• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUSAT MULTIMEDIA DI SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PUSAT MULTIMEDIA DI SURABAYA."

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

Tabel 3.5 Data tingkat curah hujan (mm) dalam satu tahun (2005) di Surabaya ...68

TUGAS AKHIR

PUSAT MULTIMEDIA DI SURABAYA

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S-1)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

Diajukan oleh :

YUDHISTIRA ANDY PUTRA 06.5101.0025

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

(2)

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” JAWA TIMUR

2011

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur atas segala nikmat dan karunia Allah SWT yang mana atas

ridho-Nya sehingga penyusunan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Pusat

Multimedia di Surabaya” ini dapat terselesaikan dengan baik, guna memenuhi

sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S-1) Jurusan Teknik

Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran“ Jawa Timur di Surabaya.

Penulis menyadari bahwa penulisan Laporan Tugas Akhir ini juga tidak

terlepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Bersama ini dengan segala

kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Ir. Naniek Ratni JAR, M.Kes., selaku Dekan Fakultas Teknik

Sipil dan Perancanaan Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Ir. Syaifuddin Zuhri, MT., selaku Ketua Jurusan Teknik

Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, juga selaku Dosen

Penguji pada Sidang Komprenhensif Tugas Akhir.

3. Ibu Ir. Niniek Anggriani, MTP., selaku Dosen Pembimbing I yang

telah menyediakan waktu, tenaga dan bimbingannya di dalam

penyusunan Tugas Akhir ini.

4. Bapak M. Pranoto, ST., MT., selaku Dosen Pembimbing II dan juga

selaku moderator pada sidang Komprenhensif Tugas Akhir.

5. Ibu Ir. Eva Elviana, MT., selaku Dosen Wali.

6. Ibu Ir. Sri Suryani Yuprapti Winasih, MT., selaku koordinator LAB

(3)

7. Ibu Dr. Ir. Pancawati Dewi, MT., selaku Dosen Penguji pada Sidang

Komprenhensif Tugas Akhir.

8. Bapak Ir. Erwin Djuni W., MT., selaku Dosen Penguji pada Sidang

Komprenhensif Tugas Akhir.

9. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan

Perencanaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa

Timur.

10. Kedua Orang Tua saya yang selalu memberikan semangat, kasih

sayang, dan dukungan baik moril maupun material, serta dukungan

doa-doanya, sehingga saya dapat melalui semua dan dapat

menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.

11. Yenny Mustikaning Sari dan Febrya Puspita Andy Putri, kedua

kakakku yang selalu memberikan semangat, doa, dukungan dan

bantuan-bantuanya.

12. Mas Ivan, kakak iparku.

13. Andika Setya Perdana, Aries Susilo Wibowo, Rio Desantika, Yefta

Natanael Rusmanto (bersama kalian aku merasa kuat!)

14. POS Family, Trio Subyarto, Aristya Andung, Moh. Fakhrul, Mandra

Prasetyawan, Bogi Agustian, Beni Eko, Ny. Sofie Andika, Oktaviani

(bersama kalian kita kuasai dunia!!!!)

15. Sahabat - sahabat Trenggalek ku, Anjar Laksono, Krisnapati dan

Ny. Yessy, Satrya Yuda, dll.

16. Teman – teman kostku, Nyoman Andika, Dudun Afrelu Prasetya,

Catur Didit, Eusebius Cerino Bika (mana tujuan kita selanjutnya?)

17. Teman – teman seperjuangan Studio TA ’06, Agung Tri, Boni

Arisona, Dhimas Haryo, Ganis Hasby, Moh. Romey, Deny

Pramono, Ardiansyah, Dheniar.

18. Seperjuangan Studio, Cak Unyil Dhany, Hendra ‘Pawe’, Liana,

(4)

19. Teman-teman Arch’03, Arch’04, Arch’06, Arch’07.

20. Teman-teman dari jurusan Sipil dan Lingkungan.

21. Pihak-pihak lain yang telah memberikan bantuan, pengarahan, dan

dukungannya.

Dalam kesempatan ini penulis juga memohon maaf apabila terdapat banyak

kekurangan maupun kesalahan dalam menyusun laporan ini. Oleh karena itu, penulis

membuka diri untuk menerima kritik dan saran guna adanya perbaikan yang berarti

agar hasil yang tercapai dapat lebih baik lagi.

Akhir kata, semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi yang

membacanya.

Surabaya, 16 Juni 2011

(5)

TUGAS AKHIR

PUSAT MULTIMEDIA

DI SURABAYA

Dipersiapkan dan disusun oleh :

YUDHISTIRA ANDY PUTRA

NPM : 0651010025

Telah dipertahankan didepan tim penguji Pada tanggal : 8 Juni 2011

       

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana (S-1)

(6)

DAFTAR ISI

Halaman Judul...

Lembar Pengesahan ...

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... v

Daftar Gambar... x

Daftar Tabel ... xiii

Abstraksi ... xiv

Bab I Pendahuluan 1. 1. Latar Belakang ... 1

1. 2. Maksud Dan Tujuan Perancangan ... 10

1. 3. Lingkup Perancangan... 11

1. 4. Batasan Dan Asumsi ... 12

1. 5. Metode Perancangan ... 13

1. 6. Sistematika Pembahasan ... 14

Bab II Tinjauan Obyek Rancangan 2. 1. Tinjauan Umum Rancangan... 16

(7)

2. 1. 2. Studi Literatur ... 16

2. 1. 3. Studi Kasus Obyek ... 26

2. 1. 4. Persyaratan Pokok Proyek ... 33

2. 2. Tinjauan Khusus ... 34

2. 2. 1. Lingkup Pelayanan... 34

2. 2. 2. Aktivitas dan Kebutuhan Ruang ... 34

2. 2. 3. Pengelompokan Ruang ... 41

2. 2. 4. Perhitungan luas ruang... 42

Bab III Tinjauan Lokasi Perancangan 3. 1. Latar Belakang Pemilihan Lokasi ... 57

3. 2. Penetapan Lokasi ... 59

3. 3. Kondisi Fisik Lokasi ... 65

3. 3. 1. Exsisting Site... 65

3. 3. 2. Aksesibilitas ... 69

3. 3. 3. Potensi Lingkungan... 70

3. 3. 4. Infrastruktur Kota... 71

3. 3. 5. Peraturan Bangunan Setempat ... 73

Bab IV Analisa Perancangan 4. 1. Analisa Ruang ... 73

(8)

4. 1. 2. Hubungan Ruang dan Sirkulasi... 75

4. 1. 3. Diagram Abstrak ... 78

4. 2. Analisa site ... 79

4. 2. 1. Analisa Aksesibilitas... 79

4. 2. 2. Analisa iklim ... 80

4. 2. 3. Analisa Lingkungan Sekitar... 82

4. 2. 4. Analisa Zoning ... 83

4. 3. Analisa Bentuk Dan Tampilan ... 85

4. 3. 1. Analisa Bentuk ... 85

4. 3. 2. Analisa Tampilan ... 86

Bab V Konsep Perancangan 5.1. Issue dan Fakta... 88

5.2. Tema Rancangan... 89

5.3. Konsep Rancangan ... 89

5.4. Konsep Bentuk... 90

5.5. Konsep Tampilan ... 91

5.6. Konsep Sirkulasi ... 93

5.7. Konsep Ruang Dalam ... 93

5.8. Konsep Ruang Luar ... 93

(9)

5.10. Konsep Mekanikal Elektrikal ... 94

Bab VI Aplikasi Perancangan 6.1.Aplikasi Bentuk ... 96

6.2.Aplikasi Tampilan... 98

6.3.Aplikasi Sirkulasi... 98

6.4.Aplikasi Ruang Luar ... 99

6.5.Aplikasi Ruang Dalam ... 100

Penutup... 101

Daftar Pustaka ...

Lampiran ...

`

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Skema fungsi Multimedia sebagai media penyampaian informas ... 3

Gambar 1.2. Arah perkembangan produk elektronik yang terkonvergensi kearah produk multimedia ...4

Gambar 1.3. Kompleksitas hubungan bangunan dengan lingkungan ...8

Gambar 1.4. Skema Metode Perancangan...14

Gambar 2.1 (a) Key light, (b) Back light, (c) Fill light...18

Gambar 2.2. Perpaduan beberapa sumber cahaya dalam sistem pencahayaan studio...19

Gambar 2.3. Tipikal ruang studio ...21

Gambar 2.4. Tipikal ruang studio audio dengan kapasitas dua orang ...23

Gambar 2.5. Tipikal ruang studio audio dengan kapasitas lebih dari dua orang...23

Gambar 2.6. Multimedia Center ...26

Gambar 2.7. Graha Wonokoyo...28

Gambar 2.8. Perspektif Menara Mesiniaga ...30

Gambar 2.9. Citra High Tech melalui dominasi penggunaan material metal...31

Gambar 3.1. foto udara site ...58

Gambar 3.2 Peta Udara Koridor Jl. Kertajaya Indah Timur...60

(11)

Gambar 3.4 bangunan sekitar site...64

Gambar 3.5. vegetasi site...68

Gambar 3.6. Kondisi eksisting pedestrian dan aktifitas penggunaan pedestrian...70

Gambar 4.1.Organisasi ruang makro ...74

Gambar 4.2 Organisasi ruang mikro...75

Gambar 4.3 zoning entrance ...78

Gambar 4.4 Zoning lantai basement...78

Gambar 4.5 Zoning lantai 1 – 3...79

Gambar 4.6 Tanggapan terhadap udara panas yang berasal dari JL.Kertajaya ...81

Gambar 4.7 Analisa terhadap radiasi matahari...81

Gambar 4.8 Zoning Horisontal ...84

Gambar 4.9 Zoning Vertikal...85

Gambar 4.10. Sketsa tampilan bangunan ...87

Gambar 5.1 Konsep Bentuk...91

Gambar 5.2 Konsep Tampilan...92

Gambar 5.3 Roof Garden...92

Gambar 5.4 Skema Ruang Dalam ...93

Gambar 6.1 Sketsa Bentuk ...96

Gambar 6.2 Aplikasi Bentuk ...97

(12)

Gambar 6.4 Sirkulasi ...99

Gambar 6.5 Grassrock ...99

Gambar 6.6 Sketsa Elemen Air ... 100

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Peningkatan jumlah pengunjung di Hi-Tech Mall ...2

Tabel 1.2. Efek Gas Rumah Kaca...9

Tabel 2.1 Aktifitas dan Kebutuhan Ruang ...35

Tabel 2.2. Pengelompokan Ruang...42

Tabel 2.3 Analisis kebutuhan luas ruang fasilitas administrasi dan pelayanan umum....42

Tabel 2.4. Analisis kebutuhan luas ruang fasilitas pelayanan jasa ...43

Tabel 2.5. Analisis kebutuhan luas ruang fasilitas pendidikan dan pelatihan ...47 

Tabel 2.6. Analisis kebutuhan luas ruang fasilitas pengelolaan ...48

Tabel 2.7. Analisis kebutuhan luas ruang fasilitas servis ...49

Tabel 2.8. Analisis kebutuhan luas ruang inti bangunan ...50

Tabel 2.9. Analisis kebutuhan luas ruang fasilitas umum ...51

Tabel 2.10. Analisis kebutuhan luas ruang fasilitas toko ...53

Tabel 2.11. Luasan Ruangan yang dibutuhkan...54

Tabel 3.1 Data Temperatur (ºC) dalam satu tahun (2005) di Surabay ...66

Tabel 3.2 Data Kelembaban (%) dalam satu tahun (2005) di Surabaya...66

Tabel 3.3 Data Angin (Knot) dalam satu tahun (2005) di Surabaya ...67

(14)

Ir. Naniek Ratni JAR, M.Kes. NIP. 19590729 198603 2 00 1

Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ABSTRAK

Peran dan fungsi kawasan kota Surabaya menjadikan kawasan ini sebagai kawasan yang penting, strategis dan terbuka bagi berbagai macam kemungkinan pengembangan kawasan. Kota Surabaya ditunjang dengan prasarana berupa jalur akses yang dapat dilewati berbagai jenis transportasi dari berbagai penjuru kota. Kawasan ini juga merupakan jalur akses transportasi baik lokal maupun regional. Dari kawasan yang strategis ini maka kebutuhan akan dunia multimedia di Surabaya juga berkembang dengan sangat cepat.

Menghadirkan sebuah fungsi Pusat Multimedia merupakan bagian dari pemenuhan kebutuhan pada kawasan Kota Surabaya dan sekitarnya. Dengan adanya Pusat Multimedia ini diharapkan masyarakat Surabaya dan sekitarnya bisa mendapatkan informasi dan mendapatkan wadah untuk mengembangkan semua kemampuannya di bidang Multimedia dengan di dukung oleh sarana dan prasarana, bahkan bisa mendapatkan ilmu dari berbagai ahli dari dunia multimedia.

Namun dari fungsi tersebut tidak dapat terlepas dari tingkat penggunaan energi yang cenderung berlebih sehingga berdampak pada lingkungan. Pusat multimedia dengan konsep Green Architecture, diharapkan dapat membangkitkan sensitivitas pada pembangunan yang memperhatikan lingkungan di kawasan objek kajian sekaligus dapat memenuhi kebutuhan fungsional dalam kawasan maupun bangunan. Arsitektur hijau (Green Architecture) merupakan arsitekur berwawasan lingkungan dan berlandaskan kepedulian tentang konservasi lingkungan global alami dengan penekanan pada efisiensi energi (energy efficient), pola berkelanjutan (sustainable) dan pendekatan holistic (holistic approach). Green Building atau Green Architecture menekankan pada makna keselarasan dengan lingkungan global, yaitu udara, air, tanah dan api. Didalamnya tidak hanya memadukan prinsip arsitektur pada umumnya tetapi juga dimensi-dimensi lingkungan green building.

Melalui fungsi Pusat Multimedia, konsep arsitektur hijau hadir pada aspek-aspek tapak, bangunan hingga sistem operasional bangunan. Tidak hanya memaksimalkan sistem penghawaan dan pencahayaan alami, tetapi juga efisiensi energi, efisiensi material dan efisiensi penggunaan air bersih. Mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur ulang.

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.1.1 Perkembangan Pusat Multimedia

Perkembangan Kota Surabaya berlangsung sangat pesat dalam hal fisik

maupun non fisik. Perkembangan Kota Surabaya diikuti pula dengan peningkatan

jumlah penduduk yang cepat. Pertambahan jumlah penduduk kota berarti juga

peningkatan kebutuhan ruang atau lahan untuk terus hidup. Karena ruang tidak dapat

bertambah, maka yang terjadi adalah perubahan penggunaan lahan, yang cenderung

menurunkan proporsi lahan-lahan yang sebelumnya merupakan ruang terbuka hijau.

Berdasarkan Permendagri No. 1/2007 (RTH kawasan perkotaan minimal sebesar 20%

dari luas kota) luasan RTH kota Surabaya saat ini belum memenuhi hal tersebut. Dan

itu tidak menutup kemungkinan seiring dengan peningkatan akan kebutuhan ruang,

kondisi saat ini dapat perlahan semakin menurun dan mengurangi kualitas lingkungan

dalam kota. Peran dan fungsi kawasan kota Surabaya menjadikan kawasan ini sebagai

kawasan yang penting, strategis dan terbuka bagi berbagai macam kemungkinan

pengembangan kawasan. Kota Surabaya ditunjang dengan prasarana berupa jalur

akses yang dapat dilewati berbagai jenis transportasi dari berbagai penjuru kota.

Kawasan ini juga merupakan jalur akses transportasi baik lokal maupun regional.

Dari kawasan yang strategis ini maka kebutuhan akan dunia multimedia di Surabaya

juga berkembang dengan sangat cepat.

Pertunjukan yang memanfaatkan lebih dari satu medium sering kali disebut

pertunjukan multimedia. Pertunjukan multimedia mencakup monitor video dan karya

seni manusia sebagai bagian dari pertunjukan. Sistem multimedia dimulai pada akhir

1980-an, sejak permulaan tersebut hampir setiap pemasok perangkat keras dan lunak

melompat ke multimedia. Pada tahun 1994 diperkirakan ada lebih dari 700 produk

(16)

Saat ini kepopuleran akan teknologi multimedia sudah sangat luas, hal ini

dapat dilihat dari semakin meningkatnya kebutuhan akan sarana multimedia sebagai

penunjang berbagai kegiatan di segala bidang, baik itu pendidikan, ekonomi, bisnis,

informasi ataupun lainnya. Perkembangan teknologi ini membawa pengaruh besar

terhadap perilaku kehidupan manusia. Penggunaan teknologi informasi dan

multimedia menjadi sebuah cara yang efektif dan efisien dalam menyampaikan

informasi.

Kota Surabaya memiliki potensi sebagai kawasan yang strategis dan terbuka

terhadap berbagai kemungkinan pengembangan Pengetahuan Informasi dan

Komunikasi. Selain itu fungsi kawasan ini tidak terlepas dari kebutuhan

pengembangan sumber daya manusia, yang dapat dilakukan melalui pengembangan

dan pendayagunaan teknologi komunikasi dan informasi, salah satunya yaitu melalui

teknologi Multimedia.

Sumber : SWA, 2009

Pusat Multimedia merupakan paduan berbagai jenis sarana yang

mengkomunikasikan suatu informasi atau berita dalam berbagai bentuk tertulis,

audio, visual, tiga atau dua dimensi yang berada dalam satu tempat atau wadah.

Perkembangan kehidupan manusia tidak terlepas dari fungsinya sebagai makhluk

Tahun Tenant/stan (unit) Pengunjung (per hari)

1999 20 300

2000 50 500

2001 100 1000

2002 500 5000

2003 1000 10000

(17)

sosial. Komunikasi merupakan salah satu wujud interaksi manusia satu dengan

manusia lainnya guna memenuhi kebutuhan. Melalui perkembangan teknologi media

komunikasi kemudian berkembang menjadi media penyampaian informasi baik

secara global maupun lokal.

Keunggulan multimedia antara lain dapat mempertajam pesan. Orang mampu

mengingat informasi dengan mendengar maupun dengan memelihat, bahkan bisa

dilakukan dengan melihat dan mendengar. Menurut Suyanto (2007) keunggulan dari

multimedia antara lain dapat membantu mempertajam penyampaian informasi yang

akan diterima oleh masyarakat. Orang mampu mengingat informasi 30% dengan

mendengar, 50% dengan melihat dan mendengar, 80% dengan melihat, mendengar

dan melakukan. Hal di atas menunjukkan bahwa sarana multimedia yang merupakan gabungan dari media indera dapat memaksimalkan penyampaian informasi.

Sumber : Firmansyah, 2006

Daryanto (2005), dalam sebuah sistem multimedia fungsi yang utama yang

akan diwadahi yaitu proses penyampaian informasi (distribusi) melalui berbagai

media (audio, visual, teks, gambar, 2D/3D) yang diproses dan dikendalikan dalam

komputer, oleh karena itu kebutuhan fungsi utama yang harus ada dalam suatu Pusat

Informasi data lokal/global

Dilihat/diketahui/diproses Dipahami/di selesaikan

Melalui media visual, audio, teks, gambar, dan

lain-lain

Komputerisasi/Digital

MULTIMEDIA

(18)

Entertainment

Publishing

Information Providers

Computer

Hardware

and Software

Telephone,

Cable,

Satellite, Radio

NIM

Content

Computer

Communication

Digitalization

Digitalization Digitalization

 

NIM = Networked

Interactive

Multimedia

Sumber: Suyanto, 2003

Multimedia yaitu fungsi produksi (studio) yang menghasilkan atau mendapatkan

objek data (suara, video, teks, gambar) dan fungsi pengolahan hasil berupa ruang

komputer. Menghadirkan sebuah fungsi Pusat Multimedia merupakan bagian dari

pemenuhan kebutuhan masyarakat di Surabaya. Hal ini menunjukkan bahwa sarana

multimedia yang merupakan gabungan dari media indera dapat memaksimalkan

produksi dan penyampaian informasi dengan baik.

(19)

Dari data perkembangan pengunjung dan kebutuhan sarana multimedia di

atas, maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat kita mulai sadar akan kebutuhan

dari teknologi informasi dan komunikasi. Sedangkan Indonesia bagian timur,

khususnya di Surabaya belum ada ikon pusat perkembangan dan layanan produk TI

(teknologi informasi)/multimedia (Ruddy, 2009). Akibatnya jika ingin mengetahui

perkembangan dan informasi tentang TI/multimedia, masyarakat mesti

berpindah-pindah tempat dengan perbedaan lokasi yang lumayan jauh jaraknya. Hal ini terjadi

karena di Surabaya belum ada satu tempat yang mewadahi semua kegiatan

perkembangan TI/multimedia dalam satu atap. Semakin meningkatnya tenant, maka memberikan arti bahwa produk TI/multimedia secara cepat telah berkembang.

Banyak produk-produk TI/multimedia yang bermunculan dengan berbagai merk dan

variant. Berkembangnya produk TI/ multimedia dan semakin meningkatnya

kebutuhan manusia akan system informasi dan komunikasi, maka dibutuhkan sebuah

Pusat Multimedia yang mampu mewadahi berbagai aktifitas pengembangan

multimedia dan memberikan pelayanan kebutuhan manusia akan multimedia,

sekaligus sebagai pusat pengembangan Sumber Daya Manusia lewat adanya

pelayanan pendidikan di bidang multimedia. Dengan adanya Pusat Multimedia ini

diharapkan masyarakat Surabaya dan sekitarnya bisa mendapatkan informasi dan

mendapatkan wadah untuk mengembangkan semua kemampuannya di bidang

Multimedia dengan di dukung oleh sarana dan prasarana, bahkan bisa mendapatkan

ilmu dari berbagai ahli dari dunia multimedia.

Namun untuk memenuhi fungsi tersebut, maka Pusat Multimedia ini harus

ditunjang dengan pemakaian energi yang mencukupi. Dari fungsi tersebut maka tidak

dapat terlepas dari tingkat penggunaan energi yang cenderung berlebih sehingga

berdampak pada lingkungan. Pusat multimedia dengan konsep Green Architecture,

diharapkan dapat membangkitkan sensitivitas pada pembangunan yang

memperhatikan lingkungan di kawasan objek kajian sekaligus dapat memenuhi

(20)

 

1.1.2 Konsep Arsitektur Hijau

Green architecture adalah arsitektur yang berwawasan lingkungan dan

berlandaskan kepedulian tentang konservasi lingkungan global alami dengan

penekanan pada efisiensi energi (energy-efficient), pola berkelanjutan (sustainable)

dan pendekatan holistik (holistic approach) (Priatman, 2002).

Dari pengertian di atas sangat diperlukan adanya kerjasama antar manusia dan

lingkungannya. Tetapi sejak manusia menganggap dirinya pusat segala sesuatu dan

mengembangkan teknologi untuk mengolah alam, terjadilah ketergantungan antara

manusia dengan lingkungan. Manusia terus menguras sumber daya lingkungan alam

seakan lupa makna lingkungan sesungguhnya dan tidak menyadari bahwa manusia

merupakan bagian dari lingkungan. Pemakaian energi yang berlebih juga

mengakibatkan habisnya sumber energi dari alam. Bila keadaan ini terus berlangsung,

kualitas dan daya dukung lingkungan di masa datang akan terancam dan tidak akan

berkelanjutan.

Pencemaran dan perusakan lingkungan terus berlangsung sehingga kualitas

lingkungan semakin lama semakin buruk, demikian pula dengan keseimbangan

ekosistem bumi. Masalah kerusakan lingkungan menjadi sangat kritis beberapa tahun

belakangan ini. Sejak berkembangnnya teknologi untuk eksploitasi sumber daya yang

tersedia, para perencana mulai menerapkan ide baru meninggalkan idealisme dan

nilai yang telah dibangun sejak dulu. . Kegagalan untuk mengaitkan arsitektur dengan

pertimbangan penggunaan sumber daya yang rasional sudah dimulai sejak jaman

klasik, dengan arsitektur monumentalnya, yang selalu diasosiasikan dengan perilaku

semena-mena para orang kaya terhadap sumber daya (Vale & Brenda, 1991:8).

Permasalahan ini terjadi akibat adanya perkembangan teknologi internasional.

Setiap proses membangun (act of building) akan merubah lingkungan (Yeang,

1995:4). Akibatnya semua bangunan (arsitektur) akan mempunyai dampak pada

(21)

1. Bangunan mengambil sebagian ruang (spatially displaces) dari sebuah

ekosistem dengan wujud fisiknya. Pada akhirnya komposisi energi dan materi

bangunan akan merubah komposisi materi dan energi ekosistemnya.

2. Setelah masa pembangunan selesai, pemakai lingkungan buatan (bangunan)

ini akan memacu kegiatan manusia lainnya dan pembangunan bangunan

lainnya, yang akan mendatangkan dampak lingkungan yang terus timbul

(konsep The Second Cybernitics).

3. Bangunan menguras sumber daya bumi yang tidak terbarui dengan cara

mengkonsumsi sumber daya energi dan materi dalam jumlah besar untuk

perwujudannya, pengoperasiannya dan pembuangannya sejak perhatian

manusia terhadap lingkungan (ekologi) memberi tempat pada perhatian

mengurus rumah tangga.

4. Bangunan yang menghasilkan limbah dalam jumlah yang besar, termasuk

energi yang terbuang (panas) dan materi (zat polutan) selama perwujudannya,

pengoperasiannya dan pembuangannya. Limbah ini akan merusak lingkungan

dan sumber daya.

Menurut Yeang dalam Designing With Nature (1995:4), menyarankan agar

seorang perencana lingkungan buatan (para arsitek) perlu memperhatikan makna

sebuah lingkungan buatan dari sudut pandang seorang ahli ekologi, antara lain:

1. Lingkungan buatan memiliki komponen hidup dan tidak hidup.

2. Desain menyangkut penetapan standar hidup dan meminimalisasi persyaratan

(kebutuhan) para pemakainya.

3. Lingkungan buatan dianggap sebagai bagian dari alur energi dan materi dalam

siklus hidup.

4. Perlunya mengintegrasikan sistem yang direncanakan dengan ekosistem bumi.

5. Perlunya mengidentifikasikan tentang adanya pengaruh yang akan terjadi dalam

siklus hidup sistem yang direncanakan.

6. Konteks eksternal dari sebuah sistem yang direncanakan mencakup kesatuan dari

(22)

Pada masa ini terjadi pengungkapan secara ilmiah tentang fenomena

kerusakan pada planet bumi dan atmosfer yang akan terus berlanjut. Para Ilmuwan

melaporkan terjadinya lubang besar pada lapisan ozon di atmosfer di atas Antartika

yang selanjutnya dikenal sebagai Ozone Depletion (pelubangan ozon). Fenomena ini

akan terus menerus terjadi apabila tidak ada langkah-langkah pencegahan yang serius.

Pengukuran yang dilakukan oleh beberapa pihak di dunia, membuktikan adanya

peningkatan suhu bumi yang terus berlangsung yang akan mempengaruhi pola iklim

dan kerusakan serius pada bumi. Fenomena Global Warming ini merupakan akibat

dari peningkatan polusi udara berasal dari industri, transportasi, bangunan dan

penggunaan energi secara besar-besaran pada semua sektor untuk menunjang

kehidupan modern manusia.

Gambar. 1.3 Kompleksitas hubungan bangunan dengan lingkungan  Climate context 

 Resources energy;  water, air, and 

materials 

 Technology 

 Environmental  regulations and 

standart 

 Struktur dan selubung  bangunan sebagai  dasar dari Climate 

Modifier. 

 Services as  Supplement 

 Waste; water, gases  Building performance 

 Productivity  

INPUT OUTPUT BUILDING

(23)

Tabel 1.2. Efek Gas Rumah Kaca

Sumber : Inventarisasi Gas Rumah Kaca Indonesia, 1994

Dari fenomena kerusakan alam tersebut maka sebuah keseimbangan

diperlukan untuk menjaga hubungan yang berkelanjutan, sehingga kedua belah pihak

tidak saling merugikan bahkan saling meningkatkan kualitas masing-masing

membentuk hubungan yang simbiosis. Dalam proses membangun (the act of

building) dapat ditafsirkan sebagai sebuah tanggapan penghuninya untuk mencapai

keseimbangan di dalam sistem interaksi manusia dengan lingkungan, dengan tujuan

untuk menjaga keadaan yang terus menerus dan berkelanjutan. Sedangkan

kesimpulan yang dapat ditarik dari hubungan arsitektur terhadap ekologi yaitu

bangunan dapat dianggap sebagai suatu kesatuan yang mempengaruhi dan

dipengaruhi oleh lingkungan.

Permasalahan yang dapat diangkat dari potensi dan fenomena global yang

terjadi dengan objek Pusat Multimedia di Surabaya dengan tema Arsitektur Hijau,

antara lain:

1. Kawasan Surabaya memiliki potensi sebagai kawasan yang strategis dan

terbuka terhadap kemungkinan pengembangan Pengetahuan Komunikasi dan

Informasi.

2. Kebutuhan fungsi Pusat Multimedia di kawasan Surabaya sebagai sarana

pengembangan sumber daya manusia melalui pengembangan dan

Tahun Jumlah penduduk

dunia (milyar)

Perubahan suhu global

(°C)

Kenaikan permukaan air

laut (cm)

1990 5.3 0 0

2000 6.1-6.2 0.2 2

2050 8.4-11.3 0.8-2.6 9.0-32

(24)

pendayagunaan teknologi komunikasi dan informasi salah satunya melalui

teknologi Multimedia

3. Setiap proses membangun (act of building) akan merubah lingkungan (Yeang,

1995:4). Akibatnya semua bangunan (arsitektur) akan mempunyai dampak

pada sistem lingkungan.

4. Perkembangan fisik pada kota Surabaya yang kurang sensitif terhadap

lingkungan memberikan efek semakin menurunnya kualitas lingkungan pada

Kota Surabaya itu sendiri.

5. Konsumsi energi pemakaian alat Multimedia yang diiringi dengan kebutuhan

pengkondisian udara dan pencahayaan dalam ruang multimedia yang menjadi

tantangan dalam usaha menurunkan konsumsi energi dan melawan perubahan

iklim.

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Maksud dari perancangan pusat multimedia ini adalah Menghasilkan desain

bangunan Pusat Multimedia dengan konsep Arsitektur Hijau (Green Architecture)

yang mampu memaksimalkan fungsi sebagai :

- Wadah kegiatan perdagangan peralatan multimedia

- Wadah kegiatan industri, publikasi, proses produksi dan pengolahan

informasi.

- Pusat penyampaian informasi (distribusi) melalui berbagai media (audio,

visual, teks, gambar, 2D/3D)

- Pusat perkembangan multimedia.

1.2.2 Tujuan

Pusat Multimedia ini diharapkan dapat menjadi sebuah wadah dari

(25)

atau distributor dari peralatan tersebut dapat memproduksi, mempromosikan dan

menjual kepada para konsumen yang membutuhkan pelayanan multimedia.

Pusat Multimedia ini juga menjadi wadah dari semua kegiatan industri,

publikasi, produksi dan pengolahan informasi. Dengan adanya wadah ini, kebutuhan

akan media informasi diharapkan akan terpenuhi dan mampu tersampaikan dengan

baik, secara suara maupun audio. Dari pelayanan yang terpusat pada satu tempat,

masyarakat akan lebih mudah mendapatkan informasi yang mereka butuhkan.

Sebagai sebuah fungsi Pusat Multimedia, tentunya obyek ini akan selalu

menjadi pusat penyampaian informasi dari berbagai elemen masyarakat. Begitu

pentingnya sebuah informasi, maka pengemasanyapun harus mampu mewujudkan

kualitas dari sebuah Pusat Multimedia, baik secara audio, visual, teks, gambar,

2D/3D. Dengan hasil produksi yang mampu membantu mempermudah penyampaian

sebuah informasi tersebut, maka masyarakat akan lebih mudah menerima informasi

yang dimaksud.

Fungsi lain dari Pusat Multimedia ini adalah sebagai wadah atau tempat

segala aktivitas industri, produksi, publikasi sampai penjualan peralatan multimedia.

Dengan fungsi yang kompleks itu, maka Pusat Multimedia menjadi pusat dari segala

perkembangan multimedia. Segala sesuatu yang berhubungan dengan fungsi dan

manfaat multimedia, terutama perkembangan terbaru dari sebuah hasil multimedia,

diharapkan mampu diwadahi dalam pusat multimedia ini.

 

1.3 Lingkup Perancangan

Lingkup bahasan dibatasi pada rancangan Pusat Multimedia yang berkonsep

Arsitektur Hijau antara lain:

1. Dalam pencapaian menuju penerapan konsep Arsitektur Hijau pada Pusat

(26)

2. Pusat Multimedia dengan fungsi utama sebagai fasilitas jasa yang mengembangkan

media penyampaian informasi baik secara tertulis, audio, video, dua dimensi atau

tiga dimensi.

3. Lingkup bahasan analisa menggunakan studi konsep Green Architecture yaitu

berupa pendekatan green architecture melalui green building criteria sebagai

studi dalam merancang, yang menerapkan konsep Arsitektur Hijau, sehingga

dapat meminimalkan kerusakan dan memaksimalkan peningkatan lingkungan

sekitarnya namun tidak lepas dari pemenuhan kebutuhan fungsional bangunan.

1.4 Batasan Dan Asumsi

Pusat Multimedia ini merupakan salah satu wadah aktifitas formal terutama

proses produksi dan pengolahan informasi. Tampilan yang akan diwujudkan terutama

untuk fungsi ini yaitu tampilan formal sekaligus modern high tech untuk

menonjolkan fungsi sebagai pusat teknologi informasi dan multimedia. Konsep yang

terapkan pada desain ini, yaitu arsitektur hijau, dapat terwujud dalam tampilan

bangunan yang yang harmonis dengan lingkungan dan iklimnya. Selain itu iklim

tropis di Indonesia menuntut pemilihan bahan yang awet dan tahan terhadap cuaca.

Tidak terlepas dari konsep arsitektur hijau, pemilihan bahan juga harus fleksibel

terhadap perubahan, memudahkan pemasangan dan material yang didipilih

seharusnya dapat digunakan kembali (recycle).

Menyesuaikan dengan konsep arsitektur hijau penentuan perletakan massa

ditekankan pada adaptasi massa terhadap matahari dan arah angin. Hal ini

dimaksudkan untuk meminimalkan bidang yang terkena sinar matahari langsung

sehingga dapat menghemat dan memaksimalkan kinerja AC dan memaksimalkan

masuknya aliran udara alami untuk menghindari terjadinya kelembaban dan

memaksimalkan penghematan energi.

Sedangkan studi bentuk dasar dipergunakan untuk mendapatkan bentuk dasar

dari perencanaan bangunan yang ada di dalam tapak, sehingga bangunan yang

(27)

dasarnya bentuk-bentuk bangunan yang diterapkan berangkat dari bentuk dasar

geometris.

Proyek ini diharapkan bisa dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah sebagai

pemegang kendali pemerintahan dalam penataan kota. Setelah melihat gejala alam

yang merupakan akibat dari peningkatan polusi udara dari industri, transportasi,

bangunan dan penggunaan energi secara besar-besaran pada semua sektor untuk

menunjang kehidupan modern manusia, serta semakin meningkatnya kebutuhan

masyarakat akan sarana dan prasarana multimedia, maka dengan adanya campur

tangan pemerintah, diharapkan Pemerintah bisa menciptakan sebuah Pusat

Multimedia yang berkonsep Arsitektur Hijau. Sehingga tujuan pemerintah untuk ikut

serta dalam mencegah fenomena kerusakan alam global dan sekaligus ikut mewadahi

perkembangan akan kebutuhan sarana Pengetahuan Informasi dan Komunikasi di

Surabaya khususnya, bisa direalisasikan tanpa merugikan lingkungan sekitar.

1.5 Metode Perancangan

Menghadirkan sebuah fungsi Pusat Multimedia merupakan bagian dari

pemenuhan kebutuhan khususnya kepada masyarakat Surabaya, namun dari fungsi

tersebut tidak dapat terlepas dari tingkat penggunaan energi yang cenderung berlebih

sehingga berdampak pada lingkungan. Pusat multimedia dengan konsep Green

Architecture, diharapkan dapat membangkitkan sensitivitas pada pembangunan yang

memperhatikan lingkungan di kawasan objek kajian sekaligus dapat memenuhi

(28)

Gambar 1.4. Skema Metode Perancangan

Sumber : Analisis, 2009

1.6 Sistematika Pembahasan

Sistematika penulisan menggambarkan isi dan uraian dari masing-masing bab

pembahasan. Adapun cakupan isi tiap-tiap pembahasan antara lain:

BAB I PENDAHULUAN

Membahas tentang latar belakang kajian mengenai isu lingkungan hingga

konsep Arsitektur Hijau sebagai salah satu jawaban dari kebutuhan

pembangunan yang berwawasan lingkungan, kemudian identifikasi

permasalahan, batasan, rumusan masalah, tujuan serta kegunaan kajian.

Latar belakang Identifikasi

Masalah Tujuan

Perancangan

Pengumpulan data Rumusan masalah

Hasil Rancangan

Analisa

(29)

BAB II TINJAUAN OBYEK RANCANGAN

Menguraikan teori-teori yang dijadikan acuan dalam proses perancangan yang

akan dilakukan selanjutnya.

BAB III TINJAUAN LOKASI PERANCANGAN

Menguraikan metode yang digunakan dalam kajian, meliputi metode

pengumpulan data yang diperoleh melalui survey lapangan, wawancara, dan

data sekunder dari beberapa instansi terkait serta metode pengolahan data

berupa analisa, sintesa, evaluasi yang selanjutnya digunakan untuk pemecahan

permasalahan.

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

Menguraikan tinjauan umum kawasan dan tapak perencanaan serta proses dan

hasil analisa dan sintesa hingga menghasilkan suatu konsep-konsep yang

menjadi dasar dalam perancangan desain. Setelah mendapatkan konsep dasar

pada bab ini diuraikan juga pembahasan hasil desain yang kemudian

(30)

BAB II

TINJAUAN OBYEK RANCANGAN

2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Pengertian Judul

Penerapan Arsitektur Hijau Pada Pusat Multimedia di Surabaya adalah sebuah

obyek rancangan yang mempunyai fungsi sebagai pusat dari berbagai jenis sarana,

penyediaan informasi pada komputer dengan menggunakan suara, grafika, animasi

dan teks. Yang pada obyek rancangan tersebut diharapkan mampu menerapkan suatu

konsep desain yang menghargai dan memahami lingkungan hidup sebagai fungsi

sistem alam dan menyadari ketergantungan lingkungan binaan atau bangunan pada

lingkungan alam. Selain itu, Arsitektur Hijau merupakan suatu konsep perancangan

yang berkelanjutan, karena konsep ini mengacu dan bertanggung jawab pada

lingkungan alam serta mempertimbangkan keberlanjutan bagi masa depan (Widigdo

C, 2007)

2.1.2 Studi Literatur

Multimedia merupakan konsep dan teknologi dari unsur - unsur gambar,

suara, animasi serta video disatukan didalam komputer untuk disimpan, diproses dan

disajikan guna membentuk interaktif yang sangat inovatif antara komputer dengan

user. Bila dibandingkan dengan informasi dalam bentuk teks (huruf dan angka) yang umumnya terdapat pada komputer saat ini, tentu informasi dalam bentuk multimedia

yang dapat diterima dengan kedua indra penglihatan manusia dalam bentuk yang

sesuai dengan aslinya atau dalam dunia yang sesungguhnya (Cahyana & Munandar,

2007).

Multimedia merupakan suatu perangkat yang terdiri dari beberapa media

seperti teks, audio, grafik, animasi dan video sebagai sarana untuk menyampaikan

(31)

untuk menyimpan, menciptakan serta melakukan berbagai hal yang berhubungan

dengan teknologi (Firmansyah, 2006)

Furht dan Haffos dalam Firmansyah (2006) mendefinisikan multimedia sebagai gabungan antara berbagai media; teks, grafik, animasi, gambar dan video.

Selain itu multimedia sebagai suatu sistem komputer yang terdiri dari peralatan dan

media yang memberikan kemudahan untuk pengolahan gambar, video, fotografi,

grafik dan animasi dan disatukan dengan suara, teks, data yang dikendalikan dengan

program komputer.

Kata multimedia menurut Daryanto (2005) merupakan banyak media yang

berada di bawah kendali komputer. Sebuah komputer multimedia perlu mendukung

lebih dari satu jenis media yang berbasis antara lain teks, gambar, video, animasi dan

audio. Sebuah komputer dapat melakukan suatu manipulasi pada data text dan

gambar yang diubah menjadi data multimedia sehingga menjadi komputer yang

berbasis Multimedia. Multimedia dalam hal ini sangat erat kaitannya dengan

teknologi informasi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses,

mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk

menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan

tepat waktu. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data,

sistem jaringan utnuk menghubungkan satu komputer dengan komputer lainnya

sesuai dengan kebutuhan dan dapat diakses secara global.

Daryanto (2005), dalam sebuah sistem multimedia fungsi yang utama yang

akan diwadahi yaitu proses penyampaian informasi (distribusi) melalui berbagai

media (audio, visual, teks, gambar, 2D/3D) yang diproses dan dikendalikan dalam

komputer, oleh karena itu kebutuhan fungsi utama yang harus ada dalam suatu Pusat

Multimedia yaitu fungsi produksi (studio) yang menghasilkan atau mendapatkan

objek data (suara, video, teks, gambar) dan fungsi pengolahan hasil berupa ruang

(32)

Gambar 2.1 (a) Key light, (b) Back light, (c) Fill light

b l

Antara studio dalam pusat multimedia ini dengan studio dalam jaringan

pertelevisian terdapat beberapa kesamaan. Secara mendasar, yang membedakannya

adalah hasil produksi pada studio video tidak disiarkan secara jaringan dengan

gelombang siar/pancar dan cenderung tertutup. (Chiara & Crosbie, 2001). Berikut ini

merupakan beberapa hal yang mendasar yang harus diperhatikan dalam sebuah

perancangan studio menurut Chiara & Crosbie (2001).

Sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam melakukan proses produksi dan

pasca produksi menurut Chiara & Crosbie (2001) adalah sebagai berikut:

1. Sarana produksi, antara lain:

a. Kamera elektronik dan film b. Peralatan lampu (video)

Menurut Zelner (1999:18), disebutkan bahwa ada beberapa terminologi pencahayaan yang dapat diterapkan; Base light, Key light, Fill light, Background light, Side light, Kicker light, Camera, atau eye light.

Namun dari kesekian banyak poin tersebut, yang paling mendasari adalah

prinsip segitiga pencahayaan yang membagi sistem pencahayaan menjadi 3,

yaitu; key light, back light dan fill light.

 

 

 

 

 

 

 

 

(33)

Gambar 2.2 Perpaduan beberapa sumber cahaya dalam sistem pencahayaan studio

Sumber : Zelner, 1999

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Key light berfungsi untuk menampilkan bentuk dasar dari obyek. Back light

berfungsi untuk membantu dalam memisahkan obyek dari background dan menambah penampakkan obyek dari segi bentuk dan ukurannya. Fill light diletakkan pads sisi berlawanan dengan kamera dari posisi key light untuk membuat efek bayangan yang lebih lembut serta menambah detail pads area bayangan.

c. Peralatan suara

d. Alat editing video dan audio e. Proyektor

(34)

2. Prasarana Produksi, antara lain:

a. Studio video

Ruang studio berfungsi untuk mewadahi aktifitas produksi

(shooting). Ukuran studio bervariasi, berkisar mulai dari ukuran 25 x 20 ft (7,6 x 6,1 m), yaitu melalui perletakan kamera pada jendela atau pintu

terbuka, hingga studio-studio besar (100 x 100 ft) yang umumnya

digunakan untuk shooting indoor yang membutuhkan dekor. Pada umumnya ukuran rata-rata studio yaitu 40 x 60 ft (12,2 x 18,3 m) sudah

cukup baik dan dapat memenuhi semua kebutuhan sebuah ruang studio.

Adapun fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan dalam studio antara

lain:

1. Control room, terdiri atas peralatan elektronik yang berfungsi untuk mengontrol hasil dari studio. Ruangan ini memiliki akses langsung ke

dalam studio dan dapat memiliki visual langsung tergantung pada

kebutuhan operasional.

2. Maintenance Shop, merupakan bengkel elektronik sebagai ruangan

untuk suku cadang. Dapat ditempatkan langsung pada studio untuk

kemudahan menjangkau.

3. Equipment (rack) room, merupakan ruangan yang digunakan untuk

menampung peralatan elektronik tambahan yang pada saat pelaksanaan

tidak diperlukan, seperti perlengkapan audio dan video, peralatan

penyetelan, dan lain-lain. Letak Equipment room harus berdekatan dengan maintenance shop.

4. wardrobe room

(35)

Gambar 2.3 Tipikal ruang studio

b. Ruang administrasi dan produksi

Menurut Chiara & Crosbie (2001) pada fungsi ruang studio tidak

terlalu memerlukan kedekaan fisik terhadap proses produksi. Ruang

kantor ini meliputi pengelolaan administrasi maupun kegiatan pra

produksi yaitu pengelolaan ide atau konsep untuk kegiatan pra produksi

ataupun produksi.

Adapun hal yang harus ada dalam fasilitas administrasi dan

produksi antara lain:

1. Resepsionis dan sekretaris, ruang untuk staf sekeretariat dan area

penerima untuk tamu.

2. Kantor untuk pekerja, untuk mempermudah koordinasi antara staf

produksi dengan staf “on-camera”. 3. Ruang rapat

(36)

4. Tempat penyimpanan film dan grafis, memudahkan dalam

mempersiapkan dan mempresentasikan hasil termasuk untuk ruang

preview materi proyek

5. Studio grafis dan seni

c. Ruang visual editing/visual effect

Ruang ini letaknya tidak perlu berdekatan dengan studio.

Ruangan ini dipakai dalam menambahkan efek suara dan efek gambar

pada shots tertentu yang menjadi salah satu kegiatan editing (Chiara & Crosbie 2001:252). Pada bagian ini merupakan proses lanjutan dari produksi pada ruang studio. Pada ruang ini dilakukan proses pendataan,

pemilihan serta manipulasi suara ataupun gambar.

Viewing (screening) room merupakan ruang dengan proyektor

16mm untuk menampilkan hasil produksi (video/film, audio, grafis, dan

lain-lain) yang digunakan untuk menarik para sponsor. Ruangan ini

diletakkan berdekatan dengan sales dan eksekutif area termasuk kantor.

Ruang ini juga didesain menjadi satu dengan ruang konfrensi. Ruang ini

merupakan bentuk dari ruang audio visual dalam skala yang kecil

(Chiara & Crosbie 2001:252).

d. Ruang audio visual

Studio audio merupakan ruangan yang digunakan untuk

pengambilan suara atau menyiarkan pesan, berita, musik dan lain-lain.

Salah satunya dapat digunakan secara live atau langsung. Dengan menggunakan penyelesaian akustik yang baik, studio dapat dibuat cukup

besar untuk memuat beberapa orang.

Terdapat dua tipe studio menurut (2001:256), yaitu:

1. Studio dengan kapasitas dua orang memuat satu orang disk jockey

(37)

Gambar. 2.4. Tipikal ruang studio audio dengan kapasitas dua orang

Gambar. 2.5. Tipikal ruang studio audio dengan kapasitas lebih dari dua orang 2. Studio dengan fungsi sebagai tempat interview

Luas lantai studio audio berkisar antara 10 x 10 ft (3 x 3 m) untuk

berita atau studio rekaman, hingga 270 ft² dengan kapasitas enam orang dan

memungkinkan untuk menyelenggarakan diskusi panel. Selain studio audio

dengan fungsi merekam seuara, terdapat juga fungsi studio audio sebagai

stasiun radio yang dalam menyiarakan informasi secara langsung. Perbedaan

mendasar pada studio audio yang digunakan sebagai radio yaitu kebutuhan

penggunaan dan penempatan antena serta transmitter. Sumber: Chiara & Crosbie, 2001

(38)

Adapun fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan dalam studio audio antara

lain (Chiara & Crosbie 2001:257):

1. Control room, terdiri dari panel pengontrol seperti komputer dan lain-lain, dan peralatan elektronik yang berfungsi untuk mengontrol hasil dari studio.

Ruangan ini memiliki akses langsung ke dalam studio dan dapat memiliki

visual langsung tergantung pada kebutuhan operasional. Terdapat juga alat

perekam, tempat piringan hitam, alat otomatis dan beberapa lemari

penyimpan kaset. Luas ruang dirancang untuk 1-2 orang seperti yang dapat

dilihat dari gambar berikut.

2. Maintenance Shop, merupakan bengkel elektronik sebagai ruangan untuk suku cadang. Dapat ditempatkan langsung pada studio untuk kemudahan

menjangkau. Kapasitas minimal untuk ruang ini yaitu satu orang.

3. Equipment (rack) room, merupakan ruangan yang digunakan untuk

menampung peralatan elektronik tambahan yang tidak diperlukan saat

pelaksanaan, seperti peralatan penyetelan, dan lain-lain. Bentuk

penyimpanan berupa rak atau kabnet untuk arsip. Pada umumnya

Equipment room ditempatkan dalam satu ruang bersama ruang kontrol.

Akustik Studio Audio

Hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan studio yaitu peralatan

akustik harus diperhitungkan baik pada tingkat isolasi tinggi terhadap vibrasi

dan bising, maupun hubungan dengan bentuk studio itu sendiri. Kondisi akustik

pada dasamya adalah mati dalam studio dimana dengung bila perlu dapat

ditambah dengan menggunakan pengaturan tempat dan barang-barang yang

cocok, layar akustik yang dapat dipindahkan (portable) dan dengung buatan. Oleh sebab itu ada beberapa persyaratan akustik yang perlu diperhatikan dalam

perancangan studio, antara lain:

1. Ukuran dan bentuk studio yangoptimum

(39)

3. Karakteristik ideal reverberasi (dengung)

4. Hindari cacat akustik

5. Eliminasi gangguan suara dan vibrasi

Sedangkan teori untuk konsep Green Architectur mengutip dari beberapa

tokoh : Setiap proses membangun (act of building) akan merubah lingkungan (Yeang, 1995:4). Menurut Yeang dalam Designing With Nature (1995:4), menyarankan agar seorang perencana lingkungan buatan (para arsitek) perlu memperhatikan makna

sebuah lingkungan buatan dari sudut pandang seorang ahli ekologi

Brenda & Vale (1991:169), menyebutkan bahwa Green architecture tidak hanya meliputi bangunan itu sendiri dalam tapak, namun juga lingkungan kota yang

memiliki bentuk berkelanjutan. Kota tidak hanya meliputi kumpulan dari

gedung-gedung, tetapi juga dapat dilihat sebagai rangkaian sistem yang saling berinteraksi,

sistem untuk hidup, bekerja dan berekreasi, kesemuaanya menjadi satu dalam bentuk

gedung. Dengan melihat sistem kita dapat melihat wajah dari kota yang akan datang.

Heinz Frick dalam Arsitektur dan Lingkungan (1996) menyebutkan bahwa desain mengarah pada manifestasi dari perhatian manusia dan bila apa yang kita buat

dengan tangan kita adalah untuk memberikan penghormatan pada bumi yang

memberi kita kehidupan, maka segalanya yang kita buat tidak hanya harus “tumbuh”

dari tanah, tapi juga kembali padanya (tanah kembali ke tanah, air kembali ke air).

Segala yang diterima dari bumi dapat dengan bebas diberikan kembali tanpa

(40)

2.1.3 Studi Kasus Obyek

1. Multimedia Center, Hamburg

Gambar 2.6. Multimedia Center

Didesain oleh Foster dan patners, sangat memperhatikan lingkungan sekitar

akan kebutuhan sebuah pusat multimedia. Bertempat di sebuah kota kecil membuat

pusat multimedia ini dijadikan sebagai pusat informasi bagi masyarakat setempat.

Bersebelahan dengan stasiun televisi yang sudah lama, pusat multimedia ini sangat

membantu dalam memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi

data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu

informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu.

Dengan berbagai fasilitas sebagai sebuah pusat multimedia, tempat ini telah

membantu masyarakat setempat dan pemerintah kota Hamburg untuk bisa saling

memberikan informasi dan tentunya menjadi pusat produksi dan perkembangan

multimedia di Hamburg, baik media ; teks, grafik, animasi, gambar dan video.

Gedung ini selain sebagai pusat multimedia juga berfungsi sebagai pusat

servis semua perangkat multimedia serta berfungsi sebagai museum dan laboratorium

foto, grafis dan video. Laboratorium foto menyediakan berbagai layanan fotografi,

termasuk pengolahan dan pencetakan, antena, studio, di lokasi dan dokumentasi,

menyalin, digital imaging, dan membantu diri fotografi. Memiliki laboratorium foto

dan slide 35mm dasar peristiwa-peristiwa sejarah, bangunan, pesawat, dll untuk

digunakan dalam briefing. File foto ini dapat didigitalisasi untuk diangkut disk atau

(41)

Sebagi pusat multimedia, bangunan ini telah melakukan berbagai macam

proses multimedia, mulai dari proses produksi sampai pada proses penyampaian

informasi yang dimaksud. Untuk itu dengan melihat dari teori yang dikemukakan

oleh Daryanto (2005) bahwa pusat multimedia merupakan banyak media yang berada

di bawah kendali computer dan sebuah komputer dapat melakukan suatu manipulasi

pada data text dan gambar yang diubah menjadi data multimedia sehingga menjadi

komputer yang berbasis Multimedia. Multimedia dalam hal ini sangat erat kaitannya

dengan teknologi informasi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk

memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam

berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang

relevan, akurat dan tepat waktu. Sebagi sebuah pusat informasi dan untuk mencapai

tujuan tersebut, maka Multimedia Center, Hamburg, sudah cukup memperhatikan

fungsi dari pusat multimedia itu sendiri. Berikut merupakan fasilitas ruang pada

Multimedia Center di Hamburg :

A. Fasilitas Studio Video

B. Fasilitas Studio Audio

C. Penyelesaian Lantai Studio

D. Penyelesaian Ketinggian Plafon

E. Pencahayaan Studio

F. Pengkondisian Udara dalam Studio

G. Fasilitas Administrasi dan Pengolahan Hasil

H. Studio Grafis dan Seni

2. Graha Wonokoyo

Gedung perkantoran yang terletak tepat di persimpangan jalan raya

Darmo dan Taman Bungkul ini merupakan studi kasus bangunan fungsi

perdagangan yang bertema Green Architectur, didesain dengan prinsip

(42)

efisiensi operasional bangunan dalam jangka panjang.

Konsep hemat energy ini mengacu pada teori literature dari Priatman,

yang mengungkapkan bahwa Green architecture adalah arsitektur yang berwawasan lingkungan dan berlandaskan kepedulian tentang konservasi

lingkungan global alami dengan penekanan pada efisiensi energi ( energy-efficient), pola berkelanjutan (sustainable) dan pendekatan holistik (holistic approach) (Priatman, 2002).

Gambar 2.7. Graha Wonokoyo

Berikut ini merupakan pendekatan konsep arsitektur hijau yang dicapai

dari bangunan ini.

1. Penyelesaian terhadap iklim

Kenyamanan pengguna, misalnya, benar-benar diperhatikan dengan

menciptakan bukaan-bukaan yang tinggi. Masuknya cahaya matahari ke

dalam gedung membuat penerangan di siang hari tidak diperlukan. Begitu

pula dengan udara luar yang dapat diakses pengguna melalui jendela-jendela

yang dapat dibuka.

2. Konektifitas terhadap komunitas lingkungan

Lokasi bangunan yang berada di daerah strategis juga memudahkan

(43)

publik. Bangunan-bangunan pelayanan publik dan komersial lain juga mudah

dijangkau dari sini.

3. Efisiensi energi

Penghematan energi merupakan upaya yang menjadi prioritas dalam

mewujudkan nilai keberlanjutan pada bangunan Graha Wonokoyo. Usaha

yang memberikan dampak signifikan adalah pengaplikasian teknologi

penghawaan buatan yang dapat mengurangi konsumsi energi.

4. Efisiensi penggunaan air

Dari sisi penghematan air, sejauh ini usaha yang dilakukan adalah

dengan efisiensi sistem plumbing yang dipusatkan dalam satu area core

plumbing. Dampak positif yang signifikan dari penerapan prinsip hemat energi pada gedung ini adalah running cost bisa ditekan sampai 40% jika dibandingkan bangunan-bangunan konvensional lain yang memiliki skala

hampir sama.

3. Menara Mesiniaga

Melalui pendekatan Arsitektur Bioklimatik tingkat efisiensi gedung

perkantoran ini mencapai 80 %. Menara Mesiniaga juga efisien dalam pengaturan

ruang karena infrastruktur bangunan (servicecore) yang biasanya di tengah bangunan ditarik ke tepi timur sehingga ruang kerja bisa lebih leluasa dan ruang untuk sirkulasi

lebih sedikit. Menara Mesiniaga ini tidak menampakkan sosok bangunan pencakar

langit yang tidak bersahabat, sebaliknya bangunan berdiri tegak dan terbuka yang

mengekspresikan pemunculan teknologi baru. Dirancang oleh seorang arsitektur yang

sangat peduli dengan alam dan selalu menghasilkan sebuah karya arsitektur yang

sangat memperhatikan kejadian alam yang mungkin terjadi di waktu mendatang.

(44)

Gambar 2.8. Perspektif Menara Mesiniaga  

           

Yeang mendesain gedung yang memamerkan citra high tech sekaligus memberikan suasana nyaman bagi karyawan. Yeang menempatkan inti bangunan

(service core) tangga, lift, toliet dan mekanikal, elektrikal dan plumbing di sisi yang paling

banyak menerima sengatan matahari yakni timur gedung. Sky Garden yang membelit

bangunan bak spiral menyelimuti bagiaan bangunan memeberikan nilai estetika tersendiri

sekaligus berfungsi memberikan efek bayangan dan kontras dengan permukaan dinding

berupa aluminium dan baja.

Pada prinsipnya Yeang mencoba menerapkan konsepnya melalui 4 aspek

arsitektural antara lain melalui tampilan bangunan, penyelesaian ruang, lanskap,

orientasi terhadap sinar matahari dan penggunaan shadingdevice.

Ide-ide desain dari Ken Yeang meliputi:

 Penggabungan lingkungan urban beserta lansekapnya

 Model yang estetis, gambaran dari kesuburan taman urban yang tropis.

Open way of life-keseragaman-semua bisa tercipta karena iklim yang tropis.

1. Tampilan bangunan (high tech)

Tampilan High Tech pada Menara Mesiniaga ini tercermin dari material eksterior bangunan yang didominasi oleh penggunaan bahan metal.

(45)

Gambar 2.9. Citra High Tech melalui dominasi penggunaan material metal Lapisan lantainya terbuat dan bahan beton yang menopang diatas baja. Struktur

uatama bangunan terbuat dari rangka baton bertulang yang diselimuti dua

jenis penangkis matahari, dinding baja dan kaca. Podium dan puncak gedung

berbahan metal menghadirkan citra high tech.

Pada bagian atap bangunan ini Yeang mencoba memfungsikannya untuk

aktifitas rekreasi melalui kehadiran fungsi kolam renang dan Gymnasium.. Hal ini juga menjadi bagian dari ide dasar Yeang yang menghubungkan bangunan kembali ke

tanah. Atap berperan sebagai tempat berinteraksi sekaligus sebagai penyangga

tambahan diantara space interior dan eksterior.

Struktur sunscreen nya terbuat dari baja dengan frame terbuat dari panel aluminium. Struktur ini cocok untuk direncanakan pemakaian panel penangkap

energi sinar matahari. Screen melindungi pool seperti atap pada bangunan. Sistem pengumpul air hujan juga terdapat pada atap.

2. Tanaman (Sky Garden)

Salah satu ide dasar dari Menara Mesiniaga ini yaitu taman pada alas

bangunan yang menghadirkan suasana alami dan meneruskan lanskap dari

dasar bangunan hingga badan bangunan yang berbentuk spiral ke atas.

Tanaman pada Sky Garden ini merupakan bentuk dari respon desain

terhadap lingkungan. Hal ini ditegaskan dalam sebuah teori dari Heinz Frick

(46)

mengarah pada manifestasi dari perhatian manusia dan bila apa yang kita buat

dengan tangan kita adalah untuk memberikan penghormatan pada bumi yang

memberi kita kehidupan.

3. Orientasi terhadap sinar Matahari

Pada proses desain tampilan menara mesiniaga ini, Ken Yeang

memanfaatkan pencahayaan alami. Bangunan ini didukung dengan penggunaan

material yang biasa dipakai untuk gedung tinggi misalnya struktur baja dan

komponen ringan pembatas ruang, Kenneth Yeang bereksperimen dalam cara

penggunaannya melalui penempatan bahan tersebut sebagai penangkal sengatan

panas dalam ukuran yang berbeda-beda dan bentuk melengkung, sesuai pergerakan

matahari.

4. Penyelesaian ruang

Pada penyelesaian interior, ruangan kantor utama memliki ventilasi

udara alami dan menggunakan AC. Bangunan ini dilengkapi dengan sistem

otomatis yang mengatur energi termasuk AC, hal ini berfungsi untuk

mengurangi konsumsi energi pada peralatan. Menggunakan energi pasif

pada pencahayaan dengan penyelesaian jendela di sebelah timur dan

barat memiliki jalur untuk penempatan tanaman hias untuk mengurangi

masuknya sinar matahari yang menimbulkan panas dalam ruang.

5. Shading Device

Pada bangunan ini Yeang menerapkan dua jenis shading device yang

digunakan pada jendela sisi barat dan timur sebagai respon terhadap sinar dari

atas. Muka bangunan termasuk louvers dan shading bertujuan untuk mengurangi radiasi yang menimbulkan panas dari arah barat dan timur. Bahan

dari shading ini yaitu alumunium sebagai reflector.

Terdapat beberapa hubungan antara nilai estetika, material, tempat,

waktu serta teknis pembangunan yang dilakukan Yeang melalui desain ini.

Pertama yaitu hubungan langsung meliputi adaptasi yang kreatif untuk dalam

(47)

interpretasi terhadap adaptasi warisan arsitektural dan tradisi kultur dalam

prinsip dasar desain. Ketiga, hubungan unsur kekinian dalam desain yang

meliputi penggunaan teknologi yang disesuaikan dengan kondisi dan

kebutuhan. Keempat, hubungan lanskap yang menggabungkan bangunan

dengan konteks fisik dan elemen alami. Kelima, yaitu pertimbangan desain

memperkirakan kemungkinan dampak yang akan ditimbulkan dari proses

pembangunan.

Menurut Yeang, menara Mesiniaga merupakan salah satu pendekatan

arsitektur hijau yang bertitik tolak dari dua hal yang fundamental untuk

menentukan strategi desain yang responsif terhadap lingkungan global yaitu

kondisi kenyamanan manusia dan penggunaan energi secara pasif.

2.1.4 Persyaratan Pokok Proyek

Persyaratan Pokok Proyek yang dibatasi pada rancangan Pusat Multimedia

yang berkonsep green architecture (Brenda & Robert Vale, 1991) adalah: 1. Meminimalkan penggunaan bahan bakar fosil (konservasi energi).

2. Tanggap terhadap iklim, bahwa bangunan mampu menyesuaikan terhadap

iklim serta menggunakan sumber energi alami.

3. Meminimalkan penggunaan sumber daya baru serta mampu menciptakan

sumber daya baru untuk bangunan lainnya.

4. Menghargai pengguna, bahwa prinsip green architecture mampu mengenali dan menghargai orang-orang yang terlibat di dalamnya (pengguna).

5. Menghargai tapak, dimana bangunan yang ada merupakan bangunan yang

ramah terhadap lingkungan (alam).

(48)

2.2 Tinjauan Khusus 2.2.1 Lingkup Pelayanan

Dalam sebuah Pusat Multimedia fungsi yang utama yang akan diwadahi

yaitu proses penyampaian informasi (distribusi) melalui berbagai media (audio,

visual, teks, gambar, 2D/3D), oleh karena itu kebutuhan fungsi utama yang

harus ada dalam sebuah Pusat Multimedia yaitu studio sebagai proses produksi,

serta pengolahan hasil produksi tersebut. Olahan dari sebuah produksi fungsi

multimedia merupakan sebuah digitalisasi suatu informasi ke arah tiga dimensi

maupun dua dimensi.

Bentuk pelayanan yang dilakukan meliputi dua aspek yaitu pada bidang

pendidikan dan pelayanan jasa non penndidikan. Dalam bidang pendidikan

pelayanan yang dilakukan berupa uji kompetensi dan pemberian kuliah

teknologi informasi, interview dan panel discussions. Kerjasama dalam bidang ini dapat dilakukan terutama pada lingkup perguruan tinggi. Pada bidang

pelayanan jasa (non pendidikan) pelayanan yang dilakukan meliputi pembuatan

film dokumenter, Public Service Announcement (pemberitahuan), Production of advertising commercial, Documentation, company events, graphic arts, dan

NewsandPublicFeatures.

2.2.2 Aktifitas Dan Kebutuhan Ruang

Untuk menampung segala aktifitas yang terjadi di sebuah Pusat

Multimedia, maka diperlukan sebuah analisa kasus tentang kebutuhan ruang.

Kebutuhan ruang ini diperoleh berdasarkan studi yang telah dilakukan

sebelumnya. Dari studi yang telah dilakukan, maka dapat dicari garis besar dari

(49)

PELAYANAN PERDAGANGAN

Pelaku Aktifitas Kebutuhan Ruang

Pengunjung

Karyawan toko

 Datang parkir kendaraan  Melihat lihat

 Membeli

 Makan dan minum  Memperbaiki barang

elektronik

 Menunggu perbaikan barang elektronik

 Membuang air besar dan kecil

 Datang parkir kendaraan  Ganti pakaian dan menyimpan

peralatan pribadi  Memberikan informasi

pengunjung

 Menjaga keamanan  Memberikan pertolongan

pertama

 Transaksi jual beli elektronik  Louncing produk

 Membuang air besar dan kecil  Beristirahat, Makan dan

minum

 Sholat dan berwudhu  Menurunkan barang  Mengoprasikan peralatan

mekanikal dan elektrikal  Persingahan barang elektronik

yang akan dikirim ke konsumen

 Persingahan barang elekronik

 Tempat parkir  Toko

 Toko  Restorant  Toko servis

 Sarana hiburan dan tempat game  Toilet

 Tempat parkir  R. ganti dan loker

R. POmpa tendon

R. Panil

 R. pengiriman barang

(50)

Pengelola / Staff

yang akan di data

 Datang parkir kendaraan  Melaksanakan pekerjaan

pelayanan administrasi  Melaksanakan pekerjaan

kedirekturan

 Membantu pimpinan  Mengadakan rapat  Melaksanakan pekerjaan

operasional

 Menyimpan dokumen arsip  Beristirahat, makan dan minum  Membuang air besar dan kecil  Sholat dan berwudhu

 Tempat parkir  R. administrasi  R. Direktur utama  R. Sekertaris  R. Rapat  R. Kabag Tata

usaha

R. Staff Tata usaha

R. kabag Personalia

R. Staff Personalia

R. Kabag keuangan

R. Staff keuangan

(51)

PELAYANAN JASA PENDIDIKAN & PELATIHAN

Fungsi Pelaku Aktifitas Ruang

1. AUDIO KEPALA DEPT. TAMU- ISTIRAHAT -PULANG

(52)

2. VIDEO RAPAT- ISTIRAHAT -PULANG

STAF MENERIMA TAMU- ISTIRAHAT

-PULANG

RESEPSIONIS & R. TUNGGU

RUANG RAPAT

R. STUDIO VIDEO

(53)

3. DESAIN

RAPAT- ISTIRAHAT -PULANG

ANIMATOR

RAPAT- ISTIRAHAT -PULANG

DESAINER

RAPAT- ISTIRAHAT -PULANG

DESAINER RAPAT- ISTIRAHAT -PULANG

(54)

DATANG- ABSEN-PERSIAPAN-MENERIMA TAMU- ISTIRAHAT

(55)

DATANG- ABSEN-PERSIAPAN-MENERIMA TAMU- ISTIRAHAT -PULANG

STAF ARSIP

DATANG- ABSEN-PERSIAPAN-PENGUMPULAN

DATA- PENDATAAN/PENGARSIPANRAPAT ISTIRAHAT

-PULANG

2.2.3 Pengelompokan Ruang

Pengelompokkan pada organisasi ruang ini dilakukan berdasarkan

kebutuhan fungsi yang telah dilakukan sebelumnya. Selain itu pengelompokkan

juga dilakukan sesuai dengan parameter arsitektur hijau yang berhubungan

dengan pencapaian efisiensi dan efektifitas kerja dengan mengelompokkan

fungsi yang sesuai pada tiap lantainya untuk mendekatkan ruang satu dengan

lainnya serta penghematan energi dengan mengurangi penggunaan alat

(56)

Tabel 2.2. Pengelompokan Ruang

2.2.4 Perhitungan Luas Ruang

Kebutuhan besaran luas ruang pada obyek rancangan ini dikelompokan

dengan mempertimbangkan tuntutan aktifitas pada tiap fungsi ruang sesuai

dengan analisa yang telah dilakukan sebelumnya. Besaran luas ruang ditentukan

berdasarkan standar kebutuhan minimal dari tiap ruang yang mengacu pada

literatur, NAD : Neufert Architect Data, 2002 , TSS : Time Saver Standart, 2001,

SBT : Sistem Bangunan Tinggi, 2005, untuk memberikan gambaran tentang

analisa kebutuhan ruang.

Tabel 2.3 Analisis kebutuhan luas ruang fasilitas administrasi dan pelayanan umum

AKTIFITAS KEBUTUHAN RUANG

Pelayanan Perdagangan TI shop.

Pendidikan dan Pelatihan Soft Course

Pengelolaan

Head office, administration, HRD, accounting & financial, technical service.

Service Maintenance, utilitas

Fasilitas Umum Internet Spot, Café, Perpustakaan

NO. JENIS RUANG KAPASITAS PENDEKATAN

BESARAN

LUASAN (m2)

1. LOBBY UTAMA 200 ORG 1,5 m 2

/ORG (NAD) 300

2. R. TUNGGU 15 ORG 76 m 2

(57)

Tabel 2.4. Analisis kebutuhan luas ruang fasilitas pelayanan jasa

TOTAL LUAS FASILITAS ADMINISTRASI & PELAYANAN

UMUM 528,51

NO. FUNGSI JENIS RUANG

(58)
(59)
(60)

RUANG

TOTAL LUAS 200,65

(61)

GUDANG (ASUMSI) 9

TOTAL LUAS 124,55

TOTAL LUAS FASILITAS PELAYANAN JASA 935,15

NO. JENIS RUANG KAPASITAS PENDEKATAN

BESARAN

TOTAL LUAS FASILITAS PENDIDIKAN & PELATIHAN 442

(62)

NO. FUNGSI JENIS

TOTAL LUAS 128,25

(63)

Tabel 2.7. Analisis kebutuhan luas ruang fasilitas servis

TOTAL LUAS FASILITAS PENGELOLAAN 172,25

NO. JENIS RUANG KAPASITAS PENDEKATAN

(64)

Tabel 2.8. Analisis kebutuhan luas ruang inti bangunan

TOTAL LUAS MAINTENANCE 159,6 + 30 % SIRKULASI 210,5

NO. JENIS RUANG KAPASITAS PENDEKATAN

BESARAN DISABLE TOILET (1,65 x

1,7)

= 16,2 m2)

♂(4 URINOIR (@ 0,64 m2), 2 CLOSET (@ 2,67 m2), 4

WSTFL (@ 0,68 m2), 1 DISABLE TOILET (1,65 x

1,7) = 13,3 M2)

SHAFT LISTRIK &

PANEL O,75 x 1,5 m (SBT) 2,25

6. SHAFT SAMPAH @ LT 2 SHAFT @ SHAFT 0.25 m 2

(65)

Tabel 2.9. Analisis kebutuhan luas ruang fasilitas umum

TOTAL LUAS CORE 95,11 x 30 % SIRKULASI 123,6

(66)

2. HOT- SPOT INTERNET 100 BILIK

Gambar

Gambar 2.1 (a) Key light, (b) Back light, (c) Fill light
Gambar 2.2 Perpaduan beberapa sumber cahaya dalam sistem pencahayaan  
Gambar. 2.5. Tipikal ruang studio audio dengan kapasitas lebih dari dua orang
Gambar 2.7. Graha Wonokoyo
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini juga didukung dengan rekomendasi penelitian dari studi Udo et al (1997) untuk melakukan penelitian terkait intensi turnover dengan melibatkan faktor – faktor yang

Product Service berguna untuk menjelaskan fungsi kerja dari peralatan yang akan dianalisis, pada tabel 3.3 dibawah ini akan dilengkapi juga dari pegkodean product service

Untuk itu dalam mengukur keberhasilan dari tujuan dan sasaran kinerja Sekretariat DPRD Kabupaten Jombang tahun 2015, maka ditetapkan rencana tingkat capaian kinerja

Dengan itu, jelaslah kepada kita bahwa akhlak yang baik itu akan hanya dapat dimiliki oleh seseorang manusia apabila setiap diri mereka tersebut berupaya

Remaja yang menghayati konsep diri positif mempunyai penerimaan terhadap diri yang tinggi dan hal ini akan mempermudah seseorang dalam bergaul dengan orang lain (Burns,

Subedar Manggal Singh mempunyai dua orang anak lelaki, iaitu Jemadar Chanan Singh yang ketika itu bertugas sebagai anggota pasukan polis CBBU dan Utom Singh yang berkhidmat di

kemudian agar diperoleh titik tangkapyang konkruen, maka dua garis kerja gaya pengganti yang lain disatukan menjadi sebuah garis kerja (garis kerja persekutuan)., misalnya

Berisi tentang kesimpulan dari data–data yang telah dianalisa dan selanjutnya akan diberikan saran dari kesimpulan yang telah didapat terutama bagi pihak