• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK LATIHAN MNEMONIC UNTUK MENINGKATKAN DAYA INGAT SISWA SMA :Studi Experiment Terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2011-212.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK LATIHAN MNEMONIC UNTUK MENINGKATKAN DAYA INGAT SISWA SMA :Studi Experiment Terhadap Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2011-212."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN... i

ABSTRAK... ii

KATA PENGANTAR... iii

UCAPAN TERIMAKSIH... v

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelititan... 1

B. Identitfikasi Masalah dan Perumusan Masalah... 7

C. Tujuan Penelititan... 9

D. Manfaat Penelitian... 10

BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Bimbingan Kelompok... 12

B. Konsep Latihan Mnemonic... 25

C. Konsep Daya Ingat... 39

D. Peningkatan Daya Ingat melalui Latihan Mnemonic ... 58

BAB IIII METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian... 90

B. Prosedur Pelaksanaan Penelitian... 91

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 95

D. Metode Penelitan... 95

(2)

F. Pengembangan Instrumen... 101

G. Memeriksa Ketepatan Skala... 104

H. Pelaksanaan dan Pengolahan Data... 104

I. Tempat dan Waktu Penelitian... 105

J. Prosedur analisis Data... 106

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian... 111

B. Pembahasan Hasil Penelitian... 121

C. Keterbatasan Peneliti... 129

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 130

B. Saran... 131 DAFTAR PUSTAKA

(3)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Informasi dan pengetahuan adalah jalan menuju titik kemajuan suatu bangsa. Informasi

dan pengetahuan memiliki peran yang sama, yaitu mencerdaskan peradaban. Dewasa ini telah

terjadi gelombang informasi secara masif dan intensif, dalam hitungan detik manusia dijejali

beraneka ragam infomasi dalam kapasitas yang banyak. Samudra informasi tersebut menjadi

gudang pengetahuan yang tiada habi-habisnya. Belum selesai manusia mencerna informasi,

sudah muncul lagi informasi baru yang belipat-lipat. Ledakan informasi tersebut akan

bermanfaat manakala manusia mampu mengolah dan menatanya menjadi suatu informasi yang

berguna. Siswa sebagai insan akademik santapan utmanya adalah aneka informasi. Oleh karena

itu, siswa selalu dituntut untuk mencari cara, metode, dan strategi yang tepat dalam mengolah

dan memahami suatu informasi.

Kesuksesan belajar tidak hanya membutuhkan ketersediaan informasi yang memadai,

cepat, dan kurat. Namun, bagaimana menguasai dan memahami informasi menjadi pengetahuan

yang berguna. Artinya seberapa banyak informasi yang dapat diserap dan dicerna dengan tepat.

Dengan demikian, kemampuan memahami dan memanfaatkan informasi menjadi kunci

keberhasilan dalam pengembangkan diri siswa. Melalui proses pembelajaran, siswa dapat

memahami dan menghayati bagaimana pengetahuan dapat diperoleh dari setiap fenomena yang

terjadi. Fokus utamanya adalah proses pembelajaran yang tepat. Sehingga diharapkan lahir

generasi yang memiliki kepercayaan untuk menjadi masyarakat pembelajar yang efektif. Untuk

itu diperlukan pemahaman yang jelas tentang “apa” yang perlu diketahui, “bagaimana” cara

(4)

2

yang jelas dan pengetahuan yang fleksibel, adaptable, value added. (Sujarwo:

http://pakguruonline.pendidikan.net)

Perbaikan kemampuan dan kecakapan seperti diatas perlu dilakukan secara terus-menerus

dalam berbagai aspek kehidupan siswa melalui proses belajar. Belajar adalah suatu keterampilan

yang tidak pernah lekang oleh ruang dan waktu. Proses belajar menjadi proses sepanjang hayat

(lifelong learning) dan menyangkut seluruh aspek kehidupan atau sejagat hayat (lifewide learning).

Kartadinata (Supriatna, 2001:3) menegaskan bahwa belajar sepanjang hayat dan sejagat hayat akan

menjadi determinan eksistensi dan ketahanan hidup manusia. Belajar sepanjang hayat dan sejagat

hayat adalah proses dan akitivitas yang terjadi dalam kehidupan manusia sehari-hari, karena dia

selalu dihadapkan pada lingkungan yang selalu berubah yang menuntut untuk selalu menyesuaikan,

memperbaiki, mengubah, dan meningkatkan mutu prilaku untuk dapat memfungsikan diri secara

efektif di dalam lingkungan. Dengan demikian, belajar tidak hanya menjadi kebutuhan setiap

orang, melainkan telah menjadi suatu keterampilan (skill) yang paling dibutuhkan.

Dari perspektif bimbingan dan konseling Kartadinata (Supritna, 2011:4) menjelaskan

bahwa kunci dasar untuk mewujudkan tujuan ini adalah perpestif baru tentang bimbingan dan

konseling yang berorientasi pada kemudahan individu dalam (1) mengakses informasi bermutu

tentang kesempatan belajar (2) memberikan bantuan pribadi untuk mengintegrasikan hidup,

belajar dan bekerja. Terkait dengan kemampuan belajar Rusmana (2009:109) mengemukakan

bahwa kemampuan belajar untuk belajar (learning to learn) dalam konteks bimbingan dan

konseling komprehensif merupakan manifestasi dari domain atau ranah akademik.

Domain akademik menurut Yusuf (2009:51) adalah proses bantuan untuk memfasilitasi

siswa dalam mengembangkan pemahaman dan keterampilan dalam belajar. Yang mencakup (1)

(5)

3

mengembangkan motif berprestasi (4) menemukan cara belajar yang efektif. Dengan tujuan (1)

memiliki motif yang tinggi dalam belajar sepanjang hayat (2) memiliki sikap dan kemampuan

belajar yang efetif (3) memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.

Ditempat lain Wingkel & Hastuti (2007:117) mengemukakan bahwa domain akademik

merupakan bantuan untuk menemukan strategi belajar yang tepat, diantaranya; (1) mengatasi

beraneka kesulitan belajar (2) kurang siap menghadapi ujian (3) kurang dapat berkonsentrasi (4)

daya ingat yang rendah (5) dan lain sebagainya.

Dalam model bimbingan dan konseling perkembangan atau komprehensif dirumuskan

Standar Nasional Kompetensi Siswa Amerika, menyangkut aspek perkembangan akademik, karir

dan sosial/pribadi. Adapun ranah kompetensi siswa yang menjadi fokus penelitian ini adalah pada

ranah akademik. Ranah akademik adalah bagaimana siswa mampu menemukan cara-cara belajar

yang efektif (learn how to learn) suatu keterampilan yang tidak hanya membantu proses

pembelajaran di sekolah melainkan sebagai bekal pasca sekolah - di universitas kehidupan yang lebih

luas, karena proses belajar tidak hanya terbatas pada masa sekolah melainkan seumur hidupnya

(lifelong education). Adapuan tiga standar ranah akademik yang dikembangkan ASCA adalah

sebagai berikut :

1. Para siswa dapat memperoleh sikap, pengetahuan dan keterampilan yang memberikan

sumbangan bagi efektifitas belajar di sekolah hingga melintasi sepanjang rentang

kehidupannya (Katerampilan Untuk Belajar).

2. Para siswa dapat merampungkan jenjang sekolah dengan persiapan akademik yang

esensial dalam penentuan pilihan di antara opsi-opsi substansial

(6)

4

3. Para siswa dapat memahami hubungan antara bidang akademik dengan dunia kerja

dan antara kehidupan dalam rumah dengan di tengah masyarakat (Sukses Akademik

menuju Sukses Hidup). (Erford, 2004:227)

Mengingat pengtingnya kemampuan belajar pada abad iformasi bahkan abad kecerdasan

ini, maka belajar telah menjadi kepentingan setiap orang. Belajar bagaimana cara belajar (learn

how to learn) menjadi suatu keterampilan (skill) yang paling dibutuhkan. Kemampuan belajar

baik secara individual maupun kolektif, dewasa ini telah menjadi sesuatu yang bersifat strategis

dan kritis dibandingkan sebelumnya. Drucker (Bahaudin, 2003:3) menjelaskan bahwa persaingan

yang terjadi abad ini adalah (knowledge to knowledge competition). Artinya individu, organisasi

yang unggul dalam knowledge, akan lebih unggul dalam persaingan. Keunggulan dalam

knowledge berarti bahwa sumber daya manusia memilki knowledge yang kompetitif dibanding

dengan yang lainnya. Teknologi bukan lagi sumber utama dalam menentukan daya saing.

Teknologi tanpa diikuti kemampuan knowledge yang tepat tidak akan berarti banyak.

Terkait dengan kemampuan belajar siswa, bahwa hasil belajar menjadi tidak bermakna

jika siswa tidak mampu mengingat kembali apa yang telah dipelajari. Artinya, daya ingat yang

tinggi menjadi komponen sentral dalam meningkatkan keterampilan belajar. Semakin tinggi daya

ingat yang dimiliki, semakin mudah mempelajari segala sesuatu. Ingatan merupakan sebuah

proses yang didasarkan pada hubungan dan asosiasi, semakin sedikit item yang ada dalam

“gudang ingatan” semakin sedikit kemungkinan item-item yang baru untuk didaftarkan dan

dihubungkan (Buzan, 2004:72). Dengan demikian, semakin banyak pengalaman yang diterima

otak, semakin banyak sel yang mengirimkan cabang-cabangnya dari akson dan dendrit untuk

(7)

5

Gamond & Bragdon mengemukakan bahwa (2005:76) ingatan adalah mitra dalam

mengembangkan semua keterampilan mental. Kunci untuk belajar adalah kemampuan otak

untuk mengubah pengalaman yang ada menjadi sandi dan menyimpannya, agar dapat dipanggil

kembali saat dibutuhkan. Kemampuan daya ingat akan banyak membantu dalam menyelesaikan

setiap pekerjaan dengan baik dan cepat. Joice et. al (2009:223) menegaskan bahwa kemampuan

mengingat merupakan hal yang mendasar dalam efektivitas intelektual. Daya ingat yang tinggi

tidak muncul dengan sendirinya, dibutuhkan persiapan dan latihan yang terarah dan terencana.

daya ingat yang tinggi bisa ditingkatkan melalui proses belajar dan latihan.

Uraian di atas menggambarkan bahwa peran daya ingat sangat penting dalam

meningkatkan proses pembelajaran. Pembicaraan daya ingat sebagai fokus kajian masih sangat

langka dan kurang dikembangkan. Penelitian ini akan mengkaji daya ingat sebagai peran sentral

dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran siswa. Kemampuan meningkatkan daya ingat

adalah salah satu wilayah yang menarik dari riset otak modern dan membawa pada kesimpulan

yang mencengangkan. Manusia memiliki memori dengan kemampuan dan kapasitas yang luar

biasa. Akan tetapi tidak semua orang mampu memanfaatkan kapasitas tersebut secara maksimal.

Kemampuan daya ingat dalam penelitian ini dikembangkan melalui bimbingan kelompok

dengan teknik latihan mnemonic. Dari perspektif kajian bimbingan dan konseling salah satu

peran konselor adalah sebagai psychoeducator seorang pendidik psikologis. Dengan perangkat

dan keterampilan psikologis, untuk membantu individu mencapai tingkat atau kompetensi

perkembangan. Atribut psikologis yang dikembangkan adalah peningkatan daya ingat siswa,

melalui mekanisme bimbingan Kartadinata (Supriatna, 2011:7).

Bimbingan sebagai sebuah proses pendidikan Strang (Pietrofesa et.al, 1980:)

(8)

6

more important than the solution of s specific problem...guidance is learning process”. Dalam

pelaksanaannya Rusmana (2009:13) menjelaskan bahwa kegiatan bimbingan dapat dilakukan

secara individual maupun kelompok. Dalam situasi tertentu dimana suatu masalah atau

kompetensi tidak dapat ditangani secara individual, maka situasi kelompok dapat dimanfaatkan

untuk menyelenggarakan layanan bimbingan bagi siswa. Yang menjadi sasaran dalam bimbingan

kelompok pada hakikatnya sama dengan sasaran dalam bimbingan pada umumnya yakni

individu. Individu yang dimaksud adalah semua individu yang tergabung dalam kelompok.

Bimbingan kelompok menggunakan situasi kelompok sebagai media untuk memberikan

layanan bantuan kepada individu. Sehingga melalui suasana kelompok diharapkan setiap anggota

dapat belajar berpartisipasi aktif dan berbagi pengalaman dalam upaya mengembangkan

wawasan, sikap dan keterampilan. Salah satu metode bimbingan kelompok yang diterapkan

dalam penelitian ini adalah metode latihan (group exercices).

Menmonic sebagai materi latihan dipandang tepat dalam proses bimbingan kelompok.

Proses pembentukan mnemonic didasarkan pada proses asosiasi. Asosiasi yang dibuat oleh

masing-masing individu dapat beragam. Bergantung pada pengalaman dan pengetahuan yang

dimiliki oleh masing-masing individu. Tidak ada asosiasi yang benar dan salah, yang ada

hanyalah asosiasi yang sejalan dengan pancaran pikiran individu masing-masing. Melalui

bimbingan kelompok pengalaman individual ini akan menjadi kesepakatan kolektif manakala

terjadi proses transformasi pengalaman. Sehingga pertukaran, sharing, dan dinamika kelompok

yang terbentuk akan menjadi pengalaman baru dalam mengembangkan wawasan, sikap dan

keterampilan siswa.

Penelitian ini didasarkan pada fakta sejarah bahwa sejak zaman Yunani, para menmonis

(9)

7

pengetahuan dengan sempurna. Sebagian besar daya ingat mereka meningkat karena

menggunakan prinsip-prinsip daya ingat khusus yang dikenal dengan nama mnemonic

(Buzan:2004). Telah disadari bahwa mentode yang memudahkan pikiran untuk mengingat

sesuatu dengan lebih mudah dan cepat, sebenarnya menggunakan kemampuan alamiah otak.

Teknik latihan mnemonic didasarkan pada cara-cara pembelajaran efektif, yaitu asosiasi dan

imajinasi. Walaupun otak mampu melakukan yang kompleks, namun prinsip kerjanya sangat

sederhana, yaitu imajinasi dan asosiasi. B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Daya ingat adalah komponen penting dari setiap proses belajar. Belajar tidak akan

terlepas dari kegiatan mengingat, secepat individu berpikir secepat itu pula ia memanggil

sebagian dari informasi yang telah diketahui sebelumnya. Kondisi tersebut akan terjadi pada

semua proses berpikir. Proses berpikir tidak akan lepas dari proses mengingat. Kemampuan

mengingat yang tinggi penting dimiliki setiap individu. Setiap proses belajar tidak akan

bermakna jika tidak mampu mengingat kembali apa yang telah dipelajari. Daya ingat menjadi

komponen sentral dalam meningkatkan keterampilam belajar. Peningkatan daya ingat akan

berperan penting dalam membantu individu (1) memahami materi baru melalui proses

memadukan materi lama (2) melakukan kerja dengan efisien (3) membentuk pola belajar yang

efektif (4) membantu menyuplai informasi yang akan disampaikan kepada orang lain dan (5)

mendukung berjalannya proses pemunculan ide kreatif.

Setiap individu memiliki potensi daya ingat yang tinggi. Kekuatan merupakan potensi

yang dapat digunakan dalam mendukung pencapaian tujuan yang tepat. Proses analisa kekuatan

dan kelemahan akan sulit ditemukan jika dilakukan tanpa bantuan orang lain. Kemampuan daya

(10)

8

dalam melakukan intervensi tersebut. Tugas konselor dalam konteks ini adalah membekali siswa

startegi belajar yang tepat, salah satunya adalah dengan latihan mnemonic. Bimbingan kelompok

dipandang tepat dalam proses intervensi dimaksud. Proses mnemonic adalah proses personal dan

individual, karena mnemonic didasarkan pada proses asosiasi. Asosiasi yang dibuat oleh

masing-masing individu dapat beragam. Bergantung pada pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki

oleh masing-masing individu. Melalui bimbingan kelompok pengalaman individual ini akan

menjadi kesepakatan kolektif manakala terjadi proses transformasi pengalaman. Sehingga

pertukaran, sharing, dan dinamika kelompok yang terbentuk akan menjadi pengalaman baru

dalam mengembangkan wawasan, sikap dan keterampilan belajar siswa.

Berdasarkan kajian pustaka dan penelaahan teroi-teori yang relevan maka dapat

dirumuskan jenis variabel dan definisi operasional dari setiap variabel sebagai berikut :

Adapun variabel penelitian adalah sebagai berikut :

1. Variabel bebas (independent variable)

a). Bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan kepada individu melalui suasana

kelompok yang memungkinkan setiap anggota berpartisipasi aktif dan berbagi pengalaman

dalam upaya mengembangkan wawasan, sikap, dan keterampilan.

b). Teknik latihan mnemonic adalah aktivitas pembelajaran yang terstruktur, terencana dan

terukur berdasarkan langkah-langkah latihan untuk memperolehan pengetahuan dan

keterampilan yang spesifik. Materi latihan menggunakan jenis-jenis mnemonic.

Mnemonic, adalah strategi pengkodean informasi melalui proses asosiasi (mengaitkan

antar informasi) dan visualisasi (membayangkan). Yang dapat meningkatkan kemampuan

(11)

9

2. Variable terikat (dependent variable)

a). Daya ingat adalah kemampuan individu untuk menangkap (encoding), menyimpan

(storage) dan mengeluarkan kembali informasi (retrieval) dalam memori. Aspek daya ingat

dalam penelitian ini adalah aspek semantik, yaitu pengetahuan umum yang bersifat faktual

dan konseptual. Adapun indikator daya ingat semantik adalah sebagai berikut :

1. Aspek kata konkrit, adalah jenis informasi yang gambarannya (repesentasi mental)

dapat diciptakan secara langsung; pada umumnya berwujud kata benda, dan kata

kerja (Putra:2008).

2. Aspek kata abstrak, adalah jenis informasi yang gambarannya (repesentasi mental)

tidak dapat diciptakan secara langsung; pada umumnya berwujud kata sifat

(Putra:2008).

3. Aspek kata asing, adalah jenis informasi yang tidak diketahui artinya sehingga

gambarannya (repesentasi mental) tidak dapat diciptakan secara langsung.

(Putra:2008).

4. Aspek angka, adalah jenis informasi yang berwujud angka baik tunggal maupun

jamak (angka-angka). (Buzan:2006)

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarklan identifikasi dan rumusan masalah di atas, pertanyaan penelitian yang akan

dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana gambaran kapasitas daya ingat siswa sebelum mengikuti bimbingan kelompok

dengan teknik latihan mnemonic?

2. Bagaimana gambaran kapasitas daya ingat siswa setelah mengikuti bimbingan kelompok

(12)

10

3. Bagaimana efektivitas bimbingan kelompok dengan teknik latihan nmemonic dapat

meningkatkan daya ingat siswa?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian adalah menghasilkan program bimbingan kelompok dengan

teknik latihan mnemonic untuk meningkatkan daya ingat siswa. Secara khusus, tujuan penelitian

adalah memperoleh data empirik tentang:

1. gambaran daya ingat siswa sebelum mengikuti bimbingan kelompok dengan latihan teknik

mnemonic.

2. gambaran daya ingat siswa setelah mengikuti bimbingan kelompok dengan latihan teknik

mnemonic.

3. efektivitas bimbingan kelompok dengan teknik latihan teknik mnemonic untuk meningkatkan

daya ingat siswa.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis.

1. Manfaat teoritis

a. Menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam penyusunan program bimbingan untuk

mengembangkan strategi belajar siswa

b. Memberikan gambaran tentang tahapan program bimbingan kelompok dengan teknik

latihan mnemonic

c. Memberikan pemahaman tentang teknik latihan mnemonic dalam meningkatkan daya

ingat siswa

d. Memberikan sumbangan bagi pemantapan dan aplikasi teori yang telah berkembang

(13)

11

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan masukan dan rambu-rambu bagi guru bimbingan untuk merencanakan

program bimbingan dalam upaya mengembangkan strategi belajar siswa

b. Memberikan gambaran tentang tahapan bagaimana meningkatkan daya ingat siswa

c. Memberikan gambaran tentang tahapan program bimbingan kelompok dengan teknik

latihan mnemonic

d. Sebagai bahan pertimbangan bagi kepala sekolah dalam merumuskan kebijakan

dalam pelayanan pendidikan yang optimal dan komprehensif untuk mengembangkan

kemampuan belajar

e. Memberikan kontribusi yang inovatif bagi intansi terkait dalam upaya peningkatan

(14)

91 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan sesuai dengan metode penelitian. Adapun gambaran dari langkah-langkah dalam desain penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1. Bagan Prosedur Penelitian (diadaptasi & modifikasi dari Sugiyono:2008)

Identifikasi Permasalahan siswa kelas XI SMAN 24 Bandung

Penentuan Masalah Daya Ingat Siswa kelas XI

(15)

92 B. Posedur Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap seperti yang tergambar dalam bagan desain penelitian diatas, yaitu: (1) tahap persiapan, (2) tahap pelaksanaan, dan (3) tahap pengolahan dan analisis data. Secara garis besar tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Studi literatur berupa buku-buku baik sumber primer maupun skunder yang membahas latihan mnemonic yang merupakan salah satu cara untuk meningkatkan daya ingat siswa, yang terkait dalam kajian Program Bimbingan dan konseling yaitu program bimbingan kelompok.

b. Menyusun materi-materi latihan menmonic beserta langkah-langkah operasionalnya.

c. Pelaksanaan tes awal (pretest) pada seluruh siswa kelas XI IPS untuk mengetahui tingkat daya ingat siswa sebelum dilaksanakan perlakuan. d. Menentukan subyek penelitian dengan menggunakan teknik

nonequivalent pre-test and post-test control group desain. Dalam rangcangan ini, kelompok eksperimen (A) dan kelompok kontrol (B) diseleksi tanpa prosedur penempatan acak (without random assignment). Pada dua kelompok tersebut, sama-sama dilakukan pre-test dan post-test. Hanya kelompok eksperimen (A) saja yang diberikan treatment (Creswell:2010).

(16)

93 2. Tahap Pelaksanaan

a. Pelaksanaan latihan mnemonic untuk meningkatkan daya ingat siswa dengan langkah sebagai berikut:

1) Menetapkan jadwal pelaksanaan treatment sesuai dengan hasil kesepakatan terhadap sampel pada kelompok eksperimen dan pertimbangan pihak sekolah.

2) Mengkondisikan kelompok yang sudah ditetapkan sebagai kelompok eksperimen, sehingga mengtahui dengan baik kegiatan yang akan diikuti oleh para siswa.

3) Menyiapkan media yang mendukung seperti beberapa latihan mnemonic beserta tahapan operasionalnya sebagai panduan treatment untuk meningkatkan daya ingat siswa. Adapun media tersebut sudah terpilih dalam sesuai dengan pertemuan yang akan dijadwalkan.

4) Melaksanakan bimbingan kelompok dengan teknik latihan mnemonic kepada kelompok kontrol yang dirancang 3 kali perlakuan/treatment.

5) Kelompok kontrol dikondisikan sesuai dengan rancangan pelaksanaan latihan mnemonic.

(17)

94

Dalam lembaran tersebut siswa mengisi jawaban setelah mengikuti treatment.

7) Pelaksanaan tes akhir (posttest) yang diberikan pada kelompok eksperimen dan kontrol untuk mengetahui efektivitas bimbingan kelompok dengan teknik latihan mnemonic untuk meningkatkan daya ingat siswa pada kelompok eksperimen dan perlakuan konvensional/tanpa perlakuan pada kelompok kontrol.

3. Tahap Pengolahan Data dan Analisis Data.

a. Mengolah skor tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) peningkatan daya ingat siswa dengan menggunakan bantuan Misrosoft Excel dan SPSS 17.

b. Melakukan uji persyaratan statistik (kekefektifan) yaitu uji normalitas dan homogenitas data pada tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Selanjutnya melakukan analisis data dengan menggunakan uji t-test untuk mengetahui tingkat efektivitas sebelum dan sesudah perlakuan/treatment, melakukan uji Gain-Score untuk mengetahui selisih antara skor posttest antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

(18)

95

berupa (mean) rata-rata, (standard devation) standar deviasi, (range) jangkauan (Gall & Borg:2003).

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Sutrisno Hadi (2002:77) mengatakan bahwa populasi adalah semua individu yang ada di tempat penelitian yang menjadi kawasan generalisasi sebagai pendukung data. Dalam penelitian ini yang dimaksud populasi penelitian adalah keseluruhan subyek yang akan diteliti. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Program IPS SMA Negeri 24 Bandung, tahun akademik 2011-2012.

Gambar 3.2

Tabel Distribusi Populasi

No Kelas Jumlah Siswa

1 XI IPS 1 27

2 XI IPS 2 27

3 XI IPS 3 33

Jumlah 87

(19)

96

yang memadai (3) Sebagai persiapan awal dalam menghadapi Ujian Nasional saat kelas XII nanti yang sudah tentunnya diliputi berbagai persoalan belajar khususnya terkait dengan daya ingat siswa.

2. Sampel Penelitian

Langkah penentuan sampel adalah dengan memilih kelas yang mempunyai karakteristik sama seperti usia, tingkat, jumlah siswa, dan waktu belajar. Dalam hal ini sampel yang dipilih adalah kelas XI 1 dan 2. Langkah berikutnya penentuan kelompok yang diberi perlakuan (kelompok eksperimen) dan kelompok yang tidak diberi perlakuan (kelompok kontrol). Setelah itu dipilih satu kelas untuk diberikan bimbingan kelompok melalui metode Latihan Mnemonic dan satu kelompok lagi dipilih sebagai kelompok yang tidak diberi perlakuan Latihan Mnemonic tetapi diberikan bimbingan secara kovensional. Kelompok eksperimen yaitu kelas XI 1 sebanyak 27 siswa dan kelompok kontrol yaitu kelas XI 2 sebanyak 27 siswa.

D. Metode Penelitian

(20)

97

Dalam penelitian ini, kelompok eksperimen diberikan perlakuan bimbingan kelompok dengan teknik latihan mnemonic dan pada kelompok kontrol mendapatkan perlakuan tanpa perlakuan. Adapun rancangan penelitiannya adalah sebagai berikut.

X2 : Perlakuan Konvensional/Tanpa Perlakuan

O1 : Pretest

O2 : Posttest

(Gall & Borg:2003)

Berdasarkan rancangan kuasi eksperimen diatas maka uji kefektifan bimbingan kelompok dengan teknik latihan mnemonic dapat dijabarkan dalam bagan berikut.

Gambar 3.4. Rancangan Treatment Kuasi Eksperimen (Gall & Borg:2003)

(21)

98

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel yang dilibatkan

Sugiyono (2008:61) mengungkapkan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemuadian ditarik simpulan. Penelitian ini memiliki dua variabel utama yaitu variabel terikat (dependent variabel) dan variabel bebas (independent variabel), variabel terikat adalah faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan pengaruh variabel bebas, sedangkan variabel bebas adalah faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh pelaksana eksperimen untuk menentukan hubungannya ke fenomena yang di observasi.

Variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah : 1). Variabel bebas yaitu bimbingan kelompok dengan teknik latihan mnemonic, dan 2). Variabel terikat yaitu daya ingat siswa.

2. Definisi Operasional

a. Bimbingan Kelompok suatu proses pemberian bantuan kepada individu melalui suasana kelompok yang memungkinkan setiap anggota untuk belajar berpartisipasi aktif dan berbagi pengalaman dalam upaya mengembangkan wawasan, sikap atau keterampilan yang diperlukan dalam upaya mencegah timbulnya masalah atau dalam upaya mengembangkan pribadi. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Awal

(22)

99

b) Pembentukan kelompok : proses pembentukan kelompok

c) Konsolidasi : tahap dimana konselor memberi kesempatan pada anggota kelompok untuk melakukan konsolidasi atas tugas-tugas dalam melaksanakan bimbingan

2. Transisi

a) Storming : tahap dimana konselor melakukan penanganan konflik-konflik internal yang disebabkan oleh keengganan konseli dalam melaksanakan aktivitas kelompok

b) Norming : tahap dimana konselor melakukan konsolidasi dan re-strukturisasi kelompok dengan melakukan pembagian tugas dan kontrak

3. Kerja

a) Eksperientasi : tahap dimana konselor melaksanakan konseling berdasarkan skenario yang telah dibuat sesuai dengan metode dan teknik yang dipergunakan. Tema utama dari tahapan ini adalah “do” (melaksanakan). Tahap ini disebut juga tahapan operasionalisasi teknik.

b) Identifikasi : tahap dimana konselor melaksanakan refleksi tahap satu dengan cara mengidentifikasi pola-pola respon konseli dalam menerima stimulasi (What Happen?) dari konselor. Tema umum pada tahap ini adalah “look” (melihat).

(23)

100

makna bagi penyelesaian masalahnya (so what?). Tema umum dari tahap ini adalah “think”.

d) Generalisasi : tahap dimana konselor melaksanakan refleksi tahap akhir dengan cara mengajak konseli membuat rencana perbaikan atas kelemahan-kelemahannya (now what?). Rencana perbaikan ini diwujudkan pada proses konseling berikutnya. Tema umum dari tahap ini adalah “plan”.

4. Terminasi

a) Refleksi umum : tahap dimana konselor mengajak konseli untuk melakukan review atas proses konseling yang telah dilakukan. b) Tindak lanjut : tahap dimana konselor memberi penguatan pada

konseli untuk merealisasikan rencana-rencana perbaikannya.

b. Teknik latihan mnemonic adalah teknik dalam bimbingan kelompok yang diorientasikan pada aktivitas-aktivitas terstruktur, terencanna dan terukur baik dalam hal durasi, materi dan resikonya. Sedangkan mnemonic (baca:ni-mo-niks) adalah bantuan ingatan, strategi mengingat, atau latihan yang meningkatkan penyimpanan dan pengambilan informasi dalam memori. Jadi mnemonic adalah sebuah latihan, metode, dan strategi bagaimana memaksimalkan kemampuan daya ingat.

(24)

101

1. Aspek kata konkrit, adalah jenis informasi yang gambarannya (repesentasi mental) dapat diciptakan secara langsung; pada umumnya berwujud kata benda, dan kata kerja (Putra:2008).

2. Aspek kata abstrak, adalah jenis informasi yang gambarannya (repesentasi mental) tidak dapat diciptakan secara langsung; pada umumnya berwujud kata sifat (Putra:2008).

3. Aspek kata asing, adalah jenis informasi yang tidak diketahui artinya sehingga gambarannya (repesentasi mental) tidak dapat diciptakan secara langsung. (Putra:2008).

4. Aspek angka, adalah jenis informasi yang berwujud angka baik tunggal maupun jamak (angka-angka). (Buzan:2006)

F. Pengembangan Instrumen Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian terdapat dua instrumen penelitian yaitu instrumen untuk mengukur daya ingat dan program layanan bimbingan dengan teknik latihan mnemonic. Tahap-tahap dalam pengembangan instrumen adalah sebagai berikut.

1. Penyusunan Instrumen penelitian

(25)

102

beranekaragam jenisnya, dari yang paling mudah diingat sampai yang paling sulit. Ukuran mudah-sulitnya suatu engram dilihat dari kemudahan menciptakan repesentasi mental. Representasi mental adalah penciptaan realita internal di dalam pikiran. Repesentasi mental memiliki sebagian atau seluruh komponen panca indra yang dimiliki (visual, audio, kinestetik, gustatory “pengecapan”, olfactory “aroma”). Semakin mudah representasi mental yang dibentuk, semakin mudah informasi itu diingat atau tertanam di dalam pikiran atau memori (2008). Adapun jenis informasi semantik dalam penelititan ini adalah sebagai berikut :

1. Kata konkrit 2. Kata abstrak 3. Kata asing 4. Angka

Keempat aspek diatas dinyatakan sebagai materi instrument (pretest-posttest. Yang diadaptasi dan dimodifikasi dari Use Your Memory (Buzan:2006). Memori & Pembelajaran Efektif (Putra:2008).

Scoring 100

a. Test Kata Konkrit (90 detik)

(26)

103 TK = 20 Use Your Memory (Buzan:2006) b. Test Kata Abstrak (90 detik)

No. Kata Abstrak No. Kata Abstrak

6 Gotong-royong 16 Nasionalisme

7 Takut 17 Malaysia

8 Gembira 18 Cinta

9 Indonesia 19 Semangat

10 Sehat 20 Keindahan

TK = 20 Use Your Memory (Buzan:2006) c. Test Kata Asing Bahasa Italy (90 detik)

No. Kata Asing Arti

(27)

104 3. Uji Coba Instrumen Penelitian

Untuk menghasilkan pengukuran yang akurat dan objektif diperlukan kualitas alat ukur yang valid atau shahih dan reliabel atau andal. Setelah instrumen mendapatkan judgement ahli selanjutnya diujicobakan terlebih dahulu terhadap 80 responden sebelum diberikan kepada subjek yang sebenarnya.

Uji coba dilakukan dengan maksud untuk: 1) menghindari pernyataan-pernyataan yang kurang jelas maksudnya; 2) menghilangkan kata-kata yang menimbulkan makna ganda dan 3) memperbaiki pernyataan yang hanya menimbulkan jawaban dangkal.

G. Memeriksa Ketepatan Skala

Pemeriksaan ketepatan skala dari setiap pilihan dilakukan dengan menganalisis normalitas penyebaran frekuensi pada kontinum skala tersebut. Kriteria yang digunakan yaitu:

1. Sangat Tinggi (ST) interval skor (81-100) 2. Tinggi (T) interval skor (61-80) 3. Sedang (S) interval skor (41-60) 4. Rendah (R) interval skor (21-40) 5. Sangat Rendah (SR) interval skor (0-20) H. Pelaksanaan dan Pengolahan Data

Pengumpulan data penelitian dilaksanakan pada tanggal 25 Juli sampai dengan 23 September 2011. Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan pada waktu pelaksanaan bimbingan dan konseling di kelas yang telah ditentukan sebagai sampel penelitian.

(28)

105 a. Pretest (Test Awal)

Pretest diberikan kepada semua populasi baik kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Test ini diberikan sebelum treatment (perlakuan) diberikan dengan tujuan untuk mengetahui profil awal daya ingat siswa.

Test awal diberikan kepada siswa pada jam pelajaran bimbingan dan konseling selama 45 menit atau satu jam pelajaran setelah sebelumnya siswa dikondisikan agar pelaksanaan test berjalan dengan tertib sehingga keadaan menjadi nyaman.

b. Treatment (Perlakuan)

Setelah memperoleh data dari test awal selanjutnya diberikan treatment. Treatment yang diberikan kepada kelompok eksperimen adalah bimbingan kelompok dengan teknik latihan mnemonic sementara itu untuk kelompok kontrol tanpa perlakuan.

c. Posttest

Posttest (test akhir) diberikan kepada kelompok eksperimen dan kepada kelompok kontrol. Test akhir dilakukan untuk mengetahui dampak dari pelaksanaan treatment selama satu bulan yang pada akhirnya diperoleh data yang dapat menunjukkan efektifitas bimbingan kelompok dengan teknik latihan mnemonic dalam meningkatkan daya ingat siswa.

I. Tempat dan Waktu Penelitian

(29)

106

meningkatkan daya ingat siswa. Disamping itu, guru bimbingan dan konseling mempunyai keterbatasan dalam memberikan program bimbingan kelompok. Hal ini disebabkan kurang tertatanya jadwal layanan dasar bimbingan secara reguler.

Penelitian dilaksanakan selama kurang lebih satu bulan, yaitu dari tanggal 25 Juli s.d 23 September 2011. Penelitian diwali dengan studi pendahuluan, permohonan izin dari kepala sekolah, penyusunan jadwal pemberian jadwal layanan bimbingan belajar. Penyebaran pretest dan posttest, analisis hasil pretest, pemberian layanan bimbingan kelompok dengan teknik latihan mnemonic serta evaluasi.

J. Prosedur Analisis Data

Prosedur analisis data disajikan dalam beberapa kajian yaitu : Pengujian Persyaratan Analisis dan Metode Analisis Data yang dijabarkan sebagai berikut.

1. Metode Analisis Data a. Deskripsi Data

Data yang diperoleh melalui posttest yang telah diujicobakan perlu untuk dideskripsikan kembali, ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan kenaikkan daya ingat siswa. Dalam penelitian ini kuesioner dipergunakan untuk mengetahui rerata skor pretest untuk mengetahui tingkat daya ingat siswa dan skor posttest untuk mengetahui rerata sekor setelah masing-masing kelompok diberikan treatment yang menentukan efektif tidaknya teknik latihan mnemonic tersebut untuk meningkatkan daya ingat siswa.

(30)

107 b. Teknik Analisis Data

Tujuan dari analisis data dalam penelitian ini adalah untuk mengungkapkan apa yang ingin diketahui dari penelitian ini, yaitu ingin mengetahui efektivitas teknik latihan mnemonic dalam meningkatkan daya ingat siswa. Adapun perhitungan analisis datanya menggunakan program SPSS 17.0. for windows. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini ada dua yaitu analisis data kuantitatif dan kualitatif. Analisis data kuantitatif digunakan untuk membandingkan hasil yang diperoleh dari pretest dan posttest untuk setiap kelompok dan perbandingan akhir dari kedua kelompok. Sedangkan analisis data kualitatif menggunakan analisis non-statistik (berupa pernyataan kata-kata) yaitu dengan mendeskripsikan dan memberikan makna terhadap hasil analsisi data. Adapun analisis data dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

1)Analisis Gambaran Indikator Kenaikkan Daya Ingat

Analisis gambaran umum atau profil mengenai indikator kenaikkan daya ingat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.

a) Menentukan skor maksimal ideal yang diperoleh sampel pada masing-masing indikator dengan rumus: Skor maksimal ideal = Jumlah soal x skor tertinggi

(31)

108

c) Mencari rentang skor ideal yang diperoleh sampel pada masing-masing indikator dengan rumus: Rentang Skor= Skor maksimal ideal – Skor minimal ideal

d) Mencari interval skor pada masing-masing indikator dengan rumus : Interval skor = Rentang skor/3

Berdasarkan langkah perhitungan tersebut didapatkan rentang skor pada masing-masing indikator dengan kriteria sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Dari gambaran tersebut dapat ditentukan pada indikator mana tingkatannya kriteria sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah sehingga lebih bisa mengarahkan pada pemberian treatment.

2) Analisis Efektivitas Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Latihan Mnemonic untuk Meningkatkan Daya Ingat Siswa

Dalam upaya mengetahui efektivitas bimbingan kelompok dengan teknik mnemonic dalam meningkatkan daya ingat siswa dilakukan dengan teknik uji-t independent (independent sample t-test) melalui analisis data tingkat rerata daya ingat siswa pada siswa sebelum dan sesudah diberikan perlakuan teknik latihan mnemonic. Teknik ini dilakukan dengan membandingkan data normalized gain score antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Tujuan uji tersebut adalah untuk mengetahui data empirik tentang kefektifan teknik latihan mnemonic dibandingkan model lain yang diterima oleh kelompok kontrol. Perhitungan tersebut menggunakan bantuan software Statistical Product and Service Solutions (SPSS) 17.0

(32)

109

Perhitungan ini bertujuan untuk mengetahui selisih antara skor posttest dengan pretest pada kelompok eksperimen dan kontrol. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut.

Selanjutnya menguji perbedaan efektivitas bimbingan kelompok dengan teknik latihan mnemonic dalam meningkatkan daya ingat siswa menggunkaan uji t independen (independent sample t test). Kriteria untuk uji t tersebut berpandangan pada hipotesis statistik dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa : Ho.= Teknik

latihan mnemonic efektif untuk meningkatkan daya ingat siswa kelas XI SMA Negeri 24 Bandung, H1.= Teknik latihan mnemonic tidak efektif untuk

meningkatkan daya ingat siswa kelas XI SMA Negeri 24 Bandung. Taraf keyakinan (α) yang digunakan sebagai kriteria dasar pengambilan keputusan hipotesisnya adalah pada taraf signifikansi 5% atau α=0,05. Dengan demikian pengambilan keputusannya adalah : 1) Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan H1

diterima; dan 2) Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak.

Rumus untuk menentukan thitung yang dipergunakan untuk menganalisis

hipotesis penelitian tersebut yaitu :

(33)

110

S12= Variansi kelompok eksperimen

S22= Variansi kelompok kontrol

n1 = Jumlah subyek kelompok eksperimen

(34)

130

130

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Secara keseluruhan studi ini telah memenuhi tujuannya yaitu menghasilkan layanan bimbingan kelompok melalui teknik latihan mnemonic untuk meningkatkan daya ingat siswa, berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Gambaran daya ingat siswa sebelum mengikuti layanan bimbingan kelompok melalui latihan mnemonic berada pada kategori rendah, gambaran ini dapat dilihat dari hampir semua aspek daya ingat, yaitu aspek kata konkrit, kata abstrak, kata asing, dan angka.

2. Gambaran daya ingat siswa setelah mengikuti bimbingan kelompok melalui latihan mnemonic berada pada kategori tinggi bahkan sangat tinggi, gambaran ini dapat dilihat dari hampir semua aspek daya ingat siswa, yaitu aspek kata konkrit, kata abstrak, kata asing, dan angka.

3. Layanan bimbingan kelompok melalui teknik latihan mnemonic adalah suatu rencana kegiatan bimbingan melalui tahapan-tahapan prosedur bimbingan kelompok yang di dalamnya terintegrasi unsur latihan, rencana dan pola kegiatan tersebut dijabarkan ke dalam komponen-komponen : a) rasional, b) deskripsi kebutuhan c) tujuan; d) sasaran program e) rencana pelaksanaan, serta f) evaluasi.

(35)

131

131

kata asing sedangkan selisih yang terendah tampak pada aspek kata abstrak dan angka.

5. Layanan bimbingan kelompok melalui teknik latihan mnemonic terbukti dapat meningkatkan perasaan apa yang disebut sebagai “self accomplisment” pengalaman sukses atau perasaan rasa puas. Sejatinya bahwa tujuan bimbingan kelompok adalah bagaimana konselor mampu menciptakan “lingkungan mikro” berupa latihan-latihan (latihan mnemonic) dapat melahirkan atau merubah rekontruksi berpikir siswa. Walaupun setiap execices yang dilakukan siswa ada yang berhasil dan ada kalanya mengalamai kegagalan. Namun yang terpenting adalah bagaimana siswa menyadari dari setiap keberhasilan dan kegagalannya itu, menjadi suatu pengalaman yang dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi atau komitmen untuk melakukan perubahan dikemudian hari.

B. Saran

Berdasarkan analisis terhadap temuan penelitian dan pembahasan maka dikemukakan beberapa rekomendasi sebagai berikut.

1. Kepala Sekolah

Kepala Sekolah sebagai pengawas dan penanggungjawab pelaksanaan pendidikan dan pangajaran diharapkan dapat memprakarsai kegiatan-kegiatan untuk menaikkan daya ingat siswa melalui kegiatan-kegiatan yang tepat, dan membuat siswa mudah dan efektif dalam menjalani proses pembelajaran disekolah. Daya ingat yang tinggi tidak hanya memudahkan proses belajar selanjutnya, namun juga meningkatkan rasa percaya diri siswa.

2. Kepada Guru Bimbingan dan Konseling dan Wali Kelas

(36)

132

132

mnemonic serta memberikan tugas-tugas yang dapat merangsang kemudahan belajar siswa. Hal ini dapat dilakukan melalui penyelenggaraan pembelajaran dan perlakuan melalui latihan mnemonic sehingga membuat siswa semakin meningkat daya ingat siswanya.

3. Kepada Peneliti Selanjutnya

Berdasarkan hasil penelitian yang terbukti efektivitas dan keterbatasan penenliti, maka peneliti berharap kepada peneliti selanjutnya dalam meningkatkan daya ingat siswa, dapat dilakukan melalui strategi atau teknik yang berbeda seperti teknik latihan pengulangan dan penjedaan yang selanjutnya dibandingkan efektitivitasnya dengan metode latihan mnemonic.

(37)

133

DAFTAR PUSTAKA

As-sayyid, as-saqai’d, Muhammad. 2008. Melejitkan Daya Ingat Mengasah Memori. Surakarta: Ziyad Visi Media.

Belleza, F.S. 1981. Mnemonic devices: classification. Characteristic, and criteria: Reviewe Of Educational Research. USA. Reviewe of Educational Research.

Borg, Walter. R. 2003. Educational Psychology. Pearson Education. USA

Bahauddin, Taufik. 2003. Brainware Management. Jakarta: Elex Media Komputindo

Buzan, Tony. 2006. Use Your Memory. Batam: Interaksara Buzan, Tony. 1991. Use Your Perfec Memory. Batam: Interaksara Buzan, Tony. 2004. Master Your Memory. Batam: Interaksara

Buzan, Tony. 2004. Use Both Side of Your Brain. Batam: Interaksara Buzan, Tony. 2004. Memahami peta Pikiran. Batam: Interaksara Buzan, Tony. 2007. Buku Pintar Mind Map. Gramedia: Jakarta Erford Ed, .2004. Professional School Counseling. Texas. Caps Press.

Ericsson, Anders, K. 1980. Acquitition Of A Memory Skill. USA. AAAS Publishing

Gunawan, W Adi. 2003. Genius Learning Strategy. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Gunawan, W. Adi. 2003. Born to be Genius. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Corey, Gerald, (a) 1999. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung:

(38)

134

Creswell, John.W.2008. Educational Research, Planning,Conducting and Evaluating Quantitative and Qualitative Research. University of Nebraska-Lincoln.

Creswell, John.W.2010. Research Design. Yogyakarta. Pustaka Pelajar Daramdi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta Desmita. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung. Rosda Karya

Gagne, R.M. (1983) . 1977. The Conditions Of Learning. New york. Holt.

Gagne, R.M. (1983) . 1985. The Cognitive Psychology Of School Learning. Boston toronto. Brown and company.

Higbee, Kenneth. L. 2003. Mengasah Daya Ingat. Bandung: Dahara Prize

Harianti, Desy. 2008. Metode Jitu meningkatkan Daya Ingat. Jakarta: Tangga pustaka

Jensen, Eric. 2008. Brain Based Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Joyce. Bruce et. al. 2009. Models Of Teaching. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Kartini, Kartono. 1990. Pengantar Metode Riset Sosia. Jakarta: Mandar Maju Kolb, D.A. 1989. Experential Learning: Experience As Asource Of Learning And

Development. Prentice Hall. Englewood

Kauchak, Don & Eggen, Paul. 2007. Educational Psychology. USA. Carlisle Publishing

Madden L. Thomas. 2002. Fire up Your Learning. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

(39)

135

Malhotra K. Naresh. 1991. Journal Of The Academy Of Marketing Science : mnemonic in marketing; a pedagogic tool.

Matlin. W.M. 2004. Cognition. USA. Wiley

Masri, Singarimbun. 1989. Metode Penelitian Survei. Yogyakarta: LP3ES Mescerjakovs, Ruslans. 2006. Real Memory Improvement. GSM Manual.

Malhotra, Naresh, K. 1991. Mnemonic In A Pedagogical Tool. Journal Of Science. Georgia Intititute of technology.

Miarso, Yusufhadi. 2002. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta. Mr. GSM. 2008. Super Great memory. Jakarta: Gramedia

Natawidjaja, Rochman dan Moejn Moesa. 1992/1993. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.

Munir, Baderel. 2001. Dinamika Kelompok. Palembang. Universitas Sriwijaya

Nurihsan, Juntika. 2002. Pengantar Bimbingan dan Konseling. Bandung: UPT BK UPI. Porath, J.M & Jordan, A.E. 2006. Educational Psychology. USA. Pearson Education. Putra. P. Yovan. 2008. Memory dan pembelajaran Efektif. Bandung :Yrama

Widya.

Putra. P. Yovan. 2010. Lejitkan Memori 1000%.. Jakarta: Elexmedia Komputindo. Pramudyo, C.D. 2007. Cara Pinter Jadi Trainer. Yogyakarta. Indonesia Cerdas Prayitno, Erman Amti.2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:

Rineka Cipta.

Rahmat, Jalaluddin. 2005. Belajar Cerdas. Bandung; Mizan.

(40)

136

Rusmana, Nandang. 2009. Permainan (Game & Play). Bandung. Rizqi Silberman. 2010. Active Learning. Bandung. Nuansa Cendekia

Santrock. W. Jhon. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta :Kencana Solso. L. Robert et. al. 2007. Psikologi Kognitif. Jakarta: Erlangga Sudjana. 1995. Desain dan Analisis Eksperimen. Tarsito. Bandung Sugiono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta Slavin, E. Robert. 2009. Educational Psychology. USA. Pearson

Supriatna, Mamat (ED). 2011. Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi. Jakarta. Rajawali Press

Suryabrata, Sumadi. 1984. Psikologi Kepribadian. Jakarta : Rajawali.

Syaodih, Nana S. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Syah, Muhibin. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda karya. Taugada, Jadmya. 2003. Memahami Otak. Jakarta: Kompas

Willis, S Sofyan. 2004. Konseling Individual; Teori dan Praktek. Bandung : Alfabeta

Wingkel, WS.. 2007. Bimbingan dan Konseling : di Intitusi Pendidikan. Media Abadi. Yogyakarta

Yusuf, Syamsu. 2003. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.. Bandung : PT Rosda Karya Remaja

Gambar

Gambar 3.1. Bagan Prosedur Penelitian (diadaptasi & modifikasi dari Sugiyono:2008)
 Tabel Distribusi Populasi Gambar 3.2 Kelas Jumlah Siswa
Gambar 3.4. Rancangan Treatment Kuasi Eksperimen (Gall & Borg:2003)

Referensi

Dokumen terkait

Yang lebih dikenal dengan istilah “Raddul Almutasyaabih ila Albayyinaat, wa Almujmal ila Almufashshal” (mengembalikan persoalan yang meragukan kepada hal yang jelas,

Orientasi nilai terhadap upaya pencegahan DBD dari masyarakat belum sepenuhnya didasarkan pada kebersihan lingkungan terutama pada tempat-tempat yang diduga akan menjadi

This is in particular true of the binary encodings, variable array size, local and reference frames and semantics concepts4. Summary of change:  Add clear examples and

Perkembangan Teknologi Informasi telah berkembang pesat, jika proses belajar dan mengajar di lingkungan sekolah dapat diterapkan dengan menggabungkan kedua ilmu pengetahuan

dan hal tersebut sesuai dengan tujuan dilakukan pemberian terapi musik klasik jawa kepada lansia yang mengalami tekanan darah tinggi adalah untuk mengetahui ada

7 Nurul Dwi Rohmatuningtyas, Pengaruh Pembelajaran Pemecahan Masalah Model Polya Dengan Seting Pembelajaran Tipe GI Terhadap Minat, dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII MTs

Melaporkan Kegiatan Laboratorium IPBA Berdasarkan Skor Praktikum antara Kelas Reguler dan Kelas PPKL-BKGS.... Tabel 4.19 Capaian Kinerja Keterampilan

Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.. Pedoman Nasional Perawatan, Dukungan dan Pengobatan