan sepeda motor.

Peserta arisan sepeda motor adalah seseorang yang melakukan perjanjian dengan pihak pengelola arisan sepeda motor.

Kehadiran arisan sepeda motor menjadikannya sebagai salah satu alternatif

yang banyak dipilih oleh masyarakat karena syarat dan prosedur yang tidak terlalu

rumit. Arisan sepeda motor dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yaitu sepeda motor,

dengan biaya angsuran yang tidak terlalu mahal. Perjanjian arisan sepeda motor akan

menimbulkan adanya hak dan kewajiban yang merupakan tanggung jawab yang harus

dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan atau perjanjian arisan sepeda motor yang telah

disepakati bersama. Terpenuhinya segala hak dan kewajiban sesuai dengan yang telah

diperjanjikan antara pihak-pihak sampai perjanjian tersebut berakhir dikenal dengan

istilah prestasi. Namun dalam perjanjian adakalanya salah satu pihak tidak melakukan

(4)

4

kewajiban dengan baik atau tidak memperoleh haknya, hal ini disebut dengan wanprestasi.

Wanprestasi yang terjadi bisa karena lalai atau karena sengaja. Wanprestasi karena lalai ialah ketika dalam masa kegiatan arisan sepeda motor salah satu pihak tidak melakukan apa yang diperjanjikan, melakukan apa yang diperjanjikan tetapi terlambat atau melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya. Sedangkan wanprestasi karena sengaja adalah ketika dalam masa kegiatan arisan sepeda motor salah satu pihak mempunyai itikad tidak baik seperti ingin memiliki sepeda motor tanpa membayar uang arisan sepeda motor. Pihak yang melakukan wanprestasi karena lalai atau karena sengaja harus bertanggung jawab berdasarkan ketentuan dalam perjanjian.

Tindakan wanprestasi membawa konsekuensi terhadap timbulnya hak pengelola arisan sepeda motor sebagai pihak yang dirugikan untuk menuntut peserta arisan sebagai pihak yang melakukan wanprestasi agar bertanggung jawab atas segala kerugian yang dialaminya, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan karena wanprestasi tersebut.

Untuk memenuhi pelaksanaan suatu perjanjian arisan sepeda motor, serta

tanggung jawab para pihak arisan jika terjadi wanprestasi dalam perjanjian arisan

sepeda motor, peneliti menentukan salah satu objek penelitian yaitu Arisan Sepeda

Motor Remaja yang berada di Jalan Petekeyan RT 02 RW 02 Kecamatan Tahunan

Kabupaten Jepara. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini akan mengkaji

pelaksanaan perjanjian arisan sepeda motor dan tanggung jawab para pihak arisan jika

terjadi wanprestasi dalam perjanjian, dengan judul skripsi “WANPRESTASI DAN

PENYELESAIANNYA DALAM PERJANJIAN ARISAN SEPEDA MOTOR

REMAJA DI KABUPATEN JEPARA”.

(5)

5 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang di atas maka penelitian ini akan membahas permasalahan sebagai berikut:

1. Apa hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian arisan sepeda motor remaja di Kabupaten Jepara?

2. Bagaimana bentuk, proses penyelesaian wanprestasi dan berakhirnya perjanjian arisan sepeda motor remaja di Kabupaten Jepara?

3. Apakah hambatan-hambatan yang dihadapi dan upaya penyelesaian wanprestasi pada perjanjian arisan sepeda motor remaja di Kabupaten Jepara?

C. Kerangka Pemikiran

Penulis ingin mengetahui dan membahas tentang wanprestasi, khususnya dalam

perjanjian arisan sepeda motor. Sekilas tentang wanprestasi menurut KUHPerdata

dapat diartikan sebagai tidak terlaksananya prestasi karena kesalahan debitur baik

karena kesengajaan atau kelalaian.

(6)

6 D. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Obyektif

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran secara jelas, lengkap dan terinci tentang:

1. Hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian arisan sepeda motor remaja di Kabupaten Jepara.

2. Bentuk, proses penyelesaian wanprestasi dan berakhirnya perjanjian arisan sepeda motor remaja di Kabupaten Jepara.

3. Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam upaya penyelesaian wanprestasi pada perjanjian arisan sepeda motor remaja di Kabupaten Jepara.

b. Tujuan Subyektif

1. Untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam bidang Ilmu Hukum jurusan keperdataan pada Fakultas Hukum Universitas Wahid Hasyim Semarang.

2. Untuk menerapkan teori-teori yang telah penyusun peroleh dalam bangku kuliah maupun dari buku-buku ilmiah dengan keadaan senyatanya dalam praktek. Sehingga penyusun memperoleh pengetahuan yang luas dengan harapan dapat bermanfaat di kemudian hari.

E. Manfaat Penelitian

(7)

7

Berdasarkan rumusan masalah dan lingkup penelitian, maka manfaat penelitian ini meliputi:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan kajian untuk mengembangkan wawasan mengenai ilmu hukum khususnya hukum Perjanjian.

2. Manfaat Praktis

Penelitian diharapkan berguna sebagai:

a. Upaya perluasan pengetahuan bagi penulis dalam bidang hukum khususnya tentang tanggung jawab pihak peserta arisan dalam perjanjian arisan sepeda motor remaja jika terjadi wanprestasi.

b. Sumbangan pemikiran, bahan bacaan dan sumber informasi serta sebagai bahan kajian lebih lanjut bagi yang memerlukannya.

c. Dapat mengidentifikasi dan mengetahui hak dan kewajiban dalam perjanjian arisan sepeda motor remaja di Kabupaten Jepara, dan juga mengetahui bentuk, proses dan penyelesaian wanprestasi serta hambatan yang dihadapi dalam upaya penyelesaian wanprestasi pada perjanjian arisan sepeda motor remaja di Kabupaten Jepara.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan skripsi yang berjudul WANPRESTASI DAN

PENYELESAIANNYA DALAM PERJANJIAN ARISAN SEPEDA MOTOR

REMAJA DI KABUPATEN JEPARA, adalah sebagai berikut:

(8)

8

BAB I : PENDAHULUAN, yang terdiri dari:

Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Kerangka Pemikiran, Tujuan Penelitian, Manfaat penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA, yang terdiri dari:

Uraian dan beberapa pengertian pendukung yang akan dijadikan sebagai dasar dalam penulisan skripsi ini mengenai perjanjian dalam arisan sepeda motor.

BAB III : METODE PENELITIAN, yang terdiri dari:

Metode Pendekatan, Spesifikasi Penelitian, Sumber Data, Teknik Pengambilan Data, dan Metode Analisis Data.

BAB IV : PEMBAHASAN, yang terdiri dari:

Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Perjanjian Arisan Sepeda Motor Remaja di Kabupaten Jepara, Bentuk Wanprestasi, Cara Penyelesaian dan Mengetahui Berakhirnya Perjanjian Arisan Sepeda Motor Remaja di Kabupaten Jepara, Hambatan- hambatan dan Upaya Penyelesaian Wanprestasi dalam Perjanjian Arisan Sepeda Motor Remaja di Kabupaten Jepara.

BAB V : PENUTUP, yang terdiri dari:

Kesimpulan dan Saran.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini mengatakan bahwa semakin tinggi presentase kepemilikan oleh dewan direksi, maka tingkat dividen tunai juga semakin tinggi Hal ini menunjukkan bahwa

selain itu, terdapat metode istinbaţ hukum yang berbeda pula yang digunakan oleh mażhab Māliki dan tidak dilakukan oleh mażhab Syāfi„i , yakni qiyas sebagai

cukup lama, jauh sebelum menjadi Presiden di negeri ini, saya berpikir dan bahkan bertanya, "apakah konflik di Aceh tidak dapat kita selesaikan?" Apakah bangsa yang besar

mengikuti ekosistem kelautan. Gabungan antara nelayan pantai dengan petani tambak lazim dikenal dengan rumah tangga perikanan. Dalam konteks nelayan, nelayan tradisional

Staf broker online dapat menyediakan informasi yang saya butuhkan dengan segera.. Layanan online trading mengeksekusi order saya

No matter how strong Ram’s will is to change his life and take a revenge, the higher class people like Prem Kumar and the quiz producer discriminates Ram because they think Ram

Namun, perlu disadari bahwa dalam perjalanannya, terutama dalam kaitan dengan Sistem Pendidikan Nasional, niat dan tujuan baik yang dicanangkan dalam Pendidikan Agama Katolik

Multimodal Therapy terhadap peningkatan kemampuan kognitif, afektif dan perilaku REBT pada klien skizofrenia dengan masalah keperawatan perilaku kekerasan dan