• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Pengertian Biaya Jenis-jenis Biaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Pengertian Biaya Jenis-jenis Biaya"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Biaya

2.1.1 Pengertian Biaya

Menurut Bustami dan Nurlela (2006), biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi (Hansen dan Mowen, 2006). Kuswadi (2005) mendefinisikan biaya adalah semua pengeluaran untuk mendapatkan barang atau jasa dari pihak ketiga, baik yang berkaitan dengan usaha pokok perusahaan maupun tidak.

Menurut Horngren et.al. (2008), biaya didefinisikan suatu sumber daya yang dikorbankan (sacrified) atau dilepaskan (forgone) untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu biaya biasanya diukur dalam unit uang yang harus dikeluarkan dalam rangka mendapatkan barang atau jasa.

Biaya yang dibebankan pada produk membantu keputusan penetapan harga dan untuk menganalisis bagaimana tingkat profitabilitas produk yang berbeda.

2.1.2 Jenis-jenis Biaya

Kuswandi (2005) mengklasifikasikan pembebanan biaya ke dalam biaya langsung dan biaya tidak langsung.

1. Biaya Langsung

Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang langsung dibebankan pada objek atau produk, misalnya bahan baku langsung, upah tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses produksi, biaya iklan, ongkos angkut, dan sebagainya.

2. Biaya tidak langsung

Biaya tidak langsung (direct cost) adalah biaya yang sulit atau tidak dapat dibebankan secara langsung dengan unit produksi, misalnya gaji pimpinan, gaji mandor, biaya iklan atau lebih

(2)

dari satu macam produk, dan sebagainya. Biaya tidak langsung disebut juga biaya overhead.

Kuswandi (2005) juga menggolongkan pola perilaku biaya yaitu 1. Biaya Tetap (fixed cost)

Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap atau tidak berubah dalam rentang waktu tertentu. Seberapapun besarnya penjualan atau produksi perusahaan.

2. Biaya Variabel (variable cost)

Biaya variabel adalah biaya yang dalam rentang waktu dan sampai batas-batas tertentu jumlahnya berubah-ubah secara proposional.

3. Biaya Semi Variabel

Biaya semi variabel adalah biaya yang sulit digolongkan ke dalam kedua jenis biaya diatas (tidak termasuk ke dalam biaya tetap atau biaya variabel.

Kedua jenis biaya berikut digolongkan pada saat penetapannya dan digunakan untuk tujuan perencanaan dan pengendalian yang terdiri atas (Kuswadi, 2005):

1. Biaya yang Ditetapkan (predetermined cost)

Biaya yang ditetapkan adalah biaya yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu analisis masa lalu atau prediksi masa datang. Biaya yang ditetapkan dilakukan untuk penyusunan standar atau anggaran.

2. Biaya Historis (historical cost)

Biaya historis adalah biaya yang besarnya dihitung setelah ada realisasi.

2.2. Konsep Biaya Produksi

2.2.1 Pengertian Biaya Produksi

Wibowo (2008) mendifinisikan produksi sebagai usaha yang bergerak dalam kegiatan proses pengubahan suatu bahan atau barang menjadi bahan atau barang lain yang berbeda bentuk atau sifatnya dan mempunyai nilai tambah. Mulyadi (2005) mendifinisikan biaya

(3)

produksi sebagai biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk yang siap untuk dijual. Menurut Hansen dan Mowen (2006), biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa. Biaya produksi menurut Bustami dan Nurlela (2006) adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

2.2.2 Jenis-jenis Biaya Produksi

Biaya produksi dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis biaya, yaitu (Rony, 1990):

1. Biaya Bahan Baku Langsung

Suatu biaya produksi disebut sebagai biaya bahan baku langsung jika bahan tersebut merupakan bagian yang integral, dapat dilihat atau diukur secara jelas dan mudah serta dapat ditelusuri baik fisik maupun nilainya dalam wujud produksi yang dihasilkan.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Suatu biaya produksi disebut sebagai biaya tenaga kerja langsung jika biaya itu dikeluarkan atau dibebankan karena ada pembayaran upah kepada tenaga kerja yang langsung ikut serta bekerja dalam membentuk produksi akhir. Biaya ini dapat ditelusuri karena secara jelas dapat diukur dengan waktu yang dipergunakannya dalam keikutsertaannya secara langsung membentuk produksi akhir.

3. Biaya Overhead

Biaya overhead adalah semua biaya pabrik yang bukan bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung yang timbul dan dibebankan terhadap pabrik karena sifatnya sebagai bagian yang memiliki eksistensi dalalm produksi akhir maupun hanya memberikan pelayanan guna menunjang, memperlancar, mempermudah atau sebagai penggerak kegiatan itu sendiri.

(4)

2.3. Konsep Biaya Standar

2.3.1 Pengertian Biaya Standar

Secara umum standar diartikan sebagai suatu kesatuan pengukuran yang ditetapkan sebagai suatu pedoman dalam melaksanakan pekerjaan.

Standar adalah suatu ukuran kuantitas yang harus dicapai sehubungan dengan adanya operasi atau kegiatan tertentu. Biaya standar dapat diartikan biaya yang diperhitungkan secara wajar harus terjadi di dalam memproduksi suatu barang, maka biaya standar adalah standar kuantitas input yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit produksi tertentu (Rony, 1990).

Menurut Mulyadi (2005), biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, di bawah asumsi kondisi ekonomi, efisien, dan faktor-faktor lain tertentu.

2.3.2 Tipe-tipe Standar

Menurut Hansen dan Mowen (2006), standar umumnya diklasifikasikan baik sebagai sesuatu yang ideal maupun yang saat ini dapat tercapai.

1. Standar ideal (ideal standards)

Standar ideal membutuhkan efisiensi maksimum dan hanya dapat dicapai jika segala sesuatu beroperasi secara sempurna.

Tidak ada mesin yang rusak, menganggur, atau kurangnya keterampilan yang dapat ditoleransi.

2. Standar yang akan saat ini dapat dtercapai (currently attainable standards)

Standar ini dapat dicapai dengan beroperasi secara efisien.

Kelonggaran diberikan untuk kerusakan normal, gangguan, keterampilan yang lebih rendah dari sempurna, dan lainnya.

(5)

2.3.3 Tujuan Penetapan Biaya Standar

Menurut Rony (1990), penetapan biaya standar sangat bermanfaat bagi manajemen aktivitas perusahaan karena standar biaya bermanfaat untuk :

1. Pembuatan anggaran.

2. Pengendalian biaya dan mengukur efisiensi.

3. Mendorong upaya kemungkinan pengurangan biaya.

4. Memudahkan dalam pencatatan dan penyiapan laporan biaya.

5. Merencanakan biaya bahan baku, pekerjaan dalam proses maupun persediaan barang jadi.

6. Sebagai pedoman penetapan harga penawaran dalam tender suatu proyek atau kontrak tertentu.

2.3.4 Penentuan Biaya Standar

Menurut Nafarin (2003), penentuan biaya standar dibagi dalam tiga bagian, yaitu biaya bahan baku langsung standar, biaya tenaga kerja langsung standar, dan biaya overhead pabrik standar.

1. Biaya Bahan Baku Langsung Standar

Biaya bahan baku langsung standar terdiri atas harga bahan baku langsung standar dan kuantitas bahan baku langsung standar.

i. Harga Bahan Baku Langsung Standar

Harga bahan baku langsung standar adalah taksiran harga bahan baku per unit. Harga bahan baku langsung standar biasanya ditentukan dari daftar harga pemasok (supplier), katalog, atau informasi lain yang berhubungan dengan kemungkinan perubahan harga di masa akan datang.

ii. Kuantitas Bahan Baku Langsung Standar

Kuantitas bahan baku langsung standar adalah taksiran sejumlah unit bahan baku yang diperlukan untuk memproduksi satu unit produk tertentu. Kuantitas bahan baku langsung standar dapat ditentukan dengan menggunakan penyelidikan teknis dan analisis catatan

(6)

masa lalu. Penyelidikan teknis misalnya dengan mengadakan taksiran yang wajar terhadap bahan baku yang diperlukan untuk satu unit produk atau membuat percobaan operasi produksi. Analisisi catatan masa lalu misalnya dengan menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk (pekerjaan) yang sama dalam periode tertentu pada masa lalu.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar

Biaya tenaga kerja langsung standar terdiri atas tarif upah tenaga kerja langsung standar dan jam tenaga kerja langsung standar.

i. Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung Standar

Tarif upah tenaga kerja langsung standar adalah tafsiran tarif upah tenaga kerja langsung per jam. Tarif upah tenga kerja langsung standar dapat ditentukan atas dasar perjanjian dengan karyawan dan data upah masa lalu yang dihitung secara rata-rata.

ii. Jam Tenaga Kerja Langsung Standar

Jam tenaga kerja langsung standar adalah taksiran sejumlah satuan waktu yang diperlukan untuk membuat satu unit produk tertentu. Jam tenaga kerja langsung standar dapat ditentukan dengan cara penyelidikan teknis dan analisis catatan masa lalu. Penyelidikan teknis misalnya dengan mengadakan penyelidikan gerak dan waktu, mengadakan taksiran yang wajar, memperhitungkan kelonggaran waktu untuk istirahat, memperhitungkan faktor kelelahan, dan memperhitungkan penundaan kerja yang tidak bisa dihindari. Analisis catatan masa lalu misalnya menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam satu pekerjaan dari kartu harga pokok periode yang lalu.

(7)

3. Biaya Overhead Pabrik Standar

Biaya overhead pabrik standar dapat ditaksir atas dasar kapasitas normal. Misalnya dengan menghitung kapasitas normal dalam satu tahun x unit atau y jam kerja langsung dan biaya overhead pabrik satu tahun yang terdiri atas biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap.

Jam kerja normal atau kapasitas normal adalah jam kerja yang digunakakn untuk menentukan standar tarif pembebanan biaya overhead pabrik. Kapasitas normal merupakan suatu tingkat kapasitas operasi yang dapat dicapai dengan pemanfaatan secara maksimal semua input atas fasilitas sarana dan prasarana yang dimiliki oleh perusahaan. Sehingga pada akhirnya tercapai biaya per unit produk yang serendah mungkin.

2.4. Konsep Pengendalian

Pengendalian dibutuhkan dalam setiap pekerjaan untuk mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan agar sesuai dengan yang direncanakan semula. Pengendalian adalah melihat ke belakang, memutuskan apakah yang sebenarnya telah terjadi dan membandingkannya dengan hasil yang direncanakan sebelumnya (Hansen dan Mowen, 2006). Menurut (Rony, 1990), pengendalian berkaitan dengan usaha, prosedur, metode, dan langkah yang harus ditempuh agar apa yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan baik untuk mencapai sasaran yang ditetapkan.

Biaya produksi harus dapat dikendalikan agar tidak terjadi pemborosan.

Oleh karena itu diperlukan suatu metode yang dapat mengendalikan biaya produksi agar berjalan secara efisien. Menurut Kuswadi (2005), penentuan biaya standar dilakukan untuk mencapai produktivitas yang maksimum dengan biaya serendah-rendahnya.

2.5. Analisis Varians

Varians atau selisih menurut Horngren et.al. (2008) adalah perbedaan antara jumlah berdasarkan hasil aktual dan jumlah yang dianggarkan, yakni

(8)

jumlah aktual dan jumlah yang diperkirakan berdasarkan anggaran. Varians adalah perbedaan yang terjadi antara biaya standar dengan biaya sebenarnya yang mungkin menguntungkan atau sebaliknya.

Kuswandi (2005) mendifinisikan varians adalah selisih antara biaya standar dan biaya aktual. Varians dianggap baik jika biaya aktualnya lebih kecil daripada biaya standar dan sebaliknya. Jumlah varians untuk suatu periode biasanya terdiri atas varians yang baik (favorable) dan varians yang tidak baik (unfavorable). Varians ini berasal dari biaya standar bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Dengan membandingkan biaya standar dan biaya aktual, manajemen diharapkan dapat memperhatikan varians-varians yang terjadi dan dapat mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan. Horngren et.al. (2008) membagi varians ke dalam dua bagian yaitu:

1. Varians Harga

Varians harga adalah perbedaan antara harga harga aktual dan harga yang dianggarkan dikalikan dengan kuantitas masukan aktual, seperti bahan baku yang digunakan atau dibeli.

2. Varians Efisiensi

Varians efisiensi adalah perbedaan antara kuantitas masukan aktual dan anggaran kuantitas masukan yang seharusnya digunakan untuk memproduksi keluaran aktual dikali dengan harga yang dianggarkan.

Analisis varians digunakan untuk evaluasi kinerja. Ada dua hal yang menjadi penilaian menurut Horngren et.al. (2008), yaitu:

1. Efektifitas, yaitu tingkat pencapaian tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Efisiensi, yaitu jumlah relatif masukan yang digunakan untuk mencapai tingkat keluaran tertentu. Makin sedikit masukan yang digunakan untuk mencapai tingkat keluaran tertentu atau semakin banyak keluaran untuk tingkat masukan tertentu semakin tinggi efisiensinya.

Penentuan biaya standar dibagi menjadi tiga bagian yaitu biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Maka analisis

(9)

varians juga terbagi atas varians bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik (Hansen dan Mowen, 2006).

1. Varians Bahan Baku Langsung

Aspek yang menyebabkan varians bahan baku langsung yaitu:

a. Varians Bahan Baku Langsung

Varians bahan baku langsung (material price variance-MPV) mengukur perbedaan antara beberapa yang harus dibayar untuk bahan baku dan beberapa yang secara aktual dibayar.

b. Varians Efisiensi Bahan Baku Langsung

Varians pengunaan bahan baku langsung (material usage variance- MUV) mengukur perbedaan antara bahan baku langsung yang secara aktual digunakan dan bahan baku langsung yang seharusnya digunakan untuk output aktual.

2. Varians Tenaga Kerja Langsung

Aspek yang menyebabkan varians tenaga kerja langsung yaitu:

a. Varians Tenaga Kerja Langsung

Varians tenaga kerja langsung (labor rate variance-LRV) menghitung perbedaan antara apa yang sudah dibayar untuk tenaga kerja langsung dan apa yang seharusnya dibayar.

b. Varians Efisiensi Tenaga Kerja Langsung

Varians efisiensi tenaga kerja langsung (labor efisiency variance- LEV) mengukur perbedaan antara jam tenaga kerja yang secara aktual digunakan dan jam tenaga kerja yang seharusnya digunakan.

3. Varians Overhead Pabrik

Varian overhead total yaitu perbedaan antara overhead yang dibebankan dan yang aktual, juga dibagi menjadi beberapa variansi komponen.

a. Varians Overhead Variabel

Overhead variabel diasumsikan bervariansi sejalan dengan perubahan volume produksi.

i. Varians Pengeluaran Overhead Variable

Varians pengeluaran overhead variable mengukur pengaruh agregat dari perbedaan antara tarif aktual overhead variabel (actual

(10)

variabel overhead rate-AVOR) dan tarif standar overhead variabel

(standard variabel overhead rate-SVOR). Tarif aktual overhead variabel adalah overhead variabel aktual dibagi dengan jam aktual.

ii. Varians Efisiensi Overhead Variable

Varians efisiensi overhead variable mengukur perubahan dalam konsumsi overhead variabel yang mucul karena penggunaan efisien tenaga kerja langsung.

b. Varians Overhead Tetap

Varians total overhead tetap adalah perbedaan antara overhead tetap aktual dan overhead tetap yang dibebankan, dimana overhead tetap yang dibebankan diperoleh dengan mengkalikan tarif standar overhead tetap dengan jam standar yang diizinkan untuk output aktual.

i. Varian Pengeluaran Overhead Tetap

Varian pengeluaran overhead tetap didefinisikan sebagai perbedaan antara overhead tetap aktual dan overhead tetap yang dianggarkan.

Varians pengeluaran dapat ditoleransi karena lebih sedikit overhead tetap dikeluarkan daripada yang dianggarkan.

ii. Varian Volume Overhead Tetap

Varian volume overhead tetap adalah perbedaan antara overhead tetap yang dianggarkan dan overhead tetap yang dibebankan.

Varians volume mengukur pengaruh perbedaan output aktual dari output yang digunakan di awal tahun dan untuk menghitung tarif perkiraan standar overhead tetap.

2.6. Usaha Kecil dan Menengah

Pratomo dan Soejoedono dalam Widiyastuti (2007), menyatakan bahwa definisi Usaha Kecil Menengah (UKM) tidak selalu sama, tergantung pada konsep yang digunakan oleh masing-masing negara. Dalam setiap definisi tersebut mencakup sedikitnya dua aspek yaitu aspek penyerapan tenaga kerja dan aspek pengelompokkan perusahaan ditinjau dari jumlah tenaga kerja yang diserap dalam gugusan/kelompok perusahaan tersebut.

Pengertian usaha kecil menurut Keputusan Presiden RI No. 99 tahun 1998 yaitu kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang

(11)

usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

Berdasarkan Undang-Undang RI No.9 tahun 1995, usaha kecil didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan yang memenuhi kriteria-kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagai berikut:

a) Memiliki Kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

b) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000 c) Milik warga negara Indonesia

d) Berdiri sendiri, bukan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar.

e) Berbentuk usaha persorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

Menurut Wibowo (2008), ciri-ciri lain yang sering digunakan sebagai ukuran suatu usaha tergolong kecil adalah

1. Usaha dimiliki secara bebas, terkadang tidak berbadan hukum.

2. Operasinya tidak memperlihatkan keunggulan yang mencolok.

3. Usaha dimiliki dan dikelola oleh satu orang.

4. Usaha tidak memiliki banyak karyawan.

5. Modalnya dikumpulkan dari tabungan pemilik pribadi.

6. Wilayah pasarnya bersifat lokal dan tidak terlalu jauh dari pusat usahanya.

Indonesia dan negara berkembang lain memandang penting keberadaan usaha kecil. Hal ini disebabkan tiga alasan utama (Wibowo, 2008), yaitu:

1. Kinerja usaha kecil cenderung lebih baik dalam hal menghasilkan tenaga kerja yang produktif.

2. Usaha kecil sangat dinamis, dengan investasi dan inovasi teknologinya usaha kecil mampu mencapai peningkatan produktivitas yang tinggi.

(12)

3. Usaha kecil memiliki fleksibilitas yang tinggi sehingga mampu hidup di sela-sela kehidupan usaha besar.

4. Kemampuan usaha kecil dalam menyerap tenaga kerja dan mendukung pendapatan rumah tangga.

Menurut Primiana (2009), terdapat berbagai masalah yang dialami oleh UKM seperti:

1. Permodalan

a. Modal kecil, sulit untuk memenuhi pesanan b. Sulit mendapatkan kredit dari bank

c. Kurang mampu mengadakan perencanaan, pencatatan, dan pelaporan

d. Tercampurnya atara keuangan perusahaan dengan keuangan keluarga

2. Pemasaran

a. Kurang dapat melihat peluang pasar / selera pasar b. Akses terhadap informasi pasar kurang

c. Terbatasnya tempat pemasaran

d. Kemampuan negosiasi yang lemah sehingga berakibat kerugian pada sistem pembayaran

e. Kurangnya kerjasama dengan perusahaan besar atau sesama UKM

f. Kurang mampu merancang strategi bisnis 3. Produksi / Teknologi

a. Kurangnya pengetahuan tentang bagaimana memproduksi barang yang berkualitas, efisien, dan tepat waktu

b. Tidak adanya transfer teknologi dari usaha besar c. Tidak melakukan riset dan pengembangan

d. Tidak mengerti pentingnya kerjasama dengan pihak supplier e. Tidak adanya proses perbaikan yang berkesinambungan 4. Sumber Daya Manusia

a. Pendidikan rendah

b. Rendahnya jiwa wirausaha

(13)

c. Keahlian terbatas

d. Rendahnya produktivitas pekerja e. Tidak ada pembagian kerja 5. Pemerintah

a. Kurangnya dukungan dengan berbagai kebijakan yang berpihak pada UKM

b. Kurangnya menciptakan lingkungan usaha yang kondusif

2.7. Penelitian Terdahulu

Ksheshariani(2011) meneliti tentang Analisis Biaya Standar sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi pada UKM Wingko Cap Kapal Terbang.

Peneliti menggunakan alat analisis varians (selisih) dan uji t. Analisis varians digunakan untuk menghitung varians yang terjadi antara biaya standar dan biaya aktual dari BBL, TKL, OHP. Dari hasil analisis varians diketahui bahwa kelapa memiliki varians unfavorable -1,06%. Gula pasir memiliki varians unfavorable -0,79%. Pada tepung ketan terjadi varians unfavorable -12,82%. Varians unfavorable juga terjadi pada mentega

sebesar unfavorable -14,67%. Pada nangka terjadi varians unfavorable - 28,76%. Durian memiliki varians unfavorable -54,80%. Sedangkan pada gula jawa terjadi varians favorable -8,13%. Hasil analisis varians untuk TKL menunjukkan bahwa tarif TKL memiliki varians favorable -18, 3%.

Efisiensi TKL memiliki varians unfavorable -26,7%. Hasil analisis varians overhead variabel menunjukkan bahwa pada biaya kemasan berlogo terjadi varians favorable -0,6%. Biaya kertas minyak memiliki varians unfavorable -42,9%. Biaya gas terjadi varians favorable -13,6%. Terakhir analisis dilakukan pada air yang memiliki varians favorable -50%. Pada biaya overhead tetap variabel tidak terjadi varians.

Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan dengan uji t, disimpulkan bahwa varians untuk BBL yang masih dalam batas pengendalian yaitu kelapa, gula pasir, tepung, ketan, mentega, dan gula jawa. Sedangkan varians yang diluar batas pengendalian yaitu nangka dan durian. Uji hipotesis pada varians TKL terhadap tarif masih dalam batas pengendalian. Sedangkan untuk efisiensi diluar batas pengendalian. Varians

(14)

yang terjadi pada OHP tidak dilakukan uji menggunakan uji t karena data dihitung selama satu bulan selama bulan Desember 2010.

Rahman (2012) meneliti tentang Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi Pada UMKM Pia PiaKu! Bogor. Sistem biaya standar memberikan pedoman kepada pelaku usaha untuk menetapkan pengeluaran biaya produksi. Pengendalian biaya produksi dilakukan dengan menetapkan biaya standar untuk biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead. Pia PiaKu! merupakan usaha mikro yang memproduksi pia kering dengan enam aneka rasa, yaitu rasa kacang hijau, keju, cokelat, durian, kacang merah dan kacang hijau pandan. Penetapan biaya produksi standar belum sepenuhnya diterapkan Pia PiaKu! sehingga proses produksi yang terjadi tidak efisien karena biaya produksi tidak dikeluarkan sesuai dengan biaya perencanaan sebelumnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penerapan biaya standar untuk biaya produksi pada UMKM Pia PiaKu! yang mencakup biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik pada UMKM Pia PiaKu!, menganalisis varians yang terjadi antara biaya standar dan biaya aktual pada UMKM Pia PiaKu! dan mengevaluasi varians yang terjadi masih dalam batas pengendalian manajemen UMKM Pia PiaKu!

Berdasarkananalisis varians didapatkan hasil bahwa bahan baku yang digunakan selama bulan November 2011 bersifat favorable yaitu, tepung terigu, kacang hijau kupas, mentega, minyak sayur, keju, cokelat blok, chocochip dan susu bubuk. Varians tarif tenaga kerja langsung bersifat unfavorable dan varians efisiensi tenaga kerja langsung bersifat favorable.

Varians biaya overhead variabel bersifat favorable yaitu, mika plastik, pencetakan stiker, bahan bakar gas LPG, listrik dan air. Berdasarkan uji t didapatkan kesimpulan bahwa varians harga bahan baku yang masih berada dalam batas pengendalian manajemen adalah kacang hijau kupas, gula pasir, minyak sayur, keju dan cokelat bubuk. Uji hipotesis pada tenaga kerja langsung didapatkan bahwa varians efisiensi tenaga kerja langsung berada dalam batas pengendalian manajemen.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian Berry dan Bullock (1962) mencatat beberapa invertebrata atau serangga dengan ukuran yang berbeda-beda di dalam usus kodok tersebut. Sejauh ini

(6) Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan atas nama Kepala Daerah menerbitkan Sertifikat Laik Tangkap Operasional (SLTO) bagi kapal ikan yang dinyatakan Laik

Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasanganya dan anak-anaknya dapat tinggal dirumah atau diluar rumah. 6) Dual Carrier, yaitu suami istri atau keduanya

(teknologi informasi.. berkaitan dengan segala sesuatu yang berbasis komputer yang digunakan orang untuk melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan informasi

Inward K-snare adalah imitasi bunyi dari snare drum yang cara. membunyikannya dengan menghirup udara melalui mulut

Koefisien budaya kerja discipline sebesar 0.087, artinya jika budaya kerja meningkat dengan cateris paribus dan independen lainnya (unity, respect, integrity, excellent, innovative)

Kali ini fenomena penurunan kurs ASEAN+3 terjadi, diikuti kenaikan jumlah perolehan suara partai pemerintah (Partai Demokrat) ditambah kemenangan SBY untuk ke-2 kali

Dalam film animasi “CHASE!” terdapat satu karakter protagonis atau karakter utama dan satu karakter misterius yang nantinya baru diketahui bahwa itu seorang waria di akhir