• Tidak ada hasil yang ditemukan

program kerja kepala lab ipa smp

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "program kerja kepala lab ipa smp"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM KERJA

KEPALA LABORATORIUM IPA

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Disusun Oleh :

TEGUH EKO PRASETYO, S.Pd.

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

SMP NEGERI 3 JEPON

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Telah disahkan dan disetujui:

PROGRAM KERJA KEPALA LABORATORIUM IPA

Pada tanggal 9 Juli 2011

di SMP Negeri 3 Jepon

Oleh :

Plt. Kepala SMP Negeri 3 Jepon

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT. karena berkat

rahmat dan izin-Nya jualah Penyusun dapat menyelesaikan Program Kerja Kepala

Laboratorium IPA yang dapat digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran maupun praktikum di Laboratorium IPA SMPN 3 Jepon.

Program kerja laboratorium tahun ini akan lebih diarahkan pada peningkatan tata

kelola dan penambahan alat/bahan di laboratorium guna memberikan pelayanan

kepada peserta didik dan pengguna laboratorium lainnya. Dengan harapan hal ini

dapat memberikan motivasi kepada peserta didik untuk belajar dalam pembuktian

teori melalui percobaan/ demonstrasi untuk menjadi kenyataan.

Selanjutnya untuk lebih berkembangnya peran laboratorium, tentunya tak

lepas dari kerja sama dari berbagai pihak seperti peran kepala sekolah, wakil

sarana/prasana, dan guru-guru mata pelajaran yang terkait serta seluruh

komunitas sekolah.

Demikianlah yang dapat Penyusun paparkan dan oleh karena itu dalam

kesempatan ini penyusun menyampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak

yang telah ikut andil dalam penyusunan program ini terutama kepada :

1. Kepala SMP Negeri 3 Jepon.

2. Waka Urusan Kurikulum SMP Negeri 3 Jepon.

3. Waka Urusan Sarana/Prasarana SMP Negeri 3 Jepon

4. Bapak dan Ibu staf pengajar di SMPN 3 Jepon, dan teman-teman sejawat

yang telah memberikan dorongan dan semangat sehingga terlaksananya

penyusunan program kerja ini.

Penyusun menyadari sepenuhnya walaupun telah berupaya semaksimal

mungkin, namun di dalam penyusunan program kerja ini pasti masih banyak

kekurangan dan kelemahan yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan

pengalaman yang Penyusun miliki. Oleh sebab itu kritik dan saran sangatlah

Penyusun harapkan, demi kesempurnaan penyusunan Program Kerja Kepala

Laboratorium IPA ini. Akhirnya harapan Penyusun, semoga program kerja ini

bermanfaat bagi pendidikan sains khususnya bagi rekan-rekan guru jurusan IPA.

Blora, 9 Juli 2011

Penyusun

(4)

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ...…...……….. i

LEMBAR PENGESAHAN …...……….. ii

KATA PENGANTAR ...……… iii

DAFTAR ISI ..……… iv

BAB I PENDAHULUAN ..……… 1

BAB II RENCANA KEGIATAN LABORATORIUM IPA ..……… 2

A. Penataan Ruang Laboratorium ………...… 2

B. Penataan Alat dan Bahan ...……… 3

C. Pengadministrasian Alat dan Bahan ...……… 6

D. Pengadministrasian Ruangan ...……… 6

E. Pengadministrasian Fasilitas Umum ...……… 7

F. Pengadaan Alat dan Bahan ...……….. 7

G. Tata Tertib Laboratorium IPA ...……… 8

H. Jadwal Penggunaan Laboratorium IPA ...……… 8

BAB III ORGANISASI LABORATORIUM IPA ……….… 10

BAB IV PENUTUP ...……… 13

A. Kesimpulan ………...………...… 13

(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

SMP Negeri 3 Jepon adalah sebuah institusi pendidikan yang dalam

pencapaian tujuannya sangat didukung oleh berbagai komponen, salah

satunya adalah Laboratorium IPA. Lebih dari itu Laboratorium IPA adalah

komponen yang sangat mendasar dalam terlaksananya suatu proses

pendidikan untuk mencapai hasil pembelajaran yang lebih baik. Laboratorium

adalah tempat pembelajaran sains IPA dengan cara mencari pengetahuan

tentang alam secara sistematis melalui proses penemuan (inquiry) yang

menekankan pemberian pengalaman langsung dalam penggunaan dan

pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah peserta didik, yang

bermuara pada pembelajaran Work-Based experimen (belajar sambil bekerja).

Keberadaan Laboratorium IPA juga perlu didukung oleh sebuah program yang

baik agar dapat mencapai tujuan yang direncanakan dan mengacu kepada Visi

dan Misi SMPN 3 Jepon. Penyusunan program yang baik dan terencana akan

menciptakan suatu pengembangan dan pemeliharaan Laboratorium IPA ke

depan. Hal ini akan mendukung tingkat keberhasilan program yang ingin

dicapai sekaligus memberikan tingkat ketercapaian Visi dan Misi SMP Negeri 3

Jepon.

B. Dasar Pemikiran

1. Pasal 12 ayat (1) dan Pasal 30 UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

2. Visi dan Misi serta Program Kerja SMPN 3 Jepon

C. Tujuan

1. Sebagai salah satu media untuk pencapaian Visi dan Misi Sekolah.

2. Sebagai bahan acuan bagi Kepala Laboratorium IPA SMP Negeri 3 Jepon

(6)

BAB II

RENCANA KEGIATAN LABORATORIUM IPA

A. Penataan Ruang Laboratorium

DENAH RUANG LABORATORIUM IPA

Keterangan:

A : Lemari Alat

B : Rak Alat

C : Meja Persiapan

W : Wastafel

A

B B

Ruang Penyimpanan/ Gudang Alat

A

C

Ruang Persiapan

W

B

(7)

B. Penataan Alat dan Bahan

Penataan alat dan bahan praktik IPA sangat bergantung kepada fasilitas

yang ada di laboratorium dan kepentingan pemakai laboratorium. Fasilitas

yang dimaksud dalam hal ini adalah adanya ruang penyimpanan khusus

(gudang), ruang persiapan, dan tempat-tempat penyimpanan seperti lemari,

kabinet, dan rak-rak.

Untuk menata alat dan bahan praktik IPA ada beberapa hal yang perlu

dikerjakan terlebih dahulu, yaitu pekerjaan sebagai berikut:

1. Membersihkan ruang laboratorium beserta tempat-tempat penyimpanan

alat dan bahan yang tersedia, misalnya lemari, laci, dan rak.

2. Mendata dan memeriksa alat dan bahan dalam hal macamnya,

jumlahnya, sifat fisiknya, harganya, dan sebagainya.

3. Mengelompokkan alat dan bahan sesuai dengan kelompok mata

pelajaran (Fisika, Biologi, Kimia) atau sesuai dengan katalog yang dirujuk.

Penataan alat adalah proses pengaturan alat di laboratorium agar

tertata dengan baik. Dalam menata alat tersebut berkaitan erat dengan

keteraturan dalam penyimpanan maupun kemudahan dalam pemeliharaan.

Keteraturan penyimpanan dan pemeliharaan alat itu, tentu memerlukan cara

tertentu agar petugas laboratorium dengan mudah dan cepat dalam

pengambilan alat untuk keperluan praktikum, juga ada kemudahan dalam

memelihara kualitas dan kuantitasnya. Dengan demikian penataan alat

laboratorium bertujuan agar alat-alat tersebut tersusun secara teratur, indah

dipandang, mudah dan aman dalam pengambilan dalam arti tidak terhalangi

atau mengganggu peralatan lain, terpelihara identitas dan presisi alat, serta

terkontrol jumlahnya dari kehilangan dan kerusakan.

Di laboratorium terdapat berbagai macam fasilitas umum lab. maupun

peralatan. Beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan di dalam penataan

alat terutama cara penyimpanannya, diantaranya adalah :

a. Fungsi alat, apakah sebagai alat ukur ataukah hanya sebagai penyimpan

alat saja.

b. Kualitas alat termasuk kecanggihan dan ketelitian

c. Keperangkatan

d. Nilai/ harga alat

e. Kuantitas alat termasuk kelangkaannya

f. Sifat alat termasuk kepekaan terhadap lingkungan

(8)

h. Bentuk dan ukuran alat

i. Bobot / berat alat

Pada praktisnya untuk melakukan penataan / penyimpanan alat tidak

dapat digunakan secara mutlak menurut fungsinya saja atau menurut

kecanggihan dan sifatnya saja. Cara terbaik disarankan mengkombinasikan di

antara aspek-aspek tersebut. Ketidakmutlakan dalam menerapkan aspek di

atas dalam menentukan penataan alat sangat nampak sekali dalam mata

pelajaran sains lainnya seperti kimia dan biologi. Dalam laboratorium IPA

penataan alat selama ini seringkali dikelompokkan atas dasar jenis bahannya

seperti alat-alat terbuat dari kaca, kayu, besi dan seterusnya. Dan penataan

alat-alat kimia dan biologi berdasarkan kegunaannya saja. Kembali pada

sembilan aspek di atas, suatu alat ada yang memiliki satu fungsi dan yang

multi fungsi. Misalnya buret, hanya dapat digunakan untuk mengukur volume

zat cair saja, sedangkan pH meter dapat digunakan untuk mengukur pH dan

juga mV. Tentu kalau penyimpanan alat mengacu atas dasar fungsi alat, maka

akan diperoleh jumlah kelompok alat yang relatif banyak sesuai

konsep-konsep kimia yang harus dipelajari. Oleh karena itu pengelompokan

berdasarkan fungsi alat cukup kita bagi menjadi alat yang berfungsi sebagai

alat ukur dan alat bukan alat ukur. Tentunya penyimpanan alat ukur harus

ditempatkan pada wadah/tempat khusus yang dapat menjaga keamanan

komponen alat yang memberi informasi kuantitas dan ketelitian pengukuran.

Berkaitan dengan alat laboratorium IPA sekolah, neraca 3 lengan,

stetoskop, mikroskop, dan buret dapat dikategorikan sebagai alat yang mahal

harganya. Oleh karena itu alat seperti ini harus menjadi pertimbangan pertama

dalam penyimpanan dan penataannya dibandingkan dengan perlatan lainnya.

Nilai atau harga alat laboratorium harus diketahui oleh petugas/

pengelola laboratorium, setidaknya dapat menilai mana alat yang mahal dan

mana alat yang lebih murah. Alat yang mahal harus disimpan pada tempat

yang lebih aman atau pada ruangan / lemari yang terkunci. Sementara alat

yang tidak begitu mahal dapat disimpan pada rak atau tempat terbuka. Akan

tetapi jika tempat atau lemari jumlahnya mencukupi, maka semua alat

laboratorium dapat tersimpan dengan rapi dan tidak terkena debu dan

kelembaban air sehingga tidak cepat rusak, karena alat laboratorium yang

sering terkena debu dan uap air akan cepat rusak.

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan dan penataan alat

(9)

pengamanan yang lebih baik, misalnya disimpan dalam lemari atau ruangan

yang terkunci. Demikian alat yang jumlahnya cukup banyak biasanya alat

tersebut frekuensi penggunaannya cukup tinggi dan melibatkan banyak

pengguna. Oleh karena itu penyimpanan alat ini harus ditempatkan pada

lemari besar dan berada pada lokasi yang tidak banyak rintangan yang

mengganggu sirkulasi peminjaman atau pengembalian dari pengguna. Cara

lain, penyimpanan alat yang jumlahnya banyak dilakukan dengan

mendistribusikan pada lemari-lemari pengguna yang dilengkapi kunci.

Alat yang peka terhadap kelembaban terutama di daerah dingin,

sekalipun alat tersebut disimpan dalam lemari secara tertutup, besar

kemungkinan alat tersebut akan ditumbuhi jamur. Lensa objektif dan okuler

pada mikroskop cepat berjamur di daerah lembab. Cara mencegah pengaruh

kelembaban ini adalah dengan memasang listrik pada lemari penyimpanan.

Mikroskop harus selalu disimpan di dalam petinya yang dilengkapi absorber

silika gel. Demikian pula neraca Ohouse atau neraca sama lengan peka sekali

terhadap adanya getaran. Keberadaan getaran akan menyulitkan dalam

pengukuran, dan akibatnya hasil pengukuran menjadi tidak akurat. Oleh

karena itu neraca Ohouse harus disimpan pada meja permanen.

Dengan diketahuinya bahan dasar dari suatu alat kita dapat

menentukan atau mempertimbangkan cara penyimpanannya. Alat yang

terbuat dari logam tentunya harus dipisahkan dari alat yang terbuat dari gelas

atau porselen. Jadi alat seperti kaki tiga harus dikelompokkan dengan statif

atau klem tiga jari karena ketiganya memiliki bahan dasar yang sama yaitu

logam.

Belumlah cukup hanya dengan memperhatikan bahan dasar dari alat,

namun penyimpanan alat yang memiliki bahan dasar yang sama harus ditata

kembali. Jika tempat penyimpanan kaki tiga dan klem tiga jari adalah

menggunakan lemari rak, maka tahapan rak untuk kaki tiga harus berbeda

dengan tahap rak klem tiga jari, akan tetapi kedua tahap rak harus berdekatan.

Dengan memperhatikan bahan dasar alat pula, peralatan yang terbuat

dari logam umumnya memiliki bobot lebih tinggi dari peralatan yang terbuat

dari gelas atau plastik. Oleh karena itu dalam penyimpanan dan penataan alat

aspek bobot benda perlu juga diperhatikan.

Dari uraian yang telah dikemukakan, yang menjadi kunci dalam

melakukan penyimpanan dan penataan alat laboratorium dengan baik dan

lancar, adalah tempat atau ruang khusus (wadah/lemari) dan karakteristik dari

(10)

Setiap alat laboratorium harus dibuatkan spesifikasinya, yaitu

informasi-informasi yang memberikan gambaran tentang suatu alat, sehingga dari ciri

tersebut secara spesifik alat itu terbedakan dari alat lain. Alat sederhana

tentunya memiliki spesifikasi lebih sederhana dari alat rumit. Spesifikasi alat ini

harus dimuat dalam kartu alat, dimana setiap alat harus memiliki satu kartu.

Literatur alat laboratorium dikenal dengan nama katalog. Di dalam

katalog itu terhimpun secara lengkap tentang informasi tentang spesifikasi alat

hingga harganya.

C. Pengadministrasian Alat dan Bahan

Untuk memudahkan pengecekan, penggunaan, pemeliharaan,

pengadaan, dan terutama pertanggungjawaban, semua fasilitas dan

alat-alat/bahan di laboratorium harus diadministrasikan. Pengertian

pengadministrasian disini adalah pencatatan nama alat/bahan, jumlahnya,

ukurannya, mereknya, nomor kodenya, dan tempat penyimpanannya.

Untuk keperluan pencatatan alat dan bahan laboratorium ini diperlukan

format atau buku perangkat administrasi yang meliputi:

1. Buku inventaris

2. Kartu stok

3. Kartu permintaan/peminjaman alat/bahan

4. Buku catatan harian

5. Kartu alat/bahan yang rusak

6. Kartu reparasi

7. Format label

Buku lainnya yang dapat melengkapi perangkat administrasi di atas

antara lain:

1. Daftar alat dan bahan sesuai dengan LKS

2. Program semester kegiatan laboratorium

3. Jadwal penggunaan laboratorium

4. Jurnal penggunaan laboratorium

D. Pengadministrasian Ruangan

Ruangan-ruangan laboratorium yang akan diadministrasikan di

antaranya adalah :

1. Ruang praktikum

(11)

3. Ruang penyimpanan / gudang alat

E. Pengadministrasian Fasilitas Umum

Fasilitas umum laboratorium adalah barang-barang yang merupakan

perlengkapan laboratorium. Barang-barang yang termasuk ke dalam kategori

ini adalah :

Papan tulis Instalasi listrik

Papan pengumuman Instalasi air

Meja guru Komputer

Meja peserta didik LCD Proyektor

Kursi/bangku Alat pemadam kebakaran

Almari alat/bahan Jam dinding

Rak alat/zat Perlengkapan P3K

Bak cuci / wastafel Lampu

Meja praktikum Kipas angin/AC

Lemari asam Sound sistem

Termometer ruangan Sapu/kemoceng

Penuntun Praktikum Keset

Buku-buku materi Tempat sampah

F. Pengadaan Alat dan Bahan

Untuk melengkapi atau mengganti alat dan bahan yang rusak, hilang,

atau habis dipakai diperlukan pengadaan. Sebelum pengusulan pengadaan

alat dan bahan dipikirkan hal-hal berikut:

1. Percobaan apa yang akan dilakukan

2. Alat dan bahan apa yang akan dibeli (dengan spesifikasi jelas)

3. Apakah dana tersedia

4. Prosedur pembelian

5. Pelaksanaan pembelian

Prosedur pengadaan alat dan bahan biasanya dimulai dengan

penyusunan daftar alat dan bahan yang akan dibeli. Daftar pengusulan

diperoleh dari usulan masing-masing guru IPA yang dikoordinasikan oleh

koordinator laboratorium. Daftar alat dan bahan yang akan dibeli dibuat

berdasarkan program semester/program kegiatan laboratorium atau

berdasarkan analisis LKS.

Daftar alat dan bahan yang dibeli harus dilengkapi dengan spesifikasi

(12)

artinya tentukan alat dan bahan yang terlebih dahulu yang akan digunakan.

Daftar alat yang akan dibeli dipisahkan dari daftar bahan. Setelah

selesai penyusunan daftar alat/bahan, daftar ini diserahkan oleh penanggung

jawab laboratorium kepada kepala sekolah.

G. Tata Tertib Laboratorium IPA

1. Peserta didik tidak dibenarkan masuk ke dalam laboratorium tanpa izin

Guru Pembimbing.

2. Peserta didik melaksanakan praktikum sesuai dengan jadwal.

3. Peserta didik masuk laboratorium dengan tertib dan melepas alas kaki.

4. Peserta didik tidak diperkenankan membawa makanan atau minuman

dalam bentuk apapun ke dalam laboratorium.

5. Peserta didik wajib menjaga ketertiban dan kebersihan ruang laboratorium.

6. Peserta didik menempati tempat yang sudah ditentukan sesuai kelompok

kerja.

7. Alat dan bahan yang digunakan sesuai dengan petunjuk praktikum.

8. Jika ada alat-alat yang rusak peserta didik segera melaporkan kepada

guru pembimbing.

9. Jika terjadi kecelakaan dalam praktikum segera melaporkan kepada guru

pembimbing.

10. Setelah melakukan praktikum peserta didik harus mengembalikan

alat/bahan ke tempat semula dalam keadaan bersih.

11. Kerusakan atau kehilangan alat yang terjadi akibat kelalaian peserta didik,

maka peserta didik atau kelompok kerjanya harus menggantinya.

12. Ruangan laboratorium harus dalam keadaan bersih setelah selesai

kegiatan.

13. Peserta didik yang tidak mengindahkan tata tertib dapat diberi sanksi

(13)

BAB III

ORGANISASI LABORATORIUM IPA

Organisasi Laboratorium IPA adalah suatu sistem kerja sama dari kelompok

orang, barang, atau unit tertentu tentang laboratorium IPA untuk mencapai tujuan.

Mengorganisasikan laboratorium IPA berarti menyusun sekelompok orang atau

petugas dan sumberdaya yang lain untuk melaksanakan suatu rencana atau

program guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara yang paling

berdaya guna terhadap laboratorium IPA.

Orang-orang atau petugas yang terlibat langsung dalam organisasi

laboratorium IPA adalah sebagai berikut:

1. Kepala Sekolah

Tugas Kepala Sekolah:

a. Memberikan bimbingan, motivasi, pemantauan, dan evaluasi kepada

petugas-petugas laboratorium IPA.

b. Memberikan motivasi kepada guru-guru IPA dalam hal kegiatan

laboratorium IPA.

c. Menyediakan dana keperluan operasional laboratorium.

2. Waka Urusan Kurikulum

Tugas Waka Urusan Kurikulum:

a. Melakukan koordinasi dengan Kepala Laboratorium dalam pengaturan

jadwal kegiatan di laboratorium.

3. Waka Urusan Humas Sarana & Prasarana

Tugas Waka Urusan Humas Sarana prasarana:

a. Melakukan koordinasi dengan Kepala Laboratorium dalam menyediakan

sarana dan prasarana laboratorium.

4. Kepala Laboratorium

Tugas Kepala Laboratorium:

a. Bertanggung jawab atas kelengkapan administrasi laboratorium.

b. Bertanggung jawab atas kelancaran kegiatan laboratorium.

c. Mengusulkan kepada kepala sekolah tentang pengadaan alat/bahan

laboratorium.

d. Bertanggung jawab tentang kebersihan, penyimpanan, perawatan, dan

perbaikan alat.

e. Memelihara dan perbaikan alat-alat laboratorium.

f. Menyusun jadwal dan tata tertib penggunaan laboratorium.

(14)

5. Koordinator laboratorium

Tugas koordinator laboratorium:

a. Mengkoordinasikan guru mata pelajaran.

b. Perencanaan pengadaan alat dan bahan laboratorium.

c. Mengatur penyimpanan dan daftar alat-alat laboratorium.

d. Memelihara dan perbaikan alat-alat laboratorium.

e. Inventarisasi dan pengadministrasian peminjaman alat-alat laboratorium.

f. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan laboratorium.

6. Guru Mapel IPA

Tugas Guru Mapel IPA:

a. Menyelenggarakan praktikum mulai perencanaan, persiapan alat/bahan,

persiapan praktikum, dan pelaksanaan praktikum.

b. Menjaga ketertiban dan kelancaran pelaksanaan praktikum.

c. Menjaga kebersihan ruangan dan peralatan yang digunakan setelah

selesai praktikum.

d. Mengatur kembali penyimpanan alat-alat laboratorium yang telah

digunakan.

e. Mengisi jurnal penggunaan laboratorium.

7. Laboran

Tugas laboran adalah:

a. Mengerjakan administrasi laboratorium.

b. Mengatur penyimpanan dan pendataan alat dan bahan yang ada dalam

laboratorium.

c. Menginventaris dan mengadministrasi peminjaman alat-alat laboratorium.

d. Mempersiapkan dan menyiapkan alat/bahan yang digunakan dalam

praktikum.

e. Bertanggungjawab atas kebersihan alat dan ruang laboratorium beserta

perlengkapannya.

(15)

STRUKTUR ORGANISASI

LABORATORIUM IPA

SUPRIYANTO, S.Pd.

WAKA UR. HUMAS

SAPRAS

SUPRIYANTO, S.Pd.

PENANGGUNG JAWAB:

Plt. KEPALA

SEKOLAH

TEGUH EKO P., S.Pd.

KEPALA LABORATORIUM

1. TEGUH EKO P., S.Pd.

2. SUYATMINI, S.Pd.

3.

WURIYASIH A., S.Pd.

GURU MAPEL IPA

PESERTA DIDIK

PRAKTIKAN

PUJI SISWANTO, S.Pd.

WAKA UR. KURIKULUM

LABORAN

SUYATMINI, S.Pd.

KOORDINATOR

FISIKA

WURIYASIH A., S.Pd.

(16)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Pelaksanaan Program Kerja Laboratorium IPA di SMPN 3 Jepon ini

diharapkan menjadi solusi dalam menyiasati besarnya tanggung jawab yang

diemban oleh mata pelajaran IPA di sekolah. Dengan adanya pelaksanaan

program kerja ini sebagai agenda rutin di SMPN 3 Jepon, diharapkan nilai-nilai

sains yang telah dipelajari oleh peserta didik tidak hanya sekedar menjadi

pengetahuan atau hapalan tetapi hendaknya menjadi suatu bekal di

tengah-tengah kehidupan sehari-hari.

B. Saran

Laboratorium IPA sebagai sarana sumber belajar yang nyata untuk

peserta didik belajar perlu dipelihara kebersihan dan kenyamanannya. Untuk

itu laboratorium IPA sebaiknya tidak hanya dikelola oleh Kepala Laboratorium

IPA saja tetapi juga diperlukan seorang Laboran yang siap setiap saat

membantu guru IPA dalam menyelenggarakan praktikum di laboratorium.

Dengan keterbatasan tenaga dan waktu, laboratorium IPA juga sangat

memerlukan tenaga kebersihan yang rutin untuk membersihkan ruang

laboratorium, sehingga ruangan selalu dalam keadaan bersih dan siap pakai.

Demikian kiranya saran yang dapat diberikan kepada pihak sekolah

Referensi

Dokumen terkait

NO NAMA ALAT / BAHAN KIMIA JUMLAH

Mengembalikan alat / bahan kimia yang diambil pada tempat semula.. lab jika terjadi kecelakaan atau merusakkan alat dan

Namun, hal ini bukan berarti bahwa atasan harus berpartisipasi dalam aktifitas yang sama dengan yang anggota organisasi yang lainnya, tetapi atasan harus memiliki

Namun, fakta yang ada di SMP Negeri 1 Sukodono Lumajang masih belum sesuai dengan standar laboratorium yang baik, misalnya tidak adanya laboran, teknisi, alat

Penyimpanan dan penempatan alat-alat atau bahan kimia menganut prinsip sedemikian sehingga tidak menimbulkan kecelakaan pada pemakai ketika mengambil dari dan

3. Setelah selesai menggunakan lab. Alat-alat IPA dan kunci lab agar diserahkan kembali kepada Koordinator lab untuk disimpna pada tempatnya lagi. Guru IPA harus

P'nataan Alat a,oratorium 4ahasa sangat ,'rgantung /'-ada =asilitas *ang ada di la,oratorium dan /'-'ntingan -'ma/ai la,oratorium...

Bp/Ibu guru dan tenaga administrasai sekolah yang telah memberikan masukan dalam penyusunan program ini Kami sudah berusaha secara maksimal, namun tetap menyadari kalau laporan program