PENDAMPINGAN KELUARGA KKN PPM UNUD PERIODE XIII TAHUN 2016
DESA/KELURAHAN : BERANGBANG KECAMATAN : NEGARA KABUPATEN/KOTA : JEMBRANA
NAMA MAHASISWA : NI KADEK TRISNA FEDRIANTI
NIM : 1320025018
FAKULTAS/PS : KEDOKTERAN/KESEHATAN MASYARAKAT
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Kegiatan Keluarga
Dampingan di Desa Berangbang. Program ini merupakan salah satu program dari program
Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM).
Dalam pelaksanaan kegiatan ini, penulis mendapat banyak petunjuk, bimbingan,
saran, dan motivasi dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal tersebut pada kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
Bapak Sang Gede Purnama, S.KM., M.Sc selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan dalam
pelaksanaan program ini.
Bapak I Gusti Putu Supradnya, SE selaku Kepala Desa Berangbang atas bimbingannya selama program KKN-PPM berlangsung.
Bapak I Nengah Mayun sebagai Kelian Dinas Banjar Berangbang atas informasi dan data yang telah diberikan kepada penulis.
I Made Swi Jaya Laba sebagai Kepala Keluarga Dampingan yang telah memberi informasi mengenai keluarganya.
Teman-teman kelompok KKN-PPM Periode XIII Desa Berangbang atas dukungan dan kerjasamanya
Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah memberikan bantuan dalam penulisan laporan ini.
Karena terbatasnya pengetahuan yang penulis miliki, maka penulis mengharapkan
kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan penulisan laporan ini. Atas segala
perhatian dan bantuannya, penulis sampaikan terima kasih.
Berangbang, 27 Agustus 2016
BAB I
GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
Program Keluarga Dampingan merupakan salah satu program wajib bersifat non–
tema yang diadakan pada Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat
(KKN PPM) Universitas Udayana. Pada program ini, mahasiswa bertugas mendampingi
salah satu keluarga yang termasuk dalam kategori keluarga kurang mampu yang bertempat
tinggal di desa tersebut. Pada KKN PPM periode XIII ini, penulis berkesempatan untuk
mendampingi salah satu keluarga yakni keluarga I Made Swi Jaya Laba yang bertempat
tinggal di Banjar Tangimeyeh, Desa Berangbang, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana.
Lokasi tempat tinggal bapak Made Swi Jaya Laba ditempuh selama 7 menit dari posko KKN.
1.1 Profil Keluarga Dampingan
Berikut merupakan profil singkat tentang keluarga I Made Swi Jaya Laba beserta
anggota keluarganya:
No Nama Status Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan
1
Keluarga bapak Made Swi Jaya Laba menempati rumah berkepemilikan sendiri
dengan jumlah dua kamar yaitu satu kamar untuk bapak Made dan satu kamar untuk nenek
Ketut Rati, sedangkan anaknya yaitu Komang Suryawati tinggal sementara dengan menyewa
kos di Denpasar, selain kamar terdapat dua dapur yang terpisah masing – masing untuk bapak
Made dan nenek Ketut Rati, serta satu kamar mandi non permanen yang terletak di samping
dapur bapak Made Swi Jaya Laba. Bapak Made mempunyai tanah sebesar 40 are, diisi
dengan bangunan rumah dan kebun. Tanaman – tanaman di kebun bapak Made yang
biasanya menambah pendapatan bapak Made adalah pohon kelapa dan kakau. Pekerjaan
bapak Made Swi Jaya Laba adalah buruh harian lepas, beliau bekerja jikalau terdapat pesanan
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan 1.2.1 Pendapatan Keluarga
Pendapatan utama yang dihasilkan dari keluarga ini berasal dari pendapatan yang
didapatkan oleh bapak Made dengan menjadi buruh harian atau borongan lepas. Jika bekerja
harian, beliau biasanya mendapatkan pendapatan sebesar 100.000 rupiah per hari, namun
tidak menetap selama satu bulan pasti mendapatkan pesanan proyek bangunan. Sedangkan
pendapatan lain didapatkan dari hasil perkebunan, yaitu kelapa yang menghasilkan
200.000-300.000 rupiah setiap tiga bulan, kakau menghasilkan 60 ribu sekali panen. Selain
pendapatan dari bapak Made, pendapatan juga didapatkan dari anak bapak Made dengan
menjadi pegawai toko. Pendapatan itu digunakan untuk membiayai kehidupan anak bapak
Made sendiri sehingga bapak Made tidak perlu membiayai kehidupan anaknya tersebut.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga 1.2.2.1 Kebutuhan Sehari – hari
Keluarga bapak Made Swi Jaya Laba menganggarkan pengeluaran untuk keperluan
konsumsi sehari-harinya sebesar 30.000 rupiah. Biaya rokok setiap harinya sebesar 15.000
rupiah per harinya. Mengenai biaya listrik, beliau rata-rata membayar 100.000 rupiah per
bulan. Air untuk kebutuhan sehari –hari diperoleh dari perpipaan mata air tak terlindungi
dengan iuran sebesar 10.000 rupiah setiap bulannya.
1.2.2.2Kesehatan
Keluarga Made Swi Jaya Laba tidak mengganggarkan secara khusus untuk biaya
kesehatan. Keluarga bapak Made telah memiliki asuransi kesehatan berupa BPJS Kesehatan.
BPJS Kesehatan dipakai untuk membiayai pengobatan anggota keluarga, namun nenek Ketut
Rati khusus mengeluarkan biaya pengobatan sebesar 30.000 rupiah dalam sekali pengobatan
di praktek pengobatan.
1.2.2.3Sosial
Keluarga bapak Swi Jaya Laba mengeluarkan biaya sosial antara lain iuran untuk
pembangunan banjar sebesar 100.000 rupiah. Iuran untuk upacara agama sebesar 650.000
BAB II
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
Identifikasi masalah dimulai pada kunjungan kedua ke rumah bapak Made yakni pada
tanggal 01 Agustus 2016. Hal itu dikarenakan pada kunjungan pertama, diadakan survey ke
rumah KK dampingan serta pemberitahuan KK dampingan sekaligus perkenalan dengan
bapak Made Swi Jaya Laba beserta anggota keluarga yang lainnya. Identifikasi permasalahan
dilakukan dengan cara wawancara dengan keluarga bapak Made Swi Jaya Laba secara
intensif sekaligus mengakrabkan diri serta dengan observasi ke lingkungan tempat tinggal
bapak Made Swi Jaya Laba. Identifikasi masalah dilakukan dengan tujuan mendapatkan
pemecahan masalah dan mengaplikasikannya ke keluarga bapak Made Swi Jaya Laba agar
masalah yang dihadapi dapat terpecahkan dan beban keluarga terasa lebih ringan.
2.1 Identifikasi Masalah 2.1.1 Ekonomi Keluarga
Gambaran umum dari keluarga bapak Made Swi Jaya Laba tergolong dalam keluarga
yang kekurangan di lingkungan Banjar Tangimeyeh dengan pemasukan yang relatif kecil
yang hanya cukup untuk membiayai konsumsi sehari – hari, sehingga terbatas dalam
memenuhi kebutuhan lainnya seperti sandang, papan, maupun hiburan. Selain pengeluaran
sehari – hari beliau memiliki beban cicilan sepeda motor yang belum lunas. Sumber mata
pencaharian dari keluarga bapak Made Swi Jaya Laba adalah buruh harian/borongan lepas
dengan rata – rata pendapatan 100.000 per hari, namun dalam 1 bulan bapak Made tidak pasti
mendapatkan pesanan proyek, sehingga pendapatan yang didapatkan tidak bisa dihitung pasti
dalam 1 bulan. Selain pendapatan dari buruh, pendapatan keluarga bapak Made juga
didapatkan dari hasil kebun yaitu kelapa yang menghasilkan 200.000-300.000 rupiah setiap
tiga bulan, kakau menghasilkan 60 ribu sekali panen.
2.1.2 Pertanian
Hasil panen yang menambah pendapatan bapak Made didapatkan dari tanaman kelapa
dan kakau, durian, dan rambutan. Hasil panen yang didapatkan dari pertanian/perkebunan
bapak Made tidak sebanding dengan luas kebun dikarenakan terdapat penyakit – penyakit
tanaman yang menyerang perkebunan bapak Made khususnya pada kakau dan pisang. Selain
penyakit, struktur tanah di kebun bapak Made tidak cocok ditanami tanaman dataran tinggi
seperti kelapa, pisang, kakau, dan durian dimaksimalkan maka hasil yang didapatkan dari
perkebunan akan lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari bapak Made.
2.1.3 Kesehatan Lingkungan
Kondisi lingkungan tempat tinggal bapak Made Swi Jaya Laba dapat dikatakan
kurang dari cukup, hal ini dikarenakan bangunan rumah yang dimiliki bapak Made adalah
bangunan rumah semi permanen dengan dinding berupa anyaman bambu yang rentan hancur
jika terjadi bencana alam, dan rentan masuknya faktor penyebab penyakit seperti vektor –
vektor, dan keadaan cuaca yang buruk. Selain itu bapak Made tidak mempunyai jamban
sendiri untuk buang air besar, sehingga keluarga bapak Made melakukan kegiatan buang air
besar di sungai terdekat. Buang air besar yang sembarangan dapat memicu pesatnya angka
penularan penyakit yang ditularkan lewat vektor, makanan, atau tangan yang disebabkan
adanya tinja yang mengandung mikroorganisme penyebab penyakit yang dibuang
sembarangan. Selain kedua faktor diatas, faktor lainnya yaitu adanya hewan – hewan
peliharaan yang berkeliaran yaitu ayam dan anjing yang juga dapat menghantarkan penyakit
infeksi.
2.2 Prioritas Masalah
Berdasarkan penjabaran masalah diatas, dapat dilihat bahwa ekonomi keluarga dari
bapak Made masih kurang cukup dalam memenuhi kebutuhan diluar kebutuhan pangan
sehari – hari. Masalah yang diprioritaskan dan perlu mendapatkan perhatian adalah masalah
BAB III
USULAN PEMECAHAN MASALAH
3.1 Program
Berdasarkan beberapa masalah diatas, pendamping mengambil semua masalah yang
harus dicarikan pemecahannya sehingga dapat membantu dan meningkatkan tingkat
kehidupan keluarga yang di dampingi. Melihat permasalahan yang diuraikan di atas, maka
solusi yang akan dicari yakni yang menjadi prioritas yakni masalah pertanian dan kesehatan
lingkungan.
3.1.1 Pembinaan terkait Pertanian
Program ini menjadi salah satu program utama yang perlu diterapkan kepada keluarga
Made Swi Jaya Laba, supaya keluarga ini mampu dalam menghadapi masalah-masalah
terkait pertanian. Antara lain penyakit pada tanaman, budidaya tanaman pertanian,
pemanfaatan tanaman yang mempunyai daya beli, dll. Dalam pembinaan ini dilakukan
identifikasi masalah pertanian dari kebun bapak Made, penjelasan terkait penyakit – penyakit
pada tanaman yang diserang, cara pengobatan, dan penanggulangan penularan penyakit.
Selain itu juga diberikan saran terkait pembudidayaan tanaman yang berdaya beli sehingga
menambah pendapatan keluarga bapak Made dan meningkatkan persepsi keluarga dalam
meningkatkan pemanfaatan tanaman perkebunan. Diharapkan dengan adanya pembinaan ini,
pengetahuan, sikap, dan perilaku keluarga bapak Made terkait pertanian semakin meningkat
dan pada akhirnya akan meningkatkan taraf hidup keluarga bapak Made Swi Jaya Laba.
3.1.2 Pembinaan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
Pembinaan PHBS yang diberikan mengenai jamban sehat dan perilaku buang air besar
sembarangan. Penulis disini memberikan bagaimana dampak jika perilaku buang air besar
sembarangan masih dilakukan, dan merekomendasikan menggunakan jamban sehat untuk
menanggulangi perilaku buang air besar sembarangan. Dalam pembinaan ini diberikan
motivasi untuk membuat jamban sehat dan menghilangkan perilaku buang air besar
3.2 Jadwal Kegiatan
Kegiatan KK dampingan dilakukan dalam bentuk kunjungan ke keluarga bapak Swi
Jaya Laba. Kunjungan yang telah terlaksana sebanyak 20 kali dalam 5 minggu. Adapun
rincian dari monitoring kegiatan tercantum dalam table di bawah ini :
No. Tanggal Waktu Pelaksanaan JKEM
1 28 Juli 2016 16.30-18.30 Mengunjungi Kelian Dinas Banjar Tangimeyeh
2 29 Juli 2016 16.00-19.00 Berbincang tentang pekerjaan keluarga, kebiasaan keluarga dalam menjalan kan kehidupan sehari-hari.
1x3jam = 3 jam
3 01 Agustus 2016 15.30-18.30 Melakukan pendekatan untuk mendapatkan
5 08 Agustus 2016 17.30-19.30 Melakukan pendekatan untuk mengidentifikasi masalah keluarga bapak Swi Jaya Laba
1x2 jam = 2 jam
7 10 Agustus 2016 17.00-20.00 Menemani nenek Ketut Rati membuat sarana persembahyangan
1x3jam = 3 jam
8 11 Agustus 2016 15.00-19.00 Membantu nenek Ketut Rati membersihkan kebun
1x4jam = 4 jam
9 12 Agustus 2016 15.00-19.00 Mengajar cucu nenek Ketut Rati/keponakan bapak Made yang masih duduk di bangku SD kelas 6
1x4jam = 4 jam
10 14 Agustus 2016 16.30-19.30 Berkeliling kebun bapak Made sambil melihat – melihat tanaman di perkebunan bapak Made
1x3jam = 3 jam
11 15 Agustus 2016 14.00-18.00 Berkeliling kebun sembari membantu panen kakau, dan sekaligus melihat penyakit – penyakit pada tanaman perkebunan
1x4 jam = 4 jam
12 16 Agustus 2016 14.00-18.00 Berdiskusi mengenai penyakit – penyakit
13 17 Agustus 2016 13.30–16.30 Memberikaan pembinaan terkait masalah – masalah pertanian di kebun bapak Made dan budidaya tanaman pertanian
1x3 jam = 3 jam
14 18 Agustus 2016 15.00-19.00 Melakukan evaluasi pengetahuan keluarga
16 20 Agustus 2016 14.00-19.00 Membicarakan keadaan
17 21 Agustus 2016 16.00-19.00 Berdiskusi dengan keluarga bapak Made
21 25 Agustus 2015 14.00-18.00 Memberikan kenang-kenangan berupa sembako dan mengucapkan
1x4jam = 4 jam
BAB IV
PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA
4.1 Jenis Kegiatan 4.1.1 Waktu
Pelaksanaan kegiatan KK Dampingan di keluarga I Made Swi Jaya Laba dilakukan
sebanyak 21 kali dalam 5 minggu, dimulai pada tanggal 28 Juli 2016 hingga 26 Agustus 2016
dengan total waktu 90 jam.
4.1.2 Lokasi
Lokasi dari kegiatan KK Dampingan berada di rumah bapak Made Swi Jaya Laba di
banjar Tangimeyeh yang memiliki waktu tempuh 7 menit dari posko KKN.
4.1.3 Dampak dan Hasil
Dampak atau tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan pembinaan pertanian adalah
peningkatan pengetahuan keluarga bapak Made Swi Jaya Laba terkait masalah – masalah
pertanian dan cara budidaya sehingga dapat meningkatkan hasil pertanian dari kebun bapak
Made dan menambah pendapatan untuk keperluan hidup keluarga Made Swi Jaya Laba.
Dengan hasil pertanian yang meningkat dan berkesinambungan maka beban ekonomi dari
keluarga bapak Made diharapkan berkurang. Sedangkan tujuan dan dampak yang ingin
dicapai dari pembinaan PHBS adalah peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku keluarga
bapak Made terkait buang air besar sembarangan dan menimbulkan keinginan keluarga
dalam membuat jamban sehat untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga sehingga
terhindar dari penyakit infeksi.
4.1.4 Kendala
Dalam pelaksanaan program KK Dampingan di rumah bapak Made Swi Jaya Laba
terdapat beberapa hambatan yang ditemui. Diantaranya bapak Made yang susah ditemui
dikarenakan kesibukannya menjadi buruh harian, dan keperluan lain di luar urusan rumah.
Sehingga jika ingin mengadakan pertemuan harus melakukan perjanjian terlebih dahulu.
Namun keterbukaan serta keramah tamahan dari keluarga bapak Made Swi Jaya Laba sangat
membuat program berjalan dengan lancar dan komunikatif, sehingga antara tujuan dan hasil
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
Berikut simpulan yang didapatkan setelah melakukan pendampingan kepada keluarga
bapak Made Swi Jaya Laba yakni:
1.
Terdapat permasalahan yang ditemukan pada saat identifikasi masalah yakni,permasalahan terkait pertanian, dan kesehatan lingkungan.
2.
Permasalahan terkait pertanian yaitu adanya penyakit yang menyerang perkebunanbapak Made dan kurangnya budidaya tanaman. Pemecahan masalah yang diberikan
adalah pembinaan terkait pertanian dengan tujuan meningkatkan pengetahuan
keluarga terkait pertanian sehingga dapat mengelola pertaniannya secara maksimal.
3.
Permasalahan terkait kesehatan lingkungan antara lain perilaku keluarga yang buangair besar sembarangan, rumah semi permanen, dan hewan peliharaan yang
berkeliaran. Pemecahan masalah yang diberikan adalah pembinaan PHBS dengan
fokus perilaku buang air sembarangan dan memberikan rekomendasi pembuatan
jamban sehat.
5.2 Rekomendasi
Rekomendasi yang dapat diberikan dari mahasiswa berdasarkan kendala yang
ditemukan saat melakukan program keluarga dampingan adalah melakukan pembinaan yang
intensif dalam meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku keluarga dalam mengelola
LAMPIRAN