ANALISIS GEOGRAFI TERHADAP PERKEMBANGAN
EKONOMI WILAYAH KABUPATEN NIAS SELATAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH:
INVOKAVITMAN HALAWA
NIM. 308131055
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
vi
ABSTRAK
Invokavitman Halawa, NIM 308131055, Analisis Geografi Terhadap
Perkembangan Ekonomi Wilayah Kabupaten Nias Selatan, Universitas Negeri Medan, 2013
. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Perkembangan Ekonomi Wilayah Kabupaten Nias Selatan dan potensi sumber daya wilayah yang dimiliki (2) Ketersediaan fasilitas pelayanan sosial ekonomi di Kabupaten Nias Selatan
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Nias Selatan. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi sekaligus sampel adalah Kabupaten Nias Selatan, dengan alasan yang menjadi sumber data adalah data sekunder yang terdiri dari data Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Nias Selatan tahun 2007-2011, produktivitas sumber daya alam Kabupaten Nias Selatan, dan fasilitas pelayanan sosial ekonomi yang meliputi jumlah sarana pendidikan, sarana kesehatan dan sarana ekonomi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik studi dokumenter. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dihaturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
melindungi dan memberi berkat serta pencerahan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini berjudul “Analisis Geografi
Terhadap Perkembangan Ekonomi Wilayah Kabupaten Nias Selatan”. Skripsi ini
disusun untuk persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan pada
jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan. Penulis
menyadari dalam segalah hal, segala sesuatunya akan berproses menuju tahap
kesempurnaan demikian juga penulisan skripsi ini tidak luput dari berbagai
kelemahan, kekurangan baik dari segi kesempurnaan data, dan kekurangan akibat
keterbatasan penulis sebagaimana yang terdapat dalam pepatah tiada gading yang
tak retak.
Dalam penulisan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis
dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Dr. Restu, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Medan dan sekaligus dosen di Jurusan Pendidikan Geografi.
3. Bapak Drs. W. Lumbantoruan, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Geografi Universitas Negeri Medan sekaligus Dosen Penguji. Terima kasih
atas bimbingan dan motivasi selama ini kepada penulis.
4. Ibu Dra. Asnidar, M.Si selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi
iv
5. Bapak Drs. Maringan Sirait, SU selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
membantu memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.
6. Ibu Dra. Tumiar Sidauruk, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah membimbing dan memberikan motivasi kepada penulis selama
perkuliahan.
7. Bapak Darwin P. Lubis S.Si, M.Si selaku dosen penguji yang telah
memberikan saran dalam proses skripsi ini.
8. Bapak Drs. Ali Nurman, M. Si selaku Kepala Laboratorium Geografi
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Bapak dan Ibu Dosen jurusan
Pendidikan Geografi lainnya yang telah mengajari penulis sesuai dengan
bidangnya masing-masing selama perkuliahan.
9. Orang tua penulis, Sukahati Halawa dan Maretiba Zagoto yang telah
memberikan dukungan serta doa kepada penulis. Kepada adik adik penulis,
Rogate O. Halawa, Gracia Ester Halawa dan Somah Taufik Halawa serta
seluruh keluarga besar yang telah memberikan dukungan kepada penulis.
Akhir kata, penulis berharap kiranya penulisan yang sederhana ini dapat
merasionalisasi pemikiran kita semua untuk pengembangan ilmu yang kita
dapatkan selama ini dan menjadi bahan masukan bagi Jurusan Pendidikan
Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, atas segala kerendahan
hati penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, April 2013 Penulis,
vii
DAFTAR ISI
Hal.
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 25
D. Teknik Pengumpulan Data ... 27
viii
BAB IV DISKRIPSI WILAYAH PENELITIAN
A. Kondisi Fisik ... 29
B. Kondisi Non Fisik ... 32
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 43
B. Pembahasan Hasil Penelitian... 64
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 71
B. Saran ... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 74
ix
DAFTAR TABEL
No Uraian Hal
1. Standart Fasilitas Pelayanan Sosial Ekonomi ... 20 2. Persebaran Luas Wilayah Kabupaten Nias Selatan ... 31 3. Persebaran Desa dan Kelurahan di Kabupaten Nias Selatan ... 33 4. Jarak Masing-masing Ibukota Kecamatan Dengan Ibukota Kabupaten .... 34 5. Persebaran Jumlah Penduduk di wilayah Daratan Kabupaten
Nias Selatan Yang Dapat Diolah Tahun 2011 ... 35 6. Komposisi Penduduk Nias Selatan Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis
Kelamin ... 36 7. Komposisi Penduduk Nias Selatan Berdasarkan Jenis Kelamin ... 36 8. Komposisi Tingkat Pendidikan Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur 37 9. Komposisi Penduduk Yang Berada Dalam Usia Produktif Menurut
Tingkat Pendidikan, Jenis Kegiatan dan Jenis Kelamin ... 38 10. Komposisi Penduduk Usia Produktif Yang Bekerja Menurut Lapangan
Usaha ... 39 11. Jumlah Sekolah, Jumlah Guru, Jumlah Murid
di Kabupaten Nias Selatan ... 39 12. Jumlah Unit Sarana Kesehatan di wilayah Kabupaten Nias Selatan ... 40 13. Jumlah dan Persebaran Rumah Ibadah di wilayah Kabupaten
Nias Selatan ……… 41 14. Jumlah dan Jenis Kendaraan Yang Berada di Wilayah Kabupaten
Nias Selatan ... 42 15. Status dan Panjang Jalan Yang Berada di Wilayah Kabupaten
Nias Selatan ... 42 16. Perbandingan PDRB ADHK Kabupaten Nias Selatan dengan
Beberapa Kabupaten/Kota se Kepulauan Nias
dan Propinsi Sumatera Utara Tahun 2007-2011 ... 44 17. Peranan Sektor Terhadap Pertumbuhan PDRB ADHK Kabupaten
Nias Selatan Tahun 2007-2011 ... 45 18. Laju Pertumbuhan Sektor PDRB ADHK Kabupaten
x
19. Hasil Produksi Pertanian di Kabupaten Nias Selatan tahun 2007-2011 .... 49 20. Hasil Produksi Perkebunan di Kabupaten Nias Selatan tahun 2007-2011 . 50 21. Hasil Produksi Peternakan di Kabupaten Nias Selatan tahun 2007-2011 .. 51 22. Pertambahan Penduduk di Kabupaten Nias Selatan tahun 2007-2011 ... 53 23. Perkembangan Sarana Pendidikan di Kabupaten Nias Selatan
Tahun 2007-2011 ... 55 24. Perkembangan Sarana Kesehatan di Kabupaten Nias Selatan
Tahun 2007-2011 ... 56 25. Perkembangan Sarana Ekonomi di Kabupaten Nias Selatan
Tahun 2007-2011 ... 58 26. Kesesuaian Fasilitas Pendidikan dengan Jumlah Penduduk Nias Selatan
Tahun 2007-2011 ... 59 27. Kesesuaian Fasilitas Kesehatan dengan Jumlah Penduduk Nias Selatan
Tahun 2007-2011 ... 61 28. Kesesuaian Fasilitas Ekonomi dengan Jumlah Penduduk Nias Selatan
xi
DAFTAR GAMBAR
No Uraian Hal
1. Skema Kerangka Berpikir... 26
2. Peta Kabupaten Nias Selatan ... 30
3. Gambar Pertumbuhan PDRB ADHK Kabupaten Nias Selatan
dibandingkandenganKabupatenNiasdan Kota GunungSitoli
tahun 2007-2011 ... 44
4. Gambar Peranan SektorTerhadapPertumbuhan PDRB ADHK
KabupatenNias Selatan tahun 2007-2011 ... 45
5. Gambar LajuPertumbuhanSektor PDRB ADHK Kabupaten
Nias Selatan tahun 2007-2011 ... 47
6. Gambar Hasil Produksi Pertanian Kabupaten Nias Selatan
tahun 2007-2011... 48
7. Gambar Hasil Produksi PerkebunanKabupatenNias Selatan
tahun 2007-2011... 50
8. Gambar Hasil Produksi Peternakan Kabupaten Nias Selatan
tahun 2007-2011... 51
9. Diagram Pertambahan Penduduk Kabupaten Nias Selatan
tahun 2007-2011 ... 53
10.Diagram PerkembanganSaranaPendidikan di KabupatenNias Selatan
tahun 2007-2011 ... 55
11.Diagram Perkembangan Sarana Kesehatan di Kabupaten Nias Selatan tahun 2007-2011 ... 56
12.Diagram Perkembangan SaranaEkonomi di KabupatenNias Selatan
xii
DAFTAR LAMPIRAN
No Uraian Hal
1. Rumus Perhitungan Laju Pertumbuhan Penduduk ... 76
2. Lembar Observasi Produk Domestik Regional Bruto Atas Harga
Dasar Konstan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2007-2011 ... 77
3. Lembar Observasi Ketersediaan Fasilitas Sosial Ekonomi di Wilayah
Kabupaten Nias Selatan Tahun 2007-2011 ... 78
4. Lembar Hasil Observasi Produk Domestik Regional Bruto Atas
Dasar Harga Konstan Kabupaten Nias Selatan Tahun 2007-2011 ... 79
5. Lembar Hasil Observasi Ketersediaan Fasilitas Sosial Ekonomi di
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan merupakan suatu proses untuk memperbaiki kualitas hidup
suatu bangsa secara ekonomis (Sugiharto, 2008). Pembangunan pada umumnya
difokuskan pada peningkatan pertumbuhan ekonomi. Secara garis besar,
pembangunan dimaknai sebagai proses tumbuhnya pembangunan infrastruktur
fisik dan pembangunan manusia. Dalam pelaksanaannya pembangunan
diharapkan dapat meningkatkan pendapatan per kapita dan derajat perkembangan
manusia (indikator dari derajat perkembangan manusia adalah peningkatan
pendidikan, kesehatan dan standar kehidupan). Dengan meningkatnya pendapatan
per kapita dan derajat perkembangan manusia, masalah masalah seperti
pengangguran, kemiskinan, kriminalitas dan ketimpangan pendapatan dapat
diatasi.
Suatu wilayah bukan hanya merupakan sistem yang berbeda antara satu
dan lainnya tetapi juga merupakan jaringan sosial ekonomi maupun interaksi
fiskal. Dimana sistem ini dibentuk oleh adanya pergerakan timbal balik yang
merupakan hasil dari kontak masyarakat pada suatu wilayah dengan wilayah yang
lain. Usaha pembangunan harus diarahkan kembali pada pembangunan keruangan
yang terintegrasi. Tujuannya adalah memajukan sistem pusat-pusat pelayanan
yang meningkatkan berbagai aktifitas masyarakat dibidang sosial ekonomi.
Dengan demikian diharapkan mampu memenuhi segala kebutuhan pelayanan
2
Perkembangan ekonomi wilayah merupakan bagian dan kelanjutan dari
pembangunan itu sendiri, namun yang terjadi dalam era Pelita I hingga tahun
1997, pembangunan di wilayah Indonesia secara makro terlihat sukses. Dan jika
hal ini lebih dikerucutkan, maka akan terlihat kesenjangan dalam bentuk
ketimpangan dalam distribusi pendapatan antar kelompok serta kesenjangan
ekonomi antar propinsi. Hal ini yang kemudian mendorong adanya desentralisasi
pembangunan, yang diwujudkan dalam UU No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi
Daerah, yang selanjutnya diperbaharui melalui UU No. 32 Tahun 2004. Salah satu
perwujudan dari desentralisasi tersebut adalah pemekaran wilayah kepulauan
Nias, dimana Nias Selatan yang merupakan wilayah administrasi Kabupaten Nias,
melalui UU No. 9 Tahun 2003 Tentang Pembentukan Kabupaten Nias Selatan,
Kabupaten Pakpak Barat dan Kabupaten Humbang Hasundutan pada tanggal 25
Februari 2003 memperoleh hak otonom, yang kemudian diresmikan pada tanggal
28 Juli 2003.
Kabupaten Nias Selatan terkenal sebagai kabupaten yang subur dan
sebagian besar wilayahnya berbatasan dengan laut yang berpotensi bidang
perikanan laut dan pariwisata laut yang terkenal seperti Sorake dan Lompat Batu
di Bawomataluo dan juga ada pada dataran rendah dan dataran bergelombang, dan
adanya pelabuhan laut, oleh karena itu Kabupaten Nias Selatan merupakan
wilayah yang cukup strategis. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Nias Selatan, terdapat Satuan Wilayah Pengembangan
(SWP) yang secara tidak langsung dikemukakan bahwa Kabupaten Nias Selatan
ingin mengembangkan wilayahnya dengan memajukan potensi perdagangan dan
3
Satuan Wilayah Pembangunan di Kabupaten Nias Selatan memiliki
hierarki, yakni: Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang terletak di Teluk Dalam, Pusat
Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) yang terletak di Pasar Pulau Tello, Pusat
Pelayanan Kawasan (PPK) yang terletak di Orahili Gomo, Lolowau dan
Hilisimaetano, serta Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) yang terletak di
Hilisataro, Hilizalootano, Bawomataluo, Lawindra, Sifalago Susua, Tetegawai,
Bawootalua, Tuindrao, Hiliorudua, Hiliotalua, Togizita, Labuhan Hiu dan Eho
(berdasarkan Rancangan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Nias Selatan
Tahun 2011-2031). Sektor ekonomi kabupaten ini terutama didukung oleh sektor
pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan. Keempat sektor ini tersebar
dalam empat Satuan Wilayah Pengembangan (SWP), Satuan Wilayah
Pengembangan I yang terdiri dari kecamatan Teluk Dalam, kecamatan
Maniamolo, kecamatan Fanayama, kecamatan Amandraya, kecamatan Aramo,
kecamatan Mazino dan kecamatan Toma dengan potensi pertanian. Satuan
Wilayah Pengembangan Kecamatan II terdiri dari kecamatan Hibala, kecamatan
Pulau-pulau Batu dan kecamatan Pulau-pulau Batu Timur dengan potensi
perikanan. Satuan Wilayah Pengembangan III terdiri dari kecamatan Gomo,
kecamatan Lahusa, kecamatan Umbunasi, kecamatan Susua, kecamatan Mazo
dengan potensi perkebunan nilam, kakao dan peternakan. Satuan Wilayah
Pengembangan IV terdiri dari kecamatan Lolowau, kecamatan Lolomatua dan
kecamatan Hilimegai dengan potensi perkebunan karet, kopra dan cengkeh dan
peternakan. Selain empat sektor tersebut, kabupaten Nias Selatan memiliki
potensi sektor pariwisata. Potensi sektor pariwisata kabupaten Nias Selatan
4
yakni Kecamatan Lolowa’u-Kecamatan Gomo-Kecamatan Pulau-pulau Batu
dengan porosnya adalah Omo Hada, yang merupakan rumah tradisional di Desa
Bawomataluo, Kecamatan Fanayama dengan tradisi hombo batu atau yang lebih
dikenal dengan lompat batu dan Pantai Sorake sebagai kawasan surfing tingkat
internasional. Di Kecamatan Pulau-pulau Batu terdapat lokasi menyelam, terumbu
karang, serta ikan ikan hias dan pantai berpasir putih. Adapun peninggalan zaman
megalitik berupa batu-batu megalit terdapat di Kecamatan Lahusa, Kecamatan
Lolowau dan Kecamatan Gomo.
Antara Satuan Wilayah Pengembangan I dengan Satuan Wilayah
Pengembangan II, Satuan Wilayah Pengembangan III dan Satuan Wilayah
Pengembangan IV terdapat ketimpangan, dimana kegiatan perekonomian di
Satuan Wilayah Pengembangan I lebih unggul dibandingkan dengan Satuan
Wilayah Pengembangan yang lain. Faktor yang mempengaruhi keunggulan
tersebut diduga dengan keberadaan Pantai Sorake sebagai lokasi surfing
internasional didalam Satuan Wilayah Pengembangan I, yang mempengaruhi
jumlah kedatangan wisatawan yang berhubungan dengan devisa, serta investasi
pembangunan fisik dan non fisik.
Pada dasarnya otonomi daerah bertujuan untuk memberikan kebebasan
atau keleluasaan kepada pemerintah daerah untuk mengelola sumber daya yang
dimiliki serta mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui
peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta
peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, dan
kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan
5
ketersendatan dalam proses pembangunan atau dengan kata lain perekonomian
wilayah tersebut berjalan ditempat, bahkan beberapa daerah kabupaten/kota
pemekaran termasuk dalam kategori daerah tertinggal (Enam kabupaten di
Sumatera Utara yakni Nias, Nias Selatan, Nias Utara, Nias Barat, Pakpak Bharat
dan Tapanuli Tengah masuk dalam kriteria daerah tertinggal; Pernyataan
Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Helmy Faishal Zaini; Harian Analisa
Medan, 27 Januari 2012). Analisa lain yang mendukung akan pernyataaan
mengenai keterlambatan perkembangan perekonomian wilayah kabupaten Nias
Selatan adalah data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dimana laju
pertumbuhan ekonomi kabupaten Nias Selatan pada tahun 2010 adalah sebesar
4,12%. Dan ini merupakan terendah di wilayah Kepulauan Nias jika dibandingkan
dengan Kabupaten Nias (6,75%), Nias Utara (6,73%), Nias Barat (6,28%), Kota
Gunung Sitoli (6,73%).
Dengan melihat masalah tersebut, maka perlu diadakan suatu analisa
perkembangan ekonomi wilayah Kabupaten Nias Selatan dan ketersediaan
fasilitas pelayananan sosial ekonomi yang dimiliki Kabupaten Nias Selatan untuk
menemukan akar masalah perkembangan wilayah serta menilai potensi sumber
daya alam yang dimiliki, yang pada akhirnya dapat menentukan prospek
perencanaan pembangunan diwilayah tersebut.
B. Identifikasi Masalah
Masalah yang dapat diidentifikasi dari uraian diatas adalah keterlambatan
perkembangan ekonomi wilayah Kabupaten Nias Selatan dan pengembangan
potensi sumber daya alam wilayah yang tidak optimal, yang disebabkan
6
dalam bentuk alami tanpa pengolahan lebih lanjut, sehingga sumber daya tersebut
bernilai rendah. Sedangkan potensi pariwisata belum diolah secara maksimal oleh
masyarakat dan pemerintah setempat.
C. Pembatasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah analisis perkembangan
ekonomi wilayah kabupaten Nias Selatan dan kelanjutannya pada pengelolaan
sumber daya yang dimiliki, serta faktor-faktor yang mempengaruhi lambatnya
perkembangan ekonomi wilayah ini.
D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan ekonomi wilayah Kabupaten Nias Selatan dan
pengelolaan sumber daya wilayah yang dimiliki?
2. Bagaimana perkembangan dan ketersediaan fasilitas pelayanan sosial
ekonomi di Kabupaten Nias Selatan
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk melihat perkembangan ekonomi wilayah Kabupaten Nias Selatan dan
potensi ekonomi sumber daya wilayah yang dimiliki
2. Untuk mengetahui ketersediaan fasilitas pelayanan sosial ekonomi di
Kabupaten Nias Selatan
F. Manfaat Peneltian
Dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat
sebagai berikut:
1. Dengan ditemukannya faktor-faktor yang mempengaruhi laju tingkat
7
diharapkan sebagai bahan acuan untuk mengatasi permasalahan yang ada
untuk mencapai kemajuan Kabupaten Nias Selatan.
2. Dapat menjadi referensi bagi mahasiswa atau peneliti lain yang melakukan
71
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data yang telah dilakukan dalam
penelitian ini, maka penulis menyimpulkan sebagai berikut:
1. Pertambahan rata rata nilai PDRB ADHK kabupaten Nias Selatan tahun
2007-2011 adalah 4,34% dengan angka kenaikan PDRB rata rata 43,334
miliar per tahun. Jika dibandingkan dengan kabupaten Nias (kabupaten
induk), Kota Gunung Sitoli (pusat pertumbuhan wilayah kabupaten/kota di
Kepulauan Nias) dan Propinsi Sumatera Utara (wilayah yang jenjang
kedudukannya lebih tinggi) maka pertambahan nilai PDRB ADHK kabupaten
Nias Selatan lebih rendah 2,45% dibandingkan dengan kabupaten Nias, lebih
rendah 2,8% dibandingkan dengan kota Gunung Sitoli, dan lebih rendah
1,92% dibandingkan dengan Propinsi Sumatera Utara. Sektor yang
mempengaruhi pertumbuhan PDRB ADHK kabupaten Nias Selatan adalah
sektor pertanian dengan peranan rata rata 42,46% atau 502,62 miliar Rupiah
per tahun. Sektor yang terendah distribusinya adalah sektor Listrik, Gas dan
Air dengan peranan rata rata sebesar 0,20% atau 2,412 miliar Rupiah. Sektor
yang memiliki laju pertumbuhan tertinggi selama tahun 2007-2011 adalah
sektor industri pengolahan dengan nilai pertumbuhan sebesar 8,18% per
tahun. Sedangkan sektor yang rendah pertumbuhannya adalah sektor
pertambangan, penggalian dan sektor pertanian dengan nilai rata rata
72
kabupaten Nias Selatan dipengaruhi oleh sektor pertanian, akan tetapi pada
kenyataannya laju pertumbuhan sektor pertanian berjalan lambat. Pengolahan
sumber daya wilayah di kabupaten Nias Selatan adalah pertanian,
perkebunan, peternakan dan perikanan. Komoditi tertinggi pertanian adalah
padi sawah dan jagung dengan hasil produksi rata rata 44.493 dan 20.577 ton
per tahun, komoditi terendah adalah kacang dengan hasil produksi rata rata
274 ton per tahun. Komoditi tertinggi perkebunan adalah kopra dan karet
dengan hasil produksi rata rata 7.831 dan 7.506 ton per tahun, komoditi
terendah adalah pinang dengan hasil produksi rata rata 9 ton per tahun. Hasil
produksi peternakan Kabupaten Nias Selatan tertinggi adalah telur dengan
rata rata produksi 145.383 butir per tahun. Selanjutnya adalah daging ternak
dan daging unggas dengan rata rata produksi 132.883 dan 120.812 ton per
tahun. Hasil produksi perikanan di Kabupaten Nias Selatan terbesar berada
pada hasil tangkapan ikan laut dengan rata rata produksi 11.351.278 ton per
tahun. Sedangkan tangkapan ikan tawar memiliki rata rata produksi sebesar
1.836 ton per tahun dan mengalami penurunan jumlah tangkapan setiap
tahunnya. Pengelolaan sumber daya tersebut masih bersifat tradisional dan
berbentuk bahan mentah.
2. Ketersediaan fasilitas sosial dan ekonomi di kabupaten Nias Selatan tahun
2007-2011 apabila dihubungkan dengan kriteria penentuan baku yaitu jumlah
setiap unit sarana dibandingkan dengan jumlah penduduk maka: (1) fasilitas
sosial (a) sarana pendidikan yaitu jumlah TK masih kurang dari kriteria,
jumlah SD sesuai bahkan lebih dari kriteria, jumlah SMP sesuai bahkan lebih
73
kesehatan yaitu jumlah RSU sesuai bahkan lebih dari kriteria, jumlah
Puskesmas sesuai bahkan lebih dari kriteria, jumlah Puskesmas Pembantu
sesuai bahkan lebih dari kriteria, jumlah BKIA masih kurang dari kriteria dan
jumlah apotik masih kurang dari kriteria; (2) fasilitas ekonomi yaitu jumlah
bank masih kurang dari kriteria, jumlah pasar sesuai bahkan lebih dari kriteria
dan jumlah koperasi sesuai bahkan lebih dari kriteria.
B. Saran
Adapun yang dapat penulis sarankan dalam penelitian ini:
1. Peningkatan nilai pertumbuhan PDRB ADHK kabupaten Nias Selatan,
dengan memperhatikan sektor sektor yang pertumbuhannya lambat dan
memberikan kontribusi terbesar dalam nilai PDRB ADHK serta
meningkatkan sistem pengolahan sumber daya wilayah yang dimiliki
kabupaten Nias Selatan, dari sistem pengolahan tradisional dan penyediaan
bahan mentah menjadi sistem pengolahan modern atau pengolahan bahan
mentah menjadi bahan baku, bahan setengah jadi atau bahan jadi sehingga
nilai sumber daya tersebut lebih tinggi dan kabupaten Nias Selatan memiliki
investasi daerah
3. Pembangunan fasilitas sosial dan ekonomi yang masih kurang dari rasio
kriteria oleh Pemerintah Kabupaten Nias Selatan dan pihak swasta, dalam hal
74
Daftar Pustaka
Aziz, Iwan Jaya, 1994. Ilmu Ekonomi Regional dan Beberapa Aplikasinya di
Indonesia. LPFE-UI. Jakarta
Adisasmita, Raharjo H. 2005. Dasar-Dasar Ekonomi Wilayah, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik. 2011. Kabupaten Nias Selatan Dalam Angka 2011 : BPS Nias Selatan
Boediono, 1998. Teori Pertumbuhan Ekonomi, Yogyakarta. BPFE
Fajar, 2009. Analisis Ekonomi Regional Pada Satuan Wilayah Pembangunan IV Provinsi Jawa Timur (Kabupten Jember, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Situbondo). Skripsi. Surabaya : Jurusan Ekonomi
Pembangunan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Hilal, 2011. Analisis Potensi Pertumbuhan Ekonomi Kota Tegal Tahun 2004-2008. Skripsi. Semarang : Program Sarjana Ilmu ekonomi dan Studi Pembangunan FE Universitas Diponegoro
Hsiao Schumpeter. 1995. Analysis of Panel Data, Cambridge University Press, New York.
Koestoer, Rialdi Hendro. 1997. Perspektif Lingkungan Desa-Kota,Teori dan
Kasus. Jakarta : UI Press
Kuncoro,1995 : 334-358.” Otonomi daerah”. Jakarta: fokusmedia
Purba. 2006. Pertambahan Penduduk dan Perkembangan Fasilitas Pemukiman Tahun 1993-2003 di Desa Tiganderket. Skripsi. Medan : Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.
Prapti, 2006. Keterkaitan Pertumbuhan Ekonomi dan Distribusi Pendapatan (Studi Kasus 35 Kabupaten/Kota Jawa Tengah 2000-2004) Skripsi. Semarang : Magister Ilmu ekonomi dan Studi Pembangunan FE Universitas Diponegoro
Purba, 2006. Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Simalungan. Skripsi. Medan : Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.
Prasetyo Soepomo, 1993, Analisis Shift-share: Perkembangan dan
Penerapan, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia
75
Singarimbun. 1976. Penduduk dan Kemiskinan: Kasus Sriharjo di Pedesaan
Jawa. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.
Sudjinggo. 1988. Teknik Pengukuran Demografi Jilid I. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
Sugiharto, 2007. Pembangunan dan Pengembangan Wilayah. Medan: USU press.
Sutarno. 2002. Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan PDRB Per Kapita
Antar Kecamatan Di Kabupaten Banyumas, (1993-2000), Tesis S-2
Program Pascasarjana UGM.
Syafrizal, 1997, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Regional Wilayah
Indonesia Bagian Barat, Majalah Prisma . No.3 Maret 1997, hal 27-38,
LP3ES.
Tarigan, Robinson. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: Bumi Aksara.
Todaro, Michael P., 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi Ketujuh, (Alih bahasa oleh Haris Munandar), Jakarta : Penerbit Erlangga.
Undang Undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah