• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SDN 291 INPRES BUNTUDATU KECAMATAN MENGKENDEK KABUPATEN TANA TORAJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SDN 291 INPRES BUNTUDATU KECAMATAN MENGKENDEK KABUPATEN TANA TORAJA"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SDN 291 INPRES

BUNTUDATU KECAMATAN MENGKENDEK KABUPATEN TANA TORAJA

SKRIPSI

KRISNA KADONDI 4515103021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BOSOWA 2019

(2)

ii

KABUPATEN TANA TORAJA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

KRISNA KADONDI 4515103021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BOSOWA 2019

(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SDN 291 INPRES

BUNTUDATU KECAMATAN MENGKENDEK KABUPATEN TANA TORAJA

Disusun dan diajukan oleh

KRISNA KADONDI 4515103021

Telah disetujui dan memenuhi syarat untuk diajukan dalam ujian skripsi.

Menyetujui:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. Dr. Muhammad Yunus, M.Pd. Dr. H. Muhammad Nur, S.Pd.,M.Pd

NIDN. 0031126204 NIDN. 0916108304

Mengetahui:

Dekan Fakultas Keguruan Ketua Program Studi

dan Ilmu Pendidikan, Pendidikan Gurus Sekolah Dasar

Dr. Asdar, M.Pd. Nursamsilis Lutfin,S.S.,S.Pd.,M.Pd.

NIK. D. 450375 NIK. D.450397

(4)

iv

Jika kita bisa melihat masa depan maka kita akan mencintai prosesnya

Persembahan

Penulis persembahkan karya ini untuk:

Kedua orang tua, keluarga, serta semua yang telah memberikan arahan, bimbingan, mendukung dan membantu dan atas doa yang penulis peroleh sehingga dapat mewujudkan apa yang menjadi harapan penulis.

(5)

v

ABSTARK

Krisna Kadondi. 2019. Peningkatan Penggunaan Media Kartu Bergambar terhadap Hasil Belajar IPS Kelas V SDN 291 Inpres Buntudatu Kecamatan Mengkendek Kabupaten Tana Toraja. Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bosowa.

Dibimbing oleh Prof. Dr. Muhammad Yunus, M.Pd. dan Dr. H. Muhammad Nur, S.H.,M.Pd.,M.H.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Penggunaan Media Kartu Bergambar terhadap Hasil Belajar IPS Kelas V SDN 291 Inpres Buntudatu Kecamatan Mengkendek Kabupaten Tana Toraja. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian One-Gruop Pretst-Posstest.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu soal tes pilahan ganda 20 nomor dengan empat pilihan jawaban. Teknik analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media kartu bergambar tehadap hasil belajar IPS Kelas V SDN 291 Inpres Buntudatu Kecamatan Mengkendek Kabupaten Tana Toraja, dibuktikan dengan hasil analisis deskriptif yang menujukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat dilihat dari nilai rata-rata pada hasil pretest sebesar 35,86 dan nilai rata-rata pada hasil posstest sebesar 79,56. Berdasarkan analisis statistik infrensial diperoleh hasil uji “t” yang menunjukkan nilai ttabel sebesar 2,080 dan thitung sebesar 9,75 lebih kecil dari ttabel sebesar 2,048 pada taraf signifikan 0,50 sehingga hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan terdapat pengaruh penggunaan media kartu bergambar tehadap hasil belajar IPS Kelas V SDN 291 Inpres Buntudatu Kecamatan Mengkendek Kabupaten Tana Toraja. Dilihat dari hasil tersebut disarankan kepada guru kelas V agar kiranya menggunakan media kartu bergambar untuk proses belajar mengajar.

Kata Kunci: Hasil belajar, media kartu bergambar

(6)

vi

Learning Outcomes of Class V SDN 291 Inpres Buntudatu Kecamatan Mengkendek Tana Toraja Regency. Thesis Teacher Education Study Program Faculty of Teacher Training and Education Bosowa University Elementary School. Supervised by Prof. Dr. Muhammad Yunus, M.Pd. and Dr. H.

Muhammad Nur, S.H.,M.Pd.,M.H.

This study aims to determine the effect of the use of pictorial card media on social studies learning outcomes of Class V SDN 291 Inpres Buntudatu Kecamatan Mengkendek Tana Toraja Regency. This research is an experimental study with a One-Gruop Pretst-Posstest research design. Data collection techniques used in this study were test and documentation. The research instrument used was a 20 number multiple choice multiple choice test question with four answer choices. Data analysis techniques used descriptive statistical analysis and inferential statistics.

The results of this study indicate that there is a significant influence of the use of pictorial card media for social studies learning outcomes of Class V SDN 291 Inpres Buntudatu Kecamatan Terkerah Tana Toraja Regency, as evidenced by the results of descriptive analysis which shows that student learning outcomes increase viewed from the average value of the pretest results amounted to 35.86 and the average value on the results of the post-test was 79.56. Based on the statistical statistical analysis, the results of the "t" test showed a t table value of 2.080 and a tcount of 9.75 smaller than a table of 2.048 at a significant level of 0.50 so that the alternative hypothesis (Ha) which states there is an influence of the use of pictorial card media on the results studying Social Sciences Class V SDN 291 Inpres Buntudatu Kecamatan Mengkendek Tana Toraja Regency.

Judging from these results it is recommended to the fifth grade teacher to presumably use the pictorial card media for teaching and learning.

Keywords: learning outcomes, picture card media

(7)

vii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Krisna Kadondi

NIM : 4515103021

Judul Skripsi : Pengaruh Penggunaan Media Kartu Bergambar Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas V SDN 291 Inpres Buntudatu Kecamatan Mengkendek Kabupaten Tana Toraja

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan plagiasi, baik sebagian atau seluruhnya

Apabila di kemudian hari terbukti bahwa skripsi ini hasil plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Makassar, 11 September 2019 Yang membuat pernyataan

Krisna Kadondi

(8)

viii

Allhamdullilah wa syukurillah. Puji syukur di panjatkan dipanjatkan ke hadirat Allah Swt, karena berkat rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, penulis masih diberi kesehatan dan kesempatan serta kekuatan sehingga skripsi ini bisa diselesaikan. Shalawat dan salam tak lupa dikirimkan kepada Nabiyullah, Muhammad Saw, beserta keluarga, sahabat, dan pengikut beliau yang tetap istiqamah di jalan-Nya.

Skripsi yang berjudul “Efektivitas Penggunaan Media Kartu Bergambar Terhadap Hasil Belajar IPS kelas V SDN 291 Inpres Buntudatu Kecamatan Mengkendek Kabupaten Tana Toraja” ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan kerjasama berbagai pihak. Oleh karena itu ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada:

1. Rektor Universitas Bosowa, Prof. Dr. Ir. H. Muhammad Saleh Pallu, M.Eng, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk membina ilmu di Universitas Bosowa.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Dr. Asdar, S.Pd.,M.Pd., yang telah membina dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Wakil Dekan I Fakultas Keguran dan Ilmu Pendidikan, Hj. St. Haliah Batau, S.S., M.Hum., yang telah membina dan memotivasi penulis dan menyediakan skripsi ini.

4. Wakil Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Dr. Hj. A Hamsiah, M.Pd., yang telah membina dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ketua Program Studi, Nursamsilis Lutfin, S.S., S.Pd., M.Pd., yang telah membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

6. Dosen Pembimbing I, Prof. Dr. Muhammad Yunus, M.Pd., dan Dosen Pembimbing II, Dr. H. Muhammad Nur, S.H.,M.Pd.,M.H, yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan penelitian ini.

(9)

ix

7. Dosen Penguji I, Dr. Asdar, S.Pd., M.Pd., dan Dosen Penguji II, Fatimah Az Zahrah N., S.Pd., M.Pd., yang telah memberikan kritik dan saran untuk menyempurnakan skripsi ini.

8. Bapak/Ibu Dosen yang telah mendidik dan membimbing penulis selama di bangku perkuliahan dari semester awal sampai selesai penulis menempuh pendidikan di Universitas Bosowa sehingga penulis dapat menambah wawasan dan ilmu.

9. Melfiansi Inelta, S.Pd selaku kepala sekolah, seluruh guru-guru, staf, dan siswa SDN 291 Inpres Buntudatu Kecamatan Mengkendek Kabupaten Tana Toraja atas bantuan yang telah diberikan selama penulis melakukan penelitian.

10. Albertin Mangalla, S.Kom, Katrin Bala Makassa’, S.Pd., Okavia Mangalik, S.Pd., Nurmawati P. P., S.Pd. yang telah memberikan arahan dan bimbingan untuk melakukan penelitian.

11. Terkhusus untuk kedua orang tua tercinta , Ayahanda Nataniel Kadondi dan Ibunda Krtistina Patombe yang telah dengan sabar dan ikhlas membesarkan, mendidik, membimbing, mengarahkan, dan memotivasi penulis yang tak perlah luput dari doa-doa panjangnya demi kesuksesan penulis.

12. Saudaraku Nevo, Jimmy, dan Jois yang selalu meberikan dukungan dan doa kepada penulis selama ini.

13. Rekan-rekan mahasiswa dan teruntuk sahabat-sahabatku angkatan 2015 Program Studi Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan dorongan dan semangat selama perkuliahan sampai penyususnan skripsi serta telah banyak memberikan pengalaman.

14. Semua pihak yang telah membantu yang tidak luput untuk penulis ucapkan terima kasih.

Atas segala bantuan dari berbagai pihak sekali lagi penulis ucapkan terima kasih dan semoga mendapat rahmat Tuhan. Semoga karya ini dapat bermanfaat untuk kita semua terutama di bidang pendidikan dan peneliti, amin.

Makassar, 11 September 2019

Penulis

(10)

x

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

PERNYATAAN ... vii

PRAKATA ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Kajian Pustaka ... 6

1. Pengertian Belajar ... 6

2. Pengertian Pembelajaran ... 7

3. Pembelajaran IPS ... 7

4. Hakikat Pembelajaran IPS ... 9

5. Media Kartu Bergambar ... 10

6. Hasil Belajar IPS ... 16

(11)

xi

B. Penelitian yang Relevan ... 18

C. Kerangka Pikir ... 19

D. Hipotesis Penelitian ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

A. Jenis dan Sumber Penelitian ... 21

B. Populasi dan Sampel ... 22

C. Variabel dan Definisi Operasional Variabel ... 22

D. Teknik Pengumpulan Data ... 25

E. Teknik Analisis Data ... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33

A. Hasil Penelitian ... 33

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 33

2. Hasil Pretest dan Posttest ... 34

3. Hasil Analisis Statistik Inferensial ... 39

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 45

BAB V PENUTUP ... 48

A. Simpulan ... 48

B. Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 50

LAMPIRAN ... 52

RIWAYAT HIDUP ... 106

(12)

xii

3.1 Tingkat Penguasaan Materi ... 26

4.1 Data hasil belajar siswa sebelum dan setelah adanya tindakan ... 34

4.2. Skor Kelompok ... 35

4.3 Perhitungan perkembangan skor kelompok ... 35

4.4 Nilai Prestest dan Posstest siswa ... 36

4.5 Analisis Tingkat Penguasaan Materi Pretest ... 37

4.6 Analisis Tingkat Penguasaan Materi Posttest ... 39

4.7 Analisis Hasil Pretest dan Posttes ... 43

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman 2.1. Bagan Kerangka Pikir ... 20

(14)

xiv

1. Daftar Nama Siswa Kelas V ... 52

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 53

3. Materi ... 63

4. Hasil Kerja Siswa Pretest ... 75

5. Hasil Kerja Siswa Posstest ... 83

6. Lembar Kerja Siswa ... 91

7. Uji Instrumen Soal ... 94

8. Surat perizinan ... 98

9. Dokumentasi ... 100

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, alinea ke-4 pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa serta ingin mencapai tujuan pendidikan mempuyai peran penting dalam menciptakan peserta didik yang dapat memahami setiap mata pelajaran seperti mata pelajaran IPS.

Sekolah dasar merupakan satuan pendidikan yang paling penting keberadaanya. Setiap orang mengakui bahwa tanpa menyelesaikan pendidikan pada sekolah dasar atau sederajat, secara formal seseorang tidak bisa melanjutkan atau mengikuti pendidikan di SLTP/SMP.

Pelajaran IPS penting bagi siswa, karena mata pelajaran IPS berperan untuk meningkatkan kemampuan kewarganegaraan siswa tingkat sekolah dasar.

Pendidikan dasar adalah tiang penegak bagi pendidikan selanjutnya, oleh karena itu pembelajaran IPS dipelajari sejak pendidikan dasar.

IPS menjadi mata pelajaran yang paling menjenuhkan oleh sebagian besar siswa, karena dalam memahami materinya memerlukan media. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam mempelajari tentang berbagai ilmu seperti Sejarah, Ekonomi, Sosiologi, dan Geografi. Dalam pembelajaran masih berpusat pada guru dan belum menggunakan media yang melibatkan siswa secara aktif sehingga pembelajaran tidak efektif dan menimbulkan kejenuhan atau membosankan yang dapat menyebabkan siswa kurang bersemangat untuk belajar IPS.

Dalam pembelajaran IPS ada beberapa kelamahan diantaranya ini diakibatkan kurang bersemangatnya siswa dalam pembelajaran yang dipicu

(16)

kurangnya media yang tidak digunakan secara optimal. Guru kurang kreatif dengan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh peserta didik, serta kurangya keaktifan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Akibatnya, pembelajaran ini relatif kecil berpengaruh pada peningkatan pemahaman siswa saat belajar.

Dalam proses belajar mengajar diperlukan adanya media yang dapat menjadi perantara agar komunikasi antara pendidik dengan guru berlangsung optimal. Peran media pembelajaran disini sebagai alat untuk memudahkan peserta didik dalam menerima pesan guru.

Basuki (1991: 8), mengemukakan bahwa belajar mengajar merupakan proses komunikasi yang efektif antara peserta didik dan pendidik. Pendidik berperan sebagai penyampai pesan, sementara peserta didik merupakan penerima pesan. Idealnya pesan yang disampaikan oleh penyampai pesan kepada penerima pesan dapat diterima secara optimal. Akan tetapi dalam proses berlangsungnya komunikasi ini kadang-kadang pesan yang sampai pada penerima pesan tidak sesuai dengan apa yang pengirim harapkan.

Untuk mengatasi hal tersebut, maka dalam proses belajar mengajar diperlukan adanya media yang dapat menjadi perantara agar komunikasi antara peserta didik dengan guru berlangsung optimal. Peran media pembelajaran di sini sebagai alat untuk memudahkan peserta didik dalam menerima pesan dari guru.

Susilana (2008: 7), mengemukakan bahwa media pembelajaran merupakan wadah dari pesan, materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai ialah proses pembelajaran. Selanjutnya penggunaan media secara kreatif akan memperbesar kemungkinan bagi siswa untuk belajar

(17)

3

lebih banyak, mencamkan apa yang dipelajarinya lebih baik, dan meningkatkan keterampilan sesuai dengan yang menjadi tujuan pembelajaran.

Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.

Selain itu guru juga harus menggunakan media pembelajaran yang tepat dan menarik sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran. Pemilihan media pembelajaran yang banyak jenisnya tentu harus dipertimbangkan sebelum digunakan, misalkan dengan memperhatikan beberapa aspek seperi materi yang akan disampaikan, tujuan pembelajaran, waktu yang tersedia serta hal-hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran (Zomroni, 2000: 61).

Hamidjojo (2004 : 2), media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang menyebarkan ide, sehinggaa ide atau gagasan itu sampai pada penerima.

Guru menggunakan media pembelajaran yang interaktif, kreatif, dan menarik memicu keingintahuan siswa. Hal itu tidak lepas dari kemampuan guru membuat, mencari, mengelola, dan menggunakan media dengan tepat sehingga akan bermanfaat saat digunakan.

Penggunaan media secara tepat dan bervariasi mempunyai nilai praktis antara lain mengatasi keterbatasan pengalaman belajar siswa, mengkongkritkan

(18)

pesan yang abstrak, menanamkan konsep dasar yang benar, menimbulkan keseragaman dan akhirnya gilirannya dapat meningkatkan mutu pembelajaran (Hamalik, 2009: 15)

Anak sebagai subjek pembelajaran memiliki kekuatan psikopisik, jika memperoleh sentuhan tepat akan mendorong anak berkembang dalam kapasitas mengagumkan. Oleh karena itu, pendidik harus membangun kemampuan pada dirinya agar dapat merubah gaya-gaya mengajar bersifsat tradisional menjadi gaya mengajar modern, sehingga guru mengajar dengan luwes dan gembira (Hamalik, 2009 : 13-14).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat didefinisikan permasalahan yang muncul, sebagai berikut:

1. Pembelajaran IPS masih terpusat pada guru

2. Media yang digunakan dalam pembelajaran IPS kurang bervariasi

3. Guru menggunakan metode ceramah dan cenderung teks book sehingga pembelajaran berlangsung searah

4. Media yang digunakan dalam pembelajaran IPS belum sesuai dengan materi yang diajarkan, dan masih terfokus pada buku paket.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah penelitian ini dibatasi pada:

1. Pembelajaran masih terpusat pada guru

2. Media yang digunakan dalam pembelajaran IPS kurang bervariasi

(19)

5

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh penggunaan media kartu bergambar dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas V SDN.291 Inpres Buntudatu?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media kartu bergambar terhadap hasil belajar IPS pada siswa kelas V SDN 291 Inpres Buntudatu.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah : 1. Manfaat Teoretis

a. Pengembangan Akademis: penelitian ini dapat menjadi referensi ilmiah tentang pentingnya penggunaan media kartu.

b. Peneliti: peneliti dapat memberikan gambaran tentang pentingnya penggunaan media kartu bergambar.

2. Manfaat praktis

a. Siswa sebagai bahan informasi untuk menambah ilmu pengetahuan tentang Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS).

b. Guru sebagai bahan masukan agar memperbaiki, meningkatkan, serta mengembangkan proses kegiatan pembelajaran.

c. Sekolah dijadikan tolak ukur prestasi siswa dalam keberhasilan pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

(20)

6 A. Kajian Teori

1. Pengertian Belajar

Hamalik (2015: 36) belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman, belajar merupakan suatu proses suatu kegiatan dan bukan hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari pada itu yakni mengalami.

Menurut Gulo (2002: 23), belajar adalah suatu proses yang berlangsung di dalam diri seseorang mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam berpikir, bersikap, dan berbuat. Senada dengan itu Gagne dalam Purwanto, (2008:

84), berpendapat bahwa belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sehingga perbuatannya berubah dari waktu ke waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi. Tidak jauh beda dengan yang dikatakan oleh Morgan dalam Purwanto, (2008: 84) bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

Dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses mengubah tingkah laku baik tingkah laku berpikir, bersikap dan berbuat dan bisa berubah dari waktu ke waktu yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Belajar juga merupakan situasi yang harus mempunyai tujuan-tujuan dan itu diterima baik oleh siswa, tujuan dan maksud belajar timbul dari kehidupan siswa sendiri.

(21)

7

2. Pengertian Pembelajaran

Hamalik (2015: 57) pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainya, misalnya tenaga laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan vidio tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruang kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya.

3. Pembelajaran IPS

a. Pengertian Pembelajaran IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar dan merupakan salah satu mata pelajaran yang memadukan konsep-konsep dasar dari berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan supaya bermakna bagi siswa dalam kehidupannya. IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial, tata Negara, sejarah.

Raharjo (2007: 14) mengemukakan bahwa IPS membahas hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat tempat anak didik tumbuh dan berkembang sebagain dari masyarakat, dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi dilingkungan sekitar.

Nasution dalam Yaba (2013), menyatakan bahwa :

IPS adalah suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan, yang pada pokoknya mempersoalkan menusia dalam lingkungan alam fisik maupun alam lingkungan sosialnya yang bahannya diambil dari berbagai ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, antropologi, sosiologi, politik dan psikolog sosial.

(22)

Berdasarkan defensi diatas, dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan suatu ilmu yang memadukan sejumlah konsep pemilih dari cabang-cabang IPS dan ilmu lainnya diolah berdasarkan prinsip pendidikan untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan, serta pengkombinasian antara sejumlah mata pelajaran serta geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi, dan politik.

b. Tujuan pembelajaran IPS

Pada dasarnya IPS memperkenalkan kepada siswa bahwa manusia hidup bersama dituntut rasa tanggung jawab sosial. Kurikulum IPS tahun 2006 dalam Susanto (2014: 35), menyatakan bahwa tujuan IPS adalah agar peserta didik mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Ichac (2006), menyatakan bahwa tujuan IPS yaitu

1) Membina pengetahuan siswa tentang pengalaman manusia dalam kehidupan bermasyarakat pada masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang.

2) Menolong siswa untuk mengembangkan keterampilan (skill) untuk mencari dan mengolah/memproses informasi.

3) Menolong siswa untuk mengembangkan nilai/sikap (values) demokrsi dalam kehidupan bermasyarkat.

4) Menyediakan kesempatan kepada siswa untuk mengambil bagian/ berperan serta dalam kehidupan sosial.

Sedangkan Menurut Barr dkk Yaba (2013), menyatakan bahwa tampaknya tujuan IPS ada beberapa kesesuaian yaitu, upaya menyiapkan para siswa supaya

(23)

9

dapat menjadi warga negara yang baik, namun demikian ia juga menujukkan bahwa sebenarnya bukan hanya ada satu telaah dalam IPS melainkan ada tiga yang mereka sebut tradisi dalam IPS yaitu (1) pewarisan budaya (2) tradisi ilmu (3) Inquri reflektif.

4. Hakikat Pembelajaran IPS

Susanto (2014) hakikat IPS adalah harapan untuk membina masyarakat yang lebih baik dimana para anggotanya benar-benar berkembang sebagai insan sosial yang rasional dan penuh tanggung jawab, sehingga diciptakan nilai-nilai sosial. Hakikat IPS sekolah dasar memberikan pengetahuan dasar dan keterampilan sebagai media pelatihan bagi siswa sebagai warga negara sedini mungkin karena IPS tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan semata, tetapi harus berorientasi pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, sikap, dan kecakapan-kecakapan dasar siswa yang berpijak pada kenyataan kehidupan sosial kemasyarakatan sehari-hari dan memenuhi kebutuhan bagi kehidupan sosial siswa di masyarakat.

Dapat disimpulkan hakikat IPS adalah untuk mengambangkan konsep pemikiran yang berdasarkan realita kondisi sosial yang ada dilingkungan siswa sehingga dengan memberikan pendidikan IPS diharapkan dapat melahirkan warga negara yang baik dan bertanggung jawab serta terhadap bangsa dan negaranya.

Pendidikan IPS dihadapkan pada upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, sehingga eksistensi pendidikan IPS diharapkan benar-benar mengembangkan pemahaman konsep dan keterampilan kritis. Kenyataan dilapangan bahwa masih banyak yang beranggapan pendidikan IPS kurang

(24)

memiliki kegunaan yang besar bagi siswa dibanding pendidikan IPA dan matematika yang mengkaji bidang pengembangan dalam sains dan teknologi, tentu anggapan tersebut kurang tepat karena disadari bahwa pendidikan IPS dikembangkan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya munusia khususnya kehidupan sosial masyarakat pada umumnya. Pembelajaran IPS diharapkan dapat menyiapkan anggota masyarakat dimasa yang akan datang, mampu bertindak secara efektif.

5. Media Pembelajaran Kartu Bergambar a. Gambaran Umum Media Kartu Bergambar

Media merupakan sarana fisik yang digunakan untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran. Media dapat berupa video, gambar, buku, film dan lain sebagainya. Media berfungsi untuk menanamkan konsep yang benar, konkrit dan realistis. Dengan demikian, media dalam proses pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat merangsang pikiran, perasaan, minat, dan perhatian siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada siswa (Sadiman, 2009:7).

Arsyad (2011:4) memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju. Sanjaya, (2010:204) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya.

Hamalik, (2009:12), “Media pembelajaran adalah metode dan teknik yang

(25)

11

digunakan untuk mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran”.

Sudjana (2011: 28) menguraikan bahwa penggunaan media dalam pembelajaran membuat pengajaran lebih menarik perhatian siswa, bahan pelajaran lebih jelas maknanya, model mengajar lebih bervariasi, dan siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar. Siswa menjadi tidak bosan belajar, karena mereka lebih banyak melakukan kegiatan lainnya dengan mengamati, melakukan atau mendemonstrasikan.

Ada berbagai macam bentuk media pembelajaran. Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:

1. Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.

2. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Yang termasuk ke dalam media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis.

3. Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya.

Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media yang pertama (Sanjaya, 2010:211).

Menurut Moedjiono (2007:28-29) pemilihan dan pemanfaatan media perlu memperhatikan kriteria berikut ini:

(26)

1. Tujuan, media hendaknya menunjang tujuan instruksional yang telah dirumuskan.

2. Ketepat gunaan (validitas), tepat dan berguna bagi pemahaman bahan yang dipelajari.

3. Keadaan peserta didik, kemampuan daya pikir dan daya tangkap peserta didik, dan besar kecilnya kelemahan peserta didik perlu pertimbangan.

4. Biaya, hal ini merupakan pertimbangan bahwa biaya yang dikeluarkan apakah seimbang dengan hasil yang dicapai serta ada kesesuaian atau tidak.

Selain itu, menurut Sadiman (2009 :31-33) media gambar mempunyai enam syarat penggunaan, yaitu:

1. Autentik, jujur melukiskan situasi kalau orang melihatnya.

2. Sederhana, komposisi gambar hendaknya cukup jelas menunjukkan poin- poin pokok dalam gambar.

3. Ukuran relatif, gambar dapat memperbesar/memperkecil objek/benda sebenarnya.

4. Gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan, gambar yang baik tidaklah menunjukkan objek dalam keadaan diam tetapi memperlihatkan aktivitas tertentu.

5. Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Walaupun dari segi mutu kurang, gambar karya siswa sendiri sering kali lebih baik. Salah satu media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran di kelas adalah media kartu bergambar. Kartu bergambar adalah sebuah alat atau media belajar yang dirancang untuk membantu mempermudah dalam belajar.

(27)

13

Kartu bergambar benar-benar melukiskan konsep atau isi pelajaran yang ingin disampaikan sehingga dapat memperlancar pencapaian tujuan. Kartu bergambar disesuaikan dengan tingkat usia siswa, sederhana atau tidak rumit sehingga siswa tidak salah dalam menafsirkan pesan dalam kartu tersebut.

b. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harifah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Arsyad (2011: 3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau sikap. Dalam pengertiaan ini guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara khusus pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagaai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis, untuk menangkap, memproses daan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Sanjaya (2010: 204) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya. Basuki (1991) berpendapat media adalah semua saluran pesan yang dapat digunakan sebagai sarana komunikasi dari orang lain yang tidak ada dihadapannya.

c. Penggunaan Media Gambar

Alasan utama pemakaian media gambar dalam proses belajar mengajar adalah karena media gambar mampu menarik perhatian, merangsang respon siswa, memperjelas konsep yang abstrak menjadi konkrit mengatasi batas ruang, waktu, tempat, merangsang anak untuk menemukan peta sehingga tujuan proses

(28)

mengajar bisa tercapai. Alasan tersebut diperkuat oleh Sulaiman (1995: 27) yaitu

“gambar merupakan alat visual yang penting dan mudah didapat”. Lebih lanjut Sulaiman menjelaskan bahwa media gambar penting sekali sebab dapat memberikan penggambaran visual yang konkrit tentang masalah yang digambarkan. Gambar memungkinkan orang menangkap informasi lebih jelas dari pada yang hanya disampaikan dengan kata-kata atau tulisan saja.

Sesuai dengan karakteristik anak kelas V sekolah dasar yang masih sukar memusatkan perhatian dan lambat merespon atau memaknai sesuatu, maka penggunaan kartu bergambar akan menarik perhatian anak dalam belajar.

Sehingga mereka lebih antusias dalam merespon dan menerima informasi yang disampaikan oleh gambar dan diharapkan tidak cepat bosan.

d. Langkah-Langkah Pembelajaran Menggunakan Media Kartu Bergambar

1) Mengenalkan media kartu bergambar kepada para siswa agar siswa tidak merasa asing dengan media yang akan digunakan.

2) Menjelaskan aturan permainan kartu bergambar.

3) Menarik perhatian dan minat anak dalam kegiatan tanya jawab dan permainan kartu gambar dalam kelompok kecil.

4) Mengomunikasikan tujuan yang ingin dicapai.

5) Memberikan pretest

6) Melakukan pembelajaran dengan menggunakan media kartu bergambar.

7) Memberikan posttest untuk mengetahui pengaruh penggunaan media kartu bergambar terhadap hasil belajar.

(29)

15

8) Melakukan refleksi

e. Kelebihan dan Kekurangan Media Kartu Bergambar

Sadiman (2009: 29-31) mengemukakan kelebihan media kartu bergambar sebagai berikut

a) Kelebihan

1) Sifatnya kongkrit, lebih realistik dibandingkan dengan media verbal semata.

2) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.

3) Tidak semua benda, objek, atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu anak-anak dapat diajak keluar untuk melihat objek langsung.

4) Dapat memperjelas suatu masalah dalam berbagai bidang, berbagai tingkat usia, sehingga dapat memecahkan kesalah pahaman.

5) Harga terjangkau dan lebih mudah didapat b) Kelemahan

Kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam media kartu bergambar diperlukan kreativitas dan keterampilan guru membuat media kartu bergambar menjadi media yang sesuai bagi anak didik yang sedang dalam proses belajar mengajar melalui beberapa modifikasi.

Kelemahannya antara lain

1) Hanya menekankan persepsi indra mata.

2) Benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.

3) Ukuran sangat terbatas untuk kelompok besar.

(30)

Ukuran media kartu bergambar dibuat cukup besar (8x12 cm) dan setiap anak memiliki kartu gambar dengan tema yang berbeda, selain itu gambar dibuat sesuai kemapuan mencerna yang dimiliki oleh siswa dalam arti tidak rumit dan luas.

Di samping keunggulan yang ada dapat disimpulkan, media kartu bergambar juga memiliki beberapa kelemahan seperti terbukanya kemungkinan penafsiran gambar yang berbeda karena sudut pandang yang tidak sama hanya menampilkan indra mata serta gambar kecil dan tidak jelas akan mengakibatkan pembelajaran tidak efektif.

6. Hasil Belajar IPS a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Proses pengajaran merupakan sebuah aktivitas sadar untuk membuat siswa belajar. Tujuan pengajaran hasil belajar potensial yang akan dicapai oleh anak melalui kegiatan belajarnya (Purwanto, 2008: 51).

Menurut Yus (2005: 19-20), bahwa hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif psikomotorik.

Perinciannya adalah sebagai berikut.

1) Ranah kognitif

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar yang berupa pengetahuan dan proses kognitif. Ranah pengetahuan meliputi pengetahuan faktual, pengetahuan konsepsional, pengetahuan prosedural dan pengetahuan metakognitif sedangkan ranah kognitif meliputi meningat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta Krahwohl, (2010: 40).

(31)

17

2) Ranah afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu, menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakteristik dengan satu nilai atau kompleks nilai.

3) Ranah psikomotorik

Ranah psikomotorik meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda- benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan-mengamati). Ranah kognitif lebih dominan dari afektif dan psikomotorik karena lebih menonjol, namum hasil belajar psikomotorik dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah.

Berdasarkan urian telah telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pembelajaran di sekolah. Hasil belajar yang baik adalah hasil belajar yang memenuhi dan dapat mencapai tujuan pembelajaran. Serta mencakup tiga ranah kecerdasan siswa, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Media kartu bergambar merupakan media yang dapat meningkatkan pemahaman siswa, keterampilan siswa, dan meningkatkan nilai-nilai sosial yang diperoleh ketika belajar menggunakan media kartu bergambar bersama siswa lain seperti tanggung jawab, sikap saling menghargai, dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini, hasil belajar IPS yang dimaksud adalah nilai yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media kartu bergambar. Nilai tersebut berupa angka yang menyangkut ranah kognitif.

(32)

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Moedijono (2007: 10) faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada dua, yaitu faktor berasal dari dalam diri siswa dan faktor yang berasal dari luar siswa.

Salah satu faktor yang berasal dari luar siswa adalah peran guru dalam mengelola pembelajaran dikelas seperti pengunaan model pembelajaran atau metode yang sesuai dengan materi.

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian ini dilakukan oleh Purwanti yang berjudul keefektifan media kartu bergambar (flash card) dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Perancis Siswa Kelas XI SMAN 6 Purworejo. Hasil penelitian tersebut mengemukakan bahwa adanya perbedaan yang signifikan antara siswa yang diajar dengan menggunakan media kartu bergambar (flash card) dengan siswa yang tidak diajar dengan menggunakan media kartu bergambar (flash card).

2. Penelitian yang dilakukan oleh Erlinawati yang berjudul optimalisasi penggunaan media kartu bergambar dalam peningkatan motivasi dan pemahaman konsep IPA pada siswa kelas III SDN Gedongkiwo Yogyakarta.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media kartu bergambar dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan motivasi belajar serta peningkatan pemahaman konsep atau hasil belajar kognitif pada siswa kelas III SDN Gedongkiwo.

(33)

19

C. Kerangka Pikir

Materi pada pelajaran IPS di sekolah dasar cenderung bersifat abstrak sehingga dalam proses pembelajaran perlu membutuhkan media pembelajaran sebagai perantara komunikasi antara guru dan siswa agar siswa lebih mudah memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Media juga dapat menghubungkan materi-materi khususnya pada materi IPS yang bersifat abstrak menuju hal-hal yang konkrit yang dekat dengan lingkungan siswa.

Sesuai dengan karakteristik siswa kelas V yaitu pada usia 7-12 tahun termasuk dalam ranah perkembangan kognitif peaget dalam ranah operasional konkrit yang ditandai dengan siswa mampu memecahkan masalah dengan hal-hal yang bersifat konkrit, kemudian siswa juga dapat berfikir logis terhadap hal-hal yang konkrit, maka sesuai dengan taraf perkembangan kognitif anak usia kelas V SD untuk membantu siswa berpikir kongkrit penggunaan media kartu bergambar dalam pembelajaran dapat mengkonkritkan hal-hal yang abstrak, dengan media kartu bergambar dapat mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran media kartu bergambar juga dapat memperkuat ingatan siswa dan dapat menumbuhkan minat dan motivasi dalam pembelajaran.

(34)

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang, kajian pustaka, maupun kerangka pikir, maka diajukan hipotesis penelitian yaitu adanya pengaruh positif pada penerapan penggunaan media kartu bergambar terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas V SDN 291 Inpres Buntudatu.

Kegiatan Belajar

Mengajar K 13

Kegiatan Belajar Mengajar IPS

Pembelajaran IPS belum menggunakan media kartu bergambar

Pembelajaran IPS sesudah menggunakan media

kartu bergambar

Pretest Posttest

Analisis

Hasil Belajar Siswa

Temuan

(35)

21 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, yaitu jenis pre- experimental design. Desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen (terikat). Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen (bebas).

Hal ini dapat terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random atau acak Sugiyono, (2018: 109).

2. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain one group pretest posttest design.

Dalam penelitian ini, hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan (treatment). Adapun desain penelitian ini adalah sebagai baerikut.

(Sugiyono, 2018: 74) Keterangan :

O1 = Nilai Pretest (sebelum diberikan perlakuan) O2 = Nilai Posttest (setelah diberi perlakuan)

( O2 –O1) = Pengaruh perlakuan terhadap hasil belajar siswa

O 1 x O 2

(36)

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Peneltian ini dilakukan di SDN 291 Inpres Buntudatu yang terletak ditengah-tengah pemukiman masyarakat Lembang Buntudatu yang tidak terlalu jauh dari Jalan poros Enrekang-Makale km 23 belok kiri sebelum Gereja Katolik Buntudatu, yang terdapat lapangan yang luas dan berdekatan dengan TK PGRI Mabali.

B. Popuplasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 291 Inpres Buntudatu yang terdiri dari 23 siswa.

2. Sampel

Dengan demikan, siswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini keseluruhan siswa kelas V SDN 291 Inpres Buntudatu. Terdiri atas 12 siswa laki- laki, 11 siswa perempuan dan jumlahnya 23 siswa.

C. Variabel Dan Defenisi Operasional Variabel 1. Variabel

Variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini secara operasional didefinisikan sebagai berikut:

a) Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat Sugiyono (2018: 4).

(37)

23

Variabel bebas atau variabel X dari penelitian ini yaitu media kartu bergambar dalam pembelajaran IPS.

b) Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas Sugiyono (2018: 4). Variabel terikat atau variabel Y dalam penelitian ini yaitu hasil belajar IPS.

2. Definisi Operasional Variabel

Variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini secara operasional didefinisikan sebagai berikut:

a. Media kartu bergambar adalah salah satu cara mengajar, dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang suatu hal mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.

b. Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru sehingga terdapat perubahan tingkah laku dari siswa tersebut.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam melakukan penelitian ini terdapat dua teknik yaitu test, observasi, dan dokumentasi.

1. Test

Tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, inteligensi,

(38)

kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Riduwan, 2013: 57).

Dalam penelitian ini tes terbagi menjadi dua, yaitu tes awal dan tes akhir.

a. Tes awal (Pretest)

Tes awal dilakukan sebelum treatment, dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh siswa sebelum menggunakan media kartu bergambar.

b. Pemberian perlakuan (Treatment)

Dalam hal ini peneliti menggunakan media kartu bergambar pada pembelajaran IPS.

c. Tes akhir (Posttest)

Setelah treatment, tindakan selanjutnya adalah posttest untuk mengetahui pengaruh penggunaan media kartu bergambar.

Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 20 butir dan terdapat empat alternatif jawaban.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku- buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, dan data penelitian yang relevan Riduwan, (2013: 58). Teknik dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai data nama-nama siswa yang menjadi sampel penelitian, foto-foto serta video sebagai bukti telah dilaksanakannya penelitian.

(39)

25

E. Teknik Analisi Data

Untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian akan digunakan analisis statistik deskriptif dan inferensial. Data yang dikumpul berupa nilai pretest dan posttes kemudian dibandingkan. Membandingkan kedua nilai tersebut dengan mengajukan pertanyaan, “apakah ada perbedaan nilai yang didapat antara nilai pretest dan posttes?.” Pengujian perbedaan nilai hanya dilakukan terhadap rata-rata kedua nilai saja, dan untuk keperluan itu digunakan teknik yang disebut dengan uji-t (t-test). Dengan demikian langkah-langkah analisis data media kartu bergambar dengan desain penelitian one group pretest posttest design adalah sebagai berikut:

1. Analisis Data Statistik Deskriptif

Merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul selama proses penelitian dan bersifat kuantitatif. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan melalui analisis ini adalah sebagai berikut:

a) Rata-rata

=

(Sugiyono, 2018:49)

Keterangan:

Me = Mean (rata-rata) Σ = Jumlah

= Nilai x ke i sampai ke n N = Jumlah individu

(40)

b) Persentase

= x 100%

Keterangan:

F = Frekuensi yang sedang dicari prosentase

N = Number of cases (jumlah frekuensi / banyaknya individu) P = Angka persentase

Tabel 3.1 Tingkat Penguasaan Materi

No. Tingkat Penguasaan (%) Kategori Hasil Belajar

1. 90 – 100 Sangat Tinggi

2. 80 – 89 Tinggi

3. 70 – 79 Sedang

4. 60 – 69 Rendah

5. 0 – 59 Sangat Rendah

Sumber: (Firmansya dalam Pratiwi, 37 : 2018)

2. Analisis statistika inferensial a. Uji Validitas Instrumen

Suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur, uji validitas instrumen dilakukan untuk menguji validitas (ketepatan). Untuk mengetahui validitas instrumen digunakan rumus product moment. Product moment correlation adalah salah satu teknik untuk mencari korelasi variabel. Disebut product moment correlation karena hasil belajar perkalian dan mencari moment variabel yang dikorelasikan (product of the moment). Untuk mencari korelasi product moment correlation digunakan uji validitas instrumen dengan tujuan

(41)

27

untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.

Untuk menguji validitas test hasil belajar digunakan rumus r person sebagai berikut:

r

xy

(Arikunto, 2010: 87) Keterangan:

rxy = Angka indeks Korelasi “r” productmoment N = Banyaknya Sampel

Xy = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y X = Jumlah seluruh skor X (butir soal yang bersangkutan) Y = Jumlah seluruh skor Y (jumlah keseluruhan butir soal)

1) Uji Reabilitas Instrumen

Reabilitas berhubung dengan ketetapan hasil pengukuran, maksudnya suatu instrumen yang riabel akan menunjukkan hasil pengukuran yang sama walaupun digunakan dalam waktu yang berbeda.

Pada peneltian ini akan dilakukan uji reabilitas pada hasil matematika menggunakan rumus reabilitas sebagai berikut

(42)

=(

) (

( )

)

(Arikunto, 2010: 122)

Keterangan

= Reabilitas yang dicari

n = Jumlah varians skor tiap-tiap intem M = Mean skor total

= Varians total Adapun interprestasinya

Sangat lemah : 0,00-0,20 Lemah :0,21-0,40 Cukup :0,41-0,60 Tinggi : 0,61-0,80 Sangat tinggi : 080-1,00 2) Uji Tingkat Kesukaran Soal

Soal yang baik yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi siswa untuk memecahkannya. Sebaliknya soal terlalu sukar akan meyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya. Untuk mencari tingkat indeks kesukaran (P) dengan rumus

P=

(Arinkonto, 2010: 223)

Keterangan

P : Indeks kesukaran

B : Jumlah siswa yang menjawab soal benar JS :Jumlah seluruh siswa peserta test

(43)

29

Kriteria untuk mengetahui indeks kesukuran intem soal adalah Soal P= 0,00-0,30 termasuk soal sukar

Soal P=0,31-0,71 termasuk soal sedang Soal P=0,71-1,00 termasuk soal mudah

Soal-soal yang dianggap baik, yaitu soal-soal sedang adalah soal-soal yang mempunyai indeks kesukaran 0,31 sampai dengan 0,71.

3) Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (berkampuan rendah). Rumus yang digunakan untuk mencari daya pembeda adalah

DP=

-

Keterangan

DP : Indeks daya pembeda

: Jumlah jawaban benar pada kelompok atas

: Jumlah jawaban benar pada kelompok bawah

N A : Jumlah siswa kelompok atas N B : Jumlah siswa kelompok bawah

Kriteria untuk mengetahui daya pembeda butir soal adalah Jika DP=0,00-0,20 adalah intem yang jelek

Jika DP= 0,21-0,40 adalah intem yang cukup Jika DP=0,41-0,70 adalah intem yang baik Jika DP=0,71-1,00 adalah intem yang baik sekali

(44)

DP negatif semuanya baik. Butir-butir soal baik adalah butir-butir soal yang mempunyai indeks deskriminasi 0,4 sampai dengan 0,7.

Dalam penggunaan statistik inferensial ini peneliti menggunakan teknik statistik t (uji-t), dengan tahapan sebagai berikut

t =

( )

(Arikunto, 2010:349)

Keterangan:

Md = Mean dari perbedaan pretest dan posttest X1 = Hasil belajar sebelum perlakuan (pretest) X2 = Hasil belajar setelah perlakuan (posttest) D = Deviasi masing-masing subjek

= Jumlah kuadrat deviasi N = Subjek pada sampel

Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut : a) Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:

Md =

Keterangan:

Md = Mean dari perbedaan pretest dengan posttest = Jumlah dari gain (posttest – pretest)

N = Subjek pada sampel.

b) Mencari harga “ ” dengan menggunakan rumus:

= ( )

(45)

31

Keterangan :

= Jumlah kuadrat deviasi

= Jumlah dari gain (posttest – pretest) N = Subjek pada sampel

c) Mentukan harga t Hitung dengan menggunakan rumus:

t =

( )

Keterangan :

Md = Mean dari perbedaan pretest dan posttest X1 = Hasil belajar sebelum perlakuan (pretest) X2 = Hasil belajar setelah perlakuan (posttest) D = Devisi masing-masing subjek

= Jumlah kuadrat deviasi N = Subjek pada sampel

d) Menentukan aturan pengambilan keputusan atau kriteria yang signifikan Kaidah pengujian signifikan :

(1) Jika t Hitung> t Tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima, berarti penggunaan metode eksperimen berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS menggunakan media kartu bergambar

(2) Jika tHitung< tTabel maka Ho diterima, berarti penggunaan media kartu bergambar tidak berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS menggunakan media kartu bergambar.Menentukan harga t Tabel dengan Mencari t Tabel menggunakan tabel distribusi t dengan taraf signifikan .

(3) Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya di namakan instrumen

(46)

penelitian. (Sugiyono 2015: 102), instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. (Sudjana 2011:35), mengemukakan bahwa “Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban yang kemudian dijadikan untuk mengukur tingkat kemampuan siswa”.

(4) Tes yang dilakukan pada penelitian ini berupa tes tertulis. Bentuk tes yaitu pilihan ganda sebanyak 20 soal dengan empat opsi jawaban.

(47)

33 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian tentang pengaruh penggunaan media kartu bergambar terhadap hasil belajar siswa yang ditinjau dari hasil pretest dan posttest pada kelas V SDN 291 Inpres Buntudatu Kecamatan Mengkendek Kabupaten Tana Toraja.

A. Hasil penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 291 Inpres Buntudatu Kecamatan Mengkendek Kabupaten Tana Toraja, yang di pimpin oleh Melfiansi Inelta, S.Pd., operator sekolah Yuliana Birana, S.Pd., dengan jumlah guru sebanyak 16.

Kurikulum yang digunakan yaitu K-13, memiliki ruangan kelas 10, memiliki perpustakaan 1, dan proses belajar mengajar dimulai pagi.

Penelitian ini dilaksanakan selama satu semester dengan pengumpulan data selama empat hari secara bertahap dimulai dengan observasi sekolah, melakukan wawancara dengan guru tentang penggunaan media kartu bergambar dalam proses belajar mengejar, mengajukan permohonan izin penelitian, berkenalan dengan siswa, melaksanakan pretest, treatment dan posstest.

Penelitian ini dilaksanakan terhadap, 23 siswa mengenai pengaruh penggunaan media kartu bergambar terhadap hasil belajar IPS kelas V SDN 291 Inpres Buntudatu Kecamatan Mengkendek Kabupaten Tana Toraja, sebelum diberikan perlakuan pada pretest dan setelah diberikan perlakuan berupa penggunaan media kartu bergambar pada posttest, maka hasil yang diperoleh dapat dibandingkan.

(48)

Berikut ini akan dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif guna menggambarkan tingkat hasil belajar masing-masing perorangan, serta analisis statistik inferensial untuk menguji hipotesis penelitian tentang ada atau tidaknya pengaruh penggunaan media kartu bergambar terhadap hasil belajar IPS.

2. Hasil Pretest dan Posttest

Guna menggambarkan tingkat hasil belajar siswa IPS dengan perlakuan berupa penggunaan media kartu bergambar terhadap hasil belajar IPS kelas V SDN 291 Inpres Buntudatu Kecamatan Mengkendek Kabupaten Tana Toraja, akan disajikan dalam bentuk tabel berikut.

Tabel 4.1 Data hasil belajar siswa sebelum dan setelah adanya tindakan Statistik Deskriptif Nilai Pretest Nilai Posttest Keterangan

Banyak Sampel 23 23

Nilai Tinggi 55 95 Meningkat

Nilai Terendah 20 70 Meningkat

Nilai Rata-Rata( ̅) 35,86 79,56

Dari tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa nilai hasil belajar IPS materi peta letak geografis Indonesia, diketahui bahwa pada hasil pretest diperoleh nilai tertinggi sebesar 50,5 nilai terendah 20 dan nilai rata-rata sebesar 34,19 sedangkan pada hasil posttest diperoleh nilai tinggi sebesar 95 nilai, nilai terendah sebesar 70 dam nilai rata-rata sebesar 79,56. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media kartu bergambar terhadap hasil belajar IPS kelas V SDN 291 Inpres Buntudatu Kecamatan Mengkendek Kabupaten Tana Toraja. Terdapat peningkatan sebagai akibat dari pengaruh penggunaan media kartu bergambar.

(49)

35

Tabel 4.2 Skor kelompok

Kelompok Skor Skor

Maksimal

Kualifikasi

1 10

30

Tim yang baik (Good team)

2 14 Tim yang baik (Good team)

3 20 Tim yang baik sekali (great team)

4 12 Tim yang baik (Good team)

5 20 Tim yang baik sekali (great team)

6 12 Tim yang baik (Good team)

Jumlah 88

Rata-rata 14,67

Dari tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa siswa dibagi ke dalam enam kelompok. Kelompok 1,2,4,dan 6 memperoleh skor lebih besar dari empat dan lebih kecil dari 15 sehingga dapat dikualifikasi kedalam tim yang baik (good team) dan kelompok 3 dan 5 memperoleh skor lebih besar dari 16 dan lebih kecil dari 21 sehingga dapat dikualifikasi ke dalam tim yang baik sekali (great team) dengan rata-rata skor kelompok 14,67. Untuk pengkualifikasi skor tersebut penulis menggunakan tabel perhitungan perkembangan skor kelompok berikut.

Tabel 4.3 Perhitungan perkembangan skor kelompok No Rata-rata Skor Kualifikasi

1 0 ≤ N ≤ 5 -

2 6 ≤N ≤15 Tim yang baik (s)

3 15 ≤N ≤ 20 Tim yang baik sekali (Great Team) 4 21 ≤N ≤ 30 Tim yang istimewah (Super Team)

Rusman (2014: 216)

(50)

a. Analisis Data Statistik Deskriptif Hasil Pretest dan Posstest Menggunakan Media Kartu Bergambar terhadap Hasil Belajar IPS Kelas V SDN 291 Inpres Buntudatu Kecamatan Mengkendek Kabupaten Tana Toraja

Tabel 4.4 Nilai Prestest dan Posstest siswa

No Nama Siswa Nilai Pretes Nilai Posttes

1 Arvil Dwika 45 70

2 Hot Moli P. 20 85

3 Muhammad Budi S. 30 75

4 Brian 35 70

5 Yeheskiel Adel P. 40 85

6 Anggara Julyan B. 40 75

7 Divandry 45 70

8 Gabriel Dino P. 45 80

9 Katrina Patresia 55 80

10 Maria Novika 35 80

11 Alex Tangke Toding 25 85

12 Theresia Novianti 30 80

13 Winni Sovia Eiin 30 95

14 Samuel 20 85

15 Agnesia Putri S. 30 75

16 Samsurya 30 70

17 Ronal S Pabontang 35 80

18 Dionisus Battu 25 95

19 Gerianti P. 40 75

20 Frensiskus Nando 45 80

21 Yustina Rasti 35 80

22 Dinda Banga P. 45 85

23 Wiren Tandiara 45 75

Untuk mencari mean (rata-rata), perentase dan analisis tingkat penguasaan materi pretest dari murid kelas V SDN 291 Inpres Buntudatu sebagai berikut 1. Rata-rata (Mean)

̅ =

(51)

37

2.

Persentase (%) nilai rata-rata

a. = x 100%

=

x 100%

= 0%

b. = x 100%

=

x 100%

= 0%

c. = x 100%

=

x 100%

= 0%

d. = x 100%

=

x 100%

= 0%

e. = x 100%

=

x 100%

= 100%

Tabel 4.5Analisis Tingkat Penguasaan Materi Pretest

Skor Frekuensi Presentase Kategori Hasil

Belajar

99-100 0 0 Sangat Tinggi

80-89 0 0 Tinggi

70-79 0 0 Sedang

60-69 0 0 Rendah

0-59 23 100 Sangat Rendah

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, maka dapat diketahui bahwa tidak terdapat siswa (0) yang berada pada kategori sangat Tinggi, tidak terdapat siswa (0) yang berada pada kategori tinggi, tidak terdapat siswa (0) yang berada pada kategori sedang, tidak terdapat siswa (0) yang berada pada kategori rendah, 23 siswa (100) yang berada pada kategori sangat rendah. Berdasarkan hasil perhitungan di atas

(52)

dapat disimpulkan bahwa secara umum hasil nilai siswa kelas V SDN 291 Inpres Buntudatu sebelum menggunakan media kartu bergambar . Hal ini ditunjukkan dari perolehan nilai pada kategori sangat rendah yaitu 100 siswa.

Untuk mencari nilai rata-rata (mean), persentase dan analisis tingkat penguasaan materi posstest sebagai berikut:

1. Rata-rata (Mean)

̅ =

= 79,56

2. Persentase (%) nilai rata-rata

a. = x 100%

=

x 100%

= 8,69%

b. = x 100%

=

x 100%

= 52,17%

c. = x 100%

=

x 100%

= 39,13%

d. = x 100%

=

x 100%

= 0%

e. = x 100%

(53)

39

=

x 100%

= 0%

Tabel 4.6 Analisis Tingkat Penguasaan Materi Posttest

Skor Frekuensi Presentase Kategori Hasil Belajar

90 – 100 2 8,69 Sangat Tinggi

80 – 89 12 52,17 Tinggi

70 – 79 9 39,14 Sedang

60 – 69 0 0 Rendah

0 – 59 0 0 Sangat Rendah

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, maka dapat diketahui bahwa terdapat 2 siswa (8,69) yang berada pada kategori sangat tinggi, 12 siswa (52,17) yang berada pada kategori tinggi, 9 siswa (39,14) yang berada pada kategori sedang, tidak ada siswa (0) yang berada pada kategori rendah, dan 0 siswa (0) yang berada pada kategori sangat rendah.

3. Hasil Analisis Statistik Inferensial a. Uji Validitas Instrumen

Penelitian validitas digunakan untuk mengetahui kevalidan soal tes yang akan digunakan dalam penelitian dan dilakukan sebelum soal diajukan kepada siswa. Soal yang diuji kevalidannya sebanyak 20 soal yang kemudian digunakan sebagai soal tes instrumen penelitian. Uji validitas ini dilaksanakan terhadap 22 siswa di luar sampel, untuk mengukur tingkat kevalidan soal, dengan bantuan program Microsoft office excel 2013.

Pengujian menggunakan taraf signifikan 0,05 dan hasil dibandingkan dengan rtabel product moment. Kriteria pengujian untuk mengukur kevalidan suatu instrumen atau item soal jika rhitung > rtabel, maka instrumen atau item – item soal

(54)

berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid), jika rhitung < rtabel maka instrumen atau item – item soal berkorelasi tidak signifikan skor total (dinyatakan tidak valid). Dalam hal tersebut berikut rtabel dengan n-2 = 22-2 =30 dan signifikannya 0,05 adalah rtabel = 0,35.

=

( ) ( )( )

√( ( ) ( )( )( )

=

√( )( )

=

= (dapat dilihat pada lampiran hal 94)

Setelah diperoleh r- hitung = 0,4868 dan r tabel = 0,35 maka, diperoleh r

Hitung> t Tabel atau 0,4868 > ,0,35 sehingga dapat disimpulkan bahwa rhitung > rtabel, maka instrumen atau item – item soal berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten apabila diukur beberapa kali dengan alat ukur yang sama. Suatu intsrumen dinyatakan reliabel apabila rhitung > rindeks reliabilitas, yaitu rhitung 0,35. Rumus untuk menghitung koefisien reliabilitas instrumen menggunakan r11 dengan bantuan Microsoft office excel 2013.

Misalnya pada penelitian ini akan dilakukan uji reliabilitas pada hasil belajar IPS menggunakan perhitungan reliabilitas sebagai berikut :

Referensi

Dokumen terkait

Perbaikan rumpun bambu tali ( Gigantochloa apus Kurz.) yang rusak dapat meningkatkan produktivitas batang baik jumlah batang/rumpun, tinggi dan diameter batang.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa perlakuan diet normal tanpa tepung daun kelor pada tikus KEP tidak cukup baik untuk meningkatkan kadar transferin darah tikus bila

ada lima puluh ruangan, sepuluh ruangan dalam kondisi baik. dan empat puluh ruangan lain dalam

7.500 14 x 8 cm Isi 100 lbr Buku 9.600 Karcis Retribusi Kebersihan.. Karcis Retribusi Pasar Grosir

Dengan demikian, adanya peningkatan padat tebar tinggi hingga perlakuan 800 ekor/m³ telah menurunkan laju pertumbuhan bobot harian dan laju pertumbuhan panjang

Dari yang telah dirumuskan di atas, pokok permasalahan pada tulisan ini yaitu: langkah apa saja yang diambil Pemerintah Indonesia dalam upaya mendukung Palestina agar

Pemerintah Republik Indonesia dengan mengingat ketentuan-ke- tentuan jang tertjantum dalam pasal 5, akan memberikan kepada para petugas dan supplier keleluasaan

Dengan takaran pupuk Apor 3,00 g/polybag tambah ZA 0,5 g/polybag telah menambah ketersediaan unsur hara di dalam tanah untuk pertumbuhan selada terutama unsur