• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENGATASI KESULITAN HASIL BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN IPS KONSEP TEKNOLOGI DENGAN MENERAPKAN METODE KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KUBANG SEPAT II KECAMATAN CITANGKIL KOTA CILEGON.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENGATASI KESULITAN HASIL BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN IPS KONSEP TEKNOLOGI DENGAN MENERAPKAN METODE KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KUBANG SEPAT II KECAMATAN CITANGKIL KOTA CILEGON."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Elyssa Malaniyawati, 2015

UPAYA MENGATASI KESULITAN HASIL BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN IPS KONSEP TEKNOLOGI DENGAN MENERAPKAN

METODE KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KUBANG SEPAT II

KECAMATAN CITANGKIL KOTA CILEGON

(PTK di Kelas IV SDN Kubang Sepat II Kecamatan Citangkil Kota Cilegon)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari

syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Elyssa Malaniyawati 1104653

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS SERANG

(2)

Elyssa Malaniyawati, 2015

UPAYA MENGATASI KESULITAN HASIL BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN IPS KONSEP TEKNOLOGI DENGAN MENERAPKAN

METODE KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KUBANG SEPAT II

KECAMATAN CITANGKIL KOTA CILEGON

Oleh

Elyssa Malaniyawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Fakultas Pendidikan

© Elyssa Malaniyawati 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindung undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)
(4)

ABSTRACT

ElyssaMalaniyawati (2015) “The Effort of Overcoming Difficulties of Learning Outcome in Social Subject about Concept of Technology by Applying Contextual Teaching and Learning (CTL) Method at Fourth Grade Students of SDN KubangSepat II CitangkilSubdistrictCilegon City.” According to Blanchard (2001: 2-8), Contextual teaching is a learning which happens in tight bond with the real experience. In line with the explanation above, there are some factors that make students of SDN KubangSepat II difficult in learning such as the method used by teachers is not interesting, less interaction between students and teachers, less media and teaching aids, and less opportunity for the students to share their ideas and opinion. Based on the background above, the researcher can formulate the problem into two research questions as follow: (1) How are the steps in learning using the model of contextual teaching and learning? (2) How is the improvement of students’ score through the model of contextual teaching and learning about technology concept? Subject and location of the research were fourth grade students of SDN KubangSepat II CitangkilSubdistrictCilegon City. The research method was classroom action research. The instrument of the research used was observation, test, and documentation. Based on the result of the research, the students’ score in social subject about technology concept by using contextual teaching and learning method had improvement. It can be seen from the result of the test. The mean of students’ score in pre-cycle was 57,16, and in cycle I the score was 65,43, in cycle II it became 73,86, then in cycle III it improved again became 81,29. So, itcan be concluded that learning social subject by implementing Contextual Teaching and Learning can improve students’ comprehension about technology concept.

(5)

ABSTRAK

ElyssaMalaniyawati (2015) “Upaya Mengatasi Kesulitan Hasil Belajar dalam Mata Pelajaran IPS Konsep Teknologi dengan Menerapkan Metode Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) pada Siswa Kelas IV SDN Kubang Sepat II Kecamatan Citangkil Kota Cilegon. Menurut Blanchard (2001: 2-8), pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang terjadi dalam hubungan yang erat dengan pengalamansesungguhnya.Sejalandenganpendapat di atas, kesulitan yang dialamisiswa SDN KubangSepat II adalahkurangmenariknyametode yang digunakan, kurangnyainteraksiantara guru dansiswa, kurangnyakesempatan yang diberikan guru kepadasiswauntukmengeluarkanpendapat, media danbahan ajar yang digunakansedikit. Berdasarkanlatarbelakang di atas, makapermasalahandirumuskandalambentukpertanyaanpenelitiansebagaiberikut: (1) Bagaimanalangkah-langkahpembelajarandengan model Contextual Teaching and Learning dapatmengatasikesulitandalammemahamikonsepteknologi? (2) Bagaimanapeningkatanhasilbelajarsiswamelaluipenerapan model Contextual

Teaching and Learning padakonsepteknologi?

Subjekdanlokasipenelitianiniadalahsiswa SDN KubangSepat II

KecamatanCitangkil Kota

(6)

v

Elyssa Malaniyawati, 2015

DAFTAR ISI

Halaman

PENGESAHAN ……….i

PERNYATAAN ………ii

KATA PENGANTAR ………..iii

ABSTRAK ……….iv

DAFTAR ISI ……….v

DAFTAR TABEL ……….vi

DAFTAR GAMBAR ………vii DAFTAR GRAFIK ………..viii

DAFTAR LAMPIRAN ………ix

BAB I : PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah ………..1

2. Rumusan Masalah ………...4

3. Tujuan Penelitian ………...4

4. Manfaat Hasil Penelitian ……….4

5. Definisi Oprasional ……….5

BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Konsep IPS ……….7

a. Pengertian IPS ………...7

b. Tujuan IPS ……….8

2. Konsep Teknologi ………...9

a. Pengertian Teknologi……….9

3. Metode CTL ………...12

a. Pengertian CTL (Contextual Teaching and Learning)……….12

b. Tujuan dan Sistem CTL (Contextual Teaching and Learning) …...16

c. Mengapa CTL menjadi pilihan ………17

(7)

B. Kajian Terdahulu ………18

C. Kerangka Berfikir ………..19

D. Hipotesis Tindakan ………21

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ……….22

B. Prosedur Penelitian ………...28

C. Subyek penelitian dan lokasi penelitian ………...30

D. Instrumen Penelitian ……….31

E. Analisis Data ……….38

BAB IV : PELAKSANAAN, HASIL, PEMBAHASAN PENELITIAN A. PELAKSANAAN PENELITIAN ………..41

1. Pelaksanaan Kegiatan Pra Siklus………..41

2. Pelaksanaan Kegiatan Siklus I………..44

3. Pelaksanaan pada siklus 2 ………51

4. Pelaksanaan pada siklus 3 ………58

B.HASIL PENELITIAN………...65

C. PEMBAHASAN ………68

D. JAWABAN HIPOTESIS ………...69

BAB V : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.KESIMPULAN ……….70

B. REKOMENDASI ……….71

(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sebuah proses yang membantu menumbuhkan,

mengembangkan, mendewasakan, membuat yang tidak tertata atau liar

menjadi semakin tertata, semacam proses penciptaan sebuah kultur dan tata

keteraturann dalam diri sendiri maupun dalam diri orang lain. Pendidikan

juga berarti proses pengembangan berbagai macam potensi yang ada dalam

diri manusia, seperti kemampuan akademis, relasional, bakat-bakat, talenta,

kemampuan fisik, atau daya-daya seni.

Dalam pendidikan terdapat proses belajar mengajar antara guru dengan

siswa, siswa dengan siswa. Belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan

perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Perubahan perilaku

dalam proses lingkungan adalah akibat dari interaksi dengan lingkungan.

Interaksi ini biasanya berlansung secara sengaja. Proses yang sengaja

direncanakan agar terjadi perubahan perilaku yang disebut dengan proses

belajar. Proses ini merupakan suatu aktivitas psikis/mental yang berlangsung

dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan yang relativ konstan dan berbekas.

Dalam kegiatan pembelajaran IPS banyak upaya yang dilakukan oleh

para pendidik, yaitu diharapkan siswa mampu membawa dirinya secara

dewasa dan bijak dalam kehidupan nyata, melalui pembelajaran IPS juga

siswa diharapkan tidah hanya mampu menguasai teori-teori kehidupan di

dalam masyarakat tetapi mampu menjalani kehidupan nyata di masyarakat

sebagai insan sosial. Perancangan pembelajaran dalam mata pelajaran IPS

tergantung pada guru yang akan mengajar, dimana proses pembelajaran

merupakan cara pendidik untuk memberikan dorongan dalam pembelajaran

(9)

dihadapi dalam proses pembelajaran IPS masih terjadi masalah-masalah

antara lain, akibat proses evaluasi yang kurang, serta metode yang tidak

bervariasi membuat siswa bosan, guru pun lebih banyak berbicara sehingga

siswa lebih banyak diam mendengarkan dari pada aktif bertanya, sehingga

siswa menekankan pada aspek mengingat dan menghafal saja.

Sehubungan dengan pembelajaran IPS guru dituntut untuk mampu

merangsang dan merencanakan sedemikian rupa sesuai dengan materi yang

diajarkan serta model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan

siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Tujuan dari pembelajaran IPS

itu sendiri adalah mendidik kewarganegaraan yang baik, dimana mata

pelajaran yang disajikan guru sekaligus harus ditempatkan dalam konteks

budaya melalui pengelolaan secara ilmiah dan psikologis yang tepat. N.

Daldjoeni (1985:23).

Dalam pembelajaran IPS sangat erat kaitannya dengan kehidupan

sehari-hari, seperti di dalam ruang lingkup keluarga, masyarakat serta

interaksi dengan lingkungan tempat tinggal. Mulai dari wilayah yang mereka

tinggali sampai tempat yang mereka datangi. Oleh karena itu, pembelajaran

IPS sangat penting untuk pengetahuan siswa karena dalam pembelajannya

sangat berhubungan dengan lingkungan sekitar sehingga anak mudah untuk

mengaplikasikannya dikehidupan sehari-hari, dalam hal ini peran guru

sangatlah penting dalam proses pengajaran tingkah laku serta pengembangan

potensi yang dimiliki, agar anak mampu beradaptasi dengan lingkungan,

sekolah maupun di dalam kelas IV SDN Kubang Sepat II yang melatar

belakangi penelitian ini.

Permasalahan yang di hadapi siswa kelas IV pada konsep teknologi di

SDN Kubang Sepat II Kecamatan Citangkil Kota Cilegon adalah mengatasi

kesulitan hasil belajar siswa yang belum mencapai nilai yang ditentukan. Ada

beberapa faktor yang mempengaruhi seperti, kurang menariknya metode yang

digunakan sehingga siswa kurang aktif dalam menerima materi ajar dari guru,

kurangnya interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa saat

(10)

kepada siswa untuk mengeluarkan pendapatnya dikarenakan guru telalu

banyak memberi penjelasan tentang materi sehingga siswa mudah bosan,

media dan bahan ajar yang digunakan pun sedikit sehingga tidak banyak

siswa yang memahami luas tentang materi tersebut. Serta kurangnya motivasi

yang diberikan guru.

Untuk itu cara guru mengatasi kesulitan hasil belajar siswa adalah

dengan menggunakan metode CTL (Contextual Teaching and Learning).

Dimana metode (Contextual Teaching and Learning) ini adalah konsep

belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya

dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Komponen utama dalam pembelajaran CTL, yakni : 1) landasan berfikir

(Konstruktivisme) yaitu penekanan bahwa belajar tidak sekedar menghafal,

mengingat pengetahuan tetapi merupakan suatu proses belajar mengajar

dimana siswa sendiri yang aktif secara mental membangun pengetahuan yang

dimilikinya, 2) Bertanya (Questioning), 3) menemukan (Inquiry) merupakan

bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual, karena

pengetahuann dan keterampilan yang diperoleh siswa adalah penemuannya

sendiri, 4) masyarakat belajar (Learning Community), 5)pemodelan

(Modeling) yaitu sebuah contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa , 6)

penilaian sebenarnya (Aunthetic Assessment) yaitu penilaian yang dilakukan

guru setelah mengumpulkan informasi/nilai dari perkembangan hasil belajar

siswa, 7) Refleksi yaitu proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari

dan mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang

telah dilaluinya (Depdiknas, 2003).

Berdasarkan uraian yang dipaparkan di atas untuk mengatasi kesulitan

belajar siswa, maka peneliti mencoba melakukan penelitian lebih lanjut

(11)

METODE KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA SISWA KELAS IV SDN KUBANG SEPAT II

KECAMATAN CITANGKIL KOTA CILEGON”. Untuk menerapkan

metode ini peneliti memimta bantuan kepada Guru kelas dan Kepala Sekolah

menganalisis dan menindak lanjuti pembelajaran pada konsep Teknologi ini,

agar prestasi belajar siswa meningkat dan bisa memahami materi lebih baik

lagi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran dengan model Contextual

Teaching and Learning dapat mengatasi kesulitan dalam memahami konsep teknologi?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model

Contextual Teaching and Learning pada konsep teknologi?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan yang akan dicapai

adalah :

1. Ingin mengetahui langkah-langkah pembelajaran dengan model Contextual

Teaching and Learning dapat mengatasi kesulitan dalam memahami konsep teknologi

2. Ingin meningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model Contextual

Teaching and Learning pada konsep teknologi

D. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam pelaksanaan penelitian ini secara

umum adalah dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan

peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam pembelajaran ilmu

(12)

1. Bagi peneliti

Dalam melaksanakan penelitian ini bisa menambah wawasan tentang

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam pembelajaran Teknologi dengan

menerapkan metode kontekstual (Contextual Teaching and Learning) dan

dapat mengetahui permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran

dan mencari solusi yang tepat untuk memecahkan masalah

tersebut,sehingga dapat memotivasi diri sendiri untuk menjadi guru yang

kreatif dan professional.

2. Bagi guru

Dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mengenai

konsep teknologi dengan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching

and Learning). Sehingga bisa mengimplementasikan berbagai bahan masukan dalam penggunaan desain pembelajaran yang paling cocok serta

sesuai dengan materi yang akan disampaikan dalam rangka untuk

meningkatkan mutu pendidikan di kelasnya desain pembelajaran tersebut

yang tetap disesuaikan dengan karateristik anak dan teknologi dikelas IV.

3. Bagi siswa

Sebagai bahan masukan bagi siswa mengenai desain pembelajaran

teknologi dengan menerapkan metode kontekstual (Contextual Teaching

and Learning) sehingga dapat mempermudah penguasaan materi serta menarik untuk diterapkan dalam proses pembelajaran dalam rangka

meningkatkan prestasi belajar.

E. Definisi Oprasional

Dalam Penelitian tindakan kelas ini, peneliti mengambil judul Upaya

mengatasi kesulitan hasil belajar dalam mata pelajaran IPS konsep Teknologi

dengan menerapkan metode kontekstual (Contextual Teaching and Learning)

pada siswa kelas IV SDN Kubang Sepat II Kecamatan Citangkil Kota

(13)

Untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman dalam menafsikan

istilah, maka penilis berusaha untuk menjelaskan istilah karya ilmiah sebagai

berikut :

1. Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar adalah gangguan yang menghambat proses

belajar, kesulitan belajar dapat menghinggapi seseorang dalam kurun

waktu yang lama. Kesulitan belajar ini mempengaruhi beberapa aspek

kehidupan seseorang, baik itu di sekolah, pekerjaan, rutinitas

sehari-hari, kehidupan keluarga, atau bahkan terkadang dalam hubungan

persahabatan dan bermain.

2. Model Pembelajaran Kooperatif (Contextual Teaching and Learning) Pembelajaran kontekstual kontekstual (Contextual Teaching and

Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta

didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam

kehidupan mereka sehari-hari.

Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran

dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan

antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka

sebagai anggota keluarga, warga Negara, dan tenaga kerja (US.

Departement of Education the National School-to-Work office yang

dikutip pleh Blancbard, 2001).

3. Konsep Teknologi

Menurut Nasution (1995) istilah Teknologi berasal dari bahasa

Yunani yaitu Technologia yang menurut Webster Dictionary berarti

systematic treatment atau penanganan sesuatu yang sistematis, sedangkan techne sebagai dasar kata teknologi berarti art, skill,

(14)

yaitu teknologi prodeksi, teknologi komunikasi dan teknologi

(15)

22

Elyssa Malaniyawati, 2015

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), penelitian

tindakan kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis

reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru/pelaku, mulai

dari perencanaan sampai dengan penilaian terhadap tindakan nyata di dalam

kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar untuk memperbaiki kondisi

pembelajaran yang dilakukan.

Menurut pendapat Rapoport, (1970:5) bahwa PTK adalah penelitian

untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang

dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial

dengan kerjasama dalam kerangka etika yang disepakati bersama

PTK berfokus pada kelas atau pada proses pembelajaran yang terjadi

di kelas, bahkan pada instrument input kelas (silabus, RPP, materi, dan

lain-lain) ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengkaji

mengenai hal-hal yang terjadidi dalam kelas. Makna kelas dalam PTK adalah

sekelompok peserta didik (siswa) yang sedang belajar yang tidak hanya

terbatas di dalam ruangan tertutup saja, tetapi dapat juga ketika siswa sedang

melakukan karyawisata. Praktik di laboratorium, di bengkel, di rumah, atau di

tempat lain, atau bahkan ketika siswa sedang mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru baik di rumah, di sekolah atau di tempat lain.

Proses refleksi ini memegang peran yang sangat penting dalam

menentukan suatu keberhasialan PTK. Dengan satu refleksi yang tajam dan

terpercaya akan didapat suatu masukan yang sangat berharga dan akurat bagi

penentuan langkah tindakan selanjutnya.

Penelitian tindakan kelas ini memiliki karakteristik diantaranya

didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional, adanya

(16)

melakukan refleksi, bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas

praktek instruksional, dan dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan

beberapa siklus.

Dari karakteristik diatas, terdapat teori para ahli yang mengemukakan

tentang karakteristik PTK, tujuan PTK, manfaat PTK bagi guru, dan model

PTK.

a. Karakteristik PTK menurut Sunyono, (2011:9) mengemukakan bahwa

PTK memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Masalah pada PTK muncul dari kesadaran pada diri guru, yang harus

diperbaiki dengan upaya perbaikan dari guru itu sendiri, bukan oleh

orang dari luar. Dengan demikian masalah dalam PTK berasal dari

permasaahan nyata dan actual yang terjadi dalam pembelajaran di

kelas.

2. PTK merupakan penelitian yang dilakukan melalui refleksi diri (self

reflective inquiry). Untuk melakukan refleksi, guru sebaiknya

bertanya pada diri sendiri, misalnya:

-Apakah penjelasan saya terlalu cepat?

-Apakah bahasa yang saya gunakan dapat mudah dipahami siswa?

3. PTK dilakukan di dalam kelas. Fokus penelitian ini adalah kegiatan

pembelajaran di kelas yang berupa prilaku guru dan siswa dalam

berinteraksi.

4. PTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang

dilakukan secara bertahap dan terus-menerus selama PTK dilakukan.

Oleh sebab itu, dalam PTK dikenal adanya siklus tindakan yang

meliputi: perencanaan – pelaksanaan – observasi – refleksi – revisi

(perencaan ulang)

5. PTK merupakan bagian penting dari upaya pengembangan

profesionalisme guru, karena PTK mampu membelajarkan guru untuk

(17)

b. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

Tujuan guru melaksanakan PTK adalah umtuk memperbaiki

cara-cara mengajar melalui penerapan metode baru atau tindakan baru yang di

temukan dan di yakini, karena metode baru itu telah teruji ternyata efektif

meningkatkan hasil pembelajaran seperti yang diharapkan. Melalui PTK

akan menghasilkan peningkatan baik kualitas proses maupun kualitas

hasil belajar siswa. Guru diharapkan dapat memecahkan permasalahan

nyata yang terjadi di dalam kelas. Berikut tujuan PTK adalah

1. Memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran yang

dilaksanakan guru demi tercapainya tujuan pembelajaran yang

bermutu.

2. Memperbaiki dan meningkatkan kinerja-kinerja pembelajaran yang

dilakukan oleh guru.

3. Mengidentifikasi, menemukan solusi, dan mengatasi masalah

pembelajaran di kelas agar pembelajaran bermutu.

4. Meningkatkan dan memperkuat kemampuan guru dalam

memecahkan masalah-masalah pembelajaran dan membuat keputusan

yang tepat bagi siswa dan kelas yang diajarkannya.

5. Mengeksplorasi dan membuahkan kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi

pembelajaran (misalnya, pendekatan, metode, strategi, dan media)

yang dapat dilakukan oleh guru demi peningkatan mutu proses dan

hasil pembelajaran.

6. Mencobakan gagasan, pikiran, kiat, cara, dan strategi baru dalam

pembelajaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran selain

kemampuan inovatif guru.

7. Mengeksplorasi pembelajaran yang selalu berwawasan atau berbasis

penelitian agar pembelajaran dapat bertumpu pada kenyataan yang

berdasarkan pengalam di kelas, bukan semata-mata bertumpu pada

(18)

Tujuan tersebut sangat berpengaruh penting dalam PTK Karena

dalam tujuan ini terdapat upaya tidakan yang dilakukann guru untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Manfaat PTK bagi guru antara lain:

1. PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap

terhadap dinamika pembelajaran dikelasnya.

2. PTK dapat meningkatkan kinerja guru.

3. Guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian

yang dalam terhadap apa yang terjadi dikelasnya.

4. Pelaksanaan PTK tidak menganggu tugas pokok seorang guru karena

dia tidak perlu meninggalkan kelasnya.

5. Guru menjadi lebih kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan

upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai

teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya.

Berdasarkan manfaat PTK di atas, maka proses pembelajaran yang

dilakukan oleh guru akan lebih baik lagi serta siswapun tidak mudah bosan

dalam menerima materi ajar seperti penerimaan materi ajar yang

sebelumnya.

Dalam penelitian tindakan kelas peneliti menggunakan Model

Kemmis dan McTaggart yang dipandang sebagai suatu siklus putaran dari

penyusunan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi),

dan refleksi yang selanjutnya diikuti dengan siklus putaran berikutnya, dan

memiliki langkah-langkah sebagai berikut :

a. Perencanaan (planning)

Rencana tindakan ini mencangkup semua langkah tindakan

secara rinci. Segala keperluan pelaksanaan PTK, mulai dari

materi/bahan ajar, rencana pelajaran yang mencangkup

metode/teknik mengajar, serta teknik intrumen observasi/evaluasi,

dipersiapkan dengan matang pada tahapan perencanaan ini.

b. Pelaksanaan (acting)

Tahapan ini merupakan implementasi (pelaksanaan) dari

(19)

didalam kelas, adalah realisasi dari segala teori pendidikan dan

teknik mengajar yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

c. Pengamatan (observing)

Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang

pelaksanaan tindakan dan rencanayang sudah dibuat, serta

dampaknya terhadap proses dan hasil instruksional yang

dikumpulkan dengan alat bantu instrument pengamatan yang

dikembangkan oleh peneliti.

d. Refleksi (reflect-ing)

Tahapan ini merupakan tahapan untuk memproses data yang

didapaqt pada saat dilakukan pengamatan (observasi). Data yang

didapat kemudian ditafsirkan dan dicari eksplanasinya, dianalisis,

dan disintesis.

Dari keempat tahapan dalam PTK ini membentuk suatu

siklus, siklus ini kemudian diikuti oleh siklus-siklus lain secara

bersinambungan.

Dalam teknik penelitian ini mengacu pada tiga siklus.

Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini seperti yang

digambarkan dalam bagan berikut menurut model Kemmis dan

Taggart.

Selain metode di atas yang telah dikemukakan teknik

penelitian yang dilakukan peneliti yaitu mengacu pada beberapa

siklus. Prosedur pelaksanaan teknis penelitian tindakan kelas ini

seperti yang digambarkan dalam bagan berikut model Kemmis dan

Taggart tahapan-tahapan dalam siklus tersebut adalah sebagai

(20)

Perencanaa n

Pelaksanaan SIKLUS I

Refleksi

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaa n

Refleksi Pelaksanaa n

SIKLUS III

Pengamatan

Gambar 3.1 Bagan Model Kemmis dan Taggart

Dan berikut ini bagaimana alur perencanaan PTK kelas IV SDN

Kubang sepat II, menggunakan metode Contextual Teaching and Learning

pada konsep Teknologi, yang terdiri dari tiga siklus yang setiap siklusnya

(21)

Proses siklus I

Gambar 3.2: Modifikasi Alur PTK menggunakan model Kemmis dan Taggart

B. Prosedur Penelitian

Dalam pelaksanaan tindakan kelas ini dibuat dalam beberapa siklus

tindakan dari mulai pra siklus, siklus I, siklus II, siklus III dst.

1. Pra siklus

a. Observasi

Pra siklus

Observasi

Refleksi

Siklus 1

Perencanaan Tindakan

Observasi Refleksi

(22)

Peneliti bekerja sama dengan guru melakukan pengamata terhadap

proses kegiatan belajar mengajar (KBM) siswa dalam pembelajaran

IPS konsep teknologi. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui

hasil belajar siswa sebelumnya.

b. Refleksi

Dalam kegiatan ini peneliti dengan guru mendiskusikan hasil

pengamatan yang dilakukan melalui proses belajar mengajar yang

berkaitan dengan konsep teknologi. Untuk mengatasi

kekurangan-kekurangan pada saat pembelajaran tersebut, peneliti bersama guru

kelas perlu mengadakan perbaikan dalam pembelajaran dengan

menerapkan model Contextual Teaching and Learning (CTL).

2. Siklus I

a. Perencanaan

Setelah diperoleh gambaran tentang kemampuan siswa dalam

mata pelajaran IPS konsep teknologi. Peneliti mencatat hasil

pengamatan yang diperoleh pada tahap pra siklus. Peneliti membuat

rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan

menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL)

b. Tindakan

Setelah diperoleh gambaran tentang siswa dalam memahami

konsep teknologi, maka tindakan yang akan dilakukan disesuaikan

dengan apa yang telah diperoleh berdasarkan hasil pengamatan pada

kegiatan pra siklus. Peneliti melakukan suatu tindakan yang

merupakan langkah-langkah untuk perbaikan dari kekurangan yang

terjadi pada prasiklus untuk mengatasi hasil belajar siswa dalam

konsep teknologi dengan menggunakan model Contextual Teaching

and Learning. c. Observasi

Dalam kegiatan ini peneliti memfokuskan pada kegiatan

pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Pengamatan dilakukan

pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung

(23)

mengajar IPS tentang materi teknologi dengan model Contextual

Teaching and Learning yaitu:

 Kegiatan yang dilakukan siswa dalam memahami konsep teknologi dengan menggunakan model Contextual Teaching and

Learning

 Kegiatan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada konsep teknologi

Keterampilan guru dalam menggunakan model Contextual Teaching and Learning

d. Refleksi

Pada tahap ini peneliti dibantu oleh guru mengevaluasi dan

mendiskusikan hasil temuan-temuan yang terjadi dalam proses

pembelajaran berlangsung seperti :

 Jika kemampuan siswa dalam memahami konsep teknologi belum maksimal, maka yang akan dilakukan adalah memberi

penjelasan kembali.

 Jika kemampuan siswa dalam memahami konsep teknologi menggunakan model Contextual Teaching and Learning kurang

di mengerti maka yang akan dilakukan peneliti adalah memberi

penjelasan pada guru mengenai langkah-langkah menggunakan

model Contextual Teaching and Learning dalam konsep

teknologi.

Dan jika hasil belum maksimal maka akan dilanjutkan ke

siklus berikutnya.

C. Subyek penelitian dan lokasi penelitian 1) Subyek penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah

aktivitas belajar atau kegiatan pembelajaran konsep teknologi

kominikasi dengan menggunakan model Contextual Teaching and

(24)

seluruhnya sebanyak, 450 dengan rinsian 202 orang siswa laki-laki

dan 248 siswa perempuan serta jumlah tenaga pengajar disekolah ini

terdiri dari 1 orang kepala sekolah, 10 orang guru kelas, 2 orang guru

pendidikan agama islam, 2 orang guru penjaskes dan 5 orang guru

TKS (honorer).

Lokasi penelitian ini di laksanakan pada Sekolah Dasar Negeri

Kubang Sepat II yang jumlah siswanya sebanyak 450, terbagi dalam

10 rombongan belajar.

Tabel 3.1

Jumlah Siswa Kelas IV SDN Kubang Sepat II Tahun 2014-2015

Laki-laki Perempuan

19 18

Jumlah : 37

2) Lokasi penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan pada Sekolah Dasar Negeri

Kubang Sepat II kelas IV, beralamat jalan Sutan Syahrir Kubang

Sepat Inpres Kelurahan Citangkil Kecamatan Citangkil Kota

Cilegon.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data ini adalah salah satu cara untuk

mengumpulkan dan mengelola data. Teknik ini perlu ditetapkan untuk

menindak lanjuti metode yang digunakan. Adapun teknik yang digunakan

dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan data dengan

menggunakan instrument penilaian. Adapun instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi/ pengamatan

Observasi berarti pengamatan dengan tujuan tertentu. Observasi

yaitu pengamatan terhadap proses pembelajaran, pengaruh kendala dari

tindakan yang dilaksanakan atau dikenalkan terhadap siswa. Observasi

berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh dari tindakan yang

(25)

Dalam kegiatan ini peneliti memfokuskan pada kegiatan

pembelajaran IPS tentang konsep teknologi yang terjadi di dalam kelas.

Apakah dalam materi teknologi anak mampu menerima materi dengan

baik atau masih terdapat kekurangan serta masalah yang terjadi dalam

penyampaian materi teknologi. Dalam melakukan observasi cara yang

paling efektif adalah menggunakan instrumen pengamatan. Peneliti

melakukan pengamatan tidak hanya kepada siswanya saja, gurupun

masuk kedalam proses pengamatan. Pengamatan ini dilakukan pada

waktu proses pembelajaran sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung

dalam waktu yang sama. Di dalam kegiatan observasi ini peneliti mencari

solusi untuk masalah-masalah yang terjadi didalam pembelajaran IPS

konsep teknologi dengan menggunakan metode CTL.

Tabel 3.2

Pedoman Observasi Langkah-Langkah Pembelajaran IPS Pada Konsep Teknologi Dengan Model CTL

No Aspek yang

Diamati Deskriptor

Nilai Ya Tidak 1 Konstuktivisme  Memberi kesempatan siswa

menemukan dan menerapkan

idenya sendiri.

 Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka

sendiri dalam belajar

 Guru mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari.

2 Bertanya  Pertanyaan yang diajukan sesuai

dengan materi pembelajaran.  Mengecek pemahaman siswa  Membangkitkan lebih banyak lagi

pertanyaan dari siswa

(26)

pertanyaan-pertanyaan yang

muncul.

 Guru memberi nilai sesuai kemampuan siswa

3 Menemukan  Guru merumuskan masalah.

4 Masyarakat belajar

 Guru membentuk kelompok belajar.

5 Pemodelan  Guru memanfaatkan model yang

digunakan dalam pembelajaran

dengan baik.

 Guru melibatkan siswa dalam permodelan sesuatu berdasarkan

pengalaman yang diketahuinya.  Kekreatifitasan guru dalam

mendeskripsikan model yang

digunakan dalam pembelajaran.

6 Refleksi  Guru merespons semua kejadian,

aktivitas, atau pengalaman yang

terjadi pada pembelajaran.  Guru bertanya tentang apa-apa

yang diperolehnya hari itu.  Guru memeriksa catatan atau

jurnal dibuku siswa

 Guru dan siswa melakukan diskusi

 Guru dan siswa menciptakan sebuah solusi atau kesimpulan.

7 Penilaian autentik  Dilaksanakan selama dan sesudah

proses pembelajaran berlangsung.  Yang diukur keterampilan

(27)

fakta.

Jumlah Persentase

Keterangan:

Ya = Jika deskriptor yang tampak pada siswa dalam pembelajaran lebih dari

50%.

Tidak = Jika deskriptor yang tidak tampak pada siswa dalam pembelajaran

kurang dari 50%.

2. Tes

Tes ini dilakukan untuk mengatahui sejauh mana anak bisa

menerima materi teknologi dengan menggunakan metode CTL dengan

baik dan mengaplikasikannya dikehidupan sehari-hari.

Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan tes berupa tes tertulis

tes ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana anak mampu memahami

konsep teknologi. Soal yang diberikan peneliti kepada anak semuanya

sama jadi peneliti tidak membedakan antara yang pintar, sedang dan

tidak pintar. Bentuk dari tes yang diberikan peneliti adalah berupa soal

pilihan ganda dan essay. Berikut ini cara peneliti menyusun tes.

a. Membuat kisi-kisi

kisi-kisi merupakan tahap awal sebelum pembuatan soal. Kisi-kisi

berguna untuk memudahkan menganalisis soal dalam setiap materi.

(28)

Tabel 3.3

Kisi-kisi Soal Mata Pelajaran IPS Kelas IV Konsep Teknologi

(siklus 1)

No Standar kopetensi/

kopetensi dasar Kisi-kisi soal

Bentuk soal dan

Menjelaskan persamaan teknologi

tradisional 1

Menjelaskan kegunaan kerbau pada

jaman dahulu 2

Menyebutkan bahan untuk membuat

meja dan almari 3

Menyebutkan alat tradisional untuk

menggemburkan tanah 4

Menjelaskan cara mengirim surat 5

Menyebutkan jenis-jenis teknologi 1

Menyebutkan arti teknologi produksi 2

Menyebutkan jenis-jenis komunikasi

masa lalu 3

Memberi contoh alat angkut yang

menggunakan tenaga mesin 4

Menyebutkan alat transportasi pada

(29)

Tabel 3.4

Kisi-kisi Soal Mata Pelajaran IPS Kelas IV Konsep Teknologi

(siklus 2)

No Standar kopetensi/

kopetensi dasar Kisi-kisi soal

Bentuk soal dan

Menjelaskan kegiatan pembuatan suatu

barang sampai bahan siap pakai 1

Menyebutkan alat transportasi air 2

Menyebutkan angkutan tradisional

yang masih digunakan di beberapa

kota

3

Memberi contoh industri minuman

pada masa lalu 4

Memberi contoh yang bukan teknologi

modern 5

Menjelaskan kegunaan teknologi

mesin melalui gambar 1

Menjekaskan tentang getek 2

Menjelaskan tentang produksi 3

Menjelaskan tentang tukang pos 4

Menjelaskan kegunaan tenanga

manusia melalui gambar 5

Keterangan:

 Soal pilihan ganda 1-5, 1 soal diberi skor 10  Soal essay 1-5, 1 soal diberi skor 20

(30)

Rumus nilai = Skor yang diperoleh

Kisi-kisi Soal Mata Pelajaran IPS Kelas IV Konsep Teknologi

(siklus 3)

No Standar kopetensi/

kopetensi dasar Kisi-kisi soal

Bentuk soal dan

Menjelaskan kegunaan kerbau pada

jaman dahulu 1

Menyebutkan alat transportasi air 2

Menyebutkan alat tradisional untuk

menggemburkan tanah 3

Memberi contoh industri minuman

pada masa lalu 4

Menjelaskan cara mengirim surat 5

Menyebutkan arti teknologi produksi 1

Menjekaskan tentang getek 2

Menjelaskan tentang produksi 3

Menyebutkan jenis-jenis komunikasi

(31)

pengalaman

menggunakanya.

Menyebutkan alat transportasi pada

jaman dulu 5

Keterangan:

 Soal pilihan ganda 1-5, 1 soal diberi skor 10  Soal essay 1-5, 1 soal diberi skor 20

Teknik penilaian

Rumus nilai = Skor yang diperoleh

Skor ideal

x 100

Katagori nilai

Skor nilai 90 – 100 = Baik sekali

Skor nilai 80 – 90 = Baik

Skor nilai 70 – 80 = Sedang

Skor nilai 60 – 70 = Cukup

Skor nilai 50 – 40 = Kurang

Skor nilai 40 – 50 = Kurang sekali

3. Dokumentasi

Dokumentasi ini adalah semua bentuk bukti/rekaman yang terjadi

dalaam proses observasi dan pemberiaan tes. Dan selanjutkan akan

dilampirkan sebagai lampiran dari penilitian.

Dalam dokumentasi ini peneliti menggunakan kamera untuk

mengambil gambar-gambar pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Dari gambar-gambar tersebut dapat dilihat gambar proses pembelajaran

IPS konsep teknologi dengan menggunakan metode CTL kelas IV

Sekolah Dasar.

E. Analisis Data 1. Pengamatan

Dalam tahap pengamatan ini peneliti menentukan lokasi dan subjek

penelitian kemudian peneliti meminta ijin penelitian kepada Kepala

(32)

mengecek perlengkapan data yang akan digunakan untuk dianalisis

dalam kegiatan observasi.

2. Pengelolaan data

Menafsirkan data sesuai pertanyaan yang di berikan peneliti.

Mendeskripsikan hasil temuan kemudian membahas dan menarik

kesimpulan dari pertanyaan tersebut.

Berikut ini bagan gambar dan pemberian skor kepada siswa dengan

menggunakan rumus :

Tabel 3.6

Format Nama dan Nilai Siswa No Nama Siswa Skor Nilai

1 Aril F.M

2 Arya G

3 Azra A.H

4 Badrun M

5 Budiman

6 Daniel E

7 Dedi S

8 Defriawan

9 Dammar A.R.N

10 Desi R

11 Destiani S

12 Fani A

13 Fahru A

14 Nivie E

15 Ilham K

16 M. Irsyad M.G

17 M. Khairul I

18 M. Najmudin M.A

19 M. Rafli A

(33)

21 Meylani W

22 Maulana F

23 M. Rafik

24 Kiki A

25 Rahma A

26 Risvi A

27 Saskia Bintang M

28 Siti N

29 Suhartikasari

30 Tria A.W

31 Niken A

32 Janti F.M

33 Wilya R.L

33 Ramadan

34 Yandi M

35 Zufar W.J

36 Khalisa N.Y

37 Dhiva J.K

Jumlah

Rata-rata Nilai

Jumlah nilai seluruh siswa

Kriteria Penilaian = x 100

Banyaknya siswa

(34)

70

Elyssa Malaniyawati, 2015

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti,

tentang pembelajaran IPS pada konsep tekbologi. Peneliti mencoba

menggunakan metode Contextual Teaching and Learning dalam

penelitiannya. Contextual Teaching and Learning itu sendiri adalah konsep

belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya

dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Adapun

langkah-langkah pembelajaran Contextual Teaching ang Learning adalah 1)

Landasan berfikir (Konstruktivisme), 2) Bertanya (Questioning), 3)

Menemukan (Inquiry), 4) Masyarakat belajar (Learning Community), 5)

Pemodelan (Modeling), 6) Penilaian sebenarnya (Aunthetic Assessment),

7) Refleksi. Peneliti ini menggunakan model PTK Kemmis dan Taggart

yang setiap siklusnya terdiri dari rencana, tindakan, observasi dan refleksi.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh peneliti bahwa hasil

belajar siswa pada pelajaran IPS konsep teknologi dengan menerapkan

metode Contextual Teaching and Learning mengalami peningkatan di

setiap siklusnya. Dilihat dari persentase hasil observasi atau

langkah-langkah kegiatan pembelajaran IPS konsep teknologi dengan menerapkan

metode Contextual Teaching and Learning. Nilai yang diperoleh pada

siklus 1 yaitu sebesar 58% setelah diberikan tindakan pada siklus pertama

persentase hasil observasi meningkat pada siklus II menjadi 70%, dan pada

siklus ke III meningkat menjadi 82%.

Dan hasil belajar siswa pada siklus I, II dan siklus III juga

mengalami peningkatan. Pada saat pra siklus nilai yang diperoleh siswa

(35)

siklus I dengan perolehan nilai rata-rata 65,43, di siklus II meningkat

dengan rata-rata 73,86, dan pada siklus III meningkat lagi menjadi 81,29

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

dengan menerapkan metode Contextual Teaching and Learning dapat

meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep teknologi hal ini

dibuktikan dengan hasil observasi serta hasil belajar siswa pada

pembelajaran IPS konsep teknologi dengan menerapkan metode

Contextual Teaching and Learning yang meningkat. Dalam

pembelajarannya guru mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari

sehingga pembelajaran serta pemahan siswa akan lebih bermakna. Hal ini

dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa yang meningkat dari

siklus I, II sampai siklus III.

B. REKOMENDASI

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian di atas maka

disarankan beberapa hal sehubungan dengan penelitian tindakan kelas ini

yaitu:

1. Bagi Guru

Bagi guru sebaiknya menerapkan metode Contextual Teaching and

Learning pada pembelajaran IPS maupun pembelajaran lainnya. Karena

dengan menerapkan metode Contextual Teaching and Learning guru

akan lebih mudah mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan

situasi dunia nyata dan siswa akan cepat paham dengan materi yang

sedang di ajarkan karna dikaitkan dengan kehidupan mereka sehari-hari

2. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini dapat menumbuhkan pemahaman siswa dalam

proses pembelajaran IPS konsep teknologi dengan menerapkan metode

Contextual Teaching and Learning karena dalam penerapkannya

mengaitkan pada kehidupan sehari-hari, dengan begitu siswa akan lebih

mudah mempelajari konsep teknologi, maka dengan menerapkan

metode Contextual Teaching and Learning hasil belajar siswa akan

(36)

3. Bagi Kepala Sekolah

Kepala sekolah hendaknya mendukung dan memberikan bantuan

baik secara moral maupun material serta memberikan motivasi kepada

guru-guru untuk menggunakan metode-metode yang cocok seperti

metode Contextual Teaching and Learning pada pelajaran IPS di SD

atau pada pelajaran yang lainnya untuk meningkatkan kualitas belajar

siswa.

4. Bagi Peneliti

Semoga dengan penelitian yang dilakukan tentang penerapan

metode Contextuan Teaching And Learning ini dapat bermanfaat untuk

penelitian selanjutnya sebagai referensi dalam memperbaiki hasil

belajar anak dan untuk meningkatkan proses belajar mengajar bukan

hanya dalam mata pelajaran IPS konsep teknologi saja namun pada

(37)

Elyssa Malaniyawati, 2015

Daftar Pustaka

Darmawan, D., Halimah, L., & Iskandar, S. (2006). Dasar Teknologi dan

komunikasi. Bandung : UPI PRESS

Koesoema A, Doni. (2007). Pendidikan Karakter. Jakarta : PT. Grasindo.

Komalasari, Kokom. (2013). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.

Bandung : refika ADITAMA

Raniredja, tukiran, dkk. (2013). Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif.

Bandung : Alfabeta.

Suprayekti. (2003). Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta : Direktorat Tenaga

Pendidikan

Supriya, Sundawa, D., & Masyifoh, I.S. (2006). Pembelajaran dan Evaluasi Hasil

Belajar IPS. Bandung : UPI PRESS

Tim Bina Karya Guru (BKG). (2012). IPS Terpadu untuk SD/MI kelas IV. Jakarta

: Erlangga.

Trianto. (2007). Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivisme.

Surabaya : Pretasi Pustaka

Wood, Derek. Dkk. (2005). Kiat Mengatasi Gangguan Belajar. Jogjakarta :

KATAHATI.

Gambar

Gambar 3.1 Bagan Model Kemmis dan Taggart
Gambar 3.2: Modifikasi Alur PTK menggunakan model Kemmis dan Taggart
Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas IV SDN Kubang Sepat II Tahun 2014-2015
Tabel 3.2 Pedoman Observasi Langkah-Langkah Pembelajaran IPS  Pada Konsep
+5

Referensi

Dokumen terkait

penyelenggaraan CEAPAD II merupakan penegasan komitmen dan dukungan.. Pemerintah Indonesia terhadap Palestina, serta memperjelas posisi Indonesia Indonesia

1. Beberapa dari para ahli ekonomi Eropa tahun 1870-an yang dikelompokkan dalam Mashab Austria, mengemukakan teori tentang perilaku konsumen dan teori itu dikenal sebagai

CONTOH KASUS UJI DUNCAN PADA RAK..

Aprillia Vanessha Mailoa, 462012090, Persepsi Warga Mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Di Dusun Kebonan, Getasan, Skripsi, Fakultas Ilmu Kesehatan,

Sensor yang digunakan adalah “PING)))™ Ultrasonic Range Finder ”, buatan Parallax. Agar sensor ini dapat digunakan untuk mengukur jarak dibutuhkan sebuah

Kesimpulan yang dibuat adalah pengunaan AC sentral yang tidak terawat dengan baik dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri legionella dan menyebabkan keluhan kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa gaya kepemimpinan otoriter secara umum termasuk dalam kategori rendah dengan perolehan sko sebesar 958, gaya

Penelitian tentang “ Penguatan Pendidikan Karakter melalui Model Pembelajaran „Berkat Anang‟ (Berkarakter, Aktif, dan Menyenangkan) di Kalangan Siswa Pendidikan Dasar