• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH KONSEP UANG DALAM ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH KONSEP UANG DALAM ISLAM"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

KON

Diajukan untuk mem

Kelompok 1 :

FAKU INSTITU

MAKALAH

KONSEP UANG DALAM ISLAM

emenuhi salah satu tugas terstruktur Ekonomi M

Dosen Pembimbing:

AWALUDDIN

DISUSUN OLEH

: 1. DARMAWATI (3215.078

2. HENRI SAPUTRA (3215.048

3. ILVIA USWATUN HASANAH (3215.076

4. KHAIZIL PADRI (3215.052

JURUSAN EKONOMI ISLAM

KULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UT AGAMA ISLAM NEGERI BUKITTING

BUKITTINGGI 2017

i Makro Syariah

3215.078)

3215.048)

3215.076)

3215.052)

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah yang maha esa, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini

dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai EKONOMI MAKRO SYARIAH.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas silabus mata kuliah EKONOMI MAKRO SYARIAH dan yang memberi kami tugas yaitu Bapak Dosen AWALUDDIN. Kami telah melakukakan beberapa observasi pada beberapa sumber rujukan dan kami mendapatkan hasil yang cukup.

Terima kasih kepada para orang tua kami yang telah mendidik kami dari kecil hingga sekarang, dan terima kasih pula untuk para guru yang telah mendidik kami juga sehingga mengganggap kami sebagai anak sendiri dan untuk semua pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini.

Kami berharap makalah ini akan bermanfaat bagi teman-teman dan kami menerima kritik dan saran apabila ada kesalahan dalam pembuatan makalah ini.

Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Bukittinggi, 16 Maret 2017

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI ...ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 1

C. Tujuan Masalah ... 1

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian dan Sejarah Uang ... 2

B. Kriteria dan Fungsi Uang ...6

C. Jenis Uang ... 8

D. Konsep Uang dalam Islam ... 9

E. Time Value of Money dan Economic Value of Time ... 11

F. Permintaan dn penawaran uang dalam ekonomi Islam ... 12

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ... 16

B. Saran ... 16

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Uang merupakan inovasi besar dalam peradaban perekonomian dunia. Posisi uang sangat strategis dalam satu sistem ekonomi, dan sulit digantikan dengan variabel lainnya. Bisa dikatakan uang merupakan bagian yang terintegrasi dalam satu sistem ekonomi. Sepanjang sejarah keberadaannya, uang memainkan peran penting dalam perjalanan kehidupan modern. Uang berhasil memudahkan dan mempersingkat waktu transaksi pertukaran barang dengan uang.

Ketika jumlah manusia semakin bertambah, maka peradabannya pun semakain maju sehingga kegiatan dan transaksi antar sesama manusia semakin beragam. Maka dari itu, diperlukan alat tukar yang dapat diterima semua pihak untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Alat tukar ini lah yang disebut dengan uang.

B.

Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dan sejarah uang? 2. Apa saja kriteria dan fungsi uang? 3. Apa saja jenis uang?

4. Bagaimana konsep uang dalam islam?

5. Apa itu Time Value of money dan Economic Value of time?

6. Bagaimana permintaan dan penawaran uang dalam ekonomi Islam?

C.

Tujuan

1. Mengetahui pengertian dan sejarah uang. 2. Mengetahui kriteria dan fungsi uang. 3. Mengetahui jenis uang.

4. Mengetahui konsep uang dalam islam.

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Sejarah Uang

1. Pengertian Uang

Dalam ekonomi Islam, secara etimologi uang berasal dari kata al-naqdu-nuqud. Pengertiannya ada beberapa makna, yaitu al-naqdu berarti yang baik dari dirham, menggenggam dirham, membedakan dirham, dan al-naqd juga berarti tunai. Kata nuqud tidak terdapat dalam Al-Qur’an

dan Hadis karena bangsa Arab umumnya tidak menggunakan nuqud untuk menunjukkan harga. Mereka menggunakan kata dinar untuk menunjukkan mata uang yang terbuat dari emas dan kata dirham untuk menunjukkan alat tukar yang terbuat dari perak. Mereka juga menggunakan wariq untuk menunjukkan dirham perak, kata ‘ain untuk menunjukkan dinar emas. Smentara itu, kata fulus (uang tembaga) adalah alat tukar tambahan yang digunakan untuk membeli barang-barang murah.

Uang menurut fuqaha tidak terbatas pada emas dan perak yang dicetak, tetapi mencakup seluruh jenisnya dinar, dirham dan fulus. Untuk menunjukkan dirham dan dinar mereka menggunakan istilah naqdain. Namun, mereka berbeda pendapat apakah fulus termasuk dalam istilah naqdain atau tidak. Menurut pendapat yang mu’tamad dari golongan Syafi’iah, fulus tidak termasuk naqd, sedangkan mazhab Hanafi berpendapat bahwa aqd mencakup fulus.

(6)

Menurut para ahli ekonomi kontemporer, uang didefenisikan dengan benda-benda yang disetujui oleh masyarakat sebagai alat perantara untuk mengadakan tukar-menukar atau perdagangan dan sebagai standar nilai. Jadi, uang adalah sarana dalam transaksi yang dilakukan masyarakat dalam kegiatan produksi dan jasa. Baik uang itu berasal dari emas, perak, tembaga, kulit, kayu, batu, dan besi. Selama itu diterima masyarakat dan dianggap sebagai uang.1

2. Sejarah Uang

Masyarakat Mekkah pada masa jahiliyah telah melakukan perdagangan dengan mempergunakan uang dari Roma dan Persia. Menurut al-Balazuri seperti yang dikutip Muhammad Usman Syabir, uang yang digunakan ketika itu adalah dinar Hercules, Bizantium, dan dirham dinasti Sasanid Irak dan sebagian mata uang bangsa Himyar dan Yaman. Ini berarti Bangsa Arab pada masa itu belum memiliki mata uang tersendiri. Ketika diangkat menjadi Rasul, Nabi Muhammad tidak mengubah mata uang tersebut karena kesibukannya memperkuat sendi-sendi agama Islam di jazirah Arab. Pada awal pemerintahannya, Umar Ibn Khatab juga tidak melakukan perubahan mata uang ini karena kesibukannya melakukan ekspansi wilayah kekuasaan Islam. Barulah tahun ke-18 H mulai dicetak dirham Islam yang masih mengikuti model cetakan Sasanid berukiran Kisra dengan tambahan beberapa kalimat tauhid dalam bentuk tulisan Kufi, seperti kalimat Alhamdulillah pada sebagian dirham, dan kalimat Muhammad Rasulullah pada dirham yang lain, juga kalimat Umar, kalimat Bismillah, Bismillahirabbi, pada dirham yang lainnya. Malah pada masa ini juga sempat terpikir oleh Umar untuk mencetak uang dari kulit unta. Namun, diurungkannya karena takut akan terjadi kelangkaan unta. Percetakan uang dirham yang bertuliskan kalimat

1Rozalinda,EkonomiIslam (Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi), PT Rajagrafindo

(7)

Allahu Akbar, Bismillah, Barakah, Bismilahirabbi, Allah, Muhammad dalam bentuk tulisan Albahlawiyah.

Pada Masa Abdul Malik ibn Marwan (65-86 H), Khalifah ke tiga dinasti Umaiyyah, dinar dan dirham Islami mulai dicetak dengan model tersendiri yang tidak lagi ada lambang-lambang Bizantium dan Persia pada tahun 76 H. Dinar yang dicetak setimbangan 22 karat dan dirham setimbangan 15 karat. Tindakan yang dilakukan Abdul Malik ibn Marwan ini ternyata mampu merealisasikan stabilitas politik dan ekonomi,

mengurangi pemalsuan, dan manipulasi terhadap uang. Kebijakan pemerintah ini terus dilanjutkan kedua penggantinya, Yazid ibn Abdul Malik dan Hisyam ibn Abdul Malik. Keadaan ini terus berlanjut pada masa awal pemerintahan dinasti Abasiyah (132 H) yang mengikuti model dinar Umaiyah dan tidak mengubah sedikitpun, kecuali pada ukirannya.

Namun di akhir dinasti ini tepatnya pada masa pemerintahan mulai dicampuri oleh para Mawali (pembantu dan orang-orang Turki, mulai terjadi penurunan nilai bahan baku uang dan malah dicampur dengan tembaga dalam proses percetakan mata uang yang dilakukan penguasa dalam rangka meraup keuntungan dari percetakan uang tersebut. Akibatnya, terjadi inflasi harga-harga melambung tinggi. Namun, masyarakat masih menggunakan dirham-dirham tersebut dalam interaksi perdagangan. Keadaan ini terus berlanjut sampai dinasti Fatimiyah, kurs dinar terhadap dirham adalah 34 dirham. Padahal selama ini kurs dan dirham adalah 1:10.

Percetakan uang tembaga (fulus) mulai dilakukan pada masa Mamalik tepatnya masa khalifah al-Zhahir Barquq. Di masa ini mata uang fulus menjadi mata uang utama, sedangkan percetakan dirham dihentikan, karena ketika itu terjadi penjualan perak ke Eropa dan impor tembaga dari Eropa semakin meningkat. Kemudian, terjadi peningkatan produksi

(8)

al-Nuqud Fi Zikr al-Nuquq. Ia menyatakan, penyebab terjadinya inflasi adalah pengukuhan sistem mata uang tembaga.

Ibn Taimiyah (1263-1328) juga mengungkapkan hal sama sebagai bentuk tanggapan dari kondisi turunnya nilai mata uang yang terjadi di Mesir pada masa dinasti Mamluk. Ia menganjurkan pemerintah agar tidak mempelopori bisnis mata uang dengan membeli tembaga. Kemudian mencetaknya menjadi mata uang koin. Pemerintah harus mencetak mata uang dengan nilai yang sebenarnya tanpa mencari keuntungan dari

percetakan tersebut. Pemerintah harus melaksanakan kebijakan moneter, yakni mencetak mata uang sesuai dengan nilai transaksi di tengah masyarakat, tanpa ada unsur kezaliman di dalamnya. Ini menunjukkan Ibn Taimiyah sangat memperhatikan nilai instrinsik mata uang sesuai dengan nilai logamnya. Lebih lanjut Ibn Taimiyah menjelaskan , jika dua mata uang koin memiliki nilai nominal yang sama tetapi dibuat dari logam yang tidak sama nilainya, mata uang lainnya dalam peredaran. Mata uang yang berasal dari logam yang lebih baik akan ditimbun, dilebur atau diekspor karena dianggap lebih menguntungkan. Teori Ibn Taimiyah (1263-1328) inilah yang kemudian dikenal dengan hukum Gresham bad

money drives out good money”yang dilahirkan oleh Sir Thomas Gresham (1519-1579).

Di masa daulat Usmaniyah, tahun 1534 mata uang resmi yang berlaku adalah emas dan perak dengan perbandingan 1:15 kemudian, pas tahun 1839 pemerintah Usmaniyah menerbitkan mata uang yang berbentuk kertas banknote dengan nama yang sama. Namun nilainya terus merosot sehingga rakyat tidak mempercayainya. Pada perang Dunia I tahun 1914, Turki seperti negara-negara lainnya memberlakukan uang kertas sebagai uang yang sah dan membatalkan berlakunya emas dan perak sebagai mata uang. Sejak ini mulailah diberlakukan uang kertas sebagai satu-satunya

mata uang di seluruh dunia.2

(9)

B. KRITERIA DAN FUNGSI UANG 1. Kriteria Uang

Untuk dapat terima sebagai alat tukar, uang harus memenuhi persayaratan tertentu yakni:

a. Nilainya tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu. b. Tahan lama.

c. Bendanya mempunyai mutu yang sama.

d. Mudah dibawa-bawa.

e. Mudah disimpan tanpa mengurangi nilainya. f. Jumlahnya terbatas (tidak berlebih-lebihan).

g. Dicetak dan di sahkan penggunaannya oleh pemegang otoritas moneter (pemerintah).

h. Tidak mudah dipalsukan.3

2. Fungsi Uang

a. Alat tukar (Medium of Exchange)

Fungsi uang sebagai alat tukar menukar di dasarkan pada kebutuhan manusia yang mempunyai barang dan kebutuhan manusia yang tidak mempunyai barang di mana uang adalah sebagai perantara di antara mereka. Dengan uang tersebut seseorang bisa memiliki atau mempunyai barang dan orang yang memiliki barang bisa menerima uang sebagai harga dari barang tersebut. Jadi dengan demikian uang dapat mempermudah pertukaran.

Dalam Islam, uang hanya berfungsi sebagai alat tukar. Jadi uang adalah sesuatu yang terus mengalir dalam perekonomian, atau lebih dikenal sebagai flow concept. Ini berbeda dengan sistem perekonomian kapitalis, di mana uang dipandang tidak saja sebagai

alat tukar yang sah (legal tender) melainkan juga dipandang sebagai komoditas. Sedangkan dalam islam uang menjadi media untuk

(10)

merubah barang dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain, sehingga uang tidak bisa dijadikan komoditi.

b. Satuan Hitung ( Unit Of Account)

Yang dimaksud dengan satuan hitung adalah uang sebagai alat yang digunakan untuk menunjukkan nilai barang dan jasa yang diperjualbelikan dipasar dan besarnya kekayaan yang bisa dihitung berdasarkan penentuan harga dari barang tersebut.

c. Penimbun Kekayaan

Fungsi uang sebagai alat penimbun kekayaan akan bisa mempengaruhi jumlah uang kas yang ada pada masyarakat. Ketika teori konvensional memasukkan satu dari fungsi uang adalah sebagai store of value di mana termasuk juga adanya motif money demand for speculation.4 Hal ini tidak diperbolehkan dalam Islam. Islam memperbolehkan uang untuk transaksi dan untuk berjaga-jaga, namun menolak uang untuk spekulasi. Hal ini menurut Al-ghazali sama saja dengan memenjarakan fungsi uang5.

d. Standar Pencicilan Utang

Uang juga berfungsi sebagai standar untuk melakukan pembayaran berjangka atau pencicilan utang.6

Dalam Islam, apapun yang berfungsi sebagai uang, maka fungsinya hanyalah sebagai medium of exchange. Ia bukan komoditas

4Thamrin Abdullah dan Francis Tantri,Bank dan Lembaga Keuangan,PT Raja Grafindo

Persada, Jakarta: 2012, hlm. 44-47.

5Adiwarman A. Karim,Ekonomi Makro Islami, PT Raja Grafindo Persada, Jakart:, 2007,

hlm.82.

(11)

yang bisa diperjualbelikan dengan kelebihan baik secara langsung maupun bukan7

C. JENIS-JENIS UANG

1. Uang Kartal

Uang kartal adalah alat bayar yang sah dan wajib diterima oleh

masyarakat dalam melakukan transaksi jual beli sehari-hari. Menurut Undang-Undang Bank Sentral No.13 tahun 1968 pasala 26 ayat 1, Bank Indonesia mempunyai hak tunggal untuk mengeluarkan uang logam dan kertas. Uang kartal menurut bahan pembuatannya ada dua:

a. Uang logam

Uang logam biasanya terbuat dari emas dan perak karena memenuhi syarat-syarat uang yang efisien, dan mudah dikenali dan diterima orang. Di samping itu emas dan perak tidak mudah musnah. Pada zaman sekarang, uang logam tidak dinilai dari berat emasnya, namun dinilai dari nominalnya. Penggunaan uang logam merupakan fase kemajuan dalam sejarah uang. Logam pertama yang digunakan manusia sebagai alat tukar adalah perunggu. Kemudian, besi yang digunakan oleh orang Yunani, tembaga digunakan oleh orang Romawi, terakhir logam mulia emas dan perak. Ketika volume perdagangan semakin meningkat dan meluas, meliputi perdagangan antar negara, munculah penggunaan emas dan perak sebagai uang.

Dalam sejarah penggunaan uang logam ada dua sistem yang dipergunakan, pertama gold standard, yaitu emas sebagai standar nilai, kedua bimetallic (sistem dua jenis logam), yaitu emas dan perak digunakan sebagai standar nilai. Pada masa awal Islam, Nabi Saw. menerapkan sistem dua jenis logam ini dalam aktivitas dagang. Sistem

7Mustafa Edwin nasution,Pengenalan Ekslusif; Ekonomi Islam,Kencana Prenada Media

(12)

ini terus berlanjut sampai akhirnya pemerintahan Islam menerapkan uang fulus sebagai mata uang dalam perekonomian.

b. Uang Kertas

Uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut penjelasan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang

dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai kertas). Uang kertas mempunyai nilai karena nominalnya.

2. Uang Giral

Uang giral tercipta akibat semakin mendesaknya kebutuhan masyarakat akan adanya sebuah alat tukar yang lebih mudah, praktis, dan aman. Di Indonesia yang berhak menciptakan uang giral adalah bank umum selain Bank Indonesia. Menurut UU No.7 tentang Perbankan tahun 1992, definisi uang giral adalah tagihan yang ada di bank umum, yang dapat digunakan sewaktu-waktu sebagai alat pembayaran. Bentuk uang giral dapat berupa cek, dan giro. Uang giral bukan merupakan alat pembayaran yang sah.

3. Uang Kuasi

Uang kuasi adalah surat-surat berharga yang dapat dijadikan sebagai alat pembayaran. Biasanya uang kuasi ini terdiri atas deposito berjangka dan tabungan serta rekening valuta asing milik swasta domestik.8

D. KONSEP UANG DALAM ISLAM

Dalam konsep ekonomi Islam, uang adalah suatu yang bersifat flow concept dan capital adalah suatu yang bersifat stock concept. Dalam Islam,

8Naf an,Ekonomi Makro; Tinjauan Ekonomi Syariah,PT Raja Grafindo Persada, Jakarta: 2014,

(13)

capital is private goods, sedangkan money is public goods. Uang yang ketika mengalir adalah public goods, lalu mengendap ke dalam kepemilikan seseorang, uang tersebut menjadi milik pribadi.

Perbedaan lain adalah bahwa dalam ekonomi islam, uang adalah sesuatu yang bersifat flow concept dan capital adalah sesuatu yang bersifat stock concept, sedangkan dalam ekonomi konvensional terdapat beberapa pengertian. Frederick S. Mishkin, misalnya, mengemukakan konsep Irving Fisher yang menyatakan bahwa:

MV=PT Keterangan: M = jumlah uang

V = Tingkat perputaran uang P= Tingkat harga barang

T= Jumlah barang yang di perdagangankan

Dari pemasaran di atas dapat di ketahui bahwa semakin cepat perputaran uang (V↑ ), maka semakin besar income yang di peroleh. Persamaan ini juga

berarti bahwa uang adalah Flow Concept. Fisher juga mengatakan bahwa sama sekali tidak ada korelasi antara kebutuhan memegang uang (demand for holding money) dengan tingkat suku bunga. Konsep Fisher yang ada dalam ekonomi islam, bahwa uang adalah flow concept, bukan stock concept.

Pendapat lain yang di ungkapkan oleh miskhin adalah konsep Marshallpigio dari Cambridge, yaitu:

M=kPT Keterangan: M= jumlah uang k= 1/v

p= Tingkat harga banyak

(14)

Walaupun secara matematis dapat dipindahkan atau kekiri atau kekanan, secara filosofis kedua koncep ini berbeda. Dengan kepada persamaan Marshal-Pigou di atas menyatakan bahwa demand folding money adalah suatu proporsi (k) dari jumlah pendapatan (PT). semakin besar demand for holding money (M), untuk tingkat pendapatan tertentu (PT). ini berarti konsep dari marshal-pigou mengatakan bahwa uang adalah stock concept. Oleh sebab itu, kelompok Cambridge mengatakan uang adalah salah satu cara untuk menyimpan kekayaan (store of wealth).

Dalam islam, capital is private goods, sedangkan money is public goods. Uang yang ketika mengalir adalah public goods (flow concept), lalu mengendap kedalam kepemilikan seseorang (stock concept), uang tersebut menjadi milik pribadi (private goods).9

E. Time Value Of Money and Economic Value Of Time

Dalam Islam, fungsi uang tidak termasuk dalam fungsi utility, karena sebenarnya manfaat yang kita dapatkan bukan dari uang itu sendiri, tetapi dari fungsi uang. Islam juga tidak mengenal konsep time value of money.

Rumus time value of money; FV=PV (1+i)n, Rumus pertumbuhan populasi; Pt=(Po1+g)t, jadi future value dari uang dianalogikan dengan jumlah populasi tahun ke-t, present value dari uang dianalogikan dengan jumlah populasi tahun ke-0, sedangkat tingkat suku bunga dianalogikan dengan tingkat pertumbuhan populasi. Ini merupakan kekeliruan fatal, sebab uang bukan makhluk hidup yang dapat berkembang biak dengan sendirinya.

Akan tetapi, economic value of time yang dikenal dalam Islam. Maknanya adalah bahwa time akan mempunyai economic value jika waktu tersebut ditambah dengan faktor produksi yang lain, sehingga menjadi capital dan dapat memperoleh return. Jadi faktor yang menentukan nilai waktu adalah bagaimana seseorang memanfaatkan waktu itu. Semakin efektif (doing

the right things) dan efisien (doing the things right), maka akan semakin tinggi nilai waktunya.

(15)

F. Permintaan Dan Penawaran Uang Dalam Ekonomi Islam

1. Permintaan Uang dalam Islam

Permintaan akan uang dalam suatu sistem perekonomian yang islami akan dipengaruhi oleh motif seorang muslim dalam memegang uang. Menurut Metwally ada dua motif utama seorang muslim dalam memegang uang, yaitu: (1) Motivasi transaksi, (2) Motivasi berjaga-jaga. Dengan 2 motif ini jelas, bahwa permintaan uang untuk tujuan spekulasi

sebagaimana yang dikemukakan Keynes, tidak akan ada dalam suatu sistem perekonomian yang Islami. Permintaan uang dalam ekonomi islam menurut Metwally juga dipengaruhi oleh tingkat pendapatan. Besarnya persediaan uang tunai akan berhubungan dengan tingkat pendapatan, dan frekuensi pengeluaran.[19]

Mazhab Iqtishaduna, permintaan uang hanya ditujukan untuk dua tujuan pokok, yaitu transaksi dan berjaga-jaga atau untuk investasi. Secara matematik formula permintaan uang dapat dituliskan sebagai berikut:

Md = Mdtrans + Md prec

(16)

Mazhab Mainstrem, landasan filosofis dari teori dasar permintaan uang ini adalah islam mengarahkan sumber-sumber daya untuk dialokasikan secara maksimum dan efisien. Pelarangan hoarding money atau penimbunan kekayaan merupakan “kejahatan” penggunaan uang

yang harus diperangi. Pengenaan pajak terhadap aset produktif yang menganggur merupakan strategi utama yang digunakan oleh mazhab ini. Dues of idle cash atau pajak atas aset produktif yang menganggur bertujuan untuk mengalokasikan setiap sumber dana yang ada pada

kegiatan usaha produktif. Pengenaan kebijakan ini akan berdampak pada pola permintaan uang untuk motif berjaga-jaga. Semakin tinggi pajak yang dikenakan terhadap aset produktif yang anggurkan maka permintaan terhadap aset ini akan berkurang. Secara sederhana dapat dianalogikan sebagai berikut, Ahmad yang memiliki kekayaan berupa tanah dan kemudian tanah tersebut hanya dianggurkan saja sehingga tidak ada nilai tambah kekayaannya, maka kebijakan yang dikenakan terhadap Ahmad agar tanah tersebut memiliki nilai tambah adalah mendorong Ahmad mendorong Ahmad untuk bersedia mengelola kekayaannya pada kegitan yang produktif. Instrumen yang digunakan adalah pajak terhadap pengangguran tanah tersebut. Sehingga Ahmad akan terkena risiko pembayaran pajak apabila tanah miliknya tetap dianggurkan.[21]

Md = Mdtrans +Md prec

Mdtrans = f(Y)

Mdprec&inv= f(Y,µ)

Secara matematis, permintaan uang untuk mazhab ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Tingkat dues if idle fund diwakili oleh nilai µ, semakin tinggi nilai

(17)

membayar pajak terhadap uang kas tersebut menjadi naik.dalam kondisi seperti ini seseorang akan berusaha memperkecil pajak yang dia bayarkan kepada pemerintah dengan cara mengurangi kekayaan yang idle. Begitu juga sebaliknya apabila nilai µ relatif rendah, maka memegang atau menyimpan uang kas relatif tidak memiliki risiko yang tinggi.

Mazhab Alternatif, permintaan uang dalam mazhab ketiga ini, sangat

erat kaitannya dengan konsep endogenous uang dalam Islam. Teori endogenous dalam islam secara sederhana dapat diartkian bahwa keberadaan uang pada hakikatnya adalah repsentasi dari volume transaksi yang ada dalam sektor riil. Teori inilah yang kemudian menjembatani dan tidak mendikotomikan antara pertumbuhan uang di sektor moneter dan pertumbuhan nilai tambah uang di sektor riil. Islam menganggap bahwa perubahan nilai tambah ekonomi tidak dapat didasarkan semata-mata pada perubahan waktu. Nilai tambah uang terjadi jika dan hanya jika ada pemanfaatan secara ekonomis selama uang tersebut dipergunakan. Sehinnga tidak selalu nilai uang harus bertambah walau waktu terus bertambah, akan tetapi niali tambahnya akan tergantung dari hasil yang diusahakan dengan uang itu. Secara makroekonomi, nilai tambah uang dan jumlahnya hanyalah repsentasi dari perubahan dan pertambahan di sektor riil.10

2. Penawaran Uang dalam Islam

Mazhab Iqtishaduna, pandangan utama dari mazhab ini adalah jumlah uang yang beredar bersifat elastis sempurna, di mana pemerintah sebagai pemegang otoritas moneter tidak mampu untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar. Penawaran uang (Ms) ditentukan oleh perdagangan ekspor impor barang. Banyak sedikitnya Ms yang beredar tidak akan berdampak dan berpengaruh terhadap rasio harga tangguh

(18)

terhadap harga tunai (Pt/P0), karena dengan perdagangan yang bebas dan tidak adanya bea cukai dari perdagangan tersebut menyebabkan pengontrolan keluar masuk uang akan selalu diseimbangkan nilainya dengan nilai ekonomi barang yang diperdagangkan. Elastis sempurna Ms ini juga didukung oleh kesamaan dari nilai uang dengan nilai intrinsiknya serta tidak adanya suatu institusi tertentu yang melakukan pencetakan uang dan mengontrolnya.11

Mazhab Mainstream, menurut mazhab ini penawaran uang dalam Islam sepenuhnya dikontrol oleh negara sebagai pemegang monopoli dari penerbitan uang yang sah (legal tender). Keberadaan bank sentral adalah untuk menerbitkan mata uang dan menjaga nilai tukarnya agar dapat berada pada tingkat harga yang stabil. Oleh karena itu, penawaran uang diasumsikan secara penuh dipengaruhi oleh kebijakan bank sentral.

Mazhab Alternatif, menurut mazhab ini jumlah uang beredar lebih ditentukan oleh actual spending demand dalam kebutuhannya untuk transaksi di pasar barang dan jasa (uang merupakan variabel yang endogen). Asumsi yang digunakan dalam konsep ini yaitu: (1) telah terjadinya globalisasi perekonomian menyebabkan bank sentral tidak lagi mampu melakukan pengontrolan secara penuh terhadap jumlah uang beredar. (2) perekonomian mengarah ke tahap Islamisasi sistem keungannya, sistem ummah yang sudah mulai diberlakuakan dalam sistem perekonomian yang diantut. Sistem ummah yang dimaksud adalah tidak adanya suku bunga dan penggunaan expected rate of profit dalam sistem pembiayaan serta mengarahkan kepada maksimalisasi sumber dana kepada usaha-usaha yang bersifat produktif.12

(19)

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Konsep Uang dalam Islam memiliki Sejarah yang mana Islam telah menggunakkan Emas dan Perak yang dimanfaatkan sebagai alat tukar yang sah pada saat itu, uang memiliki beberapa kriteria sebelum menjadi alat pembayaran yang sah, jenis-jenis uang memiliki beragam macam dari uang kartal, giral, dan kuasi. Uang dalam islam adalah kepemilikan umum, sehingga mengalami perputaran menjadi milik pribadi. Islam hanya mengakui Economi

Value of Time, dan ada beragam pendapat dari para mazhab terkait Permintaan dan Penawaran Uang.

B. SARAN

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Thamrin dan Francis Tantri. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Karim, Adiwarman A. 2007. Ekonomi Makro Islami. Jakarta: Rajawali Pers.

Naf’an. 2014. Ekonomi Makro; Tinjauan Ekonomi Syariah. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Nasution, Mustafa Edwin. 2006. Pengenalan Ekslusif; Ekonomi Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Referensi

Dokumen terkait

Pada MA Salafiyah Syafi’iyah sudah terdapat BK (Bimbingan Konseling) yang mana bertugas membantu siswanya dalam menagani masalah yang mereka hadapi, tetapi guru BK di

terhadap siswa semester genap SMA Negeri 1 Boyolali tahun 2013/2014, tidak ada pengaruh kreativitas verbal terhadap prestasi belajar ranah pengetahuan, sikap maupun

Tetapi Bao Bao ini mempunyai range warna yang luar biasa banyak, jadi bila warna tertentu sudah keluar musim ini dan habis, maka tidak akan ada lagi dalam

The purpose of this study is to prove whether environmental performance as a realization of compliance to environmental laws have significant impact on

Hal ini didasarkan pada pereobaan ketiga dimana pereepatan tumbuh minggu pertama pada konsentrasi 1 ppm dan 1.5 ppm adalah yang terbesar namun perlu di­ paeu lagi dengan

Serangkaian kejadian yang terjadi pada 13 dan 14 Mei menjadi awal mula jatuhnya Soeharto dan pemerintahan orde barunya merupakan tragedi nasional yang mana etnis Cina terutama

Hasil penelitian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Implementasi Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2000 Tentang Pengaturan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima Kota

rata-rata obat analgetik yang digunakan adalah golongan analgetik NSAID ,Narkotik tidak ditemukan untuk terapi pasien kanker serviks dan Pasien yang menggunakan