• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA ANGGOTA POLRI : Survey Pada Anggota Direktorat Pengamanan Objek Vital Polda Jabar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA ANGGOTA POLRI : Survey Pada Anggota Direktorat Pengamanan Objek Vital Polda Jabar."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK………. I

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR………... Iii DAFTAR ISI….………... iv

DAFTAR TABEL……….……….... v

DAFTAR GAMBAR………... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian………... 1

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah………... 1.2.1 Identifikasi Masalah... 1.2.2 Rumusan Masalah... 12 12 13 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian... 14

1.3.1 Tujuan Penelitian………...………... 14

1.3.2 KegunaanPenelitian………...……….... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka……....………. 15

2.1.1 Konsep Kompetensi...………... 15

2.1.1.1 Definisi Kompetensi... 15

2.1.1.2 Karakteristik Kompetensi... 17

2.1.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi... 19

2.1.1.4 Indikator Kompetensi... 20

2.1.1.5 Model Kompetensi... 27

2.1.1.6 Pengukuran Kompetensi... 28

(2)

2.2.1.1 Definisi Kinerja... 29

2.2.1.2 Faktor-faktor Mempengaruhi Kinerja... 30

2.2.1.3 Dimensi Kinerja... 31

2.2.1.4 Penilaian Kinerja... 32

2.3 Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja... 37

2.4 Kerangka Pemikiran... 38

2.5 Hipotesis Penelitian... 40

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian... 41

3.2 Metode dan Desain Penelitian... 41

3.2.1 Metode Penelitian... 41

3.2.2 Desain Penelitian... 43

3.3 Operasional Variabel... 43

3.4 Jenis,Sumber dan Teknik Pengumpulan Data... 3.5 Populasi,Sampel dan Teknik Penarikan Sampel... 47 52 3.5.1 Populasi...………... 52

3.5.2 Sample... 52

3.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas...………... 53

3.6.1 Uji Validitas...……... 54

3.6.2 Reliabilitas... 57

3.7 Analisis Data dan Uji Hipotesis...………... 59

3.7.1 Rancangan Analisis Data... 59

3.7.2 Methode Successive Interval (MSI)...…….... 62

3.7.3 Analisis Korelasi Sederhana... 64

3.7.4 Analisis Regresi Sederhana... 66

3.7.5 Analisis Koefisien Determinasi... 68

3.7.6 Uji Hipotesis... 68

(3)

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian... 70

4.1.1.1 Visi dan Misi Dit Pam Obvit Polda Jabar... 70

4.1.1.2 Struktur Organisasi Dit Pam Obvit Polda Jabar... 71

4.1.2 Gambaran Umum Karakteristik Responden... 72

4.1.2.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 72

4.1.2.2 Gambaran Responden Berdasarkan Usia... 73

4.1.2.3 Gambaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 73

4.1.2.4 Gambaran Responden Berdasarkan Pangkat dan Masa Kerja... 74

4.1.3 Deskripsi Hasil Penelitian... 75

4.1.3.1 Deskripsi Variabel Kompetensi... 77

4.1.3.2 Rekapitulasi Hasil Penelitian Variabel Kompetensi (X)... 82

4.1.3.3 Deskripsi Variabel Kinerja (Y)... 85

4.1.3.4 Rekapitulasi Hasil Penelitian Variabel Kinerja (Y)... 92

4.1.4 Pengujian Persyaratan Analisis Data... 94

4.1.4.1 Uji Normalitas... 94

4.1.4.2 Koefisien Korelasi... 96

4.1.4.3 Regresi Sederhana... 97

4.1.4.4 Uji Hipotesis... 99

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian... 101

4.2.1 Variabel Kompetensi Dit Pam Obvit Polda Jabar... 101

4.2.2 Variabel Kinerja Dit Pam Obvit Polda Jabar... 103

4.2.3 Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Anggota POLRI di Direktorat Pengamanan Objek Vital Polda Jabar... 106 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 109

5.2 Saran... 110

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) sebagai institusi negara

yang salah satu tugasnya adalah melakukan pengamanan dan menjamin

keselamatan warga negara, sudah barang tentu menghadapi permasalahan yang

cukup berat, apalagi dengan citra kepolisian yang pada saat ini masih dianggap

belum memenuhi harapan dari masyarakat. Pihak Polri sangatlah membutuhkan

peran aktif masyarakat agar dapat menginformasikan apabila menemukan hal-hal

yang patut dicurigai, agar dapat membantu pihak kepolisian mencegah tindakan

kejahatan. Polri sendiri sebenarnya telah melakukan beragam upaya untuk

memperbaiki kondisi internalnya agar semakin siap menghadapai segala

permasalahan yang ada namun meski telah melakukan reformasi birokrasi selama

hampir 8 tahun kinerja polri saat ini masih mendapat perhatian yang minor dari

publik, berbagai kasus kejahatan yang banyak melanda mulai dari pelanggaran

HAM, aksi terorisme, premanisme, geng motor, perampokan dan isu internal

seperti korupsi dan ketidakprofesionalan anggota hanyalah sedikit contoh dari apa

yang kini sedang menguji kinerja dari polri. Permasalahan-permasalahan klasik

yang masih sering kali dimunculkan oleh publik mengenai kinerja dari polri tentu

harus mendapat perhatian lebih untuk dapat dilakukaan pembenahan, semua itu

agar polri dapat menjadi suatu lembaga yang berintegritas dan kapabel dalam

(5)

maka secara keseluruhan akan meningkatkan rasa kepercayaan publik pada Polri

yang berakibat pada terciptanya sebuah kondisi yang sinergis antara masyarakat

dengan Polri.

Dalam menjalankan fungsi dan perannya sudah jelas bahwa Polri

membutuhkan anggota-anggota yang professional, kompeten dan memiliki

integritas serta disiplin yang tinggi. Dalam rangka meningkatkan citra, kerja dan

kinerja dari institusi Polri menuju kearah profesionalisme dan menunjang

terciptanya kondisi keamanan yang baik diperlukan adanya arahan bagi anggota

Polri yang dapat dijadikan sebagai titik awal dan acuan dalam melaksanakan tugas

dan kewajibannya. Gerakan perbaikan kinerja dari Polri dapat dilakukan

diantaranya adalah dengan melakukan pembenahan secara menyeluruh pada para

anggotanya baik dari mulai awal rekrutmen hingga ke proses pembinaan.

DIT PAM OBVIT (Direktorat Pengamanan Objek Vital) Polda Jabar

adalah sebuah satuan di bawah Polda Jabar yang bertugas mengamankan objek-

objek vital yang berada di kawasan Jawa Barat seperti bank dan tempat- tempat

wisata. Personel Dit Pam Obvit terbagi menjadi dua bagian yaitu Subdit Waster

yang bertugas menjaga bank dari kemungkinan tindakan kejahatan seperti

perampokan dan mengawal penyaluran dana bank ke sejumlah ATM di daerah

Jawa Barat dan Subdit Pariwisata yang bertugas mengamankan tempat- tempat

wisata yang sering dijadikan sasaran pencurian dan kekerasan serta membantu

mengawal tamu-tamu penting seperti pejabat negara yang berkunjung ke daerah

(6)

3

Berdasarkan PERKAP NOMOR 22 tahun 2010 tentang susunan organisasi

dan tata kerja pada tingkat kepolisian daerah Dit Pam Obvit Polda Jabar adalah

salah satu bagian Detasemen Polri yang memiliki fungsi operasional untuk

mengamankan lembaga-lembaga negara, korporasi diplomatik, perbankan,

kawasan industri dan tempat-tempat pariwisata. Dengan semakin kompleksnya

permasalahan kejahatan yang terjadi akhir-akhir ini maka tugas dari Dit Pam

Obvit menjadi semakin vital karena satuan tersebut tidak hanya bersentuhan

langsung dengan masyarakat tetapi juga dengan pejabat negara, investor baik

asing maupun domestik dan juga para diplomat. disamping itu objek-objek vital

tersebut juga merupakan sasaran favorit dari aksi-aksi kejahatan yang marak

terjadi. Untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik anggota Dit Pam Obvit

pun dituntut untuk memiliki kesiapan dan kesigapan dalam setiap tugas penjagaan

yang dilakukannya. Oleh karena itu kinerja tinggi pun menjadi ekspetasi

mendasar yang harus dimiliki oleh anggota tersebut.

Objek Vital adalah kawasan atau lokasi, bangunan atau instalasi atau usaha

yang menyangkut hajat hidup orang banyak, kepentingan negara dan sumber

pendapatan negara yang bersifat strategis.

Objek Vital yang bersifat strategis harus memenuhi salah satu, sebagian

atau seluruh ciri-ciri sebagai berikut:

1. Menghasilkan kebutuhan pokok sehari-hari

2. Ancaman dan gangguan terhadapnya mengakibatkan bencana terhadap

(7)

3. Ancaman dan gangguan terhadapnya mengakibatkan kekacauan

transportasi dan komunikasi secara nasional

4. Ancaman dan gangguan terhadapnya mengakibatkan terganggunya

penyelenggaraan pemerintahan nasional

5. Ditetatapkan dengan Keputusan Menteri dan atau Kepala Lembaga

Pemerintah Non Departemen.

Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya anggota Pam Obvit

dilengkapi dengan peralatan seperti rompi anti peluru, jas executive anti peluru

level III A, tongkat leter T, serta senjata api. Dalam penggunaan senjata api

anggota harus memiliki surat ijin memegang senjata api dengan keterangan

penggunaan senjata api sebagai berikut:

- Harus disertai dengan kartu anggota.

- Senjata harus selalu dalam keadaan bersih.

- Senjata harus dijaga jangan sampai rusak atau hilang.

- Senjata tidak boleh dipinjam pakaikan kepada orang lain.

- Senjata tidak boleh dibawa pindah.

- Setiap penggunaan peluru, harus dilaporkan.

(8)

5

Namun pada kenyataannya berdasarkan hasil pengamatan peneliti kinerja

anggota direktorat PamObvit belum optimal, hal tersebut dapat terlihat dari

berbagai kondisi yang terjadi antara lain masih banyak anggota yang membuat

kesalahan ketika bekerja sehingga kualitas kerjanya tidak sesuai dengan standar

yang telah ditetapkan.

Kondisi-kondisi yang terjadi berkaitan dengan permasalahan kinerja

[image:8.595.109.517.429.737.2]

anggota yang belum maksimal ditampilkan melalui tabel berikut:

TABEL 1.1

EVALUASI KINERJA PERSONEL DIREKTORAT PENGAMANAN

OBJEK VITAL TAHUN 2013

BAGIAN KEGIATAN YANG

DILAKUKAN

KETERANGAN PENILAIAN

Pam personil Patroli rutin 1 jam sekali melakukan pengecekan dan pemantauan situasi lokasi

Kegiatan harian 80%

Memantau situasi di dalam dan di luar gedung melalui CCTV di ruang monitor

Kegiatan harian 80%

Komunikasi setiap saat dengan seksi keamanan maupun anggotanya

Kegiatan harian 85%

Patroli pada waktu yang tidak ditentukan bila melihat atau ada informasi yang mencurigakan

Kegiatan harian 75%

Pam materil Melaksanakan pengecekan

dan pemantauan situasi gedung atau kantor

Kegiatan harian 90%

Pengecekan dan pengawasan terhadap ruang arsip

(9)

Pengecekan instalasi listrik dan genset

Kegiatan harian 85%

Pam kegiatan

Melaksanakan apel pagi Dilaksanakan 1

minggu sekali

70%

Melakukan pengawalan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan

Kegiatan harian 95%

Secara rutin berkoordinasi dengan bagian pengisian ATM tentang kegiatan yang akan dilaksanakan

Kegiatan harian 90%

Pengawasan pintu masuk dan keluar

Kegiatan harian 95%

Sumber: Direktorat Pam Obvit

Keterangan: apel pagi hanya dilakukan setiap hari rabu.

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kinerja anggota Dit Pam

Obvit secara keseluruhan dapat dikategorikan persentasi nilai capaian kinerja

belum maksimal terlihat dari kegiatan apel pagi yang walaupun dilakukan satu

minggu sekali tetapi hanya sekitar 70 persen saja yang mengikuti kegiatan

tersebut karena anggota lebih memilih berdiam diri di rumah atau sengaja tidak

hadir dan atau datang langsung ke objek tempatnya bertugas. Hal ini

menunjukkan bahwa tingkat kinerja anggota Dit Pam Obvit masih rendah dalam

aspek kedisiplinan.

Umumnya kinerja anggota dapat terlihat apabila anggota datang ke kantor

tepat waktu, mengikuti cara kerja yang telah ditentukan dan bersemangat kerja

yang tinggi. Anggota kepolisian yang baik akan bekerja dengan lebih tulus.

Mereka menyadari bahwa menaati peraturan, tugas serta tanggung jawabnya

(10)

7

tingkat kedisiplinan dan profesionalitas yang baik adalah salah satu cara yang

dapat dilakukan oleh Polri.

Kinerja (performance) sendiri dapat diartikan sebagai hasil atau tingkat

keberhasilan sesorang secara keseluruhan selama satu periode tertentu didalam

melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar

hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu

dan telah disepakati bersama (Rivai, 2004:14). Unsur-unsur kinerja yang akan

dinilai dari seseorang pada umumnya mencakup hal-hal berikut yaitu kesetiaan,

prestasi kerja, kejujuran, kedisiplinan kreativitas, kerja sama, kepemimpinan,

kepribadian, prakarsa, kecakapan, dan tanggung jawab (Hasibuan, 2001).

Berdasarkan hasil wawancara dengan DIREKTUR PAM OBVIT POLDA

JABAR KOMBES Aton Suhartono menilai bahwa kinerja anggotanya selama ini

belum maksimal dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, kekurangan

anggota yang disiasati dengan melakukan rekrutmen atau penarikan anggota polisi

dari kesatuan lain di luar Pam Obvit belum menunjukan peningkatan kinerja

karena anggota yang baru memerlukan waktu untuk adaptasi dengan tugas di

kesatuan Pam Obvit yang memiliki standar kompetensi yang berbeda dengan

kesatuan sebelumnya. Masalah kedisiplinan anggotanya yang cukup mengganggu

jalannya pelaksanaan tugas pengamanan yang ada. Masalah yang muncul

diantaranya adalah cukup tingginya tingkat keterlambatan anggota untuk

memasuki jam dinas. Rekapitulasi data keterlambatan dapat dilihat secara lebih

(11)
[image:11.595.107.517.212.453.2]

Tabel 1.2

Rekapitulasi data kehadiran anggota Dit Pam Obvit Polda Jabar periode

Agustus s/d Desember 2013

NO Bulan Jumlah anggota Persentase

keterlambatan

Mangkir/ Tanpa Keterangan

1 Agustus 114 11% 2%

2 September 114 14,5% 2%

3 Oktober 114 14,2% 3%

4 November 114 16,7% 5%

5 Desember 114 17% 3%

Sumber : Direktorat PamObvit tahun 2013

Berdasarkan data diatas terlihat jika tingkat kedisiplinan dari anggota Dit

Pam Obvit masih belum maksimal, tingkat keterlambatan dan ketidakhadiran

tanpa keterangan yang fluktuatif tentu akan mengganggu jalannya pengamanan

tugas yang dilakukan mengingat pentingnya tugas pengamanan yang ada.Angka

keterlambatan dan ketidakhadiran anggota setiap bulannya selalu mengalami

kenaikan, puncaknya pada bulan Desember 2013 dengan 17%. Dengan tingkat

kedisiplinan yang rendah bukan tidak mungkin akan dapat membahayakan

kondisi dari objek yang diamankan serta dari para anggota Dit Pam Obvit itu

(12)

9

Untuk mengetahui sejauh mana kompetensi yang dimiliki angggota Dit

Pam Obvit Polda Jabar maka dapat digunakan indikator kompetensi seperti yang

dijelaskan Spencer and Spencer dalam bukunya. Pengelompokan kompetensi

terdiri dari Motif (motive), karakter (traits), pengetahuan (knowledge),

Kemampuan (skill), dan sikap diri (self concept) menurut Spencer and Spencer

(2009:9).

Untuk mengetahui lebih jauh tentang permasalahan ini maka penulisan

melakukan pra-penelitian terhadap 30 responden dari Direktorat Pengamanan

[image:12.595.111.517.483.756.2]

Objek Vital dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 1.3

Hasil Pengolahan Data Berdasarkan Kuesioner Pra-Penelitian Terhadap 30

Responden dari Direktorat Pengamanan Objek Vital Polda Jabar Terkait

Kompetensi Anggota

NO Indikator Pertanyaan Hasil

1 Motif Seberapa besar semangat anda dalam

menjalankan tugas?

Besar 33,34%

Cukup 46,66%

Kurang 20%

2 Karakter Seberapa besar inisiatif anda dalam

penyelesaian tugas?

Besar 13,34%

Cukup 63,34%

Kurang 23,34%

3 Pengetahuan Seberapa besar pengetahuan anda

tentang tugas dalam bekerja?

Besar 26,67%

Cukup 50%

Kurang 23,34%

4 Keterampilan Seberapa besar kemampuan anda dalam

melaksanakan tugas?

Besar 33,34%

Cukup 40%

(13)

5 Sikap Diri Seberapa besar anda terpengaruh pada

saran dan kritikan yang mungkin akan

anda terima?

Besar 36,66%

Cukup 50%

Kurang 13,34%

Sumber hasil pengolahan data kuesioner prapenelitian

Kesimpulan yang penulis catat adalah bahwa tingkat kompetensi anggota

Direktorat Pengamanan Objek Vital Polda Jabar dalam melaksanakan tugasnya

terlihat belum maksimal.

Kemudian penulis juga menyebarkan kuesioner terhadap 30 responden

terkait kinerja agar mendapat gambaran mengenai hal tersebut, data yang

[image:13.595.104.518.114.180.2]

diperoleh sebagai berikut:

Tabel 1.4

Hasil Pengolahan Data Berdasarkan Kuesioner Pra-Penelitian Terhadap 30

Responden dari Direktorat Pengamanan Objek Vital Polda Jabar Terkait Kinerja

Anggota Pernyataan Jawaban Jumlah responden Sangat tinggi

Tinggi Sedang Rendah Sangat

rendah Tingkat keberhasilan mencapai

target kerja yang telah ditetapkan

26,66% 40% 33,33% 30

Tingkat penghargaan terhadap pekerjaan

10% 26,67% 56,67% 6,66% 30

Tingkat ketepatan waktu

menyelesaikan tugas

36,66% 50% 13,33% 30

Tingkat inisiatif dalam bekerja 23,33% 46,66% 30% 30

Tingkat kerja sama dengan

sesama anggota

26,66% 53,33% 20% 30

(14)

11

Dari kuesioner pra penelitian pada tabel 1.4 dapat diketahui bahwa

walaupun mayoritas menjawab tinggi dalam melaksanakan tugas mereka dengan

baik, akan tetapi masih ada beberapa anggota yang memiliki kinerja yang belum

optimal karena masih ditemukan beberapa anggota yang belum menyelesaikan

tugas tepat waktu, kurangnya inisiatif dalam bekerja dan kurangnya kerja sama

dengan sesama anggota.

Kinerja anggota Dit Pam Obvit Polda Jabar dapat diukur melalui

penyelesaian tugasnya secara efisien dan efektif serta melakukan peran dan

fungsinya. Suasana kerja atau lingkungan kerja yang kurang kondusif, kurang

semangat kerja, kurangnya perhatian dari atasan, atau tidak adanya komunikasi

yang baik dapat memberikan pengaruh buruk terhadap kinerja anggota. Karena

sumber daya manusia merupakan unsur yang paling dominan menentukan

berhasil tidaknya suatu institusi dalam mencapai tujuannya. Jika melihat peran

sumber daya manusia yang sangat penting tersebut maka institusi harus dapat

mengelola atau memanajemen angotanya dengan baik, sehingga anggota merasa

dihargai, mendapat penghargaan dan pengakuan dari institusi berupa balas jasa

agar angggota dapat lebih baik lagi dalam bekerja.

Kompetensi anggota yang kurang, tingkat kedisiplinan dalam melakukan

kerja yang kurang merupakan faktor bermasalah yang menyebabkan kinerja tidak

maksimal karena kompetensi merupakan karakteristik dasar yang dapat

(15)

Menurut Spencer dalam (Moeheriono, 2010:8) ‘kompetensi mempunyai

hubungan sebab-akibat (causally related) jika dikaitkan dengan kinerja seorang

karyawan serta kompetensi yang terdiri atas motif (motive), sifat (trait), konsep

diri (self concept), dan keterampilan (skill), serta pengetahuan (knowledge), yang

diharapkan dapat memprediksikan perilaku seseorang sehingga pada akhirnya

dapat memprediksi kinerja orang tersebut.’ Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa

salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja adalah kompetensi dari seseorang.

Sehingga berdasarkan pada pemaparan yang telah dijelaskan tersebut

maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai "Pengaruh

Kompetensi Terhadap Kinerja Anggota POLRI (Survey Pada Anggota

Direktorat Pengamanan Objek Vital Polda Jabar)".

1.2 Identifikasi Dan Perumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan, dapat diketahui

permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah menurunnya kinerja.

Kinerja anggota Dit Pam Obvit Polda Jabar dapat diukur melalui penyelesaian

tugasnya secara efisien dan efektif serta melakukan peran dan fungsinya. Suasana

kerja atau lingkungan kerja yang kurang kondusif, kurang semangat kerja,

kurangnya perhatian dari atasan, atau tidak adanya komunikasi yang baik dapat

(16)

13

suatu institusi dalam mencapai tujuannya.Permasalahan yang menarik untuk

dikaji dalam penelitian ini adalah mengapa kinerja anggota menurun. Kompetensi

anggota yang kurang, tingkat kedisiplinan dalam melakukan kerja yang kurang

merupakan faktor bermasalah yang menyebabkan kinerja tidak maksimal.

Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja anggota adalah kompetensi

yang dimiliki anggota. Kompetensi menggambarkan tingkat pengetahuan,

keterampilan dan tingkah laku yang dimiliki anggota Pam Obvit dalam

melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya secara efektif efisien.

Saat ini Direktorat Pam Obvit Polda Jabar membutuhkan anggota yang

kompeten dalam bekerja. Anggota tersebut harus memiliki kompetensi berupa

keterampilan dalam bekerja, kemampuan menunjukan kualitas kerja, kemampuan

bekerja sama dalam kelompok kerja serta memiliki tanggung jawab terhadap

pekerjaan.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan dalam latar belakang maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran mengenai tingkat kompetensi anggota polri di

DitPamObvit Polda Jabar?

2. Bagaimana gambaran mengenai tingkat kinerja anggota polri di

(17)

3. Bagaimana pengaruh kompetensi terhadap kinerja anggota polri di

DitPamObvit Polda Jabar?

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Gambaran mengenai tingkat kompetensi anggota polri di DitPamObvit

Polda Jabar.

2. Gambaran mengenai tingkat kinerja anggota polri di DitPamObvit Polda

Jabar.

3. Pengaruh kompetensi terhadap kinerja anggota polisi di DitPamObvit

Polda Jabar.

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Kegunaan teoritis, sebagai sumbangan pemikiran dan informasi bagi

penulis pada khususnya dan sebagai bahan rujukan dan masukan untuk

penelitian berikutnya serta kepada pihak yang berkepentingan.

2. Kegunaan praktis,bagi organisasi yang dijadikan objek penelitian dalam

hal ini Direktorat Pengamanan Objek Vital Polda Jabar, hasil penelitian

(18)

DAFTAR PUSTAKA

AA. Anwar Prabu Mangkunegara, (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan. Bandung : Rosda.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Gomes, Faustino Cardoso, (2003), Human Resources Management, Penerbit

Andi, Yogyakarta.

Malayu S. P Hasibuan, (2007), Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi revisi

Bumi Aksara, Jakarta: Grasindo

___________________, (2008), Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi revisi

Bumi Aksara, Jakarta: Grasindo

Kreitner, Robert dan Angelo Kinicki. (2005). Perilaku Organisasi (edisi 5), (Alih

bahasa Erly Suandy). Jakarta: Salemba Empat.

Moeheriono. (2009). Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Bogor: Ghalia

Indonesia

Riduwan. (2005). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: CV Alfabeta

Sedarmayanti. (2009). Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas Kerja. Bandung:

CV Mandar Maju

Spencer, Lyle M. And Signe M. Spencer. (1993). Competence Work: Model for

Superior Performance. John Wiley and Sons, Inc

Sudarmanto. (2009). Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM (Teori,

Dimensi Pengukuran dan Implementasi dalam Organisasi). Yogyakarta :

(19)

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Usman, Husaini. (2008). Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta.

Bumi Aksara

Veithzal Rivai. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan :

Dari Teori Ke Praktek. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Wibowo, (2009), Manajemen Kinerja, Penerbit PT. Raja Grafindo, Jakarta.

Yuniarsih, Tjutju. Dan Suwatno. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia.

Bandung : Alfabeta.

Sumber lain:

Eva Astriana (2013), Pengaruh Kompetensi dan Motivasi Terhadap Kinerja

Pegawai Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung. Skripsi Sarjana Ekonomi

Program Manajemen UPI: Tidak Diterbitkan.

Fahmy Dwi Kuncahyo (2014), Pengaruh Kompetensi Dan Pengembangan Karier

Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Di PT.Perdana Perkasa Elastindo

(PERSAELS) Kota Bandung. Skripsi Sarjana Ekonomi Program Manajemen

Gambar

TABEL 1.1 EVALUASI KINERJA PERSONEL DIREKTORAT PENGAMANAN
Tabel 1.2
Tabel 1.3 Hasil Pengolahan Data Berdasarkan Kuesioner Pra-Penelitian Terhadap 30
Tabel 1.4

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui efektivitas pembelajaran peneliti menggunakan rerata posttest dan pretest serta nilai gain , sehingga diketahui bahwa rata-rata hasil belajar yang

Penulisan ini bertujuan untuk dapat mengetahui dan mendiskripsikan tentang pengaturan grasi terkait dengan perlakuan terhadap pelanggar kejahatan tindak pidana narkotika di

Dengan dapat dikembangkannya sistem usaha pertanian secara sehat (secara ekonomi,.. sosial, politik dan lingkungan), maka sumber- daya alam dan ekosistem pertanian

Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui jenis game yang diterapkan guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) dalam proses pembelajaran, 2) mendeskripsikan penerapan

(2) Pemerintah Daerah dalam melakukan upaya pelayanan kesehatan keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melibatkan pihak swasta dan masyarakat secara aktif... Bagian Kesembilan

Ini bermakna, walaupun seseorang pekerja mempunyai tahap kepuasan kerja yang rendah dalam organisasi itu, dia akan keluar dari organisasi hanya bila dia mempunyai peluang

 memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;.  memberi