• Tidak ada hasil yang ditemukan

STEVIA ISSN No Vol. II No. 01-Januari 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STEVIA ISSN No Vol. II No. 01-Januari 2012"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

STEVIA

ISSN No. 2087-6939 Vol. II No. 01-Januari 2012

Pengawasan Biaya Produksi Minyak Kelapa Sawit

(Studi Kasus : PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)

(Sei Sikambing Medan)

Surbakti Dakka.B.M 1) 1)

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Quality Medan

ABSTRACT

Development and expansion of a business will result in the increasing number of activities and problems faced by the company. Day’s of development, the company claimed to be more careful in running the company operations. Therefore, every business leader must thoroughly understand the theory of control systems, as well as careful attention to production costs. This is done in order to create a reasonable production cost. Primary basis used to make decisions most advantageous in achieving that goal, then every company in its operations require a measuring instrument that can be used as a material consideration in taking decisions referred to the budget.

Keywords : costs, supervision, and budget

Pendahuluan

Perkembangan dan perluasan suatu bidang usaha akan mengakibatkan semakin meningkatnya jumlah kegiatan dan permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan. Dalam era pembangunan masa kini, perusahaan dituntut untuk lebih teliti dalam menjalankan roda operasi perusahaannya. Oleh karena itu setiap pimpinan perusahaan harus benar-benar memahami teori dari sistem pengawasan, serta memperhatikan secara teliti biaya-biaya produksi. Hal ini dilakukan agar biaya produksi tercipta dengan wajar. Dasar utama yang dipergunakan untuk mengambil keputusan yang paling menguntungkan dalam mencapai tujuan tersebut, maka setiap perusahaan dalam kegiatan operasinya memerlukan suatu alat ukur yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

dalam mengambil keputusan yang disebut biaya.

Pelaksanaan biaya harus disertai dengan pengawasan, sebab perencanaan tanpa pengawasan yang baik tidak akan mencapai tujuan yang diinginkan. Melalui kegiatan pengawasan biaya produksi, maka dapat diketahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan tersebut. Dengan demikian adanya perencanaan kebutuhan produksi dan biaya produksi, perusahaan dapat menentukan budget biaya produksi yang realistis sehingga dapat dihindarkan terjadinya pemborosan sekaligus mengadakan penghematan biaya dan peningkatan efisiensi dalam setiap pengeluaran yang timbul dalam proses produksi perusahaan untuk menghasilkan laba yang besar.

(2)

STEVIA

ISSN No. 2087-6939 Vol. II No. 01-Januari 2012

Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Sei Sikambing Medan dengan menggunakan metode penelitian yaitu:

a. Penelitian Kepustakaan (Library

Research)

Penelitian ini menggunakan data sekunder

b. Penelitian Lapangan (Field Research) Penelitian ini menggunakan data

primer

Metode analisis yang digunakan penelitian menggunakan metode deskriptif dan metode komperatif.

Pembahasan Landasan Teori

Biaya (cost) merupakan perhitungan harga pokok untuk tujuan dalam menentukan harga jual yang minimal dapat menutupi biaya-biaya usaha.

Mulyadi, biaya diartikan sebagai

pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva. Ada empat persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat digolongkan sebagai biaya yaitu: (1). Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, (2). Biaya diukur dalam satuan uang, (3). Cash dan kredit, (4). Pengorbanan untuk tujuan tertentu.

Commitee on Terminology of American Institute Certified Public Accountant, Cost diartikan sebagai

jumlah yang akan diukur dalam bentuk keuangan dari kas yang dikeluarkan atau kekayaan yang dipindahkan dalam hubungan dengan barang atau jasa yang diperoleh atau akan diperoleh.

Istilah biaya dapat digunakan dalam arti yang sama dengan istilah beban. Beban (expense) didefinisikan sebagai biaya yaitu: suatu nilai tukar, persyarat atau pengorbanan yang dilakukan guna memperoleh manfaat yang dinyatakan

dengan pengurangan kas atau aktiva lainnya pada masa yang akan datang. Beban juga dapat digunakan sebagai arus keluar barang dan jasa yang dibebankan dengan pendapatan untuk menentukan laba atau definisi lain.

Roberts T. Sprouse dan Mouritce Moonitz, beban diartikan sebagai

pengurangan aktiva netto akibat digunakan jasa ekonomis untuk menciptakan pendapatan, dimana beban dihitung menurut jumlah penggunaan aktiva dan pertambahan kewajiban yang berkaitan dengan produk serta pemberian jasa.

Ikatan Akuntan Indonesia, beban

(expenses) diartikan sebagai penurunan manfaat ekonomi yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan akuitas.

Hakikat Biaya Produksi

Biaya produksi adalah biaya yang digunakan untuk pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Biaya produksi terdiri dari: (1). Biaya bahan baku (direct materil cost), (2). Biaya upah (direct labor cost), (3). Biaya produksi tidak langsung (factory

overhead cost).

Biaya bahan baku adalah biaya bahan keseluruhan yang membentuk bahan setengah jadi menjadi barang jadi yang dapat dimasukkan langsung dalam kalkulasi biaya produksi.

Biaya upah adalah semua biaya tenaga kerja untuk mengubah bahan langsung menjadi barang jadi. Biaya produksi tidak langsung adalah biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai.

(3)

STEVIA

ISSN No. 2087-6939 Vol. II No. 01-Januari 2012

X 100%

X 100%

Biaya standar yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau membiayai kegiatan tertentu, dibawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi dan faktor-faktor lain tertentu.

Adolph Matz dan M.F. Usry biaya

standar sebagai biaya yang ditetapkan terlebih dahulu untuk memproduksi satu unit atau sejumlah unit produk selama periode tertentu dimasa yang mendatang.

Tujuan penetapan biaya standar adalah untuk mengefektifkan pengendalian biaya yang meliputi yaitu: (1). Perencanaan biaya produksi yang

disusun dengan menggunakan taksiran atas jumlah penjumlahan yang direncanakan pada periode yang akan datang dengan memperhatikan data biaya produksi perusahaan pada periode yang lalu.

(2). Pengawasan biaya produksi yang disusun secara sistematis di perusahaan untul mencapai tujuan dengan cara membandingkan prestasi kerja dengan rencana.

Hakikat Biaya Standar Tidak Langsung Biaya standar tidak langsung ditentukan dengan lima cara, yaitu:

(1). Jumlah output fisik ditentukan dengan cara beban biaya produksi tidak langsung berdasarkan tarif biaya tidak langsung per unit produksi overhead per unit dengan cara:

Taksiran overhead pabrik Taksiran unit produksi

(2) Biaya bahan langsung ditentukan dengan cara overhead pabrik yang dibebankan sebagai berikut: Taksiran overhead pabrik Taksiran unit produksi

(3) Biaya upah langsung ditentukan dengan cara overhead pabrik yang dibebankan sebagai berikut: Taksiran overhead pabrik

Taksiran biaya upah langsung

(4) Jam kerja langsung ditentukan dengan cara tarif overhead pabrik sebagai berikut:

Taksiran overhead pabrik Taksiran jam kerja langsung

Tabel 1. Data PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan (2006)

URAIAN PRIA WANITA

(Rp)/Hk (Rp)/Hk - Upah : - Pokok 5.980 5.980 - Sosial 1.794 2.797 Jumlah 7.774 8.777 - Catu Beras 3.104 1.452 Jumlah 10.878 10.229

(5) Jam kerja mesin ditentukan dengan cara menaksir jam kerja mesin maka tarif per jam kerja mesin sebagai berikut:

Taksiran overhead pabrik Taksiran jam kerja mesin Hasil Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan biaya sebagai salah satu alat pengawasan biaya produksi. Biaya yang digunakan yaitu: estimated of

expenditure yang berlaku untuk jangka

waktu satu tahun (dimulai dari bulan januari sampai dengan bulan desember).

Tahapan langkah dalam hasil proses biaya, yaitu:

a. Biaya panen/pengutipan

Biaya yang berisikan perkiraan biaya panen/pengutipan hasil kelapa sawit pada masa satu tahun untuk biaya kelapa sawit atas kerja para buruh

(4)

STEVIA

ISSN No. 2087-6939 Vol. II No. 01-Januari 2012

yang diklasifikasikan menurut golongan serta tarif yang dapat dikerjakan oleh para buruh.

Hasil pembahasan untuk biaya panen/pengutipan, yaitu :

- Tenaga kerja bulanan : 6.867 orang

- Tenaga kerja harian : Jumlah : 30.101 orang

23.234 orang

b. Biaya proses pengolahan

Biaya yang berisikan perkiraan biaya untuk proses pengolahan di pabrik untuk masa satu tahun. Biaya ini melingkupi jumlah gaji karyawan pabrik, bahan pemeliharaan serta semua semua biaya yang menjadikan kelapa sawit dan kernel. Hasil pembahasan untuk per Kg

palm oil serta palm kernel, yaitu:

Rp 310.722.111.000 378.938.867 Ha

= Rp 819,98/Kg

c. Biaya pengangkutan

Biaya yang berisikan perkiraan biaya pengangkutan yang meliputi biaya luas tanaman per ha dengan biaya pengangkutan sebagai berikut: Rp 31.675.752

78.699,28 Ha

= Rp 402,49/Ha

d. Biaya Umum

Biaya yang disusun berdasarkan dari biaya operasi yang terdapat pada biaya panen, biaya proses pengolahan, dan biaya pengangkutan.

Rp 44.406.300 78.699,28 Ha

(5)

STEVIA

ISSN No. 2087-6939 Vol. II No. 01-Januari 2012

Tabel 2. Hasil Analisa Biaya Pengolahan pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan (2006)

Tabel 3. Hasil Analisa Penyimpangan Biaya Pengangkutan pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan (2006)

Uraian Realisasi (Rp) Anggaran (Rp) Variance (Rp) Pengangkutan ke Pabrik 32.808.895.587 31.675.752.000 1.133.143.587

Tabel 4. Hasil Analisa Penyimpangan Biaya Umum pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan (2006)

Uraian Realisasi (Rp) Anggaran (Rp) Variance (Rp) Biaya Umum Bersih 41.335.411.133 44.406.302.000 (3.070.890.867) Biaya Penyusutan 31.982.597.000 20.227.066.879 11.755.530.121

Kesimpulan

Hasil penelitian ini menemukan bahwa pengawasan yang dilakukan meliputi pengawasan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan pengawasan biaya produksi tidak langsung masih memiliki kelemahan. Saran

Saran yang dapat direkomendasikan dengan penelitian ini:

a. Perlu ditetapkan biaya produksi tidak langsung untuk lebih

mengefesiensikan proses pengawasan

b. Analisa penyimpangan sebaiknya dilakukan dengan tidak hanya membandingkan antara budget dengan realisasi dengan mengkaji tentang terjadinya penyimpangan, misalnya penyimpangan yang terjadi disebabkan oleh syarat pembelian yang tidak menguntungkan, atau biaya angkut yang terlalu tinggi.

No Uraian Realisasi (Rp) Anggaran (Rp) Variance (Rp)

1 Gaji Tunjangan & Biaya Sos Peg staf 6.156.524.774 1.396.415.000 4.760.109.774

2 Biaya Pengolahan 14.187.311.093 13.287.706.000 899.605.093

3 Biaya Analisa 1.957.861.753 2.072.427.000 (114.565.247)

4 Biaya Penerangan & Air 10.216.241.140 15.500.628.000 (5.284.386.860)

5 Pemeliharaan 18.049.610.944 27.948.425.000 (9.088.814.056)

6 Pengapakan 218.123.865 377.886.000 (159.762.135)

7 Asuransi pabrik 3.616.208.929 3.336.759.000 279.449.929

(6)

STEVIA

ISSN No. 2087-6939 Vol. II No. 01-Januari 2012

Daftar Pustaka

Gunawan A, dan Marwan A., 1990,

Anggaran Perusahaan, edisi

kelima, Penerbit FE UGM, Yogyakarta.

Matz A, dan Usry M.F., 1992, Akuntansi

Biaya Perencanaan dan Pengendalian, edisi kedelepan, jilid

I dan II (diterjemahkan oleh: Herman Wibowo), Erlangga, Jakarta.

Hendriksen E.S., 1994, Teori Akuntansi, edisi keempat (diterjemahkan oleh: Marianus Sinaga), Erlangga, Jakarta.

Hadibroto S., 1997, Masalah Akuntansi, jilid I, Penerbit FE UI, Jakarta.

Hartanto S., 1987, Akuntansi untuk

Usahawan, edisi kelima, Penerbit

FE UI, Jakarta.

Brooks H.J., dan Wilson J.D.,

Controllership, 1994, edisi ketiga,

(diterjemahkan oleh: Tjintjin FelisxnTjendera), Erlangga, Jakarta. Mas’ud M.C., 1994, Akuntansi

Manajemen, Penerbit FE UGM,

Yogyakarta.

Mulyadi, 1992, Akuntansi Biaya, edisi kelima, Penerbit STIE YKPN, Yogyakarta.

Sinuraya S, 1986, Akuntansi Perusahaan

Industri, Masco, Medan.

Supriono R.A., 1992, Akuntansi Biaya

Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok, edisi kedua,

Yogyakarta.

Welsch G.A., 1988, Penyusunan

Anggaran Perusahaan Perencanaan dan Pengendalian

Laba, (diterjemahkan oleh: R.A

Fadly, dan Bec T.K.R), edisi keempat, Jakarta.

Winarno S, 1989, Pengantar Penelitian

Ilmiah, edisi ketujuh, Penerbit

Tarsito, Bandung.

Nasution S, dan Thomas M., 1999, Buku

Penuntun membuat tesis, skripsi, disertasi, Penerbit Bumi Aksara.

Ikatan Akuntansi Indonesia, 1995,

Standar Akuntansi Keuangan,

Gambar

Tabel 2. Hasil Analisa Biaya Pengolahan pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)   Medan (2006)

Referensi

Dokumen terkait

• Perbedaan biaya overhead pabrik dibebankan dengan biaya overhead pabrik sesungguhnva setiap akhir bulan dicatat sebagai selisih biaya produksi

Dalam rangka mewujudkan pengembangan kinerja sistem yang efektif, sub-elemen seperti : pembinaan pelaku usaha, jaminan permodalan pelaku usaha dan perlunya dukungan

Jadi Biaya Overhead pabrik adalah biaya produk selain biaya biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung yang timbul dan dibebankan terhadap pabrik karena sifatnya sebagai

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa harga pokok produksi adalah penjumlahan dari biaya bahan langsung, biaya upah langsung, dan biaya overhead pabrik

Biaya overhead adalah semua biaya pabrik yang bukan bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung yang timbul dan dibebankan terhadap pabrik karena sifatnya sebagai

Biaya taksiran dibagi taksiran kapasitas produksi didapatkan tarip biaya overhead yang dapat digunakan untuk membebankan biaya overhead pabrik pada sejumlah barang.. Dua

Penanaman Meranti di HPH Sijunjung merupakan kegiatan pengayaan karena bibit Meranti ini ditanam pada areal bekas tebangan dimana masih ada tegakan, dengan tujuan untuk

Overhead pabrik standar bisa ditentukan dengan cara yang sama dengan penentuan tarif biaya overhead pabrik, yang bertitik tolak dari biaya overhead pabrik taksiran, yang tetap