Tugas ILMU DAKWAH Riri Reza
06420210022 1. Pengertian Dakwah
Dakwah secara etimologis berasal dari bahasa Arab “da’wah”. Da’wah mempunyai tiga huruf asal, yaitu dal, ain dan wawu. Dari ketiga huruf asal ini, terbentuk beberapa kata dengan ragam makna. Makna-makna tersebut adalah memanggil, mengundang, minta tolong, meminta, memohon, menanamkan, menyuruh datang, mendorong, menyebabkan, mendatangkan, mendoakan, menangisi dan meratapi.
Sedangkan secara terminologi, dakwah adalah setiap usaha yang mengarah untuk memperbaiki suasana kehidupan yang lebih baik dan layak, sesuai dengan kehendak dan tuntunan kebenaran.
Dakwah dalam arti sempit adalah aktivitas untuk mengajak manusia menuju suatu tujuan. Ia memerlukan kiat-kiat khusus agar dapat diterima efektif dan efisien. Serta dakwah adalah denyut nadi Islam. Islam dapat bergerak dan hidup karena dakwah. Luasnya wilayah dakwah dan peranannya yang besar dalam Islam membuat kita merasa kesulitan dalam merumuskan definisi dakwah secara tepat.
Berikut adalah pengertian dakwah menurut para ahli :
a. Abu Bakar Zakaria, mengatakan dakwah adalah : “usaha para ulama dan orang-orang yang memiliki pengetahuan agama Islam untuk memberikan pengajaran.
b. kepada khalayak umum sesuai dengan kemampuan yang dimiliki tentang hal-hal yang mereka butuhkan dalam urusan dunia dan keagamaan”.
c. M. Quraisy Shihab menambahkan bahwa dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsyafan dan mencegah dari yang mungkar, karena dakwah merupakan fardlu yang diwajibkan kepada setiap muslim.
d. Toha Yahya Omar mengatakan dakwah adalah mengajak manusia secara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah tuhan untuk kemaslahatan dan dan kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat.
e. Barmawi Umari berpendapat bahwa dakwah adalah mengajak orang pada kebenaran, mengerjakan perintah, menjauhi larangan, agar memperoleh kebahagiaan dimasa sekarang dan yang akan datang.
Dari beberapa pengertian dakwah yang dikemukakan orang para ahli, dapat kita simpulkan secara sempit bahwa dakwah adalah ajakan kepada manusia untuk berbuat kebaikan semata bertujuan untuk mendapatkan kebaikan di dalam kehidupannya baik dimasa sekarang ataupun dimasa yang akan datang. Berkaitan dari pendapatnya para ahli, pengertian dakwah juga bisa di tinjau dari segi makna yang terdapat dan disebutkan di dalam Al-Qur‟an. Diantaranya adalah :
a) Mengajak dan menyeru, baik kepada kebaikan maupun kemusyrikan;
kepada jalan ke surga atau ke neraka. Maka ini paling banyak menghiasi ayat-ayat Al-Qur‟an (46 kali). Kebanyak dari makna ini mengarah pada jalan keimanan (39 kali). Diantara dua jalan yang berlawanan yang menggunakan kata dakwah dalam surat Al-Baqarah ayat 221 :
نّم َخ ٌةَنِم ّم َمَ َلَو ِم ُي ٰىّتَح ِتَٰكِر ُم ْاوُحِكنَت َلَو ٞر ۡي ۡؤ ٞة ّۚن ۡؤ ۡش ۡلٱ
َعَلَو وُنِمُي ٰىّتَح َنيِكِر ُم ْاوُحِكنُت َلَو ُكَبَج َأ َلَو َكِر ّم
ٞد ۡب ْۚا ۡؤ ۡش ۡلٱ ۗۡم ۡت ۡع ۡو ٖة ۡش
اّنل ىَلِإ َنوُع َي َكِئَٰٓلْوُأ ُكَبَج َأ َلَو ِر ّم نّم َخ ٌنِم ّم
ِۖر ٱ ۡد ۗۡم ۡع ۡو ٖك ۡش ٞر ۡي ۡؤ
ِساّنلِل ِهِتَٰياَء ُنّيَبُيَو ِهِن ِإِب ِةَرِف َم َو ِةّنَج ىَلِإ ْآوُع َي ُهّللَو ۦ ۖۦ ۡذ ۡغ ۡلٱ ۡلٱ ۡد ٱ َنوُرّكَذَتَي ُهّلَعَل ۡم ٢٢١
“Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita
musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik dengan (wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman . sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allh mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran”(Q.S. Al-Baqarah:221).
b) Doa, seperti dalam surat Ali Imran ayat 38.
َكّنِإ َبّيَط ٗةّيّرُذ َكنُدّل نِم يِل َه ّبَر َلاَق ُهّبَر اّيِرَكَز اَعَد َكِلاَنُه ًۖة ۡب ۖۥ ِءاَعّدل ُعيِمَس ٱ ٣٨
Artinya : “Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik.
Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa" (Q.S. Ali Imran:38)
c) Mengadu, seperti dalam surat Al-Qamar ayat 10
ِصَتن َف وُل َم يّنَأ ُهّبَر اَعَدَف ۡر ٱ ٞب ۡغ ٓۥ ١٠
Artinya :”Maka Dia mengadu kepada Tuhannya: "Bahwasanya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu menangkanlah (aku)” (Q.S.
Al-Qamar:10)
2. Ruang Lingkup Dakwah
Objek formal kajian ilmu dakwah adalah mempelajari hakikat dakwah.
Ilmu dakwah mencoba melihat interaksi antara manusia yang menjadi subjek (Da’i) dan objek (Mad’u) dalam proses dakwah, Islam sebagai pesan dakwah dan lingkungan di mana manusia akan menerapkan dan mengamalkan nilai-nilai Islam,
serta Allah yang menurunkan Islam dan memberikan takdirnya yang menyebabkan terjadinya perubahan keyakinan, sikap dan tindakan. Dengan demikian, ruang lingkup ilmu dakwah tidak akan pernah terlepas dari pembahasan tentang Allah, manusia dan lingkungan di mana proses dakwah terjadi.
Secara sederhana dapat dirumuskan bahwa ruang lingkup ilmu dakwah adalah:
1. Manusia sebagai pelaku dakwah dan manusia sebagai penerima dakwah.
2. Agama Islam sebagai pesan dakwah yang harus disampaikan.
3. Allah yang menciptakan manusia dan alam sebagai Rabb yang memelihara alam dan menurunkan agama Islam, serta menentukan proses terjadinya dakwah.
4. Lingkungan alam tempat terjadinya proses dakwah.
Sebagai ilmu yang mempelajari proses penyampaian ajaran Islam kepada umat, ilmu dakwah memiliki ruang lingkup pembahasan yang sangat luas. Dakwah itu identik dengan pembangunan fisik dan non fisik, dengan menggunakan berbagai disiplin ilmu. Ilmu itu keseluruhannya termasuk bagian dari ilmu Allah yang mencakup wilayah yang amat luas. Ilmu Allah yang amat luas itu terdiri dari konsep-konsep yang apabila ditulis dengan tinta sebanyak air lautan dan pulpen sebanyak ranting-ranting pepohonan, ilmu Allah tersebut tidak akan selesai atau tidak akan habis ditulis.
Ruang lingkup pembahasan ilmu dakwah dapat diringkas sebagai berikut:
a) Bentuk-bentuk penyampaian ajaran Islam dari seseorang atau kelompok kepada seseorang atau kelompok yang lain.
b) Cara-cara penyampaian ajaran Islam tersebut yang meliputi pendekatan, metode atau medianya.
3. Batasan Ilmu Dakwah
Subjek dakwah adalah seseorang yang menyampaikan dakwah, dalam hal ini bisa disebut dengan da’i atau muballigh. Dalam konsep komunikasi subjek dakwah ini adalah seorang komunikator yang menyampaikan pesannya, baik
individual maupun kelompok. Sedangkan dalam ranah pewayangan yang menyampaikan pesan atau yang menjadi subjek adalah seorang dalang.
Da’i adalah orang yang melakukan dakwah baik lisan maupun tulisan ataupun perbuatan dan baik secara indvidu, kelompok,atau berbentuk organisasi atau lembaga. Dalam menyampaikan pesan dakwah, seorang da’i harus memiliki bakat pengetahuan keagamaan yang baik serta memiliki sifat-sifat kepimimpinan.
Selain itu da’i juga dituntut memahami situasi sosial yang sedang berlangsung. Ia harus memahami transformasi sosial baik secara kultural maupun keagamaan.
Sedangkan yang dimaksud objek dakwah adalah mad’u. Mad’u adalah manusia yang menjadi sasaran dakwah yang senantiasa berubah karena perubahan aspek sosial kultural. Perubahan ini mengharuskan da’i untuk selalu memahami dan memperhatikan obyek dakwah.
Mad’u terdiri dari berbagai macam golongan manusia. Oleh karena itu, menggolongkan mad’u sama dengan menggolongkan manusia itu sendiri dari aspek profesi,ekonomi, dan seterusnya.
4. Perbedaan Dakwah Dengan Disiplin Ilmu Agama Islam Lainnya.
Metode dakwah memiliki cara atau teknik menyampaikan pesan dakwah, agar dakwah dapat mudah diterima oleh mad’unya. Cara menyampaikan pesan dakwah ini, tentunya banyak sekali macamnya.
Metode dakwah ini, setidaknya ada tiga karakter yang melekat dalam metode dakwah.
a. Metode dakwah merupakan cara-cara sistematis yang menjelaskan arah strategi dakwah yang telah di tetapkan. Ia bagian dari strategi dakwah.
b. Karena menjadi bagian dari strategi dakwah yang masih berupa konseptual, metode dakwah bersifat lebih kongkrit dan praktis. Ia harus dapat dilaksanakan dengan mudah.
c. Arah metode dakwah tidak hanya meningkatkan efektifitas dakwah, melainkan pula bisa menghilangkan hambatan-hambatan dakwah. Setiap strategi memiliki keunggulan dan kelemahan. Metodenya berupaya menggerakan keunggulan tersebut dan memperkecil kelemahannya.
Pada metode dakwah ini, ada salah satu ayat Al-Qur’an yang sangat jelas menerangkan kewajiban untuk berdakwah serta dijelaskan pula metode yang digunakanya untuk berdakwah. Tertera dalam surat An-Nahl ayat 125.
يِتّل ِب مُهِدَٰجَو َنَسَح ِةَظِع َم َو ِةَم ِح ِب َكّبَر ِليِبَس ٰىَلِإ ُع ٱ ۡل ِۖة ۡلٱ ۡو ۡلٱ ۡك ۡلٱ ۡدٱ
ُمَل ۡع َأ َوُهَو ِهِليِبَس نَع ّلَض نَمِب ُمَل َأ َوُه َكّبَر ّنِإ َس َأ َيِه ۦ ۡع ُۚن ۡح َنيِدَت ُم ِب ۡه ۡلٱ ١٢٥
Artinya:”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalanNya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”(Q.S. An-Nahl:125).
Dari ayat ini metode dakwah ada tiga yaitu: Hikmah, Mauidzatul Hasanah, dan Mujadalah Billati Hiya Ahsan. Semua metode yang ada adalah cabang dari tiga metode ini. Secara garis besar tiga pokok metode (thariqoh) dakwah, yaitu:
a) Hikmah, yaitu berdakwah dengan memperhatikan situasi dan kondisi sasaran dakwah dengan menitik beratkan pada kemampuan mereka, sehingga di dalam menjalankan ajaran ajaran Islam selanjutnya tidak lagi merasa terpaksa atau keberatan.
b) Mauidzatul Hasanah, yaitu berdakwah dengan memberikan nasihat-nasihat atau menyampaikan ajaran-ajaran Islam dengan rasa kasih sayang, sehingga nasihat dan ajaran Islam yang disampaikan itu dapat menyentuh hati mereka.
c) Mujadallah Billati Hiya Ahsan, yaitu berdakwah dengan cara bertukar pikiran dan membantah dengan cara yang sebaik-baiknya dengan tidak memberikan tekanan-tekanan yang memberatkan pada komunitas yang menjadi sasaran dakwah. Metode dakwah artinya cara- cara yang dipergunakan oleh seorang da’i untuk menyampaikan materi dakwah yaitu al-Islam atau serentetan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu.