• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM PEREKONOMIAN KABUPATEN MERANGIN 2015-2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM PEREKONOMIAN KABUPATEN MERANGIN 2015-2021"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM PEREKONOMIAN

KABUPATEN MERANGIN 2015-2021

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

HASSA NABILLA DIVIKA C1A018115

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JAMBI

2022

(2)

ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Hassa Nabilla Divika

NIM : C1A018115

Program Studi : Ekonomi Pembangunan

Judul Skripsi : Analisis Sektor Unggulan Dalam Perekonomian IKabupaten Merangin Tahun 2015-2021

Dengan ini menyatakan :

1. Skripsi ini adalah karya asli penulis, selama proses penulisan tidak melakukan kegiatan plagiat atas karya ilmiah orang lain, semua petikan yang saya ajukan dalam skripsi ini sesungguhnya ada dan disisipkan dengan kaedah penulisan ilmiah.

2. Bila dikemudian hari didapati ketidaksesuaian sebagaimana pada poin (1) diatas, maka saya siap menerima sanksi berupa pencabutan gelar kesarjanaan yang telah diperoleh.

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Jambi, Desember 2022

Hassa Nabilla Divika NIM. C1A018115

(3)

iii LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Dengan ini pembimbing Skripsi dan Ketua Prodi Ekonomi Pembangunan menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh :

Nama : Hassa Nabilla Divika NIM : C1A018115

Jurusan : Ekonomi Pembangunan Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Judul : Analisis Sektor Unggulan Dalam Perekonomian IKabupaten Merangin Tahun 2015-2021

Telah disetujui dan disahkan sesuai dengan prosedur, ketentuan dan kelaziman yang berlaku dalam ujian komprehensif dan ujin skripsi pada tanggal yang tertera dibawah ini:

Jambi, Desember 2022 Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Yulmardi, S.E., M.S. Drs. Adi Bhakti, M.Si NIP. 195906041986031002 NIP. 195812201988121001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan

Dr. Hj. Etik Umiyati, S.E., M.Si.

NIP. 196807091993032002

(4)

iv LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi Program Studi Ekonomi Pembangunan Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jambi pada :

Hari : Kamis

Tanggal : 22, Desember 2022 Jam : 10.00 s.d 12.00 WIB

Tempat : Ruang Ujian 1 FEB Gedung Baru Lantai 1

TIM PENGUJI

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua Penguji Dr. Drs. H. Zulgani, M.P Penguji Utama Dr. Siti Hodijah, S.E., M.Si Sekretaris Penguji Yohanes Vyn Amzar, S.E., M.Si Anggota Penguji Dr. H. Yulmardi, S.E., M.S Anggota Penguji Drs. Adi Bhakti, M.Si

Disahkan oleh:

Ketua Jurusan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ilmu Ekonomi Universitas Jambi

Dr. Drs. H. Zulgani, M.P Dr. H. Junaidi, S.E., M.Si NIP. 196205161987031018 NIP. 196706021992031003

(5)

v KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Sektor Unggulan Dalam Perekonomian Kabupaten Merangin Tahun 2015- 2021. Skripsi ini diajukan untuk melengkapi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pada program studi kehutanan di Fakultas Kehutanan Universitas Jambi.

Selain itu, diharapkan skripsi ini memberikan manfaat dan dapat menjadi acuan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing maupun memberikan dukungan moral dalam penyelesaian skripsi ini antara lain:

1. Bapak Nursan Subagyo, Ibu Sarifah, dan Abang M. Goval Ibnu Hibban, keluarga yang sangat saya sayangi yang selalu memberikan dukungan baik dalam bentuk materi maupupun non materi serta do’a yang selalu dipanjatkan dengan tulus.

2. Bapak Dr. H. Junaidi, S. E., M. Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi dan Ibu Dr. Etik Umiyati, S. E., M. Si selaku Ketua Program Studi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi

3. Bapak Dr. H. Yulmardi, S.E., M. S selaku pembimbing skripsi I dan Bapak Drs. Adi Bhakti, M. Si selaku pembimbing skripsi Il yang telah banyak membantu, memberikan saran, bimbingan, arahan dan meluangkan banyak waktu dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Dr. Drs. H. Zulgani, M.P, Ibu Dr. Siti Khodijah, S. E., M. Si, Bapak Yohanes Vyn Amzar, S. E., M. Si selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan arahan dan saran dalam perbaikan skripsi ini.

5. Bapak Parmadi, S. E., M. E selaku pembimbing akademik yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis selama masa studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama masa studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi.

(6)

vi 7. Sahabat saya selama kuliah yaitu Adelia, Nurmala, Thania, dan Lily yang selalu menyemangati dan membantu selama masa perkuliahan sampai penulisan skripsi.

8. Sahabat saya Feby Savva, Tri Ulva, Regita Hanifah, Natasya Mutia, dan yang lainnya juga karena selalu menyemangati dan membantu selama masa perkuliahan sampai penulisan skripsi.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat ketidaksempurnaan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis menerima kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

Demikianlah, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.

Jambi, November 2022

Hassa Nabilla Divika C1A018115

(7)

vii ABSTRAK

Penelitian telah dilakukan dengan penyusunan secara kaidah akademis serta dibimbing oleh Bapak Dr. H. Yulmardi, S.E., M.S dan Bapak Drs. Adi Bhakti, M. Si. Judul penelitian ini ialah “Analisis Sektor Unggulan Dalam Perekonomian Kabupaten Merangin Tahun 2015-2021”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis : 1) Apa sajakah sektor unggulan yang ada di wilayah Kabupaten Merangin; 2) Bagaimanakah perubahan dan pergeseran sektor perekonomian di Kabupaten Merangin; 3) Bagaimanakah klasifikasi pertumbuhan sektor perekonomi di Kabupaten Merangin.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah kuantitatif dan deskriptif berupa data sekunder uang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dengan alat analisa Uji Location Quotient (LQ), Gabungan Location Quotient (LQ) dan Dynamic Location Quotient (LQ), Analisis Shift Share, dan Uji Tipologi Klassen. Dengan dibantu menggunakan alat analisis Software Microsoft Excel. Adapun penelitian ini bertempat di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kabupaten Merangin memiliki 11 (sebelas) sektor basis. Berdasarkan analisis shift share terdapat 11 (sebelas) sektor ekonomi di Kabupaten Merangin yang mampu menghasilkan komoditas yang memiliki keunggulan kompetitif. Dari Hasil analisis LQ, Shift Share, dan Tipologi Klassen ditemukan satu sektor merupakan sektor unggulan dan berpotensi untuk dikembangkan dengan kriteria maju dan tumbuh pesat yaitu sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan.

Kata Kunci : Sektor Unggulan, Location Quotient, Shift-Share, Tipologi Klassen, Pembangunan Daerah

(8)

viii ABSTRACT

The research has been carried out with the preparation of academic rules and guided by Mr. Dr. H. Yulmardi, S.E., M.S and Drs. Adi Bhakti, M. Si. The title of this research is "Analysis of Leading Sector in Merangin Regency's Economy 2015-2021". This study aims to analyze: 1) What are the leading sectors in the Merangin Regency area; 2) How are the changes and shifts in the economic sector in Merangin Regency; 3) How is the classification of economic sector growth in Merangin Regency.

The research method used in this research is quantitative and descriptive in the form of secondary data sourced from the Central Statistics Agency (BPS) with analysis tool Location Quotient (LQ), Combined Location Quotient (LQ) and Dynamic Location Quotient (LQ), Shift Share Analysis , and the Klassen Typology Test. With the help of using Microsoft Excel Software analysis tools. This research is located in Merangin Regency, Jambi Province.

The results showed that Merangin Regency has 11 (eleven) base sectors.

Based on shift share analysis, there are 11 (eleven) economic sectors in Merangin Regency that are able to produce commodities that have competitive advantages.

From the results of the analysis of LQ, Shift Share, and Klassen Typology, it was found that one sector is a leading sector and has the potential to be developed with advanced and rapidly growing criteria, namely the agricultural, forestry, and fisheries sectors.

Keywords: Leading Sector, Location Quotient, Shift-Share, Klassen Typology, Regional Development

(9)

ix DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... iii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II ... 6

TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Landasan Teoritis ... 6

2.1.1 Teori Pertumbuhan Ekonomi ... 6

2.1.2 Teori Pertumbuhan Regional ... 8

2.1.3 Teori Ekonomi Basis ... 10

2.1.4 Teori Keunggulan Kompetitif ... 10

2.1.5 Produk Domestik Regional Bruto ... 12

2.1.6 Analisis Location Quotient (LQ) ... 13

2.1.7 Analisis Dinamic Location Quotient (DLQ) ... 15

2.1.8 Analisis Shift Share ... 16

2.2 Penelitian Terdahulu ... 18

2.3 Kerangka Pemikiran ... 21

BAB III ... 23

METODE PENELITIAN ... 23

3.1 Jenis Penelitian ... 23

3.2 Lokasi Penelitian ... 23

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 23

3.3.1 Jenis Data ... 23

3.3.2 Sumber Data ... 24

3.4 Metode Analisis Data ... 24

3.4.1 Metode Location Quotient (LQ) ... 24

3.4.2 Metode Dinamis Location Quotient (DLQ) ... 25

3.4.3 Analisis Gabungan LQ dan DLQ ... 26

3.4.4 Metode Shift Share ... 26

3.4.5 Tipologi Klassen ... 28

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 29

(10)

x

BAB IV ... 30

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ... 30

4.1 Sejarah Singkat Kabupaten Merangin ... 30

4.2 Letak Geografis dan Batas Wilayah Kabupaten Merangin... 31

4.3 Keadaan Alam dan Wilayah... 32

4.4 Wilayah Kecamatan di Kabupaten Merangin ... 32

4.5 Penduduk di Kabupaten Merangin ... 34

4.6 Pendidikan dan Kesehatan di Kabupaten Merangin ... 38

4.7 Keadaan Kemiskinan dan Pengangguran di Kabupaten ... 41

4.8 Gambaran Umum Sektor-Sektor Ekonomi Kabupaten Merangin ... 43

BAB V ... 46

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

5.1 Hasil Penelitian... 46

5.1.1 Analisis Location Quotient (LQ) ... 46

5.1.2 Analisis Gabungan Location Quotient (LQ) dan Dynamic Location Quotient (DLQ) ... 48

5.1.3 Analisis Shift Share ... 50

5.1.4 Hasil Analisis Tipologi Klassen ... 54

BAB VI ... 61

KESIMPULAN DAN SARAN ... 61

6.1 Kesimpulan ... 63

6.2 Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64

LAMPIRAN ... 67

(11)

xi DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu……… 18 Tabel 3.1 Klasifikasi Tipologi Klassen……… 28 Tabel 4.1 Kecamatan dan Ibukota Kecamatan Serta Luas

Daerah di Kabupaten Merangin………... 33 Tabel 4.2 Penduduk Per Kecamatan di Kabupaten Merangin

2019-2021……….………... 35 Tabel 4.3 Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut

Kecamatan di Kabupaten Merangin Tahun 2020……… 36 Tabel 4.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten

Merangin 2017-2021……… 37 Tabel 4.5 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Merangin

2017-2021………... 38 Tabel 4.6 Jumlah Sekolah di Kabupaten Merangin

2021/2022……….39 Tabel 4.7 Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten

Merangin 2021……… 40 Tabel 4.8 Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin di

Kabupaten Merangin Tahun 2017-2021………...42 Tabel 4.9 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional

Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Merangin (persen)

2015-2021……… 43 Tabel 4.10 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional

Bruto Atas Dasar Harga Berlaku 2010 Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Merangin (persen)

2017-2021……… 44 Tabel 5.1 Hasil Analisis Location Quotient (LQ) Sektor

Perekonomian Kabupaten Merangin………47 Tabel 5.2 Hasil Analisis Gabungan LQ dan DLQ Sektor

Perekonomian Kabupaten Merangin………49 Tabel 5.3 Hasil Analisis Shift Share di Kabupaten Merangin

Tahun 2015-2021………. 51 Tabel 5.4 Rata-Rata Laju Pertumbuhan dan Rata-Rata

Kontribusi Sektor PDRB Provinsi Jambi dan

Kabupaten Merangin 2015-2021………. 55 Tabel 5.5 Klasifikasi Tipologi Klassen Kabupaten Merangin

2015-2021……… 56

(12)

xii DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran………. 22

4.1 Peta Wilayah Kabupaten Merangin………. 30

(13)

xiii DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Produk Domestik Bruto Harga Konstan Menurut

Lapangan Usaha Provinsi Jambi (Milliar Rupiah)……….… 67 2. Produk Domestik Bruto Harga Konstan Menurut

Lapangan Usaha Kabupaten Merangin (Milliar

Rupiah)………... 68 3. Hasil Analisis Location Quotient (LQ) Sektor

PerekonomianKabupaten Merangin………... 69 4. Hasil Analisis Gabungan LQ dan DLQ Sektor

PerekonomianKabupaten Merangin………... 70 5. Hasil Analisis Shift Share di Kabupaten Merangin

Tahun 2015-2021………... 71 6. Hasil Analisis Tipologi Klassen………. 72

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan ekonomi bermakna sebagai bagian dari segala usaha-usaha dalam pembangunan yang terus dilakukan oleh masyarakat terutama ditujukan untuk mencapai kesejahteraan bagi seluruh rakyat. Pembangunan ekonomi itu sendiri merupakan sebuah usaha yang dilakukan oleh masyarakat untuk menaikkan perkonomiannya yakni dengan cara meningkatkan pendapatan dan perkembangan sosial, politik dan budaya. Singkatnya, pembangunan ekonomi berarti suatu bentuk proses yang dimana adanya penambahan pendapatan perkapita di dalam kurun waktu jangka panjang. Begitu juga dengan pembangunan ekonomi yang berada di Indonesia. Sebagai menjadi salah satu dari negara berkembang, Indonesia senantiasa berupaya meningkatkan kesejahteraan nasional dengan mewujudkan pembangunan di segala bidang. Mewujudkan keadilan dan kemakmuran rakyat sesuai dengan tujuan utama pembangunan.

Dalam hal ini pembangunan ekonomi dilandasi dan diharapkan sejalan dengan persaingan produk unggulan di daerahnya masing-masing.

Pembangunan ekonomi daerah berartikan suatu bentuk proses yang mengusahakan serta mengelola segala bentuk ketersediaan sumber daya oleh pemerintah daerah serta masyarakatnya dengan menciptakan model kemitraan antara sektor lokal dan swasta guna untuk melahirkan sebuah lapangan pekerjaan yang baru agar supaya mendorong pengembangan kegiatan perekonomian (pertumbuhan ekonomi) di dalam wilayah tersebut (Adisasmita, 2011). Beberapa indikator dari pembangunan bisa tergambar mulai dari pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi, sektor-sektor unggulan, serta pengurangan ketimpangan antar penduduk, wilayah, dan juga sektor.

Pertumbuhan ekonomi dalam kata lain yaitu suatu bentuk perkembangan dari kegiatan ekonomi masyarakat, dimana bisa menimbulkan adanya peningkatan produksi barang serta jasa, atau sama halnya dengan sebuah peningkatan pada pendapatan nasional. Dan juga pertumbuhan ekonomi berarti suatu tahap yang

(15)

2 berkesinambungan dari adanya perubahan keadaan perekonomian suatu negara ke arah yang jauh lebih baik dalam masa waktu tertentu (Robiani, 2015).

Pertumbuhan ekonomi daerah termasuk satu diantara komponen yang paling penting di dalam sebuah pembangunan ekonomi daerah/regional. Serta juga termasuk satu diantara dari indikator makro agar kinerja dari perekonomian yang riil di suatu wilayah/regional dapat diketahui.

Pertumbuhan ekonomi suatu daerah/regional salah satunya dipengaruhi oleh beberapa sektor lapangan usaha. Di antara semua sektor ini, adanya sektor yang dikatakan unggul dan ada juga sektor yang tidak bisa dikatakan unggul.

Sektor unggulan berarti sektor paling menonjol serta dominan yang dapat memacu pertumbuhan ataupun perkembangan bagi sektor yang lain. Dengan mengetahui sektor unggul di suatu wilayah memungkinkan masyarakat untuk mengembangkannya kembali dan menjadi sektor yang menguntungkan bagi wilayah tersebut. Setelah itu akan diketahui juga sektor yang tidak unggul di daerah tersebut sehingga pemerintah bisa mengambil tindakan untuk mendorong sektor-sektor ini menjadi jauh lebih maju dari sebelumnya.

Salah satunya cara untuk bisa mengetahui adanya sektor unggul dalam suatu daerah/regional yakni dengan cara menggunakan data PDRB (Produk Domestik Regional Bruto). PDRB ialah nilai tambah dari seluruh jenis unit usaha di wilayah tertentu, atau besarnya nilai total dari barang dan juga jasa akhir yang didapat dari segala jenis usaha di wilayah tersebut (BPS, 2010). Nilai PDRB bisa juga digunakan sebagai alat untuk melihat berpotensinya ekonomi di suatu wilayah di dalam mengolah serta mengelola segala jenis sumber daya alam maupun sumber daya manusianya. Dilihat dari perspektif struktur perkonomian, PDRBt juga dipergunakan untuk alat dasar dalam menganalisis dalam menentukan sektor manakah yang bisa dikatakan unggul di dalam suatu daerah dalam perekonomiannya. Sekaligus bisa juga dipakai sebagai alat ukur tingkat kesejahteraan masyarakat suatu daerah secara keseluruhan.

Sektor unggulan merupakan sektor ekonomi yang mampu menyumbang kontribusi yang berpengaruh kuat terhadap PDRB dan akan berdampak positif apabila mampu berkembang dengan sektor-sektor unggul lainnya serta juga

(16)

3 perekonomian daerah yang secara umum. Sebuah sektor boleh dikatakan sektor unggul jika sektor tersebut sanggup dan berpotensi untuk diekspor keluar daerah.

Hal ini berarti sektor ini dianggap sanggup untuk mencukupi kebutuhan wilayah atau daerahnya sendiri.

Sektor unggulan bisa dibilang mampu menggerakkan pembangunan ekonomi karena mampu mendorong lajunya pertumbuhan ekonomi daerah serta turut memberikan kontribusi pada PDRB (Ginting et al., 2020). Sektor unggulan mampu memacu pertumbuhan ekonomi dan juga pertumbuhan di bagian sektor- sektor lainnya, dari sektor yang memasok input ke sektor yang menggunakan output dari sektor unggulan sebagai input proses produksi.

Di antara seluruh kabupaten/kota yang berada di Provinsi Jambi, hanya ada tiga kabupaten yang tingkat pertumbuhan ekonomi masih bernilai positif di tahun 2020. Kabupaten Merangin adalah salah satunya. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Merangin pada tahun 2020 tercatat naik sebesar 0,83%.

Angka ini merupakan angka terbesar kedua setelah Kabupaten Kerinci dimana sebesar 3,86% di tahun 2020. Hal tersebut berarti di Kabupaten Merangin berpotensi cukup besar dalam perekonomiannya.

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Merangin jika dilihat dari PDRB menurut harga konstan, terlihat bahwa pada bagian sektor pertanian dan juga perdagangan besar serta sektor industri juga merupakan sektor yang berkontribusi terbesar dibanding yang lainnya. Namun itu tidak menutup kemungkinan bahwa sektor-sektor lain juga mampu berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, yang dapat dipengaruhi oleh sektor unggulan yaitu penyerapan tenaga kerja, investasi, ekspor dan pendapatan perkapita di Kabupaten Merangin.

Perkembangan PDRB Kabupaten Merangin atas dasar harga konstan selama 2017 - 2021 mengalami kenaikan di tiap tahunnya meski pun laju pertumbuhannya tidak selalu naik. PDRB Kabupaten Merangin di tahun 2017 yaitu sebesar Rp.8.947,14 milyar, pada 2018 meningkat sebesar 4,93% menjadi Rp.9.388,25 milyar, pada 2019 meningkat lagi sebesar 4,25% menjadi Rp. 9.787,47 milyar, lalu pada 2020 meningkat lagi namun laju pertumbuhannya turun dari yang sebelumnya yaitu sebesar 0,83% menjadi Rp. 9.869,16 milyar. Dan terakhir

(17)

4 meningkat kembali dengan laju sebesar 5,09% menjadi Rp. 10.371.7 milyar.

Angka tersebut adalah angka tertinggi dalam 5 tahun terakhir. Di 2020 terjadi penurunan laju pertumbuhan yang drastis itu disebabkan oleh pandemi yang melanda di tahun tersebut.

Guna tercapainya tujuan serta sasaran pembangunan di daerah, khususnya yaitu pada pembangunan ekonomi Kabupaten Merangin agar sumber daya ekonomi dapat dimanfaatkan secara optimal, pembangunan daerah dapat diurutkan berdasarkan tujuan sektor-sektor tersebut. Perencanaan sektoral ditujukan untuk mengembangkan sektor tertentu dengan penyesuaian antara potensi dengan keadaan masing-masing di setiap sektor serta tujuan dari pembangunan yang akan dicapai.

Agar pertumbuhan ekonomi dapat meningkat, pengembangan sektor- sektor ekonomi akan selalu dihadapkan pada kendala yang biayanya terbatas, maka harus ditetapkanlah sektor mana yang pantas dijadikan prioritas.

Selanjutnya, sektor yang jadi prioritas ini akan dikembangkan agar dapat memberi dorongan bagi sektor lain.

Berdasarkan penjelasan di atas mengenai keadaan yang terdapat di Kabupaten Merangin khususnya peranan sektoral dalam PDRB membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Sektor Unggulan Dalam Perekonomian Kabupaten Merangin Tahun 2015-2021 ”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apa sajakah sektor unggulan yang ada di wilayah Kabupaten Merangin Provinsi Jambi ?

2. Bagaimanakah perubahan dan pergeseran sektor perekonomian di Kabupaten Merangin?

3. Bagaimanakah klasifikasi pertumbuhan sektor perekonomi di Kabupaten Merangin ?

(18)

5 1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu :

1. Untuk mengetahui sektor unggulan yang ada di wilayah Kabupaten Merangin Provinsi Jambi.

2. Untuk mengetahui perubahan dan pergeseran sektor perekonomian di Kabupaten Merangin

3. Untuk mengetahui klasifikasi pertumbuhan sektor perekonomi di Kabupaten Merangin

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis dan manfaat praktis yaitu dimana :

1. Manfaat teoritis

Dengan adanya penelitian ini, diharapakan dapat dan mampu menjadi referensi bagi peneliti lainnya yang akan yang mengkaji masalah mengenai tingkat pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah.

2. Manfaat praktis

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan bisa dijadikan referensi serta informasi bagi pemerintah Kabupaten Merangin mengenai sektor manakah yang paling unggul dan berpotensial untuk dikembangkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah Kabupaten Merangin.

(19)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis

2.1.1 Teori Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu perubahan ekonomi masyarakat mengakibatkan adanya peningkatan dari produksi barang serta jasa dengan kata lain yaitu kenaikan pendapatan nasional. Selain dari itu, pertumbuhan ekonomi yaitu sebuah proses pengembangan keadaan ekonomi dari suatu negara yang terjadi terus menerus ke kondisi yang jauh lebih baik dalam jangka waktu tertentu (Sukirno, 2015). Pertumbuhan ekonomi juga merupakan kegiatan kenaikan jumlah produksi guna mencapai produksi yang besar. Pengukuran pertumbuhan ekonomi di wilayah ini, yaitu membandingkan antara PDRB berdasarkan harga konstan dari tahun bersangkutan dengan tahun sebelumnya. Apabila Pertumbuhan ekonomi di daerah meningkat, berarti laju pertumbuhan PDRB berdasarkan harga konstan dari kegiatan ekonomi semakin baik (Todaro dan Smith, 2011).

Adam Smith dan juga David Ricardo menjelaskan terdapat empat bentuk faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan ekonomi, yaitu banyaknya penduduk, kesediaan barang, kekayaan alam, luas tanah dan modal, serta penggunaan teknologi. Di antara empat faktor tersebut, pertumbuhan penduduk berpengaruh terhadap peningkatan ekonomi, yang berasumsi bahwa faktor luas lahan dan perkembangan teknologi yaitu konstan. Dimana pertumbuhan ekonomi klasik dijelaskan sebagai berikut :

a. Ketika jumlah penduduk masih terbilang sedikit, banyaknya ketersediaan barang modal, serta masih luasnya lahan tanah, ini termasuk golongan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

b. Ketika menurunnya produktivitas masyarakat disebabkan karena kapasitas produksi yang berkurang yang mengakibatkan turunnya frekuensi kegiatan perekonomian dan kemakuran rakyat, hal ini termasuk ke dalam golongan yang pertumbuhan ekonominya tidak berkembang.

(20)

7 Secara klasik Adam Smith menjelaskan bahwa terdapat dua faktor utama yang dapat mempengaruhi suatu pertumbuhan ekonomi yakni kenaikan total output dan satu lagi pertambahan jumlah penduduk. Produktivitas dari berbagai sektor di dalam penggunaan faktor produksi sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Upaya yang dapat perlu dilakukan dalam peningkatan produktivitas dengan melalui beberapa sarana mulai dari media pendidikan, pengembangan serta manajemen yang semakin baik lagi (Sukirno, 2015). Tempat yang paling mendasari dalam kegiatan dari produksi pada suatu masyarakat yaitu menurunnya ketersediaan sumber daya alam. Batas paling tertinggi pertumbuhan ekonomi yaitu jumlah sumber daya alam. Dimana hal ini berarti, banyaknya penduduk dan jumlah modal tersedia akan berperan dalam suatu pertumbuhan ekonomi apabila sumber daya tersebut belum digunakan sepenuhnya. Namun dikatakan pertumbuhan output yaitu apabila sumber daya alam sudah digunakan sepenuhnya (Arsad, 2010).

Kuznets menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan suatu penambahan kapasitas untuk menyediakan jenis barang ekonomi dalam jangka yang panjang. Kapasitas ini bertambah sejalan dengan majunya teknologi serta menyesuaikan antara kelembagaan dan ideology yang dibutuhkan. Ada tiga komponen dari definisi ini, yaitu ::

a. Adanya peningkatan yang terjadi secara terus menerus dalam persediaan barang, hal ini berarti memperlihatkan adanya pertumbuhan ekonomi di suatu bangsa.

b. Dalam menyediakan aneka jenis barang penduduk, teknologi yang maju adalah faktor yang mempengaruhi dalam peningkatan kemampuan produksi.

c. Diperlukan adanya kesesuaian antara bidang kelembagaan dengan ideologi dalam menggunakan teknologi secara efisien agar inovasi yang dikeluarkan oleh kemampuan ilmu manusia bisa digunakan secara tepat.

(Isbah dan Iyan, 2016).

Robert Solow berasumsi bahwa yang mempengaruhi suatu pertumbuhan ekonomi mulai dari banyaknya tenaga kerja, besarnya modal, serta kemajuan dari

(21)

8 teknologi. Robert berpendapat bahwa bertambah banyaknya penduduk akan memberikan dampak positif dan juga tidak akan melebihi jumlah penduduk yang optimal. Selain itu, Schumpeter menjelaskan bahwasanya kekuatan pendorong di balik pembangunan ekonomi pelakunya adalah innovator yang berinovasi.

Rostow menjelaskan bahwasanya pertumbuhan ekonomi merupakan sebuah proses yang berasal dari macam-macam perubahan :

a. Arah organisasi ekonomi b. Pandangan masyarakat

c. Cara menabung dan berinvestasi yang lebih produktif d. Perspektif dari faktor alam.

Seharusnya pembangunan ekonomi harus dilihat sebagai sebuah proses supaya kaitan antar beberapa faktor dalam pembangunan bisa dianalisis dan diamati. Dengan demikian bisa terlihat deretan peristiwa apa saja yang terjadi serta bagaimana dampaknya terhadap pertumbuhan suatu kegiatan ekonomi juga tahap kesejahteraan rakyat dari tahap satu ke tahap yang lainnya. Guna tercapainya tujuan pembangunan maka perlu ditujukan kepada :

a. Produktivitas tinggi yang meningkatkan kinerja aktual / terus meningkat.

b. Tingginya angka penggunaan tenaga pekerja dan minimnya tingkat pengangguran hingga timbulnya ketersediaan suatu lapangan pekerjaan yang bisa dibilang lumayan luas.

c. Pengurangan juga pemberantasan suatu ketimpangan dan perubahan mental, sosial, serta tingkah dan laku dari masyarakat maupun pemerintah.

2.1.2 Teori Pertumbuhan Regional

Pertumbuhan ekonomi regional merupakan kenaikan penghasilan masyarakat secara menyeluruh pada wilayah tersebut, dimana adanya peningkatan dari seluruh nilai tambah. Pendapatan suatu wilayah dihitung dalam bentuk yang harga berlaku. Tetapi, jika dilihat kenaikannya dalam suatu jangka waktu menuju ke jangka waktu selanjutnya, yaitu dinyatakanlah dengan berbentuk nilai riil atau harganya konstan. BPS ketika mengeluarkan sebuah laporan pendapatan di suatu wilayah terbagi dalam dua jenis angka, yaitu berdasar harga berlaku juga berdasar

(22)

9 harga konstan. Pendapatan suatu wilayah mendeskripsikan suatu balas jasa dalam berbagai faktor-faktor produksi di suatu daerah (modal, tenaga kerja, teknologi, serta tanah), yang artinya dapat tergambarkan kesejahteraan suatu wilayah.

Kesejahteraan suatu daerah ditentukan dari seberapa besar keuntungan di wilayah tersebut. Termasuk seberapa besarnya transaksi transfer dan payment, yang merupakan bagian dari pendapatan daerah yang mendapatkan aliran dana yang berasal dari bagian luar daerah atau mengalir ke luar dari daerah tersebut( Tarigan, 2005).

Samuelson mengemukakan bahwa tiap-tiap negara penting dilihat sektor dan komoditi yang sangat potensial dan dapat dikembangkan dalam waktu yang cepat, potensi alam ataupun karena sektor itu mempunyai competitive advantage yang dapat berkembang. Dalam artian, kesamaan modal yang dibutuhkan dari sektor itu mampu memberi keuntungan cukup besar, mampu menghasilkan dalam jangka waktu relatif sebentar serta besarnya sumbangan yang diperuntukan kepada perekonomian juga yang lumayan besar. Pertumbuhan sektor demikian juga dapat mendorong sektor lain agar bisa berkembang juga supaya keseluruhan dari perekonomian dapat tumbuh. Dimana, penyatuan sektor tersebut akan menciptakan sektor yang saling terkait serta mendukung. (Tarigan, 2005).

Pertumbuhan ekonomi dianggap sebagai sebuah akibat dari kebijaksanaan pemerinta, terkhusus dalam bidang perekonomian. Pertumbuhan ekonomi adalah bentuk laju pertumbuhan macam-macam sektor ekonomi, yaitu dengan tidak secara langsung akan tergambar kedudukan pertumbuhannya juga sebuah indikator yang perlu untuk suatu daerah dalam menilai berhasilnya suatu pembangunan (Sirojuzilam, 2008). Pertumbuhan ekonomi dalam suatu wilayah yaitu pertambahan banyaknya variabel ekonomi dalam subsistem suatu Negara, juga berarti meningkatnya kemakmuran dari suatu wilayah. Pertumbuhan tersebut dapat dilihat dari meningkatnya jumlah produksi dari berbagai komoditas yang tersedia (Sapriadi dan Hisbullah, 2015).

(23)

10 2.1.3 Teori Ekonomi Basis

Menurut (Tarigan, 2015:28) teori basis ekonomi (economic base theory) didasarkan atas pandangan bahwa laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor dari wilayah tersebut. Dalam arti pendekatan kewilayahan atau regional, ekspor yakni menjual barang atau jasa ke luar wilayah baik ke wilayah lain dalam satu negara yang sama maupun ke luar negeri. Perbedaan antara kondisi geografis dan sumber daya antara satu daerah dengan daerah yang lain membuat setiap daerah memiliki keuntungan dalam beberapa sektor kegiatan ekonomi. Keuntungan tersebut dapat di jadikan suatu kegiatan basis ekspor oleh suatu daerah (Ircham Adri Nur, 2018).

Sector basis merupakan sector yang memiliki peranan sebagai lokomotif penggerak utama perekonomiam (primer mover) dalam pertumbuhan suatu wilayah. Sector basis tidak hanya sector yng menjadi penggerak utama perekonomian tetapi juga yang memiliki daya saing (competitiveness) di dalam pasar. Dengan adanya competitiveness maka akan semakin besar ekspor yang dilakukan oleh suatu wilayah. Semakin besar ekspor yang dilakukan oleh suatu sector dalam sebuah wilayah ke wilyah lain maka akan semakin maju pertumbuhan wilayah tersebut (Basuki dan Mujiraharjo, 2017). Semakin besar peningkatan kegiatan pada sektor basis pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan daerah. Dan begitupun sebaliknynya, penurunan kegaiatan daerah akan mengakibatkan penurunan pendapatan daerah secara keseluruhan (Faisal dkk, 2015).

2.1.4 Teori Keunggulan Kompetitif

Teori keunggulan kompetitif merupakan sebuah teori yang pada awalnya diperkenalkan oleh Michael Porter pada tahun 1985. Melalui bukunya yang berjudul Competitive Advantage Porter menjelaskan bahwa keunggulan kompetitif merupakan kemampuan sebuah perusahaan dalam memberi nilai tambah pada produk yang ditawarkan kepada konsumen. Keunggulan kompetitif sebagai diferensial dalam setiap atribut atau faktor yang memungkinkan perusahaan untuk melayani pelanggan secara lebih efektif daripada yang lain dan

(24)

11 karena itu untuk menciptakan nilai pelanggan yang lebih baik dan mencapai kinerja yang unggul. Karena saat ini tidak relevan rasanya dalam menciptakan keunggulan bersaing hanya didasarkan pada aspek keuangan saja tanpa memperhatikan aspek lainnya yang memang aspek keuangan merupakan bagian penting (Awwad dkk, 2013). Suatu daerah akan memiliki keunggulan kompetitif apabila daerah memiliki daya saing, baik antar daerah maupun di tingkat nasional.

Daya saing tersebut akan muncul apabila industry yang berada dalam suatu wilayah terus mengembangkan kreatifitas serta melakukan inovasi.

Keunggulan kompetitif secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang menunjukkan kemampuan daerah dalam memasarkan produk ke luar daerah dalam suatu negara maupun ke luar negeri (pasar global) secara menguntungkan (Wibisono, dkk, 2019). Produk yang berhasil dipasarkan secara mengglobal akan menjadikan produk tersebut sebagai produk unggulan. Suatu komoditas atau produk dapat dikatakan unggul menurut Ambardi dan Socia dalam (Zaini, 2019:41) apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :

a) Komoditaas unggulan harus mampu menjadi penggerak utama pembangunan perekonomian.

b) Komoditas unggulan mempunyai keterkaitan ke depan dan ke belakang yang kuat baik kepada sesama komoditas sejenis maupun komoditas lainnya.

c) Komoditas unggulan mampu bersaing dengan produk sejenis dari wilayah lain di pasar nasional maupun pasar intenasional.

d) Komoditaas daerah memiliki keterkaitan dengan daerah lain, baik dalam hal pasar (konsumen), maupun pemasokan bahan baku.

e) Komoditas unggulan mempunyai status teknologi yang terus meningkat, terutama melalui inovasi teknologi.

f) Komoditas unggulan mampu menyerap tenaga kerja berkualitas secara optimal sesuai dengan skala produksinya.

g) Komoditas unggulan bisa bertahan dalam jangka waktu tertentu.

(25)

12 h) Komoditas unggulan tidak renta terhadap gejolak baik ekternal mapun

internal.

i) Pengembangan komoditas unggulan harus mendaptkan berbagai bentuk dukungan.

j) Pengembangan komoditas unggulan berorientasi pada kelestarian sumber daya lingkungan.

2.1.5 Produk Domestik Regional Bruto

PDRB sebagai indikator dalam mengukur suatu pembangunan regional, yang dalam artian, yaitu produksi barang serta jasa yang bertambah dalam PDRB.

PDRB merupakan total penambahan bruto, yang munculnya berasal dari berbagai sektor-sektor perekonomian pada suatu wilayah/regional tersebut. PDRB berdasarkan harga yang berlaku yaitu mendeskripsikan besarnya keuntungan suatu barang serta jasa dapat diperhitungkan berdasar harga berlaku di tiap tahunnya, sedangkan untuk PDRB berdasarkan harga konstan menggambarkan keuntungan dari barang serta jasa dihitung berdasarkan harga yang berlaku dalam kurun waktu setahun (Badan Pusat Statistik).

PDRB adalah indikator yang digunakan dalam menentukan taraf kesejahteraan dari penduduk pada suatu daerah/regional dalam suatu jangka waktu. PDRB meruapkan nilai dari barang serta jasa dengan secara keseluruhan diproduksi dalam satu wilayah setiap tahunnya, dengan tidak membeda-bedakan kepemilikan dari berbagai faktor produksinya. PDRB juga merupakan tolak ukur keuntungan yang mendasar yang diperoleh karena adanya kegiatan ekonomi pada daerah tersebut. Data PDRB menjelaskan kemampuan untuk mengatur sumber daya yang dimiliki manusia pada suatu daerah (SDM).

Unsur pokok PDRB menurut BPS sebagai berikut :

1. Distribusi Persentase, menjelaskan peran dari setiap sektor dan subsektor ekonomi daerah dalam jumlah besar, dan juga menggambarkan ekonomi daerah tersebut.

2. Indeks perkembangan dari perekonomian suatu daerah pada berbagai sektor dan subsector.

(26)

13 3. Indeks berantai menggambarkan nilai dari perkembangan ekonomi di

tahun tersebut.

4. Indeks harga implicit dapat ditentukan dengan membagi PDRB berdasarkan harga berlaku terhadap PDRB berdasarkan harga konstan dikali 100.

Beberapa alasan mengapa PDRB dapat termasuk indikator digunakan dalam mengukur suatu pertumbuhan ekonomi. (Adisasmita, 2014), yaitu :

1. PDRB merupakan besarnya nilai-nilai yang diperoleh dari berbagai kegiatan produksi ekonomi daerah. Peningkatan PDRB juga menggambarkan adanya penambahan barang serta jasa dalam faktor produksinya.

2. PDRB diperhitung hamya dengan nilai dari produk pada periode tertentu yang dihasilkan. Di konsep ini, digunakan dalam membandingkan antara banyaknya output yang di hasilkan pada tahun tersebut dan tahun disebelumnya.

3. Batas wilayah dalam perhitungan untuk PDRB yaitu perekonomian domestic daerah/wilayah yang memumgkinkan dalam menentukan seberapa jauh kebijakan ekonomi yang dapat diaplikasikan oleh pemerintah untuk memacu kegiatan-kegiatan dari perekonomian domestik.

2.1.6 Analisis Location Quotient (LQ)

Analisis location quotient (LQ) berfungsi dalam menetapkan komoditas unggulan dari segi produksinya. Analisis LQ adalah analisis untuk mengetahui seberapa jauh spesialisasi sektor ekonomi di daerah yang dapat memanfaatkan pada sektor basis. LQ dapat dihitung perbandingan share output sektor i di kota/kabupaten dengan share output sektor i di Provinsi. Sektor unggulan di sini dapat diartikan sebagai sektor ekonomi yang tidak akan habis dan dapat dimanfaatkan oleh pemerintah daerah.

Salah satu keuntungan dari analisis ini adalah digunakan dalam berbentuk time-series, selama periode waktu yang tertentu. Dengan cara tersebut, akan

(27)

14 terlihat perkembangan LQ apa ada terjadinya kenaikan maupun penurunan dalam periode waktu yang berbeda. (Tarigan, 2005).

Adapun metode analisis LQ ini secara umum digambarkan sebagaimana Berikut ini :

𝐿𝑄 =Vik/Vk Vip/Vp

Keterangan:

Vik : Nilai output (PDRB) sektor i daerah studi k (kabupaten/kota) Vk : PDRB total semua sektor di daerah studi k

Vip : Nilai output (PDRB) sektor i daerah referensi p (provinsi) Vp : PDRB total semua sektor di daerah referensi p

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode analisis LQ maka akan terlihat konsentrasi pada suatu kegiatan di suatu wilayah yang kriterianya sebagaimana berikut ini :

1. Jika nilai dari LQ lebih besar dari 1, maka berarti suatu laju pertumbuhan pada sektor i di daerah studi k lebih besar dari suatu laju pertumbuhan pada sektor i di daerah acuan p. Dari sini ditarik kesimpulan bahwasanya sektor i dapat digolongkan sektor unggulan daerah studi k dan merupakan basis ekonomi bagi pengembangan daerah studi k lebih lanjut;

2. Jika nilai dari LQ lebih kecil dari pada 1, maka berarti suatu laju pertumbuhan pada sektor i di daerah studi k lebih kecil dari suatu laju pertumbuhan pada sektor i di daerah acuan p. Disimpulkan bahwa sektor i tidak bisa digolongkan sektor unggulan daerah studi k, dengan kata lain bukan basis ekonomi, dan tidak mungkin berkembang lebih lanjut melalui wilayah studi k.

3. Untuk LQ yang sama dengan 1, maka ini dapat diartikan bahwa suatu laju pertumbuhan pada sektor i di daerah/wilayah studi k, sama dengan suatu laju pertumbuhan sektor yang sama dalam perekonomian di

(28)

15 daerah/wilayah acuan p. Dimana produksi yang dihasilkan hanya mampu mencukupi kebutuhan daerah dan tidak mampu mengekspor.

2.1.7 Analisis Dinamic Location Quotient (DLQ)

Analisis Dinamic Location Quotient (DLQ) merupakan perkembangan dari SLQ dan merupakan analisis LQ yang dilakukan dalam bentuk time series atau trend. Dalam hal ini, Notasi giS GiP digunakan untuk menyatakan pangsa sektor (i) didaerah studi P dan di daerah referensi G, sedangkan notasi gP dan GG menyatakan rata-rata pangsa ekonomi daerah studi P dan daerah referensi G.

Dengan notasi demikian, rumus atau persamaan LQ dinamis dapat dihasilkan.

DLQ adalah modifikasi dari SLQ dengan mengkomodasi faktor-faktor pangsa sub sektor dari waktu ke waktu. DLQ dihitung dengan menggunakan rumus berikut :

Dimana :

DLQip = Indeks potensi sub sektor i di daerah studi

gip = Pangsa pertumbuhan PDRB sub sektor i di daerah studi gp = Rata-rata pangsa perumbuhan PDRB aeluruh sub sektor di

daerah studi

Gig = Pangsa pertumbuhan PDRB subsektor i di daerah referensi Gg = Rata-rata pangsa pertumbuhan PDRB seluruh subsektor di

daerah referensi

t = Selisih tahun akhir dan tahun awal

IPPSip = Indeks potensi pengembangan subsektor i di daerah referensi

IPPSiG= Indeks potensi pengembangan subsektor i di daerah referensi.

Nilai DLQ yang dihasilkan dapat diartikan sebagai berikut :

a. Jika DLQ = 1, maka potensi perkembangan subsector I di daerah studi adalah sebanding dengan daerah referensi.

(29)

16 b. Jika DLQ > 1, maka potensi perkembangan subsektor i di daerah studi

lebih cepat dibandingkan sub sektor yang sama di daerah referensi.

c. Jika DLQ < 1, maka potensi perkembangan subsektor i di daerah studi lebih rendah dibandingkan daerah referensi.

Gabungan antara nilai LQ dan DLQ dijadikan kriteria dalam menentukan apakah industri tersebut tergolong unggulan, prospektif, andalan, atau tertinggal.

(Modul Praktikum Ekonomi Regional (2016:14).

2.1.8 Analisis Shift Share

Analisis shift share merupakan analisis yang digunakan untuk menganalisis struktur ekonomi daerah yang dibandingkan dengan perekonomian nasional. Dalam hal ini, analisis shift share bertujuan untuk menentukan kinerja perekonomian Kabupaten Merangin yang dibandingkan dengan Provinsi Jambi.

Terdapat tiga bidang yang saling berhubungan :

1. Pertumbuhan ekonomi diukur dengan cara menganalisis perubahan sektor nasional terhadap pertumbuhan sektor yang ada di daerah yang bersangkutan.

2. Pergeseran Proposional mengukur perubahan yang relatif, baik mengalami pertumbuhan maupun penurunan, pada daerah yang dibandingkan dengan perekonomian yang lebih besar. Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui apakah perekonomian daerah terkonsentrasi pada sektor- sektor yang tumbuh lebih cepat daripada perekonomian nasional.

3. Pergeseran diferensial mengetahui seberapa jauh daya saing sektor daerah terhadap perekonomian acuan. Jika pergeseran diferensial positif maka sektor tersebut lebih tinggi daya saingnya daripada sektor yang sama pada perekonomian yang menjadi acuan.

Analisis Shift Share menggunakan persamaan sebagai berikut:

𝐷𝑖𝑗 = 𝑁𝑖𝑗 + 𝑀𝑖𝑗 + 𝐶𝑖𝑗

(30)

17 Apabila analisis menggunakan pendapatan, maka dapat dinotasikan dengan Y:

𝑁𝑖𝑗 = 𝑌𝑖𝑗 × 𝑟𝑛 𝑀𝑖𝑗 = 𝑌𝑖𝑗 (𝑟𝑖𝑛 − 𝑟𝑛)

𝐶𝑖𝑗 = 𝑌𝑖𝑗(𝑟𝑖𝑗 − 𝑟𝑖𝑛)

rij, rin dan rn merupakan laju pertumbuhan Kabupaten Merangin dan laju pertumbuhan Provinsi Jambi yang masing-masing didefinisikan dengan:

𝑟𝑖𝑗 = (𝑌 ∗ 𝑖𝑗 − 𝑌𝑖𝑗)⁄𝑌𝑖𝑗 𝑟𝑖𝑛 = (𝑌 ∗ 𝑖𝑛 − 𝑌𝑖𝑛)⁄𝑌𝑖𝑛 Keterangan :

Dij = Pergerseran (selisih) PDRB sektor i di daerah j Kabupaten Merangin

Nij = Komponen pertumbuhan regional pada sektor i di daerah j Kabupaten Merangin

Mij = Komponen pertumbuhan proposional pada sektor i di daerah j Kabupaten Merangin

Cij = Komponen kaunggulan kompetitif sektor i di daerah j Kabupaten Merangin

Yij = PDRB sektor i di daerah j Kabupaten Merangin Yin = PDRB sektor i di Provinsi Jambi

rn = Laju pertumbuhan keseluruhan pada Provinsi Jambi

rij = Laju pertumbuhan sektor i pada daerah j Kabupaten Merangin rin = Laju pertumbuhan sektor i pada Provinsi Jambi

i = Sektor-sektor

Y* = Menunjukan pendapatan pada tahun akhir analisis

(31)

18 2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu telah menjadi acuan dan bahan referensi dalam proses penelitian. Sejumlah penelitian pernah dilakukan terkait dengan analisis sektor unggulan dalam sebuah wilayah. Keseluruhan hasil penelitian-penelitian yang sudah dilakukan dapat dijadikan pedoman dasar serta bahan untuk mengkaji penelitian ini lebih lanjut.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama Judul Penelitian

Terdahulu

Alat Analisis Hasil Penelitian Faisal Bin

Islam, Fabiha Atique Mubassi rah, dkk (2015)

Economic Growth

Analysis of Six Divisions of Bangladesh Using Location Quotient and Shift-Share Method

Location Quotient dan Shift-Share

Hasil Penelitian terhadap keenam divisi Bangladesh tahun 1995-2000 terdapat sektor unggulan. Penelitian menemukan bahwa sektor perikanan dan sektor Konstruksi adalah sektor yang unggul sedangkan sektor Real Estate, Persewaan dan Bisnis adalah bukan sektor unggul.

Ahmad Soleh, dan Hamdi Sari Maryoni (2017)

Analisis Sektor Ekonomi Unggulan dan Hubungannya Dengan Kesempatan Kerja dan Investasi di Kabupaten Batanghari.

Location Quotient (LQ), Dinamic Locatin Quotient (DLQ), Shift Share

-Berdasarkan analisis LQ sektor unggulan terpilih yaitu sektor petanian, industri, bangunan, perdagangan, hotel dan restoran dan sektor jasa-jasa.

-Berdasarkan analisis DLQ sektor basis/unggulan di wilayah/daerah ini yaitu, sektor pertambangan dan penggalian, listrik, gas dan air bersih, pengangkutan dan komunikasi serta sektor jasa-jasa

-Hasil dari shift share adalah secara sektoral proporsional shift, yang positif terjadi pada sektor bangunan, sektor perdagangan hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, serta sektor perumahan, real estat dan jasa perusahaan.

Dan sedangkan untuk differential share yang positif, terdapat di sektor pertanian, listrik, gas dan air bersih, pengangkutan dan komunikasi.

(32)

19 Mahmud

Basuki, Febri Nugroho Mujiraharj o. (2017)

Analisis Sektor Unggulan Kabupaten Sleman dengan metode Shift Share dan Location Quotient

Analisis Location Quotient (LQ), dan Shift Share.

Hasil penelitiannya yaitu, sektor unggulan Kabupaten Sleman ada empat sektor yaitu sektor konstruksi, sektor transportasi dan pergudangan, sektor real estate, dan sektor jasa perusahaan. Sedangkan sektor terbelakang Kabupaten Sleman ada lima sektor yaitu sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, sektor pertambangan dan penggalian, sektor pengadaan listrik dan gas, sektor perdagangan besar dan

eceran;reparasi mobil dan sepeda moor, sektor administrasi

pemerintahan, pertanahan dan jaminan sosial wajib.

L.A Riki Ardianto (2019)

Analisis Sektor Unggulan dan Hubungannya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jambi

Location Quotient (LQ), Rumus Koefisien Korelasi Pearson.

Hasil penelitian ini adalah selama tahun 2011-2017, sektor basisnya yakni sektor pertanian, pertambangan, pengadaan air, pengelolaan sampah, jasa pendidikan. Serta seluruh sektor unggulan mempunyai suatu hubungan yang bisa terbilang sangat kuat terhadap pertumbuhan ekonomi.

Silvia Rahayu, dan Osi Hayuni Putri.

(2019)

Penentuan Sektor Unggulan Dalam Pembangunan Ekonomi Daeah Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi

Analisis Location Quotient (LQ), dan Shift Share.

Hasil dari penelitian tersebut yaitu, sektor unggulan di daerah/wilayah ini, antara lain, sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan

jaminan sosial wajib, sektor informasi dan komunikasi, sektor jasa lainnya, sektor jasa pendidikan, sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial, dan juga serta penyediaan akomodasi dan makan minum.

Adi WIjaya, Zainal, dkk.

(2020)

Economic Performance : Leading Sector, Economic Structure and Competitiven ess of Export Comodities

Location Quotient (LQ), Shift Share dan keunggulan komparatif.

Hasilnya terdapat 6 sektor unggulan:

pertanian; listrik, gas, dan air bersih;

bangunan dan konstruksi;

perdagangan, hotel dan restoran.

Klasifikasi tersebut telah merubah struktur perekonomian Kabupaten Malinau dari sektor sekunder menjadi sektor tersier dan primer dalam 10 tahun terakhir

(33)

20 Ahmad

Rizani (2020)

Analysis Of Leading sectors Potential for Economic Development Planning in Malang City

Location Quotient (LQ), Shift Share dan Model Ratio Pertumbuhan (MRP)

Sektor unggulan di Kota Malang terdiri dari 7 sektor. MRP

menunjukkan sektor yang dominan tumbuh dan besar, terdiri dari perdagangan eceran dan grosir, mobil dan sepeda motor, transportasi dan pergudangan, akomodasi dan makanan penyediaan, informasi dan komunikasi, keuangan dan asuransi jasa, real estate, jasa pendidikan dan jasa kesehatan dan sosial.

Nis Pundo Rangraeni . (2021)

Analisis Sektor Unggulan Dalam

Perekonomian Kabupaten Tangerang 2015-2019

Analisis Location Quotient (LQ), Shift Share. Dan Tipologi Klassen

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kabupaten Tangerang memiliki sektor basis yaitu sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik dan gas, sektor konstruksi, dan sektor jasa keuangan.

Berdasarkan analisis shift share terdapat 14 (empat belas) sektor ekonomi di Kabupaten Tangerang yang mampu menghasilkan

komoditas yang memiliki keunggulan kompetitif. Dari hasil analisis LQ, Shift Share dan Tipologi Klassen ditemykan satu sektor merupakan sektor unggulan dan berpotensi untuk dikembangkan dengan kriteria maju dan tumbuh pesat yaitu sektor konstruksi

Ghozali Qubro, Sri Muljaning sih, dan Kiky Asmara (2021)

Pengaruh Sektor Unggulan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Banyuwangi.

Location Quotient (LQ), dan Shift Share.

Dalam penelitian ini, sektor unggulan dengan nilai tertinggi ada pada sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan.

Sedangkan sektor yang merupakan non unggulan nilai tertinggi yaitu berada di sektor jasa keuangan dan asuransi.

Pengaruh dari pola perekonomian sektor unggul dengan pertumbuhan ekonomi di sini, terdapat adanya pengaruh yang positif serta signifikan.

Dan sedangkan pengaruh dari pola perekonomian sektor non-unggulan dengan pertumbuhan ekonomi di daerah/wilayah ini berpengaruh negatif dan tidak signifikan.

(34)

21 Mutiara

Eka Puspita, Aniek Sri Handayani ,

Ratnawati, Medtry (2022)

Analysis of Economic Potential of Lebak Indonesia Regency

Based on Leading Sector

Location Quotient (LQ)

Of all the sub-sectors mentioned above, the mining and quarrying sub- sector

(LQ=7.25 and 6.64), the agriculture (plantation) sub-sector (LQ=3.70 and 3.30), and the

government administration sub-sector (LQ=2, 20 and 2.00) are the sub- sectors that have

the highest comparative advantage scores. Excavation sub-sector, which is crushed stone

and sand, is the prima donna on the south coast.

2.3 Kerangka Pemikiran

Gambaran mengenai keadaan perekonomian suatu wilayah merupakan suatu hal yang sangat penting dalam proses pembangunan. Itu dapat terlihat dari PDRB yang dihasilkan masing-masing sektor karena setiap daerah memiliki kondisi dan potensi yang berbeda, maka dalam hal ini diperlukan identifikasi terhadap potensi-potensi unggul di daerah dan dilihat daya saingnya.

Salah satu metode yang dapat diterapkan untuk mengidentifikasi sektor ekonomi Kabupaten Merangin adalah sektor basis atau non basis dengan menggunakan Location Quotient (LQ), sektor basis dan non basis dinilai dari kemampuan suatu barang di suatu daerah diekspor ke daerah lain karena daerah yang bersangkutan. Analisa tersebut dihitung dengan LQ > 1 maka sektor tersebut basis, dan jika LQ < 1 maka sektor itu merupakan sektor non basis.

Hasil analiss akan menggambarkan kinerja sektor-sektor dalam PDRB suatu daerah dibandingkan wilayah referensi. Apabila penyimpangan positif, maka dikatakan suatu sektor dalam PDRB memiliki keunggulan kompetitif atau sebaliknya. Dengan melakukan analisis tersebut, maka dapat ditentukan sektor apa saja yang dikembangkan lebih cepat dibandingkan sektor-sektor lain. Dan sektor- sektor yang perkembangannya lebih cepat.

(35)

22 Gambar 2.1 Kerangka pemikiran

PDRB Kabupaten Merangin

Sektor Basis dan Non-Basis

Analisis Location Quotient (LQ)

dan Analisis Dinamis Location Quotient

(DLQ)

Perubahan dan Pergerseran Sektor Potensial

Klasifikasi Pertumbuhan Sektor

Potensial

Analisis Shift Share

Analisis Tipologi Klassen

(36)

23 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif menitik beratkan pada pengujian data- data dimana pembahasan dalam penelitian ini tergantung hasil yang ditunjukkan dari estimasi data-data yang digunakan. Sugiyono (2016) menyatakan, bahwa metode kuantitatif merupakan metode ilmiah karena telah memenuhi kaidah- kaidah ilmiah yang kongkrit, objektif, terukur, rasional, dan sistematis.

Jenis penelitian ini dipilih karena bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan Dan Sektor Unggulan Di Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.

Memberikan gambaran menggunakan model-model matematis, teori-teori dan hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam.

Metode dari penelitian di dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian bersifat riset kepustakaan. Riset tersebut juga dilakukan dengan cara mempelajari apa saja bentuk teori serta informasi/informasi yang didapatkan dari mulai dari kepustakaan, laporan-laporan, artikel-artikel, yang ada hubungannya pada penelitian ini, guna mendapati landasan teori besserta informasi yang dibutuhkan.

3.2 Lokasi Penelitian

Untuk memperoleh data informasi yang dibutuhkan, maka penulis memilih obyek Penelitian Pada Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.

3.3 Jenis dan Sumber Data 3.3.1 Jenis Data

Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, maka data-data yang akan dikumpulkan di dalam penelitian ini adalah dengan data jenis sekunder dalam bentuk data time series atau data berkala dari tahun 2015-2021. Dimana analisis data sekunder merupakan analisis data dari badan yang telah dilaporkan, tetapi badan ini secara tidak langsung mengumpulkannya sendiri, namun didapat dari

(37)

24 pihak-pihak lain yang lebih dulu telah mengumpulkan datanya kemudian menerbitkannya.

3.3.2 Sumber Data

Data yang akan digunakan di dalam penelitian ini bersumber dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Merangin. Berikut data yang akan digunakan di dalam penelitian ini yaitu :

1. Data Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Merangin 2015-2021.

2. Data PDRB ADHK sektor-sektor lapangan usaha di Kabupaten Merangin tahun 2015-2021.

3. Data Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jambi 2015-2021.

4. Data PDRB ADHK sektor-sektor lapangan usaha di Provinsi Jambi tahun 2015-2021.

5. Data-data lainnya yang mendukung dalam penelitian ini.

3.4 Metode Analisis Data

3.4.1 Metode Location Quotient (LQ)

Salah satu indikator yang mampu menggambarkan keberadaan sektor basis adalah melalui indeks LQ (location quotient) yaitu suatu indikator sederhana yang dapat menunjukkan kekuatan atau besar kecilnya peranan sektor dalam suatu daerah dibandingkan daerah di atasnya atau wilayah referensi.

Untuk menjawab penelitian ini maka digunakanlah rumus analisis Location Quotient, analisis yang digunakan ini dipakai untuk mencaritahu manakah diantara semua sektor tersebut yang tergolong sektor basis atau tidak.

Dimana rumusnya digambarkan sepeti berikut :

𝐿𝑄 =Vik/Vk Vip/Vp

Dimana :

Vik = PDRB sektor i di Kabupaten Merangin Vk = PDRB total di Kabupaten Merangin

(38)

25 Vip = PDRB sektor i Provinsi Jambi

Vp = PDRB total di Provinsi Jambi

Intepretasi rumus (1) adalah sebagai berikut :

1. Jika LQ > 1, berarti peranan dari sektor tersebut di Kabupaten Merangin itu lebih dominan dari pada peranan sektor di Provinsi Jambi;

2. Jika LQ = 1, berarti peranan dari sektor tersebut di Kabupaten Merangin itu sama dengan peranan sektor di Provinsi Jambi; dan

3. Jika LQ < 1, berarti peranan dari sektor tersebut di Kabupaten Merangin itu lebih kecil dari peranan sektor di Provinsi Jambi.

3.4.2 Metode Dinamis Location Quotient (DLQ)

DLQ adalah analisis perkembangan SLQ yang dapat dilihat untuk sektor tertentu dengan waktu yang berbeda dengan melihat sektor tersebut mengalami penurunan atau mengalami kenaikan. Rumus DLQ antara lain berikut :

Keterangan :

gip = Laju pertumbuhan sektor i di Kabupaten Merangin gp = Rata-rata laju perumbuhan di Kabupaten Merangin Gig = Laju pertumbuhan sektor i di Provinsi Jambi Gg = Rata-rata laju pertumbuhan di Provinsi Jambi t = Selisih tahun akhir dan tahun awal

IPPSip = Indeks potensi pengembangan subsektor i di Kabupaten Merangin

IPPSiG= Indeks potensi pengembangan subsektor i di Provinsi Jambi

(39)

26 Berdasarkan persamaan di atas maka, nilai DLQ yang dihasilkan dapat diartikan sebagai berikut :

a. Jika DLQ = 1, maka potensi perkembangan subsector I di daerah studi adalah sebanding dengan daerah referensi.

b. Jika DLQ > 1, maka potensi perkembangan subsektor i di daerah studi lebih cepat dibandingkan sub sektor yang sama di daerah referensi.

c. Jika DLQ < 1, maka potensi perkembangan subsektor i di daerah studi lebih rendah dibandingkan daerah referensi.

3.4.3 Analisis Gabungan LQ dan DLQ

Dengan mengetahui penjelasan LQ dan DLQ, maka penulis dapat mengetahui apakah sektor unggulan yang ada di Kabupaten Merangin termasuk golongan unggulan, andalan, prospektif, atau tertinggal. Penggolongan tersebut dapat dilihat dari gabungan hasil LQ dan DLQ sebagai berikut :

a. Jika nilai LQ > 1 dan DLQ > 1, maka termasuk ke dalam golongan sektor unggulan sehingga sektor tersebut akan menjadi sektor basis baik dimasa sekarang maupun dimasa berikutnya.

b. Jika nilai LQ > 1 dan DLQ < 1, berarti sektor perekonomian/subsector termasuk ke dalam golongan sektor prospektif sehingga sektor tersebut pada masa sekrang merupakan sektor basis dan akan berubah dimasa berikutnya menjadi sektor nonbasis

c. Jika LQ < 1 dan DLQ > 1, maka termasuk ke dalam golongan sektor andalan sehingga sektor tersebut dimasa sekarang merupakan sektor nonbasis dan akan berubah dimasa berikutnya menjadi sektor basis d. Jika nilai LQ < dan DLQ < 1, maka termasuk ke dalam golongan

sektor tertinggal sehingga sektor tersebut akan menjadi sektor nonbasis dimasa sekarang maupun dimasa berikutnya.

3.4.4 Metode Shift Share

Analisis shift share merupakan analisis yang digunakan untuk menganalisis struktur ekonomi daerah yang dibandingkan dengan perekonomian

(40)

27 nasional. Dalam hal ini, analisis shift share bertujuan untuk menentukan kinerja perekonomian Kabupaten Merangin yang dibandingkan dengan Provinsi Jambi.

Perhitungan rumus shift share adalah sebagai berikut :

Analisis Shift Share menggunakan persamaan sebagai berikut:

𝐷𝑖𝑗 = 𝑁𝑖𝑗 + 𝑀𝑖𝑗 + 𝐶𝑖𝑗 𝑁𝑖𝑗 = 𝑌𝑖𝑗 × 𝑟𝑛 𝑀𝑖𝑗 = 𝑌𝑖𝑗 (𝑟𝑖𝑛 − 𝑟𝑛)

𝐶𝑖𝑗 = 𝑌𝑖𝑗(𝑟𝑖𝑗 − 𝑟𝑖𝑛)

rij, rin dan rn merupakan laju pertumbuhan Kabupaten Merangin dan laju pertumbuhan Provinsi Jambi yang masing-masing didefinisikan dengan:

𝑟𝑖𝑗 = (𝑌 ∗ 𝑖𝑗 − 𝑌𝑖𝑗)⁄𝑌𝑖𝑗 𝑟𝑖𝑛 = (𝑌 ∗ 𝑖𝑛 − 𝑌𝑖𝑛)⁄𝑌𝑖𝑛 Keterangan:

Dij = Pergerseran (selisih) PDRB sektor i di daerah j Kabupaten Merangin

Nij = Komponen pertumbuhan regional pada sektor i di daerah j Kabupaten Merangin

Mij = Komponen pertumbuhan proposional pada sektor i di daerah j Kabupaten Merangin

Cij = Komponen kaunggulan kompetitif sektor i di daerah j Kabupaten Merangin

Yij = PDRB sektor i di daerah j Kabupaten Merangin Yin = PDRB sektor i di Provinsi Jambi

rn = Laju pertumbuhan keseluruhan pada Provinsi Jambi

rij = Laju pertumbuhan sektor i pada daerah j Kabupaten Merangin rin = Laju pertumbuhan sektor i pada Provinsi Jambi

(41)

28 i = Sektor-sektor

Y* = Menunjukan pendapatan pada tahun akhir analisis 3.4.5 Tipologi Klassen

Alat analisis Tipologi Klassen digunakan untuk mengetahui gambaran tentang struktur pertumbuhan masing-masing daerah. Tipologi Klassen pada dasarnya membagi daerah berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan perkapita daerah melalui analisis ini diperoleh empat karateristik pola dan struktur pertumbuhan ekonomi yang berbeda yaitu daerah cepat dan cepat tumbuh (high growth and high come), daerah maju tapi tertekan (high but low income), daerah berkembang cepat (high growth but income), dan daerah tertinggal (low growth and low income)

Tabel 3.1

Klasifikasi Tipologi Klassen Laju

Pertumbuhan

Kontribusi

Gi>g Gi<g

Si>s Kuadran 1

sektor maju dan pesat

Kuadran II sektor potensial atau masih dapat berkembang

dengan pesat

Si<s Kuadran III

sektor potensial atau masih dapat berkembang dengan

pesat

Kuadran IV sektor relatif tertinggal

Keterangan :

gi : Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Merangin g : Laju pertumbuhan PDRB Provinsi Jambi Si : Rata-rata kontribusi Kabupaten Merangin s : Rata-rata kontribusi Provinsi Jambi

Referensi

Dokumen terkait

Maka dapat disimpulkan bahwa variasi dimensi penampang shearhead pada pondasi dengan tebal plat 16 cm memberikan pengaruh yang nyata terhadap daya dukung

Apa yang dapat disimpulkan daripada perbincangan di atas ialah masih wujud konflik bidang kuasa antara Mahkamah Sivil dan Mahkamah Syariah dalam membicarakan

alternatif: Matikan TV pakai tombol panel, tekan bersama-sama VolDown + ChUp pada panel, alternatif: Matikan TV pakai tombol panel, tekan bersama-sama VolDown +

Pemberian pupuk organik yang berbeda berpengaruh nyata pada bobot kering umbi per sampel dan jumlah anakan umur 3 MST namun berpengaruh tidak nyata pada tinggi

Menurut Rosa dan Shalaudin (2016:18) analisis sistem adalah kegiatan untuk melihat sistem yang sudah berjalan, melihat bagian mana yang bagus dan tidak bagus, dan kemudian

Walau pada masa kekinian terdapat kompleksitas dan perbedaan baik dari segi bentuk, format dan aplikasinya, adalah penting untuk melihat berbagai dimensi nilai (prinsip)

Sampel limbah serat PPFO yang keluar dari oven dimasukan dalam soklet (timbang berat kertas saring + sampel).. Sampel ditambahkan N-Hexane kemudian dipanaskan sampai

Dengan demikian, hipotesis pertama berhasil ditolak, sehingga dapat dikatakan bahwa perubahan rasio keuangan CAMEL secara simultan bermanfaat dalam memprediksi perubahan