• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015

IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA

PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn

(Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Jurusan Pendidikan Kewarganegaran

Disusun oleh

OKY ANDIYAN PRATAMA

1001524

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA

PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn

(Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

Oleh

Oky Andiyan Pratama

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Imu Pengetahuan Sosial

© Oky Andiyan Pratama 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

OKY ANDIYAN PRATAMA

IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA

PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PKN

(Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING :

Pembimbing I

Drs. Rahmat M.Si NIP 19580915 198603 1 003

Pembimbing II

Dr.Hj. Komala Nuramalina, M.Pd NIP. 13034502500

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed

(4)

OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015

IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR BAGAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 10

E. Stuktur Organisasi ... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Tentang Landasan Pendidikan Kewarganegaraan ... 14

1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ... 14

2. Objek Pembahasan Pendidikan Kewarganegaraan. ... 18

3. Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan ... 20

4. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ... 20

5. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan ... 24

B.Tinjauan Tentang Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 26

1. Pengertian Pembelajaran ... 26

2. Materi Pendidikan Kewarganegaraan ... 28

3. Metode Pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan. ... 30

4. Media Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. ... 32

C.Tinjauan Tentang Pembelajaran Moving Class ... 36

(5)

OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015

IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix

2. Pembelajaran Moving Class ... 38

D.Tinjauan Tentang Civics Skill.. ... 47

1. Pengertian Civics Skill.. ... 48

2. Kompetensi Dasar Keterampilan Kewarganegaraan ... 50

3. Keterampilan-keterampilan yang Dimiliki Warga Negara dalam Keterampilan Kewarganegaraan (Civic Skills) ... 53

BAB III METODE PENELITIAN A.Subjek dan Lokasi Penelitian ... 65

1. Lokasi Penelitian ... 65

2. Subjek Penelitian. ... 65

B.Pendekatan dan Metode Penelitian ... 67

1. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 67

C.Penjelasan Istilah ... 68

1. Implementasi ... 68

2. Program ... 69

3. Moving Class ... 69

4. Civics Skill ... 70

D.Tahap Penelitian.. ... 70

1. Persiapan Penelitian.. ... 71

2. Perizinan Penelitian ... 71

3. Pelaksanaan Penelitian ... 72

4. Pengolahan dan Analisis Data ... 72

5. Penyusunan Laporan ... 72

E.Instrumen Penelitian ... 73

F. Jenis dan Sumber Data ... 74

G.Teknik Pengumpulan Data ... 74

1. Observasi ... 75

(6)

OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015

IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix

3. Studi Literatur ... 76

4. Field Note ... 76

H.Teknik pengolahan dan Analisis Data ... 77

1. Reduksi Data (Data Reduction) ... 79

2. Penyajian Data (Data Display) ... 79

3. Conclution Drawing Verification ... 79

I. Pemeriksaan Keabsahan Data ... 80

1. Creability ... 80

2. Peningkatan Ketekunan dalam Penelitian ... 80

3. Triangulasi Data ... 81

4. Analisis Kasus Negatif ... 83

5. Menggunakan referensi yang cukup ... 83

6. Member Check ... 83

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Lokasi Penelitian ... 86

1. Sejarah SMPN 34 Bandung ... 86

2. Sarana dan Prasarana. ... 87

3. Lokasi SMPN 34 Bandung ... 88

4. Struktur organisasi ... 90

5. Visi dan Misi ... 91

6. Data Guru dan Staf... 91

7. Data Ekskul ... 95

B.Deskripsi Hasil Penelitian ... 96

1. Hasil observasi ... 97

2. Hasil Wawancara ... 99

a. Implementasi program moving class pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 34 Bandung ... 100

(7)

OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015

IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam

mengembangkan civic skill di SMP Negeri 34 Bandung.. ... 104

c. Keterampilan Kewarganegaraan yang paling menonjol

melalui program moving Class pada mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan ... 106

d. Hambatan yang dihadapi Siswa dan Guru

dalam Mengimplementasikan Program Moving Class

dalam Mengembangkan Civic Skill pada Mata

Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

di SMP Negeri 34 Bandung ... 109

3. Hasil Studi Dokumentasi ... 111

C. Pembahasan Data Hasil Penelitian ... 116

1. Implementasi program moving class pada mata pelajaran

PKn di SMP Negeri 34 Bandung ... 116

2. Implementasi program moving class pada mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan dalam mengembangkan civic skill

di SMP Negeri 34 Bandung ... 124

3. Keterampilan Kewarganegaraan yang paling menonjol melalui

program moving Class pada mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan ... 134

4. Hambatan yang dihadapi Siswa dan Guru dalam

Mengimplementasikan Program Moving Class dalam

Mengembangkan Civic Skill pada Mata Pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 34 Bandung ... 141

D. Kerangka Hasil Penelitian ... 147

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(8)

OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015

IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix

1. Simpulan umum ... 148

2. Simpulan Khusus. ... 148

B. Saran ... 149

(9)

OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015

IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Oky Andiyan Pratama. 2014. Implementasi Program moving class sebagai Wahana Pengembangan civic skill pada Mata Pelajaran PKn

(Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung )

(10)

OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015

IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rekomendasinya adalah perlu ada dukungan dari semua pihak untuk mensukseskan program ini berjalan dengan optimal.

ABSTRACT

Oky Andiyan Pratama. 2014. Program Implementation Moving Class as a Civic Skill Development Rides on Civic Educatoin

(Case Study of StudentJunior High School 34 Bandung)

(11)

OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015

IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(12)

OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015

IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

65

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Dalam melakukan penelitian lokasi penelitian menunjukkan pada pengertian

tempat atau lokasi mana yang dituju dalam melakukan sebuah penelitian, yang

dicirikan oleh adanya unsur-unsur seperti, pelaku, tempat dan kegiatan yang dapat

diobservasi. Adapun lokasi penelitian ini adalah SMP Negeri 34 Bandung yang

beralamat di Jalan Waas, Bandung Kidul. Sementara itu, yang menjadi pertimbangan

mendasar dipilihnya sekolah tersebut sebagai lookasi dan subjek dalam penelitian ini

karena sangat mudah ditempuh oleh peneliti, juga dilihat dari sisi histori, SMP Negeri

34 bandung ini merupakan salah satu SMP yang menjadi pelopor diterapkannya

program moving class bagi SMP Negeri, khususnya di Kota Bandung

Dilihat dari program moving class ini, SMP Negei 34 Bandung termasuk

sekolah yang konsisten menerapkan program tersebut, karena SMP Negeri 34

Bandung ini menerapkan program moving class sejak tahun 2007 dan hingga saat ini

sudah memasuki tahun ke-enam menunjukan bahwa program ini dirasa cukup efektif

dan menujang bagi para siswa, walaupun telah berganti kepemimpinan sekolahnya

beberapa kali.

2. Subjek Penelitian

Penelitian ini ditujukan kepada kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang

kurikulum, wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana, guru PKn, dan tiga

orang siswa dari masing-masing tingkatan kelas di SMP Negeri 34 Bandung. Subjek

(13)

OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015

IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

66

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen, yaitu tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut dapat diyatakan sebagai objek penelitian yang ingin difahami secara lebih mendalam “apa yang terjadi di dalamnya”.

Sedangkan subjek penelitian yang menjadi sampel penelitiannya seperti yang

diungkapkan oleh Nasution (2003: 32) bahwa:

Dalam penelitian kualitatif yang dijakdikan sampel hanyalah sumber yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa, manusia, situasi yang diobservasi. Sering sampel dipilih secara “purposive” bertalian dengan purpose atau tujuan tertentu. Sering pula responden diminta untuk menunjuk orang lain yang dapat memberikan informasi kemudian responden ini diminta pula menunjuk orang lain dan seterusnya. Cara ini lazim disebut “snowball sampling” yang dilakukan secara serial atau berurutan.

Dari apa yang telah diungkapkan di atas, subjek penelitian kualitatif adalah

pihak-pihak yang menjadi sasaran penelitian atau sumber yang dapat memeberikan

informasi dipilih secara purposive bertalian dengan tujuan tertentu. Berdasarkan

uraian tersebut, maka subjek yang diteliti akan ditentukan langsung oleh peneliti

berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian. Namun, ada juga subjek yang

ditentukan secara khusus dengan maksud untuk memperoleh informasi yang

diperlukan untuk dijadikan sample penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan sample purposive”, sehingga besarnya jumlah sampel ditentukan oleh pertimbangan informasi.

Dalam pengumpulan data, subjek penelitian di dasarkan pada ketentuan atau

kejenuhan data dan informasi yang diberikan. Jika beberapa subjek penelitian yang

dimintai keterangan diperoleh informasi yang sama, maka itu sudah dianggap cukup

untuk proses pengumpulan data yang diperlukan sehingga tidak perlu meminta

(14)

OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015

IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

67

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian ini adalah

kepada kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, wakil kepala sekolh

bidang sarana dan prasarana, guru PKn, dan tiga orang siswa dari masing-masing

tingkatan kelas di SMP Negeri 34 Bandung.

Mereka dipilih karena dinilai memenuhi kriteria yang mengalami, memahami,

dan juga menghayati kegiatan yang tengah diteliti, mereka tergolong berhubungan

atau terlibat langsung dalam kegiatan yang tengah diteliti dan mereka memiliki waktu

yang memadai guna dimintai informasi.

B.Pendekatan dan Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut

Bogdan dan Taylor (Moleong, 2000: 3) penelitian kualitatif adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”.

Sesuai dengan pendekatan tersebut maka dalam penelitian ini penulis

berusaha untuk mengetahui secara spesifik masalah yang timbul berkenaan dengan

apa yang diteliti, selain itu peneliti ingin meneliti secara kompleks mengenai

gambaran di lapangan berupa; interaksi, proses atau mekanisme seuah lembaga, serta

kemungkinan baru yang muncul berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2011: 3). Sementara itu

menurut Sudjana (2001: 16) “Metodologi penelitian akan memberikan petunjuk terhadap pelaksanaan penelitan atau petunjuk bagaimana penelitian itu dilaksanakan”. Penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian dengan menggunakan

(15)

OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015

IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

68

merupakan metode yang intensif dan teliti tentang pengungkapan latar belakang,

status, dan interaksi lingkungan terhadap individu, kelompok, institusi dan komunitas

masyarakat tertentu. Metode ini akan melahirkan prototipe atau karakteristik tertentu

yang khas dari kajiannya.

Lebih lanjut Danial dan Nanan (2009: 64) mengungkapkan bahwa studi ini

tidak mengambil generalisasi, sebab kesimpulan yang diambil adalah kekhasan

temuan kajian individu 'tertentu karakteristiknya' secara utuh menyeluruh yang

menyangkut seluruh kehidupannya, mulai dari persepsi, gagasan, harapan, sikap,

gaya hidup, dan lingkungan masyarakat.

Sesuai dengan metode penelitian tersebut maka penelitian ini berusaha untuk

meneliti secara intensif tentang pengungkapan latar elakang, status, interaksi

lingkungan terhadap individu, kelompok, institusi, komunitas masyarakat tertentu,

serta mendapatkan gambar riil mengenai implementasi program moving class dalam

mengembangkan civic skill pada mata pelajaran PKn.

C.Penjelasan Istilah

Penelitian ini berjudul “Implementasi Program Moving Class Sebagai Wahana Pengembangan Civic Skill Pada Mata Pelajaran PKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP

Negeri 34 Bandung)”. Agar tidak terjadi salah penafsiran dan untuk memperoleh kesatuan arti dan pengertian dari judul penelitian ini, maka akan dijelaskan istilah

sebagai berikut:

1. Implementasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Implementasi adalah pelaksanaan,

penerapan: pertemuan kedua ini bermaksud mencari bentuk tentang hal yang

(16)

OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015

IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

69

Dalam hal ini yang dimaksud dengan implementasi adalah menekankan pada

pelaksanaan dan penerapan suatu kesepakatan dalam bentuk program yang dibuat

lembaga (sekolah) kepada para siswa.

2. Program

Pada dasarnya program didefinisikan sebagai sebuah instruksi-instruksi atau

perintah-perintah dalam bentuk tertentu yang telah terkomputerisasi sebelumnya,

sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Sunarto dalam

(http://carapedia.com/pengertian_definisi_program_info2048.html)

Program adalah sekumpulan instruksi yang diwujudkan dalam bentuk bahasa, kode skema, ataupun bentuk lain, yang apabila di gabungkan dengan media yang dapat dibaca dengan computer akan mampu membuat computer bekerja untuk melakukan fungsi-fungsi khusus, termasuk persiapan dalam merancang instruksi-instruksi tersebut.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan program adalah menekankan

pada suatu kebijakan yang ditentukan oleh lembaga (sekolah) yang diwujudkan

melalui bentuk tertentu.

3. Moving Class

Moving class terdiri dari 2 kata, yaitu moving dan class. Moving berarti

berpindah atau berganti. Class dapat diartikan sebagai kelas atau tempat belajar.

Secara eksplisit moving class adalah pergerakan dari suatu kelas ke kelas lain sesuai

dengan pelajarannya.

(17)

OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015

IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

70

guru kelas, dimana untuk mengikuti setiap pelajaran peserta didik harus berpindah dari satu kelas ke kelas lain yang sudah di tentukan”.

Moving class merupakan sistem belajar mengajar yang bercirikan siswa yang

mendatangi guru atau pendamping di kelas. Konsep moving class mengacu pada

proses pembelajaran kelas yang berpusat pada anak untuk memberikan lingkungan

yang dinamis sesuai dengan mata pelajaran yang dipelajarinnya.

4. Civic Skill

Civic skill merupakan salah satu tujuan yang dikembangkan Pendidikan Kewarganegaraan dalam membenuk warga negaranya yang baik dan cerdas “To be A Good and Smart Citizenship” yang menekankan pada adanya keterampilan dalam hal kewarganegaraan baik dalam berpikir, berbicara, maupun bertindak.

Senada dengan pemaparan Branson yang dikutip Wuryan dan Syaifullah

(2008:78) bahwa:

Civic skill atau keterampilan kewarganegaraan berkaitan dengan

kemampuan atau kecakapan intelektual, sosial dan psikomotorik.

Keterampilan intelektual yang penting bagi terbentuknya warga negara yang berwawasan luas, efektif, dan bertanggungjawab, antara lain keterampilan berpikir kritis, meliputi keterampilan mengidentifikasi dan mendeskripsikan;

menjelaskan dan menganalisis; mengevaluasi; menentukan dan

mempertahankan sikap atau pendapat berkenaan dengan persoalan-persoalan publik.

Hal ini ditegaskan oleh Nu’man Sumantri (1976: 29-30) bahwa “kecakapan intelektual meliputi dua bagian, yakni keterampilan yang sederhana sampai

keterampilan yang kompleks dan penyelidikan sampai kesimpulan yang valid”.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, bisa disimpulkan bahwa penekanan

civic skill teletak pada bagaimana mengembangkan keterampilan dalam hal

kewarganegaraan agar pengetahuan yang diperoleh menjadi bermakna. Kata

(18)

OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015

IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

71

keterampilan tersebut dapat mengatasi berbagai permasalahan dalam hal berbangsa

dan bernegara.

D. Tahap Penelitian

Dalam melakukan penelitian, untuk memudahkan dan membuat penelitian

secara sistematis maka harus melalui beberapa tahapan penelitian. Tahapan

penelitian tersebut sebagai berikut:

1. Persiapan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan

penelitian, seperti menentukan fokus permasalahan serta objek penelitian.

Selanjutnya, peneliti mengajukan judul dan proposal skripsi sesuai dengan apa

yang akan diteliti. Setelah proposal atau rancangan penelitian disetujui oleh

pembimbing skripsi, maka peneliti melakukan pra penelitian sebagai upaya

menggali gambaran awal dari subjek dan lokasi penelitian.

2. Perizinan Penelitian

Perizinan ini dilakukan agar peneliti dapat dengan mudah melakukan

penelitian yang sesuai dengan objek serta subjek penelitian.

Adapun perizinan tersebut ditempuh dan dikeluarkan oleh:

a.Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada

Ketua Jurusan PKN FPIPS UPI untuk mendakan sebuah penelitian untuk

selanjutnya menapatkan surat rekomendasinya dan disampaikan kepada Dekan

FPIPS UPI.

b.Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada

Pembantu Dekan satu atas nama Dekan FPIPS UPI untuk mendapatkan surat

(19)

OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015

IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

72

c.Setelah itu, penulis meminta izin kepada Badan Pemberdayaan masyarakat

Kota Bandung dan Kepala Dinas Pendidikan Kota bandung untuk disampaikan

kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 34 Bandung.

d.Setelah mendapatkan izin Kepala Sekolah SMP Negeri 34 Bandung, kemudian

penulis melakukan penelitian di tempat yang telah ditentukan, yaitu SMP

Negeri 34 Bandung.

3. Pelaksanaan Penelitian

Tahap ini merupakan inti dari penelitian yang dilakukan, peneliti mencari

jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah disusun untuk

memecahkan fokus masalah.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh peneliti adalah sebagai berikut:

a. Menghubungi wakasek Kesiswaan SMP Negeri 34 Bandung untuk meminta

informasi dan meminta izin untuk melaksanakan penelitian.

b. Menghubungi pihak tata usaha untuk memproses persuratan dan

merekomendasikan kemana saja penulis melakukan penelitian.

c. Mengadakaan agenda pertemuan dengan subjek yang akan diwanwancarai

oleh peneliti.

d. Menghubungi kembali untuk meminta konfirmasi mengenai agenda

wawancara yang telah disepakati sebelumnya kepada pihak-pihak yang yang

dikehendaki oleh penulis sebagai subjek penelitian.

e. Membuat catatan tambahan yang diperlukan beserta dokumentasi yang

dianggap penting yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

(20)

OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015

IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

73

Dalam tahap ini, data yang diperoleh melalui penelitian, diolah sesuai susunan

kebutuhan peneliti dari informasi yang telah dikumpulkan. Setelah itu, dilakukan

analisis data untuk mencari kebenaran dalam menjawab fokus masalah.

5. Penyusunan Laporan

Dalam tahapan ini peneliti menggabungkan seluruh bagian /bab penelitian

yang telah ditulis peneliti, untuk dipertanggungjawabkan peneliti dalam sebuah

sidang ujian skripsi.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu pedoman dalam penelitian untuk mencari

data-data atau informasi agar peneliti mendapatkan hasil atau data yang akan

diperoleh untuk selanjutnya diolah pada bab berikutnya. Salah satunya dapat mealui

wawancara. Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan wawancara untuk

memecahkan pertanyaan-pertanyaan yang ditetapkan dalam rumusan masalah.

Pertanyaan wawancara mencakup tiga hal, antara lain:

1. Pertanyaan umum dan identitas informan

2. Pertanyaan tentag setting sosial

3. Pertanyaan tentang tema yang diteliti

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen penelitian atau alat

peneliti adalah peneliti itu sendiri. Wawancara, dokumentasi dan pengamatan ke

lapangan adalah pelengkap untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam

penelitian. Dalam hal ini peneliti tidak menggunakan angket atau selebaran lainya

dalam penelitian ke lapangan. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh

(21)

OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015

IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

74

Dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti itu sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrument penelitian sederhana, yang dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara. Peneliti akan terjun ke lapangan sendiri, baik pada ground to question, tahap focused and selection, melakukan pengumpulan data, analisis dan membuat kesimpulan.

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, maka peneliti berpedoman pada

pendapat di atas bahwa dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen

dalam penelitian, oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti harus lebih aktif dalam

proses penelitian, setelah fokus permasalahan menjadi jelas, maka peneliti dapat

mengembangkan hasil penelitiannya dengan wawancara, pengambilan dokumentasi,

dan observasi untuk melengkapi data lainya.

F. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, data dikumpulkan oleh peneliti sendiri dengan

mengumpulkan data yang diperlukan dilapangan. Peneliti menjadi instrumen utama

yang terjun ke lokasi serta berusaha sendiri mengumpukan informasi melalui

observasi, dokumentasi, dan wawancara. Pada penelitian ini data utamanya adalah

berupa orang yang diamati dan diwawancarai. Data tersebut diperoleh melalui

kegiatan mengamati dan bertanya.

Jenis data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer

dan sekunder. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian

adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan

kuisioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut

denga responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan

peneliti, baik petanyaan tertulis maupun tidak tertulis. Apabila peneliti melakukan

teknik observasi, maka sumber datanya bisa berupa benda atau proses. Sedangkan,

(22)

OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015

IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

75

dokumen atau catatan penelitian. Menurut Suharsimi (2006: 129) menyatakan bahwa sumber data adalah “subjek darimana data diambil atau diperoleh”. Data primer berupa keterangan-keterangan yang langsung dicatat oleh peneliti yang bersumber

dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidamg kesiswaan, sarana prasarana serta

tenaga pendidik atau guru dan siswa SMP Negeri 34 Bandungyang mengetahui

secara rinci tentang masalah yang diteliti. Sedangkan data sekunder adalah catatan

yang bersumber dari rekaman atau dokumen-dokumen sebagai pelengkap data.

G.Teknik Pengumpulan Data

Sebuah penelitian tentu sangat memerlukan teknik pengumpulan data untuk

mengumpulkan informasi-informasi yang penting agar hasil penelitian sesuai dengan

dengan data yang diharapkan oleh peneliti pada akhir sebuah penelitian, oleh karena

itu peneliti menentukan teknik pengumpulan data yang akan digunakan oleh peneliti

yaitu:

a. Observasi

Observasi yaitu pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian

terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Arikunto (2010: 199) mengemukakan bahwa ”mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, dan pengecapan”. Sementara itu menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2011:196) mengemukakan bahwa observasi

merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai

proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses

pengamatan dan ingatan. Observasi ini dilakukan peneliti untuk mengamati sejauh

mana kegiatan belajar mengajar di kelas.

Melalui observasi ini peneliti akan mengumpulkan data yang diperlukan

untuk penelitian dengan cara melakukan observasi pada lokasi penelitian untuk

(23)

OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015

IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

76

pada objek yang kan diteliti, yaitu mengetahui sejauh mana penerapan program

moving class di SMP Negeri 34 Bandung dalam meningkatkan keterampilan

dalam mata pelajaran PKn disana.

b. Wawancara

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara. Moleong, (2000: 150) berpendapat bahwa: “wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, dimana percakapan itu dilakukan oleh dua

pihak, yaitu pewawancara (interview) yang mengajukan pertanyaan dan yang

diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”. Sementara itu Sugiyono (2011: 188), mengemukakan tentang wawancara bahwa:

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpullan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah responennya sedikit/kecil.

Wawancara pada penelitian ini dilakukan kepada guru dan siswa.

Wawancara dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses belajar mengajar pada

mata pelajaran PKn di SMP Negeri 34 Bandung. Tujuan wawancara ialah untuk

menjaring dan berkenaan dengan rencana pelaksanaan tindakan, pandangan dan

pendapat guru dan siswa terhadap penerapan program moving class.

c. Studi Literatur

Yaitu mempelajari buku-buku dan bahan-bahan yang berhubungan dengan

masalah yang menjadi pokok bahasan dengan objek penelitian guna mendapatkan

informasi teoretis. Studi literatur ini digunakan untuk memperoleh data empirik

yang relevan dengan masalah yang peneliti kaji.

Studi literatur adalah teknik penelitian yang dapat berupa

(24)

OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015

IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

77

dari buku-buku, majalah, naskah-naskah, kisah sejarah,

dokumentasi-dokumentasi, dan lain-lain (Kartono, 1996: 33).

Dalam penelitian ini peneliti membaca, mempelajari bahan-bahan atau

sumber-sumber informasi yang ada hubungannya dengan Pola pendidikan

ormawa dengan pendidikan karakter. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh

data teoritis yang sekiranya dapat mendukung kebenaran data yang digunakan

dalam penelitian ini.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan studi literatur berupa jurnal,

artikel, buku, dan hasil peneliti terdahulu mengenai moving class. Serta literatur

lainnya tentang civic skill.

d. Field Note

Catatan lapangan (Field Note) menurut Bogdan dan Biklen (J. Moleong,

2005:209) adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan

dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam

penelitian kualitatif. Di sini peneliti melakukan penelitian dengan cara membuat

catatan singkat pengamatan tentang segala peristiwa yang dilihat dan didengar

selama penelitian berlangsung, sebelum dirubah kedalam catatan yang lebih

lengkap. Catatan yang dipakai peneliti adalah catatan-catatan harian yang dibuat

selama peneliti melakukan penelitian.

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Setelah keseluruhan proses penelitian telah diselesaikan, maka selanjutnya

peneliti mulai melakukan pengelolaan data dan analisi data yang diperoleh dari hasil

wawancara, observasi, studi literatur, sedangkan analisis data diperlukan untuk

mendapatkan informasi yang berarti agar dapat mengungkapkan permasalahan yang

(25)

OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015

IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

78

Menurut Sugiyono (2011: 244) mengatakan bahwa:

Analisis data kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengirganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Pengolahan dan analisis data merupakan suatu langkah penting dalam

penelitian, karena amemberikan makna terhadap data yang diperoleh dan dikmpulkan

oleh peneliti. Dalam penelitian ini, pengelolaan dan analisis data akan dilakukan

melalui proses menyusun, mengkategorikan, mencari kaitan isi dari berbagai data

yang diperoleh dengan maksud untuk mendapatkan maknanya dan disesuaikan

dengan kajian penelitian.

Tahap akhir dari analisi data ini adalah mengadakan analisis data ini adalah

mengadakan pemeriksaan dan keabsahan data. Setelah selesai tahap ini, mulailah

tahap penafsiran data dalam mengolah hasil sementara menjadi teori subtantif dengan

menggunakan beberapa metode tertentu. Proses analisis data dimulai dengan

menelaah, memeriksa seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, dirangkum

dan difokuskan pada hal-hal yang dianggap penting oleh peneliti.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperti apa

yang diungkapkan Miles dan Huberman (1992: 16-18), bahwa “terdiri atas tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan/verifikasi”.berikut adalah bagan mengenai komponen

-komponen analisis data menurut Miles dan Huberman (1992: 20).

Bagan 3.1 Komponen-komponen Analisis Data

(26)

OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015

IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

79

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data adalah proses analisis yang dilakukan untuk menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan hasil penelitian dengan menfokuskan pada hal-hal

yang dianggap penting oleh peneliti, dengan kata lain reduksi data bertujuan

untuk memperoleh pemahaman-pemahaman terhadap data yang telah terkumpul

dari hasil catatan lapangan dengan cara merangkum, mengklasifikasikan sesuai

masalah dan aspek-aspek permasalahan yang diteliti.

2. Penyajian Data (Data Display) Pengumpulan

data/ (data collection)

Reduksi Data/ (data Reduction)

Kesimpulan/ (conclution drawing verification)

(27)

OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015

IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

80

Penyajian data (data display) adalah sekumpulan informasi tersusun yang

akan memberikan gambaran penelitian secara menyeluruh dengan kata lain

menyajikan data secara terperinci dan menyeluruh dengan mencari pola

hubungannya. Penyajian data yang disusun secara singkat, jelas dan terperinci

namun menyeluruh akan memudahkan dalam memahami gambaran-gambaran

terhadap aspek-aspek yang diteliti baik secara keseluruhan maupun bagian demi

bagian. Penyajian data selanjutnya disajikan dalam bentuk uraian atau laporan

sesuai denga data hasil penelitian yang diperoleh.

3. Conclusion Drawing Verification

Conclusion drawing verification merupakan upaya untuk mencari arti,

makna, penjelasan yang dilakukan terhadap data-data yang telah dianalisis dengan

mencari hal-hal penting. Kesimpulan ini disusun dalam bentuk pernyataan singkat

dan mudah dengan mengacu kepada tujuan penelitian.

Demikian prosedur yang dilakukan peneliti dalam pelaksanaan penelitian

ini. Dengan melakukan tahapan-tahapn ini diharapkan penelitian yang dilakukan

ini dapat memperoleh data yang memenuhi kriteria suatau penelitian yaitu derajat

kepercayaan, maksudnya data yang diperoleh dapat dipercaya dan dipertanggung

jawabkan kebenarannya.

I. Pemeriksaan Keabsahan Data

Hasil penelitian kualitatif seringkali diragukan karena dianggap tidak

memenuhi syarat validitas dan reabilita, oleh sebab itu ada cara-cara memperoleh

tingkat keprcayaan yang dapat digunakan untuk memenuhi kriteria kredibilitas

(validitas internal). Menurut Sugiyono (2010: 366) menjelaskan bahwa “uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji creability (validitas

(28)

OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015

IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

81

confirmability (obyektivitas)”. 1. Creability

Menurut Sugiyono (2010: 368) yang dimaksud dengan creability adalah

sebagai berikut:

creability merupakan uji kreabilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, analisis kasus negatif, menggunakan bahan referensi, dan member check.

a. Perpanjangan pengamatan

Dalam perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian

ini, difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh, apakah data

yang telah diperoleh tersebut setelah di cek kelapangan benar atau tidak, b erubah

atau tidak. Bila ternyata data sudah benar berarti telah dinyatakan kredibel, maka

waktu perpanjangan diakhiri, kecuali bila ditemukan kesalahan maka

perpanjangan akan kembali diberlakukan.

b. Peningkatan ketekunan dalam penelitian

Terkadang seorang peneliti dalam melakukan penelitian dilanda masalah

yang menghantui, yaitu rasa malas, maka untuk mengantisipasi ha tersebut

penulis meningkatkan ketekunan dengan membulatkan niat dan menjaga

semangat dalam meningkatkan intimitas hubungan dengan motivator. Hal ini

penulis lakukan agar dapat melakukan penelitian dengan lebih cermat dan

berkesinambungan.

c. Triangulasi data

Triagulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan

dari data berbagai sumber dengan sumber yang lain dengan waktu dan

(29)

OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015

IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

82

yang diperoleh dari sumber yang lain. Peneliti menggunakan triangulasi sebagai

teknik untuk mengecek keabsahan data, dimana dalam pengertiannya triangulasi

yang dikemukakan oleh Moleong (2004: 330) “triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian”. Sedangkan menurut Nasution, (2003: 115) “Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda yaitu wawancara, observasi dan dokumen”. Triangulasi ini selain digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya

data, selain itu triangulasi juga dapat berguna untuk menyelidiki validitas tafsiran

peneliti terhadap data, karena itu triangulasi bersifat reflektif. Berikut gambaran

mengenai triangulasi dengan teknik pengumpulan data:

1) Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data yang akan

dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui

beberapa sumber.

(30)

OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015

IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

83

Peserta Didik

Bagan 3.2 Triangulasi dengan tiga sumber data

(Sumber: Sugiyono, 2010: 372)

2) Triangulasi Teknik

Triangulasi terbaik untuk menguji kreabilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang

berbeda.

Wawancara Observasi

Dokumentasi

Bagan 3.3 Triangulasi dengan tiga teknik pengumpulan data

(Sumber: Sugiyono, 2010: 373)

3) Triangulasi Waktu

Seringkali waktu sangat mempengaruhi kreabilitas suatu data. Data

yang dikumpulkan dengan teknik wawancara dipagihari pada saat

narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data

yang lebih valid sehingga lebih kredibel.

Siang Sore

Pagi

(31)

OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015

IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

84

(Sumber: Sugiyono, 2010: 374)

d. Analisis kasus negatif

Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda

bahkan pertentangan. Hal ini lebih menekankan pada analisis permasalahan yang

timbul akibat adanya suatu ketidak sesuaian antara data satu dengan data yang

lainya.

e. Menggunakan referensi yang cukup

Dalam hal ini yang dimaksud menggunakan referensi yang cukup adalah

adanya pendudkung untuk membuktikan data yang ditemukan oleh peneliti. Oleh

karena itu supaya [enelitian validitas dapat dipercaya maka penulis

mengumpulkan semua bukti penelitian yang ada.

f. Member check

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti

kepada pemberi data tujuan, dimana member check ini berfungsi untuk

mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberik an

pemberi data. Dalam penelitian ini penulis melakukan member check kepada

semua sumber data terutama kepada kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang

kurikulum, wakil kepala sekolah bidang sarana prasarana, wakil kepala sekolah

bidang kesiswaan, guru PKn, dan peserta didik.

2. Transferability (validitas internal)

Sugiyono (2010: 376) menjelaskan bahwa:

Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif.

Validitas eksternal menunjukan derajat ketepatan atau dapat

(32)

OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015

IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

85

diambil. Nilai transfer berkenaan dengan kenyataan, hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain.

Oleh karena itu, supaya orang lain dapat memahami penelitian kualitatif

yang penulis lakukan sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian

ini, maka penulis dalam membuat laporan memberikan uraian yang rinci, jelas,

sistematis dan dapat dipercaya. Dengan demikian,penulis berharap pembaca menjadi

paham dan mengerti atas hasil penelitian ini, sehingga dapat menentukan dapat atau

tidaknya untuk mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain.

3. Dependability (Reabilitas)

Mengenai dependability Sugiyono (2010: 377) menjelaskan bahwa:

Dalam penelitian kualitatif, dependability disebut reliabilitas. Suatu

penelitian yang reliabel adalah apabila orang lain dapat

mengulangi/merefleksi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif, uji dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak melakukan proses penelitian ke lapangan, tetapi bisa memberikan data. Penelitian semacam ini perlu diuji dependability.

Berkaitan dengan dependability, penulis bekerja sama dengan pembimbing

untuk mengaudit terhadap keseluruhan proses penelitian dengan maksud supaya

penulis dapat menunjukan jejak aktivitas dilapangan dan mempertanggungjawabkan

seluruh rangkaian penelitian di lapangan mulai dari menentukan masalah/fokus,

memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan

keabsahan data, sampai membuat kesimpulan.

4. Confirmability (Obyektifitas)

Sugiyono (2010: 377) menjelaskan bahwa:

(33)

OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015

IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

86

uji obyektifitas penelitian. Penelitian dikatakan obyektif bila hasil penelitian telah disepakati oleh banyak orang. Dalam penelitian kualitatif, uji confirmability serupa dengan uji dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Confirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Maka penelitian tersebut telah memenuhi standar confirmability.

Berkenaan dengan hal tersebut, peneliti menguji hasil penelitian dengan

mengaitkannya dengan proses penelitian dan mengevaluasi apakah hasil

penelitian merupkan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan atau bukan.

(34)

148 OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015

IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

1. Simpulan Umum

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka penulis dapat menarik

sebuah kesimpulan bahwa perlu banyak dukungan dari semua pihak untuk

membantu berjalannya program moving class ini berjalan dengan baik. Dukungan

yang maksud dapat berupa dukungan kebijakan, dukungan berupa materiil

maupun immateriil dan juga kesadaran dan penuh rasa tanggung jawab dari semua

pihak untuk mewujudkan tujuan negara kita, yakni ” mencerdaskan kehidupan

bangsa” seperti yang diinginkan sejak awal kemerdekaan oleh bangsa kita.

Keterbatasan ruangan yang menghambat jalannya program moving class ini

tidak sepenuhnya membuat SMPN 34 Bandung merasa cemas. Hal ini

dikarenakan dengan kebijakan dan pengambilan keputusan yang tepat dalam

memanfaatkan sumber daya dan dukungan yang ada justru berbanding lurus

dengan kualitas hasil belajar peserta didik dan mendorong potensi dan minat

peserta didik, terutama dalam mengembangkan civic skill dalam mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan.

2. Simpulan Khusus

Di samping simpulan umum di atas, dirumuskan juga simpulan khusus

sebagai berikut:

a. Secara umum latar belakang SMPN 34 Bandung menggunakan moving class

pada mulanya adalah semata-mata dikarenakan keterbatasan lahan sekolah

untuk menyediakan ruangan kelas yang sebanding dengan jumlah rombongan

(35)

149 OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015

IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Implementasi program moving class pada mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan dalam mengembangkan civic skill di SMP Negeri 34

Bandung bahwa moving class ini lebih dirasakan langsung oleh peserta didik

karena mereka yang terlibat langsung sebagai objek dan subjek dari program

moving class. Secara umum gambaran moving class yang dialami oleh peserta

didik diawali dengan sistem belajar yang bercirikan peserta didik yang

mendatangi guru di kelas, namun kebijakan mengenai durasi waktu

perpindahan kelas ini banyak disalahgunakan oleh beberapa peserta didik

untuk membolos mata pelajaran tertentu, termasuk mata pelajaran PKn. Faktor

lain yang menyebabkan peserta didik membolos pada saat perpindahan kelas

adalah karena jarak dari satu ruangan kelas mata pelajaran dengan mata

pelajran lainnya terlalu jauh dan harus naik turun tangga, sehingga membuat

beberapa peserta didik merasa malas untuk berpindah-pindah kelas. Berkenaan

dengan pengembangan civic skill berbanding lurus dengan tujuan yang

diharapkan dengan menerapkan moving class, yakni mendorong minat dan

bakat peserta didik menjadi lebih aktif dan kreatif tentunya dengan dukungan

classroom management yang tepat dari guru mata pelajaran PKn.

c. Secara umum kemampuan berpartisipasi peserta didik lebih menonjol

dibandingkan keterampilan berpikir kritis. Hal ini didasari dari munculnya

bentuk-bentuk partisipasi yang bervariasi dan beraneka ragam dari mulai

partisipasi dalam ruang lingkup kecil hingga partisipasi dalam kegiatan yang

memiliki ruang lingkup cukup luas.

d. Hambatan yang dihadapi peserta didik dan guru dalam mengimplementasikan

program moving class dalam mengembangkan civic skill pada mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 34 Bandung terkendala dengan

(36)

150 OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015

IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akan pemeliharaan ruangan kelas dikarenakan rombongan belajar yang tidak

memiliki kelas yang tetap

B.SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini, sebagai bahan rekomendasi dengan

mempertimbangkan hasil temuan baik di lapangan maupun secara teoritis, maka

beberapa hal yang dapat menjadi bahan rekomendasi atau saran adalah sebagai

berikut:

1. Bagi SMP Negeri 34 Bandung

a.Sekolah perlu melakukan beberapa pergeseran paradigma dalam

pembelajaran yaitu perubahan-perubahan dalam kerangka berpikir para

pengelolanya yang lebih professional.

b.Perlunya menjalin komunikasi lebih baik lagi dengan pihak-pihak yang

bisa membantu program moving class berjalan dengan baik, seperti

mengoptimalisasi peranan komite sekolah, Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM), Organisasi Masyarakat (Ormas), Pemerintah, serta

dinas pendidikan setempat agar hambatan yang dirasakan bisa

diminimalisir.

c.Sekolah perlu mengelola dan mengatur sistem perpindahan kelas yang

baik dan terorganisir agar permasalahan ketika perpindahan kelas bisa

dikurangi.

2. Bagi Guru

a. Peningkatan kualitas guru perlu diperhatikan terutama dalam classroom

management agar jalannya proses pembelajaran dan pengelolaanya bisa

lebih professional dan terciptanya kelas sebagai laboratorium

(37)

151 OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015

IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk mengembangkan potensi, minat serta kemampuannya agar bisa

kompetitif dimasa yang akan datang.

b. Guru perlu lebih menjalin komunikasi dengan guru sekolah lain yang

menerapkan program yang serupa dengan SMP Negeri 34 Bandung,

yakni program moving class agar bisa saling berbagi, saling bertukar

pikiran dan mencari solusi untuk mengatasi permasalahan di dalam

kelas.

c. Perlunya guru setiap mata pelajaran, termasuk guru mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan untuk lebih meluangkan waktunya dalam

mengikuti seminar, loka karya, penataran atau bintek yang berkaitan

dengan manajemen pengelolaan kelas yang interaktif agar proses

pembelajaran di dalam kelas bisa dinamis serta menciptakan susasan

kelas yang kondusif, interaktif, partisipatif, memicu motivasi belajr

peserta didik, serta lebih meningkatkan civic skill dalam pembelajaran

PKn di dalam kelas.

3. Bagi Peserta didik

a. Meningkatkan sense of belonging dan penuh rasa tanggung jawab untuk

senantiasa menjaga setiap ruangan kelas yang ditempati, terutama

ruangan kelas mata pelajaran PKn agar mendukung suasana kelas agar

tetap nyaman, bersih, kondusif dan membantu peserta didik dalam

memicu semangat dalam mengikuti setiap proses pembelajaran di kelas

dengan baik.

b. Membiasakan diri untuk melatih kemampuan bertanya, menyanggah

dan menambahkan dalam setiap forum diskusi dan unjuk kerja

kelompok agar pembiasaan itu senantiasa melatih kemampuan berpikir

(38)

152 OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015

IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

argumentasi yang terarah dan dapat dipertanggung jawabkan secara

ilmiah pernyataannya.

4. Bagi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

a. Lebih banyak lagi dalam mengadakan kegiatan tambahan karya ilmiah

dalam bentuk seminar, diskusi panel, loka karya, atau dalam bentuk

sebuah kompetisi agar bisa menjadi referensi positif bagi mahapeserta

didik yang lain dalam melakukan penelitian ilmiah

b. Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan juga perlu memberikan

sumbangan pemikiran kepada dinas pendidikan dan pemerintah dalam

mengembangkan pengelolaan manajemen sekolah dengan cara

mengadakan seminar dan sosialisasi kepada para kepala sekolah dan

guru mata pelajaran terutama guru PKn, hal ini sangat perlu untuk

dilakukan mengingat hal ini terasa kurang menyentuh kepada para guru

khususnya.

5. Bagi peneliti berikutnya

Menyarankan agar peneliti berikutnya bisa melakukan penelitian lebih

mendalam yang berkaitan dengan koordinasi, pengawasan, serta

pendekatan terhadap sekolah-sekolah yang menggunakan program moving

(39)

OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015

IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xv

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku

Anwar. (2006). Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill Education). Bandung: Alfabeta

Arikunto, S. (1997). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta PT Rineka Cipta.

Branson, Margaret. (1999). Belajar Civic Education Dari Amerika. Yogyakarta: LKIS

Danial, E. dan Wasriah, N. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung

Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan. FPIPS. Universitas

Pendidikan Indonesia.

Guza, Afnil. (2008). Standar Nasional Pendidikan (SNP). Jakarta: Asa Mandiri

Hamalik, Oemar. (1995). Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta: Bumi Aksara.

Hassoubah, Zaleha Izhab. (2002). Cara Berpikir Kreatif dan Kritis. Bandung: Nuansa.

Johnson, elaineB, Pengantar Alwasilah, A. Chaedar. (2006). Contextual Teaching & learning (menjadikan Kegiatan Belajat-Mengajar Mengasyikan dan Bermakna). Bandung: Mizan Learning Center.

Karwati dan Priansa. (2014). Manajemen Kelas Classroom Management. Bandung: Alfabeta

Miles dan Huberman. (2009). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI-Pers

Moleong, L. J. (2004). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Nasution (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito

(40)

OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015

IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xv

Soemantri, N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sagala, Syaiful. (2009). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung : Alfabeta.

Sapriya. (2008). Pendidikan IPS. Bandung: Laboratorium PKn UPI.

.(2002). Studi Sosial Konsep dan Model Pembelajaran. Bandung: Buana Nusantara

Sastropoetro, S. (1986). Partisipasi, Komunikasi, Persuasi, dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional. Bandung: Alumni 1998

Sudjana, Nana. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru.

Sugiyono (2009). (Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan kuantitatif, penelitian kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (mixed Method). Bandung Alfabeta.

. (2011). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

Syafarudin. (2008). Efektifitas Kebijakan Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Winataputra dan Budimansyah. (2007). Civic Education: Konteks, Landasan, Bahan Ajar, dan Kultur Kelas. Bandung: Program Studi PKn SPs UPI.

Winataputra dan Saripudin Udin. (2001). Jatidiri Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Wahana Sistemik Pendidikan Demokrasi. Desertasi Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan

Wuryan, Sri dan Syaifullah. (2008). Ilmu Kewarganegaraan (Civics). Bandung Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan UPI

(41)

OKY ANDIYAN PRATAMA, 2015

IMPLEMENTASI PROGRAM MOVING CLASS SEBAGAI WAHANA PENGEMBANGAN CIVIC SKILL PADA MATA PELAJARAN PPKn (Studi Kasus Pada Siswa SMP Negeri 34 Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xv

Baluk, R. 2009. Strategi Belajar Dengan Moving Class. Tersedia: http://www. 21 Agustus [2013].

Dikavancivil dalam (http://elvosfor.wordpress.com/2009/02/22/sistem-moving-class-di-smada/). [22 Februari 2013]

Elvostor Bomber. Sistem Moving Class di SMADA . [Online]. Tersedia :

http://elvosfor.wordpress.com/2009/02/22/sistem-moving-class-di-smada/). [22 Februari 2013]

Heru Kustanto. Pembelajaran Moving Class. [Online]. Tersedia:

http://www.metrojambi.com/dikbud/6766-al-azhar-terapkan-moving-class.html.

Khaerudin http://www.alkausar.org.

Sunarto. Pengertian dan Definisi Program. [Online]. Tersedia:

http://carapedia.com/pengertian_definisi_program_info2048.html. [23

januari 2013]

Peraturan Menteri Pendidikan Nasioal No 22 tahun 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Referensi

Dokumen terkait