• Tidak ada hasil yang ditemukan

Preferensi Pemuda Tani Dalam Penggunaan Media Sosial Sebagai Sumber Informasi Pada Budidaya Bawang Merah di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Preferensi Pemuda Tani Dalam Penggunaan Media Sosial Sebagai Sumber Informasi Pada Budidaya Bawang Merah di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

PREFERENSI PEMUDA TANI DALAM PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI SUMBER INFORMASI PADA

BUDIDAYA BAWANG MERAH DI KECAMATAN BAYONGBONG KABUPATEN GARUT

LAPORAN TUGAS AKHIR

SHOPI KARUNIA PUTRI NIM 020118051

PROGRAM STUDI

PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN JURUSAN PERTANIAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR BOGOR

2022

(2)

PREFERENSI PEMUDA TANI DALAM PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI SUMBER INFORMASI PADA

BUDIDAYA BAWANG MERAH DI KECAMATAN BAYONGBONG KABUPATEN GARUT

SHOPI KARUNIA PUTRI NIM 020118051

Laporan Tugas Akhir

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar profesional Sarjana Terapan Pertanian (S.Tr.P)

Pada Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan

PROGRAM STUDI

PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN JURUSAN PERTANIAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR BOGOR

2022

(3)

i

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR

Judul : Preferensi Pemuda Tani Dalam Penggunaan Media Sosial Sebagai Sumber Informasi Pada Budidaya Bawang Merah di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut.

Nama : Shopi Karunia Putri

NIM : 02.01.18.051

Program Studi : Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan Jurusan : Pertanian

Disetujui oleh:

Pembimbing I:

Dr. Drs. Lukman Effendy, M.Si NIP. 19580801 198903 1 001 Pembimbing II:

Ait Maryani, SP., M.Pd.

NIP. 19591009 198202 2 001

Diketahui oleh:

Tanggal lulus :

Ketua Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan

Ait Maryani, SP., M.Pd.

NIP. 19591009 198202 2 001 Ketua Jurusan Pertanian

Dr. Wahyu Trisnasari, S.ST., Msi NIP. 19831017 200604 2 002 Direktur Polbangtan Bogor

Dr. Detia Tri Yunandar, SP., M.Si NIP. 19800605 200312 1 003

(4)

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI

Judul : Preferensi Pemuda Tani Dalam Penggunaan Media Sosial Sebagai Sumber Informasi Pada Budidaya Bawang Merah di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut.

Nama : Shopi Karunia Putri

NIM : 02.01.18.051

Program Studi : Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan Jurusan : Pertanian

Laporan ini telah diuji dan dipertahankan di depan sidang akhir ujian Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan pada tanggal 26 Juli 2022.

Disetujui oleh:

Penguji I:

Dr. Drs. Lukman Effendy, M.Si NIP. 19580801 198903 1 001 Penguji II:

Ait Maryani, SP., M.Pd.

NIP. 19591009 198202 2 001 Penguji III :

Achmad Musyadar, SE., MM NIP. 19570815 197912 1 001

(5)

iii

LEMBAR PERSEMBAHAN

Bismillahirahmanirahim

Alhamdulilllahirabil’alamiin, segala puji bagi Allah SWT penulis telah dapat sampai pada tahap ini semua ini semata-mata karna pertolongan dan izin- Nya. Semoga pendidikan yang sudah ditempuh ini dapat menjadi bekal penulis untuk menjadi pribadi yang bermanfaat bagi sesama. Karya tulis ini penulis dedikasikan kepada kedua orangtua dan keluarga tercinta yang telah berjasa memberikan kasih sayang, do’a, serta dukungan baik secara moril maupun materiil selama ini.

Terimakasih kepada Bapak Dr.Drs. Lukman Effendy,M.Si dan Ibu Ait Maryani, SP.,M.Pd selaku dosen pembimbing tugas akhir yang telah sabar dalam membimbing, mengarahkan, dan membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir. Terimakasih atas segala limpahan ilmu yang diberikan, semoga ibu dan bapak selalu dalam lindungan Allah SWT.

Terimakasih kepada keluarga besar BPP Bayongbong beserta rekan petani yang terlibat yang telah senantiasa membantu saya dan teman-teman lainnya selama kegiatan penugasan akhir di kecamatan bayongbong kabupaten garut, kebaikan ibu dan bapak akan selalu terkenang dalam hati saya.

Terimakasih juga kepada teman-teman seperjuangan colocasia esculenta khususnya kelompok tugas akhir kecamatan bayongbong yang telah bersama- sama menjalani suka maupun duka dalam perjalanan kegiatan tugas akhir ini.

Semoga perjuangan kita semua dapat membuahkan hasil yang memuaskan dikemudian hari. Dan juga semua orang baik yang tidak bisa disebutkan satu- persatu, penulis ucapkan terimakasih atas dorongan dan segala motivasi yang telah dicurahkan selama menjalankan penugasan akhir ini. Semoga kebahagiaan selalu menyertai kalian.

Akhir kata penulis ucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya bilamana terdapat salah kata atau sikap dari penulis yang kurang berkenan.

(6)

iv

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan tugas akhir dengan judul Preferensi Pemuda Tani Dalam Penggunaan Media Sosial Sebagai Sumber Informasi Pada Budidaya Bawang Merah di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut adalah karya saya pribadi yang dibuat di bawah arahan dan bimbingan dosen pembimbing. Judul ini belum pernah diajukan dalam bentuk penelitian apaun di perguruan tinggi manapun.

Bahan rujukan yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir tulisan ini.

Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan plagiarisme pada tulisan ini, maka saya siap menerima saksi sesuai peratutan yang berlaku.

Bogor, Agustus 2022

Shopi Karunia Putri

(7)

v

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di kota Garut pada tanggal 9 bulan Februari tahun 2000 sebagai anak ke 4 dari pasangan bapak Mulyana,BE dan ibu Cucu Suhaeti. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) ditempuh di sekolah SDIT Persis Tarogong dan lulus tahun 2012 Pendidikan sekolah Menengah Pertama (SMP) ditempuh di sekolah Madrasah Tsanawiyyah Persis Tarogomg dan lulus tahun 2015 Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ditempuh di sekolah SMKN 12 Garut dan lulus pada tahun 2018 Pada tahun 2018 penulis diterima sebagai mahasiswa program diploma sarjana terapan (D-IV) di Program Studi Penyuluh Pertanian Berkelanjutan Jurusan Pertanian di Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor. Selama mengikuti program D-IV, penulis aktif tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Drumbband Corps Canka Lembayung Muda, badminton dan english club, mengikuti les bahasa inggris yang berasal dari lembaga bahasa LIA (Lembaga Indonesia Amerika) serta pernah mengikuti kepanitiaan Olimpiade Perguruan Tinggi Kedinasan (2019) dan kepanitiaan Harmoni Festival 2020 yang bertempat di

Polbangtan Bogor. 1

(8)

vi ABSTRAK

SHOPI KARUNIA PUTRI. Preferensi Pemuda Tani Dalam Penggunaan Media Sosial Sebagai Sumber Informasi Pada Budidaya Bawang Merah di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut. Dibimbing oleh LUKMAN EFFENDY dan AIT MARYANI.

Internet menjadi salah satu alat komunikasi yang sangat diminati hingga hari ini. Akan tetapi, penggunaan internet ini masih belum bisa dinikmati sepenuhnya oleh mereka yang memiliki usaha di bidang pertanian khususnya petani bawang merah, karena beberapa petani masih merasakan kesulitan dalam mendapatkan akses informasi karena keterbatasan akses yang dimiliki. Kegiatan penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan tingkat preferensi pemuda tani, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi, dan menentukan strategi yang diperlukan untuk meningkatkan preferensi pemuda tani dalam penggunaan media sosial pada budidaya bawang merah. Kegiatan penelitian ini dilaksankan pada tanggal 15 maret 2022 - 13 juni 2022 yang berlokasi di Desa Hegarmanah, Desa Karyajaya, dan Desa Panembong Kecamatan Bayongbong dengan sampel sebanyak 45 pemuda tani. Teknik pengumpulan data yang adalah Observasi Lapangan, Wawancara, dan Penyebaran Kuesioner. Sumber data untuk pengkajian ini berasal dari data primer dan data sekunder. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda. Tingkat preferensi pemuda tani berada pada kategori sedang. Faktor-faktor yang berpengaruh yaitu tingkat pendidikan, pengalaman TIK, kecepatan informasi, dan daya tarik. Strategi yang dilakukan yaitu dengan mengoptimalkan pengetahuan pemuda tani melalui kegiatan pendidikan seperti kegiatan SL (Sekolah Lapang), sedangkan untuk meningkatkan pengalaman TIK, kecepatan informasi, dan daya tarik dapat dilakukan dengan kegiatan penyuluhan.

Kata kunci : Bawang Merah, Media Sosial, Pemuda Tani, Preferensi

(9)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul “Preferensi Preferensi Pemuda Tani Dalam Penggunaan Media Sosial Sebagai Sumber Informasi Pada Budidaya Bawang Merah di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut.” tepat pada waktunya.

Penyusunan laporan ini dibuat sebagai pemenuhan tugas akhir serta sebagai bahan materi atau pembelajaran penyuluhan pertanian. Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini banyak mendapat bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat Bapak Dr. Drs. H. Lukman Effendy, M.Si sebagai Dosen Pembimbing I, Ibu Ibu Ait Maryani, SP., M.Pd sebagai Dosen Pembimbing II dan Ketua Prodi Penyuluh Pertanian Berkelanjutan, Bapak Detia Tri Yunandar, SP., M.Si. selaku Direktur Polbangtan Bogor, Ibu Dr.Wahyu Trisnasari, SST.,M.Si. sebagai Ketua Jurusan Pertanian, Kedua orang tua yang telah membantu dalam bentuk materi maupun non materi, dan abang kakak serta rekan yang mendukung terselesaikannya laporan ini.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan laporan penelitian ini. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan penelitian ini berguna bagi para pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Bogor, Agustus 2022

Shopi Karunia Putri

(10)

ii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... v

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Rumusan Masalah ... 2

Tujuan ... 3

Manfaat ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Preferensi ... 4

Pemuda Tani ... 6

Media Sosial ... 7

Budidaya Bawang Merah ... 10

Pertanian Berkelanjutan ... 13

Karakteristik Individu (X1) ... 15

Karakteristik Media Sosial (X2) ... 17

Kerangka Berpikir ... 20

METODE PELAKSANAAN Jenis Atau Pendekatan Kajian ... 21

Waktu Dan Tempat ... 21

Populasi Dan Sampel ... 21

Jenis Data dan Pengumpulan Data ... 22

Instrumen Penelitian ... 23

Validitas Dan Reabilitas ... 25

Analisis Data ... 27

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 28

Keragaan Wilayah Kecamatan Bayongbong ... 28

Analisis Deskripsi Karakteristik Individu... 37

(11)

iii

Analisis Deskripsi Karakteristik Media Sosial ... 41

Analisis Deskripsi Preferensi Pemuda Tani... 44

Persamaan Regresi Linear Berganda ... 46

Pembahasan ... 49

Pengaruh Karakteristik Individu Terhadap Preferensi... 49

Pengaruh Karakteristik Media Sosial Terhadap Preferensi ... 51

Pengaruh Simultan Peubah ... 53

Model dan Strategi Peningkatan Preferensi ... 54

Rancangan Dan Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan ... 56

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 63

Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64

LAMPIRAN ... 68

(12)

iv

DAFTAR TABEL

1 Populasi pemuda tani ... 21

2 Kisi kisi instrumen ... 24

3 Data jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur Desa Hegarmanah ... 30

4 Data jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian di Desa Hegarmanah ... 30

5 Data kelompok tani Desa Hegarmanah ... 31

6 Data jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur Desa Karya Jaya ... 32

7 Data penduduk berdasarkan tingkat pendidikan Desa Karya Jaya ... 33

8 Data jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian Desa Karya Jaya ... 33

9 Data kelompok tani di Wilayah Binaan Desa Karyajaya ... 34

10 Data penduduk berdasarkan tingkat pendidikan Desa Panembong ... 35

11 Data jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian Desa Panembong ... 35

12 Data kelembagaan kelompok tani Desa Panembong ... 36

13 Karakteristik media sosial berdasarkan kecepatan informasi ... 41

14 Karakteristik media sosial berdasarkan kemudahan akses ... 42

15 Karakteristik media sosial berdasarkan daya tarik ... 433

16 Karakteristik media sosial berdasarkan kelengkapan informasi ... 43

17 Karakteristik media sosial berdasarkan kejelasan informasi ... 44

18 Indikator kepentingan... 44

19 Indikator penerapan ... 45

20 Indikator leberlanjutan ... 466

21 Hasil Uji determinasi... 477

22 Tabel coefficient ... 488

23 Hasil uji F ... 544

24 Peringkat indikator pada preferensi ... 55

25 Rancangan dan pelaksanaan kegiatan penyuluhan ... 566

26 Pelaksanaan kegiatan penyuluhan ... 588

(13)

v

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka berpikir preferensi pemuda tani dalam penggunaan media sosial ... 20

2 Peta wilayah Kecamatan Bayongbong ... 28

3 Karakteristik responden berdasarkan umur ... 37

4 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan ... 38

5 Karakteristik responden lerdasarkan luas lahan ... 39

6 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pengeluaran ... 40

7 Karakteristik responden berdasarkan pengalaman penggunaan TIK ... 40

8 Model strategi peningkatan preferensi pemuda tani ... 55

DAFTAR LAMPIRAN 1 Kuesioner ... 69

2. Hasil uji validitas dan reabilitas ... 75

3 Data responden ... 77

4 Tabulasi data ... 78

5 Rata-rata tabulasi data ... 79

6 Hasil regresi linear berganda ... 80

7 Jadwal palang kegiatan ... 84

8 Jurnal harian ... 88

9 LPM dan sinopsis ... 86

10 Daftar hadir penyuluhan ... 100

11 Dokumentasi kegiatan ... 101

(14)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kabupaten Garut merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi wilayah yang besar, salah satunya adalah sektor pengembangan potensi pertanian dan pembangunan sumber daya masyarakat khususnya di Kecamatan Bayongbong. Secara umum karakteristik wilayah Kecamatan Bayongbong merupakan daerah Pegunungan dengan kondisi alam berbukit-bukit yang memiliki permukaan terendah dari laut setinggi 720 mdpl dan sebagian besar permukaan tanahnya memiliki kemiringan yang relatif cukup curam. (BPS Kecamatan Bayongbong 2020).

Kecamatan Bayongbong mempunyai luas wilayah sekitar 5.061 Ha, dengan batas-batas wilayah Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Banjarwangi, Sebelah Timur dengan Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya, Sebelah Selatan dengan Kecamatan Peundeuy, Sebelah Barat dengan Kecamatan Cihurip. Berdasarkan Data Programma Kecamatan Bayongbong memiliki lahan yang terdiri dari lahan sawah seluas 1.350 Ha dan lahan darat seluas 3.711 Ha.

Usaha Tani merupakan mata pencaharian utama di Kecamatan Bayongbong dengan jumlah petani sebanyak 15.090 jiwa atau 32,4 persen dari keseluruhan populasi penduduk (Programa 2020). Kecamatan Bayongbong juga merupakan salah satu daerah di Kabupaten Garut yang menjadi sentral komoditas unggulan hortikultura bawang merah, data ini dilihat dari hasil produksi pada tahun 2020 yang mencapai 5.882 ton dengan luas panen 569 Ha.

Teknologi dan informasi dalam era globalisasi kini telah berkembang sedemikian rupa, salah satunya adalah penggunaan internet yang memudahkan berbagai keperluan manusia. Internet menjadi salah satu alat komunikasi yang sangat diminati hingga hari ini. Keberadaan internet telah menggeser eksistensi surat kabar dan televisi. Kini, masyarakat mulai bergeser ke media online seperti media sosial yang dinilai lebih memudahkan mereka.

Akan tetapi, penggunaan internet ini masih belum bisa dinikmati sepenuhnya oleh mereka yang memiliki usaha di bidang pertanian, karena beberapa petani masih merasakan kesulitan dalam mendapatkan akses informasi

(15)

2

karena keterbatasan akses yang dimiliki. Menurut Andriaty dan Endang (2012), masalah-masalah seperti informasi teknologi yang masih terbatas, pemanfaatan teknologi informasi yang belum menyentuh semua stakeholder, minat aktor-aktor yang bergelut di sektor agrokomplek yang masih rendah, dan penggunaan informasi yang belum meluas menjadikan posisi petani menjadi semaikn lemah.

Beberapa alasan inilah yang menjadikan Kementerian Perikanan dan Kelautan dan Kementerian Pertanian untuk kemudian mengembangkan sebuah sistem penyuluhan yang memanfaatkan media sosial sebagai media penyuluhannya.

Fenomena penggunaan media sosial di masyarakat dan mudahnya penggunaan media sosial diharapkan bisa meningkatkan layanan informasi dan mempermudah kegiatan penyuluhan. Penggunaan media sosial sebagai media penyuluhan ini juga mengikuti perkembangan zaman yang ada. Perubahan ini menjadi sebuah tuntutan yang harus dilakukan di sektor penyuluhan perikanan dan pertanian. Untuk terus mengembangkan sumber daya manusia baik dari sisi penyuluh, petani, dan nelayan, Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan beserta Kementerian Pertanian telah mencoba menjadi sebuah badan yang dinamis dan berkembang dengan memanfaatkan media sosial.

Penggunaan media sosial telah dilaksanakan di Indonesia sejak masuknya urbanisasi, tetapi dalam penerapannya belum merata karena terdapat beberapa permasalahan yang berbeda-beda pada tiap individunya. Sehubungan dengan permasalahan tersebut maka penulis mengangkat judul penelitian “Preferensi Pemuda Tani dalam Penggunaan Media Sosial sebagai Sumber Informasi pada Budidaya Bawang Merah di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut”, sehingga dapat diketahui seberapa cenderung pemuda tani dalam menggunakan media sosial sebagai umber informasi.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Sejauh mana Preferensi Pemuda Tani Dalam Penggunaan Media Sosial Sebagai Sumber Informasi Pada Budidaya Bawang Merah di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut?

(16)

3

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Preferensi Pemuda Tani Dalam Penggunaan Media Sosial Sebagai Sumber Informasi Pada Budidaya Bawang Merah di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut?

3. Bagaimana strategi yang diperlukan untuk meningkatkan Preferensi Pemuda Tani Dalam Penggunaan Media Sosial Sebagai Sumber Informasi Pada Budidaya Bawang Merah di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut?

Tujuan

Tujuan penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan preferensi pemuda tani dalam penggunaan media sosial sebagai Sumber Informasi pada budidaya bawang merah di Kecamatan bayongbong kabupaten garut.

2. Menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi preferensi pemuda tani dalam penggunaan media sosial sebagai Sumber Informasi pada budidaya bawang merah di kecamatan bayongbong kabupaten garut.

3. Menentukan strategi yang diperlukan uantuk meningkatkan preferensi pemuda tani dalam penggunaan media sosial sebagai Sumber Informasi pada budidaya bawang merah di kecamatan bayongbong kabupaten garut.

Manfaat

Manfaat yang diharapkan oleh penulis ini diantaranya sebagai berikut:

1. Bagi mahasiwa, penelitian ini dapat menjadi pengalaman untuk menambah wawasan serta pengetahuan dalam bidang penyuluhan pertanian, terutama mengenai preferensi atau kecenderungan Pemuda Tani dalam penggunaan media sosial sebagai sumber informasi pada budidaya bawang merah.

2. Bagi petani, penelitian ini sekaligus menjadi wahana belajar sehingga petani mengetaui manfaat serta penggunaan media sosial sebagai sumber informasi.

3. Bagi instansi terkait, dapat menjadi bahan evaluasi serta pertimbangan penentuan arah kebijakan dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian.

(17)

4

TINJAUAN PUSTAKA

Preferensi

Preferensi adalah kecenderungan untuk memilih sesuatu yang lebih disukai daripada yang lain. Menurut Porteus (1977), preferensi merupakan bagian dari komponen pembuatan keputusan dari seseorang/individu. Secara lengkap komponen-komponen tersebut adalah persepsi, sikap, nilai dan kecenderungan.

Komponen tersebut saling mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan.

Shaleh dan Wahab (2004) mendefinisikan preferensi itu dapat diartikan suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian kepada orang dan bertindak terhadap orang. Aktivitas atau situasi yang menjadi obyek dari minat tersebut disertai dengan perasaan senang atau puas. Preferensi dapat dinilai dari tingkat kepuasan konsumen antara harapan dan kualitas hasil yang diterima. Harapan akan menentukan kecenderungan memilih suatu produk (Tjiptono, 2002)

Preferensi konsumen merupakan keinginan dan minat konsumen terhadap suatu produk. Setiap konsumen memiliki keinginan dan minat yang berbeda-beda terhadap produk yang disukai. Heterogenitas muncul karena adanya perbedaan dalam preferensi tersebut (Fachrista., et al. 2012). Menurut Sukanto (1997) Preferensi atau minat merupakan motivasi yang mendorong orang untuk melakukanya yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Setiap minat akan memuaskan suatu kebutuhan. Dalam melakukan fungsinya kehendak itu berhubungan erat dengan pikiran dan perasaan. Pikiran mempunyai kecenderungan bergerak dalam sektor rasional analis, sedangkan perasaan yang bersifat halus/tajam lebih mendambakan kebutuhan. Sedangkan akal berfungsi sebagai pengingat pikiran dan perasaan itu dalam koordinasi yang harmonis, agar kehendak bisa diatur sebaik-baiknya.

Kepentingan

Menurut Sumarti, Titik (2007) Kepentingan adalah sesuatu yang mendorong tindakan individu-individu pada beberapa tingkatan yang mendasar. Lebih lanjut, kepentingan merupakan fenomena sosial yang intens. Individu lain harus dipertimbangkan ketika seorang aktor berupaya untuk merealisasikan

(18)

5

kepentingannya. Hal ini juga merupakan fakta bahwa kepentingan didefinisikan secara sosial. Definisi kepentingan ini cukup luas mencakup beragam tipe kepentingan, tidak hanya kepentingan ekonomi. Konsep kepentingan digunakan untuk menangkap kekuatan pokok yang mendorong perilaku manusia.

Kepentingan dapat bertentangan satu sama lain, menghalangi maupun memperkuat satu sama lain.

Penerapan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian penerapan adalah perbuatan menerapkan, sedangkan menurut beberapa ahli, penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.Menurut Usman (2002), penerapan (implementasi) adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem.Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan.

Menurut Setiawan (2004) penerapan (implementasi) adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kata penerapan (implementasi) bermuara pada aktifitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu system. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa penerapan (implementasi) bukan sekedar aktifitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.

Keberlanjutan

Menurut Miller (2006:6) merujuk pada kemampuan sistem-sistem bumi yang beragam, termasuk sistem budaya manusia dan ekonomi, untuk bertahan hidup dan beradaptasi terhadap perubahan kondisi lingkungan. Pada masyarakat yang berkelanjutan secara lingkungan dapat memenuhi kebutuhan dasarnya terhadap sumber daya, meliputi: kebutuhan akan makanan, air bersih, udara

(19)

6

bersih, tempat tinggal, dan sumber daya dasar lainnya, tanpa harus merusak atau mengurangi modal alam untuk menyediakan sumber daya tersebut.

Pemuda Tani

Menurut Marza (2018) pemuda adalah sumber daya manusia pembangunan baik saat ini maupun nanti yang memiliki peranan tertentu serta akan menggantikan generasi sebelumnya. Namun, pada umumnya pemuda pedesaan memiliki keterampilan dan pengetahuan yang sangat terbatas yang hanya akan membuat mereka mendapatkan pekerjaan dengan tingkat yang rendah(Rahman,2014). Sedangkan menurut Abdullah (1974), pemuda merupakan individu yang memiliki karakter dinamis, bergejolak, dan optimis, tetapi belum dapat mengendalikan emosi dengan stabil.

Definisi pemuda di berbagai negara memiliki pengertian-pengertian tersendiri, tergantumg pada faktor sosial budaya, kelembagaan, ekonomi dan sosial budaya dilokasi tersebut. Pemuda didefinisikan sebagai lai-laki dan wanita muda yang memiliki usia 15-25 tahun di Thailand; 12-24 tahun di taiwan; 15 atau 16-30 tahun di Indonesia, Filipina, Kamboja, Vietnam, 15-40 tahun di Myanmar dan Nepal; 9-24 tahun di korea selatan serta 0-30 tahun di Jepang (Baznet 2015, Susilowati 2016). Dan jika mengacu pada definisi pemuda berdasarkan (UNESCO92016), Pemuda merupakan mereka yang berusia diantara 15-24 tahun.

Masa pemuda adalah masa dimana terjadi perkembangan secara psikologi.

Bahkan menurut Permentan No.7 Tahun 2013 mengenai Generasi Pemuda Pertanian, kelompok usia produktif berada pada rentang rata-rata 15-34 tahun.

Pada rentang kelompok usia ini merujuk pada generasi pemuda tani. Generasi pemuda pertanian adalah generasi berusia maksimal 35 tahun yang mencintai pertanian, berminat, dan turut serta atau terlibat dalam kegiatan pertanian.

Sehingga, berdasarkan dari beberapa definisi yang dijelaskan diatas, pemuda tani merupakan sumberdaya manusia pembanguan yang menggantikan generasi sebelumnya khususnya bidang pertanian dengan usia rentang 15-35 tahun, memiliki karakter yang dinamis dan optimis, namun belum dapat secara stabil mengembalikan emosinya.

(20)

7 Media Sosial

Menurut Andreas Kaplan dan Michael Haenlein (2010) mendefinisikan media sosial sebagai sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun diatas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content. Web 2.0 menjadi platform dasar media sosial.

Media sosial ada dalam ada dalam berbagai bentuk yang berbeda, termasuk social network, forum internet, weblogs, social blogs, micro blogging, wikis, podcasts, gambar, video, rating, dan bookmark sosial. Menurut Kaplan dan Haenlein ada enam jenis media sosial: proyek kolaborasi (misalnya, wikipedia), blog dan microblogs (misalnya, twitter), komunitas konten (misalnya, youtube), situs jaringan sosial (misalnya facebook, instagram), virtual game (misalnya world of warcraft), dan virtual social (misalnya, second life).

Jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web page pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Jejaring sosial terbesar antara lain facebook, myspace, plurk, twitter, dan instagram. Jika media tradisional menggunakan media cetak dan media broadcast, maka media sosial menggunakan internet. Media sosial 2.0 mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpartisipasi dengan memberi kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.

Menurut Boyd dalam Nasrullah (2015) media sosial sebagai kumpulan perangkat lunak yang memungkinkan individu maupun komunitas untuk berkumpul, berbagi, berkomunikasi, dan dalam kasus tertentu saling berkolaborasi atau bermain. Media sosial memiliki kekuatan pada user-generated content (UGC) dimana konten dihasilkan oleh pengguna, bukan oleh editor sebagaimana di instansi media massa. Pada intinya, dengan sosial media dapat dilakukan berbagai aktifitas dua arah dalam berbagai bentuk pertukaran, kolaborasi, dan saling berkenalan dalam bentuk tulisan, visual maupun audiovisual. Sosial media diawali dari tiga hal, yaitu Sharing, Collaborating dan Connecting (Puntoadi, 2011).

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring

(21)

8

sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan Wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Saat teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media sosial pun ikut tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses instagram misalnya, bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan sebuah mobile phone. Demikian cepatnya orang bisa mengakes media sosial mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhdap arus informasi tidak hanya di negara-negara maju, tetapi juga di Indonesia. Karena kecepatannya media sosial juga mulai tampak menggantikan peranan media massa konvensional dalam menyebarkan berita-berita. (Lesmana, 2012).

Smartphone

Menurut Safaat (2013), Smartphone adalah perangkat telekomunikasi serbaguna. Smartphone atau yang disebut juga piranti pintar dan menjadi trend yang mewabah di Indonesia, digemarinya Smartphone ini juga bukan tanpa alasan, tapi karena feature yang ditawarkan sangat menarik dan mengubah hobi pengguna untuk browsing, chating dan semacamnya yang awalnya dilakukan secara setatis, sekarang dengan smartphone bisa dilakukan dengan mobile atau bergerak. Smartphone merupakan salah satu alat komunikasi yang sering dipakai saat ini, mulai dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua. Pada awalnya handphone hanya untuk berkomunikasi saja, dengan seiring perkembangan zaman teknologi hingga bisa mengirim data dan menambah aplikasi yang disukai.

Kehidupan manusia setiap hari tidak terlepas dari kebutuhan untuk berkomunikasi antara yang satu dengan yang lain. Salah satu media yang biasa digunakan manusia untuk berkomunikasi jarak jauh adalah telepon genggam atau handphone. Teknologi handphone selalu mengalami kemajuan dari waktu ke waktu. Saat ini handphone yang mengadopsi teknologi yang mutakhir disebut sebagai smartphone. Walau pun canggih dan modern namun fungsi atau fitur standar tetap ada sama halnya seperti handphone yang masih menggunakan teknologi lama

Penggunaan Smartphone tidak terlepas dari fitur-fitur yang ditawarkan oleh perangkat itu sendiri. Adapun fitur yang ditawarkan smartphone adalah sebagai

(22)

9

berikut : browser yang merupakan program atau aplikasi yang di rancang untuk menampilkan teks, gambar, dan juga dapat digunakan untuk berbagai macam interaksi pada saat menjelajahi internet untuk mengakses beragam informasi misalnya mengenai pendidikan, kesehatan, berita terkini, bahkan memberikan informasi mengenai letak suatu lokasi. Kemudian terdapat sosial media dan komunikasi yang didalam nya terdapat berbagai aplikasi seperti facebook, twitter, instagram, wechat, skype, linked, whatsapp, sms, telephone. Menjalin komunikasi di dunia maya merupakan aktivitas yang paling sering dilakukan oleh semua orang. Bahkan dikalangan guru dan siswa tidak terlepas dari sosial media. Tidak hanya untuk menjalin komunikasi, sosial media juga menjadi sumber berita dan menjadi sarana untuk bertukar data

Jenis-Jenis Smartphone A. Symbian

Sistem operasi Symbian OS merupakan sebuah system operasi tak bebas (closed source) yang dikembangkan oleh Symbian. Sistem operasi ini dirancang khusus untuk digunakan peralatan bergerak.

B. Android

Android meupakan OS yg dipublikasikan oleh Google, sebuah perusahaan search engine dan raja internet. Jenis smartphone android semakin digemari saat ini, apalagi perkembangan versi android yang meningkatkan performa OS tersebut disetiap versinya. Terlebih lagi android yang dipublikasikan oleh google seperti sudah memiliki source dunia maya. mmm C. Windows Phone

Windows Phone adalah Sistem Operasi perangkat mobile yang dikembangkan oleh pihak Microsoft dan menjadi sistem operasi pertama untuk Platform Windows Mobile pada saat ini. Vendor terkemuka Microsoft ini mengeluarkan OS untuk perangkat mobile pertama dengan platform windows mobile. Microsoft merupakan brand besar yang merajai operating system untuk personal computer, windows mobile ini merupakan perkembangannya yang seakan membawa perangkat windows dalam satu genggaman.

(23)

10 D. IOS

IOS atau yang dulu dikenal sebagai iPhone OS adalah sistem operasi buatan Apple untuk perangkat mobile buatan Apple. Perangkat mobile buatan Apple yang menggunakan IOS sebagai sistem operasi adalah iPhone, iPad, iPod touch, dan Apple TV.

E. Blackberry

BlackBerry adalah perangkat selular atau smartphone yang memiliki kemampuan layanan push e-mail, telepon, sms, menjelajah internet, messenger (Blackberry Messenger/BBM) dan berbagai kemampuan nirkabel lainnya. Ponsel keypad QWERTY merupakan ciri khas smartphone ini.

(Safaat, 2013)

Budidaya Bawang Merah

Bawang merah (Alliumascalonicum L.) merupakan tanaman semusim (berumur pendek) yang dapat diperbanyak secara vegetatif dengan umbi dan generatif dengan biji (True Shallot Seed/TSS). Umbi mini (G1) adalah umbi berukuran kecil (berukuran 2-3 gr) yang dihasilkan sebagai produk benih hasil perbanyakan TSS. Hasil perbanyakan umbi mini yaitu umbi sebar (G2).

Keunggulan menggunakan umbi mini sebagai benih diantaranya yaitu memiliki potensi produksi lebih tinggi dibandingkan dengan umbi biasa yang sudah digunakan petani secara terus-menerus dan lebih sehat karena tidak adanya akumulasi patogen tular umbi seperti bakteri, jamur, dan virus.

Benih

Benih yang digunakan merupakan umbi mini hasil perbanyakan dari biji/TSS dan merupakan varietas unggul. Kriteria umbi mini untuk bibit, yaitu cukup umur tanaman (70-80 hari) tergantung pada varietas yang ditanam, cukup umur simpan (2-4 bulan), padat atau kompak dan kulit umbinya tidak luka serta warnanya berkilau. Apabila benih bawang merah belum cukup umur simpan (tunas dalam benih masih sekitar 50-60%), dilakukan pemotongan ujung umbi (±

0,5 cm atau 1/3 bagian ujungnya) dengan tujuan untuk memecahkan dormansi.

Kebutuhan benih sebanyak 1200 kg/ha. Benih bersih dari kulit yang kering atau kotoran. Untuk mencegah serangan penyakit layu fusarium, dilakukan perlakuan

(24)

11

benih sebelum tanam dengan menggunakan fungisida Mankozeb (dosis 100 gr fungisida/100 kg benih dan disimpan dalam karung plastik selama 1-2 hari).

Persiapan Lahan

Lahan dibersihkan dari sisa-sisa tanaman sehingga siap olah. Pada lahan bekas padi sawah, tanah diolah dan dibuat bedengan-bedengan terlebih dahulu dengan lebar (1,2-1,5 m) dan panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan dengan kedalaman parit 50-60 cm dan lebar parit 40-50. Bedengan mengikuti arah Timur – Barat. Pada lahan dengan pH < 5,6 dilakukan pengapuran menggunakan kaptan/dolomite sebanyak 1-1,5 ton/ha/tahun bersamaan dengan pengolahan tanah yaitu minimal 2 minggu sebelum tanam. Untuk daerah endemik orong-orong, diberikan insektisida karbofuran dengan dosis 30 kg/ha bersamaan dengan pemberian pupuk organik.

Penanaman

Penanaman adalah kegiatan memindahkan bibit dari tempat penyemaian ke lahan pertanaman untuk di dapatkan hasil produk dari tanaman yang di budidayakan. Penanaman umbi dengan cara menancapkan atau membenamkan pada bedengan sedalam 3/4 bagian umbi.

Pemeliharaan

• Pemupukan

Lahan kering/tegalan. Pupuk dasar berupa pupuk kandang sapi (15-20 ton/ha) atau kotoran ayam (5-6 ton/ha) atau kompos (2,5-5 ton/ha) dan pupuk buatan TSP (120-200 kg/ha). Pupuk dasar diberikan pada 1-3 hari sebelum tanam dengan cara disebar dan diaduk rata dengan tanah. Pupuk susulan berupa Urea (100-200 kg/ha), ZA (300-400 kg/ha) danj KCl (150- 200 kg/ha) dan diberikan pada umur 10-15 hari setelah tanam dan 30 hari setelah tanam, masing-masing setengah dosis.

Lahan sawah. Pupuk dasar berupa pupuk buatan SP-36 (90 P2O5 kg/ha) yang diberikan pada 1-3 hari sebelum tanam dengan cara disebar dan diaduk rata dengan tanah. Pupuk susulan sebanyak 180 kg N/ha (1/2 N Urea + 1/2 N ZA) dan K2O (50-100 kg/ha) yang diberikan pada umur 10-15 hari setelah tanam dan 30 hari setelah tanam, masing-masing setengah dosis.

• Penyiraman

(25)

12

Meskipun tanaman bawang merah tidak menyukai banyak hujan, tanaman ini memerlukan air yang cukup selama pertumbuhannya dengan penyiraman. Pertanaman di lahan bekas sawah memerlukan penyiraman yang cukup dalam keadaan terik matahari. Pada musim kemarau, biasanya disiram satu kali sehari pada pagi atau sore hari sejak tanam sampai umur menjelang panen. Penyiraman yang dilakukan pada musim hujan hanya ditujukan untuk membilas daun tanaman dari tanah yang menempel pada daun bawang merah.

Pada periode kritis yaitu saat pembentukan umbi jangan sampai kekurangan air karena bisa menurunkan produksi. Oleh karena itu perlu pengaturan ketinggian muka air tanah (khusus pada lahan bekas sawah) dan frekuensi pemberian air pada tanaman bawang merah.

• Penyiangan dan pendangiran dilakukan pada saat menjelang pemupukan susulan ke-1 dan ke-2.

• Pengendalian OPT menggunakan Teknologi Pengendalian Hama Terpadu (PHT), yaitu :

- Pengendalian secara kultur teknis, antara lain pemupukan berimbang dan penggunaan varietas tahan OPT, dan penggunaan musuh alami (parasitoid, predator, dan pathogen serangga).

- Pengendalian secara mekanik, yaitu dengan pemotongan daun yang sakit atau terdapat kelompok telur Spodoptera exigua, penggunaan kelambu kasa/shading net dan penggunaan jenis perangkap (feromon seks, perangkap kuning, perangkap lampu, dll).

- Penggunaan bio-pestisida.

- Penggunaan pestisida selektif berdasarkan ambang pengendalian , dengan memperhatikan pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu aplikasinya.

• Panen dan Pasca Panen

Bawang merah dapat dipanen pada umur 60-70 hari setelah tanam (tergantung varietas). Ciri - cirinya adalah pangkal daun sudah lemas jika dipegang, daun (70-80 persen) berwarna kuning, umbi sudah terbentuk dengan penuh dan kompak, sebagian umbi sudah terlihat di permukaan tanah, umbi berwarna merah tua atau merah keunguan serta berbau khas, dan

(26)

13

sebagian besar (>80%) daun tanaman telah rebah. Panen dilakukan dengan cara mencabut seluruh tanaman. Produksi umbi kering mencapai 6-25 ton/ha.

Panen sebaiknya dilakukan pada keadaan tanah kering dan cuaca cerah untuk mencegah serangan penyakit busuk umbi di gudang. Untuk mempermudah penanganan, setiap 5-10 rumpun diikat pada sepertiga daun bagian atas.Umbi dijemur selama 2 minggu di bawah sinar matahari langsung dengan tahapan pertama, pelayuan daun dengan menjemur bagian daun selama 2-3 hari dan kedua, pengeringan dengan cara menjemur bagian umbi bawang merah di bawah sinar matahari langsung selama 7-14 hari, dengan melakukan pembalikan setiap 2-3 hari. Pengeringan dapat juga dilakukan dengan alat pengering khusus (oven) hingga mencapai kadar air 80%.

Kemudian umbi disimpan dalam bentuk ikatan yang digantungkan pada rak-rak bambu. Jika disimpan dalam bentuk “rologan” (umbi dilepas dari daunnya), umbi harus diberi perlakuan dengan semen (100 gr semen untuk 10 kg umbi) untuk menekan pertunasan lalu umbi diletakkan dalam rak-rak anyaman bambu (suhu penyimpanan antara 30-330C, kelembaban nisbi antara 65-70persen)

Pertanian Berkelanjutan

Pertanian ialah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta produk- produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan hewan. Usaha pertanian memiliki dua ciri penting, yaitu (Susanto, 2002) :

1. Selalu melibatkan barang dalam volume besar.

2. Proses produksi memilki risiko yang relatif tinggi.

Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapannya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Kebutuhan untuk kelangsungan hidup hayati adalah kebutuhan paling esensial yang meliputi udara, air dan pangan yang harus tersedia dalam jumlah dan kualitas memadai untuk dapat hidup sehat.

Sedangkan kebutuhan untuk kehidupan manusiawi mempunyai arti untuk menaikkan martabat dan status sosial manusia (Supardi, 2003).

(27)

14

Terdapat beberapa prinsip yang wajib menjadi dasar dalam menjalankan pertanian berkelanjutan guna menunjang hasil yang optimal. Berikut beberapa prinsip dalam pertanina berkelanjutan (Susanto, 2006) :

1. Menjaga kelestarian lingkungan

Dalam mejalankan prinsip ini dapat dikembangkan pertanian organik untuk menjaga kelestarian lingkungan karena didalamnya menerapkan prinsip ekologi dan mempertahankan keseimbangan ekosistem. Prinsip lingkungan yang dimaksud adalah menekankan kebutuhan akan stabilitas ekosistem alam melalui terpeliharanya keragaman hayati, sumberdaya air, agroklimat, tanah dan kesehatan lingkungan.

2. Pertanian sebagai budaya

Pada prinsip ini dapat dipelajari bahwa hasil yang tinggi bukan menjadi orientasi utama karena hal itu pada kenyataannya dapat menimbulkan pengaruh buruk bagi lingkungan sehingga pertanian sebaiknya dijadikan sebagai budaya untuk menunjang kehidupan secara berkelanjutan.

3. Membangun kemandirian dan pemenuhan lokal

Pertanian berkelanjutan dijalankan untuk mengusir isu kemandirin dan kedaulatan pangan yang belum tercapai. Dengan adanya prinsip membangun kemandirian dan memenuhi kebutuhan lokal pada sistem pertanian berkelanjutan diharapkan dapat tercapai sehingga negera tidak bergantung pada asing serta dapat mencapai kemakmuran masyarakat melalui hasil dari petani lokal dengan kualitas hasil yang lebih baik.

4. Memadukan ilmu pengetahuan

Pertanian organik sebagai bentuk dari sistem pertanian berkelanjutan harus dikombinasikan dengan kearifan lokal petani dalam ilmu pengetahuan pertanain yang terus berkembang. Sebenarnya sistem organik telah lama digunakan oleh petani melalui penggunaan bahan pertanain yang ramah lingkungan dan dewasa ini dapat lebih lengkap jika ditambah dengan ilmu pertanian yang mendukung dalam pengetahuan yang terus berkembang.

5. Sebagai gerakan sosial

Pelaku dari gerakan sosial ini adalah petani yang melakukan pengorganisasian terhadap konsumen, buruh, nelayan bahkan pemuda. Hal ini

(28)

15

penting dilakukan agar gerakan pertanian organik menjadi gerakan yang besar. Sebagai suatu gerakan sosial, petani harus terus menerus menempatkan pertaniak organik sebagai gagasan dan identitas bukan semata untuk kepentingan pasar melainkan menjadi konsep pengganti dari pertanian konvensional (Revolusi hijau).

Karakteristik Individu (X1) Usia

Menurut Koampa et al. dalam Andriano (2019) menegaskan kemampuan bekerja atau melakukan aktivitas secara fisik bahkan cara berfikir seseorang sangat dipengaruhi oleh faktor umur disebabkan karena petani yang berumur dibawah 40 tahun akan bekerja lebih efektif dan secara fisik lebih kuat dan sehat dibandingkan dengan petani yang berumur diatas 40 tahun.

Umur merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi efisiensi belajar dan minat seseorang terhadap pekerjaan. Umur juga sangat berpengaruh terhadap tingkat kematangan seseorang baik fisik maupun emosional yang akan menentukan kesiapan untuk belajar (Kusnadi, 2005) dalam Satriani, et al (2013) Pendidikan

Menurut Effendy dan Muslihat (2013) Gambaran tingkat pendidikan petani menunjukkan sebagian besar petani responden memiliki kemampuan membaca dan tulis yang baik, sehingga memungkinkan petani dapat mengakses informasi dari media massa sesuai kebutuhan. Secara mental pendidikan berfungsi untuk mempersiapkan seseorang untuk menghadapi tantangan hidup yang selalu berubah-ubah.

Effendy dan Yesti (2018). Tingkat pendidikan menentukan tingkat pemahaman materi penyuluhan, ketrampilan berkomunikasi dan sikap terhadap metode penyuluhan yang diterapkan. Pendidikan formal juga akan mempengaruhi perilaku, pola pikir, kreatifitas dalam mekalukan usahataninya dan kehidupan bermasyarakat. Secara mental pendidikan berfungsi untuk mempersiapkan seseorang untuk menghadapi tantangan hidup yang selalu berubah-ubah.

Pendidikan dapat mempertahankan stabilitas, kontinuitas dan mendorong untuk masa depan yang lebih baik Kusnadi (2005) dalam Effendy et al. (2020)

(29)

16 Luas lahan

Luas lahan pertanian akan mempengaruhi skala usaha dan akhirnya akan mempengaruhi efisien atau tidaknya suatu usaha pertanian Lahan sebagai salah satu faktor produksi yang mempunyai kontribusi cukup besar terhadap usahatani.

Perbedaan status penguasaan lahan dapat memberikan pengaruh besar terhadap sistem pertanian yang berkelanjutan dan status hak sewa atas tanah dalam kegiatan usahatani. Kepemilikan lahan digolongkan menjadi beberapa jenis antara lain dibeli, disewa, disakap, pemberian negara, warisan, wakaf dan lahan sendiri (Salikin, 2003). Petani yang mempunyai luas lahan yang lebih luas akan lebih mudah menerapkan inovasi dibandingkan dengan petani yang berlahan sempit.

Hal ini dikarenakan keefektifan dan efisiensi dalam penggunaan sarana produksi (Soekartawi, 2003). Petani yang mempunyai lahan yang luas akan lebih mudah menerapkan anjuran penyuluhan demikian pula halnya dengan penerapan adopsi inovasi daripada yang memiliki lahan sempit. Hal ini dikarenakan keefisienan dalam penggunaan sarana produksi (Kusuma,2006) .

Kepemilikan Teknologi Informasi

Teknologi Informasi (information technology) yang lebih poluler disebut TI, IT ataupun infotech. Berbagai macam definisi tentang informasi berikut diberikan dengan maksud dapat memberikan gambaran lebih lanjut tentang teknologi informasi. Teknologi informasi merupakan seperangkat alat yang dapat membantu seseorang dalam bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan data informasi. (Haag dan keen, 1996).

Teknologi informasi tidak terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan suatu informasi. (Martin, 1999). Menurut William dan Sawyer (2009) teknologi informasi merupakan suatu teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi yang mempunyai kecepatan tinggi membawa data, suara, dan video. Maka dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi baik secara implisit maupun ekplisit tidak sekedar berupa teknologi komputer, tetapi juga mencakup teknologi telekomunikasi,

(30)

17

dengan kata lain teknologi informasi adalah gabungan antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi.

Pengalaman Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Teknologi informasi diartikan sebagai ilmu pengetahuan dalam bidang informasi yang berbasis komputer dan perkembangannya sangat pesat. Teknologi informasi sebagai Sumber Informasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, email, dan sebagainya. Menurut (Rusman, et al. 2011) teknologi informasi adalah segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektronis, mikro komputer mainframe.

Menurut Wardiana (Triyono 2018) teknologi informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyususn, menyimpan, memanipulasi data berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas yaitu informasi yang relavan, akurat, dan tepat waktu yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan yang merupakan aspek strategi untuk pengambilan keputusan.

Pengalaman penggunaan TIK pada pemuda tani dapat menjadi faktor yang mempengaruhi motivasi pemuda tanidilihat dari keterbiasaan merekan mengoprasikan suatu teknologi.

Karakteristik Media Sosial (X2) Kecepatan Informasi

Kecepatan mengakses informasi tanpa batas ruang dan waktu menimbulkan keefektifan waktu bagi pengguna media sosial itu sendiri. Banyak hal yang bisa dilakukan di media sosial, misalnya seperti berbisnis, melakukan kegiatan sosial kemanusiaan, memberikan informasi yang terkait dengan usaha di bidang pertanian. media sosial menjadi bagian dari kemajuan teknologi informasi yang bisa dinikmati oleh masyarakat hari ini. Selain menggeser budaya interaksi lama, media sosial mampu mengubah interaksi di dunia nyata yang bersifat terbatas menjadi interaksi dunia maya dengan kecepatan tanpa batas ruang dan waktu. Hal tersebut menjadi daya tarik bagi individu untuk mengakses informasi karena dapat mempermudah perolehan informasi pada kehidupan sehari-hari.

(31)

18 Kemudahan Informasi

Media sosial memberikan kemudahan akses informasi dan komunikasi yang murah untuk dapat terhubung dan mengakses apapun di dunia. Menurut Setiawati, M.(2015) Menyatakan bahwa Kemudahan juga digunakan sebagai suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa suatu teknologi dapat dengan mudah digunakan. Kemudahan informasi yang disajikan pada media sosial sebaiknya mencakup penampilan informasi dan penyampaian informasi yang bersangkutan.

Daya Tarik

Daya tarik menurut Effendy adalah: “Kekuatan atau penampilan komunikator dalam memikat perhatian, sehingga seseorang mampu untuk mengungkapkan kembali pesan yang ia peroleh dari media komunikasi”.

(Effendy, 1989: 181) Sedangkan menurut Moh. As’ad dalam bukunya “Psikologi Industri” mengemukakan bahwa: “Daya tarik adalah sikap yang membuat orang senang akan objek situasi atau ide – ide tertentu. Hal ini diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan untuk mencari objek yang disenanginya itu.” (As’ad, 1992:89). Phillip Kotler dalam Sindoro menyatakan bahwa daya tarik isi pesan meliputi daya tarik rasional, daya tarik emosional dan daya tarik moral.

• Daya Tarik Rasional

Daya tarik rasional berfungsi untuk membangkitkan kepentingan diri tiap individu. Daya tarik ini menunjukan bahwa kegiatan tersebut menghasilkan manfaat atau kegunaan.

• Daya Tarik Emosional

Daya tarik emosional merupakan suatu usaha untuk membangkitkan motivasi terhadap suatu kegiatan atau produk, emosi tersebut dapat berupa emosi positif maupun negatif yang akan memotivasi audience untuk mendapatkan kepuasan. Daya tarik emosional positif dapat berupa humor, cinta, kebanggaan, dan kebahagiaan. Sedangkan daya tarik emosional negatif seperti rasa takut, rasa bersalah dan malu.

(32)

19

• Daya Tarik Moral

Daya tarik moral di arahkan pada perasaan seseorang tentang apa yang benar dan tepat, sehingga sering digunakan untuk mendorong orang mendukung masalah-masalah sosial. (Sindoro, 1996: 81)

Kelengkapan Informasi

Faktor kelengkapan sangat penting karena informasi yang tidak lengkap dapat berakibat pada kesimpulan yang tidak benar yang pada gilirannya bermuara pada keputusan yang tidak tepat. Faktor kemutakhiran tidak kalah pentingnya, karena seperti dimaklumi, suatu keputusan adalah upaya sadar dan sistematis untuk mengatasi suatu situasi yang kurang menguntungkan atau memecahkan masalah. Orientasi waktu suatu keputusan adalah masa sekarang dan masa depan.

Informasi yang sudah kadaluarsa tidak akan mendukung proses pengambilan keputusan. Akurasi informasi merupakan hal mutlak karena informasi yang tidak akurat justru akan mempersulit proses pengambilan keputusan terutama dalam menganalisis berbagai alternatif untuk kemudian memilih salah satu di antaranya yang diyakini merupakan alternatif terbaik. Berkaitan dengan akurasinya, informasi harus dapat dipercaya. Artinya, data tidak dimanipulasi dalam pengolahannya yang apabila terjadi akan mengaburkan situasi yang sebenarnya.

Seluruh informasi yang telah terkumpul dan terolah harus disimpan sedemikian rupa sehingga siapa pun yang memerlukannya dan memang berhak untuk itu dapat memperolehnya. (Darmawan, 2007)

Kejelasan Informasi

Menurut Kadir (2003:31), bahwa ”Informasi adalah data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut”. Sedangkan sumber informasi adalah data.

Merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kegiatan-kegiatan dan kesatuan nyata. Kegiatan - kegiatan (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat yang tertentu. Sifat kejelasan menunjukkan tingkat kejelasan informasi, informasi hendaknya terbebas dari istilah yang tidak jelas.

(33)

20

Kerangka Berpikir

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil studi pustaka berbagai hasil penelitian yang memiliki keterkaitan dengan tema penelitian. Berdasarkan latar belakang permasalahan dan tujuan penelitian maka pola penyusunan kerangka berpikir yang digunakan yaitu; Rana, Anisa (2021) pada 1) karakteristik Individu sebagai variabel (X1), meliputi umur, tingkat pendidikan, jenis kelamin, luas lahan, dan kepemilikan perangkat selular., dan pengalaman penggunaan TIK, dan 2) Karakteristik media sosial (X2), meliputi penggunaan media sosial, frekuensi pesan, daya tarik, kelengkapan informasi, dan kejelasan informasi. Kemudian Azizah, Sri Nur (2021) menyatakan 3) Preferensi Pemuda Tani dalam Penggunaan Media Sosial sebagai variabel (Y), meliputi Kepentingan, Penerapan, dan Keberlanjutan. Kerangka berpikir dapat dilihat pada gambar 1.

Preferensi Pemuda Tani (Y) Y1. Kepentingan Y2.Penerapan Y3. Keberlanjutan Karakteristik Individu (X1)

X1.1 Umur X1.2 Pendidikan X1.3 Luas Lahan

X1.4 Tingkat Pengeluaran

X1.5 Pengalaman Penggunaan TIK

Karakteristik Media Sosial (X2) X2.1 Kecepatan Informasi

X2.2 Kemudahan Akses Informasi X2.3 Daya Tarik

X2.4 Kelengkapan Informasi X2.5 Kejelasan Informasi

Rendah Sedang Tinggi

Penyuluhan

Gambar 1 Kerangka berpikir preferensi pemuda tani dalam penggunaan media sosial Penggunaan Media Sosial

(34)

21

METODE PELAKSANAAN

Jenis Atau Pendekatan Kajian

Pendekatan yang digunakan dalam pengkajian ini yaitu metode kuantitatif (sosial). Menurut Sugiyono 2019 metode kuantitatif adalah metode pengkajian yang berlandaskan filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen pengkajian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, bertujuan menggambarkan serta menguji hipotesis yang diterapkan. Metode kuantitatif dilakasanakan dengan cara melakukan pengukuran dengan menggunakan instrumen dalam pengumpulan datanya.

Waktu Dan Tempat

Pengkajian akan dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2022 sampai dengan 13 Juni 2022, di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat.

Desa yang dijadikan lokasi pengkajian ada tiga desa, yaitu Desa Hegarmanah, Desa Karyajaya, dan Desa Panembong.

Populasi Dan Sampel Populasi

Populasi dalam kegiatan penugasan akhir ini adalah Pemuda tani yang membudidayakan bawang merah dengan pendekatan purposive, pengambilan sampel pada tiap individu ditentukan secara sengaja dengan persyaratan:

(1)Pemuda tani dengan rentang usia 15-40 tahun; (2)menggunakan media sosial.

populasi dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Populasi pemuda tani

No Desa Jumlah Pemuda Tani

1 Hegarmanah 18

2 Karyajaya 13

3 Panembong 14

Jumlah Populasi 45

Sumber. BPP Kecamatan Bayongbong, 2022

(35)

22 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang akan diteliti. Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi (Sugiyono, 2012). Maka berdasarkan pernyataan tersebut, dalam kajian ini peneliti mengambil sampel dengan metode nonprobability sampling dengan metode sampel jenuh. Metode sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan menjadi sampel. Menurut Arikunto (2012), jika jumlah populasinya kurang dari 100 orang, maka jumlah sampel diambil secara keseluruhan. Akan tetapi jika populasinya lebih dari 100 orang, maka bisa diambil 10-15persen dari jumlah populasinya. Maka berdasarkan pernyataan tersebut sampel yang diambil adalah 45 orang pemuda tani yang telah menjalankan budidaya bawang merah di Desa Hegarmanah, Desa Karyajaya, dan Desa Panembong.

Jenis Data dan Pengumpulan Data Jenis Data

Data yang digunakan dalam kajian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer merupakan persepsi responden terhadap variabel yang digunakan. Sumber data primer merupakan sumber data yang didapatkan langsung dari lapangan yang diperoleh dari hasi kegiatan observasi dan wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner tertutup. Sedangkan data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung seperti data pendukung yang berasal dari instansi atau lembaga yang bersangkutan seperti Programa Desa, Programa Kecamatan, serta Monografi Desa.

Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi Lapangan; Observasi lapangan dilakukan untuk mengetahui lokasi penelitian dan memperoleh data sekunder untuk melengkapi data primer.

Observasi lapangan dalam penelitian ini dilakukan untuk memastikan bahwa

(36)

23

data yang diperoleh sama atau setidaknya tidak terlalu jauh berbeda dengan realitas di lapangan.

2. Wawancara; Teknik Pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara langsung degan petani yang menjadi peserta kajian.

3. Kuesioner; Penyebaran kuesioner dan wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner diajukan kepada responden untuk mendapatkan data primer yang akurat dan terpercaya. Pertanyaan dalam kuesioner tersebut berupa pertanyaan tertutup, dimana pertanyaan tertutup berisi pertanyaan yang harus dijawab oleh responden dengan alternatif/pilihan jawaban yang sudah disediakan.

Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu metode.

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang jawabannya sudah disediakan sehingga responden tinggal memilih jawaban yang sudah tertera.

Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Untuk pengadaan instrumen yang baik harus melalui prosedur pelaksanaan, penulisan item, penyuntingan, uji coba dan revisi. Untuk melakukan uji coba skala besar antara 15-50 responden (Arikunto, 2010).

Variabel, Indikator dan Parameter

Pengukuran kajian didasarkan atas pemahaman tentang variabel, indikator dan parameter yang telah disusun sesuai dengan arah kajian. Kajian ini terdiri atas variabel, adalah karakteristik individu, karakterisik media sosial, peran penyuluh, kegiatan penyuluh, dan preferensi pemuda tani. Adapun kisi-kisi instrumen terkait penelitian ini tersaji pada tabel 2.

(37)

24 Kisi-Kisi Instrumen

Tabel 2 Kisi kisi instrumen

Variabel Indikator Parameter Skala

Pengukuran

1 2 3 4

Karakteristik Petani

(X1)

Umur - Jumlah umur responden dalam tahun

Memberikan skor 1-4 1= Terendah 4= Tertinggi Pendidikan - Jumlah tahun mengikuti

pendidikan

Jenis kelamin - Jenis kelamin petani muda Luas Lahan - Luas keseluruhan lahan

garapan usaha Kepemilikan

perangkat selular

- Jumlah kepemilikan perangkat selular untuk pencarian informasi Pengalaman

Penggunaan TIK

- Jumlah tahun pengalaman responden dalam pencarian informasi menggunakan TIK

Karakteristik Media Sosial

(X2)

Kecepatan Informasi

- Keefektifan waktu bagi pengguna dalam mengakses informasi

Memberikan skor 1-4 1= Terendah 4= Tertinggi Kemudahan

Akses Informasi

- Tingkat kemudahan pencarian informasi dan materi pertanian

Daya tarik - Ketertarikan responden akan media sosial

Kelengkapan informasi

- Kelengkapan informai menurut responden - Peran penyuluh Kejelasan

informasi

- Kejelasan informasi menurut responden - Peran penyuluh Preferensi (Y) Kepentingan - Pencarian informasi

berdasarkan dengan kebutuhan

Memberikan skor 1-4 1= Terendah 4= Tertinggi Penerapan - Aplikasi setelah

mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan

Keberlanjutan - Peningkatan produktivitas

Sumber : Data diolah oleh Penulis, 2022

(38)

25

Skala pengukuran menggunakan skala modifikasi likert yang diberi numeric antara 1 - 4 yang terbagi dalam 4 kategori, .

1. Nilai 4 : Sangat berperan / sangat menerapkan / sangat menguntungkan / sangat sesuai / sangat mudah / sangat bisa dicoba / sangat bisa diamati / sangat tahu / sangat setuju / sangat menerima / pernah mencoba diatas 2 kali / sangat menerapkan.

2. Nilai 3 : Berperan / menerapkan / menguntungkan / sesuai / mudah / bisa dicoba / bisa diamati / tahu / setuju / menerima / pernah mencoba 2 kali / menerapkan.

3. Nilai 2 : Kurang berperan / Kurang menguntungkan / Kurang sesuai / Kurang mudah / Kurang bisa dicoba / Kurang bisa diamati / Kurang tahu/

Kurang setuju / Kurang menerima / Kurang pernah mencoba 1 kali / Kurang menerapkan

4. Nilai 1 : Tidak berperan / tidak menguntungkan / tidak sesuai / tidak mudah / tidak bisa dicoba / tidak bisa diamati / tidak tahu / tidak setuju / tidak menerima / belum pernah mencoba / tidak menerapkan

Validitas Dan Reabilitas Validitas

Menurut Sugiyono (2009) valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Valid menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti.

Berdasarkan penjelasan diatas uji validitas yang dilakukan untuk menguji instrumen adalah dengan mengujinya kepada pihak ketiga yaitu pihak yang ahli atau pakar dalam bidangnya. Instrumen yang diuji telah diakui valid dan ke absahannya. Uji validitas dilakukan dengan keabsahan instrumen penelitian dengan bantuan program IBM SPSS 2.6.

Berdasarkan hasil uji validitas yang dilakukan kepada responden sebanyak 15 orang. Dari total 34 butir pertanyaan maka didapatkan 25 butir pertanyaan yang di`nyatakan “valid” dan 9 butir pertanyaan dinyatakan “tidak valid”. Untuk 9 butir pertanyaan yang tidak valid dilakukan pengkajian ulang dan diolah kembali

(39)

26

dengan memperbaiki kalimat agar petani lebih mudah memahami maksud dari pernyataan tersebut. Adapun hasil uji validitas tercantum pada lampiran 2.

Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2010) reliabilitas instrumen adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Suatu alat ukur dapat dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi atau dapat dipercaya, apabila alat ukur tersebut stabil, konsisten dan cermat, sehingga dapat diandalkan. Uji reliabilitas dilakukan dengan membandingkan nilai Cronbach’s alpha dengan bantuan program SPSS 2.6 dan software Microsoft Excel 2010. Instrumen dikatakan reliabel apabila nilai Cronbach’s alpha> 0,60 (Sugiyono, 2009).

Penentuan reliabilitas dilihat dari nilai Cronbach alpha. Hasil uji reliabilitas ini akan menujukan nilai reliabilitas internal seluruh instrumen yaitu dengan tingkatan sangat kuat/sangat tinggi, kuat/tinggi, sedang/cukup, redah atau sangat lemah. Rumus Cronbach alpha adalah sebagai berikut:

Keterangkan :

r11 : Reliabilitas instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal Si : Jumlah varians butir

St : Varians total

Berdasarkan hasil uji reabilitas menggunakan software IBM SPSS 2.6 maka dinyatakan bahwa instrumen tersebut dinilai reliabel. Instrumen dinyatakan reliabel berdasarkan teori Cronbach Alpha > 0,60 (sugiono, 2009) dan instrumen penelitian ini memiliki nilai Cronbach alpha sebesar 0.937. sehingga dengan nilai tersebut maka instrumen dalam penelitian ini dapat dipercaya dan dapat digunakan kembali untuk mengukur objek yang sama walaupun dalam waktu yang berbeda. Adapun hasil uji reabilitas dapat dilihat pada lampiran 2.

Referensi

Dokumen terkait

Analisis kedua untuk mengetahui model pemilihan moda oleh siswa antara sepeda motor dan bus sekolah di Kota Malang menggunakan metode Stated Preference (SP). Hasil Studi

Penelitian ini dapat di jadikan untuk menambah wawasan, informasi,pengetahuan, serta pengalaman dan menganalisis Peran Orang Tua Dalam Proses Pembelajaran Daring pada

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi institusi keperawatan sebagai sumber informasi untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh kombinasi media

- Memastikan bahwa control pada tempatnya untuk melindungi data, program, dan komputer dari akses yang tidak diinginkan, manipulasi, penghancuran, dan pencurian. - Memastikan

Berdasarkan hasil dan analisis dari perancangan dan penggunaan pengujian blackbox terhadap prototipe sistem kontrol lampu LED berbasis arduino dan website,

Ukuran benih merbau tidak berpengaruh terhadap nilai persen kecambah maupun rata-rata kecambah yang dihasilkan, namun benih berukuran sedang dan besar cenderung memiliki

NENEK sakti Sinto Gendeng, guru Pendekar 212 Wiro Sableng terkencing-kencing serabutan begitu mela– yang jatuh memasuki alam delapan ratus tahun silam Bhumi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEGARAN JASMANI PADA LANSIA DALAM AKTIVITAS KERJA DI PASAR LEGI SURAKARTA.. Beserta perangkat yang ada