• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Persepsi Harga, Kepuasan Pembelanjaan dan Kepuasan Setelah Pengiriman Terhadap Pembelian ulang Pada CV Abdul Jaya di Sidoarjo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Persepsi Harga, Kepuasan Pembelanjaan dan Kepuasan Setelah Pengiriman Terhadap Pembelian ulang Pada CV Abdul Jaya di Sidoarjo."

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERSEPSI HARGA, KEPUASAN PEMBELANJAAN

DAN KEPUASAN PROSES PENGIRIMAN TERHADAP

PEMBELIAN ULANG PADA CV ABDUL JAYA DI SIDOARJO

SKRIPSI

Di Ajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjan Ekonomi Jurusan Manajemen

Oleh :

AFIKRI RAHMAT HIDAYAT 0512010095 / FE / EM

KEPADA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” JAWA TIMUR

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Persepsi Harga, Kepuasan Pembelanjaan dan Kepuasan proses pengiriman Terhadap Pembelian ulang pada CV Abdul Jaya di Sidoarjo.”

Menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini tidak akan terselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP., Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin N, MM., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Drs. Ec. Gendut Sukarno, MS., Ketua Program Studi Manajemen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, Sebagai Dosen Pembimbing Utama yang telah mengarahkan dan meluangkan waktu guna membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh staf Dosen Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan ilmunya.

(3)

7. Semua pihak yang telah membantu dan tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimakasih.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang menbangun akan penulis terima dengan senang hati demi sempurnanya skripsi ini.

Surabaya, Januari 2010

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAKSI ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

2.1. Penelitian Terdahulu ... 8

2.2. Landasan Teori ... 10

2.2.1. Pengertian Pemasaran ... 10

2.2.1.1.Pengertian Pasar Modal ... 9

2.2.1.2.Fungsi Pasar Modal ... 10

2.2.1.3.Peranan Pasar Modal ... 12

2.2.2. Pengertian E-Commers ... 11

(5)

2.2.2.1.2. Busines To Business Ecommerce Memiliki Karakteristik

Sebagai Berikut ... 13

2.2.2 Persepsi Harga ... 14

2.2.3. Kepuasan Pembelanjaan ... 19

2.2.4. Kepuasan proses pengiriman ... 20

2.2.5. Pembelian Ulang ... 22

2.2.5.1.Kencenderungan Pembelian Ulang ... 22

2.3. Hubungan Persepsi Harga, Kepuasan Belanja,dan Kepuasan Belanja dan Kepuasan proses pengiriman Terhadap Minat Pemebelian Ulang ... 23

2.3.1. Hubungan Persepsi Harga Terhadap Pembelian ulang 23

2.3.2. Hubungan Kepuasan Pembelanjaan Terhadap Pembelian ulang ... 23

2.3.3. Hubungan Kepuasan proses pengiriman Terhadap Pembelian ulang ... 24

2.4. Model Konseptual ... 25

2.5. Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

3.1. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel ... 27

3.1.1. Variabel Tak Bebas Yaitu Pembelian ulang (Y)... 27

3.1.2. Variabel Bebas (X) ... 28

(6)

3.1.2.2.Kepuasan Pmbelanjaan (X2) ... 28

3.1.2.3.Kepuasan proses pengiriman (X3) ... 29

3.2. Skala Pengukuran Variabel ... 30

3.3. Teknik Penempatan Populasi dan Sampel ... 30

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.4.1. Jenis Data ... 31

3.4.2. Sumber Data ... 31

3.4.3. Pengumpulan Data ... 32

3.5. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 32

3.5.1. Asumsi Model (Struktur Equation Modelling) ... 36

3.5.2. Pengujian Hipotesis Dan Hubungan Kausal ... 38

3.5.3. Pengujian Model Dengan Two- Step Aprroach... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 42

4.1.1. Gambaran Umum CV. Abdul Jaya ... 42

4.1.2. Jenis Produk ... 42

4.1.3. Lokasi Perusahaan ... 44

4.1.4. Visi Dan Misi Perusahaan ... 44

4.1.5. Struktur Organisasi ... 44

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 46

4.2.1. Gambaran Umum Keadaan Responden ... 46

4.2.2. Deskripsi Variabel Persepsi Harga (X1) ... 49

(7)

4.2.3.1. Deskripsi Variabel Kepuasan proses pengiriman (X3)

... 52

4.2.4. Deskripsi Variabel Minat Beli Ulang(Y) ... 53

4.3. Deskripsi Hasil Analisis Dan Uji Hipotesis... 54

4.3.1. Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas... 54

4.3.2. Evaluasi atas Outlier... 55

4.3.3. Deteksi Multicollinierity dan Singularity... 56

4.3.4. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 56

4.3.5. Pengujian Model Dengan One-Step Approach ... 60

4.3.6. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal ... 61

4.4. Pembahasan ... 60

4.4.1. Pengaruh Persepsi Harga Terhadap Minat Pembelian Ulang ... 63

4.4.2. Pengaruh Kepuasan Pembelanjaan Terhadap Minat Pembelian Ulang ... 64

4.4.3. Pengaruh Kepuasan proses pengiriman Terhadap Pembelian ulang ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

5.1. Kesimpulan ... 66

5.2. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Data Penjualan CV Abdul Jaya Setiap Bulan Pada 10 Bulan Terakhi

Tahun 2008 – 2009 ... 3

Tabel 2 Penelitian Terdahulu ... 8

Tabel 3 Goodness Of Fit Indicies ... 41

Tabel 4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 46

Tabel 5 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 47

Tabel 6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan... 48

Tabel 7 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 49

Tabel 8 Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Persepsi Harga (X1)... 50

Tabel 9 Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Kepuasan Pembelanjaan (X2) ... 51

Tabel 10 Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Kepuasan proses pengiriman (X3) ... 52

Tabel 11 Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Minat Beli Ulang(Y) ... 53

Tabel 12 Hasil Pengujian Normalitas ... 54

Tabel 13 Hasil Pengujian Outlier Multivariate ... 55

Tabel 14 Faktor Loading dan Konstruk dengan Confirmatory Factor Analysis ... 57

Tabel 15 Pengujian Reliability Consistency Internal ... 58

(9)
(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Model Pengukuran Faktor Persepsi Harga ... 33

Gambar 2 Model Pengukuran Faktor Kepuasan Pembelanjaan ... 34

Gambar 3 Model Pengukuran Faktor Kepuasan proses pengiriman ... 35

Gambar 4 Model Pemgukuran Faktor Minat Beli Ulang ... 36

Gambar 5 Struktur Organisasi ... 45

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Lampiran 2 Input Data Lampiran 3 Uji Normalitas

Lampiran 4 Hasil Pengujian Outlier

Lampiran 5 Hasil Pengujian Faktor loading dan construct dengan comfirmatory faktor analisis

Lampiran 6 Hasil Pengujian Reliability consiitency Internal

(12)

Pengaruh Persepsi Harga, Kepuasan Pembelanjaan dan Kepuasan Setelah Pengiriman Terhadap Pembelian ulang

Pada CV Abdul Jaya di Sidoarjo

Afikri Rahmat Hidayat

ABSTRAKSI

Perkembangan studi pemasaran yang berorientasi pada pelanggan memperkenalkan pendekatan pemasaran terbaru yaitu e-commerce. Perkembangan ini di awali adanya media internet yang semakin menjadi sarana mencari informasi, tapi juga mempunyai potensi besar sebagai media pemasaran dan perdagangan. Definisi dari e-commerce sendiri sangat beragam tergantung perspektif atau kaca mata pengguna e-commerce. E-commerce adalah suatu jenis dari suatu mekanisme bisnis secara elektronis dan yang memfokuskan diri pada transaksi bisnis berbasis individu dengan menggunakan internet sebagai media pertukaran barang atau jasa baik antara dua buah institusi maupun antara institusi dengan pelanggan secara langsung. Dengan penerapan e-commerce ini akan memudahkan pelanggan untuk berbelanja. Tujuan penelitian ini untuk Untuk menganalisis pengaruh persepsi harga pelanggan, kepuasan pemelanjaan pelanggan dan kepuasan proses pengiriman terhadap pembelian ulang pelanggan CV Abdul Jaya.

Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah

Structural Equation Modeling (SEM). Variabel penelitian adala atribute Persepsi harga (X1), Kepuasan pembelanjaan (X2), Kepuasan proses pengiriman (X3) dan Pembelian ulang(Y). Populasi penelitian adalah seluruh pelanggan CV Abdul Jaya yang sampai saat ini, dengan jumlah sampel yang sudah ditentukan dengan menggunakan teknik maximum likelithood estimatin sebanyak 122 responden.

Berdasarkan hasil pengujian dapat ditarik kesimpulan bahwa Persepsi harga, Kepuasan pembelanjaan dan Kepuasan proses pengiriman berpengaruh positif signifikan terhadap pembelian ulang pada CV Abdul Jaya Di Sidoarjo terbukti dan dapat diterima kebenarannya.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini persaingan yang dihadapi perusahaan semakin ketat, hal ini disebabkan oleh banyaknya perusahaan pesaing dengan produk sejenis tetapi mereka menawarkan kualitas produk yang lebih baik dan harga yang lebih murah. Untuk itu, perusahaan dituntut untuk dapat mengatasi masalah tersebut, terutama bagian pemasaran. Pada saat ini pelanggan lebih kritis terhadap kualitas produk atau jasa yang ditawarkan selain itu pelanggan juga memperhitungkan harga dan pelayanan yang di dapatkan. Markerters tidak dapat hanya menerapkan basic marketing tetapi

marketers juga harus memberikan pelayanan yang lebih kepada para pelanggannya,

marketers harus mempertimbangkan efek dari personel, customer service dan pshycal facilities terhadap kepuasan pelanggan (Kotler, 2007:3).

Mengetahui hal tersebut bagian pemasaran harus mampu bekerja lebh efektif, produktif, inovatif dan efisien hanya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang semakin bertambah namun di sisi lain memberikan laba untuk perusahaan. Dengan perkembangan teknologi saat ini. Perusahaan dapat memanfaatkannya sebagai alternatif untuk melakukan pendekatan dengan pelanggan dan melalui media elektronik yang memungkinkan setiap perusahaan dekat dengan pelanggan. Salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk menjangkau pelanggan adalah dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi. Metode yang efektif untuk menjangkau pelanggan potensial dalam jumlah yang sangat besar adalah menggunakan teknologi komputer dengan menggunakan internet. Dengan

(14)

menerapkan e-commerce akan mampu menjangkau pelanggan global dalam waktu singkat dan dana yang tidak terlalu besar. Hal ini dikarenakan peran internet bukan hanya sebagai sarana mencari informasi, tapi juga mempunyai potensi besar sebagai media pemasaran dan perdagangan. Periklanan melalui internet tersebut dilakukan dengan menggabungkan periklanan melalui situs web, serta penggabungan elektronik mail ( e-mail ) agar dapat mempengaruhi keputusan dari pelanggan.

Perkembangan studi pemasaran yang berorientasi pada pelanggan memperkenalkan pendekatan pemasaran terbaru yaitu e-commerce. Perkembangan ini di awali adanya media internet yang semakin menjadi sarana mencari informasi, tapi juga mempunyai potensi besar sebagai media pemasaran dan perdagangan. Definisi dari e-commerce sendiri sangat beragam tergantung perspektif atau kaca mata pengguna e-commerce. Tidak jauh berbeda dengan pendapat (Hartman 2000) e-commerce adalah suatu jenis dari suatu mekanisme bisnis secara elektronis dan yang memfokuskan diri pada transaksi bisnis berbasis individu dengan menggunakan internet sebagai media pertukaran barang atau jasa baik antara dua buah institusi maupun antara institusi dengan pelanggan secara langsung. Dengan penerapan e-commerce ini akan memudahkan pelanggan untuk berbelanja.

(15)

akan menjadi sia-sia dan akan mengeluarkan banyak biaya untuk mencari pelanggan baru seperti yang di ungkapkan Kotler(1997:42) bahwa biaya yang dikeluarkan untuk menarik pelanggan baru lebih tinggi dari pada biaya untuk mempertahankan pelanggan.

Tingkat penjualan CV Abdul Jaya cenderung mengalami penurunan Sebagai akibat adanya masalah rendahnya pembelian ulang.

Tabel 1 : Data Penjualan CV Abdul Jaya Setiap Bulan Pada 10 Bulan Terakhi Tahun 2008 – 2009

No Bulan Penjualan Unit

(16)

Data di atas mengindikasikan fenomena bisnis yang terjadi pada CV Abdul Jaya. Fenomena tersebut di karenakan adanya masalah yaitu rendahnya pembelian ulang pelanggan CV Abdul Jaya. Setelah melihat referensi atau penelitian terdahulu, terdapat tiga variabel yang dapat berpengaruh positif pada masalah rendanya pembelian ulang yaitu pesepsi harga, kepuasan pembelanjaan, kepuasan proses pengiriman. di sisi lain ketiga variabel tersebut adalah merupakan jalan keluar dari permasalahan rendahnya pembelian ulang. Dengan begitu penelitian ini mengambil judul :

(17)

1.2 Rumusan Masalah

Perusahaan yang menggunakan system e-commerce di hadapkan dengan dua hal penting yaitu yang pertama kepuasan pembelanjaan atau pemesanan produk dan yang kedua adalah kepuasan saat sampainya barang kepada pelanggan. Karena dua hal tersebut yang menentukan peningkatan penjualan perusahaan karena jika para pelanggan yang merasa puas akan system marketing e-commerce maka para pelanggan akan memiliki minat untuk melakukan pembelian ulang seperti halnya yang di ungkapkan (Srinivasan et al; 2002) Industri yang menggunakan e-commerce akan sangat bergantung kepada kepuasan pemesanan dan setelah pengiriman.

Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah-masalah yang perlu mendapatkan penelaahan yang lebih mendalam sebagai berikut:

1. Apakah persepsi harga pelanggan berpengaruh terhadap pembelian ulang pelanggan CV Abdul Jaya ?

2. Apakah kepuasan pembelanjaan pelanggan berpengfaruh terhadap pembelian ulang pelanggan CV Abdul Jaya ?

(18)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah seperti yang disebutkan diatas, maka secara terinci tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis pengaruh persepsi harga pelanggan terhadap pembelian ulang pelanggan CV Abdul Jaya.

2. Untuk menganalisis pengaruh kepuasan pembelanjaan pelanggan terhadap pembelian ulang pelanggan CV Abdul Jaya.

3. Untuk menganalisis pengaruh kepuasan proses pengiriman terhadap pembelian ulang CV Abdul Jaya.

1.4 Manfaat Penelitian

Secara terinci manfaat penelitian ini antara lain: 1. Bidang Praktis

a. Dapat dijadikan input bagi pihak manajemen perusahaan dalam menetapkan kebijakan-kebijakaan yang berkaitan dengan upaya memperbaiki, mempertahankan atau meningkatkan kepercayaan dan hubungan yang baik dengan pelanggan, sehingga menumbuhkan kesetian pelanggan untuk selalu berbelanja di tempat yang sama.

(19)

2. Bidang Teoritis

a. Dapat memberikan kontribusi secara teoritis terhadap ilmu pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan masalah marketing e-commerce.

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tabel 2

2.1 Penelitian Terdahulu

H1a. Persepsi harga memiliki efek positif pada kepuasan pelanggan keseluruhan.

H1b. Persepsi harga memilii efek langsung dan positif pada minat pelanggan untuk

kembali.

H2a. Kepuasan pelanggan secara keseluruhan dengan etailer positif adalah yang

terkait dengan kepuasan pembelanjaan.

H2b. Minat pelanggan untuk kembali ke etailaer positif yang berkaitan dengan

kepuasan pembelanjaan.

VARIABEL NO NAMA PENELIT

INDEPENDEN DEPENDEN

- Customer Overall Satisfaction

- Customer Itention

To Retrun

H3b: Signifikan (T ¼ 24:107).

H3c: Positif

H3d: Signifikan (T1/4 20:064).

H4: Negatif

(21)

H2c. Persepsi harga memiliki pengaruh yang lebih kuat pada kepuasan pelanggan

keseluruhan dari kepuasan pembelanjaan.

H2d. Persepsi harga memiliki pengaruh yang lebih kuat pada minat pelanggan untuk

kembali dari kepuasan pembelanjaan.

H3a. Kepuasan pelanggan keseluruhan dengan etailer positif yang berkaitan dengan

kepuasan proses pengiriman.

H3b. Minat pelanggan untuk kembali ke etailer positif yang berkaitan dengan

kepuasan proses pengiriman.

H3c. Kepuasan proses pengiriman memiliki pengaruh yang lebih kuat pada kepuasan

pelanggan keseluruhan dari kepuasan pembelanjaan.

H3d. Kepuasan pelanggan setelah pengiriman memiliki pengaruh yang lebih kuat

pada minat pelanggan untuk kembali dari kepuasan pembelanjaan.

H4. minat pelanggan untuk kembali ke etailer positif yang berkaitan dengan kepuasan

(22)

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pengertian pemasaran

Pengertian pemasaran menurut (Djsalim Saladin 2001: 2) menyatakan bahwa

pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial dari individu dan kelompok

untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui penciptaan, penawaran dan

pertukaran barang tersebut. Dan dalam bukunya yang lain (Djsalim Saladin 2003:1)

juga mendefinisian pemasaran sebagai suatu system total dari kegiatan bisnis yang

dirancang untuk merencanakan, menentukan harga promosi dan mendistribusikan

barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta

tujuan perusahaan.

Pemasaran menurut (Kotler 1997:8) pemasaran adalah suatu proses sosial dan

manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan,dan mepertukarkan produk

yang bernilai dengan pihak lain. ilmu pemasaran sekarang telah di praktekan secara

luas oleh organisasi bisnis. Hal ini dimungkinkan oleh adanya manfaat besar yang

diperoleh dalam mengelola suatu organisasi.

Demikian dengan organisasi bisnis di bidang pemasaran. Bidang usaha ini telah

mengalami peningkatan dari tahun ketahun. baik dari segi kuantitas maupun

kualitasnya yang berdampak pada timbulnya persaingan. adanya persaingan ini

menimbulkan pihak manajemen harus mempelajari bagaimana memasarakan suatu

produk atau jasa yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan dan diharapkan dapat

memuaskan kebutuhan pelanggan agar pelanggan memiliki minat untuk melakukan

(23)

2.2.2 Pengertian E-Commers

Definisi dari e-commerce sendiri sangat beragam tergantung perspektif atau

kaca mata pengguna e-commerce. (Hartman 2000) menyatakan bahwa e-commerce

adalah suatu jenis dari suatu mekanisme bisnis secara elektronis dan yang

memfokuskan diri pada transaksi bisnis berbasis individu dengan menggunakan

internet sebagai media pertukaran barang atau jasa baik antara dua buah institusi

maupun antara institusi dengan pelanggan secara langsung.

2.2.2.1 Jenis-Jenis E-Commerce Dan Karakteristiknya

E-Commerce dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu Business to Business (B2B)

dan Business to Consumer (B2C, retail). Kedua jenis eCommerce ini memiliki

(24)

2.2.2.1.1 Business To Business Ecommerce Memiliki Karakteristik:

1. Trading partners yang sudah diketahui dan umumnya memiliki hubungan

(relationship) yang cukup lama. Informasi hanya dipertukarkan dengan partner

tersebut. Dikarenakan sudah mengenal lawan komunikasi, maka jenis informasi

yang dikirimkan dapat disusun sesuai dengan kebutuhan dan kepercayaan

(trust).

2. Pertukaran data (data exchange) berlangsung berulang-ulang dan secara berkala,

misalnya setiap hari, dengan format data yang sudah disepakati bersama.

Dengan kata lain, servis yang digunakan sudah tertentu. Hal ini memudahkan

pertukaran data untuk dua entity yang menggunakan standar yang sama.

3. Salah satu pelaku dapat melakukan inisiatif untuk mengirimkan data, tidak

harus menunggu partnernya.

4. Model yang umum digunakan adalah Peer-to-Peer, dimana processing

intelegence dapat didistribusikan di kedua pelaku bisnis.

Topik yang juga mungkin termasuk di dalam business-to-business eCommerce

adalah electronic/Internet procurement dan Enterprise Resource Planning (ERP).

Hal ini adalah implementasi penggunaan teknologi informasi pada perusahaan dan

pada manufakturing. Sebagai contoh, perusahaan Cisco maju pesat dikarenakan

menggunakan teknologi informasi sehingga dapat menjalankan just-in-time

(25)

2.2.2.1.2 Business To Consumer Ecommerce Memiliki Karakteristik Sebagai

Berikut:

1. Terbuka untuk umum, dimana informasi disebarkan ke umum.

2. Servis yang diberikan bersifat umum (generic) dengan mekanisme yang dapat

digunakan oleh khalayak ramai. Sebagai contoh, karena sistem Web sudah

umum digunakan maka servis diberikan dengan menggunakan basis Web.

3. Servis diberikan berdasarkan permohonan (on demand). Konsumer melakukan

inisiatif dan produser harus siap memberikan respon sesuai dengan

permohonan.

4. Pendekatan client/server sering digunakan dimana diambil asumsi client

(consumer) menggunakan sistem yang minimal (berbasis Web) dan processing

(26)

2.2.2 Persepsi Harga

Pada dasarnya persepsi harga itu melibatkan kategorisasiyaitu kecenderungan

menempatkan pengalaman baru kedalam klasifikasi pengalaman yang sudah dikenal. Jika

seorang pembeli dihadapkan kepada suatu harga yang berbeda dari apa yang mereka

percayai pernah dibayar sebelumya, maka mereka harus menentukan apakah perbedaan

antara harga baru dan lam cukup berarti. bila perbedaan harga dipersepsikan tidak berarti,

mereka mengklasifikasikan kedua harga tersebut sama. Tapi jika perbedaan harga

dipersepsikan cukup berarti maka, pembeli dapat mengklasifikasikan produk tersebut

berbeda. Selama proses pengkategorisasian persepsi, pembeli dapat menggunakan isyarat

informasi atau petunjuk, yang sebagian berupa isyarat harga yang mempengaruhi

penilaian pembeli mengenai apakah perbedaan harga itu penting.

(Jacob dan Olson : 1977) membedakan antara tujuan harga dengan harga yang

dipersepsikan. tujuan harga menurutnya adalah harga aktual dari suatu produk, sedang

harga yang dipersepsikan adalah harga yang disandikan konsumen. Dari studi-studi yang

lalu, konsumen tidak selalu mengetahui atau mengingat harga aktual dari produk, tetapi

mereka menyandikan harga dengan cara yang dimengeti mereka sendiri (Dicson dan

Sawyer : 1985; Zeithaml, 1982, 1983). Perkembangan baru yang berkaitan dengan harga

adalah bahwa konsumen itu lebih sensitif terhadap kenaikan harga dibandingkan dengan

(27)

(Lichthenstein, Ridgway dan Netemeyer : 1993) mengkonstruksi tujuh perbedaan

yang digunakan untuk mengukur persepsi harga yaitu:

1. Price Consciousness.

(Monroe : 1990) menyatakan : price consciousness denostes the buyer’s sensitfity

towards price differentials. sedangkan (Lichthenstein, Ridgway dan Netemeyer : 1993)

memberikan konsep kesadaran harga (price consciousness) sebagai kecenderungan

konsumen atas pembayaran dengan harga yang rendah. Pembeli yang mempunyai

karakteristik kesadaran harga (price consciousness) adalah mereka yang tidak mau

membayar pada harga tinggi untuk suatu produk dan mau menahan diri pembelian

produk yang mempunyai harga tinggi. Ini berarti, meningkatnya harga suatu produk

berbanding terbalik dengan price consciousness.

2. Value Consciousness

Studi Exploratori (Zeithaml : 1988) menemukan definisi nilai sebagai berikut:

a. Value is low price, konsumen mendefinisikan nilai sebagai pengeluaran sejumlah

uang yang lebih sedikit.

b. Value is whatever i want in a product. definisi ini pada dasarnya sama dengan

definisi ekonomis dari nilai guna (utility), yaitu subyek mengukur

kegunaan/manfaat atau kepuasan dari hasil sesuatu yang dikonsumsinya.

c. Value is the quality i get for the price i pay. konsumen mendefinisikan nilai

sebagai trade-off antara satu komponen yang diberikan yaitu harga, dengan

sesuatu yang didapatkan yaitu kualitas.

d. Value is what i get for what i give. konsumen mempertimbangkan semua

(28)

(Monroe 1990) menyatakan nilai sebagai trade-off antara manfaat yang meraka

persepsikan kedalam produk relative terhadap pengorbanan yang mereka persepsikan dari

pembayaran harga. hal ini juga selaras dengan definisi yang diberikan oleh (Zeithaml

1988) yang menyatakan : The consumer overall assessment utility of a product based on

what is receifed and what is given. Nilai yang tertinggi untuk sebagian konsumen

dipandang dari sudut produk yang dihargai terendah yang dipertemukan dengan syarat

kualitas khususnya (Lichthenstein, Ridgway dan Netemeyer : 1990). Jadi kesadaran nilai

(value consciouness) ini memandang pembayaran yang rendah dengan tingkat kualitas

yang dipersepsikan.

3. Price Mavensim

Konsumen lebih suka menginformasikan harga yang rendah pada orang lain

disbanding menginformasikan harga yang tinggi. ada kecenderungan dari

konsumen untuk memberikan informasi kepada konsumen yang lain dimana

seseorang dapat berbelanja dengan harga murah. Hal ini konsisten dengan

pendapat (Feick dan Price : 1987) yang menyatakan bahwa konsumen selalu

memiliki keinginan untuk menginformasikan harga pasar yang rendah sehingga

mereka dapat mengatakan kembali informasi ini kepada pihak yang lain.

Sensitifitas harga untuk beberapa konsumen merupakan peran harga yang

negative yang direfleksikan dengan keinginan untuk menceritakan kepada orang

lain (price maven)

4. Coupon Proneness.

Pengurangan harga dalam bentuk kypon memberikan konsumen peluang

untuk mendapatkan produk yang dipromosikan. Individu yang cenderung

(29)

yang cenderung ke kupon) atau deal prone consumer. (Henderson : 1988)

menyatakan bahwa : Consumers who operate on the behavioral mechanism of

coupon primacy have a predominant commitment to a coupon that prevent

attention to factor such as a lowest price or best value for the money.

Pengurangan harga dalam bentuk kupon dapat meningkatkan respon pembelian

sebanding dengan penjualan dihasilkan pada harga rendah non kupon

(Lichtenstein, Netmeyer & Burton 1990) jadi pengurangan harga dalam hal dalm

membuat keputusan pembelian.

5. Sale Proneness

Bagi sebagian konsumen yang sensitive terhadap harga, naiknya harga

menimbulkan hubungan yang negative dengan pengurangan harga dalam bentuk

obral. Iklan dari harga obral yang bekerja sama dengan referensi harga (reference

price) telah menunjukan peningkatan persepsi nilai (value) yang hasilnya

ekuivalen dengan harga beli yang tidak ditunjukan dalam bentuk obral (Monroe &

Chapman 1987)

6. Price-Quality Schema.

Sebagian besar pembeli menggunakan harga sebagai indicator dari kualitas

produk. riset terdahulu yang dimulai oleh Leavitt berusaha untuk membuktikan

bahwa pembeli mempersepsikan harga harga mempunyai peran yang positif

dihubungkan dengan kualitas. Hal ini konsisten dengan pendapat (Olson 1977)

yang mendasarkan asumsi bahwa hubungan kualitas harga secara umum ada.

tetapi (Peterson & Wilson 1985) berargumentasi bahwa hubungan antara harga

dan kualitas tidak universal dan bahwa hubungan yang langsung antara keduanya

(30)

yang lebih tinggi ketika hanya harga yang merupakan informasi yang

memungkinkan keunggulan suatu produk. Karena ada kebingungan pembeli

tentang kemampuan atribut dan performa dari dari produk untuk menjelaskan

kualitas, maka pembeli cenderung menggunkan harga sebagai indikatornya. Hal

ini juga konsisten dengan pendapat (Lambret 1972 ) yang menyatakan bahwa

secara umum ada kecenderungan beberapa konsumen untuk beberapa konsumen

untuk bergantung pada harga sebagai isyarat kualitas, menggunakan harga sebagai

isyarat sebagai kualitas jika:

- Mereka percaya kualitas itu berbeda diantara merek dalam klas produk

- Mereka mempersepsikan bahwa kualitas yang rendah mempunyai beban resiko

terhadap kerugian yang lebih besar.

- Mereka tidak memunyai informasi lain yang memungkinkan untuk

mengevaluasi kualitas sebelum membuat keputusan membeli.

Jadi hubngan harga-kualitas dapat di artikan semakin tinggi harga ada

kemungkinan semakin tinggi kualitas.

7. Prestige Sensitivity

seperti halnya hubungan harga-kualitas, persepsi dan isyarat harga dapat

digunakan sebagai sinyal terhadap orang lain. Artinya pembeli membeli produk

dengan harga yang lebih tinggi bukan karena kualitasnya, tetapi karena

persepsinya bahwa orang lain mempersepsikan harga lebihtinggi sebagai orang

yang royal, status sosialnyalebih tinggi dan sebagainya. Jadi harga yang lebih

tinggi dapat digunakan sebagai sinyal dari identitas social pembeli.

Dari ketuju ukuran konstruksi tersebut, yang lima pertama sesuai dengan persepsi

(31)

mendasarkan harga sebagai pengeluaran ekonomi yang harus dikorbankan.

Artinya semakin tinggi harga (dalam persepsi harga konsumen) semakin banyak

jumlah uang yang akan di korbankan. Semakin banyak jumlah uang yang

dikorbankan, akan mempengaruhi probabilitas pembelian secara negative, artinya

semakin sedikit semakin sedikit jumlah produk yang dibeli. Sedang yang dua lagi

konsisten dengan persepsi harga yang mempunyai peran harga yang positif,

artinya hubungan antar harga dengan kualitas dan prestige adalah searah. Semakin

tinggi harga dipersepsikan maka semakin tinggi kualitas atau prestigenya.

2.2.3 Kepuasan Pembelanjaan

Kepuasan pembelanjaan menjadi suatu hal yang penting dalam suatu karena

kepuasan pembelanjaan pelanggan berpengaruh langsung terhadap minat pelanggan

untuk melakukan pembelian ulang. Begitupula dalam penerapan e-commerce. Sesuai

dengan karakteristik e-tailer, para e-tailer harus memiliki kemampuan untuk membuat

pelanggan merasa puas dalam melakukan pembelanjaan. menurut (Pan dkk : 2002)

kemampuan dalam menciptakan kenyamanan belanja dan kebijakan harga untuk

pelanggan adalah karakteristik e-tailer. Pada umumnya para pelanggan akan memilih

salah satu dari sekian banyak link para etailer yang memasarkan barang atau jasanya

melalui internet. Maka pelanggan akan emimilih e-tailer yang memiliki keunggulan

untuk membuat pelanggan merasa puas dalam pembelanjaanya.

Mengetahui hal seperti itu maka para e-tailer berlomba-lomba untuk menjadi

yang terbaik untuk menarik minat pelanggan untuk berbelanja. banyak cara yang di

(32)

Menurut smith (Smith dkk : 2000) diantara karakteristik e-tailer ada beberapa hal

yang memiliki pengaruh positif terhadap persepsi pelanggan dalam kenyamanan

belanja di e-tailer yaitu:

1. Kinerja situs Web ( web yang singkat, padat, jelas dan mudah pengoprasiannya)

2. Informasi produk yang jelas dan pasti.

3. Produk pilihan (dengan melakukan seleksi produk untuk memberikan produk

yang baik lepada pelanggan)

4. Kemudahan pemesanan dalam melakukan pembelanjaan.

5. Pengiriman dan penanganan barang yang pasti.

kedalaman informasi produk pada situs web yang ditemukan untuk mempengaruhi

persepsi kenyamanan belanja pelanggan (Shankar dkk : 2001). Menentukan pengiriman

dan penanganan sebagai faktor yang mencerminkan dimensi kenyamanan belanja yang

konsisten dengan dua faktor ( kenyamanan dan kehandalan) solusi karakteristik e-tailer

(Pan et al : 2002).

2.2.4 Kepuasan proses pengiriman

Terkadang pelanggan khawatir setelah melakukan belanja online karena pelanggan

tidak dapat melihat secara langsung barang yang telah di belinya. Karena ada ruang

pemisah sementara antara penjual dan pembeli di pasar online, pertukaran antara uang

dan barang yang tidak bersamaan sehingga terdapat resiko pengiriman (Smith et al :

2000) maka dari itu kepuasan proses pengiriman adalah sebagai konsep penilaian

pelanggan pada subsistem pelayanan e-retailing pada pemenuhan dimensi kehandalan.

Keandalan e-tailer dalam memenuhi transaksi dan memberikan produk merupakan

(33)

2000). keungulan pengirman barang terkait dengan seperti waktu pengiriman, apakah

barang di kirimkan seperti yang dijanjikan dan konsistensi dari pelayanan pelanggan

(dalam rangka pelacakan, tepat waktu pengiriman). Dengan demikian etailer lebih

diharuskan memiliki kekuatan menghasilkan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi

setelah dilkakukannya pengiriman barang dengan tujuan agar pelanggan memiliki niat

untuk melakukan pembelian ulang.

2.2.5 Pembelian Ulang

Pengertian pembelian ulang adalah individu melakukan pembelian produk atau jasa

dan menentukan untuk membeli lagi, maka pembelian kedua dan selanjutnya disebut

pembelian ulang. Pembelian ulang didefinisikan oleh (Dharmmesta & Handoko : 2000)

adalah pembelian yang pernah dilakukan terhadap produk atau jasa yang sama dan akan

membeli lagi untuk kedua atau ketiga kalinya Sedangkan definisi pembelian ulang

menurut (Sunarto : 2003) adalah konsumen hanya membeli produk atau jasa secara

berulang tanpa mempunyai perasaan khusus terhadap apa yang dibelinya.

Disini perilaku pembelian ulang dianggap seperti kebiasaan karena individu

melakukan pembelian ulang karena sudah terbiasa memakai produk atau jasa yang

sama sehingga berulang-ulang membelinya. Dalam pembelian ulang konsumen

melakukan evaluasi terhadap produk atau jasa yang dibeli. Jika produk atau jasa

tersebut dianggap sesuai dengan harapan konsumen maka konsumen akan melakukan

pembelian ulang, tetapi sebaliknya jika konsumen merasa produk atau jasa tersebut

tidak sesuai dengan harapan konsumen maka konsumen tidak akan melakukan

pembelian ulang terhadap produk atau jasa tersebut. Dalam penelitian ini yang dibahas

(34)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kecenderungan pembelian ulang adalah

suatu wujud perilaku individual pada suatu toko dimana konsumen melakukan

pembelian secara berulang di suatu toko sebagai hasil evaluasi konsumen terhadap

pengalaman konsumsi sebelumnya.

2.2.5.1 Kecenderungan Pembelian Ulang

Menurut Fishbein & Asjen (dalam Baron & Byrne, 2003) keputusan untuk

menampilkan tingkah laku tertentu yang merupakan hasil dari proses rasional yang

diarahkan pada suatu tujuan tertentu dan mengikuti urut-urutan berpikir. Pilihan

tingkah laku dipertimbangkan, konsekuensi dari hasil dari setiap tingkah laku

dievaluasi dan hasil dari tingkah laku kemudian dibuat sebuah keputusan apakah akan

bertindak atau tidak. Kemudian keputusan itu direfleksikan dalam tujuan tingkah laku.

Dalam hal ini seorang konsumen menampilkan tingkah laku yaitu proses pembelian

kemudian konsumen melakukan evaluasi terhadap perilaku konsumsinya. Berdasarkan

hasil evaluasi tersebut kemudian konsumen menetapkan tujuannya, apakah akan

melakukan pembelian ulang atau tidak melakukan pembelian ulang.

Konsumen membentuk intensi pembelian atas dasar-dasar faktor-faktor seperti

harga yang diharapkan, manfaat pelayanan yang diharapkan, pendapatan keluarga

(Kotler, 1997). Oliver (dalam Usmara 2000) menganggap intensi pembelian (purchase

intentions) sebagai suatu fungsi perilaku individual terhadap suatu produk atau jasa,

sehingga konsumen membentuk suatu perilaku tentang pemberi jasa berdasarkan

pengharapan mereka sebelumnya mengenai performansi perusahaan dan perilaku ini

(35)

2.3 Hubungan Persepsi Harga, Kepuasan Belanja Dan Kepuasan proses pengiriman Terhadap Pembelian ulang.

2.3.1 Hubungan Persepsi Harga Terhadap Pembelian ulang

Hubungan persepsi harga terhadap pembelian ulang disampaikan oleh Mittal et al

(2000) menyatakan bahwa ”Her qualitative study suggests that unfavorable price

perceptions may have a direct effect on customer intention to switch”. Dapat di artikan

bahwa her studi menunjukan persepsi harga yang tidak baik mungkin berpengaruh

langsung pada minat pelanggan untuk beralih. Disimpulkan bahwa persepsi harga

berpengaruh positif dengan pembelian ulang.

2.3.2 Hubungan Kepuasan Pembelanjaan Terhadap Pembelian ulang

Hubungan kepuasan pembelanjaan terhadap pembelian ulang disampaikan oleh

Novak et al (2000) menyatakan bahwa “The type of shopping convenience and

experience are to have an positif impact back to online markets in the same site”.

Dapat di artikan bahwa kenyamananbelanja dan pengalam yang memiliki dampak

positif terhadap kembali ke pasar online di situs yang sama. Disimpulkan bahwa

(36)

2.3.3 Hubungan Kepuasan proses pengiriman Terhadap Pembelian ulang

Hubungan kepuasan proses pengiriman terhadap pembelian ulang disampaikan oleh

Carmon (2000) menyatakan bahwa “Crucial part of the purchasing experience occurs

at theend of the purchase process, when critical factors influence one’s likelihood

ofreturning to the same site”. Dapat di artikan bahwa bagian penting dari pengalaman

pembelian terjadi di akhir proses pembelian yang mana mempengaruhi dari

kemunginan kembali ke situs yang sama. Disimpulkan bahwa kepuasan proses

(37)

2.4 Model Konseptual

Pembelian ulang Y Penampilan Web Site

(X2.3) Informasi Produk

(X2.2)

Ordering Tracking (X3.4)

Customer Support (X3.3) On Time Delivery

(X3.2) Produck Met Expectation (X3.1)

Membeli Merek Yang Diinginkan

(Y1)

Menyimpan Informasi Untuk Dimasa Yang

Akan Datang (Y3) Positive Role Of Price

(x1.2) Negative Role Of Price

(X1,1)

Pengiriman Produk (X2.5) Seleksi Produk

(X2.4)

Mengevaluasi Merek Tersebut Pada Saat

Dikonsumsi

(38)

2.5 Hipotesis

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat di rumuskan hipotesis

dalam penelitian ini yaitu

1. Persepsi harga berpengaruh positif terhadap pembelian ulang pada UKM

A bdul Hamid.

2. Kepuasan pembelanjaan berpengaruh positif terhadap pembelian ulang

pada UKM A bdul Hamid.

3. Kepuasan proses pengiriman berpengaruh positif terhadap pembelian

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional dan pengukuran variabel berisi tentang pernyataan

pengoprasionalan atau pendefinisian konsep-konsep penelitian menjadi

variabel-variabel penelitian termasuk penetapan cara dan satuan pengukuran variabel-variabelnya

(Anonym, 2003 : iv-10)

3.1.1 Variabel Tidak Bebas Yaitu Pembelian ulang (Y)

Pembelian ulang adalah :Keinginan pelangan untuk melakukan pembelian

barang atau jasa yang sama karena dorongan dari kepuasan pembelian barang atau

jasa yang sama di masa lampau.

Variabel pembelian ulang merupakan pengaruh dari kepuasan pelanggan

setelah melakukan pembelian pertama (Assel : 1998) dengan indikator

sebagaiberikut :

1. Membeli merek yang diinginkan merupakan keinginan pelanggan membeli

barang yang di inginkan karena kepuasan pelanggan setelah pembelian pertama.

2. Mengevaluasi merek tersebut pada saat dikonsumsi merupakan persepsi

pelanggan setelah mengkonsumsi barang yang di beli sesuai dengan

keinginannya.

3. Menyimpan informasi untuk digunakan dimasa yang akan datang merupakan

menunjukan kepuasan pelanggan setelah membeli dan mengkonsumsi barang

yang di inginkan.

(40)

3.1.2 Variabel Bebas (X)

3.1.2.1 A. Persepsi Harga (X1)

Persepsi harga adalah: Penilaian pelanggan terhadap suatu barang atau

jasa yang diukur dari harga barang atau jasa yang ditentukan.

Variabel persepsi harga merupakan persepsi pelanggan akan harga dari

suatu barang yang dibeli (Ridgway & Netemeyer : 1993) dengan indikator

sebagai berikut :

1. Negative role of price merupakan persepsi konsumen terhadap harga yang lebih

tinggi dianggap sebagai menambah jumlah pengeluaran uang yang dilakukan,

sehingga probabilitas dari pembelian menjadi Turun.

2. Positif role of price merupakan persepsi yang diberikan pelanggan dihubungkan

kualitas barang dan sensitifitas pretise sehingga sehinggan harga yang lebih tinggi

tetap mempunyai probabilitas pembelian yang tinggi.

3.2.1.2 B. Kepuasan Pembelanjaan (X2)

Kepuasan pembelanjaan adalah: Rasa puas pelanggan terhadap suatu proses

belanja yang telah memberikan pelayanan dan kemudahan terhadap pelanggan.

Variabel kepuasan pembelanjaan merupakan kepuasan pelanggan saat

melakukan pembelanjaan (Pingjun Jiang Bert Rosenbloom : 2004) dengan

indicator sebagai berikut :

1. Kemudahan pemesanan merupakan proses pembelanjaan yang mudah, tidak

menyulitkan pelanggan.

2. Informasi produk adalah memberikan informasi yang jelas dan pasti akan produk

(41)

3. Penampilan web adalah tampilan web yang memuasakan yang meiputi link,

gambar, laycut.

4. Seleksi produk adalah penyeleksian produk sebelum dikirim agar memberikan

kualitas produk terbaik untuk pelanggan.

5. Pengiriman dan penanganan adalah kemampuan dalam pengiriman barang yang

jelas dan pasti.

3.2.1.3 C. Kepuasan proses pengiriman (X3)

Kepuasan setelah pengriman adalah: Kepuasan pelanggan terhadap

pelayanan retailer akan pengiriman barang atau jasa yang telah di beli oleh

pelanggan.

Variabel kepuasan proses pengiriman adalah kepuasan pelanggan setelah

melakukan pembelanjaan dan telah mendapatkan barang yang dibeli (Bert

Rosenbloom & Pingjun Jiang : 2004) dengan indicator sebagai berikut :

1.Produck meet expectation adalah barang yang dipastikan sampai kepada pelanggan.

2.On time delivery adalah pengiriman barang kepada pelanggan yang tepat waktu.

3.Customer support adalah penanganan secara langsung terhadap keluhan pelanggan.

4.Order tracking adalah kemampuan dalam pengiriman meliputi kondisi dalam

(42)

3.2 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval. Skala interval

adalah skala mengurutkan obyek berdasarkan suatu atribut skala yang digunakan

dalam penelitian ini adalah semantic different scale yang terukur dalam skala

tujuh poin denagn pola:

1 7

Sanagant tidak setuju sangat setuju

3.3 Teknik Penempatan Populasi Dan Sample

a. Poulasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. (Sugiaono 1999: 72). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh pelanggan CV Abdul Jaya yang sampai saat ini yaitu

berjumalah 143.

b. Sample

Teknik penentuan sample yang digunakan adalah teknik maximum likelithood

estimatin (Ferdinand, 2002 : 48). Jumlah sample yang di ambil sebesar 5-10

jumlah indicator. Jika digunakan dalam penelitian ini maka Jumlah indikator

variabel laten sebesar 14 sehingga ukuran sample minimal 70-140 responden.

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang representative, maka jumlah sample

yang di ambil 10 kali jumlah variabel laten sebesr 14, jadi responden yang di

(43)

sampelnya 122 maka dapat dikatakan cukup representative karena dalam

penggunaan teknik analisis SEM, syarat minimal sample adalah 100 sampel.

(Jonathan: 2002) Sample yang kurang dari 100, akan kurang baik hasilnya jika

menggunakan SEM. Untuk pengambilan sample digunakan teknik non

probability sampling karena peluang dari anggota populasi yang dipilih tidak

diketahui, sedangkan jenis sampling yang digunakan adalah purposve sampling.

Adapun kriteria yang digunakan adalah pelanggan CV Abdul Jaya yang pernah

melakukan pembelian produk dari CV Abdul Jaya melalui internet.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Memuat penjelasan tentang bagaimana data di kumpulkan sebelum diolah

dan di analisis yang kemudian akan digunakan dalam penelitian ini.

3.4.1 Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang

merupakan data yang diperoleh langsung dari responden melalui pengisian

kuisioner yang diberikan pada pelanggan CV Abdul Jaya berkaitan dengan

variabel penelitian.

3.4.2 Sumber Data

Merupakan asal mula pengambilan suatu data, dalam penelitian ini data

(44)

3.4.3 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan data mengenai obyek

yang akan diteliti dengan cara sebagai berikut : (nazir, 1999: 234)

a.Wawancara

Yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya

jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden.

b.Kuesioner

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan daftar pertanyaan

kepada responden untuk diisi menurut pendapat pribadi sehubungan dengan

masalah yang diteliti dan kemudian untuk tiap jawaban diberi nilai (skor).

3.5 Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis

Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah

struktural equation modelling (SEM). Model pengukuran variabel persepsi

harga, pembelanjaan, kepuasan proses pengiriman dan pembelian ulang

menggunakan konfirmatory faktor analisis. Penaksiran pengaruh masing_masing

variabel bebas tehadap variabel terikatnya menggunakan koefisien jalar.

Langkah-langkah dalam analisis SEM model pengukuran dengan faktor persepsi harga

dilakukan sebagai berikut:

persamaan dimensi faktor persepsi harga.

Y11 = λ1 Faktor Persepsi Harga + er_1

Y12 = λ2 Faktor Persepsi Harga + er_2

Bila persamaan di atas menyatakan dalam sebuah pengukuran model untuk diuji

unidimensionalitasnya melalui confirmatory faktor analisis, maka model

(45)

Gambar 1 : Model Pemgukuran FaktorPersepsi Harga

1

1

Keterangan :

Z11 = pertanyaan tentang negative role of price

Z12 = pertanyaan tentang positif role of price

er_j = eror term Z1j

Persamaan dimensi faktor kepuasan pembelanjaan :

Z21 = λ1 Faktor Kepuasan Pembelanjaan + er_3

Z22 = λ2 Faktor Kepuasan Pembelanjaan + er_4

Z23 = λ3 Faktor Kepuasan Pembelanjaan + er_5

Z24 = λ4 Faktor Kepuasan Pembelanjaan + er_6

Z25 = λ5 Faktor Kepuasan Pembelanjaan + er_7

Bila persamaan di atas menyatakan dalam sebuah pengukuran model

untuk diuji unidimensionalitasnya melalui confirmatory faktor análisis, maka

model pengukuran dengan faktor kepuasan pembelanjaan akan nampak sebagai

berikut: Persepsi

Harga

er_2 er_1

(46)

Gambar 2 : Model Pemgukuran Faktor Kepuasan Pembelanjaan

Z21 = pertanyaan tentang kemudahan pemesanan

Z22 = pertanyaan tentang informasi produk

Z23 = pertanyaan tentang penampilan web

Z24 = pertanyaan tentang seleksi produk

Z25 = pertanyaan tentang pengiriman produk

Er_j = error term Z2j

Persamaan Dimensi Faktor Kepuasan proses pengiriman

Z31 = λ1 Faktor Kepuasan proses pengiriman + er_8

Z32 = λ2 Faktor Kepuasan proses pengiriman + er_9

Z33 = λ3 Faktor Kepuasan proses pengiriman + er_10

Z34 = λ4 Faktor Kepuasan proses pengiriman + er_11

Bila persamaan di atas menyatakan dalam sebuah pengukuran model

untuk diuji unidimensionalitasnya melalui confirmatory faktor análisis, maka

model pengukuran dengan kepuasan proses pengiriman akan nampak sebagai

(47)

Gambar 3 : Model Pemgukuran Faktor Kepuasan proses pengiriman

1

1

1

1

Keterangan :

Z31 = pertanyaan tentang product meat expectation

Z32 = pertanyaan tentang on time delivery

Z33 = pertanyaan tentang customer support

Z34 = pertanyaan tentang ordering tracking

Er_j = error term Z3j

Persamaan Dimensi Faktor Pembelian ulang

Y11 = λ1 Faktor Pembelian ulang + er_12

Y12 = λ2 Faktor Pembelian ulang + er_13

Y13 = λ3 Faktor Pembelian ulang + er_14

Bila persamaan di atas menyatakan dalam sebuah pengukuran model

untuk diuji unidimensionalitasnya melalui confirmatory faktor análisis, maka

model pengukuran dengan faktor pembelian ulang akan nampak sebagai berikut: Kepuasan

proses pengiriman

Z32

Z33 Z31

Z34 er_11

(48)

Gambar 4 : Model Pemgukuran Faktor Pembelian ulang

1

1

1

Keterangan :

Y11 = pertanyaan tentang product meat expectation

Y12 = pertanyaan tentang on time delivery

Y13 = pertanyaan tentang customer support

Er_j = error term Yj

3.5.1 Asumsi Model (Structural Equation Medeling)

a. Uji Normalitas Sebaran Dan Linieritas

1. Normalitas dapat di uji dengan melihat gambar histrogam data atau dapat

di uji dengan metode-metode statistic.

2. Menggunakan critcal ratio yang diperoleh dengan membagi koefisien

sample dengan standart erornya dan skweness value yang biasanya disajikan

dalam statistic deskriptif dimana nilai statistic untuk menguji normalitas itu

disebut sebagai z-value. Pada tingkat siknifikansi 1%, jika nilai z lebih besar

dari nilai kritis, maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal.

3. Normal Probability Plot (SPSS 10.1) Y11

Y12

Y13 er_14

er_13 er_12

(49)

4. Linieritas dengan mengamati scatter plots dari data yaitu dengan memilih

pasangan data dan dilihat pola penyebarannya untuk menduga ada

tidaknya linieritas.

b. Evaluasi atas Outlier

1. Mengamati nilai z-score : ketentuannya diantara 3,0 non outlier.

2. Multivariate outlier diuji dengan criteria jarak mahalanobis pada tingkat

p< 0,001. Jarak di uji dengan Chi-Square (x) pada df sebesar jumlah

variabel bebasnya. Ketentuan: bila mahalanobis > Dari nilai x adalah

multivariate outlier. Outlier adalah observasi atau data yang memiliki

karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh jauh dari

observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai extrim untuk sebuah

variabel tunggal atau kombinasi (Hair, 1998)

c. Deteksi Multicolonierity dan Singularity

Dengan mengamati Determinant Matiks Covarians. Dengan ketentuan

apabila Determinant Sample Matrik mendekati angka 0 (kecil) maka

terjadi multikolinieritas dan singularitas (Tabachnick & Fidell, 1998)

d. Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah

indicator dalam menilai sesuatu atau akauratnya pengukuran atas apa yang

seharusnya diukur. Sedangkan reliabilitas adalah ukuran mengnai

konsistensi internal dari indicator-indikator sebuah konstruk yang

menunjukan derajat sampai dimana masing-masing indicator itu

mengindikasikan sebuah konstruk yang umum. Karena indicator multi

(50)

dengan melihat loading faktor hubungan antara setiap observered variabel

dan latent variabel. Sedangkan reliabilitas diuji dengan construct

reliability dan variance-exstracted.

Construct Reliability dan Variance-Exstracted dihitung dengan rumus :

(∑s tan dardize loading) ² construct liability =

(∑s tan dardize loading) ² + ∑εj

(∑s tan dardize loading) ² construct liability =

(∑s tan dardize loading) ² + ∑εj

Sementara εj dapat dihitung dengan formulaεj 1 – (Standardize Loading)

secara umum , nilai construct reliability yang dapat diterima adalah ≥ 0,7 dan

variance exstracted≥ 0,5 (Hair et.al: 1998). Standardize loading dapat diperoleh

dari output AMOS 4.01, dengan melihat nilai sestimasi construct standardize

regression weights terhadap tiap butir sebagai indikatornya.

3.5.2 Pengujian Hipotesis Dan Hubungan Kausal

Pengaruh langsung (koefisien jalur) di amati dari bobot regresi standar,

dengan pengujian signifikansi pembanding nilai CR (critical ratio) atau p

(probability) yang sama dengan nilai T hitung. Apabila t hitung lebih besar dari t

(51)

3.5.3 Pengujian Model Dengan Two-Step Approach

Two-Step Approach To Structural Equation Modeling (SEM) digunakan

untuk menguji model yang di ajukan. Two-step approach digunakan untuk

mengatasi masalah sample data yang kecil jika dibandingkan dengan jumlah butir

instrumentasi yang digunakan (Hart & Line 1996) dan keakuratan relia bilitas

indicator-indikator terbaik dapat dicapai dalam two-step approach ini. Two-Step

Approach bertujuan untuk menghindari interaksi antara model pengukuran dan

model structural pada one-step approach (Hair,et,al 1998). Sample data dalam

penelitian ini berjumlah 190 dan jumlah butir instrumentasi penelitian berjumlah

19 butir pertanyaan. Yang dilakukan dalam two-step approach to SEM adlah :

estimasi terhadap measurement model dan estimasi terhadap structural model

(Anderson & Garbing 1988) cara yang dilakukan dalam meng analisis sem

dengan two-step approach adalah sebagai brikut :

a. Menjumlahkan skala butir-butir setiap konstrak menjadi sebuah indicator

Summed-scale bagi setiap konstrak. Jika terdapat skala yang berbeda setiap

indicator tersebut di standarisasi (Z-score)dengan mean = 0, sd = 1, yang

tujuannya adalah untuk mengeliminasi pengaruh-pengaruh skala yang berbeda

tersebut (Hair et al : 1998).

b. Menetapkan eror (ε) dan lamda (λ) trems, eror trems dihitung dengan rumus 0,1

kali σ (Anderson & Garbing : 1988). Perhitungan construct reliability (α) telah

dijelaskan pada bagian sebelumnya dengan deviasi standar (σ) dapat dihitung

dengan bantuan program aplikasi statisyik SPSS. Setelah eror (ε) dan lamda (λ)

trems diketahui, skor tersebut dimasukan sebagai parameter fix pada analisis

(52)

Evaluasi Model

Hair et,al : 1998 menjelaskan pola “confirmatory” menunjukan prosedur

yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas hipotesis-hipotesis dengan pengujian

fit antara model teoritis dan data empiris. Jika model teoritis menggambarkan

“god fit” dengan data maka model dianggap sebagai yang diperkuat. Sebaliknya,

suatu model tidak diperkuat jika teori tersebut memiliki suatu “poor fit”. Dengan

data amos dapat menguji apakah model “godfit”atau poor fit. Jadi god fit model

yang di uji sangat penting dalam penggunaan structural equation modeling.

Pengujian terhadap model yang dikembangkan dengan berbagai criteria

goodness of fit, yak ni chi-square, probability, RMSEA, GFI, TLI, CFI, AGFI,

CMIN/DF. Apabila model awal tidak god fit dengan data maka model

(53)

Table 3 : Goodness Of Fit Indicies

FIT INDEX KETERANGAN CUT OF VALUE

X² - chi-square menguji apakah covariance populasi yang

destimasi sama dengan covariance sample

[apakah model sesuai dengan data

Diharapkan kecil, 1-5

atau paling baik

diantara 1 &2

Probability Uji signifikansi terhadap perbedaan matriks

covariance data dan matriks covariance yang di

estimasi.

Minimum 0,1 atau

0,2, atau ≥ 0,05

RMSEA Mengkompensasi kelemahan chi-square pada

sample besar

≤ 0,08

GFI Mengjitung proporsi tertimbag varians dalam

matriks sample yang dijelaskan oleh matriks

covariance populasi yang diestimasi [analog

dengan R² dalam regresi berganda]

≥ 0,90

AGFI GFI yang disesuaikan dengan DF ≥ 0,90

CMIN/DF Kesesuaiyan antara datra dan model ≤ 2,00

TLI Perbandingan antara model yang di uji

terhadap baseline model

≥ 0,95

CFI Uji kelayakan model yang tidak sensitive

terhadap besarnya sample dan kerumitan model.

≥ 0,94

(54)

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum CV. Abdul Jaya

Tahun 2001 telah berdiri CV. Abdul Jaya. CV. Abdul Jaya didirikan oleh abdul

hamid sebagai perusahaan yang memproduksi sandal dan sepatu. Pabrik sandal dan

sepatu ini berlokasi di Kepuh Kiriman Dalam No 76 Waru Sidoarjo. CV. Abdul Jaya

bukan merupakan perusahaan bersekala besar. Dalam memproduksi sandal dan sepatu,

CV. Abdul Jaya masih menggunakan tenaga manusia karena menurut abdul hamid

sebagai pemilik perusahaan “Menggunakan tenaga manusia lebih bermanfaat untuk

masyarakat sekitar”. CV. Abdul Jaya memiliki dua cabang yaitu di Surabaya dan gersik.

CV. Abdul Jaya memasarkan produknya dengan sistim grosir. Keseluruhan pelanggannya

adalah pengecer.

4.1.2. Jenis Produk

Hasil produksi CV. Abdul Jaya adalah :

1. Sandal

Sandal yang di produksi adalah sandal untuk laki-laki dan perempuan dengan berbagai

ukuran sesuai pesanan.

2. Sepatu

Sandal yang di produksi adalah sandal untuk laki-laki dan perempuan dengan berbagai

(55)

4.1.3. Lokasi perusahaan

Lokasi atau letak suatu perusahaan yang strategis merupakan salah satu syarat

daripada berdirinya suatu perusahaan. Dimana letak strategis ini dapat menunjang suatu

usaha atau kegiatan pemasaran agar ysaha yang dijalankan atau dioperasikan oleh

perusahaan dapat berjalan dengan lancer dan menghemat biaya yang dikeluarkan oleh

perusahaan dimana CV. Abdul Jaya berdiri dekat dengan pasar yang khusus berjualan

sandal dan sepatu yaitu Wedoro.

4.1.4. Visi dan misi perusahaan

Visi CV. Abdul Jaya :

CV. Abdul Jaya didedikasikan untuk menjadi perusahaan yang bermanfaat untuk

masyarakat dan menjadi distributor terdepan di bidang sandal dan sepatu melalui usaha

perluasan pasar baru.

Misi CV. Abdul Jaya :

CV. Abdul Jaya didedikasikan untuk memberikan kepuasan konsumen yang

unggul melalui adanya produk-produk konsumen yang bermerk international, layanan

distribusi yang berkualitas teratas dan merk yang mampu bertahan.

4.1.5. Struktur organisasi

Struktur organisasi yang digunakan CV. Abdul Jaya adalah struktur organisasi

garis (line organization) kekuasaan dan wewenang yang berasal dari seorang pemimpin /

(56)

Gambar 6. Struktur Organisasi

Adapun tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan yang tertera dalam

struktur organisasi CV. Abdul Jaya adalah sebagai berikut:

a. Manager

Merupakan top manager yang bertanggung jawab atas seluruh operasi perusahaan.

b. Kep Accounting

- Bertanggung jawab atas seluruh jalannya keuangan perusahaan.

- Bertanggung atas sumber-sumber keuangan perusahaan.

- Memberikan laporan atas kegiatan dan keuangan perusahaan pada pipinan di

atasnya

ACCOUNTING

MANAGER

STAF PEMASARAN

STAF PRODUKSI

(57)

c. Kep Pemasaran

- Menyusun strategi pemasaran.

- Menyampaikan system, peraturan perusahaan kepada karyawan area sales manager.

- Bertanggung jawab atas seluruh bagian pemasaran

d. Kep Produksi

- Mengawasi pegawai bagian produksi.

- Mengontrol administrasi bagian produksi.

- Bertanggung jawab seluruh bagian produksi

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

4.2.1. Gambaran Umum Keadaan Responden

Responden dalam penelitian ini adalah pelanggan CV Abdul Jaya.

1. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 112 orang responden

diperoleh gambaran responden berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut :

Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)

1 Laki-laki 53 47,32

2 Perempuan 59 52,68

Total 112 100

(58)

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

dalam penelitian ini berjenis kelamin perempuan dimana hal tersebut ditunjukkan

adanya responden yang berjumlah 59 orang atau sebesar 52,68% sedangkan sisanya

adalah responden yang berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah sebanyak 53 orang

atau sebesar 47,32%.

2. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 112 orang responden

diperoleh gambaran responden berdasarkan usia adalah sebagai berikut :

Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Prosentase (%)

1 20 – 25 tahun 25 22,32

2 26 – 30 tahun 40 35,71

3 30 – 35 tahun 21 18,75

4 Diatas 35 tahun 26 23,21

Total 112 100,00

Sumber : Hasil penyebaran kuesioner

Tabel diatas memberikan informasi bahwa sebagian besar responden dalam

penelitian ini adalah mereka yang berusia 26 hingga 30 tahun dengan jumlah 40 orang

atau sebesar 35,71%. Tidak hanya itu juga terdapat responden yang berusia diatas 35

tahun dengan jumlah sebanyak 26 orang atau sebesar 23,21%, responden yang berusia

20-25 tahun dengan jumlah sebanyak 25 orang atau sebesar 22,32%, kemudian

responden yang berusia 30 hingga 35 tahun dengan jumah sebnayak 21 orang atau

(59)

3. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 112 orang responden

diperoleh gambaran responden berdasarkan pendidikan adalah sebagai berikut :

Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

No Pekerjaan Jumlah Prosentase (%)

1 SMU 35 31,25

2 D3 25 22,32

3 S1 40 35,71

4 Lain – lain 12 10,71

Total 112 100

Sumber : Hasil penyebaran kuesioner

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

dalam penelitian ini memiliki pendidikan setingkat S1 dengan jumlah sebanyak 40

orang atau sebesar 35,71%, sedangkan terbanyak kedua mempunyai pendidikan

setingkat SMU dengan jumlah sebanyak 35 orang atau sebesar 31,25%, kemudian

responden yang mempunyai pendidikat setingkat D3 dengan jumlah sebanyak 25 atau

sebesar 22,32 dan sisanya responden yang mempunyai pendidikan lain – lain seperti

SMP, tidak lulus SD atau S2 dengan jumlah sebanyak 12 orang atau sebesar 10,71%.

4. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 112 orang responden

(60)

Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah Prosentase (%)

1 Pegawai Negeri 28 25,00

2 Pegawai Swasta 48 42,86

3 Wiraswasta 22 19,64

4 Lain – lain 14 12,50

Total 112 100

Sumber : Hasil penyebaran kuesioner

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar pelanggan CV

Abdul Jaya dalam penelitian ini memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta dengan

jumlah sebanyak 48 orang atau sebesar 42,86%, kemudian responden yang

mempunyai pekerjaan sebagai pegawai negeri dengan jumlah sebanyak 28 orang atau

sebesar 25%, sedangkan yang memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta dengan jumlah

sebanyak 22 orang atau sebesar 19,64% dan sisanya sebanyak 14 orang atau sebesar

12,50% mempunyai pekerjaan lain – lain seperti pedagang dan buruh.

4.2.2. Deskripsi Variabel Persepsi Harga (X1)

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para responden

(61)

Tabel 8. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Persepsi

Apakah harga sandal CV Abdul Jaya membuat persepsi anda adalah sebagai

menambah jumlah pengeluaran ?

0 1 14 22 38 29 8 112

2

Apakah harga sandal CV Abdul Jaya membuat persepsi anda akan harga tersebut dihubungkan dengan kualitas barang dan sensitifitas prestise ?

0 3 6 29 47 20 7 112

Total 0 4 20 51 85 49 15

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner (diolah peneliti) pada lampiran 2

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam

penelitian ini menyatakan setuju terhadap pertanyaan yang diajukan, hal tersebut

ditunjukkan dengan besarnya total skor yang berada pada skor 5 dengan jumlah sebesar

85 jawaban.

Kondisi diatas menunjukkan bahwa harga sandal CV Abdul Jaya membuat

persepsi responden adalah sebagai menambah jumlah pengeluaran, serta menurut

responden harga sandal CV Abdul Jaya membuat persepsinya akan harga tersebut

dihubungkan dengan kualitas barang dan sensitifitas prestise.

4.2.3. Deskripsi Variabel Kepuasan Pembelanjaan (X2)

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para responden

(62)

Tabel 9. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Kepuasan

Apakah saudara tidak mengalami kesulitan dalam melakukan pemesanan di CV Abdul Jaya melalui internet (kemudahan produk yang lengkap dan jelas di dalam web site CV Abdul Jaya ?

0 0 1 32 50 27 2 112

3

Apakah menurut anda penampilan web site CV Abdul Jaya menarik ?

0 0 1 29 64 16 2 112

4

Apakah produk yang diberikan CV Abdul Jaya tidak ada kerusakan ?

0 0 2 21 71 17 1 112

5

Apakah terdapat pilihan biaya pengiriman di CV Abdul Jaya ?

0 0 1 19 65 27 0 112

Total 0 0 5 130 292 126 7

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner (diolah peneliti) pada lampiran 2

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam

penelitian ini menyatakan setuju terhadap pertanyaan yang diajukan, hal tersebut

ditunjukkan dengan besarnya total skor yang berada pada skor 5 dengan jumlah sebesar

292 jawaban.

Kondisi diatas menunjukkan bahwa responden tidak mengalami kesulitan dalam

melakukan pemesanan di CV Abdul Jaya melalui internet (kemudahan pemesanan), serta

responden selalu mendapatkan informasi produk yang lengkap dan jelas di dalam web

site CV Abdul Jaya, menurut responden penampilan web site CV Abdul Jaya menarik

dan produk yang diberikan CV Abdul Jaya tidak ada kerusakan, serta menurut responden

(63)

4.2.4 Deskripsi Variabel Kepuasan proses pengiriman (X3)

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para responden

yang berjumlah 112 orang diperoleh jawaban sebagai berikut :

Tabel 10. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Kepuasan proses pengiriman (X3)

Skor Jawaban No Pertanyaan

1 2 3 4 5 6 7 Total

1

Apakah terdapat kepastian bahwa barang sampai kepada pelanggan.

0 0 0 20 60 32 0 112

2

Pengiriman barang CV Abdul Jaya kepada pelanggan yang tepat waktu.

0 0 0 18 65 26 3 112

3

Terdapat pelayanan pelanggan secara langsung mengenai keluhan atau kekurangan dari CV Abdul Jaya.

0 0 0 16 73 21 2 112

4

CV Abdul Jaya memiliki jasa pengiriman yang handal.

0 0 0 16 63 33 0 112

Total 0 0 0 70 261 112 5

Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner (diolah peneliti) pada lampiran 2

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam

penelitian ini menyatakan setuju terhadap pertanyaan yang diajukan, hal tersebut

ditunjukkan dengan besarnya total skor yang berada pada skor 5 dengan jumlah sebesar

261 jawaban.

Kondisi diatas menunjukkan bahwa terdapat kepastian bahwa barang sampai

kepada pelanggan, serta menurut responden pengiriman barang CV Abdul Jaya kepada

pelanggan yang tepat waktu dan terdapat pelayanan pelanggan secara langsung mengenai

keluhan atau kekurangan dari CV Abdul Jaya, serta CV Abdul Jaya memiliki jasa

Gambar

Tabel 1 : Data Penjualan CV Abdul Jaya Setiap Bulan Pada 10 Bulan  Terakhi Tahun 2008 – 2009
Gambar 2 : Model Pemgukuran Faktor Kepuasan Pembelanjaan      1   1   1   1  1  Keterangan :
Gambar 3 : Model Pemgukuran Faktor Kepuasan proses pengiriman     1  1   1   1  Keterangan :
Gambar 4 : Model Pemgukuran Faktor Pembelian ulang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selama 45 hari pemeliharaan tidak terdapat perbedaan yang nyata antar gurami bastar, bluesafir dan bule untuk sintasan, pertum buhan ber at, pertumbuhan panjang, dan rerata

Kriteria Penilaian Kemampuan Siswa Memperkenalkan Diri dan Orang Lain di Dalam Forum Resmi dengan Intonasi yang

pendapat yang dikemukakan oleh Sardiman (2011: 83), yakni siswa yang memiliki motivasi ditandai dengan beberapa hal berikut: 1) Tekun menghadapi tugas, maksudnya

ayah tirinya sampai masa remaja. Beliau tidak sempat menemui masa jahiliyah, dan bertemu dengan Nabi ketika remaja. Beliau ini sangat jujur, tidak pernah bohong dan mencintai Islam,

mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap bentuk adaptasi tumbuhan mangrove Ceriops tagal Lamk., di daerah Bedul dan Grajagan, Taman Nasional Alas

Bentuk-bentuk penerapan adab media sosial yang telah dilakukan pada siswa sekolah dasar diantaranya berupa pengendalian intensitas penggunaan gadget , penanaman nilai-

Sebagai perusahaan yang memiliki cakupan yang luas serta perusahaan yang bergerak pada bidang teknologi PT Telekomunikasi Indonesia memiliki media internal yaitu

1221103450, Skripsi, Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Widya Dharma Klaten, pengaruh higienis terhadap keputusan pembelian produk Sari Roti di kecamatan