• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUKUM JUAL BELI PERUSAHAAN - 13

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUKUM JUAL BELI PERUSAHAAN - 13"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

HUKUM JUAL BELI PERUSAHAAN - 13

ASPEK HPI DALAM JUAL BELI

INTERNASIONAL DAN

(2)

Pendahuluan

Transaksi-tansaksi atau hubungan dagang banyak

bentuknya. Dari berupa hubungan jual beli barang, pengiriman dan penerimaan barang, produksi barang dan jasa berdasarkan suatu kontrak, dll. Semua

transaksi tersebut sarat dengan potensi melahirkan sengketa.

Umumnya sengketa-sengketa dagang kerap didahului

oleh penyelesaian dengan negosiasi. Manakala cara penyelesaian ini gagal atau tidak berhasil, barulah

(3)

Hukum Perdata Internasional adalah termasuk

dalam kelompok hukum privat. Karena

menyangkut hukum privat, maka Hukum

Perdata Internasional tersebut juga mengatur

hubungan hukum antar pihak (party) dalam

suatu kontrak yang timbul dari hukum perikatan.

Hukum Perdata Internasional memiliki dimensi

(4)

Menurut S. Gautama, Hukum Perdata

(5)

Hukum Kontrak, sebagai bagian dari hukum

perdata memiliki beberapa asas yang bersifat

universal seperti asas kebebasan berkontrak

(party authonomy), kontrak mengikat sebagai

undang-undang bagi para pihak yang

(6)

Para pihak yang terlibat dalam kontrak atau

perjanjian dimana isi yang diperjanjikan

melewati batas satu negara, dalam hal timbul

suatu sengketa perlu menetapkan terlebih

dahulu cara-cara untuk menyelesaikan sengketa

tersebut.

Salah satu upaya untuk menyelesaikan

(7)

Menurut Undang-Undang nomor 30 tahun 1999

tentang arbitrase dan alternatif penyelesaian

sengketa umum, yang dimaksud dengan

arbitrase

adalah cara penyelesaian suatu

sengketa perdata di luar peradilan umum yang

didasarkan pada perjanjian arbitrase yang

(8)

Adapun perjanjian arbitrase diartikan sebagai

suatu kesepakatan berupa klausul arbitrase

yang tercantum dalam suatu perjanjian tertulis

yang dibuat para pihak sebelum timbul

sengketa, atau suatu perjanjian arbitrase

(9)

Kesepakatan atau aturan main yang perlu

disepakati dalam arbitrase tersebut adalah

menyangkut pilihan hukum (choice of law),

pilihan forum (choice of jurisdiction) dan

(10)

Namun, sekalipun telah ada kesepakatan di depan atas

cara-cara penyelesaian sengketa tersebut, dalam implementasinya tidaklah mudah.

Komplikasi yang muncul terutama dari pihak yang tidak

menerima hasil arbitrase antara lain adalah menyangkut kompetensi para pihak, kompetensi pengadilan,

prosedur (proceedings) beracara, materi yang

(11)

Hukum Kontrak Internasional, sebagai bagian dari

hukum perdata Internasional, pada dasarnya adalah hukum kontrak nasional, dimana ada unsur asingnya.

Setiap negara memiliki kedaulatan hukum tersendiri, dan

tidak ada satu sistem hukum dimana seluruh negara menundukkan diri terhadapnya.

Dengan demikian, sistem hukum nasional, termasuk

pengaturan dan kedaulatan pemerintah suatu negara dalam mengartikan kepentingan publik, tidak boleh diabaikan dalam membuat suatu kontrak yang

(12)

Pendapat Sudargo Gautama yang memandang

(13)

Dalam kontrak kontrak berdimensi internasional,

penentuan pilihan hukum (choice of law) adalah

sangat penting untuk menghindarkan terjadinya

conflict of law, mengingat para pihak yang

terlibat, tempat transaksi dan sistem hukum

yang terkait berbeda-beda dan bahkan mungkin

bertentangan atau berkebalikan antar satu

(14)

Ruang lingkup arbitrase

Pengakuan sistem peradilan di Indonesia akan

arbitrase telah berlangsung sejak jaman

kolonial.

Keberadaan arbitrase sebagai salah satu

alternatif dalam penyelesaian sengketa

(15)

Konvensi New York 1958 yaitu konvensi

pengakuan atas pelaksanaan putusan arbitrase

luar negeri yang telah diterima/ diaksesi oleh

(16)

Mengapa Arbitrase Dipilih?

Arbitrase adalah penyerahan sengketa secara

sukarela kepada pihak ketiga yang netral. Pihak

ketiga ini bisa individu, arbitrase terlembaga

atau arbitrase sementara (ad hoc).

Badan arbitrase dewasa ini sudah semakin

populer. Dewasa ini arbitrase semakin banyak

digunakan dalam menyelesaikan

(17)

Alasan utama mengapa badan arbitrase ini

semakin banyak dimanfaatkan

1) kelebihan penyelesaian sengketa melalui arbitrase yang

pertama dan terpenting adalah penyelesaiannya yang relatif lebih cepat daripada proses berperkara melalui pengadilan. Dalam arbitrase tidak dikenal upaya banding, kasasi atau peninjauan kembali seperti yang kita kenal dalam sistem

peradilan kita. Putusan arbitrase sifatnya final dan mengikat. Kecepatan penyelesaian ini sangat dibutuhkan oleh dunia usaha.

(18)

3) Dalam penyelesaian melalui arbitrase, para pihak memiliki kebebasan untuk memilih ‘hakimnya’ (arbiter) yang menurut mereka netral dan akhli atau spesialis mengenai pokok

sengketa yang mereka hadapi. Pemilihan arbiter

sepenuhnya berada pada kesepakatan para pihak. Biasanya arbiter yang dipilih adalah mereka yang tidak saja ahli tetapi juga ia tidak selalu harus ahli hukum. Bisa saja ia menguasai bidang-bidang lainnya. Ia bisa insinyur, pimpinan

perusahaan (manajer), ahli asuransi, ahli perbankan, dll. 4) Keuntungan lainnya dari badan arbitrase ini adalah

dimungkinkannya para arbiter untuk menerapkan

(19)

5) Dalam hal arbitrase internasional, putusan arbitrasenya

relatif lebih dapat dilaksanakan di negara lain dibandingkan apabila sengketa tersebut diselesaikan melalui misalnya pengadilan. Hal ini dapat terwujud antara lain karena dalam lingkup arbitrase internasional ada perjanjian khusus

(20)

Perjanjian Arbitrase

Dalam praktik, biasanya penyerahan sengketa ke suatu

badan peradilan tertentu, termasuk arbitrase, termuat dalam klausul penyelesaian sengketa dalam suatu kontrak.

Penyerahan suatu sengketa kepada arbitrase dapat

dilakukan dengan pembuatan suatu submission clause, yaitu penyerahan kepada arbitrase suatu sengketa yang telah lahir.

Alternatif lainnya, atau melalui pembuatan suatu klausul

(21)

Yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa klausul

arbitrase melahirkan jurisdiksi arbitrase. Artinya, klausul tersebut memberi kewenangan kepada arbitrator untuk menyelesaikan sengketa.

Apabila pengadilan menerima suatu sengketa yang di

dalam kontraknya terdapat klausul arbitrase, maka

(22)

Lembaga-lembaga Arbitrase

Peran arbitrase difasilitasi oleh adanya lembaga-lembaga

arbitrase internasional terkemuka. Badan-badan tersebut

misalnya adalah the London Court of International Arbitration (LCIA), the Court of Arbitration of the International Chamber of Commerce (ICC) dan the Arbitration Institute of the

Stockholm Chamber of Commerce (SCC).

Di samping kelembagaan, pengaturan arbitrase sekarang ini

ditunjang pula oleh adanya sutau aturan berabitrase yang

menjadi acuan bagi banyak negara di dunia, yaitu Model Law on International Commercial Arbitration yang dibuat oleh the United Nations Commission on International Trade Law

(23)

Pengadilan (Nasional dan

Internasional)

Metode yang memungkinkan untuk menyelesaikan

sengketa selain cara-cara tersebut di atas adalah melalui pengadilan nasional atau internasional.

Penggunaan cara ini biasanya ditempuh apabila cara- cara penyelesaian yang ada ternyata tidak berhasil.

Penyelesaian sengketa dagang melalui badan peradilan

biasanya hanya dimungkinkan manakala para pihak sepakat. Kesepakatan ini tertuang dalam klausul

(24)

Kemungkinan kedua, para pihak dapat menyerahkan

sengketanya kepada badan pengadilan internasional. Salah satu badan peradilan yang menangani sengketa dagang ini misalnya saja adalah WTO. Namun perlu ditekankan di sini, WTO hanya menangani sengketa

antar negara anggota WTO. Umumnya pun sengketanya lahir karena adanya suatu pihak (pengusaha atau

negara) yang dirugikan karena adanya kebijakan perdagangan negara lain anggota WTO yang

Referensi

Dokumen terkait

Pada proses ini, akan diperlihatkan hubungan antar data dalam sistem. Adapun diagram arsitektur ini akan dapat menjawab di mana data terbentuk, digunakan, serta hubungan

Pada gambar 3.1 bagian a, bisa dilihat secara visual bahwa ritme sinyal pada gelombang tidak berada pada garis isoline(garis 0), sehingga padda bagian durasi tertentu

Hubungan yang sangat kuat diduga karena ketersediaan kandungan nutrien pada jenis substrat yang cukup dan juga keadaan lingkungan yang mendukung untuk pertumbuhan

poligami adalah perkawinan yang dilakukan seorang laki-laki (suami) yang mempunyai lebih dari seorang istri atau banyak istri dalam waktu yang sama dan dalam

Pulau Sempu adalah kawasan cagar alam yang terletak di sebelah selatan Kabupaten Malang. Selain fungsinya sebagai kawasan konservasi ekosistem alami, Pulau Sempu juga menjadi

Desakan untuk memperkenalkan lidah buaya sebagai bahan makanan yang memiliki kadar nilai gizi yang tinggi, memiliki berbagai khasiat dan aman untuk

tailing pasir untuk budidaya pakchoy, pengaruh amelioran pupuk organik dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan produksi pakchoy di lahan tailing pasir bekas

1. Prosedur pelayanan yang diberikan mudah dipahami dan tidak berbelit-belit, serta adanya petunjuk mengenai prosedur pelayanan publik dengan aparat Kecamatan