• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPAGASI CENDAWAN ENDOMIKORIZA GLOMUS, GIGASPORA DAN ACAULOSPORA PADA JENIS TANAH YANG BERBEDA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROPAGASI CENDAWAN ENDOMIKORIZA GLOMUS, GIGASPORA DAN ACAULOSPORA PADA JENIS TANAH YANG BERBEDA."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Kuta, 29-30 Oktober 2015 | iii

UDAYANA UNIVERSITY PRESS

2015

SEMINAR NASIONAL

DAN TEKNOLOGI

Kuta, 29 - 30 Oktober 2015

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN

KEPADA MASYARAKAT

(4)

iv | Kuta, 29-30 Oktober 2015

Ni Made Ary Esta Dewi Wirastuti, S.T., MSc. PhD Prof. Dr. Drs. IB Putra Yadnya, M.A.

Prof. Dr. Ir. I Gede Mahardika, M.S. Dr. Ni Ketut Supasti Dharmawan, SH., MHum., LLM.

Prof. Dr. drh. I Nyoman Suarsana, M.Si Prof. Dr. Ir. I Gede Rai Maya Temaja, M.P.

Ir. Ida Ayu Astarini, M.Sc., Ph.D Prof. Dr. Ir. Nyoman Gde Antara, M.Eng

Dra. Ni Luh Watiniasih, MSc, Ph.D Prof. Dr. drh. Ni Ketut Suwiti, M.Kes. Prof. Dr. Ir. I Made Alit Karyawan Salain, DEA.

Ir. I Nengah Sujaya, M.Agr.Sc., Ph.D. Ir. Ida Bagus Wayan Gunam, MP, Ph.D dr. Ni Nengah Dwi Fatmawati, SpMK, Ph.D

Dr. Agoes Ganesha Rahyuda, S.E., M.T. Putu Alit Suthanaya, S.T., M.Eng.Sc, Ph.D.

I Putu Sudiarta, SP., M.Si., Ph.D. Dr. Ir. Yohanes Setiyo, M.P. Dr. P. Andreas Noak, SH, M.Si I Wayan Gede Astawa Karang, SSi, MSi, PhD.

Dr. Drh. I Nyoman Suarta, M.Si

l

Udayana University Press, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Udayana

2015, xli + 2191 hal, 21 x 29,7 SEMINAR NASIONAL SAINS

DAN TEKNOLOGI 2015

(5)

xl | Kuta, 29-30 Oktober 2015

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA AKTIF EKSTRAK DAUN KAYU MANIS

(CINNAMOMUM BURMANNI BLUME) DAN UJI EFEKTIVITASNYA DALAM MENGENDALIKAN JAMUR FUSARIUM OXYSPORUM FORMA SPECIALIS LYCOPERSICI PENYEBAB PENYAKIT LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN TOMAT SECARA IN VITRO

Anak Agung Ketut Darmadi ...2025

GASIFIKASI BIOMASA DAN LIMBAH PADAT SISTEM SIRKULASI FLUIDIZED BED

I Nyoman Suprapta Winaya, Rukmi Sari Hartati, I Wayan Gede Ariastina ...2033

STRATEGI PENGENDALIAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN MELALUI ZONING MAP DAN ZONING TEKS

Indayati Lanya , N.Netera. Subadiyasa, Ketut Sardiana, dan G.P. Ratna Adi ...2039

PENINGKATAN PRODUKSI, MUTU, DAN PENDAPATAN USAHATANI TANAMAN BUNGA GUMITIR MELALUI PEMUPUKAN MINERAL

N. Netera Subadiyasa, dan Indayati Lanya ...2047

KEMAMPUAN DEGRADASI LIGNOSELULOSA DARI KONSORSIUM BAKTERI RUMEN SAPI BALI DAN RAYAP

IB. G. Partama, I M. Mudita, I G. L. O. Cakra, I W. Wirawan ...2055

MODEL TATA SPASIAL HUNIAN MASYARAKAT BALI PERKOTAAN

Ngakan Putu Sueca ...2062

PENGEMBANGAN GELLING AGENT ALAMI DARI DAUN GALING-GALING (CAYRATIA

TRIFOLIA L.) YANG MEMENUHI UJI KARAKTERISTIK FARMASETIS

I G.N.A. Dewantara Putra, I G.N. Jemmy A. Prasetia ...2070

HIDROLISA DENGAN ASAM DAN ENZIM DALAM PROSES KONVERSI ULVA LACTUCA MENJADI ETANOL

Tri Poespowati1, Ali Mahmudi Rini Kartika Dewi ...2077

EVALUASI PENGGUNAAN TEMPAT PEMELIHARAAN

(KONTAINER PLASTIK DAN JARING) UNTUK PENELTIAN RESPON FEEDING ABALON TERHADAP PAKAN SEGAR ALGA MAKRO.

Deny S. Yusup ...2085

PROPAGASI CENDAWAN ENDOMIKORIZA GLOMUS, GIGASPORA DAN ACAULOSPORA PADA JENIS TANAH YANG BERBEDA

Meitini W. Proborini ...2089

VARIASI JENIS DIATOM DI DANAU TAMBLINGAN UNTUK KEPENTINGAN FORENSIK SEBAGAI INDIKATOR KEMATIAN AKIBAT TENGGELAM

Ni Made Suartini, I Ketut Junitha, Pararya Suryadipura, Ni Luh Watiniasihj ...2094

PERUBAHAN LUAS AREAL MANGROVE DI TAHURA NGURAH RAI DARI DATA LANDSAT

(6)

Kuta, 29-30 Oktober 2015 | 2089

PROPAGASI CENDAWAN ENDOMIKORIZA GLOMUS, GIGASPORA

DAN ACAULOSPORA PADA JENIS TANAH YANG BERBEDA

Meitini W. Proborini*

*Laboratorium Taksonomi Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA Unud Email: pmeitini@yahoo.com

ABSTRAK

Endomikoriza adalah cendawan obligat yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai pupuk hayati (biofertilizer) pada tanaman di lahan kering. Untuk propagasi sporanya, cendawan mikoriza dapat diinokulasi pada media tanah yang sesuai. Jenis-jenis tanah yang cukup gembur dapat digunakan sebagai media untuk propagasi spora endomikoriza.

Penelitian tentang propagasi endomikoriza indigenus Bali menggunakan tiga tipe tanah yang berbeda dilaksanakan di laboratorium Taksonomi Tumbuhan (Mikologi) Jurusan Biologi dan Rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Udayana selama empat bulan. Parameter yang diamati adalah: jumlah spora ketiga genera endomikoriza, persentase kolonisasi hifa cendawan pada akar tanaman inang dan berat kering akar tanaman inang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa propagasi ketiga genera spora mikoriza memiliki variasi yang cukup tinggi pada ketiga media tanah yang digunakan. Secara keseluruahn, tanah pasir dan tanah campuran pasir dan lempung menghasilkan kolonisasi, berat akar dan jumlah spora yang tinggi disbanding dengan tanah lempung. Spora Gigaspora terlihat memiliki kecepatan germinasi yang lebih lambat dibanding kedua genera spora yang lain yaitu Acaulospora dan Glomus. Tanah pasir menghasilkan kolonisasi dan jumlah spora yang tertinggi dan tanah campuran menghasilkan kolonisasi, jumlah spora dan berat akar tertinggi disbanding kedua jenis tanah lainnya.

Kata Kunci: Endomikoriza, propagasi, tanah, lokal Bali

Latar Belakang

Cendawan mikoriza arbuskula (CMA) adalah salah satu cendawan obligat yang hidup di dalam tanah yang bukan bersifat parasit pada inangnya (Brundrettet al. 2008). Cendawan ini selalu hidup dengan

cara berasosiasi dengan tanaman tingkat tinggi dan keduanya saling memberikan keuntungan (Nuhamara 1993; Hapsoh, 2008). Cendawan memperoleh karbohidrat dalam bentuk gula sederhana (glukosa) dari tumbuhan dan sebaliknya cendawan menyalurkan air dan hara tanah untuk tumbuhan inangnya (Smith,et al., 2010).

Asosiasi antara akar tanaman dengan cendawan ini memberikan manfaat yang sangat baik dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman (Hesti L dan Tata, 2009) sehingga penggunaan spora endomikoriza dapat berfungsi sebagai pupuk hayati bagi tanaman,khususnya tanaman yang hidup pada tanah yang miskin akan phosphor dan Nitrogen (Smith,et al., 2010).

Perbanyakan spora endomikoriza memerlukan tanah sebagai media tumbuh. Beberapa jenis tanah yang dapat digunakan sebagai media tumbuh adalah yang memiliki porositas yang cukup baik terutama untuk perbanyakan spora Glomus dan Gigaspora (Brundrett et. al., 2008), namun beberapa penelitian

mengguakan tanah gambut untuk perbanyakan spora endomikoriza bahkan tanah yang bertekstur lempung atau lengket

(7)

2090 | Kuta, 29-30 Oktober 2015

Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk perbanyakan spora dari tiga genera endomikoriza. Penelitian dilakukan di Rumah kaca Fakultas Pertanian Unud di jalan P. Moyo -Denpasar Bali. Tiga genera spora endomikoriza (Glomus, Gigaspora dan Acaulospora) diinokulasikan pada tiga tipe tanah yang berbeda

untuk perbanyakan spora. Tanah yang digunakan adalah tanah lempung (TL), tanah berpasir (TP) dan campuran dari tanah lempung dan pasir (TM). Masing-masing perlakuan diulang lima kali sehingga terdapat 15 unit percobaan, tiap unit percobaan terdiri 3 tanaman. Jumlah polibag tanaman uji sebanyak 45 polibag

Penempatan perlakuan dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Variabel yang diamati adalah jumlah spora, persentase (%) akar yang terkolonisasi pada umur 90 hari dengan mengambil tiga tanaman pada tiap unit percobaan. Tanaman yang digunakan sebagai inang adalah jagung (Z. mays).

Pemilihan Jagung sebagai inang untuk memperbanyak spora endomikoriza karena jagung merupakan tanaman inang yang sangat kompatibel dengan endomikoriza, memiliki banyak akar serabut dan pertumbuhannya cepat (Proborini, 2014).

Prosedur perbanyakan spora pada tanaman Jagung

Media tanah yang telah diayak dimasukkan kedalam polibag (@4 kg) kemudian disterilkan menggunakan uap panas selama 3,5 jam pada suhu 105 0C. Biji jagung diseleksi, dicuci dan direndam

aquades steril selama 5 jam. Setelah itu disterilkan dengan larutan hipoklorit 10% selama 10 menit, dicuci dengan air mengalir, direndam kembali dengan air steril selama 60 menit, biji Jagung siap untuk ditanam pada perbanyakan spora.

Spora-spora endomikoriza Glomus, Acaulospora, Gigaspora dipipet, disterilkan dengan larutan Hipoklorit 10% selama 10 menit lalu dibilas dengan aquades steril. Spora sebanyak 10 butir dipipet dan dimasukkan sedalam 5-6 cm ke lubang tanam sebelum benih jagung ditanam. Benih jagung ditanam pada polibag (2 biji per polybeg). Penyiraman dilakukan setiap hari menggunakan air tanah sesuai kapasitas lapang.

Hasil dan Pembahasan

Jumlah spora endomikoriza arbuskula Glomus, Gigaspora, dan Acaulospora yang dipropagasi pada perakaran jagung(Zea mays L.6;E3<;=3@B363D3V=63@47D;=GF;@;

.7(#./#+0/#&'$#+",*'(,.'5-"0+*+'++%#*4/4+%"'-.,-%/'-"

(8)

Kuta, 29-30 Oktober 2015 | 2091

D3V= "G?>3:EBAD3B363F3@3?3@;@3@9173?3KEK3@96;BDAB393E;B363F3@3:K3@947D4763

D3V= 7D3F=7D;@93=3D173?3KEK3@96;BDAB393E;B363F3@3:K3@947D4763

#0#.+%+%.7(

TP: Tanah Pasir TM: Tanah Mix ( Campuran ) TL: Tanah Lempung

D3V=?7@G@<G==3@43:I3B363E7?G3<7@;EF3@3:43;=F3@3:B3E;DF3@3:>7?BG@963@F3@3:

campuran semua spora yang dipropagasi mampu menginfeksi tanaman inangnya (Zea mays), namun terlihat bahwa pada tanah berpasir genus Gigaspora memiliki persentase tertinggi dalam menginfeksi inangnya yaitu 45,92 % pada tanah berpasir bahkan sampai 63, 59% pada tanah campuran pasir dan lempung. Namun infeksi Gigaspora menurun pada tanah lempung sebesar (24,88%). Hal yang menarik terjadi pada spora Glomus dan Acaulospora bahwa meskipun kemampuan infeksinya tidak sebesar Gigaspora namun hifa kedua spora tersebut relative konsisten pada ketiga media tanah yang digunakan.

Menurut Baon (1998) spora Gigaspora banyak terdapat pada tanah berpori karena kondisi tanah yang demikian dapat memudahkan spora tersebut berkembang lebih cepat. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Proboriniet al (2013) menunjukkan bahwa spora Gigaspora mempunyai ukuran lebih besar (200 μm ≤)

dibandingkan spora Glomus dan Acaulospora (≤200 μm ), spora Glomus dan Acaulospora cenderung lebih cepat bergerminasi dan lebih adaptif pada jenis tekstur tanah yang berpasir ataupun liat sehingga kedua jenis spora tersebut dapat cepat germinasi dan menghasilkan hifa yang cukup panjang. Dari hasil analisis statistik interaksi antara perlakuan media tanam, jenis inokulum cendawan endomikoriza dan jenis larutan hara tidak nyata (P<0.05 terhadap jumlah spora. Hal ini sejalan dengan apa yang dilaporkan oleh Wood (1987). Lebih lanjut Wood (1987) melaporkan bahwa dengan menggunakan tanab sebagai media tanam,

E743@K3=E3?B3;EBAD3>A?GEEBBB7D9D3?63B3F6;:3E;>=3@ /3>3GBG@47DWG=FG3E;67@93@

(9)

2092 | Kuta, 29-30 Oktober 2015

1.68 kali (umur 3 bulan) sampai 3.40 kali (umur 5 bulan) dibandingkan dengan jumlah spora di dalam media zeolit. Jumlah spora CMA maksimum pada media zeolit lebih hang dicapai pada umur 4 bulan dengan jumlah spora sebanyak 1 957 spora per 50 g. Walaupun ada peningkatan jumlah spora CMA, namun peningkatan jumlah spora hanya sedikit. Pada media tanah yang dicampur pasir jumlah spora maksimum dicapai pada umur 5 bulan dengan jumlah spora sebanyak 6 465 spora per 50 g media. Pada bulan ke enam, jnmlah spora CMA pada media tanah yang dicampur pasir berkurang. Dengan menggunakan tanah gambut sebagai media dan rumput Brachiaria decumbens sebagai tanaman inang, Sieverding (1991) melaporkan bahwa jumlah spora G. manihotis yang diperoleh mencapai 3 260 spora per 100 g tanah setelah 5 bulan dan 7 722 spora setelah 7 bulan. Dengan demikian, produksi spora G. manihotis yang dihasilkan dalam penelitian ini lebih banyak disbanding Pertumbuhan sorgum yang lebih baik pada media tanah yang dicampur pasir dibandingkan dengan pada media tanam zeolit dapat dilihat dari perbandingan bobot akar sorgum. Menurut sieverding (1991) dan Simanungkalit (2003), bobot akar sorgum pada media tanah yang dicampur pasir berkisar antara 1.99 kali sampai 4.13 kali lebih berat dibandingkan dengan bobot akar sorgum pada media tanam zeolit. juga memungkinkan aerasi yang lebih baik. Sama Dengan demikian, suplai bahan organik yang diperlukan dengan cendawan lain pada umumnya, CMA oleh CMA untuk pertumbuhannya termasuk juga untuk memedukan aerasi tanah yang lebih baik untuk memproduksi spora lebih banyak, sehingga memung- pertumbuhannya. Pencampuran tanah dengan pasir kinkan pertumbuhan CMA yang lebih baik dan produksi akan memperbaiki aerasi tanah. spora yang lebih banyak.

V. KESIMPULAN

1. Persentase kolonisasi genus Gigaspora pada tanah pasir dan tanah mix menunjukkan persentase tertinggi dan pada tanah lempung persentase tertinggi ada pada genus Acaulospora.

2. Pada hasil berat akar jagung yang dikeringanginkan infeksi genus Gigaspora menunjukan bobot tertinggi pada tanah mix dan tanah lempung sedangkan pada tanah pasir genus Glomus menunjukkan bobot tertinggi.

3. Pada jumlah spora mikoriza pada perbanyakan tanaman jagung baik di tanah pasir, tanah mix maupun tanah lempung Acaulospora menunjukkan hasil tertinggi.

.

VI. REFERENCE

Brundrett, M., N. Bougher, B. Dell,. T. Grove, & N. Malajczuk. 2008. working with Mycorrhizas in Forestry and Agriculture. ACIAR Monograph 32. Australian Centre for International Agricultural Research, Canberra

Chalimah, S., Muhadiono, L. Aznam, S. Haran, N., Toruan-Mathius. 2007. Propagation of Gigaspora sp and Acaulospora by pot culture in green house.Biodiversitas.7(4):12-19.

Hameeda, B., G. Harini, O.P. Rupela and G. Reddy 2007. Effect of composts or vermi-composts on sorghum growth and mycorrhizal colonization.African Journal of Biotechnology6(1): 9 – 12

Hapsoh, 2008. Pemanfaatan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Budidaya Kedelai di Lahan Kering. Makalah. Pengukuhan Guru Besar. 14 Juni 2008. Kampus USU. Medan. pp 35

Maryeni, R. dan Dini Hervani; 2008. Pengaruh Jamur Mikoriza Arbuskula terhadap pertumbuhan tanaman Selasih (Ocium sanctum. L).Jurnal Akta Agrosia11(1): 7-12

Musfal. 2010. Potensi Cendawan Mikoriza Arbuskula untuk Meningkatkan Hasil Tanaman Jagung. Jurnal Litbang Pertanian,29(4).

Proborini,W.P (2011). Eksplorasi Jenis-Jenis Endomikoriza Indigenus Pada Lahan Kering diBali dan

Pemanfaatannya Pada Pembibitan Mente (Anacardium Ocidentale L.). Laporan Penelitian Hibah

Doktor. (Unpublished data)

(10)

Kuta, 29-30 Oktober 2015 | 2093

Simanungkalit, R. D. M. 2003. Teknologi jamur Mikoriza Arbuskuler: Produksi inokulan dan pen-gawasan mutunya.Program dan Abstrak Seminar dan Pameran: Teknologi Produksi dan Peman-faatan Inokulan Endo-Ektomikoriza untuk Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan. pp 11.

(11)

2092 | Kuta, 29-30 Oktober 2015

1.68 kali (umur 3 bulan) sampai 3.40 kali (umur 5 bulan) dibandingkan dengan jumlah spora di dalam media zeolit. Jumlah spora CMA maksimum pada media zeolit lebih hang dicapai pada umur 4 bulan dengan jumlah spora sebanyak 1 957 spora per 50 g. Walaupun ada peningkatan jumlah spora CMA, namun peningkatan jumlah spora hanya sedikit. Pada media tanah yang dicampur pasir jumlah spora maksimum dicapai pada umur 5 bulan dengan jumlah spora sebanyak 6 465 spora per 50 g media. Pada bulan ke enam, jnmlah spora CMA pada media tanah yang dicampur pasir berkurang. Dengan menggunakan tanah gambut sebagai media dan rumput Brachiaria decumbens sebagai tanaman inang, Sieverding (1991) melaporkan bahwa jumlah spora G. manihotis yang diperoleh mencapai 3 260 spora per 100 g tanah setelah 5 bulan dan 7 722 spora setelah 7 bulan. Dengan demikian, produksi spora G. manihotis yang dihasilkan dalam penelitian ini lebih banyak disbanding Pertumbuhan sorgum yang lebih baik pada media tanah yang dicampur pasir dibandingkan dengan pada media tanam zeolit dapat dilihat dari perbandingan bobot akar sorgum. Menurut sieverding (1991) dan Simanungkalit (2003), bobot akar sorgum pada media tanah yang dicampur pasir berkisar antara 1.99 kali sampai 4.13 kali lebih berat dibandingkan dengan bobot akar sorgum pada media tanam zeolit. juga memungkinkan aerasi yang lebih baik. Sama Dengan demikian, suplai bahan organik yang diperlukan dengan cendawan lain pada umumnya, CMA oleh CMA untuk pertumbuhannya termasuk juga untuk memedukan aerasi tanah yang lebih baik untuk memproduksi spora lebih banyak, sehingga memung- pertumbuhannya. Pencampuran tanah dengan pasir kinkan pertumbuhan CMA yang lebih baik dan produksi akan memperbaiki aerasi tanah. spora yang lebih banyak.

V. KESIMPULAN

1. Persentase kolonisasi genus Gigaspora pada tanah pasir dan tanah mix menunjukkan persentase tertinggi dan pada tanah lempung persentase tertinggi ada pada genus Acaulospora.

2. Pada hasil berat akar jagung yang dikeringanginkan infeksi genus Gigaspora menunjukan bobot tertinggi pada tanah mix dan tanah lempung sedangkan pada tanah pasir genus Glomus menunjukkan bobot tertinggi.

3. Pada jumlah spora mikoriza pada perbanyakan tanaman jagung baik di tanah pasir, tanah mix maupun tanah lempung Acaulospora menunjukkan hasil tertinggi.

.

VI. REFERENCE

Brundrett, M., N. Bougher, B. Dell,. T. Grove, & N. Malajczuk. 2008. working with Mycorrhizas in Forestry and Agriculture. ACIAR Monograph 32. Australian Centre for International Agricultural Research, Canberra

Chalimah, S., Muhadiono, L. Aznam, S. Haran, N., Toruan-Mathius. 2007. Propagation of Gigaspora sp and Acaulospora by pot culture in green house.Biodiversitas.7(4):12-19.

Hameeda, B., G. Harini, O.P. Rupela and G. Reddy 2007. Effect of composts or vermi-composts on sorghum growth and mycorrhizal colonization.African Journal of Biotechnology6(1): 9 – 12

Hapsoh, 2008. Pemanfaatan Fungi Mikoriza Arbuskula pada Budidaya Kedelai di Lahan Kering. Makalah. Pengukuhan Guru Besar. 14 Juni 2008. Kampus USU. Medan. pp 35

Maryeni, R. dan Dini Hervani; 2008. Pengaruh Jamur Mikoriza Arbuskula terhadap pertumbuhan tanaman Selasih (Ocium sanctum. L).Jurnal Akta Agrosia11(1): 7-12

Musfal. 2010. Potensi Cendawan Mikoriza Arbuskula untuk Meningkatkan Hasil Tanaman Jagung. Jurnal Litbang Pertanian,29(4).

Proborini,W.P (2011). Eksplorasi Jenis-Jenis Endomikoriza Indigenus Pada Lahan Kering diBali dan

Pemanfaatannya Pada Pembibitan Mente (Anacardium Ocidentale L.). Laporan Penelitian Hibah

Doktor. (Unpublished data)

(12)

Kuta, 29-30 Oktober 2015 | 2091

D3V= "G?>3:EBAD3B363F3@3?3@;@3@9173?3KEK3@96;BDAB393E;B363F3@3:K3@947D4763

D3V= 7D3F=7D;@93=3D173?3KEK3@96;BDAB393E;B363F3@3:K3@947D4763

#0#.+%+%.7(

TP: Tanah Pasir TM: Tanah Mix ( Campuran ) TL: Tanah Lempung

D3V=?7@G@<G==3@43:I3B363E7?G3<7@;EF3@3:43;=F3@3:B3E;DF3@3:>7?BG@963@F3@3:

campuran semua spora yang dipropagasi mampu menginfeksi tanaman inangnya (Zea mays), namun terlihat bahwa pada tanah berpasir genus Gigaspora memiliki persentase tertinggi dalam menginfeksi inangnya yaitu 45,92 % pada tanah berpasir bahkan sampai 63, 59% pada tanah campuran pasir dan lempung. Namun infeksi Gigaspora menurun pada tanah lempung sebesar (24,88%). Hal yang menarik terjadi pada spora Glomus dan Acaulospora bahwa meskipun kemampuan infeksinya tidak sebesar Gigaspora namun hifa kedua spora tersebut relative konsisten pada ketiga media tanah yang digunakan.

Menurut Baon (1998) spora Gigaspora banyak terdapat pada tanah berpori karena kondisi tanah yang demikian dapat memudahkan spora tersebut berkembang lebih cepat. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Proboriniet al (2013) menunjukkan bahwa spora Gigaspora mempunyai ukuran lebih besar (200 μm ≤)

dibandingkan spora Glomus dan Acaulospora (≤200 μm ), spora Glomus dan Acaulospora cenderung lebih cepat bergerminasi dan lebih adaptif pada jenis tekstur tanah yang berpasir ataupun liat sehingga kedua jenis spora tersebut dapat cepat germinasi dan menghasilkan hifa yang cukup panjang. Dari hasil analisis statistik interaksi antara perlakuan media tanam, jenis inokulum cendawan endomikoriza dan jenis larutan hara tidak nyata (P<0.05 terhadap jumlah spora. Hal ini sejalan dengan apa yang dilaporkan oleh Wood (1987). Lebih lanjut Wood (1987) melaporkan bahwa dengan menggunakan tanab sebagai media tanam,

E743@K3=E3?B3;EBAD3>A?GEEBBB7D9D3?63B3F6;:3E;>=3@ /3>3GBG@47DWG=FG3E;67@93@

(13)

2090 | Kuta, 29-30 Oktober 2015

Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk perbanyakan spora dari tiga genera endomikoriza. Penelitian dilakukan di Rumah kaca Fakultas Pertanian Unud di jalan P. Moyo -Denpasar Bali. Tiga genera spora endomikoriza (Glomus, Gigaspora dan Acaulospora) diinokulasikan pada tiga tipe tanah yang berbeda

untuk perbanyakan spora. Tanah yang digunakan adalah tanah lempung (TL), tanah berpasir (TP) dan campuran dari tanah lempung dan pasir (TM). Masing-masing perlakuan diulang lima kali sehingga terdapat 15 unit percobaan, tiap unit percobaan terdiri 3 tanaman. Jumlah polibag tanaman uji sebanyak 45 polibag

Penempatan perlakuan dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Variabel yang diamati adalah jumlah spora, persentase (%) akar yang terkolonisasi pada umur 90 hari dengan mengambil tiga tanaman pada tiap unit percobaan. Tanaman yang digunakan sebagai inang adalah jagung (Z. mays).

Pemilihan Jagung sebagai inang untuk memperbanyak spora endomikoriza karena jagung merupakan tanaman inang yang sangat kompatibel dengan endomikoriza, memiliki banyak akar serabut dan pertumbuhannya cepat (Proborini, 2014).

Prosedur perbanyakan spora pada tanaman Jagung

Media tanah yang telah diayak dimasukkan kedalam polibag (@4 kg) kemudian disterilkan menggunakan uap panas selama 3,5 jam pada suhu 105 0C. Biji jagung diseleksi, dicuci dan direndam

aquades steril selama 5 jam. Setelah itu disterilkan dengan larutan hipoklorit 10% selama 10 menit, dicuci dengan air mengalir, direndam kembali dengan air steril selama 60 menit, biji Jagung siap untuk ditanam pada perbanyakan spora.

Spora-spora endomikoriza Glomus, Acaulospora, Gigaspora dipipet, disterilkan dengan larutan Hipoklorit 10% selama 10 menit lalu dibilas dengan aquades steril. Spora sebanyak 10 butir dipipet dan dimasukkan sedalam 5-6 cm ke lubang tanam sebelum benih jagung ditanam. Benih jagung ditanam pada polibag (2 biji per polybeg). Penyiraman dilakukan setiap hari menggunakan air tanah sesuai kapasitas lapang.

Hasil dan Pembahasan

Jumlah spora endomikoriza arbuskula Glomus, Gigaspora, dan Acaulospora yang dipropagasi pada perakaran jagung(Zea mays L.6;E3<;=3@B363D3V=63@47D;=GF;@;

.7(#./#+0/#&'$#+",*'(,.'5-"0+*+'++%#*4/4+%"'-.,-%/'-"

Referensi

Dokumen terkait

Praktik yang Baik dalam Pembelajaran di SMP/MTs: Bahan Rujukan bagi LPTK (Tegaskan oleh fasilitator bahwa yang dipelajari pada sesi ini adalah pertanyaan tingkat

Hasil dari penelitian ini, adalah telah dikembangkannya prototipe dari suatu aplikasi bernama STAYCATION yang dapat digunakan oleh dua user, yaitu pemesan telah dapat

Dari hasil analisis juga terlihat bahwa secara parsial variabel kinerja aparatur, sarana dan prasarana dan variabel pengawasan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

Terus menurut anda aktivitas apa saja yang ada di dalam SEA yang dapat meningkatkan kemampuan berbahasa inggris anda.. (R) (P3.6) Emm, mungkin ada movie discussion,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) jumlah siswa bergaya kognitif FD lebih banyak daripada jumlah siswa bergaya kognitif FI, (2) subjek FD lemah (FDL) mampu menguasai kemampuan

Model penilaian holistik terutama model penilaian holistik berfokus berdasarkan pendekatan komunikatif sangat berpengaruh terhadap pembelajaran jenis-jenis karangan

Bertitik tolak pada fakta-fakta dan teori-teori di atas, dengan memiliki subjek, objek penelitian dan metode yang relevan dengan permasalahan implementasi transaksi non

Evaluasi yang digunakan dalam satu semester yaitu menggunakan evaluasi formatif (tes yang dialukan ketika akhir pelajaran/proses belajar mengajar) dengan tujuan guru