• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Pendidikan Karakter Bangsa SDN Bergas Kidul 03 Kec. Bergas Kabupaten Semarang T2 942012090 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Pendidikan Karakter Bangsa SDN Bergas Kidul 03 Kec. Bergas Kabupaten Semarang T2 942012090 BAB IV"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

4.1

Profil Sekolah

Data lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut: A. Identitas Sekolah

Nama sekolah tempat penelitian ini adalah SD Negeri Bergaskidul 03, yang memiliki NPSN/NSS dengan nomor 20320838/101032213038. Adapun jenjang pendidikan di SD Negeri Bergaskidul 03 adalah jenjang pendidikan dasar (SD) dengan status sekolah adalah Sekolah Dasar Negeri (SDN).

B. Visi dan Misi SD Negeri Bergaskidul 03 Visi SD Negeri Bergaskidul 03:

“Membentuk insan berakhlak mulia, berbudi luhur, bertaqwa, cerdas, terampil, dan santun

dalam berperilaku.”

Misi SD Negeri Bergaskidul 03:

a. Mempertebal keimanan dan ketaqwaan siswa kepada Tuhan YME.

b. Membiasakan siswa berperlaku sopan dalam pergaulan.

c. Meningkatkan prestasi mutu pendidikan di sekolah.

(2)

C. Lokasi Sekolah

Alamat SD Negeri Bergaskidul 03 berada di Jl. Lemah Abang – Bandungan KM.3, RT. 03/RW.03, berada di dusun Kemloko, Desa/kel. Bergaskidul, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Kode Pos: 50552.

Data Pelengkap Sekolah:

SK Pendirian Sekolah: 421-2/002/II/53/87, Tanggal SK: 1987-08-01, status kepemilikian SD Negeri Bergaskidul 03 adalah Pemerintah Daerah dengan SK Ijin Operasional: 421-2/002/II/53/87.

SD Negeri Bergaskidul 03 memiliki SK Akre-ditasi: Dd 038387. Adapun kepemilikian tanah dengan status luas tanah milik: 0 m2 sedangkan luas tanah

bukan milik: 3.500 m2.

(3)

E. Data Peserta Didik Tahun Ajaran 2013/2014

No Nama Rombel

Jumlah siswa

Wali kelas

L P Jml

1 Kelas I Kelas 1 29 16 45 Ayu Purwantini,

S.Pd.SD

2 Kelas II Kelas 2 29 17 46 Munaroh, S.Pd.SD

3 Kelas III Kelas 3 15 27 42 Ngatemiyati, S.Pd.SD

4 Kelas IV Kelas 4 14 17 31 Yuni Erikawati,

S.Pd.SD

5 Kelas V Kelas 5 21 13 34 Eny Poerwaningsih,

S.Pd.SD

6 Kelas VI Kelas 6 16 20 36 Daryati, S.Pd.SD

4.2

Hasil Penelitian

4.2.1 Perencanaan Penerapan Pendidikan Karakter Bangsa di SDN Bergaskidul 03 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang

(4)

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

Perencanaan disusun ketika jauh hari sebelum KBM dilaksanakan, sehingga sampai persiapan matang dengan mengumpulkan materi pembela-jaran dari berbagai sumber sebagai penunjang, seperti: video, artikel. Dalam penyusunan RPP, guru sudah memasukkan unsur-unsur pendidikan karakter di dalamnya (CLG1.A-2).

YE selaku guru kelas IV mengungkapkan sebagai berikut:

RPP saya buat setiap hari ketika akan mengajar (CLG2. A-3).

Hal ini juga dikemukakan oleh Kepala Sekolah sebagai berikut:

Perencanaan pembelajaran disesuaikan oleh masing-masing waktu yang dimiliki oleh guru di kelas, namun saya tetap mengistruksikan agar perencanaan harus sudah siap sebelum memasuki pembelajaran kelas. Saya hanya menginstruksi-kan, mengawasi dan memberikan saran kepada semua guru di sini, serta memberikan motivasi beserta pengarahan keterkaitan persiapan pem-belajaran (CLKS.A-1).

(5)

Kepala sekolah menginstruksikan agar perencanaan pembelajaran harus sudah siap sebelum memasuki pembelajaran di kelas. Kepala sekolah hanya mengin-struksikan, mengawasi dan memberikan saran kepada semua guru, serta memberikan motivasi dan penga-rahan keterkaitan persiapan pembelajaran di SDN Bergaskidul 03 kec. Bergas Kab. Semarang.

Pada tahap perencanaan pembelajaran ini, guru mempersiapkan segala perlengkapan administrasi baik dalam bentuk protah, promes, silabus, RPP dan juga media pendukung lainnya seperti power point dan video pembelajaran. Prota dan promes biasanya diperoleh dari tim KKG, sementara silabus mengacu pada kurikulum pusat yang dikembangkan oleh guru.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

Ya benar. Saat perencanaan ini, saya mempersiap-kan perlengkapan administrasi pembelajaran se-perti RPP, silabus, media (PPT,Video), dan materi penunjang lainnya. Silabus dibuat secara bersa-ma-sama untuk masing-masing kelas, ke tingkat gugus (CLG1.A-4).

Dari hasil wawancara tersebut diperoleh infor-masi bahwa guru mempersiapkan perlengkapan admi-nistrasi pembelajaran selengkap-lengkapnya seperti penyusunan RPP, silabus, media dan materi penun-jang pembelajaran lainnya.

(6)

RPP. Selain itu guru juga melaksanakan sharing

dengan teman guru lainnya dalam KKG, guru juga

sharing dengan guru lain di SDN Bergaskidul 03 yang

lebih senior. Sharing ini dimaksudkan agar perenca-naan pembelajaran menjadi semakin matang, dalam memilih kesesuaian materi pengajaran dengan pena-naman nilai karakter kepada anak, guru semakin siap dan pembelajaran semakin terarah.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

Perlengkapan saya persiapkan sendiri, namun terkadang meminta saran kepada guru-guru lain agar persiapan pembelajarannya dapat lebih mak-simal (CLG.A-3).

Sebagaimana dikemukakan oleh Kepala Sekolah sebagai berikut:

Ya, tentu mendukung. dukungan dari saya berupa pengarahan-pengarahan saja, namun tak jarang juga memberikan saran mengenai persiapan penerapan karakter bangsa dalam pembelajaran agar harus direncanakan secara matang dan terarah serta bersinergi terhadap pemahaman siswanya (CLKS.A-2).

(7)

kepala sekolah memberikan saran mengenai persiapan pembelajaran agar harus direncanakan secara matang dan terarah serta bersinergi terhadap pemahaman siswa pada materi pembelajaran termasuk pembinaan karakter kebangsaan pada diri siswa.

Maksud guru dalam persiapan perencanaan pembelajaran ini agar proses pembelajaran di kelas bisa terarah. Guru mempersiapkan agar guru lebih bisa mendalami materi pelajaran sehingga lebih menguasai materi dan mudah dalam menyampaikan pada siswa. Persiapan yang maksimal ini meningkat-kan pemahaman siswa pada materi pembelajaran.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

Ya tujuannya agar PBM menjadi lebih terarah dan tepat pada sasaran, sehingga pemahaman siswa pada materi pembelajaran bertambah maksimal juga. (CLG.A-4)

YE selaku guru kelas IV mengemukakan sebagai berikut:

karakter yang diharapkan: disiplin, rasa hormat dan perhatian, tekun tanggungjawab dan kete-litian.

(8)

awal sehingga pemahaman siswa pada materi pem-belajaran fokus karakter kebangsaan bertambah maksimal. Karakter bangsa yang diharapkan dalam pembelajaran ini adalah disiplin, rasa hormat dan perhatian, tekun tanggungjawab dan penuh ketelitian.

Guru dalam persiapan perencanaan pembelajar-an tidak nampak merasa kesulitpembelajar-an. Guru justru terlihat lancar dan sudah terbiasa dengan persiapan administrasi pembelajaran termasuk persiapan silabus dan RPP. Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

Tidak kesulitan, karena saya sudah menyusun rencana pembelajaran ini jauh-jauh hari sehingga perencanaannya pun hampir bisa saya lengkapi (CLG.A-5).

Sementara itu N selaku guru kelas III menya-takan sebagai berikut:

Saya tidak kesulitan, karena pendidikan karakter tercermin pada perilaku diri siswa (CLG5.A-1).

(9)

didukung oleh berbagai prestasi yang telah diraihnya sebagai guru berprestasi.

Guru mempersiapkan perencanaan pembelajar-an tidak menyusun secara sembarpembelajar-angpembelajar-an melainkpembelajar-an mengacu pada pedoman pokok yang telah ditentukan oleh pusat. Acuan tersebut merupakan kurikulum dari pusat dan dikombinasikan dengan kurikulum sekolah. Kurikulum pusat sebagai acuan utama sementara kurikulum sekolah menjadi pelengkap kurikulum.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

Ya benar. Saya mengacu pada Silabus, kurikulum 2013, dan berbagai sumber lain yang menunjang (CLG.A-6)

N selaku guru kelas III mengungkapkan sebagai berikut:

Acuan saya silabus, SKKD, indikator, tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran (CLG.A-7)

YE sebagai guru kelas IV menyampaikan. Acuan RPP, meliputi:

 Berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari;

 Acuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besar;

 Silabus, SKKD.

Kepala Sekolah mengemukakan sebagai berikut: Pada prinsipnya harus menggunakan acuan

(10)

dari pusat dan pengembangannya, silabus dan RPP serta sumber media lainnya yang relevan dengan materi pembelajaran pendidikan karakter kebangsaan (CLKS.A.4).

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan Kepala Sekolah tersebut diperoleh informasi bahwa guru dan kepala sekolah menjadikan aturan formal kurikulum pusat, silabus, dan RPP sebagai acuan utama pembelajaran yang didukung oleh sumber penunjang lainnya yang sesuai dengan materi pendi-dikan karakter khususnya.

Guru memiliki target utama dalam tahap per-siapan perencanaan pembelajaran dari awal yaitu kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran Pembelajaran keterkaitan dengan karakter kebang-saan. Guru mentargetkan kemampuan karakter ke-bangsaan siswa bisa meningkat dalam bentuk peru-bahan sikap dan perilaku, di samping peningkatan nilai pembelajaran yang mencapai nilai di atas KKM yang telah ditentukan.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

Target dari perencanaan ini agar siswa mampu memahami setiap materi yang disampaikan oleh guru sehingga siswa tercapai nilai KKM yang memuaskan. Siswa juga bisa menampilkan dalam kegiatan sehari-hari (CLG.A-7).

(11)

Target dari perencanaan ini adalah agar siswa mampu berubah tingkah lakunya dengan menerapkan nilai-nilai karakter baik di lingkungan sekolah, rumah maupun masyarakat (CLG.A-7)

Kepala Sekolah SDN Bergaskidul 03 juga menegaskan sebagai berikut:

Ya, tentunya respon saya sangat positif, dan tak jarang saya memberikan apresiasi yang besar terhadap guru yang telah merancang perangkat pembelajaran dengan baik. Saya berasumsi dengan perencanaan yang baik maka target pembelajaran akan tercapai. (CLKS.A-3)

Berdasarkan hasil wawancara guru dan Kepala Sekolah tersebut diperoleh informasi bahwa guru target dari perencanaan pembelajaran agar siswa mampu memahami setiap materi yang disampaikan oleh guru, dan siswa dapat mencapai nilai KKM yang telah ditentukan. Dengan adanya target yang cukup bagus, perencanaan pembelajaran mendapat apresiasi yang cukup baik dari Kepala Sekolah.

Tujuan utama pada tahap persiapan perenca-naan pembelajaran oleh guru adalah berupa maksi-malnya persiapan guru sehingga mampu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, materi pembela-jaran juga menjadi lebih terarah sesuai dengan rambu-rambu yang telah ditentukan.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

(12)

menciptakan suasana yang kondusif dan terarah di dalam kelas. (CLG.A-10)

Berdasarkan hasil wawancara guru tersebut di-peroleh informasi bahwa tujuan persiapan perenca-naan pembelajaran agar guru lebih siap sebelum terjun ke dalam kelas dan akan menciptakan suasana yang kondusif dan terarah di dalam kelas.

4.2.2 Faktor pendukung dan penghambat dalam Pelaksanaan Penerapan Pendidikan Karakter Bangsa di SDN Bergaskidul 03 Kec. Bergas Kab. Semarang

Pada prinsipnya pelaksanaan pembelajaran dalam membina karakter kebangsaan pada siswa-siswa SDN Bergaskidul 03 Semarang tidak jauh berbeda dengan pembelajaran pada materi yang lain. Ada aturan khusus sebagai bentuk tata tertib yang harus dilalui oleh guru dalam proses pembelajaran sebagai bentuk komitmen bersama. Salah satu tata tertib itu berupa “pembacaan doa” sebelum memulai pembelajaran. Sesuai visi misi yang telah dibuat sekolah dan dalam perwujudan pendidikan karakter anak di sekolah serta dalam masyarakat pada umum-nya.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

(13)

mana arah pembelajaran yang akan dilaksanakan (CLG.B-1).

WS selaku siswa SDN Bergaskidul 03 menutur-kan sebagai berikut:

Benar, kami memulai pembelajaran dengan berdoa terlebih dahulu. setelah berdoa dilanjutkan dengan appersepsi oleh guru, absensi dan pema-nasan materi pelajaran Pembelajaran (CLS.A-1).

Berdasarkan hasil wawancara guru tersebut di-peroleh informasi bahwa guru memulai pembelajaran dengan serangkaian bacaan berdoa dan dilanjutkan dengan memberikan gambaran secara garis besar terlebih dahulu agar siswa tahu ke mana arah pem-belajaran yang akan dilaksanakan.

Pelaksanaan pembelajaran diatur oleh guru secara sistematis. Guru mengalokasikan waktu untuk tahapan pelaksanaan pembelajaran dari awal hingga selesai. Pengaturan waktu pembelajaran ini mengacu pada RPP yang telah disusun sebelumnya pada tahap-an perenctahap-anatahap-an. Pengaturtahap-an waktu tersebut meliputi alokasi waktu pembukaan, alokasi waktu penyampai-an materi dpenyampai-an alokasi waktu evaluasi serta penutuppenyampai-an pembelajaran.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

(14)

N selaku guru kelas III mengungkapkan sebagai berikut:

Saya mengatur alokasi waktu yang tersedia. Alokasi waktu ini saya sesuaikan dengan protah, promes, silabus, RH, dan jadwal pembelajaran (CLG.B-1).

JR selaku siswa SDN Bergaskidul 03 menutur-kan sebagai berikut:

Betul, guru selalu mengatur jam pembelajaran secara terprogram dan sistematis. Sehingga alo-kasi waktu pembelajaran sesuai dengan jadwal pembelajaran hingga usai (CLS.B-2).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa guru mengatur urutan pembelajaran ini dengan membatasi aturan waktu semisal pembu-kaaan selama kurun waktu 10 menit, materi 30 menit, dan penutup 5 menit. Penggunaan waktu ini disesuai-kan dengan silabus dan RPP yang telah disusun di awal.

(15)

guru dan siswa ini menjadikan suasana pembelajaran menjadi kondusif.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut.

Kondisi siswa sangat kondusif, dan banyak siswa yang aktif bertanya kepada guru sehingga pembelajaran berjalan dengan lancar (CLG.B-4)

AGR, selaku siswa menuturkan sebagai berikut: Saya merasa asyik. Teman-teman juga sama, tak ada siswa yang mengantuk saat pembelajaran ataupun cerita sendiri. Kondisi siswa cukup aman dan tenang saat pembelajaran (CLG.B-2).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa kondisi siswa dalam pembelajaran sangat kondusif. Banyak siswa yang aktif bertanya kepada guru, ada interaksi guru dengan siswa dalam pembelajaran sehingga pembelajaran berjalan dengan lancar. Siswa menanyakan materi yang kurang dipa-hami dan guru memberikan penjelasan kembali pada siswa. Tidak ada siswa yang mengantuk ataupun cerita sendiri, melainkan semua siswa memperhatikan pembelajaran.

(16)

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut.

Kondisi kelas sangat baik dengan berbagai fasilitas yang cukup lengkap sebagai penunjang pembela-jaran semisal LCD, komputer, papan tulis elektrik, AC, dll. (CLG.B-5).

N selaku guru kelas mengungkapkan sebagai berikut:

Siswa merasa senang. Hal ini saya rasa karena dalam pembelajaran didukung pula oleh beberapa fasilitas yang mendukung seperti internet, ling-kungan sekitar, siswa dan guru yang cukup interaktif (CLG.B3,B4).

Sebagaimana dikemukakan oleh Kepala Sekolah sebagai berikut.

Saya lihat cukup kondusif. Sebagai kepala seko-lah saya hanya mengarahkan dan mengfasilitasi setiap ada laporan kepada saya ketika ada ber-bagai permasalahan yang ada di kelas baik siswa, guru, maupun fasilitas penunjang pembelajaran, seperti LCD dan komputer (CLKS.B-1).

(17)

Bentuk pendidikan karakter kebangsaan dalam pembelajaran tidak selamanya nampak secara tekstual dalam bab pembahasan pembelajaran. Secara tekstual pendidikan karakter kebangsaan terlihat dari kegiat-an-kegiatan penunjang pembelajaran, seperti upacara setiap hari senin, upacara peringatan hari besar nasional, kegiatan kerja bakti, dan sebagainya. Namun, bentuk pendidikan karakter kebangsaan juga diselipkan pada setiap pembelajaran.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

Iya benar. Pada prinsipnya ada, namun secara tekstual akan terlihat pada kegiatan pendukung seperti upacara peringatan hari besar nasional, semangat kegiatan kerja bakti, semangat gotong royong menjalin persatuan.

Saya juga sering menyelipkan materi pendidikan karakter kebangsaan pada setiap pembelajaran, seperti sikap siswa dalam kerjasama saat pem-belajaran.

(18)

Guru sudah memiliki cukup pengalaman dalam pengelolaan pembelajaran sehingga tidak merasa ada kesulitan dalam pelaksanaannya. Efektifnya pelaksa-naan pembelajaran oleh guru karena mendapat dukungan dari sikap siswa yang cukup antusias dan semangat yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu peralatan pembelajaran juga mendukung seperti alat peraga pembelajaran yang lengkap.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut.

Tidak ada yang sifatnya dominan, karena dari siswa sangat aktif dalam pembelajaran dan pera-latan yang ada di dalam kelas juga sangat lengkap (CLG.B-6).

WS menuturkan sebagai berikut:

Saya lihat guru aman dan lancar dalam menge-lola pembeljaran di kelas, dan mampu mengkon-disikan kelas dengan baik. (CLS1.B-7)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa guru tidak menemui kesulitan yang sifatnya dominan dan vital, karena dari siswa sangat aktif dalam mengikuti pembelajaran, peralatan pem-belajaran yang ada di dalam kelas juga sangat lengkap dan mendukung.

(19)

sering menjadi kendala pembelajaran ini berupa arus listrik yang padam tanpa adanya pemberitahuan terlebih dahulu. Sementara belum tersedia mesin generator sebagai pengganti arus listrik saat padam. Padamnya listrik ini akan menghambat guru saat menggunakan LCD, demikian juga menjadikan ruang-an menjadi gelap druang-an suhu pruang-anas karena AC juga tidak berfungsi. Meskipun demikian guru mengharap-kan siswa mensikapi secara bijak, karena hal itu adalah wewenang pihak PLN, dan guru pun tetap melanjutkan pelaksanaan pembelajaran sebagaimana biasanya.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut.

Hambatannya terkadang listrik padam sehingga tidak bisa menggunakan media LCD. Hal ini dika-renakan mungkin ada guru yang lupa mematikan computer, selain ini hambatan cukup kecil (CLG.B-7).

N selaku guru kelas III mengemukakan sebagai berikut:

Salah satu hambatannya minimnya sarana dan prasarana, seperti terkadang listrik padam sehing-ga tidak bisa menggunakan media LCD. Solusi dari hal ini adalah guru harus benar-benar mem-persiapkan sebelum pelaksanaannya, sehingga kekurangan-kekurangannya dapat dilebgkapi ter-lebih dahulu (CLG5.B7, B8).

(20)

pembela-jaran nampak pada minimnya sarana prasarana, berupa listrik padam sehingga tidak bisa mengguna-kan media LCD. Hal ini dikarenamengguna-kan adanya aliran listrik yang mati secara tidak terjadwal ataupun pemberitahuan terlebih dahulu.

Lebih lanjut, YE selaku guru kelas IV menge-mukakan:

Ya ada. Hambatan yang saya rasakan seperti minimnya buku paket yang tersedia, sarpras (yang berupa LCD) belum lengkap, serta silabus dan protah belum disediakan dari pemerintah. Lebih sulitnya lagi saya masih cukup bingung dalam penggunaan instrumen penilaian yang saya lihat belum baku.

Sebagaimana hasil observasi peneliti pada pelak-sanaan pembelajaran bahwa guru yang memiliki LCD masih bisa dihitung apalagi kemampuan guru dalam penggunaan LCD juga terbatas sehingga cukup meng-hambat penggunaan LCD dalam pembelajaran.

(21)

Guru berusaha secara maksimal agar menjadi-kan pelaksanaan pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien. Untuk mewujudkan kelancaran pembelajaran, guru mengelola pembelajaran dengan menjadikan siswa agar aktif dalam proses pembela-jaran dan tercipta proses pembelapembela-jaran yang bersifat interaktif.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

Yang menarik bagi siswa: terdapat pada pelak-sanaan pembelajaran dimana siswa dituntun agar aktif dalam pembelajaran sehingga pembelajaran tidak searah dan guru sebagai pusat pembelajar-an semata, melainkpembelajar-an ada interaksi 2 arah pembelajar-antara guru dengan siswa (CLG.B-8).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa guru mengelola pembelajaran secara interaktif. Pada pelaksanaan pembelajaran siswa di-tuntun agar aktif, kreatif dan motivasi dalam pem-belajaran. Pembelajaran dikelola secara tidak searah dan guru tidak sebagai pusat pembelajaran semata, melainkan ada interaksi 2 arah antara guru dengan siswa. Adanya komunikasi yang saling mendukung antara guru dan siswa.

(22)

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

Media yang saya gunakan berupa LCD, komputer, penghapus, papan tulis dan kapur tulis. Terkadang alat peraga semisal supersemar, dll. (CLG.B-9)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa guru menggunakan media pembela-jaran guna mendukung keberlansungan pelaksanaan pembelajaran. Media yang digunakan berupa LCD, komputer, penghapus, papan tulis dan kapur tulis. Hal ini didukung oleh penggunaan alat peraga semisal supersemar.

YE selaku guru kelas IV mengemukakan: Benar, faktor eksternal yang mendukung pem-belajaran pembinaan pendidikan karakter bangsa di SDN Bergaskidul 03 cukup berpotensi seperti (1) SDN Bergaskidul 03 menjadi SD inti, (2) SDM memiliki kualifikasi yang cukup dengan adanya 5 guru telah memiliki sertifikasi pendidik, (3) siswa SDN Bergaskidul 03 memiliki kemampuan untuk bisa mengikuti pembelajaran lebih dari 75%, (4) kepala sekolah cukup berkompeten (CLG.B-8).

Lebih lanjut, Kepala Sekolah mengemukakan sebagai berikut:

(23)

Sebagaimana hasil observasi peneliti, dimana diketahui bahwa di SDN Bergaskidul 03 diminati banyak siswa terbukti ketika pendaftaran siswa baru terjadi overloud jumlah pendaftar dari batas maksimal, fasilitas pembelajaran juga cukup menunjang.

Berdasar hasil wawancara dan observasi diper-oleh informasi bahwa pembinaan karakter kebangsaan di SDN Bergaskidul 03 didukung oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal yang terkombinasi. Faktor pendukung tersebut seperti: (1) keberadaan SDN Bergaskidul 03 sebagai SD inti; (2) SDN Bergas-kidul 03 diminati oleh banyak siswa, SDM memiliki kualifikasi yang cukup dengan adanya 5 guru telah memiliki sertifikasi pendidik; (3) siswa SDN Bergas-kidul 03 memiliki kemampuan untuk bisa mengikuti pembelajaran lebih dari 75%; (4) kepala sekolah cukup berkompeten; (5) merupakan salah satu SD sasaran pelaksanaan uji coba kurikulum 2013 di tingkat kecamatan Bergas; (6) fasilitas yang tersedia cukup menunjang; (7) berbagai program kegiatan ekstrakuri-kuler tersedia di SDN Bergaskidul 03 baik yang berkategori umum maupun keagamaan.

(24)

dan meluruskan hasil kesimpulan-kesimpulan yang telah disusun oleh siswa.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

Cara mengakhiri dengan menarik kesimpulan dari seluruh materi yang disampaikan dan saya selalu memberikan motivasi agar siswa lebih rajin lagi dalam belajar. (CLG.B-10)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa guru sebelum mengakhiri pembela-jaran di kelas terlebih dahulu mengajak siswa me-nyimpulkan materi pembelajaran yang telah disampai-kan oleh guru. Guru selalu memberidisampai-kan motivasi agar siswa lebih rajin dalam belajar. Terutama dalam pembentukan karakter kebangsaan dengan semangat persatuan dan nasionalisme yang tinggi.

4.2.3 Evaluasi dalam Pembinaan Pendidikan Karakter bangsa di SDN Bergaskidul 03 Kab Semarang

(25)

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

Setiap 2 minggu sekali, UTS,UAS, dan terkadang diadakan evaluasi secara mendadak/insidentil. Hal ini sengaja dilakukan agar dapat mengetahui kesiapan siswa dalam pembelajaran (CLG.C-1). Setiap SK 1 kali evaluasi, biasanya dilaksanakan per 2 minggu sekali (CLG.C-6).

Kepala SDN Bergaskidul 03 menegaskan sebagai berikut:

Dalam hal evaluasi, saya berikan hak seluas-luasnya kepada masing-masing guru, namun biasanya 2 minggu sekali diadakan evaluasi per pokok bahasan. (CLKS.C-1)

WS selaku siswa SDN Bergaskidul 03 menutur-kan sebagai berikut:

Evaluasi biasanya setiap 2 minggu sekali, UTS, UAS, dan terkadang diadakan evaluasi secara spontanitas tanpa ada pemberitahuuan terlebih dahulu. (CLS.1.C-1)

(26)

Pelaksanaan evaluasi pembelajaran diberikan secara merata kepada semua siswa tanpa terkecuali. Guru memberikan evaluasi pada siswa baik secara indivudu maupun kelompok. Sehingga guru memberi-kan evaluasi minimal dua jenis baik yang idividual maupun kelompok.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

Pelaksanaan evaluasi dengan tugas individu dan tugas masing-masing kelompok kelas (CLG.C-2).

JR selaku siswa SDN Bergaskidul 03 menutur-kan sebagai berikut:

Iya, benar. Pelaksanaan evaluasi dengan pemberi-an tugas individu dpemberi-an tugas kelompok atau berpasangan (CLS.3.C-2).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa pelaksanaan evaluasi pembelajaran diberikan secara merata kepada semua siswa tanpa terkecuali. Guru memberikan evaluasi pada siswa baik secara indivudu maupun kelompok.

Model evaluasi pembelajaran beraneka ragam bentuk. Model evaluasi disusun secara menyeluruh keterkaitan materi pembelajaran yang telah disampai-kan. Model evaluasi pembelajaran berupa pertanyaan-pertanyaan singkat, berbentuk pilihan ganda (multiple

choice), dan juga dalam bentuk pendiskripsian

(27)

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

Iya, beraneka ragam bentuk sehingga siswa men-jadi lebih memahami secara menyeluruh. Bentuk-nya berupa pertaBentuk-nyaan-pertaBentuk-nyaan singkat, essay, pilihan ganda, tebak tokoh gambar, dan mendis-kripsikan sebuah permasalahan yang ada (CLG.C-3).

AGR selaku siswa menuturkan sebagai berikut: Iya benar, bentuk soal beraneka ragam, ada yang berupa pertanyaan-pertanyaan singkat, essay, pilihan ganda, tebak tokoh gambar, dan pendis-kripsian permasalahan, namun yang terakhir dirasa cukup sulit (CLS.2.C-1).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa pelaksanaan evaluasi pembelajaran diberikan dalam bentuk yang beraneka ragam, agar siswa menjadi lebih mudah memahami secara menye-luruh. Bentuk evaluasi berupa pertanyaan-pertanyaan singkat, essay, pilihan ganda (multiple choice), tebak tokoh gambar, dan pendeskripsian sebuah perma-salahan yang ada.

(28)

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

Tujuan evaluasi untuk mengetahui sejauhmana pemahaman siswa terhadap materi yang disam-paikan oleh guru, selain itu guru bisa mengukur karakter kebangsaan yang dimiliki siswa, seperti saling membantu sesama, gotong-royong, dan semangat persatuan (CLG.C-4).

Sebagaimana dikemukakan oleh Kepala Sekolah sebagai berikut:

Tujuannya cukup penting antara lain untuk mengukur sejauhmana tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, hal ini berdampak terhadap kebijakan yang nantinya saya ambil setelah evaluasi dilaksanakan (CLKS.C-3).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa tujuan dari evaluasi pembelajaran adalah agar memudahkan guru dalam memantau tingkat keberhasilan siswa dan mengetahui sejauh-mana pemahaman siswa pada materi pembelajaran berikut untuk mengetahui karakter kebangsaan yang dimiliki siswa. Guru bisa mencari solusi tindak lanjutnya.

(29)

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

(1) dengan melihat karakter yang tertanam dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan, (2) dengan melihat kemampuan siswa dalam memetik hikmah dari pembelajaran khususnya mengenai karakter kebangsaan seperti semangat persatuan, religius, kerjasama (CLG.C-5).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa keberhasilan siswa akan bisa dilihat dari berbagai cara tidak hanya pada kemampuan kognitif siswa saja, apalagi pada pembelajaran ini adalah fokus pada karakter kebangsaan. Guru melihat karakter yang tertanam dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan, guru juga bisa dengan melihat kemampuan siswa dalam memetik hikmah dari pem-belajaran khususnya mengenai karakter kebangsaan seperti semangat persatuan dan religius.

Aspek-aspek penilaian (evaluasi) pembelajaran di SDN Bergaskidul 03 cukup menyeluruh. Evaluasi pendidikan karakter pada pembelajaran mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Ketiga aspek ini merupakan aspek utama. Namun khusus aspek pada penilaian pendidikan karakter kebangsaan siswa dapat dilihat melalui penilaian sikap/akhlak siswa.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

(30)

N selaku guru kelas mengemukakan sebagai berikut:

Ada, misalnya religius, jujur, toleransi dan disi-plin. Terutama nilai sikap yang tertera pada lembar observasi (CLG.C-6).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa evaluasi pendidikan karakter pada pembelajaran mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, khusus pada pendidikan karakter kebangsaan bisa dilihat melalui sikap siswa dalam mensikapi kegiatan yang bernuansa persatuan dan kebangsaan.

Format penilaian pembelajaran dalam membina karakter kebangsaan pada siswa-siswa SDN Bergas-kidul Semarang dipersiapkan oleh guru dengan meng-acu pada perencanaan awal pembelajaran sebagai-mana yang tersedia dalam RPP.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

Format penilaian seperti yang ada di dalam RPP, penilaian mulai dari pengetahuan siswa, partisi-pasi siswa, dan kelakuan siswa dalam kelas (CLG.C-9)

(31)

seba-gaimana yang tersedia dalam RPP. Penilaian mulai dari pengetahuan siswa, partisipasi siswa, dan kelakuan siswa dalam kelas.

Kriteria siswa yang dinilai berhasil dalam pem-belajaran membina karakter kebangsaan merupakan gabungan dari berbagai aspek pembelajaran. Hasil komulatif aspek pembelajaran dibagi tiga sebagai nilai yang diperoleh dengan standar nilai KKM.

Sebagaimana dikemukakan oleh D selaku guru kelas VI sebagai berikut:

Dilihat dari nilai kognitif, partisipasi, dan afektif dijumlahkan mencapai nilai KKM yang ditetapkan oleh sekolah (CLG.C-10).

Sebagaimana dikemukakan oleh Kepala Sekolah sebagai berikut:

Saya menanggapinya dengan positif, karena saya akan mampu melihat kinerja masing-masing guru untuk dituntut agar mampu melaksanakan tugas-nya semaksimal mungkin agar hasil akhirtugas-nya memuaskan (CLKS.C-4).

(32)

4.3

Pembahasan

4.3.1Persiapan Perencanaan Guru dalam Pembina-an Karakter BPembina-angsa di SDN Bergaskidul 03 Semarang tahun ajaran 2013/2014

Proses pembelajaran dalam membina karakter kebangsaan di SDN Bergaskidul 03 Semarang berupa perencanaan. Perencanaan pembelajaran dilaksana-kan oleh guru secara terprogram dan terencana dari awal. Guru mengelola pembelajaran dengan memper-siapkan berbagai keperluan guna menunjang kelan-caran pembelajaran. Guru mengawali proses pembela-jaran dengan melakukan perencanaan pembelapembela-jaran minimal 1 minggu sebelum dimulai pembelajaran sehingga pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien. Dalam hal perencanaan ini sesuai dengan Abidinsyah (2011), guru hendaknya memulai dengan hal yang sederhana dan merasakan bahwa penerapan pendidikan karakter di sekolah adalah hal yang me-nyenangkan dengan mengacu pada beberapa strategi yang diperlukan, meliputi: (1) kegembiraan baru, bukan beban baru, (2) mulai dengan yang mudah, murah dan mengembirakan, (3) mulai dari diri sendiri, (4) berbagi dan berbagi, (5) apresiasi dan apresiasi.

(33)

merencanakan dengan dasar kegembiraan, memulai dengan yang sederhana dan juga merencanakan pendidikan karakter harus dimulai dari sikap guru itu sendiri sehingga lebih mudah ditularkan pada peserta didik. Hal ini juga sesuai dengan visi SDN Bergaskidul 03 yang menyebutkan salah satu visinya adalah membentuk insan yang berbudi luhur dan berakhlak mulia, artinya seorang guru sebelum terjun dalam memberikan bimbingan pada siswa hendaknya me-miliki akhlak yang mulia dan berbudi luhur baik secara lahir maupun batin.

Perencanaan pembelajaran disusun ketika jauh hari sebelum KBM dilaksanakan, sehingga persiapan matang dengan mengumpulkan materi pembelajaran dari berbagai sumber sebagai penunjang, seperti: video, artikel yang sesuai dengan materi. Kepala sekolah menginstruksikan agar perencanaan pembela-jaran (Pembelapembela-jaran) harus sudah siap sebelum me-masuki pembelajaran di kelas. Kepala sekolah hanya menginstruksikan, mengawasi dan memberikan saran kepada semua guru, serta memberikan motivasi dan pengarahan keterkaitan persiapan pembelajaran di SDN Bergaskidul 03 Semarang.

(34)

kurikulum pusat yang dikembangkan oleh guru. Guru mempersiapkan perlengkapan administrasi pembela-jaran selengkap-lengkapnya seperti penyusunan RPP, silabus, media (PPT, video), dan materi penunjang pembelajaran lainnya. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Uzer Usman (2008: 61), bahwa perencanaan pembelajaran atau biasa disebut Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas. Bagi guru, rencana pengajaran ini berfungsi sebagai acuan untuk melaksanakan proses belajar mengajar di kelas agar lebih efisien dan efektif. Hal ini mengan-dung arti bahwa konsep pendidikan karakter di SDN Bergaskidul 03 perlu dirancang secara maksimal oleh guru guna mencapai target yang diharapkan. Dalam hal ini tentunya perencanaan pembelajaran juga mengarah pada visi sekolah yaitu membentuk insan berakhlak mulia, berbudi luhur, bertaqwa, cerdas, terampil, dan santun dalam berperilaku.

Perencanaan pembelajaran dipersiapkan oleh guru sendiri baik yang berupa protah, promes dan juga RPP. Selain itu guru juga melaksanakan sharing

dengan teman guru lainnya dalam KKG, guru juga

sharing dengan guru lain di SDN Bergaskidul 03 yang

(35)

Guru mempersiapkan secara mandiri. Jika menemui kesulitan dan atau hambatan terkadang juga meminta saran kepada guru-guru lain agar persiapan proses pembelajarannya dapat lebih baik, terprogram dan terarah sehingga kesesuaian nilai karakter yang ditanamkan pada siswa dengan materi yang ingin diajarkan. Kepala sekolah memberikan dukungan berupa pengarahan-pengarahan. Tak jarang juga kepala sekolah memberikan saran mengenai persiapan pembelajaran agar direncanakan secara matang dan terarah serta bersinergi terhadap pemahaman siswa pada materi pembelajaran termasuk pembinaan karakter kebangsaan pada diri siswa.

(36)

afektif dan psikomotorik. Hal ini senada dengan pendapat Suwardi (2007: 30) bahwa perencanaan pembelajaran merupakan suatu proses dan cara berpikir mengenai sesuatu hal yang akan dilakukan dengan tujuan agar diri seseorang dapat berubah. Perubahan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Guru tidak merasa ada kesulitan yang berarti, karena guru sudah menyusun rencana pembelajaran (RP) beberapa hari sebelum pembelajaran dimulai sehingga perencanaannya pun cukup lengkap dan baik. Apalagi guru telah cukup lama mengampu guru kelas di tingkat sekolah dasar. Hal ini juga karena keaktifan guru cukup baik, dan didukung oleh ber-bagai prestasi yang telah diraihnya seber-bagai guru berprestasi.

(37)

Guru memiliki target utama dalam tahap per-siapan perencanaan pembelajaran dari awal yaitu kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran pembelajaran keterkaitan dengan karakter kebang-saan. Guru mentargetkan kemampuan karakter kebangsaan siswa bisa meningkat di samping pening-katan nilai pembelajaran yang mencapai nilai di atas KKM yang telah ditentukan.

Tujuan utama pada tahap persiapan perencana-an pembelajarperencana-an oleh guru adalah berupa maksimal-nya persiapan guru sehingga mampu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, materi pembela-jaran juga menjadi lebih terarah sesuai dengan rambu-rambu yang telah ditentukan.

4.3.2Pelaksanaan Pembinaan Karakter Bangsa SDN Bergaskidul 03 Semarang

(38)

garis besar terlebih dahulu agar siswa tahu ke mana arah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Pelaksanaan pembelajaran diatur oleh guru secara sistematis. Guru mengalokasikan waktu untuk tahapan pelaksanaan pembelajaran dari awal hingga selesai. Pengaturan waktu pembelajaran ini mengacu pada RPP yang telah disusun sebelumnya pada tahapan perencanaan. Pengaturan waktu tersebut meliputi alokasi waktu pembukaan, alokasi waktu penyampaian materi dan alokasi waktu evaluasi serta penutupan pembelajaran. Guru mengatur urutan pembelajaran ini dengan membatasi aturan waktu semisal pembukaaan selama kurun waktu 10 menit, materi 30 menit, dan penutup 5 menit.

(39)

yang kurang dipahami dan guru memberikan penje-lasan kembali pada siswa. Tidak ada siswa yang mengantuk ataupun cerita sendiri, melainkan semua siswa memperhatikan pembelajaran.

Kondisi kelas sangat baik dengan berbagai fasilitas yang cukup lengkap sebagai penunjang pem-belajaran semisal LCD, komputer, papan tulis elektrik, dan AC. Kepala sekolah mengarahkan dan mengfasili-tasi setiap ada laporan kepadanya ketika ada berbagai permasalahan yang ada di kelas, baik siswa dan guru, maupun fasilitas penunjang pembelajaran lainnya, seperti LCD dan komputer.

Faktor pendukung dari SDN Bergaskidul 03 sudah ada sejak visi misi yang dibuat bersama-sama kepala sekolah dan guru, sehingga mau tidak mau siswa-siswi SDN Bergaskidul 03 Kec. Bergas Kab. Semarang dapat mewujudkan visi misi sekolah yang sudah ditetapkan.

(40)

pada kegiatan sekunder seperti upacara peringatan hari besar nasional, semangat kegiatan kerja bakti, semangat gotong-royong menjalin persatuan. Guru menyelipkan materi pendidikan karakter kebangsaan pada setiap pembelajaran, seperti sikap siswa untuk saling bekerjasama saat pembelajaran dilaksanakan. Hal ini menunjukkan adanya pendidikan karakter dalam hal kerjasama, komunikasi antar siswa dan guru, dan pendidikan karakter mengenai hubungan dengan orang lain.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Berkowitz, Battistich, dan Bier (2008: 442) yang melaporkan bahwa materi pendidikan karakter sangat luas. Dari hasil penelitiannya dijelaskan bahwa, paling tidak ada 25 variabel yang dapat dipakai sebagai materi pendi-dikan karakter. Namun, dari 25 variabel tersebut yang paling umum dilaporkan dan secara signifikan hanya ada 10, yaitu:

(1) Perilaku seksual; (2) Pengetahuan tentang karakter (Character knowledge); (3) Pemahaman tentang moral sosial; (4) Ketrampilan pemecahan masalah; (5) Kompetensi emosional; (6) Hubungan dengan orang lain (Relationships); (7) Perasaan keterikan dengan sekolah (Attachment to school). (8) Prestasi akademis; (9) Kompetensi berkomuni-kasi; (10) Sikap kepada guru (Attitudes toward

teachers).

(41)

pada karakter kebangsaan, namun menyentuh hasil penelitian yang diteliti oleh Berkowitz, Battistich, dan Bier yang cakupannya lebih luas.

Guru sudah memiliki cukup pengalaman dalam pengelolaan pembelajaran sehingga tidak merasa ada kesulitan dalam pelaksanaannya. Efektifnya pelaksa-naan pembelajaran oleh guru karena mendapat dukungan dari sikap siswa yang cukup antusias dan semangat yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu peralatan pembelajaran juga mendukung seperti alat peraga pembelajaran yang lengkap.

Guru menemui hambatan dalam keberlang-sungan pelaksanaan pembelajaran di kelas. Hambatan pelaksanaan pembelajaran tidak bersifat dominan karena hanya berupa teknis saja. Hambatan yang sering menjadi kendala pembelajaran ini berupa arus listrik yang padam tanpa adanya pemberitahuan terle-bih dahulu. Sementara belum tersedia mesin generator sebagai pengganti arus listrik saat padam. Padamnya listrik ini akan menghambat guru saat menggunakan LCD, demikian juga menjadikan ruangan menjadi gelap dan suhu panas karena AC juga tidak berfungsi. Meskipun demikian guru mengharapkan siswa men-sikapi secara bijak, karena hal itu adalah wewenang pihak PLN, dan guru pun tetap melanjutkan pelak-sanaan pembelajaran sebagaimana biasanya.

(42)

aktif, kreatif dan memiliki motivasi dalam pembela-jaran. Pembelajaran dikelola secara tidak searah dan guru tidak sebagai pusat pembelajaran semata, melainkan ada interaksi dua arah antara guru dengan siswa. Adanya komunikasi yang saling mendukung antara guru dan siswa.

Guru menggunakan media pembelajaran guna mendukung keberlansungan pelaksanaan pembelajar-an. Media yang digunakan cukup bervariatif dari yang sederhana hingga yang bernuansa elektronik. Seperti LCD, komputer, dan alat peraga pembelajaran.

Guru sebelum mengakhiri pembelajaran di kelas terlebih dahulu mengajak siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Guru selalu memberikan motivasi agar siswa lebih rajin dalam belajar. Terutama dalam pembentukan karakter kebangsaan dengan semangat persatuan dan nasio-nalisme yang tinggi.

4.3.3 Evaluasi yang Dilakukan oleh Guru dalam Pembinaan Karakter Bangsa pada Siswa SDN Bergaskidul 03 Semarang

(43)

dilak-sanakan secara terprogram dan terencana oleh guru setelah pembelajaran selesai. Guru juga memberikan evaluasi pada siswa dalam waktu yang tidak terjadwal guna mengetahui kesiapan siswa pada setiap pem-belajaran. Guru mengadakan evaluasi pada akhir pembelajaran. Setiap 1 SK diadakan evaluasi 1 kali. Program evaluasi dilaksanakan pada setiap 2 minggu sekali, UTS dan UAS. Guru terkadang juga mengada-kan evaluasi secara mendadak/insidentil pada siswa tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Hal ini sengaja dilakukan agar dapat mengetahui kesiapan siswa dalam pembelajaran. Setiap SK 1 kali evaluasi, yang biasanya dilaksanakan per 2 minggu sekali.

Pelaksanaan evaluasi pembelajaran diberikan secara merata kepada semua siswa tanpa terkecuali. Guru memberikan evaluasi pada siswa baik secara individu maupun kelompok, sehingga guru memberi-kan evaluasi minimal dua jenis, baik yang idividual maupun kelompok.

Pelaksanaan evaluasi pembelajaran diberikan dalam bentuk yang beraneka ragam, agar siswa menjadi lebih mudah memahami secara menyeluruh. Bentuk evaluasi berupa pertanyaan-pertanyaan singkat, essay, pilihan ganda (multiple choice), tebak tokoh gambar, dan pendiskripsian sebuah perma-salahan yang ada.

(44)

keber-hasilan siswa dan mengetahui sejauhmana pemaham-an siswa pada materi pembelajarpemaham-an. Guru menjadi mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam meneri-ma meneri-materi pembelajaran, sehingga guru bisa mencari solusi tindak lanjutnya.

Keberhasilan siswa akan bisa dilihat dari ber-bagai cara tidak hanya pada kemampuan kognitif siswa saja, apalagi pada pembelajaran ini adalah fokus pada karakter kebangsaan. Guru melihat karakter yang tertanam dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan, guru juga bisa dengan melihat kemampuan siswa dalam memetik hikmah dari pembelajaran khususnya mengenai karakter kebangsaan.

Evaluasi pendidikan karakter pada pembelajar-an mencakup aspek kognitif, afektif dpembelajar-an psikomotorik, khusus pada pendidikan karakter kebangsaan bisa dilihat melalui sikap siswa dalam mensikapi kegiatan yang bernuansa persatuan dan kebangsaan.

(45)

RPP, penilaian mulai dari pengetahuan siswa, parti-sipasi siswa, dan kelakuan siswa dalam kelas.

Referensi

Dokumen terkait

Apakah gaya kepemimpinan yang meliputi gaya kepemimpinan autokratis, demokratis dan laissez-fire berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Koperasi Serba Usaha

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel bauran pemasaran yang meliputi produk, harga, promosi dan saluran distribusi berpengaruh terhadap keputusan pembelian serbuk cuci Rinso di

CARA PEMBUATAN KARTU

Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Loyalitas Pelanggan melalui Kepuasan Pelanggan (Studi pada

[r]

Pemain yang menang menang adalah pemain adalah pemain yang habis duluan atau pemain yang. yang habis duluan atau

1. Menyerahkan mahasiswa pada awal masa praktik ke tempat praktik. Membimbing mahasiswa secara individu maupun secara kelompok dalam merencanakan kegiatan PKL.

Tempat : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Bengkulu Selatan Jl.. Affan