• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi penentuan tarif sewa kamar hotel dengan menggunakan metode cost-plus pricing pendekatan full costing (studi kasus pada Hotel Gedong Kuning Yogyakarta).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi penentuan tarif sewa kamar hotel dengan menggunakan metode cost-plus pricing pendekatan full costing (studi kasus pada Hotel Gedong Kuning Yogyakarta)."

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

xvii ABSTRAK

EVALUASI PENENTUAN TARIF SEWA KAMAR HOTEL

DENGAN MENGGUNAKAN METODE COST-PLUS PRICING

PENDEKATAN FULL COSTING

Studi Kasus Pada Hotel Gedong Kuning Yogyakarta

Gerardus Mayella Riyan Pambudi

NIM: 11214014

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2015

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan penentuan tarif sewa kamar menurut hotel Gedong Kuning dan penentuan tarif sewa kamar menurut metode cost-plus pricing pendekatan full costing. Jenis Penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian dilakukan di hotel Gedong Kuning Yogyakarta, Jalan Gedong Kuning Utara no. 82 A Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Mei 2015.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis komparatif. Penentuan tarif sewa kamar menurut hotel dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) menghitung biaya yang akan dikeluarkan selama setahun, 2) mengalokasikan biaya, 3) menghitung tarif minimum, 4) menyesuaikan tarif dengan pesaing. Penentuan tarif sewa kamar menurut metode cost-plus pricing pendekatan full costing dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) mengelompokkan biaya langsung dan tidak langsung, 2) mengalokasikan biaya, 3) menghitung total biaya langsung dan tidak langsung, 4) menghitung mark up, 5) menghitung tarif masing-masing jenis kamar.

Kesimpulan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tarif sebesar Rp5.200 atau 2,60% untuk jenis kamar AC TV dimana tarif menurut hotel lebih tinggi dan selisih Rp4.600 atau 3,07% untuk jenis kamar Fan TV dimana tarif menurut hotel lebih rendah.

(2)

xviii ABSTRACT

AN EVALUATION OF HOTEL’S ROOM RATES

BASED ON

COST-PLUS PRICING METHOD WITH FULL COSTING

APPROACH

A Case Study at Hotel Gedong Kuning Yogyakarta

Gerardus Mayella Riyan Pambudi

NIM: 11214014

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2015

The purpose of this research is to find out the difference of room rates determination according to the hotel Gedong Kuning and that according to the cost-plus pricing method with full costing approach. This research was a case study. The research has been carried out in the hotel Gedong Kuning Yogyakarta, Gedong Kuning Utara street no. 82 A, Special District of Yogyakarta on Mei 2015.

Data collecting technique used were interview and documentation. Data analysis technique was comparative analysis. The steps to determining room rates according to the hotel were as follows: 1) calculating cost that will occur during the year, 2) allocating cost, 3) calculating the minimum rates, 4) adjusting rates with the competitors. The steps to determining room rates according to the cost-plus pricing method with full costing approach were as follows: 1) classifying direct cost and indirect cost, 2) allocating cost, 3) calculating the total of direct cost and indirect cost, 4) calculating mark up, 5) calculating room rates in each type of the rooms.

The result showed that room rate difference was Rp5.200 or 2,60% for AC TV type. The rate according to the hotel was higher compared with that of cost-plus pricing method. For Fan TV type, the room rate difference was Rp4.600 or 3,07%. The rate according to the hotel was lower compared with that of cost-plus pricing method.

(3)

EVALUASI PENENTUAN TARIF SEWA KAMAR HOTEL

DENGAN MENGGUNAKAN METODE COST-PLUS PRICING

PENDEKATAN FULL COSTING

Studi Kasus Pada Hotel Gedong Kuning Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Disusun oleh :

Gerardus Mayella Riyan Pambudi NIM: 112114014

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

i

EVALUASI PENENTUAN TARIF SEWA KAMAR HOTEL

DENGAN MENGGUNAKAN METODE COST-PLUS PRICING

PENDEKATAN FULL COSTING

Studi Kasus Pada Hotel Gedong Kuning Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Disusun oleh :

Gerardus Mayella Riyan Pambudi NIM: 112114014

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa skripsi dengan judul: Evaluasi Penentuan Tarif Sewa Kamar Hotel Dengan Menggunakan Metode Cost Plus Pricing Pendekatan Full Costing (Studi Kasus di hotel Gedong Kuning Yogyakarta) dan diajukan untuk diuji pada tanggal 26 Agustsus 2015 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulisan aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 31 Agustus 2015 Penulis,

(8)

v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama: Gerardus Mayella Riyan Pambudi NIM: 112114014

Menyatakan bahwa demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyerahkan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya imiah saya yang berjudul:

Evaluasi Penentuan Tarif Sewa Kamar Dengan Menggunakan Metode Cost-Plus

Pricing Pendekatan Full Costing. Dengan demikian saya memberikan hak kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengelola, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 31 Agustus 2015 Penulis,

(9)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Berpikir terlalu lama untuk mengerjakan

sesuatu kadang sama artinya dengan

tidak mengerjakan apapun”

“Suatu pekerjaan yang tak kunjung bisa

diselesaikan adalah pekerjaan yang

tak kunjung pernah dimulai”

“Belajarlah dari mereka di atasmu, nikmati hidup

bersama mereka disampingmu, jangan remehkan

mereka dibawahmu”

Skripsi ini dipersembahkan untuk:

1. Tuhan Yesus, juru selamatku

2. Ayahanda dan ibunda tercinta

3. Saudara-saudara yang selalu mendukung

(10)

vii

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan bunda Maria atas

kasih dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul

“Evaluasi Penentuan Tarif Sewa Kamar Hotel Dengan Menggunakan Metode

Cost-plus Pricing Pendekatan Full Costing”. Skripsi ini disusun guna melengkapi syarat

dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta. Penulis Menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan

skripsi ini.

Namun berkat bimbingan, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak,

akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah

membantu penulis, yaitu:

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria karena berkat kasih dan karunianya

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.

2. Bapak Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D, selaku Rektor Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Ir. Drs. Hansiadi YH, M.Si., Akt., QIA, selaku dosen pembimbing

skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing

penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.

4. Bapak AC. Risdanantyo, S.E. selaku Pemilik dan Pengelola Hotel Gedong

(11)

viii

melakukan penelitian di Hotel yang beliau pimpin dan juga telah membantu

penulis dalam melengkapi data penelitian yang dibutuhkan.

5. Seluruh Dosen dan Karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang

telah memberikan masukan dan bantuan selama masa perkuliahan.

6. Ayahanda, ibunda, dan adik yang telah memberikan dukungan moral dan

material serta doa sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik.

7. Seluruh keluarga besar (Om, tante, kakek, nenek) yang telah mendukung dan

membantu dalam memberikan informasi yang sangat bermanfaat bagi

pengerjaan skripsi ini.

8. Sahabat-sahabat alumni SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dan teman-teman

dari Fakultas Ekononi USD yang telah menemani dan menyertai selama masa

perkuliahan hingga lulus.

9. Mbak Maria Rosari Andita Tannendra yang selalu mendampingi, menemani

dalam susah dan senang.

10. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

Yogyakarta, 31 Agustus 2015 Penulis,

(12)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ... v

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

ABSTRAK ... xvii

ABSTRACT ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 2

D. Manfaat Penelitian ... 3

E. Sistematika Penulisan ... 3

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

A. Harga Jual... 6

(13)

x

C. Cost-Plus Pricing ... 7

D. Rumus Harga Jual Per Unit ... 10

E. Hotel ... 10

1. Klasifikasi Hotel... 11

a. Klasifikasi Hotel Menurut Bintang ... 11

b. Klasifikasi Menurut Melati ... 12

c. Jumlah Kamar yang Dimiliki ... 13

d. Lokasi Hotel ... 13

e. Jenis Tamu ... 14

f. Lama Tinggal Tamu ... 14

g. Masa Operasi Hotel ... 15

h. Jenis Layanan yang Diberikan ... 15

2. Definisi Terminologi Perhotelan ... 16

3. Penentuan Harga Jual Pada Hotel ... 17

4. Pendekatan Penentuan Harga Jual Pada Hotel ... 18

a. Pendekatan Informal ... 18

b. Angka Pengganda Harga Pokok (Mark-up Pricing) ... 18

c. Formula Hubbart ... 18

F. Laporan Rugi Laba Departemen Kamar ... 19

1. Penjualan Jasa Kamar ... 19

2. Allowance ... 19

(14)

xi

G. Rumus Tingkat Hunian Kamar ... 20

H. Rumus Harga Kamar Harian ... 20

I. Biaya ... 21

1. Perilaku Biaya ... 22

2. Biaya Dihubungkan dengan Identifikasi Produk ... 22

3. Daftar Biaya dan Harga Pokok pada Kamar Hotel ... 23

4. Biaya Dihubungkan dengan Rentang Pengendalian ... 24

BAB III METODA PENELITIAN ... 26

A. Jenis Penelitian ... 26

B. Subjek dan Obyek Penelitian ... 26

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

D. Teknik Pengumpulan Data ... 27

1. Wawancara ... 27

2. Dokumentasi ... 27

E. Teknik Analisis Data ... 28

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 32

A. Sejarah Hotel Gedong Kuning ... 32

B. Tujuan Pendirian Hotel ... 33

C. Lokasi Hotel Gedong Kuning ... 34

D. Alasan Pemilihan Lokasi... 35

E. Struktur Organisasi ... 35

(15)

xii

2. Front Office ... 36

3. House Keeping ... 37

4. Security ... 37

F. Personalia ... 37

1. Jam Kerja ... 38

2. Pengupahan dan Penggajian ... 39

G. Fasilitas dan Jasa-jasa yang Diberikan ... 39

H. Permodalan ... 41

I. Pemasaran ... 41

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASASAN ... 43

A. Perbandingan Penentuan Tarif Sewa Kamar Menurut Hotel dan Menurut Metode Cost-Plus Pricing Pendekatan Full Costing ... 43

1. Mendeskripsikan langkah-langkah Penentuan Tarif menurut Hotel Gedong Kuning ... 43

2. Menentukan tarif sewa kamar hotel dengan menggunakan metode cost-plus pricing pendekatan full costing ... 48

3. Membandingkan tarif sewa kamar menurut hotel dan menurut metode cost-plus pricing pendekatan full costing ... 59

BAB VI PENUTUP ... 63

A. Kesimpulan ... 63

B. Keterbatasan Penelitian ... 64

(16)

xiii

(17)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Keterangan Jumlah Karyawan Hotel Gedong Kuning ... 38

Tabel 4.2 Keterangan Mengenai Kamar Hotel Gedong Kuning Tahun 2014 ... 40

Tabel 5.1 Taksiran Biaya Kamar Hotel Gedong Kuning 2014 ... 44

Tabel 5.2 Dasar Alokasi Biaya Menurut Jumlah Kamar Pada Setiap Jenis Kamar ... 45

Tabel 5.3 Alokasi Biaya Berdasarkan Jumlah Kamar Pada Setiap Jenis Kamar ... 45

Tabel 5.4 Jumlah Hunian Kamar Pada Tahun 2014 dengan Perkiraan Tingkat Hunian Jenis Kamar AC TV sebesar 30% dan Jenis Kamar Fan TV sebesar 40% ... 46

Tabel 5.5 Tarif Sewa Kamar Hotel Gedong Kuning Tahun 2014 ... 47

Tabel 5.6 Keterangan Aktiva Tetap dan Estimasi Harga Perolehannya ... 49

Tabel 5.7 Perhitungan Biaya Depresiasi Bangunan Hotel dan Inventaris Hotel ... 50

Tabel 5.8 Daftar Jenis Biaya Langsung dan Tidak Langsung Hotel Gedong Kuning Tahun 2014 ... 51

Tabel 5.9 Taksiran Biaya Kamar Hotel Gedong Kuning 2014 ... 52

Tabel 5.10 Keterangan Dasar Alokasi Biaya untuk Setiap Jenis Kamar ... 54

Tabel 5.11 Keterangan Dasar Alokasi Biaya Pada Setiap Jenis Biaya ... 54

Tabel 5.12 Perhitungan Alokasi Biaya untuk Setiap Jenis Kamar Berdasarkan Jumlah Kamar, Jumlah Hunian Kamar, dan Luas Kamar ... 55

Tabel 5.13 Taksiran Biaya Langsung dan Tidak Langsung Jenis Kamar AC TV ... 56

Tabel 5.14 Taksiran Biaya Langsung dan Tidak Langsung Jenis Kamar Fan TV ... 57

(18)

xv

Tabel 5.16 Perbandingan Langkah-Langkah Penentuan Tarif Sewa Kamar ... 60

(19)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Denah Lokasi Hotel Gedong Kuning Yogyakarta ... 34

(20)

xvii ABSTRAK

EVALUASI PENENTUAN TARIF SEWA KAMAR HOTEL

DENGAN MENGGUNAKAN METODE COST-PLUS PRICING

PENDEKATAN FULL COSTING

Studi Kasus Pada Hotel Gedong Kuning Yogyakarta

Gerardus Mayella Riyan Pambudi

NIM: 11214014

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2015

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan penentuan tarif sewa kamar menurut hotel Gedong Kuning dan penentuan tarif sewa kamar menurut metode cost-plus pricing pendekatan full costing. Jenis Penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian dilakukan di hotel Gedong Kuning Yogyakarta, Jalan Gedong Kuning Utara no. 82 A Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Mei 2015.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis komparatif. Penentuan tarif sewa kamar menurut hotel dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) menghitung biaya yang akan dikeluarkan selama setahun, 2) mengalokasikan biaya, 3) menghitung tarif minimum, 4) menyesuaikan tarif dengan pesaing. Penentuan tarif sewa kamar menurut metode cost-plus pricing pendekatan full costing dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) mengelompokkan biaya langsung dan tidak langsung, 2) mengalokasikan biaya, 3) menghitung total biaya langsung dan tidak langsung, 4) menghitung mark up, 5) menghitung tarif masing-masing jenis kamar.

Kesimpulan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tarif sebesar Rp5.200 atau 2,60% untuk jenis kamar AC TV dimana tarif menurut hotel lebih tinggi dan selisih Rp4.600 atau 3,07% untuk jenis kamar Fan TV dimana tarif menurut hotel lebih rendah.

(21)

xviii ABSTRACT

AN EVALUATION OF HOTEL’S ROOM RATES

BASED ON

COST-PLUS PRICING METHOD WITH FULL COSTING

APPROACH

A Case Study at Hotel Gedong Kuning Yogyakarta

Gerardus Mayella Riyan Pambudi

NIM: 11214014

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2015

The purpose of this research is to find out the difference of room rates determination according to the hotel Gedong Kuning and that according to the cost-plus pricing method with full costing approach. This research was a case study. The research has been carried out in the hotel Gedong Kuning Yogyakarta, Gedong Kuning Utara street no. 82 A, Special District of Yogyakarta on Mei 2015.

Data collecting technique used were interview and documentation. Data analysis technique was comparative analysis. The steps to determining room rates according to the hotel were as follows: 1) calculating cost that will occur during the year, 2) allocating cost, 3) calculating the minimum rates, 4) adjusting rates with the competitors. The steps to determining room rates according to the cost-plus pricing method with full costing approach were as follows: 1) classifying direct cost and indirect cost, 2) allocating cost, 3) calculating the total of direct cost and indirect cost, 4) calculating mark up, 5) calculating room rates in each type of the rooms.

The result showed that room rate difference was Rp5.200 or 2,60% for AC TV type. The rate according to the hotel was higher compared with that of cost-plus pricing method. For Fan TV type, the room rate difference was Rp4.600 or 3,07%. The rate according to the hotel was lower compared with that of cost-plus pricing method.

(22)

1

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Hotel merupakan tempat beristirahat para wisatawan. Oleh karena itu

hotel harus bisa menyediakan fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan

wisatawan serta dapat memberikan pelayanan yang baik dan memadai

sehingga akan diminati oleh para wisatawan dan akan memberikan pengaruh

positif pada pendapatan hotel. Manajemen hotel harus dapat menentukan

strategi dan kebijakan yang dapat mempengaruhi kemajuan serta

kelangsungan hidup hotel.

Produk hotel seperti jasa kamar, makanan dan minuman merupakan

sumber pendapatan yang penting dan berarti bagi hotel. Produk jasa kamar,

misalnya, memberikan kontribusi pendapatan sebesar 60-65% dari total

pendapatan hotel, sedangkan makanan dan minuman memberikan sebesar

25-30%. Kondisi ini bisa dicapai dengan penentuan harga jual yang kompetitif.

Penentuan harga jual yang kompetitif merupakan faktor yang strategis, karena

jika harga yang ditawarkan terlalu tinggi maka hotel akan kesulitan dalam

memasarkan produk-produknya. Sebaliknya di sisi lain, bila harga yang

ditawarkan terlalu rendah maka hotel akan kesulitan dalam menutup biaya-

biaya operasional yang terjadi, serta tidak dapat memberikan imbal hasil

(return) yang diharapkan oleh investor (Wiyasha, 2014: 238).

Penentuan atau penetapan harga jual setiap jenis kamar yang tersedia

(23)

Pentingnya penentuan harga jual tersebut, menarik minat penulis untuk

mengadakan penelitian mengenai Penentuan Tarif sewa Kamar Hotel dengan

menggunakan Metode Cost-Plus Pricing Pendekatan Full Costing dengan

studi kasus pada Hotel Gedong Kuning Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berkaitan dengan penentuan tarif sewa kamar hotel, maka permasalahan

yang dapat dirumuskan yaitu apakah terdapat perbedaan penentuan tarif sewa

kamar yang ditentukan oleh Hotel Gedong Kuning Yogyakarta dengan

penentuan tarif sewa kamar yang ditentukan dengan metode cost-plus pricing

pendekatan full costing?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui perbedaan penentuan tarif sewa kamar yang ditentukan

oleh Hotel Gedong Kuning Yogyakarta dengan penentuan tarif sewa kamar

(24)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan masukan

dalam kebijaksanaan penentuan tarif sewa dan fasilitas kamar hotel,

sehingga tarif yang ditetapkan merupakan tarif yang paling tepat.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai

penentuan tarif sewa kamar hotel dan bahan referensi kepada mahasiswa

serta menambah koleksi perpustakaan.

3. Bagi Penulis

Dalam penelitian ini penulis diharapkan dapat menerapkan ilmu yang

diperoleh selama kuliah terutama dibidang akuntansi.

E. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Pada Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika

(25)

Bab II Landasan Teori

Bab ini menguraikan tentang teori- teori yang digunakan sebagai

dasar untuk mengolah data-data yang diperoleh dari

perusahaan(Hotel). Teori yang digunakan disini adalah teori tentang

hotel, harga jual, biaya, dan cost-plus pricing pendekatan full

costing.

Bab III Metode Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan mengenai jenis penelitian, tempat dan

waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, data yang dicari,

teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Bab IV Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini menyajikan mengenai gambaran umum perusahaan yang

meliputi sejarah hotel, visi dan misi hotel, struktur organisasi, dan

fasilitas yang tersedia.

Bab V Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini menguraikan data-data yang diperoleh dari perusahaan, dan

menganalisis data-data tersebut sesuai dengan teknik analisis data

yang disesuaikan dengan teori- teori yang digunakan serta

melakukan pembahasan mengenai penentuan tarif sewa kamar hotel

(26)

Bab VI Penutup

Bab ini mengemukakan kesimpulan dari hasil analisis data dan

pembahasan, keterbatasan penelitian yang dihadapi penulis, serta

saran-saran yang dianggap perlu dan berguna bagi perusahaan yang

(27)

6

BAB II

LANDASAN TEORI A. Harga Jual

Menurut Supriyono (2008: 332), harga jual adalah sejumlah moneter

yang dibebankan suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang

atau jasa yang dijual atau diserahkan. Bagi penjual, harga jual merupakan

sejumlah uang yang diterima atas barang atau jasa yang diberikan, sedangkan

bagi pembeli, harga jual merupakan sejumlah uang yang dibayarkan untuk

mendapatkan suatu barang atau jasa.

Mulyadi (2012: 78) menyatakan bahwa pada prinsipnya harga jual harus

dapat menutupi biaya penuh ditambah dengan laba yang wajar. Harga jual

sama dengan biaya ditambah markup. Menurut Samryn (2012: 38), harga

merupakan salah satu jenis informasi penting yang diterima pelanggan

tentang suatu produk. Penetapan harga juga berhubungan dengan seluruh

(28)

B. Metode Penentuan Harga Jual

Menurut Mulyadi (2012: 17-18), metode penentuan kos produksi adalah

cara memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam kos produksi. Dalam

perhitungan unsur-unsur biaya kedalam kos produksi terdapat dua

pendekatan: full costing dan variable costing. Dalam kondisi normal, harga

jual harus mampu menutup biaya penuh dan menghasilkan laba yang

diharapkan perusahaan. Dalam keadaan khusus, harga jual produk tidak

dibebani tugas untuk menutup seluruh biaya penuh. Setiap harga jual di atas

biaya-biaya variabel telah memberikan kontribusi dalam menutup biaya tetap.

Tiga metode penentuan harga jual yang biasanya digunakan oleh

perusahaan: Penentuan harga jual dalam keadaan normal, penentuan harga

jual dalam cost-type contract, penentuan harga jual pesanan khusus, dan

penentuan harga jual produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan yang

diatur dengan peraturan pemerintah. Dalam keempat penentuan metode

penentuan harga jual tersebut, biaya merupakan titik tolak untuk perumusan

kebijakan harga jual (Mulyadi, 2001: 384).

C. Cost-Plus Pricing

Pendekatan umum dalam penentuan harga jual adalah menambahkan

angka perkiraan laba (mark up) pada angka harga pokok. Mark up adalah

selisih antara harga jual dan harga pokok produk. Mark up biasanya berupa

persentase tertentu dari harga pokok produk. Pendekatan ini disebut dengan

(29)

ditambahkan pada angka harga pokok untuk menentukan harga jual

(Krismiaji, 2011: 325-326).

Menurut Mulyadi (2001: 384), harga jual normal seringkali disebut

dengan istilah cost-plus pricing yaitu penentuan harga jual dengan cara

menambahkan laba yang diharapkan di atas biaya penuh masa yang akan

datang untuk memproduksi dan memasarkan produk. Harga jual berdasarkan

cost-plus pricing adalah harga jual yang ditentukan dengan menambah biaya

masa depan dengan persentase (%) mark up yang dihitung dengan formula

sebagai berikut:

Harga jual= Taksiran biaya penuh + laba yang diharapkan

Penentuan harga jual dalam keadaan normal menggunakan formula cost-plus

pricing, harga jual dihitung dengan menambahkan laba yang diharapkan

dengan biaya penuh yang bersangkutan dengan produk atau jasa. Biaya penuh

(30)

Dalam cost-plus pricing, harga jual dihitung dengan formula umum

sebagai berikut:

Biaya langsung yang berhubungan dengan

volume produk atau jasa xx

Mark up x% dari biaya langsung yang

berhubungan dengan produk atau jasa xx +

Total harga jual xx

Volume produk atau jasa xx :

Harga jual produk atau jasa per satuan xx

Persentase markup dihitung dengan formula umum sebagai berikut:

Biaya tidak langsung xx

Laba yang diharapkan xx +

Jumlah xx

Biaya langsung yang berhubungan langsung

dengan produk atau jasa xx : Persentase markup dari biaya langsung yang

berhubungan dengan produk atau jasa xx

Jika digunakan pendekatan full costing, yang diperhitungkan dalam biaya

langsung yang berhubungan dengan produk yang dimasukkan dalam formula

umum perhitungan harga jual adalah biaya produksi, sedangkan yang

diperhitungkan dalam biaya tidak langsung yang dimasukkan dalam formula

umum perhitungan markup adalah biaya non produksi(biaya administrasi dan

umum dan biaya pemasaran). Jika digunakan pendekatan variable costing,

yang diperhitungkan dalam biaya langsung yang berhubungan dengan produk

yang dimasukkan dalam formula umum perhitungan harga jual adalah biaya

variable, sedangkan yang diperhitungkan dalam biaya tidak langsung yang

dimasukkan dalam formula umum perhitungan markup adalah biaya tetap

(31)

D. Penentuan Harga Jual yang Diatur dengan Peraturan Pemerintah

Dalam penentuan harga jual normal, biaya penuh masa yang akan datang

yang dipakai sebagai dasar penentuan harga jual dihitung dengan

menggunakan salah satu pendekatan: full costing atau variable costing.

Dalam penentuan harga jual yang diatur dengan peraturan pemerintah, biaya

penuh masa yang akan datang yang dipakai sebagai dasar penentuan harga

jual tersebut dihitung dengan menggunakan pendekatan full costing saja,

karena pendekatan variable costing tidak diterima sebagai prinsip akuntansi

yang lazim. Dengan demikian formula yang digunakan untuk menetapkan

harga jual produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan yang diatur

dengan peraturan pemerintah yaitu penentuan harga jual dengan cost-plus

pricing berdasarkan pendekatan full costing (Mulyadi, 2001: 363).

E. Hotel

Dalam Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM. 86/

HK. 501/ MKP/ 2010 Bab 1 pasal 1 ayat 3, Hotel adalah penyediaan

akomodasi secara harian berupa kamar-kamar didalam 1 bangunan, yang

dapat dilengkapi dengan jasa pelayanan makan dan minum, kegiatan hiburan,

serta fasilitas lainnya. Menurut Wikipedia dalam Wiyasha (2010:5), hotel

merupakan bangunan yang menyediakan jasa kamar untuk jangka pendek,

makanan, minuman, dan jasa lain yang diperlukan dengan imbalan

(32)

Kesimpulannya adalah bahwa hotel merupakan usaha yang mencari laba

sebagai hasil akhir aktivitas bisnisnya. Oleh karena itu, manajemen hotel akan

berupaya sedemikian rupa agar tujuan ini pada akhir suatu periode dapat

tercapai. Berbagai aktivitas dilakukan oleh manajemen hotel unuk mencapai

sasaran laba yang direncanakan, diantaranya mengadakan pelatihan bagi

karyawan dan staff sehingga dapat memenuhi tingkat layanan yang

diharapkan oleh tamu, mengadakan kegiatan promosi dan pemasaran,

pengendalian biaya operasional, pengendalian lingkungan fisik hotel, dan

aktivitas-aktivitas lainnya.

1. Klasifikasi Hotel

Pengklasifikasian hotel bertujuan untuk menciptakan persaingan

bisnis yang sehat, memberikan panduan bagi tamu tentang harga dan

fasilitas serta layanan yang diberikan oleh hotel pada klasifikasi tertentu,

memberikan panduan bagi para pemilik modal jika hendak berbisnis

pada satu klasifikasi hotel, dan secara nasional memudahkan saat ingin

mengetahui kebutuhan akan hotel pada klasifikasi tertentu. Menurut

Wiyasha (2010: 6-8), klasifikasi hotel dibagi menjadi:

a. Klasifikasi Hotel Menurut Bintang

Klasifikasi hotel dilihat dari peringkat bintang dibagi menjadi 5.

Peringkat bintang memberikan petunjuk untuk kelas layanan yang

diberikan. Makin tinggi peringkat bintang suatu hotel, makin tinggi

mutu layanan serta makin lengkap fasilitas yang diberikan kepada

(33)

hanya ada 5 klasifikasi, tetapi telah terjadi perkembangan dalam

industri ini sehingga ada hotel yang mendapatkan klasifikasi bintang

lima plus diamond. Ini berarti bahwa hotel tersebut memberikan

fasilitas melampaui ketentuan pada bintang lima.

Klasifikasi menurut bintang bukan merupakan suatu yang statis.

Setiap periode tertentu pemerintah dapat mengadakan klasifikasi

ulang untuk hotel tertentu atas dasar permintaan manajemen hotel

yang bersangkutan. Bila hotel tersebut merupakan hotel yang baru

beroperasi dan belum diklasifikasi menurut bintang maka klasifikasi

yang dilaakukan adalah klasifikasi baru. Namun, jika sudah pernah

diklasifikasi sebelumnyamaka kategorinya adalah klasifikasi ulang.

Dalam klasifikasi ulang ini, bisa terjadi peringkat bintang hotel

bersangkutan meningkat karena telah menambah fasilitas sesuai

dengan ketentuan.

b. Klasifikasi Menurut Melati

Klasifikasi menurut Melati: melati 1, melati 2, dan melati 3.

Klasifikasi bintang dan melati dibedakan oleh tingkat layanan,

fasilitas hotel dan administrasi klasifikasi. Secara historis, hotel

melati adalah losmen yang telah beroperasi sebelum klasifikasi hotel

bintang diterapkan oleh pemerintah. Agar mutu layanan hotel melati

meningkat, klasifikasi diperlukan pula. Fasilitas dan layanan hotel

(34)

karena itu, harga kamar yang ditawarkan sewajarnya lebih rendah

daripada hotel berbintang.

c. Jumlah Kamar yang Dimiliki

Dikaji dari jumlah kamar yang dimiliki maka hotel dapat

diklasifikasikan menjadi:

1). Hotel Kecil, dengan jumlah kamar sampai dengan 25 kamar.

2). Hotel sedang, dengan jumlah kamar sampai dengan 100 kamar.

3). Hotel menengah, dengan jumlah kamar smpai dengan 300

kamar.

4). Hotel besar, dengan jumlah kamar sampai dengan lebih dari 300

kamar.

d. Lokasi Hotel

Dilihat dari sisi lokasi, hotel dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1). Airport hotel, terletak dekat dengan bandara.

2). City hotel, lokasi ditengah kota.

3). Commercial hotel, lokasi hotel di pusat bisnis.

4). Beach hotel, lokasi di tepi pantai.

5). Railway hotel, dekat dengan stasiun kereta api.

6). Highway hotel, dekat dengan jalan bebas hambatan.

7). Harbor hotel, berdekatan dengan pelabuhan.

(35)

e. Jenis Tamu

Dikaji dari tujuan kedatangan tamu, hotel dapat dibedakan menjadi:

1). Untuk bisnis.

2). Untuk pemeliharaan kesehatan (penyembuhan).

3). Liburan.

4). Kompetisi Olahraga.

5). Tugas kedinasan.

f. Lama Tinggal Tamu

Dikaji dari rerata lama tinggal tamu maka maka hotel dapat

diklasifikasikan menjadi:

1). Transient hotel: Bila rerata lama tinggal tamu relatif singkat,

sampai dengan 7 hari, maka hotel ini diklasifikasikan sebagai

transient hotel.

2). Residential Hotel: bila rerata lama tinggal tamu untuk jangka

waktu yang lama maka hotel ini diklasifikasikan sebagai

(36)

g. Masa Operasi Hotel

Dikaji dari sisi masa operasi hotel maka hotel dapat dikelompokkan

menjadi:

1). Hotel Musiman (Seasonal Hotel): di negara- negara yang meliliki 4

musim, hotel hanya beroperasi pada musim tertentu. Misalnya, hanya

beroperasi pada musim dingin yaitu tamu yang berolahraga ski.

2). Beroperasi Sepanjang Tahun (All Year Round): Hotel yang beroperasi

sepanjang tahun. Di Indonesia lazimnya hotel beroperasi sepanjang tahun

karena cuaca memungkinkan untuk kegiatan operasional hotel.

h. Jenis Layanan yang Diberikan

Dikaji dari jenis layanan yang diberikan, hotel dibagi menjadi:

1). Deluxe Hotel: memberikan layanan yang lengkap dan istimewa

kepada tamunya. Layanan yang luks hotel tercermin dari harga

kamar, fasilitas yang ditawarkan, dan kemampuan serta kompetensi

karyawan hotel yang tinggi dalam memberikan layanan untuk para

tamunya.

2). Ekonomi Hotel: Memberikan layanan yang terbatas, misalnya hanya

untuk layaan kamar; demikian pula, harga kamar yang ditawarkan lebih

murah serta fasilitas yang ditawarkan oleh hotel kepada tamunya juga

(37)

2. Definisi Terminologi Perhotelan

Menurut Wiyasha (2010: 500), definisi terminologi perhotelan

dijabarkan sebagai berikut:

a. Jumlah Kamar (Number of rooms in hotel): Jumlah kamar untuk dijual

kepada tamu.

b. Permanent house use: Kamar yang diperuntukkan bagi pejabat hotel

tertentu, misalnya general manager. Jumlah permanent use dikurangkan

dari jumlah kamar hotel untuk mendapatkan jumlah kamar hotel tersedia

untuk dijual.

c. Kamar tersedia untuk dijual (room available): Jumlah (1) dikurangi

jumlah (2), misalnya, jumlah kamar hotel 110, permanent house use 10

kamar; jadi, kamar tersedia untuk dijual adalah 100 kamar.

d. Kamar terhuni oleh tamu yang membayar (paid rooms occupied): Kamar

dihuni oleh tamu yang membayar untuk setiap segmen pasar, transient

regular, transient group, permanent, dan transient contract.

e. Kamar Kompliment (complimentary rooms): tamu tidak membayar

(gratis) jasa kamar yang dihuni pada saat meninggalkan hotel (check

out).

f. Kamar terhuni (rooms occupied by guests): jumlah (4) ditambah (5) di

atas.

g. Temporary house use rooms: Kamar yang diperuntukkan bagi pejabat

(38)

jumlah kamar hotel untuk mendapatkan jumlah kamar tersedia untuk

dijual (3).

h. Rooms in use: Jumlah (6) ditambah jumlah (7) di atas.

i. Rooms vacant: Kamar yang tidak terhuni dan siap untuk dijual pada

saat/ hari tertentu.

j. Rooms available for sale: Jumlah (8) ditambah jumlah (9) di atas.

k. Rooms out of order: Kamar yang tidak dapat dijual kepada tamu pada

saat/hari tertentu karena renovasi atau perbaikan-perbaikan fasilitas

kamar.

l. Rooms available: jumlah (10) ditambah jumlah (11) di atas.

3. Penentuan Harga Jual pada Hotel

Menurut Wiyasha (2014: 237), penentuan harga jual produk hotel

merupakan salah satu fungsi yang dilaksanakan oleh manajemen hotel.

Aktivitas penentuan harga jual sangat strategis karena dengan harga jual yang

kompetitif maka hotel akan bisa bertahan dalam persaingan, dan disisi lain

memberikan keuntungan bagi kelangsungan operasional hotel. Penentuan

harga jual kamar menerapkan pendekatan yang berbeda dengan pendekatan

harga jual makanan dan minuman. Pendekatan harga jual produk jasa kamar

dan restoran (makanan dan minuman) berbeda disebabkan oleh ciri produk

(39)

4. Pendekatan Penentuan Harga Jual Pada Hotel

Menurut Wiyasha (2014: 240), pendekatan harga jual terdiri dari:

a. Pendekatan Informal

Dalam menentukan harga jual dengan pendekatan informal, manajer

hanya menirukan harga yang ditawarkan pesaing, berdasarkan intuisi

manajer, dan dengan coba-coba (trial and error). Jika pendekatan

informal yang diterapkan dalam menentukan harga jual, manajer

mengabaikan struktur biaya, kualitas layanan, dan lokasi hotel.

b. Angka Pengganda Harga Pokok (Mark-up Pricing)

Pendekatan mark-up pricing lazim diterapkan untuk produk

makanan dan minuman. Dengan pendekatan ini persentase harga pokok

makanan atas harga jual diterapkan terlebih dahulu, selanjutnya

ditentukan angka pengganda harga pokoknya.

c. Formula Hubbart

Formula Hubbart yang lazim disebut dengan pendekatan bottom up

approach merupakan pendekatan dalam menentukan harga jual kamar

rerata. Dalam penerapan formula Hubbart, faktor-faktor berikut ini

dipertimbangkan:

1). Persentase laba bersih (return) yang ditentukan oleh pemilik atas

investasi yang ditanamkan pada hotel.

2). Tarif Pajak.

3). Biaya Bunga.

(40)

5). Estimasi pendapatan departemen lain selain kamar seperti

restoran, bar, dan lainnya.

6). Estimasi biaya variabel untuk setiap kamar yang terhuni.

F. Laporan Rugi-Laba Departemen Kamar

1. Penjualan Jasa Kamar

Pada Laporan rugi-laba departemen kamar dicantumkan semua

sumber penjualan jasa kamar dari transient regular, transient group,

permanent, dan penjualan jasa kamar tambahan (extraroom revenues).

Transient regular adalah tamu yang menginap untuk jangka pendek,

sampai dengan satu minggu atau biasa disebut 7 room night. Transient

group adalah tamu yang datang dalam rombongan. Tamu rombongan

dengan kontrak tertentu, seperti misalnya untuk maskapai penerbangan

tertentu yang mengirim awak pesawatnya secara berkesinambungan,

dibebankan harga kamar khusus. Permanent guests merupakan tamu

yang tinggal untuk jangka panjang sampai dengan 3 bulan dengan harga

kamar yang khusus pula dan dapat diformalkan dengan perjanjian

kontrak. Tambahan penjualan kamar dapat bersumber dari jasa extrabed

yang diberikan (Wiyasha, 2010:43-44).

2. Allowance

Allowance merupakan penyesuaian harga kamar untuk harga kamar

yang melampaui perjanjian sebelumnya. Kesalahan pembebanan harga

kamar yang terjadi pada saat tamu check-in dan diperbaiki beberapa hari

(41)

adalah istilah teknis untuk memperbaiki kesalahan pembebanan harga

kamar yang terjadi pada waktu yang lampau (kemarin atau beberapa hari

yang lalu) (Wiyasha, 2010:44).

3. Biaya-Biaya Operasional Langsung

Biaya-biaya yang terjadi pada departemen kamar dibebankan

langsung ke departemen kamar seperti gaji dan upah, employee benefits,

biaya tembikar (chinaware), bahan dipakai habis (guest supplies,

cleaning supplies, papper supplies), komisi, seragam, pelatihan

(training), dan biaya reservasi (Wiyasha,2010:44)

G. Rumus Tingkat Hunian Kamar

Menurut Wiyasha (2010:501), Presentase tingkat hunian kamar:

1. Transient Regular= (NPRO Trans Reg:Rooms Available) x 100%

2. Transient Group= (NPRO Trans Grp:Rooms Available) x 100%

3. Permanent= (NPRO Permanent:Rooms Available) x 100%

4. Paid Occupancy= (Paid Room Occupied:Rooms Available) x 100%

5. Complimentary= (Complimentary Room:Rooms Available) x 100%

6. Guest Occupancy= (Rooms Occupied by Guests:Rooms Available) x 100%

7. Temporary House Use= (Temporary House Use Rooms:Rooms Available) x 100%

8. Total Occupancy= (Rooms in Use:Rooms Available) x 100%

*NPRO= Number of Paid Rooms Occupied

H. Rumus Harga Kamar Harian (Average Daily Rate)

1. Transient Regular= (Net Revenue Trans Reg:NPRO Trans Reg)

2. Transient Group= (Net Revenue Trans Grp:NPRO Trans Grp)

(42)

4. Overall= (Net Revenue:PRO)

*PRO= Paid Rooms Occupied. Trans Reg= Transient Regular. Transient Grp= Transient

Group. Net Revenue= Revenue less allowances.

I. Biaya

Menurut Mulyadi (2005: 8), biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi,

yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan

akan terjadi untuk tujuan tertentu. Konsep biaya telah berkembang sesuai

dengan kebutuhan akuntan, ekonom, dan insinyur. Akuntan telah

mendefinisikan biaya sebagai “suatu nilai tukar, pengeluaran, atau

pengorbanan yang dilakukan untuk menjamin perolehan manfaat.

Biaya dapat digolongkan menjadi biaya produksi dan non produksi.

Menurut Iman (2013: 57), biaya produksi merupakan biaya-biaya yang

dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk. Biaya produksi

membentuk harga pokok produksi yang digunakan untuk menghitung harga

pokok produk jadi dan harga pokok produk yang pada akhir periode

akuntansi masih dalam proses. Sedangkan biaya non produksi merupakan

biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan non produksi, seperti kegiatan

pemasaran dan kegiatan administrasi umum. Biaya non produksi

ditambahkan pada harga pokok produksi untuk menghitung total harga

(43)

1. Perilaku Biaya

Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan

perubahan volume aktivitas dibagi menjadi:

a. Biaya Variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding

dengan perubahan volume kegiatan. Contoh biaya variable adalah biaya

bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.

b. Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan

perubahan volume kegiatan. Biaya semi variabel mengandung unsur

biaya tetap dan unsur biaya variabel.

c. Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkatvolume kegiatan

tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi

tertentu.

d. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume

kegiatan tertentu. Contoh biaya tetap adalah gaji direktur produksi.

2. Biaya Dihubungkan dengan Identifikasi Produk

Menurut Wiyasha (2014: 195), biaya bila dihubungkan dengan bisa

tidaknya diidentifikasikan dengan produk yang dihasilkan dapat

diklasifikasikan menjadi biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak

langsung (indirect cost).

a. Biaya Langsung (Direct Cost)

Biaya langsung merupakan biaya yang dapat diidentifikasikan

langsung dengan produk yang dihasilkan. Contoh yang paling jelas

(44)

diidentifikasikan langsung dengan produk makanan yang dihasilkan. Bila

tidak ada produk yang dihasilkan maka tidak akan terjadi harga pokok

makanan.

b. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)

Biaya tidak langsung merupakan biaya yang tidak dapat

diidentifikasikan langsung dengan produk yang dihasilkan. Walaupun

tidak ada produk yang dihasilkan, biaya ini tetap terjadi. Contoh adalah

biaya listrik, walaupun tidak ada produk makanan yang dihasilkan biya

ini tetap terjadi, terutama untuk menjaga agar alat penyimpanan makanan

tetap dapat berfungsi dengan baik, yaitu menyimpan makanan agar tahan

lebih lama.

3. Daftar Biaya dan Harga Pokok pada Kamar Hotel

Menurut Wiyasha (2010: 91-97), daftar rekening biaya dan harga pokok

yang berkaitan pada kamar yaitu:

a. Biaya Operasional Departemen

1). Kamar-kantor depan: Gaji dan upah, pemesanan kamar, komisi,

pakaian seragam, kesejahteraan karyawan, alat tulis kantor, biaya

lain.

2). Kamar-tata graha: Gaji dan upah, tembikar dan gelas, pakaian

seragam, lena, kesejahteraan karyawan, bahan pembersih, alat tulis

kantor, biaya lain.

b. Biaya Operasional Tidak Terdistribusikan: Biaya pemrosesan data, biaya

(45)

biaya pemeliharaan dan energy, management fee, biaya sewa dan

leasing, biaya pajak, biaya asuransi, biaya bunga.

4. Biaya Dihubungkan Dengan Rentang Pengendalian

Menurut Wiyasha (2010: 192-193), bila dihubungkan dengan rentang

pengendalian dalam akuntansi pertanggungjawaban, biaya dapat

diklasifikasikan menjadi yang dapat dikendalikan (controllable), dan yang

tidak dapat dikendalikan (uncontolable).

a. Biaya yang Dapat Dikendalikan (Controlable)

Biaya yang dapat dikendalikan adalah biaya yang menjadi tanggung

jawab manajer yang bersangkutan. Misalnya, harga pokok makanan

adalah tanggung jawab seorang Food and Beverage Manager, Karenanya

harga pokok makanan dapat dikendalikan oleh manajer tersebut.

Demikian pula halnya untuk biaya yang dipakai habis di kamar (room

supplies) merupakan tanggung jawab seorang Executive House Keeper,

karenanya merupakan biaya yang dapat dikendalikan oleh Executive

House Keeper tersebut. Biaya-biaya yang dapat dikendalikan oleh

(46)

b. Biaya yang Tidak Dapat Dikendalikan (Uncontrolable)

Biaya-biaya ini tidak dapat dikendalikan oleh seorang manajer

departemen (department heads) karena berada di luar kendalinya. Biaya

bunga jangka pendek, misalnya, dapat dikendalikan oleh seorang

General Manager, namun tidak dapat dikendalikan oleh seorang

Restaurant Manager. Biaya bunga ini merupakan biaya yang tidak dapat

dikendalikan oleh Restaurant Manager karena berada di luar

pengendaliannya, sebaliknya merupakan biaya yang dapat dikendalikan

(47)

26

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus yaitu penelitian yang

dilakukan terhadap objek tertentu. Data yang diperoleh kemudian diolah dan

dievaluasi, selanjutnya ditarik suatu kesimpulan. Hasil penelitian dan

kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku untuk perusahaan yang

bersangkutan.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

a. Manajer Kantor Front Office

b. Kepala Bagian Keuangan

2. Objek Penelitian

Penentuan tarif sewa kamar pada Hotel Gedong Kuning Yogyakarta.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Hotel Gedong Kuning Jl. Gedong Kuning utara

no.82A, Kota Yogyakarta, DIY.

2. Waktu Penelitian

(48)

D. Teknik Pengumpulan data

1. Wawancara

Teknik ini digunakan penulis dalam mengumpulkan data tentang

penentuan tarif sewa kamar dengan cara mengajukan beberapa

pertanyaan secara langsung kepada subjek penelitian. Data yang dicari

dengan teknik ini adalah langkah-langkah penentuan tarif sewa kamar

hotel, faktor-faktor yang menjadi pertimbangan penentuan tarif sewa

kamar, Persentase pengembalian laba yang diharapkan terkait dengan

penjualan kamar.

2. Dokumentasi

Teknik ini digunakan penulis dalam pengumpulan data dengan cara

mengumpulkan dan mempelajari dokumen atau catatan mengenai

penentuan tarif sewa kamar. Data yang dicari dengan teknik ini adalah

gambaran umum perusahaan, data mengenai taksiran biaya kamar hotel

yang akan terjadi, data jumlah kamar setiap tipe yang tersedia untuk

dijual, data mengenai tingkat hunian kamar pada masing-masing tipe,

(49)

E. Teknik Analisis Data

Untuk menjawab rumusan masalah, maka langkah-langkah yang dapat

dilakukan adalah:

1. Mendeskripsikan langkah-langkah penentuan tarif sewa kamar hotel

berdasarkan data mengenai penentuan tarif sewa kamar pada hotel.

2. Menentukan tarif sewa kamar hotel dengan menggunakan metode

cost-plus pricing pendekatan full costing.

a. Berdasarkan data mengenai biaya kamar, lalu mengelompokkan

biaya menjadi biaya langsung dan biaya tidak langsung.

Biaya langsung meliputi: Gaji dan upah, pemesanan kamar, komisi,

pakaian seragam, kesejahteraan karyawan, alat tulis kantor, bahan

pembersih kamar, biaya bahan habis pakai, penyusutan gedung,

biaya pemeliharaan peralatan kamar, biaya laundry.

Biaya tidak langsung meliputi: Biaya pemrosesan data, biaya sumber

daya manusia, biaya administrasi dan umum, biaya pemasaran, biaya

pemeliharaan dan energy, management fees, biaya sewa dan leasing,

(50)

b. Mengalokasikan Biaya langsung dan biaya tidak langsung ke setiap tipe

kamar hotel berdasarkan jumlah kamar, luas lantai kamar, dan tingkat

hunian kamar.

Jenis Biaya Dasar Alokasi

Biaya Langsung: Biaya bahan habis pakai Penyusutan gedung

Biaya pemeliharaan peralatan kamar

Biaya laundry

Biaya Tidak Langsung:

Biaya pemrosesan data Biaya Sumber Daya Manusia Biaya administrasi dan umum Biaya pemasaran

Biaya pemeliharaan dan energy Management fees

Biaya sewa dan leasing Biaya pajak

kamar hotel, maka selanjutnya menghitung total biaya langsung dan biaya

(51)

x100%

d. Kemudian menghitung persentase mark up setiap tipe kamar dengan rumus:

Elemen Biaya Biaya

Langsung Biaya bahan habis pakai Penyusutan gedung

Biaya pemeliharaan peralatan kamar Biaya laundry

Biaya pemrosesan data Biaya Sumber Daya Manusia Biaya administrasi dan umum Biaya pemasaran

Biaya pemeliharaan dan energy Management fees

(52)

e. Penentuan tarif sewa kamar hotel per tipe kamar berdasarkan pendekatan

full costing dengan cara:

Perhitungan Tarif kamar:

Biaya Langsung xx

Mark up (% mark up x biaya langsung) xx +

Jumlah harga jual xx

Jumlah hari hunian kamar xx : Tarif kamar per malam xx

3. Setelah diketahui tarif sewa menurut metode cost-plus pricing pendekatan full

costing, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah membandingkan

langkah-langkah penentuan tarif dan menghitung selisih tarif sewa kamar menurut

hotel dan metode cost- plus pricing pendekatan full costing untuk setiap tipe

(53)

32

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Hotel Gedong Kuning Yogyakarta

Hotel Gedong Kuning didirikan sejak tahun 1995 yang berlokasi tidak

jauh dari sentra kerajinan perak Kotagede Daerah Istimewa Yogyakarta.

Perusahaan ini merupakan perusahaan perseorangan yang didirikan dan

dikelola oleh pengusaha muda, Bapak Risdanantyo. Ketika mendirikan Hotel

Gedong kuning, kala itu beliau masih duduk di bangku SMA. Ketika pertama

kali berdiri, hotel ini baru hanya memiliki fasilitas 6 kamar saja. Tetapi

seiring waktu berjalan, saat ini hotel Gedong Kuning telah memiliki fasilitas

15 kamar yaitu 4 kamar dengan tipe fasilitas AC dan TV, lalu 11 kamar

dengan tipe fasilitas Fan dan TV.

Hotel Gedong Kuning berdiri di atas tanah yang diwariskan dari orangtua

Bapak Risdanantyo seluas 2500 meter persegi. Menurut beliau, pada saat itu

jumlah hotel di Yogyakarta masih tergolong sedikit sehingga usaha

mendirikan hotel menjadi peluang usaha yang tentu akan sangat

menguntungkan, juga dapat membuka peluang kerja bagi karyawan hotel.

Rencana untuk mendirikan hotel pada saat itupun tidak menemui hambatan

yang berarti, termasuk dalam hal perijinan justru mendapatkan dukungan dari

pemerintah dalam rangka meningkatkan jumlah wisatawan di Yogyakarta

saat itu.

Hingga saat ini hotel Gedong Kuning termasuk dalam kategori hotel

(54)

Hotel ini dengan memberikan pelayanan yang terbaik dan menawarkan tarif

kamar yang sangat bersaing dengan hotel sejenis. Walaupun demikian, dilihat

dari sisi tingkat hunian kamar, hotel Gedong Kuning memang hampir tidak

pernah sepi pengunjung mengingat letaknya yang strategis, harganya yang

terjangkau, dan mengingat jumlah hotel di area sekitar masih sangat sedikit.

B. Tujuan Pendirian Hotel

Tujuan Utama pendirian hotel ini adalah untuk membuka peluang usaha

atau bisnis. Dunia bisnis adalah dunia yang penuh tantangan dan resiko

tinggi, sehingga orang-orang yang akan masuk ke dalam dunia bisnis dituntut

untuk memiliki keahlian dan keterampilan yang baik, mempunyai wawasan

yang luas, mampu dan sanggup menghadapi segala resiko, tidak pantang

menyerah, senang dan tertarik akan hal-hal baru. Dunia bisnis sangat erat

sekali dengan resiko, oleh karena itu dalam dunia bisnis sering terdapat istilah

“siapa yang kuat dialah pemenang”. Istilah seperti ini bisa juga dikenal

dengan sebutan hukum rimba.

Dengan memanfaatkan peluang bisnis yang ada maka diharapkan

berdirinya hotel Gedong Kuning ini akan mendatangkan keuntungan yang

semaksimal mungkin. Selain tujuan tersebut pendirian hotel ini bertujuan

untuk mendukung pemerintah untuk menyediakan akomodasi berupa

penginapan atau hotel dalam rangka mengembangkan kota Yogyakarta

(55)

C. Lokasi Hotel Gedong Kuning Yogyakarta

Hotel Gedong Kuning berlokasi di jalan Gedong Kuning utara No. 82A

Daerah Istimewa Yogyakarta. Hotel ini memiliki letak yang strategis karena

dekat dengan tempat-tempat wisata dan juga sentra industri kerajinan perak

Kotagede.

Gambar 4.1

Denah Lokasi Hotel Gedong Kuning Yogyakarta

Keterangan:

A: Kebun Bintang Gembiraloka B: Jogja Expo Center

C: Kantor PLN

(56)

D. Alasan Pemilihan Lokasi

Adapun alasan pemilihan lokasi hotel Gedong Kuning Yogyakarta di

jalan Gedong Kuning Utara no 82A Daerah Istimewa Yogyakarta ini karena

lokasinya sangat strategis. Lokasi hotel ini dekat dengan tempat-tempat

wisata seperti kebun binatang Gembiraloka, Jogja Expo Center, selain itu

juga dekat dengan sentra industri kerajinan perak Kotagede. Selain itu kondisi

lalu lintas sekitar masih tergolong lancar dan tidak terlalu ramai sehingga

sangat cocok bagi wisatawan yang menginginkan tempat penginapan dengan

suasana yang nyaman dan tenang.

Alasan lain mengenai pemilihan lokasi tersebut untuk dijadikan hotel

adalah untuk memanfaatkan lahan atau tanah yang diwariskan dari orangtua

Bapak Risdanantyo. Mengingat lahan atau tanah yang tersedia cukup luas,

maka keputusan untuk mendirikan hotel tersebut merupakan keputusan yang

tepat dan berani. Seiring dengan berjalannya waktu, kini akses jalan menuju

hotel ini juga semakin mudah, ditambah lagi dengan tersedianya halte bus

trans jogja yang terletak hanya beberapa meter saja dari lokasi hotel, tentu

semakin memudahkan wisatawan untuk menjangkau hotel ini.

E. Struktur Organisasi

Perusahaan dalam mencapai tujuannya memerlukan suatu organisasi

yang baik. Dengan organisasi yang baik tersebut maka usaha-usaha yang

dijalankan akan menjadi semakin efektif dan efisien. Dengan struktur

organisasi yang jelas maka karyawan akan mengetahui tugas dan

(57)

Namun dalam penerapannya bagi perusahaan dengan skala kecil, struktur

organisasi nampaknya masih menjadi hal yang belum begitu mendapatkan

perhatian khusus dari pemilik perusahaan. Hal ini dikarenakan keterbatasan

sumber daya yang dimiliki perusahaan yakni berkitan dengan sumber daya

manusia dan sumber daya ekonomi perusahaan. Begitupun sama halnya

dengan yang terjadi di hotel Gedong Kuning Yogyakarta. Struktur organisasi

yang ada di hotel ini masih sangat sederhana. Meskipun demikian hotel ini

nyatanya juga mampu mempertahankan usahanya selama 20 tahun dengan

sumber daya manusia yang ada serta pembagian tugas masing-masing

personil menurut cara mereka sendiri. Berikut ini merupakan keterangan yang

lebih jelas mengenai tugas dan tanggungjawab masing-masing jenjang

jabatan dalam departemen:

1. Manager

Manager bertanggung jawab atas operasional Hotel Gedong Kuning

secara keseluruhan yaitu: melaksanakan strategi penjualan kamar,

menganalisa penjualan kamar, mengkoordinasi operasional seluruh seksi

Hotel.

2. Front Office

Front Office yang meliputi receptionist hotel bertanggungjawab penuh

atas operasional Front Office secara keseluruhan yaitu: menerima tamu,

memberikan keterangan yang dibutuhkan tamu, melakukan pencatatan

(58)

3. House Keeping

House keeping department yang ada pada hotel Gedong Kuning meliputi

room boy, kitchen staff bertugas untuk: berkoordinasi dengan front office

mengenai penempatan kamar, mengecek semua persiapan kamar-kamar(

perlengkapan, kerapian, dan kebersihan), menyiapkan sarapan, minuman

untuk tamu hotel.

4. Security

Security bertanggung jawab atas keamanan keseluruhan lingkungan

hotel.

Gambar 4.2

Struktur Organisasi Hotel Gedong Kuning Yogyakarta

F. Personalia

Hotel sebagai industri yang menjual jasa dalam memilih karyawan tentu

saja berbeda dengan perusahaan jasa lain yang sifatnya hanya menghasilkan

barang. Sebagai karyawan hotel sepantasnya mempunyai penampilan yang

rapi, sifat ramah tamah yang tinggi, senang membantu orang lain, dan Manager

Front Office

House Keeping

Reception

Security

(59)

mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik. Hal ini diperlukan supaya

tingkat pelayanan hotel menjadi semakin memuaskan bagi wisatawan ataupun

tamu yang menginap pada hotel.

Pada saat ini hotel Gedong Kuning Yogyakarta memiliki karyawan

sebanyak 6 orang. Karyawan tersebut bekerja sesuai dengan bidangnya

masing-masing. Namun mengingat terbatasnya jumlah pegawai, maka dalam

kondisi tertentu karyawan juga dituntut untuk mampu merangkap beberapa

bidang pekerjaan dengan tujuan untuk menunjang kelancaran operasional

hotel.

Tabel 4.1

Keterangan Jumlah Karyawan Hotel Gedong Kuning per 31 Desember 2014

No Jabatan Jumlah Karyawan

1

Hotel Gedong Kuning Yogyakarta mempunyai hari kerja yaitu hari Senin

sampai minggu dengan menggunakan sistem kerja paruh waktu sebagai

berikut:

Shift pagi: pukul 07.30-15.00 WIB

Shift siang: pukul 15.00-23.00 WIB

(60)

Hotel Gedong Kuning Yogyakarta juga memberikan jam istirahat bagi

karyawannya tetapi terdapat peraturan yang khusus karena

sewaktu-waktu karyawan tersebut dibutuhkan untuk melayani tamu.

2. Pengupahan dan Penggajian

Mengenai besarnya upah yang diberikan setiap bulannya untuk tiap-tiap

keryawan adalah mengacu pada Upah Minimum Regional (UMR) yang

merupakan gaji pokok. Disamping gaji pokok tersebut karyawan juga

menerima bonus yang disebut service. Besarnya service ini diberikan

sesuai dengan keadaaan hotel itu sendiri. Selain itu karyawan juga

dipersilakan menerima tip dari tamu atas jasa yang mereka berikan.

G. Fasilitas dan Jasa-jasa yang diberikan

1. Fasilitas

Hotel adalah perusahaan yang menyediakan jasa dalam bentuk

penginapan, hidangan serta fasilitas lain.

a. Fasilitas fisik

Meliputi: kamar, tempat tidur, AC, TV, Fan, taman, area parkir,

dapur, toilet, lobby, private terrace.

b. Fasilitas operasional

Meliputi: Organisasi, tenaga kerja, house keeping, keamanan,

(61)

2. Jasa

Adapun jasa yang ditawarkan oleh hotel Gedong Kuning Yogyakarta

dan fasilitas yang tersedia adalah:

a. Kamar

Kamar dan fasilitas yang tersedia di hotel Gedong kuning

Yogyakarta sebanyak 15 kamar, dengan perincian 11 kamar dengan

tipe Fan TV dan 4 kamar dengan tipe AC TV.

Tabel 4.2

Keterangan mengenai Kamar Hotel Gedong Kuning Tahun 2014

Keterangan AC/TV Fan/TV

Jumlah kamar 4 11

Luas kamar (m2) 25 25 Jumlah Hunian 512 1869 Harga (Rp) 200.000 150.000

(Sumber: Hotel Gedong Kuning)

Adapun fasilitas-fasilitas yang disedikan pada kamar adalah sebagai

berikut:

- AC

- Fan

- TV

- Kamar mandi dalam

- Breakfast (Optional)

(62)

b. Lobby

Dipergunakan untuk ruang tunggu para tamu, khususnya tamu yang

sedang menunggu kamar yang akan ditempati ataupun tamu yang

sedang menunggu jemputan.

c. Dapur

Dipergunakan untuk menyiapkan hidangan sarapan ataupun

minuman yang dipesan oleh tamu hotel.

H. Permodalan

Dalam pengembangan usaha hotel Gedong Kuning Yogyakarta tidak

mengalami kesulitan keuangan atau dana yang dibutuhkan karena

menggunakan modal sendiri. Modal awal untuk mendirikan hotel Gedong

kuning bersumber dari dana atau uang pensiun dari orangtua Bapak

Risdanantyo ditambah dengan keuntungan berjalan yang diperoleh hotel.

Dengan demikian hotel Gedong Kuning Yogyakarta mampu mengembangkan

usahanya menjadi semakin baik.

I. Pemasaran

Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, maka hotel

Gedong Kuning Yogyakarta menggunakan saluran pemasaran yang sesuai

dengan usahanya dalam memasarkan jasa penginapan, diantaranya:

1. Hotel Gedong Kuning melakukan kegiatan pemasaran melalui, via online

(63)

2. Dengan meningkatkan pelayanan, misalnya dengan memberikan

pelayanan yang cepat dan diutamakan sikap ramah tamah dari para

pegawai demi menciptakan kesan yang baik dan memuaskan bagi para

(64)

43

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Perbandingan Tarif Sewa Kamar Menurut Hotel dan Menurut Metode

Cost-Plus Pricing Pendekatan Full Costing

Dalam menganalisis data ini menggunakan teknik komparatif, yaitu

membandingkan antara hasil temuan di lapangan dengan teori yang ada.

Adapun langkah-langkah membandingkan penentuan tarif sewa kamar

menurut hotel dan menurut metode cost-plus pricing pendekatan full costing

adalah:

1. Mendeskripsikan langkah-langkah Penentuan Tarif menurut Hotel

Gedong Kuning

Hotel dalam menetapkan tarif sewa kamar berdasarkan suatu

kebijakan harga baik dari pihak manajemen hotel sendiri maupun

berdasarkan rentang harga yang telah ditetapkan oleh Perhimpunan Hotel

dan Restoran Indonesia sesuai dengan predikat bintang dan non bintang

yang disandangnya.

Kebijakan harga dari pihak pengelola Hotel Gedong kuning yaitu

pendapatan yang diperoleh dapat menutup biaya yang telah dikeluarkan

Gambar

Tabel 5.17
Gambar 4.1 Denah Lokasi Hotel Gedong Kuning Yogyakarta  ............................. 34
Gambar 4.1 Denah Lokasi Hotel Gedong Kuning Yogyakarta
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Hotel Gedong Kuning Yogyakarta
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh perbedaan penetapan tarif jasa kamar hotel terhadap pendapatan jasa sewa kamar (studi kasus pada the cipaku garden hotel bandung).. Universitas pendidikan indonesia |

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan penentuan tarif tetapi tidak ada perbedaan antara tarif layanan akses internet menurut perusahaan dengan metode

Berdasarkan kajian teoritis dan studi-studi terdahulu maka dapat ditarik kesimpulan sementara (Hipotesis) bahwa perbedaan perhitungan tarif pada suatu produk atau

dengan tarif jasa sewa kamar yang ditentukan oleh Hotel Pousada

Hal ini dibuktikan oleh Happy First Asih Trisnani (Asih) dalam skripsinya yang berjudul “Evaluasi Penentuan Tarif Sewa Kamar Hotel”. Asih melakukan penelitian di tempat yang

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang akurat dari proses pendekatan Activity Based Costing dalam menghasilan harga sewa kamar hotel pada Hotel

ANALISIS PERHITUNGAN TARIF SEWA GEDUNG DENGAN METODE COST PLUS PRICING PENDEKATAN VARIABLE COSTING (Studi Kasus Gedung Graha Sepuluh Nopember

Dari hasil analisis data perhitungan penentuan tarif pemasangan iklan yang di hitung menggunakan metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing sebesar Rp 7.819,42 sedangkan