PADA PERMAINAN TENIS MEJA
(PTK Pada Siswa Kelas V SDN 2 Gegesik Kidul Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon)
Oleh :
Riyah Komariyah
NIM. 0905388
PROGRAM S1 PGSD PENDIDIKAN JASMANI
KAMPUS SUMEDANG
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
PADA PERMAINAN TENIS MEJA
Oleh
Riyah Komariyah 0905388
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I,
Drs. Respaty Mulyanto, M.Pd. NIP. 19590520 198803 1 002
Pembimbing II
Indra Safari, M.Pd. NIP. 19770902 200801 1 016
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Penjas Universitas Pendidikan Indonesia
Kampus Sumedang
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul Meningkatkan
Gerak Dasar Backhand Service Melalui Tahapan Lambungan Bola Pada
Permainan Tenis Meja” kelas V SDN 2 Gegesik Kidul Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon, ini beserta isinya adalah benar-benar karya sendiri, saya tidak melakukan penjiplakan
dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko /sanksi yang dijatuhkan
kepada saya apabila ditemukan adanya pelangaran terhadap etika keilmuan dalam
karya saya ini atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Cirebon, Mei 2013
Riyah Komariyah
0905388
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka ... 11
3. Pembelajaran Pendidikan Jasmani... 28
4. Pembelajaran Backhand service Melalui Tahapan Lambungan Bola ... 31
B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 32
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34
F. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data ... 49
1. Teknik Pengumpulan Data ... 49
2. Analisis Data ... 51
G. Validasi Data ... . 52
d. Paparan Data Hasil Siklus III ... 92 e. Analisis dan Refleksi Siklus III ... 93 C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 97
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan ... 104 B.Saran ... 107
Tabel 1.1 Data Awal Hasil Belajar Siswa ... 6
Tabel 4.12 Hasil Persentase Peningkatan Hasil Belajar Siklus I ... 73
Tabel 4.13 Hasil Perencanaan Siklus II ... 76
Tabel 4.20 Hasil Persentase Peningkatan Hasil Belajar Siklus II ... 85
Tabel 4.21 Hasil Perencanaan Siklus III ... 88
Tabel 4.28 Hasil Persentase Peningkatan Hasil Belajar Siklus III... 96
Tabel 4.29 Data Hasil Pengamatan Perencanaan Guru ... 98
Tabel 4.30 Data Hasil Pengamatan Pelaksanaan Guru ... 100
Diagram 4.1 Peningkatan Perencanaan Kinerja Guru... 98
Diagram 4.2 Peningkatan Pelaksanaan Kinerja Guru ... 100
Diagram 4.3 Peningkatan Aktivitas Siswa ... 101
Diagram 4.4 Peningkatan Kelulusan Siswa ... 102
Diagram 4.5 Peningkatan Dari Data Awal Sampai Siklus III ... 103
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Denah sekolah ... 35
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 110
Lampiran 2 Lembar Hasil Perencanaan Siklus I ... 114
Lampiran 3 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 115
Lampiran 4 Lembar Observasi Aktifitas Siswa Siklus I ... 116
Lampiran 5 Rekapitulasi Nilai Tes Hasil belajar Siswa Siklus I ... 117
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 118
Lampiran 7 Lembar Hasil Perencanaan Siklus II ... 122
Lampiran 8 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 123
Lampiran 9 Lembar Observasi Aktifitas Siswa Siklus II ... 124
Lampiran 10 Rekapitulasi Nilai Tes Hasil belajar Siswa Siklus II ... 125
Lampiran 11 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III ... 126
Lampiran 12 Lembar Hasil Perencanaan Siklus III ... 130
Lampiran 13 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 131
Lampiran 14 Lembar Observasi Aktifitas Siswa Siklus III ... 132
Lampiran 15 Rekapitulasi Nilai Tes Hasil belajar Siswa Siklus III ... 133
Lampiran 16 Hasil Wawancara dengan Guru ... 134
Lampiran 17 Hasil Wawancara dengan Siswa ... 136
Lampiran 18 Foto-foto ... 137
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani yang di utamakan siswa di
tuntut harus banyak bergerak aktif. Pada dasarnya pendidikan jasmani adalah upaya
untuk membina kemampuan fisik dan mental. Tujuan utama pendidikan jasmani
menghasilkan manusia yang sehat, aktif, cerdas, disiplin, serta menjunjung nilai
sportivitas dan kemandirian yang tinggi.
Pendidikan jasmani sering dihubungkan dengan konsep lain, dimana
pendidikan jasmani disamakan dengan setiap usaha atau kegiatan yang mengarah
pada bagian organ-organ tubuh, kesegaran jasmani, kegiatan fisik, dan
pengembangan keterampilan gerak. Pengertian itu memberikan pandangan yang
menyimpang dari arti yang sesungguhnya, walaupun memang mempunyai tujuan
tertentu. Namun karena tidak dikaitkan dengan tujuan pendidikan, maka kegiatan itu
tidak mengandung unsur-unsur pedagogi. (Dauer dan Pangraji 1989:1)
mengemukakan bahwa.
Pendidikan jasmani adalah suatu fase dari pendidikan yang memberikan konstribusi, terutama melalui pengalaman gerak untuk pertumbuhan dan perkembangan secara utuh untuk setiap anak.pendidikan jasmani didefinisikan sebagai pendidikan dan melalui gerak harus dilaksanakan dengan cara-cara tetap agar memiliki makna bagi anak.pendidikan jasmani merupakan program pembelajaran yang memberikan perhatian yang proporsional dan memadai pada domain-domain pembelajaran yaitu afektif, kognitif, dan psikomotor.
Guru pendidikan jasmani mempunyai peranan yang sangat penting untuk
membantu tercapainya kesegaran jasmani siswa, guru pendidikan jasmani harus
mampu membawa siswa kearah situasi yang menyenangkan serta tidak membosankan
dalam suatu pembelajaran. Maka dari itu pendidikan jasmani sangat berperan penting
yang efektif agar siswa bisa melakukan aktivitas fisik walaupun bermain tidak selalu
fisikal. Yang terpenting adalah bentuk-bentuk permainan itu sendiri, apakah menarik
atau tidak. Permainan yang menarik akan meningkatkan motivasi siswa dalam
melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani. tentunya didukung oleh kecakapan
guru dalam memberikan materi pembelajaran serta fasilitas yang memadai.
Tenis meja adalah suatu cabang olah raga yang tidak mengenal batas umur,
anak-anak maupun orang dewasa dapat bermain bersama. Dapat dianggap sebagai
acara rekreasi, dapat juga dianggap sebagai olahraga atletik yang harus ditanggulangi
dengan bersungguh-sungguh. Akan tetapi jikalau kita ingin menguasai tenis meja
sebagai olahraga, maka mau tidak mau kita harus mempelajari dan memahami
berbagai pukulan yang ada. Kita harus menguasai juga berbagai gaya permainan yang
utama. Tidak mungkin bermain tenis meja dengan baik tanpa mengetahui dasar-dasar
tersebut. Dalam bermain tenis meja kita akan unggul jika kita berhasil
mengembangkan suatu pukulan yang khas milik kita sendiri yang tidak dimiliki oleh
lawan manapun. Kelebihan yang khas tersebut dapat memberikan warna individual
pada pukulan-pukulan kita. Untuk melatih berbagai macam pukulan, kita tidak boleh
melupakan posisi tubuh(stance) yang sesuai, agar gerakan-gerakan pukulan dapat
terkompensir. Karena semakin cepat gerakan, semakin hebat pukulan kita, dan
semakin lebar pulalah posisi tubuh yang dibutuhkan. Hal ini diperlukan untuk
memelihara kestabilan dan keseimbangan.
Untuk dapat mengembangkan pukulan yang merupakan ciri khas milik kita
sendiri, kita harus berdidri di atas pondasi yang kuat, menggunakan semua teknik
dasar pukulan seperti di atas. Hanya berdasarkan teknik-teknik dasar itulah kita dapat
bermain menggunakan taktik dan menang. Latihan tehnis ini kemudian diikuti
dengan latihan taktik. Hal ini harus dipersatukan setahap demi setahap sehinnga
merupakan satu-kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Karena kedua faktor inilah
yang merupakan faktor penentu, langsung mempengaruhi segala perkembangan,
Ada dua dasar pukulan dalam tenis meja yaitu pukulan driving (menyerang)
dan pukulan pushing (mendorong). Dari nama yang digunakan sudah bisa ditebak
bahwa pukulan driving digunakan untuk menyerang, dan pushing digunakan pada
pertahanan. Kita dapat menggunakan teknik tersebut untuk melakukan kontrol
bermain dan menghentikan lawan dari kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan.
Tidak membuat kesalahan dan mempunyai pikiran bahwa semua teknik ini hanya
untuk pemain pemula. Kita dapat melihat bahwa dasar teknik pukulan sangat banyak
dalam permainan tenis meja sekarang ini.
Dalam pukulan backhand, yang merupakan pukulan dengan menggunakan
bagian belakang bat itu sendiri terdapat dua dasar teknik pukulan yaitu backhand
drive dan backhand service. Di bawah ini (Kusmaedi dkk 1992) menjelaskan aksi dan
teknik melakukan backhand drive dan backhand service.
1. Backhand Drive, teknik bermain backhand drive dikenal sebagai pukulan
dengan aksi mengayun, dimana bat bergerak ke depan dan atas posisi
backhand. Dengan kaki dan pundak menghadap bagian dari meja dimana
bola dapat dikembalikan. Menjaga kaki digaris dengan pundak, dan pegang
bat di depan perut. Permukaan backhand ke depan, posisi tertutup ringan
dan siku ada pada sudut sekitar 90 derajat. Teknik memainkan backhand
drive yaitu ketika bola sampai, ayunkan bat ke depan dengan menggunakan
siku, hindari pergunaan pergelangan atau pundak karena kekuatan tertumpu
pada siku. Ketika memukul, biarkan siku berputar dan dekat pada bola
sehingga dapat mengakhiri pukulan dengan sisi backhand dari bat yang
menghadap ke bawah menuju meja.
2. Backhand service teknik pukulan ini merupakan pukulan awal permainan
tenis meja yang dilakukan dari sisi sebelah kiri, bola pertama memantul
dilapangan sendiri dan kemudian memantul di lapangan lawan.
Dalam pembelajaran tenis meja dalam ruang lingkup pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan di sekolah dasar. Pembelajaran pukulan backhand dalam
lebih berperan aktif mengikuti pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran akan
tercapai. Permasalahan yang sering muncul untuk tingkat siswa sekolah dasar dalam
bermain tenis meja adalah tidak berjalannya permainan, dikarenakan siswa tidak
mampu mengembalikan bola terhadap lawan mainnya. Hal ini merupakan akibat dari
kurangnya keterampilan melakukan gerakan maupun teknik-teknik dasar dalam
permainan tenis meja.
Untuk melatih teknik dasar melakukan pukulan backhand dalam permainan
tenis meja, dalam berlatih kita tidak boleh melatih satu gerakan pukulan backhand
saja, tetapi kita harus menguasai berbagai macam teknik pukulan, karena
masing-masing pukulan memiliki sifat-sifat yang berlainan seperti kekuatan, panjang
pukulan, serta sentuhan bat terhadap bola. Ketiga aspek ini berbeda-beda bagi setiap
macam pukulan dengan kombinasi-kombinasi beraneka ragam. Kecuali setiap
pukulan terdiri dari bermacam-macam gerakan yang terpadu menjadi satu dan dibagi
menjadi tiga tipe yaitu pendek, sedang, dan panjang. Panjang pendeknya pukulan ini
bergantung pada jenis pukulan itu sendiri, tujuan yang ingin dicapai dan daerah
tempat kita bermain. Pukulan tidak dapat dikuasai sekaligus secara sempurna, tetapi
harus melalui tahap-tahap tertentu, makin lama makin dikembangkan. Gerakan
pukulan-pukulan itu harus terkoordinir mengikuti ritme tertentu, baik gerakan lengan,
tubuh ataupun kaki. Menurut (Peter Simpson:1984) dalam bukunya yang berjudul “
How to Play Table Tennis “ untuk mempelajari teknik dasar bermain tenis meja kita harus mempunyai patokan sebagai berikut.
“Kita belajar teknik melakukan pukulan, belajar mengontrol semua gerakan tubuh dan bola itu sendiri, belajar untuk menggerakan tubuh dan memukul bola secara tepat dan konsisten”.
Kemudian Eri D. Nasution (1999:23), mengemukakan bahwa berlatih pukulan
backhand dapat dilakukan dengan cara.
Eri D. Nasution (1999:2) menjelaskan : Terdapat 5 metode latihan dalam tenis
meja.
1. Berlatih dengan teman 2. Berlatih dengan pelatih 3. Berlatih dengan multi ball 4. Berlatih dengan mesin 5. Berlatih sendiri
Dari beberapa kutipan di atas, jelas bahwa dengan latihan memukul bola
dengan cara dipantulkan ke atas menggunakan bet mampu meningkatkan
keterampilan memukul bola dengan menggunakan teknik backhand service.
Berdasarkan observasi dan tes yang telah dilaksanakan diperoleh data yang
menggambarkan bahwa pembelajaran pukulan backhand service dalam permainan
tenis meja, siswa banyak yang tidak menguasai keterampilan tersebut. Berikut rincian
DATA AWAL NILAI SISWA KELAS V SDN 2 GEGESIK KIDUL Tabel 1.1 Gerak Dasar Backhand service
N o
Nama Siswa Aspek yang dinilai
Skor Nilai Tafsiran Ketuntasan Sikap
Melihat dari hasil pada tabel data awal di atas keadaan pembelajaran permainan
tenis meja tentang pukulan backhand service, dapat dikatakan kemampuan siswa
dalam menguasai materi pembelajaran masih sangat rendah karena hanya 24% dari
mencapai ketuntasan nilai. Maka dalam hal ini diperlukan sebuah penerapan
pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan efektif. Mampu mengaitkan pembelajaran
serta melibatkan sumber belajar untuk menjembatani materi dalam pembelajaran.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut peniliti memilih untuk memodifikasi
pembelajaran pukulan backhand service melalui tahapan lambungan bola yang
diharapkan mampu meningkatkan keterampilan teknik dasar siswa dalam permainan
tenis meja.
Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas
yang dirumuskan kedalam judul “Meningkatkan Gerak Dasar Backhand service
dalam Permainan Tenis Meja melalui Tahapan lambungan bola pada Siswa Kelas V
SDN 2 Gegesik Kidul Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon “
B. Perumusan Dan Pemecahan Masalah
1. Perumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan diatas mengenai kesulitan yang dialami siswa dalam
melakukan permainan tenis meja maka peneliti merumuskan permasalahan dalam
penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut :
a. Bagaimana perencanaan pembelajaran sebagai upaya meningkatkan
kemampuan pukulan backhand service dalam permainan tenis meja
melalui tahapan lambungan bola pada siswa kelas V SDN 2 Gegesik
Kidul
b. Bagaimana kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran pukulan
backhand service dalam permainan tenis meja melalui tahapan
lambungan bola pada siswa kelas V SDN 2 Gegesik Kidul
c. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran pukulan backhand service
dalam permainan tenis meja melalui tahapan lambungan bola pada siswa
d. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran pukulan
backhand service dalam permainan tenis meja melalui tahapan
lambungan bola pada siswa kelas V SDN 2 Gegesik Kidul
2. Pemecahan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang muncul maka penulis mengajukan pemecahan
masalah dengan menggunakan pembelajaran pukulan backhand service dalam
permainan tenis meja melalui tahapan lambungan bola untuk mengatasi masalah
tersebut.
Penggunaaan tahapan lambungan bola dalam pembelajaran pukulan backhand
service itu sendiri diharapkan dapat menjadi alternatif bagi siswa dan guru untuk
dijadikan model pembelajaran yang tepat untuk mengatasi kesulitan siswa kelas V
SDN 2 Gegesik Kidul dalam melaksanakan pembelajaran tenis meja. Dengan
menggunakan Pembelajaran pukulan backhand service dalam permainan tenis meja
melalui tahapan lambungan bola diupayakan dapat meningkatkan kemampuan siswa
melakukan pukulan backhand service dalam permainan tenis meja. Karena tahapan
lambungan bola dapat mengembalikan bola sesuai dengan kekuatan dan ketepatan
pukulan selanjutnya, sehingga siswa mampu menjaga konsistensi pukulan, posisi
tubuh, serta sikap lengan yang baik pada saat melakukan pukulan.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran sebagai upaya meningkatkan
kemampuan pukulan backhand service dalam permainan tenis meja melalui
tahapan lambungan bola pada siswa kelas V SDN 2 Gegesik Kidul
2. Untuk mengetahui kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran pukulan
backhand service dalam permainan tenis meja melalui tahapan lambungan
3. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran pukulan backhand
service dalam permainan tenis meja melalui tahapan lambungan bola pada
siswa kelas V SDN 2 Gegesik Kidul
4. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
pukulan backhand service dalam permainan tenis meja melalui tahapan
lambungan bola pada siswa kelas V SDN 2 Gegesik Kidul
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi siswa
a. Meningkatkan kemampuan teknik dasar pukulan dalam permainan tenis
meja.
b. Meningkatkan kebugaran siswa dengan melakukan olahraga tenis meja.
2. Manfaat bagi guru
a. Sebagai bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan kreatifitas belajar
pendidikan jasmani.
b. Meningkatkan kualitas mengajar.
3. Manfaat bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangsih yang baik pada sekolah
dalam rangka memperbaiki pembelajaran pada khususnya dan sekolah pada
umunnya.
4. Manfaat bagi peneliti yang lain
a. Dapat menambah wawasan tentang permainan tenis meja.
b. Dapat mengembangkan pembelajaran penjas melalui metode bermain.
c. Mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran tenis meja melalui modifikasi
dengan pembelajaran pukulan backhand service melalui tahapan lambungan
bola.
E. Batasan Istilah
Adapun istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini akan diuraikan
Meningkatkan (Kamus Besar Bahasa Indonesia : 125) Kata “meningkatkan”
memiliki kata dasar “tingkat” yang berarti lapisan dari suatu yang bersusun dengan imbuhan me-kan kata tingkat menjadi meningkatkan yang diartikan mengusahakan
dapat dinaikan ketingkat yang lebih baik, artinya ada kenaikan hasil belajar siswa dari
yang tidak bisa menjadi bisa.
Pembelajaran (Knirk & Gustafson ; 2005) Menjelaskan bahwa pembelajaran
merupakan setiap kegiatan yang dirancang oleh guru untuk membantu seseorang
mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru dalam suatu proses yang
sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam konteks
kegiatan belajar mengajar.
Permainan (Suppandi,1992;45) Peramaian yang bisa membuat seseorang senang,
permainan dalam penelitian ini digunakan dalam pembelajaran pukulan backhand
dalam tenis meja. Tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga yang bersifat
permainan. Dimana dalam permainannya menggunakan net dan meja, permainannya
dapat dilakukan secara perorangan ataupun berpasangan.
Tenis Meja (Soetomo 1985:54) adalah suatu jenis permainan yang dipukul oleh
seorang pemain dan bola yang dipukul tersebut harus melewati net yang dipasang
pada tengah-tengah meja. Bola yang dipukul dan melewati atas net ini harus
memantul pada meja pihak lawan ke tempat semula dan juga harus melewati atas net
yang dipukul seseorang silih berganti dan memukulnya sendiri setelah bola memantul
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di SD Negeri 2 Gegesik Kidul Kecamatan Gegesik.
Pemilihan sekolah tempat penelitian di tetapkan dengan pertimbangan sebagai
berikut.
a. SD Negeri 2 Gegesik Kidul merupakan SD yang cukup dekat dengan tempat
tinggal peneliti, hal ini memberikan kemudahan kepada peneliti untuk
melaksanakan penelitian, selain itu akan memudahkan peneliti mengumpulkan
data-data dan melakukan konfirmasi bila menemukan masalah teknis yang
perlu diperbaiki.
b. Masih adanya sejumlah masalah yang dihadapi oleh guru, khususnya dalam
pembelajaran gerak dasar backhand service melalui tahapan lambungan bola
yaitu siswa sulit untuk melakukan koordinasi gerak.
c. Meskipun penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan intensif, tetapi
diusahakan tidak mengganggu proses pembelajaran, dan tidak mengganggu
tugas utama peneliti sebagai guru yang bertugas sebagai guru di SD ini.
Adapun secara jelasnya terpaparkan lokasi sekolah melalui denah sekolah
Gambar 3.1
Denah Sekolah
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan oleh peneliti dimulai dari bulan Februari
sampai bulan Juni 2013. Dengan persetujuan kepala sekolah dan guru pendidikan
jasmani kelas V SD Negeri 2 Gegesik Kidul.
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
No Kegiatan Waktu pelaksanaan Ket
1 Penyusunan Profosal September
2 Seminar Profosal Minggu ke-1 Februari
3 Perbaikan Profosal Minggu ke-2 s/d 3 Februari
4 Pelaksanaan Penelitian Minggu ke-4 Februari-4
April
5 Pengolahan dan analisis data Minggu ke-1 s/d 3 Mei
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 2 Gegesik Kidul tahun
ajaran 2012/2013 dengan jumlah murid 25 orang yang terdiri dari 14 orang siswa
laki-laki dan 11 orang siswa perempuan.
Adapun alasan pemilihan subjek penelitian dikelas V SD Negeri 2 Gegesik
Kidul berdasarkan pada pertimbangan hasil data awal yang diperoleh bahwa
tingkatan pemahaman siswa dalam gerak dasar backhand service tenis meja masih
kurang, sehingga siswa masih kurang mempunyai bekal kemampuan
pemahamannya untuk tingkat pendidikan berikutnya.
C. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Berdasarkan masalah yang akan dibahas dan jenis data yang diinginkan,
maka peneliti menggunakan penelitian kualitatif. Bodgan (Moleong, 2004: 3) mendefinisikan “Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan berperilaku yang dapat diamati”.
Metodologi kualitatif yang digunakan dalam pembahasan penelitian
bertujuan untuk mencari data secara holistic (utuh) dan komprenensif
(menyeluruh) tentang pembahasan dalam pembelajaran pemahaman siswa pada
gerak dasar lokomotor. Cresswell (Wiriaatmadja, 2008:8) menjabarkan “Penelitian kualitatif adalah sebuah proses inkuiri yang menyelidiki masalah
-masalah sosial dan kemanusiaan dengan tradisi metodologi yang berbeda”.
Peneliti membangun sebuah gambaran yang kompleks dan holistik, menganalisis
kata-kata, melaporkan pandangan atau opini para informan, dan keseluruhan
bidang studi berlangsung dalam latar situasi yang alamiah/wajar (natural setting).
Penelitian menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom
action research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian
yang dilakukan dalam proses pembelajaran berlangsung yang bersifat reflektif
adalah siswa. Penelitian dilakukan dengan tujuan terjadinya perubahan, perbaikan,
peningkatan kualitas belajar-mengajar di kelas.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan berbentuk siklus yang mengacu pada
model Spiral Kemmis dan Taggart yang dimulai dengan suatu perencanaan (plan),
tindakan (act), observasi (observe), dan refleksi (reflect), kemudian mengadakan
perencanaan kembali untuk siklus selanjutnya.
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan model Spiral Kemmis dan Taggart (Wiraatmaja, 2005:66), yaitu “ model siklus yang dilakukan secara berulang berkelanjutan, artinya semakin lama diharapkan semakin meningkat perubahan atau pencapaian hasilnya”.
Gambar 3.1
Desain Penelitian Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart (Wiriaatmadja, 2008 : 66)
Adapun dalam pengolahan analisis data yang dilakukan peneliti yaitu
menggunakan mixed methods designs, metode ini merupakan metode gabungan
antara metode kualitatif dan metode kuantitatif, Creswell (2008 : 62) yaitu “like
mixed methods research, action research often utilizes both quantitative and
problems in schools and the classrooms”. Adapun Howe dalam Denzin dan
Lincoln (2005:9) yaitu “employed either singly or in combination with
quantitative methods, including the use of randomized experimental designs”.
Jadi dalam penelitian tindakan kelas tidak hanya menggunakan metode
kualitatif saja, metode kuantitatif pun dipergunakan dalam mengolah data pada
analisis data. Metode yang digunakan pun menjadi mixed methods yaitu gabungan
antara metode kualitatif dan metode kuantitatif.
D. Prosedur Penelitian
1. Tahap Perencanaan Tindakan
a. Mengunjungi SD dan meminta inta izin kepada kepala sekolah mengenai
penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan.
b. Mewawancarai guru penjas mengenai apa saja yang menjadi kendala dalam
pembelajaran penjas di kelas IV.
c. Melakukan observasi dengan meminta kerjasama guru penjas.
d. Menentukan mitra peneliti.
e. Membuat rencana pembelajaran gerak dasar backhand service tenis meja
melalui tahapan lambungan bola.
f. Membuat lembar observasi, maupun catatan lapangan untuk mengamati dan
menilai kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai model atau guru yang mengajar,
sedangkan guru SD Negeri 2 Gegesik Kidul menjadi observer. Adapun
langkah-langkah pelaksanaan tindakan pembelajaran gerak dasar backhand service tenis
meja melalui tahapan lambungan bola di kelas V SD Negeri 2 Gegesik Kidul
sebagai berikut:
1. Guru mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran yang kondusif sebelum
pembelajaran dimulai.
2. Guru membuka kelas dengan berdo’a, mengecek kehadiran siswa, dan
menegur siswa yang tidak disiplin, seperti tidak memakai pakaian olahraga,
mengecek kebersihan kuku tangan dan menegur siswa laki-laki yang
rambutnya panjang dan tidak rapih.
3. Guru memberikan apersepsi dan penjelasan mengenai gerak dasar backhand
service tenis meja.
4. Siswa menyimak penjelasan guru.
5. Guru memberikan pemanasan kepada siswa berupa pemanasan statis dan
dinamis.
b. Kegiatan Inti
1. Pertama-tama siswa dibagi menjadi dua kelompok sama banyak atau
seimbang. Sebelum permainan dimulai kedua regu mendengarkan penjelasan
guru mengenai cara-cara memantul bola dengan menggunakan bet.
2. Kedua kelompok tersebut saling berhadapan supaya tahu mana gerakan yang
salah dan mana gerakan yang benar.
3. Guru berada ditengah-tengah kelompok tersebut, supaya bisa mengamati
kelompok mana yang banyak melakukan kesalahan dan mana yang tidak
4. Apabila setelah dilakukan berulang dan ada kesalahan, guru langsung
melakukan perbaikan.
5. Lakukan tahapan lambungan bola secara bergantian dengan menggunakan
sisi pukulan backhand pada bet yang dipegang.
c. Kegiatan akhir
1. Siswa dikumpulkan sambil duduk dan kaki dilunjurkan.
2. Siswa menyimak evaluasi dari guru dan melakukan tanya jawab.
3. Setelah kegiatan selesai, siswa diperintahkan untuk berganti pakaian dan
mengikuti pelajaran selanjutnya.
3. Tahap Observasi
Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, yaitu
Dilakukan dengan mengisi lembar observasi untuk mengamati kinerja guru dan
aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran.
4. Tahap Analisis dan Refleksi
Dalam refleksi siklus I ini dilakukan analisis terhadap semua informasi yang
terekam selama proses pembelajaran melalui format observasi, wawancara,
catatan lapangan dan hasil evaluasi yang telah dilakukan. Kemudian memperbaiki
proses pembelajaran yang telah dilakukan dan menyusun tindakan yang akan
dilakukan pada pembelajaran berikutnya secara berkelanjutan.
Tahap refleksi ini merupakan tahap kegiatan untuk menganalisis, interpretasi,
dan penjelasan (explain) terhadap semua informasi yang diperoleh selama
pelaksanaan tindakan (Kasbolah, 1998: 74). Informasi yang berhasil
didokumentasikan selanjutnya perlu diurai, diuji, dan dibandingkan dengan
pengalaman sebelumnya, kemudian dikaitkan dengan teori tertentu atau hasil
penelitian yang relevan. Hasil informasi atau data yang sudah dianalisis, sintesis,
kemudian proses refleksi akan ditarik kesimpulan.
Refleksi merupakan kegiatan akhir dari penelitian yakni peneliti mengkaji,
melihat, serta mempertimbangkan hasil atau dampak dari pelaksanaan tindakan
dari berbagai kriteria. Refleksi ini dilakukan untuk mengetahui segala hal yang
terjadi dan diperoleh dalam proses dan hasil pembelajaran, yang dilakukan dengan
cara :
a. Mengecek data yang diperoleh selama melakukan penelitian., yakni
berdasarkan hasil dalam format observasi kinerja guru dan aktivitas siswa
dalam pembelajaran. Data yang telah terkumpul kemudian ditindaklanjuti
dengan melakukan analisis dan interpretasi, sehingga akan diketahui hasil
dari pelaksanaan tindakan yang dilakukan. Hasil analisis dan interpretasi
tersebut sebagai dasar untuk melakukan evaluasi sehingga akan diketahui
berhasil tidaknya tindakan yang telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan, sekaligus memperoleh gambaran terhadap siklus pertama.
b. Mendiskusikan hasil yang diperoleh yang terkait dalam pelaksanaan
c. Menyusun rencana yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya, untuk
mengetahui hal-hal yang perlu diperbaiki dalam siklus selanjutnya.
Jadi, dari hasil refleksi ini peneliti bersama-sama guru sebagai praktisi dan
guru lain dapat melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal pada
tindakan selanjutnya. Dalam tahap refleksi ini berupa kegiatan
analisis-analisis, interpretasi, dan penjelasan-penjelasan terhadap semua informasi
yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Hasil tahap refleksi
ini kemudian dijadikan sumber dalam melakukan tindakan selanjutnya, yaitu
sebagai perbaikan dan penyempurnaan dari tindakan sebelumnya.
E. Instrumen Penelitian
Pemilihan instrumen yang tepat diperlukan untuk memperoleh data dan
informasi yang objektif. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Lembar Observasi
Format observasi digunakan untuk mengumpulkan data. Format ini
merupakan panduan yang berisi hal-hal pokok untuk dicermati pada saat
pelaksanaan tindakan berlangsung.
Nurhaedi dkk., (2007), mengartikan “Observasi sebagai pemusatan perhatian
terhadap suatu objek dengan melibatkan seluruh indera untuk mengumpulkan data”. Jadi observasi merupakan pengamatan langsung dengan menggunakan penglihatan, pendengaran, perabaan, atau jika perlu menggunakan pengecapan.
Instrumen yang digunakan dalam teknik ini dapat berupa pedoman pengamatan,
tes, kuesioner, rekaman gambar, dan rekaman suara.
Observasi dalam sebuah penelitian diartikan sebagai pemusatan perhatian
terhadap suatu objek dengan melibatkan seluruh indera untuk mendapatkan data.
Jadi observasi merupakan pengamatan langsung dengan menggunakan
penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, atau kalau perlu dengan
pengecapan. Instrumen observasi dapat berupa pedoman pengamatan, dalam
pedoman pengamatan ini berisi daftar kegiatan yang mungkin terjadi selama
kinerja guru, berdasarkan Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Alat
Penilaian Kemampuan Guru (APKG) terdiri dari dua jenis yaitu Alat Penilaian
Kemampuan Guru I (APKG I) tentang bagaimana guru merencanakan
pembelajaran dan Alat Penilaian Kemampuan Guru II (APKG II) tentang
pelaksanaan kinerja guru. Observasi adalah pengamatan langsung terhadap suatu
objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Alat yang digunakan berupa
pedoman observasi. Tujuan diadakan observasi yaitu untuk memperoleh data
perilaku sehingga didapatkan catatan lapangan tentang perilaku guru dan siswa
dalam kegiatan pembelajaran. Pedoman observasi dalam penelitian ini terdapat
pada lampiran. dan aktivitas siswa untuk melihat sejauh mana nilai-nilai antusias,
a. Format Observasi Perencanaan Pembelajaran
Tabel 3.2
Format Instrumen Perencanaan Kinerja Guru (IPKG 1)
No Komponen Rencana Pembelajaran Aspek Yang di Amati Tefsiran
1 2 3 4 K C B
A PERUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARAN
Rumusan tujuan pembelajaran
Kejelasan Rumusan
Kejelasan Cukupan Rumusan
Kesesuaian dengan kompetensi dasar
Persentase
B MENGAMBANGKAN DAN MENGORGANISASIKAN MATERI
MEDIA SUMBER BELAJAR DAN METODE PEMBELAJARAN Mengembangakan dan mengorganisasikan materi pembelajaran Menentukan dan mengembangkan alat bantu pambelajaran Memilih sumber belajar
Memilih metode pembelajaran
Persentase
C MERENCANAKAN SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN
Menentukan jenis kegiatan penbelajaran
Menyusun langkah-langkah kegiatan penbelajaran
Menentukan alokasi waktu pembelajaran
Kesesuaian media pembelajaran dengan tujuan pembelajaran
Kesesuaian metode, materi, dan peserta didik Persentase
D MERENCANAKAN PROSEDUR, JENIS DAN MENYIAPKAN ALAT
PENILAIAN
Menentukan proses dan jenis penilaian
Membuat alat penilaian
Menentukan kriteria penilaian
Persentase
E TAMPILAN DOKUMEN RENCANA PEMBELAJARAN
Kebersihan dan kerapian Penggunaan bahasa tulis
Persentase Persentase total
Keterangan :
b. Format Observasi Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Tabel 3.3
Format Instrumen Pelaksanaan Kinerja Guru (IPKG 2)
No Aspek Yang di Amati Penilaian Tafsiran
1 2 3 4 K C B
A PRA PEMBELAJARAN
1. Kesiapan ruang, alat, dan media pambelajaran
2. Memeriksa kesiapan siswa Persentase
B MEMBUKA PEMBELAJARAN
1. Melakukan kegiatan apersepsi dan pemanasan 2. Menyiapkan komponen (tujuan) yang akan di capai
dan rencana kegiatan Persentase
C MENGELOLA INTI PEMBELAJARAN
1. Memberikan petunjuk dan contoh gerakan pukulan lob service forehand
2. Mengenal respon dan pertanyaan siswa
3. Melakukan komunikasi lisan, isyarat, dan gerakan badan
4. Memicu dan memelihara ketertiban siswa
5. Memantapkan penguasaan keterampilan gerak siswa dalam pembelajaran lob service forehand bulutangkis
Persentase
D MENDEMONSTRASIKAN KEMAMPUAN KHUSUS DALAM
PEMBELAJARAN PENJAS 1. Merangkai gerakan
2. Memberikan kesempatan secara leluasa kepada siswa melakukan aktifitas gerak
3. Membimbing siswa melakukan gerakan dan melakukan aktifitas gerak
4. Memberikan pertolongan kepada siswa yang mengalami kesulitan
5. Penggunaan media dan alat pembelajaran
Persentase
E MELAKSANAKAN EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR
1. Melaksanakan penilaian selama proses dan akhir pembelajaran
2. Melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran Prosentase
F KESAN UMUM KINERJA GURU
1. Keefektifan proses pembelajaran 2. Penampilan guru dalam pembelajaran
Persentase Persentase total
Keterangan :
c. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Motivasi Disiplin Sportivitas
1 2 3 1 2 3 1 2 3 B C K
d. Lembar Observasi Hasil Belajar Siswa
Tabel 3.5
Format Instrumen Hasil Belajar
NO
Nama Siswa
Aspek yang di nilai
Skor Nilai Ket Sikap awal perkenaan Gerak kaki
1 2 3 1 2 3 1 2 3 T TT
2. Lembar Wawancara
Menurut Nurhaedi dkk., (2007: ) “Wawancara adalah suatu bentuk dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara”. Sedangkan menurut Kunandar (2008: ):
Wawancara yaitu pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal
kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau
penjelasan hal-hal yang dipandang perlu dan memiliki relevansi dangan
permasalahan penelitian tindakan kelas.
Wawancara yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk memperoleh
informasi mengenai kondisi pembelajaran yang sebelumnya dilakukan oleh Guru
Penjaskes pada saat pembelajaran. Selain itu, wawancara juga dilakukan pada saat
dan setelah penelitian dilakukan.
Alat instrumen untuk wawancara berupa pedoman wawancara meliputi nama
yang diwawancarai, waktu wawancara, tempat wawancara, masalah-masalah
berupa pertanyaan yang diajukan disertai kesimpulan wawancara. Format yang
digunakan adalah lembar wawancara guru dan lembar wawancara siswa.
Terlampir.
Tabel 3.6
Pedoman Wawancara Guru
No Pertanyaan Deskripsi/Jawaban
1 Bagaimana pendapat bapak apabila pembelajaran
gerak dasar pukulan backhand service tenis meja dilakukan dengan tahapan lambungan bola ?
2 Kesulitan apa yang ditemui jika melaksanakan
pembelajaran gerak dasar pukulan backhand service tenis meja dilakukan dengan tahapan lambungan bola?
3 Kemudahan apa yang didapat jika melaksanakan
pembelajaran gerak dasar pukulan backhand service tenis meja dilakukan dengan tahapan lambungan bola?
4 Menurut pendapat bapak, apakah penggunaan
tahapan lambungan bola dapat mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran gerak dasar pukulan backhand service ?
5 Menurut pemdapat bapak, hal-hal apa saja yang harus
backhand service tenis meja dilakukan dengan tahapan lambungan bola?
Tabel 3.7
Pedoman Wawancara Siswa
No Pertanyaan Jawaban
1.
2.
3.
4.
5.
Bagaimana Perasaanmu pada saat pembelajaran gerak dasar pukulan backhand service tadi ?
Apa yang diajarkan pada pelajaran tadi ?
Apakah kamu menemukan kesulitan pada saat pembelajaran tadi ?
Jika ada kesulitan, pada bagian mana ?
Bagaimana cara kamu untuk mengatasi kesulitan tadi ?
3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah catatan yang dibuat oleh peneliti atau mitra peneliti
yang melakukan pengamatan atau observasi terhadap subjek atau objek penelitian
tindakan kelas. Catatan lapangan digunakan untuk mencatat kejadian-kejadian
yang terjadi dalam pembelajaran, suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi guru
dengan siswa, siswa dengan siswa dan beberapa aspek lainnya.
4. Tes Hasil Belajar
Tes merupakan alat pengukuran data yang berharga dalam penelitian. Tes
adalah seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada seseorang
dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan
skor angka. Tes dilakukan untuk mengukur dan mengetahui kemampuan dan
keberhasilan siswa setelah dilakukannya tindakan melalui alat pengumpulan data
yang digunakan.
Dalam penelitian ini digunakan kamera foto sebagai alat untuk memotret
situasi proses pembelajaran yang hasilnya berupa gambar atau foto yang dapat
dilampirkan dalam penelitian ini sehingga dapat terlihat secara langsung
gambaran aktifitas selama proses pembelajaran.
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan tes hasil belajar
yang dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri 2 Gegesik Kidul Kecamatan
Gegesik Kabupaten Cirebon. Adapun sumber dalam penelitian ini adalah seluruh
pihak yang terkait dalam pelaksanaan penelitian.
a. Data Proses
Tujuan utama dalam pengolahan data proses yaitu mengetahui kinerja guru
saat melaksanakan pengajaran serta mengetahui aktivitas siswa pada saat belajar.
Adapun teknik yang digunakan dalam memperoleh data proses ini adalah dengan
menggunakan instrumen penelitian yang di antaranya dengan pedoman observasi
dan pedoman wawancara. Data yang diperoleh tersebut merupakan data mentah
sehingga perlu diolah secara teknis.
Data yang terkumpul dalam pengolahan data proses ini berupa data
kualitatif. Dalam hal ini disebut sebagai data kualitatif karena pada proses
pembelajaran, tindakan praktikan pada saat mengajar dan tindakan siswa pada saat
belajar lebih condong pada kualitasnya. Untuk data kualitatif ini digunakan
pengolahan dengan teknik persentase (%) terhadap indikator yang dilaksanakan,
yang kemudian diinterpretasikan dan dideskripsikan.
b. Data Hasil Pembelajaran
Teknik pengolahan data hasil pembelajaran menggunakan kriteria ”Tuntas”
atau ”Tidak Tuntas” atau yang disebut KKM yaitu Kriteria Ketuntasan minimal
dalam pembelajaran tenis meja adalah menganalisis proses yaitu sikap awal, sikap
perkenaan, sikap akhir.
A. Sikap awal
2. Kedua tangan dibuka dan dibengkokan pada siku untuk menyeimbangkan
posisi tubuh.
3. Sikap kedua kaki dibuka selebar bahu.
B. Perkenaan
1. Pandangan mengarah ke arah bola yang datang dari depan.
2. Bola menyentuh bet bagian karet bawah.
3. Perkenaan pada bet sebelah kiri.
C. Sikap akhir
1. Mata melihat kearah bola.
2. Posisi bet berada di depan dada.
3. Kedua kaki kembali ke sikap awal
Dalam pengolahan data hasil, hal yang dilakukan yaitu mengumpulkan
data dari hasil pembelajaran, dan pengolahan data ini ditujukan untuk mengetahui
peningkatan pemahaman siswa mengenai materi ajar serta peningkatan nilai hasil
belajarnya. Data hasil lebih menitikberatkan pada data kuantitas, meskipun pada
dasarnya data hasil ini ditujukan pada kualitas hasil pembelajaran. Untuk data
kuantitatif berasal dari perolehan data melalui tes hasil belajar praktek dan
kemampuan gerak berkesinambungan dengan tema pembelajaran, hal ini dapat
dideskripsikan melalui kegiatan proses pembelajaran yakni dalam backhand
service melalui tahapan lambungan bola. Setelah data itu diberi nilai, kemudian
dikelompokkan ke dalam rentang nilai yang termuat dalam tabel 3.5 berikut
(Sudjana, 2008: 77)
Tabel 3.8
Rentang Nilai Hasil Belajar
Rentang Nilai Frekuensi Huruf Keterangan
81 – 100 A Baik Sekali
Ketuntasan Minimal (KKM). Adapun bentuk perhitungan KKM adalah sebagai
berikut (KKPS, 2008).
Kriteria penerapan ketuntasan:
1. KOMPLEKSITAS; merupakan tingkat kerumitan kompetensi dasar.
Apabila rumit diberi nilai 50 – 64, sedang diberi nilai 65 -80, dan mudah
diberi nilai 80 – 100.
2. DAYA DUKUNG; mencakup sarana dan prasarana, guru lingkungan dan
dana. Apabila daya dukung bagus diberi nilai 81 – 100, sedang diberi nilai
65 -80, dan sukar diberi nilai 50 – 64.
3. INTAKE SISWA; merupakan kondisi kompetensi siswa. Apabila kondisi
siswa bagus diberi nilai 81 – 100, sedang diberi nilai 65 -80, dan sukar
diberi nilai 50 – 64.
= KKM
Untuk pelajaran Penjas di SD Negeri 2 Gegesik Kidul Kecamatan Gegesik
Kabupaten Cirebon, KKM yang digunakan adalah 70 dengan uraian sebagai
ditentukan, maka jika siswa yang nilainya kurang dari 70, maka dikatakan belum
tuntas. Demikian pula sebaliknya, jika nilai siswa lebih dari atau sama dengan 70
maka siswa dinyatakan tuntas dalam belajar mengenai gerak dasar backhand
service.
Siswa dinyatakan lulus dalam tes kemampuan gerakan backhand service
apabila 70,00 dari sikap permulaan, sikap pelaksanaan backhand service, dan
sikap akhir memiliki nilai minimal 70.
2. Analisis Data
Kompleksitas + daya dukung + intake siswa
3
85 + 70 + 55
Analisis Data menurut Patton (Moleong, 2004: 103) adalah “ Proses mengatur urutan data, mengorganisasi ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar.” Analisis data dalam pelaksanaannya dilakukan dalam suatu proses dan dikerjakan secara intensif. Analisis data dengan reduksi data, pemahaman, dan
penyimpulan. Pada tahap reduksi data peneliti menyeleksi, memfokuskan,
menyederhanakan, kemudian menginformasikan secara utuh. Kegiatan penyajian
data adalah mengorganisasikan data hasil reduksi, hal ini dilakukan untuk
menghasilkan sajian data yang utuh.
Proses analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan menelaah dan
mempelajari seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber, kemudian data
tersebut direduksi dengan jalan membuat abstraksi yaitu dengan merangkumnya
menjadi intisari yang terjaga kebenarannya. Selanjutnya data tersebut disusun dan
dikategorisasikan, kemudian disajikan, dimaknai, disimpulkan, dan terakhir
diperiksa keabsahannya. Kegiatan akhir yang dilakukan adalah dengan
mengadakan pemeriksaan validasi data. Adapun teknik yang digunakan dalam
pemeriksaan validasi data dalam penelitian ini adalah teknik member check,
triangulasi, dan expert opinion.
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan cara menganalisis
hasil observasi dan wawancara, kemudian direfleksi pada setiap tindakan, hasil tes
dianalisis secara kualitatif dan direfleksi.
G. Validasi Data
Kegiatan validasi data yaitu menetapkan keabsahan (trustworthiness) data
dengan teknik pemeriksaan untuk menghasilkan data yang valid (tepat) sehingga
data yang dilaporkan peneliti sesuai dengan data yang sesungguhnya yang terjadi
di lapangan. Validitas diperlukan dalam suatu penelitian. Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas, maka pengukuran validitas dan reabilitas tidak
menggunakan perhitungan statistik.
Selanjutnya pengecekan validasi data dalam penelitian kualitatif menurut
keikutsertaan, ketekutan pengamatan, triangulasi, pengecekan sejawat melalui diskusi, kecukupan referensial, kajian kasus negatif, dan pengecekan anggota”.
Sedangkan validasi data dalam penelitian ini merujuk pendapat Hopkins
(Wiriaatmaja, 2005:168-171), yaitu :
b. Triangulasi
Triangulasi digunakan untuk melakukan pengecekan terhadap validasi data
yang diperoleh dengan cara mengkonfirmasikan data atau informasi dengan
memanfaatkan sumber data, pendekatan pengumpulan data, penyelidikan lain, dan teori lain yang menunjang. Menurut Moleong (2004: 330) “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar
data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”.
Sedangkan menurut Wiriaatmadja (2008: 168):
Triangulasi dapat diartikan sebagai teknik validasi data yang dilakukan dengan memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau hasil analisis dibandingkan dengan hasil orang lain sebagai mitra dalam penelitian yang turut menyaksikan situasi yang sama.
Kegiatan triangulasi dalam penelitian ini dilakukan melalui kegiatan reflektif
kolaborasi (reflectif coolaboratif) antara guru, peneliti dan siswa. Tujuan dari
trianngulasi ini untuk memperoleh derajat kepercayaan data yang maksimal.
Triangulasi dilakukan ketika peneliti telah mengambil data dan menganalisisnya
c. Member Check
Member check diperlukan dalam penelitian agar informasi tentang seluruh
pelaksanaan tindakan yang diperoleh peneliti dan mitra dikonfirmasikan
kebenarannya kepada guru kelas V SD Negeri 2 Gegesik Kidul. Menurut
Wiriaatmadja (2008: 168)
Member check yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau
Dalam kegiatan member chek ini peneliti mengemukakan hasil temuan
sementara untuk memperoleh tanggapan, sanggahan atau informasi baik dari guru
maupun siswa, sehingga terjaring data yang benar dan memiliki derajat validitas
yang tinggi.
d. Audit Trail
Yaitu mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan data dengan
mendiskusikannya dengan guru, pembimbing, peneliti senior dan rekan-rekan
peneliti. Kegiatan ini ditujukan untuk memperoleh data dengan validitas tinggi.
e. Expert Opinion
Yaitu pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan peneliti kepada pakar
professional. Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengkonsultasikan hasil temuan
peneliti kepada para ahli. Dalam hal ini peneliti mengkonsultasikan kepada dosen
pembimbing sehingga data temuan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Dalam hal ini penulis mengkonsultasikan temuan penelitian kepada pembimbing
1 dan Pembimbing 2 yaitu Bapak Drs. Respaty Mulyanto, M.Pd dan Bapak Indra
Safari, M.Pd untuk memperoleh tanggapan dan arahan serta masukan sehingga
validasi temuan penelitian dapat dipertanggung jawabkan. Dalam hal ini peneliti
selalu mengkonsultasikan permasalahan-permasalahan bukan hanya pada bidang
pembelajaran teknik tenis meja, tetapi segala hal yang berhubungan dengan
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Creswell W John. 2008. Educational Research. New Jersey: Pearson Education, Inc.
Denzin K Norman, Lincoln S Yvonna. 2005. The Sage Handbook Of
Qualitative Research Third Edition. California: Sage Publictions, Inc.
Kasbolah, Kasihani. (1999). Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Depdikbud. Kusnandar. 2008. Langkah Mudah PTK Sebagai Pengembang Profesi Guru.
Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Moleong. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya. Wiriaatmaja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan mengenai
peningkatan pembelajaran gerak dasar backhand service dalam permainan tenis
meja melalui tahapan lambungan bola pada siswa kelas V SDN 2 Gegesik Kidul
Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon, peneliti menarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Perencanaan
Pada bagian ini, peneliti akan menyimpulkan tahap perencanaan dalam
pembelajaran. Yang pertama peneliti mempersiapkan materi yang akan
disampaikan dalam pembelajaran permainan tenis meja, menentukan tujuan
pembelajaran, metode pembelajaran, dan pembelajaran melalui tahapan
lambungan bola untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar backhand service
pada pembelajaran tenis meja. Kemudian menentukan langkah-langkah
pembelajaran dalam RPP, menentukan instrumen yang akan digunakan selama
proses pembelajaran, dan menentukan teknik pengolahan data yang akan
digunakan untuk mengetahui hasil setelah pembelajaran melalui tahapan
lambungan bola. Hasil yang dicapai pada perencanaan pembelajaran pada data
awal yaitu baru mencapai 60% dan belum mencapai target yang ditentukan yaitu
100%, sehingga diperlukan perbaikan pada siklus I, hasil yang dicapai pada
perencanaan pembelajaran siklus I yaitu mencapai 71% dan belum mencapai
target yang ditentukan yaitu 100%, sehingga diperlukan perbaikan pada siklus II.
Dalam siklus II hasil persentasi perencanaan pembelajaran mengalami
peningkatan yaitu 85% dan belum mencapai target yang ditentukan yaitu 100%,
sehingga diperlukan perbaikan pada siklus III. Pada siklus III perencanaan
pembelajaran target sudah dapat tercapai, dan dipertahankan pada siklus III..
Agar proses pembelajaran berjalan efektif, sistematika tahapan gerakan dimulai
dengan gerakan yang mudah dan beban kerja yang ringan, kemudian
2. Kinerja Guru
Proses pelaksanaan pembelajaran gerak dasar backhand service dalam
permainan tenis meja melalui tahapan lambungan bola diikuti dengan kinerja guru
yang maksimal dalam memotivasi aktivitas siswa dan bimbingan melalui
petunjuk-petunjuk pelaksanaan yang jelas dan koreksi-koreksi yang tepat baik
secara khusus maupun umum serta upaya pemanfaatan fasilitas belajar akan
mampu mendapatkan hasil yang maksimal.
Pada tahap pelaksanaan, guru menyampaikan tujuan pembelajaran melalui
tahapan lambungan bola dalam pembelajaran permainan tenis meja untuk
meningkatkan kemampuan gerak dasar backhand service. Penilaian pada akhir
pembelajaran dilakukan dengan melakukan tes akhir dan penilaian selama proses
pembelajaran. Penilaian proses pembelajaran dilakukan dengan observasi,
wawancara, dan aktivitas siswa yang meliputi aspek antusias, disiplin, dan kerja
sama. Sedangkan tes akhir dilakukan dengan tes praktik melakukan gerakan
backhand service dalam pembelajaran permainan tenis meja.
Pelaksanaan kinerja guru mengalami peningkatan dari tindakan siklus I
sampai dengan tindakan siklus III. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari
persentase setiap siklusnya selama pembelajaran melalui tahapan lambungan bola
pada pembelajaran permainan tenis meja untuk meningkatkan kemampuan
gerakan backhand service. Dimulai dari data awal hasil kinerja guru yaitu baru
mencapai 67%, diperbaiki pada siklus I menjadi 71%, diperbaiki pada siklus II
menjadi 83%, diperbaiki dan mencapai target pada siklus III menjadi 100%.
3. Aktivitas Siswa
Dalam memaksimalkan aktivitas siswa saat berlangsungnya pembelajaran
pemberian motivasi siswa harus diberikan saat pembelajaran berlangsung agar
aktivitas siswa dapat meningkat disamping pengawasan dan peraturan yang ketat,
jelas dan tidak berpihak sehingga pengelolaan proses belajar maksimal.
Berdasarkan hasil observasi mengenai aktivitas siswa pada pembelajaran
siklus I, II, III terlihat adanya kenaikan persentase aktivitas siswa. Peningkatan
persentase ssiswa siklus I, II, III. Dimulai dari data awal hasil aktivitas siswa yaitu
siklus II menjadi 64%, diperbaiki dan mencapai target pada siklus III menjadi
75,60%.
4. Hasil Pembelajaran
Dengan penerapan pembelajaran gerak dasar backhand service dalam
permainan tenis meja melalui tahapan lambungan bola menunjukan adanya
peningkatan yang signifikan. Dalam hal ini penulis telah menerapkan
pembelajaran backhand service melalui tahapan lambungan bola. Dan hasilnya
ternyata dapat meningkatkan pembelajaran backhand service pada tenis meja
secara bertahap dari siklus I sampai siklus III. Melalui pembelajaran yang
diterapkan penulis dalam tiga siklus tindakan, setelah dievaluasi pada akhir
masing-masing siklus ternyata mengalami peningkatan yang signifikan. Adanya
peningkatan hasil belajar siswa dari tindakan siklus I, tndakan siklus II, dan
tindakan siklus III. Pada perolehan data awal, siswa yang mendapatkan kategori
tuntas dalam tes gerakan backhand service sebanyak 6 siswa, sedangkan siswa
yang mendapatkan kategori tidak tuntas pada perolehan data awal sebanyak 19
siswa. Hasil tes belajar siswa keseluruhan pada data awal yaitu baru mencapai
24%. Pada pembelajaran siklus I, siswa yang mendapatkan kategori tuntas dalam
tes gerakan backhand service sebanyak 10 siswa, sedangkan siswa yang
mendapatkan kategori tidak tuntas pada tindakan siklus I sebanyak 15 siswa. Hasil
tes belajar siswa keseluruhan yang didapatkan pada tindakan siklus I yaitu
mencapai 40%. Untuk pembelajaran siklus II, ada peningkatan dari siklus I,
terlihat dari persentase kenaikan siswa yang mendapatkan kategori tuntas dalam
tes gerakan backhand service sebanyak 17 siswa, sedangkan siswa yang
mendapatkan kategori tidak tuntas pada tindakan siklus II sebanyak 8 siswa. Hasil
tes belajar keseluruhan yang didapatkan pada tindakan siklus II yaitu mencapai
68%. Kemudian untuk siklus III juga terlihat adanya peningkatan hasil belajar
siswa, terlihat dari persentase kenaikan siswa yang mendapatkan kategori tuntas
dalam tes gerakan backhand service sebanyak 21 siswa, sedangkan siswa yang
mendapatkan kategori tidak tuntas pada tindakan siklus III sebanyak 4 siswa.
Hasil tes belajar keseluruhan yang didapatkan pada tindakan siklus III yaitu
backhand service. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes pembelajaran yang dapat
mencapai target pada siklus III dengan persentase kelulusan 84%.
Berdasarkan data di atas penggunaan tahapan lambungan bola dalam
pembelajaran permainan tenis meja sangat membantu siswa kelas V SDN 2
Gegesik Kidul Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon dalam meningkatkan
kemampuan gerakan backhand service pada pembelajaran permainan tenis meja
sehingga penelitian dihentikan pada siklus yang ke III. Dengan demikian, hasil
hipotesis tindakan diterima.
B. Saran
Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh penulis selama peneliti ini diajukan
saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi Guru
Diharapkan para guru pendidikan jasmani mencoba berbagai macam teknik
pendekatan yang sesuai dengan karakter materi ajar, agar wawasan metodologi
pembelajaran pendidikan jasmani menjadi berkembang. Terutama pada
pembelajaran penjas di SD sebaiknya menggunakan metode pembelajaran melalui
modifikasi, karena pada masa anak SD cenderung masih ingin bermain serta
menghindari cedera yang berakibat fatal.
2. Bagi Siswa
Diharapkan dengan menerapkan pembelajaran gerak dasar backhand service
dalam permainan tenis meja melalui tahapan lambungan bola dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa.
3. Bagi Sekolah
Diharapkan dapat menambah referensi tentang metode pembelajaran
khususnya untuk mata pelajaran pendidikan jasmani.
4. Bagi Lembaga
Mudah-mudahan pembelajaran ini dapat menjadi masukan sebagai
pengembangan teknik meningkatkan pembelajaran gerak dasar backhand service
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti yang berikutnya yang relevan dengan skripsi ini, diharapkan
dalam penggunaan metode tidak hanya melalui pembelajaran tahapan lambungan
bola saja tetapi mencari metode lain yang bisa meningkatkan kemampuan gerakan
Adang Suherman, (2011). “Evaluasi Pendidikan Jasmani”, Departemen
Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Olahraga Jakarta.
Aip, Syarifuddin, Muhadi (1993). “ Pendidikan Jasmani dan Kesehatan “,
Departemen Pendidikan dan Kebudayan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Cholik T. M. dan Gusril. (2002). Perkembangan Motorik pada Anak-anak. Jakarta: Depdiknas.
Creswell W John. 2008. Educational Research. New Jersey: Pearson Education, Inc.
Damiri, Kusmaedi. (1992). Olahraga Pilihan Tenis Meja Bandung: Depdikbud. Denzin K Norman, Lincoln S Yvonna. 2005. The Sage Handbook Of Qualitative
Research Third Edition. California: Sage Publictions, Inc.
Depdikbud. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Kasbolah, Kasihani. (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud. Kasbolah, Kasihani. (1998/1999). Penelitian Tindakan Kelas. Malang :
DEPDIKBUD.
Kusmaedi, Damiri (1992).”Olahraga Pilihan Tenis Meja:, Departemen
Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Bandung.
Kusnandar. 2008. Langkah Mudah PTK Sebagai Pengembang Profesi Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Lutan, Rusli (1996/1997). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Jakarta: Depdiknas
Lutan, Rusli (2001 : 18) Pembelajaran Penjas di Sekolah Dasar.
Moleong, J. Lexy. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Muhadi, Syarifuddin. (1992). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud.
Nasution, Eri D (1999). Tenis Meja Tingkat Pemula. Jakarta PT Raja Grafindo Suharsimi, Arikunto, www.scribd.com/dok/2473703/Penelitian.
Simpson, Peter. (1984) Teknik Bermain Pingpong, Pionir, Bandung.
Supandi. (1992) Strategi Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud.
Wiriaatmaja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk