• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN KOMPOSISI TUBUH LANSIA ANTARA YANG MENGIKUTI DAN YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM SEHAT INDONESIA : Studi Ex Post Facto pada Lansia Rw 07 Cimaung Kelurahan Taman Sari Kecamatan Bandung Wetan).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN KOMPOSISI TUBUH LANSIA ANTARA YANG MENGIKUTI DAN YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM SEHAT INDONESIA : Studi Ex Post Facto pada Lansia Rw 07 Cimaung Kelurahan Taman Sari Kecamatan Bandung Wetan)."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Satary Mawadda, 2015

PERBANDINGAN KOMPOSISI TUBUH LANSIA ANTARA YANG MENGIKUTI DAN YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM SEHAT INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PERBANDINGAN KOMPOSISI TUBUH LANSIA ANTARA YANG MENGIKUTI DAN YANG TIDAK MENGIKUTI

SENAM SEHAT INDONESIA

(Studi Ex Post Facto pada Lansia Rw 07 Cimaung Kelurahan Taman Sari Kecamatan Bandung Wetan)

Satary Mawadda 1100728

Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia

Nurlan Kusmaedi1 Imas Damayanti2

Komposisi tubuh merupakan salah satu indikator untuk mengetahui secara dini mengenai kesehatan terutama pada Lansia. Senam Sehat Indonesia (SSI) pada prinsipnya bertujuan untuk meningkatkan kesehatan seperti mempertahankan komposisi tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan komposisi tubuh antara Lansia yang mengikuti dan yang tidak mengikuti Senam Sehat Indonesia. Metode penelitian ex post facto ini dilakukan dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling pada warga Rw 07 Cimaung Kelurahan Taman Sari Kecamatan Bandung Wetan dan memenuhi kriteria inklusi sebanyak 20 orang setiap kelompok. Instrumen yang digunakan adalah alat komposisi tubuh dari sylim body fat scale perfect health. Sebuah alat yang digunakan untuk mengukur presentase massa lemak, massa air, massa tulang dan massa otot di dalam tubuh. Hasil yang diperoleh dianalisis dengan uji statistik Independent Simple T-Test. Dari analisis data diperoleh kesimpulan bahwa nilai massa lemak t (-11.246), (p)=0.000 < 0.05 maka H0 ditolak, massa air t (7.132), (p)=0.000 < 0.05 maka H0 ditolak, massa otot t (10.988), (p)=0.000 < 0.05 maka H0 ditolak, dan massa tulang t (2.138), (p)=0.039 < 0.05 maka H0 ditolak yang berarti terdapat perbedaan komposisi tubuh yang signifikan antara yang mengikuti dan yang tidak mengikuti Senam Sehat Indonesia.

(2)

Satary Mawadda, 2015

PERBANDINGAN KOMPOSISI TUBUH LANSIA ANTARA YANG MENGIKUTI DAN YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM SEHAT INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

COMPARISON OF BODY COMPOSITION BETWEEN THE ELDERLYS WHOM TAKE AND NOT TAKE SENAM SEHAT INDONESIA

(The study of Ex Post Facto to the Elderly Rw 07 Cimaung Village Taman Sari District of

Bandung Wetan)

Satary Mawadda 1100728

Faculty of Physical Education and Health Indonesian Education University

Nurlan Kusmaedi1 Imas Damayanti2

Body composition is one of the indicators used to assess early on health, especially in the elderly. Senam Sehat Indonesia (SSI) in principle aims to improve the health such as maintaining body composition. The purpose of this study was to compare of body composition between the elderlys whom take and not take Senam Sehat Indonesia. Ex post facto research method is done by using purposive sampling at Rw 07 Cimaung residents of Taman Sari Village District of Bandung Wetan and met the inclusion criteria of 20 people per group. The instrument used is a tool body composition of sylim body fat scale perfect . A tool used to measure the percentage of fat mass, water mass, bone mass and muscle mass in the body. The results were analyzed by statistical tests Independent Simple T-Test. From the data analysis we concluded that fat mass values t (-11 246), (p) = 0.000 <0.05 then H0 is rejected, the mass of water t (7132), (p) = 0.000

<0.05 then H0 is rejected, muscle mass t (10 988), (p ) = 0.000 <0.05 then H0 is rejected,

and bone mass t (2138), (p) = 0.039 <0.05 then H0 is rejected, which means that there are

significant differences in body composition between the elderlys whom take and not take Senam Sehat Indonesia.

(3)

Satary Mawadda, 2015

PERBANDINGAN KOMPOSISI TUBUH LANSIA ANTARA YANG MENGIKUTI DAN YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM SEHAT INDONESIA

(4)

Satary Mawadda, 2015

PERBANDINGAN KOMPOSISI TUBUH LANSIA ANTARA YANG MENGIKUTI DAN YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM SEHAT INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ...iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ...vi

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Rumusan Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Struktur Organisasi ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA/ LANDASAN TEORITISError! Bookmark not defined.

A. Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 1. Komposisi Tubuh Manusia Umumnya ... Error! Bookmark not defined. 2. Lansia Kategori Elderly 60-74 Tahun ... Error! Bookmark not defined. 3. Tingkat Kebugaran Jasmani Lansia ... Error! Bookmark not defined.

4. Pengaruh Senam Sehat Indonesia terhadap Komposisi Tubuh LansiaError! Bookmark not de B. Penelitian terdahulu yang relavan ... Error! Bookmark not defined.

C. Posisi teoritis peneliti ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Desain penellitian ... Error! Bookmark not defined. B. Partisipan ... Error! Bookmark not defined. C. Populasi dan sample ... Error! Bookmark not defined. D. Instrumen penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Prosedur penelitian ... Error! Bookmark not defined. F. Analisis data ... Error! Bookmark not defined. BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Deskripsi data ... Error! Bookmark not defined. B. Pengolahan dan analisis data ... Error! Bookmark not defined. 1. Hasil Pengujian Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 2. Analisis inferensi ... Error! Bookmark not defined. C. Diskusi penemuan ... Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASIError! Bookmark not defined.

A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. B. Implikasi dan Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.

(5)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Perubahan komposisi tubuh akibat penuaan ... 12

2.2 Jadwal dan program Senam Sehat Indonesia Cimaung Cihampelas Bandung 19 3.1 Indeks massa tubuh lansia ... 28

3.2 Indeks performa alat tes komposisi tubuh ... 29

3.3 Norma komposisi tubuh ... 30

4.1 Data hasil komposisi tubuh yang mengikuti SSI ... 36

4.2 Data hasil komposisi tubuh yang tidak mengikuti SSI ... 38

4.3 Output 1 Uji Normalitas ... 41

(6)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar

3.1 Desain penelitian ... 23

3.2 Alat pengukuran tinggi badan dan berat badan ... 27

3.3 Alat pengukuran komposisi tubuh ... 29

3.4 Langkah penelitian ... 33

Grafik 4.1 Kategori penilaian komposisi tubuh Lansia yang mengikuti SSI ... 37

4.2 Kategori penilaian komposisi tubuh Lansia yang tidak mengikuti SSI ... 39

(7)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Data hasil komposisi tubuh ... 53

2. Output analisis data statistika menggunakan SPSS 16.0 ... 55

3. Surat-surat ... 57

a. SK pembimbing ... 60

b. Kartu bimbingan... 62

c. Surat izin penelitian ... 63

d. Balasan surat penelitian... 64

(8)

Satary Mawadda, 2015

PERBANDINGAN KOMPOSISI TUBUH LANSIA ANTARA YANG MENGIKUTI DAN YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM SEHAT INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Saat ini secara ekonomi biaya tahunan untuk perawatan kesehatan lansia cukup tinggi. Biaya ini semakin meningkat apabila usia harapan hidup bertambah. Olahraga lebih murah biayanya bila dibandingkan dengan biaya pengobatan Lansia. Lanjut usia sering dikaitkan dengan usia yang sudah tidak produktif, bahkan diasumsikan menjadi beban bagi yang berusia produktif. Hal ini terjadi karena pada Lansia secara fisiologis terjadi kemunduran fungsi-fungsi dalam tubuh yang menyebabkan Lansia rentan terkena gangguan kesehatan. Namun demikian, masih banyak Lansia yang kurang aktif secara fisik. Beberapa hal yang diduga menjadi penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan tentang manfaat aktivitas fisik, seberapa banyak dan apa jenis aktivitas fisik yang harus dilakukan, serta kurangnya dukungan dari lingkungan sosial.

Menurut Titus, Ketua Umum Lembaga Lanjut Usia Indonesia, dalam Kompas 3 Desember 2008. Lansia adalah warga yang berusia di atas 60 tahun. Selain itu Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : Usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut Usia (elderly) 60 -74 tahun, Lanjut Usia tua (old) 75 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun. Dengan bertambahnya usia, kesehatanpun akan sedikit demi sedikit menurun maka dari itu sangat dibutuhkan pemeliharaan kesehatan bagi Lanjut Usia, sesuai dengan yang dikemukakan Giriwijoyo,dkk (2007, hlm. 241) :

(9)

2

Pengetahuan tentang pola hidup sehat dapat mencegah timbulnya berbagai penyakit. Bagi Lansia yang menderita gangguan penyakit, penerapan pola hidup sehat sesuai dengan jenis penyakitnya akan sangat membantu mengontrol penyakit yang diderita, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hidup mereka. Agar tetap aktif sampai tua, sejak muda seseorang perlu menerapkan kemudian mempertahankan pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang, melakukan aktivitas fisik atau olahraga secara benar dan teratur dan tidak merokok. Pola hidup tidak aktif diketahui banyak menimbulkan berbagai keluhan. Aktif berolahraga merupakan bagian pola hidup sehat yang sebaiknya dilakukan sejak usia muda sampai Lansia. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi pada Lansia, diantaranya perubahan-perubahan komposisi tubuh, otot, tulang dan sendi, sistem kardiovaskular, respirasi, dan kognisi. Olahraga dikatakan dapat memperbaiki komposisi tubuh.

Komposisi tubuh berhubungan dengan pendistribusian massa air, massa lemak, massa otot, massa tulang di seluruh tubuh dan pengukuran komposisi tubuh ini memegang peranan penting bagi kesehatan tubuh. Penurunan komposisi tubuh ini sangat mempengaruhi kesehatan pada lansia, seperti pertama kehilangan atau penurunan massa otot akan mengakibatkan kekakuan jaringan otot dan persendian meningkat sehingga dapat terjadi penurunan stabilitas dan mobilitas, kedua penurunan massa tulang pada lanjut usia dapat mengakibatkan osteoporosis dan akan meningkatkan resiko patah tulang, ketiga berkurangnya massa air pada lanjut usia menyebabkan kulit kelihatan mengerut dan kering, wajah keriput serta muncul garis-garis menetap, oleh karena itu pada lansia seringkali terlihat kurus dan keempat peningkatan massa lemak tubuh dapat menyebabkan gerakan menjadi lamban dan peningkatan resiko terserang penyakit.

Aktivitas fisik diketahui memegang peranan terhadap distribusi komposisi tubuh. Aktivitas fisik yang memadai kemungkinan dapat menurunkan persentasi massa air, massa tulang, massa otot dan massa lemak tubuh yang selanjutnya dapat mengurangi risiko menderita steoporosis, susah gerak, obesitas, penyakit kardiovaskuler dan lain sebagainya. Salah satu aktivitas fisik adalah dengan

berolahraga. Giriwijoyo,dkk. ( 2007, hlm. 234) mengemukakan bahwa “Olahraga

(10)

3

hidup, meningkatkan kualitas hidup dan mencapai tingkat kemampuan jasmani

yang sesuai dengan tujuan.”

Olahraga yang dianjurkan untuk Lansia berintensitas rendah yang didalamnya dapat meningkatkan kualitas hidup Lansia. Salah satunya seperti Senam Sehat Indonesia (SSI) adalah bentuk latihan fisik yang low-impact dan low-intensity, sehingga senam ini sangat cocok dilakukan oleh Lanjut Usia. Gerakan-gerakannya merupakan satu paket latihan yang harus dilakukan utuh, berurutan, penuh konsentrasi dan menggunakan tenaga sesedikit mungkin. Senam ini dapat membantu mengendurkan tendo-tendo, otot-otot, kulit dan pori-pori serta juga menguatkan tulang dan menurunkan kadar lemak tubuh, dengan cara berlatih secara teratur dan sungguh-sungguh.

Karena pola hidup dan aktivitas fisik pada lansia sangat penting untuk mempertahankan komposisi tubuh, selain itu komposisi tubuhpun merupakan komponen dasar yang penting bagi kesehatan. Maka dari itu, peneliti hendak membandingkan apakah terdapat perpedaan komposisi tubuh antara lansia yang mengikuti dan tidak mengikuti Senam Sehat Indonesia.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Dari pembahasan latar belakang diatas bahwa gaya hidup sehat pada lansia seperti melakukan aktivitas fisik dapat mempertahankan komposisi tubuh. Maka dari itu dapat diambil permasalahan penelitian, sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan massa otot antara lansia yang mengikuti dan tidak mengikuti senam sehat indonesia ?

2. Apakah terdapat perbedaan massa lemak antara lansia yang mengikuti dan tidak mengikuti senam sehat indonesia ?

3. Apakah terdapat perbedaan massa air antara lansia yang mengikuti dan tidak mengikuti senam sehat indonesia ?

(11)

4

C. Tujuan Penelitian

Dilihat dari rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui seberapa besar perbedaan massa otot antara lansia yang mengikuti dan tidak mengikuti senam sehat indonesia.

2. Dapat mengetahui seberapa besar perbedaan massa lemak antara lansia yang mengikuti dan tidak mengikuti senam sehat indonesia.

3. Dapat mengetahui seberapa besar perbedaan massa air antara lansia yang mengikuti dan tidak mengikuti senam sehat indonesia.

4. Dapat mengetahui seberapa besar perbedaan massa tulang antara lansia yang mengikuti dan tidak mengikuti senam sehat indonesia.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini sangat penting bagi kesehatan lansia dimana lansia dapat mengetahui sekaligus menjaga massa air, massa lemak, massa otot dan massa tulang sehingga mengurangi berbagai kemungkinan terjangkitnya penyakit. Dan jika penelitian ini tidak dilakukan maka para lansia tidak akan mengetahui penurunan komposisi tubuh yang mana sebenarnya terjadi pada dirinya dan tidak segera mengantisipasi penyakit yang diderita akibat dari penurunan komposisi tubuh sehingga akan mempengaruhi terhadap kesehatannya.

Manfaat secara praktis, diantarannya : 1. Bagi Lansia dan Keluarga

Penelitian ini diharapkan bisa dijadikan panduan bagi lansia dan keluarga dalam memperhatikan dan mempertahankan komposisi tubuh pada lansia diantaranya massa air, massa lemak, massa otot dan massa lemak agar tetap dalam keadaan normal.

2. Bagi Peneliti

(12)

5

3. Institusi Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat dipergunakan secara maksimal untuk mengembangkan cara menjaga dan mempertahankan pengukuran komposisi tubuh pada lansia yang diantaranya massa lemak, massa otot, massa air dan massa tulang pada lansia.

E. Struktur Organisasi

BAB I : Pendahuluan

A. Latar belakang penelitian. B. Rumusan masalah penelitian. C. Tujuan penelitian.

D. Manfaat/ signifikansi penelitian. E. Struktur organisasi skripsi.

BAB II: Kajian pustaka/ landasan teoretis

Pada bagian kajian pustaka/ landasan teoretis ini memberikan konteks yang jelas terhadap topik atau permasalahan yang diangkat dalam penelitian.

BAB III: Metode penelitian A.Desain penelitian. B.Partisipan.

C.Populasi dan sampel. D.Instrumen penelitian. E. Prosedur penelitian. F.Analisis data.

BAB IV: Temuan dan pembahasan

(13)

6

penelitian, dan (2) pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.

BAB V: Simpulan, implikasi dan rekomendasi

(14)

Satary Mawadda, 2015

PERBANDINGAN KOMPOSISI TUBUH LANSIA ANTARA YANG MENGIKUTI DAN YANG TIDAK MENGIKUTI SENAM SEHAT INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A.Desain penellitian

Dalam penelititan ini, peneliti menggunakan metode ex post facto. Penelitian ex post facto merupakan penelitian dimana peneliti ingin mengetahui hubungan antara dua variabel dan tidak melakukan manipulasi terhadap variabel. Hal yang diteliti merupakan hal yang telah ada sebelumnya dan dilakukan dalam situasi sehari-hari, metode ini menitik beratkan pada penelitian komparatif (Natsir dalam Firmansyah, 2010, hlm. 65). Selanjutnya desain dalam penelitian ini menggunakan causal-comparative design, dimana pada desain ini memilih dua atau lebih kelompok yang berbeda pada variabel tertentu untuk dibandingkan pada variabel lain dan tidak ada manipulasi di dalamnya, lebih jelasnya sampel dibagi menjadi dua kelompok yakni kelompok yang seolah-olah diberikan perlakuan dan satu kelompok yang tidak melakukan perlakuan dan berfungsi sebagai kelompok kontrol atau pembanding.

Adapun desain penelitian causal-comparative design yang dimaksud dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut ini :

(Variabel independent) (Variabel dependent)

T1 (X) O1 (Y)

C O2 (Y)

Gambar 3.1 Penelitian Causal-Comparative Design

Keterangan :

T1(X) = Lansia yang mengikuti Senam Sehat Indonesia.

(15)

24

O1(Y) = Observasi (post test) (komposisi tubuh lansia yang mengikuti Senam Sehat Indonesia)

O2(Y) = Observasi (post test) (komposisi tubuh lansia yang tidak mengikuti Senam Sehat Indonesia)

Berdasarkan desain penelitian yang digunakan, maka variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.Variabel Bebas (Variabel independent) Senam Sehat Indonesia (X)

Senam Sehat Indonesia (SSI) dimana merupakan satu kesatuan latihan yang dilakuakan secara utuh dan berurutan dengan penuh konsentrasi, serta menggunakan tenaga sesedikit mungkin yang mengambil prinsip menenangkan pikiran serta mengendorkan otot untuk memungkinkan energi dasar bangkit dan kemudian menyebarkan ke seluruh tubuh guna mengaktifkan fungsi organ dalam memperlancar peredaran darah, sehingga seseorang dapat menjadi lebih sehat dan bergairah.

2.Variabel Terikat (Variabel dependent) Komposisi tubuh lansia (Y)

Komposisi tubuh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah massa lemak, massa air, massa otot, dan massa tulang pada tubuh lansia. Dalam hal ini, bagaimana peran Senam Sehat Indonesia terhadap komposisi tubuh lansia, apakah berpengaruh atau tidak, bermanfaat atau tidak.

B.Partisipan

(16)

25

orang, yang terdiri dari 15 orang kelompok yang mengikuti senam sehat indonesia dan 15 orang kelompok yang tidak mengikuti senam sehat indonesia. Dan berjenis kelamin perempuan, mengapa hanya pada perempuan karena Usia harapan hidup perempuan lebih panjang dibandingkan laki-laki, maka jumlah penduduk lanjut usia perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki (11,29 juta jiwa berbanding 9,26 juta jiwa). Permasalahan lanjut usia secara umum di Indonesia didominasi oleh perempuan (Badan Pusat Statistik, 2010). Pemilihan partisipan penelitian dilakukan secara purposive simple yaitu pengambilan sampel disesuaikan dengan tujuan penelitian.

C.Populasi dan sample

Dalam suatu penelitian untuk memperoleh data, diperlukan sumber data yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Sumber dari penelitia tersebut bisa dari orang, binatang atau pun benda sesuai dari tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian tersebut. Adapun mengenai objek yang hendak diteliti adalah dinamakan dengan populasi dan sampel penelititan. Populasi adalah keseluruhan dari semua variabel yang menyangkut masalah yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah warga lansia berumur 59-74 tahun (elderly) RW 07 Cimaung Cihampelas Kec. Bandung Wetan Kelurahan Taman Sari Bandung yang berjumlah 498 orang dengan jumlah laki-laki 259 dan perempuan 239 orang.

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan teknik sampling tertentu untuk bisa mewakili atau memenuhi populasi. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan purposive sampel yaitu dalam memilih sampel dari populasi dilakukan secara tidak acak dan didasarkan dalam suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri berdasarkan ciri atau sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Sedangkan mengenai jumlah sampel, Fraenkel dan walken (dalam Wicaksono, 2011, hlm. 59) menjelaskan bahwa:

(17)

26

should probably be replicated however, before too much is made of any findings.

Dari penjelasan di atas jumlah sampel untuk penelitian eksperimen dan kausal komparatif direkomendasikan 30 individu untuk setiap kelompok. Walaupun 15 individu untuk setiap kelompok yang dibandingkan dipandang sudah cukup memadai. Sampel yang digunakan adalah warga lansia berumur 59-74 tahun (elderly) RW 07 Cimaung Cihampelas Kec. Bandung Wetan Kelurahan Taman Sari Bandung yang mengikuti senam sehat indonesia dan yang tidak mengikuti senam sehat indoensia yang tiap kelompok sampel kurang dari 30 orang dengan jenis kelamin perempuan.

Adapun kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebagai berikut : 1. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel. Dimana yaitu :

a. Kriteria inklusi bagi lansia yang mengikuti senam sehat indonesia dalam penelitian ini adalah :

1)Lansia yang telah mengikuti senam sehat indonesia minimal 3 bulan.

2)Jumlah latihan dua kali pertemuan perminggu.

3)Lansia yang berjenis kelamin perempuan dan sehat jasmani rohani.

4) Berdomisili di RW 07 Cimaung Cihampelas Kec. Bandung Wetan Kelurahan Taman Sari Bandung.

5) Bersedia menjadi partisipan.

b.Kriteria inklusi bagi lansia yang tidak mengikuti senam sehat indonesia dalam penelitian ini adalah :

1) Lansia yang tidak sedang mengikuti olahraga senam apapun dalam jangka minimal 3 bulan.

(18)

27

3) Berdomisili di RW 07 Cimaung Cihampelas Kec. Bandung Wetan Kelurahan Taman Sari Bandung.

4) Bersedia menjadi partisipan. 2. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian. Kriteria eksklusi penelitian ini adalah:

a. lansia yang berjenis kelamin laki-laki,

b.lansia yang memiliki penyakit yang berat selama 1 tahun terakhir sehingga tidak bisa bangun dari tempat tidur, dan

c. memiliki berat badan sangat kurus atau sangat gemuk.

D.Instrumen penelitian

Instrumen penelitian menurut Arikunto (2006, hlm. 160) adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Berdasarkan pernyataan di atas maka instrumen penelitian yang digunakan adalah tes pengukuran tinggi badan dan tes pengukuran komposisi tubuh dari sylim body fat scale perfect health. Sebuah alat yang digunakan untuk mengukur presentase massa

lemak, massa air, massa tulang dan massa otot di dalam tubuh. Caranya yaitu testee berdiri di atas alat tersebut. Untuk lebih jelasnya, kita dapat melihat gambar di bawah ini :

1.Alat tes pengukuran tinggi badan dan berat badan

(19)

28

Alat ini digunakan untuk mengetahui berapa tinggi badan, adaapun cara mengukur tinggi badan sebagai berikut :

a). Lepas sepatu atau alas kaki.

b). Berdiri tegak, pandangan lurus kedepan, telapak kaki menapak pada alas.

c). Ukur tinggi badan mulai dari tumit sampai puncak tengkorak dengan tongkat pengukur.

d). Catat hasil yang ditunjukan tongkat pengukur dalam satuan (cm). Alat ini digunakan untuk mengetahui berapa berat badan, adaapun cara mengukur berat badan sebagai berikut :

a). Lepas sepatu atau alas kaki. b). Gunakan pakaian yang tipis.

c). Berdiri tegak, pandangan lurus kedepan, d). Kondisi katung kemih kososng,

e). Catat hasil yang ditunjukan pengukur dalam satuan (kg). Rumus indek massa tubuh, sebagai berikut :

Tabel 3.1 Indeks Massa Tubuh Lansia Sumber: Kusmaedi, N. 2008

STATUS GIZI Nila Indeks Massa Tubuh (IMT)

Lebih > 24

Normal 19 - 24

(20)

29

2.Alat tes pengukuran komposisi tubuh

Gambar 3.3 Alat pengukuran komposisi tubuh

Sumber: sylim body fat scale perfect health, 2014

Tabel 3.2 Indeks performa alat tes komposisi tubuh

Sumber: sylim body fat scale perfect health, 2014

Item Indeks

Kapasitas Penimbangan

Lemak %

Hidrasi %

Otot %

Tulang %

Kalori %

Batas indeks

4.0 % ~60.0%

27.5% ~66.0%

20.0% ~56.0%

2.0% ~20.0%

Pembagian 0.1 kg 0.2 lb

0.1 % 0.1% 0.1% 0.1%

(21)

30

Tabel 3.3 Norma komposisi tubuh

Sumber: sylim body fat scale perfect health, 2014

FEMALE age > 30 years old STATUS

FAT (%)

HIDRASI (%)

MUSCLE (%)

BONE DENSITY

(%)

CALORI (%)

4.0 ~ 20.0 66.0 ~ 55.0 16.1 ~ 28.0 < 6.0 < 1.253 SANGAT KURANG (IIIII I)

20.1 ~25.5 54.9 ~ 51.6 28.1 ~ 34.0 6.1 ~ 9.9 1.254 ~ 1.654 KURANG (IIIII IIIII I)

25.1 ~ 30.0 51.5 ~ 48.1 34.1 ~ 39.0 10.0 ~ 13.0 1.655 ~ 2.055 IDEAL (IIIII IIIII IIIII I)

30.1 ~ 35.0 48.0 ~ 44.7 39.1 ~ 56.0 13.1 ~ 16.9 2.056 ~ 2.456 KELEBIHAN (IIIII IIIII IIIII IIIII I)

35.1 ~ 50.0 47.6 ~ 22.5 56.1 ~ 75.3 > 17.0 > 2.500 SANGAT BERLEBIHAN (IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII I)

Adapun teknis penggunaan alat sylim body fat scale perfect health, sebagai berikut :

1.Untuk memulai mengukur (Pastikan kaki Anda menyentuh elektroda logam pada timbangan platform, jika tidak lemak tubuh tidak dapat diukur) untuk memastikan akurasi, lepaskan sepatu dan kaus kaki sebelum menaiki timbangan.

2.Untuk menghidupkan, Tekan SET (ON/SET) kemudian akan muncul angka yang menunjukan parameter pengguna terakhir atau parameter default.

(22)

31

4. Setelah itu ketuk alas timbangan hingga LCD menunjukan”0.0”.

5.Lalu naiki alas timbangan dengan perlahan (Kedua kaki menyentuh elektroda logam).

6.Tunggu hingga digit stabil, pembacaan berat badan terkunci saat angka berkedip sekali.

7.Hasil pengukuran ulangi sebanyak 3 kali dan simpan. Pembacaan tersebut akan muncul kembali pada pengukuran selajutnya sebagai referensi pengguna.

8.Hasil yang muncul memperlihatkan status lemak, hidrasi, otot, tulang dan kalori yang ada di tubuh kita.

Indikator peringatan pada alat sylim body fat scale perfect health, sebagai berikut :

a). Indikator baterai lemah

Daya baterai habis, silahkan ganti dengan yang baru b). Indikator kelebihan lemak

Subyek ang ditimbang di atas alat platform melebihi kemampuan maksimum timbangan 100kg. Turunlah dari timbangan untuk menghindari kerusakan.

c). Indikator lemak % rendah

Kandungan lemak % terlalu rendah. Konsumsi makanan yang lebih bergizi dan merawat diri. d). Indikator lemak % tinggi

Kandungan lemak % terlalu tinggi. Perhatikan pola makan dan lakukan latihan banyak. e). Lakukan tes ulang

(23)

32

E.Prosedur penelitian

Prosedur penelitian dibuat sebagai rencana atau rancangan kerja dalam penelitian. Dengan dibuatnya prosedur penelitian maka diharapkan mempermudah dalam pelaksanaan sebuah penelitian. Oleh karena itu penulis membuat rencana kerja yang diharapkan dapat membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian. Adapun langkah penelitian didahului dengan observasi permasalahan, perencanaan, pelaksanaan, analisis, dan menyimpulkan hasil penelitian. Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan adalah sebagai berikut:

1. Penulis menentukan populasi yang akan dijadikan objek dalam penelitian

2. Menentukan jumlah sampel yang akan digunakan, yang dianggap dapat mewakili populasi.

3. Menentukan sampel yang telah diketahui jumlahnya dengan cara melakukan pemilihan yang sesuai dengan kriteria sampel yang telah ditentukan (perposive) terhadap populasi yang ada.

4. Membagi sampel ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang seolah-olah diberi perlakuan dan kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan.

5. Melakukan tes akhir (post-test) pengukuran komposisi tubuh diaman untuk mengetahui massa lemak, massa air, massa otot, dan massa tulang pada kelompok eksperimen yang seolah-olah diberi perlakuan dan kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan. 6. Langkah yang selanjutnya adalah melakukan pengolahan dan

analisis data dari hasil post-test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

(24)

33

Untuk lebih jelasnya, mengenai prosedur penelitian diatas, penulis mencoba tuangkan dalam bentuk gambar dibawah ini.

Gambar 3.4 Langkah penelitian POPULASI

SAMPEL (LANSIA)

Post-Test Post-Test

Kontrol (Lansia yang tidak

mengikuti Senam Sehat Indonesia)

Eksperimen (Lansia yang mengikuti Senam

Sehat Indonesia)

Pengolahan dan Analisis Data (Hasil pengukuran komposisi tubuh

seperti massa lemak, massa air, massa otot, dan massa tulang)

Non-Treatment Treatment

(25)

34

F. Analisis data

Teknik analisis data yang digunakan adalah Independet simple T-Test. Analisis penelitian ini dilakukan untuk mengetahui suatu nilai tertentu berbeda secara nyata atau tidak dengan rata-rata sebuah sampel lansia yang mengikuti dan tidak mengikuti Senam Sehat Indonesia terhadap komposisi tubuh, dimana analisis diolah dengan menggunakan program Statistical Product For Social Science (SPPS versi 16.0). Adapun langkah-langkahnya

adalah :

1. Melalukan tes pengukran komposisi tubuh kepada sampel yang mengikuti dan tidak mengikuti Senam Sehat Indonesia

2. Mengumpulkan data hasil tes

3. Input data dari skor tersebut pada program komputer Kingsoft Spreadsheets 2014.

Selanjutnya data tersebut diolah dan dianalisis, dengan tujuan dapat memperoleh kesimpulan penelitian. Dalam pelaksanaannya pengolahan data dilakukan melalui dua tahapan, yaitu uji asumsi statistk dan uji hipotesis.

1. Uji Asumsi Statistik

Uji asumsi statistik merupakan tahapan pengolahan data melalui rumus-rumus statistik, dengan tujuan akhirnya menjawab rumusan peneitian. Dalam tahapannya, uji asumsi statistik melalui tahapan sebagai berikut :

a. Uji Normalitas Data

(26)

35

b. Uji Independent Sample T-Test

Sebelum melakukan analisis Uji Independent Sample T-Test dilakukan uji normalitas terlebih dahulu untuk syarat uji parametrik, jika tidak memenuhi syarat uji parametrik maka teknis analisis data diganti dengan Mann- Whitney. Apabila data normal maka menggunakan Independent Sample T-Test, dimana uji ini dilakukan untuk mengetahui suatu nilai tertentu berbeda secara nyata atau tidak dengan rata-rata sebuah sampel lansia yang mengikuti dan tidak mengikuti Senam Sehat Indonesia terhadap komposisi tubuh, pengambilan keputusan uji ini, sebagai berikut:

1) Jika nilai Sig (p) > 0,05 maka H0 diterima atau dinyatakan tidak terdapat perbedaan.

2) Jika nilai Sig (p) < 0,05 maka H0 ditolak atau dinyatakan terdapat perbedaan.

Pada bagian ini, selain nilai T-test jyga terdapat nilai uji F. Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah data homogen atau tidak. Jika data homogen maka analisis uji T menggunakan asumsi bahwa varian sama (Equal Variance Assume), jika data tidak homogen maka analisis uji T menggunakan asumsi bahwa varian tidak sama (Equal Variance Not Assume).

1) Jika nilai Sig (p) < 0,05 maka data tidak homogen, (Equal Variance Not Assume).

Gambar

Gambar 3.2 Alat pengukuran tinggi badan dan berat badan
Tabel 3.1 Indeks Massa Tubuh Lansia Sumber: Kusmaedi, N. 2008
Gambar 3.3 Alat pengukuran komposisi tubuh
Tabel 3.3 Norma komposisi tubuh
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pembuktian kualifikasi dilakukan terhadap perusahaan/rekanan yang mengajukan penawaran yang responsive, dimana selanjutnya diusulkan sebagai calon pemenang sebagaimana

Tugas Akhir dengan judul Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi IP (Indeks. Prestasi) Mahasiswa Berdasarkan Beberapa Faktor

Pengaruh Orientasi Kewirausahaan, Dinamika Lingkungan, Kemampuan Manajemen serta Strategi Bisnis Terhadap

Analisis Regresi Linier Sederhana adalah bentuk regresi dengan model yang bertujuan untuk mempelajari hubungan antara dua variabel, yakni variabel terikat dan variabel

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu

individu karena menghadapi dua motif yang sama-sama negatif dan sama-sama kuat. Misalnya, seorang penjahat yang tertangkap dan harus membuka rahasia kelompoknya dan apabila

Survey relationship between quality of work life and organizational commitment in public organization in kurdista provinc.. Interdiciplenary Journal of

Penulisan Ilmiah ini bertujuan untuk membuat Website Shah Rukh Khan yang dapat digunakan sebagai sarana informasi bagi kalangan masyarakat khususnya pecinta film India. Dalam