• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

9 2.1.1 Teori Keagenan

Teori keagenan memiliki prinsip utama berupa hubungan kerja antara dua pihak yaitu pihak yang memberikan wewenang (principal) dengan pihak yang menerima wewenang (agensi) dalam suatu bentuk kerja sama yang dinamakan dengan “nexus of contract”. Agen berperan sebagai pihak yang diberikan kontrak oleh principal untuk bekerja sesuai dengan kepentingan principal. Dalam Teori keagenan (Agency Theory) dijelaskan mengenai hubungan antara principal dan agent. Jensen dan Meckling, (1976) mengartikan bahwa Teori keagenan (Agency Theory) adalah hubungan yang muncul ketika satu pihak (principal) memberikan kewenangan dan tanggung jawab kepada pihak lain (agent) untuk melakukan pengambilan kewenangan dan tanggung jawab kepada pihak lain (agent) untuk melakukan pengambilan keputusan sesuai kepentingan principal.

Menurut (Mardiasmo, 2006) akuntabilitas publik, pihak yang diberikan amanah (agent) mempunyai kewajiban berupa tanggungjawab untuk melaporkan, mencatatat serta mengungkapkan segala kegiatan dan aktivitas yang merupakan tanggungjawabnya kepada principal sebagai pihak pemberi amanah dimana pihak principal ini mempunyai hak untuk menagih hal tersebut. Keterkaitan adanya agency theory dalam penelitian ini dapat dilihat dalam pelaporan keuangan, yang dimana pemerintah disini bertindak sebagai pihak yang diberi amanah (agent) maka berkewajiban untuk mengungkapkan segala informasi yang dibutuhkan oleh para pemangku kepentingan sebagai pengguna informasi yang dimana bertindak sebagai principal untuk menilai akuntabilitas dan memutuskan kebijakan sosial, politik, maupun ekonomi baik terlibat secara langsung mauapun tidak langsung melalui wakil-wakilnya. Hubungan antara pemerintah dan para pemangku kepentingan sebagai pengguna informasi laporan keuangan dapat dikaitkan adanya hubungan keagenan.

(2)

2.1.2 Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)

Menurut Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010, menjelaskan tentang pengertian Laporan Keuangan, sebagai berikut: “Laporan Keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan”. Laporan Keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan posisi keuangan dari hasil suatu proses akuntansi selama periode tertentu yang digunakan sebagai alat komunikasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan (Suteja, 2018). Sedangkan Menurut (Defitri, 2016) “kualitas laporan keuangan pemerintah daerah yaitu kemampuan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami, dan memenuhi kebutuhan pemakainya dalam pengambilan keputusan, bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material serta dapat diandalkan sehingga laporan keuangan tersebut dapat dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya.

Menurut Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 tentang Standar akuntansi pemerintahan, “Tujuan umum laporan keuangan menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. Secara spesifik,tujuan pelaporan keuangan pemerintah adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Menurut Kerangka Konseptual Standar akuntansi pemerintahan Paragraf 26 dikatakan bahwa, Pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan:

1. Menyediakan informasi tentang sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya keuangan

2. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran

3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai

4. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya

(3)

5. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman

6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar akuntansi pemerintahan (SAP), Laporan Keuangan Pemerintah Daerah terdiri dari:

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) menyajikan ikhtisar sumber, alokasi,dan pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan.

2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi kenaikan atau penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

3. Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu.

4. Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan.

5. Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu.

6. Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya

7. Catatan Atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan SAL, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan atas Laporan Keuangan juga mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam Standar akuntansi pemerintahan serta ungkapan- ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.

Laporan keuangan yang dihasilkan dari masing-masing satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang kemudian dijadikan dasar pembuatan laporan keuangan pemerintah provinsi/kabupaten/kota. Pembuatan laporan keuangan dilakukan oleh masing-masing SKPD. Laporan keuangan akan dikonsolidasikan

(4)

oleh entitas pelapor dalam hal ini disebut satuan kerja pengelolaan keuangan daerah (SKPKD) menjadi laporan keuangan pemerintah provinsi/kabupaten/kota.

Kualitas informasi LKPD sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 dapat diukur dengan menggunakan beberapa indikator, berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki: Laporan Keuangan Pemerintah Daerah disajikan secara relevan, andal, dapat dipahami, dapat dibandingkan, serta sesuai dengan penyusunan LKPD, Adapun indikator tersebut adalah ;

1. Relevan

Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di dalamnya dapat mempenga ruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menega skan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian, informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan maksud penggunaannya. Informasi yang relevan:

a. Memiliki manfaat umpan balik

Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu.

b. Memiliki manfaat prediktif

Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini.

c. Tepat waktu

Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna dalam pengambilan keputusan.

d. Lengkap

Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap mungkin, mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dengan memperhatikan kendala yang ada.

Informasi yang melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang termuat dalam laporan keuangan diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam penggunaan informasi tersebut dapat dicegah.

2. Andal

Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Informasi yang andal memenuhi karakteristik:

a. Penyajian Jujur

(5)

Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.

b. Dapat Diverifikasi (verifiability)

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh.

c. Netralitas

Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan pihak tertentu.

3. Dapat dibandingkan

Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode se belumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal . Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas pemerintah menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya perubahan.

4. Dapat dipahami

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud

2.1.3 Kompetensi Sumber Daya Manusia

Menurut UU No 13 Tahun 2003 pasal 1 tentang ketenagakerjaan,

“Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampila, san sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan”. Sedangkan menurut (Emron, Yohny, Imas ,2017) “kompetensi adalah kemampuan individu untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan benar dan memiliki keunggulan yang didasarkan pada hal-hal yang menyangkut pengetahuan, keahlian dan sikap”. Lebih lanjut dijelaskan dalam Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 46a tahun 2003 Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang Pegawai Negeri Sipil berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas

(6)

jabatannya, sehingga Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif dan efisien.

Indikator kompetensi menurut (Emron Edision, 2016) untuk memenuhi unsur kompetensi, seseorang pegawai harus memenuhi unsur-unsur di bawah ini:

1. Pengetahuan Memiliki pengetahuan yang mendukung pekerjaan, memiliki kemauan untuk meningkatkan pengetahuan.

2. Keahlian Memiliki keahlian teknis sesuai dengan bidang pekerjaan yang ditangani, memiliki kemampuan dalam mengidentifikasi masalah, memiliki kemampuan mencari solusi atas permasalahn yang di hadapi.

3. Sikap Memiliki inisiatif dalam membantu rekan kerja, mrmiliki keramahan dan kesopanan dalam melaksanakan pekerjaan dan serius senangani setiap keluhan-keluhan pasien.

Sumber Daya Manusia merupakan modal dan kekayaan yang terpenting dari setiap kegiatan manusia. Manusia sebagai unsur terpenting mutlak dianalisis dan dikembangkan dengan cara tersebut. Waktu,tenaga dan kemampuanya benar-benar dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kepentingan organisasi, maupun bagi kepentingan individu (Fathoni, 2006:8). Dalam organisasi publik, peran SDM lebih ditekankan pada kemampuan memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat, sehingga organisasi tetap memiliki reputasi kinerja yang unggul dan akuntabel dimata masyarakat.Oleh karenanya, kompetensi SDM pada setiap level manajemen menjadi urgen baik level pimpinan maupun staf pemerintahan. (Syarifudin Akhmad, 2014).

Menurut (Mardiasmo, 2002), sumber daya manusia telah memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai hal-hal yang harus dikerjakan, sehingga laporan keuangan yang disusun dapat diselesaikan dan disajikan tepat pada waktunya. Semakin cepat laporan keuangan disajikan maka akan semakin baik dalam hal pengambilan keputusan.

Menurut (Notoatmodjo, 2003), “ukuran sumber daya manusia dapat dilihat dari pendidikan, pelatihan dan tingkat pengalaman”. Sumber daya manusia adalah orang yang siap, mau dan mampu memberikan sumbangan dalam usaha pencapain tujuan organisasional, sumber daya manusia mencangkup tiga aspek, yaitu pendidikan, pengalaman dan pelatihan. Sumber daya manusia harus baik karena sumber daya.

(7)

Menurut (Mangkunegara, 2012:40) kompetensi sumber daya manusia adalah kompetensi yang berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan karakteristik kepribadian yang mempengaruhi secara langsung terhadap kinerjanya.

2.1.4 Penerapan Standar akuntansi pemerintahan

Menurut Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 pasal 1 tentang Standar Akuntasi Pemrintahan “Standar akuntansi pemerintahan, yang selanjutnya disingkat SAP, adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah”. Standar akuntansi merupakan pedoman atau prinsip-prinsip yang mengatur perlakuan akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan untuk tujuan pelaporan kepada para pengguna laporan keuangan. Standar sangat diperlukan untuk menjamin konsistensi dalam pelaporan laporan keuangan. Tidak adanya standar akuntansi yang memadai akan menimbulkan implikasi negatif berupa rendahnya reliabilitas dan objektivitas informasi yang disajikan, inskonsistensi dalam pelaporan keuangan serta menyulitkan dalam pengauditan (Mardiasmo, 2018).

Penyusunan PSAP dilandasi oleh Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan, yang merupakan konsep dasar penyusunan dan pengembangan Standar akuntansi pemerintahan, dan merupakan acuan bagi Komite Standar akuntansi pemerintahan, penyusun laporan keuangan, pemeriksa, dan pengguna laporan keuangan dalam mencari pemecahan atas sesuatu masalah yang belum diatur dalam Pernyataan Standar akuntansi pemerintahan. Sejak diterbitkan nya Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010, pemerintah menerapkan Standar akuntansi pemerintahan berbasis akural. Menurut Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 SAP Berbasis Akrual adalah SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN/APBD.

Akuntansi akrual dianggap lebih baik dibandingkan dengan akuntansi kas.

Akuntansi berbasis akrual diyakini dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih dapat dipercaya, lebih akurat, komprehensif, dan relevan untuk pengambilan

(8)

keputusan ekonomi, sosial, dan politik (Mardiasmo, 2018). Menurut (Bastian, 2010) “standar akuntansi pemerintahan (SAP) adalah Persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah.

Standar akuntansi diperlukan untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan yaitu meningkatkan konsistensi, daya banding, keterpahaman, relevansi, dan keandalan laporan keuangan"

Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan dimaksudkan sebagai ketentuan yang dipahami dan ditaati oleh pembuat standar dalam menyusun standar, penyelenggara akuntansi dan pelaporan keuangan dalam melakukan kegiatannya, serta pengguna laporan keuangan dalam memahami laporan keuangan yang disajikan. Berikut ini adalah delapan prinsip yang digunakan dalam akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah berdasarkan PP Nomor 71 Tahun 2010, yaitu ;

1. Basis Akuntansi

Basis Akuntnasi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis akrual, unt uk pengakuan pendapatan- LO, beban, aset, kewajiban, dan ekuitas. Dalam hal peraturan perundangan mewajibkan disajikannya laporan keuangan dengan basis kas, maka entitas wajib menyajikan laporan demikian. Basis akrual untuk Laporan Operasional berarti bahwa pendapatan diakui pada saat hak untuk memperoleh pendapatan telah terpenuhi walaupun kas belum diterima di rekening kas umum negara/daerah atau oleh entitas pelaporan dan beban diakui pada saat kewajiban yang mengakibatkan penurunan nilai kekayaan bersih telah terpenuhi walaupun kas belum dikeluarkan dari rekening kas umum negara/daerah atau entitas pelaporan.

Dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan berdasar basis kas, maka Laporan Realisasi Anggaran (LRA) disusun berdasarkan basis kas. Berarti bahwa pendapatan dan penerimaan pembiayaan diakui pada saat kas diterima di rekening kas umum negara/daerah atau oleh entitas pelaporan, serta belanja, transfer dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas dikeluarkan dari rekening kas umum negara/daerah.

2. Nilai Historis

Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah kas dan setara kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban pada masa yang akan datang dalam pelaksanaan kegiatan pemerintah. Nilai historis lebih dapat diandalkan daripada penilaian yang lain karena lebih obyektif dan dapat diverifikasi. Dalam hal yang tidak terdapat nilai historis, dapat digunakan nilai wajar aset atau kewajiban terkait.

3. Realisasi

(9)

Bagi pemerintah, pendapatan basis kas yang tersedia yang telah diotorisasikan melalui anggaran pemerintah suatu periode akuntansi akan digunakan untuk membayar utang dan belanja dalam periode tersebut.

Mengingat Laporan Realisasi Anggaran masih merupakan laporan yang wajib disusun, maka pendapatan atau belanja basis kas diakui setelah diotorisasi melalui anggaran dan telah menambah atau mengurangi kas.

4. Substansi Mengungguli Bentuk Formal

Informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka transaksi atau peristiwa lain tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya aspek formalitasnya. Apabila substansi formalitasnya, maka hal tersebut harus diungkapkan dengan jelas catatan atas laporan keuangan.

5. Periodisitas

Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas laporan perlu dibagi menjadi periode-periode pelaporan sehingga kinerja entitas dapat diukur dan posisi sumberdaya yang dimilikinya dapat ditentukan. Periode utama yang digunakan adalah tahunan. Namun, periode bulanan, triwulanan dan semesteran juga dianjurkan.

6. Konsistensi

Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang serupa dari periode ke periode oleh suatu entitias pelaporan (prinsip konsistensi internal). Hal ini tidak berarti bahwa tidak boleh terjadi perubahan dari satu metode akuntansi ke metode akuntansi yang lain. Metode akuntansi yang dipakai dapat diubah dengan syarat metode yang baru diterapkan mampu memberikan informasi yang lebih baik disbanding metode lama. Pengaruh atas perubahan penerapan metode ini diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

7. Pengungkapan Lengkap

Laporan keuangan menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan dapat ditempatkan pada lembar muka (on the face) laporan keuangan atau catatan atas laporan keuangan.

8. Penyajian

Laporan keuangan menyajikan dengan wajar Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Dalam rangka penyajian wajar, faktor pertimbangan sehat diperlukan bagi penyusun laporan keuangan ketika menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu. Ketidakpastian seperti itu diakui dengan mengungkapkan hakikat serta tingkatnya dengan menggunakan pertimbangan sehat dalam penyusunan laporan keuangan.

Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan prakiraan dalam kondisi ketidakpastian sehingga aset atau pendapatan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban tidak dinyatakan terlalu rendah.

(10)

2.1.5 Sistem Pengendalian Intern

Menurut (Rama dan Jones, 2011) “Pengendalian Intern adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi entitas, manajemen, dan personel lainnya, yang dirancang untuk memberikan kepastian yang beralasan terkait dengan pencapaian sasaran kategori sebagai berikut: efektivitas dan efisiensi; keandalan pelaporan keuangan; dan ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku”.

Menurut (Mulyadi, 2017) “Sistem Pengendalian Internal meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga aset organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen”.

Menurut Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO), yang dikutip oleh (Fajar & Rusmana, 2018) menyatakan mengenai unsur-unsur pengendalian internal yang terdiri dari lima komponen yaitu:

1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Lingkungan pengendalian menciptakan suasana pengendalian dalam suatu organisasi dan mempengaruhi kesadaran personal organisasi tentang pengendalian. Lingkungan pengendalian merupakan landasan untuk semua komponen pengendalian intern yang membentuk disiplin dan struktur.

(COSO, 2013) menjelaskan mengenai komponen lingkungan pengendalian (control environment) yaitu suatu proses, standar, struktur sebagai dasar dalam pelaksanaan pengendalian internal dalam organisasi, yang ditetapkan oleh dewan direksi dan manajemen senior tentang pentingnya pengendalian internal termasuk standar perilaku yang diharapkan. Selanjutnya, (COSO, 2013) menyatakan, bahwa terdapat lima prinsip yang harus ditegakkan atau dijalankan dalam organisasi untuk mendukung lingkungan pengendalian, yaitu:

1) Organisasi menunjukkan komitmen terhadap integritas dan nilai- nilai etika.

2) Dewan direksi menunjukkan kemandirian dari manajemen dan latihan yang mengawasi perkembangan dan kinerja pengendalian internal.

3) Manajemen menetapkan, dengan pengawasan dewan, struktur, jalur pelaporan, dan otoritas dan tanggung jawab yang tepat dalam mengejar tujuan.

4) Organisasi menunjukan komitmen untuk menarik mengembangkan, dan mempertahankan individu yang kompeten sejalan dengan tujuan.

5) Organisasi meminta pertanggungjawaban individu atas tanggung jawab pengendalian internal mereka dalam mengejar tujuan .

(11)

2. Penilaian Risiko (Risk Assessment)

(COSO, 2013) menjelaskan mengenai komponen penilaian risiko (risk assessment). Risiko adalah peristiwa atau kejadian yang mungkin ada dan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan. Penilaian risiko melibatkan proses dinamis dan berulang untuk mengidentifikasi dan menilai risiko terhadap pencapaian tujuan. Berdasarkan rumusan COSO, bahwa penilaian risiko melibatkan proses yang dinamis dan interaktif untuk mengidentifikasi dan menilai risiko terhadap pencapaian tujuan. (COSO, 2013) menjelaskan mengenai empat prinsip yang mendukung penilaian risiko yaitu ;

1) Organisasi menentukan tujuan dengan kejelasan yang cukup untuk memungkinkan identifikasi dan penilaian risiko yang berkaitan dengan tujuan.

2) Organisasi mengidentifikasi risiko terhadap pencapaian tujuannya di seluruh entitas dan menganalisis risiko sebagai dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola.

3) Organisasi mempertimbangkan potensi penipuan dalam menilai risiko terhadap pencapaian tujuan.

4) Organisasi mengidentifikasi dan menilai perubahan yang dapat berdampak signifikan pada sistem pengendalian internal.

3. Aktivitas pengendalian.

(COSO, 2013) menjelaskan mengenai aktivitas pengendalian (control activities). Kegiatan pengendalian adalah arahan manajemen untuk mengurangi risiko dalam pencapaian tujuan dengan tindakan yang dilakukan melalui kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan.

Berdasarkan rumusan COSO, bahwa aktivitas pengendalian adalah tindakan-tindakan yang ditetapkan melalui kebijakan-kebijakan dan prosedur prosedur yang membantu memastikan bahwa arahan manajemen untuk mengurangi risiko terhadap pencapaian tujuan dilakukan. Aktivitas pengendalian dilakukan pada semua tingkat entitas, pada berbagai tahap dalam proses bisnis, dan atas lingkungan teknologi. (COSO, 2013) menegaskan mengenai tiga prinsip dalam organisasi yang mendukung aktivitas pengendalian yaitu ;

1) Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian yang berkontribusi terhadap mitigasi risiko pencapaian sasaran pada tingkat yang dapat diterima,

2) Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian umum atas teknologi untuk mendukung tercapainya tujuan

3) Organisasi menyebarkan aktivitas pengendalian melalui kebijakan kebijakan yang menetapkan apa yang diharapkan, dan prosedur- prosedur yang menempatkan kebijakan-kebijakan ke dalam tindakan

4. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)

(COSO, 2013) menjelaskan mengenai komponen informasi dan komunikasi (information and communication) dalam pengendalian internal. Informasi diperlukan bagi entitas untuk melaksanakan tanggung jawab pengendalian internal untuk mendukung pencapaian tujuannya. Manajemen memperoleh

(12)

atau menghasilkan dan menggunakan informasi yang relevan dan berkualitas dari sumber internal dan eksternal untuk mendukung fungsi komponen lain dari pengendalian internal. (COSO, 2013) selanjutnya menegaskan mengenai tiga prinsip dalam organisasi yang mendukung komponen informasi dan komunikasi yaitu ;

1) Organisasi memperoleh atau menghasilkan dan menggunakan informasi yang relevan dan berkualitas untuk mendukungfungsi pengendalian internal,

2) Organisasi secara internal mengkomunikasikan informasi,termasuk tujuan dan tanggung jawab untuk pengendalian internal, yang diperlukan untuk mendukung fungsi pengendalian internal,

3) Organisasi berkomunikasi dengan pihak eksternal mengenai hal-hal yang mempengaruhi fungsi pengendalian internal.

5. Aktivitas Pemantauan (Monitoring Acivities)

(COSO, 2013) menjelaskan mengenai komponen aktivitas pemantauan (monitoring activities) dalam pengendalian internal yaitu evaluasi yang sedang berlangsung, evaluasi terpisah, atau beberapa kombinasi dari keduanya digunakan untuk memastikan apakah masing-masing dari lima komponen pengendalian internal, termasuk kontrol untuk mempengaruhi prinsip-prinsip dalam setiap komponen, hadir dan berfungsi. Kegiatan pemantauan meliputi proses penilaian kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu, dan memastikan apakah semuanya dijalankan seperti yang diinginkan serta apakah telah disesuaikan dengan perubahan keadaan.

Menurut Peraturan Pemerintah No 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, “Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan”. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, yang selanjutnya disingkat SPIP, adalah Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Untuk mencapai pengelolaan keuangan Negara yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota wajib melakukan pengendalian atas penyelengaraan kegiatan pemerintah.

Menurut Peraturan Pemerintah No 60 Tahun 2008 Pasal 3, Unsur Sistem Pengendalian Intern dalam Peraturan Pemerintah ini mengacu pada unsur Sistem Pengendalian Intern yang telah dipraktikkan di lingkungan pemerintahan di

(13)

berbagai negara, yang meliputi Unsur Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) terdiri dari :

1. Lingkungan Pengendalian

Pimpinan Instansi Pemerintah dan seluruh pegawai harus menciptakan dan memelihara lingkungan dalam keseluruhan organisasi yang menimbulkan perilaku positif dan mendukung terhadap pengendalian intern dan manajemen yang sehat. Lingkungan pengendalian diwujudkan melalui:

a. Penegakan integritas dan nilai etika;

b. Komitmen terhadap kompetensi;

c. Kepemimpinan yang kondusif;

d. Pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan;

e. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat;

f. Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan g. Sumber daya manusia;

h. Perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif;

i. Hubungan kerja yang baik dengan instansi pemerintah terkait 2. Penilaian risiko

Pengendalian intern harus memberikan penilaian atas risiko yang dihadapi unit organisasi baik dari luar maupun dari dalam. Penilaian risiko terdiri dari:

a. Penetapan tujuan instansi secara keseluruhan b. Penetapan tujuan pada tingkat kegiatan c. Identifikasi risiko

d. Analisis risiko

e. Mengelola risiko selama perubahan 3. Kegiatan pengendalian

Kegiatan pengendalian membantu memastikan bahwa arahan pimpinan Instansi Pemerintah dilaksanakan. Kegiatan pengendalian harus efisien dan efektif dalam pencapaian tujuan organisasi. Kegiatan pengendalian terdiri atas:

a. Reviu atas kinerja Instansi Pemerintah yang bersangkutan;

b. Pembinaan sumber daya manusia;

c. Pengendalian atas pengelolaan sistem informasi;

d. Pengendalian fisik atas aset;

e. Penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja;

f. Pemisahan fungsi;

g. Otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting;

h. Pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian;

i. Pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya;

j. Akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya; dan dokumentasi yang baik atas Sistem Pengendalian Intern serta transaksi dan kejadian penting.

4. Informasi dan komunikasi

Informasi harus dicatat dan dilaporkan kepada pimpinan Instansi Pemerintah dan pihak lain yang ditentukan. Informasi disajikan dalam suatu

(14)

bentuk dan sarana tertentu serta tepat waktu sehingga memungkinkan pimpinan Instansi Pemerintah melaksanakan pengendalian dan tanggung jawabnya.

5. Pemantauan

Pemantauan harus dapat menilai kualitas kinerja dari waktu kewaktu dan memastikan bahwa rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya dapat segera ditindaklanjuti. Pimpinan instansi pemerintah wajib melakukan pemantauan Sistem Pengendalian Internal melalui:

a. Pemantauan berkelanjutan b. Evaluasi terpisah

c. Penyelesaiaan audit

2.2 Penelitian Terdahulu

Berikut ini merupakan table mengenai ringkasan penelitian terdahulu : Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul

Penelitian

Variabel

Penelitian Hasil

1 Sanusi Ariyanto (Jurnal : 2020)

Pengaruh Penerapan Standar akuntansi pemerintahan, Dan Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Pelalawan Tahun 2018

X1= Penerapan Standar akuntansi pemerintahan X2= Kompetensi Sumber Daya Manusia Y= Kualitas Laporan Keuangan

1. Penerapan SAP Berpengaruh Positif Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah

Kabupaten Tahun Anggaran 2017 2. Kompetensi SDM

Berpengaruh Positif Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Pemerintah Kabupaten Pelalawan Tahun Anggaran 2017 2 Mohd. Idris

Dalimunthe (Jurnal : 2021)

Pengaruh Penerapan Standar akuntansi pemerintahan Dan Kualitas Aparatur Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pada Kantor Camat Pamatang Silima Kuta Kab. Simalungun

X1=Standar akuntansi pemerintahan X2=Kualitas Aparatur Y=Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah

1. Secara Simultan, Penerapan Standar akuntansi

pemerintahan Dan Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah Berpengaruh Secara Positif Dan Signifikan.

2. Secara Parsial, Hanya Standar

(15)

akuntansi

pemerintahan Yang Berpengaruh Secara Positif Dan Signifikan

Terhadap Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah Pada Kantor Camat Pamatang Silima Kuta Kab.

Simalungin.

3. Kualitas Aparatur Pemerintah Daerah Berpengaruh Positif Namun Tidak Signifikan Terhadap Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah Pada Kantor Camat Pamatang Silima Kuta

Kab.Simalungun.

3 Abdul Rahman, Ayudhini Azzahra Permatasari (Jurnal : 2021)

Pengaruh Kompetensi Sdm Dan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah

X1=Kompetensi Sdm

X2=Sistem Akuntansi

Keuangan Daerah Y=Kualitas Laporan

Keuangan Daerah

1. Kompetensi Sumber Daya Manusia Berpengaruh Positif Dan Signifikan

Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah.

2. Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Berpengaruh Positif Dansignifikan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah.

3. Kompetensi Sumber Daya Manusia Dan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Secara Bersama- Sama Berpengaruh Signifikan

Terhadap Kualitas

(16)

Laporan Keuangan Daerah

4 Ucik Aisyah Putri

Hafidhah Imam Darul Firmansyah (Jurnal : 2021)

Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, Pengawasan Keuangan Daerah, Dan Sistem Pengendalian Intern

Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pada Opd Kabupaten Sumenep(2021)

X1=Kompetensi Sumber Daya Manusia

X2=Pemanfaatan Teknologi Informasi X3=Pengawasan Keuangan Daerah X4=Pengendalian Intern

Y=Kualitas Laporan Keuangan

1. Kompetensi Sumber Daya Manusia Tidak Berpengaruh Terhadap Kualitas Laporan Keuangan.

2. Pemanfaatan Teknologi Informasi Tidak Berpengaruh Terhadap Kualitas Laporan Keuangan.

3. Pengawasan Keuangan Daerah Berpengaruh Terhadap Kualitas Laporan Keuangan.

4. Pengendalian Intern Berpengaruh Terhadap Kualitas Laporan Keuangan.

5. Kompetensi Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, Pengawasan Keuangan Daerah, Dan Pengendalian Intern Berpengaruh Secara Simultan Terhadap Kualitas Laporan

5 Antonia ,

Jultri Anwar Made,

Doni

Wirshandono Y

(Jurnal : 2021)

Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Dan New Public Management Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah (Studi Pada Bkad Kabupaten Malang)

X1= Kompetensi Sumber Daya Manusia X2= Standar akuntansi pemerintahan X3=Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

X4= New Public Management Y=Kualitas

1. Kompetensi Sumber Daya Manusia,

Penerapan Standar akuntansi

pemerintahan (SAP), Penerepan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) Dan New Public

Management Secara Bersama - Sama Berpengaruh

(17)

Laporan Keuangan Pemerintah

Positif Dan Signifikan

Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah.

6 Hartono, Ramdany (Jurnal : 2020)

Pengaruh Sap, Pengendalian Intern Dan Kompetensi Sdm Terhadap Kualitas Laporan Keuangan

X1=Standar akuntansi pemerintahan X2=Pengendalian Intern

X3=Kompetensi Sdm

Y=Kualitas Laporan Keuangan

1. Terdapat Pengaruh Positif Dan Signifikan Pada Variabel Bebas X1 (Penerapan

Standar akuntansi pemerintahan) ,Variabelx2 (Efektivitas Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah), Dan Variabel

X3(Kompetensi Sumber Daya Manusia)

Terhadap Variabel Y (Kualitas Laporan

Keuangan) Secara Parsial Dan Simultan.

7 Ady Kurnia Munggaran, Suratno,

Muhammad Yusuf

(Jurnal : 2020)

Pengaruh Standar akuntansi

pemerintahan, Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Dan Auditor Internal Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah

X1=Standar akuntansi pemerintahan X2=Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah

X3=Auditor Internal Y=Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah

1. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Untuk Menguji Hipotesis Terdapat 3 (Tiga) Variabel ,Bagian Ini Menunjukkan Pengaruh

Signifikan Variabel Standar akuntansi

pemerintahan.. Hal Tersebut

Menunjukkan Bahwa Standar akuntansi pemerintahan Telah Memberikan Kontribusi Yang Positif Terhadap Kualitas Laporan Keuangan.

(18)

2. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Mempunyai Pengaruh Yang Signifikan Terhadap Kualitas Laporan

Keuangan Sampai Batas Tertentu, Sedangkan Peran Auditor Internal Tidak Memiliki Pengaruh Parsial Terhadap Kualitas Laporan

Keuangan.

3. Secara Simultan Variabel Standar Akuntansi Pemerintah, Sistem Informasi Akuntansi, Dan Peran Auditor Internal Berpengaruh Terhadap Kualitas Laporan

Keuangan.

8 Istiqomah Shinta

Philadhelphia,

Sri

Suryaningsum, Sriyono

(Jurnal : 2020)

Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia, Standar akuntansi pemerintahan, Good Governance, Dan Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

X1=Kompetensi Sumber Daya Manusia X2=Standar akuntansi pemerintahan X3=Good Governance X4=Sistem Pengendalian Internal Y=Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

1. Variabel Standar akuntansi

pemerintahan, Dan Good Governance Mempengaruhi Variabel Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah.

Sedangkan Variabel Kompetensi Sumber Daya Manusia Dan Sistem Pengendalian Internal Tidak Berpengaruh Variabel Kualitas Laporan Keuangan

(19)

Pemerintah Daerah.

9 Rama Ardianto,

Chermian Eforis

(Jurnal : 2019)

Pengaruh Penerapan Standar akuntansi pemerintahan,

Pemanfaatan Teknologi Informasi, Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Dan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

(Studi Empiris Pada Skpd Wilayah

Kabupaten Tangerang)

X1=Penerapan Standar akuntansi pemerintahan X2=Pemanfaatan Teknologi Informasi X3=Kompetensi Sumber

Daya Manusia X4=Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah

X5=Sistem Akuntansi

Keuangan Daerah Y= Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

1. Penerapan Standar akuntansi

pemerintahan Berpengaruh Signifikan

Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah.

2. Pemanfaatan Teknologi Informasi Berpengaruh Signifikan

Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah.

3. Kompetensi Sumber Daya Manusia Berpengaruh Signifikan

Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah.

4. Sistem

Pengedalian Intern Pemerintah Tidak Berpengaruh Signifikan

Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah.

5. Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Tidak Berpengaruh Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah.

6. Penerapan Standar akuntansi

pemerintahan, Pemanfaatan Teknologi

(20)

Informasi, Kompetensi Sumber Daya Manusia,

Penerapan Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah, Dan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Secara Simultan Berpengaruh Signifikan

Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah.

10 Andi Tenri Ellyanti Entong, Mursalim, Brahim Dani (Jurnal : 2019)

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah,Kompetensi Sumber Daya Manusia, Dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Provinsi Sulawesi Selatan

X1=Penerapan Standar akuntansi pemerintahan X2=Kompetensi Sumber Daya Manusia

X3=Pemanfaatan Teknologi Informasi Y=Kualitas Laporan Keuangan

1. Standar akuntansi pemerintahan (SAP) Merupakan Faktor Yang Berpengaruh Positif Terhadap Kualitas Laporan Keuangan.

2. Kompetensi Sumber Daya Manusia

Merupakan Faktor Yang Berpengaruh Positif Terhadap Kualitas Laporan Keuangan.

3. Pemanfaatan Teknologi Informasi (TI) Merupakan Faktor Yang Berpengaruh Positif Terhadap Kualitas Laporan Keuangan.

(21)

2.3 Kerangka Pemikiran

Menurut (Sugiyono, 2019:95) “kerangka berfikir merupaka sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan”. Peran kerangka penelitian ini sangat penting untuk menggambarkan secara tepat objek yang akan dirteliti dan untuk memberikan gambaran yang jelas dan sistematis. dalam memberikan gambaran dalam kerangka konseptual pada bagian ini dapat dikembangkan sebagai berikut:

berdasarkan uraian dari tinjauan pustaka diatas, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan gambar, peranan kerangka pemikiran dalam penelitian ini sangat penting menggambarkan secara tepat objek yang akan diteliti dan untuk menganalisis sejauh mana kekuatan variabel bebas yaitu Kompetensi Sumber Daya Manusia, Penerpan Standar akuntansi pemerintahan dan Sistem Pengendalian Intern secara parsial maupun secara simultan mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan di Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan.

Kompetensi Sumber Daya Manusia (X1)

Standar akuntansi pemerintahan (X2)

Sistem Pengendalian Intern (X3)

Kualitas Laporan Keuangan (Y)

(22)

2.4 Hipotesis Penelitian

Menurut (Sugiyono, 2019:99), “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Pada penelitian ini, penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut : 2.4.1 Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Provinsi Sumatera Selatan Menurut (Hevesi, 2005) dalam Indriasari dan Ertambang (Nahartyo, 2008), dalam (Ardianto & Eforis, 2019) kompetensi merupakan suatu karakteristik dari seseorang yang memiliki keterampilan (skill), pengetahuan (knowledge) dan kemampuan (ability) untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Menurut (Yensi, 2014) kompetensi SDM adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seseorang berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam tugasnya. Menurut (Widodo, 2001) dalam (Ardianto & Eforis, 2019), Kompetensi sumber daya manusia adalah kemampuan sumber daya manusia untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dengan bekal pendidikan, pelatihan, dan pengalaman yang cukup memadai, sumber daya manusia yang berkompeten akan mampu memahami logika akuntansi dengan baik.

Menurut (Alimbudiono & Fidelis, 2004) dalam (Indriasari & Nahartyo, 2008) dalam (Soimah, 2014), tanggung jawab dapat dilihat dari atau tertuang pada deskripsi jabatan. Deskripsi jabatan merupakan dasar untuk melaksanakan tugas dengan baik. Tanpa adanya deskripsi jabatan yang jelas, sumberdaya tersebut tidak dapat melaksanakan tugasnya. Menurut (Griffin, 2004) dalam (Delanno & Deviani, 2013) sumber daya manusia dapat diukur melalui rata-rata pendidikan, pelatihan dan tingkat pengalaman. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia. Pelatihan adalah proses sistematis mengubah tingkah laku seseorang untuk mencapai tujuan organisasi. Pelatihan yang baik, harus berkaitan dengan keahlian dan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaannya.

(23)

Pengalaman dilihat dari lamanya seorang bekerja. Dengan pengalaman, seseorang akan terbiasa melakukan suatu pekerjaan dan mempunyai wawasan yang luas serta mudah beradaptasi dengan lingkungan. Berdasarkan teori yang telah diuraikan, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

H1: Kompetensi Sumber Daya Manusia berpengaruh positif terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah di Provinsi Sumatera Selatan.

2.4.2 Pengaruh Penerapan Standar akuntansi pemerintahan terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Provinsi Sumatera Selatan

Menurut Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 menjelaskan tentang pengertian Standar Akuntansi Pemerintahan, sebagai berikut: “Standar Akuntansi Pemerintahan, yang selanjutnya disingkat SAP, adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan Pemerintah”.

Selain itu SAP merupakan prasyarat yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya peningkatan kualitas laporan keuangan Pemerintah di Indonesia (Bastian, 2005). SAP diterapkan di ruang lingkup pemerintahan, yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah, jika menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan. SAP dibentuk oleh sebuah Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (Selanjutnya disebut KSAP).

Standar Akuntansi Pemerintah bertujuan agar pelaksanaan pemerintahan berjalan terstruktur dan sesuai dengan pedoman yang berlaku sehingga akan menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas dan akurat untuk dipertanggung jawabkan. Standar akuntasi diperlukan untuk menjamin konsistensi dalam pelaporan keuangan, Apabila tidak ada standar akuntansi yang memadai dapat menimbulkan implikasi negatif berupa rendahnya reliabilitas dan objektivitas informasi yang disajikan, inkonsistensi dalam pelaporan keuangan serta menyulitkan dalam proses pemeriksaan (Mardiasmo, 2004). Beberapa penelitian mengenai pengaruh penerapan standar akuntansi pemerintahan terhadap kualitas laporan keuangan telah dilakukan (Kesumah, 2017) menunjukkan bahwa penerapan standar akuntansi pemerintahan dan kualitas laporan keuangan pada SKPD/OPD

(24)

Pemerintah Kota Tasikmalaya masuk kategori baik dan terdapat pengaruh antara penerapan SAP terhadap kualitas laporan keuangan. (Daniel Kartika Adhi &

Yohanes Suhardjo, 2013) dengan judul penelitian Pengaruh Standar Akuntansi Pemerintah, Kualitas Aparatur Pemerintah terhadap Kualitas Laporan Keuangan menunjukkan bahwa Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah berpengaruh terhadap Kualitas Laporan keuangan. Demikian juga hasil penelitian (Evicahyani

& Setiawina, 2016) menyatakan bahwa Penerapan SAP berpengaruh positif dan signifikan, terhadap kualitas LKPD. Berdasarkan teori yang telah diuraikan, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

H2: Penerapan Standar akuntansi pemerintahan berpengaruh positif terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Provins Sumatera Selatan.

2.4.3 Pengaruh Sistem Pengendalian Intern terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Provinsi Sumatera Selatan

Menurut Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008, Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) adalah suatu proses secara integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien. Menurut (Rai, 2008) dalam (Herawati, 2014), sistem pengendalian intern adalah kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi manajemen bahwa organisasi mencapai tujuan dan sasarannya. Penerapan sistem pengendalian intern pemerintah adalah penerapan PP No. 60 tahun 2008 kepada seluruh pegawai yang bekerja di instansi pemerintahan. Salah satu upaya untuk mewujudkan penyelenggaraan administrasi pemerintah yang pasti dan menghindari berbagai bentuk penyimpangan yaitu dibentuknya Standard Operating Procedurs (SOP).

Menurut (Ijie, 2018), pemerintah Daerah sebagai suatu lembaga yang dapat dipercaya untuk bertindak membuat pertanggungjawaban keuangan yang diamanahkan kepadanya, sehingga tujuan ekonomi, pelayanan publik maupun kesejahteraan masyarakat dapat tercapai. Untuk mencapai tujuan ini maka dibutuhkan suatu sistem pengendalian intern pemerintah yang memadai. Penelitian

(25)

yang dilakukan oleh (Nagor, 2015) membuktikan bahwa penerapan sistem pengendalian intern memiliki pengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan.

Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh (Sudiarianti, 2015), yang menyatakan bahwa SPIP memiliki pengaruh positif pada kualitas laporan keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung. Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji kembali hubungan Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Berdasarkan teori yang telah diuraikan, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

H3: Sistem Pengendalian Intern berpengaruh positif terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di Provinsi Sumatera Selatan.

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b perlu menetapkan Keputusan Bupati tentang Penerima Bantuan Sosial Berupa Bedah Rumah Bagi

A. Investor wajib memiliki Rekening Efek sebelum bertransaksi Obligasi. Apabila Investor belum memiliki Rekening Efek maka Investor wajib membubuhkan tanda centang

bahwa untuk indikator prosedur dalam item penilaian Prosedur mudah dipahami, dimana responden penelitian Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (Paten) Di Kecamatan

1) Yang dapat diterima menjadi anggota GAPOKTAN Ngudi Rajarjo II adalah mereka yang tercatat sebagai penduduk Desa Pagerwojo, Kecamatan Limbangan, dibuktikan dengan KTP

Adapun pandangan yang lain pelaksanaan diskusi kelompok meliputi tiga langkah, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. 26 Pada tahap perencanaan meliputi: 1)

Stadium organisasi terjadi saat kantong-kantong nanah yang terlokulasi akhirnya dapat mengembang menjadi rongga terjadi saat kantong-kantong nanah yang terlokulasi akhirnya

Pengaruh gaya kepemimpinan ini yang dilakukan pimpinan KPP Pratama Bogor terlihat pada adanya saling kepercayaan antara para pegawai dalam pelaksanaan tugas yang

Abdullah bin Mubarok berkata, “Sungguh mengembalikan satu dirham yang berasal dari harta yang syubhat lebih baik bagiku daripada bersedeqah dengan seratus ribu dirham”..