• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENALARAN MORAL SISWA SMP MENGENAI ISU-ISU SAINS MENGGUNAKAN TES DILEMA MORAL DAN MORAL JUDGEMENT TEST (MJT).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENALARAN MORAL SISWA SMP MENGENAI ISU-ISU SAINS MENGGUNAKAN TES DILEMA MORAL DAN MORAL JUDGEMENT TEST (MJT)."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENALARAN MORAL SISWA SMP MENGENAI ISU-ISU SAINS MENGGUNAKAN TES DILEMA MORAL DAN MORAL

JUDGEMENT TEST (MJT)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Fisika

oleh

Diana Safitri

NIM 1002380

DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

ANALISIS PENALARAN MORAL SISWA SMP MENGENAI ISU-ISU SAINS MENGGUNAKAN TES DILEMA MORAL DAN MORAL

JUDGEMENT TEST (MJT)

Oleh

Diana Safitri

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam

©

DIANA SAFITRI 2015

Universitas Pendidikan Indonessia

Agustus 2015

©

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)
(4)

Diana Safitri, 2015

ANALISIS PENALARAN MORAL SISWA SMP MENGENAI ISU-ISU SAINS MENGGUNAKAN TES DILEMA

MORAL DAN MORAL JUDGEMENT TEST Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iv

ANALISIS PENALARAN MORAL SISWA SMP MENGENAI ISU-ISU SAINS MENGGUNAKAN TES DILEMA MORAL DAN MORAL JUDGEMENT TEST

(MJT)

Diana Safitri

Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang penilaian hasil belajar, mengatur bahwa lingkup penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup kompetensi sikap sosial yang meliputi sikap menerima, menghargai, menanggapi, menghayati, mengamalkan nilai spiritual dan nilai sosial yang dilaksanakan dengan menggunakan instrumen penilaian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penalaran moral siswa SMP di kota Bandung dan sekitarnya jika diukur menggunakan tes dilema moral dan Moral Judgement Test

(MJT). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey cross sectional. Subjek

penelitian ini adalah 131 orang siswa dari empat SMP yang tersebar di kota Bandung dan sekitarnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tes dilema moral dan Moral

Judgement Test (MJT) dapat digunakan sebagai instrumen untuk menilai moral siswa

SMP. Hasil dari tes dilema moral didapatkan bahwa aspek tindakan moral adalah aspek yang paling banyak dimiliki oleh siswa SMP di Bandung dan sekitarnya, kemudian diikuti oleh perasaan moral dan pengetahuan moral. Aspek pengetahuan moral yang paling rendah adalah pengambilan perspektif dan pengetahuan diri. Sedangkan, aspek yang paling tinggi adalah kesadaran moral dan mengetahui nilai-nilai moral. Aspek perasaan moral yang paling tinggi adalah mencintai kebaikan dan empati adalah aspek yang paling rendah. Hasil dari Moral Judgement Test (MJT) adalah tidak ada siswa yang masuk ke dalam kategori kompetensi pertimbangan moral sangat tinggi. Siswa yang masuk ke dalam kategori kompetensi pertimbangan moral sedang memiliki aspek pengetahuan moral, perasaan moral, dan tindakan moral yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang masuk ke dalam kategori kompetensi pertimbangan moral sangat rendah.

(5)

Diana Safitri, 2015

ANALISIS PENALARAN MORAL SISWA SMP MENGENAI ISU-ISU SAINS MENGGUNAKAN TES DILEMA

MORAL DAN MORAL JUDGEMENT TEST Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v

ANALYSIS OF MORAL REASONING SCIENCE ISSUES USING MORAL DILEMMA TEST AND MORAL JUDGEMENT TEST (MJT)

Diana Safitri

Regulation of education and culture minister No. 104 Year 2014 about assessment of learning outcomes, stipulate that the outcomes by the teachers is including the social attitudes competencies, which include recieving, appreciating, responding to, practicing the spiritual values and social values using the instruments of attitudes assessment. The purpose of this research is for analyzing the moral reasoning of middle school students in Bandung and its surrounding using the moral dilemma test and moral judgement test (MJT). The method of this research is survey cross sectional. The sample of this research

is 131 students of four middle school in Bandung and it’s surrounding. The result of this

research is that dilemma moral test and moral judgement test can be used as the

instrument of the middle school student’s moral assessment. The result of the dilemma

moral test is that the aspects of moral action is the aspect is mostly owned by the middle school student, followed by the moral feeling and moral knowing. The lowest aspects of moral knowing are perspectif taking and self knowing. While, the highest aspects of moral knowing are moral awareness and knowing moral values. The highest aspect of moral feeling is loving the good and the lowest aspect is empathy. While, the result of the moral judgement test is There are no students who categorize as tha person who has very high moral judgement competence. Students who fit in the middle category of moral judgement competence have moral knowing, moral feeling, and moral action higher than the students who fit in the very low category of moral judgement competence.

(6)

Diana Safitri, 2015

ANALISIS PENALARAN MORAL SISWA SMP MENGENAI ISU-ISU SAINS MENGGUNAKAN TES DILEMA

MORAL DAN MORAL JUDGEMENT TEST Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... ....i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ...ii

ABSTRAK ... ..iv

KATA PENGANTAR ... ..vi

DAFTAR ISI ... .vii

DAFTAR TABEL ... ..ix

DAFTAR GAMBAR ... ...x

DAFTAR LAMPIRAN ... ..xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... ...1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... ...3

C. Tujuan Penelitian ... ...3

D. Manfaat/ Signifikasi Penelitian ... ...3

E. Struktur Organisasi Skripsi ... ...4

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Karakter ... ...5

B. Moral ... .14

C. Isu-Isu Sains ... .19

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Desain Penelitian... .23

B. Partisipan dan Tempat Penelitian ... .23

C. Prosedur Penelitian ... .24

D. Instrumen Penelitian ... .26

E. Teknik Pengumpulan Data ... .28

(7)

Diana Safitri, 2015

ANALISIS PENALARAN MORAL SISWA SMP MENGENAI ISU-ISU SAINS MENGGUNAKAN TES DILEMA

MORAL DAN MORAL JUDGEMENT TEST Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Kompetensi Dasar Materi Rokok dan Polusi Cahaya ... .33

B. Pelaksanaan Penelitian ... .35

C. Hasil Uji Keterbacaan dan Validitas Instrumen Tes Dilema Moral ... .35

D. Hasil Tes Dilema Moral ... .43

E. Hasil Moral Judgment Test (MJT) atau Tes Pertimbangan Moral ... .56

F. Profil Karakter Baik Dilihat dari Kategori Kompetensi Pertimbangan Moral ... .57

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan dan Implikasi ... .59

B. Rekomendasi ... .60

(8)

Diana Safitri, 2015

ANALISIS PENALARAN MORAL SISWA SMP MENGENAI ISU-ISU SAINS MENGGUNAKAN TES DILEMA

MORAL DAN MORAL JUDGEMENT TEST Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1 Komponen Karakter yang Baik Menurut Thomas Lickona ... 28

3.2 Indikator Komponen Karakter yang Baik ... 30

3.3 Kategori Karakter Berdasarkan Hasil C-Score ... 32

4.1 Analisis Kompetensi Dasar Tema Rokok dan Polusi Cahaya ... 33

4.2 Proses Pelaksanaan Penelitian... 35

4.3 Hasil Keterbacaan Instrumen Tes Dilema Moral ... 36

4.4 Hasil Judgement Instrumen (Uji Validitas)... 41

4.5 Hasil Tes Dilema Moral Isu-Isu Sains Tema Polusi Cahaya dan Rokok Siswa SMP di Bandung ... 44

4.6 Data Hasil Penelitian Karakter Baik Aspek Pengetahuan Moral (Moral Knowing) ... 46

4.7 Data Hasil Penelitian Karakter Baik Aspek Perasaan Moral (Moral Feeling) ... 50

4.8 Data Hasil Penelitian Karakter Baik Aspek Tindakan Moral (Moral Action) ... 54

4.9 Data hasil penelitian Tes Pertimbangan Moral (Moral Judgment Test) ... 56

(9)

Diana Safitri, 2015

ANALISIS PENALARAN MORAL SISWA SMP MENGENAI ISU-ISU SAINS MENGGUNAKAN TES DILEMA

MORAL DAN MORAL JUDGEMENT TEST Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Diagram Karakter Baik Menurut Lickona ... ..8

2.2 Lampu Jalanan yang Sangat Terang ... 19

2.3 Rokok ... 21

(10)

Diana Safitri, 2015

ANALISIS PENALARAN MORAL SISWA SMP MENGENAI ISU-ISU SAINS MENGGUNAKAN TES DILEMA

MORAL DAN MORAL JUDGEMENT TEST Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Penelitian

1.1 Moral Judgment Test (MJT) ... ..63

1.2 Angket Keterbacaan Tes Dilema Moral ... ..67

1.3 Format Wawancara Guru ... ..69

1.4 Soal TDM Polusi Cahaya Sebelum Validasi ... ..71

1.5 Soal TDM Polusi Cahaya Setelah Validasi ... ..73

1.6 Soal TDM Rokok Sebelum Validasi ... ..75

1.7 Soal TDM Rokok Setelah Validasi... ..76

1.8 Lembar Judgment Tes Dilema Moral ... ..78

1.9 Indikator Tes Dilema Moral ... ..82

1.10 Crosscheck Karakter Siswa ... ..93

Lampiran 2 Dokumentasi Penelitian 2.1 Dokumentasi Penelitian ... ..99

Lampiraan 3 Data 3.1 Hasil Skor Pro dan Kontra MJT ... 101

3.2 Analisis Hasil Tes Dilema Moral ... 109

3.3 Persentase Hasil Tes Dilema Moral ... 145

3.4 Persentase Hasil Dilema Moral Per Sekolah ... 162

3.5 Hasil Wawancara Guru IPA dan BK ... 163

3.6 Hasil Perhitungan C-Score Moral Judgment Test (MJT) ... 167

3.7 Hasil Perhitungan C-Score Moral Judgment Test (MJT) (Urut) ... 171

3.8 Tabel Daftar Cluster Sekolah ... 176

3.9 Crosscheck Karakter Siswa ... 178

(11)

Diana Safitri, 2015

ANALISIS PENALARAN MORAL SISWA SMP MENGENAI ISU-ISU SAINS MENGGUNAKAN TES DILEMA

MORAL DAN MORAL JUDGEMENT TEST Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xii

4.2 Kesediaan Menjadi Penilai Instrumen Skripsi ... 183

4.3 Surat Izin Penelittian... 186

4.4 Surat Telah Melakukan Penelitian ... 191

4.5 Bukti Bimbingan Skripsi ... 195

4.6 Kesediaan Menjadi Tim Penelaah Skripsi ... 197

(12)

Diana Safitri, 2015

ANALISIS PENALARAN MORAL SISWA SMP MENGENAI ISU-ISU SAINS MENGGUNAKAN TES DILEMA

MORAL DAN MORAL JUDGEMENT TEST Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Menurut Thomas Lickona (Sutawi, 2010), terdapat sepuluh tanda suatu

bangsa akan mendekati suatu jurang kehancuran. Kesepuluh tanda tersebut

adalah : (1) meningkatnya kekerasan di kalangan remaja, (2) penggunaan

bahasa dan kata-kata yang memburuk, (3) pengaruh kelompok yang kuat

dalam tindak kekerasan, (4) meningkatnya perilaku merusak diri, seperti

narkoba, kekerasan, seks bebas, alkohol, dll., (5) semakin kaburnya pedoman

moral baik dan buruk, (6) menurunnya etos kerja, (7) semakin rendahnya rasa

hormat kepada orang tua dan guru, (8) rendahnya rasa tanggung jawab

individu dan warga negara, (9) membudayanya ketidakjujuran, dan (10)

adanya rasa saling curiga dan kebencian antarsesama manusia.

Krisis-krisis moral yang sering terdengar adalah masalah kekerasan

yang ada di kalangan remaja, tidak mencintai lingkungan, penyalahgunaan

narkoba dan minuman keras, banyak terdapat geng motor yang arogan,

merokok, dll.. Kepedulian masyarakat terhadap lingkungan sekitarnya

semakin berkurang. Pembangunan di dunia berjalan sangat pesat. Semakin

banyak penduduk dunia maka akan semakin banyak gedung-gedung maupun

jalan yang akan dibuat. Gedung-gedung dan jalanan itu akan membutuhkan

penerangan. Penerangan yang banyak akan mengakibatkan polusi cahaya.

Banyak manusia yang tidak menyadari akan keberadaan polusi cahaya ini.

Selain kepedulian terhadap lingkungan juga terdapat kemerosotan moral

yaitu meningkatnya penggunaan narkoba, seks bebas, dan kasus HIV/AIDS.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh BKKBN tahun 2011

terdapat banyak kasus aborsi sebanyak 700.000 sampai 800.000 aborsi

dilakukan oleh remaja. Kasus HIV/AIDS tercatat sebanyak 1.283 kasus dan

70% nya adalah remaja. Dinas Kesehatan mencatat bahwa pada tahun 2013,

penduduk yang berusia 15 tahun ke atas yang merokok ada sebanyak 36,3%

(13)

2

Diana Safitri, 2015

ANALISIS PENALARAN MORAL SISWA SMP MENGENAI ISU-ISU SAINS MENGGUNAKAN TES DILEMA

MORAL DAN MORAL JUDGEMENT TEST Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

per harinya adalah sebanyak 12,3 batang per hari. Sesuai data GATS (2011)

(dalam Aditama, 2014), bahwa 78,4% penduduk dunia yang menjadi perokok

pasif terpapar asap rokok di rumah dan 85,4% terpapar asap rokok di tempat

makan umum.

Tujuan dari pendidikan nasional bangsa Indonesia telah tercantum

dalam UUD 1945 yaitu peningkatan iman dan takwa serta pendidikan akhlak

yang mulia bagi seluruh warga negara yang mengikuti proses pendidikan.

Kemudian muncul Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional yang menerangkan fungsi dan tujuan dari pendidikan

nasional. Fungsi dari pendidikan nasional bangsa yaitu mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sedangkan tujuan dari

pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Mengacu pada Permendikbud RI No. 104 Tahun 2014, mengatur

tentang penilaian hasil belajar mengatur bahwa lingkup penilaian hasil belajar

oleh pendidik mencakup kompetensi sikap sosial yang meliputi sikap

menerima, menghargai, menanggapi, menghayati, mengamalkan nilai

spiritual dan nilai sosial yang dilaksanakan dengan menggunakan instrumen

penilaian. Suatu karakter atau moral siswa tidak dapat diukur dengan

menggunakan tes biasa, tapi harus menggunakan suatu instrumen tes yang

dapat mengakses kecerdasan moralnya. Oleh karenanya pada awal tahun

1970-an, Georg Lind mengembangkan instrumen yang dinamakan Moral

Judgement Test (MJT) atau yang diartikan sebagai tes pertimbangan moral.

MJT ini menuntut individu untuk menentukan keputusan tindakan yang harus

dilakukan berdasarkan situasi masalah dilema moral. MJT dibuat sesuai

dengan enam tahap penalaran moral yang diungkapkan oleh Kohlberg. Selain

MJT, terdapat satu buah alat tes yang dinamakan tes dilema moral yang

(14)

3

Diana Safitri, 2015

ANALISIS PENALARAN MORAL SISWA SMP MENGENAI ISU-ISU SAINS MENGGUNAKAN TES DILEMA

MORAL DAN MORAL JUDGEMENT TEST Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan tersebut, maka

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis

Penalaran Moral Siswa SMP Mengenai Isu-Isu Sains Menggunakan Tes

Dilema Moral dan Moral Judgement Test (MJT)”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah untuk

penelitian ini adalah “Bagaimana Analisis Penalaran Moral Siswa SMP

Mengenai Isu-Isu Sains?”

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka peneliti mengajukan

beberapa pertanyaan penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana analisis penalaran moral siswa SMP mengenai isu-isu sains

diukur menggunakan Tes Dilema Moral?

2. Bagaimana analisis penalaran moral siswa SMP mengenai isu-isu sains

diukur menggunakan Moral Judgement Test (MJT)?

3. Bagaimana profil karakter baik siswa jika dilihat dari kategori

kompetensi pertimbangan moral?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk:

1. Menganalisis penalaran moral siswa SMP mengenai isu-isu sains diukur

menggunakan Tes Dilema Moral.

2. Menganalisis penalaran moral siswa SMP mengenai isu-isu sains diukur

menggunakan Moral Judgement Test (MJT).

3. Mengetahui profil karakter baik siswa jika dilihat dari kategori

kompetensi pertimbangan moral.

D. Manfaat/ Signifikansi Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka

(15)

4

Diana Safitri, 2015

ANALISIS PENALARAN MORAL SISWA SMP MENGENAI ISU-ISU SAINS MENGGUNAKAN TES DILEMA

MORAL DAN MORAL JUDGEMENT TEST Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Secara teoritis, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan

referensi untuk penelitian-penelitian terkait.

2. Secara praktis, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan untuk acuan dalam

membuat berbagai kebijakan dalam dunia pendidikan sehingga

kebijakan-kebijakan yang dibuat dapat lebih baik. Selain itu, dapat

digunakan juga sebagai acuan guru dalam membuat instrumen penilaian

moral yang menarik untuk siswa.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi ini terdiri atas Bab I, II, III, IV, dan V. Bab I merupakan

pendahuluan yang menjabarkan latar belakang penelitian, rumusan masalah,

batasan masalah, definisi operasional, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

dan struktur organisasi skripsi. Bab II merupakan kajian pustaka mengenai

karakter, penalaran moral, dan isu-isu sains. Bab III merupakan metode

penelitian yang berisi metode dan desain penelitian, subjek penelitian,

prosedur penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen,

teknik pengumpulan, dan teknik analisis data. Bab IV berisi tentang temuan

dan pembahasannya. Bab V merupakan simpulan, implikasi, dan

rekomendasi yang diajukan peneliti sesuai dengan hasil penelitian yang

(16)

Diana Safitri, 2015

ANALISIS PENALARAN MORAL SISWA SMP MENGENAI ISU-ISU SAINS MENGGUNAKAN TES DILEMA

MORAL DAN MORAL JUDGEMENT TEST Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian dan Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kualitatif deskriptif

dengan menggunakan metode survei. Menurut Sukmadinata (2013), survei

digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang populasi

yang besar dengan menggunkan sampel yang relatif kecil. Suatu penelitian

survei digunakan untuk memperoleh gambaran umum tentang

karakteristik populasi seperti kelompok usia, jenis kelamin, dll.. Selain itu,

survei juga digunakan dalam pendidikan untuk mengumpulkan data

mengenai siswa tentang sikap, minat, kebiasaan, perilaku, dll.. Hal ini

sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk memperoleh gambaran

umum mengenai profil penalaran moral siswa SMP di Bandung dan

sekitarnya mengenai isu-isu sains.

Penelitian ini menggunakan metode survei cross sectional yaitu

proses pengumpulan data dilakukan sesaat (dalam jangka waktu yang

relatif pendek) yang berarti pengumpulan data terhadap subjek penelitian

hanya dilakukan satu kali saja dan tanpa ada treatment (perlakuan terhadap

responden).

B. Partisipan dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bandung dan sekitarnya, Jawa Barat.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII dan IX

Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Bandung dan sekitarnya. Penelitian

ini mengggunakan tipe sampel probabilitas dengan metode sampel cluster

multitahap. Menurut Morissan (2012), rancangan dari sampel ini adalah

melakukan sampling awal terhadap kelompok-kelompok anggota populasi

atau disebut dengan cluster, diikuti dengan pemilihan anggota yang berada

di setiap cluster. Sampel dalam penelitian ini adalah beberapa orang siswa

(17)

24

Diana Safitri, 2015

ANALISIS PENALARAN MORAL SISWA SMP MENGENAI ISU-ISU SAINS MENGGUNAKAN TES DILEMA

MORAL DAN MORAL JUDGEMENT TEST Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

(1) Studi Literatur

Pada proses ini peneliti mengumpulkan sebanyak-banyaknya

referensi mengenai Moral Judgement Test (MJT) dan tes dilema

moral untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya.

(2) Menyusun Proposal Penelitian

Setelah peneliti melakukan studi literatur, langkah

selanjutnya adalah menyusun proposal penelitian yang akan

diajukan dan dijadikan sebagai bahan penelitian.

(3) Seminar Proposal Peneitian

Peneliti melakukan seminar proposal penelitian yang telah

diajukan sebelumnya untuk memperoleh saran dan perbaikan

terhadap proposal skripsi dari para dosen pembimbing yang

kemudian melakukan perbaikan terhadap proposal penelitian

tersebut.

(4) Melakukan Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan untuk mengetahui sistem

penilaian moral di lapangan secara nyata. Studi pendahuluan juga

diperlukan untuk mengetahui penggunaan tes dilema moral

maupun Moral Judgement Test (MJT) sebagai alat ukur penilaian

moral siswa di sekolah.

(5) Membuat Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kali ini, peneliti memerlukan dua buah

instrumen penelitian yaitu Moral Judgement Test (tes

pertimbangan moral) dan tes dilema moral. Untuk MJT peneliti

menggunakan instrumen yang telah dibuat oleh ahli yaitu Georg

Lind. Sedangkan untuk tes dilema moral peneliti mengadaptasi

instrumen tes dilema moral yang telah dibuat oleh peneliti

sebelumnya yang kemudian diperbaiki agar lebih baik, lebih jelas,

(18)

25

Diana Safitri, 2015

ANALISIS PENALARAN MORAL SISWA SMP MENGENAI ISU-ISU SAINS MENGGUNAKAN TES DILEMA

MORAL DAN MORAL JUDGEMENT TEST Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(6) Menentukan Lokasi dan Sampel Penelitian

Pada tahap ini, peneliti menentukan lokasi pelaksanaan

penelitian dan sampel penelitiannya agar perizinan penelitian dapat

diurus sesegera mungkin.

(7) Melakukan Pengurusan Administrasi Penelitian

Administrasi penelitian ini berupa pengurusan surat

perizinan penelitian dari universitas untuk sekolah yang dijadikan

sebagai tujuan penelitian.

(8) Melakukan Uji Keterbacaan dan Instrumen Penelitian

Untuk MJT peneliti tidak melakukan uji keterbacaan dan

validitas karena instrumen tersebut merupakan instrumen baku.

Sedangkan untuk tes dilema moral, peneliti melakukan uji validitas

dengan melakukan judgement instrumen kepada para pakar di

bidangnya. Sedangkan untuk uji keterbacaan instrumen tes dilema

moral peneliti melakukannya dengan cara menyebarkan instrumen

keterbacaan instrumen tes dilema moral kepada beberapa orang

siswa SMP yang masuk ke dalam populasi penelitian tetapi bukan

sebagai sampel penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

(1) Menyebar instrumen penelitian kepada siswa di beberapa SMP di

Bandung yang dijadikan sebagai sampel penelitian agar data yang

diinginkan dapat diperoleh.

(2) Memberikan motivasi dan penjelasan kepada peserta didik

mengenai prosedur pelaksanaan, tujuan, serta manfaat dari

penelitian ini agar siswa lebih terarah.

3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data

(1) Mengolah data yang telah diperoleh

(2) Mengkonsultasikan hasil penelitian dan analisis data kepada dosen

pembimbing untuk memperoleh saran dan perbaikan.

(3) Membuat kesimpulan hasil penelitian

(19)

26

Diana Safitri, 2015

ANALISIS PENALARAN MORAL SISWA SMP MENGENAI ISU-ISU SAINS MENGGUNAKAN TES DILEMA

MORAL DAN MORAL JUDGEMENT TEST Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Instrumen Penelitian

1. Format Wawancara Guru

Format wawancara terbimbing ini bertujuan untuk mengetahui

sistem penilaian moral yang ada di sekolah secara nyata. Wawancara

ini dilakukan sebelum penelitian dilakukan atau diperuntukkan sebagai

studi pendahuluan. Wawancara dilakukan kepada satu orang guru BK Studi LiteraturMoral Judgement Test dan Tes Dilema Moral

Menyusun Proposal Penelitian

Seminar Proposal Penelitian

Revisi Pengumpulan dan

Pembuatan Instrumen

Pemodifikasian dan Uji Keterbacaan TDM

Analisis Uji Keterbacaan TDM

Revisi Instrumen

Izin Penelitian

Penentuan Lokasi dan Sampel Penelitian

Pemberian penjelasan penelitian kepada siswa

Pengumpulan Data Survei

Pengolahan & Analisis Data

Penarikan Kesimpulan dan Penyusunan Laporan Pembuatan rubrik

TDM

Bimbingan Rubrik TDM Judgemnet

Instrumen

(20)

27

Diana Safitri, 2015

ANALISIS PENALARAN MORAL SISWA SMP MENGENAI ISU-ISU SAINS MENGGUNAKAN TES DILEMA

MORAL DAN MORAL JUDGEMENT TEST Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan satu orang guru IPA di tiap sekolah yang dijadikan subjek

penelitian. Hasilnya adalah guru pada mata pelajaran IPA tidak pernah

menggunakan instrumen khusus dalam menilai moral siswa-siswanya.

Selain itu, penanaman karakter tidak dilakukan secara mendalam

karena keterbatasan waktu yang tersedia. Karakter yang sering

ditanamkan oleh guru IPA maupun guru BK hanyalah sebatas sopan

santun dan rajin belajar saja.

2. Instrumen Uji Keterbacaan Tes Dilema Moral

Instrumen untuk uji keterbacaan ini berisi dua belas soal pilihan

ganda yang berisi tentang keterbacaan instrumen tes dilema moral.

Instrumen ini bertujuan untuk mengetahui seberapa layak, sukar atau

mudahnya instrumen tes dilema moral yang akan digunakan dalam

penelitian.

3. Tes Dilema Moral

Tes dilema moral merupakan tes yang berupa soal essay mengenai

suatu permasalahan isu-isu sains yang terdiri dari dua tema isu yaitu

isu mengenai polusi cahaya dan rokok yang diharapkan dapat

membuat dilema moral seseorang terpancing. Pada tema polusi cahaya

terdapat tiga buah kasus moral dengan masing-masing kasus

mengandung tiga buah pertanyaan yang dapat menunjukkan

aspek-aspek karakter baik siswa. Begitu juga dengan tema rokok, terdapat

tiga buah kasus dengan masing-masing kasusnya mengandung tiga

buah pertanyaan. Tes ini menggunakan kriteria karakter baik yang

diungkapkan oleh Thomas Lickona.

4. Moral Judgement Test (MJT) atau Tes Pertimbangan Moral

Moral Judgement Test (MJT) merupakan bentuk tes penalaran

moral yang dibuat oleh Goerg Lind berdasarkan tahapan penalaran

moral yang diungkapkan oleh Kohlberg. Tes ini terdiri dari 28

pertanyaan dan pernyataan mengenai tanggapan seseorang terhadap

(21)

28

Diana Safitri, 2015

ANALISIS PENALARAN MORAL SISWA SMP MENGENAI ISU-ISU SAINS MENGGUNAKAN TES DILEMA

MORAL DAN MORAL JUDGEMENT TEST Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk menanggapi permasalahan tersebut digunakan skala Likert

dengan rentang nilai dari (-4) sampai dengan (+4).

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara Guru

Wawancara guru dilakukan kepada dua orang guru yang terdiri

dari satu orang guru IPA dan satu orang guru BK.

2. Instrumen Uji Keterbacaan Tes Dilema Moral

Instrumen uji keterbacaan tes dilema moral disebarkan kepada 35

orang siswa yang masuk ke dalam populasi penelitian tetapi bukan

termasuk ke dalam sampel penelitian.

3. Tes Dilema Moral

Tes dilema moral berbentuk soal essay yang bertujuan untuk

mengetahui kecenderungan karakter siswa setelah mendapatkan

materi pembelajaran pada tema tertentu di sekolah. Tes dilema moral

yang dibuat pada penelitian kali ini berdasarkan pada klasifikasi

karakter baik yang diungkapkan oleh Thomas Lickona.

Tabel 3.1 Komponen Karakter yang Baik Menurut Thomas

Lickona

Pengetahuan Moral (Moral Knowing)

Perasaan Moral (Moral Knowing)

Aksi Moral (Moral Action) Kesadaran Moral (Moral Awareness) Hati Nurani (Consience) Kompetensi (Competence) Mengetahui Nilai-Nilai Moral (Knowing Moral Values) Penghargaan Diri (Self-esteem) Keinginan (Will) Pengambilan Perspektif (Perspective Taking)

(22)

29

Diana Safitri, 2015

ANALISIS PENALARAN MORAL SISWA SMP MENGENAI ISU-ISU SAINS MENGGUNAKAN TES DILEMA

MORAL DAN MORAL JUDGEMENT TEST Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1 Komponen Karakter yang Baik Menurut Thomas

Lickona (Lanjutan)

Pengetahuan Moral (Moral Knowing)

Perasaan Moral (Moral Knowing)

Aksi Moral (Moral Action)

Penalaran Moral

(Moral Reasoning)

Menyukai Kebaikan

(Loving The Good)

Pengambilan

Keputusan (Decision

Making)

Kontrol Diri

(Self-control)

Pengetahuan Diri

(Self-Knowing)

Kerendahan Hati

(Humility)

(Lickona, 2013: 74)

4. Moral Judgement Test (MJT) atau Tes Pertimbangan Moral

Moral Judgement Test (MJT) atau tes pertimbangan moral

merupakan instrumen yang memungkinkan peneliti untuk mengakses

kemampuan dari seseorang untuk mempertimbangkan argumen pro

dan kontra dari sebuah masalah kontroversi moral berdasarkan prinsip

moral yang dimilikinya. Tes pertimbangan moral ini berdasarkan pada

enam tahap penalaran moral Kohlberg.

MJT menghadapkan seorang individu pada suatu permasalahan

atau situasi yang menuntut mereka untuk memikirkan jawaban dari

masalah atau situasi tersebut. Mereka harus memutuskan dilema moral

yang sulit dan kemudian menilainya ke dalam beberapa skala dari

yang mendukung keputusan itu sampai yang melawan atau menolak

keputusan tersebut (pro dan kontra). Skala dalam MJT memiliki

rentang skala dari -4 yang berarti sangat menolak atai tidak setuju

sampai dengan +4 yang berarti sangat setuju.

Setelah didapatkan skor pro dan kontra dari masing-masing siswa,

tahap selanjutnya adalah menghitung C-skor untuk mengetahui

(23)

30

Diana Safitri, 2015

ANALISIS PENALARAN MORAL SISWA SMP MENGENAI ISU-ISU SAINS MENGGUNAKAN TES DILEMA

MORAL DAN MORAL JUDGEMENT TEST Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kategori kompetensi pertimbangan moral yaitu sangat rendah, sedang,

dan sangat tinggi.

F. Teknik Analisis Data

1. Wawancara Guru

Hasil dari wawancara guru BK dan guru IPA digabungkan agar

sistem penilaian moral di sekolah dapat diketahui secara nyata.

2. Uji Keterbacaan Tes Dilema Moral

Uji keterbacaan dianalisis dengan cara melihat jawaban-jawaban

siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan mengenai tes

dilema moral. Jawaban-jawaban tersebut kemudian dikelompokkan

dan dipersentasekan berdasarkan jumlah siswa yang menjawab pada

kelompok jawaban tersebut.

3. Tes Dilema Moral

Tes dilema moral yang berupa tes essay dianalisis menggunakan

rubrik yang telah dibuat dan dikonsultasikan kepada pakar. Dari rubrik

tersebut akan diketahui kecenderungan jawaban siswa sehingga dapat

dipresentasikan ke dalam aspek-aspek penalaran moral.

Tabel 3.2 Indikator Komponen Karakter yang Baik Komponen Karakter yang

Baik Indikator

Pengetahuan moral

1. Kesadaran moral Mengetahui bahwa situasi yang dihadapi melibatkan masalah moral dan butuh penilaian moral

2. Pengetahuan nilai moral

Mengetahui cara menerapkan nilai-nilai moral dalam berbagai situasi

3. Penentuan perspektif Memandang permasalahan moral dari berbagai sudut pandang, membayangkan bagaimana mereka berpikir, bereaksi dan merasakan masalah yang ada

4. Pemikiran moral Mengetahui mengapa harus bertindak moral

5. Pengambilan keputusan

Mengambil keputusan atas kejadian yang terjadi

(24)

31

Diana Safitri, 2015

ANALISIS PENALARAN MORAL SISWA SMP MENGENAI ISU-ISU SAINS MENGGUNAKAN TES DILEMA

MORAL DAN MORAL JUDGEMENT TEST Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2 Indikator Komponen Karakter yang Baik

(Lanjutan)

Komponen Karakter yang

Baik Indikator

Perasaan moral

1. Hati nurani Mengetahui apa yang benar dan merasa berkewajiban untuk melakukan apa yang benar

2. Harga diri Memiliki rasa percaya diri terhadap kebebasan berpendapat mengenai permasalahan yang terjadi mengenai musim

3. Empati Merasakan seolah-olah merasakan keadaan orang lain

4. Mencintai hal yang baik

Merasa senang melakukan hal baik, memiliki moralitas keinginan bukan hanya moral tugas

5. Kendali diri Menahan diri agar tidak memanjakan diri sendiri

6. Kerendahan hati Melakukan tindakan tanpa disertai sifat sombong

Tindakan moral

1. Kompetensi Kemampuan mengubah penilaian dan perasaan moral ke dalam tindakan moral yang efektif

2. Keinginan Melakukan apa yang kita pikir harus kita lakukan

3. Kebiasaan Melakukan tindakan secara berulang Lickona (2012)

4. Moral Judgement Test (MJT) atau Tes Pertimbangan Moral

Untuk MJT dianalisis dengan cara menentukan C-score yang

berguna untuk merefleksikan tingkat seseorang dalam menerima atau

menolak argumen dalam suatu diskusi permasalahan moral dengan

menghargai kualitas moral mereka dibandingkan dengan hanya

menyetujui permasalahan moral tersebut dengan menggunakan opini

mereka (nonmoral).

C-score ini mengindikasikan variasi total respon dari tiap

(25)

32

Diana Safitri, 2015

ANALISIS PENALARAN MORAL SISWA SMP MENGENAI ISU-ISU SAINS MENGGUNAKAN TES DILEMA

MORAL DAN MORAL JUDGEMENT TEST Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

30 yang dibagi ke dalam tiga kategori karakter, yaitu seperti yang

tercantum pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.3 Kategori Karakter Berdasarkan Hasil C-Score

C-Score Kategori Karakter

0 – 9 Sangat Rendah atau Kompetensi Moralnya Nol

10 – 29 Sedang

> 30 Sangat Tinggi atau Kompetensi Moralnya Tinggi

(26)

Diana Safitri, 2015

ANALISIS PENALARAN MORAL SISWA SMP MENGENAI ISU-ISU SAINS MENGGUNAKAN TES DILEMA

MORAL DAN MORAL JUDGEMENT TEST Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

59

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

A. Simpulan dan Implikasi

Hasil penelitian membuktikan bahwa tes dilema moral dan tes

pertimbangan moral (Moral Judgement Test) dapat digunakan untuk

mengetahui penalaran moral siswa SMP. Dari dua tema yang digunakan pada

tes dilema moral, ternyata ketiga aspek karakter baik yaitu pengetahuan

moral, perasaan moral, dan tindakan moral hasilnya lebih tinggi pada tema

polusi cahaya dibandingkan dengan tema rokok. Didapatkan temuan bahwa

pada pengetahuan moral, aspek terendah adalah pengetahuan diri. Sedangkan

aspek tertingginya adalah kesadaran moral dan mengetahui nilai-nilai moral.

Untuk perasaan moral didapatkan hasil bahwa aspek terendah adalah aspek

empati dan yang tertinggi adalah aspek mencintai kebaikan. Instrumen pada

penelitian ini tidak dapat mengukur aspek kebiasaan pada tindakan moral, dan

hasil penelitian ini adalah aspek kompetensi dan kehendak memiliki rata-rata

yang sama besar.

Mengenai hasil dari Moral Judgement Test (MJT) menunjukkan bahwa

tidak ada satu orang pun siswa yang masuk ke dalam kategori kompetensi

pertimbangan moral sangat tinggi dan sebagian besar siswa masuk ke dalam

kategori pertimbangan moral sedang dan sisanya masuk ke dalam kategori

pertimbangan moral sangat rendah. Pada sekolah berbasis agama, jumlah

siswa yang masuk ke dalam kategori pertimbangan moral sedang adalah yang

terbanyak dibandingkan dengan sekolah lainnya dan sekolah cluster 2 lebih

tinggi hasilnya dibandingkan dengan sekolah cluster 1.

Selain itu, didapatkan juga hasil bahwa siswa yang masuk ke dalam

kategori pertimbangan moral sedang memiliki aspek pengetahuan moral,

perasaan moral, dan tindakan moral yang lebih tinggi dibandingkan dengan

(27)

60

Diana Safitri, 2015

ANALISIS PENALARAN MORAL SISWA SMP MENGENAI ISU-ISU SAINS MENGGUNAKAN TES DILEMA

MORAL DAN MORAL JUDGEMENT TEST Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rekomendasi

Terdapat beberapa hal yang direkomendasikan peneliti berdasarkan hasil

penelitian penalaran moral siswa SMP mengenai isu-isu sains yang diukur

menggunakan tes dilema moral dan Moral Judgement Test (MJT) yang telah

dilakukan, yaitu:

1. Keberadaan tes dilema moral dan Moral Judgement Test (MJT) sebaiknya

dimanfaatkan oleh guru-guru di sekolah untuk menilai aspek moral siswa

sehingga aspek moral siswa tidak dinilai hanya berdasarkan pertimbangan

guru semata.

2. Selain isu-isu sains mengenai polusi cahaya dan rokok, tes dilema moral

juga dapat dikembangkan menggunakan isu-isu sains dengan tema lain.

3. Sebaiknya aspek moral siswa lebih dikembagkan oleh guru IPA di sekolah

dengan cara berdiskusi mengenai isu-isu sains yang sedang berkembang di

masyarakat.

4. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti rekomendasikan untuk melakukan

penelitian terkait penyebab dari mengapa aspek-aspek ketiga karakter

(28)

Diana Safitri, 2015

ANALISIS PENALARAN MORAL SISWA SMP MENGENAI ISU-ISU SAINS MENGGUNAKAN TES DILEMA

MORAL DAN MORAL JUDGEMENT TEST Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, T.Y. (2014). Data rokok. [Online]. Diakses dari: http://litbang.depkes.go.id/berita-data-rokok.

Anonymous. (2015). Informasi polusi cahaya. [Online]. Diakses dari: http://www.bosscha.itb.ac.id/in/informasi-polusi-cahaya-layanan-61.html.

Bidan. (2011). Pengambilan keputusan dalam menghadapi dilema etik. [Online]. Diakses dari

http://www.bidansiapsiaga.blogspot.com/2011/08/pengambilan-keputusan-dalam-menghadapi.html?m=1.

BKKBN. (2011). Fenomena kenakalan remaja di Indonesia. [Online]. Diakses dari: http://ntb.bkkbn.go.id/ViewArtikel.aspx?ArtikelID=673.

Budiningsih, C.A. (2004). Pembelajaran moral: berpijak pada karakteristik siswa dan budayanya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Darmadi, H. (2009). Dasar konsep pendidikan moral. Bandung: Alfabeta.

Dinkes. (2013). 10 mitos tentang rokok. [Online]. Diakses dari: http://dinkes.sijunjung.go.id/berita-16-10-mitos-tentang-rokok.html

Fauziah, H. (2013). Penerapan pembelajaran tematik polusi cahaya untuk meningkatkan hasil belajar dan penanaman karakter siswa SMP. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Kemdikbud. (2014). Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik indonesia nomor 104 tahun 2014 tentang penilaian hasil belajar oleh pendidik pada pendidikan dasar dan menengah. Jakarta: Kemdikbud.

Lickona, T. (2013). Pendidikan karakter: panduan lengkap mendidik siswa menjadi pintar dan baik. Bandung: Nusa Media.

Lind, G. (2008a). The meaning and meassurement of moral judgment competence : a dual-aspect model. Jerman: University of Konstanz.

Lind, G. (2013b). 35 years of the moral penilaian test-support for dual-aspect theory of moral development. [Online]. Diakses dari http://uni-konstanz.de/ag-moral/pdf/Lind-2013_30_years_moral-penilaian_tes.pdf.

(29)

62

Diana Safitri, 2015

ANALISIS PENALARAN MORAL SISWA SMP MENGENAI ISU-ISU SAINS MENGGUNAKAN TES DILEMA

MORAL DAN MORAL JUDGEMENT TEST Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Luthfiani, T.A. (2015). Analisis karakter diri dan kecerdasan majemuk siswa sekolah dasar pada model pembelajaran IPA terpadu yang mengakomodasi kecerdasan majemuk. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Meomancer. (2012). Kemegahan langit yang tak terlihat. [Online]. Diakses dari: https://meomancer.wordpress.com/2012/04/19/kemegahan-langit-yang-tak-terlihat/

Morissan. (2012). Metodologi Penelitian Survei. Jakarta: Kencana.

Mahmudah, I.R. (2013). Penerapan pembelajaran terpadu model webbed pada tema efek penggunaan rokok untuk meningkatkan hasil belajar dan menghasilkan karakter siswa SMP. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sukmadinata, N.S. (2013). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sutawi. (2010). Restorasi keberadaban bangsa melalui pendidikan karakter.

[Online]. Diakses dari:

http://m.kompasiana.com/post/read/677907/1/restorasi-keberadaban-bangsa-melalui-pendidikan-karakter.html

Wardaya, C.U. Pengembangan pendidikan karakter anak usia dini dalam keluarga. [Online]. Diakses dari: www.tkplb.org/index.php/11-warta/73-pengembangan-pendidikan-karakter-anak-usia-dini-dalam-keluarga.

Zuchdi, D. (2012). Pendidikan karakter: konsep dasar dan implementasi di perguruan tinggi. Yogyakarta: UNY Press.

Zulaiha, F. (2013). Penerapan pembelajaran terpadu tema gunung meletus untuk meningkatkan hasil belajar dan penanaman karakter peserta didik SMP. (Skripsi). Unibersitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Gambar

Tabel Daftar Cluster Sekolah ................................................................
Gambar 3.1 Alur Penelitian
Tabel 3.1 Komponen Karakter yang Baik Menurut Thomas
Tabel 3.1 Komponen Karakter yang Baik Menurut Thomas
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa syarat-syarat aset wajib zakat yang dimiliki oleh seseorang adalah kepemilikan sempurna, aset produktif atau berpotensi untuk

Dan dari 19 (sembilan belas) perusahaan yang mendaftar tersebut terdapat 11 (sebelas) perusahaan yang mengupload tabel kualifikasi, yaitu sebagai berikut :.. Palindo

Hasil uji statistik menunjukkan semua kelompok ekstrak tunggal dan kombinasi memberikan efek penghambatan anafilaksis kutan aktif yang berbeda signifikan dengan kontrol negatif, dan

Kewajiban PNS menurut Pasal 88 dan Pasal 89 yang melakukan penyitaan terhadap narkotika dan prekusor Narkotika wajib membuat berita acara penyitaan dan menyerahkan

Kemudian untuk mengantisipasi dampak perubahan yang begitu cepat, maka diperlukan implikasi penting untuk penyesuaian-penyesuaian dari berbagai struktur, diantaranya

Incremental merupakan strategi berkembang secara bertahap, memperbaiki produk atau proses bisnis yang sudah ada dengan..

Sensor non-fotografik berupa scanner menerima pantulan dari satu wilayah sangat sempit pada permukaan bumi (instanteous field of view/IFOV = medan pandang sesaat) yang masuk ke

Konsep Uang dalam Islam memiliki Sejarah yang mana Islam telah menggunakkan Emas dan Perak yang dimanfaatkan sebagai alat tukar yang sah pada saat itu, uang memiliki