• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Petani Hortikultura Dalam Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Sumber Informasi Pertanian di Kecamatan Tarogong Kidul

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Perilaku Petani Hortikultura Dalam Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Sumber Informasi Pertanian di Kecamatan Tarogong Kidul"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM STUDI

PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN JURUSAN PERTANIAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR PERILAKU PETANI HORTIKULTURA

DALAM PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI SUMBER INFORMASI PERTANIAN

DI KECAMATAN TAROGONG KIDUL KABUPATEN GARUT

LAPORAN TUGAS AKHIR

ENOK RINA MUSTIKA

020118013

(2)

PROGRAM STUDI

PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN JURUSAN PERTANIAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR BOGOR

2022

PERILAKU PETANI HORTIKULTURA DALAM PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI SUMBER INFORMASI PERTANIAN

DI KECAMATAN TAROGONG KIDUL KABUPATEN GARUT

ENOK RINA MUSTIKA NIM 020118013

Laporan Tugas Akhir

Sebagai salah satu syarat memperoleh sebutan gelar profesional Sarjana Terapan Pertanian (S.Tr.P)

pada Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan

(3)
(4)
(5)

LEMBAR PERSEMBAHAN

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala dengan karunianya saya bisa sampai pada tahap ini. Tahap mengakhiri pendidikan diploma IV. Tumbuh dan berkembangnya diri tidak akan lepas dari interaksi dengan orang lain. Manusia datang dan pergi sesuai masanya dalam kehidupan kita memberikan kenangan serta pelajaran yang berarti. Hanya diri sendiri yang

tidak akan pernah pergi yang selalu menemani setiap tahapan kehidupan.

Terimakasih diri sudah berjuang dan bertahan sejauh ini. Terimakasih kepada orang-orang yang telah memberikan pelajaran hidup, semoga selalu sehat, bahagia

selalu.

Saya mempersembahkan karya tulis ini untuk Bapak H. Undang Rinardi, Ibu Hj.

Eni Rohaeni, Adik Alif Sohaludin dan Novi Talenta Sari, Bapak Ade Missa Iriandah, Alm. H. Iyan Sopiyan, Bapak Heri, Keluarga Besar Aki Atib, Keluarga

Besar Aki Ujun, Keluarga Besar Hj. Mimi, Ibu Neni Musyarofah dan Bapak Lukman Effendy (Dosen Pembimbing), Bapak Asep dan Ibu Iyus yang telah menjadi orang tua kami selama tugas akhir, Pihak Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Tarogong Kidul dan BPP Tarogong Kaler, Ibu Yuniarti Rahayu

sebagai pembimbing eksternal, Ibu Siti Nurul Hidayat sebagai penyuluh Desa Kersamenak, teman-teman seperjuangan angkatan Colocasia esculenta, Konselor

Ibu Ait Maryani, serta para alumni yang telah memberikan arahan serta bimbingan.

Ungkapan syukur dan terimakasih kepada kelompok Tarogong yang telah membersamai selama proses tugas akhir baik suka maupun duka, kepada Grup

Sawer (Sri Rahayu, Arini Husna, Widya Tri, Rizki S dan Raden Ferdiansyah) tempat berbagi rasa, teman pulang bersama, kakakku di asrama Ayu Komalasari

tempat bertukar cerita yang selalu memotivasi, menenangkan dan memberikan energi positif, kepada Hania Puadah, kepada Juara Kedua (Anggi, Alfina, Alya,

(6)

yang selalu memberikan dukungan, kepada Guntur Lesmana, Kepada Bapak Cecep Sopian serta Tim BPP Cimaung yang selalu membantu dan menemani pengerjaan tugas pada masa pandemi serta memberikan banyak pelajaran mengenai kehidupan, semoga kita semua selalu diberikan kesehatan, dimudahkan

urusannya serta ada dalam tali silaturahmi yang panjang.

Hari – hari kedepan akan lebih menyenangkan dan menantang, jangan berhenti berjuang teruslah bergerak kehidupan setelah ini akan jauh lebih berarti. Lakukan

yang terbaik jangan pernah membandingkan pencapaianmu dengan orang lain sejatinya setiap orang memiliki waktunya masing-masing maka bersyukurlah.

Selamat berjuang menggapai asa mewujudkan harapan

(7)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan tugas akhir berjudul Perilaku Petani Hortikultura dalam Pemanfaatan Media Sosial sebagai Sumber Informasi Pertanian di Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut, adalah karya saya sendiri yang dibuat dibawah arahan dan bimbingan Dosen Pembimbing. Judul ini belum pernah diajukan dalam bentuk penelitian apapun di perguruan tinggi manapun.

Bahan rujukan yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir tulisan ini.

Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan plagiarisme tulisan ini, maka saya siap menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Bogor, Juli 2022

Enok Rina Mustika

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandung, 12 Maret 2000 sebagai anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan bapak Undang Rinardi dan ibu Eni Rohaeni. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) ditempuh di SD Negeri Panghegar dan lulus pada tahun 2012.

Sekolah Menengah Pertama ditempuh di SMP Negeri 1 Cimaung dan lulus pada tahun 2015. Sekolah Menengah Kejuruan di tempuh di SMK Negeri 3 Baleendah Jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) dan lulus pada tahun 2018. Tahun 2018 penulis diterima sebagai mahasiswa Prodi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan, Jurusan Pertanian di Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subbhanahu wa ta’ala karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun Laporan Tugas Akhir dengan judul Perilaku Petani Hortikultura dalam Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Sumber Informasi Pertanian di Kecamatan Tarogong Kidul dengan baik dan tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada para pembimbing Neni Musyarofah, SP., M.Si dan Dr. Drs. Lukman Effendy, M.Si yang telah membimbing dan banyak memberikan saran. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Drs. Achdiyat, M.Pd selaku penguji tamu pada ujian akhir.

Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Yuniarti Rahayu, SP selaku pembimbing eksternal yang selalu membantu di lapangan saat pelaksanaan Tugas Akhir berlangsung, kepada Siti Nurul Hidayat, SP dan para penyuluh di BPP Kecamatan Tarogong Kidul. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada kedua orang tua dan seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan, doa dan kasih sayangnya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Bogor, Juli 2022

Penulis

(10)

ABSTRAK

ENOK RINA MUSTIKA. Perilaku Petani Hortikultura Dalam Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Sumber Informasi Pertanian di Kecamatan Tarogong Kidul.

Dibimbing oleh NENI MUSYAROFAH dan LUKMAN EFFENDY

Kesadaran petani dalam memperoleh informasi melalui teknologi informasi masih rendah tercermin dari perilaku petani terhadap pemanfaatan media sosial masih kurang. Tujuan dari penelitian ini yakni 1) mendeskripsikan perilaku petani dalam pemanfaatan media sosial sebagai sumber informasi 2) faktor apa saja yang memengaruhi perilaku petani 3) strategi peningkatan perilaku petani. Penelitian ini dilaksanakan pada 15 Maret sampai 15 Juni 2022 yang berlokasi di Desa Mekargalih, Desa Kersamenak dan Desa Sukabakti, Kecamatan Tarogong Kidul.

Populasi dan sampel dalam penelitian ini sebanyak 66 petani. Teknik sampling yang digunakan adalah sensus. Data yang digunakan yakni data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, angket dan wawancara. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yakni analisis deskriptif dan analisis linier berganda. Hasil analisis deskriptif variabel X1 penyuluhan pertanian termasuk pada kategori sedang dengan rata-rata (46,3%), variabel X2

akses informasi termasuk kategori sedang dengan rata-rata (69%), variabel X3 jenis informasi termasuk pada kategori sedang dengan rata-rata (59,6%). Indikator yang memengaruhi perilaku diantaranya kepemilikan handphone (X2.1) dengan signifikani (p<0,05) dan informasi modal (X3.3) dengan signifikansi (p<0,1). Hasil uji simultan menunjukan variabel independen yang dipilih secara besama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Perilaku petani termasuk pada kategori sedang dengan rata-rata (73,2%). Strategi penyuluhan dilakukan dengan meningkatkan akses informasi petani melalui kemampuan petani dalam memanfaatkan handphone sebagai sumber informasi dan memberikan akses informasi modal kepada petani.

Kata Kunci : Media Sosial, Pemanfaatan, Perilaku, Sumber Informasi

(11)

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Rumusan Masalah ... 2

Tujuan ... 3

Manfaat ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Perilaku ... 4

Hortikultura ... 5

Media Sosial ... 5

Penyuluhan Pertanian ... 5

Akses Informasi ... 8

Jenis Informasi ... 10

METODE PELAKSANAAN Jenis atau Pendekatan Pengkajian ... 13

Waktu dan Tempat ... 13

Populasi dan Sampel ... 13

Data dan Pengumpulan Data ... 14

Kisi – Kisi Instrumen ... 15

Pengujian Instrumen ... 17

Analisis Data ... 18

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 20

Pembahasan ... 36

Strategi dan Pelaksanaan Penyuluhan ... 39

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan ... 42

Saran ... 42

DAFTAR PUSTAKA ...43

(12)

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka berifikir perilaku petani hortikultura dalam pemanfaatan media

sosial sebagai sumber informasi ... 12

2 Peta wilayah Kecamatan Tarogong Kidul (Programa Kecamatan Tarogong Kidul 2021) ... 20

3 Umur responden ... 22

4 Pendidikan responden ... 23

5 Luas lahan responden ... 23

6 Model strategi peningkatan perilaku petani dalam pemanfaatan media sosial sebagai sumber informasi pertanian ... 39

DAFTAR TABEL

1 Jumlah populasi kelompok tani ... 14

2 Kisi-kisi instrumen variabel penyuluhan pertanian ... 15

3 Kisi-kisi instrumen variabel akses informasi ... 16

4 Kisi-kisi instrumen variabel jenis informasi ... 16

5 Kisi-kisi variabel perilaku ... 17

6 Hasil uji reliabilitas ... 18

7 Luas lahan desa menurut penggunaanya ... 21

8 Data penduduk berdasarkan jenis kelamin ... 21

9 Pekerjaan Penduduk ... 21

10 Karakteristik responden ... 22

11 Kategori peran penyuluh ... 24

12 Kategori intensitas penyuluhan ... 24

13 Kategori materi penyuluhan ... 25

14 Media penyuluhan ... 25

15 Metode penyuluhan ... 26

16 Kepemilikan handphone ... 26

17 Ketersediaan jaringan ... 27

18 Aplikasi media sosial ... 27

19 Teknologi produksi ... 28

20 Informasi pasar ... 28

21 Informasi modal ... 29

22 Pengetahuan ... 29

23 Sikap ... 30

24 Keterampilan ... 30

25 Hasil analisis regresi linier berganda ... 32

26 Hasil uji simultan ... 34

27 Skala prioritas dan deskriptif indikator ... 39

28 Pelaksanaan penyuluhan ... 41

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

1 Instrumen penelitian ... 49

2 Hasil uji validitas dan reliabilitas ... 53

3 Tabulasi data ... 56

4 Hasil uji asumsi klasik ... 58

5 Hasil analisis regresi ... 61

6 Sinopsis penyuluhan... 62

7 LPM ... 64

8 Media penyuluhan ... 76

9 Absensi kegiatan penyuluhan ... 79

10 Dokumentasi kegiatan ... 85

(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Masyarakat di dunia kini tengah dihadapkan dengan era revolusi 4.0, yaitu suatu era peradaban manusia yang mengutamakan percepatan data dengan memanfaatkan teknologi digital di hampir semua kehidupan (Damanik dan Tahitu 2020). Digitalisasi berpotensi untuk meningkatkan produktivitas serta pelayanan konsumen yang akhirnya meningkatkan pendapatan produsen. Salah satu wujud dari era 4.0 yakni berkembangnya teknologi informasi, hal ini yang memengaruhi peradaban termasuk dalam bidang pertanian.

Teknologi dan informasi sangat penting bagi keberlangsungan usahatani petani. Damanik dan Tahitu (2020) mengungkapkan bahwa bagi petani yang maju, perkembangan teknologi informasi sangat menguntungkan dan membantu petani dalam mengakses informasi secara cepat sehingga berpeluang besar untuk merebut pasar lebih luas. Perilaku komunikasi merupakan cara dan kebiasaan memperoleh informasi sebagai upaya pengembangan usahatani (Surya 2020). Perilaku komunikasi petani tentunya memberikan pengaruh bagaimana petani memperoleh informasi yang sesuai kebutuhan guna menunjang keberhasilan usahataninya (Effendy et al. 2020c).

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet) pada tahun 2018 pengguna internet di Indonesia sebesar 171,17 juta jiwa atau (64%) dari penduduk Indonesia, survei selanjutnya pengguna internet 2019-2020 sebanyak 196,71 juta jiwa pengguna internet dari total 266,91 juta jiwa penduduk Indonesia atau sebesar (73,7%). Survei tersebut menunjukan bahwa penggunaan internet dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Internet saat ini menjadi bagian dari aktivitas masyarakat di berbagai kalangan. Fenomena yang menjadi perbincangan yakni media online di internet, seperti google, yahoo, facebook, twitter, whatsapp, youtube dan yang lainnya. Media online telah memberikan manfaat berupa kemudahan akses informasi.

Produk hortikultura merupakan kebutuhan pokok bagi manusia. Komoditas hortikultura terfokus pada budidaya tanaman buah-buahan, tanaman sayuran, tanaman bunga, tanaman biofarmaka, dan tanaman hias. Komoditas hortikultura

(15)

memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan pembudidayaannya juga memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang tinggi agar menghasilkan tanaman hortikultura yang baik (Handika dan Sulistiawati 2021).

Pemerintah sudah memprogramkan pencanangan konsep digitalisasi pertanian yang merupakan sistem pertanian yang mulai dinitegrasikan dengan perkembangan teknologi informasi. Petani diharapkan mampu mengkombinasikan penggunaan internet dan pemanfaatan akses intenet (media sosial) untuk mengetahui bagaimana cara meningkatkan hasil produksi, informasi mengenai aspek pasar, dan informasi tentang perubahan cuaca (Handika dan Sulistiawati 2021). Dengan menggunakan media sosial petani juga akan memperoleh informasi mengenai teknologi pertanian, informasi permodalan dan informasi mengenai pertanian lainnya. Petani memperoleh manfaat kemudahan melalui akses informasi dari sosial media dengan demikian produktivitas meningkat.

Syauqi dan Pirnaningsih (2020) menyatakan bahwa kesadaran petani untuk memperoleh informasi inovasi pertanian yang berbasis teknologi tergolong lemah, petani lebih sering mendapatkan informasi langsung dari para penyuluh dan ahli seperti formulator pupuk dan pestisida. Effendy et al. (2020b) mengemukakan sebagian besar petani termasuk dalam kategori usia tidak produktif dan tingkat pendidikan formal yang rendah. Tentunya hal itu dapat mempengaruhi para petani dalam mengakses teknologi informasi. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengkajian mengenai perilaku petani hortikultura dalam pemanfaatan media sosial sebagai sumber informasi pertanian.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana perilaku petani hortikultura dalam pemanfaatan media sosial sebagai sumber informasi pertanian di Kecamtan Tarogong Kidul ?

2. Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku petani hortikultura dalam pemanfaatan media sosial sebagai sumber informasi pertanian di Kecamtan Tarogong Kidul?

3. Bagaimana stategi yang dilakukan untuk meningkatkan perilaku petani hortikultura dalam pemanfaatan media sosial sebagai sumber informasi

(16)

Tujuan

1. Mendeskripsikan perilaku petani hortikultura dalam pemanfaatan media sosial sebagai sumber informasi pertanian di Kecamtan Tarogong Kidul

2. Menganalisis faktor–faktor yang mempengaruhi perilaku petani hortikultura dalam pemanfaatan media sosial sebagai sumber informasi pertanian Kecamtan Tarogong Kidul

3. Merumuskan strategi untuk meningkatkan perilaku petani hortikultura dalam pemanfaatan media sosial sebagai sumber informasi pertanian di Kecamtan Tarogong Kidul

Manfaat

1. Bagi mahasiswa, pengkajian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang perilaku petani dalam pemanfaatan media sosial sebagai sumber informasi pertanian

2. Bagi petani, kegiatan ini bisa menjadi wadah belajar petani dalam menggunakan dan menerapkan media sosial sebagai sumber informasi pertanian bagi petani hortikultura di Kecamatan Tarogong Kidul

3. Bagi pemerintah khususnya Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Tarogong Kidul dapat dijadikan sebagai bahan untuk penyusunan strategi penyuluhan untuk meningkatkan perilaku petani dalam pemanfaatan media sosial sebagai sumber informasi pertanian di Kecamatan Tarogong Kidul.

(17)

TINJAUAN PUSTAKA

Perilaku

Perilaku atau tingkah laku adalah kebiasaan bertindak, yang menunjukan tabiat seseorang yang terdiri atas pola-pola tingkah laku yang digunakan oleh individu dalam melakukan kegiatan. Perilaku lahir karena adanya penyebab tingkah laku (stimulus), motivasi tingkah laku, dan tujuan tingkah laku. Terdapat tiga komponen yang mempengaruhi perilaku manusia, yaitu komponen afektif, kognitif dan konatif (Mulyandari 2011).

Prabawa (2020) menyatakan bahwa perilaku merupakan tindakan yang dilakukan berulang dan mendarah daging yang dilakukan terus menerus. Perilaku merupakan reaksi psikis individu terhadap lingkungannya.

Pengetahuan

Pengetahuan yakni segala sesuatu yang diketahui yang didapatkan melalui persentuhan panca indera dengan objek tertentu. Pengetahuan pada dasarnya merupakan hasil dari proses melihat, mendengar, merasakan dan berfikir yang menjadi dase manusia dan bersikap dan bertindak (Makhmudah 2018).

Sikap

Sikap merupakan kecenderungan yang dipelajari untuk merespon dengan cara menyenangkan atau tidakn menyenangkan secara konsisten berkenaan dengan objek tertentu. Sikap adalah kondisi mental dan neural yang diperoleh dari pengalana yang menggarahkan dan secara dinamis mempengaruhi respon – respon individu terhadap semua objek dan situasi yang terikat (Alias dan Serang 2018).

Keterampilan

Menurut kamus besar bahasa indonesia keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Keterampilan adalah kemampuan lebi yang ada pada diri seseorang untuk menyelesaikan atau melakukan pekerjaan (Ahmad 2017).

(18)

Petani

Petani didefinisikan sebagai pekerjaan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya guna memenuhi kebutuhan hidup dengan menggunakan peralatan yang bersifat tradisional dan modern (Hakim 2018).

Hortikultura

Hortikultura merupakan aplikasi ilmu pengetahuan dan seni untuk memecahkan masalah dan mengembangkan teknologi tanaman buah, sayuran, bunga, tanaman hias dan tanaman biofarmaka serta sumber daya alam yang mendukungnya, bermanfaat bagi manusia sebagai sumber pangan, serat, kesehatan, keindahan, kenyamanan, dan memperkaya budidaya (Poerwanto dan Susila 2021).

Komoditas hortikultura merupakan komoditas yang terdiri dari kelompok buah- buahan, sayuran, bunga, tanaman hias serta tanaman biofarmaka.

Media Sosial

Media Sosial adalah sarana yang merupakan medium berbasis teknologi internet (media online) yang memungkinkan seseorang berinteraksi sosial, berkomunikasi dan bekerjasama, serta berbagi dengan orang lainnya (Ratnamulyani dan Maksudi 2018). Media sosial adalah sebuah media online dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpasrtisifasi, berbagi dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dunia virtual (Rafiq 2020). Pendapat lain mengatakan bahwa media sosial adalah media yang mendukung interaksi sosial dan media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif (Cahyono 2016).

Penyuluhan Pertanian

Menurut UU No. 16 Tahun 2006 Penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan yang selanjutnya disebut penyuluhan merupakan proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,

(19)

permodalan dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraanya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Penyuluhan pertanian yaitu proses pendidikan non-formal bagi orang dewasa, proses perubahan kemampuan petani, dan proses memberdayakan petani (Harijati 2014).

Penyuluhan adalah proses pengembangan kapasitas sumber daya manusia.

Seseorang dengan kapasitas akan memiliki kemandirian, ketahanan, cerdas, jujur, kreatif, produktif, emansipatif, mandiri, proaktif, dinamis, terbuka, dan bertanggung jawab dalam memecahkan semua masalah dan menjawab tantangan untuk kemajuan (Effendy dan Badri 2020).

Peran Penyuluh

Penyuluh berperan sebagai ujung tombak serta jembatan antara pemerintah dan petani sebagai pelaku utama, penyuluh dituntut memiliki pengetahuan, informasi yang memadai untuk petani dan kemampuan untuk akses dan tanggap terhadap perkembangan teknologi (Wijaya et al. 2019).

Materi Penyuluhan Pertanian

Menurut UU No.16 Tahun 2006 Materi Penyuluhan adalah bahan penyuluhan yang akan disampaikan oleh para penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam berbagai bentuk yang meliputi informasi, teknologi, rekayasa sosial, manajemen, ekonomi, hukum, dan kelestarian lingkungan.

Menurut Anwarudin et al. (2021) pemilihan materi harus disesuaikan dengan karakter masyarakat (petani), memiliki hubungan langsung dengan petani, materi bersumber dari asal yang jelas serta dapat dipertanggungjawabkan, dan mudah diakses (bila materi bersifat online), mudah dipelajari, sesuai dengan kebutuhan petani, menarik untuk disimak, berisikan informasi yang menggugah petani serta berisi tentang inovasi teknologi terbaru pada bidang pertanian.

Media Penyuluhan

Menurut Nuraeni (2015) Media penyuluhan adalah alat bantu penyuluh dalam melakukan penyuluhan yang dapat merangsang sasaran suluh untuk dapat

(20)

Metode Penyuluhan Pertanian

Menurut Permentan No. 52 Tahun 2009 Metode penyuluhan pertanian adalah cara/teknik penyampaian materi penyuluhan oleh penyuluh pertanian kepada pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka tahu, mau dan mampu menolong dan mengorgansasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan peroduktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Metode penyuluhan pertanian terdiri atas :

1. Teknik Komunikasi

a. Metode penyuluhan langsung, melalui tatap muka, dialog antar penyuluh dan pelaku utama, antara lain demonstrasi, kursus tani, obrolan sore.

b. Metode penyuluhan tidak langsung, dilakukan melalui media perantara (media komunikasi), antara lain pemasangan poster, penyebaran brosur/leafletr/folder/majalah, siaran radio, televisi, pemutaran slide dan film.

2. Jumlah Sasaran

a. Pendekatan perorangan, dilakukan secara perorangan, antara lain kunjungan rumah, surat – menyurat, hubungan telepon.

b. Pendekatan kelompok, dilakukan secara berkelompok antara laian diskusi, karya wisata, kursus tani, pertemuan kelompok.

c. Pendekatan massal, dilakukan secara massal antara lain siaran radio, siaran televisi, pemasangan poster/spanduk, kampanye.

3. Indra Penerimaan Sasaran

a. Indera penglihatan, metode yang diterima sasaran melalui pengihatan seperti penyebaran bahan cetakan, slide, album foto.

b. Indera pendengaran, metode yang diterima sasaran melalui pendengaran antara lain hubungan telepon, obrolan sore dan pemutaran tape.

c. Kombinasi indera penerima, penyuluhan yang diterima sasaran melalui kombinasi antara indera penglihatan, pendengaran, penciuman serta perabaan antara lain demontrasi cara/hasil, pemutaran film, pemutaran video.

(21)

Akses Informasi

Akses informasi merupakan kemudahan yang diberikan kepada seseorang atau masyarakat untuk memperoleh informasi publik yang dibutuhkan (Sudiarta 2014).

Kepemilikan Handphone

Telepon seluler (handphone) sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat pada era modern. Hampir setiap orang menggunakan handphone untuk melakukan komunikasi dan mendapatkan informasi dengan mudah. Telepon seluler merupakan perangkat telekomunikasi elektronik yang memiliki kemampuan dasar dengan telepon fixed line konvensional, tanpa perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel, wireless) sehingga dapat dibawa kemanapun (Megayanti dan Rosadi 2018).

Kepemilikan telepon seluler tidak hanya berdasarkan fungsi untuk bertukar informasi akan tetapi kelengkapa fitur serta desain juga menjadi pertimbangan para konsumen dalam memilih dan menentukan jenis dan merek apa yang akan digunakan. Megayanti dan Rosadi (2018) saat ini handphone tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi verbal melainkan sebagai alat pemutar musik, pengambil gambar, permainan (game), penyimpanan data, dan alat untuk mencari informasi yang bersumber dari internet.

Ketersediaan Jaringan

Internet yakni jaringan yang saling terhubung satu sama lain untuk keperluan komunikasi dan menyebarkan informasi pada berbagai perangkat baik komputer ataupun handphone (Wibawanto 2018).

Aplikasi Media Sosial

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog,jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual (Rapiq 2020). Aplikasi media sosial begitu beragam, adapun aplikasi sosial media yang sering digunakan adalah sebagai berikut.

(22)

1. Whatsapp

Whatsapp merupakan aplikasi pesan gratis. Whatsapp mempunyai berbagai macam fitur yang dapat digunakan untuk berkomunikasi melalui jaringan internet. Fitur yang terdapat dalam whatsapp yaitu galeri untuk menambahkan foto, kontak untuk menyisipkan kontak, kamera untuk mengambil gambar, audio untuk mengirim pesan suara, maps untk mengirim berbagai koordinat peta bahkan dokumen untuk menyisipkan file dokumen (Pratama 2019).

2. Facebook

Facebook merupakan sebuah situs yang menghadirkan layanan jejaring sosial dimana para penggunanya dapat saling berinteraksi dengan para pengguna lainnya yang berasal dari pejuru dunia. Facebook adalah situs jejaring sosial yang diluncurkan pada Februari 2004 dan didirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang lulusan Harvard dan mantan murid Ardsley High School (Wogo 2020).

3. Youtube

Youtube merupakan sebuah website yang menfasilitasi penggunanya untuk berbagi video yang mereka miliki, atau sebatas menikmati berbagai video klip yang diunggah oleh berbagai pihak. Terdapat berbagai macam video yang dapat diunggah ke situs ini, seperti misalnya video klip musik dari musisi tertentu, film pendek, film televisi, trailer film, video edukasi, video blog milik para vlogger, video tutorial berbagai macam aktivitas, dan masih banyak lagi (Putra 2019).

4. Instagram

Instagram merupakan aplikasi media sosial yang secara umum digunakan untuk berbagai foto dan video. Fitur utama yang membuat instagram popular adalah alat filter yang sudah ada di dalamnya, alat tersebut memungkinkan para pengguna Pinterest untuk menambah filter-filter virtual sehingga mereka dapat menaruh tanda di foto mereka. Kamera pada ponsel cerdas tidak memiliki pengaturan profesional. Dengan adanya filter di instagram pengguna dapat menambahkannya dengan mudah dan menerapkannya di foto yang ingin diunggah (Wogo 2020).

(23)

5. Website

Sebuah situs web (sering pula disingkat menjadi situs saja, website atau site) adalah sebutan bagi sekelompok halaman web (web page), yang umumnya merupakan bagian dari suatu nama domain (domain name) atau subdomain di World Wide Web (WWW) di Internet (Harminingtyas 2014). Website merupakan halaman yang berisikan berbagai macam informasi. Halaman- halaman ini dapat diakses melalui browser seperti Internet Exsplore, Mozila firefox, google dan browser yang lainnya.

Google memfasilitasi Search engine sebagai browser yang berfungsi untuk mesin pencari informasi atau website. Search engine yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu fasilitas internet yang didalamnya memiliki berbagai jenis informasi yang diinginkan sehingga informasi tersebut dapat ditelusuri melalui google untuk kebutuhan pencarian informasi di dalam penelusuran sumber informasi (Krisnawati dan Kusuma 2021).

Jenis Informasi

Informasi merupakan data yang diolah dalam bentuk yang lebih berguna berarti bagi penggunanya (Ahmad dan Hasti 2018). Informasi merupakan data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima dan dapat berupa fakta maupun nilai yang bermanfaat (Maulana et al. 2018).

Informasi merupakan keterangan yang mengandung nilai, makna dan pesan.

Data, fakta maupun penjelasan yang bisa dilihat, didengar dan dibaca, yang disajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik atau nonelektronik (Sulistiogo 2019).

Informasi Teknologi Produksi

Informasi teknologi pertanian memegang peran penting dalam proses pembangunan pertanian (Harahap 2016). Informasi teknologi berguna meningkatkan produktivitas usahatani yang dilakukan petani yang dapat meningkatkan pendapatan petani. Informasi teknologi produksi berisikan berbagai

(24)

Informasi Pasar

Dewi (2011) Informasi pasar dapat membantu petani dalam proses penjualan produk hasil, dan penentuan harga yang paling menguntungkan bagi petani. Semakin tinggi intensitas petani dalam mengakses informasi pasar maka akan semakin banyak informasi dan mengetahui peluang pasar yang menjanjikan.

Informasi Modal

Sulistiogo (2019) menyebutkan bahwa modal merupakan bagian atau hak milik yang dimiliki oleh pengusaha, digunakan sebagai biaya operasional untuk menjalankan usahanya. Sumber modal dapat bersumber dari uang pribadi atau tabungan. Modal pinjaman merukan modal yang didapatkan dari pihak luar usaha.

Avisha et al. (2019) petani masih memiliki keterbatasan dalam mengakses kredit ke lembaga keuangan. Oleh karena itu, informasi modal dapat mempermudah petani dalam mengakses lembaga keuangan menggunakan teknologi digital.

KERANGKA BERPIKIR

Penelitian ini bertujuan untuk menerangkan sejauh mana perilaku petani hortikultura serta faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam pemanfaatan media sosial sebagai sumber informasi pertanian. Sehingga dibentuk kerangka berpikir yang tersaji pada Gambar 1.

Kerangka berpikir dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikat dalam penelitian ini terdiri atas 3 variabel yakni penyuluhan pertanian (X1) yang meliputi peran penyuluh, intensitas penyuluhan, media penyuluhan, materi penyuluhan dan metode penyuluhan yang bersumber dari Agustiwan (2021). Akses informasi (X2) yang meliputi kepemilikan handphone, ketersediaan jaringan dan aplikasi media sosial bersumber dari Mulyandari (2011) dan Suratini et al. (2021). Jenis informasi (X3) yang meliputi informasi produksi, informasi pemasaran dan informasi modal bersumber dari Andrianty dan Setyorini (2012) dan dan Suratini et al. (2021).

Variabel terikat yang akan dikaji dalam penelitian ini yakni perilaku (Y) yang meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang bersumber dari Effendy et al.

(2020a).

(25)

Gambar 1 Kerangka berifikir perilaku petani hortikultura dalam pemanfaatan media sosial sebagai sumber informasi

Hipotesis

H0 : Perilaku petani dalam pemanfaatan media sosial sebagai sumber informasi pertanian di Kecamatan Tarogong Kidul tidak dipengaruhi oleh faktor penyuluhan pertanian, akses informasi dan jenis informasi

H1 : Perilaku petani dalam pemanfaatan media sosial sebagai sumber informasi pertanian di Kecamatan Tarogong Kidul dipengaruhi oleh faktor penyuluhan pertanian, akses informasi dan jenis informasi.

Perilaku (Y) Y1. Pengetahuan Y2 Sikap Y3 Keterampilan

Jenis Informasi (X3)

X3. 1 Teknologi Produksi

X3. 2 Pasar X3. 3 Modal

Akses Informasi (X2)

X2. 1 Kepemilikan Handphone

X2. 2 Ketersediaan Jaringan

X2. 3 Aplikasi Media Sosial

Penyuluhan Pertanian (X1)

X1. 1 Peran Penyuluh

X1. 2 Intensitas Penyuluhan

X1. 3 Media Penyuluhan

X1. 4 Materi Penyuluhan

X1.5 Metode Penyuluhan

(26)

METODE PELAKSANAAN

Jenis atau Pendekatan Pengkajian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam kegiatan Tugas Akhir yakni penelitian terapan yang bertujuan untuk menerapkan, menguji dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis (Sugiyono 2021). Pendekatan yanag dilakukan dalam penelitian ini yakni pendekatan kuantitatif dengan menggunakan alat analisis deskriptif untuk mendeskrifsikan obyek yang diteliti dan analisis linier berganda yang digunakan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku petani dalam pemanfaatan media sosial.

Waktu dan Tempat

Pelaksanaan tugas akhir dilaksanakan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2022, adapun kegiatan tugas akhir berlokasi di Desa Kersamenak, Desa Mekargalih dan Desa Sukabakti, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat.

Populasi dan Sampel Populasi

Populasi adalah sekumpulan individu atau objek yang berada pada suatu wilayah dengan karakteristik yang khas yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian (Hernaeny 2021). Penentuan populasi dalam pengkajian ini adalah petani hortikultura yang ada di Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut yang tergabung ke dalam kelompok tani. Desa yang dijadikan wilayah pengkajian yakni Desa Kersamenak, Desa Mekargalih dan Desa Sukabakti. Dalam satu Desa diambil satu kelompok tani yakni kelompok tani Tani Mukti untuk Desa Kersamenak, kelompoktani Lingga untuk Desa Mekargalih dan Kelompoktani Motekar untuk Desa Sukabakti. Data populasi tersaji pada Tabel 1.

(27)

Tabel 1 Jumlah populasi kelompok tani

No Nama Desa Nama Kelompok Tani Jumlah Anggota

1 Kersamenak Mukti Tani 30

2 Mekargalih Lingga 24

3 Sukabakti Motekar 12

Jumlah 66

Sumber : Programa Kecamatan Tarogong Kidul, 2021

Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah populasi petani di tiga desa lokasi penelitian sebanyak 66 orang yang terdiri dari 30 orang yang berasal dari kelompok tani Mukti Tani Desa Kersamenak, 24 orang berasal dari kelompok tani Lingga Desa Mekargalih dan 12 orang berasal dari kelompok tani Motekar Desa Sukabakti.

Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi.

Bila populasi besar, dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi (Sugiyono 2021).

Sugiyono (2021) mengungkapkan bahwa penelitian dengan jumlah populsi dibawah dari 100 sebaiknya dilakukan dengan metode sensus sehingga seluruh anggota populasi dijadikan sampel penelitian. Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah populasi sebanyak 66 orang maka teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yakni sensus (sampling total) yang merupakan teknik pengambilan sampel dengan seluruh anggota populasi dijadikan sebagai sampel (Sugiyono 2021).

Data dan Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam pengkajian ini merupakan data primer dan data sekunder. Data primer merupakan yang diperoleh secara langsung dari narasumber atau responden. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung namun melalui studi literatur, dokumen dari instansi atau lembaga yang berkaitan dengan pengkajian ini. Teknik pengumpulan data dalam pelaksanaan kajian ini menggunakan metode sebagai berikut :

1. Observasi, yakni kegiatan pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian

(28)

2. Kuesioner (angket) yakni pengumpulan data dengan menggunakan instrumen berupa pernyataan tertulis yang berkaitan dengan masalah kajian yang diberikan kepada petani yang menjadi sampel dalam kajian

3. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara langsung dengan petani yang menjadi sampel dalam kajian.

Kisi – Kisi Instrumen

Instrumen adalah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan informasi data yang berguna untuk menjawab permasalahan pada pengkajian.

Penetapan indikator dan parameter dilakukan untuk mengukur peubah pengkajian sehingga memudahkan dalam pembuatan pertanyaan atau pernyataan pada kuesioner. Adapun Kisi – Kisi Kuesioner tersaji pada Tabel 2, Tabel 3, Tabel 4 dan Tabel 5.

Tabel 2 Kisi-kisi instrumen variabel penyuluhan pertanian

Variabel Indikator Parameter Skala

Pengukuran

X1.1 Peran Penyuluh

1. Intensitas kunjungan ke kelompok tani

2. Sebagai fasilitator 3. Sebagai komunikator 4. Sebagai motivator

Modifikasi Skala Likert (1-4)

X1

Penyuluhan Pertanian

X1.2 Intensitas Penyuluhan

1. Intensitas pertemuan penyuluh dan petani

Modifikasi Skala Likert (1-4)

X1.3 Materi Penyuluhan

1. Materi sesuai dengan kebutuhan petani

Modifikasi Skala Likert (1-4)

X1.4 Media

Penyuluhan 1. Media sesuai dengan keadaan petani

Modifikasi Skala Likert (1-4)

X1.5 Metode Penyuluhan

1. Metode disesuaikan dengan keadaan petani

Modifikasi Skala Likert (1-4)

(29)

Tabel 3 Kisi-kisi instrumen variabel akses informasi

Variabel Indikator Parameter Skala

Pengukuran X2.1

Kepemilikan handphone

1. Kepemilikan handphone 2. Kemudahan penggunaan

handphone

Modifikasi Skala Likert (1-4)

X2.2

Ketersediaan Jaringan

1. Ketersediaan sinyal 2. Kecepatan jaringan

Modifikasi Skala Likert (1-4)

X2 Akses

Informasi X2.3 Aplikasi Media Sosial

1. Intensitas mencari dan menerima informasi dari media sosial

2. Intensitas berdiskusi mengenai usahatani

menggunakan media sosial 3. Kesesuain informasi dengan

kebutuhan petani

Modifikasi Skala Likert (1-4)

Tabel 4 Kisi-kisi instrumen variabel jenis informasi

Variabel Indikator Parameter Skala

Pengukuran X3.1

Informasi Teknologi Produksi

1. Budidaya tanaman 2. Pengendalian Hama dan

Penyakit

Modifikasi Skala Likert (1-4)

X3 Jenis Informasi

X3.2

Informasi Pasar

1. Informasi harga

2. informasi kebutuhan pasar

Modifikasi Skala Likert (1-4)

X3.3

Informasi Modal

1. mengetahui jenis lembaga keuangan

2. mengetahui jenis pinjaman 3. mengetahui prosedur

pengajuan KUR

Modifikasi Skala Likert (1-4)

(30)

Tabel 5 Kisi-kisi variabel perilaku

Variabel Indikator Parameter Skala

Pengukuran Y1,1

Pengetahuan 1. Pengertian media sosial 2. Jenis media sosial

Modifikasi Skala Likert (1-4)

Y1.2 Sikap

1. Manfaat media sosial bagi usaha tani

2. Kemudahan dalam akses media sosial

3. Keakuratan informasi yang diterima

Modifikasi Skala Likert (1-4)

Y1

Perilaku

Y1.3

Keterampilan

1. Informasi pertanian diperoleh menggunakan media sosial 2. Menggunakan media sosial

sebagai media diskusi pertanian

Modifikasi Skala Likert (1-4)

Pengujian Instrumen Validitas

Baik dan tidaknya suatu istrumen penelitian ditentukan oleh validitas dan reliabilitasnya. Validitas mempermaslahkan sejauh mana pengukuran tepat dalam mengukur apa yang hendak diukur. Instrumen dikatakan valid saat dapat mengungkap data dari variabel secara tepat tidak menyimpang dari keadaan sebenarnya (Yusup 2018).

Responden uji validitas merupakan petani hortikultura yang bergabung kedalam kelompok tani di wilayah Garut. Pelaksanaan uji validitas dilakukan setelah pembuatan kuesioner dan pelaksanaan seminar proposal. Langkah yang akan dilakukan dalam kegiatan pengujian validitas adalah dengan membagikan kuesioner pada 20 orang responden (selain responden sasaran), kemudian hasil jawaban responden diolah menggunakan aplikasi SPSS. Uji validitas menggunakan teknik statistik, yakni dengan analisis item yaitu mengkorelasikan setiap butir soal dengan skor total yang merupakan jumlah dari setiap skor butir. Jika terdapat iem tidak memenuhi syarat, maka item tersebut tidak akan diteleti lebih lanjut. Adapun kriteria penilaian uji validitas menurut Sujarweni dan Utami (2019) sebagai berikut:

Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan tersebut valid Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan tersebut tidak valid

(31)

Nilai r hitung yang didapatkan yakni 0,468. Dari 56 butir soal yang diuji terdapat 17 butir soal yang tidak valid karena memiliki nilai r hitung yang lebih rendah dari r tabel. Butir soal yang tidak valid diantaranya butir soal no 5, 6, 10, 13, 15, 16, 17, 19, 23, 24, 25, 26, 27, 36, 37, 44, 55. Kemudian soal yang tidak valid diperbaiki bersama dengan pembimbing eksternal. Tabel hasil uji validitas tersaji pada Lampiran 2.

Reliabilitas

Reabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan kontruk–kontruk pertanyaan yang merupakan suatu dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Uji ini dilakukan untuk menguji apakah terdapat kesamaan data pada waktu yang berbeda (Sujarweni dan Utami 2019).

Menurut Sugiyono (2013) hasil peneltian yang reliabel adalah apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Instrumen dikatakan reliabel jika intrumen tersebut digunakan beberpa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Reabilitas diukur dengan koefisien alhpa cronbach’s. Adapun kriteria yang diungkapkan oleh Sujarweni dan Utami (2019) yakni suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memiliki nilai alpha cronbach >0,70. Hasil uji reliabilitas tersaji pada Tabel 6.

Tabel 6 Hasil uji reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

,945 ,943 56

Sumber : Data diolah penulis, 2022

Tabel 6 menunjukkan hasil cronch’s alpha sebesar 0,945. Artinya konstruk yang diuji reliabel karena memiliki nilai yang lebih besar dari 0,70.

Analisis Data Analisis data yang digunakan yaitu :

1. Dalam mendeskripsikan perilaku petani hortikultura dalam pemanfaatan media sosial sebagai sumber informasi pertanian digunakan analisis deskriptif.

(32)

berhubungan dengan nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi yang dihasilkan dari variabel-variabel yang akan dikaji

2. Dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku petani hortikultura dalam pemanfaatan media sosial sebagai sumber informasi pertanian digunakan analisis regresi linier berganda. Persamaan regresi menurut Ismail (2018) adalah:

Ý = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Keterangan

Y = peubah dependen (Perilaku)

X1 = peubah independen 1 (Penyuluhan pertanian) X2 = peubah independen 2 (Akses informasi) X3 = peubah independen 3 (Jenis informasi) a = konstanta

b = koefisien regresi e = error term

3. Dalam menentukan strategi untuk meningkatkan perilaku petani hortikultura dalam pemanfaatan media sosial sebagai sumber informasi pertanian dikembangkan dari hasil analisis deskriptif dan analisis linier berganda yang kemudian dijabarkan menjadi upaya atau strategi yang dilakukan untuk meningkatkan perilaku petani dalam memanfaatkan media sosial sebagai sumber informasi pertanian.

(33)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Keragaan Wilayah

Deskripsi Umum Kecamatan

Gambar 2 Peta wilayah Kecamatan Tarogong Kidul (Programa Kecamatan Tarogong Kidul 2021)

Kecamatan Tarogong Kidul merupakan salah satu kecamtan yang berada di wilayah Kabupaten Garut. Kecamatan Tarogong Kidul memiliki luas wilayah sekitar ± 1.671,9 Ha, yang terdiri dari 982 Ha lahan sawah dan 567 Ha lahan darat.

Adapun batas wilayah Kecamatan Tarogong Kidul sebagai berikut. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Tarogong Kaler dan sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Cilawu. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Garut Kota dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Samarang.

Kondisi topografi Kecamatan Tarogong Kidul memiliki ketinggian tempat 600 – 800 m dpl, dengan kemiringan 16 – 25 persen mencapai luas 997,2 Ha, 26 – 40 persen dengan luas 1.495 Ha dan >40 persen mencapai luas 1.055 Ha. Jenis tanah

(34)

sebalah utara, barat dan timur termasuk latosol merah coklat. Kedalaman solum tanah di Kecamatan Tarogong Kidul rata – rata 30 cm dan memiliki kedalaman tanahh yang baik yakni 61-90 cm. Tekstur tanah di Kecamatan Tarogong Kidul termasuk lempeng berpasir dan sebagian lempeng liat. Keadaan pH tanah 48 persen masam (pH 4,2- 4,4) 26 persen agak masam (pH 5,5-5,9) dan 16 persen netral (pH 6,0-7,0).

Desa Mekargalih, Kersamenak dan Sukabakti berada diwilayah Kecamatan Tarogong Kidul. Ketiga Desa tersebut menjadi lokasi penelitian karena diwilayah desa cukup banyak petani hortikultura. Adapun potensi lahan tersaji pada Tabel 7.

Tabel 7 Luas lahan desa menurut penggunaanya Pembagian lahan (Ha) Desa

Sawah Tegalan Pekarangan Kolam Lain-lain

Mekargalih 150,7 12,0 3,0 4,0 9,8

Kersamenak 160,0 12,0 2,0 0,5 24,5

Sukabakti 150,0 2,0 3,0 0,0 6,4

Sumber : Data Programa Desa 2021

Sumber Daya Manusia

Penduduk di Kecamatan Tarogong Kidul berjumlah 12.503 jiwa yang terdiri dari 63.614 jiwa penduduk laki-laki dan 62.889 jiwa penduduk perempuan. Adapun jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin tersaji pada Tabel 8.

Tabel 8 Data penduduk berdasarkan jenis kelamin

Desa Jenis kelamin (Jiwa)

Jumlah Laki – laki Perempuan

Mekargalih 3.716 3.733 7.449

Kersamenak 4.051 3.897 7.948

Sukabakti 2.049 1.959 4.028

Sumber : Programa Desa tahun 2021

Keadaan pekerjaan penduduk yang ada di tiga desa tersaji pada Tabel 9.

Tabel 9 Pekerjaan Penduduk

No Desa ASN Petani Pedagang Buruh

1 Mekargalih 98 1.098 68 34

2 Kersamenak 116 658 47 148

3 Sukabakti 201 353 28 41

Jumlah 415 2.109 143 223

Sumber : Programa Desa tahun 2021

Berdasarkan Tabel 9 pekerjaan penduduk didominasi oleh petani dengan jumlah total ketiga desa sebanyak 2.109. Mayoritas petani di ketiga desa ini

(35)

berusaha tani pada komoditas pangan, sementara hanya sebagian kecil yang bertani pada komoditas hortikultura.

Karakteristik Responden

Karakteristik responden merupakan keadaan responden. Penelitian ini menggunakan responden sebanyak 66 petani yang berusahatani pada komoditas hortikultura. Karakteristik responden penelitian ini tersaji pada Tabel 10.

Tabel 10 Karakteristik responden No Karakteristik

Responden

Kategori Frekuensi

1 Umur

22 – 33 Tahun 34 – 42 Tahun 43 – 52 Tahun

>53 Tahun

12 16 21 17

2 Pendidikan

SD

SMP/Sederajat SMA/Sederajat Perguruan Tinggi

21 15 26 4

3 Luas Lahan

0,10 – 0,35 Ha 0,42 – 0,57 Ha 0,70 – 0,90 Ha

>1,00 Ha

14 17 10 25

Sumber : Data diolah penulis, 2022

Karakteristik responden yang ditunjukkan Tabel 10 yakni umur petani termasuk pada kategori 43-52 tahun sebanyak 31,82 persen. Petani dengan umur 22-33 tahun sebanyak 12 orang atau 18,18 persen. 16 orang atau 24,24 persen petani termasuk pada usia 34-42 tahun. Sebanyak 17 petani termasuk pada kategori umur lebih dari 53 tahun, persentase umur dapat dilihat pada Gambar 3.

Umur

>53 Tahun 26%

22-23 Tahun…

34-42

43-52 Tahun

Tahun 24%

32%

(36)

PENDIDIKAN

PT

6% SD

32%

SMA 39%

SMP 23%

Berdasarkan Tabel 10, pendidikan petani didominasi pada tingkat SMA/sederajat dengan banyak petani yang menempuh pendidikan SMA/sederajat sebanyak 26 orang (39,0%), petani dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi sebanyak 4 orang (6,0%), pada tingkatan SMP terdapat 15 petani (23,0%) dan petani dengan pendidikan SD sebanyak 21 orang (32,0%) persentase umur tersaji pada Gambar 4.

Gambar 4 Pendidikan responden

Tabel 10 menunjukkan luas lahan yang dimiliki oleh sebagian besar petani sebanyak 25 orang atau 37,88 persen memiliki lahan diatas 1,00 hektar, petani dengan luas lahan 0,70-0,90 hektar sebanyak 10 orang atau 15,15 persen, sebanyak 17 petani atau 25,76 persen memiliki luas lahan 0,42-0,57 hektar, petani dengan luas lahan 0,10-0,35 hektar sebanyak 14 orang atau 21,21 persen. Persentase luas lahan dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Luas lahan responden

Luas Lahan

>1,00 38%

0,10-0,35 21%

0,42-0,57 0,70-0,90 26%

15%

(37)

Deskripsi Variabel Penelitian

Deskripsi Variabel Penyuluhan Pertanian

Penyuluhan pertanian merupakan variabel X1 pada penelitian ini yang memiliki lima indikator meliputi peran penyuluh, intensitas penyuluhan, media penyuluhan, materi penyuluhan dan metode penyuluhan.

Peran Penyuluh

Anwarudin et al. (2020) mengemukakan bahwa penyuluh pertanian memiliki peranan sebagai fasilitator, komunikator, motivator dan konsultan.

Penyuluh pertanian memiliki tugas melakukan pembinaan terhadap petani. Hasil penelitian peran penyuluh dibagi menjadi 3 kategori yakni rendah, sedang dan tinggi. Penguraian kategori tersaji pada Tabel 11.

Tabel 11 Kategori peran penyuluh

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Rendah 13 19,7

2 Sedang 32 48,5

3 Tinggi 21 31,8

Jumlah 66 100,0

Sumber : Data diolah penulis, 2022

Tabel 11 menunjukkan bahwa peran penyuluh termasuk pada kategori sedang, sebanyak 32 orang atau (48,5%) dari jumlah keseluruhan responden.

Sebanyak 13 orang atau (19,7% ) menilai peran penyuluh dalam kategori rendah dan sebanyak 21 orang atau (38,8%) menilai peran penyuluh dalam kategori tinggi.

Intensitas Penyuluhan

Intensitas penyuluhan petani dalam mengikuti penyuluhan dapat membantu petani dalam upaya meningkatkan teknis dan pengetahuan. Hasil intensitas penyuluhan tersaji pada Tabel 12.

Tabel 12 Kategori intensitas penyuluhan

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Rendah 26 39,4

2 Sedang 22 33,3

3 Tinggi 18 27,3

Jumlah 66 100

(38)

Hasil intensitas penyuluhan yang disajikan pada Tabel 12 menunjukkan bahwa frekuensi petani menilai intensitas penyuluhan tergolong dalam kategori rendah sebanyak 26 orang atau (39,4%), sedangakan sebanyak (33,3%) atau 22 orang petani menilai intensitas penyuluhan termasuk kedalam kategori sedang dan sebanyak 18 orang atau (27,3%) petani menilai pada kategori tinggi.

Materi Penyuluhan

Materi penyuluhan dalam penelitian ini merupakan materi yang merujuk pemanfaatan media sosial sebagai sumber informasi. Adapun hasil kategori dari penelitian ini tersaji pada Tabel 13.

Tabel 13 Kategori materi penyuluhan

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Rendah 14 21,2

2 Sedang 31 47,0

3 Tinggi 21 31,8

Jumlah 66 100

Sumber: Diolah penulis, 2022

Berdasarkan Tabel 13 menunjukkan bahwa materi penyuluhan termasuk pada kategori sedang. Sebanyak 31 petani menilai pada kategori sedang (47,0%), sebanyak 21 petani menilai pada kategori tinggi (31,8) dan 14 petani menilai pada kategori rendah (21,2%).

Media Penyuluhan

Media penyuluhan dalam penelitian ini yakni media yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan merupakan media digital serta kesesuaian media dengan kegiatan penyuluhan. Adapun hasil dari kategori media penyuluhan tersaji pada Tabel 14.

Tabel 14 Media penyuluhan

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Rendah 14 21,2

2 Sedang 34 51,5

3 Tinggi 18 27,3

Jumlah 66 100

Sumber: Diolah penulis, 2022

Tabel 14 menunjukkan hasil media penyuluhan termasuk pada kategori sedang sebanyak 34 petani (51,5%). 14 petani menilai media penyuluhan pada

(39)

kategori rendah (21,2) dan 18 petani menilai media penyuluhan termasuk pada kategori tinggi (27,3%).

Metode Penyuluhan

Metode penyuluhan dalam penelitian ini merupakan kesesuaian metode yang digunakan penyuluh dalam kegiatan penyuluhan mengenai pemanfaatan media sosial sebagai sumber informasi. Hasil kategori metode penyuluhan pertanian tersaji pada Tabel 15.

Tabel 15 Metode penyuluhan

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Rendah 14 21,2

2 Sedang 34 51,5

3 Tinggi 18 27,3

Jumlah 66 100

Sumber: Diolah penulis, 2022

Tabel 15 Menunjukkan metode penyuluhan dinilai oleh sabagian besar petani termasuk pada ketegori sedang sebanyak 34 petani (51,5%), 18 petani menilai metode penyuluhan pada kategori tinggi (27,3%) dan 14 petani menilai pada kategori rendah (21,2%).

Deskripsi Variabel Akses Informasi Kepemilikan Handphone

Kepemilikan handphone dalam penelitian ini meliputi kemampuan petani dalam mengakses handphone serta kemudahan yang didapatkan dalam penggunaan handphone. Hasil penelitian ini dibagi menjadi tiga kategori yakni rendah, sedang dan tinggi. Adapun hasil kategori tersebut tersaji pada Tabel 16.

Tabel 16 Kepemilikan handphone

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Rendah 5 7,6

2 Sedang 49 74,2

3 Tinggi 12 18,2

Jumlah 66 100

Sumber: Diolah penulis, 2022

Kategori kepemilikan handphone yang tersaji pada Tabel 16 termasuk pada kategori sedang sebanyak 49 petani (74,2%), 12 petani menilai pada kategori tinggi

(40)

Ketersediaan Jaringan

Ketersediaan jaringan dalam penelitian ini meliputi ketersediaan sinyal dan kecepatan jaringan. Hasil dari penelitian ini dikategorikan menjadi tiga yakni rendah, sedang dan tinggi. Adapun hasil kategori tersaji pada Tabel 17.

Tabel 17 Ketersediaan jaringan

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Rendah 6 9,1

2 Sedang 40 60,6

3 Tinggi 20 30,3

Jumlah 66 100

Sumber: Diolah penulis, 2022

Tabel 17 menunjukkan mayoritas responden sebanyak 40 petani (60,6%) menilai ketersediaan jaringan termasuk pada kategori sedang, 20 petani (30,3%) menilai pada kategori tinggi dan 6 petani (9,1%) menilai pada kategori rendah.

Aplikasi Media Sosial

Aplikasi media sosial meliputi intensitas petani dalam mencari dan menerima informasi pertanian dari berbagai aplikasi media sosial, intensitas petani berdiskusi mengenai pertanian melalui media sosial dan kesesuain informasi yang didapatkan dari media sosial. Hasil penelitian ini dikategorikan menjadi tiga yakni rendah sedang dan tinggi. Hasil penelitian tersaji pada Tabel 18.

Tabel 18 Aplikasi media sosial

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Rendah 8 12,1

2 Sedang 48 72,7

3 Tinggi 10 15,2

Jumlah 66 100

Sumber: Diolah penulis, 2022

Tabel 18 menunjukkan sebanyak 48 petani (72,7%) menilai aplikasi media sosial termasuk pada kategori sedang, sebanyak 10 petani (15,2%) menilai pada kategori tinggi dan sebanyak 8 petani (12,1%) termasuk pada kategori rendah.

(41)

Deskripsi Variabel Jenis Informasi Informasi Teknologi Produksi

Teknologi informasi pada penelitian ini meliputi informasi teknologi produksi mengenai budidaya tanaman, pengendalian organisme pengganggu tanaman. Hasil penelituan ini dibagi menjadi tiga kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi. Hasilnya tersaji pada Tabel 19.

Tabel 19 Teknologi produksi

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Rendah 5 7,6

2 Sedang 58 87,9

3 Tinggi 3 4,5

Jumlah 66 100

Sumber: Diolah penulis, 2022

Tabel 19 menunjukkan bahwa informasi teknologi produksi dinilai oleh sebagian besar petani pada kategori sedang sebanyak 58 petani (87,9%), sebanyak 3 petani menilai pada kategori tinggi (4,5%) dan sebanyak 5 petani menilai pada kategori rendah(7,6%).

Informasi Pasar

Informasi pasar pada penelitian ini meliputi informasi harga komoditas, informasi kebutuhan pasar. Hasil penelitian ini dibagi menjadi tiga kategori yakni rendah, sedang dan tinggi. Adapun hasil penelitian ini tersaji pada Tabel 20.

Tabel 20 Informasi pasar

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Rendah 13 19,7

2 Sedang 36 54,5

3 Tinggi 17 25,8

Jumlah 66 100

Sumber: Diolah penulis, 2022

Tabel 20 menunjukkan bahwa mayoritas 36 petani (54%) menilai informasi pasar termasuk pada kategori sedang, sebanyak 17 petani (25,8%) menilai tinggi dan sebagian kecil sebanyak 13 petani (19,7%) menilai informasi pasar pada kategori rendah.

(42)

Informasi Modal

Informasi modal dalam kegiatan ini meliputi pengetahuan serta keterampilan petani dalam mencari informasi lembaga permodalan melalui handphone dan mengakses kredit usaha rakyat. Hasil penelitian terbagi menjadi tiga kategori yakni rendah, sedang dan tinggi. Hasil penelitian tersaji pada Tabel 21.

Tabel 21 Informasi modal

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Rendah 0 0,0

2 Sedang 58 87,9

3 Tinggi 8 12,1

Jumlah 66 100

Sumber: Diolah penulis, 2022

Hasil yang ditunjukkan pada Tabel 21 informasi modal termasuk pada kategori sedang. Sebagian besar petani menilai sedang sebanyak 58 petani (87,9%), sebanyak 8 petani (12,1%) menilai pada kategori tinggi dan tidak ada petani yang menilai pada kategori sedang.

Deskripsi Variabel Perilaku Pengetahuan

Pengetahuan dalam penelitian ini meliputi pengetahuan petani terhadap media sosial dan jenisnya. Peneitian ini diukur dalam bentuk pernyataan yang berkaitan dengan media sosial. Hasil penelitian ini terbagi menjadi tiga kategori yakni rendah, sedang dan tinggi. Adapun hasil penelitian tersaji pada Tabel 22.

Tabel 22 Pengetahuan

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Rendah 12 18,18

2 Sedang 39 59,09

3 Tinggi 15 22,73

Jumlah 66 100

Sumber: Diolah penulis, 2022

Tabel 22 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan petani terhadap media sosial termasuk pada kategori sedang dengan jumlah petani sebanyak 39 petani (59,09%), sebanyak 15 petani (22,73%) termasuk pada kategori tinggi dan 12 petani (18,18%) termasuk pada kategori rendah.

(43)

Sikap

Sikap dalam penelitian ini diukur menggunakan pernyataan yang berkaitan dengan kemauan petani dalam memanfaatkan media sosial sebagai sumber informasi. Hasil penelitian ini dibagi menjadi tiga kategori yakni rendah, sedang dan tinggi. Adapun hasil penelitian tersaji pada Tabel 23.

Tabel 23 Sikap

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Rendah 3 4,5

2 Sedang 61 92,4

3 Tinggi 2 3,0

Jumlah 66 100

Sumber: Diolah penulis, 2022

Sikap petani dalam pemanfaatan media sosial sebagai sumber informasi berdasarkan Tabel 23 termasuk pada kategori sedang sebanyak 61 petani (92,4%), 2 orang petani termasuk pada kategori tinggi, dan 3 petani termasuk pada kategori rendah.

Keterampilan

Tingkat keterampilan petani dalam penelitian ini diukur dengan pernyataan yang berkaitan dengan keterampilan petani dalam memanfaatkan media sosial sebagai sumber informasi pertanian. Hasil penelitian dibagi menjadi tiga kategori yakni rendah, sedang dan tinggi. Hasil penelitian tersaji pada Tabel 24.

Tabel 24 Keterampilan

No Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Rendah 8 12,1

2 Sedang 45 68,2

3 Tinggi 13 19,7

Jumlah 66 100

Sumber: Diolah penulis, 2022

Tabel 24 menunjukkan bahwa tingkat keterampilan petani termasuk pada kategori sedang sebanyak 45 petani (68,2%), 13 petani termasuk pada kategori tinggi dan 8 petani (12,1%) termasuk pada kategori rendah.

Hasil Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah analisis yang dilakukan untuk menilai apakah di dalam sebuah model regresi linier OLS (Ordinary Leas Square) terdapat masalah-

(44)

1. Uji Multikolinieritas

Uji multikoliniearitas menurut Sunyoto (2011) merupakan uji yang dilakukan untuk mengukur tingkat asosiasi (keeratan) hubungan/pengaruh antar variabel bebas melalui besaran koefisien kolerasi (r). Uji multikolinearitas dilakukan untuk menghindari kebiasan dalam proses pengambilan keputusan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Metode yang dilakukan dalam pengujian multikolinearita ini adalah metode Tolerance dan VIF serta dengan Pearson kolerasi.

Hasil output pengujian ini diketahui bahwa seluruh variabel memiliki nilai tolerance > 0,10 dan seluruh variabel memiliki nilai VIF < 10, dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi gejala multikolinieritas dalam model regresi.

2. Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas menguji terjadinya perbedaan varian residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan lain (Sujarweni dan Utami 2019).

Metode yang digunakan dalam uji heterokedastisitas yakni uji glesjer dan melihat grafik Scatterplot.

Hasil output pengujian menunjukan titik pada gambar scatterplot menyebar di atas dan dibawah sekitar angka nol, titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja, penyebaran titik data tidak membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar lagi serta penyebaran titik tidak berpola sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi gejala heterokedastisitas.

3. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji data variabel bebas (x) dan data variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan, apakah berstribusi normal atau berdistribusi tidak normal (Sunyoto 2011). Metode yang digunakan dalam pengujian ini menggunakan metode Kolmogorov Smirnov, menggunakan histogram dan grafik normal P-Plot.

Hasil output analisis diketahui bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed) adalah 0,200 > 0,05, maka dapat disimpulkan nilai residual berdistribusi normal.

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta‟ala karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun laporan Tugas Akhir

Variable LEARNABILITY berjumlah 64 orang atau 61% yang memilih sangat setuju, 22 orang atau 28% yang memilih setuju, dan 9 orang atau 11% yang memilih cukup

Salah satu jenis gejala yang sekarang banyak dijumpai adalah daun tanaman tomat menguning dimulai dari daun paling bawah yang merupakan gejala khas serangan TICV, sedangkan daun

Yang berada di lingkaran I sampai dengan V adalah kerjasama yang sudah dirintis dan program sudah tersusun, sedang yang berada diluar lingkaran I – V, tapi berada dalam lingkaran

Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 50 responden yang diambil dengan metode accidental sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan pada

Puji syukur penulis panjatkan kepada Alloh Subhana Wa Ta’ala, dengan berkat rahmat, karunia, dan hidayah-Nya penulisan laporan tugas akhir (Skripsi) dengan judul

Gambar D.10 Perbandingan Tingkat Pengetahuan dengan Prodi Responden Mahasiswa.... D-13 Gambar D.11 Perbandingan Kepedulian dengan Jenis