• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR Reverse Engineering Pada Design Outer Fender Mobil Mini Truck Esemka.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR Reverse Engineering Pada Design Outer Fender Mobil Mini Truck Esemka."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

SEMINAR TUGAS AKHIR

REVERSE ENGINEERING PADA DESIGN OUTER FENDER

MOBIL MINI TRUCK ESEMKA

Makalah Seminar Tugas Akhir ini disusun sebagai syarat untuk mengikuti Ujian Tugas Akhir

pada Jurusan Teknik Mesin

Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun oleh:

MUHAMMAD RISKA AL MUKLIS NIM : D200080049

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

1

REVERSE ENGINEERING PADA DESIGN OUTER FENDER

MOBIL MINI TRUCK ESEMKA.

Muhammad Riska Al Muklis, Bambang Waluyo Febriantoko, Masyrukan

Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta. Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Trompol Pos 1 Sukoharjo.

Email : aal.ryzka@gmail.com

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan metode pengukuran tiga dimensi dengan alat CMM (Coordinate Measuring Machine) dan dengan cara pengukuran manual. Bahan yang di ukur adalah fender kabin dari Mobil Nasional ESEMKA. Dengan proses pengukuran manual diharapkan agar para designer dapat membuat design ulang part dengan mudah dan biaya yang ringan.

Pada proses design ulang part yang akan di design di ukur dimensinya dengan menggunakan alat ukur CMM dan dengan pengukuran manual. Pada pengukuran CMM manual sudah langsung menghasilkan design part dengan cara menscan part yang akan di ukur. Sedangkan dengan menggunakan alat ukur manual dengan cara mengambil titik poin tertentu yang akan di jadikan acuan dalam mendesign ulang dalam bentuk koordinat x, y dan z. Kemudian poin – poin koordinat di masukkan kesofware SolidWorks dan di design ulang sehingga menghasilkan sebuah design part.

Dari data penelitian menunjukan bahwa hasil yang diperoleh dari perbandingan ke dua metode pengukuran 3 dimensi dengan pengukuran manual, dimensi alat ukur dapat di sesuaikan dengan part yang akan diukur, sehingga lebih mudah dalam proses pengukuran. Sedangkan pada alat CMM mempunyai keterbatasan dimensi pengukuran. Dari hasil penelitian untuk kuwalitas yang di hasilkan tidak jauh berbeda dengan pengukuran menggunakan alat CMM. Dari tiga jenis kurva yang di bandingkan, yang mendekati jenis kurva yang digunakan pada SolidWorks adalah kurva B-Splin.

.

Kata kunci : CMM, Mobnas ESEMKA, Kurva, SolidWorks, Outer Fender

(4)

2

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kemajuan teknologi sekarang sudah sangat pesat, hampir disemua semua Negara berkembang sudah bisa membuat kendaraan bermotor. Dunia teknologi yang sangat cepat menuntut masyarakat untuk mengikuti perkembangan zaman dengan kemajuan teknologi kebutuhan akan transportasi, salah satu contoh adalah mobil. Di Indonesia sudah banyak upaya untuk menciptakan sebuah mobil nasional, akan tetapi semua upaya pembuatan mobil nasional selalu gagal dikarenakan berbagai hal. Adapun contoh mobil nasional antara lain kalla motor, bakre beta, kancil, timor, dll. Pada saat ini mobil nasional mulai di kembangkan lagi contohnya mobil nasional tawon , GEA dan ESEMKA.

Pada pembuatan mobil nasional pada mobil ESEMKA di perlukan beragai teknologi untuk proses pembuatannya. Khususnya dalam proses design ulang mobnas ESEMKA dengan menggunakan alat ukur koordinat 3 dimensi. Pada industri

otomotif maju sudah banyak yang menggunakan alat - alat canggih yang berharga ratusan juta. Hal ini berbanding terbalik dengan industri baru. Hal itu disebabkan karena keterbatasan modal yang dimiliki oleh pelaku industri otomotif baru oleh karena itu mereka masih menggunakan alat – alat konvensional.

Pada Mesin – mesin canggih mengunakan alat ukur CMM

(Coordinate Measuring Machine)

sebagai pembaca koordinat 3 dimensi pada sebuah benda secara terperinci, sedangkan pada konvesional hanya menggunakan alat – alat seperti meteran jangka serong yang dikerjakan oleh operator itu sendiri. Sehingga

kualitas yang dihasilkan tergantung pada kondisi operator yang mengerjakan pengukuran.

Oleh karena itu sebagai mahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta mencoba mendesain dan membuat sebuah alat konvensional sehingga dapat mempermudah dalam perhitungan koordinat 3 dimensi dan dapat di desain ulang dengan mudah.

TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penelitian ini bertujuan untuk :

1. Membandingkan efektifitas hasil proses perhitungan manual dan menggunakan alat ukur CMM. 2. Membandingkan kwalitas dimensi

ukuran design yang dihasilkan proses perhitungan manual dan menggunakan alat ukur CMM. 3. Mencari tipe kurva yang sesuai

dengan kurva yang di gunakan pada SolidWorks.

BATASAN MASALAH

Agar pembahasan tidak terlalu meluas serta memudahkan Smasalah yang akan dibahas yaitu:

1. Penelitian ini hanya sampai design ulang menggunakan software

SolidWorks.

2. Pengukuran CMM hanya di gunakan pada bodi outer fender mobil mini

truck SMK.

KAJIAN PUSTAKA

Alrashdan A. dkk, (1999)

Reverse engineering adalah proses mengembangkan Computer Aided Design (CAD) model dan database

(5)

3 perbaikan bagian part dengan permukaan yang kompleks. Pada pengambilan data otomatis digital 3 Dimensi (3D) yang ditangkap oleh scanner laser atau Coordinate

Measuring Machine (CMM) untuk

penggunaan reverse engineering. Corbo P. dkk , (2003) Teknik

reverse engineering secara luas

digunakan dalam proses pengembangan produk dengan sifat estetika. Banyak designer lebih memilih untuk mengevaluasi bentuk produk dan membuat bentuknya fisik mock-up

model. Model tersebut selanjutnya akan dikonversikan menjadi model CAD 3D. Proses design kemudian harus diikuti oleh fase pemodelan, dimana desainer

merekayasa dan memodifikasi bentuk model dan direkonstruksi untuk membuatnya agar cocok untuk di produksi.

Bagci E, (2009) Reverse

engineering dapat didefinisikan

sebagai evaluasi sistematik dari suatu produk dengan tujuan membuat replika. Hal ini melibatkan desain ulang bagian baru dari perbaikan bagian yang rusak atau pecah, peningkatan presisi model dan pemeriksaan model numerik. Keuntungan dari teknik ini meliputi umpan balik yang cepat, reduksi data, langsung ke geometri dan presisi yang lebih tinggi dari produk aslinya.

LANDASAN TEORI Kurva

Di dalam mendesign suatu part

yang tidak teratur digunakan kurva sebagai sketsa awal dalam pembuatan

design part. Ada dua tipe kurva: kurva

anaIytical dan kurva bentuk bebas. Kurva anaIytical biasanya diwakili oleh persamaan yang diketahui. Kurva bentuk bebas adalah mereka yang tidak memiliki persamaan yang diketahui. Berikut ini adalah kondisi untuk definisi kurva:

Gambar 1. Segmen kurva Ferguson

Kurva ini dapat di cari dengan rumus :

[ ] [ titik akhir secara eksplisit didefinisikan, sehingga seseorang dapat dengan mudah merancang sebuah kurva kontinyu dan halus menggunakan beberapa segmen kurva. Namun, sulit untuk menghubungkan vektor singgung pada bentuk keseluruhan kurva.

- Kurva Bezier

(6)

4

Gambar 2. Segmen kurva Bazier

r (0) = p0

r (1) = p3

ṙ (0) = 3(p1 – po)

ṙ (1) = 3(p3 – p2)

dimana p0, p1, p2, dan p3 empat titik kontrol yang ditetapkan.

Kurva ini dapat di cari dengan rumus :

[ ] [

] [ ] ..[2]

0≤ t ≤ 1 - Kurva B_Splin

Kurva B-spline juga sangat populer karena kurva ini menawarkan fleksibilitas lebih dari kurva Bezier. Sebuah kurva B-spline didefinisikan oleh satu set poin. Sebuah kurva B-spline adalah kasus umum dari kurva

Bezier.

…………...[3]

Dimana

……….[4]

{ ( )

L = control poin n = derajat kurva

Gambar 3. Contoh kurva

B-splin

METODE PENELITIAN

Gambar 4. Diagram alir metode

(7)

5

Bahan dan alat penelitian

Bahan Penelitian

9. Plat penguat rangka bawah 10. Plat penguat siku

11. Plat penguat axis bagian atas 12. Plat jarum penunjuk

13. Paku keling

ukur koordinat manual.

Alat Penelitian

1. Jangka serong 2. Gergaji besi 3. Meteran 4. Ember

5. Alat pengukur koordinat 3 dimensi

Gambar 5. Alat Ukur CMM manual

Langkah- langkah Pengukuran

Adapun Langkah – langkah pengukuran alat menggunakan alat ukur CMM adalah sebagai berikut: 1. Pembelian alat dan bahan penelitian 2. Persiapan alat yang akan digunakan yaitu alat ukur CMM manual dan bisa dilepas kita menggunakan fiber sebagai bahan pembantu dalam proses pengukuran.

Gambar 6. Pembuatan fiberglas

(8)

6 5. Kita ukur part tersebut pada titik titik

yang di inginkan pada part dengan cara jarum yang menunjuk arah part

di tempatkan pada daerah yang akan di ukur.

Gambar 7. Penempatan part pada alat CMM

6. Berikutnya peneliti menghitung koordinat part pada sumbu X,Y dan Z.

7. Proses pengukuran selanjutnya kita geser arah sumbu salah satu daru sumbu X,Y atau Z dan kita tulis koordinatnya. Sampai data cukup untuk proses penggambaran di program SolidWorks.

8. Berikutnya peneliti memasukkan data koordinat yang di hitung keprogram SolidWorks dan di buat

design ulang sebuat part.

9. Setelah pembuatan design ulang dengan SolidWorks selesai selanjutnya peneliti membandingkan design SolidWorks dengan menggunakan mesin CMM dan dilakukan analisa data dan pembahasan data yang telah diperoleh.

10. Langkah terakhir yaitu penarikan kesimpulan dari pengolahan data tersebut dapat diketahui efektifitas dan kwalitas hasil proses perhitungan manual dengan mesin CMM.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Hasil koordinat CMM manual dan mesin CMM Kurva nomer 1

Gambar 8. Hasil kurva nomer 1 CMM manual dan mesin CMM

(9)

7

Gambar 9. Hasil kurva nomer 2 CMM manual dan mesin CMM

Tabel 3. Hasil koordinat CMM manual dan mesin CMM kurva nomer 3

Gambar 10. Hasil kurva nomer 3 CMM manual dan mesin CMM

Dari 22 kurva yang di ukur dapat dilihat dari hasil tabel dan gambar bahwa kurva perhitungan manual dan menggunakan mesin CMM kurva yang di hasilkan tidak sama, akan tetapi karekteristik lengkungan kurva yang di hasilkan sama. Dalam hal ini dikarenakan kurva yang dibuat, dalam

pengambilan titik poin pada perhitungan manual dengan cara mengambil titik poin tertentu saja, sedangkan pada mesin CMM mengambil semua tiap titik lengkungan dari part yang di ukur, sehingga hasil dari kurva mesin CMM lebih halus.

Tabel 4. Hasil koordinat kurva

SolidWorks dan koordinat kurva

Ferguson

Tabel 5. Hasil koordinat kurva Bazier

(10)

8

Gambar 11. Perbandingan hasil perhitungan kurva Solidworks,

Ferguson, Bezier dan B-Splin

Disini tipe kurva yang di gunakan adalah tipe kurva Ferguson, Bazier dan

B-Splin. Pada tipe kurva ini sudah terdapat rumus perhitungan hasil koordinat kurva, sehingga hanya memasukkan titik poin yang kita inginkan. Dari ketiga jenis kurva yang di hitung jenis kurva yang mendekati tipe kurva pada SolidWorks adalah kurva B-Splin, dapat dilihat pada gambar 9. diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari hasil penelitian dalam pembuatan design ulang suatu part

dengan perhitungan manual dan menggunakan alat ukur CMM untuk efektifitas waktu yang digunakan lebih cepet dengan menggunakan alat ukur CMM, akan tetapi pada alat ukur CMM terdapat batasan dimensi part yang akan diukur karena alat ukur yang di gunakan memiliki batas maksimal penempatan part, sedangkan

dengan perhitungan manual alat ukurnya dapat di sesuaikan dengan besarnya benda yang akan di ukur ulang.

2. Dari hasil penelitian untuk kuwalitas yang di hasilkan dari pengukuran manual hampir sama dengan pengukuran alat ukur CMM.

3. Pada design dengan menggunakan

SolidWorks dari ke tiga (3) jenis kurva yang di hitung, kurva B-Splin

yang mendekati jenis kurva yang di gunakan pada SolidWorks.

Saran

Setelah dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur manual dan alat CMM, terdapat beberapa evaluasi yang dapat dijadikan acuan dan saran pada penelitian berikutnya agar memperoleh hasil yang lebih baik dan kesempurnaan yang didapat.

1. Untuk mendapatkan hasil yang akurat saat proses perhitungan dengan menggunakan alat ukur manual sebaiknya pada skala pengukur menggunakan system digital agar lebih tepat nilai pengukurannya.

2. Agar kuwalitas lebih bagus sebaiknya pada saat pengambilan data poin lebih banyak sehingga kurva yang di hasilkan lebih halus. 3. Untuk mempermudah proses

penggeseran sumbu pada alat ukur manual pada saat menghitung sebaiknya alat ukur diberikan roll roda agar penggeseran lebih mudah.

(11)

9 PERSANTUNAN

Banyak pihak yang

berperan membantu penulis

dalam penelitian ini, sehingga

kami mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Allah SWT, yang telah

banyak memberikan

anugrah dan hidayahnya.

2. Alm Ayah, Ibu, beserta

keluargaku tercinta yang

selalu mendo’akanku.

3. Bapak Bambang Waluyo Febriantoko, ST, MT.yang

telah banyak memberikan

waktu dan tempat kepada

kami untuk melakukan

penelitian dan selaku

pembimbing utama.

4. Bapak Ir. Masryukan, M.T.

Yang telah banyak

memberikan bantuan dalam

penulisan laporan penelitian ini.

5. Teman – teman Tugas

Akhir yang sebidang, ade putra dkk.

6. Rekan – rekan semua

mahasiswa Teknik Mesin

ums seperjuangan yang

tidak dapat disebutkan satu persatu.

Terima kasih atas semua

bantuan yang telah diberikan

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Alrashdan A, Motavalli S, Fallahi B (1999), “Automatic segmentation of digitized data for reverse engineering applications , IIE Transactions, edisi no 32, hal 59-69

Bagci E, (2009), “Reverse Engginering applications for recofery of broken or worn part and re-manufacturing: Three case studies, Advances in Enggineering software, Edisi no 40, hal 407-418

Chien Chang T, Richard A, Pin Wang WH, (1991), “Computer Aided

Manufacturing International edition”, Edisi Kedua, Prentice-Hall

International, INC

Gambar

Gambar 1. Segmen kurva Ferguson
Gambar 4. Diagram alir metode
Gambar 6. Pembuatan  fiberglas
Tabel 1. Hasil koordinat  CMM
+3

Referensi

Dokumen terkait

pergerakan harga saham selain itu juga Price Earning Ratio (PER) dapat menunjukan pertumbuhan laba suatu perusahaan sehingga menjadi daya tarik tersendiri untuk

Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel Citra Merek berpengaruh terhadap Loyalitas Merek, ini terbukti berdasarkan keadaan saat ini bahwa dengan cira merek yang baik

Hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi mengajar dan persepsi atas lingkungan sekolah, secara bersama- sama, memiliki pengaruh yang signiikan terhadap kinerja guru..

Pada waktu hijau aktual yang didapatkan dari perhitungan menggunakan metode Webster yaitu pada Jalan Veteran dari arah timur memiliki waktu hijau aktual sebesar 10 detik,

jurnalistik tersebut secara tidak langsung memengaruhi rating program berita yang. dimiliki

Hasil keluaran dari operator Laplacian of Gaussian, h(x, y), didapatkan dari operasi konvolusi. Filter Gaussian adalah salah satu filter linear dengan nilai pembobotan

Kelompok yang tidak mendapatkan modul pendamping, tern- yata tidak menunjukan perbedaan sebelum pelatihan dengan setelah pelatihan ( p-value = 0,541), sehingga pelatihan