• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil Penggunaan Obat Analgetik Pada Pasien Kanker Serviks Di RSUD Prof. Dr. W.Z Johannes Kupang Periode Juli – Desember 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Profil Penggunaan Obat Analgetik Pada Pasien Kanker Serviks Di RSUD Prof. Dr. W.Z Johannes Kupang Periode Juli – Desember 2017"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

i

PROFIL PENGGUNAAN OBAT ANALGETIK

PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD.

Prof. DR. W.Z JOHANNES KUPANG

PERIODE JULI – DESEMBER

2017

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

Marselinus Sandrisius Dede

PO.530333215673

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program pendidikan Ahli Madya Farmasi

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

PROGRAM STUDI FARMASI

KUPANG

(2)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

PROFIL PENGGUNAAN OBAT ANALGETIK

PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD.

Prof. DR. W.Z JOHANNES KUPANG

PERIODE JULI – DESEMBER

2017

Oleh :

Marselinus Sandrisius Dede

PO.530333215673

Telah disetujui untuk mengikuti ujian

Kupang, 08 Agustus 2018 Pembimbing

(Dra. Fatmawati Blegur, Apt., M.Si) NIP 196505131997032001

(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH

PROFIL PENGGUNAAN OBAT ANALGETIK

PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD.

Prof. DR. W.Z JOHANNES KUPANG

PERIODE JULI – DESEMBER

2017

Oleh :

Marselinus Sandrisius Dede

PO. 530333215673

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Pada tanggal 09 Agustus 2018

Sususan Tim Penguji

1. Dra. Elisma, Apt., M.Si ......

2. Dra. Fatmawati Blegur, Apt., M.Si ...

Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi

Kupang, 10 Agustus 2018 Ketua Prodi Farmasi Poltekkes Kemenkes Kupang

Maria Hilaria, S.Si., S.Farm., Apt., M.si NIP 197506201994022001

(4)

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Ahli Madia Farmasi ataupun gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Kupang, Juli 2018

(5)

v

KATA PENGANTAR

Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kasih dan penyertaan-Nya sehingga penulis diberikan hikmat untuk menyelesaikan penelitian dan menyusun Karya Tulis Ilmiah dengan judul PROFIL PENGGUNAAN OBAT ANALGETIK PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD. Prof. DR. W.Z JOHANNES PERIODE JULI – DESEMBER 2017

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Ini dimaksudkan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan tugas akhir pada Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Kupang.

Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ragu Harming Kristina, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kupang.

2. Maria Hilaria, S.Si S.Farm, Apt, M.Si selaku Ketua Prodi Farmasi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kupang.

3. Dra. Elisma, Apt, M.Si selaku penguji I yang mengarahkan penulis dalam menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

4. Dra. Fatmawati Blegur, Apt, M.Si selaku pembimbing sekaligus penguji 2 yang senantiasa membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

(6)

vi

5. Yorida F. Maakh., S.Si, Apt, M.Sc selaku pembimbing akademik yang telah memberikan saran dan dukungan kepada penulis dari awal perkuliahan hingga menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

6. Semua Dosen Prodi Farmasi yang telah memberikan saran dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah. 7. Direktur RSUD. Prof. DR. W.Z Johannes Kupang dan semua staf bagian

Rekam medik yang telah memberi izin kepada penulis untuk mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Orang tua, Bapa Darius Dede dan Mama Maria Magdalena Seni serta seluruh keluarga yang tak henti-hentinya memberikan doa dan motivasi kepada penulis selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

9. Teman Akil, Frith, Ranny, Greck, Renol, Fido, Ricky, Gerry, dan semua teman-teman seperjuangan REG A. angkatan 16 yang selalu memberikan dukungan.

10. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian dan Karya Tulis Ilmiah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari Karya Tulis Ilmiah ini masih perlu perbaikan, karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan guna perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini selanjutnya

Kupang, Juli 2018

(7)

vii

INTISARI

Kanker merupakan penyebab utama kematian diseluruh dunia, salah satunya adalah kanker serviks yakni kanker tertinggi yang diderita wanita dan merupakan kanker yang menyerang organ reproduksi wanita pasien yang mendapat pengobatan penyakit kanker hampir 30% mengalami rasa nyeri dan lebih dari 70% penderitanya merupakan pasien kanker stadium lanjut. Tujuan dari penelitian ini untuk membuat profil penggunaan obat analgetik dalam pengobatan pasien kanker serviks bedasarkan karakteristik pasien yang meliputi umur, serta karakteristik obat yaitu golongan, jenis, dan dosis di RSUD Prof. DR. W.Z Johannes. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif retrospektif terhadap data rekam medik pasien ditahun 2017 periode juli - desember. Dari 27 pasien kanker serviks ditemukan paling banyak berumur 40–59 tahun sebanyak 55,5%. Sedangkan nyeri paling banyak yaitu nyeri ringan berskala 1-3 sebesar 53%. Untuk stadium kanker terbanyak yang diderita pasien adalah stadium III dengan 14 pasien dari 27 pasien kanker serviks di RSUD. Prof. DR. W.Z Johannes. rata-rata obat analgetik yang digunakan adalah golongan analgetik NSAID ,Narkotik tidak ditemukan untuk terapi pasien kanker serviks dan Pasien yang menggunakan analgetik tunggal lebih banyak yaitu sekitar 67% dari 12 pasien dan analgetik kombinasi yaitu 50% dari 4 pasien yang mendapatkan terapi analgetik.Selanjutnya penggunaan analgetik terbanyak yaitu obat asam mefenamat dan sedangkan untuk kombinasi yang paling banyak yaitu obat analgetik kombinasi Ketorolak dan Tramadol.

(8)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

INTISARI ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x DAFTAR LAMPIRAN ... xi BAB. I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 2 C. Tujuan Penelitian ... 2 D. Manfaat Penelitian ... 3

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

A. Rumah Sakit ... 4

B. Kanker ... 5

C. Nyeri ... 6

D. Analgetik... 8

BAB. III METODOLOGI PENELITIAN ... 12

A. Jenis Penelitian ... 12

B. Tempat dan Waktu penelitian ... 12

C. Variabel penelitian ... 12

D. Populasi dan Sampel ... 12

E. Definisi Operasional... 13

F. Instrument Penelitian ... 14

G. Prosedur Penelitian... 14

H. Analisis Data ... 14

BAB. IV HASIL DAN PEMBAHASASAN ... 15

A. Hasil ... 15

(9)

ix

BAB. V SIMPULAN DAN SARAN ... 22

A. Simpulan ... 22

B. Saran ... 23

DAFTAR PUSTAKA ... 24 LAMPIRAN

(10)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Daftar Obat Analgetik Non Narkotik ... 9

Tabel 2. Daftar Obat Analgetik Narkotik ... 11

Tabel 3. Defenisi Operasional ... 13

Tabel 4. Distribusi pasien kanker Serviks berdasarkan umur ... 16

Tabel 5. Distribusi pasien kanker serviks berdasarkan stadium dan skala nyeri... 17

Tabel 6. Distribusi Obat Analgetik Berdasarkan Golongan... 18

Tabel 7. Pemberian Analgetik tunggal pasien kanker Serviks berdasarkan stadium penyakit ... 19

Tabel 8. Pemberian Analgetik tunggal pasien kanker Serviks berdasarkan skala nyeri ... 19

Tabel 9. Pemberian Analgetik kombinasi pasien kanker Serviks berdasarkan stadium penyakit ... 20

Tabel 10. Pemberian Analgetik kombinasi pasien kanker Serviks berdasarkan skala nyeri ... 20

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Skema Kerja ... 26

Lampiran 2. Dokumentasi Pengambilan Data Primer... 27

Lampiran 3. Data Primer Penelitian ... 28

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan kendali dan mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat, dan tidak terkendali, sel kanker dapat menyebar kebagian tubuh lainnya yang jauh dari tempat asalmya melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening sehingga kanker baru akan tubuh ditempat lain. Penyebaran sel kanker ke jaringan sehat pada organ tubuh lainnya dapat merusak organ tubuh tersebut sehingga fungsi organ tersebut menjadi terganggu (Mahleda & Hartini, 2012).

Kanker merupakan penyebab utama kematian diseluruh dunia dan menyumbangkan masalah 7,6 juta kasus kematian pada tahun 2008. Jenis-jenis utama kanker adalah paru (1,37 juta kematian), Perut (736.000 kematian), Hati (695.000 kematian), Kolorektal (608.000 kemaian), Mamae (458.000 kematian), dan kanker serviks (275.000 kematian) (WHO, 2013).

Dari sekian banyak kanker yang ada sebagai contohnya kanker serviks

adalah kanker tertinggi yang diderita wanita dan merupakan kanker yang menyerang organ reproduksi wanita. Hal ini sama dengan tinjauan yang telah dilakukan di RSUD Prof. DR W.Z Johannes Kupang menurut data yang peneliti dapatkan dari hasil studi pendahuluan Rekam Medik, RSUD Prof. DR W.Z Johannes Kupang merawat pasien-pasien kanker serviks

(13)

2

dalam jumlah yang tidak sedikit di tahun 2017 periode Juli – Desember yaitu sebanyak 27 pasien kanker serviks. Dari sekian banyak pasien yang mengalami nyeri pada saat dirawat di RSUD Prof. DR W.Z Johannes Kupang. Pasien yang mendapat pengobatan penyakit kanker hampir 30% mengalami rasa nyeri dan lebih dari 70% penderitanya merupakan pasien kanker stadium lanjut (Mercadante, 2010).

Nyeri merupakan pengalaman sensoris atau emosional yang berhubungan dengan kerusakan jaringan. Nyeri merupakan salah satu gejala kanker yang paling sering dan merupakan beban berat yang seringkali harus dirasakan pasien selama penyakitnya. Nyeri dapat mempengaruhi kondisi fisik, psikologis dan sosial pasien (Shute, 2013).

Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruuhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keaadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan, dan kontrasepsi, untuk manusia (Depkes, 2009a).

Berdasarkan Uraian diatas, maka perlu dilakukannya penelitian tentang Penggunaan Obat Analgetik Pada Pasien Kanker Serviks

B. Rumusan Masalah

Bagaimana profil penggunaan obat analgetik pada nyeri pasien kanker serviks

(14)

3

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umun

Untuk mengetahui profil penggunaan obat analgetik pada pasien kanker

serviks di RSUD Prof. DR. W.Z Johannes.

2. Tujuan Khusus

Untuk menggambarkan penggunaan obat analgetik dalam pengobatan pasien kanker serviks bedasarkan karakteristik Pasien meliputi : Umur, Skala Nyeri, dan Stadium Penyakit, serta karakteristik obat meliputi :, Distribusi obat menurut golongan, Penggunaan analgetik tunggal dan kombinasi di RSUD Prof. DR. W.Z Johannes.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang telah peneliti dapatkan selama berada di Program Studi Farmasi Poltekkes Kemenkes Kupang.

2. Bagi Institusi

Sebagai bahan tambahan studi kepustakaan di Program Studi Farmasi Poltekkes Kemenkes Kupang.

3. Bagi Instansi

Dapat menjadi bahan masukan bagi instansi RSUD Prof. DR. W.Z Johannes tentang penggunaan obat analgetik pada pasien kanker serviks.

(15)

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Rumah Sakit

1. Pengertian Rumah Sakit

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat (Menkes, 2014).

2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Rumah sakit mempunyai beberapa fungsi yaitu:

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.

c. Penyelanggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan (Depkes, 2009b).

(16)

5

B. Kanker

1. Definisi Kanker Serviks

Kanker Serviks atau kanker mulut rahim adalah kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina). Kanker serviks ini sebagian besar (90%) adalah karsinoma sel skuamosa dan sisanya (10%) adalah adenokarsinoma. Tipe lain yang jarang adalah karsinoma sel adenoskuamosa, karsinoma sel terang, melanoma maligna, sarkoma dan limfoma maligna (Price, 2003).

Pengertian lain menyebutkan bahwa kanker serviks atau kanker leher rahim adalah jenis penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher rahim yaitu bagian rahim yang terletak di bawah yang membuka ke arah liang vagina. Berawal dari leher rahim apabila telah memasuki tahap lanjut kanker ini bisa menyebar ke organ - organ lain di seluruh tubuh.

2. Gejala Klinis Kanker Serviks

Pada fase prakanker sering tidak ada gejala atau tanda -tanda yang khas. Namun kadang bisa ditemukan gejala - gejala sebagai berikut: a. Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina

Getah yang keluar dari vagina ini makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis jaringan.

b. Perdarahan setelah sanggama (post coital bleeding) yang kemudian berlanjut menjadi perdarahan yang abnormal.

(17)

6

c. Timbulnya perdarahan setelah masa menopause.

d. Pada fase invasif dapat keluar cairan berwarna kekuning kuningan berbau dan dapat bercampur dengan darah.

e. Timbul gejala -gejala anemia bila terjadi perdarahan kronis.

f. Timbul nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian bawah bila ada radang panggul. Bila nyeri terjadi di daerah pinggang ke bawah kemungkinan terjadi hidronefrosis. Selain itu bisa juga timbul nyeri di tempat -tempat lainnya.

g. Pada stadium lanjut badan menjadi kurus kering karena kurang gizi, edema kaki, timbul iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian bawah (rektum) terbentuknya fistel vesikovaginal atau rektovaginal atau timbul gejala -gejala akibat metastasis jauh.

C. Nyeri

1. Definisi Nyeri

Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang di hubungkan dengan jaringan rusak, cenderung rusak atau keadaan yang mengalami kerusakan jaringan (Murtedjo, 2006).

2. Tipe Nyeri

a. Nyeri Nociceptive

Nyeri Nociceptive adalah nyeri yang distimulasi oleh reseptor nyeri yaitu nociceptors. Nyeri nociceptive biasanya berasal dari respon akibat kerusakan pada tubuh. Pengobatan nyeri nociceptive dapat menggunakan golongan analgetik biasa atau yang sudah

(18)

7

umum seperti parasetamol, NSAID atau golongan opioid (Wiffen, dkk., 2007).

b. Nyeri Neuropathic

Nyeri neuropathic disebabkan karena adanya luka atau disfungsi sistem saraf. Nyeri jenis ini tidak dapat diobati dengan analgetik yang biasa, sehingga obat - obat yang sering digunakan seperti antidepresan, antikonvulsan dan beberapa golongan obat yang lain (Wiffen, dkk., 2007).

3. Patofisiologi Nyeri Pada Kanker Serviks

Penyebab dari nyeri kanker pada umumnya:

a. Nyeri yang disebabkan langsung oleh tumor (70%) mudah didiagnosa disebabkan oleh tumor yang menyebabkan kompresi saraf sentral maupun perifer atau nyeri di jaringan lunak.

b. Nyeri akibat dari pengobatan kanker (30%), kemoterapi dapat menyebabkan neuropati dan nekrosis jaringan menimbulkan nyeri. Nyeri yang tidak berhubungan dengan tumor (3-10%) kondisi pasien yang mengalami distensi lambung, trombosis, emboli, infeksi, nyeri musculos kleletal (Murtedjo, 2006).

4. Visual Analogue Scale dan Numeric Rating Scale

Visual Analogue Scale (VAS) merupakan instrumen yang digunakan untuk mengukur rasa yang mempunyai rentang kesatuan nilai dan tidak dapat dengan mudah diukur secara langsung contohnya rasa nyeri yang dirasakan memiliki rentang dari tidak sama sekali sampai sakit yang sangat hebat, sedangkan Numeric Rating Scale (NRS)

(19)

8

digunakan untuk nyeri sebagai ukuran intensitas nyeri pada orang dewasa. Konsep skala NRS dijelaskan dalam bilangan bulat 0–10, yaitu 0 meupakan tidak sakit, 1-3 nyeri ringan secara objektif pasien dapat berkomunikasi dengan baik, 4-6 nyeri sedang secara objektif pasien mendesis, menyeringai, dapat menunjukan lokasi nyeri dan dapat mengikuti perintah dengan baik, dan 7-10 adalah nyeri berat secara objektif terkadang pasien tidak dapat mengikuti perintah sampai tidak dapat lagi berkomunikasi (Hawker, 2011).

D. Analgetik

a. Pengertian

Analgetik adalah obat yang digunakan untuk menghambat atau mengurangi rasa sakit atau nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Rasa nyeri adalah sesuatu yang tidak menyenangkan merupakan sesuatu gejala yang harus dicari penyebabnya dan sifatnya subyektif bagi setiap individu (Tjay dan Raharja, 2010).

b. Penggolongan Obat Analgetik

Atas dasar cara kerja farmakologinya, analgetik dibagi dalam 2 kelpmpok besar yakni:

1) Analgetik Non Narkotik

Obat analgetik antipiretik serta obat antiinflamasi nonsteroid (AINS) merupakan salah satu kelompok obat yang paling banyak diresepkan dan juga digunakan tanpa resep dokter. Obat-obat ini merupakan suatu kelompok obat yang heterogen, serta kimiawi.

(20)

9

Tabel 1. Daftar Obat Analgetik Non Narkotik

No Nama Obat Farmakologi Golongan Mekanisme Kerja Dosis 1. Asam Mefenamat NSAID Menghambat Sintesa Prostaglandin dengan menghambat enzim Cox-1 & Cox-2 500mg 2. Aspirin Analgetik Perifer Menghambat Sintesa Prostaglandin dengan menghambat enzim Cox-1 dan Cox-2 500mg 3. Celecoxib NSAID Menghambat Sintesa Prostaglandin dengan menghambat enzim Cox-2 100mg,2 00mg 4. Deksketoprofen NSAID Menghambat Sintesa Prostaglandin dengan menghambat enzim Cox-1 dan Cox-2 50mg 5. Diklofenak NSAID Menghambat Sintesa Prostaglandin dengan menghambat enzim Cox-1 dan Cox-2 25mg,50 mg 7. Ibuprofen NSAID Menghambat Sintesa Prostaglandin dengan menghambat enzim Cox-1 dan Cox-2 200mg,4 00mg 8. Ketoprofen NSAID Menghambat Sintesa Prostaglandin 50mg,10 0mg

(21)

10 dengan menghambat enzim Cox-1 dan Cox-2 9. Ketorolak NSAID Menghambat Sintesa Prostaglandin dengan menghambat enzim Cox-1 dan Cox-2 30mg 11. Meloksikam NSAID Menghambat Sintesa Prostaglandin dengan menghambat enzim Cox-2 7,5mg,1 5mg 12. Metampiron Analgetik Perifer Menghambat Sintesa Prostaglandin dengan menghambat enzim Cox-1 dan Cox-2 500mg 14. Paracetamol Analgetik Perifer Menghambat Sintesa Prostaglandin dengan menghambat enzim Cox-1 dan Cox-2 500mg 16. Piroksikam NSAID Menghambat Sintesa Prostaglandin dengan menghambat enzim Cox-1 dan Cox-2 10mg,20 mg

(Sumber : Tjay dan Raharja, 2010)

2) Analgetik Narkotik

Analgetik narkotik adalah senyawa yang dapat menekan fungsi sistem saraf secara selektif, digunakan untuk mengurangi rasa sakit, yang moderat ataupun berat, seperti rasa sakit yang disebabkan oleh penyakit kanker, serangan jantung akut, sesudah

(22)

11

operasi atau penyakit ginjal. Analgetik narkotik sering juga digunakan untuk pramedikasi anastesi. (Siswandono,2008)

Tabel 2. Daftar Obat Analgetik Narkotik

No Nama Obat Farmakologi

Golongan Mekanisme Kerja Dosis

6. Fentanil Narkotika Agonis Kuat Berikatan dengan reseptor stereospesifik opiod terhadap banyak tempat dalam SSP, meningkatkan ambang nyeri, mengubah presepsi dan respon terhadap nyeri 50mg 10. Kodein Narkotika Agonis Parsial Berikatan dengan reseptor opiod pada SSP, menghambat jalur nyeri, mengubah presepsi dan respon terhadap nyeri. 10mg 13. Morfin sulfat Narkotika Agonis Kuat Berikatan dengan reseptor opiod pada SSP, dan meningkatkan ambang nyeri 10,15, 30mg 4. Petidin Narkotika Agonis Kuat Berikatan dengan reseptor opiod pada SSP, menghambat jalur nyeri, mengubah presepsi dan respon terhadap nyeri. 50mg/ ml 17. Tramadol HCL Analgetik Perifer (Sintetik Opiat)

Sebagian dari efek analgetiknya dihasilkan oleh inhibisi intake serotonin dan norepinerfin 50mg

(23)

12

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif retrospektif

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini berlokasi di RSUD Prof. DR. W.Z Johannes Kupang. 2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni Tahun 2018.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini data Rekam Medik Pasien Kaker di RSUD Prof. DR. W.Z Johannes Periode Juli-Desember 2017

2. Sampel

Sampel dalam penelitian adalah semua status rekam medik pasien kanker

serviks yang mendapatkan terapi obat analgetik di RSUD Prof. DR. W.Z Johannes Periode Juli-Desember 2017

D. Variabel penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu profil penggunaan obat analgetik pada pasien kanker serviks di RSUD. Prof. DR. W.Z Johannes Kupang Periode Juli-Desember 2017.

(24)

13

E. Defenisi Operasional

Tabel 3. Defenisi Operasional

NO Variabel Definisi operasional Skala

1

Profil penggunaan obat analgetik

Gambaran penggunaan analgetik untuk meredakan nyeri pada pasien kanker serviks bedasarkan karakteristik Pasien meliputi : Umur dan Pekerjaan Pasien, serta karakteristik obat meliputi : golongan, jenis, dan dosis di RSUD Prof. DR. W.Z Johannes.

Interval

2 Kanker Serviks

Kanker serviks yang dimaksud yaitu penyakit yang diderita oleh pasien di RSUD Prof. DR. W.Z Johannes yang disebabkan akibat Infeksi Human Papilloma Virus (HPV) yang ditularkan secara seksual.

Nominal

3 Umur

Umur yang dimaksud adalah rentang usia pasien yang menderita penyakit kanker serviks di RSUD Prof. DR. W.Z Johannes

Interval

4 Skala Nyeri

Skala nyeri yang dimaksud adalah tetang berapa besar rasa sakit yang dirasakan pasien kanker Serviks

Interval

5 Golongan Obat

Golongan obat yang dimaksud adalah obat analgetik Perifer (non narkotik) atau Narkotik yang digunakan oleh pasien kanker serviks di

RSUD Prof. DR. W.Z Johannes. Nominal

6 Jenis Obat

Jenis obat yang dimaksud adalah obat-obat analgetik yang digunakan oleh pasien kanker

(25)

14

F. Instumen penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini : 1. Alat tulis

2. Lembar Rekam Medik Pasien

G. Prosedur penelitian

1. survei tempat penelitian 2. Membuat Izin Penelitian 3. Pengambilan data pasien kanker

4. Pengambilan data rekam medik pasien dengan membawa nama dan nomor rekam medik pasien kanker ke bagian rekam medik RSUD Prof. DR. W.Z Johannes, data yang diambil meliputi :

a. Nama dan Usia

b. Obat analgetik yang digunakan c. Skala nyeri

d. Distribusi Stadium penyakit kanker serviks

H. Analisis data

Setelah data didapat dari rekam medik kemudian analisis data dilakukan secara deskritif untuk melihat sebaran data yang ada, antara lain :

1. Karakteristik dari pasien (umur)

2. Distribusi Stadium penyakit kanker serviks di RSUD Prof. DR. W.Z Johannes.

3. Jumlah penggunaan analgetik berdasarkan stadium penyakit kanker. 4. Distribusi obat analgetik (golongan, jenis, dan kombinasi).

(26)

15

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Rumah Sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan meliputi peningkatan kesehatan (Promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitas) secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan (Siregar, 2003)

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. DR. W.Z Johannes Kupang merupakan rumahh sakit dengan nama seorang pahlawan bangsa Indonesia asal NTT yang berjasa di bidang kedokteran

Ada kurang beberapa fasilitas unggul sudah dimiliki RS ini diantaranya: Fasilitas pelyanan rawat jalan, Pelayanan rawat inap IGD, IBS, Klinik VCT, Klinik tumbuh kembang, Klinik TB DOTS (paru), Klinik edukasi DM,Medikal check up, Pelayanan kemotherapy, Pelayanan Radiologi, Hemodialisa,dan Klinik Jantung .

B. Distribusi Pasien Kanker Serviks Berdasarkan Umur

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, karakteristik pasien yang ada di RSUD. Prof. DR. W.Z Johannes salah satunya pada usia pasien. Usia adalah lama waktu hidup atau sejak dilahirkan, pada umumnya kualitas hidup menurun dengan meningkatnya umur.Berdasarkan penelitian yang dilakukan karakteristik pasien yang mendapat pengobatan analgetik di RSUD. Prof. DR. W.Z Johannes berdasrkan umur dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

(27)

16

Tabel 4. Distribusi pasien kanker Serviks Berdasarkan umur

No Umur (th) N %

1 <20-39 5 18,5%

2 40-59 15 55,5%

3 60-70> 7 26%

(Sumber data primer penelitian, 2018)

Tabel diatas menunjukkan hasil bahwa pasien yang menderita kanker

serviks sebagian besar pada umur 40-59 tahun (18,5%), dan disusul pada umur 60-70> tahun yaitu sebesar (26%) dari pasien yang ada.

Menurut higashi pada penilitiannya di tahun 2012, Kelompok umur penyakit kanker organ reproduksi dimulai pada umur <20 tahun hingga 70> tahun. Umur terbanyak yang menderita kanker ini adalah pada rentang umur 40 tahun sampai 59 tahun. Peningkatan jumlah penderita kanker ini akan semakin meningkat hingga pada puncaknya di umur 40 tahun sampai 59 tahun, kemudian akan menurun kembali pada 60 tahun sampai 69 tahun dan akan semakin menurun pada umur 70> tahun. Hasil penelitian ini sama halnya dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh higashi di tahun 2012, yaitu mengambarkan bahwa penderita kanker mengalami peningkatan maksimal di umur 40 – 59 tahun dengan penurunan kembali jumlah penderita kanker di umur 60 – 70> tahun dan akan semakin menurun di usia selanjutnya (Higashi, 2012)

Hal ini dikarenakan oleh, Thymus yang terletak di atas jantung di belakang tulang dada yaitu tempat sel T menjadi matang. Sel T sangat penting sebagai limfosit untuk membunuh bakteri dan membantu tipe sel lain dalam sistem imun, seiring perjalanan usia, maka banyak sel T atau limfosit T

(28)

17

kehilangan fungsi dalam kemampuannya melawan penyakit. Volume jaringan

Thymus kurang dari 5% saat lahir. Saat itu tubuh mengandung jumlah sel T yang lebih rendah dibandingkan saat usia muda, dan juga tubuh kurang mampu mengontrol penyakit dibandingkan dengan masa - masa sebelumnya. Jika hal ini terjadi, maka dapat mengarah pada penyakit autoimun yaitu sistem imun tidak dapat mengidentifikasi dan melawan sel kanker atau sel – sel jahat. Inilah alasan mengapa resiko penyakit kanker meningkat sejalan dengan usia (Fatmah, 2006).

C. Distribusi Pasien Kanker Serviks Berdasarkan Stadium Dan Skala Nyeri Tabel 5. Distribusi Pasien Kanker Serviks Berdasarkan Stadium Dan

Skala Nyeri

No Stadium N Skala Nyeri %

T R S B 1 I 1 1 - - - 4% 2 II 11 3 6 2 - 39% 3 III 14 4 8 2 - 53% 4 IV 1 - - 1 - 4% Jumlah 27 8 14 5 0 100%

(Sumber : Data primer peneliatan, 2018)

Keterangan

T = Tidak Nyeri R = Nyeri Ringan S = Nyeri Sedang B = Nyeri Berat

Tabel diatas menunjukan bahwa distribusi jumlah pasien kanker

Serviks di RSUD. Prof. DR. W.Z Johannes tahun 2017 periode Juli – Desember berdasarkan stadium penyakit yang diderita di tunjukan pada tabel 5.dari 4 kategori yang ada, yaitu stadium I, II, III, IV. Jumlah pasien yang paling banyak terjadi pada pasien kanker Serviks stadium III dengan 53% dari

(29)

18

27 kasus pasien yang ada dan paling banyak meraskan nyeri adalah nyeri ringan sebanyak 8 (30%) kasus.

stadium lanjut memang lebih sering dirawat di rumah sakit, dikarenakan banyak pasien tidak mengetahui adanya pertumbuhan kanker pada stadium dini sehingga banyak pasien yang datang dalam kondisi stadium lanjut, hal ini disebabkan oleh keterbatasan biaya pasien, karena Staging

ataupun deteksi tingkat stadium kanker memerlukan biaya yang cukup mahal. Dapat dilihat pada hasil penelitian diatas bahwa dari 27 pasien yang ada, terdapat 3 tingkat Nyeri yang berbeda, yaitu; Nyeri ringan, Nyeri sedang, dan Nyeri berat. Dari ketiga nyeri ini yang merupakan nyeri paling banyak diderita pasien kanker Serviks di RSUD. Prof. DR. W.Z Johannes adalah Nyeri ringan yang mempunyai skala 1-3 sebanyak 14 (53%) pasien.

D. Distribusi Obat Analgetik Berdasarkan Golongan

Tabel 6. Distribusi Obat Analgetik Berdasarkan Golongan

No Nama Analgetik Golongan

1 Asam Mefenamat NSAID

2 Ketoprofen NSAID

3 Ketorolak NSAID

4 Parasetamol Analgetik Perifer

5 Tramadol Analgetik Perifer (Sintetik

Opiat)

Tabel 6. diatas menunjukan bahwa rata-rata obat analgetik yang digunakan adalah golongan analgetik NSAID yaitu obat Asam mefenamat, Ketoprofen dan Ketorolak. Obat analgetik Narkotik tidak ditemukan untuk terapi pasien kanker serviks di RSUD. Prof. DR. W.Z Johannes Kupang

(30)

19

E. Distribusi Obat Analgetik Tunggal Berdasarkan Stadium Penyakit Dan Skala Nyeri

Tabel 7. Penggunaan Analgetik Tunggal Pasien Kanker Serviks

Berdasarkan Stadium Penyakit

No Nama Analgetik Stadium Penyakit n %

I II III IV

1 Asam Mefenamat - 4 4 - 8 67%

2 Ketoprofen - - 1 - 3 25%

3 Ketorolak - 1 2 - 1 8%

Jumlah Obat yang

digunakan 0 5 7 0 12 100%

(Sumber : Data primer pemelitian, 2018)

Tabel 8. Penggunaan Analgetik Tunggal Pasien Kanker Serviks

Berdasarkan Skala Nyeri

No Nama Analgetik Skala nyeri n %

T R S B

1 Asam Mefenamat - 7 1 - 8 67

2 Ketoprofen - - 1 - 3 25

3 Ketorolak - 1 2 - 1 8

Jumlah Obat yang

digunakan 0 5 7 0 12 100

(Sumber : Data primer pemelitian, 2018)

Tabel 7 dan 8. diatas menunjukan bahwa Pasien kanker Serviks

stadium III di RSUD. Prof. DR. W.Z Johannes paling banyak menggunakan obat analgetik dan obat analgetik tunggal yang paling terbanyak yaitu asam mefenamat sebanyak 8 (67%), 7 Pasien diantaranya merasakan nyeri ringan.

Dalam beberapa literatur menyebutkan bahwa ketorolak terutama digunakan untuk mengurangi rasa nyeri akibat peradangan, sedangkan

(31)

20

asam mefenamat selain digunakan sebagai analgetik yang mempunyai aktivitas 2 – 3 kali aspirin dan juga digunakan sebagai anti radang dengan aktivitas 1/5 kali Fenilbutazon. Pemilihan asam mefenamat pada terapi ini di rasa cukup tepat karena selain digunakan sebagai anti inflamasi, asam mefenamat juga mempunyai aktivitas yang lebih besar dari aspirin. Akan tetapi penggunaan asam mefenamat lebih dari tujuh hari tidak disarankan karena dalam jangka waktu ini batas keamanan asam mefenamat menurun atau dengan kata lain efek toksisitasnya meningkat setelah pemakaian tujuh hari.

F. Distribusi Obat Analgetik Kombinasi Berdasarkan Stadium Penyakit Dan Skala Nyeri

Tabel 9. Penggunaan Obat Analgetik Kombinasi Pada Pasien Kanker Serviks Berdasarkan Stadium Penyakit

No Nama Analgetik Stadium Penyakit n %

I II III IV

1 Ketorolak + Tramadol - 1 1 - 2 50%

2 Ketorolak + Paracetamol

- - 1 - 1 25%

3 Ketorolak + Asam Mefenamat

- - 1 - 1 25%

Jumlah Obat yang digunakan 0 1 3 0 4 100% (Sumber : Data primer pemelitian, 2018)

Tabel 10. Penggunaan obat analgetik kombinasi pada pasien kanker Serviks berdasarkan skala nyeri

No Nama Analgetik Skala Nyeri n %

T R S B 1 Ketorolak + Tramadol - 1 1 - 2 50% 2 Ketorolak + Paracetamol - 1 - - 1 25% 3 Ketorolak + Asam Mefenamat - 1 - - 1 25% Jumlah Obat yang digunakan 0 1 3 0 4 100% (Sumber : Data primer pemelitian, 2018)

(32)

21

Tabel 8 dan 9. diatas menunjukan bahwa Pasien kanker Serviks

stadium III di RSUD. Prof. DR. W.Z Johannes paling banyak menggunakan obat analgetik kombinasi, yang paling terbanyak yaitu ketorolak dan Tramadol, dan kombinasi obat ini digunakan dalam terapi nyeri ringan dan sedang.

Penggunaan analgetik kombinasi pada pasien kanker Serviks tidak banyak, namun kombinasi analgetik ini seperti pada pasien sebelumnya digunkan dengan maksud untuk memberikan efek yang sinergis pada pasien yang mengalami nyeri dengan skala yang tidak dapat diturunkan menggunakan analgetik yang tidak di kombinasikan. Pada penelitian ini analgetik kombinasi yang lebih dominam pemakaiannya adalah analgetik kombinasi ketorolak + tramadol sebanyak 50% yang diberikan kepada pasien dengan nyeri ringan skala 1-3 dan nyeri sedang skala 4-6. Sebagai obat penghilang nyeri tramadol lebih efektif pada kasus nyeri berat terkontrol tetapi kurang efektif untuk nyeri ringan dibandingkan kombinasi tramadol dan ketorolak.

(33)

22

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa: 1. Profil pasien kanker Serviks di RSUD. Prof. DR. W.Z Johannes

periode Juli – Desember berumur 40-59 tahun sebanyak 55,5%

2. Profil skala nyeri yang paling banyak ditemukan pada pasien kanker

Serviks adalah nyeri ringan (14 pasien), dan rata-rata pasiennya berstadium III

3. Profil golongan obat analgetik yang digunakan adalah golongan analgetik NSAID

4. Profil penggunaan analgetik tunggal yang paling banyak digunakan adalah obat asam mefenamat

5. Profil penggunaan analgetik kombinasinya paling banyak adalah obat ketoralak yang dikombinasikan dengan tramadol.

(34)

23

B. Saran

1. Sebaiknya data rekam medik pasien di RSUD. Prof. DR. W.Z Johannes, harus diperjelas dengan adanya keterangan berapa jumlah skala nyeri pasien setelah terapi obat Analgetik.

Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang Profil Penggunaan analgetik pada terapi kanker lainnya

(35)

24

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan. 2009a .UU No. 36 Tahun. 2009 Tentang Kesehatan : Jakarta.

Departemen Kesehatan. 2009b . UU No. 44 Tahun. 2009 Tentang Rumah Sakit: Jakarta.

Fatmah. 2006. Respon imunitas yang rendah pada tubuh manusia usia lanjut

Depok.: Departemen Gizi kesehatan masyarakat, fakultas kesehatan masyarakat, Universitas indonesia

Hawker. 2011. Measures of Adult Pain : Amerika

Higashi. 2012. Prevelence of Analgesic Drescription among patients with Cancer in Japan. Tokyo: kanker nadian Center of Science and Education

Kementrian Kesehatan RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan No.58 Tahun 2014 pasal 1Tentang Rumah Sakit : Jakarta.

Mahleda dan Hartini. 2012. Post-traumatic Growth pada Pasien Kanker Mammae pasca Mastektomi Usia Dewasa madya. Fakultas Psikologi Universitas Airlangga:Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental. Vol. 1 No. 02. Juni 2012

Mecardante. 2010. Management of cancer pain. Italy: Intern Emerg Med.

Manfred. 1994. Asas – Asas Kimia Medisional, Edisi 4, diterjemahkan oleh Muljadi dan Sabikis, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Murtedjo, U., 2006, Filosofi dan Tata Cara Pengelolahan Nyeri Kanker. Surabaya.

Price. 2003. Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC Riyono. 1999. Kanker Leher Rahim. Surabaya : EGC

Shute, C. 2013. The Challenges of Cancer Pain Assesment and Management.Ulster Med J 2013. Belfast

Tjay, Tan Hoan dan Rahardja, Kirana. 2010. Obat-Obat Penting. Edisi VI. PT . Elex Media Komputindo : Jakarta

(36)

25

Wiffen PJ, Collins S, McQuay H, Carroll D, Jadad A, Moore A. 2007.

Lamotrigine For Acute and Chronic Pain. Cochrane Database Syst Rev

(37)

26 Lampiran 1. Skema Kerja

Merekap Hasil Pengambilan Data

Analisis Data

Kesimpulan

Mengambil no Rekam Medik Pasien Kanker

Mencatat Data Status Rekam Medik Mengurus Surat Perizinan penelitian

(38)

27

(39)

28 Lampiran 3. Data Primer Penelitian

Keterangan : T = Tidak Nyeri (Skala 0) R = Nyeri Ringan (Skala 1-3)

S = Nyeri Sedang (Skala 4-6) B = Nyeri Berat (Skala 7-10)

NO Nama Pasien Umur Pekerjaan Stadium Skala Nyeri Obat

1. A.D 53 th IRT III 4 Ketoprofen

2. A.O.M 65 th IRT II 3 Asam Mefenamat

3. D.H 54 th IRT III 0 -

4. E.W 54 th PNS II 0 -

5. G.M.D 57 th PNS II 2 -

6. G.T 58 th IRT III 3 Ketorolak + Tramadol

7. H.M 33 th IRT IV 5 Asam Mefenamat

8. J.F.D 55 th IRT III 3 Asam Mefenamat

9. K.S.R 45 th Petani II 3 Asam Mefenamat

10. L.T 37 th IRT III 3 Ketorolak + Asam

mefenamat

11. M.A 39 th IRT III 3 Ketorolak + Paracetamol

12. M.B 60 th Pensiunan II 0 -

13. M.E 40 th IRT III 2 Asam Mefenamat

14. M.M 43 th IRT II 3 Asam Mefenamat

15. M.S 59 th IRT III 0 -

16. M.P.M 52 th IRT III 0 -

17. M.T 59 th PNS III 3 Asam Mefenamat

18. M.T 51 th IRT I 0 -

19. O.I.P 37 th IRT II 0 -

20. P.K 58 th PNS III 2 Ketorolak

21. S.M 44 th IRT II 5 Tramadol + Ketorolak

22. S.T 33 th IRT II 0 -

23. T.A 64 th IRT III 0 -

24. T.T.D 43 th IRT II 5 Ketorolak

25. V.T 47 th PNS III 3 Asam Mefenamat

26. Y.N 61 th IRT III 4 Ketorolak

(40)

29 Lampiran 4. Surat Selesai Penelitian

Gambar

Tabel 1. Daftar Obat Analgetik Non Narkotik
Tabel 2. Daftar Obat Analgetik Narkotik
Tabel 4. Distribusi pasien kanker Serviks Berdasarkan umur
Tabel 7. Penggunaan Analgetik Tunggal Pasien Kanker Serviks             Berdasarkan Stadium Penyakit
+2

Referensi

Dokumen terkait

Compute membership of the inference generated

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian sorbet buah naga dengan penambahan isolat protein Spirulina platensis terhadap perubahan kadar gula garah

Pada metode ini, ethylenediamine dibuat dengan cara mereaksikan monoethanolamine dan ammonia di dalam suatu reaktor fixed bed dengan suhu dan tekanan

Tanaman tomat yang dibantu penyerbukannya oleh lebah terjadi peningkatan ukuran buah dan jumlah biji per buah dibandingkan dengan penyerbukan sendiri atau tanpa bantuan

Mc Laughlin &amp; Allen (Rahim, 2008:7) menyatakan bahwa prinsip-prinsip membaca yang didasarkan pada penelitian yang paling mempengaruhi pemahaman membaca

Hal ini mengindikasikan bahwa kelima variabel tersebut tidak termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang literate (paham dan mampu) dalam mengelola keuangan bagi

Pada saat Peraturan Gubernur ini mulai berlaku, Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 22 Tahun 2011 tentang Pengawasan Muatan Angkutan Barang Di Jalan Di Provinsi Jawa

Dengan demikian, kalau saat ini kita mendengar kata media, hendaklah kata tersebut diartikan dalarn pengertiannya yang terakhir, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar