Elyssa Malaniyawati, 2015
UPAYA MENGATASI KESULITAN HASIL BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN IPS KONSEP TEKNOLOGI DENGAN MENERAPKAN
METODE KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KUBANG SEPAT II
KECAMATAN CITANGKIL KOTA CILEGON
(PTK di Kelas IV SDN Kubang Sepat II Kecamatan Citangkil Kota Cilegon)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian dari
syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Elyssa Malaniyawati 1104653
PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS SERANG
Elyssa Malaniyawati, 2015
UPAYA MENGATASI KESULITAN HASIL BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN IPS KONSEP TEKNOLOGI DENGAN MENERAPKAN
METODE KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KUBANG SEPAT II
KECAMATAN CITANGKIL KOTA CILEGON
Oleh
Elyssa Malaniyawati
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Pendidikan
© Elyssa Malaniyawati 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015
Hak Cipta dilindung undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
ABSTRACT
ElyssaMalaniyawati (2015) “The Effort of Overcoming Difficulties of Learning Outcome in Social Subject about Concept of Technology by Applying Contextual Teaching and Learning (CTL) Method at Fourth Grade Students of SDN KubangSepat II CitangkilSubdistrictCilegon City.” According to Blanchard (2001: 2-8), Contextual teaching is a learning which happens in tight bond with the real experience. In line with the explanation above, there are some factors that make students of SDN KubangSepat II difficult in learning such as the method used by teachers is not interesting, less interaction between students and teachers, less media and teaching aids, and less opportunity for the students to share their ideas and opinion. Based on the background above, the researcher can formulate the problem into two research questions as follow: (1) How are the steps in learning using the model of contextual teaching and learning? (2) How is the improvement of students’ score through the model of contextual teaching and learning about technology concept? Subject and location of the research were fourth grade students of SDN KubangSepat II CitangkilSubdistrictCilegon City. The research method was classroom action research. The instrument of the research used was observation, test, and documentation. Based on the result of the research, the students’ score in social subject about technology concept by using contextual teaching and learning method had improvement. It can be seen from the result of the test. The mean of students’ score in pre-cycle was 57,16, and in cycle I the score was 65,43, in cycle II it became 73,86, then in cycle III it improved again became 81,29. So, itcan be concluded that learning social subject by implementing Contextual Teaching and Learning can improve students’ comprehension about technology concept.
ABSTRAK
ElyssaMalaniyawati (2015) “Upaya Mengatasi Kesulitan Hasil Belajar dalam Mata Pelajaran IPS Konsep Teknologi dengan Menerapkan Metode Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) pada Siswa Kelas IV SDN Kubang Sepat II Kecamatan Citangkil Kota Cilegon. Menurut Blanchard (2001: 2-8), pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang terjadi dalam hubungan yang erat dengan pengalamansesungguhnya.Sejalandenganpendapat di atas, kesulitan yang dialamisiswa SDN KubangSepat II adalahkurangmenariknyametode yang digunakan, kurangnyainteraksiantara guru dansiswa, kurangnyakesempatan yang diberikan guru kepadasiswauntukmengeluarkanpendapat, media danbahan ajar yang digunakansedikit. Berdasarkanlatarbelakang di atas, makapermasalahandirumuskandalambentukpertanyaanpenelitiansebagaiberikut: (1) Bagaimanalangkah-langkahpembelajarandengan model Contextual Teaching and Learning dapatmengatasikesulitandalammemahamikonsepteknologi? (2) Bagaimanapeningkatanhasilbelajarsiswamelaluipenerapan model Contextual
Teaching and Learning padakonsepteknologi?
Subjekdanlokasipenelitianiniadalahsiswa SDN KubangSepat II
KecamatanCitangkil Kota
v
Elyssa Malaniyawati, 2015
DAFTAR ISI
Halaman
PENGESAHAN ……….i
PERNYATAAN ………ii
KATA PENGANTAR ………..iii
ABSTRAK ……….iv
DAFTAR ISI ……….v
DAFTAR TABEL ……….vi
DAFTAR GAMBAR ………vii DAFTAR GRAFIK ………..viii
DAFTAR LAMPIRAN ………ix
BAB I : PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah ………..1
2. Rumusan Masalah ………...4
3. Tujuan Penelitian ………...4
4. Manfaat Hasil Penelitian ……….4
5. Definisi Oprasional ……….5
BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Konsep IPS ……….7
a. Pengertian IPS ………...7
b. Tujuan IPS ……….8
2. Konsep Teknologi ………...9
a. Pengertian Teknologi……….9
3. Metode CTL ………...12
a. Pengertian CTL (Contextual Teaching and Learning)……….12
b. Tujuan dan Sistem CTL (Contextual Teaching and Learning) …...16
c. Mengapa CTL menjadi pilihan ………17
B. Kajian Terdahulu ………18
C. Kerangka Berfikir ………..19
D. Hipotesis Tindakan ………21
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ……….22
B. Prosedur Penelitian ………...28
C. Subyek penelitian dan lokasi penelitian ………...30
D. Instrumen Penelitian ……….31
E. Analisis Data ……….38
BAB IV : PELAKSANAAN, HASIL, PEMBAHASAN PENELITIAN A. PELAKSANAAN PENELITIAN ………..41
1. Pelaksanaan Kegiatan Pra Siklus………..41
2. Pelaksanaan Kegiatan Siklus I………..44
3. Pelaksanaan pada siklus 2 ………51
4. Pelaksanaan pada siklus 3 ………58
B.HASIL PENELITIAN………...65
C. PEMBAHASAN ………68
D. JAWABAN HIPOTESIS ………...69
BAB V : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.KESIMPULAN ……….70
B. REKOMENDASI ……….71
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan sebuah proses yang membantu menumbuhkan,
mengembangkan, mendewasakan, membuat yang tidak tertata atau liar
menjadi semakin tertata, semacam proses penciptaan sebuah kultur dan tata
keteraturann dalam diri sendiri maupun dalam diri orang lain. Pendidikan
juga berarti proses pengembangan berbagai macam potensi yang ada dalam
diri manusia, seperti kemampuan akademis, relasional, bakat-bakat, talenta,
kemampuan fisik, atau daya-daya seni.
Dalam pendidikan terdapat proses belajar mengajar antara guru dengan
siswa, siswa dengan siswa. Belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan
perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Perubahan perilaku
dalam proses lingkungan adalah akibat dari interaksi dengan lingkungan.
Interaksi ini biasanya berlansung secara sengaja. Proses yang sengaja
direncanakan agar terjadi perubahan perilaku yang disebut dengan proses
belajar. Proses ini merupakan suatu aktivitas psikis/mental yang berlangsung
dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan-perubahan yang relativ konstan dan berbekas.
Dalam kegiatan pembelajaran IPS banyak upaya yang dilakukan oleh
para pendidik, yaitu diharapkan siswa mampu membawa dirinya secara
dewasa dan bijak dalam kehidupan nyata, melalui pembelajaran IPS juga
siswa diharapkan tidah hanya mampu menguasai teori-teori kehidupan di
dalam masyarakat tetapi mampu menjalani kehidupan nyata di masyarakat
sebagai insan sosial. Perancangan pembelajaran dalam mata pelajaran IPS
tergantung pada guru yang akan mengajar, dimana proses pembelajaran
merupakan cara pendidik untuk memberikan dorongan dalam pembelajaran
dihadapi dalam proses pembelajaran IPS masih terjadi masalah-masalah
antara lain, akibat proses evaluasi yang kurang, serta metode yang tidak
bervariasi membuat siswa bosan, guru pun lebih banyak berbicara sehingga
siswa lebih banyak diam mendengarkan dari pada aktif bertanya, sehingga
siswa menekankan pada aspek mengingat dan menghafal saja.
Sehubungan dengan pembelajaran IPS guru dituntut untuk mampu
merangsang dan merencanakan sedemikian rupa sesuai dengan materi yang
diajarkan serta model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan
siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Tujuan dari pembelajaran IPS
itu sendiri adalah mendidik kewarganegaraan yang baik, dimana mata
pelajaran yang disajikan guru sekaligus harus ditempatkan dalam konteks
budaya melalui pengelolaan secara ilmiah dan psikologis yang tepat. N.
Daldjoeni (1985:23).
Dalam pembelajaran IPS sangat erat kaitannya dengan kehidupan
sehari-hari, seperti di dalam ruang lingkup keluarga, masyarakat serta
interaksi dengan lingkungan tempat tinggal. Mulai dari wilayah yang mereka
tinggali sampai tempat yang mereka datangi. Oleh karena itu, pembelajaran
IPS sangat penting untuk pengetahuan siswa karena dalam pembelajannya
sangat berhubungan dengan lingkungan sekitar sehingga anak mudah untuk
mengaplikasikannya dikehidupan sehari-hari, dalam hal ini peran guru
sangatlah penting dalam proses pengajaran tingkah laku serta pengembangan
potensi yang dimiliki, agar anak mampu beradaptasi dengan lingkungan,
sekolah maupun di dalam kelas IV SDN Kubang Sepat II yang melatar
belakangi penelitian ini.
Permasalahan yang di hadapi siswa kelas IV pada konsep teknologi di
SDN Kubang Sepat II Kecamatan Citangkil Kota Cilegon adalah mengatasi
kesulitan hasil belajar siswa yang belum mencapai nilai yang ditentukan. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi seperti, kurang menariknya metode yang
digunakan sehingga siswa kurang aktif dalam menerima materi ajar dari guru,
kurangnya interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa saat
kepada siswa untuk mengeluarkan pendapatnya dikarenakan guru telalu
banyak memberi penjelasan tentang materi sehingga siswa mudah bosan,
media dan bahan ajar yang digunakan pun sedikit sehingga tidak banyak
siswa yang memahami luas tentang materi tersebut. Serta kurangnya motivasi
yang diberikan guru.
Untuk itu cara guru mengatasi kesulitan hasil belajar siswa adalah
dengan menggunakan metode CTL (Contextual Teaching and Learning).
Dimana metode (Contextual Teaching and Learning) ini adalah konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya
dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Komponen utama dalam pembelajaran CTL, yakni : 1) landasan berfikir
(Konstruktivisme) yaitu penekanan bahwa belajar tidak sekedar menghafal,
mengingat pengetahuan tetapi merupakan suatu proses belajar mengajar
dimana siswa sendiri yang aktif secara mental membangun pengetahuan yang
dimilikinya, 2) Bertanya (Questioning), 3) menemukan (Inquiry) merupakan
bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual, karena
pengetahuann dan keterampilan yang diperoleh siswa adalah penemuannya
sendiri, 4) masyarakat belajar (Learning Community), 5)pemodelan
(Modeling) yaitu sebuah contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa , 6)
penilaian sebenarnya (Aunthetic Assessment) yaitu penilaian yang dilakukan
guru setelah mengumpulkan informasi/nilai dari perkembangan hasil belajar
siswa, 7) Refleksi yaitu proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari
dan mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang
telah dilaluinya (Depdiknas, 2003).
Berdasarkan uraian yang dipaparkan di atas untuk mengatasi kesulitan
belajar siswa, maka peneliti mencoba melakukan penelitian lebih lanjut
METODE KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA SISWA KELAS IV SDN KUBANG SEPAT II
KECAMATAN CITANGKIL KOTA CILEGON”. Untuk menerapkan
metode ini peneliti memimta bantuan kepada Guru kelas dan Kepala Sekolah
menganalisis dan menindak lanjuti pembelajaran pada konsep Teknologi ini,
agar prestasi belajar siswa meningkat dan bisa memahami materi lebih baik
lagi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran dengan model Contextual
Teaching and Learning dapat mengatasi kesulitan dalam memahami konsep teknologi?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model
Contextual Teaching and Learning pada konsep teknologi?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan yang akan dicapai
adalah :
1. Ingin mengetahui langkah-langkah pembelajaran dengan model Contextual
Teaching and Learning dapat mengatasi kesulitan dalam memahami konsep teknologi
2. Ingin meningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model Contextual
Teaching and Learning pada konsep teknologi
D. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam pelaksanaan penelitian ini secara
umum adalah dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan
peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam pembelajaran ilmu
1. Bagi peneliti
Dalam melaksanakan penelitian ini bisa menambah wawasan tentang
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam pembelajaran Teknologi dengan
menerapkan metode kontekstual (Contextual Teaching and Learning) dan
dapat mengetahui permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran
dan mencari solusi yang tepat untuk memecahkan masalah
tersebut,sehingga dapat memotivasi diri sendiri untuk menjadi guru yang
kreatif dan professional.
2. Bagi guru
Dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mengenai
konsep teknologi dengan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching
and Learning). Sehingga bisa mengimplementasikan berbagai bahan masukan dalam penggunaan desain pembelajaran yang paling cocok serta
sesuai dengan materi yang akan disampaikan dalam rangka untuk
meningkatkan mutu pendidikan di kelasnya desain pembelajaran tersebut
yang tetap disesuaikan dengan karateristik anak dan teknologi dikelas IV.
3. Bagi siswa
Sebagai bahan masukan bagi siswa mengenai desain pembelajaran
teknologi dengan menerapkan metode kontekstual (Contextual Teaching
and Learning) sehingga dapat mempermudah penguasaan materi serta menarik untuk diterapkan dalam proses pembelajaran dalam rangka
meningkatkan prestasi belajar.
E. Definisi Oprasional
Dalam Penelitian tindakan kelas ini, peneliti mengambil judul Upaya
mengatasi kesulitan hasil belajar dalam mata pelajaran IPS konsep Teknologi
dengan menerapkan metode kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
pada siswa kelas IV SDN Kubang Sepat II Kecamatan Citangkil Kota
Untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman dalam menafsikan
istilah, maka penilis berusaha untuk menjelaskan istilah karya ilmiah sebagai
berikut :
1. Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar adalah gangguan yang menghambat proses
belajar, kesulitan belajar dapat menghinggapi seseorang dalam kurun
waktu yang lama. Kesulitan belajar ini mempengaruhi beberapa aspek
kehidupan seseorang, baik itu di sekolah, pekerjaan, rutinitas
sehari-hari, kehidupan keluarga, atau bahkan terkadang dalam hubungan
persahabatan dan bermain.
2. Model Pembelajaran Kooperatif (Contextual Teaching and Learning) Pembelajaran kontekstual kontekstual (Contextual Teaching and
Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta
didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sehari-hari.
Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran
dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan
antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga, warga Negara, dan tenaga kerja (US.
Departement of Education the National School-to-Work office yang
dikutip pleh Blancbard, 2001).
3. Konsep Teknologi
Menurut Nasution (1995) istilah Teknologi berasal dari bahasa
Yunani yaitu Technologia yang menurut Webster Dictionary berarti
systematic treatment atau penanganan sesuatu yang sistematis, sedangkan techne sebagai dasar kata teknologi berarti art, skill,
yaitu teknologi prodeksi, teknologi komunikasi dan teknologi
22
Elyssa Malaniyawati, 2015
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), penelitian
tindakan kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis
reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru/pelaku, mulai
dari perencanaan sampai dengan penilaian terhadap tindakan nyata di dalam
kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar untuk memperbaiki kondisi
pembelajaran yang dilakukan.
Menurut pendapat Rapoport, (1970:5) bahwa PTK adalah penelitian
untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang
dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial
dengan kerjasama dalam kerangka etika yang disepakati bersama
PTK berfokus pada kelas atau pada proses pembelajaran yang terjadi
di kelas, bahkan pada instrument input kelas (silabus, RPP, materi, dan
lain-lain) ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengkaji
mengenai hal-hal yang terjadidi dalam kelas. Makna kelas dalam PTK adalah
sekelompok peserta didik (siswa) yang sedang belajar yang tidak hanya
terbatas di dalam ruangan tertutup saja, tetapi dapat juga ketika siswa sedang
melakukan karyawisata. Praktik di laboratorium, di bengkel, di rumah, atau di
tempat lain, atau bahkan ketika siswa sedang mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru baik di rumah, di sekolah atau di tempat lain.
Proses refleksi ini memegang peran yang sangat penting dalam
menentukan suatu keberhasialan PTK. Dengan satu refleksi yang tajam dan
terpercaya akan didapat suatu masukan yang sangat berharga dan akurat bagi
penentuan langkah tindakan selanjutnya.
Penelitian tindakan kelas ini memiliki karakteristik diantaranya
didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional, adanya
melakukan refleksi, bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas
praktek instruksional, dan dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan
beberapa siklus.
Dari karakteristik diatas, terdapat teori para ahli yang mengemukakan
tentang karakteristik PTK, tujuan PTK, manfaat PTK bagi guru, dan model
PTK.
a. Karakteristik PTK menurut Sunyono, (2011:9) mengemukakan bahwa
PTK memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Masalah pada PTK muncul dari kesadaran pada diri guru, yang harus
diperbaiki dengan upaya perbaikan dari guru itu sendiri, bukan oleh
orang dari luar. Dengan demikian masalah dalam PTK berasal dari
permasaahan nyata dan actual yang terjadi dalam pembelajaran di
kelas.
2. PTK merupakan penelitian yang dilakukan melalui refleksi diri (self
reflective inquiry). Untuk melakukan refleksi, guru sebaiknya
bertanya pada diri sendiri, misalnya:
-Apakah penjelasan saya terlalu cepat?
-Apakah bahasa yang saya gunakan dapat mudah dipahami siswa?
3. PTK dilakukan di dalam kelas. Fokus penelitian ini adalah kegiatan
pembelajaran di kelas yang berupa prilaku guru dan siswa dalam
berinteraksi.
4. PTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang
dilakukan secara bertahap dan terus-menerus selama PTK dilakukan.
Oleh sebab itu, dalam PTK dikenal adanya siklus tindakan yang
meliputi: perencanaan – pelaksanaan – observasi – refleksi – revisi
(perencaan ulang)
5. PTK merupakan bagian penting dari upaya pengembangan
profesionalisme guru, karena PTK mampu membelajarkan guru untuk
b. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
Tujuan guru melaksanakan PTK adalah umtuk memperbaiki
cara-cara mengajar melalui penerapan metode baru atau tindakan baru yang di
temukan dan di yakini, karena metode baru itu telah teruji ternyata efektif
meningkatkan hasil pembelajaran seperti yang diharapkan. Melalui PTK
akan menghasilkan peningkatan baik kualitas proses maupun kualitas
hasil belajar siswa. Guru diharapkan dapat memecahkan permasalahan
nyata yang terjadi di dalam kelas. Berikut tujuan PTK adalah
1. Memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran yang
dilaksanakan guru demi tercapainya tujuan pembelajaran yang
bermutu.
2. Memperbaiki dan meningkatkan kinerja-kinerja pembelajaran yang
dilakukan oleh guru.
3. Mengidentifikasi, menemukan solusi, dan mengatasi masalah
pembelajaran di kelas agar pembelajaran bermutu.
4. Meningkatkan dan memperkuat kemampuan guru dalam
memecahkan masalah-masalah pembelajaran dan membuat keputusan
yang tepat bagi siswa dan kelas yang diajarkannya.
5. Mengeksplorasi dan membuahkan kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi
pembelajaran (misalnya, pendekatan, metode, strategi, dan media)
yang dapat dilakukan oleh guru demi peningkatan mutu proses dan
hasil pembelajaran.
6. Mencobakan gagasan, pikiran, kiat, cara, dan strategi baru dalam
pembelajaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran selain
kemampuan inovatif guru.
7. Mengeksplorasi pembelajaran yang selalu berwawasan atau berbasis
penelitian agar pembelajaran dapat bertumpu pada kenyataan yang
berdasarkan pengalam di kelas, bukan semata-mata bertumpu pada
Tujuan tersebut sangat berpengaruh penting dalam PTK Karena
dalam tujuan ini terdapat upaya tidakan yang dilakukann guru untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Manfaat PTK bagi guru antara lain:
1. PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap
terhadap dinamika pembelajaran dikelasnya.
2. PTK dapat meningkatkan kinerja guru.
3. Guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian
yang dalam terhadap apa yang terjadi dikelasnya.
4. Pelaksanaan PTK tidak menganggu tugas pokok seorang guru karena
dia tidak perlu meninggalkan kelasnya.
5. Guru menjadi lebih kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan
upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai
teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya.
Berdasarkan manfaat PTK di atas, maka proses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru akan lebih baik lagi serta siswapun tidak mudah bosan
dalam menerima materi ajar seperti penerimaan materi ajar yang
sebelumnya.
Dalam penelitian tindakan kelas peneliti menggunakan Model
Kemmis dan McTaggart yang dipandang sebagai suatu siklus putaran dari
penyusunan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi),
dan refleksi yang selanjutnya diikuti dengan siklus putaran berikutnya, dan
memiliki langkah-langkah sebagai berikut :
a. Perencanaan (planning)
Rencana tindakan ini mencangkup semua langkah tindakan
secara rinci. Segala keperluan pelaksanaan PTK, mulai dari
materi/bahan ajar, rencana pelajaran yang mencangkup
metode/teknik mengajar, serta teknik intrumen observasi/evaluasi,
dipersiapkan dengan matang pada tahapan perencanaan ini.
b. Pelaksanaan (acting)
Tahapan ini merupakan implementasi (pelaksanaan) dari
didalam kelas, adalah realisasi dari segala teori pendidikan dan
teknik mengajar yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
c. Pengamatan (observing)
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang
pelaksanaan tindakan dan rencanayang sudah dibuat, serta
dampaknya terhadap proses dan hasil instruksional yang
dikumpulkan dengan alat bantu instrument pengamatan yang
dikembangkan oleh peneliti.
d. Refleksi (reflect-ing)
Tahapan ini merupakan tahapan untuk memproses data yang
didapaqt pada saat dilakukan pengamatan (observasi). Data yang
didapat kemudian ditafsirkan dan dicari eksplanasinya, dianalisis,
dan disintesis.
Dari keempat tahapan dalam PTK ini membentuk suatu
siklus, siklus ini kemudian diikuti oleh siklus-siklus lain secara
bersinambungan.
Dalam teknik penelitian ini mengacu pada tiga siklus.
Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini seperti yang
digambarkan dalam bagan berikut menurut model Kemmis dan
Taggart.
Selain metode di atas yang telah dikemukakan teknik
penelitian yang dilakukan peneliti yaitu mengacu pada beberapa
siklus. Prosedur pelaksanaan teknis penelitian tindakan kelas ini
seperti yang digambarkan dalam bagan berikut model Kemmis dan
Taggart tahapan-tahapan dalam siklus tersebut adalah sebagai
Perencanaa n
Pelaksanaan SIKLUS I
Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaa n
Refleksi Pelaksanaa n
SIKLUS III
Pengamatan
Gambar 3.1 Bagan Model Kemmis dan Taggart
Dan berikut ini bagaimana alur perencanaan PTK kelas IV SDN
Kubang sepat II, menggunakan metode Contextual Teaching and Learning
pada konsep Teknologi, yang terdiri dari tiga siklus yang setiap siklusnya
Proses siklus I
Gambar 3.2: Modifikasi Alur PTK menggunakan model Kemmis dan Taggart
B. Prosedur Penelitian
Dalam pelaksanaan tindakan kelas ini dibuat dalam beberapa siklus
tindakan dari mulai pra siklus, siklus I, siklus II, siklus III dst.
1. Pra siklus
a. Observasi
Pra siklus
Observasi
Refleksi
Siklus 1
Perencanaan Tindakan
Observasi Refleksi
Peneliti bekerja sama dengan guru melakukan pengamata terhadap
proses kegiatan belajar mengajar (KBM) siswa dalam pembelajaran
IPS konsep teknologi. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui
hasil belajar siswa sebelumnya.
b. Refleksi
Dalam kegiatan ini peneliti dengan guru mendiskusikan hasil
pengamatan yang dilakukan melalui proses belajar mengajar yang
berkaitan dengan konsep teknologi. Untuk mengatasi
kekurangan-kekurangan pada saat pembelajaran tersebut, peneliti bersama guru
kelas perlu mengadakan perbaikan dalam pembelajaran dengan
menerapkan model Contextual Teaching and Learning (CTL).
2. Siklus I
a. Perencanaan
Setelah diperoleh gambaran tentang kemampuan siswa dalam
mata pelajaran IPS konsep teknologi. Peneliti mencatat hasil
pengamatan yang diperoleh pada tahap pra siklus. Peneliti membuat
rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan
menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL)
b. Tindakan
Setelah diperoleh gambaran tentang siswa dalam memahami
konsep teknologi, maka tindakan yang akan dilakukan disesuaikan
dengan apa yang telah diperoleh berdasarkan hasil pengamatan pada
kegiatan pra siklus. Peneliti melakukan suatu tindakan yang
merupakan langkah-langkah untuk perbaikan dari kekurangan yang
terjadi pada prasiklus untuk mengatasi hasil belajar siswa dalam
konsep teknologi dengan menggunakan model Contextual Teaching
and Learning. c. Observasi
Dalam kegiatan ini peneliti memfokuskan pada kegiatan
pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Pengamatan dilakukan
pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung
mengajar IPS tentang materi teknologi dengan model Contextual
Teaching and Learning yaitu:
Kegiatan yang dilakukan siswa dalam memahami konsep teknologi dengan menggunakan model Contextual Teaching and
Learning
Kegiatan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada konsep teknologi
Keterampilan guru dalam menggunakan model Contextual Teaching and Learning
d. Refleksi
Pada tahap ini peneliti dibantu oleh guru mengevaluasi dan
mendiskusikan hasil temuan-temuan yang terjadi dalam proses
pembelajaran berlangsung seperti :
Jika kemampuan siswa dalam memahami konsep teknologi belum maksimal, maka yang akan dilakukan adalah memberi
penjelasan kembali.
Jika kemampuan siswa dalam memahami konsep teknologi menggunakan model Contextual Teaching and Learning kurang
di mengerti maka yang akan dilakukan peneliti adalah memberi
penjelasan pada guru mengenai langkah-langkah menggunakan
model Contextual Teaching and Learning dalam konsep
teknologi.
Dan jika hasil belum maksimal maka akan dilanjutkan ke
siklus berikutnya.
C. Subyek penelitian dan lokasi penelitian 1) Subyek penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah
aktivitas belajar atau kegiatan pembelajaran konsep teknologi
kominikasi dengan menggunakan model Contextual Teaching and
seluruhnya sebanyak, 450 dengan rinsian 202 orang siswa laki-laki
dan 248 siswa perempuan serta jumlah tenaga pengajar disekolah ini
terdiri dari 1 orang kepala sekolah, 10 orang guru kelas, 2 orang guru
pendidikan agama islam, 2 orang guru penjaskes dan 5 orang guru
TKS (honorer).
Lokasi penelitian ini di laksanakan pada Sekolah Dasar Negeri
Kubang Sepat II yang jumlah siswanya sebanyak 450, terbagi dalam
10 rombongan belajar.
Tabel 3.1
Jumlah Siswa Kelas IV SDN Kubang Sepat II Tahun 2014-2015
Laki-laki Perempuan
19 18
Jumlah : 37
2) Lokasi penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan pada Sekolah Dasar Negeri
Kubang Sepat II kelas IV, beralamat jalan Sutan Syahrir Kubang
Sepat Inpres Kelurahan Citangkil Kecamatan Citangkil Kota
Cilegon.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data ini adalah salah satu cara untuk
mengumpulkan dan mengelola data. Teknik ini perlu ditetapkan untuk
menindak lanjuti metode yang digunakan. Adapun teknik yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan data dengan
menggunakan instrument penilaian. Adapun instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi/ pengamatan
Observasi berarti pengamatan dengan tujuan tertentu. Observasi
yaitu pengamatan terhadap proses pembelajaran, pengaruh kendala dari
tindakan yang dilaksanakan atau dikenalkan terhadap siswa. Observasi
berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh dari tindakan yang
Dalam kegiatan ini peneliti memfokuskan pada kegiatan
pembelajaran IPS tentang konsep teknologi yang terjadi di dalam kelas.
Apakah dalam materi teknologi anak mampu menerima materi dengan
baik atau masih terdapat kekurangan serta masalah yang terjadi dalam
penyampaian materi teknologi. Dalam melakukan observasi cara yang
paling efektif adalah menggunakan instrumen pengamatan. Peneliti
melakukan pengamatan tidak hanya kepada siswanya saja, gurupun
masuk kedalam proses pengamatan. Pengamatan ini dilakukan pada
waktu proses pembelajaran sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung
dalam waktu yang sama. Di dalam kegiatan observasi ini peneliti mencari
solusi untuk masalah-masalah yang terjadi didalam pembelajaran IPS
konsep teknologi dengan menggunakan metode CTL.
Tabel 3.2
Pedoman Observasi Langkah-Langkah Pembelajaran IPS Pada Konsep Teknologi Dengan Model CTL
No Aspek yang
Diamati Deskriptor
Nilai Ya Tidak 1 Konstuktivisme Memberi kesempatan siswa
menemukan dan menerapkan
idenya sendiri.
Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka
sendiri dalam belajar
Guru mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari.
2 Bertanya Pertanyaan yang diajukan sesuai
dengan materi pembelajaran. Mengecek pemahaman siswa Membangkitkan lebih banyak lagi
pertanyaan dari siswa
pertanyaan-pertanyaan yang
muncul.
Guru memberi nilai sesuai kemampuan siswa
3 Menemukan Guru merumuskan masalah.
4 Masyarakat belajar
Guru membentuk kelompok belajar.
5 Pemodelan Guru memanfaatkan model yang
digunakan dalam pembelajaran
dengan baik.
Guru melibatkan siswa dalam permodelan sesuatu berdasarkan
pengalaman yang diketahuinya. Kekreatifitasan guru dalam
mendeskripsikan model yang
digunakan dalam pembelajaran.
6 Refleksi Guru merespons semua kejadian,
aktivitas, atau pengalaman yang
terjadi pada pembelajaran. Guru bertanya tentang apa-apa
yang diperolehnya hari itu. Guru memeriksa catatan atau
jurnal dibuku siswa
Guru dan siswa melakukan diskusi
Guru dan siswa menciptakan sebuah solusi atau kesimpulan.
7 Penilaian autentik Dilaksanakan selama dan sesudah
proses pembelajaran berlangsung. Yang diukur keterampilan
fakta.
Jumlah Persentase
Keterangan:
Ya = Jika deskriptor yang tampak pada siswa dalam pembelajaran lebih dari
50%.
Tidak = Jika deskriptor yang tidak tampak pada siswa dalam pembelajaran
kurang dari 50%.
2. Tes
Tes ini dilakukan untuk mengatahui sejauh mana anak bisa
menerima materi teknologi dengan menggunakan metode CTL dengan
baik dan mengaplikasikannya dikehidupan sehari-hari.
Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan tes berupa tes tertulis
tes ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana anak mampu memahami
konsep teknologi. Soal yang diberikan peneliti kepada anak semuanya
sama jadi peneliti tidak membedakan antara yang pintar, sedang dan
tidak pintar. Bentuk dari tes yang diberikan peneliti adalah berupa soal
pilihan ganda dan essay. Berikut ini cara peneliti menyusun tes.
a. Membuat kisi-kisi
kisi-kisi merupakan tahap awal sebelum pembuatan soal. Kisi-kisi
berguna untuk memudahkan menganalisis soal dalam setiap materi.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Soal Mata Pelajaran IPS Kelas IV Konsep Teknologi
(siklus 1)
No Standar kopetensi/
kopetensi dasar Kisi-kisi soal
Bentuk soal dan
Menjelaskan persamaan teknologi
tradisional 1
Menjelaskan kegunaan kerbau pada
jaman dahulu 2
Menyebutkan bahan untuk membuat
meja dan almari 3
Menyebutkan alat tradisional untuk
menggemburkan tanah 4
Menjelaskan cara mengirim surat 5
Menyebutkan jenis-jenis teknologi 1
Menyebutkan arti teknologi produksi 2
Menyebutkan jenis-jenis komunikasi
masa lalu 3
Memberi contoh alat angkut yang
menggunakan tenaga mesin 4
Menyebutkan alat transportasi pada
Tabel 3.4
Kisi-kisi Soal Mata Pelajaran IPS Kelas IV Konsep Teknologi
(siklus 2)
No Standar kopetensi/
kopetensi dasar Kisi-kisi soal
Bentuk soal dan
Menjelaskan kegiatan pembuatan suatu
barang sampai bahan siap pakai 1
Menyebutkan alat transportasi air 2
Menyebutkan angkutan tradisional
yang masih digunakan di beberapa
kota
3
Memberi contoh industri minuman
pada masa lalu 4
Memberi contoh yang bukan teknologi
modern 5
Menjelaskan kegunaan teknologi
mesin melalui gambar 1
Menjekaskan tentang getek 2
Menjelaskan tentang produksi 3
Menjelaskan tentang tukang pos 4
Menjelaskan kegunaan tenanga
manusia melalui gambar 5
Keterangan:
Soal pilihan ganda 1-5, 1 soal diberi skor 10 Soal essay 1-5, 1 soal diberi skor 20
Rumus nilai = Skor yang diperoleh
Kisi-kisi Soal Mata Pelajaran IPS Kelas IV Konsep Teknologi
(siklus 3)
No Standar kopetensi/
kopetensi dasar Kisi-kisi soal
Bentuk soal dan
Menjelaskan kegunaan kerbau pada
jaman dahulu 1
Menyebutkan alat transportasi air 2
Menyebutkan alat tradisional untuk
menggemburkan tanah 3
Memberi contoh industri minuman
pada masa lalu 4
Menjelaskan cara mengirim surat 5
Menyebutkan arti teknologi produksi 1
Menjekaskan tentang getek 2
Menjelaskan tentang produksi 3
Menyebutkan jenis-jenis komunikasi
pengalaman
menggunakanya.
Menyebutkan alat transportasi pada
jaman dulu 5
Keterangan:
Soal pilihan ganda 1-5, 1 soal diberi skor 10 Soal essay 1-5, 1 soal diberi skor 20
Teknik penilaian
Rumus nilai = Skor yang diperoleh
Skor ideal
x 100
Katagori nilai
Skor nilai 90 – 100 = Baik sekali
Skor nilai 80 – 90 = Baik
Skor nilai 70 – 80 = Sedang
Skor nilai 60 – 70 = Cukup
Skor nilai 50 – 40 = Kurang
Skor nilai 40 – 50 = Kurang sekali
3. Dokumentasi
Dokumentasi ini adalah semua bentuk bukti/rekaman yang terjadi
dalaam proses observasi dan pemberiaan tes. Dan selanjutkan akan
dilampirkan sebagai lampiran dari penilitian.
Dalam dokumentasi ini peneliti menggunakan kamera untuk
mengambil gambar-gambar pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Dari gambar-gambar tersebut dapat dilihat gambar proses pembelajaran
IPS konsep teknologi dengan menggunakan metode CTL kelas IV
Sekolah Dasar.
E. Analisis Data 1. Pengamatan
Dalam tahap pengamatan ini peneliti menentukan lokasi dan subjek
penelitian kemudian peneliti meminta ijin penelitian kepada Kepala
mengecek perlengkapan data yang akan digunakan untuk dianalisis
dalam kegiatan observasi.
2. Pengelolaan data
Menafsirkan data sesuai pertanyaan yang di berikan peneliti.
Mendeskripsikan hasil temuan kemudian membahas dan menarik
kesimpulan dari pertanyaan tersebut.
Berikut ini bagan gambar dan pemberian skor kepada siswa dengan
menggunakan rumus :
Tabel 3.6
Format Nama dan Nilai Siswa No Nama Siswa Skor Nilai
1 Aril F.M
2 Arya G
3 Azra A.H
4 Badrun M
5 Budiman
6 Daniel E
7 Dedi S
8 Defriawan
9 Dammar A.R.N
10 Desi R
11 Destiani S
12 Fani A
13 Fahru A
14 Nivie E
15 Ilham K
16 M. Irsyad M.G
17 M. Khairul I
18 M. Najmudin M.A
19 M. Rafli A
21 Meylani W
22 Maulana F
23 M. Rafik
24 Kiki A
25 Rahma A
26 Risvi A
27 Saskia Bintang M
28 Siti N
29 Suhartikasari
30 Tria A.W
31 Niken A
32 Janti F.M
33 Wilya R.L
33 Ramadan
34 Yandi M
35 Zufar W.J
36 Khalisa N.Y
37 Dhiva J.K
Jumlah
Rata-rata Nilai
Jumlah nilai seluruh siswa
Kriteria Penilaian = x 100
Banyaknya siswa
70
Elyssa Malaniyawati, 2015
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti,
tentang pembelajaran IPS pada konsep tekbologi. Peneliti mencoba
menggunakan metode Contextual Teaching and Learning dalam
penelitiannya. Contextual Teaching and Learning itu sendiri adalah konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya
dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Adapun
langkah-langkah pembelajaran Contextual Teaching ang Learning adalah 1)
Landasan berfikir (Konstruktivisme), 2) Bertanya (Questioning), 3)
Menemukan (Inquiry), 4) Masyarakat belajar (Learning Community), 5)
Pemodelan (Modeling), 6) Penilaian sebenarnya (Aunthetic Assessment),
7) Refleksi. Peneliti ini menggunakan model PTK Kemmis dan Taggart
yang setiap siklusnya terdiri dari rencana, tindakan, observasi dan refleksi.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh peneliti bahwa hasil
belajar siswa pada pelajaran IPS konsep teknologi dengan menerapkan
metode Contextual Teaching and Learning mengalami peningkatan di
setiap siklusnya. Dilihat dari persentase hasil observasi atau
langkah-langkah kegiatan pembelajaran IPS konsep teknologi dengan menerapkan
metode Contextual Teaching and Learning. Nilai yang diperoleh pada
siklus 1 yaitu sebesar 58% setelah diberikan tindakan pada siklus pertama
persentase hasil observasi meningkat pada siklus II menjadi 70%, dan pada
siklus ke III meningkat menjadi 82%.
Dan hasil belajar siswa pada siklus I, II dan siklus III juga
mengalami peningkatan. Pada saat pra siklus nilai yang diperoleh siswa
siklus I dengan perolehan nilai rata-rata 65,43, di siklus II meningkat
dengan rata-rata 73,86, dan pada siklus III meningkat lagi menjadi 81,29
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
dengan menerapkan metode Contextual Teaching and Learning dapat
meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep teknologi hal ini
dibuktikan dengan hasil observasi serta hasil belajar siswa pada
pembelajaran IPS konsep teknologi dengan menerapkan metode
Contextual Teaching and Learning yang meningkat. Dalam
pembelajarannya guru mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari
sehingga pembelajaran serta pemahan siswa akan lebih bermakna. Hal ini
dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa yang meningkat dari
siklus I, II sampai siklus III.
B. REKOMENDASI
Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian di atas maka
disarankan beberapa hal sehubungan dengan penelitian tindakan kelas ini
yaitu:
1. Bagi Guru
Bagi guru sebaiknya menerapkan metode Contextual Teaching and
Learning pada pembelajaran IPS maupun pembelajaran lainnya. Karena
dengan menerapkan metode Contextual Teaching and Learning guru
akan lebih mudah mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan
situasi dunia nyata dan siswa akan cepat paham dengan materi yang
sedang di ajarkan karna dikaitkan dengan kehidupan mereka sehari-hari
2. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini dapat menumbuhkan pemahaman siswa dalam
proses pembelajaran IPS konsep teknologi dengan menerapkan metode
Contextual Teaching and Learning karena dalam penerapkannya
mengaitkan pada kehidupan sehari-hari, dengan begitu siswa akan lebih
mudah mempelajari konsep teknologi, maka dengan menerapkan
metode Contextual Teaching and Learning hasil belajar siswa akan
3. Bagi Kepala Sekolah
Kepala sekolah hendaknya mendukung dan memberikan bantuan
baik secara moral maupun material serta memberikan motivasi kepada
guru-guru untuk menggunakan metode-metode yang cocok seperti
metode Contextual Teaching and Learning pada pelajaran IPS di SD
atau pada pelajaran yang lainnya untuk meningkatkan kualitas belajar
siswa.
4. Bagi Peneliti
Semoga dengan penelitian yang dilakukan tentang penerapan
metode Contextuan Teaching And Learning ini dapat bermanfaat untuk
penelitian selanjutnya sebagai referensi dalam memperbaiki hasil
belajar anak dan untuk meningkatkan proses belajar mengajar bukan
hanya dalam mata pelajaran IPS konsep teknologi saja namun pada
Elyssa Malaniyawati, 2015
Daftar Pustaka
Darmawan, D., Halimah, L., & Iskandar, S. (2006). Dasar Teknologi dan
komunikasi. Bandung : UPI PRESS
Koesoema A, Doni. (2007). Pendidikan Karakter. Jakarta : PT. Grasindo.
Komalasari, Kokom. (2013). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.
Bandung : refika ADITAMA
Raniredja, tukiran, dkk. (2013). Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif.
Bandung : Alfabeta.
Suprayekti. (2003). Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta : Direktorat Tenaga
Pendidikan
Supriya, Sundawa, D., & Masyifoh, I.S. (2006). Pembelajaran dan Evaluasi Hasil
Belajar IPS. Bandung : UPI PRESS
Tim Bina Karya Guru (BKG). (2012). IPS Terpadu untuk SD/MI kelas IV. Jakarta
: Erlangga.
Trianto. (2007). Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivisme.
Surabaya : Pretasi Pustaka
Wood, Derek. Dkk. (2005). Kiat Mengatasi Gangguan Belajar. Jogjakarta :
KATAHATI.