PENGARUH PERSEPSI HARGA, KEPUASAN PEMBELANJAAN
DAN KEPUASAN PROSES PENGIRIMAN TERHADAP
PEMBELIAN ULANG PADA CV ABDUL JAYA DI SIDOARJO
SKRIPSI
Di Ajukan Untuk Memenuhi Sebagian
Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjan Ekonomi Jurusan Manajemen
Oleh :
AFIKRI RAHMAT HIDAYAT 0512010095 / FE / EM
KEPADA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” JAWA TIMUR
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Persepsi Harga, Kepuasan Pembelanjaan dan Kepuasan proses pengiriman Terhadap Pembelian ulang pada CV Abdul Jaya di Sidoarjo.”
Menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini tidak akan terselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP., Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin N, MM., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. Ec. Gendut Sukarno, MS., Ketua Program Studi Manajemen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, Sebagai Dosen Pembimbing Utama yang telah mengarahkan dan meluangkan waktu guna membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh staf Dosen Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan ilmunya.
7. Semua pihak yang telah membantu dan tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terimakasih.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang menbangun akan penulis terima dengan senang hati demi sempurnanya skripsi ini.
Surabaya, Januari 2010
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
ABSTRAKSI ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 5
1.3. Tujuan Penelitian ... 6
1.4. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
2.1. Penelitian Terdahulu ... 8
2.2. Landasan Teori ... 10
2.2.1. Pengertian Pemasaran ... 10
2.2.1.1.Pengertian Pasar Modal ... 9
2.2.1.2.Fungsi Pasar Modal ... 10
2.2.1.3.Peranan Pasar Modal ... 12
2.2.2. Pengertian E-Commers ... 11
2.2.2.1.2. Busines To Business Ecommerce Memiliki Karakteristik
Sebagai Berikut ... 13
2.2.2 Persepsi Harga ... 14
2.2.3. Kepuasan Pembelanjaan ... 19
2.2.4. Kepuasan proses pengiriman ... 20
2.2.5. Pembelian Ulang ... 22
2.2.5.1.Kencenderungan Pembelian Ulang ... 22
2.3. Hubungan Persepsi Harga, Kepuasan Belanja,dan Kepuasan Belanja dan Kepuasan proses pengiriman Terhadap Minat Pemebelian Ulang ... 23
2.3.1. Hubungan Persepsi Harga Terhadap Pembelian ulang 23
2.3.2. Hubungan Kepuasan Pembelanjaan Terhadap Pembelian ulang ... 23
2.3.3. Hubungan Kepuasan proses pengiriman Terhadap Pembelian ulang ... 24
2.4. Model Konseptual ... 25
2.5. Hipotesis ... 26
BAB III METODE PENELITIAN ... 27
3.1. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel ... 27
3.1.1. Variabel Tak Bebas Yaitu Pembelian ulang (Y)... 27
3.1.2. Variabel Bebas (X) ... 28
3.1.2.2.Kepuasan Pmbelanjaan (X2) ... 28
3.1.2.3.Kepuasan proses pengiriman (X3) ... 29
3.2. Skala Pengukuran Variabel ... 30
3.3. Teknik Penempatan Populasi dan Sampel ... 30
3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 31
3.4.1. Jenis Data ... 31
3.4.2. Sumber Data ... 31
3.4.3. Pengumpulan Data ... 32
3.5. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 32
3.5.1. Asumsi Model (Struktur Equation Modelling) ... 36
3.5.2. Pengujian Hipotesis Dan Hubungan Kausal ... 38
3.5.3. Pengujian Model Dengan Two- Step Aprroach... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 42
4.1.1. Gambaran Umum CV. Abdul Jaya ... 42
4.1.2. Jenis Produk ... 42
4.1.3. Lokasi Perusahaan ... 44
4.1.4. Visi Dan Misi Perusahaan ... 44
4.1.5. Struktur Organisasi ... 44
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 46
4.2.1. Gambaran Umum Keadaan Responden ... 46
4.2.2. Deskripsi Variabel Persepsi Harga (X1) ... 49
4.2.3.1. Deskripsi Variabel Kepuasan proses pengiriman (X3)
... 52
4.2.4. Deskripsi Variabel Minat Beli Ulang(Y) ... 53
4.3. Deskripsi Hasil Analisis Dan Uji Hipotesis... 54
4.3.1. Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas... 54
4.3.2. Evaluasi atas Outlier... 55
4.3.3. Deteksi Multicollinierity dan Singularity... 56
4.3.4. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 56
4.3.5. Pengujian Model Dengan One-Step Approach ... 60
4.3.6. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal ... 61
4.4. Pembahasan ... 60
4.4.1. Pengaruh Persepsi Harga Terhadap Minat Pembelian Ulang ... 63
4.4.2. Pengaruh Kepuasan Pembelanjaan Terhadap Minat Pembelian Ulang ... 64
4.4.3. Pengaruh Kepuasan proses pengiriman Terhadap Pembelian ulang ... 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66
5.1. Kesimpulan ... 66
5.2. Saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data Penjualan CV Abdul Jaya Setiap Bulan Pada 10 Bulan Terakhi
Tahun 2008 – 2009 ... 3
Tabel 2 Penelitian Terdahulu ... 8
Tabel 3 Goodness Of Fit Indicies ... 41
Tabel 4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 46
Tabel 5 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 47
Tabel 6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan... 48
Tabel 7 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 49
Tabel 8 Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Persepsi Harga (X1)... 50
Tabel 9 Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Kepuasan Pembelanjaan (X2) ... 51
Tabel 10 Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Kepuasan proses pengiriman (X3) ... 52
Tabel 11 Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Minat Beli Ulang(Y) ... 53
Tabel 12 Hasil Pengujian Normalitas ... 54
Tabel 13 Hasil Pengujian Outlier Multivariate ... 55
Tabel 14 Faktor Loading dan Konstruk dengan Confirmatory Factor Analysis ... 57
Tabel 15 Pengujian Reliability Consistency Internal ... 58
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Model Pengukuran Faktor Persepsi Harga ... 33
Gambar 2 Model Pengukuran Faktor Kepuasan Pembelanjaan ... 34
Gambar 3 Model Pengukuran Faktor Kepuasan proses pengiriman ... 35
Gambar 4 Model Pemgukuran Faktor Minat Beli Ulang ... 36
Gambar 5 Struktur Organisasi ... 45
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Lampiran 2 Input Data Lampiran 3 Uji Normalitas
Lampiran 4 Hasil Pengujian Outlier
Lampiran 5 Hasil Pengujian Faktor loading dan construct dengan comfirmatory faktor analisis
Lampiran 6 Hasil Pengujian Reliability consiitency Internal
Pengaruh Persepsi Harga, Kepuasan Pembelanjaan dan Kepuasan Setelah Pengiriman Terhadap Pembelian ulang
Pada CV Abdul Jaya di Sidoarjo
Afikri Rahmat Hidayat
ABSTRAKSI
Perkembangan studi pemasaran yang berorientasi pada pelanggan memperkenalkan pendekatan pemasaran terbaru yaitu e-commerce. Perkembangan ini di awali adanya media internet yang semakin menjadi sarana mencari informasi, tapi juga mempunyai potensi besar sebagai media pemasaran dan perdagangan. Definisi dari e-commerce sendiri sangat beragam tergantung perspektif atau kaca mata pengguna e-commerce. E-commerce adalah suatu jenis dari suatu mekanisme bisnis secara elektronis dan yang memfokuskan diri pada transaksi bisnis berbasis individu dengan menggunakan internet sebagai media pertukaran barang atau jasa baik antara dua buah institusi maupun antara institusi dengan pelanggan secara langsung. Dengan penerapan e-commerce ini akan memudahkan pelanggan untuk berbelanja. Tujuan penelitian ini untuk Untuk menganalisis pengaruh persepsi harga pelanggan, kepuasan pemelanjaan pelanggan dan kepuasan proses pengiriman terhadap pembelian ulang pelanggan CV Abdul Jaya.
Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah
Structural Equation Modeling (SEM). Variabel penelitian adala atribute Persepsi harga (X1), Kepuasan pembelanjaan (X2), Kepuasan proses pengiriman (X3) dan Pembelian ulang(Y). Populasi penelitian adalah seluruh pelanggan CV Abdul Jaya yang sampai saat ini, dengan jumlah sampel yang sudah ditentukan dengan menggunakan teknik maximum likelithood estimatin sebanyak 122 responden.
Berdasarkan hasil pengujian dapat ditarik kesimpulan bahwa Persepsi harga, Kepuasan pembelanjaan dan Kepuasan proses pengiriman berpengaruh positif signifikan terhadap pembelian ulang pada CV Abdul Jaya Di Sidoarjo terbukti dan dapat diterima kebenarannya.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini persaingan yang dihadapi perusahaan semakin ketat, hal ini disebabkan oleh banyaknya perusahaan pesaing dengan produk sejenis tetapi mereka menawarkan kualitas produk yang lebih baik dan harga yang lebih murah. Untuk itu, perusahaan dituntut untuk dapat mengatasi masalah tersebut, terutama bagian pemasaran. Pada saat ini pelanggan lebih kritis terhadap kualitas produk atau jasa yang ditawarkan selain itu pelanggan juga memperhitungkan harga dan pelayanan yang di dapatkan. Markerters tidak dapat hanya menerapkan basic marketing tetapi
marketers juga harus memberikan pelayanan yang lebih kepada para pelanggannya,
marketers harus mempertimbangkan efek dari personel, customer service dan pshycal facilities terhadap kepuasan pelanggan (Kotler, 2007:3).
Mengetahui hal tersebut bagian pemasaran harus mampu bekerja lebh efektif, produktif, inovatif dan efisien hanya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang semakin bertambah namun di sisi lain memberikan laba untuk perusahaan. Dengan perkembangan teknologi saat ini. Perusahaan dapat memanfaatkannya sebagai alternatif untuk melakukan pendekatan dengan pelanggan dan melalui media elektronik yang memungkinkan setiap perusahaan dekat dengan pelanggan. Salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk menjangkau pelanggan adalah dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi. Metode yang efektif untuk menjangkau pelanggan potensial dalam jumlah yang sangat besar adalah menggunakan teknologi komputer dengan menggunakan internet. Dengan
menerapkan e-commerce akan mampu menjangkau pelanggan global dalam waktu singkat dan dana yang tidak terlalu besar. Hal ini dikarenakan peran internet bukan hanya sebagai sarana mencari informasi, tapi juga mempunyai potensi besar sebagai media pemasaran dan perdagangan. Periklanan melalui internet tersebut dilakukan dengan menggabungkan periklanan melalui situs web, serta penggabungan elektronik mail ( e-mail ) agar dapat mempengaruhi keputusan dari pelanggan.
Perkembangan studi pemasaran yang berorientasi pada pelanggan memperkenalkan pendekatan pemasaran terbaru yaitu e-commerce. Perkembangan ini di awali adanya media internet yang semakin menjadi sarana mencari informasi, tapi juga mempunyai potensi besar sebagai media pemasaran dan perdagangan. Definisi dari e-commerce sendiri sangat beragam tergantung perspektif atau kaca mata pengguna e-commerce. Tidak jauh berbeda dengan pendapat (Hartman 2000) e-commerce adalah suatu jenis dari suatu mekanisme bisnis secara elektronis dan yang memfokuskan diri pada transaksi bisnis berbasis individu dengan menggunakan internet sebagai media pertukaran barang atau jasa baik antara dua buah institusi maupun antara institusi dengan pelanggan secara langsung. Dengan penerapan e-commerce ini akan memudahkan pelanggan untuk berbelanja.
akan menjadi sia-sia dan akan mengeluarkan banyak biaya untuk mencari pelanggan baru seperti yang di ungkapkan Kotler(1997:42) bahwa biaya yang dikeluarkan untuk menarik pelanggan baru lebih tinggi dari pada biaya untuk mempertahankan pelanggan.
Tingkat penjualan CV Abdul Jaya cenderung mengalami penurunan Sebagai akibat adanya masalah rendahnya pembelian ulang.
Tabel 1 : Data Penjualan CV Abdul Jaya Setiap Bulan Pada 10 Bulan Terakhi Tahun 2008 – 2009
No Bulan Penjualan Unit
Data di atas mengindikasikan fenomena bisnis yang terjadi pada CV Abdul Jaya. Fenomena tersebut di karenakan adanya masalah yaitu rendahnya pembelian ulang pelanggan CV Abdul Jaya. Setelah melihat referensi atau penelitian terdahulu, terdapat tiga variabel yang dapat berpengaruh positif pada masalah rendanya pembelian ulang yaitu pesepsi harga, kepuasan pembelanjaan, kepuasan proses pengiriman. di sisi lain ketiga variabel tersebut adalah merupakan jalan keluar dari permasalahan rendahnya pembelian ulang. Dengan begitu penelitian ini mengambil judul :
1.2 Rumusan Masalah
Perusahaan yang menggunakan system e-commerce di hadapkan dengan dua hal penting yaitu yang pertama kepuasan pembelanjaan atau pemesanan produk dan yang kedua adalah kepuasan saat sampainya barang kepada pelanggan. Karena dua hal tersebut yang menentukan peningkatan penjualan perusahaan karena jika para pelanggan yang merasa puas akan system marketing e-commerce maka para pelanggan akan memiliki minat untuk melakukan pembelian ulang seperti halnya yang di ungkapkan (Srinivasan et al; 2002) Industri yang menggunakan e-commerce akan sangat bergantung kepada kepuasan pemesanan dan setelah pengiriman.
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah-masalah yang perlu mendapatkan penelaahan yang lebih mendalam sebagai berikut:
1. Apakah persepsi harga pelanggan berpengaruh terhadap pembelian ulang pelanggan CV Abdul Jaya ?
2. Apakah kepuasan pembelanjaan pelanggan berpengfaruh terhadap pembelian ulang pelanggan CV Abdul Jaya ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah seperti yang disebutkan diatas, maka secara terinci tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisis pengaruh persepsi harga pelanggan terhadap pembelian ulang pelanggan CV Abdul Jaya.
2. Untuk menganalisis pengaruh kepuasan pembelanjaan pelanggan terhadap pembelian ulang pelanggan CV Abdul Jaya.
3. Untuk menganalisis pengaruh kepuasan proses pengiriman terhadap pembelian ulang CV Abdul Jaya.
1.4 Manfaat Penelitian
Secara terinci manfaat penelitian ini antara lain: 1. Bidang Praktis
a. Dapat dijadikan input bagi pihak manajemen perusahaan dalam menetapkan kebijakan-kebijakaan yang berkaitan dengan upaya memperbaiki, mempertahankan atau meningkatkan kepercayaan dan hubungan yang baik dengan pelanggan, sehingga menumbuhkan kesetian pelanggan untuk selalu berbelanja di tempat yang sama.
2. Bidang Teoritis
a. Dapat memberikan kontribusi secara teoritis terhadap ilmu pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan masalah marketing e-commerce.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tabel 2
2.1 Penelitian Terdahulu
H1a. Persepsi harga memiliki efek positif pada kepuasan pelanggan keseluruhan.
H1b. Persepsi harga memilii efek langsung dan positif pada minat pelanggan untuk
kembali.
H2a. Kepuasan pelanggan secara keseluruhan dengan etailer positif adalah yang
terkait dengan kepuasan pembelanjaan.
H2b. Minat pelanggan untuk kembali ke etailaer positif yang berkaitan dengan
kepuasan pembelanjaan.
VARIABEL NO NAMA PENELIT
INDEPENDEN DEPENDEN
- Customer Overall Satisfaction
- Customer Itention
To Retrun
H3b: Signifikan (T ¼ 24:107).
H3c: Positif
H3d: Signifikan (T1/4 20:064).
H4: Negatif
H2c. Persepsi harga memiliki pengaruh yang lebih kuat pada kepuasan pelanggan
keseluruhan dari kepuasan pembelanjaan.
H2d. Persepsi harga memiliki pengaruh yang lebih kuat pada minat pelanggan untuk
kembali dari kepuasan pembelanjaan.
H3a. Kepuasan pelanggan keseluruhan dengan etailer positif yang berkaitan dengan
kepuasan proses pengiriman.
H3b. Minat pelanggan untuk kembali ke etailer positif yang berkaitan dengan
kepuasan proses pengiriman.
H3c. Kepuasan proses pengiriman memiliki pengaruh yang lebih kuat pada kepuasan
pelanggan keseluruhan dari kepuasan pembelanjaan.
H3d. Kepuasan pelanggan setelah pengiriman memiliki pengaruh yang lebih kuat
pada minat pelanggan untuk kembali dari kepuasan pembelanjaan.
H4. minat pelanggan untuk kembali ke etailer positif yang berkaitan dengan kepuasan
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pengertian pemasaran
Pengertian pemasaran menurut (Djsalim Saladin 2001: 2) menyatakan bahwa
pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial dari individu dan kelompok
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui penciptaan, penawaran dan
pertukaran barang tersebut. Dan dalam bukunya yang lain (Djsalim Saladin 2003:1)
juga mendefinisian pemasaran sebagai suatu system total dari kegiatan bisnis yang
dirancang untuk merencanakan, menentukan harga promosi dan mendistribusikan
barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta
tujuan perusahaan.
Pemasaran menurut (Kotler 1997:8) pemasaran adalah suatu proses sosial dan
manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan,dan mepertukarkan produk
yang bernilai dengan pihak lain. ilmu pemasaran sekarang telah di praktekan secara
luas oleh organisasi bisnis. Hal ini dimungkinkan oleh adanya manfaat besar yang
diperoleh dalam mengelola suatu organisasi.
Demikian dengan organisasi bisnis di bidang pemasaran. Bidang usaha ini telah
mengalami peningkatan dari tahun ketahun. baik dari segi kuantitas maupun
kualitasnya yang berdampak pada timbulnya persaingan. adanya persaingan ini
menimbulkan pihak manajemen harus mempelajari bagaimana memasarakan suatu
produk atau jasa yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan dan diharapkan dapat
memuaskan kebutuhan pelanggan agar pelanggan memiliki minat untuk melakukan
2.2.2 Pengertian E-Commers
Definisi dari e-commerce sendiri sangat beragam tergantung perspektif atau
kaca mata pengguna e-commerce. (Hartman 2000) menyatakan bahwa e-commerce
adalah suatu jenis dari suatu mekanisme bisnis secara elektronis dan yang
memfokuskan diri pada transaksi bisnis berbasis individu dengan menggunakan
internet sebagai media pertukaran barang atau jasa baik antara dua buah institusi
maupun antara institusi dengan pelanggan secara langsung.
2.2.2.1 Jenis-Jenis E-Commerce Dan Karakteristiknya
E-Commerce dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu Business to Business (B2B)
dan Business to Consumer (B2C, retail). Kedua jenis eCommerce ini memiliki
2.2.2.1.1 Business To Business Ecommerce Memiliki Karakteristik:
1. Trading partners yang sudah diketahui dan umumnya memiliki hubungan
(relationship) yang cukup lama. Informasi hanya dipertukarkan dengan partner
tersebut. Dikarenakan sudah mengenal lawan komunikasi, maka jenis informasi
yang dikirimkan dapat disusun sesuai dengan kebutuhan dan kepercayaan
(trust).
2. Pertukaran data (data exchange) berlangsung berulang-ulang dan secara berkala,
misalnya setiap hari, dengan format data yang sudah disepakati bersama.
Dengan kata lain, servis yang digunakan sudah tertentu. Hal ini memudahkan
pertukaran data untuk dua entity yang menggunakan standar yang sama.
3. Salah satu pelaku dapat melakukan inisiatif untuk mengirimkan data, tidak
harus menunggu partnernya.
4. Model yang umum digunakan adalah Peer-to-Peer, dimana processing
intelegence dapat didistribusikan di kedua pelaku bisnis.
Topik yang juga mungkin termasuk di dalam business-to-business eCommerce
adalah electronic/Internet procurement dan Enterprise Resource Planning (ERP).
Hal ini adalah implementasi penggunaan teknologi informasi pada perusahaan dan
pada manufakturing. Sebagai contoh, perusahaan Cisco maju pesat dikarenakan
menggunakan teknologi informasi sehingga dapat menjalankan just-in-time
2.2.2.1.2 Business To Consumer Ecommerce Memiliki Karakteristik Sebagai
Berikut:
1. Terbuka untuk umum, dimana informasi disebarkan ke umum.
2. Servis yang diberikan bersifat umum (generic) dengan mekanisme yang dapat
digunakan oleh khalayak ramai. Sebagai contoh, karena sistem Web sudah
umum digunakan maka servis diberikan dengan menggunakan basis Web.
3. Servis diberikan berdasarkan permohonan (on demand). Konsumer melakukan
inisiatif dan produser harus siap memberikan respon sesuai dengan
permohonan.
4. Pendekatan client/server sering digunakan dimana diambil asumsi client
(consumer) menggunakan sistem yang minimal (berbasis Web) dan processing
2.2.2 Persepsi Harga
Pada dasarnya persepsi harga itu melibatkan kategorisasiyaitu kecenderungan
menempatkan pengalaman baru kedalam klasifikasi pengalaman yang sudah dikenal. Jika
seorang pembeli dihadapkan kepada suatu harga yang berbeda dari apa yang mereka
percayai pernah dibayar sebelumya, maka mereka harus menentukan apakah perbedaan
antara harga baru dan lam cukup berarti. bila perbedaan harga dipersepsikan tidak berarti,
mereka mengklasifikasikan kedua harga tersebut sama. Tapi jika perbedaan harga
dipersepsikan cukup berarti maka, pembeli dapat mengklasifikasikan produk tersebut
berbeda. Selama proses pengkategorisasian persepsi, pembeli dapat menggunakan isyarat
informasi atau petunjuk, yang sebagian berupa isyarat harga yang mempengaruhi
penilaian pembeli mengenai apakah perbedaan harga itu penting.
(Jacob dan Olson : 1977) membedakan antara tujuan harga dengan harga yang
dipersepsikan. tujuan harga menurutnya adalah harga aktual dari suatu produk, sedang
harga yang dipersepsikan adalah harga yang disandikan konsumen. Dari studi-studi yang
lalu, konsumen tidak selalu mengetahui atau mengingat harga aktual dari produk, tetapi
mereka menyandikan harga dengan cara yang dimengeti mereka sendiri (Dicson dan
Sawyer : 1985; Zeithaml, 1982, 1983). Perkembangan baru yang berkaitan dengan harga
adalah bahwa konsumen itu lebih sensitif terhadap kenaikan harga dibandingkan dengan
(Lichthenstein, Ridgway dan Netemeyer : 1993) mengkonstruksi tujuh perbedaan
yang digunakan untuk mengukur persepsi harga yaitu:
1. Price Consciousness.
(Monroe : 1990) menyatakan : price consciousness denostes the buyer’s sensitfity
towards price differentials. sedangkan (Lichthenstein, Ridgway dan Netemeyer : 1993)
memberikan konsep kesadaran harga (price consciousness) sebagai kecenderungan
konsumen atas pembayaran dengan harga yang rendah. Pembeli yang mempunyai
karakteristik kesadaran harga (price consciousness) adalah mereka yang tidak mau
membayar pada harga tinggi untuk suatu produk dan mau menahan diri pembelian
produk yang mempunyai harga tinggi. Ini berarti, meningkatnya harga suatu produk
berbanding terbalik dengan price consciousness.
2. Value Consciousness
Studi Exploratori (Zeithaml : 1988) menemukan definisi nilai sebagai berikut:
a. Value is low price, konsumen mendefinisikan nilai sebagai pengeluaran sejumlah
uang yang lebih sedikit.
b. Value is whatever i want in a product. definisi ini pada dasarnya sama dengan
definisi ekonomis dari nilai guna (utility), yaitu subyek mengukur
kegunaan/manfaat atau kepuasan dari hasil sesuatu yang dikonsumsinya.
c. Value is the quality i get for the price i pay. konsumen mendefinisikan nilai
sebagai trade-off antara satu komponen yang diberikan yaitu harga, dengan
sesuatu yang didapatkan yaitu kualitas.
d. Value is what i get for what i give. konsumen mempertimbangkan semua
(Monroe 1990) menyatakan nilai sebagai trade-off antara manfaat yang meraka
persepsikan kedalam produk relative terhadap pengorbanan yang mereka persepsikan dari
pembayaran harga. hal ini juga selaras dengan definisi yang diberikan oleh (Zeithaml
1988) yang menyatakan : The consumer overall assessment utility of a product based on
what is receifed and what is given. Nilai yang tertinggi untuk sebagian konsumen
dipandang dari sudut produk yang dihargai terendah yang dipertemukan dengan syarat
kualitas khususnya (Lichthenstein, Ridgway dan Netemeyer : 1990). Jadi kesadaran nilai
(value consciouness) ini memandang pembayaran yang rendah dengan tingkat kualitas
yang dipersepsikan.
3. Price Mavensim
Konsumen lebih suka menginformasikan harga yang rendah pada orang lain
disbanding menginformasikan harga yang tinggi. ada kecenderungan dari
konsumen untuk memberikan informasi kepada konsumen yang lain dimana
seseorang dapat berbelanja dengan harga murah. Hal ini konsisten dengan
pendapat (Feick dan Price : 1987) yang menyatakan bahwa konsumen selalu
memiliki keinginan untuk menginformasikan harga pasar yang rendah sehingga
mereka dapat mengatakan kembali informasi ini kepada pihak yang lain.
Sensitifitas harga untuk beberapa konsumen merupakan peran harga yang
negative yang direfleksikan dengan keinginan untuk menceritakan kepada orang
lain (price maven)
4. Coupon Proneness.
Pengurangan harga dalam bentuk kypon memberikan konsumen peluang
untuk mendapatkan produk yang dipromosikan. Individu yang cenderung
yang cenderung ke kupon) atau deal prone consumer. (Henderson : 1988)
menyatakan bahwa : Consumers who operate on the behavioral mechanism of
coupon primacy have a predominant commitment to a coupon that prevent
attention to factor such as a lowest price or best value for the money.
Pengurangan harga dalam bentuk kupon dapat meningkatkan respon pembelian
sebanding dengan penjualan dihasilkan pada harga rendah non kupon
(Lichtenstein, Netmeyer & Burton 1990) jadi pengurangan harga dalam hal dalm
membuat keputusan pembelian.
5. Sale Proneness
Bagi sebagian konsumen yang sensitive terhadap harga, naiknya harga
menimbulkan hubungan yang negative dengan pengurangan harga dalam bentuk
obral. Iklan dari harga obral yang bekerja sama dengan referensi harga (reference
price) telah menunjukan peningkatan persepsi nilai (value) yang hasilnya
ekuivalen dengan harga beli yang tidak ditunjukan dalam bentuk obral (Monroe &
Chapman 1987)
6. Price-Quality Schema.
Sebagian besar pembeli menggunakan harga sebagai indicator dari kualitas
produk. riset terdahulu yang dimulai oleh Leavitt berusaha untuk membuktikan
bahwa pembeli mempersepsikan harga harga mempunyai peran yang positif
dihubungkan dengan kualitas. Hal ini konsisten dengan pendapat (Olson 1977)
yang mendasarkan asumsi bahwa hubungan kualitas harga secara umum ada.
tetapi (Peterson & Wilson 1985) berargumentasi bahwa hubungan antara harga
dan kualitas tidak universal dan bahwa hubungan yang langsung antara keduanya
yang lebih tinggi ketika hanya harga yang merupakan informasi yang
memungkinkan keunggulan suatu produk. Karena ada kebingungan pembeli
tentang kemampuan atribut dan performa dari dari produk untuk menjelaskan
kualitas, maka pembeli cenderung menggunkan harga sebagai indikatornya. Hal
ini juga konsisten dengan pendapat (Lambret 1972 ) yang menyatakan bahwa
secara umum ada kecenderungan beberapa konsumen untuk beberapa konsumen
untuk bergantung pada harga sebagai isyarat kualitas, menggunakan harga sebagai
isyarat sebagai kualitas jika:
- Mereka percaya kualitas itu berbeda diantara merek dalam klas produk
- Mereka mempersepsikan bahwa kualitas yang rendah mempunyai beban resiko
terhadap kerugian yang lebih besar.
- Mereka tidak memunyai informasi lain yang memungkinkan untuk
mengevaluasi kualitas sebelum membuat keputusan membeli.
Jadi hubngan harga-kualitas dapat di artikan semakin tinggi harga ada
kemungkinan semakin tinggi kualitas.
7. Prestige Sensitivity
seperti halnya hubungan harga-kualitas, persepsi dan isyarat harga dapat
digunakan sebagai sinyal terhadap orang lain. Artinya pembeli membeli produk
dengan harga yang lebih tinggi bukan karena kualitasnya, tetapi karena
persepsinya bahwa orang lain mempersepsikan harga lebihtinggi sebagai orang
yang royal, status sosialnyalebih tinggi dan sebagainya. Jadi harga yang lebih
tinggi dapat digunakan sebagai sinyal dari identitas social pembeli.
Dari ketuju ukuran konstruksi tersebut, yang lima pertama sesuai dengan persepsi
mendasarkan harga sebagai pengeluaran ekonomi yang harus dikorbankan.
Artinya semakin tinggi harga (dalam persepsi harga konsumen) semakin banyak
jumlah uang yang akan di korbankan. Semakin banyak jumlah uang yang
dikorbankan, akan mempengaruhi probabilitas pembelian secara negative, artinya
semakin sedikit semakin sedikit jumlah produk yang dibeli. Sedang yang dua lagi
konsisten dengan persepsi harga yang mempunyai peran harga yang positif,
artinya hubungan antar harga dengan kualitas dan prestige adalah searah. Semakin
tinggi harga dipersepsikan maka semakin tinggi kualitas atau prestigenya.
2.2.3 Kepuasan Pembelanjaan
Kepuasan pembelanjaan menjadi suatu hal yang penting dalam suatu karena
kepuasan pembelanjaan pelanggan berpengaruh langsung terhadap minat pelanggan
untuk melakukan pembelian ulang. Begitupula dalam penerapan e-commerce. Sesuai
dengan karakteristik e-tailer, para e-tailer harus memiliki kemampuan untuk membuat
pelanggan merasa puas dalam melakukan pembelanjaan. menurut (Pan dkk : 2002)
kemampuan dalam menciptakan kenyamanan belanja dan kebijakan harga untuk
pelanggan adalah karakteristik e-tailer. Pada umumnya para pelanggan akan memilih
salah satu dari sekian banyak link para etailer yang memasarkan barang atau jasanya
melalui internet. Maka pelanggan akan emimilih e-tailer yang memiliki keunggulan
untuk membuat pelanggan merasa puas dalam pembelanjaanya.
Mengetahui hal seperti itu maka para e-tailer berlomba-lomba untuk menjadi
yang terbaik untuk menarik minat pelanggan untuk berbelanja. banyak cara yang di
Menurut smith (Smith dkk : 2000) diantara karakteristik e-tailer ada beberapa hal
yang memiliki pengaruh positif terhadap persepsi pelanggan dalam kenyamanan
belanja di e-tailer yaitu:
1. Kinerja situs Web ( web yang singkat, padat, jelas dan mudah pengoprasiannya)
2. Informasi produk yang jelas dan pasti.
3. Produk pilihan (dengan melakukan seleksi produk untuk memberikan produk
yang baik lepada pelanggan)
4. Kemudahan pemesanan dalam melakukan pembelanjaan.
5. Pengiriman dan penanganan barang yang pasti.
kedalaman informasi produk pada situs web yang ditemukan untuk mempengaruhi
persepsi kenyamanan belanja pelanggan (Shankar dkk : 2001). Menentukan pengiriman
dan penanganan sebagai faktor yang mencerminkan dimensi kenyamanan belanja yang
konsisten dengan dua faktor ( kenyamanan dan kehandalan) solusi karakteristik e-tailer
(Pan et al : 2002).
2.2.4 Kepuasan proses pengiriman
Terkadang pelanggan khawatir setelah melakukan belanja online karena pelanggan
tidak dapat melihat secara langsung barang yang telah di belinya. Karena ada ruang
pemisah sementara antara penjual dan pembeli di pasar online, pertukaran antara uang
dan barang yang tidak bersamaan sehingga terdapat resiko pengiriman (Smith et al :
2000) maka dari itu kepuasan proses pengiriman adalah sebagai konsep penilaian
pelanggan pada subsistem pelayanan e-retailing pada pemenuhan dimensi kehandalan.
Keandalan e-tailer dalam memenuhi transaksi dan memberikan produk merupakan
2000). keungulan pengirman barang terkait dengan seperti waktu pengiriman, apakah
barang di kirimkan seperti yang dijanjikan dan konsistensi dari pelayanan pelanggan
(dalam rangka pelacakan, tepat waktu pengiriman). Dengan demikian etailer lebih
diharuskan memiliki kekuatan menghasilkan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi
setelah dilkakukannya pengiriman barang dengan tujuan agar pelanggan memiliki niat
untuk melakukan pembelian ulang.
2.2.5 Pembelian Ulang
Pengertian pembelian ulang adalah individu melakukan pembelian produk atau jasa
dan menentukan untuk membeli lagi, maka pembelian kedua dan selanjutnya disebut
pembelian ulang. Pembelian ulang didefinisikan oleh (Dharmmesta & Handoko : 2000)
adalah pembelian yang pernah dilakukan terhadap produk atau jasa yang sama dan akan
membeli lagi untuk kedua atau ketiga kalinya Sedangkan definisi pembelian ulang
menurut (Sunarto : 2003) adalah konsumen hanya membeli produk atau jasa secara
berulang tanpa mempunyai perasaan khusus terhadap apa yang dibelinya.
Disini perilaku pembelian ulang dianggap seperti kebiasaan karena individu
melakukan pembelian ulang karena sudah terbiasa memakai produk atau jasa yang
sama sehingga berulang-ulang membelinya. Dalam pembelian ulang konsumen
melakukan evaluasi terhadap produk atau jasa yang dibeli. Jika produk atau jasa
tersebut dianggap sesuai dengan harapan konsumen maka konsumen akan melakukan
pembelian ulang, tetapi sebaliknya jika konsumen merasa produk atau jasa tersebut
tidak sesuai dengan harapan konsumen maka konsumen tidak akan melakukan
pembelian ulang terhadap produk atau jasa tersebut. Dalam penelitian ini yang dibahas
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kecenderungan pembelian ulang adalah
suatu wujud perilaku individual pada suatu toko dimana konsumen melakukan
pembelian secara berulang di suatu toko sebagai hasil evaluasi konsumen terhadap
pengalaman konsumsi sebelumnya.
2.2.5.1 Kecenderungan Pembelian Ulang
Menurut Fishbein & Asjen (dalam Baron & Byrne, 2003) keputusan untuk
menampilkan tingkah laku tertentu yang merupakan hasil dari proses rasional yang
diarahkan pada suatu tujuan tertentu dan mengikuti urut-urutan berpikir. Pilihan
tingkah laku dipertimbangkan, konsekuensi dari hasil dari setiap tingkah laku
dievaluasi dan hasil dari tingkah laku kemudian dibuat sebuah keputusan apakah akan
bertindak atau tidak. Kemudian keputusan itu direfleksikan dalam tujuan tingkah laku.
Dalam hal ini seorang konsumen menampilkan tingkah laku yaitu proses pembelian
kemudian konsumen melakukan evaluasi terhadap perilaku konsumsinya. Berdasarkan
hasil evaluasi tersebut kemudian konsumen menetapkan tujuannya, apakah akan
melakukan pembelian ulang atau tidak melakukan pembelian ulang.
Konsumen membentuk intensi pembelian atas dasar-dasar faktor-faktor seperti
harga yang diharapkan, manfaat pelayanan yang diharapkan, pendapatan keluarga
(Kotler, 1997). Oliver (dalam Usmara 2000) menganggap intensi pembelian (purchase
intentions) sebagai suatu fungsi perilaku individual terhadap suatu produk atau jasa,
sehingga konsumen membentuk suatu perilaku tentang pemberi jasa berdasarkan
pengharapan mereka sebelumnya mengenai performansi perusahaan dan perilaku ini
2.3 Hubungan Persepsi Harga, Kepuasan Belanja Dan Kepuasan proses pengiriman Terhadap Pembelian ulang.
2.3.1 Hubungan Persepsi Harga Terhadap Pembelian ulang
Hubungan persepsi harga terhadap pembelian ulang disampaikan oleh Mittal et al
(2000) menyatakan bahwa ”Her qualitative study suggests that unfavorable price
perceptions may have a direct effect on customer intention to switch”. Dapat di artikan
bahwa her studi menunjukan persepsi harga yang tidak baik mungkin berpengaruh
langsung pada minat pelanggan untuk beralih. Disimpulkan bahwa persepsi harga
berpengaruh positif dengan pembelian ulang.
2.3.2 Hubungan Kepuasan Pembelanjaan Terhadap Pembelian ulang
Hubungan kepuasan pembelanjaan terhadap pembelian ulang disampaikan oleh
Novak et al (2000) menyatakan bahwa “The type of shopping convenience and
experience are to have an positif impact back to online markets in the same site”.
Dapat di artikan bahwa kenyamananbelanja dan pengalam yang memiliki dampak
positif terhadap kembali ke pasar online di situs yang sama. Disimpulkan bahwa
2.3.3 Hubungan Kepuasan proses pengiriman Terhadap Pembelian ulang
Hubungan kepuasan proses pengiriman terhadap pembelian ulang disampaikan oleh
Carmon (2000) menyatakan bahwa “Crucial part of the purchasing experience occurs
at theend of the purchase process, when critical factors influence one’s likelihood
ofreturning to the same site”. Dapat di artikan bahwa bagian penting dari pengalaman
pembelian terjadi di akhir proses pembelian yang mana mempengaruhi dari
kemunginan kembali ke situs yang sama. Disimpulkan bahwa kepuasan proses
2.4 Model Konseptual
Pembelian ulang Y Penampilan Web Site
(X2.3) Informasi Produk
(X2.2)
Ordering Tracking (X3.4)
Customer Support (X3.3) On Time Delivery
(X3.2) Produck Met Expectation (X3.1)
Membeli Merek Yang Diinginkan
(Y1)
Menyimpan Informasi Untuk Dimasa Yang
Akan Datang (Y3) Positive Role Of Price
(x1.2) Negative Role Of Price
(X1,1)
Pengiriman Produk (X2.5) Seleksi Produk
(X2.4)
Mengevaluasi Merek Tersebut Pada Saat
Dikonsumsi
2.5 Hipotesis
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat di rumuskan hipotesis
dalam penelitian ini yaitu
1. Persepsi harga berpengaruh positif terhadap pembelian ulang pada UKM
A bdul Hamid.
2. Kepuasan pembelanjaan berpengaruh positif terhadap pembelian ulang
pada UKM A bdul Hamid.
3. Kepuasan proses pengiriman berpengaruh positif terhadap pembelian
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional dan pengukuran variabel berisi tentang pernyataan
pengoprasionalan atau pendefinisian konsep-konsep penelitian menjadi
variabel-variabel penelitian termasuk penetapan cara dan satuan pengukuran variabel-variabelnya
(Anonym, 2003 : iv-10)
3.1.1 Variabel Tidak Bebas Yaitu Pembelian ulang (Y)
Pembelian ulang adalah :Keinginan pelangan untuk melakukan pembelian
barang atau jasa yang sama karena dorongan dari kepuasan pembelian barang atau
jasa yang sama di masa lampau.
Variabel pembelian ulang merupakan pengaruh dari kepuasan pelanggan
setelah melakukan pembelian pertama (Assel : 1998) dengan indikator
sebagaiberikut :
1. Membeli merek yang diinginkan merupakan keinginan pelanggan membeli
barang yang di inginkan karena kepuasan pelanggan setelah pembelian pertama.
2. Mengevaluasi merek tersebut pada saat dikonsumsi merupakan persepsi
pelanggan setelah mengkonsumsi barang yang di beli sesuai dengan
keinginannya.
3. Menyimpan informasi untuk digunakan dimasa yang akan datang merupakan
menunjukan kepuasan pelanggan setelah membeli dan mengkonsumsi barang
yang di inginkan.
3.1.2 Variabel Bebas (X)
3.1.2.1 A. Persepsi Harga (X1)
Persepsi harga adalah: Penilaian pelanggan terhadap suatu barang atau
jasa yang diukur dari harga barang atau jasa yang ditentukan.
Variabel persepsi harga merupakan persepsi pelanggan akan harga dari
suatu barang yang dibeli (Ridgway & Netemeyer : 1993) dengan indikator
sebagai berikut :
1. Negative role of price merupakan persepsi konsumen terhadap harga yang lebih
tinggi dianggap sebagai menambah jumlah pengeluaran uang yang dilakukan,
sehingga probabilitas dari pembelian menjadi Turun.
2. Positif role of price merupakan persepsi yang diberikan pelanggan dihubungkan
kualitas barang dan sensitifitas pretise sehingga sehinggan harga yang lebih tinggi
tetap mempunyai probabilitas pembelian yang tinggi.
3.2.1.2 B. Kepuasan Pembelanjaan (X2)
Kepuasan pembelanjaan adalah: Rasa puas pelanggan terhadap suatu proses
belanja yang telah memberikan pelayanan dan kemudahan terhadap pelanggan.
Variabel kepuasan pembelanjaan merupakan kepuasan pelanggan saat
melakukan pembelanjaan (Pingjun Jiang Bert Rosenbloom : 2004) dengan
indicator sebagai berikut :
1. Kemudahan pemesanan merupakan proses pembelanjaan yang mudah, tidak
menyulitkan pelanggan.
2. Informasi produk adalah memberikan informasi yang jelas dan pasti akan produk
3. Penampilan web adalah tampilan web yang memuasakan yang meiputi link,
gambar, laycut.
4. Seleksi produk adalah penyeleksian produk sebelum dikirim agar memberikan
kualitas produk terbaik untuk pelanggan.
5. Pengiriman dan penanganan adalah kemampuan dalam pengiriman barang yang
jelas dan pasti.
3.2.1.3 C. Kepuasan proses pengiriman (X3)
Kepuasan setelah pengriman adalah: Kepuasan pelanggan terhadap
pelayanan retailer akan pengiriman barang atau jasa yang telah di beli oleh
pelanggan.
Variabel kepuasan proses pengiriman adalah kepuasan pelanggan setelah
melakukan pembelanjaan dan telah mendapatkan barang yang dibeli (Bert
Rosenbloom & Pingjun Jiang : 2004) dengan indicator sebagai berikut :
1.Produck meet expectation adalah barang yang dipastikan sampai kepada pelanggan.
2.On time delivery adalah pengiriman barang kepada pelanggan yang tepat waktu.
3.Customer support adalah penanganan secara langsung terhadap keluhan pelanggan.
4.Order tracking adalah kemampuan dalam pengiriman meliputi kondisi dalam
3.2 Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval. Skala interval
adalah skala mengurutkan obyek berdasarkan suatu atribut skala yang digunakan
dalam penelitian ini adalah semantic different scale yang terukur dalam skala
tujuh poin denagn pola:
1 7
Sanagant tidak setuju sangat setuju
3.3 Teknik Penempatan Populasi Dan Sample
a. Poulasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. (Sugiaono 1999: 72). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh pelanggan CV Abdul Jaya yang sampai saat ini yaitu
berjumalah 143.
b. Sample
Teknik penentuan sample yang digunakan adalah teknik maximum likelithood
estimatin (Ferdinand, 2002 : 48). Jumlah sample yang di ambil sebesar 5-10
jumlah indicator. Jika digunakan dalam penelitian ini maka Jumlah indikator
variabel laten sebesar 14 sehingga ukuran sample minimal 70-140 responden.
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang representative, maka jumlah sample
yang di ambil 10 kali jumlah variabel laten sebesr 14, jadi responden yang di
sampelnya 122 maka dapat dikatakan cukup representative karena dalam
penggunaan teknik analisis SEM, syarat minimal sample adalah 100 sampel.
(Jonathan: 2002) Sample yang kurang dari 100, akan kurang baik hasilnya jika
menggunakan SEM. Untuk pengambilan sample digunakan teknik non
probability sampling karena peluang dari anggota populasi yang dipilih tidak
diketahui, sedangkan jenis sampling yang digunakan adalah purposve sampling.
Adapun kriteria yang digunakan adalah pelanggan CV Abdul Jaya yang pernah
melakukan pembelian produk dari CV Abdul Jaya melalui internet.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Memuat penjelasan tentang bagaimana data di kumpulkan sebelum diolah
dan di analisis yang kemudian akan digunakan dalam penelitian ini.
3.4.1 Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang
merupakan data yang diperoleh langsung dari responden melalui pengisian
kuisioner yang diberikan pada pelanggan CV Abdul Jaya berkaitan dengan
variabel penelitian.
3.4.2 Sumber Data
Merupakan asal mula pengambilan suatu data, dalam penelitian ini data
3.4.3 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan data mengenai obyek
yang akan diteliti dengan cara sebagai berikut : (nazir, 1999: 234)
a.Wawancara
Yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya
jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden.
b.Kuesioner
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan daftar pertanyaan
kepada responden untuk diisi menurut pendapat pribadi sehubungan dengan
masalah yang diteliti dan kemudian untuk tiap jawaban diberi nilai (skor).
3.5 Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis
Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah
struktural equation modelling (SEM). Model pengukuran variabel persepsi
harga, pembelanjaan, kepuasan proses pengiriman dan pembelian ulang
menggunakan konfirmatory faktor analisis. Penaksiran pengaruh masing_masing
variabel bebas tehadap variabel terikatnya menggunakan koefisien jalar.
Langkah-langkah dalam analisis SEM model pengukuran dengan faktor persepsi harga
dilakukan sebagai berikut:
persamaan dimensi faktor persepsi harga.
Y11 = λ1 Faktor Persepsi Harga + er_1
Y12 = λ2 Faktor Persepsi Harga + er_2
Bila persamaan di atas menyatakan dalam sebuah pengukuran model untuk diuji
unidimensionalitasnya melalui confirmatory faktor analisis, maka model
Gambar 1 : Model Pemgukuran FaktorPersepsi Harga
1
1
Keterangan :
Z11 = pertanyaan tentang negative role of price
Z12 = pertanyaan tentang positif role of price
er_j = eror term Z1j
Persamaan dimensi faktor kepuasan pembelanjaan :
Z21 = λ1 Faktor Kepuasan Pembelanjaan + er_3
Z22 = λ2 Faktor Kepuasan Pembelanjaan + er_4
Z23 = λ3 Faktor Kepuasan Pembelanjaan + er_5
Z24 = λ4 Faktor Kepuasan Pembelanjaan + er_6
Z25 = λ5 Faktor Kepuasan Pembelanjaan + er_7
Bila persamaan di atas menyatakan dalam sebuah pengukuran model
untuk diuji unidimensionalitasnya melalui confirmatory faktor análisis, maka
model pengukuran dengan faktor kepuasan pembelanjaan akan nampak sebagai
berikut: Persepsi
Harga
er_2 er_1
Gambar 2 : Model Pemgukuran Faktor Kepuasan Pembelanjaan
Z21 = pertanyaan tentang kemudahan pemesanan
Z22 = pertanyaan tentang informasi produk
Z23 = pertanyaan tentang penampilan web
Z24 = pertanyaan tentang seleksi produk
Z25 = pertanyaan tentang pengiriman produk
Er_j = error term Z2j
Persamaan Dimensi Faktor Kepuasan proses pengiriman
Z31 = λ1 Faktor Kepuasan proses pengiriman + er_8
Z32 = λ2 Faktor Kepuasan proses pengiriman + er_9
Z33 = λ3 Faktor Kepuasan proses pengiriman + er_10
Z34 = λ4 Faktor Kepuasan proses pengiriman + er_11
Bila persamaan di atas menyatakan dalam sebuah pengukuran model
untuk diuji unidimensionalitasnya melalui confirmatory faktor análisis, maka
model pengukuran dengan kepuasan proses pengiriman akan nampak sebagai
Gambar 3 : Model Pemgukuran Faktor Kepuasan proses pengiriman
1
1
1
1
Keterangan :
Z31 = pertanyaan tentang product meat expectation
Z32 = pertanyaan tentang on time delivery
Z33 = pertanyaan tentang customer support
Z34 = pertanyaan tentang ordering tracking
Er_j = error term Z3j
Persamaan Dimensi Faktor Pembelian ulang
Y11 = λ1 Faktor Pembelian ulang + er_12
Y12 = λ2 Faktor Pembelian ulang + er_13
Y13 = λ3 Faktor Pembelian ulang + er_14
Bila persamaan di atas menyatakan dalam sebuah pengukuran model
untuk diuji unidimensionalitasnya melalui confirmatory faktor análisis, maka
model pengukuran dengan faktor pembelian ulang akan nampak sebagai berikut: Kepuasan
proses pengiriman
Z32
Z33 Z31
Z34 er_11
Gambar 4 : Model Pemgukuran Faktor Pembelian ulang
1
1
1
Keterangan :
Y11 = pertanyaan tentang product meat expectation
Y12 = pertanyaan tentang on time delivery
Y13 = pertanyaan tentang customer support
Er_j = error term Yj
3.5.1 Asumsi Model (Structural Equation Medeling)
a. Uji Normalitas Sebaran Dan Linieritas
1. Normalitas dapat di uji dengan melihat gambar histrogam data atau dapat
di uji dengan metode-metode statistic.
2. Menggunakan critcal ratio yang diperoleh dengan membagi koefisien
sample dengan standart erornya dan skweness value yang biasanya disajikan
dalam statistic deskriptif dimana nilai statistic untuk menguji normalitas itu
disebut sebagai z-value. Pada tingkat siknifikansi 1%, jika nilai z lebih besar
dari nilai kritis, maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal.
3. Normal Probability Plot (SPSS 10.1) Y11
Y12
Y13 er_14
er_13 er_12
4. Linieritas dengan mengamati scatter plots dari data yaitu dengan memilih
pasangan data dan dilihat pola penyebarannya untuk menduga ada
tidaknya linieritas.
b. Evaluasi atas Outlier
1. Mengamati nilai z-score : ketentuannya diantara 3,0 non outlier.
2. Multivariate outlier diuji dengan criteria jarak mahalanobis pada tingkat
p< 0,001. Jarak di uji dengan Chi-Square (x) pada df sebesar jumlah
variabel bebasnya. Ketentuan: bila mahalanobis > Dari nilai x adalah
multivariate outlier. Outlier adalah observasi atau data yang memiliki
karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh jauh dari
observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai extrim untuk sebuah
variabel tunggal atau kombinasi (Hair, 1998)
c. Deteksi Multicolonierity dan Singularity
Dengan mengamati Determinant Matiks Covarians. Dengan ketentuan
apabila Determinant Sample Matrik mendekati angka 0 (kecil) maka
terjadi multikolinieritas dan singularitas (Tabachnick & Fidell, 1998)
d. Uji Validitas dan Reliabilitas
Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah
indicator dalam menilai sesuatu atau akauratnya pengukuran atas apa yang
seharusnya diukur. Sedangkan reliabilitas adalah ukuran mengnai
konsistensi internal dari indicator-indikator sebuah konstruk yang
menunjukan derajat sampai dimana masing-masing indicator itu
mengindikasikan sebuah konstruk yang umum. Karena indicator multi
dengan melihat loading faktor hubungan antara setiap observered variabel
dan latent variabel. Sedangkan reliabilitas diuji dengan construct
reliability dan variance-exstracted.
Construct Reliability dan Variance-Exstracted dihitung dengan rumus :
(∑s tan dardize loading) ² construct liability =
(∑s tan dardize loading) ² + ∑εj
(∑s tan dardize loading) ² construct liability =
(∑s tan dardize loading) ² + ∑εj
Sementara εj dapat dihitung dengan formulaεj 1 – (Standardize Loading)
secara umum , nilai construct reliability yang dapat diterima adalah ≥ 0,7 dan
variance exstracted≥ 0,5 (Hair et.al: 1998). Standardize loading dapat diperoleh
dari output AMOS 4.01, dengan melihat nilai sestimasi construct standardize
regression weights terhadap tiap butir sebagai indikatornya.
3.5.2 Pengujian Hipotesis Dan Hubungan Kausal
Pengaruh langsung (koefisien jalur) di amati dari bobot regresi standar,
dengan pengujian signifikansi pembanding nilai CR (critical ratio) atau p
(probability) yang sama dengan nilai T hitung. Apabila t hitung lebih besar dari t
3.5.3 Pengujian Model Dengan Two-Step Approach
Two-Step Approach To Structural Equation Modeling (SEM) digunakan
untuk menguji model yang di ajukan. Two-step approach digunakan untuk
mengatasi masalah sample data yang kecil jika dibandingkan dengan jumlah butir
instrumentasi yang digunakan (Hart & Line 1996) dan keakuratan relia bilitas
indicator-indikator terbaik dapat dicapai dalam two-step approach ini. Two-Step
Approach bertujuan untuk menghindari interaksi antara model pengukuran dan
model structural pada one-step approach (Hair,et,al 1998). Sample data dalam
penelitian ini berjumlah 190 dan jumlah butir instrumentasi penelitian berjumlah
19 butir pertanyaan. Yang dilakukan dalam two-step approach to SEM adlah :
estimasi terhadap measurement model dan estimasi terhadap structural model
(Anderson & Garbing 1988) cara yang dilakukan dalam meng analisis sem
dengan two-step approach adalah sebagai brikut :
a. Menjumlahkan skala butir-butir setiap konstrak menjadi sebuah indicator
Summed-scale bagi setiap konstrak. Jika terdapat skala yang berbeda setiap
indicator tersebut di standarisasi (Z-score)dengan mean = 0, sd = 1, yang
tujuannya adalah untuk mengeliminasi pengaruh-pengaruh skala yang berbeda
tersebut (Hair et al : 1998).
b. Menetapkan eror (ε) dan lamda (λ) trems, eror trems dihitung dengan rumus 0,1
kali σ (Anderson & Garbing : 1988). Perhitungan construct reliability (α) telah
dijelaskan pada bagian sebelumnya dengan deviasi standar (σ) dapat dihitung
dengan bantuan program aplikasi statisyik SPSS. Setelah eror (ε) dan lamda (λ)
trems diketahui, skor tersebut dimasukan sebagai parameter fix pada analisis
Evaluasi Model
Hair et,al : 1998 menjelaskan pola “confirmatory” menunjukan prosedur
yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas hipotesis-hipotesis dengan pengujian
fit antara model teoritis dan data empiris. Jika model teoritis menggambarkan
“god fit” dengan data maka model dianggap sebagai yang diperkuat. Sebaliknya,
suatu model tidak diperkuat jika teori tersebut memiliki suatu “poor fit”. Dengan
data amos dapat menguji apakah model “godfit”atau poor fit. Jadi god fit model
yang di uji sangat penting dalam penggunaan structural equation modeling.
Pengujian terhadap model yang dikembangkan dengan berbagai criteria
goodness of fit, yak ni chi-square, probability, RMSEA, GFI, TLI, CFI, AGFI,
CMIN/DF. Apabila model awal tidak god fit dengan data maka model
Table 3 : Goodness Of Fit Indicies
FIT INDEX KETERANGAN CUT OF VALUE
X² - chi-square menguji apakah covariance populasi yang
destimasi sama dengan covariance sample
[apakah model sesuai dengan data
Diharapkan kecil, 1-5
atau paling baik
diantara 1 &2
Probability Uji signifikansi terhadap perbedaan matriks
covariance data dan matriks covariance yang di
estimasi.
Minimum 0,1 atau
0,2, atau ≥ 0,05
RMSEA Mengkompensasi kelemahan chi-square pada
sample besar
≤ 0,08
GFI Mengjitung proporsi tertimbag varians dalam
matriks sample yang dijelaskan oleh matriks
covariance populasi yang diestimasi [analog
dengan R² dalam regresi berganda]
≥ 0,90
AGFI GFI yang disesuaikan dengan DF ≥ 0,90
CMIN/DF Kesesuaiyan antara datra dan model ≤ 2,00
TLI Perbandingan antara model yang di uji
terhadap baseline model
≥ 0,95
CFI Uji kelayakan model yang tidak sensitive
terhadap besarnya sample dan kerumitan model.
≥ 0,94
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum CV. Abdul Jaya
Tahun 2001 telah berdiri CV. Abdul Jaya. CV. Abdul Jaya didirikan oleh abdul
hamid sebagai perusahaan yang memproduksi sandal dan sepatu. Pabrik sandal dan
sepatu ini berlokasi di Kepuh Kiriman Dalam No 76 Waru Sidoarjo. CV. Abdul Jaya
bukan merupakan perusahaan bersekala besar. Dalam memproduksi sandal dan sepatu,
CV. Abdul Jaya masih menggunakan tenaga manusia karena menurut abdul hamid
sebagai pemilik perusahaan “Menggunakan tenaga manusia lebih bermanfaat untuk
masyarakat sekitar”. CV. Abdul Jaya memiliki dua cabang yaitu di Surabaya dan gersik.
CV. Abdul Jaya memasarkan produknya dengan sistim grosir. Keseluruhan pelanggannya
adalah pengecer.
4.1.2. Jenis Produk
Hasil produksi CV. Abdul Jaya adalah :
1. Sandal
Sandal yang di produksi adalah sandal untuk laki-laki dan perempuan dengan berbagai
ukuran sesuai pesanan.
2. Sepatu
Sandal yang di produksi adalah sandal untuk laki-laki dan perempuan dengan berbagai
4.1.3. Lokasi perusahaan
Lokasi atau letak suatu perusahaan yang strategis merupakan salah satu syarat
daripada berdirinya suatu perusahaan. Dimana letak strategis ini dapat menunjang suatu
usaha atau kegiatan pemasaran agar ysaha yang dijalankan atau dioperasikan oleh
perusahaan dapat berjalan dengan lancer dan menghemat biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan dimana CV. Abdul Jaya berdiri dekat dengan pasar yang khusus berjualan
sandal dan sepatu yaitu Wedoro.
4.1.4. Visi dan misi perusahaan
Visi CV. Abdul Jaya :
CV. Abdul Jaya didedikasikan untuk menjadi perusahaan yang bermanfaat untuk
masyarakat dan menjadi distributor terdepan di bidang sandal dan sepatu melalui usaha
perluasan pasar baru.
Misi CV. Abdul Jaya :
CV. Abdul Jaya didedikasikan untuk memberikan kepuasan konsumen yang
unggul melalui adanya produk-produk konsumen yang bermerk international, layanan
distribusi yang berkualitas teratas dan merk yang mampu bertahan.
4.1.5. Struktur organisasi
Struktur organisasi yang digunakan CV. Abdul Jaya adalah struktur organisasi
garis (line organization) kekuasaan dan wewenang yang berasal dari seorang pemimpin /
Gambar 6. Struktur Organisasi
Adapun tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan yang tertera dalam
struktur organisasi CV. Abdul Jaya adalah sebagai berikut:
a. Manager
Merupakan top manager yang bertanggung jawab atas seluruh operasi perusahaan.
b. Kep Accounting
- Bertanggung jawab atas seluruh jalannya keuangan perusahaan.
- Bertanggung atas sumber-sumber keuangan perusahaan.
- Memberikan laporan atas kegiatan dan keuangan perusahaan pada pipinan di
atasnya
ACCOUNTING
MANAGER
STAF PEMASARAN
STAF PRODUKSI
c. Kep Pemasaran
- Menyusun strategi pemasaran.
- Menyampaikan system, peraturan perusahaan kepada karyawan area sales manager.
- Bertanggung jawab atas seluruh bagian pemasaran
d. Kep Produksi
- Mengawasi pegawai bagian produksi.
- Mengontrol administrasi bagian produksi.
- Bertanggung jawab seluruh bagian produksi
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian
4.2.1. Gambaran Umum Keadaan Responden
Responden dalam penelitian ini adalah pelanggan CV Abdul Jaya.
1. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 112 orang responden
diperoleh gambaran responden berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut :
Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)
1 Laki-laki 53 47,32
2 Perempuan 59 52,68
Total 112 100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
dalam penelitian ini berjenis kelamin perempuan dimana hal tersebut ditunjukkan
adanya responden yang berjumlah 59 orang atau sebesar 52,68% sedangkan sisanya
adalah responden yang berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah sebanyak 53 orang
atau sebesar 47,32%.
2. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 112 orang responden
diperoleh gambaran responden berdasarkan usia adalah sebagai berikut :
Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah Prosentase (%)
1 20 – 25 tahun 25 22,32
2 26 – 30 tahun 40 35,71
3 30 – 35 tahun 21 18,75
4 Diatas 35 tahun 26 23,21
Total 112 100,00
Sumber : Hasil penyebaran kuesioner
Tabel diatas memberikan informasi bahwa sebagian besar responden dalam
penelitian ini adalah mereka yang berusia 26 hingga 30 tahun dengan jumlah 40 orang
atau sebesar 35,71%. Tidak hanya itu juga terdapat responden yang berusia diatas 35
tahun dengan jumlah sebanyak 26 orang atau sebesar 23,21%, responden yang berusia
20-25 tahun dengan jumlah sebanyak 25 orang atau sebesar 22,32%, kemudian
responden yang berusia 30 hingga 35 tahun dengan jumah sebnayak 21 orang atau
3. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 112 orang responden
diperoleh gambaran responden berdasarkan pendidikan adalah sebagai berikut :
Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
No Pekerjaan Jumlah Prosentase (%)
1 SMU 35 31,25
2 D3 25 22,32
3 S1 40 35,71
4 Lain – lain 12 10,71
Total 112 100
Sumber : Hasil penyebaran kuesioner
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
dalam penelitian ini memiliki pendidikan setingkat S1 dengan jumlah sebanyak 40
orang atau sebesar 35,71%, sedangkan terbanyak kedua mempunyai pendidikan
setingkat SMU dengan jumlah sebanyak 35 orang atau sebesar 31,25%, kemudian
responden yang mempunyai pendidikat setingkat D3 dengan jumlah sebanyak 25 atau
sebesar 22,32 dan sisanya responden yang mempunyai pendidikan lain – lain seperti
SMP, tidak lulus SD atau S2 dengan jumlah sebanyak 12 orang atau sebesar 10,71%.
4. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 112 orang responden
Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah Prosentase (%)
1 Pegawai Negeri 28 25,00
2 Pegawai Swasta 48 42,86
3 Wiraswasta 22 19,64
4 Lain – lain 14 12,50
Total 112 100
Sumber : Hasil penyebaran kuesioner
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar pelanggan CV
Abdul Jaya dalam penelitian ini memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta dengan
jumlah sebanyak 48 orang atau sebesar 42,86%, kemudian responden yang
mempunyai pekerjaan sebagai pegawai negeri dengan jumlah sebanyak 28 orang atau
sebesar 25%, sedangkan yang memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta dengan jumlah
sebanyak 22 orang atau sebesar 19,64% dan sisanya sebanyak 14 orang atau sebesar
12,50% mempunyai pekerjaan lain – lain seperti pedagang dan buruh.
4.2.2. Deskripsi Variabel Persepsi Harga (X1)
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para responden
Tabel 8. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Persepsi
Apakah harga sandal CV Abdul Jaya membuat persepsi anda adalah sebagai
menambah jumlah pengeluaran ?
0 1 14 22 38 29 8 112
2
Apakah harga sandal CV Abdul Jaya membuat persepsi anda akan harga tersebut dihubungkan dengan kualitas barang dan sensitifitas prestise ?
0 3 6 29 47 20 7 112
Total 0 4 20 51 85 49 15
Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner (diolah peneliti) pada lampiran 2
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam
penelitian ini menyatakan setuju terhadap pertanyaan yang diajukan, hal tersebut
ditunjukkan dengan besarnya total skor yang berada pada skor 5 dengan jumlah sebesar
85 jawaban.
Kondisi diatas menunjukkan bahwa harga sandal CV Abdul Jaya membuat
persepsi responden adalah sebagai menambah jumlah pengeluaran, serta menurut
responden harga sandal CV Abdul Jaya membuat persepsinya akan harga tersebut
dihubungkan dengan kualitas barang dan sensitifitas prestise.
4.2.3. Deskripsi Variabel Kepuasan Pembelanjaan (X2)
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para responden
Tabel 9. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Kepuasan
Apakah saudara tidak mengalami kesulitan dalam melakukan pemesanan di CV Abdul Jaya melalui internet (kemudahan produk yang lengkap dan jelas di dalam web site CV Abdul Jaya ?
0 0 1 32 50 27 2 112
3
Apakah menurut anda penampilan web site CV Abdul Jaya menarik ?
0 0 1 29 64 16 2 112
4
Apakah produk yang diberikan CV Abdul Jaya tidak ada kerusakan ?
0 0 2 21 71 17 1 112
5
Apakah terdapat pilihan biaya pengiriman di CV Abdul Jaya ?
0 0 1 19 65 27 0 112
Total 0 0 5 130 292 126 7
Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner (diolah peneliti) pada lampiran 2
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam
penelitian ini menyatakan setuju terhadap pertanyaan yang diajukan, hal tersebut
ditunjukkan dengan besarnya total skor yang berada pada skor 5 dengan jumlah sebesar
292 jawaban.
Kondisi diatas menunjukkan bahwa responden tidak mengalami kesulitan dalam
melakukan pemesanan di CV Abdul Jaya melalui internet (kemudahan pemesanan), serta
responden selalu mendapatkan informasi produk yang lengkap dan jelas di dalam web
site CV Abdul Jaya, menurut responden penampilan web site CV Abdul Jaya menarik
dan produk yang diberikan CV Abdul Jaya tidak ada kerusakan, serta menurut responden
4.2.4 Deskripsi Variabel Kepuasan proses pengiriman (X3)
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para responden
yang berjumlah 112 orang diperoleh jawaban sebagai berikut :
Tabel 10. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Kepuasan proses pengiriman (X3)
Skor Jawaban No Pertanyaan
1 2 3 4 5 6 7 Total
1
Apakah terdapat kepastian bahwa barang sampai kepada pelanggan.
0 0 0 20 60 32 0 112
2
Pengiriman barang CV Abdul Jaya kepada pelanggan yang tepat waktu.
0 0 0 18 65 26 3 112
3
Terdapat pelayanan pelanggan secara langsung mengenai keluhan atau kekurangan dari CV Abdul Jaya.
0 0 0 16 73 21 2 112
4
CV Abdul Jaya memiliki jasa pengiriman yang handal.
0 0 0 16 63 33 0 112
Total 0 0 0 70 261 112 5
Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner (diolah peneliti) pada lampiran 2
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam
penelitian ini menyatakan setuju terhadap pertanyaan yang diajukan, hal tersebut
ditunjukkan dengan besarnya total skor yang berada pada skor 5 dengan jumlah sebesar
261 jawaban.
Kondisi diatas menunjukkan bahwa terdapat kepastian bahwa barang sampai
kepada pelanggan, serta menurut responden pengiriman barang CV Abdul Jaya kepada
pelanggan yang tepat waktu dan terdapat pelayanan pelanggan secara langsung mengenai
keluhan atau kekurangan dari CV Abdul Jaya, serta CV Abdul Jaya memiliki jasa