• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengantar Mikro Ekonomi Teori dan Aplika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengantar Mikro Ekonomi Teori dan Aplika"

Copied!
163
0
0

Teks penuh

(1)

Pengantar Mikro Ekonomi

(Teori dan Aplikasi)

Diterbitkan Oleh R.A.De.Rozarie

(2)

Pengantar Mikro Ekonomi (Teori dan Aplikasi)

© Februari 2015

Eklektikus: Dr. Maryam Sangadji, S.E., M.E. Dr. Drs. I Ketut Djayastra, S.U.

Bin Raudha Arif Hanoeboen, S.E., M.E. Editor: Ester Maria

Master Desain Tata Letak: Krisna Budi Restanto

Angka Buku Standar Internasional: 9786021176085

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Katalog Dalam Terbitan

Sebagian atau seluruh isi buku ini dilarang digunakan atau direproduksi dengan tujuan komersial dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari R.A.De.Rozarie kecuali dalam hal penukilan untuk keperluan artikel atau karangan ilmiah dengan menyebutkan judul

dan penerbit buku ini secara lengkap sebagai sumber referensi. Terima kasih

(3)

i

KATA PENGANTAR

Buku yang pembaca pegang ini merupakan karya unggul karena ditulis oleh 3 (tiga) orang dimana memiliki kompleksitas yang tinggi. Sungguh membutuhkan kecermatan tersendiri dalam menyusun karya ilmiah berjudul “Pengantar Mikro Ekonomi (Teori dan Aplikasi)”. Dengan dilengkapi soal-soal latihan di setiap akhir bab, saya yakin buku ini dapat menjadi bacaan ilmiah yang mampu mengantarkan pa-ra mahasiswa menjadi mudah dalam mempelajari ilmu ekonomi.

Hanya satu harapan saya, semoga buku ini dapat menjadi pencerahan pendi-dikan tinggi di Indonesia. Selamat membaca…

Bilik Unpatti, Januari 2015

Dr. Erly Leiwakabessy, M.Si.

(4)

ii

PRAKATA

Inspirasi untuk menulis buku referensi berjudul “Pengantar Mikro Ekonomi (Teori dan Aplikasi)” ini muncul karena perekonomian di Indonesia kerapkali mengalami fluktuatif. Terdapat berbagai argumen ilmiah yang disodorkan namun tetap gagal.

Kami sebagai tim penulis buku ini berharap dapat memberi sumbangsih bagi pecinta ilmu ekonomi untuk tetap berusaha mendalami ilmu ekonomi secara tekun dan berkelanjutan agar menghasilkan pemahaman yang baik. Semoga buku ini dapat menimbulkan semangat baru bagi dunia pendidikan tinggi di Indonesia.

Ambon, Januari 2015

(5)

iii

SENARAI ISI

KATA PENGANTAR i

PRAKATA ii

SENARAI ISI iii

Bab I

Ilmu Ekonomi

1.1. Definisi Ilmu Ekonomi 1

1.2. Tujuan Ilmu Ekonomi 2

1.3. Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi 5

1.3.1. Ilmu Ekonomi Deskriptif, Teori Ekonomi Dan Ekonomi Terapan 5

1.3.2. Ilmu Ekonomi Mikro Dan Makro 6

1.4. Sifat-Sifat Teori Ekonomi 7

1.5. Pengertian Barang Dan Jasa 9

1.6. Metode Analisis Dalam Ilmu Ekonomi 11

1.6.1. Metode Induktif Dan Deduktif 11

1.6.2. Metode Kuantitatif 11

1.6.3. Contoh Fungsi dan Kurva 12

1.6.4. Contoh Variasi Grafik 13

1.7. Soal Latihan 14

Bab II

Masalah-Masalah Ekonomi Dan Pemecahannya

2.1. Masalah Pokok Setiap Perekonomian 16

2.2. Batas Kemungkinan Produksi 21

2.2.1. Batas Kemungkinan Produksi – Asumsi Teknologi Yang Konstan 21 2.2.2. Batas Kemungkinan Produksi – Asumsi Teknologi Yang Berubah-Ubah 23

2.2.3. Contoh Analisis Batas Kemungkinan Produksi 23

2.3. Sistem Perekonomian 25

2.3.1. Sistem Perekonomian Bebas 25

2.3.2. Sistem Perekonomian Sentral 27

2.3.3. Sistem Perekonomian Campuran 28

2.4. Soal Latihan 29

Bab III

Pola Kegiatan Suatu Perekonomian

3.1. Uang, Perdagangan Dan Spesialisasi 31

3.1.1. Uang 31

3.1.2. Barter 31

3.1.3. Apa Itu Uang? 31

3.1.4. Fungsi Uang 32

3.1.5. Nilai Uang 32

3.1.6. Metode Mengukur Nilai Uang 32

3.1.7. Jenis Uang Beredar Di Masyarakat 33

3.1.8. Permintaan Uang 33

3.1.8.a Teori Irving Fisher 34

3.1.8.b Teori Marshall 34

3.1.8.c Teori J M Keynes 35

3.1.9. Penawaran Uang 39

3.1.10. Keseimbangan Pasar Uang (LM) 40

3.2. Perdagangan Dan Spesialisasi 41

(6)

iv

3.2.2. Arti Perdagangan 41

3.2.3. Motif Perdagangan 41

3.2.4. Manfaat Perdagangan 42

3.2.5. Keuntungan Absolut 42

3.2.6. Keuntungan Komparatif 43

3.3. Pelaku Kegiatan Ekonomi 44

3.3.1. Perekonomian Dua Sektor 44

3.3.2. Perekonomian Tiga Sektor 45

3.3.3. Perekonomian Empat Sektor 47

3.4. Mekanisme Pasar 48

3.4.1. Harga Barang Dan Jasa 48

3.4.2. Mekanisme Pasar – Keseimbangan Pasar 48

3.4.3. Kegagalan Pasar 49

3.5. Soal Latihan 49

Bab IV Permintaan

4.1. Definisi Permintaan Barang 51

4.2. Daftar Permintaan Barang 51

4.3. Kurva Permintaan Barang 51

4.4. Bentuk-Bentuk Kurva Permintaan Barang 52

4.5. Hukum Permintaan Barang 53

4.6. Pergeseran Kurva Permintaan Barang 54

4.7. Faktor-Faktor Penentu Permintaan Barang 55

4.8. Permintaan Dan Jumlah Permintaan Barang 56

4.9. Fungsi Permintaan Barang 56

4.9.1. Fungsi Permintaan Barang – Bentuk Garis Lurus 57

4.9.2. Fungsi Permintaan Barang – Bentuk Non Garis Lurus 58

4.10. Pergeseran Sejajar Fungsi Permintaan Barang 60

4.11. Permintaan Pasar Barang 62

4.12. Soal Latihan 68

Bab V Penawaran

5.1. Definisi Penawaran 70

5.2 Daftar Penawaran 70

5.3. Kurva Penawaran 70

5.4. Hukum Penawaran 71

5.5. Faktor-Faktor Penawaran 71

5.6. Penawaran Industri 73

5.7. Pergeseran Kurva Penawaran 74

5.8. Penawaran Dan Jumlah Penawaran 75

5.9. Fungsi Penawaran 76

5.9.1. Fungsi Penawaran Barang – Bentuk Garis Lurus 77

5.9.2. Fungsi Penawaran Barang – Bentuk Non Garis Lurus 78

5.10. Penawaran – Kebijakan Pemerintah 79

5.10.1. Penawaran Pasar Barang – Kebijakan Publik 84

5.10.2. Penawaran Pasar Barang - Kebijakan Publik 86

5.10.3. Penawaran Barang – Kebijakan Pajak Persentase 86

(7)

v

Bab VI

Keseimbangan Pasar

6.1. Pengertian Pasar 89

6.2. Harga Barang, Jumlah Barang Dan Keseimbangan Pasar 89

6.2.1. Harga Dan Jumlah Barang 89

6.2.2. Titik Keseimbangan Pasar 90

6.3. Surplus Dan Shortage Dalam Kegiatan Ekonomi 91

6.3.1. Surplus Kegiatan Ekonomi 91

6.3.2. Shortage Kegiatan Ekonomi 91

6.4. Surplus Konsumen Dan Produsen 92

6.5. Perubahan Titik Keseimbangan Pasar 93

6.5.1. Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat 94

6.5.2 Pergeseran Titik Keseimbangan Pasar Dan Efek Kebijakan Pajak Per Unit 94 6.5.3. Pergeseran Titik Keseimbangan Pasar Dan Efek Kebijakan Subsidi 95 6.5.4. Pergeseran Titik Keseimbangan Pasar Dan Efek Kebijakan Edukatif

Pemerintah 96

6.5.5. Kebijakan Harga Dari Pemerintah Dan Titik Keseimbangan Pasar 98 6.6. Keseimbangan Pasar Dengan Perubahan Bersama Kurva Permintaan Dan Penawaran99

6.7. Soal Latihan 102

Bab VII

Konsep Elastisitas

7.1. Pengertian Dan Rumus Elastisitas 104

7.2. Elastisitas Permintaan Suatu Barang 107

7.2.1. Pengertian Elastisitas Permintaan Suatu Barang 107

7.2.2. Koefisien Elastisitas Permintaan Dan Kurva Permintaan Barang 110

7.2.3. Manfaat Koefisien Elastisitas Permintaan Barang 112

7.2.4. Faktor-Faktor Penentu Elastisitas Permintaan Barang 112

7.2.5. Jenis Elastisitas Permintaan Suatu Barang 113

7.3. Elastisitas Penawaran 117

7.3.1. Elastisitas Penawaran Dan Kurva Penawaran Barang 120

7.3.2. Elastisitas Silang 121

7.3.3. Faktor-Faktor Penentu Elastisitas Penawaran Barang 122

7.4. Aplikasi Elastisitas – Pendapatan Dari Pajak 123

7.5. Soal Latihan 125

Bab VIII

Perilaku Konsumen

8.1. Teori Perilaku Konsumen 127

8.2. Teori Utilitas Kardinal 129

8.2.1. Utilitas Total 130

8.2.2. Utilitas Marginal 132

8.2.3. Hubungan Utilitas Marginal Dengan Utilitas Total 133

8.2.4. Fungsi Utilitas Total Dan Marginal Total 133

8.2.5. Tingkat Substitusi Marginal Barang (X – Y) 136

8.2.6. Utilitas Marginal Dan Pendapatan 138

8.2.7. Keseimbangan Konsumen 139

8.3. Surplus Konsumen – Kurva Permintaan 142

8.3.1. Surplus Konsumen 143

8.3.2. Kurva Permintaan Dan Nilai Marginal 144

8.4. Teori Utilitas Ordinal 145

8.4.1 Kurva Indifferensi 146

8.4.2. Fungsi Utilitas 147

(8)

vi

8.4.4. Sifat-Sifat Kurva Indifferensi 150

8.4.5. Tingkat Substitusi Marginal Barang X-Y 151

8.4.6. Hubungan TSMx-y Dengan UM 153

8.5. Soal Latihan 153

(9)

1

1.1. Definisi Ilmu Ekonomi

Perkataan ekonomi berasal dari bahasa Yunani yakni Oikosnomos. Oikos diartikan dengan rumah-tangga, kemudian nomos berarti peraturan. Jadi ekonomi pada hakikatnya berarti cara-cara mengatur rumah-tangga. Aristoteles, seorang cendekiawan yang berasal dari Yunani berusaha mengembangkan oikosnomos dan akhirnya perkataan itu menjadi terkenal hingga sekarang dengan kata ekonomi. Jadi nampak sekali bahwa pengaruh Yunani dan Romawi kuno atas Ilmu Ekonomi adalah sangat sangat besar. Cendekiawan bangsa Romawi yakni yang bernama Platon, Aristoteles, banyak menampilkan bahasan-bahasan tentang Ilmu Ekonomi. Pemikiran Platon misalnya banyak berpengaruh pada mashab Fisiokrat dengan tokoh yang bernama Francois Quesnay, dan kemudian pemikiran dari Aristoteles banyak berpengaruh pada mashab Klassik dengan tokoh yang terkenal adalah Adam Smith.

Adam Smith (1723-1790) dikenal sebagai pelopor bapak Ilmu Ekonomi, telah menuangkan banyak pemikirannya dalam sebuah buku yang sangat dikenal, yakni An Equiry Into The Nature and Cause of The Wealth of Nations (1776). Adam Smith adalah ahli ekonomi pertama yang memaparkan kehidupan ekonomi masyarakat secara umum dan sistematis, serta mampu menunjukkan bagaimana keseluruhan itu satu sama lain saling berhubungan, dan Ilmu Ekonomi ini pun semakin berkembang sebagai suatu cabang ilmu tersendiri.

Dengan perkembangan yang semakin pesat pemikiran pengetahuan ekonomi di masyarakat hingga sekarang ini, ahli-ahli ekonomi banyak yang telah memberikan definisi Ilmu Ekonomi ini dengan beragam kata yang berbeda. Perbedaan pemberian definisi Ilmu Ekonomi oleh para ahli Ekonomi ini muncul karena mereka mempunyai penekanan dari berbagai sudut pandang yang berbeda, meskipun sesungguhnya mereka dalam memberikan definisi memiliki tujuan dan maksud yang sama. Beberapa definisi tentang Ilmu Ekonomi dari beberapa ahli ditampilkan sebagai berikut:

1. Definisi yang sangat singkat menyatakan bahwa Ilmu Ekonomi adalah studi tentang kemakmuran.

2. Ilmu Ekonomi adalah studi mengenai, bagaimana umat manusia mengorganisir kegiatan konsumsi dan produksi.

3. Ilmu Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam menggunakan dan memanfaatkan sumber alam yang ada di dunia ini.

4. Ilmu Ekonomi pada dasarnya adalah studi tentang bagaimana masyarakat mengelola sumber daya yang terbatas atau langka.

5. Ilmu Ekonomi adalah ilmu sosial yang mencakup tindakan setiap individu dan atau kelompok individu di dalam proses produksi, pertukaran dan konsumsi dari barang dan jasa. 6. Ilmu Ekonomi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari penggunaan sumber alam dan

manusia yang terbatas untuk mencapai berbagai tujuan alternatif tertentu.

(10)

2

jasa publik, dan masih banyak yang lain) kemudian didistribusikan kepada anggota masyarakat yang membutuhkan.

8. Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan tujuan yang diinginkan dari ketersediaan sumber daya yang terbatas dan mempunyai berbagai kemungkinan penggunaan.

9. Definisi Ilmu Ekonomi yang dikutip dari buku karangan P A Samuelson, menyebutkan; Ilmu Ekonomi sebagai studi tentang bagaimana cara manusia dan masyarakat sampai kepada pemilihan, dengan atau tanpa peggunaan uang, untuk mempekerjakan sumber-sumber produksi langka yang dapat memiliki berbagai kegunaan alternatif, untuk menghasilkan berbagai macam barang-barang dan jasa dan mendistribusikan untuk tujuan konsumsi sekarangatau dimasa datang, di antara berbagai orang dan golongan masyarakat.

Masalah ekonomi yang dihadapi oleh manusia baik bersifat perorangan maupun kelompok, adalah sangat banyak dan sampai-sampai tidak dapat dihitung, baik dilihat dari kuantitas maupun kualitas. Manusia tidak pernah merasa puas dengan apa yang mereka dapatkan. Yakni, apabila keinginan dimasa lalu sudah tercapai maka keinginan baru akan muncul kembali dan demikian seterusnya.Hal-hal semacam ini akan terjadi terus menerus selama manusia masih hidup. Inilah sifat manusia sesungguhnya, yaitu manusia tidak pernah merasa puas selama masa kehidupan.

Dalam Ilmu Ekonomi dikatakan bahwa sifat manusia yang sangat penting adalah ingin mencapai suatu tingkat kesejahteraan tertentu. Sifat yang lain adalah bahwa manusia akan selalu memiliki keinginan untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi daripada yang telah didapatkan pada saat sekarang. Sifat ini berlaku bagi setiap orang tanpa memperhatikan status, titel, pangkat, priyayi, ningrat, kaya, atau yang lain.

Dilain pihak manusia dihadapkan pada masalah kelangkaan sumber-sumber ekonomi atau sering disebut dengan faktor-faktor produksi yakni apa yang dibutuhkan masyarakat tidak sebanding dengan apa yang tersedia di masyarakat. Oleh karena itu, apa yang dapat dihasilkan oleh masyarakat dalam bentuk barang-barang dan jasa yang diproduksi melalui penggunaan faktor-faktor produksi, juga akan menjadi lebih sedikit jika dibandingkan dengan apa yang menjadi kebutuhan setiap anggota masyarakat. Jadi, disatu pihak terdapat kebutuhan barang-barang dan jasa yang tak terbatas dalam kuantitas, kualitas, serta keragaman, tetapi dipihak lain terdapat keterbatasan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang-barang dan jasa tersebut. Perbedaan kedua kondisi itu, berikut dikatakan sebagai penyebab munculnya “masalah ekonomi”.

1.2. Tujuan Ilmu Ekonomi

Secara umum tujuan Ilmu Ekonomi diarahkan pada hal-hal berikut, antara lain:

Tingkat pendapatan masyarakat yang tinggi.

Tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Efisiensi.

Kesempatan kerja yang tinggi.

Distribusi pendapatan yang lebih merata atau adil.

(11)

3

Tingkat Pendapatan Masyarakat Yang Tinggi

Pendapatan berarti sejumlah penerimaan yang diperoleh anggota masyarakat dari hasil penjualan barang-barang dan jasa termasuk disini faktor-faktor produksi yang dimiliki, dalam waktu tertentu, dan bisa diukur dalam satu tahun. Pendapatan tinggi atau rendah yang diterima masyarakat dapat mencerminkan kemampuan anggota masyarakat dalam menghasilkan barang-barang dan jasa dalam junlah tertentu. Pendapatan (income) masyarakat dapat dikelompokan berdasarkan pelaku kegiatan ekonomi, yakni menjadi sebagai berikut:

a. Pendapatan Rumah Tangga.

Pendapatan rumah tangga sebagai hasil penjualan jasa faktor-faktor produksi kepada kelompok masyarakat seperti perusahaan dan pemerintah. Rumah tangga menerima pendapatan dalam bentuk; upah/gaji sebagai balas jasa dari tenaga kerja (labor); sewa sebagai balas jasa dari jasa tanah; bunga sebagai balas jasa dari modal (capital); dan keuntungan sebagai balas jasa dari jasa kewirausahaan (entrepreneur). b. Pendapatan Perusahaan

Pendapatan perusahaan sebagai hasil dari penjualan barang-barang dan jasa yang diproduksi oleh perusahaan, yang mana berupa keuntungan (profit) yang tidak dibagikan.

c. Pendapatan Pemerintah

Pendapatan pemerintah diperoleh dari pemungutan pajak, yang mana pajak ini dibayar oleh kelompok masyarakat (yakni rumah tangga dan perusahaan) yang sudah terdaftar sebagai wajib pajak.

Semua pendapatan yang diperoleh dari seluruh kelompok masyarakat seperti tersebut di atas, jika jumlah keseluruhan dinamakan pendapatan nasional atau dengan kata lain disebut produk nasional. Untuk lebih mencerminkan pendapatan yang diterima oleh setiap anggota masyarakat, keseluruhan pendapatan itu dibagi lagi dengan jumlah penduduk dan dinamakan pendapatan rata-rata per penduduk atau dengan kata lain pendapatan per kapita. Selain mengetahui berapa besar pendapatan total, pendapatan per kapita penduduk, tentu saja masih ada yang lebih penting lagi untuk diketahui disini yaitu bagaimana distribusi pendapatan setiap orang terhadap nilai rata-rata pendapatan. Masalah distribusi pendapatan masyarakat banyak dibahas ahli ekonomi dalam bentuk, berapa persen dari keseluruhan anggota masyarakat di suatu negara menerima hasil pembangunan berupa pendapatan per kapita di atas di sekitar dibawah nilai rata-rata. Jika pendapatan per kapita masyarakat diketahui rendah, maka ini berarti pula bahwa produk per kapita dari anggota masyarakat juga rendah, yang mana semua itu adalah pencerminan dari jumlah barang-barang dan jasa yang dihasilkan anggota masyarakat amat rendah. Pendapatan per kapita masyarakat rendah disebabkan oleh faktor, yakni:

N Pendidikan masyarakat yang rendah. N Keterampilan masyarakat yang rendah. N Modal per orang sedikit.

N Kemiskinan akan sumber daya alam.

N Kemalasan dan ketidak disiplinan orang-orang.

(12)

4

Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Tinggi

Pertumbuhan ekonomi adalah merupakan suatu proses berkelanjutan dari suatu kegiatan ekonomi, yakni bagaimana kondisi perekonomian tersebut berkembang dari waktu ke waktu. Pertumbuhan ekonomi harus dilihat dari aspek dinamis suatu perekonomian, yaitu bagaimana perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu. Disamping itu, pertumbuhan ekonomi harus dilihat juga dari perspektif jangka panjang. Suatu perekonomian dikatakan tumbuh, apabila dalam jangka waktu yang cukup lama (yakni 10, 15, 20 tahun atau bahkan mungkin lebih lama dari itu) mengalami kenaikan pendapatan nasional per kapita.

Efisiensi

Efisiensi diartikan sebagai perbandingan dari barang-barang dan jasa (output) yang dihasilkan suatu perekonomian, dengan faktor-faktor produksi (input) yang dikeluarkan. Efisiensi yang dimaksud disini adalah efisiensi dalam kaitan penggunaan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan suatu barang dan jasa. Apabila diamati lebih jauh biasanya dalam suatu perekonomian selalu saja terjadi penggunaan faktor-faktor produksi yang belum digunakan secara efisien. Contoh, di suatu negara terjadi pengangguran meskipun dalam jumlah dan persentase yang relatif kecil. Dan ketidakefisienan inilah yang menyebabkan jumlah produksi yang dihasilkan menjadi lebih kecil. Dengan penggunaan faktor-faktor produksi yang lebih efisien berarti hasil produksi dapat meningkat dan berarti juga kesempatan kerja akan naik dan selanjutnya kesejahteraan masyarakat menjadi meningkat.

Kesempatan Kerja Yang Tinggi

Penduduk setiap waktu selalu bertambah. Pertambahan penduduk berarti penawaran tenaga kerja bertambah. Oleh karena itu, agar bisa menampung pertambahan pencari kerja maka setiap perekonomian harus memikirkan cara-cara untuk penyediaan tambahan lapangan pekerjaan baru bagi pertambahan penduduk tersebut seoptimal mungkin.

Jadi untuk membuka lapangan kerja baru berarti harus ada pembangunan ekonomi. Kegiatan ekonomi harus tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan pertambahan jumlah orang yang mencari pekerjaan agar kesempatan kerja meningkat tinggi. Dan sebaliknya, tanpa usaha pembangunan ekonomi maka kegiatan ekonomi akan sempit. Hal semacam ini bisa berakibat kesempatan kerja akan semakin mengecil sehingga mempertinggi tingkat pengangguran di masyarakat. Pengangguran adalah bagian dari angkatan kerja yang sekarang ini tidak bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan.

(13)

5

Distribusi Pendapatan Yang Lebih Merata Atau Adil

Besar kecilnya uang atau pendapatan yang diterima oleh masing-masing anggota masyarakat, sangat tergantung kepada besar kecilnya kemampuan mereka dalam menghasilkan barang-barang dan jasa, serta kepemilikan akan faktor-faktor produksi. Kemudian besar kecilnya pendapatan yang diterima setiap anggota masyarakat tentu berbeda-beda, sehingga hal ini akan memunculkan distribusi pendapatan yang tidak merata. Distribusi pendapatan yang tercipta di masyarakat tidak selalu sesuai dengan corak distribusi pendapatan yang ideal. Distribusi pendapatan itu selalu diharapkan agar dapat merata di antara berbagai kelompok penerima pendapatan. Harapan tersebut tidak selalu terjadi di setiap masyarakat di suatu negara. Oleh karena itu, dalam analisis ekonomi disamping diteliti faktor-faktor produksi yang menentukan pendapatan dari setiap kegiatan produksi, juga dianalisis cara-cara untuk menciptakan distribusi pendapatan yang lebih merata.

Stabilitas Harga

Berbicara tentang stabilitas harga tentu tidak bisa lepas dengan inflasi. Inflasi adalah suatu peristiwa dalam suatu perekonomian dimana harga-harga dari semua barang-barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat, mengalami kenaikan secara terus menerus. Dan, kata terus menerus diartikan bahwa kenaikan harga-harga tersebut bukan hanya terjadi satu kali saja, akan tetapi terjadi secara berulang-ulang.

Inflasi dapat menimbulkan akibat-akibat negatif yang tidak menguntungkan masyarakat. Inflasi yang tinggi dapat mengurangi perkembangan kegiatan produksi dari suatu perusahaan. Sedangkan, para penerima pengahasilan terutama penghasilan yang tergolong tetap akan mengalami penyusutan nilai riil. Demikian juga bagi para penabung, tabungan riil mereka juga mengalami penyusutan. Oleh karena itu, Ilmu Ekonomi berupaya menjelaskan masalah inflasi ini, baik dari sebab-sebab mengapa dapat terjadi inflasi yakni mulai dari awal tanda-tanda akan terjadi kenaikan harga-harga, serta bagaimana cara mengatasi atau paling tidak mengurangi gejolak inflasi, yang setiap waktu bisa terjadi di dalam suatu perekonomian.

1.3. Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi

1.3.1. Ilmu Ekonomi Deskriptif, Teori Ekonomi Dan Ekonomi Terapan

Ilmu Ekonomi dapat dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu ilmu ekonomi deskriptif, teori ekonomi dan ilmu ekonomi terapan.

1. Dalam Ilmu Ekonomi deskriptif disini dikumpulkan semua fakta-fakta yang terkait berkenann dengan topik-topik pembicaraan tertentu. Sebagai contoh, Sistem bagi hasil pengelolaan SDA di Maluku (Budaya Sasi) sistem pengaturan air sawah di Bali (Subak), sistem bagi hasil antara petani penggarap dengan pemilik tanah sawah, sistem pengupahan di sektor pertanian, industri dan lain-lain.

2. Dalam teori ekonomi disajikan tentang penjelasan-penjelasan yang nampak sudah disederhanakan, mengenai cara kerja sistem perekonomian dan pendapat-pendapat penting mengenai sistem tersebut. Misalnya:

(14)

6

й Perekonomian masyarakat di suatu negara atau daerah dikelompokan menjadi beberapa sektor perekonomian, seperti sektor pertanian dalam arti luas, sektor industri (yakni industri besar, sedang, dan kecil), sektor perdagangan, sektor keuangan dan perbankan, dan lain-lain yang semua itu hanyalah merupakan penyederhanaan belaka tentang permasalahan yang kompleks, yang terjadi di masyarakat menjadi lebih sederhana. й Ilmu Ekonomi terapan menggunakan kerangka analisis yang diberikan dalam teori

ekonomi. Ilmu Ekonomi terapan berusaha menggunakan hasil analisis ini untuk menjelaskan sebab akibat dan pentingnya masalah-masalah yang dikemukakan ahli ekonomi deskriptif. Bahkan, ilmu Ekonomi terapan ini berusaha mengkaji lebih jauh teori ekonomi, yakni apakah teori ekonomi tertentu didukung oleh fakta dan pembuktian lain di dalam dunia nyata yang lebih realistis atau tidak.

1.3.2. Ilmu Ekonomi Mikro Dan Makro

Ilmu Ekonomi dibagi ke dalam dua cabang yaitu Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro. Ekonomi Mikro mempelajari perilaku ekonomi dari setiap individu dan juga kelompok individu. Sedangkan, Ekonomi Makro mempelajari hal-hal yang lebih luas lagi atau secara keseluruhan, seperti pendapatan total, pengangguran dan ketenaga-kerjaan, kemiskinan di suatu negara atau daerah atau berskala nasional maupun regional. Namun tentu harus diingat bahwa perbedaan itu hanyalah merupakan sesuatu yang dibuat-buat saja, karena pada hakikatnya keseluruhan ini adalah juga merupakan penjumlahan dari individu-individu juga.

Pandangan mikro dan makro dari suatu perekonomian merupakan hal yang pokok, tetapi tidak hanya antara dua cabang Ilmu Ekonomi tersebut yang dipermasalahkan. Perbedaan yang paling mendasar adalah terletak pada analisis harga dan pendapatan saja. Perbedaan pembahasan kedua hal itu berlanjut ke dalam cabang mikro dan makro. Contoh, tentang harga barang-barang dan jasa, pendapatan masyarakat.

Dalam teori mikro:

j Konsep harga memainkan peran yang sangat menonjol dalam teori ekonomi mikro, karena bertujuan untuk menganalisis penentuan harga dan alokasi daripada sumber-sumber untuk penggunaan-penggunaan yang khusus.

j Konsep pemdapatan dalam ekonomi mikro bukan tidak diperhatikan, cuma penentuan konsep ini lebih diarahkan pada pendapatan individu atau kelompok individu yang dimasukkan dalam proses harga. Misalnya, individu atau kelompok individu memperoleh pendapatan dari hasil penjualan faktor-faktor produksi yang dimiliki.

Dalam teori makro:

xMasalah harga adalah sangat relevan dalam pembahasan ekonomi keseluruhan, cuma masalah ini lebih diarahkan pada hal yang lebih umum. Yakni tentang indeks harga secara umum. Indeks harga seperti diketahui ditentukan oleh tingkat penggunaan atau pengeluaran keseluruhan.

(15)

7

Ruang lingkup ekonomi mikro dan makro dapat dilihat dari peranan masing-masing, yakni:

a. Peranan Teori Ekonomi Mikro

Teori ekonomi mikro runag lingkup pembahasan lebih mengarah pada ruang yang lebih sempit, yakni membicarakan tentang bagian-bagian suatu perekonomian seperti perusahaan, pasar barang-barang dan jasa, pasar faktor-faktor produksi, serta penetapan harga dari alokasi sumber ekonomi pada tingkat perusahaan atau individu. Teori ekonomi mikro memiliki asumsi, bahwa semua sumber produktif sudah bekerja atau dipergunakan secara penuh (full employment), sehingga tidak satu pun dari faktor-faktor produksi itu ada yang menganggur. Asumsi yang lain dalam teori ekonomi mikro, bahwa semua barang-barang dan jasa yang dihasilkan sebuah perusahaan pasti habis terjual. Akibatnya, setiap perusahaan selalu berada pada kondisi keseimbangan pasar (equilibrium), artinya perusahaan akan mempe-roleh laba maksimal dari setiap kegiatan yang dijalankan.

b. Peranan Teori Ekonomi Makro

Teori ekonomi makro dalam membahas kegiatan ekonomi terlihat lebih luas atau menyeluruh. Analisis teori ini menitikberatkan pada akibat dari keseluruhan tindakan para konsumen, produsen, pemerintah dan perdagangan luar negeri dalam tingkatan kegiatan perekonomian menyeluruh. Dengan demikian jelas bahwa analisis ekonomi makro lebih banyak ditentukan oleh seluruh pengeluaran masyakat yang dilakukan di dalam suatu perekonomian. Misalnya seluruh pengeluaran rumah tangga, seluruh pengeluaran produsen, seluruh pengeluaran pemerintah, pengeluaran ekspor ke luar negeri, dan lain-lain. Secara garis besar teori ekonomi makro membahas empat hal, yaitu:

Sebab-sebab mengapa faktor-faktor produksi tidak digunakan secara penuh di dalam perekonomian. Oleh karena itu, dalam teori ekonomi makro diasumsikan bahwa suatu kegiatan ekonomi tidak selalu berada dalam kondisi tidak terdapat pengangguran (full employment), tetapi masih ada kemungkinan sumber ekonomi yang tidak dimanfaatkan (unemployment). Kemudian dari sisi produksi, teori ekonomi makro memiliki asumsi bahwa kemungkinan terjadi kelebihan produksi (over production) masih dapat terjadi, sehingga tidak semua barang akan habis dibeli oleh rumah tangga konsumen.

Apa dan bagaimana cara-cara ataupun langkah-langkah pemerintah dalam mengatasi masalah pengangguran yang terjadi dalam suatu perekonomian.

Faktor-faktor apa yang menjadi sebab terjadinya kenaikan harga barang dan bagaimana cara mengatasi hal tersebut.

Bagaimana menciptakan keadaan agar faktor-faktor produksi dapat digunakan secara efisien di dalam kegiatan ekonomi.

1.4. Sifat-Sifat Teori Ekonomi

(16)

8

yang sementara diasumsikan konstan atau tidak berpengaruh dan disebut dengan faktor non-ekonomis. Oleh karena itu, banyak sarjana beranggapan bahwa definisi tersebut di atas terlalu sempit. Mereka itu adalah ahli-ahli ekonomi yang membedakan Ilmu Ekonomi menurut sifatnya yakni ekonomi positif dan ekonomi normatif.

1). Ekonomi Positif

Ekonomi positif adalah ekonomi yang memaparkan keadaan perekonomian yang benar-benar ada atau ada di masyarakat, yaitu sesuai dengan kenyataan yang terjadi di setiap rumah-tangga atau masyarakat. Ekonomi positif lebih benyak berusaha menjelaskan dan menganalisis situasi yang ada, daripada menyarankan bagaimana cara mengubah situasi itu. Ekonomi positif inilah yang banyak dibahas dalam buku ini untuk disampaikan dalam perkualihan Ilmu Ekonomi. Demikian pula dalam beberapa definisi Ilmu Ekonomi yang telah dikemukakan sebelumnya, kenyataan ataupun kebenaran dari perilaku di setiap rumah-tangga atau masyarakat inilah yang banyak dikemas.

2). Ekonomi Normatif

Banyak ahli ekonomi yang menjelaskan sesuatu kegiatan ekonomi suatu rumah-tangga atau masyarakat bukan berdasarkan kenyataan, yakni bagaimana ekonomi itu bekerja. Mereka lebih menonjolkan bagaimana ekonomi itu harus dioperasionalkan. Jadi para ahli ekonomi ini memang sering kali membuat pernyataan yang bersifat “normatif”. Terutama sekali, apabila menyangkut permasalahan ekonomi yang berskala nasional, para ahli ekonomi meninggalkan objektivitas ekonomi positif dan mereka membuat atau keterangan normatif. Dalam ekonomi normatif ini telah dimasukkan unsur-unsur etika, filsafat, dan lain-lain dalam pembahasan. Sebenarnya, pengertian normatif inilah yang berkembang sekitar 20 tahun yang lalu, dan disebut ekonomi politik. Pemikiran Adam Smith dalam ekonomi politik yang dikemukakan sekitar tahun 1776, telah memperkenalkan dan memasukkan nilai-nilai moralitas dan filsafat ke dalam pembahasan masalah ekonomi. Di dalam ekonomi politik terdapat unsur-unsur filsafat hidup yang dikemukakan didalamnya, yang menyatakan bahwa manusia dalam upaya mereka memajukan kesejahteraan hidup dituntun oleh sesuatu yang tidak nampak yang disebut dengan” tangan tak nampak (invisible hand).

(17)

9

memasukkan unsur sejarah, politik, teori dan teologi, struktur dan tingkat ekonomi lapisan masyarakat, pertanian, industri, kependudukan, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain yang tidak dapat dipisah satu sama lain.

Dengan demikian, jelaslah bahwa antara pernyataan positif dan normatif ini memang memiliki perbedaan, akan tetapi dapat saja pernyataan ekonomi positif dan normatif ini berkaitan satu sama lain. Perbedaan yang utama dari kedua sifat-sifat ekonomi itu adalah bagaimana keduanya disangkal dengan melakukan pemeriksaan atas data atau fakta. Akan tetapi, untuk pernyataan normatif dalam mengevaluasi harus dilibatkan nilai-nilai dan juga fakta-fakta. Pernyataan norma tidak dapat dinilai hanya dengan menggunakan data saja. Memutuskan, apakah suatu kebijakan itu baik atau buruk, bukanlah masalah ilmiah. Akan tetapi hal itu harus juga dilihat berdasarkan pemikiran etika, agama, filosofi politis.

Keterkaitan antara pernyataan positif dan normatif sebenarnya dapat dilihat dengan jelas. Misalnya, dalam pernyataan positif pemikiran lebih ditekankan pada bagaimana dunia ini atau kegiatan ekonomi itu bekerja, dan hal-hal seperti itu tentu mempengaruhi pemikiran normatif tentang apa yang dikehendaki atau sebaiknya dikerjakan oleh berbagai kebijakan. Namun demikian, kesimpulan yang diambil dari sudut pandang normatif tidak hanya datang dari analisis positif saja. Akan tetapi, kesimpulan normatif juga memerlukan analisis positif disamping pertimbangan-pertimbangan nilai.

1.5. Pengertian Barang Dan Jasa

Dalam Ilmu Ekonomi barang dan jasa diartikan sebagai benda yang dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan manusia. Benda dapat dikatakan sebagai barang tentu saja harus memenuhi syarat-syarat, yaitu harus berguna atau bermanfaat. Guna (utility) didefinisikan dengan kemampuan suatu barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Guna barang itu dapat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:

 Guna bentuk (form utility)

Jika penambahan kegunaan suatu benda disebabkan oleh perubahan bentuk dari benda tersebut (seperti kayu menjadi meja) maka dikatakan bahwa perubahan itu telah menciptakan kegunaan karena bentuk.

 Guna tempat (place utility)

Benda dapat lebih berguna setelah benda tersebut dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Misalnya, kegiatan pedagang yang menjual cangkul dari produsen di kota kepada pemakai yang ada di desa.

 Guna waktu (time utility)

Penyimpanan barang seperti produksi padi lumbung padi, sesaat setelah panen raya padi. Kemudian produksi terse but baru dimanfaatkan pada saat paceklik atau kemarau panjang dimana persediaan padi mulai menipis.

 Guna kepemilikan (utility possession)

(18)

10

 Guna unsur (element utility)

Suatu unsur yang terkandung dalam suatu benda, dapat menyebabkan benda itu berguna. Misalnya, belerang dalam air panas bumi yang dapat menyembuhkan penyakit kulit pada manusia, sehingga air menjadi berguna karena ada unsur kimia tersebut.

Agar benda dapat menjadi lebih berguna, maka benda itu perlu diolah dalam suatu kegiatan produksi. Oleh karena itu, produksi disini diartikan sebagai segala kegiatan yang ditujukan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang.

Barang dalam konsep teori ekonomi dikelompokan menjadi, sebagai berikut:

1). Pembagian barang menurut penyediaan

Tidak semua barang yang ada dibumi dapat diperoleh dengan mudah atau begitu saja. Ada barang yang tersedia dalam jumlah terbatas, sehingga untuk mendapatkan perlu pengorbanan. Oleh karena itu, barang dalam teori ekonomi digolongkan menjadi:

Barang bebas (free goods) yaitu barang yang penyediaannya berlimpah dan untuk memperoleh barang itu tidak memerlukan pengorbanan. Termasuk dalam barang bebas dalam kondisi tertentu adalah udara, air dimusim hujan, sinar matahari.

Barang ekonomi (economic goods) yaitu barang yang ketersediaannya relatif terbatas atau langka, dan untuk memperoleh barang tersebut memerlukan suatu pengorbanan. Barang yang termasuk barang-barang ekonomi, yakni rumah tinggal, berbagai jenis pakaian, beragam jenis makanan, dan lain-lain.

2). Pembagian barang menurut daya tahan

Menurut daya tahan suatu barang maka barang jenis ini dibedakan menjadi:

Barang tahan lama (non durable goods) yaitu barang yang tergolong mudah rusak. Contoh: produksi hasil pertanian sebagian terbesar tidak tahan lama untuk disimpan, seperti jenis sayur, buah-buahan, telur ayam dan lain-lain.

Barang tahan lama (durable goods) yaitu jenis barang yang tidak mudah rusak. Contoh: produk furniture, produk elektronik, dan lain-lain.

3). Pembagian barang menurut pemakaian

Menurut pemakaian atau cara bagaimana suatu barang dipergunakan, maka jenis barang ini dibedakan menjadi:

Barang konsumsi (consumption goods) yaitu jenis barang yang langsung dapat dipakai atau dinikmati. Contoh; mobil, sepeda motor, televisi, radio, rumah tinggal, pakaian jadi, dan lain-lain.

Barang investasi atau barang produksi (investment goods) yaitu barang yang digunakan untuk menghasilkan kembali jenis barang lain. Contoh; mesin jarit, peralatan kantor, gudang penyimpan, dan lain-lain.

(19)

11

dapat dirasakan. Manusia membutuhkan jasa seperti jasa guru, dokter, pengacara, perawat, psikolog, pemandangan indah, lagu yang menawan hati, dan lain-lain.

Barang dan jasa mempunyai kesamaan yaitu dalam hal mampu memenuhi kebutuhan manusia atau sebagai pemuas kebutuhan. Akan tetapi, barang dan jasa ini nampak memiliki perbedaan pula, yakni:

¡Untuk barang bentuknya berwujud, bisa dilihat, diraba dan dirasakan. Barang memiliki tenggang waktu antara saat diproduksi dan dikonsumsi, yang artinya bahwa barang dihasilkan sekarang akan tetapi baru dapat dikonsumsi di waktu kemudian.

¡Untuk jasa tidak berwujud, tidak terlihat oleh mata, tidak dapat diraba,tetapi dapat dirasakan. Jasa tidak memiliki tenggang waktu artinya produksi jasa terjadinya bersamaan dengan jasa tersebut dikonsumsi. Contoh: jasa seorang dokter dirasakan pada saat dokter melakukan pemeriksaan medis dari pasien.

Dalam banyak buku Ilmu Ekonomi khususnya, penggunaan kata barang dan kata jasa, sudah biasa hanya menggunakan satu kata saja yakni “barang” (goods). Namun sesungguhnya yang lebih tepat adalah menggunakan kata barang-barang dan jasa (goods and service).

1.6. Metode Analisis Dalam Ilmu Ekonomi

Dalam Ilmu Ekonomi metode analisis dikelompokkan menjadi 2 (dua) macam, yaitu pertama metode induktif dan deduktif, kemudian kedua yakni metode kuantitatif seperti penggunaan matematika, statistika, dan ekonometrika.

1.6.1. Metode Induktif Dan Deduktif

Analisis induktif dipergunakan untuk menyimpulkan hal-hal yang bersifat umum berdasarkan hal-hal yang bersifat khusus. Sedangkan analisis deduktif sebaliknya yakni menyimpulkan hal-hal yang bersifat khusus berdasarkan hal-hal yang bersifat umum. Dalam penggunaan alat analisis kualitatif ini sering dibantu dengan berbagai jenis model diagram atau gambar, yang digunakan sebagai penyederhanaan masalah ekonomi yang kompleks kemudian menjadikannya lebih sederhana.

1.6.2. Metode Kuantitatif

Banyak alat analisis matematika yang digunakan dalam pemecahan masalah ekonomi, yakni dengan cara merumuskan permasalah ekonomi itu ke dalam berbagai bentuk persamaan atau fungsi. Fungsi menunjukkan hubungan antara berbagai variabel ekonomi yang dianggap saling mempengaruhi satu sama lain. Bentuk umum fungsi diperkenalkan disini secara sepintas, yakni

Q=f(P), dimana:

Q adalah variabel tidak bebas (dependent), P adalah variabel bebas (independent). Fungsi dibedakan menjadi:

1). Fungsi garis lurus (liniear Function).

2). Fungsi bukan garis lurus (non linear function).

Bentuk khusus fungsi garis lurus dirumuskan sebagai berikut: Q=a+bP,

dimana:

(20)

12

P=harga barang yang ditawarkan.

a dan b masing-masing adalah sebuah bilangan/konstanta.

Sedangkan bentuk khusus fungsi non garis lurus adalah sebagai berikut; Fungsi parabola atau kuadrat: Q=aP2+bP+c.

Fungsi hiperbola: Q=[a/(P+h)–k]. Fungsi lingkaran: Q=√[(a2)(P-a)2–a].

Fungsi pecah: Q=(aP+b)/(c P+d).

Fungsi pangkat tinggi : Q=aP3+bP2+cP+d.

Koefisien a, b, c, d, h, k, dari masing-masing fungsi, menunjukkan sebuah bilangan/konstanta.

1.6.3. Contoh Fungsi Dan Kurva

Keterangan:

1). Fungsi Garis lurus:

Fungsi Permintaan (d): Q=a–b P.

Fungsi Penawaran (s): Q=n–m P.

Sumbu vertikal menun-jukkan harga barang P. Sumbu horizontal men-unjukkan jumlah barang Q.

Gambar 1.

Kurva Penawaran Dan Permintaan

Harga (Rp/unit) (s)

(d)

0 Kuantitas (unit/bulan)

Keterangan: 2). Fungsi Garis Lurus Dan Non Garis Lurus Fungsi Permintaan (d) Q=a+bP

Fungsi Penawaran (s) Q=aP2+bP+c

Sumbu vertikal menun-jukkan harga barang P. Sumbu horizontal men-unjukkan jumlah barang Q.

Gambar 2.

Kurva Penawaran Dan Permintaan

Harga

(Rp/unit)

(s)

(21)

13

1.6.4. Contoh Variasi Grafik

1). Grafik Batang

Grafik 1.

Perkembangan PDRB – Menurut Harga Berlaku Kota Malang

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Th. 2001

Th.2004

Sek. Pertanian.\ Sek.

Perumahan. Sek.

Perdagangan.

2). Grafik Pie

Grafik 2.

Komposisi Pengangguran Menurut Jenis Kelamin Di Kota Malang Tahun 2006

41%

59% Laki (%)

Perempuan (%) Keterangan:

3). Fungsi Non Garis Lurus

Fungsi Batas

Kemungkinan Produksi (Q1- a)2+(Q2–a)2 = a

Sumbu vertikal: Jumlah Barang Q2.

Sumbu horizontal: Jumah Barang Q1.

Gambar 3.

Kurva Batas Kemungkinan Produksi

Jumlah Q2

(22)

14

3). Grafik Garis Patah

Grafik 3.

Perkembangan Nilai Kurs Rp / $ US. (Hari/Bulan/Tahun) Di Indonesia

9.04 9.06 9.08 9.1 9.12 9.14 9.16 9.18 9.2 9.22

Tgl.1 /2.0

6

Tgl.2 /2.0

6

Tgl.3 /2

Tgl.4 /2.0

6

Tgl.5 /2.0

6

Kurs (RP/$)

1.7. Soal Latihan

Kelompok I:

1. Banyak definisi Ilmu Ekonomi yang ada, coba kemukakan definisi Ilmu Ekonomi dari beberapa ahli yang Saudara temukan dalam berbagai literatur ekonomi, dan sebutkan unsur-unsur pokok apa saja yang terkandung dalam definisi tersebut. 2. Ilmu Ekonomi termasuk dalam ilmu-ilmu sosial. Berikan penjelasan arti kata sosial

tersebut! Dan berikan alasan-alasan atas jawabannya.

3. Metode kuantitatif sering digunakan sebagai alat analisis dalam ilmu ekonomi modern dan jelaskan apa arti analisis kuantitatif tersebut!

4. Berilah pengertian “kekuatan tak nampak” (invisible hand) dan apa yang dilakukan oleh kekuatan tak nampak di pasar?

5. Apakah pengertian inflasi? Mengapa inflasi itu penting diketahui dalam suatu perekonomian dari sejak awal? Apakah inflasi itu selalu berarti buruk bagi suatu perekonomian? Jelaskan mengapa jawaban Saudara demikian!

6. Inflasi selalu dikaitkan dengan pengangguran. Jelaskan bagaimana hubungan antara inflasi dengan pengangguran dan bagaimana hubungan itu bisa terjadi? 7. Efisiensi dikatakan berkaitan dengan output dan input. Bagaimana keterkaitan itu

bisa terjadi? Jelaskan mengapa jawaban Saudara demikian!

8. Produktivitas mengukur hubungan antara output dengan input. Apa benar demikian? Jelaskan jawaban Saudara mengapa demikian!

9. Jelaskan perbedaan antara Ilmu Ekonomi positif dan Ilmu ekonomi normatif, serta jawabannya dengan contoh masing-masing.

(23)

15

Soal Bentuk II:

Lingkarilah jawaban yang tersedia yang menyatakan paling benar, dari soal berikut: 1. Banyak definisi Ilmu Ekonomi dan yang menjadi masalah utama dari berbagai

definisi tersebut sebenarnya, adalah: a. Kehidupan masyarakat sehari-hari. b. Mengkoordinir kegiatan ekonomi.

c. Memilih berbagai kemungkinan produksi.

d. Mengkoordinasikan kegiatan produksi dan mengkonsumsi.

2. Yang dilakukan masyarakat dalam merespon sumber daya yang langka, adalah: a. Menabung lebih banyak.

b. Mengadakan alternatif pilihan.

c. Menambah produksi barang-barang dan jasa yang dibutuhkan. d. Mengurangi produksi barang-barang mewah.

3. Munculnya barang ekonomi karena beberapa sebab, yakni: a. Karena kebutuhan manusia yang terbatas.

b. Karena sumber-sumber ekonomi yang berlebihan. c. Karena sumber daya alam dan manusia yang terbatas. d. Karena ada kehidupan dan kegiatan ekonomi.

4. Tidak ada di dunia ini barang-barang yang gratis, faktor-faktor penyebabnya adalah:

a. Barang-barang itu langka adanya.

b. Untuk memproduksi barang itu tidak perlu pengorbanan.

c. Kebutuhan manusia akan barang-barang dan jasa yang tidak terbatas.

d. Untuk mendapatkan barang yang satu kita harus mengorbankan barang yang lain.

5. Suatu negara dikatakan makmur, jika:

a. Terjadi kelebihan produksi barang di negara tersebut. b. Setiap orang dapat terpenuhi semua kebutuhannya. c. Jumlah penduduk di suatu negara adalah jarang.

(24)

16

2.1.Masalah Pokok Setiap Perekonomian

Setiap manusia akan selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan melakukan berbagai macam kegiatan ekonomi, seperti produksi, konsumsi, pertukaran (trade off), dan bahkan distribusi barang-barang dan jasa. Adalah suatu fakta bahwa alam tidak menyediakan semua kebutuhan manusia secara berlebihan seperti apa yang menjadi keinginan dalam benak mereka, dan sebaliknya kemampuan manusia untuk melakukan berbagai kegiatan adalah sangat terbatas baik secara fisik maupun non fisik. Oleh karena itu, manusia senantiasa memilih antara beragam alternatif.

Masalah pokok perekonomian muncul karena kelangkaan sumber-sumber ekonomi tersebut, yang menuntut manusia untuk memilih berbagai alternatif yang ada. Langka yang dimaksud disini bahwa keberadaan sumber-sumber ekonomi itu terbatas dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan, sehingga untuk mendapat-kannya diperlukan usaha atau pengorbanan. Pengorbanan atau biasa disebut dengan biaya baik itu uang, waktu, usaha yang harus dikeluarkan dan/atau kebutuhan, keinginan lain yang terpaksa tidak dapat dipenuhi.

Masalah ekonomi yang bersifat mendasar dapat dibagi menjadi 3 (tiga), yakni apa (what), bagaimana (how), dan untuk siapa (for whom).

1) Apa (what)

Apa, disini maksudnya barang apa dan dalam jumlah berapa harus dihasilkan. Barang dan jasa manakah serta dalam jumlah berapa di antara sekian banyak yang dipilih untuk dibuat akan diproduksi? Dengan pertimbangan keterbatasan faktor-faktor produksi untuk menhasilkan barang-barang dan jasa disisi lain kebutuhan barang bagi setiap orang sangat beragam dan dalam jumlah yang banyak, maka produsen terutama sebagai penghasil barang terpaksa juga melakukan pilihan berikut: jenis barang apa yang akan dihasilkan, serta berpa jumlah yang akan dan mampu dihasilkan dalam periode tertentu. Kalau berbicara dari sisi produsen tentu masalah apa ini harus dijawab lagi dengan masalah lain seperti yang diuraikan berikut.

2) Bagaimana (how)

(25)

17

Sumber Daya Manusia yang terbatas merupakan tuga produsen. Untuk itu, seorang produsen haruslah mampu berpikir secara ekonomis dalam mengkombinasikan penggunaan sumber-sumber ekonomi itu. Contoh, bila harga suatu faktor-faktor produksi mengalami kenaikan harga maka ia akan berusaha mengalihkan atau bahkan mengganti penggunaan dari faktor-faktor produksi itu dengan faktor-faktor produksi yang lain dengan tingkat harga yang lebih rendah. Jika misalnya menggunakan tenaga kerja yang tingkat upahnya tinggi, maka ia akan berusaha menggantikan tenaga kerja ini dengan mesin-mesin sebagai pengganti. Ini berarti bagi produsen tidak cukup ha-nya berpikir bagaimana mengkombinasikan penggunaan dari faktor-faktor produksi yang terbatas, tetapi juga harus mampu memikirkan bagaimana cara memproduksi barang agar lebih efisien secara ekonomis, seperti menggunakan teknologi yang lebih modern.

3) Untuk Siapa (For Whom)

Untuk siapa, disini maksudnya barang-barang dan jasa yang dihasilkan itu nanti didistribusikan untuk siapa. Siapa yang akan menikmati dan memperoleh manfaat dari barang-barang dan jasa tersebut. Atau dengan kata lain, bagaimanakah seluruh barang-barang dan jasa itu akan didistribusikan atau dibagikan kepada masyarakat.

Dengan semakin maju suatu perekonomian negara dan semakin terbuka perekonomian antar negara di dunia, diperkirakan masalah yang dihadapi masyarakat dalam perekonomian pun akan ikut berkembang. Yakni, tidak lagi hanya berpikir pada tiga masalah pokok yang telah dikemukakan di atas, tapi yang tidak kalah pentingnya adalah masalah yang bersifat makro, antara lain kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi, distribusi pembagian pendapatan, stabilitas harga, efisiensi, sistem perekonomian.

a. Kesempatan Kerja

Masalah kesempatan kerja atau yang lebih populer dibicarakan adalah masalah pengangguran (unemployment), memang selalu menjadi suatu masalah yang serius dan perlu dicarikan solusi dalam setiap perekonomian. Untuk itu, perekonomian masyarakat harus tumbuh dan berkembang lebih cepat daripada pertambahan jumlah penduduk yang mencari kerja. Keadaan ini sangat diperlukan untuk memperkecil tingkat pengangguran terbuka (open unemployment). Jika pertumbuhan ekonomi mandeg (stagnant), maka jumlah penduduk yang tidak tertampung dalam lapangan kerja semakin besar. Sebaliknya, jika perekonomian suatu negara dalam keadaan makmur maka pengangguran pun semakin berkurang. Dengan demikian jelaslah, bahwa pembangunan ekonomi adalah sesuatu yang sangat diperlukan untuk memperkecil tingkat pengangguran, Atau dengan kata lain, tanpa ada pembangunan ekonomi maka kegiatan ekonomi akan menyempit. Kondisi ini berakibat mempersempit kesempatan kerja, sehingga mempertinggi tingkat pengangguran di masyarakat. Namun perlu diketahui, bahwa perluas lapangan kerja atau mengurangi pengangguran ini pasti menimbulkan inflasi.

(26)

18

hubungan antara kejadian tingkat inflasi atau kenaikan harga barang-barang dan jasa secara menyeluruh dan terus menerus dengan tingkat pengangguran ditampilkan pada Gambar 4.

2) Pertumbuhan Ekonomi

Pendapatan masyarakat atau lebih dikenal dengan sebutan pendapatan nasional (national income) dan kesempatan kerja ingin ditingkatkan, berarti perlu terjadi pertumbuhan ekonomi (economic growth). Dan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi disini diperlukan faktor-faktor produksi, seperti berikut:

ٞ

Tanah dan kekayaan alam lainnya.

ٞ

Jumlah dan mutu penduduk.

ٞ

Barang modal dan teknologi.

ٞ

Sistem sosial dalam masyarakat.

ٞ

Luas pasar sumber pertumbuhan ekonomi.

Tanah dan kekayaan alam suatu negara meliputi luas dan kesuburan tanah, keadaan iklim dan cuaca, jumlah dan jenis hasil hutan serta laut, kemudian kekayaan barang tambang yang dimiliki. Kekayaan alam adalah modal utama yang dapat membangun ekonomi dan mempermudah usaha peningkatan pembangunan ekonomi. Selanjutnya, penduduk yang meningkat dapat menimbulkan pengaruh yang positif atau negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Pengaruh positifnya yaitu dengan jumlah penduduk yang bertambah akan memperbesar jumlah tenaga kerja yang pada akhirnya bisaddigunakan untuk meningkatkan produksi. Terlebih-lebih lagi bila pertumbuhan penduduk atau tenaga kerja itu diimbangi dengan pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja memadai yang mampu meningkatkan keahlian mereka. Akibatnya, produktivitas faktor-faktor produksi itu akan bertambah. Kemudian pertambahan produksi dan produksi total akan lebih cepat daripada pertambahan tenaga kerja. Pertambahan penduduk juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara, karena penduduk yang banyak akan memperluas pasar barang dan jasa. Apabila jumlah penduduk bertambah maka luas pasar barang dan jasa dan juga pasar faktor-faktor produksi pun akan bertambah.

Gambar 4. Kurva Phillips

%

10 …… A . .

5 …………..B . . . . 0

2 4 % Tingkat pengangguran I

N F L A S I

Keterangan:

Pada sumbu vertikal dicantumkan tingkat in-flasi (%).

Pada sumbu horizontal dicantumkan tingkat pengangguran (%)

Titik A: Inflasi 10% dengan tingkat pengang-guran 2 %

(27)

19

Sedangkan pengaruh negatif dari pertumbuhan jumlah penduduk adalah bilamana produktivitas marginal penduduk itu rendah. Dalam hal ini, pertambahan tenaga kerja itu tidak menimbulkan pertumbuhan ekonomi atau kalau saja terjadi pertumbuhan ekonomi, maka pertumbuhan yang terlihat sangat lamban. Bila pertumbuhan ekonomi tidak mampu mengimbangi pertumbuhan jumlah penduduk, maka kondisi ini menyebabkan pendapatan per kapita penduduk menurun.

Kemudian untuk barang modal perananya dalam mempertinggi pertumbuhan ekonomi adalah sangat menentukan. Barang modal yang makin bertambah dalam kuantitas, apalagi ditunjang dengan teknologi maju ini dapat mendorong lebih cepat terwujudnya kemajuan ekonomi. Kemajuan dalam teknologi sudah terbukti dapat memberikan beberapa keuntungan dalam pertumbuhan ekonomi, yakni mempertinggi efisiensi produksi suatu barang, menimbulkan penemuan baru atas barang baru yang dulu belum pernah diproduksi, meningkatkan mutu barang yang diproduksi.

Demikian pula luas pasar sangat berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi. Apabila luas pasar terbatas, maka tidak ada dorongan kepada produsen untuk menggunakan teknologi modern dengan tingkat produktivitas tinggi. Dalam hal ini, para produsen lebih suka menggunakan teknologi produksi yang berkualitas rendah. Karena itulah, dengan produktivitas yang rendah akan mengakibatkan pendapatan masyarakat ikut rendah. Hal inilah yang akan dapat menghambat terjadinya pertum-buhan ekonomi.

Sistem sosial dan sikap dari masyarakat pun sangat mempengaruhi pertum-buhan ekonomi. Masyarakat yang masih memegang teguh adat istiadat yang tradisi-onal sangat menghambat penggunaan alat produksi modern yang memiliki produk-tivitas tinggi. Jika masyarakat memiliki sistem sosial dimana sebagian besar tanah dimiliki oleh kelompok kecil tuan-tuan tanah, atau kepemilikan tanah yang sempit dan tidak dapat diusahakan secara ekonomis, maka pertumbuhan ekonomi yang diharap-kan tinggi kiranya sulit untuk dicapai.

Terkait dengan distribusi pendapatan, disini masyarakat pada umumnya beranggapan bahwa distribusi pendapatan yang adil atau lebih merata adalah lebih baik daripada distribusi pendapatan itu tidak merata. Sebab semakin tidak merata distribusi pendapatan tersebut akan dapat menimbulkan ketimpangan tingkat kehi-dupan di masyarakat. Dan, bila hal ini terjadi maka akan dapat menimbulkan dampak sosial yang buruk, yakni berupa ketegangan atau bahkan konflik sosial di masyarakat.

Mengukur ketimpangan distribusi pendapatan, disini digunakan Kurva Lorenz, seperti yang disajikan dalam Gambar 5.

ڍ Pada garis OAB, yakni garis lurus sebagai garis diagonal yang disini berarti terjadi tingkat distribusi pendapatan masyarakat yang sempurna.

ڍ Pada garis ODB, yakni garis melengkung yang posisinya menjauhi garis diagonal OAB disini berarti terjadi tingkat distribusi pendapatan yang tidak merata.

(28)

masya-20

rakat adalah semakin timpang. Dan selanjutnya, permasalahan tingkat distribusi pendapatan ini dapat dilihat menurut:

۞

Ketidakmerataan antar lapisan pendapatan.

۞

Ketidakmerataan pendapatan spasial.

۞

Ketidakmerataan pendapatan regional.

Sedangkan untuk menghitung distribusi pendapatan masyarakat digunakan Gini Ratio dengan rumus, sebagai berikut:

k

GR=1 - (R’j– R’j-1)(Y’j– Y’j-1)

j=1 dimana:

R’ =persentase kumulatif penerimaan pendapatan sampai kelompok pendapatan ke-j. Y

=persentase kumulatif pendapatan sampai kelompok pendapatan ke-j.

Dengan j = 1, 2, …….k, adalah menunjukkan jumlah kelas (kelompok) pendapatan rata-rata keluarga/masyarakat.

Selanjutnya, tentang stabilitas harga, stabilitas harga barang kali merupakan kompromi berbagai kepentingan yang berbeda. Contoh, seorang produsen yang membuat barang dan kemudian menawarkan kepada konsumen, disini produsen akan merasa gembira kalau harga dari produk yang dihasilkannya mengalami kenaikan. Tetapi mereka tidak gembira, kalau bahan-bahan yang diperlukan dalam proses produksi pun mengalami kenaikan harga. Demikian pula sebaliknya, konsumen merasa kurang senang kalau tingkat harga barang yang dibutuhkan selalu naik dan mereka justru berharap tingkat harga barang itu selalu turun. Bagi masyarakat yang menganut sistem perekonomian pasar bebas, agar harga dapat stabil maka yang menentukan adalah kekuatan permintaan dan penawaran. Namun. Bagi masyarakat dimana pemerintahannya menganut sistem perekonomian sentral, maka stabilitas harga ini dipengaruhi oleh kebijakan harga dari pemerintah sendiri.

Masalah lain yang perlu mendapat perhatian adalah efisiensi. Efisiensi menunjukkan bahwa suatu hasil tertentu diperoleh dengan biaya atau pengorbanan yang serendah mungkin. Jadi efisiensi menunjukkan perbandingan yang terbaik antara

Gambar 5. Kurva Lorenz

B

0 Penerimaan Pendapatan (%)

% P e n d a p a t a n

Keterangan:

Pada sumbu vertikal dicantumkan % pen-duduk yang menerima pendapatan

Pada sumbu horizontal dicantumkan % pendapatan yang diterima masyarakat. Garis OAB adalah diagonal yang menun-jukkan tingkat pemerataan yang merata sempurna.

Garis ODB adalah garis melengkung yang menunjukkan ketidakmerataan ditribusi pendapatan masyarakat.

A

D

(29)

21

pengorbanan dengan hasil. Dengan efisiensi, dapat diperoleh hasil yang maksimum daei sejumlah sumber-sumber ekonomi tertentu. Contoh 20 orang pekerja petani mampu mengerjakan sawah 5 hektar per minggu, tetapi dengan dibantu peralatan yang modern seperti traktor tangan yang tersedia, seraca nyata mereka mampu mengerjakan sawah 5 hektar sehari, maka disini dikatakan bahwa cara kerja petani tersebut kurang efisien. Dengan penggunaan faktor-faktor produksi yang lebih efisiensi berarti hasil produksi dapat meningkat dan juga berarti kesempatan kerja akan naik dan kesejahteraan masyarakat menjadi meningkat.

Persoalan efisiensi ini jelas tidak bisa lepas dari masalah produktivitas kerja dari faktor-faktor produksi yang dimanfaatkan dalam suatu perekonomian. Produktivitas dapat diukur dengan membandingkan berapa hasil (barang dan jasa) yang diperoleh (output), dengan jumlah faktor-faktor produksi yang dicurahkan (input). Atau:

Produktivitas=Q/I ,

dimana: Q=output dan I=input. Agar hasil perhitungan produktivitas tersebut lebih teliti, maka input ini lebih dirinci lagi. Contoh, menghitung produktivitas tenaga kerja, maka input-nya adalah jumlah tenaga kerja, atau ukuran tenaga kerja lainnya seperti jumlah jam kerja/per hari/per orang.

Terakhir berkenaan dengan sistem perekonomian. Seperti telah disebutkan pada bab sebelumnya, tiga masalah pokok dalam perekonomian yakni apa, bagaimana dan untuk siapa, oleh masyarakat diatasi dengan cara mereka sendiri dan sangat berbeda-beda satu dengan yang lain yakni sesuai dengan tata ekonomi yang disepakati dalam perekonomiannya. Cara suatu masyarakat mengatur kehidupan perekonomian ini disebut dengan sistem perekonomian atau tata ekonomi. Sisten perekonomian ini menyangkut persoalan yang terutama berkenaan dengan, siapa yang memiliki atau menguasai faktor-faktor produksi dan juga luasnya peranan pemerintah dalam perekonomian. Bahkan, mengenai seberapa jauh peranan pemerintah dalam mempengaruhi suatu perekonomian akan dapat menimbulkan beberapa tatanan ekonomi yang berbeda-beda.

2.2. Batas Kemungkinan Produksi

Kelangkaan sumber-sumber ekonomi yang digunakan untuk menghasilkan beragam barang-barang dan jasa memaksa manusia untuk melakukan pilihan di antara berbagai kemungkinan, seperti; apa yang dibuat, berapa memproduksi, bagaimana proses produksinya. Secara kuantitatif persoalan itu dapat dijelaskan dengan menggunakan konsep teori, batas kemungkinan produksi (production possiblities frontier). Teori ini biasa dijelaskan dengan menggunakan sebuah kurva, yang menunjukkan berbagai kombinasi dari jumlah barang yang dapat diproduksi oleh suatu perekonomian.

2.2.1. Batas Kemungkinan Produksi – Asumsi Teknologi Yang Konstan

(30)

22

Perekonomian dalam kondisi yang disebut “full employment “. Ini dimaksud bahwa semua sumber-sumber ekonomi sudah digunakan secara penuh atau dengan kata lain tidak ada yang menganggur.

Kondisi teknologi adalah tidak mengalami perubahan atau dinyatakan konstan.

Agar jelasnya uraian tentang kemungkinan produksi dari dua jenis barang ini dijelaskan dengan menggunakan Gambar 6. Pada Gambar 6 nampak titik ekstrem ada di titik A dan titik F. Posisi produksi di titik A menunjukkan bahwa hanya dibutuh-kan produksi barang primer saja, sedangdibutuh-kan barang kebutuhan sekunder tidak diproduksi. Sebaliknya, di titik ekstrem F menunjukkan bahwa yang dibutuhkan untuk diproduksi hanya barang kebutuhan sekunder saja, sedangkan barang primer tidak dibutuhkan untuk diproduksi. Kedua titik ekstrem yakni A dan F ini tentu saja dalam realita tidak pernah terjadi dalam suatu perekonomian modern. Karena, setiap orang tidak dapat hanya tergantung pada barang kebutuhan primer saja. Akan tetapi, mereka selalu menginginkan kebutuhan barang baik yang primer maupun sekunder. Oleh karena itu, kombinasi barang yang dihasilkan adalah berada di sepanjang garis batas dari kemungkinan produksi barang tersebut, yakni antara titik A dan F atau sebagai contoh titik B, C, D, E. Di antara masing-masing titik kombinasi tersebut tentu bisa terjadi saling substitusi di antara kedua barang.

Contoh, kombinasi di titik G pada Gambar 6. menunjukkan jumlah barang yang kemungkinan diproduksi untuk barang kebutuhan primer dan sekunder dinyatakan tidak pernah tercapai, karena sumber-sumber ekonomi yang ada tidak menunjang. Demikian pula kombinasi di titik U pada gambar yang sama, disini menunjukkan bahwa masih banyak sumber-sumber ekonomi yang menganggur, sehingga perlu ada upaya yang memadai untuk meningkatkan jumlah produksi barang sekunder dan atau primer. Dengan cara demikian maka sumber-sumber ekonomi yang menganggur dapat dimanfaatkan.

Gambar 6.

Kurva Kemungkinan Produksi

Barang Primer (Unit)

A B

C G

U D

E

F

0 Barang Sekunder (Unit)

Keterangan:

Pada sumbu vertikal dicantumkan barang pri-mer.

Pada sumbu horizontal dicantumkan barang se-kunder.

(31)

23

2.2.2. Batas Kemungkinan Produksi – Asumsi Teknologi Yang Berubah-Ubah

Penggunaan teknologi yang lebih modern adalah solusi yang terbaik guna meningkatkan produktivitas kerja dari pekerja yang sudah ada. Contoh, kemajuan perekonomian lebih diarahkan pada peningkatan produksi primer dengan memanfaatkan teknologi modern, untuk itu kurva batas kemungkinan produksi dari kedua jenis barang tersebut akan bergeser ke sebelah kanan atas seperti diperlihatkan dalam Gambar 7 Kurva batas kemungkinan produksi yang baru dengan garis kontinyu bentuknya lebih landai, dari kurva batas kemungkinan yang awal dengan bentuk garis putus-putus. Jadi, pengaruh dari penggunaan teknologi modern adalah nampak dalam wujud kenaikan produksi barang kebutuhan primer dan sekunder dari titik E ke titik F. Oleh karena itu, kurva batas kemungkinan produksi pada Gambar 7 sebagai perwujudan terjadinya pertukaran (trade off) antara kedua jenis barang tersebut, walaupun ada perbedaan bila dilihat dari sisi waktu. Namun demikian, dalam kondisi seperti ini tetap harus diingat bahwa pertukaran itu bisa saja terjadi setiap waktu.

2.2.3. Contoh Analisis Batas Kemungkinan Produksi

Suatu perekonomian hanya menghasilkan dua kelompok barang, yakni sejumlah Q1 untuk kebutuhan barang primer. Dan sejumlah Q2 untuk kebutuhan

barang sekunder. Fungsi batas kemungkinan produksi kedua kelompok barang dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:

Q2=100–¼ Q12

1) Misalkan hanya diproduksi barang primer saja (Q1), maka berarti jumlah barang

sekunder yang diproduksi menjadi : Dengan

Q2=0

Q2=100 – ¼ Q12

0=100–¼ Q12

¼ Q12=100

Q1=20

Jadi barang primer adalah 20 Unit.

Gambar 7.

Kurva Kemungkinan Produksi (Teknologi Berubah)

Barang Sekunder (Unit)

E F

0 Barang Primer (Unit)

Keterangan:

Kurva batas kemungkinan produksi dengan ga-ris putus-putus melalui titik E menunjukkan kondisi sebelum perubahan teknologi.

(32)

24

2) Misalkan hanya diproduksi barang sekunder saja (Q2), maka berarti jumlah barang

primer yang diproduksi menjadi: Dengan

Q1=0

Q2=100–¼ Q12 2=100–¼ 02

Q2=100

Jadi barang sekunder adalah 100 Unit.

3) Misalkan yang diproduksi Q1=Q2 , maka jumlah barang masing-masing adalah:

Dengan

Q1=Q2

Q2=100–¼ Q12

Q2=100–¼ Q2 2

¼ Q2 2+Q2 = 100

(Q2-18,09975) (Q2+22,09975)=0

(Q2-18,09975)=0

Q2=18,09975

( Q2+22,09975)=0

Q2=-22,09975

Jadi barang sekunder=barang primer=18, 09976 unit atau dibulatkan menjadi 18 unit.

4) Bila terjadi peningkatan produksi barang sekunder (Q2) sebesar 16%, sebagai akibat

dari penggunaan teknologi modern maka produksi barang primer (Q1) menjadi:

Q2=[100–¼ Q12]+∆ Q2 [100–¼ Q12]

Q2=[100–¼ Q12]+16% [100–¼ Q12]

Q2=[100–¼ Q12]+[16– 4Q12]

Q2=[116–4 1/4Q12]

Jika barang Q1 = 0 (tidak diproduksi), maka jumlah barang Q2,

Q2=[116–4 1/4Q12]

Q2=[116–4 ¼.02]

Q2=116 unit.

Jika barang Q2=0 (tidak diproduksi), maka jumlah barang Q1,

Q2=[116–4 1/4Q12]

0=[116–4 ¼ Q12]

(33)

25

Akibat penggunaan teknologi modern pada barang sekunder, menyebabkan terjadi peningkatan baik untuk barang sekunder maupun barang primer (lihat Gambar 8).

2.3. Sistem Perekonomian

Cara masyarakat mengatur perekonomian disebut dengan sistem perekonomian. Sistem perekonomian yang teutama menyangkut mengenai persoalan siapa yang memiliki dan atau menguasai sumber-sumber ekonomi serta luas dari peranan pemerintah dalam perekonomian tersebut. Dalam pembahasan mengenai sistim perekonomian suatu masyarakat, secara konsep dibedakan menjadi dua kelompok ekstrem yakni sistem perekonomian bebas dan sistem perekonomian terpimpin atau perencanaan sentral.

2.3.1. Sistem Perekonomian Bebas

Sistem perekonomian bebas adalah suatu bentuk sistem perekonomian yang ada dalam pemikiran ahli-ahli ekonomi dari negara-negara barat pada abad ke-18, seperti Amerika, Inggris, Jerman, Yunani, Prancis, dan lain-lain. Akan tetapi hasil pemikiran tersebut sesungguhnya tidak ada dalam dunia nyata. Inti pemikiran dalam sistem ini yaitu menghendaki agar bagaimana perekonomian itu bisa efisien dan selanjutnya dapat dipakai sebagai dasar untuk mengukur produktivitas kerja dan kebijakan ekonomi.

Dengan sistem perekonomian seperti itu, roda perekonomian didasarkan atas sistem “laissez faire“ atau liberalisme dan berpaham capitalism. Kaum kapitalis ini lebih menghendaki keuntungan pribadi yang sebesar-besarnya. Seluruh faktor-faktor produksi pun berusaha dikuasai swasta. Jadi laissez faire menghendaki agar perekonomian berjalan bebas tanpa ada campur tangan dari pemerintah.

Sistem perekonomian bebas mempunyai beberapa ciri-ciri, yang pada umumnya mudah diketahui yakni:

P Kebebasan dalam kepemilikan barang-barang modal. P Kebebasan dalam memiliki kegiatan ekonomi.

P Kebebasan dalam menentukan harga barang.

P Peranan pemerintah sebaiknya tidak dalam kegiatan ekonomi. Gambar 8.

Fungsi Batas Kemungkinan Produksi

Barang Sekunder (Q2)

116

Q2 =116 – 4 1/4Q12

100

Q2=100–¼ Q12

0 Barang Primer (Q1)

Keterangan:

Fungsi I: Q2=100–¼ Q12

(34)

26

Kebebasan dalam kepemilikan barang-barang modal adalah merupakan ciri dari sistem perekonomian bebas. Dalam sistem ini orang bebas untuk memiliki dan atau menguasai sendiri tanpa pelarangan dari siapa pun termasuk oleh pemerintah dalam suatu negara, atas berbagai macam alat-alat produksi atau barang-barang modal. Seperti tanah, mesin-mesin, pabrik, dan lain-lain. Hak milik pribadi yang sangat menonjol atas barang-barang modal ini biasa disebut dengan capitalism.

Ciri-ciri lain dalam sistem perekonomian bebas adalah orang-orang bebas melakukan pemilihan, yakni pemilihan usaha, pemilihan lapangan kerja. Produksi dilaksanakan oleh perusahaan swasta atas prakarsa dan tanggungan sendiri. Jadi masyarakat luas memiliki kebebasan dalam menentukan pilihannya terkait dengan bidang usaha dan pekerjaan tanpa ada pelarangan, pengaturan, pembatasan dengan berbagai peraturan termasuk juga oleh pemerintah. Kebeasan memilih berarti pula bahwa para pemilik sumber-sumber ekonomi seperti pemilik tanah, tenaga kerja, modal dapat mengerjakan atau menjual milik mereka sendiri, sesuai dengan apa yang diinginkan mereka. Kebebasan memilih itu juga mencakup kebebasan bagi para pekerja untuk memilih setiap macam pekerjaan yang disukai. Kebebasan memilih berarti juga, bahwa pihak swasta bebas untuk menguasai sumber-sumber ekonomi dan kemudian mengorganisir guna memproduksi sesuatu produk yang disesuaikan atas pilihan mereka sendiri untuk d

Gambar

Gambar 1. Kurva Penawaran Dan Permintaan
Gambar 4. Kurva Phillips
Gambar 5. Kurva Lorenz
Gambar 9. Kurva Permintaan Uang Untuk Transaksi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ilmu ekonomi mikro (sering juga ditulis mikroekonomi) adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan harga- harga pasar dan

Materi pada mata kuliah Pengantar Teori Ekonomi Makro secara garis besar meliputi pengenalan ruang lingkup ekonomi makro, penjabaran pertumbuhan dan

Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi mengenai perilaku ekonomi secara individual; menganalisis mengenai perilaku ekonomi

dari teori pilihan publik adalah bahwa para pembuat keputusan politik (yaitu para pemberi suara, para politisi, para birokrat dan para pembuat keputusan pribadi

Ekonomi mikro konvensional didasarkan pada perilaku individu yang terjadi di setiap unit ekonomi yang ditandai oleh tidak adanya batasan syari’ah. Perilaku individu tersebut

Mahasiswa (Dikaji Berdasarkan Teori Perilaku yang Direncanakan dari Icek Ajzen pada Mahasiswa Program Pendidikan Ekonomi dan Koperasi.. Universitas Pendidikan

Pakar ekonomi selanjutnya yang melakukan analisis dengan lebih komprehensif adalah Leon Walras pendiri mazhab Lausanne yang mengemukakan teori keseimbangan umum, yaitu perubahan pada

Add Text B Add Text A Pokok bahasan ekonomi pertanian yang dipelajari dari perspektif ekonomi mikro Teori perilaku konsumen, teori produksi, perilaku pasar, teori biaya, dan