• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESADARAN METAKOGNITIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK PADA POKOK BAHASAN PENCEMARAN LINGKUNGAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KESADARAN METAKOGNITIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK PADA POKOK BAHASAN PENCEMARAN LINGKUNGAN."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

PROYEK PADA POKOK BAHASAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :

RIZKY SANDY ADHITAMA 1004898

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMUPENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PROYEK PADA POKOK BAHASAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

Oleh

Rizky Sandy Adhitama

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Rizky Sandy Adhitama 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

KESADARAN METAKOGNITIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK PADA POKOK BAHASAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Kusnadi, S.Pd., M.Si. NIP. 196805091994031001

Pembimbing II

Dr. Bambang Supriatno, M.Si. NIP. 196305211988031002

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi

(4)

Rizky Sandy Adhitama, 2014

Kesadaran Metakognitif Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Batasan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KESADARAN METAKOGNITIF, PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK, DAN POKOK BAHASAN PENCEMARAN LINGKUNGAN ... 9

A. Metakognisi dan Kesadaran Metakognitif ... 9

B. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-based Learning) ... 14

C. Tinjauan Materi ... 18

1. Tinjauan Standar Isi ... 18

2. Potensi dan Karakteristik Materi Pencemaran Lingkungan ... 19

3. Pencemaran Lingkungan ... 20

D. Hasil Penelitian Terkait... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

(5)

Rizky Sandy Adhitama, 2014

Kesadaran Metakognitif Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Metode Penelitian ... 26

C. Definisi Operasional ... 26

D. Instrumen Penelitian ... 27

E. Prosedur Penelitian ... 29

1. Tahap Persiapan Penelitian ... 29

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 30

3. Tahap Pengolahan Data ... 30

4. Tahap Pelaporan ... 30

F. Teknik Pengolahan Data ... 30

1. Tingkat Kesadaran Metakognitif Siswa ... 30

2. Korelasi Antar Indikator Kesadaran Metakognitif ... 32

G. Hasil Uji Coba Instrumen ... 34

1. Uji Validitas Instrumen ... 34

2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 35

H. Alur Penelitian ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Hasil Penelitian ... 38

1. Kemunculan Indikator Kesadaran Metakognitif pada Setiap Tahapan Pembelajaran Berbasis Proyek ... 38

2. Persentase Tingkat Kesadaran Metakognitif Siswa pada Setiap Indikator ... 39

3. Korelasi Antar Indikator Kesadaran Metakognitif ... 43

B. Pembahasan... 44

1. Proses Pembelajaran Berbasis Proyek Pencemaran Lingkungan ... 45

2. Pengetahuan tentang Kognisi ... 51

3. Regulasi Kognisi ... 56

4. Hubungan Pengetahuan tentang Kognisi dan Regulasi Kognisi ... 61

5. Hubungan Antar Indikator Kesadaran Metakognitif ... 63

(6)

Rizky Sandy Adhitama, 2014

Kesadaran Metakognitif Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

A. Kesimpulan ... 67

B. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69

LAMPIRAN A ... 72

LAMPIRAN B ... 83

LAMPIRAN C ... 99

LAMPIRAN D ...122

(7)

Rizky Sandy Adhitama, 2014

Kesadaran Metakognitif Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Hal

2.1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pokok Bahasan Pencemaran

Lingkungan ... 18

3.1. Indikator yang Diukur pada MAI ... 28

3.2. Kriteria Tingkat Kesadaran Metakognitif ... 31

3.3. Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas ... 32

3.4. Klasifikasi Koefisien Korelasi ... 34

3.5. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen ... 35

3.6. Kriteria Reliabilitas ... 36

4.1. Kemunculan Indikator Kesadaran Metakognitif pada Setiap Tahapan Pembelajaran Berbasis Proyek ... 38

4.2. Persentase Tingkat Kesadaran Metakognitif pada Setiap Indikator ... 40

(8)

Rizky Sandy Adhitama, 2014

Kesadaran Metakognitif Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

3.1. Bagan Alur Penelitian ... 37 4.1. Diagram Persentase Tingkat Kesadaran Metakognitif Siswa ... 38 4.2. Diagram Persentase Tingkat Kesadaran Metakognitif Siswa pada

Setiap Indikator ... 41 4.3. Diagram Persentase Tingkat Pengetahuan tentang Kognisi Siswa ... 42

4.4. Diagram Persentase Tingkat Regulasi Kognisi Siswa ... 42

(9)

Rizky Sandy Adhitama, 2014

Kesadaran Metakognitif Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A ... 72

A.1. Silabus Pembelajaran Pencemaran Lingkungan ... 73

A.2. Rencana Pelaksanaa Pembelajaran Penelitian ... 76

A.3. Lembar Kerja Rancangan Proyek Siswa ... 84

LAMPIRAN B ... 83

B.1. Kisi-Kisi AngketMetacognitive Awareness Inventory ... 84

LAMPIRAN C ... 94

C.1. Hasil Uji Korelasi Skor Tiap Butir Pernyataan dengan Skor Total ... 95

C.2. Rekapitulasi Skor Kesadaran Metakognitif Siswa ... 97

C.3. Daftar Nilai Pengetahuan tentang Kognisi Siswa ... 99

C.4. Daftar Nilai Regulasi Kognisi Siswa ... 101

C.5. Hasil Uji Statistik Data Hasil Penelitian ... 104

C.6. Contoh Jawaban Angket MAI Siswa ... 107

C.7. Contoh Rancangan Proyek Siswa ... 111

C.8. Contoh Laporan Hasil Proyek Siswa ... 113

C.9. Dokumentasi Penelitian ... 120

LAMPIRAN D ... 122

D.1. Surat Izin Penelitian ... 123

(10)

Rizky Sandy Adhitama, 2014

Kesadaran Metakognitif Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran metakognitif siswa dalam pembelajaran berbasis proyek pada pokok bahasan pencemaran lingkungan, hubungan pengetahuan tentang kognisi dan regulasi kognisi, serta hubungan antar indikator kesadaran metakognitif. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas X di salah satu SMA di Bandung. Untuk mengungkap kesadaran metakognitif, digunakan Metacognitive Awareness Inventory yang

dimodifikasi dari Schraw dan Dennison (1994). Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar siswa memiliki tingkat kesadaran metakognitif yang baik, dan sisanya sangat baik dan cukup. Mayoritas siswa juga memiliki tingkat kesadaran metakognitif yang baik dalam aspek pengetahuan tentang kognisi dan regulasi kognisi. Pengetahuan tentang kognisi memiliki hubungan dengan kategori sangat tinggi dengan regulasi kognisi. Indikator-indikator kesadaran metakognitif juga memiliki hubungan pada kategori tinggi, kecuali pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang memiliki hubungan rendah. Melalui penelitian ini, terungkap bahwa pembelajaran berbasis proyek memfasilitasi siswa untuk menggunakan kesadaran metakognitifnya dalam menerapkan pengetahuannya mengenai pencemaran lingkungan melalui tahapan-tahapan dalam pembelajarannya.

Kata Kunci: Kesadaran Metakognitif, Pembelajaran Berbasis Proyek,

(11)

Rizky Sandy Adhitama, 2014

Kesadaran Metakognitif Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

The purposes of this research are to investigate the level of senior high school student’s metacognitive awareness, the relationship between knowledge about cognition and regulation of cognition, and the relation among all indicators of metacognitive awareness which examined through project-based learning in Environtmental Polution concept. The subject of this study is first grade-students in one of public high school in Bandung. To reveal metacognitive awareness, we used Metacognitive Awareness Inventory modified from Schraw and Dennison (1994). The results of this research revealed that majority of students have good metacognitive awareness level, and the rest are very good and adequate. Then, majority of students have good level of knowledge about cognition and regulation of cognition aspect. The results also revealed that there are very high correlation between knowledge about cognition and regulation of cognition. Metacognitive awareness indicators have also high correlation among them, except declarative and procedural knowledge, which have a low correlation. Through this research, we found that project-based learning are able facilitated the students to use their metacognitive awareness in Environtment Polution concepts with the learning process.

Key Word: Metacognitive Awareness, Project-based Learning, Environtment

(12)

Rizky Sandy Adhitama, 2014

Kesadaran Metakognitif Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kurikulum pendidikan di Indonesia terus mengalami perubahan demi tercapainya tujuan pendidikan nasional. Saat ini, kurikulum yang baru saja diterapkan di Indonesia adalah Kurikulum 2013, yang merupakan perbaikan dari kurikulum sebelumnya, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Salah satu kecerdasan yang dibidik pada Kurikulum 2013 adalah kecerdasan metakognitif siswa. Hal ini disebabkan pada kurikulum-kurikulum sebelumnya, peranan guru masih sangat dominan dalam mencerdaskan siswa, meskipun kurikulum yang terakhir sebelum Kurikulum 2013 juga diharapkan seorang siswa mampu bersikap mandiri, tapi tetap saja peran guru atau pembimbing lebih besar dari pada peran siswa itu sendiri. Tuntutan terhadap penguasaan pengetahuan metakognitif juga disebutkan dalam Kompetensi Inti nomor 3 yang berbunyi

“Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,

dan humaniora” (Kemendikbud, 2013).

Istilah metakognisi (metacognition) diperkenalkan oleh Flavell. Flavell (1979

dalam Livingston 1997) menyebutkan bahwa metakognisi adalah thinking about

thinking atau berpikir tentang proses berpikir itu sendiri. Metakognisi berkaitan

(13)

Rizky Sandy Adhitama, 2014

Kesadaran Metakognitif Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli metakognitif menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kesadaran metakognitif yang baik mempunyai strategi

dan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan siswa yang kesadaran metakognitifnya rendah (Garner dan Alexander, 1989; Pressley dan Ghatala, 1990 dalam Schraw dan Dennison, 1994). Menurut Schraw dan Dennison (1994), kesadaran metakognitif membantu siswa untuk merencanakan, mengurutkan, dan memantau proses pembelajaran mereka agar hasil belajar yang diperoleh lebih baik. Perbedaan strategi belajar yang dimiliki siswa lebih dikaitkan kepada kesadaran metakognitif daripada kecerdasan intelektual. Penemuan ini menunjukkan bahwa kesadaran metakognitif memiliki peran penting dalam meningkatkan hasil belajar kognitif siswa dengan cara meningkatkan efektifitas penggunaan strategi belajar.

Pelajaran biologi yang terdiri dari konsep-konsep konkrit dan abstrak memerlukan kesadaran metakognitif. Kesadaran metakognitif membantu siswa menghubungkan konsep-konsep biologi dan memecahkan suatu masalah berdasarkan konsep tersebut. Kesadaran metakognitif juga diperlukan agar siswa mengetahui apa yang sudah dan belum dikuasainya, sehingga dengan pengetahuan tersebut siswa dapat mengatur dirinya dalam belajar. Berdasarkan hal tersebut, diharapkan siswa yang memiliki kesadaran metakognitif yang baik akan dapat belajar dengan baik pula, sehingga berimbas pada hasil belajarnya.

Pembelajaran biologi idealnya berpusat pada siswa (student centered), hal ini mengacu pada pandangan konstruktivisme bahwa peserta didik sebagai subjek belajar memiliki potensi untuk berkembang sesuai dengan kesadaran yang dimilikinya. Oleh karena itu, membelajarkan biologi tidak dapat hanya dengan transfer pengetahuan, tetapi sebaiknya ada proses penemuan (inkuiri) yang melibatkan peran aktif siswa untuk mendapatkan konsep secara mendalam, bukan sekedar hafalan (Rustaman, 2005).

Apabila kita melihat fakta di sekolah, masih banyak pembelajaran yang belum berpusat pada siswa, sehingga keterlibatan siswa dalam proses

(14)

Rizky Sandy Adhitama, 2014

Kesadaran Metakognitif Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran masih kurang. Banyak guru mata pelajaran sains yang mengajar dengan metode ceramah, serta menekankan pada transfer ilmu pengetahuan saja.

Pembelajaran yang hanya berorientasi pada produk menyebabkan pembelajaran cenderung verbal dan kurang memperhatikan kesadaran metakognitif siswa. Kurangnya kesadaran metakognitif dapat mengakibatkan siswa menjadi kurang dapat menggunakan strategi belajar yang sesuai sehingga siswa cenderung belajar dengan cara menghafal.

Kurangnya kesadaran metakognitif juga berdampak pada pemikiran siswa yang kurang sistematis atau kurang runtut. Hal ini dapat menyebabkan siswa sulit dalam memahami konsep-konsep biologi yang abstrak, yang berakibat pada rendahnya hasil belajar biologi. Rendahnya kesadaran metakognitif juga dapat menyebabkan siswa tidak memantau sejauh mana tujuan belajar yang dicapainya atau bahkan tidak tahu tujuan belajarnya (Novak dan Gowin 1984). Sebagai contoh, anak yang tidak memiliki kesadaran metakognitif yang baik tidak bisa memprediksi kelebihan dirinya dan tidak mempunyai perencanaan memilih jurusan bidang studi di perguruan tinggi yang sesuai dengan minatnya.

Dalam praktikum sains yang dilakukan di sekolah, seringkali siswa tidak mengetahui tujuan dari langkah kerja yang dilakukannya, mengapa harus membuat catatan, grafik, atau tabel, dan mengapa kesimpulan yang dibuatnya salah atau tidak sesuai dengan prinsip dan teori yang relevan (Novak dan Gowin,

1984). Fenomena tersebut menunjukkan bahwa praktikum yang dilakukan siswa kurang bermakna, sehingga dapat berakibat siswa tidak mampu mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.

(15)

Rizky Sandy Adhitama, 2014

Kesadaran Metakognitif Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memfasilitasi penerapan metakognitif, sehingga dapat menjadi salah satu faktor rendahnya perolehan pengetahuan melalui kegiatan praktikum karena

ketidakbermaknaan kegiatan tersebut. Rendahnya persentase penerapan metakognitif dalam desain praktikum ini dapat menggambarkan pengetahuan dan regulasi metakognitif siswa ketika melaksanakan praktikum.

Salah satu pendekatan yang memperhatikan kesadaran metakognitif serta aktivitas penemuan pada siswa adalah pendekatan inkuiri. Dalam pendekatan inkuiri, guru merencanakan situasi sedemikian rupa sehingga siswa didorong untuk menggunakan prosedur yang digunakan para ahli penelitian untuk mengenal masalah, mengajukan pertanyaan, mengemukakan langkah-langkah penelitian, memberikan penjelasan yang ajeg, membuat ramalan, dan penjelasan yang menunjang pengalaman (Rustaman, 2005). Melalui kegiatan-kegiatan tersebut, diharapkan siswa dapat menggunakan kesadaran metakognitifnya dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, serta evaluasi.

Salah satu model pembelajaran yang mengikuti pendekatan inkuiri yang tengah menarik perhatian saat ini adalah model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-based Learning). Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan model

instruksional yang berpusat pada siswa yang terdiri dari berbagai tahapan dalam prosesnya. Project-based learning (PjBL) adalah perluasan dari model

pembelajaran Problem-based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis

Masalah. Kedua model pembelajaran tersebut memiliki kesamaan, yaitu memulai pembelajaran dengan menyajikan suatu masalah. Salah satu ciri utama model pembelajaran berbasis proyek yang membedakannya dengan pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran lain adalah adanya produk yang dihasilkan oleh siswa sebagai solusi permasalahan yang dikaji (Buck Institutute

for Education, 1999).

(16)

Rizky Sandy Adhitama, 2014

Kesadaran Metakognitif Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahwa siswa yang terlibat dalam pembelajaran berbasis proyek mampu belajar lebih baik dan lebih aktif dalam pembelajaran. Thomas (2000 dalam Gülbahar,

2006) dalam penelitiannya juga menegaskan adanya pengaruh positif pembelajaran berbasis proyek, yakni terhadap perkembangan sikap positif siswa, keterampilan kerja, kesadaran memecahkan masalah, dan penghargaan siswa terhadap dirinya. Beberapa penelitian dalam pendidikan biologi juga menunjukkan hasil bahwa pembelajaran berbasis proyek memiliki pengaruh

positif terhadap keterampilan proses sains siswa (Bahadır, 2007; Birinci, 2008; Uzel, 2008, dalam Özer & Özkan, 2012).

Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan merupakan pokok bahasan pelajaran biologi yang sangat terkait dalam kehidupan sehari-hari siswa. Melihat fenomena permasalahan lingkungan yang terjadi dewasa ini, seperti tingginya tingkat pencemaran lingkungan di Indonesia khususnya di Bandung, seyogyanya dapat mendorong siswa untuk dapat lebih memperhatikan dan menjaga keadaan lingkungannya. Melalui pembelajaran ini, siswa diharapkan mampu menyadari pentingnya pelestarian lingkungan serta dapat merancang dan melakukan cara-cara dalam usaha untuk mencegah dan menangani kerusakan lingkungan. Salah satu caranya adalah dengan membuat produk daur ulang limbah, seperti tertera dalam Kurikulum 2013 yang tercantum dalam, Kompetensi Dasar 4.10 pada mata pelajaran biologi kelas X, yaitu “Memecahkan masalah lingkungan dengan

membuat desain produk daur ulang limbah dan upaya pelestarian lingkungan.” (Kemendikbud, 2013).

Berdasarkan Kompetensi Dasar tersebut, siswa dituntut untuk secara langsung terlibat dalam proses pelestarian lingkungan, khususnya dalam mendaur ulang limbah. Namun, dalam karakteristik materinya sendiri, proses pelestarian lingkungan tidak hanya melalui daur ulang limbah, melainkan juga mencakup proses penanganan limbah yang lain. Pokok bahasan pencemaran lingkungan juga mencakup materi dampak pencemaran lingkungan seperti tertera dalam

(17)

Rizky Sandy Adhitama, 2014

Kesadaran Metakognitif Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dampak dari perubahan perubahan tersebut bagi kehidupan”. Untuk memenuhi kompetensi dasar tersebut, siswa dapat merancang dan melaksanakan proyek

sesuai dengan fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Sifat materi yang demikian juga diharapkan akan menuntut siswa berfikir aktif untuk memperoleh pemahaman yang mendalam antar konsep-konsepnya sehingga siswa mampu mengaitkan konsep dengan masalah faktual.

Baik guru maupun siswa perlu mengetahui dan memahami tingkat kesadaran metakognitif yang dimiliki oleh siswa, hal ini penting agar siswa dapat menentukan target yang akan ia capai ke depannya dan melakukan kontrol terhadap proses pembelajarannya. Pembelajaran berbasis proyek memiliki berbagai tahapan yang memerlukan kesadaran metakognitif siswa sebagai pembelajar, seperti merancang, memantau, dan mengevaluasi, sehingga kesadaran tersebut perlu diukur. Berdasarkan hal tersebut, penyusun melakukan penelitian

mengenai “Kesadaran Metakognitif Siswa dalam Pembelajaran Berbasis Proyek pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, permasalahan yang diangkat

pada penelitian ini adalah “Bagaimana kesadaran metakognitif siswa dalam pembelajaran berbasis proyek pada pokok bahasan pencemaran lingkungan?”.

Untuk menjalankan penelitian tersebut, dimunculkan pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana pengetahuan tentang kognisi siswa dalam pembelajaran berbasis proyek pada pokok bahasan pencemaran lingkungan?

2. Bagaimana regulasi kognisi siswa dalam pembelajaran berbasis proyek pada pokok bahasan pencemaran lingkungan?

(18)

Rizky Sandy Adhitama, 2014

Kesadaran Metakognitif Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Bagaimana hubungan antar indikator kesadaran metakognitif siswa dalam pembelajaran berbasis proyek pada pokok bahasan pencemaran lingkungan?

C. Batasan Masalah

Untuk mengarahkan penelitian ini, dibuat batasan masalah sebagai berikut. 1. Siswa yang diteliti adalah siswa kelas X MIA 3 SMA 19 Bandung.

2. Kesadaran metakognitif yang dianalisis adalah pengetahuan tentang kognisi dan regulasi kognisi berdasarkan Schraw dan Dennison (1994).

3. Indikator kesadaran metakognitif yang diuji korelasinya mencakup indikator pengetahuan deklaratif dengan prosedural, pengetahuan prosedural dengan kondisional, perencanaan dengan evaluasi, strategi mengelola informasi dengan pemantauan terhadap pemahaman, pemantauan terhadap pemahaman dengan perbaikan, dan pemantauan terhadap pemahaman dengan evaluasi.

4. Cakupan materi yang digunakan pada penelitian ini adalah Dampak Pencemaran Lingkungan dan Penanganannya.

D. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan permasalahan yang diangkat, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesadaran metakognitif siswa siswa dalam pembelajaran berbasis proyek pada pokok bahasan pencemaran lingkungan. Secara lebih rinci, tujuan

penelitian ini adalah untuk memperoleh:

1. Memperoleh informasi mengenai pengetahuan tentang kognisi siswa dalam pembelajaran berbasis proyek pada pokok bahasan pencemaran lingkungan. 2. Memperoleh informasi dan gambaran mengenai regulasi kognisi siswa dalam

pembelajaran berbasis proyek pada pokok bahasan pencemaran lingkungan. 3. Memperoleh informasi mengenai hubungan pengetahuan tentang kognisi dan

(19)

Rizky Sandy Adhitama, 2014

Kesadaran Metakognitif Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Memperoleh informasi mengenai hubungan antar indikator kesadaran metakognitif siswa dalam pembelajaran berbasis proyek pada pokok bahasan

pencemaran lingkungan.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat hasil penelitian ini dikelompokkan menjadi tiga aspek, yaitu bagi siswa, bagi guru biologi, dan bagi peneliti.

1. Bagi Siswa

a. Membantu siswa untuk lebih memahami konsep Pencemaran Lingkungan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek. b. Memberikan pengalaman kepada siswa dalam melakukan proyek sains.

2. Bagi Guru

a. Sebagai bahan pertimbangan guru dalam memilih model pembelajaran yang lebih efektif dan menyenangkan sehingga memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran.

b. Sebagai masukan dan referensi bagi guru biologi dalam merencanakan pembelajaran biologi khususnya pada pokok bahasan Pencemaran Lingkungan.

c. Memberikan saran bagi dunia pendidikan dalam rangka perbaikan pembelajaran biologi ke arah yang lebih baik

3. Bagi Peneliti

a. Memberikan informasi dan gambaran mengenai kesadaran metakognitif siswa dalam pembelajaran berbasis proyek pada pokok bahasan pencemaran lingkungan.

(20)

Rizky Sandy Adhitama, 2014

Kesadaran Metakognitif Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(21)

Rizky Sandy Adhitama, 2014

Kesadaran Metakognitif Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 19 Bandung, Jawa Barat.Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 3 SMA N 19 Bandung yang terdiri dari 30 orang. Sampel yang diambil untuk mewakili populasi kelas X diambil dengan teknik sampling non probability sampling secara cluster random sampling karena

penentuan sampel diambil berdasarkan pertimbangan bahwa semua kelas memiliki kesempatan yang sama untuk dilakukan penelitian dan semua siswa dianggap memiliki karakteristik yang sama.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai kesadaran metakognitif siswa dalam pembelajaran berbasis proyek. Penelitian ini dilakukan pada satu kelas, tanpa adanya kontrol dan perlakuan, sehingga hasil penelitiannya hanya menggambarkan karakteristik dan fenomena yang sedang berlangsung.

C. Definisi Operasional

Penelitian ini menitikberatkan pada dua aspek, yaitu pembelajaran berbasis proyek dan kesadaran metakognitif siswa. Secara terperinci, kedua aspek tersebut

dijelaskan sebagai berikut:

1. Pembelajaran Berbasis Proyek.

Pembelajaran berbasis proyek dalam penelitian ini adalah model pembelajaran dengan syntax sesuai dengan petunjuk The George Lucas Educational

Foundation. Pembelajaran berbasis proyek dirancang agar siswa meneliti dan

(22)

Rizky Sandy Adhitama, 2014

Kesadaran Metakognitif Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengkaji lebih dalam mengenai fenomena yang disukainya dengan cara melakukan survei, observasi, maupun eksperimen dalam rangka memecahkan

masalah dan menghasilkan produk yang bermakna. Masalah yang dikaji dikhususkan pada subkonsep dampak pencemaran lingkungan dan penanganannya.

2. Kesadaran Metakognitif

Kesadaran Metakognitif merupakan proses berpikir seseorang untuk dapat memahami dan mengontrol proses belajarnya sendiri. Kesadaran metakognitif yang dikaji mencakup pengetahuan tentang kognisi dan regulasi kognisi. Pengetahuan tentang kognisi terdiri dari indikator pengetahuan deklaratif, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan strategis, sedangkan regulasi kognisi terdiri dari indikator perencanaan, strategi mengelola informasi, pemantauan terhadap pemahaman, strategi perbaikan, dan evaluasi.

D. Intrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metacognitive

Awareness Inventory (MAI) yang dimodifikasi dari Schraw & Dennison (1994).

Instrumen diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dan dimodifikasi dengan mengaitkan pernyataan yang ada dengan pembelajaran berbasis proyek dan pokok bahasan yang digunakan, yaitu Pencemaran Lingkungan. Inventaris atau angket

ini berisi 52 butir pernyataan yang digunakan untuk mengukur pengetahuan tentang kognisi (knowledge about cognition) dan regulasi kognisi (regulation of

cognition) dengan delapan indikator kesadaran metakognitif. Seluruh pernyataan

dalam angket ini adalah pernyataan positif. Instrumen ini menggunakan skala Likert 1-4 dengan pilihan sangat tidak setuju sampai sangat setuju dengan menghilangkan poin netral, yang dipilih oleh siswa sesuai dengan kondisi belajarnya ketika melaksanakan proyek yang ditugaskan. Pengisian angket dilakukan dengan memberi tanda checklist (√) pada kolom pilihan untuk

(23)

Rizky Sandy Adhitama, 2014

Kesadaran Metakognitif Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

metakognitifsiswa selama melaksanakan pembelajaran berbasis proyek. Indikator kesadaran metakognitif yang diukur melalui MAI disajikan dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Indikator yang Diukur pada Metacognitive Awareness Inventory (MAI)

No Indikator Kesadaran Metakognitif Nomor

Pernyataan Jumlah

A Pengetahuan tentang Kognisi (Knowledge about Cognition)

1 Pengetahuan Deklaratif (declarative knowledge) 5, 10, 12, 16,

17, 20, 32, 46 8

2 Pengetahuan Prosedural (procedural knowledge) 3, 14, 27, 33 4

3 Pengetahuan Kondisional (conditional knowledge) 15, 18, 26, 29,

35 5

B Regulasi Kognisi (Regulation of Cognition)

4 Perencanaan (planning) 4, 6, 8, 22, 23,

42, 45 7

5 Strategi Mengelola Informasi (information management

strategies)

9, 13, 30, 31, 37, 39, 41, 43, 47, 48

10

6 Pemantauan terhadap Pemahaman (comprehension

monitoring)

1, 2, 11, 21, 28,

34, 49 7

7 Strategi perbaikan (debugging strategies) 25, 40, 44, 51,

52 5

8 Evaluasi (evaluation) 7, 18, 24, 36,

38, 50 6

Instrumen MAI yang aslinya berbahasa inggris diterjemahkan oleh mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris agar hasil terjemahnya lebih tepat. Setelah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, angket kembali diterjemahkan ke Bahasa Inggris oleh mahasiswa yang berbeda. Setelah itu, diperiksa apakah hasil terjemah keduanya sama dan apabila ada kesalahan, diperbaiki kembali. Kemudian, instrumen kembali diperiksa oleh mahasiswa Jurusan Bahasa Indonesia agar susunan kalimatnya benar.

(24)

Rizky Sandy Adhitama, 2014

Kesadaran Metakognitif Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

validasi ditemukan kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan instrumen penelitian sehingga dilakukan revisi sampai instrumen penelitian yang disusun

dianggap layak untuk digunakan. Setelah itu, dilakukan uji coba instrumen untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen. Uji validitas angket dilakukan menggunakan rumus korelasi product moment, sedangkan uji reliabilitas instrumen dengan rumus alpha cronbach karena data berbentuk skala (Arikunto, 2013) dengan bantuan SPSS 20 for windows.

E. Prosedur Penelitian

Penelitian yang dilakukan terdiri dari empat tahap. Keempat tahap tersebut yaitu terdiri atas tahap persiapan, tahap pelaksanaan penelitian, tahap pengolahan data, dan tahap pelaporan.

1. Tahap Persiapan Penelitian

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi:

a. Studi pendahuluan atau studi literatur untuk memperoleh informasi seputar penelitian yang akan dilakukan. Studi pendahuluan yang dilakukan misalnya bersumber dari buku, jurnal, artikel, laporan penelitian, dan berbagai sumber lainnya yang relevan dengan kesadaran metakognitif, pembelajaran berbasis proyek, dan pencemaran lingkungan.

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus yang diedarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sesuai Kurikulum 2013. Selain itu dilakukan pula penyusunan rencana penugasan proyek dalam model pembelajaran berbasis proyek yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.

c. Menyusun instrument penelitian untuk menjaring data penelitian, yaitu

Metacognitive Awareness Inventory (MAI).

(25)

Rizky Sandy Adhitama, 2014

Kesadaran Metakognitif Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Mengurus perizinan penelitian dari universitas dan sekolah yang akan menjadi tempat pelaksanaan penelitian.

f. Melakukan uji coba instrumen pada siswa SMA kelas X sebelum pelaksanaan penelitian.

g. Menganalisis hasil uji coba instrumen, mencakup validitas dan reliabilitas instrumen penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahapan pelaksanaan penelitian ini, meliputi:

a. Melakukan sosialisasi berupa penyampaian maksud tujuan dan cara kerja penelitian kepada siswa mengenai pembelajaran berbasis proyek

b. Melaksanakan tahapan-tahapan sesuai dengan syntax model

pembelajaran berbasis proyek

c. Mengumpulkan data melalui angket Metakognitive Awareness Inventory

untuk mengetahui kesadaran metakognitif siswa dalam pembelajaran berbasis proyek yang telah dilakukan

3. Tahap Pengolahan Data Penelitian

Tahap akhir dari pelaksanaan penelitian ini, meliputi:

a. Mengidentifikasi tingkat kesadaran metakognitif siswa pada setiap indikator berdasarkan data hasil penelitian

b. Menganalisis tingkat kesadaran metakognitif siswa secara keseluruhan c. Melakukan analisis korelasi antara pengetahuan tentang kognisi dan

regulasi kognisi siswa berdasarkan data hasil penelitian

d. Melakukan analisis korelasi antar indikator kesadaran metakognitif siswa e. Melakukan pembahasan data hasil penelitian dan penarikan kesimpulan.

4. Tahap Pelaporan

(26)

Rizky Sandy Adhitama, 2014

Kesadaran Metakognitif Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Teknik Pengolahan Data

1. Tingkat Kesadaran Metakognitif Siswa

Tahapan pengolahan data untuk mengetahui tingkat kesadaran metakognitif siswa yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Penskoran MAI berpedoman pada skala Likert, pilihan siswa diubah dalam bentuk angka dengan rentang 1 sampai 4. Berikut adalah transformasi pernyataan ke dalam angka.

Sangat Setuju : 4

Setuju : 3

Tidak Setuju : 2 Sangat Tidak Setuju : 1

b. Skor setiap indikator kesadaran metakognitif dikonversi ke angka 100 dengan rumus:

Nilai = Skor total x 100 Skor maksimal

c. Nilai setiap indikator kesadaran metakognitif diinterpretasi berdasarkan pedoman penilaian menurut Arikunto (2012) untuk mengetahui tingkat kesadaran metakognitifnya.

Tabel 3.2. Kriteria Tingkat Kesadaran Metakognitif

Nilai Kriteria

(27)

Rizky Sandy Adhitama, 2014

Kesadaran Metakognitif Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada rumus di atas kemudian diinterpretasi berdasarkan tingkat kesadaran metakognitif.

e. Untuk mengetahui tingkat kesadaran metakognitif siswa dalam aspek regulasi kognisi siswa, nilai dari kelima aspek kesadaran regulasi kognisi dijumlahkan dan dikonversi ke dalam skala 100 seperti pada rumus di atas dan diinterpretasi berdasarkan tingkat kesadaran metakognitif. f. Nilai seluruh siswa dirata-ratakan dan dicari persentasenya untuk setiap

tingkat kesadaran pada setiap indikator kesadaran metakognitif.

g. Nilai total seluruh siswa dirata-ratakan dan dicari persentasenya untuk setiap tingkat kesadaran untuk mengetahui kesadaran metakognitif siswa secara keseluruhan.

2. Korelasi Antar Indikator Kesadaran Metakognitif

Untuk melakukan uji korelasi antar indikator, terdapat beberapa tahapan pengujian sebagai persyaratan melakukan uji korelasi, yaitu uji normalitas dan linearitas. Perhitungan-perhitungan ini dilakukan dengan menggunakan program software SPSS versi 20 for windows. Adapun tahapan pengujiannya

adalah sebagai berikut: a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Normalitas data akan menentukan jenis uji korelasi yang

dilakukan. Uji normalitas yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji normalitas Shapiro-Wilk karena data berjumlah ≤ 50. Untuk mengetahui normalitas data dilakukan dengan melihat nilai signifikansi. Apabila data memiliki nilai Sig. > 0,05, maka data tersebut berdistribusi normal, sedangkan apabila nilai Sig. < 0,05, data berdistribusi tidak normal. Hasil uji normalitas data hasil penelitian disajikan dalam Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas

No Aspek/Indikator Sig. Keterangan

(28)

Rizky Sandy Adhitama, 2014

Kesadaran Metakognitif Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pengetahuan Deklaratif 0,207 Data berdistribusi normal

2. Pengetahuan Prosedural 0,008 Data tidak berdistribusi normal

3. Pengetahuan Kondisional 0,080 Data berdistribusi normal

B. Regulasi Kognisi 0,705 Data berdistribusi normal

4. Perencanaan 0,313 Data berdistribusi normal

5. Strategi Mengelola Informasi 0,206 Data berdistribusi normal

6. Pemantauan terhadap

Pemahaman 0,690

Data berdistribusi normal

7. Strategi Perbaikan 0,026 Data tidak berdistribusi normal

8. Evaluasi 0,284 Data berdistribusi normal

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.2., aspek pengetahuan tentang kognisi dan regulasi kognisi serta kedelapan indikator kesadaran metakognitif memiliki distribusi data yang berbeda. Indikator pengetahuan prosedural dan strategi mengelola informasi memiliki nilai signifikansi <0,05, sehingga data tersebut berdistribusi tidak normal. Sementara itu, keenam indikator lainnya memiliki nilai signifikansi >0,05, artinya data berdistribusi normal.

b. Uji Linearitas

Tujuan uji linearitas adalah untuk mengetahui dua variabel yang diuji

memiliki hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Linear atau tidaknya hubungan dua buah data ini juga akan menentukan jenis uji korelasi yang digunakan. Data dianggap linear apabila nilai Sig. > 0,05. Setelah dilakukan uji linearitas, hasilnya adalah semua aspek dan indikator memiliki hubungan yang linear.

c. Uji Korelasi

Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara dua indikator kesadaran metakognitif yang diuji. Pada penelitian ini, data yang berdistribusi normal dan linear diuji korelasinya dengan menggunakan rumus Pearson atau korelasi product moment. Sementara itu, data yang tidak

berdistribusi normal dan atau tidak linear diuji menggunakan rumus korelasi

Rank Spearman. Rumus uji korelasi product moment adalah sebagai berikut:

r xy =

N ∑XY –(∑X) (∑Y)

√ {N∑X2(∑X)2

(29)

Rizky Sandy Adhitama, 2014

Kesadaran Metakognitif Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

∑X : jumlah skor seluruh siswa pada item tersebut

∑Y : jumlah skor total sluruh siswa pada tes N : jumlah seluruh siswa

X : skor tiap siswa pada item tersebut Y : skor total tiap siswa

r xy : koefien korelasi = validitas item

Adapun rumus Korelasi Rank Spearman adalah sebagai berikut:

1

rs : koefisien korelasi Rank Spearman

di : selisih setiap rank

n : banyaknya pasangan data

Derajat hubungan antar indikator ini ditentukan oleh nilai r yang diperoleh, dimana nilai r dapat berkisar antara -1 sampai dengan 1. Nilai r negatif menunjukkan hubungan berkebalikan, sedangkan nilai r positif menunjukkan adanya kesejajaran. Untuk melakukan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi digunakan kriteria menurut Arikunto (2012) sebagai berikut:

Tabel 3.4. Klasifikasi Koefisien Korelasi

Koefisien Korelasi Interpretasi

(30)

Rizky Sandy Adhitama, 2014

Kesadaran Metakognitif Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah melakukan judgement atau persetujuan dan pertimbangan dari dosen

ahli dan dosen pembimbing skripsi, instrumen Metacognitive Awareness

Inventory yang telah dipersiapkan diuji coba untuk mengetahui kualitas instrumen

yang dibuat. Uji coba dilakukan pada siswa kelas X MIA SMAN Z Bandung yang berjumlah 30 orang. Analisis yang dilakukan mencakup uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan program SPSS for Windows versi 20. Berikut ini adalah proses dan hasil uji coba instrumen yang dilakukan.

1. Uji Validitas Instrumen

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Pengujian validitas untuk data ordinal seperti skala Likert, digunakan korelasi product moment (Arikunto,

2013). Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi

product moment, diperoleh angka koefisien korelasi (r) dari setiap butir

pernyataan angket terhadap skor total (lampiran C1). Nilai tersebut kemudian diinterpretasi berdasarkan nilai koefisien korelasinya. Untuk melakukan interpretasi validitas digunakan kriteria berdasarkan Tabel 3.4.

Rekapitulasi hasil uji validitas instrumen MAI disajikan dalam Tabel 3.5.

Tabel 3.5. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen

Indikator No. Pernyataan Kriteria Keterangan

(31)

Rizky Sandy Adhitama, 2014

Kesadaran Metakognitif Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mengelola

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi instrumen untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Suatu instrumen dikatakan mempunyai taraf konsistensi dan kepercayaan yang tinggi apabila instrumen tersebut dapat memberi hasil yang tetap atau tidak berubah-ubah sesuai

dengan kenyataan (Arikunto, 2012). Menurut Arikunto (2013), instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius (kecenderungan) mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Dalam penelitian ini, instrumen Metacognitive Awareness Inventory diuji reliabilitasnya melalui metode Alpha (cronbach). Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas

instrumen yang berbentuk angket atau soal uraian (Arikunto, 2013). Adapun rumus Alpha yang digunakan adalah sebagai berikut.

(32)

Rizky Sandy Adhitama, 2014

Kesadaran Metakognitif Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.6. Kriteria Reliabilitas

Koefisien Reliabilitas Interpretasi

0,80-1,00 Sangat tinggi

0,60-0,80 Tinggi

0,40-0,60 Cukup

0,20-0,40 Rendah

0,00-0,20 Sangat rendah

Dari hasil analisis uji reliabilitas, diperoleh nilai Alpha sebesar 0,742. Artinya, tingkat reliabilitas instrumen MAI yang telah disusun termasuk tinggi, sehingga instrumen tersebut dapat dipercaya serta memiliki konsistensi sebagai alat pengumpul data kesadaran metakognitif siswa.

H. Alur Penelitian

Dalam penelitian ini, disusun alur penelitian agar penelitian berlangsung secara terarah, sistematis dan sesuai dengan tujuan. Alur penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Studi Pendahuluan

Metakognisi, Kesadaran Metakognitif

Model Pembelajaran Berbasis Proyek

Konsep materi Pencemaran Lingkungan

Penyusunan RPP, perangkat ajar, dan instrumen penelitian

(33)

Rizky Sandy Adhitama, 2014

Kesadaran Metakognitif Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahapan Pembelajaran Berbasis Proyek

Start with the essential question

Design a plan for the project

Create a schedule

Monitor the student and the progress of the project

Pelaporan Penyusunan laporan

(34)

Rizky Sandy Adhitama, 2014

Kesadaran Metakognitif Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesadaran metakognitif siswa yang terukur pada pembelajaran berbasis proyek pada pokok bahasan Pencemaran Lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar siswa yang diuji memiliki tingkat kesadaran metakognitif yang baik, sedangkan sisanya sangat baik dan cukup. Hasil ini terkait dengan pembelajaran berbasis proyek yang dilakukan, karena tahapan pada pembelajaran berbasis proyek memfasilitasi siswa untuk menggunakan proses metakognitif yang dimilikinya dalam belajar.

Hasil penelitian pada kedua aspek kesadaran metakognitif, yaitu pengetahuan tentang kognisi dan regulasi kognisi, juga menunjukkan mayoritas siswa memiliki tingkat kesadaran metakognitif yang baik dalam kedua aspek tersebut. Begitu pula dengan tingkat kesadaran metakognitif pada setiap indikator, umumnya persentase yang paling tinggi adalah pada kategori baik. Namun, terdapat perbedaan hasil yang cukup mencolok pada indikator pengetahuan prosedural dan strategi perbaikan, dimana pada pengetahuan prosedural, persentase kategori sangat baik, baik, dan cukup relatif sama, sedangkan pada indikator strategi perbaikan persentase tertinggi adalah pada kategori sangat baik.

(35)

Rizky Sandy Adhitama, 2014

Kesadaran Metakognitif Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Saran

Saran-saran yang dapat penulis sampaikan berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan ini, yakni sebagai berikut:

1. Penelitian tentang pembelajaran model pembelajaran berbasis proyek memiliki kendala berupa manajemen waktu, pengelolaan kelas dalam pembelajaran. Agar pembelajaran yang dilaksanakan terlaksana dengan baik, sebaiknya dipertimbangkan dengan baik antara waktu, tahapan pembelajaran, materi ajar dan karakteristik dari siswa. Hal ini akan berkaitan dengan pengaturan kelas ketika pembelajaran berlangsung.

2. Hendaknya dilakukan penelitian tentang model pembelajaran berbasis proyek pada materi atau mata pelajaran yang lainnya.

3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan yang mengukur korelasi antara kesadaran metakognitif dengan hasil belajar kognitif siswa.

(36)

Rizky Sandy Adhitama, 2014

Kesadaran Metakognitif Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (Penyunting), (2010), Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi

Aksara.

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta.

Balcikanli, C. (2011). Metacognitive Awareness Inventory for Teachers (MAIT). Electronic Journal of Research in Educational Psychology, 9 (3), hlm. 1309-1332.

Bas, Gökhan. (2011). Investigating The Effects Of Project-Based Learning On Students’ Academic Achievement And Attitudes Towards English Lesson.

The Online Journal Of New Horizons In Education, 1(4), hlm. 1-15.

Beres, Pamela J., (2011). Project- Based Learning and its Effect on Motivation In the Adolescent Mathematics Classroom. (Tesis, University Of New York, 2013).

Retrieved from http://

http://digitalcommons.brockport.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1040&cont ext=ehd_theses

Buck Institute of Education. (1999). Project Based Learning. [Online]. Tersedia di:

http://www.bie.org/. Diakses 5 Januari 2014.

Colley, K. (2008). Project-Based Science Instruction: A Primer. Science and Technology, 75 (8), hlm. 23-28.

Dahar, R. W. (1988). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Doyle, B. P. (2013). Metacognitive Awareness: Impact of A Metacognitive Intervention in A Pre-Nursing Course. (Disertasi, Louisiana State University,

2013). Retrieved from http://etd.lsu.edu/docs/avalible/etd-06252013-154139.

Flavell, J. N. (1979). Metacognition and Cognitive Monitoring: A New Area of Cognitive Developmental Inquiry. American Psychologist, 34 (10), hlm.

(37)

Rizky Sandy Adhitama, 2014

Kesadaran Metakognitif Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Grant, M. M. (2002). Getting A Grip on Project-Based Learning: Theory, Cases and Recommendations. Meridian: A Middle School Computer Technologies Journal, 5(1), hlm. 1-17.

Gülbahar, Y., & Tinmaz H. (2006). Implementing Project-Based Learning And E-Portfolio Assessment In an Undergraduate Course. Journal of Research on Technology in Education, 38(3), hlm. 309-327.

Irnaningtyas. (2013). Biologi X untuk SMA/MA. Jakarta: Erlangga.

Isaacson, R. M. & Fujita, F. (2006). Metacognitive Knowledge Monitoring and Self-Regulated Learning: Academic Success and Reflections on Learning.

Journal of the Scholarship of Teaching and Learning, 6 (1), hlm. 39 - 55.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Kompetensi Dasar SMA dan MA.

Jakarta: Kemendikbud.

Klein, J. I., Taveras, S., King, S. H., Commitante, A., Curtis-Bey, L. et.al. (2009). Project-Based Learning: Inspiring Middle School Students to Engange in Deep and Active Learning. New York: NYC Department of Education.

Livingston, J. A. (1997). Metacognition: An Overview. [Online]. Tersedia di:

http://www.gse.buffalo.edu/fas/shuell/cep564/Metacog.htm. Diakses 20 November 2013.

McCormick, C. B. (2003). Metacognition and Learning. New Jersey: Wiley Publication

Novak J.D., & Gowin D. B. (1984). Learning How to Learn. Cambridge : Cambridge University Press.

Nurdini, E. Y. (2010). Analisis Penerapan Metakognitif pada Desain Praktikum Konsep Fotosintesis di SMA Menggunakan Diagram Vee. (Skripsi). FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Özdemir, E. (2006). An Investigation On The Effects Of Project-Based Learning On

Students’ Achievement In And Attitude Towards Geometry. (Tesis, Middle

East Technical University, 2006). Retrieved from

(38)

Rizky Sandy Adhitama, 2014

Kesadaran Metakognitif Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ozer, D. Z. & Ozkan, M. (2012). The Effect of the Project Based Learning on the Science Process Skills of the Prospective Teachers of Science. Journal of Turkish Science Education, 9 (3), hlm. 119-130.

Palar, H. (2008). Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rineka Cipta.

Rustaman, N., dkk. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.

Sastrawijaya, A. T. (2009). Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta.

Schraw, G., & Dennison, R. S. (1994). Assessing Metacognitive Awareness.

Contemporary Educational Psychology, 19 (1), hlm. 460-475.

Schraw G., & Moshman, D. (1995). Metacognitive Theories. University of Nebraska-Lincoln: Educational Psychology Papers and Publications.

Soemirat, J. (2003). Toksikologi Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University

Press.

Soeriaatmadja, R. E. (1997). Ilmu Lingkungan. Bandung: Penerbit ITB.

Solihat, L. S. (2011). Analisis Penerapan Metakognitif pada Desain Praktikum Konsep Alat Indera di SMA Menggunakan Diagram Vee. (Skripsi). Fakultas

Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Taccasu Project. (2008). Metacognition. [Online]. Tersedia di:

http://www.careers.hku.hk/taccasu/ref/metacogn.htm. Diakses pada tanggal 10 Januari 2014

The George Lucas Educational Foundation (2007). How Does Project-Based Learning Work?. [Online]. Tersedia di:

http://www.edutopia.org/project-based-learning-guide-implementation Diakses 20 November 2013.

Thomas, J. W. (2000). A Review Of Research On Project-Based Learning. California: The Autodesk Foundation

(39)

Rizky Sandy Adhitama, 2014

Kesadaran Metakognitif Siswa Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SMA. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Gambar

Tabel
Tabel 3.1. Indikator yang Diukur pada Metacognitive Awareness Inventory (MAI)
Tabel 3.4. Klasifikasi Koefisien Korelasi
Tabel 3.5. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen
+3

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk deiksis persona ketiga jamak pada bahasa Jawa Semarang dan Bahasa Jawa Banyumasan memiliki persamaan baik dalam tataran krama maupun ngoko. Bentuk deiksis persona

Hasil analisis statistik dengan anava rambang lugas menunjukkan bahwa ekstrak daun jarak pagar ( Jatropha curcas L.) mempunyai efek antiinflamasi dibandingkan dengan kelompok

Pada tahun 2007, dimana harga susu dunia meningkat cukup tinggi, harga susu segar di dalam negeri mengalami peningkatan yang tidak terlalu tinggi, sehingga imbangan

Siswa yang memiliki postur tubuh di atas rata-rata pada dasarnya bukan mengalami kesulitan hanya dia akan bekerja dengan posisi yang cukup berat manakala menghadapi

Untuk bergabung dalam jaringan ini, satu pihak ( dalam hal ini provider ) harus memiliki program aplikasi serta bank data yang menyediakan informasi dan data yang dapat di akses

Rahmad Wijaya (100304060) dengan judul skripsi “Hubungan Antara Harga Kedelai Lokal, Produksi Kedelai dan Volume Impor Kedelai di Provinsi Sumatera Utara” yang dibimbing oleh Ibu

Nahdatul ulama yang merupakan organisasi besar di indonesia / saat ini terus berupaya ntuk mengembalikan diri kepada khitohnya // NU yang sempat identik dengan partai tertentu /

Pengertian DAS dalam Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, bahwa Daerah Aliran Sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan