• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Membaca Pemahaman

1. Hakikat Membaca Pemahaman

Membaca ekstensif ini mencakup pula membaca survey (survey reading), membaca sekilas (skimming reading), dan membaca dangkal (superficial reading). 2) Membaca intensif (intensive reading)

Membaca intensif ini mencakup membaca telaah isi dan membaca telaah bahasa. a) Membaca telaah isi (content study reading), yang mencakup pula membaca teliti (close reading), membaca pemahaman (comprehensive reading), dan membaca kritis (critical reading), dan membaca ide (reading for ideas).

b) Membaca telaah bahasa (language study reading)yang mencakup pula membaca asing (foreign language reading), dan membaca sastra (literary reading).

Berdasarkan jenis-jenis membaca tersebut, penelitian ini membahas tentang keterampilan membaca pemahaman yang termasuk dalam membaca intensif jenis membaca telaah isi.

B.Membaca Pemahaman

1. Hakikat Membaca Pemahaman

Menurut Akhadiah, dkk. (1993:43) pembelajaran membaca pemahaman diselenggarakan untuk kelas III, IV, V, dan VI Hal ini sejalan dengan pendapat Tarigan (2008:39) yang menyebutkan kelas III sudah memperoleh pembelajaran membaca pemahaman. Tujuannya adalah agar siswa mampu memahami, menafsirkan, serta menghayati isi bacaan. Untuk kelas I dan II dilaksanakan pembelajaran membaca permulaan untuk dijadikan landasan siswa untuk melaksanakan pembelajaran membaca pemahaman. Apabila seorang siswa telah melalui tahap membaca permulaan, ia berhak masuk ke dalam tahap pemahaman atau

13

membaca lanjut. Membaca pemahaman sangat penting untuk dilaksanakan karena dengan membaca pemahaman siswa tidak lagi dituntut bagaimana melafalkan huruf, bentuk kata, frasa, dan kalimat tetapi juga memahami isi bacaan yang dibacanya. Hal itu melatih siswa untuk memiliki kemampuan bernalar, kreativitas, dan penghayatannya tentang nilai-nilai moral.

Menurut Dalman (2013:87) Membaca pemahaman merupakan keterampilan membaca yang berada pada urutan yang lebih tinggi dari membaca permulaan. Membaca pemahaman adalah membaca secara kognitif (membaca untuk memahami). Dalam membaca pemahaman membaca dituntut untuk memahami isi bacaan. Oleh sebab itu, setelah membaca teks pembaca dapat menyampaikan ulang hasil pemahamannya baik secara lisan maupun tulisan.

Bormouth (Zuchdi dan Budiasih, 1997:22) mengemukakan bahwa kemampuan membaca pemahaman merupakan seperangkat keterampilan pemeroleh pengetahuan yang digeneralisasi, yang memungkinkan orang memperoleh dan mewujudkan informasi yang diperoleh dan mewujudkan informasi yang diperoleh sebagai hasil

membaca bahasa tertulis. Sejalan dengan hal tersebut Rofi’uddin dan Zuchdi (1999:179) menyatakan bahwa yang dimaksud membaca pemahaman adalaha membaca yang mensyaratkan siswa untuk dapat memahami isi bacaan, mencari hubungan antarhal, hubungan sebab akibat, perbedaan dan persamaan antarhal dalam wacana.

Menurut Smith dan Dechant (Ahuja dan Ahuja, 2004:50-51) kemampuan dasar dalam membaca pemahaman diantaranya : kemampuan memahami konteks kata,

14

memahami gagasan utama, memahami alur pemikiran penulis dan menarik kesimpulan. Hal tersebut dapat juga dikatakan bahwa kegiatan membaca merupakan aktivitas mental memahami apa yang dituturkan pihak lain melalui sarana tulisan. Dalam USAID (2014:134) membaca pemahaman adalah kegiatan membaca yang dilakukan oleh seseorang untuk memahami isi bacaan secara menyeluruh. Membaca pemahaman dilakukan dengan menghubungkan skemata atau pengetahuan awal yang dimiliki pembaca dan pengetahuan baru yang diperoleh saat membaca, sehingga proses pemahaman terbangun secara maksimal. Hal ini sesuai dengan pandangan teori skemata bahwa pembaca dalam membaca pemahaman tidak saja bergantung pada informasi yang dibaca, tetapi juga pada struktur mental (kognisi) yang relevan yang telah dimiliki pembaca sebelumnya. Dalam membaca pemahaman terjadi proses penghubungan informasi baru yang didapat dengan pengetahuan sikap yang telah ada. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa membaca pemahaman merupakan tingkatan membaca lanjut setelah siswa memberoleh keterampilan membaca permulaaan. Membaca peramaham tidak lagi membaca dengan menyuarakan bacaan dengan benar tetapi juga memahami isi dari bacaan tersebut. Dalam penelitian kemampuan membaca pemahaman berupa pemahaman konteks kata, pemahaman gagasan utama, pemahaman alur pemikiran penulis dan menarik kesimpulan dalam bacaan.

15 2. Prinsip-Prinsip Membaca Pemahaman

Dalam suatu pembelajaran sendiri mempuanyi prinsip yang harus ada dalam pembelajaran seperti yang diungkapkan Dimyati dan Mujiono (2002:42) bahwa prinsip umum yang ada dalam pembelajaran sebagai berikut :

a) perhatian dan motivasi, hal ini sangat diperlukan agar siswa mampu memahami pembelajaran yang diajarkan oleh guru, jika siswa tidak mempunyai perhatian dalam pembelajaran maka guru harus membangkitkan perhatiannya dengan memodifikasi pembelajaran. Motivasi berkaitan dengan minat siswa dalam pembelajaran jika pembelajaran dianggap siswa menarik maka siswa akan termotivasi dalam pembelajarannya,

b) keaktifan, kecenderungan psikologi melihat siswa itu adalah makhluk aktif, siswa dapat mempelajari suatu hal jika anak itu aktif mengalami sendiri sehingga guru sekedar pembimbing dan pengarah,

c) keterlibatan langsung, belajar paling baik yaitu melalui pengalaman langsung, siswa tidak hanya mengamati langsung tetapi juga melakukannya sehingga siswa akan lebih memahami pembelajaran,

d) pengulangan, menurut psikologi Asosiasi atau koneksionisme dalam hukum belajar low of exercise yang mengemukakan bahwa pembelajaran itu membentuk stimulus dan respons, dan pengulangan terhadap pengalaman itu akan memperbesar timbulnya respons,

16

e) tantangan, dalam pembelajaran siswa yang mencapai tujuan pembelajaran akan menghadapi hambatan, hambatan itu akan menjadikan siswa merasa tertantang untuk melewatinya dan akan lebih giat dalam belajar, dan

f) perbedaan individual, karena setiap individu mempunyai cara yang berbeda-beda dalam belajar sehingga hasilnya juga berbeda dengan adanya perbedaan antar siswa membuat guru harus lebih menggunakan pembelajaran yang bervariasi.

Mc Laughlin & Allen (Rahim, 2008:7) menyatakan bahwa prinsip-prinsip membaca yang didasarkan pada penelitian yang paling mempengaruhi pemahaman membaca ialah seperti yang dikemukakan berikut ini : Pemahaman merupakan proses konstruktivis sosial, keseimbangan kemahiran adalah kerangka kerja kurikulum yang membantu perkembangan pemahaman, guru membaca yang professional (unggul) memengaruhi belajar siswa, pembaca yang baik memegang peranan yang strategis dan berperan aktif dalam proses membaca, membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermaksa, siswa menemukan manfaat membaca yang berasal dari berbagai teks pada berbagai tingkat kelas, perkembangan kosakata dan pembelajaran mempengaruhi pemahaman membaca, pengikutsertaan adalah suatu faktor kunci pada proses pemahaman, strategi dan keterampilan membaca bisa diajarkan, assesmen yang dinamis menginformasikan pembelajaran membaca pemahaman.

Berdasarkan prinsip membaca di atas maka peran guru dalam penelitian ini sangat besar dalam mencapai tujuan pembelajaran dan membantu siswa agar dapat memahami isi wacana dengan lebih bermakna dengan memperhatikan prinsip-prinsip belajar agar pembelajaran siswa lebih bermakna.

17