• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN SELF CONFIDENCE SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN SELF CONFIDENCE SISWA."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

009/S/PGSD-REG/9A/Juni/2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHERE

HERE UNTUK MENINGKATKAN SELF CONFIDENCE SISWA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Gia Dwi Permata Sari 1100402

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR DEPARTEMEN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

009/S/PGSD-REG/9A/Juni/2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHERE

HERE UNTUK MENINGKATKAN SELF CONFIDENCE SISWA

Oleh

Gia Dwi Permata Sari

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Guru Sekolah Dasar

©Gia Dwi Permata Sari 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak

ulang, difotocopi, atau cara lain tanpa ijin dari penulis

(3)

009/S/PGSD-REG/9A/Juni/2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER

HERE UNTUK MENINGKATKAN SELF CONFIDENCE SISWA

Oleh

Gia Dwi Permata Sari 1100402

disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Dr. Dharma Kesuma, M.Pd NIP.19550927 198503 1 001

Pembimbing II

Sandi Budi Iriawan, M.Pd NIP.19791020 200812 1 002

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

(4)

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER

HERE UNTUK MENINGKATKAN SELF CONFIDENCE SISWA

Oleh

Gia Dwi Permata Sari 1100402

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh beberapa permasalahan siswa tentang keyakinan pada kemampuannya. Hal ini berdasarkan pada observasi awal yang terjadi pembelajaran satu arah sehingga siswa tidak terbiasa untuk berbicara di depan banyak orang. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan meningkatkan self confidence siswa dengan menerapkan model pembelajaran everyone is a teacher here. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) mengungkapkan pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran everyone is a teacher here untuk meningkatkan self confidence siswa, (2) Mengungkapkan peningkatan self confidence siswa setelah menerapkan model pembelajaran everyone is a teacher here. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang diadaptasi dari model Kemmis dan Mc. Taggart. Penelitian ini dilakukan pada kelas 4 yang berjumlah 30 siswa. Penelitian ini mengukur self confidence siswa. Hasil penelitian diperoleh proses pembelajaran mengalami perkembangan dari siklus I ke siklus II. Temuan negatif yang ditemukan pada siklus I berjumlah 10, sedangkan temuan negatif pada siklus II berjumlah dua. Dari data maka direkomendasikan kepada para guru untuk menggunakan model pembelajaran everyone is a teacher here untuk meningkatkan self confidence siswa.

(5)

ABSTRACT

MODEL APPLICATION OF LEARNING EVERYONE HERE IS A TEACHER TO IMPROVE STUDENT SELF CONFIDENCE

By

Gia Dwi Permata Sari 1100402

(6)

DAFTAR ISI

BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EVERYONE IS A

TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN SELF CONFIDENCE

SISWA...

A. Model Pembelajaran Everyone is Teacher here...

B. Self Confidence...

C. Penelitian Terdahulu yang Relevan...

D. Kerangka Berfikir...

E. Definisi Operational...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...

(7)

H. Rencana Uji Keabsahan Data...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...

A. Deskripsi Data Awal Penelitian...

B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus I...

1. Perencanaan Pembelajaran Siklus I...

2. Pelaksanaan dan Observasi Siklus I...

C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus II...

1. Perencanaan Pembelajaran Siklus II...

2. Pelaksanaan dan Observasi Siklus II...

D. Perkembangan Proses Pembelajaran dan Self Confidence Siswa...

E. Uji Keabsahan Data...

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI...

(8)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan

teknik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR).

Menurut David Hopkins (dalam Margaretha, 2008, hlm. 4) PTK adalah suatu

tindakan yang dilakukan oleh guru atau kelompok guru untuk menguji

anggapan-anggapan dari suatu teori pendidikan dalam praktik, atau sebagai arti dari evaluasi

dan melaksanakan seluruh prioritas program sekolah. Penelitian ini terdiri atas

siklus yang berdaur mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan

perefleksian yang bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan rancangan model siklus Kemmis

Taggart (Arikunto, dkk. 2011, hlm.16). Langkah-langkah penelitian yang

ditempuh yaitu.

1. Perencanaan (planning)

Rencana tindakan dilaksanakan untuk memecahkan masalah yang akan

ditetapkan. Hal-hal yang direncanakan diantaranya terkait dengan pendekatan

pembelajaran, metode pembelajaran, teknik atau strategi pembelajaran, media dan

peralatan belajar materi pembelajaran, dan penilaian belajar. Perencanaan dalam

hal ini hampir sama dengan perencanaan operasional dalam pembelajaran yang

disebut RPP.

2. Pelaksanaan (acting)

Rencana yang disusun dicobakan sesuai dengan langkah yang telah dibuat,

yaitu proses berdiskusi dengan konsep persiapan kemerdekaan Indonesia sebagai

metode dalam pembelajarannya.

3. Observasi (Observing)

Observasi dilakukan untuk mengenali, merekam, dan mendokumentasikan

setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai, baik yang ditimbulkan oleh

tindakan rencana maupun akibat sampingan. Observasi dapat dilakukan sendiri

(9)

Fungsi diadakan observasi yaitu untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan

tindakan dengan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya dan untuk

mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat

diharapkan akan menghasilkan perubahan ke arah yang diinginkan. Yang

terpenting dari kegiatan pengamatan adalah dapat mengenali sejak dini apakah

tindakan yang dilakukan mengarah kepada terjadinya perubahan proses

pembelajaran sesuai yang diharapkan

4. Refleksi (reflecting)

Refleksi mencakup kegiatan analisis, interpretasi, dan evaluasi yang

diperoleh saat melakukan kegiatan observasi. Data yang terkumpul saat observasi

secepatnya dianalisis dan diinterpretasi untuk mencari penyelesaiannya yang

efektif pada kegiatan peningkatan self confidence tahap berikutnya.

Langkah-langkah penelitian yang ditempuh apabila digambarkan adalah

sebagai berikut :

Gambar 3.1 Alur penelitian tindakan kelas adaptasi model Kemmis dan Taggart (Arikunto, dkk. 2011, hlm.16 )

Pelaksanaan tindakan dilakukan langsung oleh penulis sendiri sebagai

(10)

Dalam tahap ini, peneliti berkalaborasi dengan guru wali kelas IV A di salah satu

sekolah dasar negeri di Kelurahan Sukasari dan teman sejawat yang berperan

sebagai observer. Peneliti melakukan tindakan dengan menerapkan model

everyone is a teacher here dalam pembelajan IPS materi Mengenal permasalahan

sosial didaerahnya untuk meningkatkan self confidence siswa. Sedangkan

observer mengamati proses pembelajaran IPS materi Mengenal permasalahan

sosial didaerahnya dengan penerapan model everyone is a teacher here.

Pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran IPS materi Mengenal

permasalahan sosial didaerahnya dengan penerapan model everyone is a teacher

here dilakukan dua siklus.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di salah satu Sekolah Dasar Negeri di

Kecamatan Sukasari Kota Bandung. Yang dipimpin oleh seorang Ibu Kepala

Sekolah. Sekolah Dasar ini didirikan pada tahun 1973/1975 yang berdiri

berdasarkan instruksi nomor 10 tahun 1973 di atas tanah milik Pemerintah Kota

Bandung seluas 1671,50 m2. Sejalan dengan perkembangan pembangunan di

Kecamatan ini, masyarakat sekitar merupakan masyarakat heterogen yang terdiri

dari berbagai ragam penghidupan, sebagian besar penduduk bekerja sebagai

petani, pedagang, PNS, TNI/POLRI dan buruh bangunan. Namun dengan beralih

fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman, mata pencaharian penduduk sebagai

petani bergeser dan hampir hilang.

Siswa Sekolah Dasar Negeri Cijerokaso sebagian besar berasal dari

penduduk setempat, tetapi ada pula siswa yang berasal dari luar kecamatan dan

luar Kota Bandung. Hal ini dikarenakan letak yang cukup strategis.

Sekolah ini memiliki 11 ruang kelas, ruang kepala sekolah dan guru, ruang

perpustakaan, ruang UKS, dapur, gudang, lapangan sekolah, taman, kantin dan

sekarang sedang dalam pembangunan mushola. Sekolah ini terdiri dari kelas IA,

kelas IB, kelas IIA, kelas IIB, kelas IIIA, kelas IIIB, Kelas IIIC, Kelas IVA, kelas

IVB, kelas VA, kelas VB, kelas VIA dan kelas VIB maka jumlah seluruhnya ada

13 kelas, 11 kelas diantaranya masuk pukul 07.00 WIB sedangkan 2 kelas lainnya

(11)

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV Semester II tahun ajaran

2014/2015 sebanyak 30 siswa yang terdiri dari 21 siswa perempuan dan 9 siswa

laki-laki.

Kelas tinggi yang akan dilakukan penelitian merupakan kelas unggulan

yang memang rata-rata nilai hasil belajar lebih baik dibandingkan kelas lainnya,

Namun karakteristik siswa di salah satu kelas tinggi ini cenderung pasif dan

pemalu saat kegiatan pembelajaran.

E. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret s/d April 2015 selama kurang

lebih dua bulan, agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar maka

penelitian ini dilaksanakan secara bersamaan dengan kegiatan pembelajaran.

F. Instrumen Penelitian

Untuk dapat memperoleh kebenaran objektif dalam pengumpulan data,

maka diperlukan adanya instrumen yang tepat agar masalah yang diteliti dapat

terefleksikan dengan baik. Pengumpulan data pada penelitian ini ada dua macam,

yaitu deskriptif dan kulitatif. Data deskriptif berupa hasil penilaian yang terjadi

dilapangan berupa hasil pengamatan langsung dengan dibantu observer,

sedangkan data kualitatif berupa informasi tentang penerapan model pembelajaran

everyone is a teacher here serta peningkatan self confidence siswa di kelas.

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Instrumen Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan hal pokok yang menjadi

acuan dalam pelaksanaan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Oleh karena itu, perencanaan pembelajaran sangat penting untuk

dirumuskan dengan tepat. Hal ini diuraikan lebih rinci dalam Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I yang terlampir.

(12)

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Salah satu penelitian

kualitatif adalah berlatar alami dan adanya sumber data yang berlangsung. Oleh

sebab itu kehadiran peneliti dilapangan sangat diharuskan. Instrumen yang

digunakan pada penelitian ini yang ada pada lampiran adalah dengan

menggunakan lembar observasi, wawancara, lembar penilaian, skala sikap dan

dokumentasi pembelajaran.

a. Observasi

Observasi adalah suatu teknik mengumpulan data dengan cara mengamati

setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat obseervasi

tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti. (Sanjaya, 2010, hlm.86)

Mengacu dari pengertian di atas, maka observasi digunakan untuk

mengamati kinerja guru dan aktivitas pembelajaran yang dilakukan siswa selama

proses pembelajaran IPS materi permasalahan sosial didaerahnya. Hal ini

diuraikan lebih rinci dalam lembar aktivitas guru dan siswa siklus I yang

terlampir.

b. Wawancara

Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi. Wawancara

berisi pertanyaan yang diajukan kepada orang yang dianggap dapat memberikan

informasi yang diperlukan. Peneliti mengadakan wawancara dengan siswa pada

akhir pembelajaran.

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini

adalah dalam bentuk pengkajian siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu

perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Rencana pelaksanaannya terdiri

dari dua siklus dilakukan sesuai dengan perubahan yang akan dicapai. Hal ini

dilakukan untuk melihat sejauh mana self confidence siswa yang telah dicapai.

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini yaitu melaksanakan rencana

(13)

1. Siklus I a. Perencanaan

1) Mendiskusikan dengan guru tentang langkah-langkah, metode, dan media

yang akan digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

2) Menyesuaikan rancangan penelitian dengan pokok bahasan

3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

4) Mempersiapkan media yang akan digunakan saat kegiatan Pembelajaran

5) Mempersiapkan perangkat-perangkat pembelajaran yang perlu disiapkan dan

dikembangkan, yaitu: lembaran-lembaran evaluasi dan instrumen lain berikut

kriteria penilaian dan kunci jawaban yang akan disiapkan dan dikembangkan.

6) Mempersiapkan alat-alat untuk dokumentasi kegiatan pembelajaran.

b. Tindakan

7) Guru Menjelaskan Materi Pembelajaran

8) Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok.

9) Guru menyiapkan materi pokok yang akan dipelajari oleh masing-masing

kelompok, kemudian memberikan kesempatan untuk siswa membaca dan

mempelajari materi pelajaran tersebut.

10)Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam bahan bacaan.

11)Setelah siswa selesai membaca bahan bacaan dan mempelajari isinya,

Sukarelawan berperan menjadi guru bagi teman-temannya di depan kelas.

12)Siswa yang lain memperhatikan sukarelawan yang berperan menjadi guru.

13)Siswa yang lain dapat bertanya, memberi pendapat ataupun menyanggah

pendapat temanya.

14)Sukarelawan bergantian dengan kelompok lain. Demikian seterusnya sampai

sebagian besar siswa dapat mengungkapkan pendapat atau bertanya.

15)Guru memberikan tes untuk siswa.

16)Siswa diberikan waktu 20 menit untuk menjawab pertanyaan–pertanyaan.

17)Setelah selesai siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya.

c. Observasi, melakukan observasi serta pengolahan data. Observasi dilakukan

(14)

d. Refleksi, bersama-sama dengan observer menganalis dan merefleksi

pelaksanaan hasil tindakan siklus I. Pelaksanaan analisis terhadap siklus I

dilakukan untuk memperoleh gambaran secara kualitatif dan kuantitatif dari

proses pelaksanaan tindakan. Hasil analisis dijadikan acuan untuk membuat

perencanaan tindakan dalam siklus selanjutnya.

H. Rencana Uji Keabsahan Data

1. Rencana Analisis, Pengumpulan Dan Pengolahan Data Kualitatif

Menurut Sugiyono, dalam bukunya Metode Penelitian Pendidikan (2013,

hal.333) menerjemahkan pernyataan Bogdan, bahwa analisis data adalah proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah

difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

a. Data reduksi

Menurut Sugiyono, dalam bukunya Metode Penelitian Pendidikan (2013,

hal.335)

Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu untuk menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Bila berdasarkan data yang dapat dikumpulkan secara berulang-ulang dengan teknik triangulasi, ternyata hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori.

b. Data Display

Menurut Sugiyono, dalam bukunya Metode Penelitian Pendidikan (2013,

hlm. 341). Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antara kategori, flowchart dan sejenisnya.

Dalam hal ini Miles and Huberman (1984) yang paling sering digunakan untuk

menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat

(15)

c. Verifikasi

Menurut Miles and Huberman, (dalam Sugiyono, 2013, hal.345). Langkah

ketiga dalam analisis kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan virifikasi.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah

bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada

tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti

kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan

merupakan kesimpulan yang kredibel.

2. Pengujian validitas dan realiabilitas penelitian kualitatif

Keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji, credibility,

transferability, dependability, dan confirmability.

Gambar 3.2 Uji Keabsahan Data Dalam Penelitian Kualitatif

Macam-macam cara pengujian kredibilitas data menurut Sugiyono (2013,

hlm. 368)

Uji Keabsahan

Data

Uji credibility

Uji

transferability

Uji

dependability

(16)

Gambar 3.3 Uji Kredibilitas Data Dalam Penelitian Kualitatif

Dalam penelitian kali ini peneliti menggunakan triangulasi sebagai uji

keabsahan data. Menurut Wiliam Wiersma (dalam Sugiyono, 2013, hlm. 372)

triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari

berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu. Dengan demikian terdapat

triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.

Gambar 3.4 Triangulasi Dengan Tiga Teknik Pengumpulan Data

Wawancara Observasi

Kuisioner/ Dokumentasi

2. Siklus II a. Perencanaan

1) Mendiskusikan dengan guru tentang langkah-langkah, metode, dan media

yang akan digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

Uji Kredibilitas

Data

Perpanjangan

Pengamatan

Peningkatan Ketekunan

Triangulasi

Diskusi dengan teman

(17)

2) Menyesuaikan rancangan penelitian dengan pokok bahasan

3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

4) Mempersiapkan media yang akan digunakan saat kegiatan Pembelajaran.

5) Mempersiapkan perangkat-perangkat pembelajaran yang perlu disiapkan

dan dikembangkan, yaitu: lembaran-lembaran evaluasi dan instrumen lain

berikut kriteria penilaian dan kunci jawaban yang akan disiapkan dan

dikembangkan.

6) Mempersiapkan alat-alat untuk dokumentasi kegiatan pembelajaran.

b. Tindakan

1) Guru Menjelaskan Materi Pembelajaran

2) Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok.

3) Guru menyiapkan materi pokok yang akan dipelajari oleh masing-masing

kelompok, kemudian memberikan kesempatan untuk siswa membaca dan

mempelajari materi pelajaran tersebut.

4) Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam bahan bacaan.

5) Setelah siswa selesai membaca bahan bacaan dan mempelajari isinya,

Sukarelawan berperan menjadi guru bagi teman-temannya di depan kelas.

6) Siswa yang lain memperhatikan sukarelawan yang berperan menjadi guru.

7) Siswa yang lain dapat bertanya, memberi pendapat ataupun menyanggah

pendapat temanya.

8) Sukarelawan bergantian dengan kelompok lain. Demikian seterusnya

sampai sebagian besar siswa dapat mengungkapkan pendapat atau

bertanya.

9) Guru memberikan tes untuk siswa.

10) Siswa diberikan waktu 20 menit untuk menjawab pertanyaan–pertanyaan.

11) Setelah selesai siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya.

c. Observasi, melakukan observasi serta pengolahan data. Observasi dilakukan

(18)

d. Refleksi, bersama-sama dengan observer menganalis dan merefleksi

pelaksanaan hasil tindakan siklus II. Pelaksanaan analisis terhadap siklus II

dilakukan untuk memperoleh gambaran secara kualitatif dan kuantitatif dari

proses pelaksanaan tindakan. Hasil analisis dijadikan acuan untuk membuat

(19)

1

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil penelitian, analisisi, refleksi dan pembahasan mengenai

penerapan model pembelajaran everyone is a teacher here untuk meningkatkan

self confidence siswa, maka dapat dikemukakan simpulan dan saran yang terkait

penelitian ini.

A. Simpulan

Secara umum penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan

model pembelajaran everyone is a teacher here untuk meningkatkan self

confidence siswa kelas IVA di salah satu sekolah dasar negeri di Kota Bandung

terbukti dapat meningkat bagi siswa yang termasuk memiliki kemampuan berpikir

tinggi dan sedang, untuk siswa yang memiliki kemampuan berpikir rendah bisa

saja meningkan akan tetapi harus diberi motivasi yang lebih dibandingkan dengan

siswa lainnya. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa

simpulan yang diperoleh sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran mengalami perkembangan dari siklus I ke siklus II.

Pada siklus II, proses pembelajaran khususnya pada tahap pengelompokan

dan penjelasan sukarelawan mengalami perubahan yaitu perubahan kelompok

sesuai dengan keinginan siswa dan penjelasan ulang oleh guru setelah

penjelasan sukarelawan. Hal ini dilakukan agar siswa tidak merasa canggung

dalam melakukan diskusi kelompok dan siswa lebih memahami tentang

materi pembelajaran yang disampaikan oleh sukarelawan.

2. Self confidence siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada

siklus II keyakinan diri, optimisme dan rasionalitas siswa mulai meningkat.

Hal ini dikarenakan adanya perubahan proses pembelajaran dari siklus I ke

siklus II, yaitu pada langkah pengelompokan siswa dan penjelasan materi

pembelajaran oleh sukarelawan. Dengan adanya perubahan pengelompokan

sesuai dengan yang siswa inginkan, siswa tidak lagi merasa canggung dan

meningkatkan keyakinan dirinya. Dengan adanya penjelasan ulang oleh guru

(20)

2

pembelajaran. Hal ini berakibat pada peningkatan keyakinan diri, rasionalitas

dan optimisme siswa.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka beberapa rekomendasi yang

disarankan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran everyone is a teachere here untuk meningkatkan self

confidence cocok bagi siswa yang memiliki kemampuan berpikir tinggi dan

sedang, untuk siswa yang memiliki kemampuan rendah bisa untuk

meningkatkan self confidencenya tetapi harus dengan motivasi yang lebih

dari guru dan teman-temannya.

2. Model pembelajaran everyone is a teacher here akan lebih efektif untuk

meningkatkan self confidence siswa apabila dilakukan pengelompokan siswa

sesuai dengan yang diinginkannya.

3. Model pembelajaran everyone is a teacher here akan lebih efektif untuk

meningkatkan self confidence siswa apabila dilakukan penjelasan ulang oleh

guru setelah penjelasan sukarelawan. Hal ini dilakukan agar siswa lebih

(21)

1

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. Dkk. (2011) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi

Aksara.

Ghufron, M.Nuh. (2010). Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: AR-RUZZ

Media Group.

Kusumah, Wijaya. (2010). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:

Indeks.

Lumpkin, Aaron. (2004). Positive, Confident, and Courageous. Jakarta:

Erlangga.

Natalia, Margaretha Mega. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:

Tinta Emas.

Sanjaya, W. (2010) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Predana

Media Group

Silberman, Mel. (2009). Active Learning.Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Suprijono, Agus. (2014). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi. PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Skripsi:

Ariny. (2014). Penerapan Pembelajaran Cooperative Learning Melalui

Metode Everyone Is Teacher Here dalam Meningkatkan Rasa

Percaya Diri Siswa dalam Pembelajaran IPS. Skripsi UPI. Tidak

diterbitkan.

Prawira, Angga Khuzaifah.(2015).Profil Rasa Percaya diri siswa dan

Implikasinya Terhadap Bimbingan dan Konseling. Skripsi

(22)

2

Sugara, Robi Panji. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick

Untuk Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi Siswa Pada

Pembelajaran Ips Materi Persiapan Kemerdekaan Indonesia.

Skripsi UPI. Tidak diterbitkan.

Farhan, Abu. (2012). Self Confidence.[Online].Tersedia:

http://abufarhanalir.blogspot.com/2012/05/kepercayaan-diri-self-confidence.html (17 Maret 2015)

Megawati. (2010). Perbedaan self confidence siswa SMP yang aktif dan tidak

aktif dalam organisasi siswa intra sekolah.[Online].Tersedia:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/18153/Chapt

er%20II.pdf;jsessionid=7C5E1C433AA50C0DF17016FDC7118066

Gambar

Gambar 3.1 Alur penelitian tindakan kelas adaptasi model Kemmis
Gambar 3.2 Uji Keabsahan Data Dalam Penelitian Kualitatif
Gambar 3.4 Triangulasi Dengan Tiga Teknik Pengumpulan Data

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Penelitian lain terkait dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Erna Tri Wulandari, Elya B., Hanani E., Pawitan J.A., 2013 yang menguji

Sebagian besar responden menyatakan, bahwa buku yang diperoleh sesuai dengan permintaan, namun sebagian besar responden pernah tidak mendapatkan buku yang

Laboratorium Teknik Industri berfungsi sebagai sarana pendukung kegiatan pembelajaran di Jurusan Teknik Industri - Universitas Muhammadiyah Malang dengan

Setelah dilaksanakannya penelitian pada pembelajaran IPA materi energi alternatif dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada siswa kelas IV-B

Bersama ini disampaikan Surat Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 4 Tahun 1999 tentang Formasi PPAT di Kabupaten/Kotamadya sebagai

Bahan-bahan (barang-barang) akan datang dalam jumlah yang besar, sehingga dengan demikian akan terjadi persediaan barang atau bahan dan tentu saja perusahaan harus

Dalam peraturan ini ditetapkan ketentuan-ketentuan mengenai pembinaan dan pengawasan PPAT sebagaiman dimaksud dalam Pasal 33 Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998,