Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Struktur Tumbuhan Kelas IV Di SDN 1 Bunder Kecamatan Jatiluhur Kabupaten Purwakarta Tahun ajaran 2012 /2013)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi
SyaratMemperolehGelarSarjanaPendidikanDalam Bidang Pendidikan Dasar
oleh:
Neneng Dewi Wahyuni NIM. 0810553
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS PURWAKARTA
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Struktur Tumbuhan Kelas IV di SDN 1 Bunder Kecamatan Jatiluhur Kabupaten Purwakarta Tahun Ajaran 2012/2013)
Oleh :
NENENG DEWI WAHYUNI NIM. 0810553
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH : Pembimbing I
SUPRIH WIDODO, S.Si.MT NIP. 19801218 2005 01 1 001
Pembimbing II
Drs. H. BASUNI RACHMAN, S.Pd. M.Pd NIP. 19500702 1986 11 1 001
Mengetahui,
Ketua Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii
LEMBAR PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul “Penerapan Metode
Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA
Konsep Struktur Tumbuhan Di Sekolah Dasar” dengan seluruh isinya adalah
benar-benar karya sendiri dan tidak melakukan pengutipan atau penjiplakan yang
tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam dunia keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya bersedia menanggung resiko atau sangsi yang
dijatuhkan kepada saya, apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran
terhadap etika keilmuan dalam skripsi ini, dan ada kelainan dari pihak lain
terhadap karya tulis saya ini.
Purwakarta, Desember 2012
Penulis
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmannirahim……
Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
limpahan karunia, hidayah,inayah, serta izin-Nyalah, penulis dapat menyusun
skripsitentang Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran IPA Konsep Struktur Tumbuhan di Sekolah Dasar.
Penulisan laporan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan SD pada Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus Purwakarta, sekaligus bertujuan
untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam menggali, menciptakan, serta
meningkatkan proses pembelajaran yang berkualitas dan bermanfaat, yang erat
hubungannya dengan peningkatan prestasi siswa.
Mudah-mudahan sekripsi ini dapat memberikan setitik sumbangan yang
berarti bagi pembaca khususnya bagi para pendidik. Atas keterbatasan ilmu
penulis, maka jika ada kekeurangan dalam penulisan skripsi ini penulis menunggu
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu v
UCAPAN TERIMAKASIH
Selama membuat skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan serta
motivasi dari berbagai pihak maka penulis mengucapkan terimakasih yang tak
terhingga kepada penguasa seluruh alam raya Allah SWT dan juga kepada kedua
orang tua yang sudah membesarkan. Pada kesempatan ini penulis juga ingin
mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tidak ternilai kepada :
1. Bapak Dr.Mamat Ruhimat, M.Pd. selaku Direktur UPI Kampus Purwakarta.
2. Ibu Dra. Puji Rahayu, M.Pd. selaku Ketua Program S1 Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Purwakarta.
3. Bapak Suprih Widodo, S.Si,MT Selaku Dosen Pembimbing I yang selalu
memberikan arahan, saran serta kritik selama penulisan skripsi.
4. Bapak Drs.H. Basuni Rachman, M.Pd. selaku Pembimbing II yang selalu
memotivasi penulis untuk meningkatkan pengetahuan dan pendidikan profesi.
5. Bapak dan Ibu Dosen program S1 PGSD Kampus Purwakarta yang telah
membimbing dan memberi wawasan serta pengetahuan kepada penulis.
6. Bapak Yuyun Wahyu, S.Pd. yang telah memberikan ijin kepada penulis yang
telah melakukan penelitian.
7. Rekan – rekan Guru SDN I Bunder yang selalu memberi dukungan dan
motivasi, terutama Bapak Danen Ruswadi S.Pd. M.Pd. yang telah bersedia
menjadi observer dan selalu memberikan masukkan baik kritik maupun saran.
8. Siswa – siswi SDN I Bunder khususnya kelas IV terimakasih atas bantuannya
selama penelitian.
Purwakarta, Desember 2012
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vi
C. Tujuan Penelitian 4
D. Manfaat Penelitian 5
BAB II PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR 6
A. Definisi Metode Inkuiri 6
B. Hasil Belajar 13
C. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar 24
BAB III METODE PENELITIAN 28
A. Metode Penelitian 28
B. Tujuan penelitian 29
C. Manfaat penelitian 30
D. Prosedur penelitian 31
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vii
F. Instrumen dan Teknik Pengumpulan data 36
G. Analisis dan Penafsiran Data 37
H. Definisi Oprasional 40
BAB IV HASIL PENELITIAN 41
A. Deskripsi Lokasi Penelitian 41
B. Deskripsi Awal Pembelajaran 45
C. Pelaksanaan Penelitian 48
D. Pembahasaan Hasil Penelitian 60
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN KESIMPULAN 65
A. Kesimpulan 65
B. Implikasi 66
C. Rekomendasi 67
DAFTAR PUSTAKA 68
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
DAFTAR TABEL
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ix
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Nilai Tes Awal Pembelajaran 47
Grafik 4.2 Nilai Tes Siklus I 52
Grafik 4.3 Nilai Tes Siklus II 59
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu x
DAFTAR GAMBAR
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iii
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
(Penelitian Tindakan Kelas Pada StrukturTumbuhanKelas IV SD Negeri 1 BunderKecamatanJatiluhurKabupaten Purwakarta)
Oleh:
NENENG DEWI WAHYUNI NIM 0810553
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah proses pembelajaran IPA yang monoton yang hanya mengandalkan guru sebagai pusat informasi, sehingga siswa kurang berpikir kritis, kurang aktif dan kurang kreatif dalam kegiatan pembelajaran serta guru belum terampil dalam menggunakan alat peraga, dan metode yang digunakan belum tepat dalam pembelajaran IPA. Akibatnya nilai yang diperoleh sebagai hasil belajar juga tidak memuaskan. Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti akan mengadakan penelitian dengan menggunakan metode inkuiri, sebab penggunaan metode inkuiri pada materi struktur tumbuhan dalam pembelajaran IPA di SD dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk: memperbaiki hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan metode inkuiri.
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian tindakan kelas, yaitu suatu penelitian untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya pada pembelajaran IPA di sekolah dasar, yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan alat pengumpul data berupa lembar observasi, tes hasil belajar, dan dokumen berupa foto dan gambar-gambar yang dapat menunjang penelitian. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan observasi dan refleksi.
Hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada materi struktur tumbuhan, dari hasil penelitian pada tes awal rata-rata siswa dibawah nilai KKM yaitu 60, dengan rata-rata nilai sebesar 53, sedangkan pada pelaksanaan siklus I, rata-rata nilai siswa meningkat menjadi 67 diatas nilai KKM, dan pada pelaksanaan siklus II, rata-rata nilai siswa meningkat lagi menjadi 77 lebih baik dari siklus I.
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat
menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta
prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya didalam kehidupan
sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami
alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat
sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang alam sekitar.
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan
manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan.
Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk
terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran
Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada
pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan
konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah
(scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan
bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan
hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian
pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan
keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Kendala lain yang dihadapi guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPA di
tingkat sekolah dasar terletak pada hasil siswa yang rendah. Hal tersebut
dikarenakan dalam proses pembelajaran terdapat kendala baik dari siswa, guru
dan metode pembelajaran yang digunakan pada saat pembelajaran dilakukan.
Pelaksanaan pembelajaran dalam proses pendidikan merupakan kegiatan
yang harus rencanakan secara matang agar hasil yang baik. Salah satu yang harus
dilaksanakan pendidik dalam merencanakan proses belajar mengajar yang baik,
bermutu dan dapat menyenangkan siswa adalah dengan cara menentukan metode
pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa dan materi pembelajaran yang
diberikan kepada siswa. Artinya jika sebuah proses pembelajaran direncanakan
sesuai dengan karakter siswa akan berhasil. Sehingga kreativitas siswa yang
diharapkan akan dapat tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Berdasarkan observasi dan pengalaman yang dialami pendidik dalam
pelaksanaan pembelajaran bagi siswa kurang memperhatikan metode, media dan
meteri belajar sehingga kreativitas siswa kurang maksimal. Selain hal tersebut di
atas, para pendidik kurang mengetahui karakteristik metode pembelajaran yang
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penggunaan atau penyampaian pembelajaran tidak berlangsung sebagaimana
mestinya. Akibat dari kurang tepatnya penggunaan metode pembelajaran dapat
mengakibatkan pengelolaan kelas dalam pembelajaran menjadi tidak baik, seperti
siswa mengobrol, kurang perhatian ketika guru menjelaskan materi, pada akhirnya
hasil belajar yang diharapkan menjadi tidak tercapai.
Dilihat dari kreativitas siswa dalam pembelajaran IPA cendrung pasif
siswa hanya menerima materi yang diterangkan oleh guru sehingga hasil belajar
yang diperoleh siswa pun kurang maksimal atau dibawah rata-rata ketuntasan
belajar minimum. Hal tersebut dapat terlihat dari rata-rata hasil ujian hanya
mencapai 60,00. Sedangkan ketuntasan belajar minum dalam pembelajaran IPA
adalah 65,00. Kenyataan tersebut memberikan gambaran bahwa proses
pembelajaran belum berlangsung secara optimal. (KKM SDN 1 Bunder).
Adapun hubungan peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan
metode inkuiri diharapkan memberikan dampak positif terhadap proses
pembelajaran dan hasil belajar siswa karena dengan menggunakan metode inkuiri
siswa diarahkan untuk mencari, menelaah dan memecahkan masalah sendiri serta
mampu memberikan pengalaman nyata kepada siswa.
Oleh karena itu, pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan untuk
menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta
mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu
pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar
secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan metode inkuiri.
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melakukan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas (Classroom
Action Research) dengan mengambil judul Penerapan Metode Inkuiri Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka pokok permasalahan
dalam penelitian ini adalah Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Konsep Struktur Tumbuhan di Sekolah
Dasar. Dari pokok permasalahan di atas, dijabarkan dalam bentuk pertanyaan
penelitian yaitu:
1. Bagaimana proses belajar siswa dengan menggunakan metode inkuiri pada
pembelajaran IPA konsep Struktur Tumbuhan di Kelas IV Sekolah Dasar?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode
inkuiri pada pembelajaran IPA konsep Struktur Tumbuhan di Kelas IV Sekolah
Dasar?
C.Tujuan Penelitian
Dari pokok permasalahan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui proses belajar siswa dengan menggunakan metode inkuiri
pada pembelajaran IPA konsep Struktur Tumbuhan di Kelas IV Sekolah
Dasar?
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu metode inkuiri pada pembelajaran IPA di Kelas IV Sekolah Dasar?
D.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua
pihak. Adapun manfaat secara khusus adalah sebagai berikut :
1. Memahami penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran IPA di Sekolah
Dasar khususnya di kelas IV.
2. Mempermudah pada siswa dalam memahami materi pelajaran yang disajikan
dalam proses pembelajaran.
3. Membantu guru dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata
pelajaran IPA.
Sedangkan manfaat secara umum yang dapat diambil dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Sebagai salah satu cara dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran di
Sekolah Dasar.
2. Sebagai cara guru memperbaiki proses pembelajaran di Sekolah Dasar.
3. Sebagai salah satu cara bagi guru dalam meningkatkan wawasan dalam
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB II
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR
A
.
Definisi Metode InkuiriSalah satu metode pembelajaran dalam bidang Sains, yang sampai
sekarang masih tetap dianggap sebagai metode yang cukup efektif adalah metode
inkuiri. David L. Haury dalam artikelnya, Teaching Science Through Inquiry (1993) mengutip definisi yang diberikan oleh Alfred Novak: inkuiri merupakan
tingkah laku yang terlibat dalam usaha manusia untuk menjelaskan secara rasional
fenomena-fenomena yang memancing rasa ingin tahu. Dengan kata lain, inkuir
berkaitan dengan aktivitas dan keterampilan aktif yang fokus pada pencarian
pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasa ingin tahu (Haury, 1993).
Menurut Mulyani Sumantri (1999) Metode inkuiri (penemuan) adalah cara
penyajian pelajaran yang memberi kesempatan pada siswa untuk menemukan
informasi dengan tanpa bantuan guru. Sedangkan menurut Sumantri M. Dan Johar
Permana (2000:142) adalah cara penyajian pelajaran dengan memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan
guru. Metode Inkuiri memungkinkan para peserta didik menemukan sendiri
informasi-informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya, karena
Metode Inkuiri melibatkan peserta didik dalam proses-proses mental untuk
penemua suatu konsep berdasarkan informasi-informasi yang diberikan guru.
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Moedjiono, dkk (1992) mengatakan bahwa metode penemuan
adalah bentuk interaksi belajar mengajar yang yang memberi kesempatan kepada
siswa untuk menemukan informasi.
Dalam makalahnya Haury menyatakan bahwa metode inkuiri membantu
perkembangan antara lain scientific literacy dan pemahaman proses-proses ilmiah,
pengetahuan vocabulary dan pemahaman konsep, berpikir kritis, dan bersikap
positif. Dapat disebutkan bahwa metode inkuiri tidak saja meningkatkan
pemahaman siswa terhadap konsep-konsep dalam Sains saja, melainkan juga
membentuk sikap keilmiahan dalam diri siswa.
Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang berupaya
menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses
pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas
dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang
belajar. Peranan guru dalam pembelajaran dengan metode inkuiri adalah sebagai
pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu
disampaikan kepada kelas untuk dipecahkan. Namun dimungkinkan juga bahwa
masalah yang akan dipecahkan dipilih oleh siswa. Tugas guru selanjutnya adalah
menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah.
Bimbingan dan pengawasan guru masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap
kegiatan siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi (Sagala, 2004)
Jadi Metode Inkuiri adalah pelaksanaan belajar mengajar dengan cara
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“Metode inkuiri (scientificinquiry) metode pembelajaran yang dilakukan
dengan cara menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah
serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup”. (Hamalik
2010:157). Artinya siswa diarahkan untuk berperan secara aktif dalam proses
pembelajaran dengan difasilitasi oleh guru.
Dengan demikian tujuan penerapan metode inkuiri dalam penelitian
membuat siswa dapat suatu proses tentang bagaimana pengetahuan dapat
diciptakan. Untuk mencapai tujuan ini siswa dihadapkan pada suatu masalah yang
belum diketahui, tetapi menarik. Namun harus didasarkan pada suatu gagasan
yang dapat ditemukan.
1. Pengertian Metode Inkuiri
Metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang berupaya
menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses
pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas
dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang
belajar. Peranan guru dalam pembelajaran dengan metode inkuiri adalah sebagai
pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu
disampaikan kepada kelas untuk dipecahkan. Namun dimungkinkan juga bahwa
masalah yang akan dipecahkan dipilih oleh siswa. Tugas guru selanjutnya adalah
menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah.
Bimbingan dan pengawasan guru masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“Inkuiri merupakan tingkah laku yang terlibat dalam usaha manusia
untuk menjelaskan secara rasional fenomena-fenomena yang memancing rasa
ingin tahu”. Dengan kata lain, inkuiri berkaitan dengan aktivitas dan keterampilan
aktif yang fokus pada pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan
rasa ingin tahu (Haury, 1993).
Menyimak pendapat para ahli tersebut mengenai metode inkuiri,
meskipun dengan rumusan yang berbeda-beda namun dari segi makna tidak saling
bertentangan karena sama-sama memberikan tekanan bahwa metode inkuiri itu
adalah kegiatan pembelajaran yang melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk
mencari dan menyelidiki sesuatu masalah secara kritis, logis, dan analis sehingga
siswa dapat menemukan jawaban atau pemecahan dari masalah tersebut.
2. Tujuan Pengajaran Inkuiri
Tujuan dari pengajaran inkuiri membantu siswa bagaimana merumuskan
pertanyaan, mencari jawaban atau pemecahan untuk memuaskan
keingintahuannya dan untuk membantu teori dan gagasannya tentang dunia. Lebih
jauh lagi dikatakan bahwa pembelajaran inkuiri bertujuan untuk mengembangkan
tingkat berpikir dan juga keterampilan berpikir kritis (Wina Sanjaya, 2006:197)
3. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Inkuiri
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan metode inkuiri
menurut Ibrahim dan Nur, (2000: 13), antara lain sebagai berikut:
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang
dibutuhkan dan memotivasi siswa terliibat pada aktivitas pemecahan masalah.
b. Mengorganisasikan siswa dalam belajar
Guru membantu siswa adalam mengidentifikasi dan mengorganisasikan
tugas tugas yang berkaitan dengan masaklah serta menyediakan alat
c. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen yang berkaitan dengan pemecahan masalah
d. Menyajikan atau mempresentasdikan hasil kegiatan
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang
sesuai seperti laporan dan model yang membantui mereka untuk berbagi tugas
dengan temannya.
e. Mengevaluasi kegiatan
Guru membantu siswa untuk merefleksi pada penyelidikan dan proses
penemuan yang digunakan
Langkah yang digunakan dalam metode inkuiri dimulai dengan
mengajarkan beberapa pertanyaan dengan memberikan beberapa informasi secara
singkat, diluruskan agar tidak tersesat. Berdasarkan bahan yang ada siswa
didorong untuk berfikir sendiri sehingga dapat menemukan prinsip umum.
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan materi yang dipelajari. Metode inkuiri memberi kesempatan siswa
menyelidiki dan menarik kesimpulan.
Sedangkan secara umum, proses pembelajaran dengan menggunakan
metode inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut (Wina Sanjaya,
2006:201)
a. Orientasi
Guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang kondusif. Hal yang dilakukan guru dalam tahap ini adalah :
- Menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh
siswa.
- Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk
mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan
setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai dengan
membuat atau merumuskan kesimpulan.
- Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam
rangka member motivasi belajar siswa.
b. Merumuskan masalah
Guru membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki
c. Merumuskan hipotesis
Guru mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap
anak dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.
d. Mengumpulkan data
Guru mengajak siswa menjaring informasi yang dibutuhkan untuk
menguji hipotesis yang diajukan.
e. Menguji hipotesis
Siswa menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data
atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
f. Merumuskan kesimpulan
Guru menunjukkan pada siswa data yang relevan terhadap materi
pembelajaran yang dilakukan.
4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Inkuiri
Ada beberapa kelebihan dan kekurangan menggunakan metode inkuiri
(Wina Sanjaya, 2006:208). Metode inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang
banyak dianjurkan oleh karena strategi ini memiliki beberapa kelebihan
diantaranya :
a. Kelebihan metode inkuiri
1) Merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga
pembelajaran melalui strategi ini lebih bermakna.
2) Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya
belajar mereka.
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah
laku berkat adanya pengalaman.
4) Keunggulan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan
siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata. Artinya, siswa yang
memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang
lemah dalam belajar.
b. Kekurangan metode inkuiri
1) Jika metode inkuiri digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit
pengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
2) Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur
dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
3) Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya memerlukan waktu yang
panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang
telah ditentukan.
4) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi pembelajaran, maka metode inkuiri akan sulit
diimplementasikan oleh setiap guru
B. Hasil Belajar
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan.
Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam
belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan
seorang guru sebagai pengajar. Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh
siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan.. Kemampuan yang dimiliki siswa
dari proses belajar mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui
kreatifitas seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar.
Hasil belajar menurut Anni (2004:4) “merupakan perubahan perilaku yang
diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar”.
Sedangkan menurut menurut Sudjana (1990:22) Hasil Belajar adalah
“kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.
Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa setelah siswa
tersebut mengalami aktivitas belajar sesuai dengan pengalaman yang telah
dimiliki atau dialaminya. Gagne mengungkapkan ada lima kategori hasil belajar,
yakni: informasi verbal, kecakapan intelektul, strategi kognitif, sikap dan
keterampilan. Sementara Bloom mengungkapkan tiga tujuan pengajaran yang
merupakan kemampuan seseorang yang harus dicapai dan merupakan hasil belajar
yaitu: kognitif, afektif dan psikomotorik (Sudjana, 1990:22). Hasil belajar yang
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya, motivasi
belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial
ekonomi, faktor fisik dan psikis.
b. Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama
kualitas pengajaran.
Hasil belajar yang dicapai siswa menurut Sudjana (1990:56), melalui
proses belajar mengajar yang optimal ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai berikut.
a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik
pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi yang rendah dan ia akan
berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau setidaknya mempertahankan
apa yang telah dicapai.
b. Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan
dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang
lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya.
c. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama
diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain,
kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan
kreativitasnya.
d. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni
mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif (sikap) dan
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri
terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan
mengendalikan proses dan usaha belajarnya.
Oleh karena itu hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia menerima perlakukan dari
pengajar (guru), seperti yang dikemukakan oleh Sudjana.”Hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman
belajarnya” (Sudjana, 2004:22).
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia
menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan
pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.
2.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Sejak awal dikembangkannya ilmu pengetahuan tentang perilaku manusia,
banyak dibahas mengenai bagaimana mencapai hasil belajar yang efektif. Para
pakar dibidang pendidikan dan psikologi mencoba mengidentifikasikan
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Dengan diketahuinya faktor-faktor-faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap hasil belajar, para pelaksana maupun pelaku kegiatan
belajar dapat memberi intervensi positif untuk meningkatkan hasil belajar yang
akan diperoleh. Secara implisit, ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Faktor Internal
Faktor internal meliputi faktor fisiologis, yaitu kondisi jasmani dan
keadaan fungsi-fungsi fisiologis. Faktor fisiologis sangat menunjang atau melatar
belakangi aktivitas belajar. Keadaan jasmani yang sehat akan lain pengaruhnya
dibanding jasmani yang keadaannya kurang sehat. Untuk menjaga agar keadaan
jasmani tetap sehat, nutrisi harus cukup. Hal ini disebabkan, kekurangan kadar
makanan akan mengakibatkan keadaan jasmani lemah yang mengakibatkan lekas
mengantuk dan lelah.
Faktor psikologis, yaitu yang mendorong atau memotivasi belajar.
Faktor-faktor tersebut diantaranya:
- Adanya keinginan untuk tahu
- Agar mendapatkan simpati dari orang lain.
- Untuk memperbaiki kegagalan
- Untuk mendapatkan rasa aman.
b. Faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal, yaitu faktor dari luar diri anak yang ikut
mempengaruhi belajar anak, yang antara lain berasal dari orang tua,sekolah, dan
masyarakat.
1) Faktor yang berasal dari orang tua
Faktor yang berasal dari orang tua ini utamanya adalah sebagi cara
mendidik orang tua terhadap anaknya. Dalam hal ini dapat dikaitkan suatu teori,
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Cara atau tipe mendidik yang dimikian masing-masing mempunyai kebaikannya
dan ada pula kekurangannya.
Menurut hemat peneliti, tipe mendidik sesuai dengan kepemimpinan
Pancasila lebih baik dibandingkan tipe-tipe diatas. Karena orang tua dalam
mencampuri belajar anak, tidak akan masuk terlalu dalam. Prinsip kepemimpinan
Pancasila sangat manusiawi, karena orang tua akan bertindak ing ngarsa sung
tulada, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani. Dalam kepemimpinan
Pancasila ini berarti orang tua melakukan kebiasaan-kebiasaan yang positif
kepada anak untuk dapat diteladani. Orang tua juga selalu memperhatikan anak
selama belajar baik langsung maupun tidak langsung, dan memberikan
arahan-arahan manakala akan melakukan tindakan yang kurang tertib dalam belajar.
Dalam kaitan dengan hal ini, Tim Penyusun Buku Sekolah Pendidikan
Guru Jawa Timur (1989: 8) menyebutkan, “Di dalam pergaulan di lingkungan
keluarga hendaknya berubah menjadi situasi pendidikan, yaitu bila orang tua
memperhatikan anak, misalnya anak ditegur dan diberi pujian….” Pendek kata,
motivasi, perhatian, dan kepedulian orang tua akan memberikan semangat untuk
belajar bagi anak.
2) Faktor yang berasal dari sekolah
Faktor yang berasal dari sekolah, dapat berasal dari guru, mata pelajaran
yang ditempuh, dan metode yang diterapkan. Faktor guru banyak menjadi
penyebab kegagalan belajar anak, yaitu yang menyangkut kepribadian guru,
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memusatkan perhatianya kepada yang diminati saja, sehingga mengakibatkan
nilai yang diperolehnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Keterampilan,
kemampuan, dan kemauan belajar anak tidak dapat dilepaskan dari pengaruh atau
campur tangan orang lain. Oleh karena itu menjadi tugas guru untuk membimbing
anak dalam belajar.
3) Faktor yang berasal dari masyarakat
Anak tidak lepas dari kehidupan masyarakat. Faktor masyarakat bahkan
sangat kuat pengaruhnya terhadap pendidikan anak. Pengaruh masyarakat bahkan
sulit dikendalikan. Mendukung atau tidak mendukung perkembangan anak,
masyarakat juga ikut mempengaruhi.
Selain beberapa faktor internal dan eksternal di atas, faktor yang
mempengaruhi hasil belajar dapat disebutkan sebagai berikut:
1) Minat
Seorang yang tidak berminat mempelajari sesuatu tidak akan berhasil
dengan baik, tetapi kalau seseorang memiliki minat terhadap objek masalah maka
dapat diharakan hasilnya baik. Masalahnya adalah bagainama seorang pendidik
selektif dalam menentukan atau memilih masalah atau materi pelajaran yang
menarik siswa. Berikutnya mengemas materi yang dipilih dengan metode yang
menarik. Karena itu pendidik/ pengajar perlu mengenali karakteristik siswa,
misalnya latar belakang sosial ekonomi, keyakinan, kemampuan, dan lain-lain.
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kecerdasan memegang peranan penting dalam menentukan berhasil
tidaknya seserorang. Orang pada umumnya lebih mampu belajar daripada orang
yang kurang cerdas. Berbagai penelitian menunjukkan hubungan yang erat antara
tingkat kecerdasan dan hasil belajar di sekalah (Sumadi, 1989: 11).
3) Bakat
Bakat merupakan kemampuan bawaan sebagai potensi yang perlu dilatih
dan dikembangkan agar dapat terwujud (Utami, 1992: 17). Bakat memerlukan
latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan pada masa yang akan
datang. Selain kecerdasan bakat merupakan faktor yang menentukan berhasil
tidaknya seseorang dalam belajar (Sumadi, 1989: 12). Belajar pada bidang yang
sesuai dengan bakatnya akan memperbesar kemungkinan seseorang untuk
berhasil.
4) Motivasi
Motivasi merupakan dorongan yang ada pada diri anak untuk melakukan
sesuatu tindakan. Besar kecilnya motivasi banyak dipengaruhi oleh kebutuhan
individu yang ingin dipenuhi (Suharsimi, 1993: 88). Ada dua macam motivasi
yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah
motivasi yang ditimbulkan dari dalam diri orang yang bersangkutan. Sedangkan,
motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul oleh rangsangan dari luar atau
motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, misalnya
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan hukuman. Motivasi ini tetap diperlukan di sekolah karena tidak semua
pelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
Dengan memiliki kemampuan pada suatu mata pelajaran, baik itu
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang mampu dikembangkan, siswa
diharapkan dapat mengalih gunakan kemampuan-kemampuan tersebut dalam
mengahadapi masalah-masalah dalam berbagai bidang pelajaran. Kemampuan
bernalar, kemampuan memilih strategi yang cocok dengan permasalahannya,
maupun kemampuan menerima dan mengemukakan suatu informasi secara tetap
dan cermat merupakan kemampuan umum yang dapat digunakan dalam berbagai
bidang.
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor
dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa (Sudjana, 2004:39). Dari
pendapat ini faktor yang dimaksud adalah faktor dalam diri siswa perubahan
kemampuan yang dimilikinya seperti yang dikemukakan oleh Clark (Moedjiono,
1981:21) menyatakan bahwa hasil belajar siswa disekolah 70% dipengaruhi oleh
kemampuan siswa dan 30 % dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian juga faktor
dari luar diri siswa yakni lingkungan yang paling dominan berupa kualitas
pembelajaran (Sudjana, 2004:39).
"Belajar adalah suatu perubahan perilaku, akibat interaksi dengan
lingkungannya" (Surya M, 2004:14). Perubahan perilaku dalam proses belajar
terjadi akibat dari interaksi dengan lingkungan. Interaksi biasanya berlangsung
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perubahan dalam diri individu. Sebaliknya apabila terjadi perubahan dalam diri
individu maka belajar tidak dikatakan berhasil.
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kamampuan siswa dan kualitas
pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki
oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif (intelektual),
bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik).
Dari beberapa pendapat di atas, maka hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua
faktor dari dalam individu siswa berupa kemampuan personal (internal) dan
faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan. Dengan demikian hasil belajar adalah
sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang
mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan
kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupa sehingga nampak
pada diri individu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan
kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak
pada diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif.
3. Penerapan Metode Inkuiri dalam Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar
Sains bisa disebut juga Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Sains berhubungan
dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, Sehingga Sains bukan
hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Pendidikan Sains diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses
pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara
ilmiah. Pendidikan Sains diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat
membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang alam sekitar. (Depdiknas, CD ROM KTSP 2006).
Sains diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan
manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan.
Penerapan Sains perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk
terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran
Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada
pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan
konsep Sains dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.
Pembelajaran Sains sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah
(scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan
bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan
hidup. Oleh karena itu pembelajaran Sains di SD/MI menekankan pada pemberian
pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan
keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Sains di SD/MI
merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik
untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang
difasilitasi oleh guru. Mata Pelajaran Sains di SD/MI bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga
dan melestarikan lingkungan alam
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar
untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
Adapun ruang lingkup bahan kajian Sains untuk SD/MI meliputi aspek-aspek
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan
interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas
3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya dan pesawat sederhana
4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda
langit lainnya.
Tidak semua materi dalam pelajaran Sains bisa disampaikan dengan
metode inkuiri. Hanya materi-materi tertentu yang mungkin disampaikan dengan
metode inkuiri. Kemudian tidak semua jenjang di Sekolah Dasar (SD) cocok
menerapkan metode inkuiri dalam pelajaran Sains. Yang cocok menerapkan
metode inkuiri dalam pelajaran Sains adalah kelas 4, 5 dan 6, terutama kelas 6
yang paling cocok menerapkan metode inkuiri dalam pembelajaran Sains.
C. Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar 1. Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu
tentangalam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip
sajatetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan
dapatmenjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
didalamkehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada
pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu
peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam
sekitar.
Menurut Darmojo dan Kaligis (1991/1992:3) mengemukakan bahwa
“IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objectif tentang alam semesta dan
segala isinya”.
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah
(scientificinquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan
bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan
hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian
pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan
keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI
merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta
didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum disetiap satuan
pendidikan pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik
untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang
difasilitasi oleh guru.
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mata Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut.
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. (BNSP : 2006:485).
3. Ruang Lingkup
Menurut Badan Nasional Standar Pendidikan (2006:485) yang di
tuangkan dalan standar isi kurikulum tingkat satuan pendidikan Ruang Lingkup
bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut:
a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas energi dan perubahannya meliputi: tumbuhan atau struktur tumbuhan, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana.
c. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.
4. Standar Komptensi IPA Kelas IV
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tentang konsep
tumbuhan atau struktur tumbuhan yang terdapat dalam standar kompetensi dan
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu jelas dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel .2.1
STANDAR KOMPTENSI DAN KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN IPA
Standar kompetensi Kompetensi dasar
2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya.
1.1 Menjelaskan hubungan antara struktur akar tumbuhan dengan fungsinya.
1.2 Menjelaskan hubungan antara struktur batang tumbuhan dengan fungsinya.
1.3 Menjelaskan hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan fungsinya.
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A.Metode Penelitian
Permasalahan yang muncul pada penelitian ini berasal dari kegiatan
pembelajaran sehari-hari dikelas, maka jenis penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapat gambaran
mengenai penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran IPA di sekolah Dasar.
Menurut Suharsimi (Arikunto, 2009:3) “penelitian tindakan kelas
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,
yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”.
Suhardjono (Arikunto, 2009:57) mengemukakan “bahwa penelitian tindakan kelas
yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru, bekerja sama dengan peneliti
(dilakukan oleh guru sendiri yang juga bertindak sebagai peneliti) di kelas atau
sekolah tepat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau
peningkatan proses dan praktis pembelajaran”.
Mc. Niff (Arikunto, 2009:102) “memandang penelitian tindakan kelas
sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilukan oleh pendidik sendiri terhadap
kurikulum, pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar, pengembangan
keahlian mengajar dan sebagainya.”Ebbut (Wiriaatmadja, 2005:12)
mengemukakan bahwa “penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari
upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan pendapat Elliot (Wiriaatmadja, 2005:12) “melihat penelitian
tindakan sebagai kajian dari sebuah situasi sosial dengan kemungkinan tindakan
untuk memperbaiki kualitas situasi sosial tersebut.” Kemudian Kemmis dan Car
(Kasbolah 1998:13) “mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan
suatu bentuk yang bersifat refliktif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat
sosial dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaan ini
serta situasi dimana pekerjaan ini.”
Sedangkan menurut Hopkins (Wiriaatmadja 2005:11) mengemukakan
bahwa penelitian tindakan kelas adalah “penelitian yang mengkombinasikan
prosedur penelitian dengan tindakan subtantif, suatu tindakan yang dilakukan
dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang
sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan”.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh guru atau
peneliti dalam upaya melakukan perbaikan proses pembelajaran dengan melihat
dasar permasalahan yang terdapat di dalam kelas kemudian guru atau peneliti
mengumpulkan data dan mencari solusi untuk memecahakan masalah yang
dihadapinya.
B.Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan dan
peningkatan layanan guru dalam proses belajar, maka tujuan itu dapat dicapai
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam memecahkan berbagai
persoalan pembelajaran di kelas.
Tujuan dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas adalah untuk
meningkatkan kualitas praktek pembelajaran di sekolah, relevansi pendidikan,
mutu hasil pendidikan dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Suyanto, Hasan,
Sukarnyana, Wahjoedi (Kasbolah, 1998:32).
Mc.Niff (Arikunto, 2009:106) menegaskan “bahwa dasar utama bagi
dilaksanakannya penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan. Kata perbaikan
disini terkait dengan memiliki konteks dengan proses pembelajaran.” Dalam hal
ini Borg (Arikunto, 2009 :107) juga menyebutkan secara eksplisit “bahwa tujuan
utama penelitian tindakan kelas ialah pengembangan keterampilan proses
pembelajaran yang dihadapi oleh guru di kelasnya, bukan bertujuan untuk
pencapaian pengetahuan umum dalam bidang pendidikan.”
Berdasarkan kajian diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan penelitian
tindakan kelas adalah untuk mengembangkan keterampilan mengajar serta
perbaikan proses pembelajaran. Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas
merupakan sarana bagi guru untuk penyempurnaan proses dan hasil pembelajaran.
C. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
Banyak manfaat yang dapat diraih dengan dilakukannya penelitian
tindakan kelas, terutama dalam komponen pendidikan atau pembelajaran di kelas
antara lain mencakup : a) Inovasi pembelajaran; b) Penembangan kurikulum di
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam inovasi pembelajaran, guru perlu selalu mencoba untuk
mengubah, mengembangkan dan meningkatkan tumbuhan atau struktur tumbuhan
mengajarnya agar ia mampu melahirkan model pembelajaran yang sesuai dengan
tuntutan kelasnya. Penelitian tindakan kelas memiliki kepedulian terhadap
pemecahan persoalan-persoalan praktis yang dihadapi oleh manusia dalam
pekerjaannya sehari-hari.
Dalam aspek pengembangan kurikulum, guru bertanggung jawab
terhadap pengembangan kurikulum dalam level sekolah atau kelas, penelitian
tindakan kelas sangat bermanfaat jika digunakan sebagai salah satu sumber
masukan. Penelitian tindakan kelas dapat membantu guru untuk lebih dapat
memahami hakikat secara empirik dan bukan hanya sekedar pemahaman yang
bersifat teoritik.
Selanjutnya penelitian tindakan kelas dilihat dari aspek peningkatan
profesionalisme guru dalam proses pembelajaran, memiliki manfaat yang sangat
penting, guru yang profesional tentu tidak enggan untuk melakukan
perubahan-perubahan dalam praktek pembelajarannya sesuai dengan kondisi kelasnya dan
kemudian meningkatkannya kearah perbaikan secara profesional.
Dengan memahami dan mencoba melaksanakan penelitian tindakan kelas,
diharapkan kemampuan pendidik dalam proses pembelajaran makin meningkat
kualitasnya dan sekaligus akan meningkatkan kualitas pendidikan serta profesi
pendidik.
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah model siklus. Setiap
siklus tidak hanya berlangsung satu kali, melainkan beberapa kali sampai
tercapainya tujuan yang diinginkan. Pada tahap-tahap dalam siklus dilaksanakan
peneliti dan guru sudah melibatkan diri secara aktif dan intensif dalam rangkaian
penelitian.
Model siklus yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk spiral yang
seperti dikembangkan Hopkins (Arikunto, 2009:105) yang meliputi: “tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan, observasi dan refleksi.” Kemudian pada siklus
berikutnya kegiatan peneliti pada dasarnya sama, tetapi adanya modifikasi dan
koreksi pada setiap tahapnya. Adapun sistematika model tersebut menurut
Hopkins dapat digambarkan sebagai berikut
PELAKSANAAN (ACTION)
RENCANA TINDAKAN
REFLEKSI
PELAKSANAAN (ACTION) REFLEKSI
OBSERVASI
SIKLUS BERIKUTNYA
OBSERVASI
RENCANA TINDAKAN
SIKLUS KE-2 SIKLUS
Neneng Dewi Wahyuni,2013
PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
DI SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1
Alur Pelaksanaan Tindakan PTK (Kasbolah, 1999:70)
Penelitian tindakan kelas terdiri dari rangkaian empat kegiatan yang
dilakukan dalam siklus berulang. Secara rinci tahap-tahap kegiatan penelitian
dalam setiap siklus dijelaskan sebagai berikut:
1. Perencanaan a. Refleksi Awal
1. Memohon perijinan kepada Kepala Sekolah untuk melakukan penelitian
tindakan kelas di kelas IV pada pelajaran IPA.
2. Memberitahukan kepada Rekan Sejawat (guru) tentang akan
dilaksanakannya penelitian dikelas IV dalam pembelajaran IPA tentang
struktur tumbuhan.
3. Berkomunikasi langsung dengan guru IPA kelas IV untuk mendapatkan
informasi tentang jumlah dan keadaan siswa sekaligus merencanakan
jadwal pelaksanaan penelitian sesuai dengan jadwal pelajaran yang telah
ditentukan.
b. Perencanaan Tindakan
1. Menelaah kurikulum yaitu silabus dan program untuk menentukan
indikator yang akan diajarkan pada pelaksanaan tindakan.
2. Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan oleh guru sekaligus