No. Daftar FPIPS: 4703/UN.40.2.6.1/PL/2015
STUDI REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PAI DAN BUDI PEKERTI JENJANG SMA
(
Studi Deskriptif pada Berbagai Klasifikasi Guru SMA di Kota Bandung Tahun 2015)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam
Oleh:
HUMAIRA ULFAH 1103938
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
STUDI REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PAI DAN BUDI PEKERTI JENJANG SMA
(Studi Deskriptif pada Berbagai Klasifikasi Guru SMA di Kota Bandung Tahun 2015
)
Oleh:
Humaira Ulfah
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Humaira Ulfah 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015
Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
STUDI REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PAI DAN BUDI PEKERTI JENJANG SMA
(
Studi Deskriptif pada Berbagai Klasifikasi Guru SMA di Kota Bandung Tahun 2015)
Oleh:
HUMAIRA ULFAH 1103938
Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I
Dr. H. Abas Asyafah, M. Pd. NIP: 195810161986011003
Pembimbing II
Dr. Edi Suresman, S. Pd., M. Ag. NIP: 196011241988031001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam
Skripsi ini telah diuji pada :
Hari, tanggal : Kamis, 25 Juni 2015
Tempat : Gedung FPIPS UPI
Panitia Ujian :
1. Ketua :
Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si.
NIP. 19700814 199402 1 001
2. Sekretaris :
Dr. H. Endis Firdaus, M.Ag.
NIP. 19570303 198803 1 001
3. Penguji :
Dr. Syahidin, M.Pd.
NIP. 19580128 198612 1 001
Drs. Wahyu Wibisana, M.Pd.
NIP. 19591017 198803 1 002
Dr. Elan Sumarna, M.Ag.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Studi Realitas
Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti Jenjang SMA
(
Studi Deskriptif pada Berbagai Klasifikasi Guru SMA di Kota Bandung Tahun 2015)
” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yangtidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas
pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari
ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap
keaslian karya saya ini.
Bandung, Juni 2015
Yang membuat pernyataan,
Humaira Ulfah
Humaira Ulfah, 2015
STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
STUDI REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PAI DAN BUDI PEKERTI JENJANG SMA
(Studi Deskriptif pada Berbagai Klasifikasi Guru SMA di Kota Bandung Tahun 2015)
Oleh: Humaira Ulfah
1103938
Penelitian ini mengungkap sejauhmana guru dapat mengimplementasikan Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti jenjang SMA di Kota Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti dilihat dari perencanaan, proses, dan penilaian, sejauhmana kendala yang dihadapi guru, serta faktor yang mendukung dalam implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti. Teori yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah konsep dasar kurikulum, konsep dasar PAI dan Budi Pekerti, Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti SMA serta perbedaan antara kurikulum 2013 dengan KTSP. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif-deskriptif. Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif untuk dapat mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikan data yang diperoleh melalui angket yang terdiri dari 45 item tertutup dan 5 item terbuka, serta studi dokumentasi. Sampel diambil dari jumlah populasi yang ada, yaitu 20 orang guru PAI dan Budi Pekerti dari sekolah negeri dan swasta. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa 96,5% guru PAI dan Budi Pekerti SMA di Kota Bandung melaksanakan perencanaan pembelajaran dengan baik, 83,9% guru PAI dan Budi Pekerti SMA di Kota Bandung melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, dan 80,7% guru PAI dan Budi Pekerti SMA di Kota Bandung melaksanakan penilaian dengan baik. Adapun kendala yang dihadapi oleh guru dalam perencanaan adalah kurangnya memahami model RPP Kurikulum 2013, kendala dalam proses pembelajaran adalah kurangnya memahami pendekatan scientific dan banyaknya jumlah siswa, dan kendala dalam penilaian adalah banyaknya komponen penilaian dan membutuhkan banyak waktu. Selain itu, faktor intern yang mendukung guru PAI adalah menguasai konsep implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti dan karena adanya motivasi, sedangkan faktor ekstern yang mendukung guru PAI adalah karena adanya dukungan dari orang tua siswa.
i i
ABSTRACT
REALITY STUDY OF IMPLEMENTATION CURRICULUM 2013 IN PAI AND CHARACTER TO THE GRADE OF SENIOR HIGH SCHOOL
(Study Description of Teacher’s Various SMA Classification in Bandung 2015)
By: Humaira Ulfah
1103938
This research is express how for the teacher can implementation curriculum 2013 in PAI and character the grade of senior high school in Bandung. The research purpose is to know the implementation curriculum 2013 in PAI and character looked from planning, process, and assessment, how far the problem faced by teacher, and the factor that support in implementation curriculum 2013 in PAI and character. Based theory used in this research is base curriculum concept, base concept of PAI and character, curriculum 2013 in PAI and character for SMA and the different between curriculum 2013 and KTSP. This research use qualitative-descriptive approach. This research is done qualitatively to process, analyze, and interpret the data gained by questionnaire, consist of 45 closed items and 5 open items and study documentation. Samples are taken from number of population, e.g. 20 PAI and character teachers in state and private school. From the result of the research is concluded that 96,5 % of PAI and character teachers in SMA in Bandung doing the planning of learning goodly, 83,9 % of PAI and character teachers in SMA in Bandung doing the process of learning goodly, and 80,7 % of PAI and character
teachers in SMA in Bandung doing the assessment goodly. The problem’s faced by
teachers in planning is less of understanding to model of RPP in curriculum 2013, problem in learning process is less of understanding the scientific approach, and too much students. And the problem in the assessment is too much assessment components and need much times. Beside that, the internal factor that support PAI teacher, is mastering the concept of PAI and character curriculum and because of motivation, and external factor that support the PAI teacher is because of the support of student parents.
Humaira Ulfah, 2015
STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ...iv
PEDOMAN TRANSLITERASI ...vi
DAFTAR ISI ...vii
DAFTAR TABEL ...x
DAFTAR BAGAN...xii
DAFTAR LAMPIRAN ...xiii
BAB I PENDAHULUAN ...1
A. Latar Belakang Penelitian...1
B. Rumusan Masalah Penelitian ...6
C. Tujuan Penelitian ...6
1. Tujuan Umum ...6
2. Tujuan Khusus ...6
D. Manfaat Penelitian ...7
1. Manfaat Teoretis ...7
2. Manfaat Praktis ...7
E. Struktur Organisasi ...8
BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM PAI DAN BUDI PEKERTI 2013 JENJANG SMA ...9
A. Konsep Dasar Kurikulum ...9
1. Pengertian Kurikulum...9
2. Pengertian Kurikulum 2013... 10
3. Landasan Pengembangan Kurikulum 2013 ... 11
Humaira Ulfah, 2015
STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
5. Karakteristik Kurikulum 2013 ... 13
6. Prinsip-Prinsip Pengembangan dan Pelaksanaan Kurikulum 2013 ... 15
B. Konsep Dasar Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti ... 16
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI)... 16
2. Pengertian Akhlāk dan Budi Pekerti... 17
3. Dasar Hukum Pendidikan Agama Islam (PAI) ... 18
4. Tujuan Pendidikan Agama Islam (PAI) ... 19
C. Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti SMA ... 20
1. Tujuan Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti... 21
2. Karakteristik Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti ... 22
3. Standar Perencanaan Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti ... 23
4. Standar Proses Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti ... 25
5. Standar Penilaian Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti ... 28
D. Perbedaan KTSP dengan Kurikulum 2013... 32
BAB III METODE PENELITIAN... 34
A. Desain Penelitian ... 34
B. Partisipan ... 35
C. Populasi dan Sampel... 36
1. Populasi... 36
2. Sampel ... 36
D. Instrumen Penelitian ... 37
E. Prosedur Penelitian ... 37
F. Analisis Data ... 42
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 44
A. Temuan Penelitian ... 44
Humaira Ulfah, 2015
STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2. Implementasi Standar Perencanaan Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti
2013 ... 49
3. Implementasi Standar Proses Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti 2013..52
4. Implementasi Standar Penilaian Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti 2013 ... 53
5. Kendala Guru PAI dalam Implementasi Kurikulum PAI dan Budi Pekerti 2013 Jenjang SMA di Kota Bandung Tahun 2015 ... 55
6. Faktor Pendukung Guru PAI dalam Implementasi Kurikulum PAI dan Budi Pekerti 2013 ... 56
B. Pembahasan Penelitian ... 58
1. Karakteristik Responden... 58
2. Implementasi Standar Perencanaan Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti 2013 ... 63
3. Implementasi Standar Proses Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti 2013..68
4. Implementasi Standar Penilaian Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti 2013 ... 77
5. Kendala Guru PAI dalam Implementasi Kurikulum PAI dan Budi Pekerti 2013 Jenjang SMA di Kota Bandung Tahun 2015 ... 82
6. Faktor Pendukung Guru PAI dalam Implementasi Kurikulum PAI dan Budi Pekerti 2013 ... 84
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 86
A. Simpulan ... 86
B. Rekomendasi ... 88
DAFTAR PUSTAKA ... xiv
Humaira Ulfah, 2015
STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia di samping sandang, pangan
dan perumahan. Kebutuhan manusia akan pendidikan seumur dengan kehidupan
manusia itu sendiri. Dengan kata lain, kebutuhan manusia terhadap pendidikan
bersifat mutlak, baik itu dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan
Negara. Jika sistem pendidikannya berfungsi secara baik dan optimal, maka akan
tercapai segala kemajuan yang telah dicita-citakan. Namun sebaliknya, jika sistem
pendidikannya tidak berjalan dengan baik dan kurang optimal, maka segala sesuatu
yang dicita-citakan tidak akan mengalami kemajuan.
Menurut Hamalik (2010, hlm. 1) dalam buku Kurikulum dan Pembelajaran
mengatakan bahwa:
“Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan pembangunan sektor ekonomi, yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan dan berlangsung dengan berbarengan. Berbicara tentang proses pendidikan sudah tentu tidak dapat dipisahkan dengan semua upaya yang harus dilakukan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas, sedangkan manusia yang berkualitas itu telah terkandung secara jelas dalam tujuan pendidikan nasional.”
Senada dengan pendapat Hamalik, Tirtaraharja (2005, hlm. 225) dalam buku
Pengantar Pendidikan mengatakan bahwa:
Humaira Ulfah, 2015
STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Sejalan dengan pengertian pendidikan tersebut, maka pemerintah menyusun
sebuah langkah nyata dengan merumuskan sebuah tujuan pendidikan yang berakar
2
Humaira Ulfah, 2015
STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional bahwa:
“Tujuan Pendidikan Nasional berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlāq mulia, berilmu,
cakap dan kreatif, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Pidarta, 2007, hlm. 12).”
Pendidikan menjadi salah satu kunci utama dalam merubah dan mengembangkan
potensi sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, pendidikan
merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi dalam pengembangan dunia
pendidikan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman. Pendidikan di
selenggarakan pada setiap satuan pendidikan, mulai dari pendidikan dasar sampai
pendidikan tinggi seharusnya dapat menjadi landasan pembentukan pribadi peserta
didik yang lebih baik (Mulyasa, 2014, hlm. 13).
Namun pada kenyataannya mutu output pendidikan di Indonesia itu masih
rendah. Rendahnya mutu pendidikan memerlukan penanganan secara menyeluruh,
karena dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memegang peranan yang sangat
penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, juga sebagai wahana
meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia (Mulyasa, 2014,
hlm. 13).
Upaya meningkatkan mutu pendidikan terus menerus dilakukan, setelah
diamanatkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan mutu pada
setiap jenis dan jenjang pendidikan. Perubahan kurikulum yang dilakukan oleh
pemerintah adalah dengan niatan untuk perbaikan sistem pendidikan. Meskipun pada
kenyataannya setiap kurikulum memiliki kekurangan dan perlu dievaluasi serta
diperbaiki agar tujuan pendidikan tercapai dengan baik.
Menurut Kurniasih & Sani (2014, hlm. 1) bahwa pada dasarnya perubahan
3
Humaira Ulfah, 2015
STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
kurikulum ataupun mengganti secara keseluruhan komponen-komponen kurikulum.
Di Indonesia, semenjak pasca kemerdekaan tercatat sembilan kali perubahan
kurikulum. Pada kurikulum periode 1947 sampai 1994 kurikulum di Indonesia
bersifat sentralistik. Namun, ketika penerapan kurikulum KBK dan KTSP telah
diberlakukan kurikulum secara desentralistik di mana sekolah mempunyai tanggung
jawab untuk mengembangkan kurikulum untuk diterapkan di setiap satuan
pendidikan masing- masing.
Dari setiap perubahan kurikulum yang ada, tentu sulit untuk menampik bahwa
setiap perubahan itu selalu saja ada alasan dan rasionalisasi dan yang paling sering
dipergunakan adalah untuk penyesuaian dan menjawab perkembangan zaman.
Kurniasih & Sani (2014, hlm. 31-32) mengemukakan bahwa:
“Perubahan dari kurikulum 1947 yang memberi perhatian pada pembentukan karakter manusia yang berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain, disempurnakan menjadi kurikulum 1952 dengan nama Rentjana Pembelajaran Terurai lebih difokuskan pada isi pelajaran yang harus berhubungan dengan kebutuhan hidup sehari-hari adalah contoh perubahan atau penyempurnaan kurikulum karena penyesuaian dengan perkembangan zaman. Begitu juga ketika perubahan kurikulum 1975 yang mengusung satuan pelajaran (SP), mengenalkan tujuan instruksional umum (TIU), tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat belajar, kegiatan belajar-mengajar, serta evaluasi”.
Tahun 2013 perubahan kurikulum kembali terjadi pada SD, SMP, SMA, dan
SMK. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Surat Edaran Nomor
156928/MPK.A/KR/2013 menyatakan bahwa Implementasi Kurikulum 2013 telah
dilaksanakan secara bertahap dan terbatas pada satuan pendidikan SD, SMP, dan
SMA di 295 kabupaten/kota seluruh Indonesia, dan bersama Kementerian Agama
Kurikulum ini akan diterapkan pada semua satuan pendidikan yakni di SD/MI kelas I,
II, IV, dan V; SMP/MTs kelas VII dan VIII; dan SMA/ MA/SMK/MAK kelas X dan
XI diseluruh Indonesia.
Perubahan KTSP menuju Kurikulum 2013 ini didasarkan pada perubahan pola
4
Humaira Ulfah, 2015
STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
sekolah. Implementasi Kurikulum 2013 sebagai bentuk perubahan pola pikir dan pola
kerja guru pada setiap jenjang pendidikan tentunya mendapatkan respon yang
beragam, baik dari pihak kepala sekolah, guru maupun dari elemen masyarakat
lainnya. Hal tersebut di dasarkan pada berbagai kesiapan dan kematangan dalam
managerial operasional KTSP pada masing-masing sekolah.
Berkaitan dengan perubahan kurikulum, berbagai pihak melakukan analisis dan
melihat perlunya diterapkan kurikulum yang berbasis kompetensi sekaligus berbasis
karakter, yang mana dapat membekali peserta didik dengan berbagai sikap dan
kemampuan yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan tuntutan
teknologi (Mulyasa, 2014, hlm. 6).
Pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu
proses dan hasil pendidikan, yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan
akhlāq mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang sesuai dengan standar
kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan (Mulyasa, 2014, hlm. 6).
Dalam implementasi kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi,
pendidikan karakter bukan hanya tanggung jawab sekolah semata, tetapi merupakan
tanggung jawab semua pihak, orang tua, pemerintah dan masyarakat. Oleh karena itu
pengembangan rencana, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran dimulai dari analisis
karakter dan kompetensi yang akan dibentuk atau yang diharapkan muncul setelah
pembelajaran (Mulyasa, 2014, hlm. 12).
Pada awal diberlakukannya Kurikulum 2013 ini (tahun ajaran 2014/2015)
ternyata banyak menuai masalah. Menurut Alawiyah (2014, hlm. 9) bahwa persiapan
Kurikulum 2013 ini dinilai terlalu terburu-buru dan tidak mengacu pada hasil kajian
yang sudah matang berdasarkan hasil evaluasi KTSP, dan kurang memperhatikan
kesiapan satuan pendidikan dan guru.
Hal tersebut tentunya membawa masalah yang besar apabila guru sebagai
5
Humaira Ulfah, 2015
STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Pemerintah. Jika merujuk pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen bahwa:
“Setiap guru harus memiliki empat kemampuan dasar dalam menunjang
implementasi kurikulum, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi pribadi, kompetensi professional dan kompetensi sosial. Namun apabila melihat fakta di lapangan ternyata masih terdapat banyak keluhan guru terhadap implementasi kurikulum 2013 ini, baik menyangkut masalah perencanaan, proses pelaksanaan pembelajaran, maupun sistem penilaian yang terlalu memberikan banyak beban
terhadap guru”.
Berdasarkan surat keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
mengenai pelaksanaan Kurikulum 2013, diputuskan bahwa sekolah yang telah
menerapkan kurikulum 2013 selama tiga semester maka dapat melanjutkan
kurikulum tersebut, sedangkan sekolah yang baru menerapkan selama satu semester
maka kembali lagi menggunakan kurikulum KTSP.
Namun ternyata kebijakan tersebut tidak berlaku bagi mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti di sekolah yang berada di Provinsi Jawa Barat yang
tetap menggunakan kurikulum 2013. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 55
Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama yang dilaksanakan oleh Menteri Agama dan
Permendikbud Nomor 160 Tahun 2014 bahwa Kurikulum 2013 tidak diberhentikan
secara substansial menyatakan bahwa:
“(1) Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti tetap
mengimplementasikan Kurikulum 2013 di semua sekolah; (2) Proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dengan alokasi waktu sesuai dengan kurikulum 2013 dan proses penilaian disesuaikan dengan kebijakan satuan pendidikan masing-masing; (3) Kementrian Agama Kabupaten/Kota terus
melaksanakan kegiatan Bimbingan Teknis (BIMTEK) Kurikulum 2013”.
Akan tetapi, selama penerapan kurikulum 2013 tiga semester dan dianggap
masih kurang maksimal serta dipaksakan untuk diimplementasikan di seluruh
Indonesia sehingga banyak menimbulkan permasalahan baru di antaranya, karena
masih banyaknya guru yang belum mendapatkan pelatihan bimbingan teknis
6
Humaira Ulfah, 2015
STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
saintifik, banyaknya jumlah siswa dalam setiap kelas, sarana dan prasarana yang tidak
memadai, ketersediaan buku ajar yang kurang bagi siswa, dan lain-lain.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang
“Studi Realitas Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran PAI dan
Budi Pekerti Jenjang SMA (Studi Deskriptif pada Berbagai Klasifikasi Guru SMA di Kota Bandung Tahun 2015)”.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana implementasi standar perencanaan kurikulum 2013 pada mata
pelajaran PAI dan Budi Pekerti jenjang SMA Kota Bandung?
2. Bagaimana implementasi standar proses kurikulum 2013 pada mata pelajaran
PAI dan Budi Pekerti jenjang SMA Kota Bandung?
3. Bagaimana implementasi standar penilaian kurikulum 2013 pada mata
pelajaran PAI dan Budi Pekerti jenjang SMA Kota Bandung?
4. Apa saja faktor-faktor yang menjadi kendala guru PAI pada implementasi
kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti jenjang SMA Kota
Bandung?
5. Apa saja faktor-faktor yang menjadi pendukung guru PAI pada implementasi
kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti jenjang SMA Kota
Bandung?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memperoleh
gambaran mengenai implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan
7
Humaira Ulfah, 2015
STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui implementasi standar perencanaan kurikulum 2013 pada
mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti jenjang SMA Kota Bandung.
b. Untuk mengetahui implementasi standar proses kurikulum 2013 pada mata
pelajaran PAI dan Budi Pekerti jenjang SMA Kota Bandung.
c. Untuk mengetahui implementasi standar penilaian kurikulum 2013 pada
mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti jenjang SMA Kota Bandung.
d. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi kendala guru PAI pada
implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti
jenjang SMA Kota Bandung.
e. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi pendukung guru PAI pada
implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti
jenjang SMA Kota Bandung.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
positif, berupa gambaran mengenai realisasi guru PAI terhadap implementasi
kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti jenjang SMA Kota
Bandung.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru PAI
Peneliti berharap penelitian ini bisa dijadikan masukan dan bahan
evaluasi yang dianggap positif bagi perbaikan kualitas guru PAI itu sendiri.
8
Humaira Ulfah, 2015
STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber literatur untuk
penelitian selanjutnya yang masih terkait dengan kurikulum pendidikan agama
Islam.
c. Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan menambah wawasan baru mengenai realisasi
guru PAI terhadap implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan
Budi Pekerti jenjang SMA Kota Bandung.
d. Bagi Penulis
Penelitian ini merupakan bahan latihan dan rasa keingintahuan yang
mendalam sebagai calon guru PAI mengenai realisasi guru PAI terhadap
implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti
jenjang SMA Kota Bandung.
E. Struktur Organisasi
Untuk mempermudah penyusunan dan pemahaman dalam penelitian skripsi ini,
maka peneliti membuat struktur organisasi. Adapun struktur organisasi dalam
penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi.
Bab II Kajian Pustaka, yang meliputi pembahasan mengenai konsep dasar
kurikulum, konsep dasar PAI dan Budi Pekerti, Kurikulum 2013 pada mata pelajaran
PAI dan Budi Pekerti SMA serta perbedaan antara kurikulum 2013 dengan KTSP.
Bab III Metode Penelitian, yang meliputi desain penelitian, partisipan, populasi
dan sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan analisis data.
Bab IV Temuan Penelitian dan Pembahasan, yang meliputi temuan penelitian
dan pembahasan penelitian.
Bab V Kesimpulan, Implikasi dan Rekomendasi, yang meliputi simpulan,
1
Humaira Ulfah, 2015
STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Setiap penelitian harus direncanakan. Untuk itu diperlukan suatu desain
penelitian. Menurut Noor (2013, hlm. 108) desain penelitian adalah semua proses
yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Adapun menurut
Nasution (2003, hlm. 23) desain penelitian merupakan rencana tentang cara
mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta
serasi dengan tujuan penelitian itu.
Selain itu, Nasution (2003, hlm. 23-24) mengungkapkan kegunaan dari desain
penelitian adalah sebagai berikut:
“(1) Desain memberi pegangan yang lebih jelas kepada peneliti dalam
melakukan penelitiannya; (2) Desain juga menentukan batas-batas penelitian yang bertalian dengan tujuan penelitian; dan (3) Desain penelitian selain memberi gambaran yang jelas tentang apa yang harus dilakukan juga memberi gambaran tentang macam-macam kesulitan yang akan dihadapi mungkin juga
yang telah dihadapi oleh peneliti lain.”
Adapun desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah desain survey atau
penelitian survey. Hal ini didasarkan pada keinginan peneliti untuk mengetahui
implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti jenjang
SMA Kota Bandung yang terjadi saat ini dilapangan. Adapun tujuan penelitian
survey sebagaimana yang diungkapkan oleh Nasution (1987, hlm. 43) adalah untuk
mengumpulkan informasi tentang orang yang jumlahnya besar, dengan cara
mewawancarai sejumlah kecil dari populasi itu.
Untuk memperoleh keterangan dapat digunakan angket, wawancara, observasi
langsung atau kombinasi teknik-teknik pengumpulan data itu. Dalam penelitian ini,
peneliti memilih responden sebagai sampel dan memberikan angket/kuesioner guna
mendapatkan informasi tentang data penelitian yang mana akan dianalisis guna
2
Humaira Ulfah, 2015
STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini, survey yang dilakukan adalah survey deskriptif. Menurut
Morissan (2012, hlm. 165) survey deskriptif berupaya untuk menjelaskan atau
mencatat kondisi atau sikap untuk menjelaskan apa yang terjadi saat ini. Dengan
demikian, desain penelitian survey deskriptif yang digunakan peneliti berupaya untuk
mengungkap situasi saat ini terkait dengan implementasi kurikulum 2013 pada mata
pelajaran PAI dan Budi Pekerti jenjang SMA Kota Bandung.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,
yakni metode yang memaparkan serta menjelaskan keadaan yang terjadi di lapangan.
Menurut Sukmadinata (2010, hlm. 72) menegaskan bahwa metode deskriptif ini
mengkaji bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan
perbedaannya dengan fenomena lain. Dalam hal ini meneliti beranggapan bahwa
metode ini dapat memberikan gambaran secara lebih mendalam melalui pengumpulan
data yang akurat.
Selain itu, pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan
kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 14) pendekatan kuantitatif menyajikan
data dalam bentuk angka, digunakan oleh peneliti pada populasi/sampel melalui
teknik random sampling, dan pengumpulan data melalui instrumen penelitian.
Dalam mengumpulkan sumber data yang diperlukan, maka peneliti
menggunakan instrumen kuesioner yang disebarkan kepada responden, dengan tujuan
untuk mengumpulkan data dengan cakupan yang cukup luas. Data tersebut tidak
hanya berbentuk kata-kata saja, melainkan bentuk angka yang kemudian
dideskripsikan secara lebih jelas oleh peneliti.
B. Partisipan
Penelitian ini berlokasi di Sekolah Menengah Atas Negeri dan Swasta yang
berada di Kota Bandung. Adapun maksud peneliti mengambil lokasi SMA yang
berada di Kota Bandung, dikarenakan letak kampus UPI (Universitas Pendidikan
3
Humaira Ulfah, 2015
STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Menengah Atas di kota Bandung yang
menerapkan kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti. Adapun
Sekolah yang masih menerapkan kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi
Pekerti di kota Bandung pada tahun ajaran 2014/2015 berdasarkan data dari Dinas
Pendidikan Kota Bandung berjumlah 109 sekolah, dan masih termasuk sekolah
Kristen dan umum. Namun sekolah yang dijadikan penelitian ini hanya empat
sekolah negeri dan lima sekolah swasta dengan jumlah guru PAI dan Budi Pekerti 20
orang guru. Hal ini dikarenakan banyak sekolah yang tidak mengijinkan peneliti
untuk melakukan penelitian, dengan alasan persiapan akan dilaksanakannya UKK
(Ulangan Kenaikan Kelas).
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa
manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan
sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin,
2010, hlm. 99).
Selain itu, Sugiyono (2014, hlm. 80) mengungkapkan bahwa dalam penelitian
kuantitatif, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini, yang menjadi
populasi adalah Guru PAI dan Budi Pekerti SMA di Kota Bandung yang masih
menerapkan sistem kurikulum 2013.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2002, hlm. 73) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam mengambil sampel dari
populasi dikenal dengan teknik sampling. Teknik sampling dalam penelitian ini
4
Humaira Ulfah, 2015
STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
(teknik pengambilan sampel) yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur
(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2002, hlm. 74).
Dalam penelitian ini, teknik probability sampling yang digunakan peneliti adalah
simple random sampling. Syarat untuk dilakukan Simple random sampling adalah:
anggota populasi tidak memiliki strata sehingga relatif homogen; dan adanya
kerangka sampel, yaitu daftar elemen-elemen populasi yang dijadikan dasar untuk
pengambilan sampel.
D. Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat
ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian dinamakan instrumen penelitian. Jadi
instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam
maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2002, hlm. 97).
Menurut Arikunto (2010, hlm. 193) instrumen penelitian dalam pendekatan
kuantitatif dapat digunakan cukup beragam, sesuai dengan kebutuhan peneliti ketika
mencari data di lapangan. Hasil data di lapangan ini akan dibandingkan dengan
indikator penelitian di dalam instrumen yang sudah ditetapkan sebelumnya, sehingga
memperoleh simpulan atas objek yang diteliti.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen berupa kuesioner dalam
bentuk angket. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 142) menuturkan bahwa kuesioner
atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya.
Selain daripada angket, peneliti pun menggunakan pedoman studi dokumentasi
untuk mendapatkan data tentang desain rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
5
Humaira Ulfah, 2015
STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu E. Prosedur Penelitian
Dalam proses pengembangan instrumen, peneliti menggunakan langkah-langkah
dasar dalam perancangan dan penyusunan skala psikologi. Langkah-langkah tersebut
menurut Azwar (2003, hlm. 10-11) adalah sebagai berikut:
Identifikasi Tujuan Ukur Penetapan Konstrak Psikologis
Operasionalisasi Konsep Indikator Perilaku
Penskalaan
Pemilihan Format Stimulus
Penulisan Item Review Item
Uji Coba
Analisis Item
Kompilasi I Seleksi Item
Pengujian Realibilitas
6
Humaira Ulfah, 2015
STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Bagan 3.1
Langkah Dasar sebagai Alur Kerja dalam Penyusunan Skala Psikologi
1. Identifikasi Tujuan Ukur
Identifikasi tujuan ukur adalah memilih suatu definisi dan mengenali teori yang
mendasari konstrak psikologi atribut yang hendak diukur (Azwar, 2003, hlm. 12).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan angket sebagai alat ukur utama dalam
mengumpulkan data terkait studi realitas implementasi kurikulum 2013 pada mata
pelajaran PAI dan Budi Pekerti jenjang SMA di Kota Bandung.
Dalam pembuatan angket, peneliti berkolaborasi dengan Eka Nur Sugiartika
yang meneliti tentang studi realitas implementasi kurikulum 2013 pada mata
pelajaran PAI dan Budi Pekerti jenjang SMP Kota Bandung, dan juga dengan
Bustanul Arifin Nasir yang meneliti tentang studi realitas implementasi kurikulum
2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti kurikulum 2013 pada mata pelajaran
PAI dan Budi Pekerti jenjang Sekolah Dasar di Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur
Tahun 2015, sehingga nanti angket yang digunakan pun sama, yang membedakan
hanya responden antara guru PAI SD, SMP, dan SMA.
2. Operasionalisasi Konsep
Setelah alat ukur ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah operasionalisasi
konsep. Azwar (2003, hlm. 12) menyatakan bahwa komponen atau dimensi atribut
teoretik yang telah jelas batasannya tidak jarang masih perlu dioperasionalkan ke
dalam bentuk yang lebih konkret sehingga penulis item akan memahami benar bentuk
respon yang harus diungkap dari subjek. Oleh karena itu, peneliti menyajikan
operasionalisasi konsep tersebut dengan membuat kisi-kisi instrumen penelitian, yang
mana kisi-kisi tersebut terdiri dari indikator-indikator sebagai dasar dalam penulisan
item pernyataan dalam angket.
3. Penskalaan dan Pemilihan Format Stimulus
7
Humaira Ulfah, 2015
STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Adapun angket dalam penelitian ini menggunakan skala Likert untuk mengukur
perilaku responden di lapangan. Sugiyono (2014, hlm. 93) mengungkapkan bahwa
skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Skala Liket pada penelitian ini dibuat dengan daftar pernyataan pilihan alternatif
dengan jawaban Selalu, Sering, Kadang-kadang, Pernah, Tidak Pernah. Jawaban
responden Selalu dengan skor (5), Sering dengan skor (4), Kadang-kadang dengan
skor (3), Pernah dengan skor (2), dan Tidak pernah dengan skor (1).
Dalam hal ini, pemilihan format stimulus pun perlu diperhatikan. Menurut Azwar
(2003, hlm. 12) yang dipertimbangkan disini menyangkut keadaan responden, materi
yang diuji, dan tujuan pengukuran, serta penentuan skala yang disesuaikan dengan
alat ukur. Adapun yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah guru PAI dan
Budi Pekerti jenjang SMA Kota Bandung dengan karakteristik identitas responden
sebagai berikut: (a) Jenjang Pendidikan; (b) Spesialisasi Pendidikan; (c) Perguruan
Tinggi; (d) Program Studi; (e) Keikutsertaan dalam Organisasi Keguruan; (f) Lama
Mengajar; (g) Sertifikasi Guru; dan (h) Tempat Mengajar.
4. Penulisan Item dan Review Item
Setelah menentukan alat ukur, maka langkah selanjutnya adalah penulisan item
dan review item. Azwar (2003, hlm.12) menyatakan bahwa penulisan item dapat
dilakukan apabila komponen-komponen atribut telah jalas identifikasinya atau
indikator tersebut telah dirumuskan dengan benar. Adapun total item yang dibuat oleh
peneliti adalah 50 butir item pernyataan angket, yang meliputi 45 item berupa
pernyataan tertutup, sedangkan 5 item berupa pernyataan terbuka.
Setelah item tersebut dibuat, maka langkah selanjutnya adalah review item
melalui proses judgemen oleh dosen ahli. Azwar (2003, hlm. 13) mengungkapkan
bahwa review item ialah memeriksa ulang setiap item yang telah ditulis oleh peneliti
agar indikator yang telah ditetapkan sesuai dengan pedoman penulisan item. Dalam
8
Humaira Ulfah, 2015
STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Aripin Nasir dan telah disetujui oleh dosen pembimbing, kemudian dijudgemen oleh
tiga dosen ahli atas rekomendasi dari dosen pembimbing, yaitu:
a. Bapak Dr. Udin Supriadi
b. Bapak Dr. Munawar Rahmat
c. Bapak Dr. Ahmad Syamsu Rizal
5. Uji Coba
Kumpulan item yang telah melewati proses review dan dianalisis kuantitatif,
kemudian diuji cobakan (Azwar, 2003, hlm. 13). Tujuan diuji cobakannya item
tersebut menurut Azwar (2003, hlm.13) salah satunya adalah untuk mengetahui
keterbacaan dan kejelasan kalimat di dalam angket oleh responden.
Dalam hal ini, uji coba hanya dilakukan sekali oleh Bustanul Aripin Nasir
dengan mengambil kesimpulan sudah mewakili sampel pada jenjang SD, SMP, dan
SMA. Uji coba ini dilakukan kepada tiga orang guru PAI dan Budi Pekerti dari SDN
Isola, SDN Geger Kalong 1, dan SDN Geger Kalong 2.
6. Analisis Item
Menurut Azwar (2003, hlm.14) analisis item merupakan proses pengujian
parameter item guna mengetahui apakah item tersebut memenuhi persyaratan
psikometris untuk disertakan sebagai bagian dari skala. Dalam tahap ini, peneliti
melakukan analisis item. Dari hasil analisis tersebut diperoleh kesimpulan bahwa
angket yang telah dibuat berdasarkan kepada Panduan Program Pengalaman
Lapangan (PPL) Tahun 2014 layak untuk disebarkan kepada responden di lapangan.
7. Kompilasi I (Seleksi Item)
Setelah melakukan analisis item, maka peneliti selanjutnya menyeleksi
pertanyaan/pernyataan yang akan digunakan, sehingga item-item yang tidak
memenuhi persyaratan akan dibuang dan diperbaiki terlebih dahulu (Azwar, 2003,
hlm.14). Hasil seleksi tersebut menyatakan bahwa ada beberapa item yang
mengalami koreksi namun hanya dalam segi susunan kata.
9
Humaira Ulfah, 2015
STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Realibilitas menurut Mahmud (2011, hlm.167) adalah tingkat ketepatan,
ketelitian, atau keakuratan sebuah instrumen. Realibilitas menunjukkan apakah
instrumen tersebut secara konsisten memberikan hasil ukuran yang sama tentang
sesuatu yang diukur pada waktu yang berlainan. Pengujian realibilitas pada penelitian
ini yaitu apabila angket yang digunakan dalam waktu yang berbeda maka akan
mendapatkan hasil data yang sama.
9. Validitas
Validitas menurut Mahmud (2011, hlm.167) adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen. Instrumen dinyatakan sahih atau
valid apabila memiliki validitas tinggi, demikian pula sebaliknya. Sebuah instrumen
dikatakan sahih apabila mampu mengukur apa yang diinginkan atau mengungkap
data dari variabel yang diteliti secara tepat. Artinya, ketika peneliti membuat suatu
instrumen, maka instrumen tersebut mampu memberikan hasil data yang akurat atas
indicator yang telah ditetapkan sebelumnya.
10. Kompilasi II (Format Final)
Pada proses kompilasi II (format final) merupakan langkah terakhir dalam
menyusun sebuah instrumen. Dimana pada proses inilah instrumen sudah siap untuk
diujikan kepada responden. Selain itu pula menurut Azwar (2003, hlm.15) format
final skala atau instrumen tersebut harus dirakit dalam tampilan yang menarik dan
memudahkan bagi responden untuk membaca dan menjawabnya.
F. Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari
seluruh responden atau sumber data lain terkumpul (Sugiyono, 2014, hlm. 147).
Maka dalam hal ini, peneliti menggunakan teknik analisis data dengan statistik
deskriptif. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 147) statistik deskriptif adalah statistik
yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
10
Humaira Ulfah, 2015
STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Dalam melakukan analisis data kuantitatif ini, menurut Prasetyo & Jannah (2010,
hlm. 171) terdapat beberapa tahap yang sebaiknya dilakukan peneliti, yaitu:
1. Tahap Editing
Ketika peneliti mendapatkan hasil data mentah dari angket di lapangan, tahap
pertama yang perlu dilakukan ialah proses editing. Wiratha (2005, hlm. 45)
mengungkapkan bahwa data mentah yang didapatkan, perlu dilakukan proses editing
agar tidak terdapat kesalahan. Artinya peneliti perlu mengecek ulang terhadap hasil
sebaran angket, meliputi kelengkapan dan kesesuaian data agar peneliti dapat
memperbaiki data.
2. Tahap Pengkodean Data (Data Coding)
Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan oleh peneliti adalah pengkodean data.
Menurut Prasetyo & Jannah (2010, hlm. 171) menyebutkan bahwa pengkodean data
merupakan suatu proses pemberian kode berupa angka terhadap data mentah hasil
angket agar mudah dibaca oleh mesin pengolah data seperti komputer.
Adapun pemberian kode dalam penelitian ini, yaitu pada jawaban berupa
huruf-huruf yang terdapat dalam kuesioner (angket) diubah menjadi kode angka. Misalnya,
untuk jawaban Selalu dengan skor (5), Sering dengan skor (4), Kadang-kadang
dengan skor (3), Pernah dengan skor (2), dan Tidak pernah dengan skor (1).
3. Tahap Pembuatan Tabel
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh peneliti ialah tahap pembuatan
tabel. Artinya peneliti melakukan pengolahan data dalam statistika. Pengolahan data
yang dimaksud ialah data yang sudah diberikan kode angka sebelumnya kemudian
dimasukan ke dalam rumus software pengolah data, yakni microsoft office excel. Data
yang dimasukkan ke dalam software tersebut meliputi hasil jawaban responden
terhadap angket, hasil studi dokumentasi, dan karakteristik setiap responden.
Kemudian setelah itu, peneliti memberikan interpretasi/penilaian terhadap hasil
data yang telah diolah. Adapun kategori dan interpretasi yang digunakan peneliti
terhadap hasil sebaran angket ialah sebagai berikut:
11
Humaira Ulfah, 2015
STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Kategori Persentase
Baik 76% - 100%
Cukup 56% - 75%
Kurang Baik 40% - 55%
Tidak Baik Kurang dari 40%
4. Tahap Pendeskripsian Data
Setelah memberikan interpretasi terhadap hasil angket, langkah selanjutnya ialah
melakukan pendeskripsian data. Peneliti mendeskripsikan data yang diperoleh dari
hasil pengolahan data primer statistika serta data sekunder (penunjang) lainnya
berupa hasil observasi. Hasil penjabaran terhadap hasil penelitian secara lebih
Humaira Ulfah, 2015
STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
1. Implementasi standar perencanaan kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan
Budi Pekerti jenjang SMA Kota Bandung secara keseluruhan dapat disimpulkan
bahwa dengan nilai rata-rata 2,9 atau 96,5% guru di SMA Kota Bandung telah
mencantumkan perencanaan pembelajaran/RPP yaitu, 17 indikator atau 89,5%
dicantumkan dengan baik oleh guru PAI dan Budi Pekerti, dan dua indikator atau
10,5% dicantumkan dengan cukup baik oleh guru PAI dan Budi Pekerti.
2. Implementasi standar proses kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi
Pekerti jenjang SMA Kota Bandung secara keseluruhan dapat disimpulkan
bahwa dengan nilai rata-rata 83,9 atau 83,9% guru PAI dan Budi Pekerti di SMA
Kota Bandung sudah melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, yaitu
dengan 31 atau 93,9% indikator dilaksanakan dengan baik oleh guru PAI dan
Budi Pekerti, dan dua atau 6,1% indikator dilaksanakan dengan cukup baik oleh
guru PAI dan Budi Pekerti.
3. Implementasi standar penilaian kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan
Budi Pekerti jenjang SMA Kota Bandung secara keseluruhan dapat disimpulkan
bahwa dengan nilai rata-rata 80,7 atau 80,7% guru SMA di Kota Bandung Tahun
2015 telah melaksanakan standar penilaian pembelajaran dengan baik, yaitu 9
atau 75% indikator dilaksanakan dengan baik oleh guru PAI dan Budi Pekerti,
dan 3 atau 25% indikator dilaksanakan dengan cukup baik oleh guru PAI dan
Budi Pekerti. Sedangkan pada aspek penilaian pembelajaran, enam aspek
penilaian pembelajaran dilaksanakan dengan baik oleh guru PAI dan Budi
Pekerti, dan satu aspek penilaian pembelajaran dilaksanakan dengan cukup baik
87
Humaira Ulfah, 2015
STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4. Kendala guru PAI dalam implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI
dan Budi Pekerti, antara lain:
a. Kendala dalam melaksanakan perencanaan pembelajaran
1) Dari 20 orang guru PAI dan Budi Pekerti menunjukkan bahwa 9 orang
guru PAI dan Budi Pekerti (45%) kurang memahami dalam model RPP
Kurikulum 2013.
2) Enam orang guru PAI dan Budi Pekerti (30%) menyatakan bahwa salah
satu kendala dalam perencanaan pembelajaran adalah tidak adanya buku
pedoman guru.
3) Lima orang guru PAI dan Budi Pekerti (25%) menyatakan bahwa sulitnya
merancang media pembelajaran merupakan salah satu kendala bagi guru
PAI dan Budi Pekerti dalam perencanaan pembelajaran.
b. Kendala dalam melaksanakan proses pembelajaran
1) Dari 8 orang guru PAI dan Budi Pekerti (40%) mengalami kendala dalam
masalah kurangnya pemahaman tentang pendekatan scientific.
2) Tujuh orang guru PAI dan Budi Pekerti (35%) mengalami kendala dalam
masalah sarana dan prasarana yang tidak memadai.
3) 8 orang guru PAI dan Budi Pekerti (40%) mengalami kendala dengan
banyaknya jumlah peserta didik dalam setiap kelasnya.
c. Kendala dalam melaksanakan penilaian pembelajaran
1) 13 orang guru PAI dan Budi Pekerti (65%) guru menyatakan bahwa
banyaknya komponen penilaian yang harus dikerjakan menyulitkan guru
untuk menentukan nilai akhir PAI dan Budi Pekerti.
2) 13 orang guru PAI dan Budi Pekerti menyatakan bahwa kendala
selanjutnya adalah membutuhkan banyak waktu ketika melakukan
penilaian pembelajaran.
3) Sebanyak 9 orang guru PAI dan Budi Pekerti (45%) mengalami kendala
88
Humaira Ulfah, 2015
STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
5. Faktor pendukung guru PAI dalam implementasi kurikulum 2013 pada mata
pelajaran PAI dan Budi Pekerti, antara lain:
a. Faktor intern
1) Dari 20 orang guru PAI dan Budi menunjukkan bahwa 17 orang guru
(85%) menyatakan faktor pendukung utama dalam melaksanakan
pembelajaran PAI dan Budi Pekerti adalah menguasai konsep implementasi
kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti.
2) Sebanyak 15 orang guru (75%) menyatakan sarana dan prasarana disekolah
yang memadai merupakan faktor pendukung dalam implementasi
kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti.
3) Sebanyak 17 orang guru (85%) karena adanya motivasi dari dalam diri
guru PAI itu sendiri.
b. Faktor ekstern
1) Dari 20 orang guru PAI dan Budi Pekerti yang menjadi responden,
sebanyak 16 orang guru (80%) menyatakan faktor pendukung ekstern yang
pertama adalah adanya Pelatihan Bimbingan Teknis (BIMTEK).
2) Sebanyak 17 orang guru (85%) menyatakan bahwa dukungan orang tua
peserta didik menjadi pendukung ekstern.
3) Sebanyak 16 orang guru (80%) menyatakan bahwa faktor pendukung yang
selanjutnya karena tersedianya buku pelajaran yang memadai.
B. Rekomendasi
1. Bagi Guru PAI
Untuk guru PAI dan Budi Pekerti SMA Kota Bandung agar tidak bosan
memahami kembali konsep kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi
Pekerti, mempelajari dan memahami pendekatan scientific, serta dapat
mempraktikkannnya dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, dan selalu
89
Humaira Ulfah, 2015
STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2. Bagi Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam
Berdasarkan penelitian di lapangan, peneliti merekomendasikan bahwa guru
PAI seyoginya bisa menghasilkan lulusan yang berkualitas yang dibutuhkan
dalam pembelajaran.
3. Bagi Mahasiswa Ilmu Pendidikan Agama Islam
Bagi mahasiswa IPAI supaya mempelajari konsep kurikulum 2013 pada
mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti dengan baik, karena bagaimana pun juga
ketika terjun di lapangan baik ketika mengajar secara resmi atau Program
Pelatihan Profesi (PPL) khususnya di sekolah negeri, konsep kurikulum tersebut
akan terpakai.
4. Bagi Peneliti selanjutnya
Adapun yang terakhir ditujukan kepada peneliti lebih lanjut, yang hendak
meneliti perihal implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi
Pekerti. Penelitian ini merupakan tahap pertama, sehingga terdapat banyak sekali
kekurangan. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat menambah teknik
penelitian dengan menggunakan studi dokumentasi dan observasi agar data yang
didapat lebih akurat.
5. Bagi Penulis
Penelitian ini merupakan bahan latihan dan rasa keingintahuan yang
mendalam sebagai calon guru PAI mengenai implementasi kurikulum 2013 pada
xv
Humaira Ulfah, 2015
STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
.... (2002). Al-Qur`ān dan Terjemahnya. Penerjemah: Tim Penerjemah Departemen
Agama RI. Jakarta: CV Darus Sunnah.
Abidin, Y. (2014). Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: Refika Aditama.
Alawiyah, F. (2014). Kesiapan Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013. 9.
Ali, M. D. (2010). Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
Arifin, Z. (2012). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. (2010). Metode Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Azwar, S. (2003). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bungin, B. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi,
Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Predana
Media Group.
Hamalik, O. (2010). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hidayat, S. (2013). Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Kurniasih, I., & Sani, B. (2014). Implementasi Kurikulum 2013: Konsep dan
Penerapan. Surabaya: Kata Pena.
Mahmud. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.
Majid, A. (2012). Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Majid, A. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 Kajian Teoretis dan Praktis. Bandung: Interes Media.
Majid, A., & Andayani, D. (2006). Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi
(Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004). Bandung: PT Remaja
xvi
Humaira Ulfah, 2015
STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Morissan. (2012). Metode Penelitian Survey. Jakarta: Kencana.
Muhaimin. (2008). Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mujib, A., & Mudzakkir, J. (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Mulyasa, E. (2014). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nasution. (1987). Metode Research: Penelitian Ilmiah. Bandung: Jemmars Bandung.
Nasution, S. (2003). Asas-Asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.
Nata, A. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Noor, J. (2013). Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Pidarta, M. (2007). Landasan Kependidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Prasetyo, B., & Jannah, L. M. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan
Praktik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Rahmat, M. (2012). Filsafat Akhlāk. Bandung: VALUE Press.
Ramayulis. (2005). Metodelogi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum. Jakarta: Raja Grafindo.
Sugiyono. (2002). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Suparno, P., Koesoemo, M. Y., Titisari, D., & Kartono, S. (2002). Pendidikan Budi
xvii
Humaira Ulfah, 2015
STUD I REALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAD A MATA PELAJARAN PAI D AN BUD I PEKERTI JENJANG SMA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Susilo, M. J. (2012). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Syahidin. (2009). Menelusuri Metode Pendidikan dalam Al-Qur`ān. Bandung: CV
Alfabeta.
Tirtaraharja, U. (2005). Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.