Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
196/UN40.FPEB.1.PL/2013
PENGARUH PERBEDAAN PENETAPAN TARIF JASA
KAMAR HOTEL TERHADAP PENDAPATAN JASA
SEWA KAMAR
(Studi Kasus pada The Cipaku Garden Hotel Bandung)
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian sidang Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi
Disusun Oleh:
VIKA ROMIA TESSA
NIM. 1002847
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH PERBEDAAN PENETAPAN TARIF JASA KAMAR
HOTEL TERHADAP PENDAPATAN JASA SEWA KAMAR
(Studi Kasus pada The Cipaku Garden Hotel Bandung)
Oleh Vika Romia Tessa
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Vika Romia Tessa 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
september 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Vika Romia tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar (studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
PENGARUH PERBEDAAN PENETAPAN TARIF JASA KAMAR HOTEL
TERHADAP PENDAPATAN JASA SEWA KAMAR
(Studi Kasus pada The Cipaku Garden Hotel Bandung)
Oleh:
Vika Romia Tessa
1002847
Pembimbing I : Drs. Karli Soedijatno, M.Si., Ak
Pembimbing II : Denny Andriana, SE.,MBA., AK., CMA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan antara penetapan tarif jasa sewa kamar Hotel dengan menggunakan metode
traditional costing dan metode activity based costing, dan pengaruh perbedaan
tenetapan tarif tersebut terhadap pendapatan sewa kamar. variabel-variabel yang digunakan adalah tarif sewa kamar dengan menggunakan metode traditional
costing, dan tarif sewa kamar yang dihitug dengan menggunakan metode activity based costing. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data sekunder untuk
menghitung tarif dengan metode activity based costing, melalui laporan laba rugi tahun, rincian biaya, dan tingkat hunian kamar.
Penelitian ini digolongkan dalam penelitian terapan dengan metode penelitian eksperimen. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling. Ada pun analisis statistik yang digunakan adalah uji beda dua sampel untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara penetapan tarif menggunakan metode traditional (X1) dan
metode activity based costing (X2) . Kemudian uji korelasi, untuk menguji tinggi
rendahnya pengaruh variabel (X1 dan X2) terhadap pendapatan sewa kamar (Y)
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap perhitungan tarif sewa kamar antara metode traditional dan metode Activity Based Costing. Sedangkan untuk pengaruh variabel X terhadap Y menunjukkan korelasi rendah.
Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
i DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
ABSTRACT
DAFTAR ISI i
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 15
1.3 Tujuan Penelitian 15
1.4 Manfaat Penelitian 16
BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGK PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka 17
2.1.1 Pengertian Hotel 17
2.1.1.1Pengertian Tarif 19
2.1.1.2Komponen Tarif 19
2.1.2 Pengertian Akuntansi Biaya dan Biaya 20
2.1.3 Klasifikasi Biaya 22
Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ii
2.1.4 Harga Pokok Produksi 25
2.1.4.1Pengertian Harga Pokok Produksi 25
2.1.4.2Sistem Biaya Traditional 28
2.1.4.2.1 Konsep Dasar Sistem Biaya Traditional 28
2.1.4.2.2 Kelebihan Dan Kelemahan Sistem Biaya Traditional 29
2.1.5 Sistem Activity Based Costing 32
2.1.5.1Konsep Dasar Activity-Based costing (ABC) System 33
2.1.5.2Kelebihan Dan Kelemahan Activity Based Costing 37
2.1.6 Metode Perhitungan Penetapan Tarif Kamar 39
2.1.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tarif Kamar 45
2.1.8 Activity Based Costing Untuk Perusahaan Jasa 47
2.1.9 Konsep Pendapatan 48
2.1.9.1Definisi Pendapatan 48
2.1.9.2Sumber-sumber Pendapatan 50
2.1.9.3Pengukuran dan Pengakuan Pendapatan menurut SAK 51
2.2Kerangka Pemikiran 54
2.2.1 Penelitian Terdahulu 58
2.3Hipotesis 59
BAB III OBJEK dan METODE PENELITIAN
Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iii
3.2Metode Penelitian 62
3.2.1 Desain penelitian 62
3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel 64
3.2.3 Populasi dan Sample Penelitian 66
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data 68
3.2.5 Teknik Analisis Data 68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian 75 4.1.1 Sejarah Singkat The Cipaku Garden Hotel 75 4.1.2 Perhitungan Harga Pokok Kamar Menggunakan Metode Traditional 76
4.1.3 Perhitungan Harga Pokok Kamar Menggunakan Metode Activity Based costing 81
4.1.4 Analisis Statistik 94
4.1.4.1 Uji Beda Dua Sampel 94
4.1.4.2 Uji Korelasi 98
4.1.4.2 Uji Korelasi Determinasi 98
4.2 Pembahasan 102
4.2.1 Penetapan Tarif Sewa Kamar Hotel 102
4.2.1.1 Penetapan Tarif Sewa Kamar dengan Metode Traditional 102
Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iv
4.2.2 Pendapatan Sewa Kamar Hotel 105
4.2.3 Analisis Perbandingan Penetapan Tarif Sewa Kamar Hotel dengan
Metode Traditional dan Metode Activity Based Costing 105
4.2.4 Pengeruh Perbedaan Tarif Sewa Kamar Hotel dengan Menggunakan
Metode Traditional Terhadap Pendapatan Sewa Kamar 108
4.2.5 Pengeruh Perbedaan Tarif Sewa Kamar Hotel dengan Menggunakan
Metode ABC Terhadap Pendapatan Sewa Kamar 109
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan 111
5.2 Saran 113
Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Sektor pariwisata merupakan salah satu sumber andalan dalam
memperoleh pendapatan nasional Negara, disamping pendapatan yang berasal
dari sektor industri migas. Indonesia sebagai salah satu Negara di asia yang
memiliki banyak objek wisata dan beranekaragam adat istiadat dari setiap
daerah. Ternyata cukup dari memanfaatkan keberadaan objek wisata dan adat
istiadat tersebut dapat menarik para wisatawan manca Negara datang
berkunjung ke Indonesia.
Salah satu industri pariwisata adalah industri perhotelan. Hotel adalah
suatu penginapan yang diwajibkan memenuhi aturan yang berlaku dalam
memberikan pelayanan jasanya. Secara fisik hotel adalah suatu bangunan yang
terdiri dari beberapa ruang yang dapat digunakan untuk tamu beberapa saat.
Berbagai konsep mengenai perhotelan memberikan definisi yang
berbeda-beda walaupun tujuannya sama, salah satu definisi hotel yang dikeluarkan
oleh pemerintah menurunkan peraturan yang dituangkan melalui surat
keputusan Menparpostel (Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi) No.
KM 37/PW.340/MPPT-86. Tentang peraturan usaha dan pengelolaan hotel
Bab I Pasal I ayar b (dalam Agus Sulastiono, 2006:6) dalam bukunya
Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagaian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan, dan minuman serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial”
Sedangkan pengertian akomodasi dalam surat keputusan tersebut adalah:
‘Akomodasi adalah wahana untuk menyediakan pelayanan jasa
penginapan yang dapat dilengkapai dengan pelayanan makan dan
minuman serta jasa lainnya.’
Tujuan dari setiap usaha perhotelan adalah mencari keuntungan
dengan menyewakan fasilitas dan/atau menjual pelayanan kepada para
tamunya dan, berdasarkan pengertiannya maka usaha atau kegiatan-kegiatan
yang dilakukan adalah:
Penyewaan Kamar
Penjualan makan dan minuman
Menyediakan pelayanan penunjang lain yang bersifat komersial
Dalam persaingan yang semakin ketat, perusahaan dituntut bersikap
responsive atas perubahan yang terjadi dilingkungannya. Perubahan yang
terjadi di lingkungan ekonomi, budaya, teknologi dan lainnya dapat
mempengaruhi lingkungan pasar yang dihadapi oleh industri perhotelan.
Perubahan lingkungan misalnya inflasi, penurunan daya beli konsumen,
kenaikan harga barang-barang dalam mempengaruhi penjualan kamar hotel,
dan nilai tukar terhadap rupiah. Oleh sebab itu industri perhotelan dituntut
Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jika perubahan itu terjadi, perusahaan harus meninjau ulang dan
merevisi pelaksanaan program, strategi atau bahkan sasarannya. Melalui
strategi-strategi yang diterapkan oleh perusahaan, maka diharapkan
perusahaan dapat terus bersaing dalam industrinya. Pembuatan strategi
tersebut harus melewati rangkaian proses penentuan strategi sampai dengan
implementasinya.
Data dari dinas kebudayaan dan pariwisata kota bandung, untuk
pertumbuhan hotel berbintang dibandung memiliki tingkat pertumbuhan yang
cukup baik dibandingkan daerah lainnya, berikut kalsifikasi perhotelan pada
tabel 1.1.
Tabel 1.1
Data Jumlah Hotel Berbintang di Bandung
Bintang 5 Bintang 4 Bintang 3 Bintang 2 Bintang 1
2009 6 15 26 15 10 72
2010 7 19 28 16 7 77
2011 9 18 29 22 6 84
2012 8 20 29 18 9 84
Hotel Berbintang
Tahun Total
Sumber:Dinas Kebudayaan dan pariwisata kota bandung,2012
Tabel 1.1 menunjukkan adanya peningkatan jumlah hotel berbintang di
Kota Bandung pada setiap tahunnya. Sedangkan dari total keseluruhan jumlah
hotel hingga tahun 2012 sebesar 273 hotel berbintang dan melati. Dari
perkembangan industri ini menimbulkan persaingan yang semakin ketat,
sehingga menuntut adanya inovasi atau pembaharuan dari segi pelayanan yang
diberikan kepada pelanggan atau konsumen, sehingga hotel tetap memiliki
Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengelola objek wisata dan industri perhotelan dituntut untuk dapat
mengelolaan sumber daya atau sumber-sumber ekonomis yang dimilikinya
secara efektif dan efisien. Pengelolaan ini diukur berdasarkan biaya produk
atau jasa yang terjadi dalam memberikan pelayanan kepada konsumen. Jika
penetapan biaya produksi secara akurat, maka manajeman perusahaan akan
dapat menelusuri profitabilitas dimasing-masing produk atau jasa yang
disediakan atau ditawarkan. Keputusan strategis dalam penentuan tarif jasa
yang akan ditawarkan kepada konsumen, dapat digunakan sebagai dasar untuk
melakukan penilaian atau evaluasi atas operasionalisasi yang dilakukan
perusahaan.
Semakin menjamurnya perusahaan jasa terutama dibidang pariwisata
dan perhotelan, maka semakin ketat persaingan antar hotel. Keberhasilan
dalam memenangkan persaingan tersebut ditentukan oleh beberapa hal yang
sangat krusial, antara lain service, quality, dan price.
Diawali dari service, yakni kualitas atau ragam pelayanan yang
disediakan pihak hotel terhadap pelayanannya misalnya, fasilitas kolam
renang yang tersedia di hotel, restoran, fitness center, bar, spa, dan lain
sebagainya. Quality merupakan kualitas pelayanan terhadap konsumen, hal
ini lebih tertuju kepada kepuasan pelanggan atau konsumen, terhadap suatu
jenis pelayanan. Salah satu contoh kualitas pelayanan yang disediakan oleh
pihak hotel terhadap pelanggan atau konsumen antara lain kebersihan kolam
Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
konsumen, alat-alat kebugaran yang lengkap atau berfungsi dengan baik, dan
keramahan karyawan hotel terhadap tamu hotel.
Selain quality dan service, price merupakan faktor yang sangat
berpengaruh dalam menarik pelanggan. Price adalah jumlah nominal yang
harus dibayar oleh konsumen atas pelayanan yang diberikan oleh pihak hotel.
Jika ada perbandingan antara beberapa hotel dengan quality dan service yang
sama dalam hal penentuan harga dan mengabaikan faktor loyalitas konsumen
terhadap produsen atau penyedia jasa, maka konsumen akan cenderung
memilih hotel yang lebih murah.
Untuk mengatasi hal tersebut maka perusahaan dituntut untuk bisa
menjalankan manajemen perusahaan agar menjadi efisien dan kompetitif
dalam bersaing. Semakin banyak perusahaan yang bergerak dibidang industri
yang sama, maka tingkat persaingan akan semakin tinggi. Oleh karena itu
diperlukan strategi-strategi dari manajemen perusahaan yang bisa
memenangkan perusahaannya dalam suatu persaingan. Salah satu strategi
yang digunakan adalah dengan menekan harga jual produk. Dengan harga jual
yang semakin rendah maka tingkat penjualan produk yang ditawarkan akan
semakin tinggi tanpa mengabaikan keuntunan yang diharapkan.
The Cipaku Garden Hotel merupakan hotel bintang 3 yang terletak di
Jl. Cipaku Indah XI/2 Bandung. Hotel dengan konsep taman yang luas
menyediakan restoran dengan pemandangan taman yang menyegarkan. Hotel
Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kealamian, dan keasrian alam Bandung. Motto dari The Cipaku Garden Hotel
“a bland with nature provides comfortable hospitality and creativity”. Selain
karena lokasi yang asri, hotel ini juga dekat dengan beberapa tempat wisata
favorit di Bandung antara lain kampung gajah, kampung daun, the peak, sapu
lidi cafe, dan rumah mode. Selain itu fasilitas yang disediakan juga cukup
memuaskan. Hotel ini menyediakan 87 kamar, Setiap kamar dilengkapi
dengan televisi, shower, TV kabel, free welcome drink. Fasilitas Akomodasi,
tempat rekreasi dan fasilitas olah raga seperti kolam renang indoor, kolam
renang (anak), dan taman. Hotel ini menyediakan layanan hangat dan ramah
standar internasional.
Tabel 1.2
Pendapatan per Departemen The Cipaku Garden Hotel Tahun 2009-2011
Departemen Pendapatan 2009 2010 2011
ROOM 4,303,767,573 7,274,265,687 8,118,037,939 F & B 2,875,515,255 3,431,596,155 5,426,709,321 LAUNDRY 17,846,833 26,622,674 34,842,478 SPORT & RECRATION 109,896,157 165,414,213 202,391,764 OTHER INCOME 92,367,420 140,005,408 179,240,432
TOTAL PROFIT 7,399,393,238 11,037,904,136 13,961,221,935
Sumber: Profit&Loss Summary
Berdasarkan tabel di atas, pendapatan dari room department
memberikan kontribusi sebesar 58,2% di tahun 2009, 65,9% di tahun 2010,
dan 58,1% di tahun 2011 lalu dari total pendapatan yang diterima. Terdapat
sedikit penurunan terhadap pendapatan ditahun 2011, hal ini dapat
Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan wawancara dengan front Office manager The Cipaku
Garden Hotel menjelaskan bahwa, penerapan strategi yang tepat dapat
menghasilkan laba diatas rata-rata. Strategi harga pada hotel merupakan salah
satu fungsi yang dilaksanakan oleh manajemen hotel. Aktivitas penentuan
harga jual sangat strategis karena dengan harga jual yang kompetitif maka
hotel akan dapat bertahan dalam persaingan, dan disisi lain juga memberikan
keuntungan bagi kelangsungan operational hotel. Pihak-pihak yang terkait
dalam penentuan tarif jasa hotel antara lain, Chef Accounting, Revenue
Manager, Income Auditor, dan Front Office Manager. Dalam hal ini Income
Auditor sama halnya dengan auditor intern, namun income auditor juga
bertindak sebagai controller.
Penentuan harga jual yang kompetitif salah satu faktor strategis karena
jika harga yang ditawarkan terlalu tinggi maka hotel akan mengalami
kesulitan dalam memasarkan produknya. Namun disisi lain, bila harga yang
ditawarkan terlalu rendah maka hotel akan mengalami kesulitan dalam
menutup biaya operationalnya dengan sekaligus tidak dapat memberikan
imbalan hasil (Return) yang diharapkan oleh para investor.
Pihak hotel bagian Accounting menjelaskan bahwa, penentuan tarif
yang ditawarkan kepada pelanggan masih menggunakan sistem biaya
traditional, tidak menggunakan metode Activity Based Costing. Selain itu
dilihat dari biaya yang terjadi pada room department dengan mengitung biaya
Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
biaya tidak langsung untuk room department antara lain, laundry linen,
cleaning supplies, guest supplies, room amanities, printing & stationary,
telephone. The cipaku garden hetel memiliki beberapa departemen, antara lain
room department, food & beverage, laundry (house keeping) department,
Administration&general, sales&marketing, POMEC (Property Operations
Maintenance and Energy).
Pihak hotel, bagian marketing menjelaskan bahwa, untuk harga yang
ditawarkan telah termasuk tax sebesar 21%, service charge sebesar 10% dan
breakfast untuk 2 orang. Lanjutnya, pendapatan dari service charge untuk
malam tahun baru bisa naik 200% dari hari biasa, hal ini dikarenakan, rata-rata
tingkat hunian kamar pada masa itu sangat tinggi.
Hotel biasanya mempunyai beberapa kategori tarif kamar (rate
category). Rate category adalah suatu kategori tarif kamar yang didasarkan
kepada type kamar (seperti kamar standar, superior, dll), ukuran kamar,
fasilitas kamar dan perjanjian. Setiap kategori kamar mempunyai tarif normal
(normal rate/regular rate) dan tarif spesial. Petugas penerima tamu akan
selalu berusaha terlebih dahulu menjual kamar dengan harga normal, kecuali
kepada tamu yang sudah mempunyai perjanjian dengan hotel untuk
mendapatkan diskon dari tarif normal yang berlaku. Tarif spesial (special
rate) adalah suatu tarif harga kamar yang diberikan kepada tamu rombongan
Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tingkat hunian kamar pada waktu-waktu tertentu. Menentukan tarif kamar
normal dan diskon merupakan kebijaksanaan manajemen.
Pada masa tertentu hotel akan meningkatkan tarif kamar, salah satunya
dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan baku yang terjadi di Food And
Beverage Department, peningkatan klasifikasi hotel, dan fasilitas yang
ditawarkan. Strategi yang diambil oleh pihak hotel dalam memperoleh
pelanggan adalah dari tamu rombongan (group), hal ini berjalan dengan
sangat baik karena pihak hotel bekerja sama dengan jasa tour and travel dan
bergabung dalam www.agoda.web.id, www.booking.com, www.wego.com,
dan www.rajakamar.com. Selain itu ditunjang juga dengan penyediaan
beberapa fasilitas meeting package, glamour wedding and unique birthday
party, juga pemancingan dan saung sunda, dan beberapa saranan olah raga dan
rekreasi lainnya.
Mursyidi (2010:285) menyatakan bahwa, perhitungan harga pokok
yang berkembang dalam dunia industri dapat diklasifikasikan menjadi dua
kelompok, yaitu kalkulasi harga pokok konvensional atau traditional dimana
biaya overhead pabrik yang menggunakan tarif ditentukan dimuka
berdasarkan sistem plant-wide dan departementalisasi dan kalkulasi harga
pokok berdasarkan aktivitas (activity based costing), dimana biaya overhead
pabrik dibebankan berdasarkan tarif ditentukan dimuka yang terkait dengan
Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada mulanya sistem activity based costing berkembang pada
perusahaan manufaktur yang memiliki teknologi tinggi, artinya biaya
peralatan jauh lebih besar dibandingkan dengan biaya tenaga kerja, karena
mekanisme proses produksi dapat dinyatakan serba otomatis
(terkomputerisasi). Namun dapat juga diimplementasikan dalam perusahaan
jasa misalnya, jasa telekomunikasi, rumah sakit, hotel, transportasi, atau
perusahaan dagang dan distribusi. Sistem activity based costing diterapkan
untuk mengidentifikasi keuntungan produk gabungan (product mixes),
mengembangkan tingkat efisiensi, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
(Mursyidi,2010:291)
Activity based costing merupakan metodologi penelitian akuntansi
biaya yang memberikan definisi tentang proses, mengidentifikasi apa yang
menjadi pemicu proses tersebut, menentukan biaya per-unit dari berbagai
macam produk dan jasa, dan menciptakan berbagai macam laporan yang
digunakan untuk menghasilkan aktivitas atau kinerja berdasarkan anggaran.
Kelebihan utama pengaplikasian activity based costing adalah mencegah atau
meminimalkan penyimpangan penetapan biaya produk yang dihasilkan dari
alokasi biaya tidak langsung secara sembarang. Activity based costing dapat
memberikan informasi yang lengkap mengenai biaya-biaya yang tidak
digunakan untuk membuat suatu produk.
Cara kerja activity based costing difokuskan kepada aktivitas yang ada
Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sumberdaya, kemudian produk atau jasa yang mengkonsumsi aktivitas. Oleh
karena itu terdapat hubungan antara cost driver dengan aktivitas. Dengan
menggunakan activity based costing maka pengalokasian terhadap
sumberdaya akan lebih baik. Activity based costing menghubungkan
sumberdaya yang dikonsumsi oleh aktivitas yang perlu dilakukan untuk
menyelesaikan produk atau jasa.
Analisis activity based costing membantu perusahaan untuk
mengidentifikasi produk, harga maupun pelanggan yang menguntungkan
(profitable) dan yang tidak menguntungkan (unprofitable). Kebijakan
selanjutnya perushaaan dapat memutuskan apakah akan melanjutkan atau
menghentikan unsur-unsur yang tidak menguntungkan tersebut. (Priyo Hari,
2005:2)
Perbedaan yang mendasar antara sistem kalkulasi harga pokok
trasitional dan sistem activity based costing adalah dalam hal perhitungan.
Dalam sistem traditional hanya mendasarkan pada unit produksi, sedangkan
dalam sistem activity based costing menggunakan cost driver. Tabel 1.3
berikut ini memerikan gambaran tentang perbedaan antara activity based
costing dengan sistem traditional.
Tabel 1.3
Perbedaan antara Activity Based Costing dan sistem tradisional
Keterangan Activity Based Costing Siatem Tradisional
Dasar Alokasi Aktivitas Unit produksi, jam tenaga
kerja,dsb Fokus Pengukuran Cost, kualitas, skala produk,
data keuangan, dan waktu
Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Klasifikasi biaya Biaya variabel jangka pendek, biaya variable jangka panjang dan biaya tetap
Biaya variabel dan biaya tetap
Sumber: (tunggal 2000,lambert dan whitworth 1996)
Alokasi overhead berdasarkan aktivitas berimplikasi pada pengukuran
biaya produk yang akurat. Pemanfaatan activity based costing mengurangi
kemungkinan terlalu bervariasi selisih biaya produk dibandingkan dengan
yang dianggarkan (biaya actual relative mendekati yang dianggarkan). Bagi
perusahaan yang berproduksi massal, hal ini merupakan keuntungan tersendiri
mengingat dampaknya pada penentuan harga jual produk yang tidak terlalu
tinggi. (Priyo Hari, 2005:2).
Selain itu secara internal pemanfaatan activity based costing
mendorong efektivitas pengendalian internal. Penganggaran biaya produk
akan lebih tepat dikarenakan perusahaan mampu mendeteksi adanya
pemborosan sehingga penganggaran yang berlebih (over budget) dapat
dihindari lebih dini. Kemampuan untuk menghindari pemborosan ini
mendorong perusahaan untuk menghasilkan produk yang lebih berkualitas.
Secara teoritis, apabila biaya produk yang dianggarkan tetap sama, maka
selisih yang ada dapat dimanfaatkan untuk menambah nilai (mutu) dari produk
itu sendiri. (Priyo Hari, 2005:3).
Keunggulan lain activity based costing adalah kemampuan untuk
membantu produksi secara tepat waktu. Produk dianggap mengkonsumsi
Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
aktivitas yang sesungguhnya tidak bernilai tambah. Apabila diperoleh temuan
tersebut, paling tidak ada dua kemungkinan langkah yang diambil; pertama
perusahaan akan mengganti dengan aktivitas yang bernilai tambah dan yang
kedua perusahaan akan mengeliminasi aktivitas tersebut. Apabila
kemungkinan kedua yang dipilih selain dapat mengurangi biaya produk, hal
ini berarti juga proses produksi dapat berjalan lebih singkat, sehingga produk
dapat lebih cepat dipasarkan. (Priyo Hari,2005:3)
Tidak banyak orang yang memahami bahwa harga pokok produk atau
jasa menggambarkan kemampuan suatu organisasi dalam memproduksi
barang atau jasa. Semakin tinggi kemampuan mengelola biaya (cost), maka
semakin baik produk atau jasa yang ditawarkan kepada pelanggan baik dari
segi harga maupun kualitas. Pengendalian biaya akan lebih efektif bila
biaya-biaya tersebut diklasifikasikan dan dialokasikan dengan tepat.
Penelitian tentang activity based costing sudah sering dilakukan,
berikut beberapa hasil penelitian yang menjadi acuan dalam penulisan
penelitian ini:
Odysseas dan Ioannis 2007, dalam international multidisciplinary
journal of tourism, dengan judul “cost accounting in greek hotel enterprises:
an empirical approach” tujuan dari penulisannya adalah untuk memberikan
wawasan tentang praktek akuntansi biaya di Yunani, dengan melakukan survei
ke 85 perusahaan dari sektor hotel dengan menggunakan kuesioner. Hasil dari
Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tetap yang tinggi dan juga proporsi terhadap biaya tidaklangsung yang tinggi.
Disimpulkan bahwa sebagian besar hotel menggunakan sistem akuntansi biaya
traditional. Namun, berdasarkan penerapan activity based costing sistem
dianggap lebih memuaskan, menurut analisis statistik, faktor yang sebagian
besar mempengaruhi keputusan manajerial hotel didukung dengan sistem
Activity Based Costing termasuk struktur biaya, dan perhitungan biaya
perpelanggan.
Hyun, sang, dan young hoon kim 2010, dalam International CHRIE
Conference-Refereed Track, paper 2, dengan judul “menu analysis for coffee
shop operation: using activity based costing” mengungkapkan bahwa “by
applying Activity Based Costing (ABC) theory to original menu-engineering
methods, manager of a business can be informed about the actual cost and
contribution margin of each menu item. The result show that ABC can be an
efficient method for maximizing overall profit of a coffee shop business.
Hasilnya dari penelitian menunjukkan bahwa ABC dapat menjadi metode
yang efisien untuk memaksimalkan keuntungan keseluruhan bisnis coffee
shop.
Firda Nurfitriana, 2009 dalam skripsi berjudul “perbandingan laba
per-pelanggan dalam implementasi metode traditional costing dengan activity
based costing”. Tujuan penelitian untuk mengetahui metode apa yang
memberikan hasil analisis laba perpelanggan yang lebih baik. Penelitian
Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
statistik terdapat perbedaan yang signifikan dari laba perpelanggan
denggunakan metode activity based costing dengan laba perpelanggan
menggunakan traditional costing. Selain itu dengan menggunakan activity
based costing menunjukkan keserasian laba perpelanggan dibandingkan
dengan menggunakan traditional costing.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian di industri jasa khususnya Hotel. Dalam penelitian ini penulis
mengambil judul: “Pengaruh Perbedaan Penetapan Tarif Jasa Kamar
Hotel Terhadap Pendapatan Jasa Sewa Kamar (Studi Kasus pada The
Cipaku Garden Hotel Bandung)”.
1.1Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan sebelumnya,
maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara tarif jasa sewa kamar
dengan Metode Traditional Costing dengan Metode Activity Based
Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Bagaimana pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa sewa kamar dengan
menggunakan Metode Traditional Costing dan Metode Activity Based
Costing terhadap pendapatan sewa kamar.
1.2Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab rumusan masalah
yang dikemukaan di atas, yaitu:
1. Untuk mengetahui perbedaaan yang signifikan antara penetapan tarif jasa
sewa kamar dengan menggunakan Metode Traditional Costing dan
Metode Activity Based Costing.
2. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa sewa kamar
dengan menggunakan Metode Traditional Costing dan Metode Activity
Based Costing terhadap pendapatan sewa kamar.
1.3 Manfaat Penelitian
Penulisan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi berbagai pihak, diantaranya:
Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh pihak hotel sebagai
bahan masukan untuk meningkatkan pengawasan dan menjadi informasi
sebagai bahan pertimbangan untuk penerapan metode Activity Based
Costing dalam menentukan tarif jasa yang ditawarkan.
2. Kegunaan akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan atau
referensi tambahan terhadap penelitian selanjutnya untuk mendukung
perkembangan ilmu akuntansi, khususnya yang berkaitan dengan
Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
61 BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1Objek Penelitian
Pada penulisan ini, yang menjadi objek penelitian adalah tarif sewa
kamar yang masih menggunakan sistem biaya traditional, dan tariff sewa
kamar yang dihitung dengan menggunakan metode Activity Based Costing.
Penelitian ini dilakukan di The Cipaku Garden Hotel yang berlokasi di Jalan
Cipaku Indah XI/2 Bandung, yang merupakan hotel bintang 3. Penulis
mengambil lokasi penelitiaan di hotel karena hotel merupakan salah satu
industri yang bergerak di bidang jasa yang cukup kompleks dan menarik
untuk diteliti.
Hotel dengan konsep taman yang luas menyediakan restoran dengan
pemandangan taman yang menyegarkan. Hotel ini merupakan salah satu dari
beberapa hotel yang menawarkan kesejukan, kealamian, dan keasrian alam
Kota Bandung. Motto dari The Cipaku Garden Hotel “a bland with nature
provides comfortable hospitality and creativity”. Hotel ini menyediakan 87
kamar, Setiap kamar dilengkapi dengan televisi, shower, TV kabel, free
welcome drink. Fasilitas Akomodasi, tempat rekreasi dan fasilitas olahraga
Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2Metode Penelitian
3.2.1 Desain penelitian
Metode penelitian berkaitan dengan prosedur dan teknik yang
harus dilakukan dalam suatu penelitian untuk mendapatkan data yang valid
dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dibuktikan, suatu
pengetahuan tertentu sehingga dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan, dan mengantisipasi masalah yang diteliti. Penelitian ini
termasuk dalam jenis penelitian dengan pendekatan kuantitatif, karena data
yang digunakan berbentuk angka-angka.
Menurut Sugiyono (2012:8), jenis-jenis metode penelitian juga
dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan dan tingkat kealamiahan
(natural setting) objek yang diteliti. Berdasarkan tujuan, metode penelitian
dapat diklasifikasikan menjadi penelitian dasar (basic research), penelitian
terapan (applied research) dan penelitian kembangan (research dan
development). Selanjutnya berdasarkan tingkat kealamiahan, metode
penelitian dapat dikelompokkan menjadi metode penelitian eksperimen,
survey dan naturalistik.
Penelitian ini digolongkan dalam penelitian terapan (applied
research) dengan metode penelitian eksperimen. Menurut sugiyono
(2012:10) metode penelitian eksperimen merupakan penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan) tertentu. Metode
Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
based costing dalam penentuan tarif sewa kamar hotel.penelitian ini
digolongkan dalam penelitian komparatif dan klausal bila dilihat dari
rumusan masalah yang diungkapkan. Menurut Sugiyono (2012:54)
komparatif adalah suatu pertanyaan penelitian yang bersifat
membandingkan keberadaan suatu variabel atau lebih pada dua atau lebih
sampel berbeda, yakni pembandingan tarif sewa kamar hotel dengan
menggunakan metode traditional dan metode Activity Based Costing.
Sedangkan klausal menurut Sugiyono (2012:56) adalah hubungan yang
bersifat sebab akibat, jadi ada variabel independen (variabel yang
mempengaruhi) dan dependen (variabel yang dipengaruhi), dalam
penelitian ini pengaruh metode traditional dan metode activity based
costing dalam menentukan tarif sewa kamar serta pengaruhnya terhadap
pendapatan sewa kamar.
Desain penelitian yang akan digunakan dalam suatu penelitian
karya ilmiah berguna untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian
dan juga turut menentukan tujuan penelitian yang ingin dicapai sehingga
desain penelitian diperlukan dalam melaksanakan penelitian dari tahap
awal hingga sampai pada tahap pelaporan hasil penelitian. Desain
penelitian menyangkut metode atau pendekatan dan alasan metode
tersebut digunakan dalam penelitian. Hal ini sesuai dengan Pedoman
Penulisan Skripsi (2011:17) bahwa “desain penelitian merupakan rencana
yang terstruktur berisi pendekatan yang dipakai untuk menjawab
Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menjelaskan perbandingan antara variabel X1 dan X2 serta pengaruh antara
variabel X1 terhadap variabel Y dan pengaruh antara variabel X2 terhadap
variabel Y.
3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel
Pada dasarnya banyaknya variabel tergantung oleh sederhana atau
kompleksnya penelitian. Menurut Sugiyono (2012:59), variabel penelitian
adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkam oleh peneliti untuk
dipelajari dan di tarik kesimpulan.
Sesuai dengan judul penelitian “Pengaruh Perbedaan Penetapan
Tarif Jasa Kamar Hotel dengan Metode Traditional dan Metode Activity
Based Costing Implikasi Terhadap Pendapatan sewa kamar (Studi Kasus
pada The Cipaku Garden Hotel Bandung)” maka variabel yang diungkap
dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel Bebas (X)
variabel bebas adalah suatu variabel independen atau variabel tidak
terikat yang keberadaannya tidak dipengaruhi oleh variabel lain. Menurut
sugiyono 2012:59) variabel bebas adalah merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menajdi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
tarif sewa kamar hotel dengan metode traditional dan metode Activity
Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat adalah variabel dependen atau variabel tidak bebas
yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel terikat atau independen.
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono 2012:59). Variabel terikat
dalam penlitian ini adalah pendapatan sewa kamar.
Untuk memahami lebih jelas lagi tentang penggunaan kedua
variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis membuat
operationalsasi variabel dalam tabel dibawah ini:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Dimensi Indikator yang dianalisis Skala
Variabel Bebas
Pengalokasian biaya kepada setiap
jenis kamar, berdasarkan biaya
yang dikeluarkan room departemen
dibagi dengan jumlah kamar yang
terjual/tingkat hunian kamar
(Occupancy).
1) Mengidentifikasi biaya dan
aktivitas yang terjadi. Termasuk
biaya langsung (direct cost) dan
biaya tidak langsung (indirect
cost). Kemudian biaya tersebut
di alokasikan kesetiap jenis
Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kamar berdasarkan persentase
jumlah kamar disetiap jenis
kamar.
2) Mengidentifikasi aktivitas biaya
tidak langsung dan level
aktivitasnya.
Pengalokasian biaya
berdasarkan aktifitas, yang
dibagi menjadi empat
kelompok:
a. Unit-level activity costs
b. Batch-related activity costs
c. Product-sustaining activity costs
d. Facility-sustaining activity costs.
3) Mengidentifikasi cost driver.
4) Membebankan biaya Overhead
5) Kemudian menentukan tarif
sewa kamar dengan Metode
Activity Based Costing.
Variabel
Terikat (Y):
Pendapatan
Sewa Kamar
Hotel
Total pendapatan sewa kamar
(room revenue)= tarif sewa kamar x
tingkat hunian kamar (Occupancy)
Rasio
3.2.3 Populasi dan Sample Penelitian
Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang tersisi atas: objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh
peneliti unttuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Berdasarkan uraian di atas, yang menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah tarif kamar, laporan realisasi biaya atau rincian biaya per-departemen,
tingkat hunian kamar tahun 2011, dan laporan pendapatan atau laporan laba
rugi The Cipaku Garden Hotel Tahun 2009-2011.
Sedangkan menurut Sugiyono (2012: 116), sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk
memudah penelitian, maka perlu ditetapkan sampel yang merupakan sebagian
dari jumlah populasi dengan memperlihatkan keabsahan dari sampel yang
diambil.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah non probability sampling, yakni teknik pengambilan sampel yang tidak
member peluang/kesempatan sama bagi setiap unsure anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel (Sugiyono,2012:120).
Berdasarkan uraian di atas, maka sampel yang dipilih dan digunakan
dalam penelitian ini adalah data mengenai perhitungan unit cost pada harga
sewa kamar hotel yang ditawarkan 2011 untuk penetapan tarif sewa kamar
tahun 2012, biaya per-departemen, tingkat hunian kamar, dan laporan laba
rugi tahun 2011. Komponen biaya yang digunakan dalam biaya pokok dengan
Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
traditional costing, yang membedakan adalah dalam hal pembebanan
biayanya.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan
data sekunder. Data primer berupa wawancara dengan pihak hotel dan
observasi langsung ke perusahaan, sedangkan data sekunder diperoleh dari
dokumen-dokumen yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Dalam
penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah telaah
dokumen. Telaah dokumen merupakan suatu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan mengamati dokumen-dokumen perusahaan yang sesuai
dengan objek yang diteliti. Misalnya struktur organisasi dan job description
dari masing-masing bagian di kartawan.
3.2.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan
statistik. Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk analisi data
dalam penelitian, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Menurut
Sugiyono (2012:206), statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan
untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan
data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilakukan pada sampel, maka analisisnya dapat menggunakan statistik
deskriptif maupun inferensial. Penelitian inferensial merupakan teknik statistik
yang digunakan untuk menganalisis data sampel danhasilnya diberlakukan
untuk populasi. Pada statistik inferensial terdapat statistik parametrisb dan non
parametris. Dalam penelitian ini digunakan juga statistik parametris, karena
ststistik parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui
tatistik atau menguji ukuran populasi melalui sampel. Tahap analisis data dan
pengelolaan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Mendapatkan data rincian biaya selama tahun 2011.
2. Mendapatkan tarif jasa sewa kamar yang diterapkan pada tahun 2011
dengan metode traditional.
3. Menghitung tarif jasa sewa kamar dengan metode Activity Based
Costing untuk tahun 2011 sesuai dengan prosedur dibawah ini:
a. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas yang
terkait dengan penyewaan kamar.
b. Menentukan biaya atas kegiatan-kegiatan atau aktifitas-aktifitas.
Dasar biaya yang digunakan sama dengan dasar biaya yang
digunakan dengan metode traditional, yang nantinya akan
dibandingkan, serta digolongkan ke dalam jenis biaya langsung
dan tidak langsung
c. Mengelompokan aktivitas-aktivitas yang memiliki karakteristik
Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Menentukan kelompok homogen (homogenous cost pools) dan cost
driver dari hasil pengelompokkan aktivitas.
e. Menghitung tarif biaya yang masing-masing pool
f. Pembebanan biaya pada tiap type kamar yang terdapat di hotel.
4. Melakukan uji statistik untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang
signifikan antara tarif jasa sewa kamar hotel yang diterapkan dengan
metode traditional dengan metode Activity Based Costing. Serta
menguji pengaruh penerapan tarif jasa sewa kamar dengan
menggunakan metode traditional dan metode Activity Based Costing
terhadap pendapatan sewa kamar (room revenue).
Adapun rancangan pengujian hipotesis yang akan dilakukan antara lain:
1) Uji beda Dua sampel
Menurut Sugiyono (2012:211), bentuk hipotesis ada tiga yaitu:
hipotesis deskriptif, komaratif, dan asosiatif. Dalam hipotesis
komparatif dibedakan menjadi dua, yaitu komparatif untuk dua sampel
dan lebih dari dua sampel. Hipotesis komparatif merupakan dugaan
ada tidaknya perbedaan secara signifikan nilai-nilai dua kelompok atau
lebih. Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen bila
datanya berbentuk interval atau rasio, digunakan t-test dua sampel.
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang
signifikan antara penetapan tarif sewa kamar hotel dengan
Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diperlukan alat taksir untuk mengetest ada tidaknya perbedaan yang
mencakup antara kedua metode tersebut.
Rumus t-test yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua
sampel yang berkorelasi adalah sebagai berikut:
ℎ� �� = X1 − X2 �12 �1−1 +�22(�2−1)
�1+�2−2
1
�1+
1
�2
(Danang Sunyoto,2012:9)
Keterangan: X1= rata-rata sample 1
X2= rata-rata sampel 2
S12= varians sampel 1
S22= varians sampel 2
n1= jumlah populasi 1
n2= jumlah populasi 2
dimana s :
s = (Xi−X) 2
� −1
Tingkat signifikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar
0,95 (95% atau α=0,05), dengan dk = n – 1. Dalam ilmu sosial tingkat
signifikan sebesar 95% atau α=0,05 sudah lazim digunakan karena nilainya
cukup kuat mewakili perbedaan antara variabel-variabel yang di uji.
Selanjutnya membandingkan t hitung dengan t tabel untuk pengujian
hipotesis. Apabila t hitung lebih kecil atau sama dengan t tabel maka
Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kamar dengan metode traditional dan metode Activity Based Costing ditolak.
Dan apabila t hitung lebih besar dari pada t tabel maka hipotesis : terdapat
perbedaan yang signifikan antara perhitungan tarif sewa kamar dengan
metode traditional dan metode Activity Based Costing diterima.
H0 =tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara perhitungan tarif
sewa kamar dengan metode traditional dan metode activity based
costing
Ha= terdapat perbedaan yang signifikan antara perhitungan tarif sewa
kamar dengan metode traditional dan metode activity based
costing
2) Uji korelasi
Tujuan uji korelasi adalah untuk menguji apakah dua variabel yaitu
variabel bebas dan variabel terikat mempunyai hubungan yang kuat
ataukah tidak kuat. Dalam penelitian ini terdapat data interval dan
sumber yang sama dan berskala rasio. Untuk itu teknik korelasi yang
digunakan adalah korelasi pearson product moment.
Rumus Koefisien Korelasi Pearson:
� =
( 2)( 2)
� = � � �−( �)( �
� �2− � 2 � �2− � 2
Dimana: r : koefisien korelasi pearson
Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Yi : Skor Variabel tergantung
n : Ukuran Sampel (Sugiyono ,2012:248)
Setelah menghitung koefisien korelasi parsialmaka selanjutnya
dilakukan pengujian kriteria. Kriteria pengujian yang dipakai dalam
penelitian ini berpedoman pada ketentuan pemberian interprestasi
terhadap koefisien korelasi. Adapun pedoman tersebut adalah nilai
koofisien korelasi paling kecil -1 dan paling besar +1. Jika r =
koofisien korelasi, nilai r dapat dinyatakan secara matematis sebagai
berikut:
-1 ≤ 0 ≤ 1
Dimana:
Tabel 3.2
Pedoman untuk Memberikan Interpretasi
Koefisien Korelasi
Interval Koefisiensi Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1000 Sangat Kuat (Sugiyono ,2012:248)
3) Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui tinggi
rendahnya pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya.
Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hal ini muncul dari anggapan bahwa semakin tinggi derajat hubungan
yang ada cenderung diakibatkan oleh adanya pengaruh dari salah satu.
Sehingga kecenderungannya, semakin kuat derajat hubungan akan
semakin kuat pula pengaruh yang ada. Adapun rumus koefisien
determinasi menurut Sugiyono (2012:215) adalah sebagai berikut :
��= �2 × 100%
Keterangan : KD = Koefisien Determinasi
�2 = Koefisien Korelasi yang dikuadratkan.
Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
75 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1Hasil Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat The Cipaku Garden Hotel
Hotel Cipaku Indah Bandung didirikan pada tanggal 27 September
1983 dalam bentuk CV atas nama Hendro Wibowo beserta putrinya,
Luciana Wibowo. Namun sebelum berdirinya CV Cipaku Indah Bandung.
Bapak Hendro mendirikan kolam renang terlebih dahulu. Melihat
banyaknya pemakai jasa kolam renang maka didirikanlah sebuah hotel
yang dekat dengan lokasi kolam renang.
Hotel Cipaku Indah Bandung didirikan diatas tanah seluas 3,5
hektar, dengan modal yang terbatas pihak hotel hanya membangun 32
kamar yang terdiri dari 15 buah family room dan 17 standard room. Untuk
bangunan Hotel Cipaku Indah Bandung ini dirancang sendiri oleh
pemiliknya karena beliau seorang arsitek. Bentuk bangunan Hotel Cipaku
Indah Bandung di design dengan menonjolkan tradisi Indonesia terutama
tradisi Yogyakarta, yang dapat dilihat dari bentuk bangunan kamarnya.
Hotel Cipaku Indah Bandung beberapa kali mengadakan perbaikan
dan penambahan kamar tahun 1987 penambahan sejumlah 27 kamar, yaitu
4 buah suit room, 5 buah economy room, dan 18 kamar, pada tahun yang
Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan nama PT Cipaku Indah. Penambahan kamar dilakukan lagi pada
tahun 1989 dari beberapa kali renovasi dan perluasan yang dilakukan, luas
bangunan Hotel Cipaki Indah Bandung menjadi sekitar 7900m2. Usaha
perbaikan yang dilakukan pemilik maka pada tanggal 3 Juni 1991 Hotel
Cipaku Indah dinyatakan memenuhi syarat Hotel Bintang 2 (**) . Dengan
berjalannya waktu, Hotel Cipaki Indah berkembang dan dilengkapi dengan
berbagai fasilitas-fasilitas yang menunjang operational hotel dan tanggal
19 Maret 1998 Hotel Cipaku Indah Bandung predikat hotelnya meningkat
dari bintang 2 (**) menjadi bintang 3(***) dan pada tahun 2008 Hotel
Cipaku Indah mendapatkan piala penghargaan sebagai hotel terbaik 1
bintang (***) dari Pemkot Bandung Dinas Pariwisata.
Pada tanggal 1 Maret 2008 Hotel Cipaku Indah Bandung berganti
nama menjadi The Cipaku Garden Hotel.
4.1.2 Perhitungan Harga Pokok Kamar Menggunakan Metode
Traditional
Perhitungan harga pokok kamar pada Hotel Cipaku dilakukan
untuk setiap bagian atau unit yang menghasilkan Jasa. Biaya-biaya yang
diperhitungkan sebagai harga pokok kamar merupakan biaya-biaya yang
terjadi pada bagian atau unit penghasil jasa maupun biaya hasil alokasi
daribagian atau unit yang bersifat umum. Biaya-biaya dari bagian atau unit
yang sifatnya umum ini proses pembebanannya dilakukan dengan cara
Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pendapaan masing-masing bagian atau unit penghasilan jasa kamar
terhadap total pendapatan jasa kamar.
Jenis kamar di Hotel Cipaku Garden, antara lain:
1. Economy room, yang berjumlah 5 kamar dengan luas sebesar 28m2
2. Standard room, yang berjumlah 31 kamar dengan luas sebesar
28m2
3. Superior room, yang berjumlah 32 kamar dengan luas sebesar
29m2
4. Deluxe room, yang berjumlah 15 kamar dengan luas sebesar 51m2
5. Jr.Executive room, yang berjumlah 1 kamar dengan luas sebesar
75m2
6. Executive room, yang berjumlah 3 kamar dengan luas sebesar 75m2
Tabel 4.1
Room Rate The Cipaku Garden Hotel
Tahun 2011
Room Type Room Rate (Rp) Economy Room 345,000
Standard Room 460,000
Superior Room 575,000
Deluxe Room 675,000
Jr. Executive Room 775,000
Executive Room 955,000
Sumber: The Cipaku Garden Hotel
Untuk jumlah kamar tersedia untuk dijual dan jumlah hari untuk
menginap disetiap jenis kamar selama tahun 2011 pada Hotel Cipaku
Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.2
Jumlah kamar tersedia untuk djual
Jenis Kamar
Sumber: The Cipaku Garden Hotel
Untuk jumlah hari hunian kamar Hotel Cipaku selama tahun 2011
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3
Jumlah Hari Hunian Kamar The Cipaku Garden Hotel tahun 2011
Bulan Room Type Total
Economy Standard Superior Deluxe Jr. Executive Executive
Januari 71 337 526 242 14 35 1224
Sumber: The Cipaku Garden Hotel
Berdasarkan pada kedua tabel diatas, perhitungan dari proses
Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kamar di The Cipaku Garden Hotel dapat dijelaskan melalui perhitungan
sebagai berikut:
a) Tingkat hunian kamar (occupancy) masing-masing jenis kamar
selama tahun 2011
Tabel 4.4
Occupancy rate The Cipaku Garden Hotel Tahun 2011
Room Type
b) Penjualan jasa kamar Hotel untuk masing-masing jenis kamar
selama tahun 2011
Tabel 4.5
Gambaran Pendapatan Penjualan Jasa Kamar
The Cipaku Garden Hotel Tahun 2011
Room Type
Economy Room 1032 345,000 356,040,000
Standard Room 6019 460,000 2,768,740,000
Superior Room 6954 575,000 3,998,550,000
Deluxe Room 3246 675,000 2,191,050,000
Jr. Executive Room 208 775,000 161,200,000
Executive Room 324 955,000 309,420,000
Total 17783 3,785,000 9,785,000,000
Vika Romia Tessa, 2013
Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar
(studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung)
Universitas pendidikan indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c) Persentase pendapatan dari masing-masing jenis kamar terhadap
pendapatan dari penjualan jenis kamar secara keseluruhan selama
tahun 2011
Tabel 4.6
Persentase Pendapatan Penjualan Jasa Kamar The Cipaku Garden Hotel 2011
Room Type
Economy Room 356,040,000 4%
Standard Room 2,768,740,000 28%
Superior Room 3,998,550,000 9,785,000,000 41%
Deluxe Room 2,191,050,000 22%
Jr. Executive Room 161,200,000 2%
Executive Room 309,420,000 3%
Total 9,785,000,000 9,785,000,000 100%
Sumber: Data Diolah
Dari hasil perhitungan diatas, diperoleh persentase alokasi
pendapatan pada setiap jenis kamar terhadap pendapatan penjualan jasa
kamar secara keseluruhan. Hasil perhitungan tersebut dalam analisa
selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk mengalokasikan
pengeluaran biaya-biaya dengan dasar alokasi pendapatan.
Alokasi berdasarkan pendapatan adalah biaya yang didasarkan
pada besarnya persentase terhadap jenis kamar terdapat total pendapatan
suatu jenis kamar. Jadi, setiap jenis kamar akan menanggung beban biaya
aktivitas jasa (harga pokok kamar) sebesar nilai persentase pendapatan
yang diperoleh kamar itu sendiri terhadap perolehan pendapatan jasa