• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permintaan Pasar Barang Kebijakan Pemerintah

Dalam dokumen Pengantar Mikro Ekonomi Teori dan Aplika (Halaman 71-78)

Jika pendapatan individu naik maka pada setiap tingkatan harga barang yang sama, jumlah permintaan barang tersebut menjadi bertambah Dengan

4.11. Permintaan Pasar Barang

4.11.1 Permintaan Pasar Barang Kebijakan Pemerintah

Kebijakan pemerintah yang banyak diarahkan untuk kegiatan industri adalah kebijakan pengenaan pajak dan kebijakan pemberian subsidi atas barang yang diproduksi. Kebijakan tersebut mem punyai dampak berbeda terhadap produksi barang yang dihasilkan industri. Pajak berpengaruh menurunkan jumlah barang yang diproduksi industri, sebaliknya subsidi berpengaruh meningkatkan jumlah produksi suatu industri. Pembahasan pengaruh kebijakan pemerintah atas kegiatan industri, diurut sebagai berikut permintaan barang dengan kebijakan subsidi, permintaan barang dan kebijakan pajak per unit barang, kemudian permintaan barang.

(1) Permintaan Barang – Kebijakan Subsidi

Kebijakan subsidi mempengaruhi permintaan suatu barang, dan jika pemerintah memberikan subsidi kepada konsumen maka konsumen akan meningkatkan jumlah permintaan karena tingkat harga naik. Sebaliknya, jika pemerintah mengurangi subsidi kepada konsumen, maka jumlah permintaan barang akan turun karena tingkat harga naik. Di Indonesia, pemerintah pada umumnya akan memberikan subsidi kepada barang kebutuhan pokok masyarakat, antara lain bahan bakar minyak (BBM) seperti Bensin. Dengan pemberian subsidi kepada konsumen, maka konsumen cenderung mengkonsumsi Bensin lebih banyak dibandingkan tanpa diberikan subsidi. Proses pengaruh dari pemberian subsidi Bensin ini terjadi di sepanjang satu kurva permintaan Bensin. Akan tetapi secara matematika proses itu melalui pergeseran sejajar ke sebelah kanan dari posisi awal dari kurva permintaan tersebut, yakni dari kurva permintaan d ke ds. Kejadiannya diilustrasikan sebagai berikut.

Misalkan, data jumlah Bensin yang dibeli konsumen tanpa subsidi, pada berbagai tingkat harga, seperti berikut:

Harga Jumlah Bensin/hari Rp 5.000 5 liter

Rp 5.100 4 liter

Fungsi permintaan dianalisis dengan fungsi garis lurus. Pada: P1=5 .000  Q1=5 P2=5.100  Q2=4 ∆ P=P2 - P1 ∆ P=5.100 - 5000 ∆ P=100. ∆ Q=Q2 - Q1 Gambar 23.

Kurva Permintaan Pasar (D)

Ltr/hr D III II II I

0 Harga Miyak Tanah (Rp/Lt)

Keterangan:

Kurva permintaan masing-masing individu adalah L I, II, III.

Kurva permintaan pasar D merupakan

penjumlahan I, II dan III, pada tingkat harga

minyak tanah yang sama

.

J

u

m

l

a

h

64

∆ Q=4 - 5

∆ Q= - 1. b=∆ Q / ∆ P b= - 1/ 100.

Pada P1=5000 dan Q1=5 kemudian b=-1 selanjutnya dihitung a, dengan rumus sebagai berikut:

Q1 = a + b P1

5 = a + (-1) 5000 5 = a - 5000 - a = - 5000 - 5 a= 5005

Jadi fungsi permintaan bensin tanpa subsidi adalah sebagai berikut: Q=a + b P

Q=5005 - 1 P ……….(I)

Bila pemerintah memberikan subsidi sebesar S=100 (Rp/liter), maka subsidi ini berpengaruh kepada permintaan Bensin dan menyebabkan fungsi permintaan bensin pun ikut berubah. Fungsi permintaan Bensin setelah pemberian subsidi, sebagai berikut:

Fungsi permintaan tanpa subsidi Q=5005 - 1 P

Fungsi permintaan setelah subsidi Q=5005 - 1 P + S

Q=5005 - 1 P + S

dengan S=100 maka menjadi: Q=5005 - 1 P + 100

Q=5105 - 1P ………..(II)

Skedul Permintaan bensin setelah subsidi, sebagai berikut: Pada P = Rp 5000 Maka Q = 5105 - 1P Q = 5105 - 5000 Q = 105 Pada P = Rp 5100 Maka Q = 5105 - 1P Q= 5105 – 5100 Q= 5

Skedul Permintaan bensin tanpa dan setelah subsidi, adalah:

Harga Tanpa t /unit Jumlah /hari

dengan t /unit Jumlah /hari

(∆) Penurunan

Rp 5.000 5 liter 105 Liter 100 Liter

Rp 5.100 4 liter 5 Liter 1 Liter

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis pemberian subsidi terhadap Bensin di atas, adalah jumlah permintaan Bensin dari konsumen bertambah besar pada setiap tingkatan harga. Selanjutnya, deskripsi pengaruh pemberian subsidi dengan menggu nakan kurva permintaan, nampak sebagai berikut.

65

(2) Permintaan Barang – Kebijakan Pajak Per unit

Kebijakan pajak per unit mempengaruhi permintaan suatu barang, dan jika pemerintah mengenakan pajak terhadap per unit barang maka konsumen akan mengurangi permintaannya karena harga per unit barang ini mengalami kenaikan. Proses terjadinya penurunan jumlah barang yang diminta, akibat kenaikan harga per unit barang, terjadi di sepanjang satu kurva permintaan.

Produk yang dikenakan pajak per unit oleh pemerintah di Indonesia, antara lain per bungkus rokok. Dengan pengenaan pajak per unit kepada konsumen Rokok tersebut, maka konsumen cenderung mengurangi permintaan Rokoknya dibandingkan tanpa dikenakan pajak per unit. Proses pergerakan dari pengaruh pengenaan pajak per unit atas rokok ini, adalah secara matematika kurva permintaan Rokok dari konsumen sementara akan bergeser sejajar ke sebelah kanan dari posisi awal. Dengan proses itu, akan dapat ditentukan penurunan jumlah rokok yang akan diminta.Ilustrasi kejadian tersebut dapat iikuti berdasarkan analisis berikut. Misalkan, data jumlah Rokok yang dibeli konsumen tanpa pajak per unit, pada berbagai tingkat harga, seperti berikut:

Harga Jumlah Rokok/hari Rp 5.000 105 liter

Rp 5.100 5 liter

Bila dihitung fungsi permintaannya dengan fungsi garis lurus, maka hasilnya sebagai berikut: Pada: P1=5 .000  Q1=105 P2=5.100  Q2=5 ∆ P=P2 - P1 ∆ P=5.100 - 5000 ∆ P=100. ∆ Q= Q2 - Q1 ∆ Q=5 - 105 ∆ Q=- 100. Gambar 24.

Efek Kebijakan Subsidi Terhadap Permintaan Barang

Harga (Rp/lt) Q=5005 - 1P Q = 5105 - 1 P 5100 5000 d ds 0 4 5 Jumlah (lt/hr)

Efeknya “Jumlah” Permintaan Turun Akibat Kebijakan Subsidi

Keterangan

S=Kurva permintaan Bensin tanpa subsidi

Ss=kurva permintaan Bensin dengan subsidi.

Dampak subsidi:

“Jumlah” permintaan Bensin naik, karena harga turun, dan terjadi di sepanjang kurva “d”.

66

b=∆ Q / ∆ P

b=- 100/ 100= -1

Pada: P1= 5100 dan Q1=5 kemudian b=-1 selanjutnya dihitung a, dengan rumus sebagai

berikut: Q1=a+b P1 5=a+(-1) 5100 5=a - 5100 - a=- 5100 - 5 a=5105

Jadi fungsi permintaan bensin tanpa pajak per unit adalah sebagai berikut: Q=a+b P

Q=5105 - 1 P ……….(I)

Bila pemerintah mengenakan pajak per unit sebesar t=100 (Rp/bks), maka pajak per unit ini berpengaruh kepada permintaan Rokok dan menyebabkan fungsi permintaan Rokok pun ikut berubah.

Fungsi permintaan Rokok setelah pajak per unit, sebagai berikut: Fungsi permintaan tanpa pajak/unit:

Q=5005 - 1 P Fungsi permintaan setelah pajak/unit :

Q=5005 -1 P - t Q=5105 -1 P - t

dengan t=100 maka menjadi: Q=5105-1 P-100

Q=5005-1P ………..(II)

Skedul Permintaan Rokok setelah pajak per unit, sebagai berikut: Pada P=Rp 5000 Q=5005 - 1P Q=5005 - 5000 Q=5 Pada P=Rp 5100 Q=5005 - 1P Q=5005 - 5100 Q=- 95

67

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis di atas, adalah “jumlah” permintaan Rokok mengalami penurunan yang drastis pada setiap harga di sepanjang kurva permintaan “d” saja. Selanjutnya, deskripsi pengaruh pemberian pajak per unit menggunakan kurva permintaan, nampak pada Gambar 25.

Skedul Permintaan Rokok tanpa dan setelah pajak per unit, adalah:

Harga Tanpa t/Unit Jumlah /hari

Dengan t/Unit Jumlah /hari

(∆) Penurunan

Rp 5.000 105 bungkus 5 bungkus 100 bungkus

Rp 5.100 5 bungkus -95 bungkus 100 bungkus

(3) Permintaan Pasar Barang – Kebijakan Publik

Kebijakan publik sering diterapkan terhadap suatu kegiatan industri oleh pemerintah, dalam bentuk peringatan pemerintah yang ditujukan kepada masyarakat dalam mengkonsumsi suatu produk. Pemerintah disini nampaknya lebih banyak bersifat mengingatkan dan memberikan informasi positif, tentang kemungkinan terjadinya dampak buruk dari mengkonsumsi suatu produk. Contoh, merokok dikatakan dapat menyebabkan kanker dan sebagainya. Dampak dari kebijakan publik ini, diarahkan agar masyarakat perokok mau mengurangi konsumsi rokoknya.

Kebijakan ini dapat mempengaruhi permintaan akan rokok dan proses ini ditunjukkan melalui pergeseran kurva permintaannya. Penjelasan atas pengaruh kebijakan publik seperti itu, dapat diikuti melalui uraian berikut.

Dampak kebijakan publik dibandingkan kebijakan subsidi dan pajak per unit adalah berbeda satu sama lain. Pada kebijakan publik yang mengalami perubahan adalah pada “permintaan” barang. Artinya, terjadinya perubahan (naik/turun) jumlah

Gambar 25.

Efek Kebijakan Pajak Terhadap Permintaan Barang

Harga (Rp/lt) Q = 5005 - 1P dt 5100 Q = 5105 - 1 P d 5000 0 5 105 Jumlah (bks/hr)

Efeknya “Jumlah” Permintaan Turun Akibat Pajak/Unit

Keterangan:

d=kurva permintaan rokok tanpa pajak/unit dt = kurva permintaan rokok dengan pajak unit.

Dampak pajak/unit:

“Jumlah” permintaan rokok turun, karena harga rokok naik , dan proses terjadinya di

68

permintaan barang, akibat pergeseran sejajar dari kurva permintaan barang konsumen. Sedangkan, pada kebijakan subsidi dan pajak per unit, yang mengalami perubahan adalah “jumlah permintaan” barang. Disini berarti, terjadinya perubahan (naik/turun) jumlah permintaan barang, akibat pergeseran di sepanjang satu kurva permintaan barang dari konsumen.

Oleh karena itu, dalam upaya lebih memahami analisis ini, perlu penguasaan materi tentang perbedaan tersebut lebih mendalam, agar nantinya dapat diterapkan dalam berbagai kebijakan ekonomi terkait dengan pajak dan subsidi dan kebijakan publik.

4.12. Soal Latihan

1. Faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya pergeseran di sepanjang kurva permintaan suatu barang?

2. Apa yang menyebabkan kurva permintaan suatu barang bergeser?

3. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya perubahan jumlah permintaan dan perubahan permintaan suatu barang.

Jelaskan dengan menggunakan aplikasi kebijakan!

4. Benarkah dengan pengenaan pajak per unit barang menyebabkan terjadinya perubahan jumlah permintaan barang?

Jawab soal ini dengan menggunakan contoh komoditi apa yang dikenakan pajak per unit, di Indonesia!

5. Mengapa kurva permintaan suatu barang bentuknya turun dari kiri atas ke kanan bawah? Berikan beberapa alasannya!

Gambar 26.

Efek Kebijakan Publik Terhadap Permintaan Barang

Harga (Rp/lt) dp d P 0 Jumlah (bks/hr)

Efeknya “Permintaan” Turun Akibat Kebijakan Publik

Keterangan:

d = kurva permintaan rokok sebelum ada kebijakan publik

dp = kurva permintaan rokok setelah ada kebijakan publik

Dampak kebijakan publik: permintaan turun pada harga yang sama, dan terja di pergeseran kurva d ke dp.

69

6. Dengan menggunakan data berikut, susun fungsi permintaan seorang konsumen.

a) Estimasi fungsi permintaannya.

b) Gambar kurva permintaan barang tersebut!

c) Berapa besar pengaruh perubahan harga terhadap jumlah barang yang diminta? d) Berapa jumlah barang akan diminta jika harga 4,57 Rp/unit.

e) Jika dikasih gratis, berapa konsumen memintanya.

f) Berapa tingkat harga tertinggi dari permintaan barang tersebut. g) Berapa jumlah permintaan barang jika harga per unitnya naik 10 %?

h) Dan juga estimasi, berapa jumlah permintaan barang jika harga barang per unit turun 10 %?

7. Pada saat cuaca panas Betty merasa kehausan. Berikut adalah nilai yang ia berikan untuk se botol air Aqua.

 Nilai botol air pertama Rp 500.

 Nilai botol air kedua Rp 480.

 Nilai botol air ketiga Rp 460.

 Nilai botol air keempat Rp 440.

a. Sesungguhnya faktor-faktor apa saja yang mempengaru hi permintaan air Aqua tersebut?

b. Berdasarkan informasi di atas, buatlah skedul permintaan dari Betty. c. Estimmasi fungsi permintaan air Aqua tersebut!

d. Berapa besar pengaruh perubahan harga air aqua ini terhadap jumlah permintaannya?

e. Jika dikasi dengan gratis, Betty memintanya berapa botol? f. Berapa tingkat harga tertinggi dari air Aqua tersebut?

g. Dan buatkan juga kurva permintaannya untuk botolan tersebut!

h. Jika harga sebotol air Aqua adalah Rp 470, berapa botol air yang akan dibeli Betty?

i. Jika harga sebotol air Aqua turun menjadi Rp 450, berapa jumlah permintaan air dari Betty berubah?

j. Jika sebotol air Aqua diberi subsidi sebesar 2 Rp/btl, bagaimana jumlah permintaan air dari Betty ?

k. Gunakan kurva permintaan air Aqua untuk mengetahui pengaruh pemberian subsidi terhadap jumlah yang diminta oleh Betty.

Jelaskan kemana kurva permintaan air Aqua dari Betty akan bergeser? Jumlah barang (unit/bln) 11,75 31,05

70

Dalam dokumen Pengantar Mikro Ekonomi Teori dan Aplika (Halaman 71-78)