• Tidak ada hasil yang ditemukan

KORAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH: (Penelitian Tindakan Kelas dikelas VIII K SMPN 4 Cimahi).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KORAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH: (Penelitian Tindakan Kelas dikelas VIII K SMPN 4 Cimahi)."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

KORAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA DALAM

MEMECAHKAN MASALAH MELALUI STRATEGI

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

(Penelitian Tindakan Kelas dikelas VIII K SMPN 4 Cimahi)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana dalam Bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Disusun oleh:

IVAN HANDANI

1002971

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015

(2)

Koran Sebagai Sumber Belajar IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Memecahkan Masalah melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

(Penelitian Tindakan Kelas dikelas VIII K SMPN 4 Cimahi)

Oleh

Ivan Handani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Ivan Handani 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

IVAN HANDANI

KORAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MELALUI

STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

(PENELITIAN TINDAKAN KELAS KELAS VIII-K SMPN 4 CIMAHI)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dr. Ridwan Effendi, M.Ed

NIP: 196209261989041001

Pembimbing II

Dra. Yani Kusmarni, M.Pd

NIP: 196601131990012002

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Dr, Nana Supriatna, M.Ed

(4)

iv

Ivan Handani, 2015

Koran Sebagai Sumber Belajar IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Memecahkan Masalah melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Abstrak

Penelitian ini berjudul koran sebagai sumber belajar IPS untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah melalui strategi pembelajaran berbasis masalah. Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya keterampilan siswa SMPN 4 Cimahi kelas VIII K dalam memecahkan masalah. Hal itu terlihat dari kurangnya kepekaan siswa terhadap masalah yang ada dilingkungan sekolah, siswa kesulitan dalam memberikan contoh permasalahan yang berkaitan dengan materi pelajaran, serta kesulitan dalam merumuskan pertanyaan sederhana. Tujuan dari peneliti ini yaitu untuk: 1. Mengetahui gambaran bagaimana cara guru mendesain strategi pembelajaran berbasis masalah dengan memanfaatkan koran sebagai sumber belajar IPS untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah di kelas VIII K SMPN 4 Cimahi, 2. Memperoleh gambaran mengenai cara guru melaksanakan pembelajaraan berbasis masalah dengan memanfaatkan koran sebagai sumber belajar IPS untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah di kelas VIII K SMPN 4 Cimahi, 3. Untuk menjelaskan solusi yang diambil guru dalam mengatasi kendala yang dihadapi saat melaksanakan pembelajaran berbasis masalah dengan memanfaatkan koran sebagai sumber belajar IPS dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah di kelas VIII K SMPN 4 Cimahi. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan strategi pembelajaran berbasis masalah dengan memanfaatkan koran sebagai sumber belajar IPS. Setelah dilakukan penelitian selama empat siklus diperoleh hasil peningkatan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah yang ditandai meningkatnya kepekaan siswa terhadap masalah yang ada dilingkungan sekolah maupun lingkungan tempat tinggalnya, mampu merumuskan pertanyaan sederhana, memberikan contoh permasalahan yang berkaitan dengan materi serta mampu memberikan solusi untuk mengatasi permasalahan yang didiskusikan.

(5)

v

Ivan Handani, 2015

Koran Sebagai Sumber Belajar IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Memecahkan Masalah melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Abstract

This research titled newspapers as a source of social studies to improve students' skills in problem solving through problem-based learning strategies. The background of this research is low skills students in problems solving at class VIII K SMPN 4 Cimahi.This is evident from the lack of sensitivity of students to the problems that exist within the school, students difficult to providing examples of problems related to the subject matter, as well as they can't formulating a simple question. The purpose of this research is to: 1. Knowing how teachers designing illustration problem-based learning strategies by utilizing the newspaper as a source of social studies to improve students' skills in problem solving at class VIII K SMPN 4 Cimahi, 2. Obtain an overview of how teachers implement pembelajaraan based problems by using newspapers as a source of social studies to improve students' skills in solving problems in class VIII SMPN 4 Cimahi K, 3. To explain the solution by the teacher when overcoming obstacles encountered when implementing problem-based learning by making use of newspapers as a source of social studies to improve students' skills in problems solving at class VIII K SMPN 4 Cimahi.This classroom action research using problem-based learning strategies by utilizing the newspaper as a source of social studies.After doing research of four cycles, researcher gain the result that students' skills in problems solving is increase, its viewed by increasing sensitivity of students to the problems that exist within the school or neighborhood, is able to formulate a simple question, give examples of the problems related to the material and be able to provide solutions to the problems discussed.

(6)

vi

Ivan Handani, 2015

Koran Sebagai Sumber Belajar IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Memecahkan Masalah melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GRAFIK ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Tinjauan Tentang Pembelajaran IPS ... 8

1. Pengertian Pendidikan IPS ... 8

2. Prinsip Pembelajaran IPS... ... 9

3. Tujuan Pembelajaran IPS ... 10

B. Tinjauan Tentang Keterampilan Memecahkan Masalah... 12

1. Pengertian Keterampilan Memecahkan Masalah... 12

2. Langkah - Langkah Memecahkan Masalah ... 13

(7)

vii

Ivan Handani, 2015

Koran Sebagai Sumber Belajar IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Memecahkan Masalah melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dalam Pembelajaran IPS Keterampilan ... 16

1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah ... 16

2. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah... 18

3. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah... 19

4. Keunggulan dan Kelemahan PBL... 22

D. Tinjauan Tentang Koran... 23

1. Pengertian Koran... ... 23

2. Fungsi Koran... 25

3. Peran Koran... 27

E. Koran Sebagai Sumber Belajar IPS Untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Dalam Memecahkan Masalah Melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)... 28

F. Penelitian Terdahulu ... 31

G. Kerangka Berfikir... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 34

B. Metode Penelitian... 34

C. Desain Penelitian Tindakan Kelas ... 36

1. Perencanaan Tindakan (planning) ... 37

2. Pelaksanaan Tindakan (act) ... 38

3. Observasi/Pengamatan ... 38

4. Refleksi ... 39

D. Klarifikasi Konsep ... 39

1. Pembelajaran Berbasis Masalah... 39

2. Keterampilan Memecahkan Masalah... 41

E. Instrumen Penelitian ... 42

1. Lembar Observasi Aktivitas Siswa... 42

(8)

viii

Ivan Handani, 2015

Koran Sebagai Sumber Belajar IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Memecahkan Masalah melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Catatan Lapangan... 43

F. Teknik Pengumpulan Data ... 44

1. Observasi ... 44

2. Wawancara... 45

3. Studi Dokumen... 45

G. Teknik Analisis Data ... 45

1. Data Kualitatif ... 46

2. Data Kuantitatif ... 48

3. Validasi Data ... 49

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 50

A. Deskripsi Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ... 50

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian SMP Negeri 4 Cimahi... 50

2. Deskripsi Kelas Penelitian... 50

3. Profil Guru Mitra... 51

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 51

1. Observasi Awal Pembelajaran IPS ... 51

a. Pelaksanaan Observasi Awal Pembelajaran IPS ... 51

b. Refleksi Hasil Observasi awal... 53

2. Penelitian Siklus Pertama ... 54

a. Perencanaan Tindakan Siklus Pertama ... 54

b. Deskripsi Tindakan Siklus Pertama ... 56

c. Deskripsi Hasil Observasi Tindakan Siklus Pertama ... 61

1) Kegiatan Diskusi... 61

2) Deskripsi Hasil Observasi Tindakan Siklus Pertama Terhadap Guru ... 65

d. Refleksi Pelaksanaan Tindakan Siklus Pertama ... 69

3. Penelitian Tindakan Siklus Kedua ... 70

(9)

ix

Ivan Handani, 2015

Koran Sebagai Sumber Belajar IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Memecahkan Masalah melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

b. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus Kedua ... 71

c. Deskripsi Hasil Observasi Tindakan Siklus Kedua ... 75

1) Kegiatan Diskusi... 75

2) Deskripsi Hasil Observasi Tindakan Siklus Kedua Terhadap Guru ... 80

d. Refleksi Tindakan Siklus Kedua ... 83

4. Penelitian Tindakan Siklus Ketiga ... 84

a. Rencana Tindakan Siklus Ketiga ... 84

b. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus Ketiga ... 85

c. Deskripsi Hasil Observasi Tindakan Siklus Ketiga... 89

1) Kegiatan Diskusi... 89

2) Deskripsi Hasil Observasi Tindakan Siklus Ketiga Terhadap Guru ... 92

d. Refleksi Tindakan Siklus Ketiga ... 96

5. Penelitian Tindakan Siklus Keempat ... 96

a. Rencana Tindakan Siklus Keempat ... 96

b. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus Keempat ... 97

c. Deskripsi Hasil Observasi Tindakan Siklus Keempat.. 99

1) Kegiatan Diskusi... 99

2) Deskripsi Hasil Observasi Tindakan Siklus Keempat Terhadap Guru ... 102

d. Refleksi Tindakan Siklus Keempat ... 105

C. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK)... 106

1. Merencanakan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Memanfaatkan Koran Sebagai Sumber Belajar IPS Untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Dalam Memecahakan Masalah... 106

2. Melaksanakan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

dengan Memanfaatkan Koran sebagai Sumber Belajar IPS

(10)

x

Ivan Handani, 2015

Koran Sebagai Sumber Belajar IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Memecahkan Masalah melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Memecahkan Masalah... 111

a. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Kegiatan Diskusi... 114

b. Hasil Pengamatan Dari Aktivitas Guru... 115

3. Solusi yang dilakukan dalam mengatasi kendala yang dihadapi dalam melaksanakan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Menggunakan Koran untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Memecahkan Masalah.. 118

4. Analisis Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK)... 119

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 126

A. Kesimpulan ... 126

B. Saran ... 129

DAFTAR PUSTAKA ... 131

(11)

xi

Ivan Handani, 2015

Koran Sebagai Sumber Belajar IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Memecahkan Masalah melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 4.1 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa...

115

Grafik 4.2 Penelitian Tindakan Aktivitas Guru...

117

Grafik 4.3 Grafik gabungan penilaian LKS dan Presentasi (performance)...

(12)

xii

Ivan Handani, 2015

Koran Sebagai Sumber Belajar IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Memecahkan Masalah melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel: 2.1 Indikator Kemampuan Memecahan Masalah ...

15

Tabel 4.1 Penilaian Diskusi ...

62

Tabel 4.2 Penilaian Performance ...

62.

Tabel 4.3 Lembar Observasi Aktivitas Guru ...

66

Tabel 4.4 Penilaian Diskusi ...

76

Tabel 4.5 Penilaian Performance...

76

Tabel 4.6 Lembar Observasi Aktivitas Guru ...

80

Tabel 4.7 Penilaian Diskusi ...

89

Tabel 4.8 Penilaian Performance ...

90

Tabel 4.9 Lembar Observasi Aktivitas Guru ...

93

Tabel 4.10 Penilaian Diskusi ...

99

Tabel 4.12 Lembar Observasi Aktivitas Guru ...

(13)

xiii

Ivan Handani, 2015

Koran Sebagai Sumber Belajar IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Memecahkan Masalah melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.13 Presentase Penilaian Kegiatan Diskusi Kelompok ...

114

Tabel 4.14 Presentase Aktivitas Guru ...

116

(14)

1

Ivan Handani, 2015

Koran Sebagai Sumber Belajar IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Memecahkan Masalah melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB 1

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Penelitian ini dilatarbelakangi dari hasil observasi awal yang telah

penulis lakukan dikelas VIII K SMPN 4 Cimahi, dimana saat kegiatan

pembelajaran IPS berlangsung penulis menemukan permasalahan yang

menunjukan bahwa keterampilan siswa dalam memecahkan masalah di kelas

VIII K ini masih rendah, hal itu bisa dilihat dari; Pertama, kurangnya

kepekaan siswa terhadap masalah-masalah yang ada dilingkungan sekolah, hal

itu terlihat dari prilaku siswa yang masih membuang sampah sembarang seperti

dibawah meja, dipojok kelas dan diselokan, sehingga kelas terlihat kotor dan

tidak nyaman untuk belajar.

Kedua, siswa kesulitan dalam memberikan contoh permasalahan yang

berkaitan dengan materi pelajaran, seperti ketika guru meminta siswa untuk

memberikan contoh penyimpangan yang ada dilingkungan sekolah terlihat

siswa kebingungan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru,

padahal banyak sekali penyimpangan yang ada dilingkungan sekolah seperti,

mencontek, pemalakan, membuang sampah sembarangan dan banyak lagi

permasalahan yang ada dilingkungan sekolah. Ketiga, siswa mengalami

kesulitan dalam merumuskan pertanyaan sederhana, ketika guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum

dimengerti atau kurang jelas terlihat siswa hanya diam dan cenderung

berpura-pura tidak tahu dengan pertanyaan yang diberikan oleh guru. Keempat, siswa

kebingungan dan kesulitan dalam mengidentifikasi faktor yang menyebabkan

suatu permasalahan itu muncul, contohnya ketika guru meminta siswa untuk

memberikan alasan mengapa banyak siswa yang mencontek ketika ulangan,

terlihat siswa kelas VIII K ini tidak mampu menjawab pertanyaaan yang

diberikan oleh guru, terlihat siswa saling menunjuk temannya untuk menjawab

(15)

2

Ivan Handani, 2015

Koran Sebagai Sumber Belajar IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Memecahkan Masalah melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Selain itu, salah satu faktor yang menyebabkan keterampilan siswa

kelas VIII K dalam memecahkan masalah sulit berkembang adalah kurangnya

guru mengkaitkan materi pelajaran dengan masalah-masalah yang terjadi

dilingkungan sekolah. Kemudian penulis juga melihat situasi pembelajaran IPS

dikelas VIII K ini masih bersifat satu arah, artinya guru masih menjadi sosok

sentral dalam pembelajaran, sedangkan siswa cenderung pasif dan hanya

mendengarkan dan menerima materi yang disampaikan oleh guru. Padahal

belajar bukan hanya sekedar menghafal konsep-konsep dan menerima materi

saja, seperti yang dijelaskan Ditjen Dikdasmen (dalam Komalasari, 2010,

hlm.17) bahwa proses belajar meliputi :

1) Belajar tidak hanya sekedar menghafal, akan tetapi siswa harus

mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri;

2) Siswa belajar dari mengalami, dimana siswa mencatat sendiri pola-pola

bermakna dari pengetahuan baru, bukan diberi begitu saja oleh guru;

3) Pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang terorganisasi dan

mencerminkan pemahaman yang mendalam tentang sesuatu persoalan

(subject matter);

4) Pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta-fakta atau

Sproposisi yang terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan yang

dapat diterapkan;

5) Manusia mempunyai tingkatan yang berbeda dalam menyikapi situasi

baru;

6) Siswa perlu dibiasakan memecahkan masalah, menemukan sesuatu

yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide;

7) Proses belajar dapat mengubah struktur otak. Perubahan struktur otak

itu berjalan terus seiring dengan perkembangan organisasi pengetahuan

dan keterampilan seseorang.

Jadi dari penjelasan diatas dapat dipahami jika belajar bukan hanya

(16)

3

Ivan Handani, 2015

Koran Sebagai Sumber Belajar IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Memecahkan Masalah melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

tetapi siswa juga harus belajar memecahkan suatu masalah melalui fikirannya

dan pengetahuannya. Preisseisen (dalam Yamin, 2010, hlm. 9) menjelaskan

bahwa keterampilan memecahan masalah merupakan keterampilan individu

dalam menggunakan proses berfikirnya untuk memecahkan masalah melalui

pengumpulan fakta-fakta, analisis informasi, menyusun berbagai alternatif

pemecahan, dan memilih pemecahan masalah paling efektif. Selain melatih

kemampuan berfikir, keterampilan memecahan masalah juga mampu

meningkatkan rasa kepedulian terhadap masalah-masalah sosial yang terjadi

dilingkungan, siswa akan mempelajari beberapa aspek seperti siswa mencari

informasi atau teori yang berhubungan dengan masalah yang terjadi, proses saat

siswa berfikir dan bekerja untuk mengaplikasikan antara konsep dengan

masalah serta ide untuk memecahkan masalah tersebut maka akan timbul sikap

positif terhadap masalah yang dihadapi, Sa’ud U. S.( 2008, hlm.123).

Untuk itu diperlukannya suatu metode atau starategi pembelajaran yang

mengharuskan siswa untuk berfikir, sehingga dengan kemampuan berfikirnya

itu siswa diharapkan dapat meningkatkan keterampilannya dalam memecahkan

masalah. Strategi pembelajaran yang dianggap mampu meningkatkan

keterampilan siswa dalam memecahkan masalah yaitu strategi pembelajaran

berbasis masalah (Problem Based Learning) strategi ini dianggap cocok karena

pada proses pembelajarannya menggunakan masalah dunia nyata dan dekat

dengan lingkungan siswa, selain itu siswa juga dituntut menggunakan

pengetahuan dan kemampuan berfikirnya untuk memecahkan sutau

permasalahan, hal itu sependapat dengan yang diungkapkan Komalasari (2010,

hlm. 58-59), bahwa pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning)

adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata

sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan

keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan

konsep yang esensial dari materi pelajaran. Kemudian Bern dan Erikson (dalam

Komalsari, 2010, hlm. 59), mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis

(17)

4

Ivan Handani, 2015

Koran Sebagai Sumber Belajar IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Memecahkan Masalah melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

melibatkan siswa dalam memecahkan masalah dengan mengintegrasikan

berbagai konsep dan keterampilan dari berbagai disiplin ilmu. Selain dapat

mengembangkan kemampuan berfikir siswa, pembelajaran berbasis masalah

juga dapat membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran, seperti yang

diungkapkan Suyadi (2013, hlm. 130) bahwa pembelajaran berbasis masalah

merupakan strategi pembelajaran yang mengharuskan peserta didik aktif,

kolaboratif dan menyakini kemampuan intelektualnya untuk melakukan

pemecahan masalah.

Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa dalam pembelajaran

berbasis masalah siswa dituntut untuk melakukan pemecahan masalah-masalah

yang disajikan dengan cara menggali informasi sebanyak-banyaknya, kemudian

dianalisis dan dicari solusi dari permasalahan yang ada, solusi dari

permasalahan tersebut tidak mutlak mempunyai satu jawaban yang benar

artinya siswa dituntut pula untuk berfikir tingkat tinggi. Selain itu siswa juga

diharapkan menjadi individu yang berwawasan luas serta mampu melihat

hubungan pembelajaran dengan aspek-aspek yang ada di lingkungannya,

sebagaimana dikemukakan Panen (dalam Rusmono, 2012. hlm. 74) yang

mengungapkan bahwa dengan pembelajaran berbsis masalah (Problem Based

Learning), siswa diharapakan untuk terlibat dalam proses pemecahan masalah

yang dimulai dengan mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan data, dan

menggunakan data tersebut untuk memecahkan masalah.

Selain menggunakan strategi pembelajaran berbasis masalah untuk

meningkatkan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah, penulis juga

akan menggunakan koran sebagai sumber pembelajaran IPS, hal itu

dikarenakan penulis melihat banyak sekali koran yang ada dibawah meja guru

yang dibiarkan begitu saja tanpa adanya tindakan yang dilakukan oleh guru

maupun siswa, padalah koran juga dapat jadikan sebagai salah satu sumber

belajar yang lebih menarik siswa dan mempermudah dalam memebrikan contoh

(18)

5

Ivan Handani, 2015

Koran Sebagai Sumber Belajar IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Memecahkan Masalah melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

menjelaskan bahwa seorang guru dapat memanfaatkan atau memberdayakan

media massa sebagai sumber pembelajaran IPS secara optimal dan efektif

sehingga dapat menunjang keberhasilan pembelajaran IPS melalui tiga cara,

yaitu :

a. Media massa dapat memperbaiki bagian konten dari kurikulum IPS;

b. Media massa dapat dijadikan alat pembelajaran yang menarik dan

berbeda bagi peserta didik

c. Media massa dapat digunakan untuk mempermudah siswa dalam

memahami materi.

Berkaitan dengan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka

penulis tertarik melakukan tindakan untuk mengatasi permasalahan

pembelajaran tersebut. Dan penulis termotivasi untuk melakukan penelitian

dengan judul Koran Sebagai Sumber Belajar IPS Untuk Meningkatkan

Keterampilan Siswa dalam Memecahakan Masalah melalui Strategi

Pembelajaran Berbasis Masalah”.

B. Rumusan Masalah

Setelah penulis mengamati permasalahannya dan merujuk pada latar

belakang masalah yang telah dideskripsikan di awal, maka penulis dapat

merumuskan permasalahan, sebagai berikut:

1. Bagaimana guru merencanakan strategi pembelajaran berbasis masalah

dengan memanfaatkan koran sebagai sumber belajar IPS untuk

meningkatkan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah di

kelas VIII K SMPN 4 Cimahi?

2. Bagaimana guru melaksanakan pembelajaran berbasis masalah dengan

memanfaatkan koran sebagai sumber belajar IPS untuk meningkatkan

keterampilan siswa dalam memecahkan masalah di kelas VIII K

(19)

6

Ivan Handani, 2015

Koran Sebagai Sumber Belajar IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Memecahkan Masalah melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Bagaimana solusi untuk mengatasi kendala dalam pelaksaanaan

penerapan strategi pembelajaran berbsis masalah dengan

memanfaatkan koran sebagai sumber belajar IPS untuk meningkatkan

keterampilan siswa dalam memecahkan masalah di kelas VIII K

SMPN 4 Cimahi?

C. Tujuan Penelitian

Setelah merumuskan permasalahan diatas, penulis dapat menentukan

tujuan penelitian dari permasalahan di atas:

1. Untuk mendeskripsikan cara guru mendesain strategi pembelajaran

berbasis masalah dengan memanfaatkan koran sebagai sumber belajar

IPS dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam memecahkan

masalah di kelas VIII K SMPN 4 Cimahi?

2. Untuk menggambarkan cara guru melaksanakan pembelajaraan

berbasis masalah dengan memanfaatkan koran sebagai sumber belajar

IPS dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam memecahkan

masalah di kelas VIII K SMPN 4 Cimahi?

3. Untuk menjelaskan solusi yang diambil guru dalam mengatasi kendala

yang dihadapi saat melaksanakan pembelajaran berbasis masalah

dengan memanfaatkan koran sebagai sumber belajar IPS untuk

meningkatkan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah di

kelas VIII K SMPN 4 Cimahi?

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat bagi guru, yaitu untuk mengetahui permasalah yang dapat

terjadi dalam suatu kelas serta dapat mengetahui metode apa yang

(20)

7

Ivan Handani, 2015

Koran Sebagai Sumber Belajar IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Memecahkan Masalah melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Manfaat bagi siswa. yaitu siswa belajar bertanggung jawab, mandiri,

kreatif, inovatif, saling menghargai antar sesama serta dapat berfikir

kritis dan logis

3. Manfaat bagi sekolah yaitu untuk meningkatkan kualitas, sarana dan

prasarana sekolah. Sehingga suasana belajar dan lingkungan sekolah

menjadi menyenangkan.

4. Manfaat bagi penulis lebih lanjut yaitu dapat meningkatkan wawasan

pengetahuan penulis.

E. Struktur Organisasi

Skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu bab I pendahuluan, bab II kajian

pustaka, bab III metodologi penelitian, bab IV analisis data dan hasil observasi,

dan bab V penutup.

Bab I berisi tentang latar belakang masalah yang dimana hal itu

menjelaskan tentang Pemanfaatan koran sebagai sumber pembelajaran IPS

untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah sosial

melalui strategi pembelajaran berbasis masalah (Problem Bassed learning).

Selain itu, berisi tentang rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian.

Bab II Membahas mengenai kajian pustaka yang berhubungan dengan

permasalahan yang diambil dan rumuskan masalah yang dibahas. Kajian

pustaka yang penulis kaji yaitu mengenai Koran sebagai Sumber Belajar IPS

untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Memecahakan Masalah

melalui Strategi Pembelajaran berbasis Masalah” Berdasarkan judul tersebut maka penulis memaparkan kajian pustakanya menjadi; Pertama, membahas

mengenai pengertian sumber belajar, jenis sumber belajar dan fungsi sumber

belajar. Kedua, yaitu mengenai pengertian koran, fungsi koran dan manfaat

koran serta pemanfaatan koran dalam pembelajaran IPS. Ketiga, membahas

mengenai pembelajaran IPS dan yang terakhir yaitu membahas mengenai

(21)

8

Ivan Handani, 2015

Koran Sebagai Sumber Belajar IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Memecahkan Masalah melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Bab III Merupakan metodologi penelitian yang mencakup desain

penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data serta prosedur dan

tahap penelitian

Bab IV Membahas tentang laporan hasil penelitian yang meliputi

pengolahan atau antusias data untuk menghasilkan temuan dan pembahasan.

Bab V membahas mengenai penutup yang di dalamnya terdapat

kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan sekaligus menjawab

(22)

34

Ivan Handani, 2015

Koran Sebagai Sumber Belajar IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Memecahkan Masalah melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini penulis akan menjelaskan megenai lokasi dan subjek

penelitian, metode yang digunakan dalam penelitian, desain penelitian,

klarifikasi konsep, instrumen penelitian, teknik pengumpulan dan analisis data,

yang akan dipaparkan sebagai berikut:

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMPN 4 Cimahi yang letaknya di JL.Cijerah

Melong Raya No. 06 Kel. Melong Asih Kec. Cimahi Selatan, Kota Cimahi.

Secara umum kondisi sekolah ini cukup baik, hal itu bisa dilihat dari fasilitas

yang ada disana, sebagian besar fasilitas disana cukup memadai untuk belajar,

fasilitas tersebut antara lain, lab komputer, perpustakaan, labolatorium IPA,

perpustakaan dan banyak lagi fasilitas yang dapat menunjang prestasi siswa

baik itu dalam bidang akademik maupun non akademik.

Sample yang digunakan dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VIII K

yang berjumlah 22 yaitu tediri dari 12 siswi perempuan dan 10 siswa laki-laki.

Alasan saya memilih kelas ini karena menurut guru yang mengajar disana,

kelas VIII XI merupakan kelas yang cocok untuk dijadikan penelitian ini

karena kelas tersebut merupakan kelas yang kemampuan berfikirnya cukup

baik tentu hal tersebut sesuai dengan penelitian yang akan saya lakukan yaitu

mengenai peningkatkan kemampuan siswa dalam memecahan masalah.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian

tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang

diprakarsai untuk memecahkan masalah dalam proses belajar mengajar di kelas

secara langsung. Dengan kata lain, PTK dibuat dengan tujuan untuk

meningkatkan dan memperbaiki mutu proses belajar mengajar di kelas serta

(23)

35

Ivan Handani, 2015

Koran Sebagai Sumber Belajar IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Memecahkan Masalah melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

sekolah. Menurut Kemmis (dalam Wiriaatmadja, 2005, hlm. 12) penelitian

tindakan kelas adalah sebuah bentuk inquiry reflektif yang dilakukan secara

kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk

meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari kegiatan praktek sosial atau

pendidikan mereka, pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek

pendidikan ini, serta situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan

praktek ini. Kemudian Sanjaya (2011, hlm. 25), Secara bahasa ada tiga istilah

yang berkaitan dengan penelitian tindakan keleas, yakni penelitian, tindakan,

dan kelas. Pertama, penelitian adalah suatu perlakuan yang menggunakan

metologi untuk memecahkan suatu masalah. Kedua, tindakan dapat diartikan

sebagai perlakuan yang dilakukan oleh guru untuk memperbaiki mutu. Ketiga

kelas menunjukkan pada tempat berlangsungnya tindakan. Berdasarkan

beberapa pemahaman mengenai PTK diatas dapat disimpulkan bahwa

penelitian tindakan kelas adalah suatu suatu penelitian yang dilakukan didalam

kelas untuk mengkaji berbagai kemungkinan permasalahan yang terjadi dalam

proses pembelajaran, permasalahan tersebut kemudian akan dipecahkan melalui

tindakan penelitian yang terencana.

Dalam penelitian tindakan kelas guru perlu melakukan sebuah refleksi

diri dimana guru berusaha untuk menilai kinerja yang telah dilakukannya

sendiri sehingga guru secara langsung dapat mengetahui dan menyadari

masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran. Keinginan guru untuk

menerapkan sesuatu dalam rangka mengembangkan ataupun memperbaiki

kinerjanya adalah sebuah alasan yang bisa melatar belakangi dilakukannya

penelitian tindakan kelas. Seperti yang dikemukan oleh Gruny dan Kemmis

(Sanjaya, 2009, hlm. 30) bahwa penelitian tindakan kelas meliputi tiga hal

yakni peningkatan praktik, pengembangan profesional, dan peningkatan situasi

tempat praktik berlangsung. Peningkatan praktik disini menjadi salah satu

tujuan dari PTK dimana dengan penelitian tindakan kelas diharapkan dapat

meningkatkan kualitas praktik dilapangan yang dimana permasalahan yang ada

(24)

36

Ivan Handani, 2015

Koran Sebagai Sumber Belajar IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Memecahkan Masalah melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

guru. Tujuan PTK yang lain adalah pengembangan profesional dimana dalam

PTK guru akan selalu berusaha untuk memperbaiki dan mengembangkan

pengetahuannya dalam suatu proses pembelajaran, sehingga guru akan merasa

tertantang untuk mencoba hal-hal baru yang diharapkan mampu meningkatkan

kualitas pembelajaran.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian tindakan

kelas dikarenakan melihat permasalahan yang muncul setelah dimelakukan

pengamatan atau observasi di kelas VIII-K SMPN 4 Cimahi, dimana penulis

menemukan permasalahan yang terjadi dikelas VIII-K yaitu rendahnya

keterampilan siswa dalam memecahkan masalah, untuk itu cara yang dianggap

cocok untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu metode penelitian tindakan

kelas (PTK) karena salah satu tujuan dari PTK sendiri yaitu untuk memperbaiki

kulitas pembelajaran.

C. Desain Penelitian Tindakan Kelas

Desain penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini

mengacu pada model penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc.

Taggart. Alasan digunakan desain ini dikarenakan untuk meningkatkan

keterampilan siswa dalam memecahkan masalah memerlukan beberapa kali

tindakan yang berulang-ulang, kemudian model Kemmis dan Mc. Tagart juga

terlihat sederhana dan mudah dipahami sehingga penulis tidak ragu untuk

menggunakan model yang diprakarsai oleh Kemmis dan Mc. Taggart. PTK

yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart adalah merupakan model

pengembangan dari model Kurt Lewin. Dikatakan demikian, karena di dalam

suatu siklus terdiri atas empat komponen, keempat komponen tersebut,

meliputi: (1) Perencanaan, (2) Aksi/tindakan, (3) Observasi, dan (4) Refleksi.

Menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Rafi′uddin, 1996, hlm. 23) penelitian tindakan dapat dipandang sebagai suatu siklus spiral dari penyusunan

perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi yang

(25)

37

Ivan Handani, 2015

Koran Sebagai Sumber Belajar IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Memecahkan Masalah melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini berbentuk spiral yang terlihat

pada gambar dibawah ini:

Gambar 3.1. Model Kemmis dan Mc. Taggart (dalam Wiriatmandja, 2010, hlm. 66)

Dari desain yang digambarakan di atas tampak bahwa penelitian kelas

merupakan proses perbaikan secara terus menerus dari suatu tindakan yang

masih mengandung kelemahan sebagaimana hasil refleksi menuju ke arah yang

semakin sempurna. Penjelasan pada masing-masing tahapan adalah sebagai

berikut.

1. Perencanaan Tindakan (planning)

Dalam tahap ini penulis akan mengidentifikasi dan membuat suatu

perencanaan berdasarkan hasil observasi dan pra penelitian yang telah

dilakukan. Kemudian penulis menentukan kelas yang cocok dan memiliki

(26)

38

Ivan Handani, 2015

Koran Sebagai Sumber Belajar IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Memecahkan Masalah melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

penulis. Permasalahan yang ditemukan saat melakukan observasi yaitu

rendahnya keterampilan siswa dalam memecahkan masalah dalam mata

pelajaran IPS dan penulis menemukan solusi yang dianggap tepat untuk

mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan menerapkan strategi

pembelajaran berbasis masalah (PBL) dan digabungkan dengan

pemanfaatan korasn sebagai sumber belajar IPS.

Selanjutnya penulis bersama guru mitra melakukan diskusi

mengenai penentuan materi yang cocok dengan strategi pembejaran

berbasis masalah, mencari permasalahan yang ada dikoran yang sesuai

dengan materi yang akan dijarkan, membuat instrumen penelitian, rubrik

penilaian diskusi dan sampai pada penyusunan RPP.

2. Pelaksanaan Tindakan (act)

Tahap ini merupakan implementasi atau penerapan isi rencana, yaitu

melakukan tindakan-tindakan sesuai dengan langkah-langkah tindakan yang

telah direncanakan pada tahap perencanaan. Langkah pertama yang akan

dilakukan dalam tahap melaksanakan tindakan ini adalan penerapan strategi

pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran dan bagaimana

memanfaatkan koran sebagai sumber belajar IPS. Pertama-tama guru

menampilkan contoh permasalahan yang diambil dari koran yang berkaitan

dengan materi, setelah itu siswa akan dibagi kedalam empat kelompok,

kemudian siswa diminta untuk mengemukakan permasalahan yang ada

dilingkungan sekolah ataupun ditempat tinggalnya, setelah itu siswa

diminta untuk memilih salah satu masalah yang menarik untuk dipecahkan,

dan yang terakhir siswa diminta untuk memberikan solusi untuk mengatasi

permasalahan yang didiskusikan. Dalam proses ini instrumen penilitian

digunakan untuk melihat ketercapaian dan peningkatan keterampilan siswa

dalam memecahkan masalah melalui penerapan strategi pembelajaran

berbasis masalah dan pemanfaatan koran sebagai sumber belajar.

(27)

39

Ivan Handani, 2015

Koran Sebagai Sumber Belajar IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Memecahkan Masalah melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tahap observasi ini dilakukan bersamaan dengan proses tindakan.

Kegiatan observasi ini dilakukan untuk melihat bagaimana keadaan kelas

pada saat tindakan berlangsung serta untuk melihat sejauh mana

keterampilan siswa dalam memechkan masalah. Dalam tahap inilah

instrumen penelitian yang telah disusun digunakan untuk melihat

peningkatan yang ditunjukan oleh siswa.

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis, interpretasi, dan

eksplanasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan

tindakan. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan suatu kriteria, misalnya

kriteria efektivitas pengajaran mempunyai indikator penggunaan waktu,

biaya, tenaga, dan pencapaian hasil, dalam tahap ini penulis harus

melakukan:

a) Kegiatan diskusi balikan dengan guru mitra penulis dan siswa setelah

tindakan dilakukan

b) Merefleksikan hasil diskusi balikan untuk siklus selanjutnya

c) Mendiskusikan hasil observasi kepada dosen pembimbing

Pada tahapan refleksi dilakukan analisis data yang diperoleh dari

dampak pelaksanaan tindakan dan hambatan yang muncul dan didiskusikan

rencana berikutnya untuk memperbaiki hal-hal yang masih kurang. Setelah

melakukan observasi, refleksi, dan evaluasi biasanya muncul permasalahan

baru atau pemikiran baru, sehingga penulis merasa perlu melakukan

perencanaan ulang, tindakan ulang, pengamatan ulang, dan refleksi ulang.

Langkah-langkah kegiatan PTK dalam siklus terus berulang, sehingga

membentuk siklus kedua, ketiga, dan seterusnya.

D. Klarifikasi Konsep

1. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

Bern dan Erikson (dalam Komalsari, 2010, 59) menegaskan bahwa

(28)

40

Ivan Handani, 2015

Koran Sebagai Sumber Belajar IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Memecahkan Masalah melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pembelajaran yang melibatkan siswa dalam memecahkan masalah dengan

mengintegrasikan berbagai konsep dan keterampilan dari berbagai disiplin

ilmu. Komalasari (2010, hlm. 58-59). Bern dan Erikson (dalam Komalsari,

2010, hlm. 59), mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis masalah

(Problem Based Learning) merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan

siswa dalam memecahkan masalah dengan mengintegrasikan berbagai konsep

dan keterampilan dari berbagai disiplin ilmu. Tujuan dari penerapan strategi

pembelajaran berbasis masalah ini yaitu untuk meningkatkan keterampilan

siswa dalam memecahkan masalah melalui proses berfikir. Selain itu dengan

penerapan strategi ini juga diharapkan siswa mampu belajar mandiri dan

mampu mengambangkan serta dapat mengaplikasikan pengetahuan dan

keterampilan yang dimilikinya. Berikut ini langkah-langkah penerapan strategi

pembelajaran berbasis masalah (PBL) dengan memanfaatkan koran sebagai

sumber belajar:

a. Tahap Persiapan

Dalam tahap ini penulis mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan

untuk penelitian, mulai dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),

kelas, kesiapan siswa, mencari masalah dari koran yang berkaitan

dengan materi pelajaran dan LKS.

b. Tahap Penerapan Strategi pembelajaran berbasis masalah

Strategi pembelajaran berbasis masalah dapat digunakan untuk

meningkatkan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah dengan cara

sebagai berikut,

1) Guru menampilkan contoh permasalahan yang diambil dari koran, yang

berfungsi untuk memperkenalkan berbagai permasalahan yang ada

dilingkungan siswa.

2) Setelah itu, siswa dibagi kedalam 4 kelompok yang terdiri dari 5 orang.

3) Setelah siswa duduk berkelompok, guru meminta siswa untuk

(29)

41

Ivan Handani, 2015

Koran Sebagai Sumber Belajar IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Memecahkan Masalah melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

a) Merumuskan masalah, dalam tahap ini siswa diminta untuk

mengemukakan berbagai permasalahan yang ada dilingkungan

sekolah dan tempat tinggalnya.

b) Memilih masalah yang menarik untuk dipecahkan, setelah

berbagai permasalahan dikemukakan, siswa diminta untuk

merumuskan masalah yang menarik untuk dipecahkan.

c) Mencari solusi untuk mengatsi masalah yang didiskusikan, dalam

tahap ini siswa secara berkelompok berdiskusi mengenai

bagaimana cara mengatasi permasalahan yang telah dipilih untuk

dipecahkan.

d) Mempresentasikan hasil diskusi, dalam tahap ini setiap kelompok

dipersilahkan untuk mempresentasikan hasil diskusinya.

2. Keterampilan Memecahan Masalah

Keterampilan memecahkan masalah merupakan proses berfikir tingkat

tinggi dimana siswa dituntut untuk menggunakan pengetahuan dan

kemampuannya untuk memecahkan suatu permasalah, hal itu sejalan dengan

apa yang diungkapkan Preisseisen (dalam Yamin, 2010, hlm. 9) yang

menjelaskan bahwa keterampilan memecahan masalah merupakan keterampilan

individu dalam menggunakan proses berfikirnya untuk memecahkan masalah

melalui pengumpulan fakta-fakta, analisis informasi, menyusun berbagai

alternatif pemecahan, dan memilih pemecahan masalah paling efektif

Sapriya dalam bukunya ``Pendidikan IPS`` (2011, hlm. 88), ditulis bahwa

idealnya setiap masalah dapat dipecahkan dengan proses penyelesaian yang

benar, tepat, dan baik sesuai dengan bukti yang tersedia. Agar dapat bekerja

seperti itu maka guru perlu mendorong para siswa mengikuti langkah – langkah pendekatan pemecahan masalah.

Proses pembelajaran dengan teknik pemecahan masalah ini mencakup

(30)

42

Ivan Handani, 2015

Koran Sebagai Sumber Belajar IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Memecahkan Masalah melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

b. mencari alternative pendekatan untuk memecahkan masalah itu.

c. memilih dan menerapkan pendekatan

d. mencapai kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Dari pendapat diatas dapat dipahami bahwa untuk mengembangkan

keterampilan siswa dalam memecahkan masalah, membutuhkan suatu proses

pembelajaran yang mengharuskan siswa berfikir serta menggunakan

pengetahuannya untuk memecahakan suatu permasalahan, masalah yang

digunakan hendakanya masalah yang pernah dialami siswa atau terjadi

dilingkungan sekitar siswa sehingga siswa tidak mengalami kesulitan saat

melakukan tahapan-tahapan memecahkan suatu permasalahan. Untuk

mengukur sejauh mana peningkatan keterampilan siswa dalam memecahkan

masalah setelah dilakukannya penerapan strategi pembelajaran berbasis

masalah dapat dilihat dari indikator yang telah disusun, seperti

1) Kepekaan siswa terhadap masalah

2) Siswa dapat merumuskan pertanyaan sederhana

3) Siswa dapat memberikan contoh permasalahan sesuai dengan

materi pembelajaran

4) Siswa dapat mengomentari permasalahan yang diberikan guru

5) Siswa dapat menganalisis suatu permasalahan yang muncul

6) Siswa dapat memberikan solusi dari permasalahan

E. Intrumen Penelitian

Instrumen penelitian diperlukan sebagai alat pengumpul data dalam

penelitian terhadap penerapan strategi pembelajaran berbasis masalah

dengan memanfaatkan koran sebagai sumber belajar IPS untuk

meningkatkan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah. Data yang

akan dihasilkan dari penelitian ini akan dikumpulkan melalui instrumen

penelitian sebagai berikut.

(31)

43

Ivan Handani, 2015

Koran Sebagai Sumber Belajar IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Memecahkan Masalah melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan

pengamatan langsung terhadap suatu obyek dalam suatu periode

tertentu dan mengadakan pencatatan secara sistematis tentang

hal-hal tertentu yang diamati. Sementara lembaran observasi

merupakan perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan data

mengenai aktivitas siswa selama pelaksanaan tindakan dalam

pembelajaran IPS dengan penerapan Strategi Pembelajaran

Berbasis Masalah. Data yang akan diperoleh dalam penelitian ini

yaitu pada saat pelaksanaan diskusi dengan menggunakan strategi

pembelajaran Berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah siswa dengan memanfaatkan koran sebagai

sumber belajar

2. Lembar Observasi Aktivitas Guru

Lembar observasi aktivitas guru ini merupakan perangkat yang

digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas guru selama

proses pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi pembelajaran

berbasis masalah dengan memanfaatkan koran sebagai sumber belajar

untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah.

Pengisian setiap lembar observasi dilakukan dengan menggunakan tanda

check list pada salah sat kolom yang telah disediakan.

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan rekaman kejadian yang dilakukan oleh

observer maupun peneliti sendiri untuk menuliskan hal-hal yang terjadi

selama penelitian berlangsung. Format catatan lapangan ini meliputi

pengisian waktu, mendeskripsikan kegiatan yang terjadi selama penelitian

berlangsung meliputi beberapa aspek saat pembelajaran dikelas, seperti

suasana kelas, pengelolaan kelas, hubungan interaksi guru dengan siswa,

interaksi siswa dengan siswa lainnya serta komentar dari guru mitra saat

(32)

44

Ivan Handani, 2015

Koran Sebagai Sumber Belajar IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Memecahkan Masalah melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

refleksi terhadap keterlaksanaan pembelajaran dengan strategi pembelajran

berbasis masalah dan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah.

Menurut Sanjaya (2011, hlm. 98) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

dalam membuat catatan lapangan yaitu:

a. Catatan ditulis dengan segala kegiatan yang berlangsung;

b. Hal-hal yang ditulis adalah yang bersangkutan secara langsung

dengan fokus masalah;

c. Ditulis dengan kata-kata singkat dan padat sesuai dengan fokus dan

sasaran penelitian.

4. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara ini digunakan saat pra-penelitian dilakukan

kepada guru dan beberapa orang siswa dengan tujuan untuk

mengidentifikasi masalah-masalah awal yang dirasakan oleh siswa dan guru

disamping hasil pengamatan penulis. wawancara ini bertujuan untuk

mengetahui apakah guru pernah menerapkan strategi pembelajaran berbasis

masalah atau belum dalam pembelajaran di kelas yang akan dilakukan

penelitian. Pedoman wawancara digunakan setelah dilakukan penelitian

dengan tujuan untuk mengetahui pendapat siswa mengenai pembelajaran

IPS serta untuk mengetahui kualitas guru dalam melaksanakan strategi

pembelajaran berbasis masalah dikelas dalam rangka meningkatkan

keterampilan siswa dalam memecahkan masalah. Wawancara yang

digunakan adalah wawancara terstruktur, yaitu dengan menggunakan

beberapa pertanyaan yang telah dibuat oleh penulis.

F. Teknik Pengumpualan Data

Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting

demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara

mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan. Adapun

(33)

45

Ivan Handani, 2015

Koran Sebagai Sumber Belajar IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Memecahkan Masalah melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dan tugas yang diberikan pada siswa. Pengumpulan data pada penelitian ini

dilakukan pada sumber data yaitu siswa dan guru mata pelajaran IPS. Data-data

yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah meliputi:

1. Observasi

Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan

mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu obyek dalam suatu

periode tertentu dan mengadakan pencatatan secara sistematis tentang

hal-hal tertentu yang diamati. Sanjaya (2011, hlm. 86), menjelaskan

bahwa observasi yaitu melakukan pengematan secara langsung setiap

kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat

observasi tentang hal-hal yang akan diamati. Dalam peneilitian ini

observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa dan aktivitas guru

selama kegiatan pembelajaran, sebagai upaya untuk mengetahui

kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan tindakan secara

menyeluruh didalam kelas. Observasi dilakukan oleh guru mitra yang

berlaku sebagai observer dengan berpedoman pada instrument atau

lembar observasi yang telah dibuat sebelumnya. Pengamat dapat

mengamati aspek-aspek yang sesuai dengan yang tertera pada lembar

observasi

2. Wawancara

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan untuk memperoleh

data tentang sejauh mana dukungan sekolah dan lingkungan terhadap

peningkatan kualitas proses belajar, baik didalam kelas maupun diluar

kelas. Seperti pengalaman mengajar, metode yang digunakan saat

mengajar, latar belakang pendidikan. Wawancara juga dilakukan

dengan guru mitra dan beberapa siswa kelas VIII-K, tujuannya untuk

mengetahui pandangan mereka terhadap pembelajaran IPS yang mereka

rasakan.

(34)

46

Ivan Handani, 2015

Koran Sebagai Sumber Belajar IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Memecahkan Masalah melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dokumentasi dalam penelitian ini yaitu dokumentasi berupa

silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran dan lembar kerja siswa.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi

dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam

unit-unit, melakuakan sintesa dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga

mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Dalam penelitian

tindakan kelas, analisis data diarahkan untuk mencari dan menemukan upaya

yang dilakukan guru dalam meningkatkan kualitas belajar dan hasil

pembelajaran, Sanjaya (2011, hlm. 106). Kemudian Menurut Emzir (2011, hlm.

85) analisis data merupakan proses sistematis pencapaian dan pengaturan

transkripsi wawancara, catatan lapangan,dan materi-materi lain yang telah

peneliti kumpulkan untuk meningkatkan pemahaman mengenai materi-materi

tersebut dan untuk memungkinkan peneliti menyajikan apa yang sudah di

temukan kepada orang lain.

1. Data Kualitatif

Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis

berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan

tertentu atau menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan

berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang

sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau

ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Bila berdasarkan data yang

dikumpulkan secara berulang-ulang dengan teknik trianggulasi, ternyata

hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori.

Data meliputi apa yang dicatat orang secara aktif selama studi, seperti

(35)

47

Ivan Handani, 2015

Koran Sebagai Sumber Belajar IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Memecahkan Masalah melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

yang diciptakan orang lain dan yang ditemukan peneliti, seperti catatn harian,

fotograf, dokumen resmi, dan artikel surat kabar (Emzir, 2011, hlm. 65). Data

kualitatif berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik berwujud pertanyaan

atau berupa kata-kata. Contohnya wanita itu cantik, pria itu tampan, baik,

buruk, rumah itu besar dan sebagainya. Data ini biasanya didapat dari

wawancara yang bersifat subyektif sebab data tersebut ditafsirkan lain oleh

orang yang berbeda.

Menurut Miles dan Huberman (dalam Emzir, 2011, hlm. 129)

pengolahan data kualitatif dalam penelitian akan melalui tiga kegiatan analisis

yakni sebagai berikut:

a. Reduksi Data

Reduksi data dapat diartikan sebagai suatu proses pemilihan data,

pemusatan perhatian pada penyederhanaan data, pengabstrakan data, dan

transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.

Dalam kegiatan reduksi data dilakukan pemilahan-pemilahan tentang: bagian

data yang perlu diberi kode, bagian data yang harus dibuang, dan pola yang

harus dilakukan peringkasan. Jadi dalam kegiatan reduksi data dilakukan:

penajaman data, penggolongan data, pengarahan data, pembuangan data yang

tidak perlu, pengorganisasian data untuk bahan menarik kesimpulan. Kegiatan

reduksi data ini dapat dilakukan melalui: seleksi data yang ketat, pembuatan

ringkasan, dan menggolongkan data menjadi suatu pola yang lebih luas dan

mudah dipahami.

b. Penyajian Data

Penyajian data dapat dijadikan sebagai kumpulan informasi yang

tersusun sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Penyajian yang sering digunakan adalah dalam bentuk

naratif, bentuk matriks, grafik, dan bagan.

c. Menarik Kesimpulan/Verifikasi

Sejak langkah awal dalam pengumpulan data, peneliti sudah mulai

(36)

48

Ivan Handani, 2015

Koran Sebagai Sumber Belajar IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Memecahkan Masalah melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

konfigurasi tertentu. Pengolahan data kualitatif tidak akan menarik kesimpulan

secara tergesa-gesa, tetapi secara bertahap dengan tetap memperhatikan

perkembangan perolehan data. Analisis data ini diperlukan untuk mengetahui

seberapa berhasilkah pembelajaran Berbasis masalah dalam meningkatkan

kemampuan pemecahan siswa dengan memanfaatkan koran sebagai

sumber belajar dalam pembelajaran IPS.

2. Data Kuantitatif

Pengolahan data untuk mengukur kemampuan memecahkan masalah

siswa dilakukan dengan cara penskoran. Analisis data tes secara kuantitatif atau

deskriptif persentase ini dilakukan melalui langkah- langkah sebagai berikut.

a. Menghitung nilai responden dari masing-masing aspek.

b. Merekap nilai siswa.

c. Menghitung nilai rata-rata siswa

d. Menghitung persentase nilai

Data observasi guru diolah berdasarkan terlaksana atau tidaknya

kegiatan dalam pembelajaran. Sedangkan data observasi siswa diolah

berdasarkan kemunculan aspke-aspek aktivitas siswa dalam pembelajaran. Ada

6 aspek dari aktivitas siswa yang diobservasi, tiap aspek memiliki skala

penilaian dari 1-3. Nilai 3 bila aktivitasnya baik, nilai 2 bila aktivitasnya cukup,

dan nilai 1 bila aktivitasnya kurang. Untuk melihat persentasi kemunculan

aspek aktivitas siswa, guru dan diskusi kelompok diolah melalui rumus berikut

ini:

Penskoran: Skor yang didapat x 100 % = N

Skor Maksimum

Presentase aktivitas guru, siswa, dan diskusi: Skor yang didapat x 100% = N Skor maksimal

(37)

49

Ivan Handani, 2015

Koran Sebagai Sumber Belajar IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Memecahkan Masalah melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Nilai Skor Presentase

Baik 66,7% - 100%

Cukup 33,4% - 66,6 %

Kurang 33,3% - 0%

Sumber Komalasari, (2010, hlm. 156)

3. Validasi Data

Tahap ini digunakan sebagai pembukti kesesuaian antara yang telah

diamati dengan apa yang sesungguhnya terjadi. Hopkins (dalam Wiraatmadja,

2008, hlm. 168) memberikan beberapa validasi yang dapat dilakukan dalam

penelitian tindakan kelas, yaitu:

1. Member Check, yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan atau

informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari

narasumber, apakah informasi atau penjelasan ini tetap sifatnya atau

tidak berubah sehingga dapat tersebut sudah terperiksa kebenarannya.

2. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, analisis yang ada

dengan membandingkan hasil dari orang lain, misalnya dengan mitra

peneliti yang hadir dan menyaksiskan situasi yang sama. Triangulasi

dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang, yakni sudut pandang guru,

siswa dan yang melakukan pengamatan atau observasi (peneliti).

3. Audit Trail, dengan mengaudit data yang diperoleh, misalnya catatan

lapangan, lembar observasi oleh seorang auditor yang netral misalnya,

guru pamong.

4. Expert Openion, yaitu pengecekan terakhir terhadap temuan-temuan

peneliti oleh pakar yang profesional di bidang ini, misalnya dosen

(38)

126

Ivan Handani, 2015

Koran Sebagai Sumber Belajar IPS untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Memecahkan Masalah melalui Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi mengenai kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah

dilakukan. Penulis memberikan rekomendasi bertujuan sebagai bahan kajian

untuk berbagai pihak baik bagi sekolah, guru, siswa, maupun peneliti yang

mengkaji masalah yang sama. Adapun kesimpulan dan hasil rekomendasinya

adalah sebagai berikut

A. Kesimpulan

Penerapan strategi pembelajaran berbasis masalah (Problem Based

learning) dengan memanfaatkan koran sebagai sumber belajar untuk

meningkatkan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah di kelas VIII K

SMP Negeri 4 Cimahi dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Perencanaan yang perlu diperhatikan adalah rancangan RPP yang harus

dibuat sesuai dengan karakteristik dan keadaan siswa berdasarkan hasil

observasi awal. Disamping itu, perencanaan penerapan strategi

pembelajaran berbasis masalah (PBL) dengan memanfaatkan koran

sebagai sumber belajar dalam penelitian ini dilakukan dengan cara :

pertama, menentukan tema yang kontekstual seperti mengenai

penyimpangan sosial; kedua, merencanakan langkah-langkah kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran berbasis

masalah; ketiga, mencari permasalahan atau suatu kasus dari koran yang

sesuai dengan materi pelajaran; keempat, merencanakan penilaian

untuk proses pembelajaran dengan cara membuat LKS yang sudah

didiskusikan terlebih dahulu dengan dosen pembimbing dan guru mitra,

LKS yang dibuat juga disesuaikan dengan materi pelajaran dan

kemampuan siswa.

Meningkatan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah

dalam pembelajaran itu perlu dilakukan agar siswa tidak merasa bosan

Gambar

Gambar 3.1.  Model Kemmis dan Mc. Taggart (dalam Wiriatmandja, 2010,  hlm. 66)

Referensi

Dokumen terkait

Pembangunan ekonomi pada hakekatnya adalah upaya untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang sering diukur dengan tinggi rendahnya

Pemanfaatan fitase hasil teknologi rekombinan dapat meningkatkan kecernaan ekskretal semu (P, Ca, protein) dan kinerja produksi (panjang tibia, kandungan Ca

A recent survey of senior IT executives identified that one in three organisations have had the experience of being unable to recover files from backup and a similar proportion could

Apabila hewan ini akan bergerak ke sebelah kanan, maka kaki tabung sebelah kanan akan memegang benda di bawahnya dan kaki lainnya akan bebas. Selanjutnya ampula mengembang kembali

[r]

Bilamana hasil analisa jabatan ini tidak ada, maka team penilai menentukan peringkat dari masing-masing jabatan tersebut berdasarkan interprestasi mereka terhadap kondisi

(1) Praktik kefarmasiaan yang meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat, pelayanan obat atas

Kenampakan kedudukan lapisan batuan yang miring ke arah selatan dari satuan Batulempung karbonatan Rambatan pada LP33 ... Kenampakan kedudukan lapisan batuan miring