• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konflik Batin Tokoh Aisya Dalam Novel Ada Tasbih Di Hati Aisya Karya Wien Oktadatu Setyawati: Pendekatan Psikologi Sastra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Konflik Batin Tokoh Aisya Dalam Novel Ada Tasbih Di Hati Aisya Karya Wien Oktadatu Setyawati: Pendekatan Psikologi Sastra"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep

2.1.1 Konflik Batin

Konflik adalah pertentangan antarkekuatan yang berhadapan dalam fungsi

manusia yang tidak dapat dihindari. Konflik itu juga ditemukan pada sebuah cerita.

Suatu ketika, harapan, minat, atau pendirian seseorang bertabrakan dengan orang lain.

Konflik dalam diri sendiri adalah bagian yang integral dari kehidupan manusia

(Nurgiyantoro, 1994: 124).Misalnya, seseorang dihadapkan dua keinginan yang

arahnya berbeda, atau antara harapan dengan kewajiban, atau antara dua perangkat

nilai.Nilai-nilai tradisional menuntut peran ibu sebagai pengasuh anak bertentangan

dengan nilai modern yang menghargai persamaan hak pria dan wanita (Alwisol,

2009: 135).

Dalam konflik seseorang dihadapkan pada keadaan yang penuh

kebimbangan.Contohnya, banyak orang yang dihadapkan pada dua pilihan dan

mengalami konflik tidak bisa diatasi sehingga menimbulkan gangguan perilaku, yang

akhirnya dapat mengganggu kehidupan sehari-hari.Konflik adalah suatu yang tidak

(2)

Konflik terjadi bila ada berbagai tujuan yang ingin dicapai sekaligus dalam

waktu yang bersamaan.Konflik terjadi akibat perbedaan yang tidak dapat diatasi

antara kebutuhan individu dan kemampuan potensial.Konflik dapat diselesaikan

melalui keputusan hati.Menurut Suryani dan Widyasih (2010: 45) bahwa konflik

mempunyai beberapa bentuk, antara lain sebagai berikut:

1) Approach-approach conflict, yaitu konflik-konflik psikis yang dialami oleh individu karena individu tersebut mengalami dua atau lebih motif yang positif dan sama kuat. Misalnya, seorang mahasiswa pergi kuliah atau menemui temannya karena sudah berjanji.

2) Approach avoidance conflict, yaitu konflik psikis yang dialami

individu karena dalam waktu yang bersamaan menghadapi situasi yang mengandung motif positif dan motif negatif yang sama kuat. Misalnya, mahasiswa diangkat menjadi pegawai negeri (positif) di daerah terpencil (negatif).

3) Avoidance-avoidance conflict, yaitu konflik psikis yang dialami

individu karena menghadapi dua motif yang sama-sama negatif dan sama-sama kuat. Misalnya, seorang penjahat yang tertangkap dan harus membuka rahasia kelompoknya dan apabila ia melakukan akan mendapat ancaman dari kelompoknya.

4) Double approach avoidance conflict, yaitu konflik psikis yang dialami individu karena menghadapi dua situasi yang masing-masing mengandung motif negatif dan motif positif yang sama kuat. Misalnya, seorang mahasiswa harus menikah dengan orang yang tidak disukai (negatif) atau melanjutkan studi (positif).

Banyak sekali situasi dalam kehidupan yang menimbulkan berbagai

konflik.Sehingga, dibutuhkan suatu kecakapan untuk menganalisis masing-masing

stimulus agar dapat mengurangi konflik batin tersebut dengan kesabaran.

2.1.2 Psikologi Sastra

Secara etimologis, psikologi diambil dari bahasa Inggris psychology yang

(3)

ilmu pengetahuan.Dengan demikian, psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang

jiwa (Shaleh, 2008: 1).

Sama seperti yang dikemukakan oleh Plato dan Aristoteles, bahwa psikologi

adalah ilmu yang mempelajari tentang hakikat jiwa serta prosesnya sampai

akhir.Secara luas, psikologi mencoba menemukan peraturan umum yang

menerangkan perilaku organisme hidup (dalam Shaleh, 2008:5).

Psikologi sastra adalah kolaborasi antara ilmu sastra dengan ilmu psikologi

sebagai ilmu bantu. Psikologi sastra memiliki tiga pendekatan yaitu: (1) pendekatan

ekspresif yang mengkaji psikologi pengarang, (2) pendekatan tekstual yang mengkaji

psikologi tokoh cerita, (3) pendekatan reseptif yang mengkaji psikologi pembaca

(Endraswara, 2008: 99).

Psikologi sastra merupakan ilmu yang mempelajari masalah-masalah

kejiwaan seorang tokoh dalam cerita.Psikologi sastra bertujuan untuk melihat

konflik-konflik yang dapat mempengaruhi kepribadian.Manusia selalu

memperlihatkan perilaku yang beraneka ragam.Ilmu psikologi sangat berguna untuk

melihat dan mengenal manusia lebih dalam dan lebih jauh. Dengan

demikian,psikologi dan karya sastra memiliki hubungan fungsional, yakni sebagai

sarana untuk mempelajari keadaan kejiwaan tokoh-tokoh dalam karya sastra.

Keadaan itu dapat berupa konflik-konflik yang dapat mengubah perilaku.Pemahaman

fenomena kejiwaan ini dapat dilakukan pengamatan perilaku seperti apa yang

(4)

Psikologi sastra juga merupakan kajian sastra yang memandang karya sebagai

aktivitas kejiwaan pengarang yang menggunakan cipta, rasa, dan karya dalam

berkarya. Begitupun pembaca, dalam menanggapi karya juga tidak akan lepas dari

kejiwaan masing-masing. Pengarang akan mengungkap gejala jiwa kemudian diolah

kedalam teks dan dilengkapi dengan kejiwaannnya (Endraswara, 2003: 96).

Pada dasarnya psikologi sastra memberikan perhatian pada masalah yang

berkaitan dengan unsur-unsur kejiwaan tokoh-tokoh fiksional yang terkandung dalam

sastra.Aspek-aspek kemanusiaan inilah yang merupakan objek utama psikologi

sastra, sebab hanya dalam diri manusia itulah aspek kejiwaan berada (Ratna, 2004:

344). Penelitian ini akan menentukan terlebih dahulu karya sastra yang akan

dianalisis kemudian menentukan teori-teori yang relevan dengan bahasan yang ingin

dicapai.

Teori yang akan dipergunakan adalah teori psikologi sastra. Penelitian

psikologi sastra dilakukan dengan dua cara. Pertama, melalui pemahaman teori-teori

psikologi terhadap suatu karya sastra.Kedua, dengan terlebih dahulu menentukan

sebuah karya sastra sebagai objek penelitian kemudian ditentukan teori-teori

psikologi yang dianggap relevan untuk melakukan analisis.

Teori psikologi melahirkan konsep-konsep seperti dinamika pengaturan

tingkah laku, pola tingkah laku, model tingkah laku, dan perkembangan tingkah laku

dalam menguraikan kompleksitas tingkah laku manusia (Alwisol, 2009).

(5)

Psikologi sastra merupakan suatu pendekatan yang mempertimbangkan

segi-segi kejiwaan dan menyangkut batiniah manusia. Lewat tinjauan psikologi akan

nampak bahwa fungsi dan peran sastra adalah untuk menghidangkan citra manusia

yang seadil-adilnya dan sehidup-hidupnya atau paling sedikit untuk memancarkan

bahwa karya sastra pada hakikatnya bertujuan untuk melukiskan kehidupan manusia

(Endraswara, 2008:6).

Hubungan psikologi dan sastra terletak pada objeknya yang

berjiwa.Sebagaimana halnya manusia di alam nyata, maka tokoh di dalam karya

sastra adalah manusia yang hidup dan berjiwa di dalam dunianya sendiri.

2.2.1 Teori Konflik Batin

Konflik batin dapat dianalisis melalui Teori Sosial Psikoanalitik yang

dipelopori oleh Karen Horney. Dia adalah pemimpin dalam aliran psikoanalisis

neo-Freudian karena terkesan pada peranan konflik-konflik kebudayaan dalam

pembentukan neorosis, maka dia menolak penekanan ekstrim dari Freud pada

seksualitas dan menekankan perasaan ketidakamanan anak dan perjuangannya

terhadap keamanan melalui pola-pola tingkah laku yang menyebabkan

konflik-konflik batin dan gaya hidup neurotik (Semium, 2013:422). Baginya tidak ada

tahapan universal dalam perkembangan maupun konflik masa kecil yang tidak

terelakkan.Namun, yang menentukan adalah hubungan sosial antara anak dan orang

tua.Horney percaya bahwa masa kecil ditandai oleh dua kebutuhan yaitu, Safety (rasa

(6)

Horney sependapat dengan Freud dalam pandangan tentang pentingnya

masa-masa awal kehidupan dalam membentuk kepribadian di masa-masa dewasa.Namun, dia

berbeda dalam hal bagaimana kepribadian terbentuk secara spesifik.Horney merasa

bahwa pada masa kanak-kanak, bukan faktor biologis, melainkan faktor sosiallah

yang mempengaruhi perkembangan kepribadian (Semium, 2013: 16).

Rasa aman dan bebas dari rasa takut adalah faktor utama dalam penentu

kepribadian. Adanya rasa aman dan ketakutan akan menentukan tingkat normal

tidaknya perkembangan kepribadian selanjutnya. Namun, dalam teorinya Horney

beranggapan bahwa rasa aman jauh lebih penting daripada kepuasan

Rasa aman seorang anak sepenuhnya tergantung pada perlakuan yang

diterimanya dari orang tua. Secara umum, Horney merasa bahwa cara orang tua yang

memperlemah atau mencegah rasa aman adalah untuk menunjukkan tidak adanya

kehangatan dan kasih sayang terhadap anak, dan keadaan inilah yang dialami Horney

sewaktu kecil. Dia percaya bahwa anak-anak bisa bertahan terhadap hal-hal yang

dapat menyebabkan trauma tanpa berakibat menyakitkan seperti dipukul, pengalaman

seksual sebelum waktunya, atau menghentikan menyusui secara tiba-tiba, selama

mereka merasa diinginkan dan dicintai sehingga merasa aman.Namun, orang tua bisa

saja melakukan berbagai perlakuan yang bisa mengurangi rasa aman dan dengan

demikian menimbulkan rasa permusuhan pada diri anak. Perlakuan tersebut seperti:

pilih kasih terhadap saudara kandung secara terang-terangan, hukuman yang tidak

(7)

Horney juga percaya bahwa seorang anak mengetahui jika cinta orang tua

bersifat apa adanya dan tidak mudah dikelabui dengan ungkapan dan ekspresi cinta

secara palsu. Karena beberapa alasan, rasa permusuhan yang timbul pada anak

mungkin akan di represi. Alasan-alasan ini meliputi: rasa tidak berdaya, takut pada

orang tua, kebutuhan terhadap ekspresi cinta, dan rasa bersalah (Semium, 2013: 145).

Penelitian ini menyangkut konflik batin yang dialami tokoh utama

(Aisya).Konflikyang ada di dalamnya berupa kecemasan. Horney berpendapat bahwa

permusuhan dasar dan kecemasan dasar “jalin-menjalin”.Dorongan-dorongan

bermusuhan merupakan sumber utama kecemasan dasar, tetapi kecemasan dasar

dapat juga menyebabkan perasaan-perasaan bermusuhan (Semium, 2013:

149).Konflik tersebut merupakan tekanan batin yang dialami Aisya dalam novel

ATDHA karena terjadi beberapa masalah.

Ketika sebuah konflik terjadi, pasti ada faktor penyebab terjadinya konflik dan

penyelesaian konflik tersebut. Seseorang dapat memilihcara untuk mengatasi konflik

yang ada pada dirinya, Kartini Kartono dan Jenny Andari (2004: 27), memberikan

beberapa petunjuk untukmenanggapi kesulitan tersebut.

1) Mengeluarkan dan membicarakan kesulitan.

2) Menghindari kesulitan untuk sementara waktu.

3) Menyalurkan kemarahan dengan positif.

(8)

6) Jangan menganggap diri terlampau super.

7) Menerima segala kritik dengan dada lapang.

8) Memberikan kemenangan pada orang lain.

9) Mengatur saat-saat rekreasi.

10)Keyakinan.

Banyak sekali cara penyelesaian suatu masalah. Namun, dalam penelitian ini

hanya akan menggunakan beberapa saja, diantaranya: berbagi rasa, menyalurkan

kemarahan dengan positif, mengalah, membantu orang lain, rekreasi, dan keyakinan.

2.3 Tinjauan Pustaka

NovelAda Tasbih di Hati Aisya karya Wien Oktadatu Setyawati ini

sebenarnya adalah novel yang sangat menarik sekali untuk dikaji, diteliti, dan diulas

dalam beberapa forum diskusi lainnya karena isi dari novel tersebut terdapat

masalah-masalah kehidupan yang tidak asing lagi bagi pembaca.

Penelitian dengan menggunakan Teori Psikologi Sastra telah banyak

dilakukan oleh para penikmat sastra sebelumnya, khususnya para mahasiswa sastra

yang ingin meraih gelar sarjananya.Sepanjang pengetahuan peneliti, penelitian

dengan menggunakan Teori Psikologi Sastra terhadap novel ATDHA ini belum

pernah ada. Jadi, penelitian terhadap novel tersebut dapat dilakukan.

Penelitian yang dilakukan Sri Wahyuni (USU, 2002) yang berjudul “Novelet

(9)

novelet itu berupa kecemasan, rasa sesak, kecemburuan, dan cinderella comflex.

Kaitannya dengan penelitian ini sama-sama mengkajimasalah psikologi sastra, tetapi

dalam konflik batin tokoh utama, faktor-faktor yang mempengaruhi, dan menyikapi

konflik tersebut dalam novel Ada Tasbih di Hati Aisya Karya Wien Oktadatu

Setyawati.

Penelitian yang dilakukan oleh Sudarwito (IKIP PGRI, 2010) skripsi “Konflik

Tokoh Utama dalam Novel Cinta Sepanjang AmazonKarya Mira Widjaya ”. Tokoh

utama dalam novel tersebut bernama Vania dan Aries.Konflik batin tokoh utama

terjadi karena tokoh utama tidak bisa menerima kenyataan kalau harus hidup dengan

ekonomi pas-pasan.Ketidakpuasan tokoh utama membuat konflik demi konflik

muncul.Konflik tersebut pada akhirnya dapat diatasi dan tidak berkelanjutan.Dalam

penelitian ini mengkaji konflik batin tokoh dalam novel karya Wien Oktadatu

Setyawati yang berjudul Ada Tasbih di Hati Aisya.

Penelitian yang dilakukan oleh Atik Kusumawati (IKIP PGRI, 2011) skripsi

“Konflik Batin Tokoh Utama dalam Novel Orang KetigaKarya Yuditha Hardini Serta

Alternatif Pembelajaran”.Konflik batin pada noveltersebut dialami oleh tokoh utama

yang bernama Anggi. Konflik batin terjadi karena kebutuhan akan cinta dan rasa

memiliki tidak terpenuhi. Rasacinta terhadap Angga membuatnya menjadi orang

ketiga.Persamaan dalam penelitian ini sama-sama mengkaji konflik batin tokoh.

Namun, penelitian konflik batin tokoh dalam novel karya Wien Oktadatu Setyawati

yang berjudul Ada Tasbih di Hati Aisyatidak membahas mengenai alternatif

(10)

Berdasarkan uraian tentang hasil penelitian terdahulu, maka kita akan melihat

orisinalitas maupun kebenaran penelitian dengan judul “Konflik Batin Aisya dalam

novel Ada Tasbih di Hati Aisya Karya Wien Oktadatu Setyawati: Pendekatan

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi engagement diukur dengan mengacu pada dimensi dan komponen engagement pada framework APS yang dilakukan dengan pembobotan dengan metode AHP pada

Suma'mur, Keselamatan Kerja dan Gunung Agung,

Pada hari ini Rabu tanggal s.d 10.00 WIB melalui website dilaksanakan acara penjelasan Renovasi Perumahan Dinas Beserta Bontang Tahun Anggaran. tanggal 26

Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan Daerah Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Barat melaksanakan Pelelangan Paket Pengadaan Konsultan Pengawas Rehab Gedung Asrama

[r]

UNIT LAYANAN PENGADAAN DAERAH W ILAYAH II KELOM POK KERJA PROVINSI RIAU.. JALAN JENDERAL SUDIRM AN NO 247

permasalahan dalam pengajaran bahasa Jerman. 3) Mengurus surat ijin penelitian ke SMA Pasundan Cikalong Cianjur.. 7) Melakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa.

Surat Kuasa, khususnya kuasa dari Direksi yang berwenang sesuai dengan anggaran dasar sepajang diatur dan diperbolehkan oleh Undang- Undang yang tidak dapat hadir pada