• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain Micro Pickup GEA untuk Kawasan Perkotaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Desain Micro Pickup GEA untuk Kawasan Perkotaan"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Desain Micro Pickup GEA untuk Kawasan Perkotaan

Dio Dear Mahardhika, 3406100098

Jurusan Desain Produk Industri, FTSP-ITS

Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111

ABSTRAK

Gerakan Kewirausahaan Nasional mendorong persaingan usaha yang positif di masyarakat. Seperti menjamurnya usaha makanan dan minuman menggunakan dorkas dan kendaraan box di kota-kota besar. Oleh karena itu, PBTDD INKA membuat kendaraan kecil serbaguna sebagai varian niaga dari GEA agar GEA mampu mejadi alternatif kendaraan niaga nasional yang menarik. Karena eksisting yang ada tidak berkembang dan membutuhkan pembenahan, sehingga dibutuhkan metode berdasarkan requirement variable yang terdiri dari aspek kesan dan kinerja. Hal ini menghasilkan konsep micro pickup dengan tampilan bold, compact sesuai tren masa kini.

ABSTRACT

The National Enterpreneurship Movement support positive competitiveness atmosphere in civilization. It looks from the development of food and beverages entrepreneurs in big cities. That’s why, PBTDD of INKA makes small and multi purpose vehicle as commercial variant of GEA then GEA can be an attractive national commercial-vehicle. It is because existing design is stagnant and not up dated. Then it required variable based analyze-method that consist of impression and performance aspect.then it createsmicro pickup concept with bold and compact looking as up dated trend.

Keyword

(2)

PENDAHULUAN

Perkembangan kewirausahaan di Indonesia mendorong munculnya Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN). Dengan adanya program ini iklim persaingan usaha yang positif semakin terlihat di masyarakat. Seperti mulai menjamurnya usaha makanan dan minuman menggunakan dorkas dan kendaraan box di kota-kota besar. Hal ini menjadi lahan usaha yang praktis karena mudah dipindah dan tidak membutuhkan area jual yang permanen. Selama ini, kendaraan yang biasa dipakai seperti sepeda motor, becak dan dorkas. Hal ini untuk mengakomodasi kebutuhan bawaan mereka. Namun dari segi regulasi, becak dan dorkas tidak diperbolehkan di jalan raya, sedangkan sepeda motor dengan gerobak juga membahayakan pengendara di jalan raya. Hal tersebut dilihat sebagai peluang yang potensial oleh PBTDD INKA untuk membuat kendaraan kecil serbaguna sebagai varian niaga dari GEA.

(3)

Batasan

Desain ini memakai platform GEA dengan spesifikasi teknisnya. Segmen pasar yang dituju adalah low class-pick up dengan pengguna wirausahawan kalangan menengah ke bawah di kawasan perkotaan.(usaha makanan kaki lima, toko kelontong, dll) kisaran usia 25-40 tahun dengan penghasilan kisaran 1-2 juta. Produsen adalah divisi PBTDD PT. INKA Batasan permasalahan utama adalah desain eksterior dengan desain interior sebagai pelengkap, desain eksterior meliputi konsep styling dan penyesuaian fungsi angkut dengan dimensi sasis.

Tujuan

Mengeksplorasi desain dengan fokus kendaraan yang mungil, lincah, serta irit dan ramah lingkungan, lalu mengaplikasikannya kedalam desain dengan kemasan yang menarik sebagai varian dari Micro Car Gea untuk pasar niaga dengan spesifikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan. Dan menawarkan alternatif pilihan kendaraan niaga buatan Indonesia yang menarik, nyaman, dan mudah dikendarai serta layak untuk dibanggakan dan mampu bersaing terhadap produk mobil luar negeri baik dari segi kenyamanan maupun tampilan.

Masalah

Masalah yang ada pada eksisting yang tidak sesuai dengan kebutuhan serta tampilan eksisting yang kurang menarik

Gambar 1.2 desain yang mengikuti kemajuan jaman (kanan) dan panjang wheelbase sesuai kebutuhan menerobos kemacetan (kanan)

1860mm 1980mm

(4)

METODE PENDEKATAN

Metode pendekatan yang dipakai adalah requirement variable yang ditentukan dari analisa permasalahan serta kebutuhan yaitu variabel-variabel yang menjadi tolok ukur dalam menentukan desain mobil angkut yang diinginkan. Yaitu dari kesan dan kinerja. Kesan itu sendiri yaitu kesan yang ingin ditunjukkan oleh desain mobil angkut ini. Terdapat tiga poin yaitu, kesesuaian desain dengan karakter dengan analisa styling, Dimana nantinya konsep dan kebutuhan akan dibahasakan melalui desain yang cocok. Lalu update tren, dimana desain mobil ini haruslah mengikuti kecenderungan gaya desain mobil yang sedang dan akan berkembang dengan menggunakan analisa tren . Yang terakhir kesan atraktif, dimana disini dicari tahu karakter dan sifat target pasar, lalu disimpulkan gambaran mobil angkut yang diinginkan konsumen seperti apa, sehingga didapat sebuah mobil yang pas dan menarik secara objektif.

Sedangkan dari kinerja, yaitu variabel yang mendukung kinerja dari mobil angkut yaitu daya jelajah, dimana desain haruslah memiliki kemampuan menjelajahi medan perkotaan. Untuk itu, spesifikasi mesin dan sasis harus mampu mengakomodasinya. Dan daya tampung. Dimana tidak hanya memiliki daya tampung maksimal namun juga optimal dalam memanfaatkan semua ruang dengan baik (mengingat dimensinya yang kompak). Untuk itu,dipakai analisa konfigurasi untuk mencari susunan tata letak dan pengaturan yang tepat sehingga semua bisa terangkut dan terakomodir dengan baik. Sehingga dapat diperhitungkan luasan area pengangkutan yang maksimal dengan analisa dimensi/volume. Dari kedua aspek requirement variable tersebut dapat disaring alternatif desain akhir yang mengeluarkan desain terpilih.

PEMBAHASAN

Pada analisa Selera Konsumen akan membahas mengenai segmentasi konsumen dengan karakteristik dan variabel-variabel yang berhubungan dengan konsumen. Hal tersebut dilakukan agar mobil angkut ini dapat diterima dengan baik dan sesuai dengan target pasar yang dituju. Untuk itu dilakukan analisa Demografi dan Analisa Psikografi. Segmentasi demografi merupakan pendekatan pasar yang berhubungan dengan variabel-variabel yang berhubungan dengan konsumen. Data demografi segmen yang akan dituju diperoleh dari tabulasi kuesioner dengan 100 responden. Pada gambar tersebut, yang diberi tanda adalah karakteristik demografi

(5)

yang muncul dalam kuesioner, data mayoritasnya adalah sebagai berikut: gender pria sebagai kepala keluarga, dengan usia 25-40 tahun, mayoritas pendidikannya SMA atau S1dengan pekerjaan pengusah hingga pekerja terampil dengan pendapatan hingga 4 juta. Merupakan keluarga kecil dengan 2 anak atau single parent dengan dua anak yang tinggal dirumah tipe 36. Mayoritas lokasi kerja berada dalam kota dengan jarak tempuh 15-60 menit.

Segmentasi psikografi ini dilakukan dengan pendekatan terhadap karakteristik konsumen berdasarkan gaya hidup dan minat konsumen. Dalam analisa ini akan disimpulkan satu konsep positioning yang diperoleh dengan cara menyimpulkan segmen psikografi yang mungkin dari segmen psikografi konsumen Indonesia. Segmentasi psikografi ini tetap dilatarbelakangi segmentasi demografi yang dilakukan sebelumnya Gambaran di atas adalah gambaran segmentasi psikografi di Indonesia. Yang diberi tanda cek adalah karakter psikografi yang sesuai dengan karakter demografi sebelumnya, yaitu :

1. The affluent, yaitu pekerja keras, rasa percaya diri kuat,punya inovasi, proaktif dan berani mengambil resiko.Senang mencari perhatian dan hal-hal yang dinamis.Terbuka terhadap hal-hal baru dan memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain.

2. Keluarga, yaitu kelompok yang tidak terlalu banyak bergaul di luar rumah. Lebih fokus pada keluarga dan agak perhitungan dengan pengeluarannya.

3. Sosial yaitu, kelompok yang peka terhadap kebutuhan orang lain, dapat diandalkan dan bersikap sosial, produktif mengutamakan kebersamaan keluarga.

Dari seluruh karakteristik tersebut ada beberapa persamaan yang dapat dipakai untuk menyimpulkan sebuah konsep mobil angkut yang memberikan manfaat bagi pengguna, yaitu kendaraan niaga dengan mobilitas tinggi untuk menunjang produktifitas usaha dengan penampilan yang aktif dan percaya diri dengan harga terjangkau untuk kalangan yang membangun karir dan keluarga.

Pada analisa komparasi desain dengan competitor ini akan dilakukan komparasi desain dengan kompetitor untuk mngetahui kompetitor terdekat dan keunggulan dari desain eksisting GEA itu sendiri Hal yang akan dibandingkan adalah bodyline, wheelbase, perbandingan jendela dan pintu serta konfigurasi kemudi, front seat dan ruang barang/ bagasi. Pembandingnya adalah Daihatsu F-concept, Dorkas,

(6)

dan Tawon Transformer. Hasilnya dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa kesamaan dengan Daihatsu F concept, maka desain mobil angkut ini tidak boleh lebih jelek dari Daihatsu F concept. Dari segi wheel base, sama dengan Daihatsu F Concept, namun dari segi bak, harus dilakukan penyesuaian agar, baknya tidak lebih kecil dari motor roda tiga agar kemampuan angkutnya tidak dibawah motor roda tiga.

Studi dan analisa tren bertujuan untuk mempelajari dan menganalisa tren yang sedang dan akan berkembang. Hasil dari studi dan analisa tren ini adalah sebuah konsep umum mengenai bentuk dan warna yang kemudian dapat diterapkan sebagai konsep dasar mobil ini. Untuk tren mobil pickup, sepertinya konsep double cab mulai banyak ditemui. Dari segi desain, tarikan garisnya semakin tegas dan memberi kesan gagah dan maskulin. Walaupun semakin lama arah desain dan fungsi pickup semakin agresif, tidak hanya sebagai alat angkutan namun juga lebih mengarah kearah outdoor sport and adventure exploration namun jenis pickup pun mulai hybrid. Tren warna untuk mobil tidak lagi didominasi oleh silver dan hitam, namun sekarang sudah bergeser ke warna putih. Hampir semua produk mobil memakai warna putih dalam konsepnya. Dan data hasil penjualan mobil berdasarkan warna mobilnya didominasi putih di tiga negara yaitu Jepang, India dan Amerika Utara, seperti yang kita ketahui Jepang dan Amerika Utara merupakan pusat produsen-produsen otomotif terbesar di dunia.

(7)

Subyek-subyek tren yang telah dianalisa dan menyimpulkan beberapa tren pengembangan bentuk, warna dan arah desain tahun 2010-2012 kemudian diterapkan sebagai konsep dasar bentuk, warna dan arah desain mobil dalam pengembangan mobil angkut

1. Konsep dasar bentuk: compact, bold dan edge body. Yaitu bentuk bentuk yang kompak, dengan tarikan garis yang tajam sehingga memberikan kesan padat dan tegas

2. Konsep dasar warna: putih dan warna cerah.

3. Konsep dasar arah desain: advanced ergonomy, optimal loading, agresif. Yaitu, peningkatan kualitas ergonomic karena pola pemakaian yang lebih luas, tidak hanya untuk niaga, tapi juga untuk eksplorasi daerah baru sehingga ergonomi turut diperhatikan. Selain itu, melihat dari fungsi utamanya sebagai kendaraan angkutan, maka kualitas pengangkutan juga ditoptimalkan, tidak hanya membawa barang sebanyak mungkin, tapi juga optimalisasi dalam membawa barang. Dalam hal ini hubungannya dengan pemanfaatan space. Yang terakhir, agresifitasnya sebagai kendaraan angkutan yang kuat di medan ditonjolkan. Sehingga tidak hanya menjadi kendaraan angkutan biasa namun lebih tangguh dan berkesan maskulin.

Studi dan analisa styling ini membahas dan mempelajari tentang perkembangan styling bentuk mobil pickup/angkutan. Pengetahuan ini berguna untuk mengamati perkembangan selera konsumen terhadap bentuk sebuah mobil, menentukan pola perkembangan selanjutnya terutama untuk tahun 2010-2012 dan menentukan konsep styling mobil angkut Pada pendekatan styling ini konsep dasar yang telah ditentukan sebelumnya pada Studi dan Analisa Tren dikombinasikan dengan kesimpulan tersebut menghasilkan 4 kutub styling yang akan dipakai dalam image board, yaitu warm carved body – cool edge body dan soft organis – hard organis. Pendekatan styling yang dilakukan adalah membawa konsep dasar bentuk sesuai tren dan konsep awal untuk disimpulkan konsep yang akan dipakai sebagai konsep styling mobil angkut ini. Konsep awal mobil ini adlah micro pick up, kendaraan angkut berukuran kecil untuk usaha kalangan menengah ke bawah. Lalu setelah melalui analisa tren, didapatkan konsep desain mobil ini yaitu, konsep bentuk bold, compact dan konsep warna putih dan fresh colour serta konsep arah desain optimal loading, agressive dan advanced ergonomy.

(8)

Penggabungan kedua konsep tersebut adalah, kendaraan angkut berdimensi kecil untuk usaha kalangan menengah ke bawah. Digabungkan dengan konsep tren bentuk yang menarik dan kapasitas angkut yang optimal. Sehingga diharapkan dengan dimensi kompak, mobil ini mampu menerobos kemacetan. Selain itu, memudahkan akses parkir, melewati area perumahan dan dengan tampilan yang menarik, gengsi penggunanya akan terangkat

Gambar 1.4 kesimpulan styling mobil pickup

Hal itu digabungkan dengan konsep dasar bentuk sesuai tren mobil pickup yaitu compact, bold dan edge body. Sehingga tercipta kesesuaian dalam hal ini konsep bentuk compact dapat mendukung konsep awal sebagai mobil berdimensi kecil namun pas. Sedangkan konsep bentuk bold dan edge body sesuai dengan konsep niaga dimana mobil ini digunakan untuk bekerja di medan perkotaan sehingga selain fungsi, tampilan yang menarik juga diutamakan. Apabila diterjemahkan ke dalam image board, maka bentuk bold dapat diartikan masuk ke dalam hard organic, sedangkan bentuk edge body masuk ke dalam kategori cool edge body. Sehingga apabila diterjemahkan konsep stylingnya adalah tarikan garis yang kaku, bersudut dan memanjang dalam bentuk yang geometris sehingga menciptakan kesan gagah dan tajam. Sedangkan secara keseluruhan kesemuanya tadi dijadikan satu dalam desain yang compact.

(9)

Konsep desain mobil angkut ini adalah micro pick up, dengan sasarannya pada keluarga muda yang sedang membangun usaha dalam lingkup kawasan perkotaan. Diharapkan mobil ini dapat menunjang produktifitas usaha dengan mobilitas tinggi dan daya angkut optimal. Maka pantaslah bila mobil ini memegang kewajiban yang cukup tinggi dalam perekonomian keluarga, namun tetap ramah dan bersahabat dalam perannya membantu kalangan yang sedang membangun karir dan keluarga. Untuk itu, imej yang tertancap bahwa mobil ini haruslah aktif, tangguh dan optimis namun tetap ramah dan kekeluargaan.

Pendekatan yang dilakukan dalam menganalisa warna adalah melalui tren, imej warna serta dampak psikologis warna. Melalui dampak psikologis dipilih warna-warna yang mampu melambangkan sosok mobil angkut ini, warna-warna-warna-warna tersebut adalah : biru, hijau, merah, oranye, kuning, abu abu, putih. Nantinya akan digabungkan dengan imej warna serta tren warna untuk mendapatkan pilihan warna yang tepat untuk mobil angkut ini.

Yang kedua adalah pendekatan melalui imej warna melalui penggunanya. Hal ini didasarkan kepada imej mobil angkut sebagai kendaraan keluarga dan sebagai pembantu ekonomi keluarga. Berikut imej warna yang berhubungan dengan probabilita warnanya:

a. Imej ayah, sebagai pengguna utama selaku kepala keluarga, warna yang ditampilkan lebih banyak yang kalem dan dapat dipercaya

b. Imej keluarga, menggabungkan imej warna kehangatan, kenyamanan dan kerumahan.

c. imej bisnis, mengabungkan imej warna rasional, waktu, dan penuh pertimbangan

Berdasarkan tren warna, terdapat pilihan warna segar dan warna putih. Dari penggabungan warna berdasarkan aspek-aspek diatas, terdapat beberapa warna yang menjadi pilihan yang mampu mewakili imej mobil angkut, yaitu hijau, merah, putih, abu-abu, oranye kecoklatan, biru.

(10)

Gambar 1.5 kesimpulan warna mobil pickup

Pada analisa komponen eksterior ditentukan komponen eksterior yang sesuai dengan desain kendaraan angkut. Komponen eksterior tersebut terdiri atas lampu depan, spion, bumper, rear lamp, grill, velg, foglamp. Pertimbangan dalam pemilihan alternatif bentuk komponen tetap menggunakan kriteria utama estetika dan kesesuaiankonsep, serta biaya produksi. Kesimpulan analisa ini, dapat ditentukan komponen eksterior yang sesuai dengan konsep tren yang sudah ditentukan. Karena komponen ini berada di luar mobil, sehingga diharapkan dapat menarik perhatian konsumen. Namun tetap dalam koridornya sebagai mobil murah sehingga terdapat pertimbangan dari segia biaya produksi. Sehingga, didaptkan komponen eksterior yang menarik dan mampu menarik perhatian dengan batasan harga yang sesuai.

Pada analisa konfigurasi akan dicari susunan dan tata letak yang paling tepat untuk mendapatkan optimalisasi beberapa poin dalam desain mobil angkut. Diantaranya

(11)

konfigurasi ruang barang, konfigurasi bongkar muat bak, dan konfigurasi tabung BBG.

Pada analisa konfigurasi ruang barang akan dicari susunan dan tata letak yang paling tepat ruang penumpang yang pas dengan area barang yang optimal. Hal ini dikarenakan dimensi mobilnya adalah micro car, sehingga perlu mensiasati susunan tata letak interior nya untuk mendapatkan konfigurasi yang tepat. Berikut ini beberapa alternatif konfigurasi.

(12)

Gambar 1.6 alternatif konfigurasi bak

Kesimpulannya, alternatif konfigurasi bak yang dipakai adalah alternatif pertama. Karena dari segi volume luasan area barang yang paling maksimal adalah alternatif 1. Selain itu pertimbangan utama karena sebagai mobil niaga dengan daya tampung optimal yang menitik beratkan pada angkutan barang. Lagipula dengan dua fungsi sebagai angkutan barang dan angkutan manusia menyulitkan dalam memposisikan segmenting dan targeting pasar dari mobil ini. Karena dari awal konsepnya adalah mobil kecil dengan kemampuan jelajah dan kemampuan angkut optimal untuk kawasan perkotaan, maka dipilih alternatif pertama.

Mengenai tabung BBG, tabung ini terletak di belakang kursi penumpang belakang dan dibatasi sekat dengan bagasi. Apabila kusi belakang dibuang maka akses tabung BBG menjadi lebih mudah, namun untuk penempatan barang, keberadaan tabung malah mengganggu akses barang, maka tabung harus dipindah. Karena alternatif terpilih untuk konfigurasi barang sudah ditetapkan, maka dibuatlah

(13)

beberapa alternatif tempat tabung BBG untuk diletakkan sesuai konfigurasi tersebut

Gambar 1.7 alternatif konfigurasi BBG

Kesimpulannya, alternatif konfigurasi bak yang dipakai adalah alternatif ketiga. Hal ini didasarkan pada kemudahan maintenance dari tabung BBG tersebut serta memudahkan akses barang. Selain itu juga tidak memakan porsi ruang barang sehingga mendukung kapasitas maksimal dari mobil ini.

Pada analisa ini akan dibahas mengenai aktifitas bongkar muat dan hubungannya dengan kenyamanan konsumen serta tujuan kegiatan. Sehingga perlu dicari satu konfigurasi yang memudahkan konsumen beraktifitas bongkar muat.

(14)

Gambar 1.8 alternatif konfigurasi bukaan pintu bak

Kesimpulannya, pintu bak yang dipakai adalah alternatif C, karena didasarkan pada kekuatan konstruksi dinding bak dan biaya produksinya yang lebih murah. Sekali

(15)

lagi kembali pada konsep mobil angkut untuk kalangan menengah ke bawah. Bila dihubungkan pada aktifitas bongkar muat, maka dengan pintu seperti ini, kekuatan dinding bak berperan pada saat mobil ini dipakai sebagai sarana berjualan. Sehingga orang dapat berjualan di atas bak.

Pada analisa volume ini maka akan dicari luasan terbesar area untuk barang sehingga dapat memuat barang semaksimal mungkin. Utnuk itu, perlu menyiasati beberapa hal sehubuingan dengan basisnya sebagai mobil micro car GEA. Hal tersebut akan dijelaskan dalam gambar di bawah ini.Mobil GEA memiliki panjang area interior 2424 mm dengan tinggi 1728 dan lebar 1238 mm. Besaran tersebut terisi oleh beberapa benda, seperti kursi penumpang, baris pertama dan kedua, bagasi dan tabung BBG di belakang. Kursi baris pertama tentu tidak dapat diapa-apakan karena memang merupakan kursi pengemudi. Yang bias dipakai hanya area dibelakangnya. Untuk pemakaian sebagai area barang maka bagasi tentu dapat dipakai sedangkan bagi kursi kedua tentu tidak dapat dipakai. Tabung BBG juga dialihkan di bawah sehingga area di belakang kursi pengemudi akan kosong dan dapat dipakai sebagai area barang.

Gambar 1.9 kapasitas angkut barang di bak pickup

Untuk mendapatkan volume ruang barang maka panjang dikali lebar dikali tinggi ruang barang yaitu 1310 x 1238 x 870 =1401 liter. Berdasarkan ukuran masing-masing wadah dapat diasumsikan pola penataannya di dalam bak mobil yang nantinya dapat dijadikan pertimbangan dalam menghitung jumlah wadah yang bisa

(16)

dibawa dalam bak. Pertama dengan menghitung volume rata-rata wadah apel yaitu ukuran terbesar ditambahkan ukuran terkecil dari panjang, lebar, maupun tnggi lalu dibagi dua, yaitu panjang : (620 +260) / 2 = 440 mm, lebar : (500 + 260) / 2 = 380 mm dan tinggi : (430 + 300) / 2 = 365 mm. Jadi total volume wadah rata-rata : 550 x 380 x 365 = 61 liter

Lalu volume area barang/bak tadi dibagi volume wadah rata-rata sehongga diperoleh jumlah maksimal wadah serta kapasitas maksimal yang bisa diangkut oleh mobil angkut ini, yaitu 1401 liter dibagi 61 liter sama dengan 22 buah wadah. Lalu massa rata-rata dihitung pula dari massa terberat ditambah massa teringan dibagi dua yaitu, (48+3) / 2 = 25,5kg. Dengan menampung 22 buah wadah tersebut maka kapasitasnya setara dengan kurang lebih 22 x 25,5 kg = 561 kg. Hal tersebut menandakan mobil ini termasuk light pickup.

Analisa ini akan membahas permasalahan ergonomi pada interior eksisting dan memberikan solusi ergonominya. Utamanya pada interior, karena walaupun fokus studi dilakukan terhadap desain eksterior, namun karena hal ini juga menyangkut kenyamanan, keamanan dan keselamatan berkendara maka patut diperhitungkan. Menurut segmentasi demografi bahwa sasaran mobil angkut adalah keluarga kecil dengan asumsi pengguna utama adalah kepala keluarga, penggunaan ukuran ketinggian atap menggunakan rata-rata tinggi pria Indonesia yaitu persentil 95 :185 cm.

Permasalahan ergonomi yang ditemui pada eksisting adalah tidak ada sandaran kepala pada tempat duduk. Hal ini jelas mengurangi kenyamanan dalam berkendara dan dapat menyebabkan kelelahan dalam waktu yang lama. Utnuk itu sandaran kepala diperlukan dalam mobil angkut ini.

Selain itu, acuan dimensi jok eksisting tidak benar. Sehingga menyebabkan kenyamanan duduk berkurang dan dapat menyebabkan kelelahan dalam waktu yang lama.

Setelah itu hasil analisa ergonomi dan antropometri diterapkan pada desain. Persentil yang dipakai acuan adalah persentil terbesar yaitu persentil 95 pria karena sebagian besar penggunanya adalah pria dan dipakai persentil terbesar agar dapat dipakai oleh orang berbadan besar. Pengaturan tempat duduk diatur sedemikian rupa agar dimensi tinggi mobil tidak terlalu besar yang menyebabkan bentuk keseluruhan terlihat pantas. Untuk itu, posisi pengemudi diatur sedikit

(17)

rebah, sehingga lebih rileks dan landai posisinya. Namun tetap dengan menggunakan kaidah ergonomi dan antropometri yang berlaku sehingga posisi mengemudi tetap nyaman dipergunakan.

Gambar 1.10 kesimpulan posisi mengemudi ergonomis mobil pickup

Pada analisa antropometri bongkar muat ini akan membahas mengenai antropomteri yang benar pada saat melakukan aktifitas bongkar muat barang. Sehingga didapat ukuran ketinggian bibir bak yang tepat untuk mendapatkan posisi mengangkat dan mengambil barang dari dalam bak yang nyaman. Dalam hal ini dicari posisi terbaik untuk melakukan aktifitas bongkar muat, yaitu mengangkat beban masuk ke dalam bak dan mengeluarkan dari bak. Sehingga bisa diketahui tinggi bibir bak agar ergonomis. Dibuat acuan adalah bahwa bagi pria dewasa untuk mengangkat beban 20 kg adalah dengan punggung lurus dan lutut ditekuk untuk meminimalkan stres pada lutut, sehingga diperoleh tekanan pada punggung sebanyak 210 kilopon(dalam batas yang masih bisa diterima). Hal itu berdasarkan acuan Handling Loads pada Fitting The Task to the Man karangan E. Grandjean. Dari situ, didapatkan ukuran ketinggian bibir bak yang ergonomis yaitu setiggi rata-rata lutut pria dewasa ditambah clearance yaitu, 55 cm + 10 cm = 65 cm.

(18)

Gambar 1.11 kesimpulan posisi lifting ergonomis

Pada analisa lingkungan ini akan dibahas mengenai daya tahan dan kemampuan mobil angkut ini untuk menjelajah medan perkotaan. Untuk itu, maka basis mobil angkut ini disesuaikan dengan medan yang akan ditempuh. Apabila terdapat ketidaksesuaian/basis microcar GEA tidak mampu mengakomodasi medan perkotaan, maka akan dilakukan konsultasi dengan pihak INKA selaku pembuat GEA untuk menjajaki kemungkinan merubah/memodifikasi agar sesuai dengan medan perkotaan. Besarnya tingkat perubahan tersebut tergantung pertimbangan juga, meliputi aspek ketahanan, harga, kemudahan, operasional, dll yang natinya perlu dibicarakan lebih lanjut.

Perkotaan disini meliputi daerah pemukiman/perumahan, pasar, dan daerah lain di dalam kota. Medan di perkotaan sendiri apabila dijabarkan adalah sebagai berikut :

1. Lebar jalan bervariasi mulai 3m s/d < 3,5m, untuk itu dengan jalanan selebar itu untuk dilewati dua mobil bersisian agak susah. Apabila terdapat kendaraan lain pada arah yang berlawanan maka harus saling toleransi untuk mundur dan mencari jalan yang lebarnya agak luas sehingga kedua kendaraan dapat lewat. Dengan lebar jalan berkisar antara 2000-2500 mm, maka bisa dibilang jalannya sangat sempit. untuk itu dengan lebar eksisting GEA 1430 mm, ditambah clearance kanan kiri sebesar 200mm, total lebar kendaraan adalah 1630mm, masih menyisakan jalan antara 200-700 mm. lebih banyak daripada mobil angkut biasa. Sehingga lebar eksisting dipertahankan.

(19)

2. Jalan-jalan di perkotaan utamanya di daerah pemukiman itu biasanya diberi polisi tidur/ speed bump untuk mengurangi kecepatan kendaraan yang lewat sehingga mengurangi resiko terjadinya kecelakan Ketinggian polisi tidur telah diatur oleh Kep. Menteri Perhubungan no 3 th 1994 tentang Alat Pengendali dan Pemakai Jalan dimana sudut kemiringan 15 derajat dan ketinggian tidak boleh lebih dari 150 mm. Sehingga ground clearance GEA 258 mm, dirasa cukup tinggi untuk melewati speed bump yang ada di daerah pemukiman.

3. Tikungan pun cukup sering ditemui, mulai dari belokan biasa yang tidak terlalu tajam hingga yang tingkat ketajaman cukup tinggi .Maka butuh mobil dengan wheelbase yang tidak terlalu panjang agar bias bermanuver dengan baik. Wheelbase eksisting GEA adalah 1984 mm. maka diperkirakan radius putar maksimal kendaraan adalah. Sehingga wheelbase eksisting dapat dipertahankan.

4. Kondisi jalan pun bervariasi. Dari tanah, aspal, hingga genangan air saat banjir. Apalagi dikota besar yang resiko banjir sering terjadi. Lubang atau kerusakan jalan semakin berbahaya apalagi saat banjir dimana lubang tertutup genangan.

Dengan melihat spesifikasi teknis di atas, mempertimbangkannya dengan kondisi jalan di perkotaan maka dapat disimpulkan beberapa hipotesa yaitu,

a. Dengan wheelbase dan dimensi kecil yang dimiliki mobil GEA sebagai basis maka mobil angkut ini diasumsikan nantinya akan dapat melintasi jalanan perkotaan tersebut dengan baik. Jadi wheelbase dan lebar eksisting dapat dipertahankan

b. Dari segi ground clearance cukup tinggi untuk melewati speed bump. Namun untuk melewati genangan banjir, velg ring 13 mungkin terlalu kecil. Maka ground clearance dapat disesuaikan. Untuk itu solusi yang ditawarkan PT. INKA sehubungan dengan ground clearance adalah mengganti roda dengan ukuran 15 inchi.

Pada analisa material ini membahas tentang penggunaan material pada produk mobil nasional agropolitam. bahasan lebih mengarah kepada kajian dan studi bahan-bahan yang lazim digunakan pada industri otomotif. hal ini merujuk kepada

(20)

harapan dan rencana PT. INKA untuk membuat mobil nasional dengan konsep mass production. Komponen dan material yang dipakai pada eksisting adalah sebagai berikut :

Mobil GEA dibuat secara handmade dengan fiberglass. Material tersebut kurang cocok untuk digunakan dalam proses produksi masal. maka akan digunakan material sesuai kebutuhan dan layaknya dalam industri masal. Seharusnya material yang dipakai adalah material yang memang dipakai untuk produksi masal.

(21)

HASIL

Dengan mempertimbangkan hasil analisa yang telah dilakukan, maka produk tersebut kemudian dapat dikriteriakan sebagai berikut:

Dari segi kinerja ada dua criteria yaitu kemampuan jelajah dan daya tampung bak. Apabila dihubungkan dengan permasalahan maka dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Membuat mobil angkut dengan wheel base yang tepat dan dimensi yang pas sehingga efektif untuk bermanuver di medan perkotaan dengan menggunakan basis mobil GEA.

2. Desain bak dibuat pas dengan konsep compact body sehingga dapat tidak mempengaruhi bentuk mobil secara keseluruhan dan dapat dipakai di jalanan perkotaan yang relatif sempit

Dari segi kesan yang ditimbulkan ada tiga criteria yaitu kesesuaian dengan karakter, update trend dan atraktif/menarik sesuai selera konsumen. Apabila dihubungkan dengan permasalahan maka dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Membuat sarana angkut perkotaan berbasis GEA dengan eksterior menarik dan mengikuti tren dengan konsep compact,bold dan edge body.

2. Desain bodi yang menunjukkan satu kesatuan dengan konsep compact body sehingga menunjukkan satu karakter pada desain eksterior 3. Desain lebih up to date dan mengikuti tren mobil angkut yang sedang

berkembang dan yang akan datang.

4. Desain bak disesuaikan dengan desain bodi keseluruhan sehingga menunjukkan karakter bentuk yang berbeda dengan merk lain.

5. Ditambahkan inovasi sehingga walaupun berdimensi kecil namun berdaya tampung lebih optimal dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

Pada konsep bentuknya dihasilkan ketentuan kriteria sebagai berikut: 1. Lampu depan berbentuk “garis”sempit memanjang ke belakang,

memberi kesan tajam, sesuai konsep styling (sharp).

2. Moncong tinggi dan cenderung geometris, menguatkan kesan kaku sesuai konsep tren (bold).

3. Spion panjang dan sempit, sesuai paduan konsep styling (sharp) dan tren (bold).

(22)

4. Bumper bawah tinggi dan kaku. Memberi kesan kokoh yg sesuai imej kendaraan tipe SUV. Selain itu,memudahkan melewati jalan yang rusak 5. Fog lamp berbentuk “garis”sempit memanjang, sesuai paduan konsep

styling (sharp) dan tren (bold).

6. Grill tidak mendominasi bagian depan, namun tetap ada untuk memberikan ciri tren pickup masa kini. Berbentuk sempit memanjang sebagai penghawaan untuk radiator, sesuai konsep tren (bold). 7. Tarikan kaca depan melengkung, untuk menyiasati moncong sasis yg

terlalu maju dan tingginya atap mobil.

8. Velg r 15” dan ban besar mendukung kesan kokoh dan memudahkan melewati jalanan yang rusak.

9. Wheeldop tidak terlalu menonjol keluar, tapi tetap ada untuk

memberikan kesan mobil kokoh. Merupakan perpanjangan dari bumper depan ke belakang menyesuaikan konsep styling (sharp).

10. Body samping berceruk dan tidak rata mendukung konsep tren (edge body).

11. Garid bodi samping merupakan perpanjangan dari lampu depan ke lampu belakang menjadi perpaduan konsep tren (bold) dan styling (sharp)

12. Terdapat roll bar, disamping sebagai tambahan penguat sisi belakang, juga menguatkan kesan mobil segala medan. Selain itu sebagai alur railing soft top belakang.

(23)

Sedangkan konsep untuk front face mobil angkut itu sendiri adalah perpaduan antara konsep bold dan sharp edges berupa garis hidung kaku dengan grill dan lampu yang menyipit dengan tarikan garis yang memanjang ke arah buritan. Sehingga menghasilkan kesan tajam dan kokoh . Walaupun tidak wajar pemakaian grill untuk mobil bermesin kecil seperti ini, namun karena pemakaiannya di daerah perkotaan sehingga membutuhkan kerja mesin yang lebih berat dibandingkan mobil biasa, maka adanya grill dapat membantu mengurangi panas mesin. Sedangkan keseluruhan bentuk mobil mengangkat tema compact.

(24)

KESIMPULAN

Micro Car GEA yang pada awalnya hanya diperuntukkan bagi masyarakat pribadi dalam kota, mengembangkan pasarnya untuk memasuki kendaraan niaga dalam kota. Terealisasinya pengembangan pasar tersebut akan menjadikan Micro Car GEA menjadi mobil nasional pertama yang menjadi mobil angkut, dirancang, dibeli dan dipakai oleh masyarakat Indonesia. Mampu bersaing dengan kompetitor dan masuk menjadi kompetitor yang berkompeten di kelas low class micro pick up.

Dengan adanya penelitian dan perancangan Micro Car GEA generasi 3 yang membawa konsep tampilan compact and bold body, diharapkan mampu menjadi rancangan yang sesuai dengan harapan masyarakat untuk mobil angkut murah dan berkualitas baik. Berbagai studi dan analisa yang telah dilakukan merupakan langkah awal dan berhasil atau tidaknya rancangan ini pada nantinya akan dikembalikan kepada masyarakat perkotaan Indonesia.

SARAN

Pada proses penelitian, perancangan dan penulisan laporan Micro Pick Up GEA ini sebuah skema metodologi yang benar sangat membantu. Sehingga alur penelitian dapat berjalan sesuai prosesnya dan tidak saling mendahului satu sama lain. Walaupun pada kenyataanya kadang dijumpai hal yang berbeda, karena mengefektifkan waktu yang terbatas agar tidak berkutat dengan satu proses saja namun dengan pandangan yang lebih luas dapat melihat proses penelitian secara keseluruhan.

Rancangan eksterior pada Micro Pick Up GEA ini diharapkan mampu mewakili citra masyarakat perkotaan dan keluarga kecil Indonesia yang ramah, percaya diri, sederhana dan dinamis. Selain itu juga mampu menjadi kendaraan yang dapat diandalkan dalam membantu perekonomian kwirausaha kalangan menengah ke bwah, sehingga mampu meningkatkan perekonomian mandiri di Indonesia. Sementara dimensi dan ukuran sudah memenuhi standar cukup dalam masalah kenyamanan (berhubungan dengan faktor harga) dan memiliki kapasitas angkut yang optimal. Kemudahan maintenance terpenuhi dengan bentukan mobil pick up sehingga mudah dibersihkan dan kemudahan akses BBG.

Kelemahan dalam rancangan ini berpusat pada rumitnya menata komposisi eksterior karena permasalahan lebar sasis yang kurang memenuhi standar. Hal tersebut menambah kesulitan saat akan menentukan pasar karena daya angkut yang relative kecil. Untuk itu diharapkan pada perancangan selanjutnya mengenai Micro Pick Up

(25)

GEA agar lebih memperhatikan lebar sasis dan kemungkinan untuk diperlebar masih terbuka. Selain itu, mobil ini diharapkan dapat menimbulkan sensasi berkendara tersendiri pada mobil angkut yang selama ini belum ada di Indonesia.

Gambar

Gambar 1.1 kendaraan bermotor untuk usaha
Gambar 1.2 desain yang mengikuti kemajuan jaman (kanan) dan panjang wheelbase  sesuai kebutuhan menerobos kemacetan (kanan)
Gambar 1.3 tren mobil pickup 2012
Gambar 1.4 kesimpulan styling mobil pickup
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) mengetahui efektivitas model Experiential Jelajah Alam Sekitar ( E JAS) dengan pendekatan science edutainment terhadap

Peningkatan Persentase ketuntasan klasikal belajar siswa pada skor dasar 29.16% (tidak tuntas) meningkat menjadi 54.16% (tidak tuntas) pada siklus I, dan meningkat

Leblh lanjut dijelaskan Kleiber (1961) Cantor (1976), bahwa bila temperatur lingkungan menurun ma- ke metabolisme basal meningkat karena diperlukan produksi panas yang

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd), MERKURI (Hg), DAN TIMBAL (Pb) PADA KEPITING BAKAU (Scylla serrata) DAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) YANG DIJUAL DI TPI

Kegiatan pemutahiran data pemilih banyak berkaitan dengan PPK, PPS dan Pantarlih maka aktivitas penggerakan dalam penelitian ini lebih diarahkan pada tindakan –

Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahanya yaitu dalam menentukan diterima atau tidaknya sebuah judul skripsi masih dilakukan

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pemberian Gaji Bulan Ke-14 Kepada Pegawai

Hal ini juga dimaksudkan agar dapat memberikan gambaran tentang penggunaan wavelet dalam analisis sinyal non-stasioner serta merancang suatu metode gabungan dari beberapa