• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI MEDIA BIG BOOK PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 1 BERO KLATEN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI MEDIA BIG BOOK PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 1 BERO KLATEN."

Copied!
173
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI MEDIA BIG BOOK PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 1 BERO

KLATEN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Tri Nur Mufidah NIM. 13108241039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)

ii

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI MEDIA BIG BOOK PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 1 BERO

KLATEN

Oleh Tri Nur Mufidah NIM 13108241039

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman melalui media Big Book pada siswa kelas III SD Negeri 1 Bero Klaten.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas kolaboratif yang menciptakan kolaborasi antara peneliti dan guru kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri 1 Bero Klaten yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan membaca siswa kelas III SD Negeri 1 Bero Klaten setelah menggunakan media Big Book yaitu adanya peningkatan nilai rata-rata dari 65 pada pratindakan menjadi 75 pada siklus I dan 86 pada siklus II. Persentase siswa yang sudah mencapai nilai rata-rata juga mengalami peningkatan yaitu dari 36 % pada pra tindakan menjadi 64 % pada siklus I, dan 83 % pada siklus II. Selain itu berdasarkan observasi siswa dan guru juga mengalami peningkatan pada tiap siklusnya. Siswa terlihat lebih aktif dalam pembelajaran pada tiap siklusnya.

(3)

iii

THE IMPROVERMENT OF READING COMPREHENSION THROUGH MEDIA BIG BOOK FOR 3th GRADE STUDENTS

Oleh Tri Nur Mufidah NIM 13108241039

ABSTRACT

This research was aimed to improve reading skill through Big Book towards the third grade students of SD N 1 Bero, Klaten.

The research belongs to collaborative action research which created a collaboration between the teacher of the third grade. The subject of this research was the students of SD N 1 Bero Klaten grade III which consists of 9 male students and 5 female students. The technique of collecting data was test, observation, and documentation. The technique of data analysis was descriptive, both quantitative and qualitative.

The result of this research showsthat there is an improvement of reading skill of the students of grade III in SD N 1 Bero Klaten after using Big Book as the media i.e, the average score from the average score at 65 before treatment, it became 75 after the first cycle and reached 86 at the second cycle. The number of percentage was also increased from 36 % before treatment became 64 % at the first cycle and 83% at the second cycle. Besides, based on the observation, the studends and their teacher also had an improvement in each cycle. The student are more active in learning process for each cycle.

(4)
(5)
(6)
(7)

vii MOTTO

(8)

viii

PERSEMBAHAN Skripsi ini, penulis persembahkan kepada:

1. Orangtua tercinta yang selalu mendoakan, mendukung dan memotivasi saya.

2. Almamater tercinta Universitas Negeri Yogyakarta.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul: “Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui Media Big Book Pada Siswa Kelas III SD Negeri 1 Bero Klaten” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini dapat terlaksana berkat bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kemudahan pada penulis untuk menempuh studi di Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan pengesahan pada skripsi ini.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Negeri Yogyakarta yeng selalu memberikan motivasi kepada penulis.

4. Ibu Dr. Murtiningsih, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dalam menyusun skripsi ini, memberikan motivasi dan arahan kepada penulis.

5. Ibu Supartinah, M.Pd. selaku dosen Pembimbing akademik yeng telah memberikan motivasi, arahan dan nasihat selama ini.

(10)
(11)

xi A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Batasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Membaca………... 9

1. Hakikat Membaca………... ... 9

2. Tujuan Membaca……….. ... 10

3. Jenis-Jenis Membaca... 11

B. Membaca Pemahaman ... 12

1. Hakikat Membaca Pemahaman ... 12

2.Prinsip-Prinsip Membaca Pemahaman…………... 15

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Membaca Pemahaman…………. 17

4. Strategi Membaca Pemahaman……….. 19

5. Kemampuan Membaca Pemahaman ……….. 22

C. Media Pembelajaran... 24

1. Hakikat Media Pembelajaran ... 24

2. Manfaat Media Pembelajaran……….. ... 25

3. Jenis-Jenis Media Pembelajaran……… ... 27

4. Pemilihan Media... 28

(12)

xii

5. Langkah-langkah Membuat Big Book……….. 39

E. Karakteristik Anak Sekolah Dasar………. 41

F. Kajian Penelitian yang Relevan ... 46

G. Kerangka Berpikir ... 46

H. Hipotesis…………... 47

H. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 48

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneitian ... 49

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 49

C. Setting Penelitian………. ... 50

D. Desain Penelitian ... 55

E. Teknik Pengumpulan Data... 55

F. Instrumen Penilaian... 55

G. Validitas Instrumen, ... 60

H. Teknik Analisis Data... 60

I. Indikator Keberhasilan ... 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Lokasi Penelitian………. 63

1. Lokasi Penelitian………... 63

2. Subjek Penelitian………. 63

B. Diskripsi Hasil Penelitian……….. 63

1. Pratindakan…..………. 63

2. Siklus I……….. 68

3. Siklus II………. 79

C. Pembahasan……… 88

D. Keterbatasan Penelitian……….. 91

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 1. Kisi-Kisi Soal Membaca Pemahaman………... 56

Tabel 2. Pedoman Penilaian Kemampuan Membaca... 57

Tabel 3. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Membaca.. ... 58

Tabel 4. Kisi-Kisi Lembar Observasi Guru ... 59

Tabel 5. Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa ... 59

Tabel 6. Kriteria Rentang Nilai Tingkat Penguasaan ... 62

Tabel 7. Nilai Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa pada Pra Tindakan……… 64 Tabel 8. Nilai Tes Membaca Siswa pada Pra Tindakan………... 66

Tabel 9. Perbandingan Nilai Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa pada Pra Tindakan dan Siklus I………... 74 Tabel 10. Perbandingan Nilai Tes Membaca Siswa pada Pra Tindakan dan Siklus I……….………. 76 Tabel 11. Refleksi dan Perbaikan……….. 78 Tabel 12. Perbandingan Nilai Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa

pada Pra Tindakan, Siklus I dan Siklus II………...

84

Tabel 13. Perbandingan Nilai Tes Membaca Siswa pada Pra Tindakan,

Siklus I dan Siklus II……..……….………

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 1. PTK Model Kemmis dan Mc. Taggart ……….……... 50

Gambar 2. Diagram Batang Nilai Kemampuan Membaca Siswa pada Pra Tindakan ……...……….. 65 Gambar 3. Siswa menuliskan identitas diri pada kartu nama……… 69

Gambar 4. Guru mengaktifkan siswa dalam membaca……….. 70

Gambar 5. Guru membimbing siswa dalam berdiskusi………. 71

Gambar 6. Siswa mengerjakan soal Bahasa Indonesia……….. 71

Gambar 7. Diagram Batang Perbandingan Rata-Rata Nilai Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa pada Pra Tindakan dan Siklus I……….. 75 Gambar 8. Guru memberikan contoh membaca yang benar………... 81

Gambar 9. Siswa melakukan diskusi kelompok……… 81

Gambar 10. Siswa melakukan Ice Breaking………. 82 Gambar 11. Diagram Batang Perbandingan Rata-Rata Nilai Kemampuan

Membaca Pemahaman Siswa pada Pra Tindakan, Siklus I dan

Siklus II……...

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Hal. Lampiran 1. Data Nilai Ulangan Tengah Semester 1 Kelas III SD N 1 Bero… 100

Lampiran 2. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Membaca……… 101

Lampiran 3 Pedoman Observasi Guru Selama Proses Pembelajaran Membaca Pemahaman Melalui Media Big Book……….. 102 Lampiran 4. Pedoman Observasi Siswa Selama Proses Pembelajaran Membaca Pemahaman Melalui Media Big Book……….. 103 Lampiran 5. RPP Siklus I Pertemuan 1……….. 104

Lampiran 6. RPP Siklus I Pertemuan 2……….. 107

Lampiran 7. RPP Siklus I Pertemuan 3……….. 110

Lampiran 8. RPP Siklus II Pertemuan 1………. 113

Lampiran 17. Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Pra Tindakan……… 141

Lampiran 18. Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Siklus I………… 141

Lampiran 19. Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Siklus II……….. 142

Lampiran 20. Hasil Observasi Guru Selama Proses Pembelajaran Membaca Pemahaman Menggunakan Media Big Book Siklus

I………..

143

Lampiran 21. Hasil Observasi Siswa selama Proses Pembelajaran Membaca Pemahaman Menggunakan Media Big Book Siklus I Pertemuan

1………..

144

Lampiran 22. Hasil Observasi Siswa selama Proses Pembelajaran Membaca Pemahaman Menggunakan Media Big Book Siklus I Pertemuan

2………..

145

(16)

xvi

Pemahaman Menggunakan Media Big Book Siklus I Pertemuan

3………..

Lampiran 24. Hasil Observasi Guru Selama Proses Pembelajaran Membaca Pemahaman Menggunakan Media Big Book Siklus

II……….

147

Lampiran 25. Hasil Observasi Siswa selama Proses Pembelajaran Membaca Pemahaman Menggunakan Media Big Book Siklus II Pertemuan

1………..

148

Lampiran 26. Hasil Observasi Siswa selama Proses Pembelajaran Membaca Pemahaman Menggunakan Media Big Book Siklus II Pertemuan

2………..

149

Lampiran 27. Hasil Observasi Ssiswa selama Proses Pembelajaran Membaca Pemahaman Menggunakan Media Big Book Siklus II Pertemuan

3………..

150

Lampiran 28. Surat Ijin dari Fakultas………... 152

Lampiran 29. Surat Ijin dari BAPEDA Klaten………. 153

Lampiran 30. Surat Keterangan Kepala Sekolah……….. 154

Lampiran 31. Surat Keterangan Validasi Materi…..……… 155

Lampiran 32. Surat Keterangan Validasi Instrumen………. 156

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Sekolah Dasar merupakan salah satu fondasi dasar dalam menempuh pendidikan selanjutnya. Untuk itu diperlukan pembelajaran yang efektif dan efisien. Pembelajaran dapat berjalan efektif, efisien dan dikatakan berhasil apabila cara belajar yang dilakukan dalam pembelajaran baik dan tepat. Sagala (2006:3) menyebutkan bahwa cara belajar yang baik meliputi beberapa hal berikut, yaitu: 1) mampu membaca yaitu mampu memahami isi bacaan dari mata pelajaran, mampu membaca cepat (bagi siswa tertentu 1 halaman 1 menit), mata pelajaran yang dibaca lama tersimpan dalam ingatan, tahu mana yang perlu dihafal mana yang tidak, lama dan banyaknya membaca, dan membaca utuh bukan bagian-bagian,

2) siap belajar yaitu belajar sebelum/sesudah mengikuti mata pelajaran, menguasai/memahami isi bacaan dari materi pelajaran, belajar berangsur atau bertahap agar tidak jenuh, dan mengulang bacaan untuk mengokohkan ingatan, dan 3) keterampilan belajar yaitu membaca cepat dan faham apa yang dibaca, mencatat materi pelajaran secara sistematis, memiliki kemampuan bahasa untuk memahami pelajaran, mampu mengerjakan hitungan sesuai tingkat sekolahnya, dan mengerti dan mampu menyatakan pikirannya baik tertulis maupun lisan.

(18)

2

membaca yang dimiliki siswa akan mempengaruhi kemampuan siswa tersebut dalam mengikuti proses pembelajaran.

Kegiatan membaca merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh informasi tertentu atau wawasan baru sehingga meningkatkan kecerdasan yang akan menunjang dalam menjawab permasalahan kehidupan sehari-hari. Kemampuan membaca dalam suatu pembelajaran merupakan salah satu pengembangan keterampilan berbahasa. Rahim (2008: 1) mengatakan bahwa proses belajar yang efektif antara lain dilakukan dengan membaca. Kemampuan membaca siswa sangat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran karena dalam setiap mata pelajaran siswa harus bisa menguasai materi yang dipelajari. Salah satu cara menguasai materi yaitu dengan cara membacanya dan memahami isi dari materi tersebut. Siswa yang bisa membaca dengan baik terkadang tidak bisa memahami isi bacaan tersebut karena dalam membaca juga membutuhkan keterampilan membaca pemahaman.

(19)

3

pemahaman dari bahan bacaan tersebut. Membaca pemahaman dipengaruhi oleh kemampuan siswa dalam mengembangkan kata. Pada anak usia Sekolah Dasar, siswa kelas rendah mulai dikenalkan dengan membaca permulaan yang bertujuan untuk dapat membunyikan lambang dari bahasa tulis, tingkat selanjutnya siswa akan mencari informasi dari suatu bahan bacaan yang disebut dengan membaca pemahaman.

Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca siswa, ada faktor dari luar maupun dari dalam seperti motivasi dan bahan bacaan. Motivasi merupakan kunci dalam membaca karena jika siswa tidak memiliki motivasi maka akan sulit untuk membaca tetapi jika siswa mempunyai motivasi untuk membaca maka siswa akan memiliki dorongan yang kuat untuk membaca. Selain itu bahan bacaan juga mempengaruhi dalam kemampuan membaca karena jika bahan ajar yang diberikan terlalu sulit siswa menjadi enggan untuk membaca tetapi jika bahan bacaannya menarik maka siswa akan memiliki minat dalam membacanya. Pembelajaran membaca yang dapat memberikan pengalaman pada siswa yaitu dengan melibatkan langsung siswa pada proses pembelajaran seperti permainan bahasa dan juga pemakaian media yang dapat melibatkan siswa. Untuk itu guru berperan penting dalam menyediakan pembelajaran yang menarik yang dapat menimbulkan daya tarik bagi siswa untuk giat secara aktif dan kreatif.

(20)

4

50% siswa dapat membaca (melek huruf), namun dari jumlah tersebut hanya setengahnya yang benar-benar memahami apa yang dibaca. Hal ini menunjukkan bahwa mereka dapat mengenali kata tetapi gagal dalam memahami bacaan.

Berdasarkan

Berdasarkan hasil observasi di SD Negeri 1 Bero Klaten pada bulan Januari nilai Ujian Tengah Semester siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia lebih rendah dari mata pelajaran yang lainnya. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 1 yang menunjukkan bahwa nilai rerata nilai Bahasa Indonesia adalah 65 sedangkan presentase siswa yang di atas rata-rata adalah 36 %.

(21)

5

(22)

6

Soeparno (1988: 6) bahwa penggunakan media diharapkan dapat mengkonkretkan informasi yang dikomunikasikan, sehingga informasi tersebut diharapkan dapat diserap semaksimal mungkin oleh pembaca.

Saat ini sangat banyak media yang menarik dalam pembelajaran membaca seperti cardshort, buku cerita bergambar, Big Book, dan kalender cerita. Media tersebut sangat mudah dibuat sendiri oleh guru atau dapat dicari di toko-toko. Pada proses pembelajaran kelas awal memerlukan media untuk menyampaikan materi karena sejalan dengan teori piaget usia anak kelas rendah termasuk kedalam tahap operasional konkret sehingga anak membutuhkan bahan konkret dalam proses pembelajaran, media pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan ketertarikan dan kemampuan siswa khususnya dalam membaca.

(23)

7

guru atau dibuat sendiri menurut isi yang sesuai dengan tema yang diinginkan. Sehingga media ini cocok digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman melalui Media Big Book di kelas III SD N 1 Bero Klaten”.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka muncul berbagai masalah yang diidentifikasi sebagai berikut.

1. Kemampuan siswa dalam menguasai isi bacaan masih rendah. 2. kurangnya motivasi siswa dalam membaca.

3. Kurangnya minat siswa kelas III SD N 1 Bero dalam pembelajaran membaca pemahaman.

4. Guru lebih dominan menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran.

5. Guru kelas III SD N 1 Bero belum memanfaatkan media dalam pembelajaran membaca pemahaman.

C.Batasan Masalah

(24)

8 D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah “Bagaimanakah meningkatkan kemampuan membaca pemahaman melalui

media Big Book pada siswa kelas III SD N 1 Bero Klaten?”. E.Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman melalui media Big Book pada siswa kelas III SD N 1 Bero Klaten.

F. Manfaat Manfaat Praktis

1. Manfaat Bagi Siswa

a) Meningkatkan hasil belajar siswa terutama dalam membaca pemahaman. b) Meningkatkan keaktifan pembelajaran di kelas.

2. Manfaat Bagi Guru

a) Mengevaluasi penyebab rendahnya keterampilan yang dimiliki siswa. b) Termotivasi untuk menggunakan media pembelajaran yang lain. 3. Manfaat Bagi Sekolah

(25)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A.Membaca

1. Hakikat Membaca

Membaca adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Ada beberapa definisi dari membaca sebagaimana yang dikemukakan Hodgson (Tarigan, 2008:7) membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Proses tersebut menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalua hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipenuhi, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik. Crawley dan Mountain (Rahim, 2008:2) mengemukakan bahwa membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif.

(26)

10

untuk memahami isi teks yang dibaca. Oleh sebab itu, membaca bukan hanya sekadar melihat kumpulan huruf yang telah membentuk kata, kelompok kata, kalimat, paragraf, dan wacana saja, tetapi lebih dari itu bahwa membaca merupakan kegiatan kegiatan memahami dan menginterpretasikan lambang/tanda/tulisan yang bermakna sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat diterima oleh pembaca.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan kegiatan pembelajaran yang membutuhkan interaksi aktif dengan bacaan. Melalui bacaan yang ditulis oleh pengarang, pembaca melakukan komunikasi dengan penulis sebagai media untuk menyampaikan gagasan, perasaan, dan pengalamanya. Untuk itu, pembaca harus mampu menyusun pengertian-pengertian yang ada dalam kalimat-kalimat yang disajikan pengarang sesuai dengan konsep dari pembaca itu sendiri.

2. Tujuan Membaca

Membaca hendaknya mempunyai tujuan, Karena seorang yang membaca dengan suatu tujuan cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan. Pada dasarnya kegiatan membaca bertujuan untuk mencari dan memperoleh pesan atau memahami makna melalui bacaan.

(27)

11

Menurut Anderson (Dalman, 2013:11) ada tujuh macam tujuan dari kegiatan membaca yaitu: 1) reading for details or fact (membaca untuk memperoleh fakta dan perincian), 2) reading for main ideas (membaca untuk memperoleh id-ide utama), 3) reading for sequence or organization (membaca untuk mengetahui urutan/ susunan struktur karangan), 4) reading for inference (membaca untuk menyimpulkan), 5) reading to classifty (membaca untuk menyimpulkan), 6) reading to evaluate (membaca untuk menilai, mengevaluasi), 7) reading to compare or contrast (membaca untuk membandingkan/ mempertentangkan).

Berdasarkan penjelasan di atas terdapat banyak tujuan dalam membaca sehingga pembaca harus memfokuskan tujuan yang diinginkan dalam membaca. Dalam penelitian ini membahas tentang kemampuan membaca pemahaman sehingga tujuan dalam membaca ini yaitu untuk memahami isi bacaan yang dibaca baik untuk mengetahui alur cerita maupun penokohannya.

3. Jenis-Jenis Membaca

Terdapat dua jenis membaca seperti yang diklasifikasikan oleh Tarigan (2008:13) yaitu membaca nyaring dan membaca dalam hati.

a. Membaca nyaring yaitu membaca dengan bersuara b. Membaca dalam hati (silent reading)

Membaca dalam hati dapat dibedakan menjadi dua yaitu membaca ekstensif dan membaca intensif.

(28)

12

Membaca ekstensif ini mencakup pula membaca survey (survey reading), membaca sekilas (skimming reading), dan membaca dangkal (superficial reading). 2) Membaca intensif (intensive reading)

Membaca intensif ini mencakup membaca telaah isi dan membaca telaah bahasa. a) Membaca telaah isi (content study reading), yang mencakup pula membaca teliti (close reading), membaca pemahaman (comprehensive reading), dan membaca kritis (critical reading), dan membaca ide (reading for ideas).

b) Membaca telaah bahasa (language study reading)yang mencakup pula membaca asing (foreign language reading), dan membaca sastra (literary reading).

Berdasarkan jenis-jenis membaca tersebut, penelitian ini membahas tentang keterampilan membaca pemahaman yang termasuk dalam membaca intensif jenis membaca telaah isi.

B.Membaca Pemahaman

1. Hakikat Membaca Pemahaman

(29)

13

membaca lanjut. Membaca pemahaman sangat penting untuk dilaksanakan karena dengan membaca pemahaman siswa tidak lagi dituntut bagaimana melafalkan huruf, bentuk kata, frasa, dan kalimat tetapi juga memahami isi bacaan yang dibacanya. Hal itu melatih siswa untuk memiliki kemampuan bernalar, kreativitas, dan penghayatannya tentang nilai-nilai moral.

Menurut Dalman (2013:87) Membaca pemahaman merupakan keterampilan membaca yang berada pada urutan yang lebih tinggi dari membaca permulaan. Membaca pemahaman adalah membaca secara kognitif (membaca untuk memahami). Dalam membaca pemahaman membaca dituntut untuk memahami isi bacaan. Oleh sebab itu, setelah membaca teks pembaca dapat menyampaikan ulang hasil pemahamannya baik secara lisan maupun tulisan.

Bormouth (Zuchdi dan Budiasih, 1997:22) mengemukakan bahwa kemampuan membaca pemahaman merupakan seperangkat keterampilan pemeroleh pengetahuan yang digeneralisasi, yang memungkinkan orang memperoleh dan mewujudkan informasi yang diperoleh dan mewujudkan informasi yang diperoleh sebagai hasil

membaca bahasa tertulis. Sejalan dengan hal tersebut Rofi’uddin dan Zuchdi

(1999:179) menyatakan bahwa yang dimaksud membaca pemahaman adalaha membaca yang mensyaratkan siswa untuk dapat memahami isi bacaan, mencari hubungan antarhal, hubungan sebab akibat, perbedaan dan persamaan antarhal dalam wacana.

(30)

14

(31)

15 2. Prinsip-Prinsip Membaca Pemahaman

Dalam suatu pembelajaran sendiri mempuanyi prinsip yang harus ada dalam pembelajaran seperti yang diungkapkan Dimyati dan Mujiono (2002:42) bahwa prinsip umum yang ada dalam pembelajaran sebagai berikut :

a) perhatian dan motivasi, hal ini sangat diperlukan agar siswa mampu memahami pembelajaran yang diajarkan oleh guru, jika siswa tidak mempunyai perhatian dalam pembelajaran maka guru harus membangkitkan perhatiannya dengan memodifikasi pembelajaran. Motivasi berkaitan dengan minat siswa dalam pembelajaran jika pembelajaran dianggap siswa menarik maka siswa akan termotivasi dalam pembelajarannya,

b) keaktifan, kecenderungan psikologi melihat siswa itu adalah makhluk aktif, siswa dapat mempelajari suatu hal jika anak itu aktif mengalami sendiri sehingga guru sekedar pembimbing dan pengarah,

c) keterlibatan langsung, belajar paling baik yaitu melalui pengalaman langsung, siswa tidak hanya mengamati langsung tetapi juga melakukannya sehingga siswa akan lebih memahami pembelajaran,

(32)

16

e) tantangan, dalam pembelajaran siswa yang mencapai tujuan pembelajaran akan menghadapi hambatan, hambatan itu akan menjadikan siswa merasa tertantang untuk melewatinya dan akan lebih giat dalam belajar, dan

f) perbedaan individual, karena setiap individu mempunyai cara yang berbeda-beda dalam belajar sehingga hasilnya juga berbeda dengan adanya perbedaan antar siswa membuat guru harus lebih menggunakan pembelajaran yang bervariasi.

Mc Laughlin & Allen (Rahim, 2008:7) menyatakan bahwa prinsip-prinsip membaca yang didasarkan pada penelitian yang paling mempengaruhi pemahaman membaca ialah seperti yang dikemukakan berikut ini : Pemahaman merupakan proses konstruktivis sosial, keseimbangan kemahiran adalah kerangka kerja kurikulum yang membantu perkembangan pemahaman, guru membaca yang professional (unggul) memengaruhi belajar siswa, pembaca yang baik memegang peranan yang strategis dan berperan aktif dalam proses membaca, membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermaksa, siswa menemukan manfaat membaca yang berasal dari berbagai teks pada berbagai tingkat kelas, perkembangan kosakata dan pembelajaran mempengaruhi pemahaman membaca, pengikutsertaan adalah suatu faktor kunci pada proses pemahaman, strategi dan keterampilan membaca bisa diajarkan, assesmen yang dinamis menginformasikan pembelajaran membaca pemahaman.

(33)

17

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Membaca Pemahaman

Ebel (Zuchdi, 2007:27) berpendapat bahwa yang mempengaruhi tinggi rendahnya kemampuan memahami bacaan yang dapat dicapai oleh siswa dan perkembangan minat bacanya adalah faktor-faktor berikut : 1) kondisi siswa yang bersangkutan, 2) kondisi keluarganya, 3) kebudayaanya, dan 4) situasi sekolah. Sedangkan, faktor-faktor yang mempengaruhi membaca pemahaman menurut Alexandr (Zuchdi, 2007:28) meliputi : program pembelajaran membaca, kepribadian siswa, motivasi, kebiaaan, dan lingkungan sosial ekonomi mereka.

Pendapat dari dua tokoh di atas sejalan dengan pendapat Rahim (2005:16), yang mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca.

a. Faktor Fisiologis

Faktor fisiologi meliputi kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, dan jenis kelamin. Menurut beberapa ahli, keterbatasan neurologis seperti cacat otak dan kekurangmatangan secara fisik merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan siswa tidak berhasil dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mereka. b. Faktor Intelektual

Terdapat hubungan positif antara kecerdasan yang diindikasikan oleh IQ dengan rata-rata peningkatan remedial membaca tetapi tidak semua siswa yang mempunyai kemampuan intelegensi tinggi menjadi pembaca yang baik.

c. Faktor Lingkungan

(34)

18

membaca jika mereka tumbuh dan berkembang di dalam rumah tangga yang harmonis, rumah yang penuh dengan cinta kasih, memahami anak-anaknya, dan mempersiapkan mereka dengan rasa harga diri yang tinggi.

d. Faktor sosial ekonomi siswa

Status sosial ekonomi siswa mempengaruhi kemampuan verbal siswa. Hal ini dikarenakan jika siswa tinggal dengan keluarga yang berada dalam taraf sosial ekonomi yang tinggi kemampuan verbal mereka juga akan tinggi. Hal ini didukung dengan fasilitas yang diberikan oleh orang tuanya yang berada pada taraf sosial ekonomi tinggi. Lain halnya siswa yang tinggal di keluarga yang sosial ekonomi rendah. Orangtua mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan anaknya dan anaknya cenderung kurang percaya diri.

e. Faktor Psikologis

Faktor psikologis meliputi motivasi, minat, dan kematangan sosial, emosi, serta penyesuaian diri.

Akhadiah,dkk. (1993:25) menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca diantaranya sebagai berikut.

1) Motivasi

(35)

19 2) Lingkungan Keluarga

Orangtua yang memiliki kesadaran akan pentingnya kemampuan membaca akan berusaha agar anak-anaknya memilki kesempatan untuk belajar membaca. Kebiasaan orangtua membacakan ceritera untuk anak-anak yang masih kecil merupakan usaha yang besar sekali artinya dalam menumbuhkan minat baca maupun perluasan pengalaman serta pengetahuan anak

3) Bahan Bacaan

Bahan bacaan akan mempengaruhi seseorang dalam minat maupun kemampuan memahaminya. Bahan bacaan yang terlalu sulit untuk seseorang akhirnya akan mematahkan selera untuk membacanya.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa banyak faktor yang mempengaruhi dalam membaca pemahaman seseorang. Faktor-faktor tersebut saling berkaitan sehingga untuk mencapai kesuksesan membaca siswa harus menguasai faktor-faktor tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan media pembelajaran Big Book yang dijadikan bahan bacaan dalam pembelajaran serta pembangkit motivasi siswa dalam pembelajaran.

4. Strategi membaca pemahaman

Menurut Afflerbach, Pearson, & Paris (USAID, 2014:139), ‘comprehension

strategy is thoughtful behaviors that readers use to facilitate their understanding’.

(36)

20

a) strategi mengaktifkan pengetahuan, semakin banyak pengetahuan dan pegalaman siswa tentang topik bacaan semakin mudah dalam memahami teks. Siswa dapat digali pengetahuannya melalui proses tanya jawab. Strategi menghubungkan, siswa membuat hubungan antara (1) teks dengan dirinya, (2) teks dengan dunia anak, dan (3) teks dengan teks lain,

b) strategi menduga, siswa memikirkan apa yang tidak tertulis dalam teks, atau menarik makna yang tersirat. Misal : menanyakan mengapa harus membantu menyapu?,

c) strategi memprediksi, siswa membuat prediksi apa yang akan terjadi dan mengkonfirmasi prediksi dalam aktivitas membaca yang dilakukan, dan

d) strategi memvisualisasikan, siswa menggambarkan apa yang sudah dibaca dengan gambar atau kata-kata mereka sendiri.

Moreillon (2013:9) mengemukakan bahwa strategi merupakan alat yang digunakan dalam pemecahan masalah dalam memahami suatu teks bacaan, Moreillon menyebutkan tujuh stategi dalam membaca pemahaman sebagai berikut:

a) mengaktifkan atau membangun pengetahuan, dalam stategi ini menggunakan pengetahuan sebelumnya dalam memahami suatu bacaan,

(37)

21

c) menggunakan pertanyaan, stategi ini menggunakan beberapa pertanyaan yang disesuaikan denga nisi bacaan sehingga dapat menggali pengetahuan siswa,

d) membuat prediksi dan kesimpulan, stategi ini membuat siswa dapat berpikir dan berpendapat berkaiatan dengan pemahaman dari isi bacaan,

e) menentukan ide utama, stategi ini membuat siswa untuk mencari gagasan utama dalam bacaan,

f) memberikan pilihan, stategi ini memberikan pilihan kepada siswa untuk mencari informasi sendiri yang diperlukan siswa sesuai denga nisi bacaan yang ada, dan g) sintesis, stategi ini membuat siswa merasakan sendiri informasi yang didapat dan menghubungkan dengan sumber lain.

Hal tersebut sejalan dengan strategi yang dijabarkan oleh Reutzel dan Cooter (2014:287) yaitu, a) memprediksi, b) memberikan pertanyaan, c) mengaktifkan pengetahuan sebelumnya, d) menggunakan idera penglihatan, e) meringkas, f) menyusun bacaan.

(38)

22 5. Kemampuan Membaca Pemahaman

Broughton (Tarigan, 2008:12-13) menyatakan pada dasarnya ada dua aspek penting dalam membaca yaitu : (1) Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skill) yaitu keterampilan dalam pengenalan huruf sampai pengenalan hubungan atau korespondensi pola ejaan dan bunyi (kemampuan menyuarakan bahan tertulis) dalam kecepatan membaca taraf lambat. (2) Keterampilan yang bersifat pemahaman (Comprehension skill) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order), merupakan keterampilan untuk memahami pengertian sederhana, memahami signifikasi atau makna, evaluasi atau penilaian, dan kecepatan membaca yang fleksibel (mudah disesuaikan dengan keadaan).

Menurut Barmouth (Zuchdi, 2007:73) kemampuan membaca merupakan seperangkat keterampilan pemeroleh pengetahuan yang digeneralisasikan yang memungkinkan orang memperoleh dan mewujudkan informasi yang diperoleh sebagai hasil membaca bahasa tulis.

Berdasarkan uraian di atas kemampuan membaca pemahaman merupakan kemampuan yang dibutuhkan dalam kegiatan membaca pemahaman, baik itu kemampuan memahami makna dalam bacaan maupun kemampuan untuk mengolah informasi yang diperoleh sebelumnya. Kemampuan memahami bacaan yang dimiliki siswa dapat diukur melalui tes kemampuan membaca.

(39)

23

pemahaman bahasa dan lambang, gagasan, serta nada dan gaya penulisan dengan melibatkan kemampuannya yang berkenaan dengan komponen kebahasaan (konteks) maupun komponen non-kebahasaan (konteks)”. Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan tes kemampuan membaca untuk mengetahui kemampuan membaca siswa.

menurut Rofi’udin dan Zuchdi terdapat dua jenis taksonomi yang dapat digunakan

dalam tes membaca yaitu taksonomi Bloom dan taksonomi Barret.

Bloom (Purwanto, 2010:50) membagi dan menyusun enam tingkatan kognitif dimana semakin tinggi tingkatan akan semakin komplek dalam penguasaannya yaitu ingatan atau hafalan (C1), pemahaman (C2), penerapan atau aplikasi konsep untuk pemecahan masalah (C3), analisis atau menjabarkan suatu konsep (C4), sintesis atau menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu konseputuh (C5), dan evaluasi atau membandingkan nilai-nilai, ide dan metode (C6). Sedangkan menurut Zuchdi dan Budiasih (1997:140) butir-bitir yang perlu diperhatikan dalam mengajar membaca di kelas rendah mencakup : (a) ketepatan menyuarakan tulisan, (b) kewajaran lafal, (c) kewajaran intonasi, (d) kelancaran, dan (e) kejelasan suara.

(40)

24 C.Media Pembelajaran

1. Hakikat Media Pembelajaran

Menurut Pujiriyanto (2012:19) kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepenerima pesan. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dan informasi, serta mengandung materi instruksional dalam proses pembelajaran sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar. Pengertian tersebut sesuai dengan pendapat dari Sadiman, dkk. (2009:7) mengemukakan bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perhatian, minat sehingga pembelajaran terjadi.

Arsyad (2011:4) mengatakan apabila media membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu di sebut media pembelajaran.

(41)

25

mengemukakan bahwa media pembelajaran merupakan alat bantu dalam mengajar atau sebagai salah satu lingkungan belajar yang diatur oleh guru.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dan informasi, serta mengandung materi instruksional dalam proses pembelajaran sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar, media pembelajaran dijadikan sebagai alat bantu yang mempermudah dalam menjelaskan materi kepada siswa.

2. Manfaat Media Pembelajaran

Dalam pembelajaran, media pembelajaran mempuanyi banyak manfaat. Kemp & Dayton (Arsyad, 2011:21) menyebutkan manfaat media pembelajaran sebagai berikut : a) penyampaian pembelajaran menjadi lebih baku, setiap pelajar yang melihat atau mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang sama, b) pembelajaran bisa lebih menarik, c) pembelajaran menjadi interaktif, d) lama pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat, e) kualitas hasil pembelajaran dapat meningkat, f) pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana yang diinginkan, g) sikap positif siswa dapat ditingkatkan, dan h) peran guru dapat berubah kearah yang positif. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Sudjana & Rivai (2012:2) menyatakan bahwa media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa dan menyebutkan beberapa manfaat dari penggunaan media pembelajaran yaitu :

(42)

26

b) bahan pembelajaran akan lebih bermakna dan dapat tersampaikan kepada siswa sehingga siswa lebih memahami bahan pembelajaran tersebut,

c) metode pembelajaran akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak cepat bosan dengan pembelajaran yang diberikan,

d) siswa lebih banyak melakukan kegiatan pembelajaran karena siswa tidak hanya mendengarkan ceramah dari guru tetapi juga melakukan aktivitas terhadap media pembelajaran.

Sedangkan Sadiman,dkk. (2013:17) menyebutkan manfaat media pembelajaran adalah sebagai berikut:

a) memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistik (hanya berupa kata-kata lisan),

b) mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera,

c) mengatasi sikap pasif siswa karena pembelajaran lebih bervariasi,

d) pesan dalam suatu pembelajaran akan tersampaikan satu pikiran karena latar belakang siswa dan guru berbeda sehingga dengan media pembelajaran maka pemikiran siswa dan guru akan sama.

(43)

27 3. Jenis-Jenis Media Pembelajaran

Anderson (Pujiriyanto, 2012:21) membagi jenis media ke dalam 10 golongan yaitu sebagai berikut.

a. Media audio : contohnya kaset audio, siaran radio, telepon dan CD media pembelajaran.

b. Media cetak : contohnya buku pelajaran, modul, brosur, diktat, leatflet, dan sebagainya.

c. Audio cetak : contohnya kaset audio yang dilengkapi dengan bahan tertulis. d. Proyeksi visual diam : cohntohnya overhead projector dengan menggunakan transparasi, film, bingkai, slide.

e. Proyeksi audio visual statis : cohtohnya film bingkai (slide) bisu. f. Visual diam : contohnya film bisu tanpa suara.

g. Audio visual gerak : cohntohnya yaitu film gerak bersuara, video, VCD, dan televisi.

h. Objek fisik : contohnya benda nyata, model, specimen.

i. Manusia dan lingkungan : contonya guru, pustakawan, petani, pedagang, laboran, dan sebagainya.

j. Computer : yaitu pembelajaran berbasis computer.

(44)

28

gerak, (5) media visual diam, (6) media semi gerak (7) media audio,dan (8) media cetak.

Kemp (Soeparno 1988: 13) menyebutkan media pembelajaran bahasa terdiri dari permainan dan simulasi, media pandang, media dengar, media pandang dengar, media rasa. Sedangkan Sudjana dan Rivai (2012:3) menggolongkan jenis media pembelajaran menjadi empat yaitu : (1) media grafis yang terdiri dari media gambar, foto, grafis bagan atau diagram, poster, kartun, komik dan lain-lain. Media grafis disebut juga media dua dimensi yaitu media yang mempunyai panjang dan lebar, (2) media tiga dimensi dalam bentuk model seperti model padat, model penampang, model susun, model kerja, pop up, diorama, (3) media proyeksi seperti film bingkai (slide), filmstrip, film menggunakan OHP, (4) penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran.

Berdasarkan penjelasan di atas terdapat beberapa jenis media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan media pembelajaran dengan jenis media cetak yaitu media Big Book. Media Big Book termasuk media cetak karena media tersebut berupa buku yang dicetak besar dengan gambar dan tulisan yang bermakna.

4. Pemilihan media

(45)

29

dapat menunjang tercapainya tujuan intruksional. Berdasarkan hal tersebut maka dalam memilih media pembelajaran ada beberapa hal yang harus diperhatikan.

a. Krakteristik setiap media,

b. Pemilihan media sesuai dengan metode yang dipergunakan c. Media yang sesuai dengan materi yang diajarkan

d. Media sesuai dengan keadaan siswa

e. Media sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan f. Media sesuai dengan kreativitas guru.

Sedangkan kriteria pemilihan media menurut Sudjana dan Rivai (2005:4-5) adalah : (a) ketepatannya dengan tujuan pengajaran, artinya media pelajaran dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan, (b) dukungan terhadap isi bahan pelajaran, (c) kemudahan memperoleh media, (d) keterampilan guru dalam menggunakannya, (e) tersedia waktu untuk menggunakannya, dan (f) sesuai dengan taraf berpikir siswa.

Trianto (2010:185) menyatakan bahwa keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada penggunaan sumber pembelajaran atau media yang digunakan. Hal itu menunjukkan bahwa sumber pembelajaran dan media harus disiapkan dengan hati-hati agar dapat memenuhi tujuan dalam pembelajaran, menstimulasi perhatian dan motivasi siswa, melibatkan siswa, menjelaskan isi materi pembelajaran sehingga pembelajaran siswa lebih bermakna.

(46)

30

menyesuaikan kondisi dan lingkungan belajar, sesuai dengan materi yang diajarkan dan sesuai dengan perkembangan siswa. Penelitian ini menggunakan media Big Book unuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa Karena sesuai dengan perkembangan siswa kelas rendah, sesuai dengan kondisi dan lingkungan siswa dan sesuai dengan materi yang diajarkan.

5. Media Literasi di Kelas Awal

Dalam mengembangkan keterampilan membaca di kelas awal terdapat beberapa jenis media yang bisa digunakan oleh guru. Media digunakan agar siswa lebih tertarik dalam pembelajaran sehingga dapat mendukung kegiatan pembelajaran dengan kriteria media yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa, kemampuan siswa dan

kondisi kelas. Dalam buku sumber “ Pembelajaran Literasi Kelas Awal di LPTK ”

menyebutkan lima media yang dapat digunakan untuk kelas awal. macam media tersebut yaitu : (a) Bog Book, (b) kalender Cerita, (c) Media Gambar, (d) Media Tulis, dan (e) Graphic Organizer.

a. Big Book

Big Book adalah buku bacaan yang memiliki ukuran, tulisan, dan gambar yang besar. Ukuran Big Book bisa beragam, misalnya ukuran A3, A4, A5, atau seukuran koran. Ukuran Big Book harus mempertimbangkan segi keterbacaan seluruh siswa di kelas.

b. Kalender Cerita

(47)

31

kalender cerita karena bentuknya memang seperti kalender. Setiap halaman dapat digunakan untuk hari yang berbeda. Keistimewaan kalender cerita adalah adanya materi yang berhubungan satu sama lain dan diperkaya dengan gambar-gambar yang dapat memberi ruang kepada siswa untuk bereksplorasi dan berimajinasi. Selain mudah dibawa, kalender pun dapat dijadikan sebagai portofolio karena halaman demi halamannya memberikan gambaran perkembangan literasi siswa.

Penggunaan kalender cerita memiliki beberapa tujuan, di antaranya: 1) memotivasi siswa dalam membaca dan menulis karena setiap halaman memiliki keterkaitan, 2) memudahkan guru dalam menilai perkembangan keterampilan literasi untuk kurun waktu tertentu.

c. Media Gambar

Media gambar termasuk jenis media visual diam dalam bentuk grafis. Media grafis didefinisikan sebagai media yang mengombinasikan fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui suatu kombinasi pengungkapan gambar dan kata-kata. Pengertian lain, media gambar adalah berbagai peristiwa atau kejadian, objek yang dituangkan dalam bentuk gambar, foto, diagram, lukisan, garis, simbol, maupun ilustrasi.

Media pembelajaran yang berupa gambar sangat baik digunakan di literasi kelas awal karena:

1) bersifat konkret dan menarik,

(48)

32

3) dapat mengatasi keterbatasan karena ia dapat menghadirkan benda, objek, atau peristiwa yang tak dapat dihadirkan ke dalam kelas,

4) murah dan mudah didapat, serta 5) mudah digunakan dan fleksibel. d. Media Tulis

Media untuk menulis memberikan kontribusi yang besar dalam meningkatkan minat dan keterampilan menulis. Salah satu media tulis yang dapat digunakan di dalam kelas adalah buku zigzag. Ukuran buku ini bisa beragam, bergantung dari kebutuhan. keistimewaan menggunakan buku zig-zag yaitu :

1) mudah digunakan dan mudah dibuat, 2) menarik bagi siswa sebagai media tulis,

3) menunjukkan urutan. e. Graphic Organizer

Graphic Organizer (GO) merupakan grafik visual yang menampilkan hubungan antara berbagai ide, konsep, fakta, dan istilah dalam satu topik utama.

Penggunaan Graphic Organizer dapat membantu mengembangkan pengetahuan tentang:

1) sebab dan akibat, 2) bagaimana mencatat,

3) membandingkan dan membedakan, 4) mengorganisasi informasi, dan

(49)

33

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa beberapa jenis media yang digunakan untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis di kelas awal adalah (1) Big Book, (2) media gambar, (3) media tulis, dan (4) graphic organizer, dan (5) kalender cerita. Dalam penelitian ini menggunakan media Big Book karena keistimewaan media Big Book diantaranya dapat menjadi bahan bacaan secara klasikal, hal itu disesuaikan dengan keadaan kelas, dengan bentuk visual yang menarik dapat memotivasi siswa dalam belajar, media ini terdiri dari gambar dan kalimat yang sederhana dan bermakna sehingga mudah dipahami anak dan ketika digunakan untuk membaca bersamaan, siswa yang belum lancar membaca dapat membaca dengan teman-temannya hal tersebut menimbulkan sugesti pada anak bahwa mereka dapat membaca. Dengan alasan tersebut media Big Book digunakan dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman.

D.Media Big Book 1. Pengertian Big Book

Dalam USAID (2014:45) Big Book adalah buku bacaan yang memiliki ukuran, tulisan, dan gambar yang besar. Ukuran Big Book bisa beragam, misalnya ukuran A3, A4, A5, atau seukuran koran. Ukuran Big Book harus mempertimbangkan segi keterbacaan seluruh siswa di kelas, Hal itu sejalan dengan pendapat Colville-Hall &

O’Connor (2006:488) yang mengemukakan bahwa Big Book merupakan buku yang

(50)

34

tujuan pembelajaran. Banyak literasi siswa yang baik digunakan untuk membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan membaca. Big Book dapat digunakan untuk memotivasi siswa dalam belajar serta memberikan efek positif kepada siswa karena dengan buku yang di cetak besar dan ilustrasi yang berwarna-warni memungkinkan siswa untuk tertarik dalam pembelajaran. Big Book dapat digunakan di kelas awal karena memiliki karakteristik yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Guru dapat memilih Big Book yang isi cerita dan topiknya sesuai dengan minat siswa atau sesuai dengan tema pelajaran. Bahkan, guru dapat membuat sendiri Big Book sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa .

Curtain dan Dahlberg (USAID, 2014:46) menyatakan bahwa Big Book memungkinkan siswa belajar membaca melalui cara mengingat dan mengulang bacaan. Banyak ahli pendidikan yang menyatakan bahwa Big Book sangat baik dipergunakan di kelas awal karena dapat membantu meningkatkan minat siswa dalam membaca.

(51)

35 2. Ciri-ciri Big Book

Menurut Karges (Harimurti, 2010:4) mengatakan bahwa Big Book adalah buku

bergambar yang dipilih untuk dibesarkan karena memiliki “kualitas khusus”. Kualitas

khusus menurut Deni (Harimurti, 2010:4) adalah :

a) melibatkan ketertarikan anak dengan cepat karena gambar yang dimilikinya, b) mengandung irama yang menarik,

c) memiliki gambar yang besar, d) ada tulisan yang diulang-ulang, e) alur ceritanya sederhana dan jells, dan f) sering memasukkan unsur humor.

Sedangkan menurut Karges-Bone (USAID, 2014:46) menyebutkan ciri-ciri Big Book yaitu:

a. cerita singkat antara 10 sampai 15 halaman, b. pola kalimat jelas,

c. gambar memiliki makna,

d. jenis atau ukuran jelas terbaca, dan e. jalan cerita mudah dipahami.

(52)

36

Dari beberapa pendapat tersebut media pembelajaran Big Book mempunyai ciri-ciri yang membuat pembelajaran siswa menarik dan menyenangkan karena terdapat gambar yang bermakna serta penggalan kosakata dan atau penggalan cerita yang menari serta berukuran besar sehingga dapat digunakan dalam kelas secara klasikal. 2. Tujuan Big Book

Dalam buku sumber dosen LPTK menyebutkan bahwa penggunaan Big Book dalam membantu pembelajaran membaca memiliki tujuan diantaranya yaitu :

a. memberi pengalaman membaca,

b. membantu siswa untuk memahami buku,

c. mengenalkan berbagai jenis bahan membaca kepada siswa, d. memberi peluang kepada guru memberi contoh bacaan yang baik, e. melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran,

f. menyediakan contoh teks yang baik untuk digunakan oleh siswa, dan g. menggali informasi.

(53)

37

Berdasarkan beberapa penjelas di atas tujuan media pembelajaran Big Book pada dasarnya untuk lebih mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran dan memfasilitasi siswa dalam memahami bahan ajar sehingga tujuan dari pembelajaran juga tercapai dengan adanya media ini.

3. Keistimewaan Big Book

Dengan ukurannya yang besar dan gambar yang menarik, Big Book memiliki beberapa keistimewaan, di antaranya adalah berikut ini.

a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat dalam kegiatan membaca secara bersama-sama.

b. Memungkinkan semua siswa melihat tulisan yang sama ketika guru membacakan tulisan tersebut.

c. Memungkinkan siswa secara bersama-sama dalam memberi makna pada setiap tulisan yang ada dalam Big Book.

d. Memberikan kesempatan kepada siswa yang lambat membaca untuk mengenali tulisan dengan bantuan guru dan teman-teman lainnya.

e. Disukai oleh siswa, termasuk siswa yang terlambat membaca. Dengan membaca Big Book secara bersama-sama, timbul keberanian dan keyakinan dalam diri siswa

bahwa mereka “sudah bisa” membaca.

f. Mengembangkan semua aspek kebahasaan.

(54)

38

Nambiar, (1993:5) memaparkan beberapa keuntungan menggunakan Big Book yaitu sebagai berikut.

a. Big Book berukuran besar, sehingga siswa dapat melihat gambar jalannya cerita dengan jelas, seperti saat membaca buku sendiri. Hal tersebut membuat siswa tertarik. b. Big Book membuat siswa menjadi lebih fokus terhadap bahan bacaan dan juga guru. Biasanya jika guru menggunakan buku biasa, siswa akan asyik bermain sendiri. Namun, dengan Big Book siswa akan tertarik dan mau mendengarkan cerita dari guru.

c. Big Book membuat siswa lebih mengerti dan memahami isi cerita dalam Big Book daripada buku bacaan biasa karena kata-kata yang terdapat dalam Big Book merupakan kata-kata sederhana. Siswa dapat mengikuti setiap kata yang diucapkan oleh guru dan mengetahui bagaimana penulisannya.

d. Big Book memfasilitasi siswa seakan-akan melihat langsung cerita yang dibacakan guru. Siswa dapat merasakan jalannya cerita, dan

e. Big Book merupakan hal baru yang akan membuat siswa tertarik dan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi terhadap apa yang ada di dalamnya. Sehingga siswa menjadi lebih antusias dalam pembelajaran.

(55)

39

yang ulang, memuat kosakata yang direncanakan dan sebagian diulang-ulang, mempunyai plot dan alur cerita yang sederhana dan jelas, dan seringkali memasukkan unsur humor.

Dari beberapa pendapat tersebut media pembelajaran Big Book mempunyai karakteristik yang sesuai dengan minat siswa sehingga pembelajaran dalam kelas akan lebih bermakna dan dapat mencapai tujuan pembelajaran.

4. Langkah-langkah membuat Big Book

Pembuatan Big Book dapat dilakukan secara manual menggunakan alat yang sederhana, atau juga dapat dibuat dengan menggunakan teknologi komputer dengan menggunakan program atau sofware tertentu. Berikut ini langkah-langkah pembuatan Big Book yang dilakukan secara manual dan menggunakan alat yang sederhana. 1. Siapkan kertas minimal berukuran A3 sebanyak 8-10 halaman atau 10-15 halaman, spidol warna, lem, dan kertas HVS.

2. Tentukan sebuah topik cerita.

(56)

40

4. Siapkan gambar ilustrasi untuk setiap halaman sesuai dengan isi cerita. Gambar

ilustrasi dapat dibuat atau diambil dari sumber yang sudah ada.

5. Tentukan judul yang sesuai dengan Big Book. Tentukan pula gambar ilustrasi yang

menarik dan sesuai dengan judul, dan tulislah nama penulisnya.

6. Ide cerita Big Book dapat diambil dari kejadian-kejadian yang terjadi di kehidupan siswa. Selain itu, isi Big Book juga dapat diambil dari informasi penting berisi pengetahuan, prosedur, atau jenis teks lainnya yang sesuai dengan tema di setiap kelas. Tema dapat diambil dari kurikulum SD/MI yang berlaku.

Dalam penelitian ini, media Big Book dibuat sendiri oleh peneliti dengan menggunakan teknologi computer dengan program Corel Draw. Berikut ini langkah-langkah pembuatan Big Book dalam penelitian ini.

1. Menentukan tema yang sesuai dengan pembelajaran. Dalam penelitian ini mengambil tema Pertanian dan Kegemaran.

2. Mencari atau membuat cerita yang sesuai dengan tema yang sudah ditentukan. 3. Penggal kalimat cerita menjadi 8 sampai 10 halaman.

4. Cari animasi atau gambar yang sesuai dengan cerita pada tiap halamannya.

5. Gambar animasi yang sesuai dengan cerita pada kertas HVS biasa kemuadian tebalkan dengan spidol.

6. Scan gambar agar lebih jelas jika dimasukkan dalam program Corel Draw. 7. Gambar ulang gambar animasi yang sudah discan.

(57)

41

9. Letakkan gambar animasi dan teks kalimat dalam satu halaman kemudian exsport agar gambar dan teks menyatu.

10. Ubah lembar menjadi ukuran A3 kemudian urutkan dari awal cerita sampai akhir cerita.

11. Print gambar kemudian urutkan gambar dan spiral membentuk buku. E. Karakteristik Anak Sekolah Dasar

Dalam upaya mendidik atau membimbing anak, agar mereka dapat mengembangkan potensi dirinya seoptimal mungkin, maka bagi para pendidik, orang tua, atau siapa saja yang berpentingan dalam mendidik anak, perlu untuk memahami perkembangan anak. Menurut Yusuf (2001:12) memahami perkembangan anak sangat penting karena alasan berikut ini :

1. masa anak merupakan periode perkembangan yang cepat dan terjadinya perubahan dalam banyak aspek perkembangan,

2. pengalaman masa kecil mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perkembangan berikutnya,

3. pengetahuan tentang perkembangan anak dapat membantu mereka mengembangkan diri, dan memecahkan masalah yang dihadapinya, dan

4. melalui pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak, dapat diantisipasi tentang berbagai upaya untuk memfasilitasi peerkembangan tersebut, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

(58)

42 1. Perkembangan Intelektual

Anak pada usia sekolah dasar (6-12 tahun) sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual, atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif (seperti membaca, menulis, dan menghitung). Pada usia SD daya pikir anak sudah berkembang ke arah berpikir konkret dan rasional. Tugas guru untuk mengembangkan kemampuan anak, maka guru seharusnya memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pertanyaan, memberikan komentar pendapatnya tentang materi pelajaran yang dibacanya atau dijelaskan guru, membuat karangan, menyusun laporan.

2. Perkembangan Bahasa

Usia sekolah dasar ini merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai pembendaharaan kata. Siswa menguasai keterampilan membaca dan berkomunikasi dengan orang lain, anak sudah gemar membaca atau mendengarkan cerita yang bersifat kritis (tentang perjalanan/ petualangan, riwayat para pahlawan).

3. Perkembangan Emosi

(59)

43

ketegangan, b) memperlakukan siswa sebagai individu yang mempunyai harga diri, c) memberikan nilai objektif, dan d) menghargai hasil karya siswa.

4. Perkembangan Moral

Anak pada usia sekolah dasar sudah dapat mengkuti peraturan atau tuntutan dari orangtua atau lingkungan sosialnya. Anak sudah dapat memahami alasan yang mendasari suatu peraturan. Misalnya, siswa memandang atau menilai bahwa perbuata nakal, berdusta, dan tidak hormat kepada orangtua merupakan suatu yang salah atau buruk.

5. Perkembangan Motorik

Pada masa ini ditandai dengan kelebihan gerak atau aktivitas motorik yang lincah. Usia ini merupakan masa yang ideal untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik, seperti menulis, menggambar, melukis, mengetik, berenang, main bola, dan atletik.

Untuk masa sekolah dasar sering disebut masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Menurut Yusuf (2001:24) masa ini diperinci menjadi dua fase.

1. Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, sekitar usia 6 atau 7 tahun sampai 9 atau 10 tahun. Beberapa sifat anak-anak pada masa ini antara lain seperti berikut:

a) adanya hubungan positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi, b) sikap tunduk pada peraturan-peraturan permainan tradisional,

c) adanya kecenderungan memuji diri sendiri,

(60)

44

e) apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting, dan

f) pada masa ini anak menghendaki nilai yang baik tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas.

2. Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, kira-kira umur 9 atau 10 sampai umur 12 atau 13 tahun, beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini ialah :

a) adanya minat kecenderungan melakukan hal-hal praktis, b) rasa ingin tahu yang tinggi,

c) masih membutuhkan guru untuk mendampingi menyelesaikan tugas dan menghadapi tugas-tugasnya,

d) nilai sebagai ukuran yang tepat untuk prestasi di sekolah, dan

e) gemar membentuk kelompok sebaya dan menciptakan peraturan sendiri dalam bermain.

Piaget ( Jahja, 2011:57) mengklasifikasikan perkembangan kognitif anak menjadi empat bagian.

1. Tahap sensory-motor, yaitu perkembangan kognitif yang terjadi pada anak usia 0 sampai 2 tahun. Pada perkembangan ini anak hanya dapat mengetahui hal-hal yang dapat ditangkap dengan inderanya.

(61)

45

3. Tahap concrete-operasional, yaitu perkembangan kognitif yang terjadi pada anak usia 7 sampai 11 tahun. Pada perkembangan ini sudah mulai mengetahui simbol-simbol matematis. Menurut Kuswana (2011 : 157) mengemukakan tahapan operasional konkrit mempunyai proses-proses penting yang penting dalam tahapan ini diantaranya:

a) pengurutan : kemampuan untuk mengurutkan objek menurut ukuraran bentuk atau ciri lainnya,

b) klasifikasi : kemampuan untuk mengidentifikasi menurut karakteristiknya,

c) kelayakan : siswa mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya,

d) reversibility : siswa dapat mengetahui jumlah dari benda-benda dapat diubah dan dikembalikan,

e) konservasi : siswa dapat memahami bahwa kuantitas dan jumlah benta tidak dipengaruhi oleh pengaturan dan tampilan benda, dan

f) Penghilang sifat egosentrisme : kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain, tetapi kemampuan penyesuaian diri terkendali.

4. Tahap formal-operational, yaitu perkembangan kognitif yang tejadi pada anak usia 11 sampai 15 tahun. Pada tahap ini mampu memikirkan yang abstrak dati bentu-bentuk yang lebih kompleks.

(62)

46

operasional konkret dari piaget dimana siswa mampu memahami suatu objek dengan benda konkrit dan dalam segi keahasaan siswa mampu melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain. Dalam hal ini benda konkret yang digunakan yaitu media pembelajaran Big Book.

F. Kajian Penelitian yang Relevan

Aqila Darmata Synta (2015) dalam penelitian yang berjudul : Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan melalui Media Big Book pada Siswa Kelas I SD Negeri Delegan 2 Prambanan Sleman. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa media Big Book dapat meningkatkan keterampilan membaca permulaan dari presentase ketuntasan 36 % menjadi 87%, dari 28 siswa yang pada awalnya 18 siswa yang belum mencapai ketuntasan menjadi 4 siswa yang masih belum tuntas dalam mencapai nilai rata-rata. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan media Big Book dalam peningkatan kemampuan membaca sedangkan perbedaannya terletak pada subjek penelitian dan tujuan penelitian dimana penelitian tersebut meningkatkan kemampuan membaca permulaan. sedangkan penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman.

G. Kerangka Berpikir

(63)

47

agar siswa tidak hanya bisa membaca tetapi untuk memahami isi dari bacaan yang telah dibaca.

Berdasarkan observasi dilapangan ditemukan bahwa keterampilan membaca pemahaman siswa kelas III SD Negeri 1 Bero masih rendah dan siswa masih pasif dalam pembelajaran. Salah satu solusi untuk mengatasi rendahnya kemampuan membaca tersebut dapat menggunakan media Big Book. Karena media Big Book mempunyai beberapa kelebihan yaitu : a) memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat dalam kegiatan membaca secara bersama-sama, b) memungkinkan semua siswa melihat tulisan yang sama ketika guru membacakan tulisan tersebut, c) memungkinkan siswa secara bersama-sama dalam memberi makna pada setiap tulisan yang ada dalam Big Book, d) memberikan kesempatan kepada siswa yang lambat membaca untuk mengenali tulisan dengan bantuan guru dan teman-teman lainnya, e) disukai oleh siswa, termasuk siswa yang terlambat membaca.

Dengan menggunakan media Big Book dalam pembelajaran membaca pemahaman pada siswa kelas III SD Negeri 1 Bero Klaten diharapkan kemampuan membaca pemahaman siswa dapat meningkat dari sebelumnya.

H. Hipotesis

(64)

48 I. Definisi Operasional Variabel

1. Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman merupakan tingkatan membaca lanjut setelah siswa memberoleh keterampilan membaca permulaaan. Membaca peramaham tidak lagi membaca dengan menyuarakan bacaan dengan benar tetapi juga memahami isi dari bacaan tersebut. Kemampuan membaca pemahaman berupa pemahaman konteks kata, pemahaman gagasan utama, pemahaman alur pemikiran penulis dan menarik kesimpulan dalam bacaan.

2. Media Big Book

(65)

49 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian yang akan dilaksanakan ini adalah jenis penelitian tindakan kelas (classroom action research), yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru, bekerja sama dengan peneliti atau dilakukan oleh guru sendiri yang juga bertindak sebagai peneliti di kelas atau di sekolah Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas III SD Negeri 1 Bero.

Jenis penelitian tindakan kelas yang dilakukan ini adalah kolaboratif, yaitu peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian berupa laporan. Dengan demikian sejak perencanaan penelitian peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti memantau, mencatat, dan mengumpulkan data, lalu menganalisa data sehingga menciptan kolaborasi dan partisipasi antara peneliti dan guru kelas.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek dalam penelitian ini merupakan siswa kelas III SD Negeri 1 Bero Kecamatan Puluhan Kabupaten Klaten. Penelitian ini dilakukan dengan jumlah 14 siswa dengan perincian 9 laki-laki dan 5 perempuan. Subjek penelitian ini berdasarkan pada hasil observasi pratindakan yang menunjukkan bahwa keterampilan membaca pemahaman siswa perlu ditingkatkan.

(66)

50 C. Setting Penelitian

Setting dalam penelitian tindakan kelas ini adalah di dalam kelas, yaitu pada saat kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia berlangsung di SD Negeri 1 Bero. SD tersebut dipilih sebagai tempat penelitian Karena berdasarkan hasil prasurvei yang dilakukan peneliti di SD Negeri 1 Bero melalui observasi dan wawancara dengan guru kelas III ditemukan adanya permasalahan

D. Desain Penelitian

Model penelitian yang digunakan adalah model penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart yang telah dimodifikasi oleh Burn (Madya, 2009), seperti yang tampak pada gambar berikut.

Gambar 1: PTK mdel Kemmis dan Mc. Taggart

Keterangan

Siklus I Siklus II

1. Perencanaan I 4.Perencanaan II

(67)

51

Penelitian ini dilakukan dalam bentuk siklus, setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Berdsarkan gambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Perencanaan

Penyusunan rencana merupakan tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa. Pada tahap ini peneliti berkolaborasi dengan guru untuk merencanakan apa saja yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah yang ada di sekolah berdasarkan hasil pengamanatan awal. Setelah peneliti dan guru mempunyai persamaan persepsi terhadap permasalahan siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman, peneliti bersama guru merancang pelaksanaan pemecahan masalah dalam kegiatan pembelajaran membaca pemahaman.

Dengan melihat kondisi siswa dan permasalahan yang ada di kelas, peneliti bersama guru memutuskan untuk menggunakan media pembelajaran yang dapat membatu meningkatkan kemampuan membaca pemahaman. Hasil dari perencanaan penelitian adalah sebagai berikut.

a. Menemukan masalah lapangan

Gambar

Gambar 1: PTK mdel Kemmis dan Mc. Taggart
Tabel 1. Kisi-kisi Soal Membaca Pemahaman
Tabel 2. Pedoman Penilaian Kemampuan Membaca
Tabel 3. Kisi-Kisi Tes Kemampuan membaca
+7

Referensi

Dokumen terkait

tetapi jika membaca untuk pembelajaran, selain pemahaman yang baik,. diperlukan

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan: (1) untuk mendiskripsikan peningkatkan kemampuan membaca pemahaman melalui teknik skrambel pada

Samsu Somadayo (2011: 10) mengemukakan bahwa tujuan membaca pemahaman adalah pemerolehan pemahaman. Membaca pemahaman adalah kegiatan membaca yang berusaha memahami

“Metode DRTA lebih memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks, karena siswa memprediksi dan membuktikan ketika mereka membaca” (Rahim, 2008: 47). Siswa diajak membuat

Faktor lingkungan ikut mempengaruhi kemajuan kemampuan membaca murid. Faktor lingkungan tersebut ialah Latar belakang dan pengalaman anak dirumah. Lingkungan dapat

Dalam proses membaca siswa melakukan aktivitas membaca dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang terkandung didalam bahan bacaan, produk atau hasil dari

Penguasaan struktur kalimat merupakan salah satu komponen kebahasaan yang ikut andil dalam menentukan kualitas kemampuan membaca pemahaman seseorang Hal ini dapat dimaklumi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan membaca pemahaman dengan metode SQ3R lebih tinggi daripada kemampuan membaca pemahaman dengan metode diskusi