• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN PERANGKAT LUNAK CX- PROGRAMMER UNTUK MENIGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMBUAT RANGKAIAN KONTROL MOTOR LISTRIK TIGA FASA: Penelitian Tindakan kelas di kelas XI KPU 1 SMK Negeri 12 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN PERANGKAT LUNAK CX- PROGRAMMER UNTUK MENIGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMBUAT RANGKAIAN KONTROL MOTOR LISTRIK TIGA FASA: Penelitian Tindakan kelas di kelas XI KPU 1 SMK Negeri 12 Bandung."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Penggunaan Perangkat Lunak Cx- Programmer Untuk Menigkatkan Kemampuan Siswa Dalam Membuat Rangkaian Kontrol Motor Listrik Tiga Fasa”ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menaggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Mei 2013 Yang membuat pernyataan,

Irfan sanusi .

(2)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

IRFAN SANUSI

0707058

Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

PENGGUNAAN PERANGKAT LUNAK

CX- PROGRAMMER

UNTUK

MENIGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMBUAT RANGKAIAN

KONTROL MOTOR LISTRIK TIGA FASA

Menyetujui dan Mengesahkan,

Pembimbing I

Dra. Tuti Suartini, M.Pd. NIP. 196311211 98603 2 002

Pembimbing II

Wawan Purnama S. Pd, M.Si. NIP. 19671026 199403 1 004

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik ElektroFakultas Pendidikan Teknologi dan KejuruanUniversitas Pendidikan Indones

(3)

PENGGUNAAN PERANGKAT LUNAK CX- PROGRAMMER

UNTUK MENIGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM

MEMBUAT RANGKAIAN KONTROL MOTOR LISTRIK

TIGA FASA

(Penelitian Tindakan kelas di kelas XI KPU 1 SMK Negeri 12 Bandung).

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

Oleh

IRFAN SANUSI E.0451.0707058

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(4)

ABSTRAK

Penelitian mengenai Penggunaan Perangkat Lunak Cx- Programmer untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Membuat Rangkaian Kontrol Motor Listrik Tiga Fasa bertujuan untuk membantu siswa dalam memahami materi yang sedang dipelajari dan untuk meningkatkan kemampuan siswa pada praktikum membuat rangkaian kontrol motor listrik tiga fasa dengan menggunakan PLC.

Pada penelitian ini dipergunakan pendekatan kualitatif dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan dengan tiga siklus. Hasil penelitian tindakan kelas pada standar kompetensi merakit rangkaian kontrol motor listrik tiga fasa di SMK Negeri 12 Bandung untuk kelas XI KPU 1 menunjukan peningkatan nilai rata-rata siswa. Nilai rata-rata yang dicapai siswa adalah 58.57 pada siklus satu, 71.43 pada siklus dua dan 80.00 pada siklus tiga untuk aspek kognitif sedangkan hasil belajar siswa berupa aspek psikomotor, mengalami peningkatan dengan rata-rata nilai 67.50 pada siklus satu, 72.82 pada siklus dua dan 75.64,dan hasil belajar siswa berupa aspek afektif, mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata 68.72 pada siklus satu, 71.24 pada siklus dua dan 75.67. Aktivitas kegiatan belajar mengajar yang berlangsung setiap siklus yang diterapkan dinilai baik terlihat dari aktivitas guru yang pada siklus awal dikategorikan kurang baik, mampu mencapai kategori baik sekali pada siklus ketiga. Aktivitas siswa juga mampu mencapai kategori pada umumnya di siklus ketiga yang pada awal siklusnya hanya dikategorikan hampir setengahnya. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh saran bagi peneliti selanjutnya yaitu kekurangan dari Perangkat lunak Cx-Programer ini sebagai media pembelajaran membuat rangkaia kontrol motor terletak pada tampilan program yang menampilkan simbol dan dalam pelaksanaannya dibutuhkan perangkat komputer yang sesuai jumlah siswa agar pembelajaran berjalan dengan baik.

(5)

DAFTAR ISI

1.6 Definisi Operasional... 8

1.6. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS SIMULASI ... 11

2.1.Media Pembelajaran ... 11

2.1.1. Pengertian ... 11

2.1.2. Manfaat Media Pembelajaran ... 18

2.1.3 Karakteristik Media Dalam Media Pembelajaran ... 20

2.1.4 Format Multimedia Pembelajaran ... 21

2.1.5 Fungsi Media Pembelajaran ... 23

2.1.6. Landasan Penggunaan Media Pembelajaran ... 27

2.2. Simulasi ... 30

2.2.1. Pengertian Simulasi ... 30

2.2.2. Kelebihan Simulasi ... 31

2.2.3. Kelemahan Simulasi ... 32

(6)

v

BAB III METODE PENELITIAN ... 44

3.1. Pengertian Metode Penelitian ... 44

3.2. Penelitian Tindakan Kelas ... 45

3.2.1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas ... 45

3.2.2. Tujuan dan Manfaat Penelitin Tindakan Kelas ... 47

3.2.3. Prinsip-prinsip Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ... 47

3.2.4. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 48

3.2.5. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ... 49

3.2.6. Langkah-langkah Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ... 54

3.2.7. Alur Penelitian ... 55

3.2.8. Indikator Kinerja (Kriteria Keberhasilan) ... 56

3.2.9. Instrumen Penelitian... 57

3.2.10. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 59

3.2.11. Validitas Data ... 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 68

4.1. Rencana Awal Penelitian ... 68

4.2. Observasi Awal ... 68

4.3. Pelaksanaan Tindakan Penelitian ... 70

4.3.1 Siklus I ... 71

4.6.1. Hasil Belajar Aspek Kognitif ... 91

4.6.2. Hasil Belajar Aspek Psikomotorik ... 93

4.6.3. Hasil Belajar Aspek Afektif ... 95

(7)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menjadi hal yang sangat

penting dalam kehidupan masyarakat saat ini. Beberapa aspek kehidupan mulai

dijamah oleh teknologi. Teknologi informasi dan komunikasi telah masuk ke

segala bidang dan ke berbagai lapisan masyarakat contohnya dengan adanya

handphone yang biasa dipakai setiap orang dalam berkomunikasi mampu

menjadikan jarak seperti tak terasa, mulai terbiasanya masyarakat dengan surat

elektronik (e- mail) dan mulai menjauhi penggunaan surat konvensional yang

menggunakan kertas dan orang lebih suka menggunakan program-program

pengolah kata yang terdapat di komputer untuk membuat dokumen daripada

mesin ketik biasa. Perkembangan teknologi di dalam dunia pendidikan pun

semakin pesat, salah satunya terlihat dari munculnya e-Learning yaitu

pembelajaran online dan penggunaan komputer sebagai media perantara di kelas.

Kendala yang umum dihadapi dalam peningkatan kualitas pendidikan

khususnya untuk standar kompetensi merakit kontrol motor ini diantaranya

adalah fasilitas teknologi yang terbatas. Hal ini selalu menjadi alasan sulitnya

menerapkan materi yang bersifat teknis dengan kegiatan praktik secara langsung

sehingga guru lebih memilih mengajar menggunakan metoda konvensional.

Sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Sukandi (2003: 8) bahwa pendekatan

(8)

konsep-2

konsep, bukan kompetensi, tujuannya adalah siswa mengetahui sesuatu bukan

mampu untuk melakukan sesuatu, dan pada saat proses pembelajaran siswa lebih

banyak mendengarkan. Disini terlihat bahwa pendekatan konvensional yang

dimaksud adalah proses pembelajaran yang lebih banyak didominasi gurunya

sebagai pentransfer ilmu, sementara siswa lebih pasif sebagai penerima ilmu.

Sedangkan mata pelajaran yang bersifat teknis, yang mengharuskan siswa

mengalami sendiri kegiatan belajar tidak cocok apabila ketika pelaksanaan

pembelajarannya, pendidik atau guru menggunakan metode konvensional karena

pembelajaran akan berjalan satu arah dimana siswa tidak dilibatkan secara

langsung dalam pembelajaran tersebut, siswa hanya menyaksikan pendidik

atau gurunya mengajar saja. Seharusnya proses pembelajaran yang baik

adalah pembelajaran yang berasal dan dua arah yaitu dari guru dan siswa. Hal ini

sejalan dengan yang dikatakan Suherman (2003: 2) yang mengemukakan bahwa :

Dalam mengajar lupakanlah guru sebagai pemain dan guru sebagai sutradara. Dalam pembelajaran seharusya siswa bersifat lebih aktif dan kreatif sehingga siswa dapat mempunyai kemampuan untuk memahami pelajaran sehingga hasil belajar menjadi baik.

Seperti yang dikemukakan oleh Arsyad (2009: 85), “Kegiatan belajar hanya bisa

berhasil jika peserta didik belajar secara aktif mengalami sendiri proses belajar”.

Di dalam proses belajar mengajar guru harus memiliki strategi agar siswa dapat

belajar secara efektif dan efisien mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah

satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik

penyajian, atau yang biasa disebut metode mengajar.

(9)

3

efisien. Metode mengajar dikatakan efektif bila dengan metode yang digunakan

dapat mencapai tujuan pengajaran, dikatakan efisien bila tercapai tujuan

pengajaran membutuhkan waktu relatif singkat. Sehingga dalam hal ini, guru

diharuskan dapat menggunakan metode pembelajaran yang cocok untuk materi

yang bersifat teknis karena faktor metode pembelajaran mempengaruhi prestasi

siswa. Misalnya, metode yang dipakai guru kurang sesuai dengan materi,

monoton, kurang variatif, sehingga kurang menarik dan membosankan siswa .

Ketersediaan media peragapun dalam pembelajaran yang masih terbatas,

menyebabkan siswa kesulitan untuk menyerap isi materi pembelajaran dengan

baik sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi siswa menurut Merson U. Sangalang “terdiri dari kecerdasan, bakat, minat dan perhatian, motif, kesehatan,

cara belajar, lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan, sekolah dan sarana

pendukung belajar”. (Kartono, 1990: 1). Menurut Suryabrata (1989:142)

menerangkan bahwa :

faktor yang mempengaruhi belajar siswa salah satunya adalah faktor instrumental. Faktor instrumental adalah faktor yang ada dan penggunaanya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah dirancang. Faktor-faktor ini yaitu: kurikulum, sarana dan prasarana, dan guru.

Berdasarkan dua pendapat tersebut, terdapat faktor sarana dan prasarana, guru dan

cara belajar. Maka, metode mengajar guru dalam menyampaikan isi materi dan

sarana dan prasarana yang memadai sangatlah mempengaruhi hasil belajar siswa.

Dengan adanya masalah tersebut, guru dituntut untuk mampu menerapkan

(10)

4

ketersediaan sarana dan prasarana yang terbatas. Salah satu solusi yang dapat

dilakukan untuk memecahkan masalah ini adalah dengan diterapkannya suatu

media pembelajaran. Dengan media pembelajaran diharapkan siswa termotivasi

dan memiliki keinginan yang besar untuk melakukan kegiatan belajar meskipun

dibatasi dengan penggunaan sarana dan prasarana. Hamalik (Arsyad, 2009: 15)

mengemukakan bahwa:

Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar. Dalam perkembangannya media dibangun lebih kompleks menjadi multimedia. Media pembelajaran, idealnya harus mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat membangun pengetahuannya sendiri. Media pembelajaran dapat disajikan dalam berbagai format seperti tutorial, drill and practice, simulasi, percobaan atau eksperien dan permainan atau game.

Untuk penggunaannya sesuai dengan kebutuhan pendidik dalam memilih format

yang paling tepat untuk materi-materi tertentu, dalam penelitian ini peneliti

memilih format simulasi karena simulasi adalah format yang paling tepat ketika

pendidik tidak mampu menghadirkan alat peraga dan melakukan kegiatan yang

sangat kompleks seperti pemasangan perangkat-perangkat instalasi listrik dan

rangkaian Seperti yang dikemukakan oleh Arsyad (2009: 98), “simulasi pada

komputer memberikan kesempatan untuk belajar secara dinamis, interaktif, dan

perorangan. Dengan simulasi, lingkungan pekerjaan yang kompleks dapat ditata

hingga menyerupai dunia nyata”. Sejalan dengan penelitian yang pernah

dilakukan oleh penulis, dari hasil penelitiannya disimpulkan bahwa metode

simulasi komputer lebih efektif dibanding metode demonstrasi juga lebih efektif

(11)

5

Dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti kemampuan yang dimiliki

siswa, karena dengan menggunakan media pembelajaran dimana siswa tidak

mempraktikkan seharusnya menggunakan alat peraga namun siswa dapat

memiliki kemapuan untuk melakukan kegiatan yang belum pernah dilihat tapi

berdasarkan petunjuk atau pedoman saja. Selain aspek psikomotor aspek kognitif

pun menjadi bahan penilaian dalam suatu pembelajaran, Dari keenam jenjang

yang dipaparkan oleh bloom (Sudijono.2007:50) yaitu “pengetahuan

(knowledge), pemahaman penerapan / aplikasi analisis (analysis ) sintesis

(shyntesis) dan penilaian (evaluation)”

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mengangkat judul penelitian “ Penggunaan Perangkat Lunak Cx- Programmer Untuk Menigkatkan

Kemampuan Siswa Dalam Membuat Rangkaian Kontrol Motor Listrik Tiga Fasa”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas masalah yang diangkat pada penelitian

ini yaitu:

1 Seberapa besar pengaruh dari penggunaan perangkat Lunak Cx-

Programmer sebagai media pembelajaran terhadap kemampuan siswa

dalam Standar Kompetensi membuat rangkaian kontrol motor listrik

tiga fasa?

2 Bagaimana tanggapan siswa terhadap pembelajaran penggunaan

perangkat Lunak Cx- Programmer sebagai media pembelajaran pada

(12)

6

1.3 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah yang akan di telita hanya

berfokus pada pengaruh penggunaan perangkat Lunak Cx- Programmer sebagai

media pembelajaran pada standar kompeten si merakit rangkaian kontrol motor

listrik tiga fasa di SMK Negeri 12 Bandung untuk kelas XI KPU 1 dan Aktivitas

yang diungkap meliputi aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran

berlangsung.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

1 Mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan perangkat Lunak Cx-

Programmer sebagai media pembelajaran terhadap hasil belajar siswa

dalam Standar Kompetensi membuat rangkaian kontrol motor listrik tiga

fasa

2 Mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran penggunaan

perangkat Lunak Cx- Programmer sebagai media pembelajaran pada

Standar Kompetensi membuat rangkaian kontrol motor listrik tiga fasa

1.5 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, hasil penelitian ini diharapkan

(13)

7

1 Bagi Guru, memberikan alternatif media pembelajaran dalam upaya

meningkatkan kemampuan dan prestasi belajar siswa

2 Bagi Siswa. dengan adanya simulasi sistem kontrol motor berupa

perangkat lunak Cx-Programer ini, diharapkan dapat menciptakan

pembelajaran yang menyenangkan dan interaktif dimana siswa sebagai

pusat dalam mengontrol jalannya pembelajaran dan mampu meningkatkan

kemampuan dan prestasi belajar siswa salah satunya dalam materi merakit

rangkaian kontrol motor listrik tiga fasa.

3 Peneliti, mengetahui sejauh mana kontribusi perangkat lunak

Cx-Programer sebagai media ajar pengganti perangkat praktikum atau alat

peraga yang terbatas terhadap peningkatan kemampuan siswa.

1.6 Definisi Operasional

Di dalam penelitian ini ada beberapa istilah yang umum digunakan.

Diantaranya adalah sebagai berikut.

1 Simulasi

Menurut kamus Inggris-Indonesia (Echols dan Shadily, 1975: 527),

simulation artinya pekerjaan tiruan atau meniru, sedangkan simulate, artinya

menirukan, pura-pura atau berbuat seolah-olah. Dengan demikian simulasi adalah

peniruan atau perbuatan yang bersifat menirukan suatu peristiwa seolah-olah

seperti peristiwa yang sebenarnya

2. Media

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

(14)

8

apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang

membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,

keterampilan, atau sikap. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses

belajar mengajar cendrung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau

elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual

atau verbal

3 Kemampuan

Kemampuan dalam arti yang umum dapat dibatasi sebagai “Kemampuan

adalah perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan” (Danim, 1994 : 12). Kemampuan disini adalah

perilaku siswa dalam mengerjakan rangkaian kegiatan dalam praktikum membuat

rangkaian kontrol motor listrik tiga fasa sesuai aturan yang diberikan oleh guru.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

Bab I PENDAHULUAN,

Dalam bab ini dikemukakan tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

Definisi Operasional, serta sistematika penulisan.

Bab II KAJIAN PUSTAKA,

Dalam bab ini dikemukakan tentang landasan teoritis yang mendukung

dan relevan dengan permasalahan penelitian ini.

(15)

9

Dalam bab ini dikemukakan tentang metode penelitian, pengertian

penelitian tindakan kelas, prosedur penelitian tindakan

kelas,Langkah-langkah penelitian tindakan kelas, data dan sumber data penelitian, teknik

pengumpulan data, instrumen penelitian, serta teknik analisis data

penelitian.

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN,

Dalam bab ini dikemukakan pembahasan hasil-hasil yang diperoleh dalam

penelitian.

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN,

Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan penelitian dan saran yang bersifat

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pengertian Metode Penelitian

Metode Penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya (Suharsimi, 2002: 136).Metode penelitian

merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk mencari jawaban atau

menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode penelitian juga dapat

dikatakan sebagai cara yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian.

Winarno Surakhmad (1994:131) mengemukakan tentang pengertian suatu

metode yaitu merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu

tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan

teknik serta alat-alat tertentu dan cara utama itu dipergunakan setelah peneliti

memperhitungkan kewajarannya yang ditinjau dari tujuan.

Berdasarkan pendapat di atas, bahwa dalam mencapai tujuan yang kita

harapkan dibutuhkan suatu pendekatan yaitu dengan suatu cara yang dapat

mengungkap masalah sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Cara untuk

mencapai tujuan inilah yang disebut dengan metode.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan

Kelas (PTK). Menurut Hopkins (Rochiati Wiriaatmadja, 2005: 11) pengertian

penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur

penelitian dengan tindakan substansif, suatu tindakan yang dilakukan dalam

disiplin inkuiri, atau usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi

(17)

penelitian kelas dapat diartikan sebagai suatu penelitian yang dilakukan secara

sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang

sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai dengan

penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar

mengajar untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukannya.

Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif antara guru kelas dengan

peneliti dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan suatu

media pembelajaran berupa software simulasi. Kolaborasi atau kerja sama perlu

dan penting dilakukan dalam PTK karena PTK yang dilakukan secara perorangan

bertentangan dengan hakikat PTK itu sendiri (Burns, 1999). Dalam pelaksanaanya

peneliti berperan sebagai guru yang akan melakukan pengajaran dengan

menerapkan model pembelajaran yang telah direncanakan dan disusun, sedangkan

guru kelas atau teman sejawat bertindak sebagai pengamat (observer) selama

pembelajaran berlangsung. Selain itu guru kelas juga berperan dalam memberikan

saran perbaikan untuk mengatasi kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran.

3.2 Penelitian Tindakan Kelas

3.2.1 Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah action research yang dilakukan

dikelas (classroom action research). Menurut Suharsimi Arikunto (2003:3)

penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah

kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan

(18)

Menurut Hopkins (Rochiati, 2005:12) mengemukakan bahwa “PTK

merupakan suatu bentuk kajian reflektif oleh pelaku tindakan, dan PTK dilakukan

untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melkukan tugas, memperdalam

pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, dan memperbaiki kondisi

praktik-praktik pembelajaran yang telah dilkukan”. I Wayan Sukaryana (1996:6)

menyatakan bahwa:

Penelitian Tindakan Kelas adalah studi sistematis terhadap praktik pembelajaran di kelas dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa dengan melakukan tindakan tertentu. Langkah pelaksanaan tindakan mencakup serangkaian kegiatan yang terdiri atas perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Menurut Lewin (I Wayan Sukaryana, 1999:5) menyatakan bahwa “...pentingnya kolaborasi (kerjasama) dalam partisipasiyang bersifat demokratis”.

Kemmis (Richiati, 1005:12) menyatakan bahwa “Penelitian Tindakan adalah

penelitian tentang, untuk dan oleh masyarakat/kelompok sasaran, dengan

mamanfaatkan interaksi, partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dengan

kelompok sasaran.

Dari pendapat para ahli diatas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan

bahwa PTK dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penelahaan yamg bersifat

reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu, agar mudah dapat

memperbaiki dan meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas lebih

profesional. Tujuan PTK adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan layanan

(19)

3.2.2 Tujuan dan Manfaat Penelitin Tindakan Kelas

Hakikat tujuan dilaksanakannya kegiatan PTK adalah untuk memperbaiki

atau meningkatkan kinerja profesional Guru. Hal ini dikarenakan sebelum

merencanakan dan melaksanakan PTK terlebih dahulu Guru melakukan

self-evaluation terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan selama ini. Dengan

adanya self-evaluation ini guru dapat mengetahui ketepatgunaan prosedur

pembelajaran yang telah dilaksanakannya, kemudian jika ditemukan adanya

kekurangan-kekurangan yang menyebabkan turunnya motivasi atau gairah belajar

siswa, maka guru tersebut akan berupaya memperbaiki dimana kekurangan

tersebut.

Manfaat penelitian tindakan kelas dilihat dari komponen pendidikan

pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Memberikan berbagai inovasi dalam proses pembelajaran yang dapat

meningkatkan kualitas belajar siswa dan kualitas mengajar guru.

b. Sebagai upaya pengembangan kurikulum, baik dalam aspek

pengembangan materi, metode dan alat evaluasi pembelajaran ditingkat

kelas dan sekolah.

c. Meningkatkan profesional guru, karena selain bertugas sebagai pendidik,

guru juga dituntut untuk dapat melakukan dan memanfaatkan hasil-hasil

penelitian pendidikan.

3.2.3 Prinsip-prinsip Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Hopkins (PLPG, 2009:11) mengemukakan bahwa dalam

(20)

a. Pekerjaan utama guru adalah mengajar dan apapun metode yang diguakan

dalam penelitian tindakan tidak mengganggu komitmennya sebagai

pengajar.

b. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang

berlebihan dari guru sehingga berpeluang mengganggu proses

pembelajaran.

c. Metode yang digunakan harus cukup reliabel sehingga memungkinkan

guru mengidentifikasi serta merumuskan hipotesis secara meyakinkan.

d. Masalah penelitian yang diusulkan oleh guru seharusnya merupakan

masalah yang cukup merisaukannya, dan bertolak dari tanggung jawab

profesionalnya, guru sendiri memiliki komitmen terhadap pengentasannya.

Selain itu, komitmen itu juga diperlukan sebagai motivator intrinsik bagi

guru untuk bertahan dalam pelaksanaan kegiatan yang jelas-jelas menuntut

lebih dari sekedar pelaksanaan tugas mengajar secara rutin. Dengan kata

lain, pendorong utama pelaksanaan PTK adalah komitmen profesional

untuk memberikan layanan yang terbaik kepada siswa.

e. Dalam penyelenggaraan PTK, guru harus selalu bersikap konsisten

menaruh perhatian/kepedulian tinggi terhadap prosedur etika yang

berkaitan dengan pekerjaannya.

3.2.4 Lokasi dan Subyek Penelitian

Subyek Penelitian terdapat di wilayah Jawa Barat, yaitu Kota bandung.

Subyek tersebut merupakan SMK Negeri 12 Bandung Penelitian ini akan

(21)

tahun ajaran 2011/2012 dengan program keahlian kelistrikan pesawat udara pada

kompetensi dasar merakit rangkaian kontrol motor.

3.2.5 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Prosedur penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam tiga siklus ,

Masing-masing siklus terdiri dari tiga atau beberapa kali tindakan. Hal ini sesuai

dengan menggunakan observasi dan wawancara yang bersifat reflektif,

partisipatif dan kolaboratif sebagaimana dikemukakan oleh Hopkins (PLPG,

2009:12) langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

Pertama, diadakan perencanaan bersama (planning conference) antara

guru dan peneliti untuk membicarakan tentang pokok bahasan/sub yang akan

disampaikan, fokus observasi berdasarkan kriteria-kriteria yang disepakati

bersama serta waktu dan tempat kegiatan observasi yang dilaksanakan.

Kedua, observasi kelas (classroom observation) pada kegiatan ini peneliti

mengobservasi guru yang sedang mengajar dan mengumpulkan data yang

obyektif tentang aspek-aspek yang telah direncanakan. Data tersebut sebagai

fakta untuk bahan diskusi.

Ketiga, pertemuan balikan (feedback conference), peneliti dan guru

mengadakan diskusi untuk saling memberi informasi tentang penggunaan

penilaian non test yang dilaksanakan sebelum, selama dan sesudah proses

pembelajaran. Pada kegiatan ini juga peneliti memberikan masukan sekaligus

merencanakan tindakan untuk kegiatan pembelajaran yang akan datang.

a. Siklus I

(22)

Untuk mengidentifikasi permasalahan dalam penelitian ini, maka

dilakukan observasi awal pada kelas yang akan dijadikan sampel. Melalui

observasi langsung aktifitas siswa dan guru selama kegiatan belajar

mengajar berlangsung dan melakukan wawancara. Berdasarkan hasil

penelitian pendahuluan tersebut, maka peneliti dapat mengidentifikasikan

permasalahan sebagai berikut :

a) Guru telah menerapkan metode belajar modul yang menuntut siswa belajar

secara mandiri. Namun dalam pelaksanaannya kurang memberikan

penjelasan mengenai materi pelajaran yang diberikan. Guru hanya

memberikan bahan sebatas yang ada di dalam modul.

b) Keaktifan siswa di kelas sangat rendah, siswa jarang bertanya mengenai

materi pelajaran yang kurang dimengerti akibatnya hasil belajar siswa

berupa tes harian rendah.

c) Pada kegiatan pembelajaran praktek (eksperimen) hanya sebagian siswa

yang aktif, hal ini disebabkan kurang jelasnya pembagian tugas setiap

siswa dalam suatu kelompok.

Secara terperinci tahap perencanaan dalam penelitian ini yaitu :

(1). Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah.

(2). Merencanakan pembelajaran berupa rencana pembelajaran yang akan

diterapkan dalam proses belajar mengajar.

(3). Mengkaji dan memilih bahan pelajaran yang sesuai.

(4). Menentukan skenario pembelajaran

(23)

(6). Membuat job sheet

(7). Menyusun format evaluasi.

(8). Menyusun format observasi pembelajaran.

(9). Rekapitulasi data

2) Tindakan

Dalam tahap ini peneliti memberi tindakan dalam tiap siklus

penelitian dengan indikator adanya peningkatan hasil belajar siswa.

Tindakan yang dilaksanakan yang mengacu pada skenario pembelajaran

(rencana pembelajaran), yaitu pembelajaran dilakukan dengan media

semulasi dalam proses pembelajaran. Tahapan pelaksanaan tindakan

yang dilakukan yaitu sebagai berikut:

a) Orientasi siswa pada masalah

b) Mengorganisasikan siswa untuk belajar

c) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok

d) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

e) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

3) Pengamatan

Hal yang tidak bisa dilupakan, bahwa sambil melakukan tindakan

hendaknya juga dilakukan pengamatan secara cermat tentang apa yang

terjadi. Dalam pengamatan itu, lakukan catatan-catatan sesuai dengan

format yang telah disiapkan. Catat pula gagasan dan kesan-kesan yang

muncul, dan segala sesuatu yang benar-benar terjadi dalam proses

(24)

dilakukan oleh Guru lain. Untuk memperoleh data yang objektif, Guru

dapat menggunakan alat-alat optik atau elektronik seperti kamera,

perekam video atau perekan suara.

4) Refleksi

Reflesi merupakan suatu upaya untuk mengkaji apa yang telah

terjadi, yang telah dihasilkan atau apa yang belum dihasilkan, atau apa

yang belum tuntas dari langkah atau upaya yang telah ditentukan.

Dengan kata lain, refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan

atau kegagalan pencapaian tujuan.

Tahapan refleksi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil

tindakan yang telah dilaksanakan dan untuk memperbaiki

langkah-langkah pada tindakan selanjutnya. Refleksi yang dilakukan meliputi :

a) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi

evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan.

b) Melakukan diskusi untuk membahas hasil evalusi tentang rencana

pembelajaran dan lembar kerja siswa.

c) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk

digunakan pada siklus berikutnya.

b. Siklus II

1) Perencanaan

a) Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I yang belum teratasi

dan penetapan alternatif pemecahan masalah.

(25)

2) Tindakan

Pelaksanaan program tindakan II yang mengacu pada identifikasi

masalah yang muncul pada siklus I, sesuai dengan alternatif pemecahan

masalah yang sudah ditentukan.

3) Pengamatan

a) Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan

dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan yang terjadi selama

pelaksanaan tindakan berlangsung.

b) Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah

dikembangkan.

4) Refleksi

a) Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus II berdasarkan

data yang terkumpul.

b) Membahas hasil evaluasi tentang rencana pembelajaran pada siklus

II.

c) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi

untuk digunakan pada siklus III.

d) Evaluasi tindakan II.

c. Siklus III 1) Perencanaan

a) Identifikasi masalah yang muncul pada siklus II yang belum

(26)

c) Pengembangan program tindakan III.

2) Tindakan

Pelaksanaan program tindakan III yang mengacu pada identifikasi

masalah yang muncul pada siklus II, sesuai dengan alternatif

pemecahan masalah yang sudah ditentukan.

3) Pengamatan

a) Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan

dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan yang terjadi selama

pelaksanaan tindakan berlangsung.

b) Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah

dikembangkan.

4) Refleksi

a) Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus III berdasarkan

data yang terkumpul.

b) Membahas hasil evaluasi tentang rencana pembelajaran pada siklus

III.

c) Melakukan pengumpulan data hasil penelitian.

3.2.6 Langkah-langkah Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

PTK merupakan proses pengkajian melalui sistem berdaur dari berbagai

(27)

penelitian tindakan namun kenyataanya tahapan itu merupakan tahapan kegiatan.

Adapan langkah-langkahnya meliputi:

a. Pengembangan fokus masalah penelitian; guru merasakan adanya

ketidakpuasan atau hambatan dalam pembelajaran. Guru dituntut untuk

merenung, merefleksi, mengevaluasi diri, dalam praktek

pembelajarannya.

b. Perencanaa tindakan; maksudnya adalah memformulasikan tindakan yang

tepat untuk mengatasi masalah tersebut.

c. Subjek yang diteliti; penentuan sampel penelitian ini dilakukan sementara

penelitian berlangsung.caranya yaitu peneliti memilih unit sampel tertentu

yang dipertimbangkan akan memberikan data yang diperlukan, selanjutnya

berdasarkan data atau informasi yang diperlukan.

d. Pelaksanaan tindakan dan Observasi; Jika semua telah dipersiapkan maka

selanjutnya adalah melaksanakan pada siklus yang diikuti dengan kegiatan

observasi dan refleksi. Observasi adalah upaya mengamati dan

mendokumentasikan hal-hal yang terjadi selama tindakan berlangsung.

Dalam observasi ada hal-hal yang harus diperhatikan adalah perencanaan

bersama, fokus, penentuan kriteria, keterampilan observasi dan umpan

balik.

3.2.7 Alur Penelitian

Alur penelitian dibuat untuk agar penelitian dapat berjalan dengan lancar

(28)

3.2.8 Indikator Kinerja (Kriteria Keberhasilan)

Kriteria keberhasilan dalam penemuan dan pengujian serta peningkatan

kualitas pembelajaran dari penelitian tindakan kelas ini, meliputi :

a. Jika terdapat peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep yang

diberikan setiap siklusnya.

b. Jika terdapat peningkatan hasil belajar siswa (individu) melalui post test

setiap siklus yang mendapat nilai rata-rata di atas 70 sudah lebih besar dari

70% maka sudah dikatakan berhasil.

Gambar 3.1 Siklus PTK

(Sa’adah Ridwan,(2002:5) Planning

Reflection

Action & Observation

Re-plan

Reflection

Action & Observation

Re-plan

Reflection

Action & Observation

(29)

3.2.9 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang dirancang dan akan digunakan dalam penelitian

ini sebagai alat untuk mengumpulkan data dalam penelitian tindakan kelas terdiri

atas lembar soal tes untuk setiap siklus pada RPP, lembar observasi dan catatan

lapangan. Adapun rincian instrumen penelitiannya sebagai berikut:

a. Lembar Tes

Dalam penelitian ini, lembar tes maksudnya adalah lembar pretest dan

posttest yang diberikan pada siswa tiap awal dan akhir setiap siklusnya, serta

lembar tes sumatif yang diberikan kepada siswa setelah seluruh siklus selesai

dilaksanakan. Lembar tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa

berupa aspek kognitif berdasarkan jenjang hapalan (C1), pemahaman (C2),

penerapan (C3), analisis (C4).

b. Job sheet

Job sheet berupa lembar kerja pada saat praktikum dimana penilaian

dilakukan melalui pengamatan dari proses kegiatan praktikum di lab.

c. Lembar observasi.

Untuk memantau aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Lembar

observasi ini difokuskan pada keaktifan siswa, situasi siswa dalam kelas,

respon siswa terhadap media yang dipakai pada saat pembelajaran, dan

aktivitas siswa. Lembar observasi ini meliputi penilaian aspek afektif dan

psikomotor sehingga dapat diolah secara kualitatif dan dikonversikan ke

dalam bentuk penskoran secara kuantitatif.

(30)

Peneliti kualitatif mengandalkan pengamatan dan wawancara dalam

pengumpulan data di lapangan. Pada waktu berada di lapangan peneliti

membuat catata, setelah pulang ke tempat tinggal barulah menyusun catatan

lapangan.

Catatan lapangan menurut Bogdan dan Biklen (1982:74), adalah catatan

tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam

rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian

kualitatif.

Digunakan untuk memperoleh data secara objektif yang tidak terekam

dalam lembar observasi. Catatan ini meliputi seluruh aktivitas siswa dan guru

selama pembelajaran berlangsung.

e. wawancara

Untuk memperoleh data dan atau informasi yang lebih rinci dan untuk

melengkapi data hasil observasi, peneliti dapat melakukan wawancara kepada

guru maupun siswa. Wawancara digunakan untuk mengungkap data yang

berkaitan dengan sikap, pendapat atau wawasan. Wawancara dapat dilakukan

secara bebas atau terstruktur. Wawancara hendaknya dapat dilakukan dalam

situasi informal, wajar, dan peneliti berperan sebagai mitra.

f. Angket

Angket digunakan untuk mengetahui pendapat siswa terhadap media

(31)

3.2.10 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data maka langkah

berikutnya adalah mengolah data atau menganalisis data yang meliputi

persiapan, tabulasi, dan penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian.

Karena data yang diperoleh dari hasil penelitian merupakan data mentah yang

belum memiliki makna yang berarti sehingga data tersebut agar dapat lebih

bermakna dan dapat memberikan gambaran nyata mengenai permasalahan

yang diteliti, data tersebut harus diolah terlebih dahulu, sehingga dapat

memberikan arah untuk pengkajian lebih lanjut.

a. Hasil Belajar Siswa

Data hasil tes, mencakup aspek kognitif siswa dengan ketentuan kelulusan

telah ditetapkan sebelumnya oleh pihak sekolah.

Tabel 3.1 Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM )

Skala nilai keberhasilan

70 - 100 Kompeten

< 69.99 Tidak Kompeten (KTSP SMKN 12 Bandung)

1) Aspek kognitif

Jenjang yang diukur pada aspek kognitif yang dimaksud berupa

pemahaman dan penguasaan materi pelajaran yang diberikan kepada siswa,

pada tingkatan C1, C2, C3 aspek ini dinilai berdasarkan hasil tes pada setiap

siklus, dengan instrumen yang digunakan adalah lembar tes kognitif berupa pre

tes dan post test. pengelolaan data aspek kognitif dilakukan dengan

(32)

yang dijawab oleh siswa diberi skor. Setelah penskoran tiap butir jawaban,

langkah selanjutnya adalah menjumlahkan skor yang diperoleh oleh

masing-masing siswa. dan mengkonfersinya dalam bentuk nilai dengan rumus berikut :

� �

� � � 100

(Arikunto,2002:236) Kemudian hasil tes dikelompokan dengan rentang nilai tertentu untuk

mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian ranah kognitif siswa :

Tabel 3.2 Pedoman Penilaian Aspek Kognitif

Rentang nilai Kategori

90 - 100 Lulus sangat baik

80 - 89,99 Lulus baik

70 - 79,99 Lulus cukup

0 - 69,99 Belum lulus

(KTSP SMK)

Setelah pengelompokan hasil tes maka kita Menentukan peningkatan

hasil belajar aspek kognitif dengan gain. Gain adalah selisih antara skor tes

awal dan skor tes akhir. Nilai gain dapat ditentukan dengan rumusan sebagai

berikut:

� = � − �

(Hake, 1997) Keterangan :

G = gain

Sf = skor tes akhir

Si = skor tes awal

(33)

Gain ternormalisasi merupakan perbandingan antara skor gain aktual

yaitu skor gain yang diperoleh siswa dengan skor gain maksimum yaitu skor

gain tertinggi yang mungkin diperoleh siswa (Richard R. Hake, 1997).

Untuk perhitungan nilai gain ternormalisasi dan pengklasifikasiannya akan

digunakan persamaan sebagai berikut :

(1). Gain ternormalisasi setiap siswa ditentukan dengan rumus sebagai

berikut:

(34)

Nilai g yang diperoleh kemudian diinterpretasikan pada tabel 3.6

berikut:

Tabel 3.3 Kriteria Nilai Gain Ternormalisasi

Nilai g Kriteria

0,00 < g ≤ 0,30 Rendah 0,30 < g ≤ 0,70 Sedang 0,70 < g ≤1,00 Tinggi

(Hake, 1997)

2). Aspek Afektif dan Psikomotor

Aspek afektif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sikap siswa

dalam proses belajar yang kriterianya telah ditentukan. Sedangkan aspek

psikomotor dalam penelitian ini adalah kinerja siswa dalam proses belajar selama

proses penelitian berlangsung. instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah lembar obervasi aspek afektif dan psikomotor dengan menentukan indeks

prestasi kelompok (IPK).

Menurut Luhut panggabean (1989: 29).Indeks Prestasi Kelompok (IPK)

dapat dihitung dengan membagi nilai rata-rata untuk seluruh aspek penilaian,

dengan skor maksimal yang mungkin dicapai dikalikan seratus.

Tabel 3.4 Kategori Tafsiran IPK untuk Aspek Afektif

No Kategori Prestasi Kelas Interpretasi

1 0,00≤ IPK≤ 30,00 Sangat Negatif

2 30,00≤ IPK≤ 55,00 Negatif

3 55,00≤ IPK≤ 75,00 Netral

(35)

5 90,00 ≤ IPK≤ 100,00 Sangat Positif

(Luhut Panggabean, dalam Adela,2006: 46)

Tabel 3.5 Kategori Tafsiran IPK untuk Aspek Psikomotor

No Kategori Prestasi Kelas Interpretasi

1 0,00≤ IPK≤ 30,00 Sangat kurang Terampil

2 30,00≤ IPK≤ 55,00 Kurang Terampil

3 55,00≤ IPK≤ 75,00 Cukup Terampil

4 75,00≤ IPK≤ 90,00 Terampil

5 90,00 ≤ IPK≤ 100,00 Sangat Terampil

(Luhut Panggabean, Adela, 2006: 47) 3) Catatan lapangan

Merupakan salah satu sarana dalam pengumpulan data dalam

kegiatan penelitian tindakan kelas.

Menurut Kunandar (2008:125) catatan lapangan (field notes)

dibuat oleh peneliti/mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau

observasi.

4) Data hasil wawancara

Menurut Hopkins (1993) dalam Kunandar (2008:117)

wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu

didalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain. Pada penelitian ini,

wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa sebagai data penilaian

(36)

sebagai media ajar pada standar kompetensi merakit rangkaian kontrol

motor listrik 3 fasa

5) Angket

Pengolahan hasil dari angket yang disebarkan kepada siswa

mengenai kegiatan belajar yang diterpakan menggunakan skala Likert,

menurut Sugiyono (134:2009) skala Likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekoelompok orang

tentang fenomena sosial. Jawaban yang telah disediakan dalam skala

Likert tersusun dari jawaban yang paling positif hingga paling negatif,

berikut adalah tabel paparan dari skala Likert :

Tabel 3.6 Skala Likert

No Kata-kata Skor

1. Setuju/selalu/sangat positif 5

2. Setuju/sering/positif 4

3. Ragu-ragu/kadang-kadang/netral 3 4. Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif 2 5. Sangat tidak setuju/tidak pernah 1

(Sugiyono, 135:2009)

6) Aktivitas Siswa

Penilaian aktivitas siswa berkaitan dengan aktivitas siswa selama

kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dilakukan dengan berpedoman

pada rumus berikut :

� � � � �

(37)

Diperoleh rata-rata prosesntase aktivitas siswa, kemudian dianalisis

dengan mengelompokan aktivitas siswa berdasarkan pada tabel aktivitas

siswa berikut:

Penilaian terhadap guru dilakukan berdasarkan aktivitas guru pada saat

kegiatan berlajar mengajar berlangsaung. Penilian dilakukan oleh observer pada

lembar aktivitas guru yang telah disediakan dengan 4 buah kategori yaitu (a) Skor

4 untuk Sangat Baik, (b) Skor 3 untuk Baik, (c) Skor 2 untuk Cukup, dan (d) Skor

1 apabila aktivitas guru selama Kegiatan Belajar Mengajar dinilai kurang.

Berikut adalah pemaparan aktivitas guru :

Tabel 3.8 Kategori Aktivitas Guru

(38)

3.2.11 Validitas Data

Validitas atau pemerikasaan keabsahan data dalam penelitian tindakan

kelas ini dilakukan dengan berpedoman pada teknik penetapan aktifitas

pembelajaran pada siklus-siklus berikutnya, yang diperoleh berdasarkan hasil

refleksi atas aktifitas dan hasil pengamatan pada siklus sebelumnya. Validitas

tersebut dilakukan dengan member check yaitu pemerikasaan kembali

catatan-catatan hasil pengamatan oleh observer kemudian didiskusikan dengan guru

sehingga data yang diambil sesuai kebenarannya.

Validasi data dalam penelitian ini disebut dengan teknik triangulasi

Moleong (1989:330). Teknik ini dilakukan untuk mengecek kebenaran data

dengan membandingkan dengan data yang diperoleh sumber lain. Disamping itu,

triangulasi dilakukan sebagai wujud sikap hati-hati terhadap data yang terkumpul.

Sama halnya seperti yang diungkapkan Hopkins (2006: 78) yang

mengemukakan bahwa menganalisis data penelitian tindakan kelas perlu beberapa

tahap seperti diuraikan berikut ini:

a. Kategori data, data yang diperoleh dari guru dan siswa disusun menjadi

empat kategori yaitu tes hasil belajar, proses dan aplikasi, sikap, aktivitas

dan penelitian pada akhir kegiatan.

b. Validitas data, data yang diperoleh agar objektif, dan andal maka

dilakukan teknik tringulasi dan saturasi yaitu dengan melakukan tindakan

antara lain:

1) Menggunakan cara bervariasi untuk memperoleh data yang sama,

(39)

2) Menggali data yang sama dari sumber yang berbeda, yaitu peneliti,

guru dan siswa.

3) Melakukan pengecekan ulang dari data yang telah terkumpul untuk

kelengkapannya.

4) Melakukan pengolahan dan analisis ulang dari data yang

terkumpul.

c. Interpretasi data, data yang telah disusun diinterpretasikan berdasarkan

teori atau aturan yang telah ditentukan atau intuisi peneliti dan guru untuk

menciptakan pembelajaran yang kondusif sebagai acuan dalam melakukan

tindakan selanjutnya.Tindakan, hasil interprestasi data digunakan untuk

informasi dalam menyusun rencana tindakan selanjutnya. Tringulasi dalam

penelitian ini dilakukan melalui pengumpulan dan pengecekan data yang

diperoleh dari observasi terhadap berlangsungnya proses pembelajaran,

yaitu tentang keaktifan siswa, aktifitas guru, dan peningkatan hasil belajar

(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian tindakan kelas yang berlangsung selama tiga siklus

pembelajaran di SMKN 12 Bandung diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Penerapan perangkat lunak CX-Programmer sebagai media pembelajaran pada

standar kompetensi merakit rangkaian kontrol motor memberikan pengaruh

berupa peningkatan terhadap hasil belajar siswa yang meliputi peningkatan

rata-rata nilai aspek kognitif, aspek psikomotor dan aspek afektif.

a. Hasil belajar siswa berupa aspek kognitif, mengalami peningkatan dari

hasil tes awal (pre-test) ke hasil tes akhir (post test) dengan kategori peningkatan ‘rendah’ di siklus I, sedang di siklus II dan siklus III.

b. Hasil belajar siswa berupa aspek psikomotor, mengalami peningkatan dari siklus I yang masih memiliki interpretasi ‘kurang terampil’ menjadi

‘cukup terampil’ pada siklus II dan terampil di siklus III. Pencapaian

aspek psikomotor berdasarkan IPK siswa dari siklus I sampai siklus III

menunjukkan peningkatan interpretasi. Hal ini dapat dilihat dari IPK

pada siklus I yang termasuk dalam interpretasi kurang terampil

mengalami peningkatan IPK di siklus II yang termasuk dalam

interpretasi cukup terampil dan mengalami lagi peningkatan pada siklus

(41)

c. Hasil belajar siswa berupa aspek afektif, mengalami peningkatan dari

siklus I sampai siklus III menunjukkan peningkatan interpretasi. Hasil

belajar siswa pada siklus I yang termasuk dalam interpretasi netral

mengalami peningkatan pada siklus II yang termasuk dalam interpretasi

netral dan mengalami peningkatan lagi ke dalam interpretasi positif pada

siklus III.

2. Hasil perolehan angket termasuk pada kategori baik. Hal ini menunjukan bahwa

siswa sangat mendukung terhadap penggunaan media perangkat lunak

Cx-programmer pada standar kompetensi merakit rangkaian kontrol motor listrik

tiga fasa sesuai dengan perolehan angket pada tabel. 4. 10. yang menperoleh

nilai dengan kategori positif

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian terhadap penggunaan perangkat lunak

Cx-programmer sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa

pada standar kompetensi membuat rangkaian kontrol motor listrik tiga fasa di

SMK Negeri 12 Bandung kelas XI KPU 1 , diperoleh rekomendasi atau saran bagi

peneliti selanjutnya sebagai berikut:

a. Kekurangan dari Perangkat lunak Cx-Programer ini sebagai media

pembelajaran membuat rangkaia kontrol motor terletak pada tampilan

program yang menampilkan simbol - simbol saja untuk menggambarkan

suatu komponen peralatan kontrol

b. Dalam pelaksanaannya dibutuhkan perangkat komputer yang sesuai

(42)

c. Untuk lebih mengembangkan kemampuan siswa dalam pembelajaran,

sebaiknya waktu yang dialokasikan untuk penelitian lebih diperbanyak

sehingga memungkinkan siswa untuk lebih menggali pengetahuan yang

ada.

d. Sebelum pelaksanaan pembelajaran, pengecekan terhadap kelengkapan

sarana pendukung harus lebih di tingkatkan agar pada saat pembelajaran

berlangsung, segala kebutuhan dapat langsung tersedia.

e. Mengikutsertakan guru sebagai tempat pemecahan masalahnya yang sulit

maka peneliti bersama team guru juga akan bekerja dalam kelompok kecil

sehingga kekurangan individu serta kelompok dapat dipahami oleh guru

sehingga kehadiran guru dapat menjadi solusi atas permasalahan yang

ditemukan

f. Pada tahap pendahuluan guru perlu menyampaikan motivasi belajar,

karena berdasarkan pengalaman guru mata pembelajaran KPU selama

mengajar, motivasi di awal pembelajaran menentukan jalannya

pembelajaran. Guru akan menyampaikan kepada siswa mengenai

pentingnya materi yang akan dipelajari terhadap kebutuhan dunia kerja

yang akan datang. Dengan penyampaian motivasi tersebut diharapkan

(43)

Daftar Pustaka

Arikunto, S. (2002). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Arikunto, S., Suhardjono, dan Supardi. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :

PT. Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers.

Danim, Sudarwan. (1994). Tranformasi Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara.

Echols, J.M, & Shadily, H. (1975). Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta : Gramedia. Hake, RR. (1997). Analyzing Change/Gain Scores. AERA-D-American Educational

Research Association’s Division, Measurment and Research Methodology. Tersedia: http: //www.physics.indiana.edu/~sdi /AnalyzingChange-Gain.pdf (20 Mei 2012).

Kartono. (1990). Peranan Keluarga Berencana Memandu Anak. Jakarta : Rajawali.

Kusnandar Ade dkk. (2007). Panduan Pengembangan Multimedia Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Kusnandar (2009). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : Rajawali Pers.

Pengembangan.Tersedia:http://www.infokursus.net/download/0604091354Metode_ Penel_Pengemb_Pembelajaran.pdf. (21 Mei 2010).

Panggabean, Luhut. P. (2000). Statistika Dasar. Bandung : Jurusan Pendidikan Fisika

FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.

Sudijono,Anas.(2007). Pengantar EvaluasiPendidikan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Sukandi. Ujang dkk. (2003). Belajar Aktif dan Terpadu. Surabaya : Duta Graha

Pustaka

Suryabrata. Sumadi. (1989). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali.

Sugiono (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D. Cetakan ke-4. Bandung : Alfabeta.

(44)

Sumantri, Mulyani, & Permana, Johar. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV. Maulana.

Tim Kurikulum SMKN 12 bandung, (2012). Kriteria Ketuntasan Minimum. Bandung : Kurikulum SMKN 12 Bandung

Gambar

Gambar 3.1 Siklus PTK
Tabel 3.1 Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM )
Tabel 3.2  Pedoman Penilaian Aspek Kognitif
Tabel 3.4 Kategori Tafsiran IPK untuk Aspek Afektif
+4

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dimaksudkan untuk memperbaiki dan meningkatkan

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian tindakan kelas, yaitu suatu penelitian untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya

Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran di

Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk memperbaiki permasalahan dalam praktik pembelajaran dan meningkatkan kualitas pendidikan yaitu dengan

Karena penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru dalam memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas dengan tujuan untuk memperbaiki

Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran serta hasil belajar di dalam kelas

pelaku tindakan untuk kondisi pembelajaran memperbaiki yang di lakukan.Tujuan dari penelitian tindakan kelas adalah untuk meningkatkan atau memperbaiki proses pembelajaran di kelas ,ada

Penelitian Tindakan Kelas adalah salah satu cara strategis bagi guru untuk meningkatkan atau memperbaiki layanan pendidikan bagi siswa dalam konteks pembelajaran di