• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI MENGKAFANI JENAZAH KELAS XI SMKN 1 CEMPAGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI MENGKAFANI JENAZAH KELAS XI SMKN 1 CEMPAGA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI MENGKAFANI JENAZAH KELAS XI SMKN 1 CEMPAGA

Siti Mawaddah

Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email : [email protected]

ABSTRAK

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan model Problem Based Learning pada materi mengkafani jenazah Kelas XI SMKN 1 CEMPAGA. Adapun tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan model Problem Based Learning pada materi mengkafani jenazah Kelas XI SMKN 1 CEMPAGA. ”. Jenis penelitian menggunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas “classroom action research” subjek penelitian ini adalah siswa XI SMKN 1 Cempaga . teknik pengumpulan data menggunakan;

observasi, tes dan dokumentasi. Analisis data digunakan untuk mengetahui ; nilai individu, rata-rata hasil belajar, penelitian ketuntasan belajar klasikal.

Model penelitian tindakan kelas Kemmis dan Mc Taggart. Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa kelas XI SMKN 1 CEMPAGA pada materi mengkafani jenazah menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning hal ini bisa dilihat dari hasil tes pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 dimana pada pra siklus capain ketuntasan siswa adalah 50%, pada siklus 1 menjadi 65,2 % dan pada siklus 2 menjadi 100%. Dengan rincian bahwa pada pra siklus terdapat 8 orang yang mampu menuntaskan hasil tes sesuai KKM dari 16 orang, pada siklus 1 menjadi 10 orang dari 16 orang dan di siklus 2 menjadi 16 orang dengan rerata nilai pada pra siklus adalah 61,25, siklus 1 menjadi 72,5 dan siklus 2 menjadi 82,5. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Materi Mengkafani Jenazah Kelas XI SMKN 1 CEMPAGA bisa dibilang efektif.

Kata Kunci : Problem Based learning (PBL), Hasil Belajar, dan Mengkafani Jenazah

(2)

PENDAHULUAN

Menurut pandangan Islam, kecenderungan dan bakat yag dimiliki peserta didik akan dapat dilakukan apabila peserta didik memperoleh pengalaman dan pengetahuan. Maka, tidak semua yang ingin diketahui peserta didik dapat diperoleh dengan sendirinya tanpa bantuan guru. Peserta didik dan guru, masing-masing mempunyai kedaulatan yang sama dalam hal bekerja sama dalam proses pembelajaran. Konsep inilah yang menjadikan hadirnya dua pilihan, terpusat pada guru (teacher centered) ataukah terpusat pada peserta didik (student centered). (Hani Subekti, 2021: 68)

Kurikulum yang baru-baru ini diterapan di Indonesia, yakni kurikulum 2013 mengharuskan penerapan pembelajaran yang terpusat pada peserta didik (student centered). Guru berperan sebagai pembimbing anak untuk aktif belajar dengan berdiskusi, presentasi, menggunakan multimedia dan teknologi. Tak hanya teknologi saja,guru juga harus menciptakan suasana belajar yang nyaman dan tidakmembosankan. Untuk menciptakan suasana belajar yang nyaman dibuatlah pembelajaran yang inovatif, seperti memakai model pembelajaran yang tidak biasa. Dengan dilaksanakanya pembelajaran yang inovatif, akan membuat kemampuan peserta didik semakin berkembang dan hasilbelajar yang diharapkan tercapai.

Hasil belajar yang kurang maksimal masih banyak dialami oleh sekolah, tidak terkecuali terjadi di SMKN 1 Cempaga. Salah satu masalah yang dihadapi di sekolah SMKN 1 Cempaga adalah peserta didik masih kesulitan untuk memahami materi pelajaran pelaksanaan mengkafani jenazah, terutama pada kelas XI. Hal ini disebabkan karena materi memgkafani Jenazah belum diajarkan secara mendalam pada sekolah sebelumnya, sehingga peserta didik mendapat nilai yang lebih rendah dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan disekolah SMKN 1 Cempaga, yaitu 70 (Tujuh Puluh). Adapun peserta didik yang masih dibawah KKM berjumlah 6 orang dari 16 orang dan tingkat keberhasilan yang ingin dicapai adalah 80% dari 16 orang.

Dari uraian tersebut, maka perlu ditemukan solusi yang tepat, sehingga oleh peneliti dipandang perlu adanya sebuah penelitian tindakan kelas. model Problem Based Learning dirasa bisa menjadi solusi untuk digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dan mendorong peserta didik untuk termotivasi untuk belajar lebih baik lagi. Maka dari itu peneliti membuat PTK dengan judul

“PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI MENGKAFANI JENAZAH KELAS XI SMKN 1 CEMPAGA”

(3)

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian atau riset merupakan terjemahan dari bahasa inggris research, yang merupakan gabungan dari kata re (kembali) dan search (mencari). Beberapa sumber lain menyebutkan bahwa research adalah berasal dari bahasa perancis recherche. Intinya, hakikat penelitian adalah “mencari kembali”. Banyak sekali definisi tentang penelitian yang muncul, salah satu yang cukup terkenal adalah menurut Webster’s New Collegiate Dictionary yang mengatakan bahwa penelitian adalah “ penyidikan atau pemeriksaan bersungguh – sungguh, khususnya investigasi atau eksperimen yang bertujuan menemukan dan menafsirkan fakta, revisi atas teori atau dalil yang telah diterima”.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas (PTK) dalam bahasa inggris sering disebut sebagai Classroom Action Research merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi di dalam kelas.

Penelitian tindakan kelas pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika Kurt lewin pada tahun 1946. (Hamzah B. Uno, 2011: 14-17)

Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan di kelas yang memang memiliki ciri dan karakteristik tertentu. Ciri yang khas adalah bahwa penelitian ini bukan memverifikasi teori dan memprediksi pemecahan masalah pembelajaran. Akan tetapi, penelitian tindakan kelas lebih mengedepankan kreasi guru untuk memberikan jalan pemecahan masalah belajar yang memang telah diketahui oleh guru. Dengan kata lain penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang sifatnya langsung memberikan tindakan kuratif (perbaikan) atas masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran.

Penelitian ini dilaksanakan dikelas XI SMKN 1 CEMPAGA pada tahun pelajaran 2021/2022.Subjek penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dikelas XI SMKN I CEMPAGA pada tahun pelajaran 2021/2022 dengan jumlah peserta didik 16 orang yang terdiri dari 8 orang laki-laki dan 8 orang perempuan.

Sedangkan untuk teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi observasi, tes dan dokumentasi. Untuk analisis data dengan menentukan Nilai individu, nilai Rata-rata hasil belajar dan penilaian ketuntasan belajar klasikal.

Prosedur dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan model penelitian tindakan kelas Kemmis dan Mc Taggart. Prosedur tersebut terdiri dari siklus dengan langkah-langkah siklus: perencanaan (plan), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Langkah-langkah tersebut ditempuh secara siklus hingga memperoleh hasil sesuai dengan indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam penelitian. Tahapan-tahapan ini

(4)

berlangsung secara berulang-ulang, sampai tujuan penelitian tercapai. Adapun model ini dapat terlihat pada gambar berikut. (Abd. Mukmin, 2021: 119)

Gambar 1 Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc taggart

Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 langkah, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi:

1. Siklus 1

a. Tahap Perencanaan

1) Menyusun perangkat penelitian 2) Membuat lembar observasi

3) Menyiapkan media dan sumber belajar 4) Menyiapkan instrument

5) Mengembangkan alat evaluasi untuk mengetahui perkembangan peserta didik

b. Tahap Pelaksanaan tindakan

Pada tahapan ini melaksanakan pembelajaran pada umumnya yaitu terdiri dari pembukaan, kegiatan inti dan penutup yang pelaksanaanya disesuaikan dengan RPP yang telah dibuat.

c. Tahap pengamatan

Kegiatan pada tahap ini adalah melakukan pengamatan saat pelaksanaan tindakan, yaitu melihat apakah pelaksanaan tindakan sudah sesuai dengan skenario pembelajaran yang sudah dibuat sebelumnya.

Setelah itu dilakukan evaluasi untuk melihat keberhasilan pelaksanaan tindakan.

d. Tahap Refleksi

Pada tahap ini, hasil yang diperoleh setelah pelaksanaan tindakan, observasi, dan evaluasi, didiskusikan, dianalisis, dan dilihat kelemahan- kelemahanya. Kelemahan yang ditemukan pada siklus 1 dan akan

(5)

diperbaiki pada pelaksanaan siklus 2. Prosedur pelaksanaan tindakan pada siklus 2 sama dengan prosedur yang dilaksanakan pada siklus 2. Siklus 2

a. Tahap Perencanaan

1) Menyusun perangkat penelitian 2) Membuat lembar observasi

3) Menyiapkan media dan sumber belajar 4) Menyiapkaninstrument

5) Mengembangkan alat evaluasi untuk mengetahui perkembangan peserta didik

b. Tahap Pelaksanaan tindakan

Pada tahapan ini melaksanakan pembelajaran pada umumnya yaitu terdiri dari pembukaan, kegiatan inti dan penutup yang pelaksanaanya disesuaikan dengan RPP yang telah dibuat.

c. Tahap Pengamatan

Kegiatan pada tahap ini adalah melakukan pengamatan saat pelaksanaan tindakan, yaitu melihat apakah pelaksanaan tindakan sudah sesuai dengan skenario pembelajaran yang sudah dibuat sebelumnya.

Setelah itu dilakukan evaluasi untuk melihat keberhasilan pelaksanaan tindakan.

d. Tahap Refleksi

Pada tahapan ini yang dilakukan adalah:

1) Mencatat hasil observasi

2) Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan 3) Memperbaiki kekurangan-kekurangan dari hasil evaluasi yang

dilakukan untuk diterapkan pada siklus berikutnya HASIL PENELITIAN

Tujuan utama pada penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan melakukan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Penelitian yang dilaksanakan terdiri dari dua siklus, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar secara berturut-turut dari prasiklus, siklus 1 dan ke siklus 2. Perubahan siklus tersaji sebagai berikut:

1. Prasiklus

Berdasarkan hasil tes pada prasiklus dapat diketahui bahwa nilai rata- rata hasil pengamatan Prasiklus mencapai 61,25 nilai tertinggi 80 dan nilai

(6)

terendah 40. Presentasi peserta didik yang sudah tuntas sebanyak 8 orang (50%) dan yang belum tuntas sebanyak 8 orang (50%). Hal ini bisa dilihat pada grafik dibawah ini:

Gambar 2 Grafik Hasil Belajar Peserta Didik Prasiklus

2. Siklus 1

Berdasarkan hasil tes siklus 1 dapat diketahui bahwa nilai rata- rata peserta didik mencapai 72,5 nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60. Presentasi peserta didik yang sudah tuntas sebanyak 10 orang ( 62,5%) dan yang belum tuntas sebanyak 6 siswa ( 37,5%). Hal ini bisa dilihat pada grafik dibawah ini:

Gambar 3 Grafik Hasil Belajar Peserta Didik Siklus 1

0 1 2 3 4 5 6

Tuntas Belum tuntas

Presentase hasil ketuntasan peserta didik Prasiklus

Presentase hasil ketuntasan peserta didik Prasiklus

0 2 4 6 8 10 12

Tuntas Belum Tuntas

Presentase hasil ketuntasan peserta didik siklus 1

Presentase hasil ketuntasan peserta didik siklus 1

(7)

3. Siklus 2

Berdasarkan hasil tes pada siklus 2 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata peserta didik mencapai 82,5 nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 70. Presentasi peserta didik yang sudah tuntas sebanyak 16 orang ( 100%) dan yang belum tuntas sebanyak (0 %). Hal ini bisa dilihat pada grafik dibawah ini:

Gambar 4 Grafik Hasil Belajar peserta didik Siklus 2

Berdasakan data diatas dapat dilihat lebih jelas melalui data rekapitulasi di bawah ini:

Data Rekapitulasi

Tabel 1

Data Rekapitulasi Nilai Pembelajaran Materi Mengafani Jenazah Pada Penelitian Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus 2

No Nama

Hasil yang dicapai

Prasiklus Siklus 1 Siklus 2

1 Af 50 70 80

2 Ah 80 90 100

3 Ahn 80 80 80

4 Az 50 70 80

5 Al 50 60 80

6 An 80 80 90

7 Bd 80 90 100

8 Da 50 60 70

9 Fm 70 80 90

10 Fp 50 60 70

0 5 10 15 20

Tuntas Belum Tuntas

Presentase hasil belajar peserta didik siklus 2

Presentase hasil belajar peserta didik siklus 2

(8)

11 Hn 50 60 70

12 Is 70 80 80

13 Li 40 60 70

14 Lo 40 60 80

15 Mf 70 80 90

16 Mr 70 80 90

Jumlah Siswa tuntas 8 (50%) 10 (62,5%) 16(100%) Jumlah Siswa Belum Tuntas 8 (50%) 6 (37,5%) 0 (0%)

Berdasarkan prasiklus, siklus 1 dan siklus 2, maka diperoleh data rekaptulasi hasil peserta didik dimana bisa dilihat bahwa pembelajaran yang dilakukan mengalami peningkatan yang sangat baik. Pengamatan pada tahap prasiklus pada 16 peserta didik di kelas XI SMKN 1 Cempaga didapat rata nilai 61,25 dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 40, dan didapatkan jumlah peserta didik yang mencapai ketuntasan sebanyak 8 orang (50%) dan yang belum mencapai ketuntasan sebanyak 8 (50%). Pengamatan pada tahap siklus 1, didapat rata-rata nilai 72,5 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60, dan didapatkan jumlah peserta didik mencapai ketuntasan sebanyak 10 orang (62,5%) dan yang belum mencapai ketuntasan sebanyak 6 orang (37,5%).

Pengematan pada tahap siklus 2, didapatkan rata-rata nilai 82,5 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 70, dan didapatkan jumlah peserta didik mencapai ketuntasan sebanyak 16 orang (100%) artinya seluruh peserta didik mampu menuntaskan tes yang diberikan kepada mereka. Hal ini bisa dilihat pada gambar grafik rekapitulasi dibawah ini:

Gambar 5 Grafik presentase hasil belajar peserta didik

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

Prasiklus Siklus 1 Siklus 2

Rekaptulasi presentase hasil belajar peserta didik prasiklus, siklus 1 dan siklus 2

Tuntas Belum Tuntas

(9)

KESIMPULAN

Terdapat peningkatan presentase hasil belajar peserta didik pada materi mengkafani jenazah siswa kelas XI menggunakan model Problem Based Learning (PBL) mulai dari prasiklus, siklus 1 dan siklus 2. Pada prasiklus presentase ketuntasan peserta didik masih seimbang dimana terdapat 8 orang (50%) peserta didik yang tuntas dan 8 orang (50%) siswa yang belum tuntas dari 16 orang. Pada siklus 1 peserta didik mengalami peningkatan ketuntasan 12,5% dari ketuntasan hasil belajar pada prasiklus, dimana dari 8 orang yang tuntas menjadi 10 orang yang tuntas. Pada siklus 2 peningkatan presentasenya sangat signifikan sekali, karena pada siklus 2 ini semua peserta didik mampu menuntaskan tes yang diberikan oleh pendidik. Dari 16 orang semuanya bisa menyelesaikan tes dengan baik artinya ada 16 orang (100%) tuntas dan jika dilihat peningkatan presentase dari siklus 1 adalah 37,5% artinya dari 10 orang menjadi 16 orang.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI, Modul teori belajar dan pembelajaran (PPG) dalam jabatan, 2022

Dewa Putu Yudhi Ardiana dkk, “Metode Pembelajaran Guru”. (Yayasan Kita Menulis, 2021).

Dimyati, Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta, 2006

Halimah, Iim, dkk, Pendidikan agama islam dan budi pekerti untuk SMK kelas XI, Jakarta: Erlangga, 2016

Hani Subekti dkk, “Innovasi Pembelajaran”. (Yayasan Kita Menulis, 2021),

Hanida Titi, “Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Tematik”.

Dalam Jurnal UNTAN, Universitas Tanjungpura Pontianak, 2015

Hasbi Siddik, “Hakikat Pendidikan Islam”, Al Riwayah : Jurnal Kependidikan. Vol.

8 No. 1, (April 2016).

Mukmin, Abd. E-jurnal Vol. V, No. 1 Upaya Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning, ITTIHAD, Sumut :-, 2021.

Nafiah Nurun Yunin, (Jurnal pendidikan Vokasi) Penerapan model PBL untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir kritis dan Hasil Belajar Siswa, Yogyakarta:-,2012

Sudjana Nana, “Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar”, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya , 2013

Poerwadarminta, “ Kamus Umum Bahasa Indonesia”. Jakarta: PT. Intan Pariwara.

2011

Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas Implementasi dan Pengembangannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013)

(10)

Saleh Marhamah, Jurnal Ilmiah Didaktika Vol. XIV No.1 Strategi Pembelajaran Fiqh dengan Problem Based learning, Jakarta : -, 2013

Syamsidah dan Suryani Hamidah, Buku model problem based learning (PBL) mata kuliah pengetahuan bahan makanan. Yogyakarta: deeppublish, 2018

Uno, Hamzah B, Menjadi Peneliti PTK yang Professional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011)

Referensi

Dokumen terkait

Itu berarti skor ketuntasan siswa kelas IV hanya 34,5% dari batas minimal ketuntasan rata-rata kelas, yaitu 75% sedangkan sesudah diterapkan model Inkuiri Sosial menunjukkan

PENGUMUMAN PEMENANG PELELANGAN UMUM PEKERJAAN PENGADAAN BIBIT TANAMAN PERKEBUNAN DINAS EKHUTANAN DAN PERKEBUNAN TAHUN ANGGARAN 2012.. Nomor : 14/ PBJ-ULP.MRS/ 32.L.14/ DAU/

user id adalah nam a yang diinginkan unt uk login pada aplikasi SPSE LPSE Kab.Tanah Laut , dan Passw ord login akan di konfirm asi oleh ADM IN AGENCY m elalui em ail/

benda yang diduga keras telah digunakan untuk melakukan tindak pidana.. hakim untuk menjatuhkan putusan terhadap terdakwa. Penggunaan kata bukti seperti yang disebutkan dalam

Apabila kondisi tersebut tidak ditanggulangi melalui perawatan berkala kendaraan, maka kondisi tersebut akan meningkat ke arah kerusakan komponen yang bertambah

(1) Dalam keadaan penyelenggara telekomunikasi khusus untuk keperluan pertahanan keamanan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3) huruf b belum atau tidak mampu

Sehubungan dengan penyelenggaraan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Kementerian Agama Tahun 2017, bersama ini kami mengundang Bapak/Ibu guru untuk mengikuti

Pada akhir PLPG dilakukan uji kompetensi yang meliputi uji tulis dan uji kinerja (ujian praktik). Ujian tulis bertujuan untuk mengungkap kompetensi profesional dan