• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN GERAK DASAR BACKHAND SERVICE MELALUI TAHAPAN LAMBUNGAN BOLA PADA PERMAINAN TENIS MEJA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN GERAK DASAR BACKHAND SERVICE MELALUI TAHAPAN LAMBUNGAN BOLA PADA PERMAINAN TENIS MEJA."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

PADA PERMAINAN TENIS MEJA

(PTK Pada Siswa Kelas V SDN 2 Gegesik Kidul Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon)

Oleh :

Riyah Komariyah

NIM. 0905388

PROGRAM S1 PGSD PENDIDIKAN JASMANI

KAMPUS SUMEDANG

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

(2)

PADA PERMAINAN TENIS MEJA

Oleh

Riyah Komariyah 0905388

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I,

Drs. Respaty Mulyanto, M.Pd. NIP. 19590520 198803 1 002

Pembimbing II

Indra Safari, M.Pd. NIP. 19770902 200801 1 016

Mengetahui,

Ketua Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Penjas Universitas Pendidikan Indonesia

Kampus Sumedang

(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul Meningkatkan

Gerak Dasar Backhand Service Melalui Tahapan Lambungan Bola Pada

Permainan Tenis Meja” kelas V SDN 2 Gegesik Kidul Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon, ini beserta isinya adalah benar-benar karya sendiri, saya tidak melakukan penjiplakan

dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam

masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko /sanksi yang dijatuhkan

kepada saya apabila ditemukan adanya pelangaran terhadap etika keilmuan dalam

karya saya ini atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Cirebon, Mei 2013

Riyah Komariyah

0905388

(4)

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka ... 11

3. Pembelajaran Pendidikan Jasmani... 28

4. Pembelajaran Backhand service Melalui Tahapan Lambungan Bola ... 31

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 32

(5)

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34

F. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data ... 49

1. Teknik Pengumpulan Data ... 49

2. Analisis Data ... 51

G. Validasi Data ... . 52

(6)

d. Paparan Data Hasil Siklus III ... 92 e. Analisis dan Refleksi Siklus III ... 93 C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 97

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan ... 104 B.Saran ... 107

(7)

Tabel 1.1 Data Awal Hasil Belajar Siswa ... 6

Tabel 4.12 Hasil Persentase Peningkatan Hasil Belajar Siklus I ... 73

Tabel 4.13 Hasil Perencanaan Siklus II ... 76

Tabel 4.20 Hasil Persentase Peningkatan Hasil Belajar Siklus II ... 85

Tabel 4.21 Hasil Perencanaan Siklus III ... 88

Tabel 4.28 Hasil Persentase Peningkatan Hasil Belajar Siklus III... 96

Tabel 4.29 Data Hasil Pengamatan Perencanaan Guru ... 98

Tabel 4.30 Data Hasil Pengamatan Pelaksanaan Guru ... 100

(8)
(9)

Diagram 4.1 Peningkatan Perencanaan Kinerja Guru... 98

Diagram 4.2 Peningkatan Pelaksanaan Kinerja Guru ... 100

Diagram 4.3 Peningkatan Aktivitas Siswa ... 101

Diagram 4.4 Peningkatan Kelulusan Siswa ... 102

Diagram 4.5 Peningkatan Dari Data Awal Sampai Siklus III ... 103

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Denah sekolah ... 35

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 110

Lampiran 2 Lembar Hasil Perencanaan Siklus I ... 114

Lampiran 3 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 115

Lampiran 4 Lembar Observasi Aktifitas Siswa Siklus I ... 116

Lampiran 5 Rekapitulasi Nilai Tes Hasil belajar Siswa Siklus I ... 117

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 118

Lampiran 7 Lembar Hasil Perencanaan Siklus II ... 122

Lampiran 8 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 123

Lampiran 9 Lembar Observasi Aktifitas Siswa Siklus II ... 124

Lampiran 10 Rekapitulasi Nilai Tes Hasil belajar Siswa Siklus II ... 125

Lampiran 11 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III ... 126

Lampiran 12 Lembar Hasil Perencanaan Siklus III ... 130

Lampiran 13 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 131

Lampiran 14 Lembar Observasi Aktifitas Siswa Siklus III ... 132

Lampiran 15 Rekapitulasi Nilai Tes Hasil belajar Siswa Siklus III ... 133

Lampiran 16 Hasil Wawancara dengan Guru ... 134

Lampiran 17 Hasil Wawancara dengan Siswa ... 136

Lampiran 18 Foto-foto ... 137

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani yang di utamakan siswa di

tuntut harus banyak bergerak aktif. Pada dasarnya pendidikan jasmani adalah upaya

untuk membina kemampuan fisik dan mental. Tujuan utama pendidikan jasmani

menghasilkan manusia yang sehat, aktif, cerdas, disiplin, serta menjunjung nilai

sportivitas dan kemandirian yang tinggi.

Pendidikan jasmani sering dihubungkan dengan konsep lain, dimana

pendidikan jasmani disamakan dengan setiap usaha atau kegiatan yang mengarah

pada bagian organ-organ tubuh, kesegaran jasmani, kegiatan fisik, dan

pengembangan keterampilan gerak. Pengertian itu memberikan pandangan yang

menyimpang dari arti yang sesungguhnya, walaupun memang mempunyai tujuan

tertentu. Namun karena tidak dikaitkan dengan tujuan pendidikan, maka kegiatan itu

tidak mengandung unsur-unsur pedagogi. (Dauer dan Pangraji 1989:1)

mengemukakan bahwa.

Pendidikan jasmani adalah suatu fase dari pendidikan yang memberikan konstribusi, terutama melalui pengalaman gerak untuk pertumbuhan dan perkembangan secara utuh untuk setiap anak.pendidikan jasmani didefinisikan sebagai pendidikan dan melalui gerak harus dilaksanakan dengan cara-cara tetap agar memiliki makna bagi anak.pendidikan jasmani merupakan program pembelajaran yang memberikan perhatian yang proporsional dan memadai pada domain-domain pembelajaran yaitu afektif, kognitif, dan psikomotor.

Guru pendidikan jasmani mempunyai peranan yang sangat penting untuk

membantu tercapainya kesegaran jasmani siswa, guru pendidikan jasmani harus

mampu membawa siswa kearah situasi yang menyenangkan serta tidak membosankan

dalam suatu pembelajaran. Maka dari itu pendidikan jasmani sangat berperan penting

(13)

yang efektif agar siswa bisa melakukan aktivitas fisik walaupun bermain tidak selalu

fisikal. Yang terpenting adalah bentuk-bentuk permainan itu sendiri, apakah menarik

atau tidak. Permainan yang menarik akan meningkatkan motivasi siswa dalam

melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani. tentunya didukung oleh kecakapan

guru dalam memberikan materi pembelajaran serta fasilitas yang memadai.

Tenis meja adalah suatu cabang olah raga yang tidak mengenal batas umur,

anak-anak maupun orang dewasa dapat bermain bersama. Dapat dianggap sebagai

acara rekreasi, dapat juga dianggap sebagai olahraga atletik yang harus ditanggulangi

dengan bersungguh-sungguh. Akan tetapi jikalau kita ingin menguasai tenis meja

sebagai olahraga, maka mau tidak mau kita harus mempelajari dan memahami

berbagai pukulan yang ada. Kita harus menguasai juga berbagai gaya permainan yang

utama. Tidak mungkin bermain tenis meja dengan baik tanpa mengetahui dasar-dasar

tersebut. Dalam bermain tenis meja kita akan unggul jika kita berhasil

mengembangkan suatu pukulan yang khas milik kita sendiri yang tidak dimiliki oleh

lawan manapun. Kelebihan yang khas tersebut dapat memberikan warna individual

pada pukulan-pukulan kita. Untuk melatih berbagai macam pukulan, kita tidak boleh

melupakan posisi tubuh(stance) yang sesuai, agar gerakan-gerakan pukulan dapat

terkompensir. Karena semakin cepat gerakan, semakin hebat pukulan kita, dan

semakin lebar pulalah posisi tubuh yang dibutuhkan. Hal ini diperlukan untuk

memelihara kestabilan dan keseimbangan.

Untuk dapat mengembangkan pukulan yang merupakan ciri khas milik kita

sendiri, kita harus berdidri di atas pondasi yang kuat, menggunakan semua teknik

dasar pukulan seperti di atas. Hanya berdasarkan teknik-teknik dasar itulah kita dapat

bermain menggunakan taktik dan menang. Latihan tehnis ini kemudian diikuti

dengan latihan taktik. Hal ini harus dipersatukan setahap demi setahap sehinnga

merupakan satu-kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Karena kedua faktor inilah

yang merupakan faktor penentu, langsung mempengaruhi segala perkembangan,

(14)

Ada dua dasar pukulan dalam tenis meja yaitu pukulan driving (menyerang)

dan pukulan pushing (mendorong). Dari nama yang digunakan sudah bisa ditebak

bahwa pukulan driving digunakan untuk menyerang, dan pushing digunakan pada

pertahanan. Kita dapat menggunakan teknik tersebut untuk melakukan kontrol

bermain dan menghentikan lawan dari kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan.

Tidak membuat kesalahan dan mempunyai pikiran bahwa semua teknik ini hanya

untuk pemain pemula. Kita dapat melihat bahwa dasar teknik pukulan sangat banyak

dalam permainan tenis meja sekarang ini.

Dalam pukulan backhand, yang merupakan pukulan dengan menggunakan

bagian belakang bat itu sendiri terdapat dua dasar teknik pukulan yaitu backhand

drive dan backhand service. Di bawah ini (Kusmaedi dkk 1992) menjelaskan aksi dan

teknik melakukan backhand drive dan backhand service.

1. Backhand Drive, teknik bermain backhand drive dikenal sebagai pukulan

dengan aksi mengayun, dimana bat bergerak ke depan dan atas posisi

backhand. Dengan kaki dan pundak menghadap bagian dari meja dimana

bola dapat dikembalikan. Menjaga kaki digaris dengan pundak, dan pegang

bat di depan perut. Permukaan backhand ke depan, posisi tertutup ringan

dan siku ada pada sudut sekitar 90 derajat. Teknik memainkan backhand

drive yaitu ketika bola sampai, ayunkan bat ke depan dengan menggunakan

siku, hindari pergunaan pergelangan atau pundak karena kekuatan tertumpu

pada siku. Ketika memukul, biarkan siku berputar dan dekat pada bola

sehingga dapat mengakhiri pukulan dengan sisi backhand dari bat yang

menghadap ke bawah menuju meja.

2. Backhand service teknik pukulan ini merupakan pukulan awal permainan

tenis meja yang dilakukan dari sisi sebelah kiri, bola pertama memantul

dilapangan sendiri dan kemudian memantul di lapangan lawan.

Dalam pembelajaran tenis meja dalam ruang lingkup pendidikan jasmani,

olahraga, dan kesehatan di sekolah dasar. Pembelajaran pukulan backhand dalam

(15)

lebih berperan aktif mengikuti pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran akan

tercapai. Permasalahan yang sering muncul untuk tingkat siswa sekolah dasar dalam

bermain tenis meja adalah tidak berjalannya permainan, dikarenakan siswa tidak

mampu mengembalikan bola terhadap lawan mainnya. Hal ini merupakan akibat dari

kurangnya keterampilan melakukan gerakan maupun teknik-teknik dasar dalam

permainan tenis meja.

Untuk melatih teknik dasar melakukan pukulan backhand dalam permainan

tenis meja, dalam berlatih kita tidak boleh melatih satu gerakan pukulan backhand

saja, tetapi kita harus menguasai berbagai macam teknik pukulan, karena

masing-masing pukulan memiliki sifat-sifat yang berlainan seperti kekuatan, panjang

pukulan, serta sentuhan bat terhadap bola. Ketiga aspek ini berbeda-beda bagi setiap

macam pukulan dengan kombinasi-kombinasi beraneka ragam. Kecuali setiap

pukulan terdiri dari bermacam-macam gerakan yang terpadu menjadi satu dan dibagi

menjadi tiga tipe yaitu pendek, sedang, dan panjang. Panjang pendeknya pukulan ini

bergantung pada jenis pukulan itu sendiri, tujuan yang ingin dicapai dan daerah

tempat kita bermain. Pukulan tidak dapat dikuasai sekaligus secara sempurna, tetapi

harus melalui tahap-tahap tertentu, makin lama makin dikembangkan. Gerakan

pukulan-pukulan itu harus terkoordinir mengikuti ritme tertentu, baik gerakan lengan,

tubuh ataupun kaki. Menurut (Peter Simpson:1984) dalam bukunya yang berjudul

How to Play Table Tennis “ untuk mempelajari teknik dasar bermain tenis meja kita harus mempunyai patokan sebagai berikut.

“Kita belajar teknik melakukan pukulan, belajar mengontrol semua gerakan tubuh dan bola itu sendiri, belajar untuk menggerakan tubuh dan memukul bola secara tepat dan konsisten”.

Kemudian Eri D. Nasution (1999:23), mengemukakan bahwa berlatih pukulan

backhand dapat dilakukan dengan cara.

(16)

Eri D. Nasution (1999:2) menjelaskan : Terdapat 5 metode latihan dalam tenis

meja.

1. Berlatih dengan teman 2. Berlatih dengan pelatih 3. Berlatih dengan multi ball 4. Berlatih dengan mesin 5. Berlatih sendiri

Dari beberapa kutipan di atas, jelas bahwa dengan latihan memukul bola

dengan cara dipantulkan ke atas menggunakan bet mampu meningkatkan

keterampilan memukul bola dengan menggunakan teknik backhand service.

Berdasarkan observasi dan tes yang telah dilaksanakan diperoleh data yang

menggambarkan bahwa pembelajaran pukulan backhand service dalam permainan

tenis meja, siswa banyak yang tidak menguasai keterampilan tersebut. Berikut rincian

(17)

DATA AWAL NILAI SISWA KELAS V SDN 2 GEGESIK KIDUL Tabel 1.1 Gerak Dasar Backhand service

N o

Nama Siswa Aspek yang dinilai

Skor Nilai Tafsiran Ketuntasan Sikap

Melihat dari hasil pada tabel data awal di atas keadaan pembelajaran permainan

tenis meja tentang pukulan backhand service, dapat dikatakan kemampuan siswa

dalam menguasai materi pembelajaran masih sangat rendah karena hanya 24% dari

(18)

mencapai ketuntasan nilai. Maka dalam hal ini diperlukan sebuah penerapan

pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan efektif. Mampu mengaitkan pembelajaran

serta melibatkan sumber belajar untuk menjembatani materi dalam pembelajaran.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut peniliti memilih untuk memodifikasi

pembelajaran pukulan backhand service melalui tahapan lambungan bola yang

diharapkan mampu meningkatkan keterampilan teknik dasar siswa dalam permainan

tenis meja.

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas

yang dirumuskan kedalam judul “Meningkatkan Gerak Dasar Backhand service

dalam Permainan Tenis Meja melalui Tahapan lambungan bola pada Siswa Kelas V

SDN 2 Gegesik Kidul Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon “

B. Perumusan Dan Pemecahan Masalah

1. Perumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan diatas mengenai kesulitan yang dialami siswa dalam

melakukan permainan tenis meja maka peneliti merumuskan permasalahan dalam

penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut :

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran sebagai upaya meningkatkan

kemampuan pukulan backhand service dalam permainan tenis meja

melalui tahapan lambungan bola pada siswa kelas V SDN 2 Gegesik

Kidul

b. Bagaimana kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran pukulan

backhand service dalam permainan tenis meja melalui tahapan

lambungan bola pada siswa kelas V SDN 2 Gegesik Kidul

c. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran pukulan backhand service

dalam permainan tenis meja melalui tahapan lambungan bola pada siswa

(19)

d. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran pukulan

backhand service dalam permainan tenis meja melalui tahapan

lambungan bola pada siswa kelas V SDN 2 Gegesik Kidul

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang muncul maka penulis mengajukan pemecahan

masalah dengan menggunakan pembelajaran pukulan backhand service dalam

permainan tenis meja melalui tahapan lambungan bola untuk mengatasi masalah

tersebut.

Penggunaaan tahapan lambungan bola dalam pembelajaran pukulan backhand

service itu sendiri diharapkan dapat menjadi alternatif bagi siswa dan guru untuk

dijadikan model pembelajaran yang tepat untuk mengatasi kesulitan siswa kelas V

SDN 2 Gegesik Kidul dalam melaksanakan pembelajaran tenis meja. Dengan

menggunakan Pembelajaran pukulan backhand service dalam permainan tenis meja

melalui tahapan lambungan bola diupayakan dapat meningkatkan kemampuan siswa

melakukan pukulan backhand service dalam permainan tenis meja. Karena tahapan

lambungan bola dapat mengembalikan bola sesuai dengan kekuatan dan ketepatan

pukulan selanjutnya, sehingga siswa mampu menjaga konsistensi pukulan, posisi

tubuh, serta sikap lengan yang baik pada saat melakukan pukulan.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran sebagai upaya meningkatkan

kemampuan pukulan backhand service dalam permainan tenis meja melalui

tahapan lambungan bola pada siswa kelas V SDN 2 Gegesik Kidul

2. Untuk mengetahui kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran pukulan

backhand service dalam permainan tenis meja melalui tahapan lambungan

(20)

3. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran pukulan backhand

service dalam permainan tenis meja melalui tahapan lambungan bola pada

siswa kelas V SDN 2 Gegesik Kidul

4. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran

pukulan backhand service dalam permainan tenis meja melalui tahapan

lambungan bola pada siswa kelas V SDN 2 Gegesik Kidul

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi siswa

a. Meningkatkan kemampuan teknik dasar pukulan dalam permainan tenis

meja.

b. Meningkatkan kebugaran siswa dengan melakukan olahraga tenis meja.

2. Manfaat bagi guru

a. Sebagai bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan kreatifitas belajar

pendidikan jasmani.

b. Meningkatkan kualitas mengajar.

3. Manfaat bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangsih yang baik pada sekolah

dalam rangka memperbaiki pembelajaran pada khususnya dan sekolah pada

umunnya.

4. Manfaat bagi peneliti yang lain

a. Dapat menambah wawasan tentang permainan tenis meja.

b. Dapat mengembangkan pembelajaran penjas melalui metode bermain.

c. Mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran tenis meja melalui modifikasi

dengan pembelajaran pukulan backhand service melalui tahapan lambungan

bola.

E. Batasan Istilah

Adapun istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini akan diuraikan

(21)

Meningkatkan (Kamus Besar Bahasa Indonesia : 125) Kata “meningkatkan”

memiliki kata dasar “tingkat” yang berarti lapisan dari suatu yang bersusun dengan imbuhan me-kan kata tingkat menjadi meningkatkan yang diartikan mengusahakan

dapat dinaikan ketingkat yang lebih baik, artinya ada kenaikan hasil belajar siswa dari

yang tidak bisa menjadi bisa.

Pembelajaran (Knirk & Gustafson ; 2005) Menjelaskan bahwa pembelajaran

merupakan setiap kegiatan yang dirancang oleh guru untuk membantu seseorang

mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru dalam suatu proses yang

sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam konteks

kegiatan belajar mengajar.

Permainan (Suppandi,1992;45) Peramaian yang bisa membuat seseorang senang,

permainan dalam penelitian ini digunakan dalam pembelajaran pukulan backhand

dalam tenis meja. Tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga yang bersifat

permainan. Dimana dalam permainannya menggunakan net dan meja, permainannya

dapat dilakukan secara perorangan ataupun berpasangan.

Tenis Meja (Soetomo 1985:54) adalah suatu jenis permainan yang dipukul oleh

seorang pemain dan bola yang dipukul tersebut harus melewati net yang dipasang

pada tengah-tengah meja. Bola yang dipukul dan melewati atas net ini harus

memantul pada meja pihak lawan ke tempat semula dan juga harus melewati atas net

yang dipukul seseorang silih berganti dan memukulnya sendiri setelah bola memantul

(22)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SD Negeri 2 Gegesik Kidul Kecamatan Gegesik.

Pemilihan sekolah tempat penelitian di tetapkan dengan pertimbangan sebagai

berikut.

a. SD Negeri 2 Gegesik Kidul merupakan SD yang cukup dekat dengan tempat

tinggal peneliti, hal ini memberikan kemudahan kepada peneliti untuk

melaksanakan penelitian, selain itu akan memudahkan peneliti mengumpulkan

data-data dan melakukan konfirmasi bila menemukan masalah teknis yang

perlu diperbaiki.

b. Masih adanya sejumlah masalah yang dihadapi oleh guru, khususnya dalam

pembelajaran gerak dasar backhand service melalui tahapan lambungan bola

yaitu siswa sulit untuk melakukan koordinasi gerak.

c. Meskipun penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan intensif, tetapi

diusahakan tidak mengganggu proses pembelajaran, dan tidak mengganggu

tugas utama peneliti sebagai guru yang bertugas sebagai guru di SD ini.

Adapun secara jelasnya terpaparkan lokasi sekolah melalui denah sekolah

(23)

Gambar 3.1

Denah Sekolah

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan oleh peneliti dimulai dari bulan Februari

sampai bulan Juni 2013. Dengan persetujuan kepala sekolah dan guru pendidikan

jasmani kelas V SD Negeri 2 Gegesik Kidul.

Tabel 3.1

Jadwal Penelitian

No Kegiatan Waktu pelaksanaan Ket

1 Penyusunan Profosal September

2 Seminar Profosal Minggu ke-1 Februari

3 Perbaikan Profosal Minggu ke-2 s/d 3 Februari

4 Pelaksanaan Penelitian Minggu ke-4 Februari-4

April

5 Pengolahan dan analisis data Minggu ke-1 s/d 3 Mei

(24)

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 2 Gegesik Kidul tahun

ajaran 2012/2013 dengan jumlah murid 25 orang yang terdiri dari 14 orang siswa

laki-laki dan 11 orang siswa perempuan.

Adapun alasan pemilihan subjek penelitian dikelas V SD Negeri 2 Gegesik

Kidul berdasarkan pada pertimbangan hasil data awal yang diperoleh bahwa

tingkatan pemahaman siswa dalam gerak dasar backhand service tenis meja masih

kurang, sehingga siswa masih kurang mempunyai bekal kemampuan

pemahamannya untuk tingkat pendidikan berikutnya.

C. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Berdasarkan masalah yang akan dibahas dan jenis data yang diinginkan,

maka peneliti menggunakan penelitian kualitatif. Bodgan (Moleong, 2004: 3) mendefinisikan “Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan berperilaku yang dapat diamati”.

Metodologi kualitatif yang digunakan dalam pembahasan penelitian

bertujuan untuk mencari data secara holistic (utuh) dan komprenensif

(menyeluruh) tentang pembahasan dalam pembelajaran pemahaman siswa pada

gerak dasar lokomotor. Cresswell (Wiriaatmadja, 2008:8) menjabarkan “Penelitian kualitatif adalah sebuah proses inkuiri yang menyelidiki masalah

-masalah sosial dan kemanusiaan dengan tradisi metodologi yang berbeda”.

Peneliti membangun sebuah gambaran yang kompleks dan holistik, menganalisis

kata-kata, melaporkan pandangan atau opini para informan, dan keseluruhan

bidang studi berlangsung dalam latar situasi yang alamiah/wajar (natural setting).

Penelitian menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom

action research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian

yang dilakukan dalam proses pembelajaran berlangsung yang bersifat reflektif

(25)

adalah siswa. Penelitian dilakukan dengan tujuan terjadinya perubahan, perbaikan,

peningkatan kualitas belajar-mengajar di kelas.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan berbentuk siklus yang mengacu pada

model Spiral Kemmis dan Taggart yang dimulai dengan suatu perencanaan (plan),

tindakan (act), observasi (observe), dan refleksi (reflect), kemudian mengadakan

perencanaan kembali untuk siklus selanjutnya.

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan model Spiral Kemmis dan Taggart (Wiraatmaja, 2005:66), yaitu “ model siklus yang dilakukan secara berulang berkelanjutan, artinya semakin lama diharapkan semakin meningkat perubahan atau pencapaian hasilnya”.

Gambar 3.1

Desain Penelitian Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart (Wiriaatmadja, 2008 : 66)

Adapun dalam pengolahan analisis data yang dilakukan peneliti yaitu

menggunakan mixed methods designs, metode ini merupakan metode gabungan

antara metode kualitatif dan metode kuantitatif, Creswell (2008 : 62) yaitu “like

mixed methods research, action research often utilizes both quantitative and

(26)

problems in schools and the classrooms”. Adapun Howe dalam Denzin dan

Lincoln (2005:9) yaitu “employed either singly or in combination with

quantitative methods, including the use of randomized experimental designs”.

Jadi dalam penelitian tindakan kelas tidak hanya menggunakan metode

kualitatif saja, metode kuantitatif pun dipergunakan dalam mengolah data pada

analisis data. Metode yang digunakan pun menjadi mixed methods yaitu gabungan

antara metode kualitatif dan metode kuantitatif.

D. Prosedur Penelitian

1. Tahap Perencanaan Tindakan

a. Mengunjungi SD dan meminta inta izin kepada kepala sekolah mengenai

penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan.

b. Mewawancarai guru penjas mengenai apa saja yang menjadi kendala dalam

pembelajaran penjas di kelas IV.

c. Melakukan observasi dengan meminta kerjasama guru penjas.

d. Menentukan mitra peneliti.

e. Membuat rencana pembelajaran gerak dasar backhand service tenis meja

melalui tahapan lambungan bola.

f. Membuat lembar observasi, maupun catatan lapangan untuk mengamati dan

menilai kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran

berlangsung.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai model atau guru yang mengajar,

sedangkan guru SD Negeri 2 Gegesik Kidul menjadi observer. Adapun

langkah-langkah pelaksanaan tindakan pembelajaran gerak dasar backhand service tenis

meja melalui tahapan lambungan bola di kelas V SD Negeri 2 Gegesik Kidul

sebagai berikut:

(27)

1. Guru mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran yang kondusif sebelum

pembelajaran dimulai.

2. Guru membuka kelas dengan berdo’a, mengecek kehadiran siswa, dan

menegur siswa yang tidak disiplin, seperti tidak memakai pakaian olahraga,

mengecek kebersihan kuku tangan dan menegur siswa laki-laki yang

rambutnya panjang dan tidak rapih.

3. Guru memberikan apersepsi dan penjelasan mengenai gerak dasar backhand

service tenis meja.

4. Siswa menyimak penjelasan guru.

5. Guru memberikan pemanasan kepada siswa berupa pemanasan statis dan

dinamis.

b. Kegiatan Inti

1. Pertama-tama siswa dibagi menjadi dua kelompok sama banyak atau

seimbang. Sebelum permainan dimulai kedua regu mendengarkan penjelasan

guru mengenai cara-cara memantul bola dengan menggunakan bet.

2. Kedua kelompok tersebut saling berhadapan supaya tahu mana gerakan yang

salah dan mana gerakan yang benar.

3. Guru berada ditengah-tengah kelompok tersebut, supaya bisa mengamati

kelompok mana yang banyak melakukan kesalahan dan mana yang tidak

4. Apabila setelah dilakukan berulang dan ada kesalahan, guru langsung

melakukan perbaikan.

5. Lakukan tahapan lambungan bola secara bergantian dengan menggunakan

sisi pukulan backhand pada bet yang dipegang.

c. Kegiatan akhir

1. Siswa dikumpulkan sambil duduk dan kaki dilunjurkan.

2. Siswa menyimak evaluasi dari guru dan melakukan tanya jawab.

3. Setelah kegiatan selesai, siswa diperintahkan untuk berganti pakaian dan

mengikuti pelajaran selanjutnya.

3. Tahap Observasi

Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, yaitu

(28)

Dilakukan dengan mengisi lembar observasi untuk mengamati kinerja guru dan

aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran.

4. Tahap Analisis dan Refleksi

Dalam refleksi siklus I ini dilakukan analisis terhadap semua informasi yang

terekam selama proses pembelajaran melalui format observasi, wawancara,

catatan lapangan dan hasil evaluasi yang telah dilakukan. Kemudian memperbaiki

proses pembelajaran yang telah dilakukan dan menyusun tindakan yang akan

dilakukan pada pembelajaran berikutnya secara berkelanjutan.

Tahap refleksi ini merupakan tahap kegiatan untuk menganalisis, interpretasi,

dan penjelasan (explain) terhadap semua informasi yang diperoleh selama

pelaksanaan tindakan (Kasbolah, 1998: 74). Informasi yang berhasil

didokumentasikan selanjutnya perlu diurai, diuji, dan dibandingkan dengan

pengalaman sebelumnya, kemudian dikaitkan dengan teori tertentu atau hasil

penelitian yang relevan. Hasil informasi atau data yang sudah dianalisis, sintesis,

kemudian proses refleksi akan ditarik kesimpulan.

Refleksi merupakan kegiatan akhir dari penelitian yakni peneliti mengkaji,

melihat, serta mempertimbangkan hasil atau dampak dari pelaksanaan tindakan

dari berbagai kriteria. Refleksi ini dilakukan untuk mengetahui segala hal yang

terjadi dan diperoleh dalam proses dan hasil pembelajaran, yang dilakukan dengan

cara :

a. Mengecek data yang diperoleh selama melakukan penelitian., yakni

berdasarkan hasil dalam format observasi kinerja guru dan aktivitas siswa

dalam pembelajaran. Data yang telah terkumpul kemudian ditindaklanjuti

dengan melakukan analisis dan interpretasi, sehingga akan diketahui hasil

dari pelaksanaan tindakan yang dilakukan. Hasil analisis dan interpretasi

tersebut sebagai dasar untuk melakukan evaluasi sehingga akan diketahui

berhasil tidaknya tindakan yang telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang

diharapkan, sekaligus memperoleh gambaran terhadap siklus pertama.

b. Mendiskusikan hasil yang diperoleh yang terkait dalam pelaksanaan

(29)

c. Menyusun rencana yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya, untuk

mengetahui hal-hal yang perlu diperbaiki dalam siklus selanjutnya.

Jadi, dari hasil refleksi ini peneliti bersama-sama guru sebagai praktisi dan

guru lain dapat melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal pada

tindakan selanjutnya. Dalam tahap refleksi ini berupa kegiatan

analisis-analisis, interpretasi, dan penjelasan-penjelasan terhadap semua informasi

yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Hasil tahap refleksi

ini kemudian dijadikan sumber dalam melakukan tindakan selanjutnya, yaitu

sebagai perbaikan dan penyempurnaan dari tindakan sebelumnya.

E. Instrumen Penelitian

Pemilihan instrumen yang tepat diperlukan untuk memperoleh data dan

informasi yang objektif. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Lembar Observasi

Format observasi digunakan untuk mengumpulkan data. Format ini

merupakan panduan yang berisi hal-hal pokok untuk dicermati pada saat

pelaksanaan tindakan berlangsung.

Nurhaedi dkk., (2007), mengartikan “Observasi sebagai pemusatan perhatian

terhadap suatu objek dengan melibatkan seluruh indera untuk mengumpulkan data”. Jadi observasi merupakan pengamatan langsung dengan menggunakan penglihatan, pendengaran, perabaan, atau jika perlu menggunakan pengecapan.

Instrumen yang digunakan dalam teknik ini dapat berupa pedoman pengamatan,

tes, kuesioner, rekaman gambar, dan rekaman suara.

Observasi dalam sebuah penelitian diartikan sebagai pemusatan perhatian

terhadap suatu objek dengan melibatkan seluruh indera untuk mendapatkan data.

Jadi observasi merupakan pengamatan langsung dengan menggunakan

penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, atau kalau perlu dengan

pengecapan. Instrumen observasi dapat berupa pedoman pengamatan, dalam

pedoman pengamatan ini berisi daftar kegiatan yang mungkin terjadi selama

(30)

kinerja guru, berdasarkan Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Alat

Penilaian Kemampuan Guru (APKG) terdiri dari dua jenis yaitu Alat Penilaian

Kemampuan Guru I (APKG I) tentang bagaimana guru merencanakan

pembelajaran dan Alat Penilaian Kemampuan Guru II (APKG II) tentang

pelaksanaan kinerja guru. Observasi adalah pengamatan langsung terhadap suatu

objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Alat yang digunakan berupa

pedoman observasi. Tujuan diadakan observasi yaitu untuk memperoleh data

perilaku sehingga didapatkan catatan lapangan tentang perilaku guru dan siswa

dalam kegiatan pembelajaran. Pedoman observasi dalam penelitian ini terdapat

pada lampiran. dan aktivitas siswa untuk melihat sejauh mana nilai-nilai antusias,

(31)

a. Format Observasi Perencanaan Pembelajaran

Tabel 3.2

Format Instrumen Perencanaan Kinerja Guru (IPKG 1)

No Komponen Rencana Pembelajaran Aspek Yang di Amati Tefsiran

1 2 3 4 K C B

A PERUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARAN

Rumusan tujuan pembelajaran

Kejelasan Rumusan

Kejelasan Cukupan Rumusan

Kesesuaian dengan kompetensi dasar

Persentase

B MENGAMBANGKAN DAN MENGORGANISASIKAN MATERI

MEDIA SUMBER BELAJAR DAN METODE PEMBELAJARAN Mengembangakan dan mengorganisasikan materi pembelajaran Menentukan dan mengembangkan alat bantu pambelajaran Memilih sumber belajar

Memilih metode pembelajaran

Persentase

C MERENCANAKAN SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN

Menentukan jenis kegiatan penbelajaran

Menyusun langkah-langkah kegiatan penbelajaran

Menentukan alokasi waktu pembelajaran

Kesesuaian media pembelajaran dengan tujuan pembelajaran

Kesesuaian metode, materi, dan peserta didik Persentase

D MERENCANAKAN PROSEDUR, JENIS DAN MENYIAPKAN ALAT

PENILAIAN

Menentukan proses dan jenis penilaian

Membuat alat penilaian

Menentukan kriteria penilaian

Persentase

E TAMPILAN DOKUMEN RENCANA PEMBELAJARAN

Kebersihan dan kerapian Penggunaan bahasa tulis

Persentase Persentase total

Keterangan :

(32)

b. Format Observasi Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran

Tabel 3.3

Format Instrumen Pelaksanaan Kinerja Guru (IPKG 2)

No Aspek Yang di Amati Penilaian Tafsiran

1 2 3 4 K C B

A PRA PEMBELAJARAN

1. Kesiapan ruang, alat, dan media pambelajaran

2. Memeriksa kesiapan siswa Persentase

B MEMBUKA PEMBELAJARAN

1. Melakukan kegiatan apersepsi dan pemanasan 2. Menyiapkan komponen (tujuan) yang akan di capai

dan rencana kegiatan Persentase

C MENGELOLA INTI PEMBELAJARAN

1. Memberikan petunjuk dan contoh gerakan pukulan lob service forehand

2. Mengenal respon dan pertanyaan siswa

3. Melakukan komunikasi lisan, isyarat, dan gerakan badan

4. Memicu dan memelihara ketertiban siswa

5. Memantapkan penguasaan keterampilan gerak siswa dalam pembelajaran lob service forehand bulutangkis

Persentase

D MENDEMONSTRASIKAN KEMAMPUAN KHUSUS DALAM

PEMBELAJARAN PENJAS 1. Merangkai gerakan

2. Memberikan kesempatan secara leluasa kepada siswa melakukan aktifitas gerak

3. Membimbing siswa melakukan gerakan dan melakukan aktifitas gerak

4. Memberikan pertolongan kepada siswa yang mengalami kesulitan

5. Penggunaan media dan alat pembelajaran

Persentase

E MELAKSANAKAN EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR

1. Melaksanakan penilaian selama proses dan akhir pembelajaran

2. Melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran Prosentase

F KESAN UMUM KINERJA GURU

1. Keefektifan proses pembelajaran 2. Penampilan guru dalam pembelajaran

Persentase Persentase total

Keterangan :

(33)

c. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Motivasi Disiplin Sportivitas

1 2 3 1 2 3 1 2 3 B C K

(34)

d. Lembar Observasi Hasil Belajar Siswa

Tabel 3.5

Format Instrumen Hasil Belajar

NO

Nama Siswa

Aspek yang di nilai

Skor Nilai Ket Sikap awal perkenaan Gerak kaki

1 2 3 1 2 3 1 2 3 T TT

(35)

2. Lembar Wawancara

Menurut Nurhaedi dkk., (2007: ) “Wawancara adalah suatu bentuk dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara”. Sedangkan menurut Kunandar (2008: ):

Wawancara yaitu pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal

kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau

penjelasan hal-hal yang dipandang perlu dan memiliki relevansi dangan

permasalahan penelitian tindakan kelas.

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk memperoleh

informasi mengenai kondisi pembelajaran yang sebelumnya dilakukan oleh Guru

Penjaskes pada saat pembelajaran. Selain itu, wawancara juga dilakukan pada saat

dan setelah penelitian dilakukan.

Alat instrumen untuk wawancara berupa pedoman wawancara meliputi nama

yang diwawancarai, waktu wawancara, tempat wawancara, masalah-masalah

berupa pertanyaan yang diajukan disertai kesimpulan wawancara. Format yang

digunakan adalah lembar wawancara guru dan lembar wawancara siswa.

Terlampir.

Tabel 3.6

Pedoman Wawancara Guru

No Pertanyaan Deskripsi/Jawaban

1 Bagaimana pendapat bapak apabila pembelajaran

gerak dasar pukulan backhand service tenis meja dilakukan dengan tahapan lambungan bola ?

2 Kesulitan apa yang ditemui jika melaksanakan

pembelajaran gerak dasar pukulan backhand service tenis meja dilakukan dengan tahapan lambungan bola?

3 Kemudahan apa yang didapat jika melaksanakan

pembelajaran gerak dasar pukulan backhand service tenis meja dilakukan dengan tahapan lambungan bola?

4 Menurut pendapat bapak, apakah penggunaan

tahapan lambungan bola dapat mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran gerak dasar pukulan backhand service ?

5 Menurut pemdapat bapak, hal-hal apa saja yang harus

(36)

backhand service tenis meja dilakukan dengan tahapan lambungan bola?

Tabel 3.7

Pedoman Wawancara Siswa

No Pertanyaan Jawaban

1.

2.

3.

4.

5.

Bagaimana Perasaanmu pada saat pembelajaran gerak dasar pukulan backhand service tadi ?

Apa yang diajarkan pada pelajaran tadi ?

Apakah kamu menemukan kesulitan pada saat pembelajaran tadi ?

Jika ada kesulitan, pada bagian mana ?

Bagaimana cara kamu untuk mengatasi kesulitan tadi ?

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah catatan yang dibuat oleh peneliti atau mitra peneliti

yang melakukan pengamatan atau observasi terhadap subjek atau objek penelitian

tindakan kelas. Catatan lapangan digunakan untuk mencatat kejadian-kejadian

yang terjadi dalam pembelajaran, suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi guru

dengan siswa, siswa dengan siswa dan beberapa aspek lainnya.

4. Tes Hasil Belajar

Tes merupakan alat pengukuran data yang berharga dalam penelitian. Tes

adalah seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada seseorang

dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan

skor angka. Tes dilakukan untuk mengukur dan mengetahui kemampuan dan

keberhasilan siswa setelah dilakukannya tindakan melalui alat pengumpulan data

yang digunakan.

(37)

Dalam penelitian ini digunakan kamera foto sebagai alat untuk memotret

situasi proses pembelajaran yang hasilnya berupa gambar atau foto yang dapat

dilampirkan dalam penelitian ini sehingga dapat terlihat secara langsung

gambaran aktifitas selama proses pembelajaran.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan tes hasil belajar

yang dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri 2 Gegesik Kidul Kecamatan

Gegesik Kabupaten Cirebon. Adapun sumber dalam penelitian ini adalah seluruh

pihak yang terkait dalam pelaksanaan penelitian.

a. Data Proses

Tujuan utama dalam pengolahan data proses yaitu mengetahui kinerja guru

saat melaksanakan pengajaran serta mengetahui aktivitas siswa pada saat belajar.

Adapun teknik yang digunakan dalam memperoleh data proses ini adalah dengan

menggunakan instrumen penelitian yang di antaranya dengan pedoman observasi

dan pedoman wawancara. Data yang diperoleh tersebut merupakan data mentah

sehingga perlu diolah secara teknis.

Data yang terkumpul dalam pengolahan data proses ini berupa data

kualitatif. Dalam hal ini disebut sebagai data kualitatif karena pada proses

pembelajaran, tindakan praktikan pada saat mengajar dan tindakan siswa pada saat

belajar lebih condong pada kualitasnya. Untuk data kualitatif ini digunakan

pengolahan dengan teknik persentase (%) terhadap indikator yang dilaksanakan,

yang kemudian diinterpretasikan dan dideskripsikan.

b. Data Hasil Pembelajaran

Teknik pengolahan data hasil pembelajaran menggunakan kriteria ”Tuntas”

atau ”Tidak Tuntas” atau yang disebut KKM yaitu Kriteria Ketuntasan minimal

dalam pembelajaran tenis meja adalah menganalisis proses yaitu sikap awal, sikap

perkenaan, sikap akhir.

A. Sikap awal

(38)

2. Kedua tangan dibuka dan dibengkokan pada siku untuk menyeimbangkan

posisi tubuh.

3. Sikap kedua kaki dibuka selebar bahu.

B. Perkenaan

1. Pandangan mengarah ke arah bola yang datang dari depan.

2. Bola menyentuh bet bagian karet bawah.

3. Perkenaan pada bet sebelah kiri.

C. Sikap akhir

1. Mata melihat kearah bola.

2. Posisi bet berada di depan dada.

3. Kedua kaki kembali ke sikap awal

Dalam pengolahan data hasil, hal yang dilakukan yaitu mengumpulkan

data dari hasil pembelajaran, dan pengolahan data ini ditujukan untuk mengetahui

peningkatan pemahaman siswa mengenai materi ajar serta peningkatan nilai hasil

belajarnya. Data hasil lebih menitikberatkan pada data kuantitas, meskipun pada

dasarnya data hasil ini ditujukan pada kualitas hasil pembelajaran. Untuk data

kuantitatif berasal dari perolehan data melalui tes hasil belajar praktek dan

kemampuan gerak berkesinambungan dengan tema pembelajaran, hal ini dapat

dideskripsikan melalui kegiatan proses pembelajaran yakni dalam backhand

service melalui tahapan lambungan bola. Setelah data itu diberi nilai, kemudian

dikelompokkan ke dalam rentang nilai yang termuat dalam tabel 3.5 berikut

(Sudjana, 2008: 77)

Tabel 3.8

Rentang Nilai Hasil Belajar

Rentang Nilai Frekuensi Huruf Keterangan

81 – 100 A Baik Sekali

(39)

Ketuntasan Minimal (KKM). Adapun bentuk perhitungan KKM adalah sebagai

berikut (KKPS, 2008).

Kriteria penerapan ketuntasan:

1. KOMPLEKSITAS; merupakan tingkat kerumitan kompetensi dasar.

Apabila rumit diberi nilai 50 – 64, sedang diberi nilai 65 -80, dan mudah

diberi nilai 80 – 100.

2. DAYA DUKUNG; mencakup sarana dan prasarana, guru lingkungan dan

dana. Apabila daya dukung bagus diberi nilai 81 – 100, sedang diberi nilai

65 -80, dan sukar diberi nilai 50 – 64.

3. INTAKE SISWA; merupakan kondisi kompetensi siswa. Apabila kondisi

siswa bagus diberi nilai 81 – 100, sedang diberi nilai 65 -80, dan sukar

diberi nilai 50 – 64.

= KKM

Untuk pelajaran Penjas di SD Negeri 2 Gegesik Kidul Kecamatan Gegesik

Kabupaten Cirebon, KKM yang digunakan adalah 70 dengan uraian sebagai

ditentukan, maka jika siswa yang nilainya kurang dari 70, maka dikatakan belum

tuntas. Demikian pula sebaliknya, jika nilai siswa lebih dari atau sama dengan 70

maka siswa dinyatakan tuntas dalam belajar mengenai gerak dasar backhand

service.

Siswa dinyatakan lulus dalam tes kemampuan gerakan backhand service

apabila 70,00 dari sikap permulaan, sikap pelaksanaan backhand service, dan

sikap akhir memiliki nilai minimal 70.

2. Analisis Data

Kompleksitas + daya dukung + intake siswa

3

85 + 70 + 55

(40)

Analisis Data menurut Patton (Moleong, 2004: 103) adalah “ Proses mengatur urutan data, mengorganisasi ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar.” Analisis data dalam pelaksanaannya dilakukan dalam suatu proses dan dikerjakan secara intensif. Analisis data dengan reduksi data, pemahaman, dan

penyimpulan. Pada tahap reduksi data peneliti menyeleksi, memfokuskan,

menyederhanakan, kemudian menginformasikan secara utuh. Kegiatan penyajian

data adalah mengorganisasikan data hasil reduksi, hal ini dilakukan untuk

menghasilkan sajian data yang utuh.

Proses analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan menelaah dan

mempelajari seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber, kemudian data

tersebut direduksi dengan jalan membuat abstraksi yaitu dengan merangkumnya

menjadi intisari yang terjaga kebenarannya. Selanjutnya data tersebut disusun dan

dikategorisasikan, kemudian disajikan, dimaknai, disimpulkan, dan terakhir

diperiksa keabsahannya. Kegiatan akhir yang dilakukan adalah dengan

mengadakan pemeriksaan validasi data. Adapun teknik yang digunakan dalam

pemeriksaan validasi data dalam penelitian ini adalah teknik member check,

triangulasi, dan expert opinion.

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan cara menganalisis

hasil observasi dan wawancara, kemudian direfleksi pada setiap tindakan, hasil tes

dianalisis secara kualitatif dan direfleksi.

G. Validasi Data

Kegiatan validasi data yaitu menetapkan keabsahan (trustworthiness) data

dengan teknik pemeriksaan untuk menghasilkan data yang valid (tepat) sehingga

data yang dilaporkan peneliti sesuai dengan data yang sesungguhnya yang terjadi

di lapangan. Validitas diperlukan dalam suatu penelitian. Penelitian ini merupakan

penelitian tindakan kelas, maka pengukuran validitas dan reabilitas tidak

menggunakan perhitungan statistik.

Selanjutnya pengecekan validasi data dalam penelitian kualitatif menurut

(41)

keikutsertaan, ketekutan pengamatan, triangulasi, pengecekan sejawat melalui diskusi, kecukupan referensial, kajian kasus negatif, dan pengecekan anggota”.

Sedangkan validasi data dalam penelitian ini merujuk pendapat Hopkins

(Wiriaatmaja, 2005:168-171), yaitu :

b. Triangulasi

Triangulasi digunakan untuk melakukan pengecekan terhadap validasi data

yang diperoleh dengan cara mengkonfirmasikan data atau informasi dengan

memanfaatkan sumber data, pendekatan pengumpulan data, penyelidikan lain, dan teori lain yang menunjang. Menurut Moleong (2004: 330) “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar

data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”.

Sedangkan menurut Wiriaatmadja (2008: 168):

Triangulasi dapat diartikan sebagai teknik validasi data yang dilakukan dengan memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau hasil analisis dibandingkan dengan hasil orang lain sebagai mitra dalam penelitian yang turut menyaksikan situasi yang sama.

Kegiatan triangulasi dalam penelitian ini dilakukan melalui kegiatan reflektif

kolaborasi (reflectif coolaboratif) antara guru, peneliti dan siswa. Tujuan dari

trianngulasi ini untuk memperoleh derajat kepercayaan data yang maksimal.

Triangulasi dilakukan ketika peneliti telah mengambil data dan menganalisisnya

c. Member Check

Member check diperlukan dalam penelitian agar informasi tentang seluruh

pelaksanaan tindakan yang diperoleh peneliti dan mitra dikonfirmasikan

kebenarannya kepada guru kelas V SD Negeri 2 Gegesik Kidul. Menurut

Wiriaatmadja (2008: 168)

Member check yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau

(42)

Dalam kegiatan member chek ini peneliti mengemukakan hasil temuan

sementara untuk memperoleh tanggapan, sanggahan atau informasi baik dari guru

maupun siswa, sehingga terjaring data yang benar dan memiliki derajat validitas

yang tinggi.

d. Audit Trail

Yaitu mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan data dengan

mendiskusikannya dengan guru, pembimbing, peneliti senior dan rekan-rekan

peneliti. Kegiatan ini ditujukan untuk memperoleh data dengan validitas tinggi.

e. Expert Opinion

Yaitu pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan peneliti kepada pakar

professional. Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengkonsultasikan hasil temuan

peneliti kepada para ahli. Dalam hal ini peneliti mengkonsultasikan kepada dosen

pembimbing sehingga data temuan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Dalam hal ini penulis mengkonsultasikan temuan penelitian kepada pembimbing

1 dan Pembimbing 2 yaitu Bapak Drs. Respaty Mulyanto, M.Pd dan Bapak Indra

Safari, M.Pd untuk memperoleh tanggapan dan arahan serta masukan sehingga

validasi temuan penelitian dapat dipertanggung jawabkan. Dalam hal ini peneliti

selalu mengkonsultasikan permasalahan-permasalahan bukan hanya pada bidang

pembelajaran teknik tenis meja, tetapi segala hal yang berhubungan dengan

(43)

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Creswell W John. 2008. Educational Research. New Jersey: Pearson Education, Inc.

Denzin K Norman, Lincoln S Yvonna. 2005. The Sage Handbook Of

Qualitative Research Third Edition. California: Sage Publictions, Inc.

Kasbolah, Kasihani. (1999). Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: Depdikbud. Kusnandar. 2008. Langkah Mudah PTK Sebagai Pengembang Profesi Guru.

Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Moleong. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya. Wiriaatmaja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk

(44)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan mengenai

peningkatan pembelajaran gerak dasar backhand service dalam permainan tenis

meja melalui tahapan lambungan bola pada siswa kelas V SDN 2 Gegesik Kidul

Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon, peneliti menarik kesimpulan sebagai

berikut :

1. Perencanaan

Pada bagian ini, peneliti akan menyimpulkan tahap perencanaan dalam

pembelajaran. Yang pertama peneliti mempersiapkan materi yang akan

disampaikan dalam pembelajaran permainan tenis meja, menentukan tujuan

pembelajaran, metode pembelajaran, dan pembelajaran melalui tahapan

lambungan bola untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar backhand service

pada pembelajaran tenis meja. Kemudian menentukan langkah-langkah

pembelajaran dalam RPP, menentukan instrumen yang akan digunakan selama

proses pembelajaran, dan menentukan teknik pengolahan data yang akan

digunakan untuk mengetahui hasil setelah pembelajaran melalui tahapan

lambungan bola. Hasil yang dicapai pada perencanaan pembelajaran pada data

awal yaitu baru mencapai 60% dan belum mencapai target yang ditentukan yaitu

100%, sehingga diperlukan perbaikan pada siklus I, hasil yang dicapai pada

perencanaan pembelajaran siklus I yaitu mencapai 71% dan belum mencapai

target yang ditentukan yaitu 100%, sehingga diperlukan perbaikan pada siklus II.

Dalam siklus II hasil persentasi perencanaan pembelajaran mengalami

peningkatan yaitu 85% dan belum mencapai target yang ditentukan yaitu 100%,

sehingga diperlukan perbaikan pada siklus III. Pada siklus III perencanaan

pembelajaran target sudah dapat tercapai, dan dipertahankan pada siklus III..

Agar proses pembelajaran berjalan efektif, sistematika tahapan gerakan dimulai

dengan gerakan yang mudah dan beban kerja yang ringan, kemudian

(45)

2. Kinerja Guru

Proses pelaksanaan pembelajaran gerak dasar backhand service dalam

permainan tenis meja melalui tahapan lambungan bola diikuti dengan kinerja guru

yang maksimal dalam memotivasi aktivitas siswa dan bimbingan melalui

petunjuk-petunjuk pelaksanaan yang jelas dan koreksi-koreksi yang tepat baik

secara khusus maupun umum serta upaya pemanfaatan fasilitas belajar akan

mampu mendapatkan hasil yang maksimal.

Pada tahap pelaksanaan, guru menyampaikan tujuan pembelajaran melalui

tahapan lambungan bola dalam pembelajaran permainan tenis meja untuk

meningkatkan kemampuan gerak dasar backhand service. Penilaian pada akhir

pembelajaran dilakukan dengan melakukan tes akhir dan penilaian selama proses

pembelajaran. Penilaian proses pembelajaran dilakukan dengan observasi,

wawancara, dan aktivitas siswa yang meliputi aspek antusias, disiplin, dan kerja

sama. Sedangkan tes akhir dilakukan dengan tes praktik melakukan gerakan

backhand service dalam pembelajaran permainan tenis meja.

Pelaksanaan kinerja guru mengalami peningkatan dari tindakan siklus I

sampai dengan tindakan siklus III. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari

persentase setiap siklusnya selama pembelajaran melalui tahapan lambungan bola

pada pembelajaran permainan tenis meja untuk meningkatkan kemampuan

gerakan backhand service. Dimulai dari data awal hasil kinerja guru yaitu baru

mencapai 67%, diperbaiki pada siklus I menjadi 71%, diperbaiki pada siklus II

menjadi 83%, diperbaiki dan mencapai target pada siklus III menjadi 100%.

3. Aktivitas Siswa

Dalam memaksimalkan aktivitas siswa saat berlangsungnya pembelajaran

pemberian motivasi siswa harus diberikan saat pembelajaran berlangsung agar

aktivitas siswa dapat meningkat disamping pengawasan dan peraturan yang ketat,

jelas dan tidak berpihak sehingga pengelolaan proses belajar maksimal.

Berdasarkan hasil observasi mengenai aktivitas siswa pada pembelajaran

siklus I, II, III terlihat adanya kenaikan persentase aktivitas siswa. Peningkatan

persentase ssiswa siklus I, II, III. Dimulai dari data awal hasil aktivitas siswa yaitu

(46)

siklus II menjadi 64%, diperbaiki dan mencapai target pada siklus III menjadi

75,60%.

4. Hasil Pembelajaran

Dengan penerapan pembelajaran gerak dasar backhand service dalam

permainan tenis meja melalui tahapan lambungan bola menunjukan adanya

peningkatan yang signifikan. Dalam hal ini penulis telah menerapkan

pembelajaran backhand service melalui tahapan lambungan bola. Dan hasilnya

ternyata dapat meningkatkan pembelajaran backhand service pada tenis meja

secara bertahap dari siklus I sampai siklus III. Melalui pembelajaran yang

diterapkan penulis dalam tiga siklus tindakan, setelah dievaluasi pada akhir

masing-masing siklus ternyata mengalami peningkatan yang signifikan. Adanya

peningkatan hasil belajar siswa dari tindakan siklus I, tndakan siklus II, dan

tindakan siklus III. Pada perolehan data awal, siswa yang mendapatkan kategori

tuntas dalam tes gerakan backhand service sebanyak 6 siswa, sedangkan siswa

yang mendapatkan kategori tidak tuntas pada perolehan data awal sebanyak 19

siswa. Hasil tes belajar siswa keseluruhan pada data awal yaitu baru mencapai

24%. Pada pembelajaran siklus I, siswa yang mendapatkan kategori tuntas dalam

tes gerakan backhand service sebanyak 10 siswa, sedangkan siswa yang

mendapatkan kategori tidak tuntas pada tindakan siklus I sebanyak 15 siswa. Hasil

tes belajar siswa keseluruhan yang didapatkan pada tindakan siklus I yaitu

mencapai 40%. Untuk pembelajaran siklus II, ada peningkatan dari siklus I,

terlihat dari persentase kenaikan siswa yang mendapatkan kategori tuntas dalam

tes gerakan backhand service sebanyak 17 siswa, sedangkan siswa yang

mendapatkan kategori tidak tuntas pada tindakan siklus II sebanyak 8 siswa. Hasil

tes belajar keseluruhan yang didapatkan pada tindakan siklus II yaitu mencapai

68%. Kemudian untuk siklus III juga terlihat adanya peningkatan hasil belajar

siswa, terlihat dari persentase kenaikan siswa yang mendapatkan kategori tuntas

dalam tes gerakan backhand service sebanyak 21 siswa, sedangkan siswa yang

mendapatkan kategori tidak tuntas pada tindakan siklus III sebanyak 4 siswa.

Hasil tes belajar keseluruhan yang didapatkan pada tindakan siklus III yaitu

(47)

backhand service. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes pembelajaran yang dapat

mencapai target pada siklus III dengan persentase kelulusan 84%.

Berdasarkan data di atas penggunaan tahapan lambungan bola dalam

pembelajaran permainan tenis meja sangat membantu siswa kelas V SDN 2

Gegesik Kidul Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon dalam meningkatkan

kemampuan gerakan backhand service pada pembelajaran permainan tenis meja

sehingga penelitian dihentikan pada siklus yang ke III. Dengan demikian, hasil

hipotesis tindakan diterima.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh penulis selama peneliti ini diajukan

saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi Guru

Diharapkan para guru pendidikan jasmani mencoba berbagai macam teknik

pendekatan yang sesuai dengan karakter materi ajar, agar wawasan metodologi

pembelajaran pendidikan jasmani menjadi berkembang. Terutama pada

pembelajaran penjas di SD sebaiknya menggunakan metode pembelajaran melalui

modifikasi, karena pada masa anak SD cenderung masih ingin bermain serta

menghindari cedera yang berakibat fatal.

2. Bagi Siswa

Diharapkan dengan menerapkan pembelajaran gerak dasar backhand service

dalam permainan tenis meja melalui tahapan lambungan bola dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa.

3. Bagi Sekolah

Diharapkan dapat menambah referensi tentang metode pembelajaran

khususnya untuk mata pelajaran pendidikan jasmani.

4. Bagi Lembaga

Mudah-mudahan pembelajaran ini dapat menjadi masukan sebagai

pengembangan teknik meningkatkan pembelajaran gerak dasar backhand service

(48)

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti yang berikutnya yang relevan dengan skripsi ini, diharapkan

dalam penggunaan metode tidak hanya melalui pembelajaran tahapan lambungan

bola saja tetapi mencari metode lain yang bisa meningkatkan kemampuan gerakan

(49)

Adang Suherman, (2011). “Evaluasi Pendidikan Jasmani”, Departemen

Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Olahraga Jakarta.

Aip, Syarifuddin, Muhadi (1993). “ Pendidikan Jasmani dan Kesehatan “,

Departemen Pendidikan dan Kebudayan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Cholik T. M. dan Gusril. (2002). Perkembangan Motorik pada Anak-anak. Jakarta: Depdiknas.

Creswell W John. 2008. Educational Research. New Jersey: Pearson Education, Inc.

Damiri, Kusmaedi. (1992). Olahraga Pilihan Tenis Meja Bandung: Depdikbud. Denzin K Norman, Lincoln S Yvonna. 2005. The Sage Handbook Of Qualitative

Research Third Edition. California: Sage Publictions, Inc.

Depdikbud. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Kasbolah, Kasihani. (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud. Kasbolah, Kasihani. (1998/1999). Penelitian Tindakan Kelas. Malang :

DEPDIKBUD.

Kusmaedi, Damiri (1992).”Olahraga Pilihan Tenis Meja:, Departemen

Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Bandung.

Kusnandar. 2008. Langkah Mudah PTK Sebagai Pengembang Profesi Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Lutan, Rusli (1996/1997). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Jakarta: Depdiknas

Lutan, Rusli (2001 : 18) Pembelajaran Penjas di Sekolah Dasar.

Moleong, J. Lexy. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Muhadi, Syarifuddin. (1992). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud.

Nasution, Eri D (1999). Tenis Meja Tingkat Pemula. Jakarta PT Raja Grafindo Suharsimi, Arikunto, www.scribd.com/dok/2473703/Penelitian.

Simpson, Peter. (1984) Teknik Bermain Pingpong, Pionir, Bandung.

Supandi. (1992) Strategi Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud.

Wiriaatmaja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk

Gambar

Tabel 4.32    Perbandingan Ketuntasan .........................................................
Gambar 3.2 Model Kemmis and Taggart ....................................................
Gambar 3.1 Denah Sekolah
Gambar 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Persiapan Administrasi dan Bahan Musrenbang serta Teknik Persidangan Musrenbang ( SC + OC) Pelaksanaan Musrenbang Provinsi (RKPD 2012) dan Forum SKPD 2011 yang diikuti

Penerapan Metode Experiental Based Learning dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Menumbuhkan Civic Disposition pada Siswa.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Tindakan-tindakan anak autis yang memperlihatkan emosi senang adalah; tersenyum, tertawa, bergerak (berjalan mondar-mandir, meloncat, bertepuk tangan, berlari

PANITIA PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI Jl.. Ujang Dewa Gedung Gadis I

Ada badan yang tidak mengetahui sama sekali UU KIP, ada yang tingkat pengetahuannya hanya pada level satu dan dua, bahkan terdapat badan publik yang level pengetahuan

Pada hari ini rabu tanggal dua puluh enam bulan juni tahun dua ribu tiga belas, Pokja pengadaan barang dan jasa Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga untuk

Senyawa 1 (1,90 mg) diperoleh dari fraksi gabungan kedua D 1.2 dan setelah dianalisis KLT dengan 3 macam sistem eluen diperoleh noda tunggal, kemudian diuji

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai kualitas metode pembelajaran tertinggi adalah indikator tentang variasi mengajar yaitu 3,8 yang